NILAI ESTETIKA DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA APRESIASI DEDDY MIZWAR DAN GATOT BRAJAMUSTI DALAM RANGKA PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS XI SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI ESTETIKA DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA APRESIASI DEDDY MIZWAR DAN GATOT BRAJAMUSTI DALAM RANGKA PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS XI SMA"

Transkripsi

1 NILAI ESTETIKA DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA APRESIASI DEDDY MIZWAR DAN GATOT BRAJAMUSTI DALAM RANGKA PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS XI SMA Oleh: Aurora Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik; (2) nilai estetika; dan (3) rencana pembelajaran apresiasi drama di kelas XI SMA dengan materi nilai estetika dalam film Tanah Surga Katanya apresiasi Deddy Mizwar dan Gatot Brajamusti. Objekpenelitianiniadalah unsur intrinsik dan nilaiestetika. Dalam pengumpulan data digunakan metode simak dengan teknik (SBLC) dan dengan teknik catat. Instrumen penelitian, penulis selaku peneliti menggunakan alat bantu kartu data, buku-buku dan alat tulis. Analisis data dilakukandenganteknikanalisisisi. Dalam penyajian hasil analisis digunakan teknik informal. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik film Tanah Surga Katanya meliputi: tema: sikap nasionalisme untuk tetap mencintai tanah air dan melindungi harkat dan martabat bangsa Indonesia; alur: alur maju; tokoh dan perwatakan, tokoh Kakek Hasyim (penyayang, tegas, dan memiliki jiwa nasionalisme); latar meliputi: latar tempat sebagai tempat terjadinya peristiwa seperti: di kamar, ruang kelas, dan tepi sungai, latar waktu berhubungan dengan kapan peristiwa itu terjadi seperti: pagi, siang, sore, malam, dan tahun, dan latar sosial mencerminkan status seorang tokoh seperti: pejuang, guru, dokter; dialog dalam film berjalan dengan lancar dengan bahasa yang pantas diucapkan di depan layar; acting yang menarik dalam film adalah acting Kakek Hasyim dan Salman sebagai tokoh utama karena mampu membawa cerita menuju tujuan cerita yang diciptakan oleh pengarang; amanat: sebagai warga negara Indonesia harus memiliki sikap nasionalisme dan rasa cinta kepada Indonesia; (2) nilaiestetika, keindahan moral: saling menyayangi, tolong menolong, dan peduli; keindahan susila: ramah, sopan, dan santu; keindahan akal: rasa keingintahuan, membuat keputusan, kecerdikan; dan keindahan alam: sungai, hutan, dan sumberdayaalam; nilai estetika juga digambarkan secara utuh menyajikan ide yang diceritakan dalam membungkus tema dan amanat, menceritakan keadaan, meng-gambarkan watak, dan menceritakan latar (3) rencana pembelajaran sastra disesuai-kan dengan (KTSP). Langkah-langkah pembelajaran unsur intrinsik dan nilai es-tetika meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) dan kegiatan penutup. Kata Kunci: Nilai Estetika, Film, Pembelajaran Apresiasi Drama PENDAHULUAN Melalui drama, penonton merasakan suatu keindahan dalam karya sastra dengan secara utuh sehingga dapat merasakan kenikmatan dan kepuasan yang tersaji oleh pengarang. Keindahan tersebut merupakan salah satu faktor utama ketertarikan

2 penonton pada drama. Keindahan yang disajikan di antaranya berupa peristiwa yang tidak dapat diduga-duga oleh penonton. Menurut Ratna (2011: 2-3); Endraswara (2003: 11-13); Junus (1989: 195); Al- Ma ruf (2009: 25), estetika merupakan bagian filsafat (keindahan). Keindahan adalah sentuhan rasa yang membuat penonton dapat mencucurkan air mata, tersenyum, kesal, dan lain sebagainya bergantung pada tergantung kemampuan orang bermain estetika di dalamnya. Nilai estetis dalam wacana sastra merupakan keharmonisan antara ide yang diceritakan dengan cara menceritakan. Bahasa merupa-kan media yang digunakan untuk berekspresi. Melalui bahasa, pengarang dengan mudah menyampaikan ide-ide yang dituangkan dalam karya sastra sehingga para penonton tidak mengalami kesulitan untuk memahami isi karya sastra tersebut, sedangkan nilai estetika dapat memberikan aspek keindahan pada karya seni, termasuk karya sastra. Endraswara (2013: 68-71) mengungkapkan bahwa kajian estetika tidak hanya berhubungan dengan seni bahasa saja, tetapi juga menyeluruh ke unsur-unsur pembangun karya sastra yang menyebabkan karya sastra menjadi indah dan menarik. Oleh sebab itu, terdapat hubungan dinamik dan ketegangan yang kontinu antara teks, pencipta, dan penikmatnya. Hubungan ketiganya terjalin dalam proses konkretisasi. Proses konkretisasi merupakan suatu proses pemakanaan karya sastra. Nilai estetika dalam film Tanah Surga Katanya ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dalam proses belajar khususnya dalam pembelajaran apresiasi drama. Untuk memahami sebuah karya sastra, penikmat karya sastra membutuhkan pemahaman nilai estetika karena sastra didominasi oleh aspek-aspek keindahan sehingga dalam karya sastra tersebut dapat disebut indah dan bermutu. Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana unsur intrinsik film Tanah Surga Katanya? (2) bagaimana nilai estetika film Tanah Surga Katanya? (3) bagaimana rencana pembelajaran apresiasi drama di kelas XI SMA dengan materi nilai estetika film Tanah Surga Katanya?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penlitian ini adalah mendeskripsikan (1) unsur intrinsik film Tanah Surga Katanya, (2) nilai estetika film Tanah Surga Katanya, dan (3) rencana pembelajaran apresiasi drama di kelas XI SMA dengan materi nilai estetika film Tanah Surga Katanya. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Deskripsi kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moleong, 2009: 11).Objekpenelitianiniadalah unsur intrinsik dan nilaiestetika dalam film Tanah Surga Katanya Apresiasi Deddy Mizwar dan Gatot Brajamusti. Dalam pengumpulan data digunakan metode simak dengan teknik bebas libat cakap (SBLC) dan dengan teknik catat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah penulis sendiri selaku peneliti, dengan alat bantu kartu data, bukubuku dan alat tulis. Analisis data dilakukandenganteknikanalisisisi. Dalam penyajian hasil analisis digunakan teknik informal.

3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian darifilm Tanah Surga Katanya Apresiasi Deddy Mizwar dan Gatot Brajamusti meliputi (1) unsur intrinsik; (2) nilai estetika; dan (3) rencana pembelajaran apresiasi drama di kelas XI SMA. Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun yang membentuk kesatuan dan saling terikat antar unsur sehingga menghasilkan jalinan cerita yang menarik dan menimbulkan kepuasan bagi para penikmat karya sastra.endraswara (2013: 68-71) mengungkapkan bahwa kajian estetika tidak hanya berhubungan dengan seni bahasa saja, tetapi juga menyeluruh ke unsur-unsur pembangun karya sastra yang menyebabkan karya sastra menjadi indah dan menarik. Oleh sebab itu, terdapat hubungan dinamik dan ketegangan yang kontinu antara teks, pencipta, dan penikmatnya. Berikut hasil penelitian tentang nilai estetika pada unsur intrinsik yang terdiri atas: tema, alur, penokohan dan perwatakan, latar, dialog, acting, dan amanat. a. Tema dan Amanat Tema dalam film Tanah Surga Katanyatergolong tema yang kuat, lengkap, dan mendalamkarena pengarang berada di dalam suasana jiwa yang dalam. Dalam film tersebut, pengarang menghayati permasalahan yang terjadi pada para mantan pejuang yang kesejahteraanhidupnya kurang mendapat perhatian serta permasalahanpermasalahan sosial yang dialami oleh Bangsa Indonesia seperti penggunaan mata uang ringgit oleh penduduk di sekitar perbatasan, masalah pendidikan, masalah kesehatan, masalah fasilitas komunikasi dan lain sebagainnya. Tema utama dalam film Tanah Surga Katanyamengacu pada sikap nasionalisme untuk tetap mencintai tanah air dan melindungi harkat dan martabat bangsa Indonesia. fungsi sebagai pembungkus tema tampak baik pada adegan yang diperankan oleh tokoh Kakek Hasyim dan Salman. Sikap nasionalisme tersebut ditampilkan oleh tokoh Kakek Hasyim melalui tuturan (TSK, 8: 51) Eh Haris. Sejak tahun 65, aku sudah berperang melawan Malaysia. Sekarang kau suruh nak pindah ke sana? Tidak! Dalam kutipan tersebut, pengarang menampilkan sikap nasionalaisme Kakek Hasyim untuk tetap tegas menolak ajakan Haris tinggal di Malaysia. Selaian sikap Kakek Hasyim yang memilih untuk tetap tinggal di Indonesia, Salman juga memiliki sikap nasionalis yang tertanam dalam jiwanya ketika ia melihat seorang pedagang dayak menggunakan bendera Merah Putih untuk alas barang dagangannya. Sikap Salman membela harkat dan martabat bangsa ditampilkan pada (TSK, 28: ) melalui tuturan Merah Putih itu bendera Indonesia Pak! Pedagang tersebut menanggapi penjelasan Salman tentang identitas kain yang sedang ia gunakan sebagai alas Ini kan kain pembungkus dagangan aku! Salman kembali menegaskan Ini bendera pusaka! Makin merasa terganggu, pedagang tersebut menjawab Ini mandau pusaka kakek aku. Pergi kau! pedagang tersebut mengusir Salman dari tempat ia menjual barang dagangannya di trotoar pasar. Dari adegan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa sikap Salman tersebut merupakan gambaran wujud dari sikap nasionalisme untuk membela harkat dan martabat bendera Merah Putih sebagai bendera pusakan bangsa Indonesia. Dari rumusan tema di atas,disimpulkan bahwa fungsi keindahan film Tanah Surga Katanya terletakpadapemilihan permasalahan-permasalahan yang secara memiliki kesesuaian dengan permasalahan yang sebenarya dialami oleh bangsa

4 Indonesia.Permasalahan yang kuat ditampilkansecara utuh dalam cerita melalui para tokoh sehingga penonton lebih mudah dan cepat menangkap dan menafsirkan tema yang dimaksud oleh pengarang. Melalui dialog dan tingkah laku, amanat yang disampaikan tokoh-tokoh dalam film tersebutmerupakan bentuk sikap dan budaya bangsa yang sangat penting agar tetap terjaga untuk dihayati dalam hati nurani setiap manusia dalam bersikap, bertindak dan membuat keputusan dengan baik.sebagai makhluk sosial, masyarakat harus melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, berinteraksi sosial di lingkungan masyarakat bersahaja dan memiliki jiwa nasionalisme untuk tetap mencintai Tanah Air Indonesia hingga akhir hayat. Amanat dalam film Tanah Surga Katanya yang disampaikan secara implisit dan eksplisit. Pesan yang disampaikan pengarang tidak bersifat menggurui penonton karena dikemas secara indah melalui percakapan tokoh dan tingkah laku tokoh dalam film. b. Alur Alur dalam film Tanah Surga Katanya meliputi: tahap paparan, konflik, komplikasi, klimaks dan penyelesaian yang disajikan secara runtut dari awal cerita hingga akhir cerita sehingga alur dalam film tersebut tergolong alur maju. Alur juga memiliki unsur keindahan yang terdiri dari: plausibilitas, tegangan, daya duga bayang, kejutan, kesatupaduan, dan kebetulan. Film Tanah Surga Katanyamerupakan film yangditampilkan berdasarkan realitas kehidupan yang ada di daerah pelosok perbatasan sehingga terdapat finsi keindahan yang menarik untuk dinikmati oleh penonton. Pengarang menceritakan keadaan penduduk di dearah pelosok perbatasaan yang sebagian penduduknya bekerja di Malaysia sebagai seorang pedagang melalui tuturan Haris yang menyatakan bahwa berdagang di Malaysia sangat menguntungkan, mudahnya penggunaan mata uang ringgit oleh penduduk sebagai alat perekonomian di daerah perbatasan negara, keterbatasan tenaga medis dan fasilitas kesehatan di daerah pedalaman, pendidikan yang belum merata, ketersediaan fasilitas komunikasi yang belum lengkap dan aliran listrik yang belum terjangkau di daerah pedalaman. Peristiwa ketegangan antara Kakek Hasyim dan Haris terjadi karena Haris ingin mengajak Kakek Hasyim dan kedua nakanya untuk pindah ke Malaysia. Kakek Hasyim sangat kecewa dengan keputusan Haris tersebut. Pengarang menampilkan cerita yang dapat membuat penonton menduga-duga atau membayangkan peristiwa yang akan terjadi selanjutnya. Hal tesebut ditampilkan ketika dokter Anwar menerima tawaran Lized sebagai jasa angkut dengan upah dua puluh. Ketika dokter Anwar membayar dengan menggunakan uang lima puluh ribu rupiah, Lized langsung menolak dan mengira bahwa dokter Anwar sedang menipunya. Uang dua puluh yang dimaksud dokter Anwar bukanlah uang rupiah, tetapi yang dimaksud Lized adalah uang dua puluh ringgit. Kejutan juga ditampilkan oleh pengarang ketika Salman dan Salina bertemu dengana ayahnya. Setelah selesai bermain dan tiba di rumah, Salman dan Salina terkejut melihat ayah mereka pulang dan sedang duduk di ruang tamu. Kesatupaduan cerita juga terjadi ketika Salman melihat seorang pedagang menggunakan Bendera Merah Putih sebagai kain pembungkus dan alas barang dagangan. Salman sangat ingin memiliki Bendera Merah Putih milik pedagang tersebut sehingga ia rela menukarkan kain sarung yang baru saja ia beli untuk kakeknya dengan

5 kain pembungkus tersebut. Kedua peristiwa tersebut memiliki kesatupaduan cerita sehingga peristiwa tersebut me-nimbulkan kesan yang indah dalam cerita. c. Tokoh dan Perwatakan Tokoh dan pewatakan merupakan unsur yang sangat penting dalam cerita karena tokoh serta perwatakannya memiliki fungsi menggerakkan alur, melengkapi fungsi latar dan sebagai media untuk menyampaikan visi seorang pengarang di dalam karyanya. Watak Kakek Hasyim Kakek Hasyim merupakan seorang yang idealistis menyebabkan ia tidak muda terpengaruh oleh ajakan Haris untuk pindah ke Malaysia. Dengan tegas, Kakek Hasyim menolak ajakan Haris tersebut dan memilih untuk tetap tinggal di Indonesia meskipun hidup dengan keadaan yang memprihatinkan. Ia juga merupakan seorang pejuang yang setulus hati membela Indonesia tanpa pamrih dari pihak manapun yang bertanggung jawab untuk memberikan kesejahteraan hidupnya. Ia tetap menjalani hidupnya sesuai dengan keadaan sebagai seorang petani yang hidup dengan kesederhanaan. Keadaanya tersebut tidak membuat rasa cintanya kepada Tanah Air Indonesia pudar. Ketepatan pengarang menampikan tokoh Kakek Hasyim memiliki kesamaan berdasarkan ciri fisik, sosial dan psikologi para pejuang yang masih hidup hingga sekarang. Melalui tokoh Kakek Hasyim, pengarang dapat menyampaikan visinya untuk pemerintah. Pengarang ingin agar permasalahan para pahlawan yang hidupnya jauh dari kesejahteraan mendapatkan perhatian yang saangat serius dari pemerintah. Tanpa pengorbanan para pejuang, negara ini mungkin sudah dijajah oleh negara lain yang mengambil keuntungan dari sumber daya yang ada di Indonesia. d. Latar Latar merupakan landas tumpu dalam cerita, menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok. Tiga unsur pokok itu meliputi (1) latar tempat, (2) latar waktu, dan (3) latar sosial (Waluyo, 2001: 23-24; Nurgiyantoro, 2013: 322). 1) Latar Tempat Pengarang menampilkan latar tempat secara utuh sehingga menciptakan suasana dalam cerita menjadi hidup serta mempermudah penghayatan penonton. Nilai keindahan pada latar memiliki fungsi sebagai media untuk menceritakan latar secara keseluruhan. Latar kamar film Tanah surga katanya menggunakan latar kamar Kakek Hasyim. Latar kamar Kakek Hasyimditampilkan secara utuh dan sederhana mencerminkan keadaan ekonomi Kakek Hasyim yang hanya seorang mantan pejuang yang bekerja sebagai seorang petani. Latar kamar tidur ditampilkan dengan benda-benda yang terdapat di dalam kamar seperti: tempat tidur, kasur, bantal, selimut, meja, pakaian yang digantung di dinding kamar dan lampu lentera sebagai alat penerang yang terpasang di dinding kamar. Latar kelas dalam film Tanah Surga Katanya ditampilkan secara utuh sebagai kelas yang kondisinya sangat memprihatinkan. Latar tersebut memiliki dinding dan lantai yang terbuat dari beberapa potongan kayu yang sudah mulai rapuh. Ruang kelas dibagi menjadi dua bagian yang dijadikan sebagai pemisah kelas 3 dan 4. Kedua kelas

6 tersebut dibatasi oleh sebuah papan tripleks panjang yang sebagian lapisan papan sudah terkelupas. Di kelas tersebut, terdapat papan tulis yang digunakan menjadi satu oleh Ibu Astuti untuk mengajar kelas 3 dan 4. Sebuah peta Pulau Kalimantan yang sudah kusam dan berlubang diletakkan di dinding kelas. Meja dan kursi belajar di kelas tersebut tertata sangat rapih, kuat dan masih layak pakai meskipun sudah tua dan warnanya sudah memudar. Kelas tersebut juga tidak memiliki pintu dan beberapa dinding yang dilapisi oleh papan tripleks yang dibiarkan terkelupas. 2) Latar Waktu Latar pagi dalam film Tanah Surga Katanyaditampilkan dengan suasana terbitnya matahari dan suara ayam jantan berkoko ketika siswa berangkat sekolah, pancaran sinar matahari yang sangat terang juga dapat membantu murid-murid untuk belajar di dalam kelas tanpa harus menggunakan lampu penerang. Latar siang ditampilkan ketika jam pelajaran telah selesai dan murid-murid beranjak pulang ke rumah masing-masing. Ketika melewati rumah Ibu Astuti, mereka bersama-sama menyapa Ibu Astuti dengan tuturan selamat siang bu guru! dan Ibu Astuti membalas sapaan mereka dengan ucapan Siang! Latar sore hari digambarkan melalui tuturan pengemudi perahu yang mengatakan bentar lagi gelap, hujan lagi. Besok saja lah! Hal tersebut membuktikan bahwa pada saat itu latar menunjukkan waktu sore hari, yaitu pergantian siang menuju malam hari. Latar malam hari dalam film tersebut ditampilkan dalam suasana sangat sepi dari aktivitas dan terdengar suara-suara binatang malam yang sangat merdu dan indah mengisi kesunyian di malam hari. Ibu Astuti juga menggunakan obor sebagai alat yang digunakan untuk penerang jalan karena di dusun tersebut belum mendapatkan fasilitas aliran listrik. Penggunaan lampu lentera juga digunakan oleh penduduk sebagai alat penerangan di dalam rumah. 3) Latar Sosial Di zaman modern saat ini, mantan pejuang seperti Kakek Hasyim kehidupannya jauh dari kesejahteraan. Ia tinggal bersama kedua cucunya di rumah yang terbuat dari kayu yang tidak memiliki aliran listrik, tidak ada bentuk kemewahan dalam kehidupan Kakek Hasyim, bekerja sebagai seorang petani, pakainnya yang dikenakan sehari-hari sangatsederhana, tidak mengenakan alas kaki untuk berjalan dan ia juga tidak mampu untuk mengobati penyakitnya karena tidak memiliki biaya. Meskipun tidak mendapatkan perhatian dan kesejahteraan yang layak dari pemerintah, ia tidak pernah mengeluh tentang keadaan yang dialaminya saat itu dan tetap memiliki idealisme dalam hidupnya kepada Ibu Pertiwi. Namun, hal tersebut tidak membuat Kakek Hasyim mengeluh dan putus asa. Ia tetap menjalani hidupnya sesuai dengan keadaan sebagai seorang petani yang hidup dengan kesederhanaan. Keadaannya tersebut tidak membuat rasa cintanya kepada Tanah Air Indonesia pudar. Ketepatan pengarang menampikan tokoh Kakek Hasyim berdasarkan ciri fisik, sosial, dan psikologinya sangat berpengaruh dalam penyampaian visinya kepada pejabat pemerintah. Pengarang ingin agar permasalahan para pahlawan yang hidupnya jauh dari kesejahteraan mendapatkan perhatian yang saangat serius dari pemerintah. Tanpa pengorbanan para pejuang, negara ini mungkin sudah dijajah oleh negara lain yang mengambil keuntungan dari sumber daya yang ada di Indonesia.

7 e. Dialog Dialog berfungsi untuk pembangun tekstur di dalam sebuah drama, dapat menggerakkan alur, sarana informasi, melukiskan suasana, konflik dan klimaks, tempat fakta atau ide-ide utama dijelaskan, membantu penonton mengetahui jalannya peristiwa, menetapkan karakter tokoh, ruang (latar tempat, sosial, budaya politik), dan bentuk action yang tersaji di atas panggung (Dewojati, 2012: ). Dialog tidak lengkap tanpa adanya gerakan, musik, ekspresi wajah, dan sebagainya supaya kesempurnaan drama terlihat setelah dipentaskan. Dialog Kakek Hasyim dengan kedua cucunya ketika sedang bersama mendengarkan kisah perjuangan Kakek Hasyim kepada Salman dan berkata lembut ketika memberikan izin kepada Salina untuk tidur di kamar kakeknya. Dalam film, dialog Kakek Hasyim dan kedua cucunya berjalan dengan lancar dengan bahasa yang pantas diucapkan, intonasi yang sedang dan lembut, ekspresi wajah yang tidak berlebihan dan dikemas secara natural di depan layar kamera sehingga dapat mencerminkan karakter tokoh, menggerakkan alur, dan sebagai sarana informasi. f. Acting Acting yang menarik dalam film Tanah Surga Katanyaadalah acting Kakek Hasyim dan Salman sebagai tokoh utama karena mampu membawa cerita menuju tujuan cerita yang diciptakan oleh pengarang. Mereka sangat baik menampilkan perannya, menggerakkan tubuh, ekspresi wajah yang sesuai, berdialog, menghayati perannya, kostum yang digunakan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan adegan. Rencana pembelajaran apresiasi drama di kelas XI SMA disesuaikan dengan SK: memahami pementasan drama dan KD: mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama meliputi: (1) guru menginformasikan tujuan pembelajaran; (2) guru mempersiapkan media pembelajaran; (3) guru menjelaskan materi unsur intrinsik drama dan nilai estetika secara umum; (4) guru membagi siswa satu kelas menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi permasalahan tentang unsur intrinsik dan nilai estetika yang terdapat dalam film; (5) guru menyuruh siswa untuk menyimpulkan isi film dengan melibatkan siswa secara langsung setelah mereka mencermati dan menganalisis unsur intrinsik dan nilai estetika dalam film Tanah Surga Katanya apresiasi Deddy Mizwar dan Gatot Brajamusti. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis nilai estetika dalam film Tanah Surga Katanya apresiasi Deddy Mizwar dan Gatot Brajamustidapat disimpulkan sebagai berikut: (1) unsur Intrinsik terdiri atas: tema, alur, tokoh dan pewatakan, latar, dialog, acting, dan amanat, (2) nilai estetika terdiri atas: keindahan moral, keindahan susila, keindahan akal, dan keindahan alami, dan (3) rencana pembelajaran apresiasi drama disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan pada siswa kelas XI SMA. Metode pembelajaran penelitian ini menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas dengan tetap mengutamakan pada keaktifan, keinovatifan dan kekreatifan siswa, keefektifan pembelajaran dan pembelajaran yang menarik.

8 Dari hasil penelitian tersebut, penulis memiliki beberapa saran, yaitu: (a) bagi guru, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan mampu memilih metode yang tepat dan menarik sebagai aalternatif dalam pembelajaran drama khususnya dengan menggunakan media film; (b) bagi siswa, siswa mampu menemukan nilai-nilai positif dalam karya sastra yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pembelajaran yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; dan (c) Bagi Peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan bahwa penelitian ini masih dapat dikaji lebih dalam lagi dan akan lebih baik jika peneliti selanjutnya menguraikan lebih spesifik tentang nilai estetika yang terdapat dalam setiap unsur dalam film sehingga menimbulkan kemenarikan dalam menganalisis sebuah film. DAFTAR PUSTAKA Al-Ma ruf, Ali Imron. Stilistika: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta: CakraBooks. Dewojati, Cahyaningrum Drama: Sejarah, Teori, dan Penerapannya. Yogyakarta: Javakarsa Media. Endraswara, Suwardi Pengantar Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Sewon Press. Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. Junus, Umar Stilistik: Suatu Pengantar. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Ratna, Nyoman Kutha Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Waluyo, Herman J Drama: Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari dokumentasi Film Tanah Surga Katanya mengenai representasi nasionalisme berdasarkan indikator-indikator yang telah

Lebih terperinci

ASPEK NILAI KERJA KERAS DAN WACANA CINTA TANAH AIR. DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik) NASKAH PUBLIKASI

ASPEK NILAI KERJA KERAS DAN WACANA CINTA TANAH AIR. DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik) NASKAH PUBLIKASI ASPEK NILAI KERJA KERAS DAN WACANA CINTA TANAH AIR DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik akan memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Wahyuningsih Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Riris Karisma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo TRANSFORMASI CERPEN DI ATAS SAJADAH CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MENJADI NASKAH DRAMA PANGGUNG DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS X SMA Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Rochimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rahmat Hidayat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dayattwins@gmail.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Laeli Nur Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heni Purwatiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Konflik Teks Drama dengan Menggunakan Metode Numbered Head Together dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Damayanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Novi Asriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Widiasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Patria Endah Safitri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film atau gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA SATU BABAK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA Oleh Fatmawati Nurul Ayu R Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENJADI DJO KARYA DYAH RINNI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENJADI DJO KARYA DYAH RINNI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENJADI DJO KARYA DYAH RINNI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Bayu Putro Program Studi PendidikanBahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Beni Purna Indarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

NILAI ESTETIKA DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA APRESIASI DEDDY MIZWAR DAN GATOT BRAJAMUSTI DALAM RANGKA PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS XI SMA

NILAI ESTETIKA DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA APRESIASI DEDDY MIZWAR DAN GATOT BRAJAMUSTI DALAM RANGKA PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS XI SMA NILAI ESTETIKA DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA APRESIASI DEDDY MIZWAR DAN GATOT BRAJAMUSTI DALAM RANGKA PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Febri Rizki Ananda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI Oleh: Ulfalilah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ullfalila@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Wahyu Kartikasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA Oleh: Wisanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Sigit Bambang Musarib Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Eka Destiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Ekadestiani0@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Maftuhatul Mubarokah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia maftuhatul.mubarokah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra. NILAI RELIGIUS NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh Leny Dhamayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dhamayanti_cubby@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL TEMPAT PALING SUNYI KARYA ARAFAT NUR DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Werdi Widodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo wrdiwidodo@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah karya seni merupakan suatu kegiatan kreatif yang dihasilkan oleh seorang seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan penonton. Jika melihat drama berati kita melihat kejadian yang terjadi

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA Oleh: Nur Panca Pramudiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK NOVEL AIR MATA TUHAN KARYA AGUK IRAWAN M. N. DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK NOVEL AIR MATA TUHAN KARYA AGUK IRAWAN M. N. DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN AKHLAK NOVEL AIR MATA TUHAN KARYA AGUK IRAWAN M. N. DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Fera Yulianti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Dewi Pujawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia Three.wahyou30@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2 1. Bacalah kutipan cepen berikut! Pagi hari ini adalah hari pertama di Kota Yogyakarta buat seorang Revanda. Dia dan keluarganya

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nadia Astikawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tiika89unyiil@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Lili Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. untuk memberikan gambaran sekilas dari seluruh data, yang menunjukkan

BAB IV ANALISIS DATA. untuk memberikan gambaran sekilas dari seluruh data, yang menunjukkan 85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Data Peneliti menyajikan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran sekilas dari

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Tri Maryani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammaddiyah

Lebih terperinci

KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn)

KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn) KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn) NASKAH PUBLIKASI untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rosiyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Ika Yuliastuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian yang dilakukan oleh Maimun Ladiku (2008) Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ika Chandra Deviana Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan sebuah karya seni berupa rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai bentuk hiburan. Film

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa yang dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci