BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Daerah Badan Eksekutif Daerah, baik ditingkat provinsi maupun ditingkat

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1.Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang dimaksud dengan Pemerintah Daerah Badan Eksekutif Daerah, baik ditingkat provinsi maupun ditingkat kabupaten atau kota. Yang dimaksud Badan Eksekutif Daerah meliputi Sekretaris Daerah, Dinas-Dinas Daerah dan lembaga teknis daerah lainnya. UU No. 22 Tahun 1999 kemudian direvisi melalui UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Adapun tujuan pelaksanaan otonomi daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah untuk meningkatkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan fiskal pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Dengan demikian, pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya dan melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik sehingga akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat (Handra dan Maryati, 2009). Jan Hoesada (2016: 311) memaparkan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004 meletakkan substansi otonomi daerah adalah hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertujuan demokratisasi sistem pemerintahan, meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui tata pemerintahan yang lebih cepat tanggap, akuntanbel dan transparan melalui penyerahan bagian tugas pemerintah pusat yang sebaiknya menjadi tugas pemerintah daerah dan menahan selebihnya. Transparansi informasi pemerintah mulai menjadi perhatian sejak 1

2 dikeluarkannya Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik yang menyebutkan bahwa setiap informasi publik harus bersifat terbuka, serta dapat diakses oleh pengguna secara cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara yang sederhana. Penelitian yang dilakukan oleh (Jaya & Sisdyani, 2014) menyatakan Informasi merupakan media yang digunakan setiap organisasi dalam menjalankan aktivitasnya. Melalui informasi juga organisasi dapat menambah nilai dari organisasi itu sendiri dengan mengungkapkan informasi secara lengkap kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Perkembangan dibidang teknologi saat ini begitu pesat, terutama dibidang informasi khususnya internet. Semakin banyak penggunanya pengguna internet ditengah masyarakat menjadi cerminan bahwa internet telah menjadi kebutuhan penting. Dari data yang dirilis oleh BPS (Badan Pusat Statistik) yang bekerjasama dengan APJI (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2014 sudah mencapai 88,1 juta orang (Liputan6.com, 2015). Organisasi pemerintah yang berbasis kepada teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting dalam abad ini karena biaya yang relatif lebih murah ketika menggunakan teknologi ini dalam menyampaikan informasi dan memudahkan tingkat entitas ekonomi yang sebelumnya dilakukan secara manual. Seharusnya pemerintah daerah lebih transparansi dalam memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat dapat mudah mengakses website yang telah disediakan. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah daerah ibukota Jawa Barat yang websitenya sudah sangat transparan bahkan mencantumkan data APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) disitusnya. Tetapi ada salah 2

3 satu website pemerintah daerah yang belum transparan yaitu pemerintah daerah di Kalimantan Timur. Proses penyelenggaraan pemerintah di Kalimantan Timur diharapkan dapat berlangsung secara transparan, khususnya pengguna anggaran yang dapat diakses secara luas. Hal ini diyakini bisa mendorong partisipasi publik yang lebih luas atas program pemerintahan. Akan tetapi dibeberapa daerah anggaran masih dianggap rahasia dan hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu. Hak-hak masyarakat untuk mengetahui anggaran tersebut membuat pengawasan kinerja pemerintah menjadi minim. Tak jarang meski sudah disengketakan di Komisioner Komisi Informasi Provinsi (KIP) hingga Mahkamah Agung (MA), pemerintah daerah masih bersikukuh menutupi informasi yang sudah secara jelas merupakan hak konsumsi masyarakat (Kaltimpost.com, 2016). Masih dengan masalah yang sama yaitu tentang laporan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang masih belum bisa transparan dan yang sudah transparan. Seperti halnya diportal resmi milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yakni data yang ditampilkan hanya sebatas file saja karena dilaman tersebut masyarakat tidak bisa menemukan datanya. Dalam poin pertama misalnya memuat ringkasan APBD , namun setelah dibuka tidak ada isi file datanya sedangkan dalam portal resmi milik Pemerintah Kota Bandung yakni utama langsung menampilkan pemberitahuan APBD 2016 tanpa lagi merepotkan pengaksesnya dalam mencari informasi tersebut. Era teknologi serba canggih sejatinya memang menuntut segala sesuatu dengan cepat, mudah dan murah karena memang hakikat dari pelayanan prima seperti itu (Kaltimpost.com, 2016). 3

4 Beberapa penelitian terdahulu telah membahas mengenai kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah. Di Indonesia sendiri penelitian dilakukan antara lain oleh Hudoyo & Mahmud (2014); Puspita & Martani (2012); Jaya & Sisdyani (2014); Maulida (2011); Martani et al., (2013); Afryansyah & Haryanto(2011); Ratmono (2013); Sinaga (2011); Setyaningrum & Syafitri (2012). Sementara itu penelitian dari luar Indonesia dilakukan oleh Caba & Hernández (2014) secara umum penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah dipengaruhi beberapa faktor. Kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah memerlukan transparansi dari pemerintah daerah dalam melaporkan laporan keuangan karena masyarakat memerlukan informasi tersebut agar dapat mengetahui keuangan masing-masing pemerintah daerah. Untuk itu hal pertama yang perlu diketahui adalah apa yang mempengaruhi terjadinya kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah. Dari uraian penelitian-penelitian terdahulu masih didapati hasil ke tidak konsistenan dan ke tidak signifikanan hasil. Hal tersebut terjadi karena keterbatasannya variabel yang digunakan untuk mengetahui kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah seperti penelitian yang dilakukan oleh (Hudoyo &Mahmud, 2014) yang hanya menggunakan kekayaan daerah, pendapatan per kapita dan leverage. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh (Hudoyo & Mahmud, 2014) yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya adalah penambahan variabel independen belanja daerah, umur administratif, dan 4

5 pendapatan asli daerah (PAD) seperti penelitian (Puspita & Martani 2012). Penambahan variabel belanja daerah, dikarenakan semakin tingginya belanja daerah, pemerintah daerah seharusnya memberikan pelayanan yang lebih baik dan berkualitas kepada masyarakat sehingga keinginan pemerintah daerah untuk mengungkapkan laporan keuangan pada website semakin tinggi (Puspita & Martani, 2012). Sedangkan penambahan umur administratif dikarenakan semakin lama umur administratif pengalaman dan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyajikan laporan keuangan secara wajar (Setyaningrum & Syafitri, 2012). Semakin besarnya pendapatan asli daerah (PAD) maka tingkat pengungkapan pelaporan keuangan pemerintah daerah juga semakin tinggi (Puspita & Martani, 2012). Hal ini menandakan bahwa belanja daerah, umur administratif dan pendapatan asli daerah (PAD) juga mempengaruhi berlangsungnya pengungkapan laporan keuangan. Dengan adanya latar belakang masalah diatas peneliti mengambil judul Determinan Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah 5

6 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah 1) Apakah belanja daerah berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah? 2) Apakah umur administratif berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah? 3) Apakah kekayaan daerah berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah? 4) Apakah pendapatan per kapita berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah? 5) Apakah leverage berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah? 6) Apakah pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh belanja daerah, umur administratif, kekayaan daerah, pendapatan per kapita, leverage dan pendapatan asli daerah terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah. 6

7 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: Manfaat Teoritis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis yang tertarik melakukan penelitian selanjutnya. 2. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan wawasan, informasi, serta pemikiran dan ilmu pengetahuan yang khususnya berkaitan dengan Determinan Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan Dalam Website Pemerintah Daerah Manfaat Praktis 1. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran bagi pemerintah daerah terhadap karakteristik dan kinerja pemerintah daerah terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dalam website pemerintah daerah. 2. Bagi pihak pembaca dan penulis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak terkait atau peneliti selanjutnya guna melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan tema yang serupa Sistematika Penulisan 7

8 Penulisan dalam penelitian ini akan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: 1. BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan secara garis besar mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. 2. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang melandasi penelitian ini. Di dalamnya terdapat penelitian-penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 3. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel yang diperlukan dalam penelitian, penentuan besarnya sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis yang akan digunakan untuk pengujian data. 4. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, disertai dengan pembahasannya dari hasil penelitian. 5. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan ditarik kesimpulan tentang hasil penelitian serta saran yang sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. 8