RAHMAYANI NIM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RAHMAYANI NIM:"

Transkripsi

1 PERSETUJUAN ISTERI DALAM RUJUK STUDI KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN KHI SKRIPSI Diajukan Oleh RAHMAYANI NIM: Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan : Syariah Prodi : AS JURUSAN SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1436 H / 2015 M

2 Telah Dinilai Oleh Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa, Dinyatakan Lulus dan Disahkan Sebagai Tugas Akhir Pentelesaian Progam Sarjana (S-1) Pada Hari / Tanggal Selasa, 14 April 2015 M Di Langsa PANITIA SIDANG MUNAQASYAH Ketua, Sekretaris, Drs. H. ABDULLAH. AR, MA Anggota FAKHRURRAZI, Lc, M.HI Anggota ABDUL MANAF, M.AG ADELINA, MA Mengetahui: Ketua Institut Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa DR. ZULKARNAINI, MA NIP

3 SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Sebagai Salah Satu Beban Studi Program Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Syariah Diajukan Oleh: RAHMAYANI Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan : Syari ah Progam Studi : Ahwal Asy-Syakhsiyah Nim : Disetujui Oleh: PEMBIMBING I PEMBIMBING II Drs. H. ABDULLAH. AR, MA FAKHRURRAZI, Lc, M.HI

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk skripsi. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu siap membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Agama Islam di muka bumi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Syari ah, Program Studi Ahwalul Syakhsiyyah. Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada : 1. Bapak Dr.H.Zulkarnaini Abdullah, MA selaku Ketua IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa. 2. Ketua Jurusan Syari ah yaitu Bapak DR. Zulfikar MA dan Ketua Prodi Ahwalul Syakhsiyyah yaitu Ibu Sitti Suryani Lc, MA. 3. Bapak Drs.H. Abdullah, AR.MA, selaku pembimbing I dan Bapak Fakhrurrazi Lc. MHI selaku pembimbing II yang telah banyak mamberikan bimbingan, nasehat dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Sitti Suryani Lc. MA, selaku Penasehat Akademik penulis yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi serta nasehat bagi penulis dalam menyelesaikan studi. 5. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih tiada taranya kepada kedua orang tua yakni Ayahanda dan Ibunda yang penulis banggakan dan sangat penulis sayangi dan cintai yang telah mendidik, merawat dan membesarkan penulis, terima kasih teramat dalam atas do a i

5 dan motivasi yang tiada hentinya mengiringi langkah kaki penulis dimanapun penulis berada. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhai dan dicatat sebagai ibadah disisi-nya, Amin. Wassalam, Penulis ii

6 DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I : PENDAHULUAN... 1 i ii iii iv A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 8 C. Tujuan dan kegunaan Penelitian... 8 D. Penjelasan Istilah... 9 E. Studi Pustaka F. Kerangka Teori G. Metodologi Penelitian H. Sistematika Pembahasan BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Rujuk B. Dasar Hukum Rujuk C. Rukun Dan Syarat Rujuk D. Tata Cara Rujuk Menurut Mazhab Syafi i E. Tata Cara Rujuk Menurut Khi F. Hikmah Rujuk BAB III : HASIL PENELITIAN A. Pendapat Mazhab Syafi i Tentang Persetujuan Istri Dalam Rujuk 47 B. Pendapat KHI Tentang Persetujuan Istri Dalam Rujuk C. Analisisis Pendapat Mazhab Syafi i Dan KHI BAB VI : PENUTUP A.KESIMPULAN B.SARAN-SARAN DAFTAR KEPUSTAKAAN... iv

7 ABSTRAK Nama: Rahmayani, Tempat Tanggal Lahir: Julok Rayeuk 03 November 1992, Jurusan/Prodi: Syari ah/ahwal Asy-Syakhsiyah, Nim: , Judul Skripsi: Persetujuan Isteri Dalam Rujuk Studi Komparatif Antara Pendapat Mazhab Syafi i dan KHI. Rujuk adalah Mengembalikan isteri yang telah dithalaq pada pernikahan yang asal sebelum diceraikan. Adapun yang dimaksud rujuk disini adalah mengembalikan status hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi thalaq raj i yang dilakukan oleh bekas suami terhadap bekas istrinya dalam masa iddahnya dengan ucapan. Dalam mazhab Syafi i tidak memerlukan persetujuan isteri, sedangkan menurut KHI memerlukan persetujuan isteri, dikarenakan rujuk tidak sah tanpa persetujuan isteri. Tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana pendapat mazhab Syafi i dan KHI terhadap penolakan istri terhadap rujuk suami. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Menggunakan pendekatan Kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memaknai fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Sumber data penelitian diperoleh dari data primer dan sekunder, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan mengummpulkan bahan-bahan primer maupun sekunder yang berkaitan dengan kewenangan isteri menolak rujuk suami. Teknik analisa dilakukan dengan cara memilah-milah data kemudian menemukan apa yang penting dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya perbedaan ketetapan Mazhab Syafi i dan KHI tentang proses pelaksanaan rujuk perlu atau tidaknya izin istri tidak terlepas dari dalil-dalil dan perkembangan hukum yang ditentukan oleh peralihan zaman dan keadaan. Beralihnya suatu hukum asal yang disebabkan oleh peralihan waktu atau tempat, bukan berarti hukum tersebut hilang atau tidak benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk pertimbangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan di bidang Munakahat pada khususnya. Memberikan gambaran pada instansi yang bergerak dibidang perkawinan, memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti serta dapat dipergunakaan sebagai bahan masukan terhadap para pihak yang mengalami dan terlibat langsung dengan pembahasan ini. Kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan adalah penulis dapat menyimpulkan bahwa ketetapan mazhab Syafi i dan KHI tentang proses pelaksanaan rujuk perlu atau tidaknya izin isteri tidak terlepas dari dalil dan perkembangan hukum yang ditentukan oleh peralihan zaman dan keadaan. ii

8 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ideal sebuah perkawinan dijalani tanpa adanya sebuah perceraian. Perceraian adalah jalan terakhir yang ditempuh ketika sudah tidak ada lagi harapan perdamaian. Islam pada dasarnya menyadari bahwa menjalani hidup bersama dua manusia atau suami istri memang sulit. Terbukti dengan adanya serangkaian peraturan mengenai aturan pernikahan yang erat kaitannya dengan eksistensi pernikahan itu sendiri. 1 Pernikahan adalah sarana terbesar untuk memelihara manusia di kejatuhan dalam perkara yang diharamkan Allah, seperti zina, dan selainnya. Nabi menganjurkan kita untuk menikah dan mencari keturunan, dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Umamah: Menikahlah, karena sesungguhnya aku akan membanggakan jumlah kalian kepada umat-umat lain pada hari kiamat dan janganlah kalian seperti para Pendeta Nasrani. 2 Salah satu upaya mengembalikan keutuhan rumah tangga ketika kata thalaq sudah dilontarkan dari mulut sang suami kepada sang istri yaitu dengan cara rujuk. Rujuk berarti meneruskan atau mengekalkan kembali hubungan perkawinan antara pasangan suami istri yang sebelumnya 1 Abdurrahman Ghazali, Fiqh Munakahat(Jakarta: Kencana, 2003), h Saleh Al-Fauzan, Fiqih sehari-hari (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 710.

9 dikhawatirkan dapat terputus karena jatuhnya thalaq raj i oleh suami. Imam 2 Hanbali menambahkan bahwa rujuknya suami harus disertai dengan hubungan suami istri. Dasar hukum rujuk dapat ditemukan di dalam Al- Qur an surah Al-Baqarah: 228 yang berbunyi: Artinya : Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dalam sebuah hadis Rasulullah menceritakan bahwa ia telah menceraikan Hafsah binti Umar Ibn al-khattab, ketika itu Rasulullah, Jibril mendatangi saya seraya berkata, kembalilah pada hafsah karena dia itu istri engkau di surga. Secara umum rujuk adalah mengembalikan istri yang telah dithalaq pada pernikahan yang asal sebelum diceraikan. Adapun yang dimaksud rujuk di sini adalah mengembalikan status hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi thalaq raj i yang dilakukan oleh bekas suami terhadap mantan istrinya dalam masa iddahnya dengan ucapan tertentu. Secara etimologi kata rujuk itu masdar katanya ra-ja- a, yang berarti: (mengembalikan sesuatu kepada keadaan semula). Kata rujuk juga dipakai

10 3 sebagai penamaan untuk orang yang baru satu kali melakukan rujuk kepada istrinya. 3 Adapun pengertian rujuk secara terminologi; a. Ulama Syafi iyah, rujuk adalah mengembalikan seorang wanita kepada pernikahan yang telah di thalaq selain thalaq ba in dan masih dalam masa iddah dengan tata cara yang telah ditentukan. Dalam perkembangan selanjutnya, tata cara rujuk tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh Mazhab Syafi i. Seperti terlihat didalam perundang-undangan yang berlaku, rujuk berikut tata caranya sebagaimana yang terdapat dalam KHI. KHI telah memuat aturanaturan rujuk yang dapat dikatakan rinci, dalam tingkat tertentu KHI hanya mengulang penjelasan fiqih. Namun berkenaan dengan proses, KHI melangkah lebih maju dari fiqih sendiri. Proses pelaksanaan rujuk yang diatur oleh Kompilasi Hukum Islam (KHI), terdapat dalam BUKU 1 tentang Hukum Perkawinan pada bab XVIII. Di dalam bab tersebut di uraikan prosesnya dalam bentuk pasal-pasal yaitu sebanyak tujuh pasal yang dimulai dari pasal 36 sampai dengan pasal 169. Berkenaan dengan tata cara pelaksanaan rujuk dijelaskan pada pasal 167 yaitu: (1) Suami yang hendak merujuk istrinya datang bersama-sama ke pegawai pencatat nikah atau pembantu pegawai pencatat nikah yang 2009), h Tihami Sohari, Fikih Munakahat Kajian Fikih Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers,

11 4 mewilayahi tempat tinggal suami istri dengan membawa penetapan tentang terjadinya thalaq dan surat keterangan lain yang diperlukan. (2) Rujuk yang dilakukan dengan persetujuan istri di hadapan pegawai pencatat nikah atau pembantu pegawai pencatat nikah. (3) Pegawai pencatat nikah atau pembantu pegawai pencatat nikah memeriksa dan menyelidiki apakah suami yang akan merujuk itu memenuhi syarat-syarat merujuk menurut hukum munakahat, apakah rujuk yang akan dilakukan itu masih dalam iddah thalaq raj i, apakah perempuan yang akan dirujuk itu adalah istrinya. (4) Setelah itu suami mengucapkan rujuknya dan masing-masing yang bersangkutan beserta saksi-saksi menandatangani buku pendaftaran rujuk. (5) Setelah rujuk itu dilaksanakan pegawai pencatatan nikah atau pembantu pegawai pencatat nikah menasehati suami istri tentang hukum-hukum dan kewajiban mereka yang berhubungan dengan rujuk. 4 Dari rincian pasal di atas dapat dipahami bahwa dalam pelaksanaan proses rujuk harus melalui tahapan-tahapan dan ketentuan-ketentuan yang baru serta harus ditaati oleh kedua belah pihak. Proses ini merupakan hasil ijtihad para ulama yang menginginkan pembaharuan dan perbaikan serta kemaslahatan umat Islam di Indonesia. 4 Ibid, h. 16.

12 5 Dalam pasal 164 dan 165 disyaratkan adanya persetujuan istri dalam proses rujuk yang dilakukan oleh seorang suami terhadap istri yang telah dithalaqnya. Disebutkan secara tegas bahwa seorang wanita dalam iddah thalaq raj i berhak mengajukan keberatan atas kehendak rujuk dari bekas suaminya di hadapan PPN (pegawai pencatat nikah) disaksikan dua orang saksi, kemudian pada pasal berikutnya (165), rujuk yang dilakukan tanpa persetujuan bekas istri, dapat dinyatakan tidak sah dengan putusan Pengadilan Agama. Dengan demikian dalam hal rujuk terjadi perkembangan konseptual yang signifikan dari Mazhab Syafi i ke KHI. Yang semula meletakkan wewenang pada suami sehingga ia bebas menentukan kapan dan dengan cara bagaimana ia rujuk, telah dibatasi dengan ada persyaratan persetujuan istri. Walaupun suaminya meminta rujuk, namun istrinya tidak berkenan, maka rujuk tidak terjadi. 5 Persoalannya adalah mengapa KHI memberikan peluang kepada istri untuk menolak kehendak rujuk suami, agaknya hal ini merupakan satu bentuk perlindungan KHI terhadap perempuan. Agaknya tidak adil hak thalak sepenuhnya diberikan kepada suami sehingga ia bebas menthalaq istrinya kapanpun ia mau selama masa iddah. Sampai di sini, terkesan seolah-olah istri tidak berdaya menghadapi dominasi suami. Istri lebih pada posisi yang ditentukan ketimbang menetukan. Dengan diberikannya hak kepada istri untuk menolak atau menyetujui kehendak rujuk. Sebenarnya Amir Nuruddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2006), h.

13 6 aturan itu mengingatkan laki-laki agar tidak sembarangan menjatuhkan thalaq kepada istrinya. Dalam konteks ini, semangat KHI yang menempatkan laki-laki dan perempuan dalam posisi yang sejajar juga terlihat pada aturan-aturan rujuk. Paling tidak aturan ini termasuk aturan mengenai thalaq dapat menekan thalaq pada tingkat yang paling minimal. Yang menarik dalam penelitian ini adalah perbedaan pendapat yang ada pada Mazhab Syafi i yaitu tidak mensyaratkan adanya persetujuan istri dalam rujuk, namun KHI berkata lain yaitu mensyaratkan adanya persetujuan istri dalam rujuk, jika istri tidak setuju untuk dirujuk, maka rujuk itu tidak sah. Perkembangan pemikiran fiqih juga dapat dilihat pada aturan-aturan KHI yang berkenaan dengan tata cara aturan rujuk seperti terlihat di dalam pasal-pasal KHI. Dalam tata cara rujuk begitu terang, ternyata cukup banyak aturan administratif yang harus dipenuhi bagi pasangan suami istri yang akan rujuk. Yang menarik KHI mengamanahkan kepada pegawai pencatat nikah untuk menasehati kedua mempelai agar konflik tidak terjadi lagi di dalam rumah tangga. Dengan aturan tata cara rujuk, tegaslah rujuk yang di dalam kitabkitab fiqih yang dipandang sebagai peristiwa yang personal yang hanya melibatkan suami dan istri, ternyata telah digeser menjadi wilayah yang sedikit terbuka. Sehingga persyaratan administratif menjadi sangat penting dan di tempatkan sebagai bukti otentik bahwa rujuk telah terjadi. Selanjutnya yang menjadi dasar KHI dalam menetapkan hal ini adalah konsep maslahah, yaitu memelihara keselamatan sang istri, yang

14 7 dikhawatirkan akan terjadi objek kesewenangan dari suaminya. Dasar konsep maslahah ini adalah kaedah ushul sebagai berikut: درء المفاسد أولى من جلب المصالح menolak kerusakan lebih utama dari pada mengambil maslahah. 6 Berangkat dari permasalahan inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan membandingkan pendapat Mazhab Syafi i dan KHI. Dengan tujuan untuk menemukan rumusan yang baru mengenai persetujuan istri dalam rujuk. Yang penulis beri judul PERSETUJUAN ISTRI DALAM RUJUK STUDI KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN KHI. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pendapat Mazhab Syafi i tentang persetujuan istri dalam rujuk? 2. Bagaimana KHI menjelaskan pentingnya persetujuan istri dalam rujuk? C. Tujuan dan Kegunaan Berangkat dari rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam tentang kewenangan istri dalam menolak rujuk suami. 6 Satria Effendi, M.Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2005) h. 149

15 8 a. Manfaat penelitian Ini meliputi teoritis dan praktis, secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan referensi dan sumbangsih pemikiran utamanya dalam masalah rujuk. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat, baik kalangan akademis, praktisi maupun masyarakat pada umumnya mengenai tentang kewenangan istri dalam menolak rujuk suami menurut perspektif hukum Islam dan KHI. b. Kegunaan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pendapat Mazhab Syafi i terhadap persetujuan istri dalam rujuk. 2. Untuk mengetahui bagaimana KHI membahaskan pentingnya persetujuan istri dalam rujuk. D. Penjelasan Istilah Menentukan penjelasan istilah dalam sebuah penelitian akan sangat membantu dalam penulisan penelitian ini dalam mencegah pelebaran pembahasan. Dengan menulis batasan istilah pada pemulaan penulisan ini akan membantu penulis untuk tetap fokus dalam pembahasan sebagaimana yang dikehendaki. Oleh karena itu, masalah harus telah dianalisis, dibatasi, dan dirumuskan secara jelas serta sederhana demi terbentuknya tulisan yang baik.

16 9 1. Persetujuan Pernyataan setuju atau pernyataan menyetujui pembenaran pengesahan, perkenan dengan ajakan rujuk yang dari suami Istri Istri adalah pendamping hidup suami, yang mana istri diperoleh dengan cara pernikahan. Seorang wanita yang dinikahi oleh seorang laki-laki maka disebut istri Rujuk Mengembalikan istri yang telah dithalaq pada pernikahan yang asal sebelum diceraikan. Adapun yang dimaksud rujuk disini adalah mengembalikan status hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi thalaq raj i yang dilakukan oleh bekas suami terhadap bekas istrinya dalam masa iddahnya dengan ucapan tertentu Mazhab Syafi i Mazhab Syafi i adalah salah satu Mazhab yang di anut oleh umat Islam KHI (Kompilasi Hukum Islam) KHI (Kompilasi Hukum Islam) adalah sekumpulan materi hukum Islam yang ditulis pasal demi pasal, berjumlah 229 pasal, 7 Sudarsono, Kamus Agama Islam (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h Ibid, h h Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 10 Sudarsono, Kamus Agama Islam,...h. 127.

17 10 terdiri atas tiga kelompok materi hukum, yaitu Hukum Perkawinan (170 pasal), Hukum Kewarisan termasuk wasiat dan hibah (44 pasal) dan Hukum Perwakafan (14 pasal), ditambah satu pasal ketentuan penutup yang berlaku untuk ketiga kelompok hukum tersebut. KHI disusun melalui jalan yang sangat panjang dan melelahkan karena pengaruh perubahan sosial politik terjadi di negeri ini dari masa ke masa. E. Studi Pustaka Untuk menunjukkan orisinalitas penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini, akan dicantumkan beberapa penelitian yang satu tema terlebih dahulu. Dalam bentuk skripsi, Pada tahun 2011, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Suwandi, M.H.. Dosen UIN Maliki Malang yang berjudul Relevansi Konsep Rujuk Antara Kompilasi Hukum Islam dan Pandangan Imam Mazhab. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa rujuk terjadi melalui percampuran (Hubungan biologis), ketika hubungan tersebut sudah dilakukan, secara sah istri dirujuk kembali walaupun tanpa niat. Dan menurut penelitian tersebut, konsep rujuk yang paling relevan di Indonesia adalah konsep mazhab Syafi i yang menyatakan bahwa rujuk harus dengan ucapan yang jelas dan tidak sah jika hanya dengan perbuatan. Dan juga diwajibkan baginya untuk mendatangkan dua saksi Muhammad Suwandi, Penelitian tentang Relevansi Konsep Rujuk Antara Kompilasi Hukum Islam dan Pandangan Imam Mazhab (Malang: 2011).

18 11 Dalam buku Buku Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia Karya Rachmadi Usman, dalam tulisan ini ia menjelaskan tentang batasan usia perkawinan yaitu dalam persyaratan perkawinan. Ada dua macam syarat perkawinan, yaitu syarat materil dan syarat formil. Syarat materil adalah syarat yang melekat pada diri pihakpihak yang melangsungkan perkawinan, disebut juga syarat-syarat subjektif. Persyaratan materil berkenaan dengan calon mempelai yang hendak menikah, meliputi persyaratan orangnya yang berlaku umum bagi semua perkawinan, yaitu adanya persetujuan dari kedua calon mempelai, calon mempelai sudah berumur 19 tahun bagi pria dan 16 tahun bagi wanita. 12 Dalam buku Dalam buku Hukum Perdata Islam di Indonesia, karangan Zainuddin. Di dalam buku ini terdapat kesamaan dalam pembahasan masalah usia perkawinan menurut fikih dan undang-undang perkawinan hanya mengacu pada undang-undang saja yang dipertegas. Namun, dalam tulisan ini tidak ada pemisahan tentang pembahasan mengenai persetujuan istri dalam rujuk. 13 Buku Hukum Perkawinan Islam di Indonesia karangan Amir Syarifuddin, beliau menjelaskan pembahasan mengenai rujuk menurut agama Islam, juga menjelaskan tentang persetujuan rujuk menurut Islam, 12 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2006) h Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2006) h. 12

19 12 begitu juga persetujuan istri dalam rujuk menurut KHI juga dijelaskan di dalam buku tersebut. 14 Dalam penulisan proposal ini, penulis berpedoman kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Jurusan Syari ah. 15 Yang membedakan penelitian ini dengan peneitian lainnya adalah dalam penelitian ini membahas tentang dua pendapat hukum yang berbeda yaitu pendapat hukum Islam dalam mazhab syafi i dan pendapat undangundang dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Dalam penelitian lainnya, lebih cenderung membahas pendapat undang-undangnya saja yang dipertegas. F. Kerangka Teori Rujuk menurut bahasa artinya kembali. Adapun menurut syariat Islam ialah kembalinya mantan suami kepada mantan isterinya yang telah di thalaqnya dengan thalaq raj i untuk kumpul kembali pada masa iddah tanpa mengadakan akad nikah yang baru. Hukum asal dari pada Rujuk adalah mubah (boleh). Hal ini di dasarkan pada firman Allah SWT surat Al- Baqarah ayat 228: Dan suami-suaminya yang berhak merujuknya dalam masa menanti itu jika mereka (para suami) itu mengehendaki Islah. Dan 14 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia h Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Syari ah, 2011

20 Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Karena rujuk merupakan hak suami, maka untuk merujuknya suami tidak perlu adanya saksi, dan kerelaan mantan istri dan wali. Namun menghadirkan saksi dalam rujuk hukumnya sunnah, karena di khawatirkan apabila kelak istri akan menyangkal rujuknya suami. Rujuk boleh diucapkan, seperti: saya rujuk kamu, dan dengan perbuatan misalnya: menyetubuhinya, seperti menciumnya dan sentuhan-sentuhan birahi. Berbeda dengan fiqih klasik, KHI sepertinya telah memuat aturanaturan yang dapat dikatakan rinci. Dalam tingkat tertentu, KHI hanya mengulang dari penjelasan fiqih. Namun berkenaan dengan proses, KHI melangkah lebih maju dari fikih sendiri. Di dalam pasal 163 dijelaskan: 1. Seorang suami dapat merujuk istrinya yang dalam masa iddah. 2. Rujuk dapat dilakukan dalam hal-hal : a. Putusnya perkawinan karena thalaq, kecuali thalaq yang telah jatuh tiga kali atau thalaq yang dijatuhkan qabla al dukhul. b. Putusnya perkawinan berdasarkan putusan Pengadilan dengan alasan atau alasan-alasan selain zina dan khulu. 16 Yang menjadi pertanyaan peneliti adalah hukum Islam yang mana yang menjadi dasar dalam menyimpulkan hal tersebut. Hal ini menjadi menarik bagi peneliti untuk menjawab pertanyaan di atas. Oleh karena itu, 16 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (Bandung: Citra Umbara, 2011) h

21 14 untuk memecahkan permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori kemaslahatan. Yaitu konsep maslahah, yaitu memelihara keselamatan sang istri, yang dikhawatirkan akan terjadi objek kesewenangan dari suaminya. Dasar konsep maslahah ini adalah kaidah ushul fiqih sebagai berikut: درء المفاسد أولى من جلب المصالح menolak kerusakan lebih utama dari pada mengambil maslahah 17 G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Untuk menjawab persoalan seperti yang telah diuraikan pada rumusan masalah, maka dalam penelitian ini dibutuhkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis bukan berupa angka. Maka dari sini penelitian ini tergolong kepada penelitian kualitatif. Dan dengan menggunakan pola pikir komperatif yang maksudnya adalah analisis yang membandingkan antara satu pendapat dengan pendapat lainnya, yaitu pendapat Mazhab syafi i dan pendapat Kompilasi Hukum Islam (KHI). Dengan demikian, jika dilihat dari tempatnya, penelitian ini tergolong pada penelitian perpustakaan ( library research) Pendekatan Penelitian Sebagai perangkat Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan komperatif yang datanya berupa teori, 17 Satria Effendi, Ushul Fiqh h Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h. 95

22 15 konsep, dan ide. Pendekatan komperatif, bertujuan mengungkapkan atau mendeskripsikan data atau teori yang telah diperoleh Sumber Data a. Data primer dalam penelitian ini adalah berupa buku-buku berhubungan dengan permasalahan rujuk seperti buku-buku Al- Umm, buku terjemahan Kitab Al-Umm, Mughni Muhtaj, Fiqh Islamy Wa Adilatuhu, Bidayatul Mujtahid. Dan juga buku-buku lain serta atikel dan jurnal yang berkaitan dengan hal tersebut. b. Data sekunder adalah berupa informasi-informasi yang berkaitan dengan pembahasan di atas baik berupa ensiklopedi dan lain-lain. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah secara normatif (studi kepustakaan), yaitu dengan mengumpulkan berbagai bahan hukum primer maupun sekunder yang berkaitan dengan kewenangan penolakan rujuk oleh istri terhadap suami Teknik analisa data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, pengorganisasian data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang 19 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005) h Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h. 77

23 dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 16 H. Sistematika Pembahasan Dalam penelitian ini disusun sebuah sistematika penulisan, agar dengan mudah diperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh. Dalam bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penjelasan istilah, studi pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua adalah landasan teori. Dalam bab ini peneliti akan mengawali dengan penelitian terdahulu dan juga secara teoritis hal-hal yang menjadi objek penelitian seperti pengertian rujuk dalam pandangan Mazhab Syafi i, pengertian rujuk dalam pandangan KHI, tata cara rujuk dan juga hikmah rujuk. Bab ketiga menjelaskan tentang hasil penelitian, yaitu pendapat Mazhab Syafi i tentang persetujuan istri dalam rujuk dan pendapat KHI tentang persetujuan istri dalam rujuk serta analisis Mazhab Syafi i dan KHI. Bab keempat merupakan penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini dikarenakan pada hakikatnya kehidupan setiap manusia diawali dengan perjanjian dengan-nya untuk

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H Status Perkawinan Orang Murtad (Studi Komparatif Mazhab Syafi'i dan KHI) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Fakultas Syari'ah/Jurusan Ahwal Asy-Syakhsiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana

Lebih terperinci

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6 BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY IMPLIKASI BANK ASI TERHADAP HUKUM RADHA AH; (WACANA PEMIKIRAN YUSUF QARDHAWI) SKRIPSI Diajukan Oleh : AFDHALUL ULFA Mahasiswa Fakultas Syari ah Jurusan Syari ah Ahwalul Syakhsiyah NIM : 110 807 766 FAKULTAS

Lebih terperinci

RATNA MUTIARA NASUTION

RATNA MUTIARA NASUTION RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENYELESAIAN RUJUK DI KUA (Studi Kasus di Desa Alur Selebu Kec. Kejuruan Muda Kab. Aceh Tamiang) Skripsi Diajukan Oleh : RATNA MUTIARA NASUTION Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama

Lebih terperinci

KEDUDUKAN SAKSI WANITA DALAM PERKAWINAN MENURUT MAZHAB HANAFI SKRIPSI

KEDUDUKAN SAKSI WANITA DALAM PERKAWINAN MENURUT MAZHAB HANAFI SKRIPSI KEDUDUKAN SAKSI WANITA DALAM PERKAWINAN MENURUT MAZHAB HANAFI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Syari ah Pada Jurusan/Prodi Ahwal Asy Syakhsiyah

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TERHADAP PENDAPAT IMAM MALIK TENTANG HAK KEWARISAN ISTRI YANG DITALAK OLEH SUAMI YANG SEDANG SAKIT S K R I P S I DISUSUN OLEH :

STUDI ANALISIS TERHADAP PENDAPAT IMAM MALIK TENTANG HAK KEWARISAN ISTRI YANG DITALAK OLEH SUAMI YANG SEDANG SAKIT S K R I P S I DISUSUN OLEH : STUDI ANALISIS TERHADAP PENDAPAT IMAM MALIK TENTANG HAK KEWARISAN ISTRI YANG DITALAK OLEH SUAMI YANG SEDANG SAKIT S K R I P S I Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) Pada Fakultas

Lebih terperinci

RELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI. Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM : 06210009

RELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI. Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM : 06210009 RELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM : 06210009 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Bidang Hukum Perdata Islam Oleh:

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH A. Isbat Nikah 1. Pengertian Isbat Nikah Kata isbat berarti penetapan, penyungguhan, penentuan. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu belaka, namun langgeng dan harmonisnya sebuah rumah tangga sangatlah di tentukan oleh sejauh mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian rujuk kembali pada saat iddah istrinya hampir habis, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kemudian rujuk kembali pada saat iddah istrinya hampir habis, kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sebelum islam datang ke tanah arab, apabila masyarakat jahiliyah ingin melakukan talak dengan istri mereka, mereka melakukan dengan cara yang merugikan pihak

Lebih terperinci

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi)

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) SKRIPSI Diajukan Oleh: NABILAH BINTI ISMAIL Mahasiswi Fakultas Syariah Jurusan: Ahwal Syahsiyah Nim: 110 807 796 FAKULTAS SYARI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM 62 BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM CUKUP UMUR DI DESA BARENG KEC. SEKAR KAB. BOJONEGORO Perkawinan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN Mahasiswa Fakultas Syari ah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiah NIM : 110807795 FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

WANITA SAFIHAH MENURUT PENDAPAT EMPAT IMAM MADZHAB

WANITA SAFIHAH MENURUT PENDAPAT EMPAT IMAM MADZHAB KHULU WANITA SAFIHAH MENURUT PENDAPAT EMPAT IMAM MADZHAB SKRIPSI OLEH: NURUL LATIFAH NIM 2822123032 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN TULUNGAGUNG)

Lebih terperinci

HUKUM WASIAT MENDONORKAN ORGAN TUBUH MANUSIA MENURUT PENDAPAT YUSUF AL-QARDHAWI SKRIPSI

HUKUM WASIAT MENDONORKAN ORGAN TUBUH MANUSIA MENURUT PENDAPAT YUSUF AL-QARDHAWI SKRIPSI HUKUM WASIAT MENDONORKAN ORGAN TUBUH MANUSIA MENURUT PENDAPAT YUSUF AL-QARDHAWI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang luhur dan sakral, bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah Rasulullah. Sebab di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia diatas permukaan bumi ini pada umumnya selalu menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi miliknya. Sesuatu kebahagiaan itu

Lebih terperinci

HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) ADAM

HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) ADAM HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) SKRIPSI Diajukan Oleh : ADAM Mahasiswa Fakultas Syariah Program Studi Muamalah NIM : 511 000 758 INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah Fakultas Syariah Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah (AS) OLEH:

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah Fakultas Syariah Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah (AS) OLEH: KAWIN TERPAKSA KARENA HAMIL DAN DAMPAKNYA ATAS KELANGSUNGAN RUMAH TANGGA DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Soropia Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN. (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010)

TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN. (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010) TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1) dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 69 BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 1. Faktor-Faktor Kawin di Bawah Umur Penyebab terjadinya faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN 55 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis Tentang Praktik Penjatuhan Talak Seorang Suami Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan Agama adalah salah satu dari peradilan Negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kedudukan mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling berhubungan antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK A. Analisis Terhadap Prosedur Pernikahan Wanita Hamil di Luar Nikah di Kantor Urusan Agama

Lebih terperinci

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu amalan sunah yang disyari atkan oleh Al- Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, segala sesuatu

Lebih terperinci

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir karena berbagai hal. 1 Putus ikatan bisa berarti salah seorang diantara keduanya meninggal dunia, antara pria dengan wanita

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS COUNTER LEGAL DRAFT KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG NIKAH SIRRI, NIKAH MUT AH, DAN NIKAH BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF FIQIH SKRIPSI

STUDI ANALISIS COUNTER LEGAL DRAFT KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG NIKAH SIRRI, NIKAH MUT AH, DAN NIKAH BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF FIQIH SKRIPSI STUDI ANALISIS COUNTER LEGAL DRAFT KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG NIKAH SIRRI, NIKAH MUT AH, DAN NIKAH BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF FIQIH SKRIPSI OLEH KHAMID MASJIB NIM. 3222113015 JURUSAN HUKUM KELUARGA

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH NAFIDHATUL LAILIYA NIM. 3222113012 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN

Lebih terperinci

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) TESIS Oleh: SYAHDIAN NOOR, LC. NIM: 11.0202.0767 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN WAKAF DI BAITUL MAL KOTA LANGSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Oleh : MAULITA Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Fakultas/Prodi

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 1 2 TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (Studi Penelitian di Pengadilan Agama Kota Gorontalo) Nurul Afry Djakaria

Lebih terperinci

Kedudukan Anak Sebagai Wali Nikah Bagi Ibu ( Analisis Terhadap Pendapat Imam Malik )

Kedudukan Anak Sebagai Wali Nikah Bagi Ibu ( Analisis Terhadap Pendapat Imam Malik ) Kedudukan Anak Sebagai Wali Nikah Bagi Ibu ( Analisis Terhadap Pendapat Imam Malik ) Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh MUHAMMAD SIKAMRI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH A. Analisis Status Perwalian Anak Akibat Pembatalan Nikah dalam Putusan Pengadilan Agama Probolinggo No. 154/Pdt.G/2015 PA.Prob Menurut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA 59 BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA A. Analisis Hukum Terhadap Pelaksanaan Perkawinan di bawah Umur Tanpa Dispensasi Kawin Perkawinan ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan kepada umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

Lebih terperinci

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ Manhaj yang digunakan tiap organisasi keagamaan pada dasarnya adalah sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang cenderung menggunkan metode

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG SKRIPSI.

KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG SKRIPSI. KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG SKRIPSI Oleh: ARINA NIM. 07120001 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan. 81 BAB IV ANALISIS HUKUM FORMIL DAN MATERIL TERHADAP PUTUSAN HAKIM TENTANG NAFKAH IDDAH DAN MUT AH BAGI ISTRI DI PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO (Study Putusan Perkara No. 1049/Pdt.G/2011/PA.Bjn) A. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencatatan perkawinan dalam pelaksanaannya diatur dengan PP No. 9 Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II Pasal 2 ayat (1) PP

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH

STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH STUDI ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG SYARAT WANITA ZINA YANG AKAN MENIKAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpasang-pasangan merupakan sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1 Firmah Allah SWT dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL 57 BAB IV ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL A. Analisis Dasar Hukum Majelis Hakim dalam Menetapkan Penolakan Permohonan Dispensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan sangat dianjurkan dalam Islam, terutama bagi mereka yang secara lahir dan batin telah siap menjalankannya. Tidak perlu ada rasa takut dalam diri setiap muslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, lebih khusus lagi agar mereka bisa

Lebih terperinci

METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI

METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Meperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) SITI ROMELAH

Lebih terperinci

AD{AL DENGAN ALASAN CALON SUAMI SEORANG MUALLAF DAN

AD{AL DENGAN ALASAN CALON SUAMI SEORANG MUALLAF DAN BAB IV ANALISIS 4 MADZAB FIQIH TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA NGANJUK NOMOR 0034/Pdt.P/2016/PA.NGJ TENTANG WALI AD{AL DENGAN ALASAN CALON SUAMI SEORANG MUALLAF DAN KHAWATIR KEMBALI KEAGAMANYA SEMULA.

Lebih terperinci

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

Perkawinan dengan Wali Muhakkam FIQIH MUNAKAHAT Perkawinan dengan Wali Muhakkam Jl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos. 36135 Telp./Fax. 0741-570298 Cp. 082136949568 Email : sumarto.manajemeno@gmail.com

Lebih terperinci

PENGHALANG KEWARISAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM (ANALISIS PASAL 173) SKRIPSI

PENGHALANG KEWARISAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM (ANALISIS PASAL 173) SKRIPSI PENGHALANG KEWARISAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM (ANALISIS PASAL 173) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Penulisan Skripsi Guna Meraih Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh YUMNA NIM. 10921005435

Lebih terperinci

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG STATUS ANAK DI LUAR PERKAWINAN NOMOR46/ PUU-VIII/2010 DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM DANHUKUM DI INDONESIA SKRIPSI

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG STATUS ANAK DI LUAR PERKAWINAN NOMOR46/ PUU-VIII/2010 DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM DANHUKUM DI INDONESIA SKRIPSI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG STATUS ANAK DI LUAR PERKAWINAN NOMOR46/ PUU-VIII/2010 DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM DANHUKUM DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN 1 TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN (Studi Komparatif Pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi i dalam Kajian Hermeneutika dan Lintas Perspektif) Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam, bahwa dua orang manusia dengan jenis kelamin yang berlainan seorang wanita dan seorang laki-laki, ada rasa saling tertarik antara satu sama

Lebih terperinci

KETIDAKADILAN DALAM POLIGAMI SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN (Analisa Putusan Hakim Pada Mahkamah Syar iyah Banda Aceh) S K R I P S I

KETIDAKADILAN DALAM POLIGAMI SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN (Analisa Putusan Hakim Pada Mahkamah Syar iyah Banda Aceh) S K R I P S I S K R I P S I Diajukan Oleh : AIDA MUTIA Mahasiswa Fakultas Syariah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyah NIM : 110 606 950 FAKULTAS SYARIAH INSTITUTT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSALAM BANDA ACEH 2011 M/1432

Lebih terperinci

1 Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden No. 154 Tahun Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154 Tahun 1991.

1 Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden No. 154 Tahun Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154 Tahun 1991. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan yang diciptakan berpasang-pasangan. Maka dengan berpasangan itulah manusia mengembangbiakan banyak laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH 75 BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH A. Analisis Pendapat Hakim Tentang Status Istri Setelah

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN

PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN PENDAPAT ULAMA DI DESA BOJA TERHADAP PENGUCAPAN TALAK DI LUAR PENGADILAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PROPOSAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar FIQIH, (Jakarta:KENCANA. 2003), Hal-141. Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: AMZAH.

Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar FIQIH, (Jakarta:KENCANA. 2003), Hal-141. Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: AMZAH. I. PENDAHULUAN Pada dasarnya perkawinan itu dilakukan untuk waktu selamanya sampai matinya salah seorang suami-istri. Inlah yang sebenarnya dikehendaki oleh agama Islam. Namun dalam keadaan tertentu terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK TENTANG MAHAR MITSIL YANG BELUM DIBAYAR KETIKA SUAMI MENINGGAL DUNIA QABLA DUKHUL SKRIPSI

ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK TENTANG MAHAR MITSIL YANG BELUM DIBAYAR KETIKA SUAMI MENINGGAL DUNIA QABLA DUKHUL SKRIPSI ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK TENTANG MAHAR MITSIL YANG BELUM DIBAYAR KETIKA SUAMI MENINGGAL DUNIA QABLA DUKHUL SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy)

Lebih terperinci

TIDAK TERPENUHI NAFKAH SECARA BAIK SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO.1 TAHUN 1974

TIDAK TERPENUHI NAFKAH SECARA BAIK SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO.1 TAHUN 1974 TIDAK TERPENUHI NAFKAH SECARA BAIK SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO.1 TAHUN 1974 SKRIPSI Oleh: LUTFI MAYA NIRWANA NIM. 07120007 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh:

SKRIPSI. Diajukan Oleh: TANGGUNG JAWAB ANAK PEREMPUAN DALAM KELUARGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SISTEM KEWARISAN (Kajian Terhadap Adat Perpatih Masyarakat Rembau, Negeri Sembilan) SKRIPSI Diajukan Oleh: SITI AMINAH BINTI MOHD

Lebih terperinci

PERNIKAHAN WANITA HAMIL STUDI KASUS PRO KONTRA PADA MASYARAKAT DESA PANTAI CEMPA KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG S K R I P S I

PERNIKAHAN WANITA HAMIL STUDI KASUS PRO KONTRA PADA MASYARAKAT DESA PANTAI CEMPA KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG S K R I P S I PERNIKAHAN WANITA HAMIL STUDI KASUS PRO KONTRA PADA MASYARAKAT DESA PANTAI CEMPA KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG S K R I P S I Diajukan Oleh: DEWI ROSMITA Mahsiswi Institut Agama Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama dengan orang lain mengikatkan

Lebih terperinci

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik BAB IV ANALISIS TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA PERCERAIAN MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM NO.0255/Pdt.G/2013/PA.Pas. di PENGADILAN AGAMA PASURUAN A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MAKAR (Studi Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang Nomor: 188/Pid.B/2011/PN.Ung) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan Undang-Undang dapat diwujudkan dengan baik dan sempurna jika perkawinan tersebut sejak proses pendahuluannya

Lebih terperinci

ISTIBDAL HARTA WAKAF (STUDI KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM AL-SARKHASI DAN IMAM AL-NAWAWI S K R I P S I

ISTIBDAL HARTA WAKAF (STUDI KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM AL-SARKHASI DAN IMAM AL-NAWAWI S K R I P S I ISTIBDAL HARTA WAKAF (STUDI KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM AL-SARKHASI DAN IMAM AL-NAWAWI S K R I P S I Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Di Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM

STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Syari ah Oleh ERNA SUSANTI NIM 1210019

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT GAMPONG BLANG BATEE KECAMATAN PEUREULAK KOTA TENTANG MAHALNYA MAHAR PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. SKRIPSI DiajukanOleh SITI AMINAH

PERSEPSI MASYARAKAT GAMPONG BLANG BATEE KECAMATAN PEUREULAK KOTA TENTANG MAHALNYA MAHAR PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. SKRIPSI DiajukanOleh SITI AMINAH PERSEPSI MASYARAKAT GAMPONG BLANG BATEE KECAMATAN PEUREULAK KOTA TENTANG MAHALNYA MAHAR PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI DiajukanOleh SITI AMINAH MahasiswaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) ZawiyahCot Kala

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI Anggyka Nurhidayana 1, Amnawati 2, Kasmawati 3. ABSTRAK Upaya perlindungan hukum dalam perkawinan sirri atau disebut perkawinan tidak dicatatkan

Lebih terperinci

PENENTUAN ARAH QIBLAT

PENENTUAN ARAH QIBLAT PENENTUAN ARAH QIBLAT (Kajian Terhadap Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010) Nama : Julia Roma Fitriati NIM : 110 606 974 Fakultas/Jurusan : Syari ah Ahwal Asy-Syakhshiyyah Tebal Skripsi : 71 Halaman Pembimbing

Lebih terperinci

A. Analisis Implementasi Pemberian Mut ah dan Nafkah Iddah dalam Kasus Cerai Gugat Sebab KDRT dalam Putusan Nomor 12/Pdt.G/ 2012/PTA.Smd.

A. Analisis Implementasi Pemberian Mut ah dan Nafkah Iddah dalam Kasus Cerai Gugat Sebab KDRT dalam Putusan Nomor 12/Pdt.G/ 2012/PTA.Smd. 62 BAB IV IMPLEMENTASI PEMBERIAN MUT AH DAN NAFKAH IDDAH SERTA PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA (PTA) SAMARINDA Nomor 12/Pdt.G/ 2012/Pta.Smd. A. Analisis Implementasi Pemberian

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SISTEM MUSAQAH DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAWIT DI DESA SUNGAI PUTIH KECAMATAN TAPUNG DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

PELAKSANAAN SISTEM MUSAQAH DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAWIT DI DESA SUNGAI PUTIH KECAMATAN TAPUNG DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI PELAKSANAAN SISTEM MUSAQAH DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAWIT DI DESA SUNGAI PUTIH KECAMATAN TAPUNG DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KETENTUAN NAFKAH BAGI KAUM KERABAT ( STUDY KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I ) SKRIPSI

KETENTUAN NAFKAH BAGI KAUM KERABAT ( STUDY KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I ) SKRIPSI KETENTUAN NAFKAH BAGI KAUM KERABAT ( STUDY KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (

Lebih terperinci

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo.

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo. POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo. Pasal 58 KHI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

POLA RELASI KELUARGA DI KALANGAN PARA TUAN-GURU DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH. (Studi Relasi Keluarga Di Masyarakat Sasak Kabupaten Lombok Tengah)

POLA RELASI KELUARGA DI KALANGAN PARA TUAN-GURU DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH. (Studi Relasi Keluarga Di Masyarakat Sasak Kabupaten Lombok Tengah) POLA RELASI KELUARGA DI KALANGAN PARA TUAN-GURU DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH (Studi Relasi Keluarga Di Masyarakat Sasak Kabupaten Lombok Tengah) SKRIPSI oleh : Mohamad Habibi NIM 09210023 JURUSAN AL-AHWAL

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010 ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PASAL 220 AYAT 2 ( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM. A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM. A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Perkawinan merupakan institusi kecil yang sangat penting dalam masyarakat. Eksistensi institusi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

Oleh: Ahmada Chafida NIM :

Oleh: Ahmada Chafida NIM : DIWAJIBKANNYA PERSETUJUAN ISTRI SEBAGAI SYARAT IJIN POLIGAMI (TINJAUAN UU NOMOR 1 TAHUN 1974 PASAL 5 AYAT 1 DAN KHI PASAL 58 AYAT 1 PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

KRITERIA PEMILIH DALAM MEMILIH KEPALA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH S K R I P S I

KRITERIA PEMILIH DALAM MEMILIH KEPALA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH S K R I P S I KRITERIA PEMILIH DALAM MEMILIH KEPALA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan suatu ikatan yang mempersatukan dua insan yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup bersama, hal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi Sebelum menjelaskan mengenai kasus posisi pada putusan perkara Nomor 321/Pdt.G/2011/PA.Yk., penulis akan memaparkan jumlah perkara poligami yang

Lebih terperinci