IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MA NEGERI KARANGANYAR SKRIPSI. Diajukan untuk memperoleh Gelar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MA NEGERI KARANGANYAR SKRIPSI. Diajukan untuk memperoleh Gelar"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MA NEGERI KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh : WISNU FACHRUDIN SUMARNO JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017 i

2 ii

3 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MA NEGERI KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh WISNU FACHRUDIN S NIM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 MOTTO ف ب أ ء ا ل ء ز ب ك و ات ك ر ب اى Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (ArRahman:13) Jika kita melihat sesuatu dengan positif, maka semuanya akan terlihat baik. Sebaliknya, jika kita melihat sesuatu dengan negatif, maka semuanya yang tampak adalah kejelekan. vii

8 PERSEMBAHAN Untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Marno dan Ibu Sumiyem selaku yang tiada henti mendo akan. Untuk Abah Kyai Muhammad Nafi an Alimaliki yang selalu memberi wejangan. Kakak saya Saiful Anwar serta adik-adik saya Yogi Ibnu Syarifudin dan Salma Himatul Auliya yang selalu memberi motivasi. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi. Para dosen, teman-teman PAI angkatan Teman-teman futsal Rebonan fc yang selalu memberi keceriaan. Serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. viii

9 KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Tidak lupa, shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, yang senantiasa telah kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yag telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada: 1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. 2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.. 3. Ketua Jurusan PAI dan dosen pembimbing akademik Ibu Siti Rukhayati, M.Ag 4. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. yang telah memberikan saran, pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan. ix

10 5. Seluruh dosen FTIK beserta karyawan. 6. Bapak Marno dan Ibu Sumiyem selaku orang tua yang tiada henti mendo akan. 7. Abah Kyai Muhammad Nafi an Alimaliki yang yang selalu memberi wejangan. 8. Kakak saya Saiful Anwar serta adik-adik saya Yogi Ibnu Syarifudin dan Salma Himatul Auliya yang selalu memberi motivasi. 9. Bapak Siwiyono dan Bapak Muhammad Ihsan P selaku Waka kurikulum dan guru PAI di MA Negeri Karanganyar beserta guru-guru lain serta muridmurid yang telah membantu untuk memberikan informasi. 10. Teman-teman PAI angkatan Penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri. Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis harapkan dari pembaca guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Dan semoga skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Salatiga, 19 September 2017 Wisnu Fachrudin S NIM x

11 ABSTRAK Sumarno, Wisnu Fachrudin Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing: Drs. Bahroni, M. Pd. Kata Kunci: Implementasi Pendekatan Saintifik Pendidikan merupakan aspek penting sebagai investasi sumberdaya manusia. Selain untuk menyokong kemajuan bangsa pendidikan juga berguna untuk kemajuan umat. Dalam kurikulum 2013 digunakan implementasi pendekatan saintifik yang mana itu akan mengasah keterampilan siswa dalam memahami materi karena materi bukan hanya didapat dari guru saja tetapi dicari sendiri oleh siswa bisa dari mana saja. Selain itu siswa juga diajarkan pentingnya pembelajaran elaborasi dan kerjasama. Implementasi pendekatan saintifik ini seperti yang dilaksanakan dalam pembelajaran di MA Negeri Karanganyar yang salah satunya adalah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Karena Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa kemasa dalam hal beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah. Dalam hal ini penelitian memberikan batasan masalah hanya pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang diteliti agar penelitian lebih fokus. Penelitian ini difokuskan pada implementasi pembelajaran saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dan mendeskripsikan kendala implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study) pada Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kendala dalam menerapkan implementasi pendekatan saintifik terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah minimnya tingkat pemahaman siswa, rendahnya motivasi dan minat belajar, serta tekanan waktu bagi guru. xi

12 DAFTAR ISI HALAMAN BERLOGO..... i HALAMAN JUDUL.... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.... v HALAMAN MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRAK.... x DAFTAR ISI... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Folus Penelitian... 7 C. Pertanyaan penelitian... 7 D. Tujuan Penelitian... 8 E. Manfaat Penelitian... 8 F. Sistematika Penulisan... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulu B. Pendekatan Saintifik C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaa Islam xii

13 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Sumber Data C. Prosedur Pengumpulan Data D. Analisis Data E. Pengecekan Keabsahan Data F. Tahap-Tahap Penelitian BAB IV PAPARAN DATA A. Deskripsi Temuan Penelitian B. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam C. Kendala-kendala Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN xiii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai investasi sumberdaya manusia dipandang sebagai variabel terpenting yang mempengaruhi tercapainya kesejahteraan umat manusia. Pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan menghasilkan sumber daya manusia menjadi lebih baik, yang akhirnya juga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia sendiri (Murni, 2010:15). Untuk mencapai tujuan tersebut, Negara dalam hal ini pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang (UUD 1945, pasal 31 ayat (3)). Pendidikan merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Untuk itu, pemerintah senantiasa berusaha untuk terus memperbaiki kualitas atau mutu pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Semakin berkualitasnya sumber daya manusia maka negara tersebut akan semakin maju. Masalah yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah rendahya mutu pendidikan baik dari guru maupun peserta didik. Sistem pembelajaran 1

15 yang terjadi kebanyakaan masih bersifat teaching center atau guru menjadi pusat pendidikan. Pendidikan yang berpusat pada satu orang mengakibatkan peserta didik kurang aktif dan inovatif belajar yang cenderung pasif, kurangnya peserta didik dalam berpartisipasi aktif, kurangnya keterampilan dalam bicara mengakibatkan peserta didik memiliki mutu keaktifan bertanya yang rendah. Rendahnya mutu belajar, motivasi, kualitas, dan segala keaktifan akan berpengaruh pada capaian daya serap materi pelajaran yang diterima peserta didik. Dalam hal ini untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah berupaya yang salah satunya yaitu dengan menerapkan kurikulum Penerapan kurikulum 2013 ini bertujuan untuk meminimalisasi peran guru atau sekolah dan menambah peran siswa sebagai pihak yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kurikulum 2013, kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan demikian tujuan pendidikan perlu dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi tersebut (Kemendikbud, 2013). Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu proses pembelajaran pada kurikulum 2013 yang di berikan untuk pendidikan dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Sebagaimana Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah mengisyarat tentang perlunya proses pembelajaran yang 2

16 dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional (Kemendikbud, 2013). Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru saja. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu berbagai sumber observasi bukan diberi tahu. Pendekatan saintifik menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerjasama di antara peserta didik dalam menyikapi setiap permasalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru sedapat mungkin menciptakan pembelajaran selain dengan tetap mengacu pada standar proses di mana pembelajarannya diciptakan dengan memuat suasana eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, juga dengan mengedepankan kondisi peserta didik yang berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Dengan demikian peserta didik akan menguasai materi yang dipelajari dengan baik dan benar (Majid, 2014:71). 3

17 Dalam kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik ini, peran guru tidak kalah pentingnya. Guru diharapkan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial dalam menunjang proses belajar mengajar. Kompetensi pedagogik mendapat penekanan khusus pada kurikulum 2013 ini karena guru harus mampu mendorong dan mengispirasi siswa untuk dapat memahami, menerapkan, dan memgembangkan pola berfikir yang rasional dan objektif dalam merspon materi pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tidak hanya mencakup satu mata pelajaran saja, peserta didik harus mempu menguasai dan memahami semua mata pelajaran yang telah diberikan guru. Salah satunya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu dari empat mata pelajaran yang terhimpun dalam Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari Alqur an-hadits, Akidah Akhlak, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri Agama No. 912 Tahun 2013 bahwa Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa kemasa dalam hal beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah (Lampiran Permenag No. 912 Tahun 2013). Sejauh ini, pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dipandang sebagai kegiatan yang membosankan. Betapa tidak, pelajaran ini kerap diajarkan secara klasikal, yakni menghafal atau sebagai pelajaran hafalan. 4

18 belajar sejarah tidak terbatas pada tingkat mengetahui dan mengingat apa yang terjadi yang meliputi 5W 1H (who/siapa, what/apa, when/kapan, where/dimana, why/mengapa, dan how/bagaimana). Siswa hanya didorong untuk menghafalkan materi bukan memahami materi Sejarah Kebudayaan Islam sehingga siswa merasa terbebani dengan materi pelajaran ini. Pembelajaran sejarah yang pada umumnya dilaksanakan selama ini lebih berkisar pada tujuan untuk mengajar tercapainya target yang dikehendaki oleh kurikulum sehingga bagaimana prosesnya tidaklah begitu mendapat perhatian serius oleh guru. Di sisi lain, pengertian secara harfiah dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh yang berarti ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang telah terjadi pada masa lampau atau pada masa yang masih ada. Manfaat ilmu tarikh untuk mengetahuai keadaan-keadaan atau kejadiankejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat (Nata, 2008: 81). Untuk itu pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peranan penting dalam kehidupan. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memungkinkan dapat mengetahui keadaan masalalu peradaban Islam yang mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi kehidupan manusia. Sejarah Kebudayaan Islam diharapkan mampu memberikan sumbangan yang besar terhadap realitas kehidupan umat islam saat ini. 5

19 Pentingnya Sejarah Kebudayaan Islam dalam kehidupan umat manusia bisa dilihat dari penceritaan beberapa kisah nabi, rasul dan umat terdahulu di dalam Alquran dalam Q.S Yusuf ayat 111 disebutkan: ل ق د ك اى ف ق ص ص ه ن ع ب س ة ل و ل ا ل ل ب ب ه اك اى ح د يث اي ف ت س ي و ل ك ي ت ص د يق ال ر ي ب ي ي ي د ي ه و ت ف ص ي ل ك ل ش ئ و ه د ي و ز ح و ت ل ق ىم ي ؤ ه ن ىى Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. ( Q.S. Yusuf (12): 111) Dengan demikian, Sejarah Kebudayaan Islam bukan hanya sekumpulan cerita yang berkaitan dengan tanggal, tokoh, dan tempat berbagai peristiwa penting terjadi, tetapi juga sarat makna dan menjadi rujukan untuk mengambil pelajaran (ibrah) dan terutama inspirasi untuk menata hari esok yang lebih baik. Mengingat pentingnya pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan kualitas pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas, untuk itu diperlukan kajian mendalam penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sehingga dapat menjembatani pembelajaran yang bermakna bagi siswa di kelas. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis implementasi pendekatan saintifik dalam Sejarah Kebudayaan Islam pada tingkat Madrasah Aliyah dan untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan saintifik tersebut. 6

20 Berawal dari latar belakang inilah peneliti mempunyai ketertarikan untuk meneliti secara mendalam tentang IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MA NEGERI KARANGANYAR. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian memberikan batasan masalah hanya pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang diteliti agar penelitian lebih fokus. Penelitian ini difokuskan pada implementasi pembelajaran saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar. Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan implementasi pembelajaran saintifik dan mendeskripsikan kendala-kendala pembelajaran saintifik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian yang dijelaskan tersebut, maka pertanyaan penelitian yang diajukan sebagai berikut. 1. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar? 2. Apa saja kendala penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar? 7

21 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. 2. Mendeskripsikan kendala implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam terutama dalam membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan Sejarah Kebudayaan Islam. b. Menambah dan memperkaya keilmuan pendekatan saintifik dalam dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, penelitian ini kiranya dapat dijadikan salah satu sarana monitoring dan evaluasi untuk dapat membantu pengembagan kualitas pembelajaran, khususnya Sejarah Kebudayaan Islam. b. Sebagai upaya untuk membelajarkan diri dalam penggunaan pendekatan saitifik dalam semua mata pelajaran, khususnya Sejarah Kebudayaan Islam. 8

22 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima kelompok dengan rincian sebagai berikut. BAB I : Pendahuluan Bab pertama menjelaskan latar belakang penelitian, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaati penelitian, kajian penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan. BAB II : Kajian Pustaka Bab kedua menjelaskan kajian pustaka yang menjadi landasan dalam memahami pembelajaran saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. BAB III: Metode Penelitian Bab ketiga membahas metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi latar belakang kontekstual, waktu penelitian, metode penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, pengujian data, dan teknik analisis data. BAB IV : Paparan Data Bab keempat membahas temuan penelitian yang diperoleh melalui studi dokumentasi, wawancara dan menganalisis pembelajaran saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 9

23 BAB V: Simpulan Bab kelima berisi kesimpulan atas analisis dari bab sebelumnya, rekomendasi, dan keterbatasan penelitian. 10

24 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulu Setelah melakukan kajian penelitian terdahulu, belum ada penelitian yang secara khusus meneliti tentang bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam akan tetapi ada beberapa skripsi yang mempunyai kemiripan dengan skripsi penulis. Diantara beberapa kajian penelitiannya yaitu: 1. Skripsi yang ditulis oleh Dewi Shinta Nuraini mahasiswa jurusan PAI Fakultas tarbiyah ilmu keguruan IAIN SALATIGA Tahun 2016 yang berjudul Penerapan Pendekatan Santific Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII Smpn 7 Salatiga Tahun Skripsi yang ditulis oleh Usriya Hidayati mahasiswa jurusan PAI Fakultas tarbiyah ilmu keguruan IAIN SALATIGA Tahun 2016 yang berjudul Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Analisis Tentang Karakter Jujur, Disiplin Dan Tanggung Jawab). B. Pendekatan Saintifik Dalam proses pembelajaran, pendekatan digunakan untuk memudahkan dalam mencapai tujuan. Sagala (2009: 68) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Adapun menurut Sanjaya (2006: 127) ialah suatu titik tolak atau sudut pandang 11

25 mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Daryanto (2014: 51) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik ialah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengontruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (mengidentifikasi atau menemukan masalah), mengumpulkan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna (Kemendikbud, 2013). Dalam Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum disebutkan bahwa proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Pudjiani, 2004:7). 12

26 1. Mengamati Proses pengamatan dilakukan melalui indera penglihatan (melihat atau membaca) dan indera pendengaran (mendengarkan atau menyimak) baik menggunakan alat maupun tidak (Pudjiani, 2014:15). Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan ini memiliki keuggulan tertentu, seperti meyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaanya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, dan mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan ialah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. 2. Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi pesera didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan, pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang meliputi konsep, hukum, prosedur, atau hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan 13

27 yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan sampai ketingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Bertanya dalam proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi. Fungsi tersebut seperti yang dikemukakan oleh W.Gulo dalam Pudjiani (2002: 102) yaitu: a. Mengembangkan minat dan keingintahuan. b. Memusatkan perhatian pada pokok masalah. c. Mendiagnosis kesulitan belajar. d. Meningkatkan keaktivan belajar peserta didik. e. Kemampuan memahami informasi. f. Kemampuan mengemukakan pendapat. g. Mengukur hasil belajar. Kriteria pertanyaan yang baik ialah singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergent, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi (Kemendikbud, 2013). 3. Mengumpulkan informasi Kegiatan mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Untuk itu peserta didik dapat 14

28 membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan objek atau fenomena dengan teliti, atau bahkan melakukan eksperimen sehingga dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Permendikbud 81 A tahun 2013 menjelaskan bahwa aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian, aktivitas wawancara dengan sumber dan sebagainya. Kompetensi yang diharapkan ialah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Kegiatan eksperimen dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Agar pelaksanaan eksperimen dapat berjalan lancar maka: (1) guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid (2) guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) perlu memperhitungkan tempat dan waktu (4) guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid (5) guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen (6) membagi kertas kerja kapada murid (7) murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secaran klasikal. 4. Mengasosiasi 15

29 Kegiatan mengasosiasi, mengolah, dan menalar dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud 81 A tahun 2013 ialah memproses informasi atau eksperimen hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan menanya. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keleluasan dan kedalam sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan ialah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedural dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 5. Mengkomunikasikan Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasi dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud 81 A tahun 2013 ialah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainya. C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 16

30 1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang artinya pohon. Kalau kita gambarkan secara sistematis memang sejarah hampir sama dengan pohon; bermula dari sebuah bibit, mempunyai cabang dan ranting, bertumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Kata sejarah seirama dengan kata silsilah, kisah, dan hikayat; yang semuanya itu berasal dari bahasa Arab. Istilah lain untuk sejarah ialah tarikh, berasal dari akar kata taurukh yang berarti pemberitahuan tentang waktu, dan kata tarikh asy syaya i kadang kala berarti tujuan dan masa berakhirnya suatu peristiwa (Munir, 2014: 1).. Dalam bahasa barat, sejarah disebut histoire (Prancis), historie (Belanda), dan history (Inggris). Bahasa Yunani yaitu istoria yang berarti ilmu. Namun secara istilah, berarti masa lampau umat manusia. Sedikit berbeda dengan bahasa-bahasa tersebut, sejarah dalam bahasa Jerman disebut geschihte, berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi. Dalam pengertian lain sejarah ialah catatan-catatan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau atau kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia (Munir, 2014: 1-2).. Sementara itu sejarawan muslim Ibnu Khaldun, berpendapat bahwa sejarah ialah catatan tentang perubahan-perubahan, solidaritas, revolusi, dan pemberontakan sebagai akibat timbulnya negara, kegiatan, dan kedudukan 17

31 sosial yang bermacam-macam untuk mencapai penghidupan, ilmu pengetahuan dan perubahan (Munir, 2014: 2). Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan, dan norma. Sedangkan daya berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian kebudayaan ialah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah kebudayaan sering dikaitkan dengan istilah peradaban. Perbedaanya ialah kebudayaan lebih banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi, dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi (Wikipedia). Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemempuankemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat (Wikipedia). 18

32 Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi kebudayaan ialah sarana, hasil karya, rasa dan cipta masyarakat (Wikipedia). Apabila dikaitkan dengan Islam, maka kebudayaan Islam ialah hasil karya, karsa cipta umat Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai Islam yang bersumber hukum dari Alquran dan Sunnah Nabi. Islam berasal dari bahasa Arab yaitu aslama-yuslimu-islama yang artinya selamat. Meurut istilah Islam ialah agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam (Marromah, 2014: 34). 2. Dasar Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai pelajaran yang wajib sejarah juga sudah diajarkan di dalam ayatayat Alquran yang dikisahkan sebagai umat terdahulu untuk mendapat pelajaran yang bisa diambil di masa yang sekarang dan yang akan datang seperti yang di jelaskan dalam surat At Taha ayat 126: أ ف ل ن ي ه د ل ه ن ك ن أ ه ل ك ن اق ب ل ه ن ه ي ال ق س وى ي و ش ىى ف ه س اك ن ه ن إ ى ف ذ ال ك ل ي اث ل و ل الن ه Artinya: maka tidaklah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Q.S. Taha (20):126 19

33 3. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam a. Proses lahir Lahirnya Bani Umayyah tahun 40 Hijriyah oleh Muawiyah Bin Abi Sufyan di kota kecil Illiyat di wilayah Yerusalem, diperkirakan oleh para pakar sejarahwan sebagai sabotase terhadap pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dari pemerintahan terakhir khulafaurrasyidin. Karena pengangkatan Ali oleh mayoritas masyarakat Islam mengganti khalifah Usman tidak pernah disetujui oleh pihak Muawiyah maka berbagai cara dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan atau menghancurkan Ali dari pemerintahannya. Salah satu caranya ialah Muawiyah dan kelompoknya memfitnah Ali dengan menyebarkan isu bahwa Ali-lah yang ada di belakang terbunuhnya Usman Bin Affan. Isu ini termakan oleh beberapa pembesar di kalangan umat Islam, seperti Siti Aisyah, Zubair Bin Awwam dan Thalhah Bin Ubaidillah. Mereka mengumumkan perang terhadap Ali karena sewaktu mereka meminta pertanggungjawaban khalifah Ali akan kematian Usman Bin Affan, Ali dengan tegas mengatakan dia tidak tahu menahu tentang kematian Usman. Mereka lalu menangkat perang terhadap Ali Bin Abi Thalib dengan tujuan memaksa Ali untuk mengakui perbuatanya. Perang tersebut disebut perang jamal karena Aisyah mengendarai unta pada saat memimpin perang. Kemenangan perang berada di pihak Ali karena mayoritas masyarakat Islam mendukung Ali Bin Abi Thalib. 20

34 Kelompok Muawiyah tetap membuat propaganda untuk menghancurkan pemerintahan Ali dengan cara menghimpun kekuatan besar dengan tujuan menyerang Ali Bin Abi Thalib. Tantangan Muawiyah dijawab oleh Ali dengan mempersiapkan pasukan. Perang berkecamuk dan menelan banyak korban diantara kedua pihak yang bertikai. Perang tersebut dalam sejarah disebut dengan perang Siffin karena terjadi di wilayah kecil Siffin, sebuah wilayah perbukitan antara Madinah dengan Damaskus. Kemenangan berada dipihak Ali karena mayoritas masyarakat Islam mendukung khalifah Ali. Akan tetapi seperti pada perang sebelumnya yaitu perang jamal, Muawiyah tidak pernah menerima kemenangan khalifah Ali. Sikap tidak mau menerima kekalahan itu di wujudkan Muawiyah dengan mengajak damai khalifah Ali sampai 3 kali dengan cara membujuk dengan merobek- robek Alquran. Pada akhirnya Ali mau berdamai karena melihat Alquran dirobek-robek oleh Muawiyah. Skenario diatur oleh Muawiyah atas saran Amru Bin Ash, dan pra perdamaian dilakukan antara Muawiyah dengan Amru di pihak Ali dengan Musa Asyari. Pra perdamaian itu menyepakati untuk besuk pada saat perdamaian, Muawiyah dan Ali di umumkan diturunkan dari jabatan khalifah dan di angkat khalifah yang baru atas pilihan masyarakat Islam. Ternyata besoknya pada saat perdamaian berlangsung pada saat acara pengumuman menurunkan Muawiyah dan Ali yang berdiri giliran pertama mengumumkan adalah Abu Musa karena usianya lebih tua, dan dia mengumumkan bahwa hari ini menurunkan Ali dari kekhalifahan. 21

35 Sementara giliran kedua Amru berdiri kemudian mengumumkan bahwa karena Ali sudah diturunkan dari khalifah maka saya mengumumkan Muawiyah menjadi khalifah yang sah. Sekenario perdamaian ini disebut Arbitrase. Sikap damai Ali ternyata tidak memberi perdamaian Ali dengan Muawiyah. Kelompok Ali justru pecah menjadi 3 kelompok khawarij yang menentang keras terhadap perdamaian, syiah yang setuju dengan sikap Ali dan murjiah yang mengambil jalan tengah dengan sikap diam. Muawiyah memfungsikan kelompok keras khawarij untuk membunuh khalifah Ali dan seorang pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdur Rahman Bin Muljam pada suatu pagi setelah sholat subuh menusuk khalifah Ali. Wafatnya Ali disambut oleh pihak Muawiyah dengan suka ria, karena dengan demikian Bani Umayyah yang telah diproklamirkan pada saat 40 hijriyah akan menjadi eksis dan menjadi satu-satunya pemerintaha yang sah dalam Islam. b. Fase Fase Pemerintahan Bani Umayyah 1) Fase pembentukan dan pembinaan Dimulai dari berdirinya Bani Umayyah tahun 40 H atau 662 M sampai masa pemerintahan Walid Bin Abdul Malik khalifah ke-6 ketika Islam masuk eropa atau Andalusia yang dibawa oleh Tariq Bin Ziad tahun 711 M. Pada masa ini pembinaan peradaban Islam berjalan dengan pendekatan arabisasi (Arab Oriented) yaitu pengembangan peradaban yang berciri Arab. Pada saat itu pengembangan peradaban 22

36 didominasi ukiran-ukiran di dinding-dinding masjid dan istana yang dihiasi dengan tulisan-tulisan kaligrafi yang indah. Lagu-lagu padang pasir dari warisan arab pra Islam dipadukan dengan seni Islam yang menghasilkan lagu-lagu qosidah yang indah. Ilmu yang dikembangkan oleh Bani Umayyah pada saat itu masih yang berciri Arab asli, yaitu bahasa (Nahwu,dan Balaghah), Qiraat dan Hadis, Tafsir dan Tarikh Islam. Pada fase pertama ini perluasan wilayah berjalan sangat pesat, Islam masuk sampai wilayah-wilayah pelosok diempat benua: Asia, Afrika Eropa dan Amerika. Wilayah di imperium-imperium besar: Yunani, Romawi, Persia dan Gothia banyak yang takluk pada Islam dengan membayar upeti yang besar. Khusus imperium besar Yunani pada saat itu telah lemah dan semua wilayah telah dikuasai oleh imprerium yang baru muncul yaitu Islam Bani Umayyah. Pembinaan peradaban, ilmu dan kebudayaan serta administrasi pemerintah berkembang baru pada periode selanjutnya sementara pada periode ini para khalifah fokus pada pengembangan wilayah kekuasaan atau perluasan wilayah (Islamisasi). 2) Fase Kemajuan Dimulai dari masa khalifah ke-7 Sulaiman Bin Malik sampai masa Umar Bin Abdul Azis khalifah ke-8 dari pemerintahan Bani Umayyah. Pada fase ini Islam telah berkembang hampir di penjuru dunia, seperti dari wilayah Asia Tenggara sampai Asia Timur jauh dari 23

37 Afrika Utara sampai Andalusia dan dari India sampai Persia. Islam dibawa oleh sahabat-sahabat Nabi seperti Uqbah Bin Nafi dan Musa Bin Nusair di Afrika Utara, Saad Bin Abi Waqas di wilayah Cina dan Indonesia, Abdullah Bin Abi Sara di India dan Tariq Bin Ziad di Eropa atau Andalusia. Pada fase kedua ini perluasan wilayah Islam tetap berjalan dengan lancar, banyak wilayah baru yang ditaklukan, akan tetapi perhatian pemerintah diarahkan penuh pada pengembangan peradaban ilmu dan administrasi pemerintah. Pemerintah Bani Umayyah sedang membangun pusat-pusat kota menjadi kota satelit yang indah, masjid dan istana dibangun dalam kualitas yang baik, seta pada fase ini penemuan mata uang sebagai alat pembayaran telah ditemukan oleh khalifah Marwan Bin Hakam khalifah ke-4 Bani Umayyah. Sebagai bukti kemajuan peradaban Bani Umayyah telah berjalan dengan pusat. Pada fase ini Bani Umayyah sudah mampu menciptakan beberapa peradaban yang mempunyai kualitas tinggi, dan dapat dimanfaatkan oleh orang banyak. Bentukbentuk peradaban yang tumbuh pada masa kejayaan Bani Umayyah diantaranya: a) Ilmu pengetahuan seperti Qiraat, Nahwu, Balaghah, Tafsir, Hadis, dan Sejarah. b) Bangunan fisik seperti istana, masjid, irigasi dan jembatan. 24

38 c) Departemen pemerintahan seperti nidhamul maal/keuangan, qadi/hukum, jawatan pos, pengawal istana, ketentaraan, sekretaris, dan pengantar surat. 3) Fase Runtuh Masa ini dimulai dari masa kekuasaan Yazid Bin Abdul Malik khalifah ke-9 yang tidak bisa mengendalikan pemerintahan seperti kedua kakaknya Walid dan Sulaiman. Pada saat dia diangkat banyak terjadi pemberontakan pada khalifah Yazid tidak dapat mengendalikan pemberontakan pemberontakan tersebut, kondisi ini terjadi sampai puncaknya pada saat pengangkatan 2 khalifah dalam satu tahu berjalan yaitu putra dari khalifah Walid, khalifah ke-12 Yazid Bin Walid dan ke- 13 Ibrahim Bin Walid. Menurut para pakar sejarah Islam bahwa masa puncak lemahnya Bani Umayyah dikarenakan masyarakat benci dan marah kepada pemerintahan Bani Umayyah lantaran terjadi pengangkatan 2 khalifah dalam satu tahun pemerintahan, dan tidak segera mengambil kebijakan siapa diantara kedua putra mahkota Walid 2 itu menjadi khalifah yang sah. Sistem monarki yang dipakai dalam proses peralihan kepemimpinan di Bani Umayyah ikut memperparah kelemahan Bani Umayyah termasuk faktor paling dominan penyebab runtuhnya tahun 132 H atau tahun 670 M. Akibat dari pelaksanaan sistem monarki di Bani Umayyah selain yang disebutkan di atas juga dapat memberi peluang kepada para putra mahkota untuk melakukan penyelewengan 25

39 kekuasaan, seperti kolusi, korupsi, tidak disiplin dalam pekerjaan dan tidak dapat bertanggung jawab terhadap satu pekerjaan. Akhirnya yang terjadi adalah para pembesar lain seperti pengawal istana, perdana menteri dan para Qoodhilah yang dapat mengendalikan pemerintahan, sementara para khalifah yang berkuasa tidak dapat mengambil tindakan hukum terhadap para pelaku nepotisme, korupsi dan penyelewengan jabatan lainya. Sikap masyarakat terhadap kasus-kasus amoral di atas membuat masyarakat semakin benci dan marah pada keturunan Bani Umayyah, puncaknya dari kemarahan tersebut membuat masyarakat melakukan demonstrasi menuntut tanggung jawab para khalifah Bani Umayyah. Lemahnya Bani Umayyah pada fase ini terjadi hampir di semua wilayah kekuasaan Bani Umayyah. Sementara di luar kekuasaan Bani Umayyah sedang berkembang pesat beberapa kekuatan baru seperti Abbasiyah dan syiah di wilayah Hijaz dan Persia, Bani Fatimiyah di Mesir dan Thohiriyah di Maroko. Sedangkan kekuatan baru yang berhadapan langsung dengan Bani Umayyah adalah Abbasiyah. Peperangan yang dilancarkan kedua kekuatan ini berjalan secara terbuka hampir disemua wilayah Bani Umayyah dan pada akhirnya kekuatan Abbasiyah yang memenangkan pertempuran tersebut. Maka berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah tepat tahun 132 H atau tahun 750 M setelah kalah dalam perang Al Zab melawan keturunan Abbasiyah (Kemenag, 2015:6-10). 26

40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study) pada Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Kerangka desain penelitian ini ditunjukkan pada lampiran. Pendekatan kualitatif muncul karena terjadinya perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala (Sugiyono 2015: 205). Moleong (2015: 6) menyatakan bahwa, Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Hennink (2011) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk menguji pengalaman secara mendalam dengan menggunakan metode penelitian yang spesifik, seperti wawancara mendalam, diskusi kelompok yang terfokus, analisis konten, metode visual, dan sejarah kehidupan atau biografi. Penelitian studi kasus adalah pemeriksaan empiris atas suatu fenomena atau kasus secara lebih mendalam dan lebih khusus pada konteks yang nyata (Yin, 2014). Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mendapatkan gambaran mengenai keunikan suatu fenomena. Studi kasus 27

41 merupakan strategi penelitian yang disarankan apabila pertanyaan penelitian berbentu bagaimana dan mengapa, ketika peneliti tidak memiliki kendali terhadap fenomena yang diteliti, dan ketika penelitian berfokus pada fenomena yang cukup baru dalam konteks dunia nyata. Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk menggambarkan, membandingkan, dan mendeskripsikan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. B. Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian jika dilihat dari sumber datanya meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu berupa hasil wawancara dan dokumentasi dari siswa kelas XI, guru mapel Sejarah Kebudayaan Islam, dan kurikulum. Sumber data sekunder dari dokumen tertulis seperti, RPP sejarah dan, letak geografi, identitas, visi, dan lain-lain. Sumber data primer yaitu informan, tempat, dan peristiwa. Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung peneliti dari objek penelitian. Sumber data sekunder yaitu dari dokumen tertulis seperti, RPP sejarah dan, letak geografi, identitas, visi, dan lain-lain. C. Prosedur Pengumpulan Data 1. Teknik Pemilihan Informan Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik pengambilan sampel yang selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan 28

42 konsep teoritis yang digunakan, keingin-tahuan peneliti, dan karakteristik empiris lainnya. Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses pemusatan sumber data dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai internal sampling, tidak perlu ditentukan oleh jumlah informannya, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lengkap dan benar daripada informasi yang diperoleh dari jumlah narasumber yang lebih banyak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian mengenai Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Negeri Karanganyar ini adalah purposive sampling. Seperti penelitian kualitatif pada umumnya, penelitian ini cenderung menggunakan teknik pengambilan sampel yang selektif melalui berbagai pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Pertimbangan tertentu dalam penelitian ini terutama berhubungan dengan orang-orang yang dijadikan informan oleh peneliti. Peneliti menganggap orang-orang tersebut adalah yang paling mengerti mengenai hal-hal yang ingin diketahui, menguasai lingkup bahasan sehingga akan memudahkan peneliti dalam melakukan eksplorasi atas situasi sosial yang sedang terjadi di lapangan. 29

43 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian ini karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Yin (2014) pelaksanaan pengumpulan data terdapat enam sumber yaitu: dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi, partisipasi, dan perangkat-perangkat fisik. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang utama adalah wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian data sebagai berikut. a. Studi Dokumentasi Menurut Sugiyono (2015), dokumentasi merupakan catatan atas peristiwa yang sudah berlalu. Dengan menggunakan metode dokumentasi, peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dokumen dan informasi yang valid dan relevan terhadap permasalahan dalam penelitian. Dokumen yang dipelajari dalam penelitian ini adalah Permendikbud dan RPP. b. Observasi Metode observasi digunakan untuk mengamati dan mencari informasi mengenai Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Nasution dalam Sugiyono (2015) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan 30

44 hanya dapat bekerja berdasar data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang kecil maupun yang sangat jauh dapat diobservasi dengan jelas. Observasi yang di gunakan adalah observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan (Sugiyono, 2015:226). c. Wawancara Metode wawancara dilakukan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai Implementasi pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (In-Depth Interview). Bogdan dan Taylor (1975) menyatakan bahwa wawancara mendalam (in-depth Interview) merupakan wawancara antara peneliti dengan informan yang dilakukan berulang-ulang yang bertujuan untuk memeroleh pemahaman mengenai perspektif informan terhadap kondisi kehidupannya, pengalaman-pengalaman, serta situasi yang dihadapi. 31

45 Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pedoman wawancara semi terstruktur. Pedoman wawancara dibuat dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pedoman wawancara (terlampir) digunakan untuk menggali informasi dari subyek penelitian di MA Negeri Karanganyar. Wawancara mendalam digunakan dalam penelitian ini agar peneliti dapat menelusuri Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Informan yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Guru Sejarah Kebudayaan Islam kelas XI MA Negeri Karanganyar. 2. Siswa kelas XI MA Negeri Karanganyar. 3. Waka Kurikulum. Sugiyono (2015) menyatakan bahwa sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau objek yang diteliti, sehingga mampu membukakan pintu bagi peneliti dalam melakukan pengumpulan data. D. Analisis Data Creswell (2014) menjelaskan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menyiapkan dan mengorganisasikan data untuk analisis, kemudian mereduksi data-data tersebut menjadi tema melalui proses pengkodean dan peringkasan kode, dan terakhir menyajikan data dalam 32

46 bentuk bagan, tabel, atau pembahasan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul. Menurut Miles dan Huberman (2014) proses yang terus menerus tersebut ialah yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Proses tersebut disebut sebagai analisis data interaktif yang ditunjukkan pada gambar 3.2. Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data Interaktif (Miles dan Huberman 2014) 1. Reduksi Data Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, membuang yang tidak perlu, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema serta polanya. Sugiyono (2015, 247) menjelaskan, reduksi data adalah aktivitas merangkum data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Tabel 3.6 Tahapan Analisis Tematik 33

47 Tahapan Memahami data Proses Memahami data dilakukan dengan membaca dan mendengar rekaman berulang kali lalu mencatat hal-hal yang dianggap menarik. Menghasilkan kategori awal Mencari tema yang tepat Meninjau kembali tema yang ditemukan Mendefinisikan dan memberi nama tema Menyusun laporan Sumber: Braun dan Clarke (2013) Pengkodean dilakukan dengan memberikan label pada data penting yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Mencari tema dilakukan dengan menemukan pola dalam data yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Pada tahap ini peneliti meninjau ulang hubungan antara kode dan kesatuan data yang telah diperoleh. Pada tahap ini peneliti menuliskan dengan rinci hasil analisis setiap tema, mengidentifikasi dan membuat intisari dari tema, dan menguatkan setiap tema. Tahapan yang paling akhir akan dicapai ketika tema telah benar-benar sempurna dan melibatkan analisis akhir dari laporan yang akan dibuat. Laporan yang dibuat baik untuk publikasi maupun untuk keperluan penelitian yang bertujuan untuk memaparkan data yang kompleks kepada pembaca. Data tersebut harus bisa meyakinkan pembaca mengenai validitas analisis data yang digunakan dalam penelitian. Reduksi dalam penelitian kualitatif sangat dibutuhkan karena data yang dimiliki sangat beragam. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Proses reduksi data dalam penelitian ini dilakukan ketika melakukan transkrip wawancara. Informasi yang ada dalam hasil wawancara tentu banyak dan sangat kompleks 34

48 sehingga perlu adanya reduksi data agar peneliti fokus pada pokok permasalahan. Reduksi data dalam penelitian ini menggunakan analisis tematik, yaitu metode reduksi untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyajikan pola atau tema yang ada di dalam data (Braun dan Clarke, 2013). Tahapan dalam analisis tematik menurut Braun dan Clarke (2013, 17) dijelaskan pada Tabel Penyajian Data Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data adalah upaya dalam memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian yang memiliki kesamaan sehingga memberikan kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Selain itu, penyajian data merupakan tahapan analisis data kualitatif yang berfungsi untuk menemukan pola hubungan antar data, sehingga mudah untuk dipahami. Penelitian ini akan menyajikan data berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan. Untuk menjawab rumusan masalah penelitian, penyajian akan menjelaskan mengenai bagaimana Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar dan apa saja kendala Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan atau verifikasi ini merupakan tahapan terakhir dalam proses analisis data. Proses penarikan kesimpulan dan verifikasi ini 35

49 didasarkan pada bukti-bukti yang telah didapatkan peneliti dalam langkah sebelumnya. Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan menjawab keseluruhan rumusan masalah yang sudah ditentukan di awal penelitian, dan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Sugiyono (2015, 253) menjelaskan, Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. E. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan data digunakan untuk mencapai keakuratan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara. Dengan demikian hasil analisis penelitian mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang baik. Temuan atau data yang mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang baik ialah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan pada hasil penelitian dengan data yang sesungguhnya terdapat pada objek penelitian. Sugiyono (2015) menjelaskan uji keabsahan data yang dapat digunakan sebagai berikut. 1. Pengujian Kredibilitas (Validitas Internal) Uji kredibilitas (validitas internal) dalam penelitian ini yaitu antara lain melalui peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi 36

50 dengan teman sejawat, dan memberchecking. Sugiyono (2015) menjelaskan, Meningkatkan ketekunan dapat dikatakan sebagai usaha untuk melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan sehingga peneliti akan mendapatkan wawasan yang lebih luas dan tajam mengenai kebenaran data yang ditemukan. Moleong (2015, 330) menyatakan, Triangulasi adalah teknik untuk memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Dengan triangulasi, peneliti dapat memeriksa kembali hasil temuan dengan cara membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, peneliti, atau teori. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Triangulasi sumber ialah pengujian kredibilitas dilakulan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. b. Triangulasi metode ialah pengujian kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan metode yang berbeda. Memberchecking dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkonfirmasi ulang kepada informan wawancara, mengenai data yang telah ditranskripsikan. Sugiyono (2015) menyatakan bahwa apabila data yang ditemukan telah disepakati oleh para pemberi data, berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel atau dipercaya. Tujuan memberchecking adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. 37

51 2. Pengujian Dependability (Reliabilitas) Pengujian dependability dalam penelitian ini dilakukan dengan memeriksa keseluruhan proses penelitian. Hal-hal yang diperiksa adalah proses peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, dan membuat kesimpulan. Prosedur pengujian dependability adalah sebagai berikut. a. Mengecek hasil transkrip wawancara (lampiran) untuk memastikan bahwa hasil transkripsi tidak berisi kesalahan. b. Memastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai kode-kode selama proses coding. Hal ini dapat dilakukan dengan terus membandingkan data tentang kategori dengan tema-tema yang dipilih dalam penelitian ini. F. Tahap-Tahap Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Proses penelitian ini secara singkat dijelaskan sebagai berikut. a. Menentukan topik. b. Menentukan objek penelitian dan melakukan wawancara awal. Objek ditentukan berdasarkan keterkaitan topik yang akan dibahas dengan objek yang akan menjadi tempat penelitian studi kasus. Objek dalam penelitian ini adalah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Wawancara awal 38

52 dilakukan untuk menemukan permasalahan yang dikaitkan dengan topik penelitian. c. Menentukan permasalahan penelitian, menentukan pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. d. Menelaah teori dan literatur yang dapat digunakan untuk mengkaji permasalahan penelitian. e. Menentukan metode penelitian. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan observasi dokumen objek penelitian. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif yaitu melalui tiga aktivitas: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. f. Menganalisis hasil temuan untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai hasil penelitian. g. Memberikan kesimpulan dan rekomendasi. 39

53 BAB IV PAPARAN DATA A. Deskripsi Temuan Penelitian Temuan penelitian ialah pemaparan mengenai temuan-temuan dari hasil studi dokumentasi, observasi, dan wawancara. Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari dokumen yang berkaitan dengan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Kebuadayaan Islam (SKI) XI MIA 1 Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. 2. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 24 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Obeservasi dilakukan dengan mengikuti rangkaian pembeajaran Sejarah Kebidayaan Islam kelas XI MIA 1 Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar semester ganjil. Alokasi waktu yang digunakan selama 1 jam 45 menit. Wawancara dilakukan dengan informan yang dinilai memahami tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar. Informan diambil dari unsur Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, Guru Sejarah Kebudayaan Islam, dan Siswa kelas XI MIA 1 Madrasah Aliyah Negeri 40

54 Karanganyar. Selama proses wawancara berlangsung, penulis merekam hasil wawancara dengan menggunakan alat perekam, dan membuat catatan-catatan. Tabel 4.1 Informan Wawancara dan Kode Informan No. Kode Jobdesk 1 IP1 Guru Sejarah Kebudayaan Islam 2 IP2 Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum 3 IP3 Siswa MAN Negeri Karanganyar kelas XI MIA 1 4 IP4 Siswa MAN Negeri Karanganyar kelas XI MIA 1 5 IP5 Siswa MAN Negeri Karanganyar kelas XI MIA 1 6 IP6 Siswa MAN Negeri Karanganyar kelas XI MIA 1 Sumber: Diolah Proses pertama dalam menganalisis data hasil wawancara yaitu menulis transkrip hasil wawancara. Tabel 4.1 merupakan tabel informan dan kode informan. Pemberian kode informan dimaksudkan untuk memudahkan penyebutan informan dan penjagaan kerahasiaan identitas informan yaitu 2 huruf dan 1 angka. Kode IP menunjukkan singkatan dari informan penelitian. Angka 1-6 menunjukkan urutan nomor informan berdasarkan waktu melakukan wawancara. Hasil transkrip wawancara menemukan tidak semua jawaban informan terkait dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dilakukan proses reduksi data untuk memilih data yang memiliki kesesuaian dengan fokus dan masalah penelitian. Reduksi data dilakukan dengan menggunakan analisis tematik. Tahapan reduksi data adalah memberikan kategori dan memberikan nama tema berdasarkan pada kesamaan makna kategori. Tiap kategori yang telah dikelompokkan, disusun membentuk subtema. Hasil subtema tersebut kemudian diklasifikasikan ke 41

55 dalam tema-tema. Tahapan pasca reduksi data adalah menyajikan data dalam pembahasan. Penyajian data dilakukan dengan memperhatikan hasil reduksi data dan kesadaran akan tulisan yang baik dan benar sehingga dapat memastikan konsistensi keterbacaan penulisan karya tulis ini. Tabel 4.2 merupakan tabel penyajian data dalam penelitian ini. Penulisan pembahasan akan disusun berdasarkan tabel penyajian data di bawah ini. Tabel 4.2 Penyajian Data No Tema Subtema Koding 1 2 Sumber: Diolah Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Tahap Perencanaan Pembelajaran Tahap Implementasi Pembelajaran Tahap Evaluasi Pembelajaran Kendala- Kendala Implementasi Kesesuaian RPP dengan pendekatan saintifik Pemahaman Guru Upaya Peningkatan Kompetensi Kegiatan Mengamati Kegiatan Menanya Kegiatan Mengekplorasi Kegiatan Mengasosiasi Kegiatan Mengkomunikasikan Bentuk penilaian Penilaian sikap Penilaian keterampilan Penilaian pengetahuan Minimnya Tingkat Pemahaman Peserta Didik Motivasi dan Minat Belajar Siswa Peserta Didik Masih Rendah Tekanan Waktu bagi Guru Penyajian data akan dilakukan sesuai dengan tabel 4.2 di atas. Untuk memudahkan penelusuran sumber data hasil wawancara, setiap data yang 42

56 disajikan diberikan kode informan dan urutan baris dalam hasil transkrip wawancara. Contohnya sebagai berikut. Dalam pembelajaran saya telah menggunakan dan melaksanakan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang saya buat sebelumnya, ya sesuai di RPP yang saya berikan itu. Jadi memang pelaksanaan belajar mengajar tidak lepas dari rencana pembelajaran untuk memaksimalkan kegiatan belajar siswa sesuai kurikulum yang berlaku. Materi pokok bahasan sudah tertera, tinggal saya kembangkan materi tersebut dengan cara menjelaskan, mengembangkan dan memahamkan dengan siswanya. IP1_L1-7 IP1_L1-7 menunjukkan bahwa sumber data berasal dari kode informan IP1 dan letak baris data pada transkrip wawancara berada pada baris 1-7. Tabel 4.2 merupakan tabel penyajian data penelitian setelah pengategorisasian dan penemaan telah dilakukan. B. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas XI MIA 1 di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar terdapat tiga tahap, yaitu tahap perencanaan pembelajaran, tahap implementasi pembelajaran, dan tahap evaluasi pembelajaran. Berikut adalah penjelasan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 1. Tahap Perencanaan Pembelajaran Menurut Mulyasa, (2008: 100) Perencanaan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Perencanaan 43

57 pembelajaran yang dibuat oleh guru Sejarah Kebudayaan Islam di MAN Negeri Karanganyar sudah memenuhi kriteria tersebut di atas, terdiri atas: (1) identitas RPP; (2) kompetensi inti (3) kompetensi dasar dan indikator; (4) tujuan pembelajaran; (5) materi pembelajaran; (6) metode pembelajaran; (7) media, alat, dan sumber pembelajaran; (8) langkahlangkah kegiatan pembelajaran; (9) penilaian. Pendekatan yang dibuat dalam RPP sudah sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik. Sesuai dengan keputusan pemerintah bahwa mulai tahun 2013 sekolah menerapkan kurikulum baru yaitu kuriulum 2013, maka setiap guru harus melaksanakan keputusan tersebut. Sesuai dengan pernyataan informan berikut. RPP untuk yang tahun ini kita sudah menerapkan termasuk untuk kelas 10,11, dan 12 mengacu RPP yang revisi kurikulum 2013 maka RPP yang di buat mengacu pada standar itu. Kemarin dalam proses sudah disampaikan dan juga diadakan workshop dan diklat berkaitan dengan edisi revisi ini. Untuk penerapan saya yakin walaupun guru belum memberikan data secara pasti tapi guru sudah ikut di diklat tersebut mestinya RPP yang di buat sudah mengacu pada edisi revisi tersebut IP2_L1-8 Pemahaman guru terhadap konsep kurikulum 2013 perlu diketahui untuk melihat sejauh mana kurikulum tersebut berhasil diterapkan. Pemahaman guru terhadap kurikulum 2013 merupakan kurikulum berdasarkan kompetensi dan karakter serta menerapkan pembelajaran kontekstual. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 merupakan pendekatan saintifik, guru telah membuat perencanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai dengan arahan dari wakil 44

58 kepala madrasah kurikulum dan guru adaptif yang telah mendapatkan pelatihan implementasi kurikulum Tahap Implementasi Pembelajaran Impelementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar telah berjalan sesuai dengan Permendikbud. Pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba), networking (membentuk jejaring/ mengomunikasikan). a. Mengamati (Observing) Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kompetensi yang dikembangkan pada langkah ini yaitu untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. 45

59 b. Menanya (questioning) Guru menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Kegiatan Belajar : Proses menanya saya setting dengan melakukan agar anak-anak mengajukan pertanyaan tentang informasi atau hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamat, nak-nak itu kadang-kadang masih memerlukan pancingan-pacingan dari saya untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat dimana anak-anak mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri IP1_L30-35 Diterangkan dulu materi yang lalu dan yang belum di pahami oleh murid kalau ada yang ingin ditanyakan di suruh bertanya dahulu sebelum melanjutkan materi IP5_L Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik 46

60 untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Kualitas pertanyaan menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. c. Mengesplorasi (eksploring) Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas faktakata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Pada proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dalam Kurikulum 2013 menggambarkan bahwa pendidik dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Aktivitas menalar dalam konteks proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi yakni mengacu kepada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan peristiwa peristiwa kemudian menjadikannya penggalan memori diotak. Kegiatan belajar : mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada 47

61 yang bertentangan. IP1_L64-70 Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir dalam menyimpulkan. d. Mengasosiasi (associating) Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata maka peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum, mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya. IP2_L22-25 Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. 48

62 e. Mengkomunikasikan (networking) Jejaring pembelajaran disebut juga pembelajaran kolaboratif, yang merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekedar teknik pembelajaran di kelas kelas sekolah. Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik diberi tugas untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika bekerjasama atau berkolaborasi dengan temannya. Pada langkah ini, pendidik diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari. Hasil tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud, Nomor 81A Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 3. Tahap Evaluasi Pembelajaran Menurut Mulyasa, Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program (2008: 108). Evaluasi ini digunakan untuk mengukur 49

63 ketercapaian kompetensi peserta didik. Berdasarkan temuan data penelitian setiap guru melaksanakan evaluasi secara berkala untuk melihat ketercapaian kompetensi. Guru melaksanakan evaluasi berupa pertanyaan lisan dan tertulis berupa latihan soal kepada peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat sebuah evaluasi hasil belajar untuk mengukur suatu pembelajaran berjalan efektif atau tidak. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat. Evaluasi hasil belajar dilihat dari cara guru melaksanakan evaluasi. Berikut ini hasil wawancara dengan guru mengenai penilaian program pembelajaran secara berkala dan berkesinambungan untuk melihat ketercapaian kompetensi yang dikembangkan: Setiap pembelajaran ada evaluasi diawal (mengulangi pelajaran yang kemarin) ataupun untuk di akhir dalam bentuk pertanyaan untuk materi yang saya berikan tadi (saat itu) biar anak mudah mengingat dan untuk mengukur ketercapaian kompetensi saya menggunakan sejauh mana materi berdasarkan nilai, bila nilai sudah batas KKM jadi sudah tercapai semua. IP2_L12-16 Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh guru berikut: Setiap pertemuan kita paling direviu nanti evaluasinya sih ulangan. Kalo sehari-harinya kita amati saja. Evaluasi saya di rumah, setiap bulan saya evaluasi. IP1_L8-10 Penilaian dalam kurikulum 2013 menggunakan model penilaian otentik, yang terdiri atas delapan teknik penilaian yaitu: penilaian pengamatan, penilaian diri, penilaian jurnal, penilaian tertulis, penilaian lisan, penilaian praktek, penilaian proyek, dan penilaian fortofolio. Hanya sebagian penilaian yang diterapkan oleh guru, berikut kutipan wawancara dengan guru yang melaksanakan penilaian melalui pengamatan: Dalam evaluasi penilaian sikap kan kedisiplinan juga masuk kelas harus rapi tidak boleh ramai, perhatian siswa dalam proses pembelajaran, kalau ada yang tidak disiplin diperingatkan. IP1_71-73 Berdasarkan hasil obeservasi setiap guru melaksanakan evaluasi berupa pertanyaan lisan dan latihan soal kepada peserta didik. Terdapat 50

64 pula guru yang melaksanakan pre tes untuk mengukur kemampuan awal peserta didik. Penilaian otentik belum dilaksanakan secara keseluruhan, guru baru melaksanakan penilaian pengamatan, penilaian tertulis, penilaian lisan, dan penilaian praktek. Kesimpulan dari pemaparan data di atas adalah guru telah melasanakan evaluasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik. Evaluasi tersebut untuk mengetahui kemampuan dan kompetensi peserta didik. Penilaian otentik yang dilaksanakan guru yaitu: penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian ketrampilan. C. Kedala-Kendala Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 1. Minimnya Tingkat Pemahaman Istilah Asing Peserta Didik Dalam pelaksanakan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru tidak semua murid bisa langsung memahami akan materi yang diberikan terutama untuk kata istilah atau kata asing yang seperti yang dikatan guru: Pemahaman siswa mengetahui berdasarkan poin bisa, akan tetapi tidak memahami ceritanya, kata istilah dalam sejarah kebudayaan islam juga kurang dipahami oleh siswa, mencari data terlalu over karena pemahaman siswa yang masih minim IP1_L Senada dengan yang sudah dikatakan guru pada saat wawancara bahwa murid juga berpendapat dengan: Guru akan menjelaskan kembali materi dan kata-kata istalah yang susah dan belum dipahami murid dengan singkat sebelum melanjutkan tambahan materi IP4_L

65 2. Motivasi dan Minat Belajar Siswa Peserta Didik Masih Rendah Motisavi merupakan keinginan yang datan dari diri sendiri untuk melakukan dan menyelesaikan tujuan maka dalam pembelajaran cepat lambatnya pemahaman suatu materi bukan hanya dari tingkat kapasitas otak masing-masing individu yang menjadi kendala akan tetapi juga motivasi untuk bisa dan minat belajar sendiri dari siswa seperti yang dikatakan: terkadang motivasi belajar siswa masih rendah, dan itu yang menjadi permasalahan selama ini, mau model seperti apapun ketika keinginan siswa untuk berkembang tidak ada ya semua akan menjadi tidak ada hasilnya.ip1_l Selanjutnya juga dikatakan: Saat pembelajaran ada murid yang seperti tidak ingin bisa tidak mempunyai minat dalam pelajaran ini, mereka kadang rame, ada yang tidur, mainan sendiri,bercanda dan tidak memperhatikan, tapi guru nantinya menyuruh diam untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan saat guru menjelaskan dan ikut serta dalam diskusi pada saat kelompok. Waktu di suruh bertanya tidak tahu apa yang harus di tanyakan. Saat persentasi di depan sering grogi dan nerveus. IP3_L Tekanan Waktu bagi Guru Pada saat pembelajaran materi yang belum dipahami oleh siswa yang di jelaskan hanya dengan cepat dan singkat karena alasan tuntutan seperti yang di katakan guru: Kendala mengkomunikasikan kadang saya menjelaskan terlalu cepat, hal ini karena memang saya harus menyelasaikan semua materi sesuai dengan silabus dan RPP yang telah saya siapkan untuk pembelajaran satu semester dan satu tahun. IP1_L

66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN Karanganyar a. Tahap Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru Sejarah Kebudayaan Islam di MAN Negeri Karanganyar sudah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pendekatan yang digunakan dalam RPP Sejarah Kebudayaan Islam kelas XI MIA 1 sudah sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik. b. Tahap Implementasi Pembelajaran Impelementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar telah berjalan sesuai dengan Permendikbud. Selai itu implementasi pembelajaran sudah terdapat kesesuian antara Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pendekatan saintifik telah di praktikkan oleh guru dengan baik yang terdiri atas lima langkah, yaitu observing (mengamati), questioning (menanya), eksploring (mengeksplorasi), associating (menalar), networking (mengomunikasikan). 53

67 c. Tahap Evaluasi Pembelajaran Guru telah melasanakan evaluasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik. Evaluasi tersebut untuk mengetahui kemampuan dan kompetensi peserta didik. Penilaian otentik yang dilaksanakan guru yaitu: penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian ketrampilan 2. Kedala-Kendala Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam a. Minimnya Tingkat Pemahaman Istilah Asing Peserta Didik Tidak semua murid langsung menerima dengan mudah materi yang diberikan oleh guru terutama untuk kata istilah karena kekuranganya dalam membaca. b. Motivasi dan Minat Belajar Siswa Peserta Didik Masih Rendah Dalam pembelajaran bagaimanapun ketika siswa sudah tidak mempunyai motivasi dan minat akan belajar maka dengan cara apapun materi yang diberikan sukar untuk dicerna oleh murid itu sendiri. c. Tekanan Waktu bagi Guru Karena tuntutan yang harus menyelelasikan silabus dan RPP dalam waktu satu semester maka materi yang diberikan maka guru sendiri dengan cara yang singkat dalam penyampaian materi itu sendiri. 54

68 B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka rekomendasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi guru a. Guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensinya terutama kompetensi pedagogiknya dalam pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman kemampuan peserta didik, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Guru diharapkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar untuk meningkatkan kompetensinya dan pemahaman mengenai pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai bagian dari implementasi kurikulum Bagi sekolah a. Pihak sekolah hendaknya lebih memfasilitasi guru untuk meningkatkan kompetensinya dengan berkerjasama dengan universitas atau lembaga lain. b. Pihak sekolah hendaknya memberikan pelatihan dan penghargaan kepada warga sekolah yang berkinerja baik agar mereka termotivasi untuk berprestasi dalam bekerja. 55

69 3. Bagi pemerintah Pemerintah hendaknya sering memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada guru-guru dalam implementasi pendekatan saintifik sehingga guru mengetahui lebih jelas konsep pendekatan saintifik dan dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat. 56

70 DAFTAR PUSTAKA Amin, Samsul Munir Sejarah Dakwah. Jakarta: Amzah Bogdan, R, dan S. Taylor Introducing to Qualitative Methods: Phenomenological. New York: John Wiley & Sons. Braun, V. dan Clarke, V Using Thematic Analysis in Psychology: Qualitative Research in Psychology, 3 (2). pp ISSN Creswell, John. W Research Design Qualitative, Quantitative, Mixed Methods Approaches. Edisi Keempat. California: Sage Publications, Inc. E. Mulyasa Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hennink, M, Hutter, I, dan Bailey, A Qualitative Research Methods. London: Sage Publications Ltd. Kementrian Agama Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah Kelas XI. Jakarta: Direktorat Pendidikan Kementrian Agama Republik Indonesia. Kementrian RI Al Qur an Dan Terjemah New Cordova. Bandung: Syamil Qur an. Lampiran Peraturan Menteri Agama No. 912 Tahun Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun Majid, Abdul Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum Bandung: Rosdakarya. Miles, M. B. dan Huberman, M Analisis Data Kualitatif (Terjemahan: Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia Press. 57

71 Moleong, L. J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mukarromah, Lailatul. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tps(Think Pair Share) Untuk Meingkatkat Prestasi Belajar Pada Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Siswa Kelas IV di MI Sranten Karanggede Boyolali Skripsi Tidak Diterbitkan. Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Ibtidaiyah STAIN Salatiga. Murni, Wahid Pengembangan Kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah/Madrasah. Malang: UIN Maliki Press. Nata, Abudin Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner. Jakarta: Rajawali Pers. Pudjiani, Tatik Pendekatan Saintifik dan Peneilaian Otentik. Yogjakarta: Spirit. Purwanto, Sulistyo Wahyu. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Barisan dan Deret Kelas XI SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2015/ Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret. Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d. Bandung: Alfabeta. Wikipedia.Org/Wiki/Budaya#Definisi_Budaya /07/2017 Wina, Sanjaya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penatara Guru SLTP Setara D-III. Yin, Robert. K Case Study Research Design and Methods. Edisi Kelima. California: Sage Publication, Inc. 58

72 59

73 LAMPIRAN-LAMPIRAN

74 LAMPIRAN-LAMPIRAN

75

76

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ( KELAS XI GANJIL )

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ( KELAS XI GANJIL ) DAN BAN UMAYYAH DAN BAN UMAYYAH 1. Santri dapat 2. Santri dapat 3. Santri dapat DAN BAN UMAYYAH BAN UMAYYAH DAN BAN UMAYYAH Pendiri Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 40 H di Damaskus

Lebih terperinci

DAFTAR ISi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I - PROSES LAHIRNYA.DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH 1

DAFTAR ISi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I - PROSES LAHIRNYA.DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH 1 DAFTAR ISi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI iii. v BAB I - PROSES LAHIRNYA.DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH 1 1. SILSILAH KHALIFAH BANI UMAYYAH 1... 3 2. PROSES LAHIR DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)- Kurikulum 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)- Kurikulum 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)- Kurikulum 2013 Nama Sekolah/Madrasah Mata Pelajaran Kelas/SMT Materi Pokok :.Madrasah Aliyah : Sejarah Kebudayaan Islam :.XI / Ganjil : PEMERINTAHAN BANI UMAIYYAH

Lebih terperinci

PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2 Kartasura Tahun Ajaran )

PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2 Kartasura Tahun Ajaran ) PROFIL GURU KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan SMP Muhammadiyah 2 Kartasura Tahun Ajaran 2013-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : VII (tujuh) Ganjil Kompetensi Inti : (K1) (K2) (K3) (K4) : Menghargai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN Oleh UTAMI NING TYAS TUTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H PENGGUNAAN

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM (STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013)

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM (STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013) KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM (STUDI KASUS DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTA BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI

PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1438 H i PENGGUNAAN STRATEGI

Lebih terperinci

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SALMIAH

METODE PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SALMIAH METODE PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SALMIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IV DI MIN 4 KOTA BANJARMASIN

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IV DI MIN 4 KOTA BANJARMASIN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IV DI MIN 4 KOTA BANJARMASIN OLEH DEWI FITRIANI NAVIRI NIM. 1201291032 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i

Lebih terperinci

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

Oleh : Ahmad Abdillah NPM: PETUNJUK-PETUNJUK RASULULLAH SAW TERHADAP PENDIDIKAN PEMUDA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MASA KINI (Kajian terhadap Kitab al-hady an-nabawiy fi Tarbiyah al-aula d fi Ḍaui al-kita b wa as-sunnah)

Lebih terperinci

PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Rizki Setiyanawati

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN FIKIH DI MIN MODEL TAMBAK SIRANG KEC. GAMBUT

PENGGUNAAN STRATEGI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN FIKIH DI MIN MODEL TAMBAK SIRANG KEC. GAMBUT PENGGUNAAN STRATEGI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN FIKIH DI MIN MODEL TAMBAK SIRANG KEC. GAMBUT OLEH ZAHRATUN NUFUS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H PENGGUNAAN STRATEGI PETA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H i

Lebih terperinci

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA MATERI MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V DI MI AN NUR DEYANGAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM EFEKTIVITAS

FUNGSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM EFEKTIVITAS FUNGSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM EFEKTIVITAS FUNGSI BELAJAR MANAJEMEN MENGAJAR PEMBELAJARAN PAI SISWA KELAS VII DALAM EFEKTIVITAS DI SMP BELAJAR MUHAMMADIYAH MENGAJAR 10 PAI SURAKARTA SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG.

PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG. PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA NAPIER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS III DI MI ABI MANAP KECAMATAN BATAGUH KABUPATEN KUALA KAPUAS

PENGGUNAAN MEDIA NAPIER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS III DI MI ABI MANAP KECAMATAN BATAGUH KABUPATEN KUALA KAPUAS PENGGUNAAN MEDIA NAPIER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS III DI MI ABI MANAP KECAMATAN BATAGUH KABUPATEN KUALA KAPUAS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT

PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT OLEH KHAIRUN NISA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/ 1437 H i PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman guru Sejarah Kebudayaan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Semester : Madrasah Tsanawiyah : Sejarah Kebudayaan Islam : VII : Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PEMBERDAYAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN (STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANJARMASIN)

KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PEMBERDAYAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN (STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANJARMASIN) i KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PEMBERDAYAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN (STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANJARMASIN) TESIS Oleh Dwi Rahayu NIM. 10.0253.0698 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANJARMASIN OLEH SITI ABIDAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016M/1437H i PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku MOTTO مي ين ر س وال م ن ھ م ي ت ل و ع ل ي ھ م ء اي ات ه و ي ز كيھ م ھ و ال ذ ي ب ع ث ف ي األ و ي ع ل م ھ م ال ك ت اب و ال ح ك م ة و إ ن ك ان وا م ن ق ب ل ل ف ي ض ال ل م ب ين Dia-lah yang mengutus kepada

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SMPNU 06 KEDUNGSUREN KALIWUNGU SELATAN KENDAL SKRIPSI

KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SMPNU 06 KEDUNGSUREN KALIWUNGU SELATAN KENDAL SKRIPSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SMPNU 06 KEDUNGSUREN KALIWUNGU SELATAN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA DI SDIT INSAN UTAMA KASIHAN

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA DI SDIT INSAN UTAMA KASIHAN UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA DI SDIT INSAN UTAMA KASIHAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI TENTANG TATA CARA SALAT DI SDN PEMURUS 2 KABUPATEN BANJAR OLEH ROSIDAH

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI TENTANG TATA CARA SALAT DI SDN PEMURUS 2 KABUPATEN BANJAR OLEH ROSIDAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI TENTANG TATA CARA SALAT DI SDN PEMURUS 2 KABUPATEN BANJAR OLEH ROSIDAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1438 H PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI TENTANG TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menurunkan al-qur an sebagai pedoman dan kitab suci bagi manusia (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan ibadah,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN REMAJA DI DUSUN WONOREJO BANYUWANGI BANDONGAN MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN REMAJA DI DUSUN WONOREJO BANYUWANGI BANDONGAN MAGELANG HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN REMAJA DI DUSUN WONOREJO BANYUWANGI BANDONGAN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SMPLB HJ SOEMIYATI HIMAWAN CANDISARI SEMARANG

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SMPLB HJ SOEMIYATI HIMAWAN CANDISARI SEMARANG METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SMPLB HJ SOEMIYATI HIMAWAN CANDISARI SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

(Studi Komparatif Antara Al-Maraghi dan Al-Ghazali)

(Studi Komparatif Antara Al-Maraghi dan Al-Ghazali) NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AMTSAL NUR KAJIAN ATAS QS. AN-NUR AYAT 35 (Studi Komparatif Antara Al-Maraghi dan Al-Ghazali) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG

FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG FUNGSI LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 4 MAGELANG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi Tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV DI MI KHADIJAH BANJARMASIN OLEH MAHDIATI UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEGALOMBO SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 29 BANDAR LAMPUNG

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 29 BANDAR LAMPUNG PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 29 BANDAR LAMPUNG TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Meperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam EVALUASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PROBLEMATIKANYA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL (Studi Pelaksanaan Program PAI Pada Paket C PKBM Indonesia Pusaka Ngaliyan Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT (STUDI TINDAKAN DI KELAS V MI NURUL HUDA PEGUNDAN PETARUKAN PEMALANG

Lebih terperinci

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya)

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014

MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014 MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan 2 Seorang guru harus bisa menciptakan suasana kelas yang dapat memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

Lebih terperinci

OLEH RUSNAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1348 H

OLEH RUSNAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1348 H PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH BAGI ANAK PEMINTA-MINTA DI KAWASAN MAKAM SYEKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI DESA KELAMPAIAN ULU KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR OLEH RUSNAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H PEMBELAJARAN FIQIH PADA MATERI PENDIDIKAN SEKS USIA REMAJA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MODEL BANJARMASIN OLEH YANA ARIANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang sering dikenal selalu berhubungan dengan ilmu di bidang lainnya. Dengan mempelajari Matematika, otak dilatih untuk berpikir

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) BARUH JAYA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN (HSS)

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) BARUH JAYA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN (HSS) PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) BARUH JAYA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN (HSS) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STUDI KORELASI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP N 4 CEPIRING KENDAL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1439 H PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN IPK MAHASISWA ALUMNI SEKOLAH AGAMA DENGAN ALUMNI SEKOLAH UMUM PADA JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PERBANDINGAN IPK MAHASISWA ALUMNI SEKOLAH AGAMA DENGAN ALUMNI SEKOLAH UMUM PADA JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN PERBANDINGAN IPK MAHASISWA ALUMNI SEKOLAH AGAMA DENGAN ALUMNI SEKOLAH UMUM PADA JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lebih terperinci

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 1 KANIGORO BLITAR TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM 2811123119

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy)

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK HUKUM NEWTON MELALUI MODEL INQUIRY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK HUKUM NEWTON MELALUI MODEL INQUIRY LEARNING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK HUKUM NEWTON MELALUI MODEL INQUIRY LEARNING KELAS X DI MAN DEMAK TAHUN AJARAN 2009/ 2010 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam STUDI KOMPARASI TENTANG HASIL BELAJAR PAI ANTARA SISWA YANG ORANG TUA BEKERJA DI LUAR NEGERI DENGAN TIDAK BEKERJA DI LUAR NEGERI DI SDN 01 CLERING DONOROJO JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN TESIS Oleh: FADLIYANUR NIM. 1202520950 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QURAN HADIS MATERI POKOK MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH ILMU TAJWID HUKUM BACAAN IDGHAM BIGHUNAH, IDGHAM BILAGHUNAH, DAN IQLAB MELALUI METODE CARD SORT BAGI SISWA KELAS IV

Lebih terperinci

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO SKRIPSI Diajukan kepada: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN BAIK DAN BENAR SISWA MELALUI MODEL READING ALOUD PADA MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADIS KELAS IV MI NURUL ISLAM 02 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki perundang-undangan sebagai kitab hukumnya.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana (S1) oleh: RIZKI AMALIA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana (S1) oleh: RIZKI AMALIA STRATEGI PEMBELAJARAN AL- QUR AN HADITS MELALUI MODEL PAKEM DENGAN HUMOR PADA SISWA KELAS XII IPS 2 SEMESTER GENAP DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOKERTO 1 TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR)

PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR) PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR) OLEH RINI AMELIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M /

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM. MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM. MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS VII DI M.Ts. N.U 08 GEMUH KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III DI MIN PANDAK DAUN KECAMATAN DAHA UTARA OLEH SITI KHADIJAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah sekarang harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik dengan

Lebih terperinci

OLEH MUNAZZIFAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H

OLEH MUNAZZIFAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MANTEL SANG AHLI DAN EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 9 BANJAR

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA

PERANAN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA PERANAN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memnuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu

Lebih terperinci

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA PADA ERA GLOBALISASI DI SMP MUHAMMADIYAH TERPADU MOGA SKRIPSI

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA PADA ERA GLOBALISASI DI SMP MUHAMMADIYAH TERPADU MOGA SKRIPSI PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA PADA ERA GLOBALISASI DI SMP MUHAMMADIYAH TERPADU MOGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

MANAJEMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MANAJEMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MANAJEMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Disusun Oleh: Elida Nasyiatul Aisyah Farid

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat. Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Disusun Oleh: Elida Nasyiatul Aisyah Farid EFEKTIVITAS PEMBINAAN KEAGAMAAN BIDANG AKHLAK PADA SISWA MTs MUHAMMADIYAH 05 TAMANSARI KECAMATAN KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH CHOIRUL ANAM FIRMAN THOHARI NIM

SKRIPSI OLEH CHOIRUL ANAM FIRMAN THOHARI NIM IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IX-D SMP ISLAM AL- AZHAAR KEDUNGWARU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH CHOIRUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( TARBIYAH ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( TARBIYAH ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI TARIKH MELALUI METODE SOSIO DRAMA PADA MATA PELAJARAN PAI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KELAS V SD NEGERI JETIS SEMANU GUNUNGKIDUL Skripsi Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

SITI GUSLIYANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H

SITI GUSLIYANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN VCD INTERAKTIF DAN TANPA MENGGUNAKAN VCD INTERAKTIF PADA MATERIRELASI DAN FUNGSI SISWAKELAS VIII SMPN 30 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 OLEH SITI GUSLIYANA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

UPAYA-UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH BANGUNJIWO

UPAYA-UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH BANGUNJIWO UPAYA-UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH BANGUNJIWO SKRIPSI Oleh : Fahrurudi Setiawan NPM: 20120720068 FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

USAHA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT DI MTs MANBA UL ULUM BUNTARAN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI

USAHA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT DI MTs MANBA UL ULUM BUNTARAN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI USAHA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT DI MTs MANBA UL ULUM BUNTARAN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH HIDAYATUL KHAMIDAH NIM. 2811123008 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

MODEL PENDIDIKAN AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

MODEL PENDIDIKAN AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO MODEL PENDIDIKAN AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO SKRIPSI Diajukan Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya)

IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya) IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya) SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI- NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI TK RA-MARYAM KECAMATAN KESUGIHAN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015)

PENANAMAN NILAI- NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI TK RA-MARYAM KECAMATAN KESUGIHAN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015) PENANAMAN NILAI- NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI TK RA-MARYAM KECAMATAN KESUGIHAN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Program Studi Muamalah (Syariah)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan bentuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

Lebih terperinci