Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas, Bung Hatta A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber
|
|
- Widya Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisa Yuridis Penyerahan Urusan Perizinan Usaha Pertambangan Dari Pemerintahan Kabupaten Pada Pemerintahan Daerah Provinsi Berdasarkan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah 1 Muslim, 1 Nurbeti, 1 Sanidjar Pebrihariati R. Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas, Bung Hatta Muslimmr861@gmail.com Perizinan usaha pertambangan merupakan suatu izin yang diberikan kepada pemegang izin dalam melakukan usaha pertambangan, dalam pembangunan pertambangan harus menyusuaikan dengan perubahan lingkungan, yang bersifat nasional maupun internasional. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, terjadi perubahan kewenangan dalam penyelenggaraan pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral Batubara, Kewenangan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Mineral dan Batubara. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian adalah 1) Bagaimana mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi dalam penyerahan urusan perizinan pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2104 tentang pemerintah daerah? 2) Apa saja implikasi hukum yang di hadapi oleh pemerintah provinsi dalam penyerahan urusan perizinan pertambangan? Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, sumber data yang digunakan adalah data sekunder, Tehnik pengumpulan data dengan melakukan penelusuran bahan hukum berupa studi kepustakaan, data yang diperoleh dinalisa secara diskriptif kualitatif, Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1)Pemerintah Daerah Provinsi membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) dan membentuk Pelayanan Terpadu satu pintu (PTSP) dengan melibatkan Pemerintah Kabupaten/Kota. 2) Implikasi hukum terhadap penyerahan urusan perizinan pertambangan berdampak pada peraturan perundangundangan pertambangan, personil PNS pada tingkat kabupaten dan pengawasan yang di lakukan oleh inspektur tambang. Kata Kunci : Perizinan, Pertambangan, Pemerintahan Daerah. A. Latar Belakang Perizinan usaha pertambangan merupakan suatu izin yang diberikan kepada pemegang izin dalam melakukan usaha pertambangan, Negara Indonesia kaya akan sumber daya alam, oleh karena itu dalam rangka menjaga dan mempergunakan sumber daya alam tersebut perlu adanya 1
2 perlindungan hukum dan di efesien, transparan, kelola secara aktif oleh negara melalui suatu lembaga pemerintahan yang memiliki berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, serta berkeadilan agar memperoleh mamfaat yang kewenangan berdasarkan sebesar besar untuk peraturan perundang- undangan. kemakmuran rakyat secara Secara konstitusional dalam berkelanjutan. 1 Dengan ketentuan Pasal 33 Ayat (3) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa: bumi, air, dan kekayaan alam yang terkadung di dalam nya dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar besar untuk kemakmuran rakyat. Mengingat mineral dan batu bara merupakan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi, merupakan sumber daya alam yang tak terbaharukan, oleh karena itu pengelolan harus dilakaukan seoptimal mungkin, keluarnya Rancangan Undang- Undang Tentang Pemerintah Daerah yang di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia menjadi Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 pada tanggal 25 September Undang-Undang Pemerintah Daerah itu menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, yang di sesuaikan dengan kondisi yang 1 Tri Hayati, 2015, Era Baru Hukum Pertambangan di Bawah Rezim UU No.4 Tahun 2009, yayasan Pustaka Obor, Jakarta, hlm 1. 2
3 yang ada dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan provinsi. Ruang lingkup provinsi lebih luas, Kehutanan dan pertambangan dampaknya tidak penyelengaraan pemerintahan di kabupaten saja. Jadi lebih daerah sehingga perlu di ganti. tertata dibandingkan di Misi dari Undang- Undang kabupaten/ kota. 2 Dalam Nomor 23 Tahun 2014, adalah ketentuan Undang Undang mencapai efesiensi dan Nomor 23 Tahun 2014 tentang efektifitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah, terjadi pemerintahan daerah yang perlu di tingkatkan dengan lebih perubahan pola penyelenggaraan dalam pengelolaan Energi dan memperhatikan aspek aspek Sumber Daya Mineral di hubungan antara pemerintah Indonesi. Apa yang menjadi pusat dengan daerah dan antar daerah itu sendiri, potensi dan kewenangan Kabupaten/Kota daerah dalam keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan sistim penyelenggaraan pemerintahan.. Hasil evaluasi yang dilakukan Kemendagri penyelenggaraan Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut, sejak keluarnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah, maka menjadi kewenagan pemerintah menunjukkan akan lebih efektif kewenangan tersebut berada di
4 pusat dan pemerintah daerah provinsi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mekanisme yang dilakukan oleh Pemerintah Propinsi dalam sesuatu hal di daerah tertentu dan pada saat tertentu 3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Hukum Normatif. 4 Adapun sumber data yang di penyelenggaraan urusan gunakan adalah sumber data perizinan menurut pertambangan Undang-Undang sekunder yang terdiri dari : a). Bahan Hukum Primer, yaitu Nomor 23 tahun 2014? 2. Bagaimana implikasi hukum yang dihadapi Pemerintah Propinsi dalam bahan hukum yang mengikat atau yang membuat orang taat pada hukum, Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penyerahan perizinan menurut urusan pertambangan Undang-Undang penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Undang Undang Dasar Negara Republik Nomor 23 Tahun 2014? C. Metode Penelitian. Metode pendekatan yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk melukiskan tentang Indonesia Tahun ). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3 Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Paktek, cetakan ketiga, Sinar Grafika, Jakarta, hlm Ibid hlm 10 4
5 3). Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. 4). Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. 5). Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batu Bara. 8). Peraturan Mentri ESDM Nomor 33 Tahun 2009 Jo.Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dibidang ESDM Kepada Gubenur Dalam Rangka Dekosentrasi Tahun Penyelengaraan Pengelolaan 2010/2011. Usaha Pertambangan Meniral dan Batu Bara. 6). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan. 7). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha 9). Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Tatacara Pemberian Izin Khusus Di Bidang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. 10). Peraturan Mentri ESDM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Penyerahan Tugas- Tugas Dekosentrasi Kepada Gubenur; b). Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang 5
6 berkaitan erat dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami mengunakan cara analisis diskriptif kualitatif. 5 D. Pembahasan MekanismePenyerahanUrusanPeri c). Bahan Hukum Tersier, yaitu zinanpertambangandi Provinsi bahan hukum yang memberikan informasi mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang terdiri dari kamus yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah penelusuran bahan hukum secara studi kepustakaan, peninjauan terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu, peninjauan laporan-laporan dari instansi resmi yang terkait, media massa, jurnal, dan lain sebagainya. Data yang sudah diolah kemudian dianalisa dengan Menurut Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah adalah, dalam Undang- Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah kabupaten/kota tidak lagi memiliki kewenangan untuk menerbitkan izin usaha pertambangan (IUP), dan memerintah Kabupaten/Kota melakukan kan untuk pelimpahan kewenangan yang selama ini di miliki oleh pemerintah Kabupaten/Kota yaitu dengan cara menyerah kan dokumendokumen yang berkaitan 5 Bambang Sunggono, 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali, Jakarta, hlm 12 6
7 dengan perizinan pertambangan kepada Gubernur di Provinsi melibatkan kabupaten/kota pemerintah dan kepada Mentri Energi 3) Pemerintahan Provinsi Sumber Daya Mineral (ESDM. membentuk sarana Mekanisme penyerahan urusan perizinan pertambangan di provinsi adalah : 1) Penyerahan dokumen informasi berupa website yang dapat di akses oleh seluruh masyarakat, dan pihak yang mengurus perizinan pertambangan perizinan dapat tersebut harus di serahkan mengetahui proses dalam jangka waktu 2 perizinanya, serta memberi (dua) tahun setelah informasi terhadap Undang-Undang Nomor pertambangan di suatu 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah di daerah apakah sudah memiliki izin yang sesuai Undangkan. dengan peraturan 2) Gubernur selaku penyelenggara perundang-undangan yang berlaku saat sekarang. pemerintahan membentuk Provinsi Unit 4) Pemerintah Daerah meminta perusahaan untuk Pelaksana Teknis Daerah membuat suatu pernyataan (UPTD), dengan bahwa perusahaan dan pelaku suatu usaha sudah 7
8 melengkapi seluruh 2) Pemerintah Kabupaten mekanisme perizinan. Adapun implikasi hukum yang di hadapi provinsi adalah sebagai berikut: 1) Terjadi perpindahan personil Pegawai Negri, dan pekerja honor dari Pemerintahan Kabupenten ke pemerintahan provinsi dan dari pemerintahan provinsi ke pemerintahan pusat, sebagai dampak dari ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dengan adanya pengalihan urusan dari Kabupaten/Kota ke Provinsi dan Kementerian. /Kota tidak memiliki kewenangan dalam hal membentuk struktur satuan kerja perangkat daerah dalam bidang Dinas Pertambangan, dan kewenangan menyusun peraturan daerah (PERDA) yang berhubungan dengan pertambangan serta kewenangan dalam penerbitan izin Usaha Pertambangan(IUP) dan izin Usaha Pertambangan Rakyat (IUPR). 3) Pemerintah Daerah Kabupaten wajib melaksanakan penyerahan Personil, Prasarana, Pembiayaan dan Dokumentasi (P3D), dan 8
9 di tegaskan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Semua pejabat fungsional Inspektur Tambang harus Negeri (Mendagri) dimutasi menjadi Nomor 120/253/SJ Aparatur Sipil Negara Tanggal 16 Januari 2015 (ASN) Kementerian Tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan. 4) Pengelolaan dan Energi Sumber Daya Mineral. 5) Penyusaian kembali pengawasan Inspektur berlakunya Undang- tambang, Pengawasan Undang Nomor 4 Tahun terhadap kegiatan usaha 2009 tentang pertambangan mineral Pertambangan Mineral dan batubara menjadi dan Batubara, dengan urusan Kementerian beralukanya Undang- Energi Sumber Daya Mineral,melalui Inspektur Tambang dan pejabat Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang pemerintah daerah maka Pasal dalam pengawas, pemerintah Undang-Undang Mineral provinsihanyamelakukan dan Batubara yang pengelolaan pengusahaan, berkaitan dengan sehingga tidak pengawasan dapat E. Simpulan perizinan pertambangan. didekonsentrasikan, 9
10 Mekanisme yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dalam suatu pernyataan bahwa perusahaan dan pelaku suatu penyelenggaraan urusan usaha sudah melengkapi perizinan pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah adalah: seluruh mekanisme perizinan. Implikasi Hukum yang di Hadapi oleh Pemerintah Provinsi Dalam Penyerahan Urusan 1) Melakukan penyerahan Perizinan Pertambangan dokumen perizinan berdasarkan Undang-Undang pertambangan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah di Undangkan. 2) Gubernur selaku penyelenggara pemerintahan Provinsi membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), dengan melibatkan pemerintah Kabupaten/Kota. 3) Pemerintah Daerah meminta perusahaan untuk membuat Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah adalah sebagai berkut : 1) Kewenangan pemerintahan kabupaten dalam membentuk struktur satuan kerja perangkat daerah dalam bidang Dinas Pertambangan, dan kewenagan menyusun peraturan daerah (PERDA) yang berhubungan dengan pertambangan serta kewenangan dalam penerbitan izin Usaha 10
11 Pertambangan (IUP) dan izin Usah Pertambangan Rakyat (IUPR). 2) Penyeusaian terhadap berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. 3) Terdapat perpindahan pertambangan dengan baik dan efektif. 2) Agar Gubernur membuat suatu peraturan dan tata cara pengurusan perizinan di pemerintahan provinsi dan menindak lanjuti izin pertambangan yang tidak sesuai dengan izin dan yang personil dan pegawai negri melanggar peraturan dari pemerintahan mengenai perizinan kabupenten ke pemerintahan provinsi dan pemerintahan pusat. F. Saran Dari hasil penelitian, maka penulis memberi saran, beberapa hal sebagai berikut : 1) Agar pemerintahan provinsi harus lebih aktif dalam melakukan kordinasi terhadap pemerintahan daerah agar tercapai penyerahan perizinan pertambangan. 3) Agar Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batubara di sinkronkan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. G. Kata Pengantar Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik 11
12 secara lansung maupun tidak 1) Bapak Prof. Dr.Niki lansung. Untuk itu, segala Lukviarman, SE, Akt. MBA, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nurbeti, SH,.MH selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Rektor Universitas Bung Hatta. 2) Ibu Dwi Astuti Palupi,. SH,. MH Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 3) Bapak Suamperi,. SH,. MH Sanidjar pebrihariati.r, Ketua Bagian Hukum Tata SH,.MH selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum, sekaligus pembimbing II, yang telah melungkan waktu tenaga dan pikiranya dalam memberikan bimbingan baik berupa petunjukpetunjuk, saran-saran maupun pendapat yang sangat penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi, selanjutnya pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Negara Fakultas Hukum Bung Hatta. 4) Bapak Drs.Suparman Khan, M.Hum Penasehat Akademik di Fakultas Hukum Bung Hatta. 5) Bapak/Ibu Dosen, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna bagi penulis. 6) Staf Tata Usaha dan Pustaka Universitas Bung Hatta yang telah meberikan pelayanan 12
13 yang sangat baik selam penulisan menyelsaikan skripsi ini. 7) Kedua orang tua Bapak Mansur dan ibu Yurnalis dan sanak saudara yang selalu mendoakan yang terbaik serta dukungan yang sangat besar terhadap tercapai nya pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. H. Daftar Pustaka 1) Buku Buku Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Paktek, cetakan ketiga, Sinar Grafika, Jakarta Bambang Sunggono, 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum, rajawali, jakarta Busyira Azheri 2016,Prinsip pengelolaan Mineral dan Batubara,Raja Grafindo Persada,jakarta Gatot Supramono, 2012, Hukum Pertambangan Mineral dan Batu bara diindonesi Rineka Cipta, Jakarta, Ni matul Huda, 2012, Hukum Pemerintahan Daerah, Nusa Media,Bandung Salim,2014, Hukum Pertambangan Mineral dan Batu bara, Siswato Sunarno,2012, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta Tri Hayati, 2015, Era Baru Hukum Pertambangan di Bawah Rezim Undang- Undang Nomor.4 Tahun 2009 Yayasan Pustaka Obor, Jakarta. 2) Perundang- Undangan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 13
14 Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas - Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batu Bara. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan; Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 Tentang Penyelengaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Meniral Dan Batu Bara; Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Tatacara Pemberian Izin Khusus Di Bidang Pertambangan Mineral Dan Batu Bara; Peraturan Mentri ESDM Nomor 33 Tahun 2009 Jo.Peraturan Menteri ESDM Pembinaan Dan Pengawasan- Nomor- 14 Tahun 2011 Tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dibidang ESDM Kepada Gubenur Dalam Rangka Dekosentrasi Tahun 2010/2011 3) Sumber Lain 4&date= /44/5904/iz in-pertambanganakan-dialihkan-daribupatiwalikota-kegubernur Nasional, kompas.com, Mendagri Diminta Percepat Penyerahan Izin Tambang dari Bupati Kepada Gubernur, rabu 31 agustus 2016, di lihat jam wib Direktorat Jendral Mineral dan batuan, 22 oktober 2015, Pertemuan tahunan pengelolaan Pertambangan 14
15 mineral Batubara, Yogyakarta, slides dan Suhajar Diantoro, 2016, Kementerian Dalam Negri Republik Indonesia, Jakarta, Yulina Setiawati, 2015, Deputi Manajemen Pembinaan Kepegawaian, jakrta Direktorat Mineral Jendral dan Batubara, 2015, Pertemuan Tahunan di Jogjakarta m/hukum/perizinan. html. Damang Averroes Al- Khawarizmi January 21,
BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern saat ini. Pada tahun 2014, Indonesia, menurut Survei
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya mineral logam sebagai salah satu kekayaan alam yang dimiliki Bangsa Indonesia, apabila dikelola dengan baik akan memberikan konstribusi terhadap
Lebih terperincikemandirian dan kemajuan suatu bangsa. rata-rata negara dengan kekayaan sejahtera. Namun, hal ini harus diiringi dengan pengelolaan yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan mineral dan batubara dapat menjadi salah satu tolak ukur kemandirian dan kemajuan suatu bangsa. rata-rata negara dengan kekayaan mineral dan batubara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai wilayah yang sangat luas dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa, etnis,
Lebih terperinciKAJIAN POLITIK HUKUM TENTANG PERUBAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
KAJIAN POLITIK HUKUM TENTANG PERUBAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Rizkyana Zaffrindra Putri 1, Lita Tyesta A.L.W. 2 litatyestalita@yahoo.com ABSTRAK Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provinsi, dengan tugas Dekonsentrasi dibidang pertambangan. dekonsentrasi di bidang energi dan sumber daya mineral.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang pertambangan umum yang mempunyai tugas untuk menyelenggarakan
Lebih terperinciOleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah
Pelaksanaan UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam Tata Kelola Kegiatan Usaha Pertambangan di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang pertambangan umum yang. dengan tugas dekonsentrasi dibidang pertambangan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang pertambangan umum yang bertugas untuk menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tiga asas yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistim desentralisasi, sehubungan dengan itu penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan melalui tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat besar, salah satunya adalah bahan galian tambang. Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.662, 2016 BKN. Pengalihan PNS. Bidang ESDM. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGALIHAN PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciPELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN BANJAR TERHADAP TATA KELOLA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN BANJAR TERHADAP TATA KELOLA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Dinas Pertambangan dan Energi KABUPATEN BANJAR Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara
`1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan sumber daya alam (natural resources). Sumber daya alam itu ada yang dapat diperbaharui (renewable),
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan maka dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut :
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan pemegang IUP oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era reformasi ini, upaya untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang demokratis, bersih, dan berwibawa telah menjadi prioritas utama bagi rakyat dan pemerintahan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG
Nama file SALINAN : Perbup 2012/Tata Cara Pemberian Izin Pertambangan Rakyat (IPR) Dan Pemungutan Pajak Pemanfaatan Pertambangan Mineral Bukan Logam Dan Batuan 19/3/2012/Ernie Nomor : Tanggal : SALINAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum normatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 menjelaskan bahwa tujuan Negara Republik Indonesia adalah untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
Lebih terperinci2017, No telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.451, 2017 KEMENDAGRI. Cabang Dinas. UPT Daerah. Pembentukan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. implementasi dari pasal 18 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengubah sistem pemerintahan di daerah dengan penguatan sistem desentralisasi (Otonomi Daerah). Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULAUN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan berbentuk Republik, hal ini dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Lebih terperinciKERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015
KERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015 DI CARI, KEPALA DAERAH YANG BERANI INOVASI! KEMENTERIAN DALAM NEGERI OLEH : Dr. NELSON SIMANJUNTAK, SH, M.Si Hp. 08121064102 KABAG PERUNDANG-UNDANGAN DITJEN OTONOMI DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat (1)
Lebih terperinciSurat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 061/729/SJ Tentang : Penataan Perangkat Daerah
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 061/729/SJ Tentang : Penataan Perangkat Daerah SURAT EDARAN, Sehubungan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dengan ini
Lebih terperinci- 3 - MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN PULAU JAWA DAN BALI.
- 2 - d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Penetapan Wilayah Pertambangan
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL
Lebih terperinciSKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG
SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Lebih terperinci- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
- 1 - SALINAN BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH LINGKUP PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BURU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. direalisasikan melalui wakil-wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah Negara demokrasi yang menganut sistem perwakilan di dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam sistem perwakilan ini masing-masing anggota masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Oleh : FAISAL AL RIYADI
KAJIAN YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/SKLN-X/2012 TENTANG SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA ANTARA PRESIDEN, DPR DAN BPK ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah yang dilaksanakan dalam Negara kesatuan Republik
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Otonomi Daerah yang dilaksanakan dalam Negara kesatuan Republik Indonesia telah diatur kerangka landasannya dalam UUD 1945 (Amandemen Kedua), yaitu: Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dianugerahi laut yang begitu luas dengan berbagai jenis ikan di dalamnya. Potensi sumber daya laut tersebut tersebar di seluruh wilayah laut nusantara. 1 Pada
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BURU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Memungkinkan daerah untuk mengatur rumah tangga daerahnya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disingkat dengan UUD
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Lebih terperinciBUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : a. bahwa pertambangan rakyat di Kabupaten
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG POLA ORGANISASI PEMERINTAHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN BURU BUPATI BURU, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 76
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 76 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal research), dan pendekatan yuridis empiris (empirical legal research). Disebut demikian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 9 TAHUN 2008
1958 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH LAINNYA KABUPATEN TIMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cipta. hlm Salim HS Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia. Bandung: Pustaka Reka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat di perbaharui maupun yang tidak dapat di perbaharui. Potensi yang sangat
Lebih terperinciBUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA DAN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN
Lebih terperinci2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Konsep negara hukum telah membawa
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya mineralnya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232
Lebih terperinciPENULISAN HUKUM. Oleh : EMILLIA CITRA LESTARI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM
PENEGAKAN KETENTUAN PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG MINERBA TERHADAP TERJADINYA PENAMBANGAN TANPA IZIN (Studi Pelaksanaan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2014, 2014 KEMEN ESDM. Sistem Manajemen. Keselamatan. Pertambangan. Mineral dan Batubara. Penerapan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya alam, berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam lain termasuk ke dalam sumberdaya alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berwenang untuk membuat Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai daerah otonom, pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota, berwenang untuk membuat Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. Peraturan Daerah
Lebih terperinciPEMBAGIAN URUSAN PENGELOLAAN MINERAL DAN BATUBARA PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DAN PERUBAHANNYA
PEMBAGIAN URUSAN PENGELOLAAN MINERAL DAN BATUBARA PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DAN PERUBAHANNYA Oleh : Indra Syahputra Lubis Pada Tanggal 30 September 2014, Presiden Republik Indonesia telah menandatangani
Lebih terperinci-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG
-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS REGISTRASI KEPENDUDUKAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta perangkat
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang
Lebih terperinciLAPORAN PUBLIKASI DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
LAPORAN PUBLIKASI DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I. PENDAHULUAN Dalam rangka percepatan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, pemerintah telah menyusun strategi nasional pemberantasan korupsi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGUATAN KELEMBAGAAN KPH SEBAGAI PENGELOLA KAWASAN HUTAN DI TINGKAT TAPAK YANG MANDIRI Drs. H. Slamet, M.Si KASUBDIT WILAYAH IV DIREKTORAT FASILITASI KELEMBAGAAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR
Lebih terperinciKEWENANGAN PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA.
KEWENANGAN PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA http://www.birohumas.baliprov.go.id, 1. PENDAHULUAN Hutan sebagai modal pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan dan penghidupan Bangsa Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, Kebijakan otonomi daerah yang tertuang dalam Undang-undang
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dampak reformasi yang terjadi di Indonesia, ditinjau dari segi politik dan ketatanegaraan, adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 27 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 27 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciJURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 7 (2014) Copyright 2014
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 7 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERTAMBANGAN PASIR
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH
PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 KATA PENGANTAR Mulai tahun anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Negara ini lahir dari perjuangan bangsa Indonesia yang bertekad mendirikan Negara kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah di amandemen menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Prof.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 61
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 61 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN
Lebih terperinciPembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Pembagian Urusan Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan A. Latar Belakang an daerah yang diselenggarakan menurut amanat Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pemerintahan daerah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function). Fungsi dari perlindungan kepada masyarakat yaitu upaya pemerintah daerah
Lebih terperinciBUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN
BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciALIH STATUS PNS SEBAGAI DAMPAK DARI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. Oleh : Dr. Akhmad Syauki, SH, MH
ALIH STATUS PNS SEBAGAI DAMPAK DARI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Oleh : Dr. Akhmad Syauki, SH, MH Kepala Sub Direktorat Perancangan
Lebih terperinciKAJIAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2010 TERKAIT DENGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROPINSI Oleh : Ovie Tri Widayati*)
KAJIAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2010 TERKAIT DENGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROPINSI Oleh : Ovie Tri Widayati*) Abstraksi PP Nomor 19 Tahun 2010 adalah peraturan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Kepala Daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan daerah (selanjutnya diringkas perda) adalah peraturan perundangundangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (Pasal 1
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TATA KOTA, KEBERSIHAN DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambangan merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENJUALAN DAN/ATAU RENCANA PENGIRIMAN HASIL TAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
S A L I N A N PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENJUALAN DAN/ATAU RENCANA PENGIRIMAN HASIL TAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hewan tumbuan dan organisme lain namun juga mencangkup komponen abiotik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya sumber daya, baik itu sumber daya manusia atau pun sumber daya alam. Dari aspek sumber daya alam, kekayaan yang dimiliki
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 14, 2003 PEMERINTAH DAERAH. Pemerintahan Daerah. Provinsi. Kabupaten. Kota. Desentralisasi. Dekosentrasi. Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan
Lebih terperinciPENGALIHAN STATUS KEPEGAWAIAN PKB : WAJIB VS PILIHAN
PENGALIHAN STATUS KEPEGAWAIAN PKB : WAJIB VS PILIHAN (Bandung, 13 April 2016) Direktur Perundang-Undangan Badan Kepegawaian Negara (BKN) berkesempatan menyampaikan Peraturan Kepala BKN No. 06 Tahun 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup dan penghidupan bangsa sepanjang
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PENINGKATAN PELAYANAN PERIZINAN/REKOMENDASI USAHA PERTAMBANGAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jl. Madukoro AA-BB No. 44, Semarang 50144 Telepon : (024) 7608203, 7610121, 7610122 / Fax: (024) 7608379 www.esdm.jatengprov.go.id TERM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal memiliki kekayaan sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi,
Lebih terperinciSALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 Republik Indonesia Alenia ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mewujudkan kesejahteraan umum sebagaimana pada pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Republik Indonesia Alenia ke - IV, maka diperlukannya sebuah penyelenggaraan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN
BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI KABUPATEN BONDOWOSO
Lebih terperinciU NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
U NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA SIGID SANTOSA HP 08161834743 KASUBDIT WILAYAH III DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENTERIAN DALAM
Lebih terperinci