BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengawali tahun 2015 yang lalu, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing atau PT YIMM mulai menunjukkan agresivitasnya di pasar otomotif Tanah Air. Tercatat, beberapa produk baru telah melengkapi deretan motor baru racikan Yamaha. Di segmen bebek sport, pecinta otomotif Indonesia baru saja dimanjakan dengan kehadiran Yamaha Jupiter MX King yang menjadi idola baru bebek 150 cc. Kini, setelah Yamaha Jupiter MX King sukses mendobrak dominasi Suzuki Satria F150 di kelas bebek sport, PT YIMM kembali memperkenalkan unit motor baru di kelas sport low-entry 150 cc. Produk baru pabrikan Garpu Tala tersebut adalah Yamaha Vixion untuk versi 2016 yang merupakan versi facelift dari Yamaha New Vixion Lightning. Tampil dengan desain bodi lebih segar dan agresif, Yamaha Vixion 2016 diprediksi akan melanjutkan kejayaan Yamaha sebagai penguasa segmen motor sport kelas pemula di Indonesia. Secara umum, Yamaha Vixion 2016 memang tak mengalami perubahan signifikan di sektor mekanis. Meski dapur pacunya sama, Yamaha mencoba menawarkan suasana baru kepada penggemar Vixion melalui Yamaha Vixion 2016 yang nampak lebih macho dan sporty ini (Semisena ; 2016) PT YIMM sendiri merilis Yamaha Vixion versi 2016 secara resmi pada akhir Mei 2015 kemarin. Sempat beredar foto-foto versi snapshot-nya, akhirnya kini para pecinta kuda besi Tanah Air benar-benar sudah bisa melihat penampakan asli Yamaha Vixion 2016 ini. Sekilas, versi facelift dari NVL ini memang nampak lebih sporty dengan desain headlamp baru serta adanya cover engine yang menutupi blok mesinnya. Selain itu, Yamaha Vixion 2016 juga memiliki bentuk tail yang lebih enak dipandang jika dibandingkan dengan Vixion generasi lama. Spatboard pada Vixion 2016 ini lebih kecil dan semkin menguatkan aroma sporty yang dibawanya. Jika pada tampilan luar Yamaha memberikan sentuhan-sentuhan

2 baru yang membuat Yamaha Vixion 2016 lebih terlihat sporty, tak demikian halnya dengan sektor dapur pacu. Pabrikan asal Jepang tersebut tetap mengandalkan mesin SOHC 4-valve berkapasitas 149,8 cc dengan pendingin cairan. Mesin yang digunakan oleh Yamaha pada motor sport kelas pemula ini sudah terbukti tangguh karena mampu merajai kelas low-entry motor sport di jalanan Indonesia (Semisena ; 2016). Perkembangan penjualan sepeda motor di Indonesia memang suatu hal yang cukup menjanjikan. Dilihat dari penjualannya saja, dari tahun sampai 2015, produksi dan konsumsi motor terus berkembang. Tahun di mana total penjualan motor saat itu mencapai 5,074,186 unit, dan saat ini terus berkembang searah dengan perkembangan ekonomi di Indonesia. Sampai pada tahun 2015, penjualan motor di Indonesia meningkat hingga mencapai 6,480,155 unit. Dilihat dari angka yang fantastis tersebut maka Indonesia merupakan pasar penting untuk sepeda motor baik dengan kelas matik, bebek, bahkan sampai kelas motor sport. Periode Honda Yamaha Suzuki Kawasaki TVS Total 208,204 83,114 83,846 7,701 4, ,083 Jan- Feb- Mar- Apr- Mei- 192,320 78,640 82,381 6,821 3, , ,344 79,752 96,876 4,147 2, , ,691 94, ,507 3,911 3, , , ,530 87,016 5,496 3, ,608 Jun- 241, , ,493 7,435 3, ,955

3 Jul- 238, , ,515 7,140 3, , , , ,136 9,879 2, , , , ,252 10,152 2, , , ,008 90,829 5,727 2, , ,506 95,897 60,217 3,457 1, , , ,659 61,894 2,262 2, ,188 Total 2,648,190 1,224,595 1,091,962 74,128 35,311 5,074,186 Gambar 1.1 Tabel penjualan motor di Indonesia Tahun Sumber : Rudi Triatmono (2015) Periode Honda Yamaha Suzuki Kawasaki TVS Total Jan , ,243 11,389 10, ,783 Feb , ,840 11,010 16, ,091 Mar , ,609 9,009 14, ,169 Apr , ,978 8,604 5, ,775 Agu- Sep- Okt- Nov- Des- May , ,745 7,355 6, ,630

4 Jun , ,965 12,097 8, ,714 Jul , ,875 10,234 7, ,838 Aug , ,277 10,155 11, ,089 Sep , ,101 9,050 10, ,102 Oct , ,463 7,242 10, ,882 Nov , ,472 7,600 7, ,682 Dec , ,062 6,137 5, ,400 Total 4,453,888 1,798, , ,008 2,747 6,480,155 Gambar 1.2 Tabel penjualan motor di Indonesia Tahun 2015 Sumber : Rudi Triatmono (2015) Kota Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia, walaupun berbeda dengan kota lain seperti Jakarta, Yogyakarta dan Bali karena belum memiliki akar budaya yang kuat karena Bandung masih berumur relatif lebih muda deibandingkan kota-kota tersebut. Dengan keadaan kota Bandung yang sekarang banyak sekali orang-orang pendatang atau mungkin orang-orang asli Bandung yang menempati setiap sudut dari kota Bandung yang dimana orangorang tersebut ada yang memiliki hobi yang sama sehingga terciptalah suatu komunitas, salah satunya adalah komunitas motor yang mulai banyak bermunculan di kota Bandung. Salah satu komunitas motor tersebut adalah Komunitas motor Yamaha Vixion Club Bandung (YVCB) berdiri pada tanggal 07 Juli 2007, komunitas ini terbentuk berdasarkan hobi yang sama yaitu mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion. Komunitas Motor Yamaha Vixion club Bandung (YVCB) mempunyai anggota atau member kurang lebih 300 personil. Komunitas motor Yamaha Vixion Club Bandung (YVCB) merupakan salah satu komunitas yang sering melakukan kopdar (kopi daratan) antar membernya. Kopdar

5 komunitas ini rutin dilakukan Jl. Merdeka tepatnya di Dealer Resmi Yamaha yaitu Berlian Merdeka setiap malam minggu jam wib. Kopdar rutin ini dilaksanakan untuk mempererat tali persaudaraan antar member komunitas motor YVCB. Komunitas motor Yamaha Vixion Club Bandung (YVCB) menggenggam erat rasa brotherhood dalam kesamaan maupun perbedaan akan tetapi perbedaan itu di anggap sama karena kita satu karena kita saudara (One Heart One Soul). Komunitas motor Yamaha Vixion Club Bandung (YVCB) juga tidak menutup pendaftaran bagi semua kalangan pecinta motor Vixion yang ingin bergabung. Menurut Wahit (), komunitas merupakan sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relatif sama, serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Hal ini berbanding lurus dengan banyaknya penggemar dan pengguna motor Yamaha Vixion yang berkeinginan membentuk suatu komunitas demi terciptanya solidaritas sesama pengguna dan penggemar motor Yamaha Vixion. Komunitas ini dibentuk untuk mewadahi para pecinta motor Yamaha Vixion yang dimana tujuannya adalah untuk saling berkumpul, bertukar informasi, menjadi sarana jual-beli antar sesama anggota komunitas hingga mengadakan kerja sama dengan pecinta Yamaha Vixion di Indonesia untuk membuat suatu acara dengan skala nasional. Perkembangan komunitas motor Yamaha Vixion khususnya di kota Bandung semakin pesat sejalan dengan perkembangan produk dari Yamaha Vixion di Indonesia. Mulai dari produk awal Yamaha Vixion yaitu Yamaha Vixion generasi pertama yang didatangkan oleh PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing hingga Yamaha Vixion yang terbaru yaitu Yamaha Vixion generasi ketiga dengan mengusung teknologi yang lebih canggih dan modern dengan kapasitas mesin yang berkode 1PA dimana power pada motor new vixion ini maksimal bisa menembus di angka 16,59 PS sedangkan untuk versi old vixion hanya 14,88 PS. Berikut merupakan perbandingan bentuk, dan spesifikasi dari Yamaha old Vixion dengan Yamaha new Vixion:

6 Tabel 1.1 Perbandingan bentuk, dan spesifikasi dari Yamaha Old Vixion dengan Yamaha New Vixion Yamaha Old Vixion (2007-sekarang) Yamaha New Vixion (2015-sekarang) Bentuk Spesifikasi MESIN Tipe Mesin : Liquid Cooled, 4T, SOHC Diameter x Langkah : 57 x 58,7 mm Volume Silinder : cc Perbandingan Kompresi : 10.4 : 1 Sistem Starter Kick & Electric Starter Putaran Langsam rpm Power kw (14.88 HP) / Mesin Tipe Mesin : 4-stroke, 4 valve SOHC Fuel Injection, liquid cooled Silinder : Silinder tunggal/tegak Kapasitas : 149,8 cc Diameter x Langkah : 57.0 mm x 58.7 mm Perbandingan kompresi : 10.4 : 1 Daya Maksimum : 12.2 kw (16,59 PS)/8.500 rpm Torsi Maksimum : 14.5 Nm

7 8,500 rpm Torsi nm (1.34 Kgf.m)/ 7,500 rpm Busi : CR 8 E (NGK) / U 24 ESR-N (DENSO) Gap Busi : mm Filter Udara : Tipe Kering Cam Chain : Silent Chain / 96 Tensioner Automatic Celah katup masuk / buang : mm / mm KELISTRIKAN Timing Pengapian : 100 / 1,400 rpm Fuse : 20 Ampere Bulb Lampu Depan : 12V 35/35W, 12V 5W (Lampu Senja) Bulb Lampu Belakang : 12V 5/21W Battery YTZ5S MF BATTERY Kapasitas : 12V 3.5 AH (1.48 kgf-m)/7.500 rpm Sistem Starter Elektrik & Kick starter Sistem Pelumasan : Basah Sistem Suplai BBM : Fuel Injection Kapasitas Oli Mesin : Total = 1.15 L Berkala = 0.95 L Ganti filter oli = 1 L Tipe Kopling : Basah, kopling manual, multiplat Tipe Transmisi : Return 5-speed (1-N ) Dimensi Panjang x Lebar x Tinggi : x 705 x mm Jarak Sumbu Roda : mm Jarak Terendah ke Tanah : 165 mm Tinggi Tempat Duduk : 790 mm Berat Isi : 129 kg Kapasitas Tangki Bensin : 12 L Rangka DIMENSI Panjang x Lebar x Tinggi : Tipe : Diamond, Pressed backbone (Deltabox) Suspensi Depan : Teleskopik

8 1,035mm x 705 mm x 2,000 mm Tinggi Tempat Duduk : 790 mm Jarak Sumbu Roda : 1,282 mm Sudut Caster : 260 Trail : 100 mm Jarak terendah ke tanah : 167 mm Berat Bersih : 114 Kg Berat Kotor (+ cairan) : 125 Kg Kapasitas Tangki : 12 ltr Sumber : motorvixion.com (2016) Suspensi Belakang : Lengan ayun, link suspensi monocross Ban Depan : 90/80-17M/C 46P Ban Belakang : 120/70-17M/ C 58P Rem Depan : Cakram hidrolik, single disc brake Rem Belakang : Cakram hidrolik, single disc brake Kelistrikan Sistem Pengapian : TCI / Transistorized Control Engine (Digital) Baterai : YTZ4V/GTZ4V (MF Battery 3Ah) Tipe Busi : CR8E (NGK) / U24ESR (DENSO) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kualitas Yamaha new Vixion lebih unggul baik dalam teknologi maupun performa pada mesin. Mesin memang masih memakai mesin Vixion lawas, menggunakan mesin SOHC 1 silinder 4 tak berkapasitas 150 cc. Namun pada Yamaha new Vixion, ditambah perangkatperangkat lain seperti sensor oksigen. Sensor oksigen ini akan selalu bekerja melihat kandungan oksigen yang tercampur di sistem injeksi yang membuat takaran oksigen yang masuk selalu pas dengan yang dibutuhkan. Tidak kurang dan tidak lebih, fitur ini diharapkan bisa membuat pembakaran selalu sempurna. Lalu dari segi bentuk dan desain, bentuk headlamp Yamaha new Vixion sangat berbeda dengan Yamaha old Vixion yang dimana Yamaha old Vixion berbentuk seperti segitiga meruncing dibagian bawahnya, Yamaha new Vixion terlihat lebih kotak dengan ujung atas seperti dibuat meruncing. Tangki bahan bakar didesain

9 baru dengan tambahan fairing samping yang lebih besar dari sebelumnya. Jika dilihat dari depan maka fairing akan terlihat lebih mekar. Memberi kesan kekar pada new Vixion ini. Tutup tangki Vixion lawas masih model kunci putar tetapi di new Vixion tutup tangkinya sudah seperti motor-motor sport modern yang dimana bentuknya rata dan mudah dibuka. Bagian buritan pun lebih baru yang dimana tidak adanya handle pegangan untuk standart 2. Sebagai gantinya, bagian bawah jok sepeda motor dibuat ada coakan yang mungkin berfungsi untuk mengganti handle itu. Bagi peggemar touring yang ingin memasang givi box tentu akan kesulitan memasang givinya. Lampu belakang sepertinya hanya ada perubahan sedikit. masih seperti model lama tetapi dengan sedikit perubahan. Ban new Vixion ini juga memiliki ukuran lebih lebar daripada Vixion lama. Ukuran ban motor new Vixion lebih besar di ciptakan untuk kenyamanan berkendara jarak jauh dan motor menjadi terlihat lebih kekar lagi daripada sebelumnya. Speedometer new vixion dibuat lebih canggih dengan banyak indikator dan layar digital yang bisa menyapa "HI BRO" ketika kunci kontak digeser ke posisi ON. Anak kunci Vixion modern berbentuk kecil memanjang terbuat dari logam yang dipotong memakai laser. Anak kunci seperti ini sangat sulit untuk diduplikasi dan sangat sulit untuk dibobol dengan kunci T yang membuat keamanan sangat terjaga. Motor Yamaha Vixion lahir pertama kali pada tahun 2007 yang lalu, sudah membawa gebrakan yang lumayan cukup luar biasa dikarenakan sudah menganut sistem injeksi. Motor Yamaha Vixion hadir dengan mengobrak abrik pasar di kelas mesin 150 cc yang waktu itu masih di kuasai oleh motor pabrikan honda yaitu megapro. Untuk mesin yamaha vixion sendiri yaitu basisnya dari Yamaha Jupiter MX yang sudah dikembangkan lagi sehingga menjadi lebih power full dan bertenaga. Pemilihan sistem injeksi ini dilakukan oleh yamaha untuk meningkatkan performa pada mesin yang menggunakan kapasitas 149,8 cc yang sudah menggunakan kode 3C1. Generasi Yamaha Vixion pertama kali yaitu menggunakan mesin yang berkode 3c1 yang mempunyai ciri khas yitu bentuk lampu depan yang desainya bulat dan menggunakan kerangka deltabox warna

10 silver. Kelebihan mesin pada motor Vixion ini dibandingkan dengan kompetitor yaitu sudah menggunakan sistem pendingin radiator dan pengapian injeksi. Teknologi dan style memang sangat cocok untuk menggambarkan motor Yamaha Vixion ini. Sudah beberapa tahun setelah peluncuran motor ini yaitu ditahun 2007 sampai dengan sekarang ini Yamaha Vixion sudah mengalami beberapa perubahaan, untuk new Vixion sekarang ini sudah semakin keren, gagah dan agresif. Yamaha Vixion ini ditahun 2009 dari informasi yang didapat pernah mendapatkan 2 awards sekaligus. Untuk beberapa perubahaan yang terjadi pada vixion ini dari tahun ke tahun yaitu pada bagian deltaboxnya yang sudah tidak berwarna putih lagi, melainkan sudah menggunakan warna hitam dan terlihat memiliki kesan yang kokoh dan elegan. Desain striping pun berubah menjadi lebih keren, modern dan terlihat dinamis. Kecanggihan teknologi dan performa pada motor ini cukup hebat yang mumpuni untuk kegiatan sehari hari. Memilih Yamaha old Vixion Memilih Yamaha new Vixion 32% 68% Grafik 1.1

11 Preferensi Terhadap Yamaha old Vixion dan Yamaha new Vixion pada Lima Puluh Pengguna Yamaha Vixion yang Tergabung Dalam Komunitas Yamaha Vixion di Kota Bandung. Sumber : Hasil wawancara dengan lima puluh pengguna Yamaha new Vixion. Hasil Pra-survey yang dilaksanakan kepada lima puluh pengguna Yamaha new Vixion yang tergabung dalam anggota komunitas Yamaha Vixion di Kota Bandung pada saat mengadakan kopdar rutin menyatakan bahwa 34 pengguna Yamah new Vixion lebih memilih membeli kembali Yamaha old Vixion dibandingkan membeli kembali produk Yamaha new Vixion. Padahal melihat dari perbandingan bentuk, Yamaha new Vixion memiliki bentuk yang lebih gagah dan lebih bergaya serta modern dibandingkan Yamaha old Vixion. Perbandingan spesifikasi antara Yamaha old Vixion dengan Yamaha new Vixion pun jauh lebih unggul Yamaha new Vixion dibandingkan dengan Yamaha old Vixion. Dilihat dari performa mesin pun Yamaha new Vixion lebih unggul dari Yamaha old Vixion dan bahkan mesinnya pun sudah memenuhi standar yang ditentukan dengan memakai injeksi yang berkualitas dan modern. Menariknya hanya 16 pengguna Yamaha new Vixion yang berniat membeli kembali produk terbaru dari jenis Yamaha Vixion tersebut. Beberapa pengguna Yamaha new Vixion yang memilih kembali untuk memakai Yamaha old Vixion mengatakan bahwa Yamaha old Vixion memiliki bentuk yang lebih menarik dan dari segi kekuatan mesin yang dimana Yamaha old Vixion lebih mudah untuk mencapai kecepatan tinggi dan harga jual dari Yamaha old Vixion masih dibilang cukup tinggi dibandingkan nilai jual dari Yamaha new Vixion dan keberadaan Yamaha old Vixion sudah mulai langka yang dimana akan memberikan kesan kebersamaan antar pengendara Yamaha Vixion terdahulu. Melihat permasalahan tersebut, selain kualitas produk terdapat nilai pelanggan yang menjadikan faktor lain untuk mempengaruhi proses pembelian suatu produk. Menurut Vanessa (2007), nilai pelanggan yaitu persepsi pelanggan terhadap nilai dimana perusahaan harus mempertimbangkan nilai dalam

12 mengembangkan produk dan jasanya sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Sedangkan menurut Supadiyono (2008), nilai pelanggan merupakan taksiran konsumen secara keseluruhan terhadap manfaat suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima oleh konsumen dan yang berdasarkan pesepsinya terhadap apa yang diterima konsumen dan yang diberikan oleh produsen dengan demikian nilai merupakan faktor-faktor yang mempertimbangkan konsumen dalam pembelian. Mengacu pada hal yang terjadi pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen Yamaha Vixion oleh PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Yamaha new Vixion menawarkan kualitas produk yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Yamaha old Vixion, tetapi Yamaha old Vixion tetap menjadi motor yang lebih diinginkan oleh para pengguna Yamaha Vixion. Hal ini membuktikan bahwa walaupun dengan kualitas produk yang lebih tinggi, keputusan memilih Yamaha old Vixion tetap lebih tinggi dari keputusan memilih Yamaha new Vixion. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengkaji dan memecahkan masalah tersebut. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan terhadap Minat Beli Yamaha Old Vixion secara parsial. 2. Seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan terhadap Minat Beli Yamaha Old Vixion secara simultan. 3. Seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan terhadap Minat Beli Yamaha New Vixion secara parsial. 4. Seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan terhadap Minat Beli Yamaha New Vixion secara simultan. 5. Apakah terdapat perbedaan persepsi yang signifikan pada Nilai Pelanggan terhadap Kualitas Produk Yamaha Old Vixion dan Yamaha New Vixion

13 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mendapatkan hasil analisis mengenai seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan terhadap Minat Beli Yamaha Old Vixion secara Parsial. 2. Untuk mendapatkan hasil analisis mengenai seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan terhadap Minat Beli Yamaha Old Vixion secara Simultan. 3. Untuk mendapatkan hasil analisis mengenai seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan terhadap Minat Beli Yamaha New Vixion secara Parsial. 4. Untuk mendapatkan hasil analisis mengenai seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Nilai Pelanggan terhadap Minat Beli Yamaha New Vixion secara Simultan. 5. Untuk mendapatkan hasil analisis mengenai seberapa signifikan perbedaan persepsi Nilai Pelanggan terhadap Kualitas Produk Yamaha Old Vixion dan Yamaha New Vixion 1.4 Manfaat Penelitian Dilaksannakannya penelitian yang kemudian dituliskan dalam tugas akhir ini, diharapkan dapat membawa banyak manfaat yang dapat dipergunakan untuk pihak yang terkait, yaitu: 1. Implikasi Akademik Melalui proses dalam kegiatan dan penyusunan tugas akhir ini, diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk mengembembangkan teori-teori perkuliahan, pada mata kuliah manajemen pemasaran dengan aplikasi di dunia bisnis secara nyata. Khususnya terkait proses keputusan pembelian dengan kinerja kualitas produk dan penentuan nilai pelanggan. 2. Implikasi Manajerial Penelitian ini diharapkan dapat menambah gagasan pemikiran, ide-ide, dan bahan masukan untuk perusahaan dalam pengambilan keputusan

14 khususnya dalam pengembangan dari factor kualitas produk dan nilai pelanggan dari produk Yamaha new Vixion. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptifverifikatif. Menurut Sugiyono (55:2012) metode deskriptif verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Disamping itu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dengan turun langsung untuk meninjau dan meneliti ke objek penelitian yang diteliti oleh penulis serta melakukan: a. Observasi Yaitu pengamatan langsung pada objek penelitian dengan jalan mengamati objek penelitian tersebut guna kelengkapan data dan memperoleh gambaran mengenai perusahaan sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. b. Wawancara Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga dapat diperoleh keterangan dan data-data yang diperlukan. c. Kuesioner Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan/pernyataan yang cukup terperinci dan lengkap tentang objek yang diteliti pada responden.

15 2. Penelitian Pustaka Dalam mengumpulkan data ini peneliti memperoleh data melalui leteratur yang sesuai dengan pokok-pokok masalah untuk mendapatkan landasan teori sebagaidasar dalam melakukan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri

Lebih terperinci

Yamaha Aerox 155. Spesifikasi Yamaha Aerox 155

Yamaha Aerox 155. Spesifikasi Yamaha Aerox 155 Yamaha Aerox 155 Ajang MotoGP 2016 yang berlangsung di sirkuit Sepang dimanfaatkan Yamaha untuk memperkenalkan motor matic terbarunya, yaitu Yamaha Aerox 155. Motor ini menawarkan desain agresif dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN GAMBAR 1.1. Logo Yamaha. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN GAMBAR 1.1. Logo Yamaha. Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Torakusu Yamaha merupakan tokoh yang dikenal sebagai pendiri salah satu perusahaan otomotif terbesar yaitu Yamaha pada tahun 1877 yang sebelumnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan tetapi juga berpotensi akan kehilangan pelanggan potensial.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan tetapi juga berpotensi akan kehilangan pelanggan potensial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumennya, menangani

Lebih terperinci

Spesifikasi Honda Vario 150 esp :

Spesifikasi Honda Vario 150 esp : Seperti yang sdah kita ketahui, awal tahun 2015 silam menjadi momentum bagi PT Astra Honda Motor (AHM) yang langsung melancarkan strategi terbarunya demi melawan determinasi kompetitor mereka yang juga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Aliran Pengujian Proses pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukan pada gambar gambar dibawah ini : A. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan pada gambar 3.1. : 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai fungsi utama sebagai sarana transportasi digunakan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai fungsi utama sebagai sarana transportasi digunakan untuk memenuhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia otomotif sangat berperan penting pada kehidupan manusia yang kegiatan sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari alat transportasi. Kendaraan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan proses penelitian digunakan alat sebagai berikut: 1. Dynamometer Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktifitas dari kegiatan masyarakat pada umumnya pada saat ini cenderung menggunakan sepeda motor, terlihat dari jalan-jalan di Kota besar khususnya di Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah : BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Mesin - mesin dan Alat Uji Sebelum melakukan pengujian emisi kita harus mengetahui standarisasi yang akan kita gunakan. Standarisaisi yang akan saya gunakan disini adalah Standarisasi

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini : 1.1.1. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : a. Yamaha Jupiter MX 135 1) Sepesifikasi Gambar 3.1 Yamaha Jupiter MX 135

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Sepeda Motor Untuk penelitian ini sepeda motor yang digunakan YAMAHA mio sporty 113 cc tahun 2007 berikut spesifikasinya : 1. Spesifikasi Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram

Lebih terperinci

Marcomm Management. Marketing Communication Process 1. Berliani Ardha, SE, M.Si

Marcomm Management. Marketing Communication Process 1. Berliani Ardha, SE, M.Si Modul ke: Marcomm Management Marketing Communication Process 1 Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication Berliani Ardha, SE, M.Si Ambrosia is considered as one of the most

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri otomotif kendaraan bermotor merupakan industri yang pertumbuhannya sangat pesat di Indonesia. Disebabkan kebutuhan masyarakat Indonesia akan alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Mesin mesin dan Alat Uji Pengujian kendaraan bermotor menggunakan bermacam macam jenis standarisasi diantaranya BSN, ISO, IEC, DIN, NISO, ASTM dll. Sebelum melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian untuk menguji pengaruh jenis larutan elektrolit pada Hydrogen Eco Booster tipe Wet Cell terhadap konsumsi bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengikuti perkembangan teknologi, memasuki tahun 2011 para pecinta Vespa kembali dipuaskan dengan kehadiran Vespa terbaru yang mengusung teknologi canggih dan lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kendaraan Yang Diuji Untuk mengetahui, Perbandingan atau Pengaruh Pegas cvt Standar Dengan Pegas cvt racing terhadap kecepatan pada kendaraan yamaha fino, Maka perlu melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DATA

BAB III ANALISA DATA BAB III ANALISA DATA 3.1 Prosedur Pengujian Untuk melakukan pengujian, motor harus memiliki prosedur tersendiri. Berikut prosedur yang harus dipenuhi sebagai berikut : a. Motor harus dalam kondisi standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Sepeda Motor Dalam penelitian ini sempel atau bahan yang digunakan adalah mesin sepeda motor Honda Blade 110 cc Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan mobil maupun sepeda motor. Khusus pada modifikasi sepeda motor banyak dilakukan pada kalangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Mesin-mesin dan Alat Uji Untuk mengetahui Perbandingan atau Pengaruh Pegas Katup Standar Dengan Pegas Katup XR dan EDR Terhadap Laju Aliran Bahan Bakar dan Kecepatan maka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN MESIN. Start. Motor Tersedia. Pemilihan Jenis Mesin Motor Daya. Daya Maksimum Tidak Ya

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN MESIN. Start. Motor Tersedia. Pemilihan Jenis Mesin Motor Daya. Daya Maksimum Tidak Ya BAB III PERANCANGAN ALAT DAN MESIN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Start Motor Tersedia Pemilihan Jenis Mesin Motor Daya Daya Maksimum Tidak Ya Dapat memutar Propeller sebagai Sumber tenaga Hovercraft

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tempat di bawah ini: 1. Mototech Yogyakarta, Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. 2.

Lebih terperinci

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal STUDY EXPERIMENTAL PENGARUH SPARK PLUG CLEARANCE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC Edi Sarwono 1, Toni Dwi Putra 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Pada internal combustion engine dipengaruhi oleh proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat yang mengakibatkan adanya perubahan pola perilaku konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketat yang mengakibatkan adanya perubahan pola perilaku konsumen dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Salah satunya adalah persaingan bisnis yang semakin ketat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimilki produk tersebut. Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimilki produk tersebut. Bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis maka semakin banyak persaingan bisnis yang menggunakan strategi dan memasarkan produk dengan cara menunjukkan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tegnologi menuntut manusia untuk mengikuti arah laju kemajuan zaman baik dari segi industri, komunikasi, dan ekonomi. Dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya kebutuhan alat transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui fenomena yang terjadi dalam proses pembakaran mesin otto pada kendaraan bermotor yang di uji melalui alat Chassis Dynamometer.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat transportasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin bertambahnya waktu maka ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada semakin berkembang. Untuk itu manusia harus mampu mengimbanginya dengan menciptakan penemuan-penemuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren,

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat, manusia senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat cepat dan cenderung meningkat tiap tahun nya, seiring dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan sarana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Subyek Penelitian Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan subjek penelitian dan hasil penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah iklan TVC Honda Supra X 125 Helm In serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengujian ini sesuai dengan prosedur diagram alir dapat dilihat pada gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Kajian tentang karakteristik Viskositas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tetang perbandingan Premium ethanol dengan Pertalite untuk mengetahui perbandingan torsi, daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman khususnya dibidang teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman khususnya dibidang teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman khususnya dibidang teknologi yang berkembang pesat dan penuh inovasi dewasa ini berpengaruh terhadap kebutuhan konsumen secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin maju memberikan pengaruh yang besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian yang dilakukan dengan prosedur adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 3.1 MULAI Persiapan Penelitian 1. Sepeda motor standar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic ARTIKEL Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic Analysis Of The Influence Of The Kind Of Pegas, A Roller Against Torsi And Consumption Of Fuel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri otomotif kendaraan bermotor merupakan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri otomotif kendaraan bermotor merupakan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif kendaraan bermotor merupakan industri yang pertumbuhannya sangat pesat di Indonesia. Di sebabkan kebutuhan masyarakat Indonesia akan alat transportasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan ketatnya persaingan bisnis di Era globalisasi seperti sekang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan ketatnya persaingan bisnis di Era globalisasi seperti sekang ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian dewasa ini terutama dibidang produk tumbuh dengan cepat, industri produk sangat beraneka ragam. Dari sektor bisnis banyak sekali yang dapat ditawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan otomotif saling mengeluarkan produk andalannya yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan otomotif saling mengeluarkan produk andalannya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini dunia otomotif terus berkembang, persaingin dalam dunia otomotif khususnya pada sepeda motor sport semakin kompetitif antara perusahaan otomotif saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bebas dalam era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain : 1. Motor Bensin 4-langkah 110 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar otomotif di Indonesia merupakan pasar yang sangat menjanjikan untuk melakukan sebuah bisnis. Perubahan pola konsumsi dan kebutuhan masyarakat akan sebuah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan pesaingnya. Industri

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan pesaingnya. Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia industri yang semakin pesat mengakibatkan persaingan yang semakin ketat, berbagai cara dilakukan para pelaku bisnis untuk menjaga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik pada orang mengenai perusahaan yang bersangkutan, kurang baik pada orang

BAB I PENDAHULUAN. baik pada orang mengenai perusahaan yang bersangkutan, kurang baik pada orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maju perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain :. Motor Bensin 4-langkah 5 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang digunakan

Lebih terperinci

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Apakah YMJET-FI itu? YMJET FI singkatan dari Yamaha Mixture JET-Fuel Injection adalah teknologi Fuel Injection yang yang dimiliki Yamaha Motor dalam mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Mulai Studi Literatur, Persiapan alat dan bahan modifikasi Cylinder Head 2 lubang busi Pengujian performa Engine 2 busi Pengujian dengan peng. std

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Laboratorium Prestasi Mesin Teknik Mesin UMY. 2. Mototech. Jl. Ringroad Selatan, Kemasan,

Lebih terperinci

Be Biker, Be Brother & Be Safe!

Be Biker, Be Brother & Be Safe! thunder125@yahoogroups.com thunder125@yahoogroups.com thunder125@yahoogroups.com ΤΗΥΝ ΕΡ 125 PENGANTAR Suzuki sekali lagi mengembangkan sebuah sepedamotor Spor terbarunya, berkapasitas 125 cc 4 langkah

Lebih terperinci

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan penelitian Dibawah ini adalah spesifiksi dari motor 4 langkah Suzuki Satria F 150 cc : Gambar 3.1 Suzuki Satria F 150 cc 1. Motor 4 Langkah 150 cc : Jenis kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang paling banyak digunakan. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai maka dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian eksperimental yaitu metode yang dapat dipakai untuk menguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang mobilitas dan aktivitas manusia. Kondisi kemacetan lalu lintas di

BAB I PENDAHULUAN. menunjang mobilitas dan aktivitas manusia. Kondisi kemacetan lalu lintas di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sepeda motor merupakan kendaraan roda dua yang diciptakan untuk menunjang mobilitas dan aktivitas manusia. Kondisi kemacetan lalu lintas di wilayah perkotaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009 PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009 Danni Priansah 1,a, Teddy Nurcahyadi, 1,b, Tito Hadji Agung Santoso,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin maju memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dunia otomotif. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang diikuti

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini kehidupan manusia tidak dapat lepas

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini kehidupan manusia tidak dapat lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan mobilisasi. Mobilitas manusia adalah segala kegiatan aktifitas pergerakan

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menjelaskan perhitungan dari proses pengambilan data pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai beberapa kebutuhan pokok, yaitu : sandang, pangan, dan papan, tapi sekarang di zaman yang telah berkembang jauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini alat transportasi mulai menjadi perhatian bagi setiap orang, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi otomotif dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi otomotif dewasa ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi otomotif dewasa ini telah memberikan dampak yang sangat positif bagi munculnya varian baru sepeda motor di Indonesia.

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH Budiyanto, Rusdi, Sugiyanto, Sutriyono, Dedi Kurnia Rakhman Prodi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat dan bersifat global

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat dan bersifat global BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dunia industri yang semakin pesat dan bersifat global menyebabkan terjadinya persaingan yang semakin kompleks. Oleh karena itu setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data meliputi durasi standard camshaft dan after market camshaft, lift standard camshaft dan after market

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian :

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Pada penelitian ini langkah yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukan pada gambar 3.1: 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga

Lebih terperinci

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara mengadakan penelitian agar pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC Abdul Rohman studi Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan jalan yang tepat dalam memulai suatu usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan jalan yang tepat dalam memulai suatu usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kewirausahaan merupakan jalan yang tepat dalam memulai suatu usaha yang nantinya akan berdampak positif bagi masyarakat luas. Dengan adanya kewirausahaan,

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT JayaMandiri GemaSejati Motor adalah dealer resmi YAMAHA dengan badan hukum PT Jayamandiri Gemasejati. Bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi dan informasi yang semakin berkembang menjadikan kebutuhan manusia ikut berkembang dan semakin kompleks. Perusahaan berlomba-lomba menciptakan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia ini sangatlah ketat, karena

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia ini sangatlah ketat, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia ini sangatlah ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi

Lebih terperinci