PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR PKn

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR PKn ARTIKEL OLEH: NI PUTU SURYANI JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR PKn Oleh: Ni Putu Suryani I Made Yudana I Nyoman Pursika Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan niputusuryani925@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : 1) meningkatkan tanggung jawab belajar PKn dan 2), meningkatkan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 orang dan objek penelitian meliputi tanggung jawab belajar PKn siswa serta hasil belajar PKn siswa. Data tanggung jawab belajar PKn siswa dikumpulkan dengan lembar observasi dan data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa 1) tanggung jawab belajar PKn siswa siklus I termasuk dalam kategori cukup bertanggung jawab sedangkan tanggung jawab belajar PKn siklus II termasuk dalam kategori bertanggung jawab, 2) nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa pada siklus I sebesar 73,9 dan termasuk dalam kategori baik dengan daya serap yaitu 73,9% dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 64,5%, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa pada siklus II sebesar 80,5 dan termasuk dalam kategori baik dengan daya serap yaitu 80,5% dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 90,3%. Penelitian ini sudah dikatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media gambar dapat meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar PKn siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar tahun ajaran 2012/2013. Kata-kata kunci : model TGT, media gambar, tanggung jawab dan hasil belajar ABSTRACT This study aims : 1) to improve civic learning responsibility, and 2) to improve civic learning outcomes trough the establishment of cooperative learning type TGT. This research is a classroom action through was conductod in two cycles consisting of the planning, implementation, observation and evaluation. The subject were student of class X 4 SMA Negeri 1 Banjar in academic

3 2012/2013 amounting to 31 people and the object of research include learning responsibility civic student and learning outcomes civic study. The the data learning responsibility civic study grathered through the observation page and data learning outcomes civic study grathered through the test. Data were analyzed by descriptive qualitative. The result of the analysis showed that 1) the responsibility civic student learn first cycle included in the enaugh category responsible and the responsibility civic student learn second cycle included in the quaite category responsible, 2) the average value of the result of civic student in the first cycle at 73,9 and included in the good category with the absorption 73,9% and mastery learning in classical reached 64,5%, while the average value of civic learning outcomes of student in the second cycles of 80,5 and included in the good category with the obsorption 80,5% and mastery learning in classical reached 90,3%. This research has been relatively succesful because it already filled the criteria of reseach. Based on the analysis it can be concluded that the application of cooperative learning tipe TGT aided drawing media can improve the outcomes learning and responsibility civic class X 4 SMA Negeri 2 Banjar in achademic 2012/2013. Key word : type TGT, image media, learning responsibility and learning outcomes 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu kemajuan suatu bangsa dan negara dapat ditentukan dari maju atau mundurnya pendidikan di negara tersebut. adapun tujuan pendidikan menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efesien. Upaya itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Perlu kita ketahui keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain siswa, guru, metode, sarana dan prasarana serta situasi kelas pada saat itu. Semua faktor di atas sangat berperan penting. Guru diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran sehingga siswa lebih memahami pelajaran PKn yang akan diajarkan., stabil dan dewasa agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

4 Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, maka proses pembelajaran di kelas harus mencerminkan proses pendidikan yang menekankan pada pencapaian tujuan belajar baik itu ranah kognitif, afektif maupun ranah psikomotor (Bloom dalam Arikunto, 2005). Namun melihat realita saat ini, pembelajaran tersebut belum berjalan sepenuhnya karena pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered). Pada umumnya di beberapa sekolah masih kita jumpai pembelajaran yang bersifat konvensional dimana terjadi dominasi transfer ilmu dari guru kepada siswa sehingga siswa hanya menerima informasi saja tanpa pernah menggali permasalahan sendiri. Hal tersebut tampaknya tidak sesuai dengan tuntutan KTSP yang menghendaki pengembangan daya nalar siswa secara optimal. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 2 Banjar khususnya terdapat masalah yang beranekaragam dalam proses belajar mengajar mulai dari hasil belajar yang rendah, aktivitas yang rendah dan lain sebagainya. Namun masalah yang menonjol adalah tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar yang belum optimal. Setelah di ukur rata-rata presentase tanggung jawab belajar Pkn siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar sebesar 32,6% yang berada pada kategori kurang bertanggung jawab, dengan pembagian 21 orang siswa berada pada kategori kurang bertanggung jawab dan 10 orang siswa berada pada kategori cukup bertanggung jawab. Disisi lain hasil belajar siswa kelas X 4 SMA juga kurang optimal dilihat dari rata-rata hasil belajar yang diperoleh oleh siswa adalah 67,7 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang diharapkan adalah 75, dan ketuntasan klasikalnya baru mencapai 58,1%. Berdasarkan masalah yang dijelaskan di atas, perlu diciptakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan peran siswa dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep, melalui penerapan suatu model pembelajaran yang lebih berpusat pada upaya menumbuhkan partisipasi dan tanggung jawab belajar siswa di dalam pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa di dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses belajar pada kelompok. Proses belajar dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemukan pada

5 metode konvensional. Dengan model pembelajaran kooperatif siswa akan terlibat aktif dan lebih memahami materi yang dibahas. Secara spesifik untuk menjawab masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran bermain sambil belajar adalah model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT). Model ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada keterlibatan siswa secara keseluruhan. Guru hanya mengisi materi di awal pembelajaran kemudian siswa melanjutkan dengan kerja kelompok yang diselingi dengan game tournament. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami secara langsung, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Menurut Saco (dalam Rusman:239) dalam Teams Games Tournament siswa memainkan permainan-permainan dengan anggotaanggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Dengan adanya permainan akademik akan memungkinkan siswa memiliki tanggung jawab untuk bisa menjawab pertanyaan yang diberikan pada saat tournament. Selain itu dengan adanya permainan akademik, siswa tidak akan cepat bosan mengikuti pelajaran. Di tambah lagi dengan media gambar yang menarik akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga pelajaran yang diberikan dapat diterima dengan baik. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut untuk dicarikan solusi pemecahannya yaitu : 1) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media gambar dapat meningkatkan tanggung jawab belajar PKn siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar Tahun Ajaran? 2) Apakah penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar Tahun Ajaran 2012/2013?

6 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel melekat dan yang sangat penting dalam penelitian karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang akan diteliti dan diamati oleh peneliti (Wendra dalam Miyasa, 2011:44). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Wendra (dalam Miyasa 2011:44) menyatakan bahwa: objek penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu objek yang mencerminkan proses dan objek yang mencerminkan produk/hasil. Objek yang mencerminkan proses adalah objek yang mencakup tindakan yang akan dilakukan dan materi yang akan diberikan. Objek yang mencerminkan produk adalah mencakup apa yang ingin diperbaiki. Objek dari penelitian tindakan kelas ini adalah : (1) tanggung jawab belajar PKn pada siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar, (2) dan hasil belajar siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang menggunakan empat langkah, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Keempat tahapan ini dapat membentuk sebuah siklus, yang kegiatannya berurutan yang kemudian kembali ke langkah semula. Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode observasi dan tes. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tanggung jawab belajar, sedangkan metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Data tanggung jawab belajar diperoleh dari skor tanggung jawab individu, presentase tanggung jawab belajar klasikal dan presentase rerata nilai tanggung jawab belajar siswa tiap siklus, sedangkan hasil belajar diperoleh dari rata-rata hasil belajar, daya serap siswa dan ketuntasan belajar secara klasikal.

7 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Tanggung jawab belajar PKn siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games tournament (TGT) Berbantuan Media Gambar Hasil analisis data tanggung jawab belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa tanggung jawab belajar siswa berada pada kategori cukup bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan presentase nilai tanggung jawab belajar siswa sebesar 41,8% yang berada pada rentang Perolehan nilai setiap pertemuan mengalami peningkatan, pada pertemuan pertama rata-rata 35,7%, pertemuan kedua menjadi 40,6% dan pertemuan ketiga 49%. Mengacu pada data tanggung jawab belajar yang diperoleh pada siklus I, perlu dilanjutkan pada siklus II, karena data yang diperoleh belum memenuhi kriteria yang diinginkan. Dimana penelitian ini mengharapkan siswa memperoleh skor tanggung jawab belajar siswa berada pada kategori bertanggung jawab pada rentang nilai Pada penerapan model pembelajaran siklus II ini terjadi peningkatan nilai tanggung jawab belajar siswa yang berada pada kategori bertanggung jawab. hal ini dikarenakan perolehan rata-rata tanggung jawab belajar siswa sebesar 61,2% yang berada pada rentang Melihat nilai tanggung jawab yang diperoleh pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sudah dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa. Karena nilai tanggung jawab belajar siswa sudah mencapai kriteria yaitu berada pada kategori bertanggung jawab atau berada pada rentang Dari hasil analisis data tanggung jawab belajar siklus I dan II dapat dilihat bahwa presentase tanggung jawab belajar siswa mengalami peningkatan dari 41,8% pada siklus I, menjadi 61,2% pada siklus II. Berdasarkan data tersebut di atas, penelitian yang dilakukan sudah mencapai kriteria yang ingin dicapai peneliti. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan tangggung jawab belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 19,4 dari kategori cukup bertanggung jawab menjadi kategori bertanggung jawab.

8 3.2 Hasil Belajar PKn Siswa Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Gambar Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar pada siklus I, rata-rata hasil belajar yang diperoleh sebesar 73,9 yang berada pada kategori baik, dengan daya serap sebesar 73,9% sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 64,5% dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 11 orang. Hasil belajar siswa pada siklus I ini belum mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti, yang menargetkan hasil belajar 75, daya serap siswa 75% dan ketuntasan belajar secara klasikal 85%. Dalam penerapan model pembelajaran TGT pada siklus I masih ada beberapa kendala yang dialami sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal. Adapun kendala-kendala yang dihadapi yaitu: 1) siswa belum antusias terhadap model yang diterapkan karena model ini dianggap asing oleh siswa, 2) waktu yang digunakan untuk tournament relatif singkat sehingga siswa tergesagesa menjawab soal tournament, 3) pada saat tournament masih banyak jawaban siswa yang menyimpang dari pertanyaan, hal ini disebabkan siswa belum begitu memahami materi yang diberikan pada saat diskusi kelompok. Adapun tindakan perbaikan yang digunakan untuk mengatasi kendala di atas yaitu: 1) guru lebih menekankan kepada siswa bahwa proses pembelajaran ini sangat penting sehingga setiap kegiatan siswa akan dinilai oleh guru, hal ini bertujuan agar siswa mau lebih antusias mengikuti pelajaran. 2) diusahakan pada saat diskusi siswa tidak terlalu lama menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal diluar pembelajaran agar waktu yang tersedia bisa dimanfaatkan sebaik mungkin, 3) akan lebih ditekankan tentang pentingnya tournament, karena point tournament menentukan nilai kelompok yang dipertanggungjawabkan oleh individu masing-masing. Berdasarkan perbaikan yang dilakukan pada siklus I, maka diperoleh hasil belajar PKn siswa pada siklus II rata-rata hasil belajar yang diperoleh sebesar 80,5 yang masuk dalam kategori baik dan sudah mencapai target yang diinginkan oleh peneliti, daya serap sebesar 80,5% sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 90,3% dan tergolong tuntas. Hasil belajar siswa pada siklus II ini sudah mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti, yang menargetkan hasil belajar

9 75 yang berada pada kategori baik, daya serap siswa 75% dan ketuntasan belajar secara klasikal 85%. Dari hasil analisis data hasil belajar siklus I dan II dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 73,9 pada siklus I menjadi 80,5 pada siklus II. Berdasarkan data tersebut di atas, penelitian yang dilakukan sudah mencapai kriteria yang ingin dicapai peneliti. Berdasarkan hasilhasil yang diperoleh di atas, secara umum PTK dapat mencapai tujuan yang ingin diharapkan. Hal ini terbukti dari terpenuhinya kriteria yang ditetapkan yaitu 1) tanggung jawab belajar siswa secara klasikal berada pada kategori bertanggung jawab, 2) hasil belajar siswa pada siklus II telah memenuhi kriteria dengan ratarata 80,5 dan berada pada kategori baik, daya serap 80,5% dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 90,3%. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang mudah diterapkan. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang saat ini sudah mulai banyak digunakan di sekolah-sekolah. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda, jenis kelamin dan ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Siswa diberikan LKS oleh guru untuk dikerjakan bersama-sama. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain memberikan penjelasan kepada temannya, disini terjadi interaksi antara teman sebaya sehingga dapat mengurangi rasa grogi atau canggung. Disisi lain media pembelajaran juga sangat penting di dalam proses pembelajaran, jika tidak ada media pembelajaran maka proses pembelajaran akan menjadi tidak menarik. Menurut Sumiati (2007:160) salah satu media yang mudah digunakan adalah media visual yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera mata atau penglihatan. Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat, salah satu contohnya adalah gambar. Siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang

10 baik maka akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu media gambar sifatnya konkrit, murah dan mudah didapatkan. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar dan hasil belajar PKn siswa meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media gambar pada siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar tahun ajaran 2012/2013. Sebagai acuan dari penelitian ini adalah penelitian yang relevan yang dilakukan sebelumnya dan telah berhasil dilaksanakan yaitu penelitian yang dilakukan oleh A.A. Sagung Oka Vera Wijayanthi, dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar IPS, penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Miyasa, dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Efektifitas Proses Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran PKn dan penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Nyoman Gde Sandyagraha, dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Tingkat Keaktifan dan Hasil Belajar PKn Siswa. 4. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media gambar dapat meningkatkan tanggung jawab belajar PKn siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggung jawab belajar PKn siswa pada siklus II sebesar 61,2% yang berada pada kategori bertanggung jawab, 2) dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas X 4 SMA Negeri 2 Banjar Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar PKn siswa pada siklus II sebesar 80,5 yang berada pada kategori baik, dengan daya serap 80,5% dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 90,3%.

11 Berdasarkan hasil temuan yang dialami oleh peneliti, maka peneliti ingin menyampaikan saran yaitu, kepada para guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena model ini dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan. Model pembelajaran TGT ini membuat siswa tertantang untuk ikut belajar dan ikut bertanggung jawab karena adanya tournament yang mengharuskan siswa menjawab soal-soal yang diberikan. Dengan demikian pembelajaran tidak terpusat pada guru (teacher centered) melainkan terpusat pada siswa (student centered) seperti esensi dari pembelajaran kooperatif. Bagi para siswa, disaat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT harus benar-benar serius dalam menerapkan, paham dengan tugas dan fungsinya di dalam kelompok agar nantinya rencana yang dilakukan berjalan dengan lancar, dan kepada calon guru di dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT harus memperhatikan materi yang akan digunakan, karena dalam menerapkan model pembelajaran ini, tidak semua materi bisa digunakan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta. Miyasa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Efektifitas Proses Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran PKn Pada Siswa Kelas X 1 SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Republik Indonesia Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Lembaran Negara RI tahun 2003, No Jakarta: Sekretariat Negara. Rusman Model Model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme Guru. Bandung : PT Mulia Mandiri Pers. Sandyagraha Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Tingkat Keaktifan dan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas X A Akuntasi SMK Negeri 1 Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Sumiati, A Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

12 Wijayanthi Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumerta. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.