BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Notoadmodjo, 2007, pp.10). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2005, pp.50-51), pengetahuan mempunyai 6 tingkat sebagai berikut: a. Tahu (Know) Tahu dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima. b. Memahami (Comprehention) Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan di mana dapat menginterprestasikan secara benar. 8

2 9 c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi sebenarnya (riil). d. Analisis (Analysis) Adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntesis) Menunjukkan pada suatu kemampuan dalam melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. 3. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan serta lingkungan. Maka promosi kesehatan adalah intervensi terhadap faktor perilaku (konsep green), yang didalamnya juga dilakukan intervensi pemberian penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan (Notoatmodjo, pp.16-21).

3 10 Menurut teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) ada 3 faktor utama yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun kelompok sebagai berikut: a. Faktor yang mempermudah (predisposing factor) yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan. b. Faktor pemungkin (Enabling factor) mencakup ketersediaan sarana dan prasarana, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, dll. Termasuk fasilitas kesehatan meliputi Puskesmas, Polindes, Dokter, Bidan yang hakekatnya memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan. c. Faktor pendorong (Reinforcing factor) yaitu faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami, orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan. 4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Pendidikan Yaitu bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju cita- cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan & Dewi, 2010, p.16).

4 11 b. Pekerjaan Keburukan yang harus di lakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya. c. Umur Menurut Elisabeth BH yang di kutip oleh Nursalam (2003) semakin cukup umur, semakin tinggi tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. d. Pengalaman Pengetahuan dapat berasal dari pengalaman, baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman yang berasal dari orang lain, Pengalaman di anggap pengetahuan yang paling benar. e. Ekonomi (pendapatan) Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga yang status ekonomi baik akan lebih tercukupi bila di banding dengan keluarga yang status ekonominya rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk dalam kebutuhan sekunder. f. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat berpengaruh dalam perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

5 12 g. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. h. Paparan Media Massa dan Informasi Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik sebagai alat informasi yang di terima oleh masyarakat. Sehingga masyarakat yang lebih banyak mendapatkan informasi dari media massa seperti televisi, radio, majalah, koran, dan lainnya akan memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih banyak dari pada yang tidak pernah terpapar media sama sekali (Notoatmodjo, 2005, p.39). Menurut Notoatmodjo (2003, pp.11) dalam Wawan & Dewi (2010, p.14-15) beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu sebagai berikut: a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan 1) Cara coba salah (Trial and Error) Cara ini sudah di pakai oleh orang-orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradapan. Cara coba salah ini digunakan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka terus di coba dengan kemungkinan yang lain hingga maslah tersebut dapat dipecahkan. 2) Cara kekuasaan (Otoritas) Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal maupun non formal, para ahli

6 13 agama, pemegang pemerintahan dan yang lainnya yang di anggap orang mempunyai otoritas, tanpa menguji dulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi juga dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan yaitu dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah di peroleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau lebih populer di sebut metodologi penelitian. Dan pada saat ini disebut dengan penelitian ilmiah. 5. Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan dan Dewi (2010, p.18) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasi dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu seperti: a. Baik : Hasil presentase 76 %-100% b. Cukup : Hasil presentase 56 %-75 % c. Kurang : Hasil presentase <56 %

7 14 B. Penyuluhan 1. Pengertian Menurut Azwar, Asrul di kutip oleh Setiawan (2010, p.122) penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penambahan pengetahuan yang dilakukan dengan penyebaran pesan dan melakukan keyakinan atas pentingnya kesehatan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling yaitu bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. Penyuluhan merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang atau individu, di mana yang seorang menjadi penyuluh berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang (Machfoedz, Sutrisno and Santosa, 2005, p.46-47). Menurut Notoatmodjo (2005, p.284) penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat, kelompok, atau individu dengan harapan mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan.

8 15 2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan menurut Setiawan and Saryono (2010, p.124) yaitu: a. Mengubah sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dan bermanfaat di mata masyarakat. b. Terbentuk perilaku sehat dan status kesehatan yang optimal pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental maupun sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. 3. Sasaran Penyuluhan a. Individu Yaitu individu yang mempunyai permasalahan dengan keperawatan dan kesehatan yang dapat dilakukan di Rumah sakit, klinik, Puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya. b. Keluarga Yaitu keluarga binaan yang mempunyai permasalahan kesehatan yang tergolong dalam resiko tinggi antara lain: 1) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular 2) Keluarga yang pendidikan dan keadaan sosial ekonominya rendah 3) Keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk 4) Keluarga yang kondisi gizinya buruk

9 16 5) Keluarga yang anggota keluarganya banyak untuk tidak memenuhi kemampuan hidup yang tidak sesuai kapasitas keluarga. c. Kelompok Kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam pemberian penyuluhan masyarakat, salah satunya adalah kelompok ibu hamil. d. Masyarakat Dari masyarakat yang mendapatkan penyuluhan kesehatan, yaitu: 1) Masyarakat di bawah binaan puskesmas 2) Masyarakat dengan sosial ekonomi rendah 3) Masyarakat pedesaan 4) Masyarakat yang datang ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu yang diberikan pendidikan penyuluhan secara masal. 4. Materi atau Pesan dalam Penyuluhan Kesehatan Menurut Effendy (2003) dalam Machfoedz (2005, p.58) materi atau pesan yang disampaikan pada sasaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan individu, keluarga, masyarakat sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Untuk mempermudah pemahaman dan menarik perhatian sasaran sebaiknya materi yang disampaikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh sasaran.

10 17 5. Metode Penyuluhan Kesehatan Menurut Notoatmodjo (2007, PP.57-61) dalam menyampaikan penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat selalu di pakai komunikasi dua arah yang dapat memperjelas permasalahan yang dihadapi. Adapun metode penyuluhan kesehatan sebagai berikut: a. Perorangan (individual) Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar yang digunakan dalam pendekatan individual tersebut berbeda karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda sehubung dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan tersebut yaitu: 1) Bimbingan dan Penyuluhan Cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat di bantu untuk diselesaikan. Akhirnya klien dengan sukarela dan penuh kesadaran dapat menerima perubahan perilaku tersebut. 2) Wawancara Wawancara antara petugas kesehatan dan klien untuk menggali informasi apakah sasaran dapat tertarik atau menerima perubahan perilaku yang terjadi, apabila belum maka perlu dilakukan penyuluhan lebih mendalam lagi.

11 18 b. Metode Penyuluhan Kelompok Dalam metode ini harus di ingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Metode penyuluhan ini akan berbeda ketika penyuluhan pada kelompok besar dan pada kelompok kecil. Metode ini mencakup: 1) Kelompok besar, apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode ini seperti ceramah, baik sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Penceramah harus menguasai materi yang akan disampaikan dan menyiapkan materi serta peralatan, ceramah ini dilakukan dengan cara berdiri di depan atau pertengahan peserta, suara hendaknya cukup keras dan jelas. Selain ceramah juga terdapat metode lain yaitu seminar, metode ini cocok untuk sasaran besar dengan kelompok berpendidikan menengah keatas, seminar ini penyajian dari seorang ahli tentang suatu topik yang sedang hangat di masyarakat. 2) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang, metode ini cocok seperti diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan, dan lainnya. c. Metode Penyuluhan Masa Penyampain informasi ini ditujukan pada orang banyak atau masyarakat yang bersifat massa atau public. Sasaran ini bersifat umum tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan,

12 19 status ekonomi, tingkat pendidikan dan lainnya. Pada umumnya metode pendekatan ini tidak langsung, biasanya menggunakan media massa seperti tulisan di majalah atau koran, bill board yang di pasang di pinggir jalan, spanduk, leaflet, poster dan lain sebagainya. 6. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu pendidikan adalah semua sarana atau upaya untuk menyampaikan pesan atau informasi kesehatan yang ingin disampaikan pada responden, baik melalui media cetak maupun elektronika, sehingga dapat menambah pengetahuannya dan dapat merubah perilakunya kearah positif terhadap kesehataan (Notoatmodjo, 2005, p ). a. Tujuan media promosi kesehatan 1) Media yang diberikan dapat mempermudah penyampaian informasi 2) Dapat menghindari kesalahan persepsi 3) Dapat memperjelas informasi 4) Dapat mempermudah pengertian 5) Mengurangi komunikasi yang salah atau tidak benar 6) Dapat menyampaikan objek yang tidak dapat di lihat dengan mata 7) Memperlancar komunikasi. b. Macam alat bantu Secara garis besar terdapat 3 macam alat bantu, yaitu sebagai berikut:

13 20 1) Alat bantu lihat (visual aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk merangsang indra mata/penglihatan pada waktu terjadi komunikasi. 2) Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk merangsang alat pendengaran pada proses penyampaian informasi. Misalnya: piring hitam, radio, pita suara, dan lainnya. 3) Alat bantu lihat dengar, alat bantu ini lebih di kenal dengan Audi Visual Aids (AVA), seperti televisi, radio kaset dan lainnya. c. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan Sangat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan masyarakat, yaitu sebagai berikut: 1) Faktor penyuluh a) Kurangnya persiapan b) Kurangnya materi yang akan disampaikan c) Penampilan penyuluh yang kurang pada sasaran d) Bahasa yang digunakan kurang di mengerti oleh sasaran e) Penyampaian yang monoton sehingga sasaran kurang mendengarkan dan tidak tertarik pada informasi yang disampaikan.

14 21 2) Faktor sasaran a) Tingkat pendidikan yang terlalu rendah sehingga sulit menangkap informasi yang telah disampaikan b) Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah c) Kepercayaan dan adat istiadat yang sulit untuk di rubah d) Kondisi lingkungan dan tempat sasaran yang tidak mungkin di capai dan di ubah perilakunya. 3) Faktor waktu penyuluhan a) Waktu penyuluhan tidak sesuai yang diinginkan oleh sasaran b) Tempat penyuluhan sangat ramai c) Jumlah sasaran yang sangat banyak sehingga sulit untuk menenagkan suasana saat penyuluhan d) Alat peraga yang di pakai sulit di terima oleh sasaran e) Bahasa yang diucapkan sulit di terima oleh sasaran. C. Masa Nifas 1. Pengertian Masa nifas (Puerperium) yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra- hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Saifudin, Andriaansz, and Wiknjosastro, 2005, p.238).

15 22 Masa nifas (Puerpurium) adalah masa setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, Nmun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraeni, Yetti, 2010, pp.1). Menurut Wiknjosastro, Hanifa (2006, p.122) masa nifas (Puerperium) di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini kira-kira 6 minggu. 2. Tahap Masa Nifas Menurut Saleha (2009, pp.3), tahapan-tahapan yang terjadi pada masa nifas yaitu sebagai berikut: a. Puerpurium Dini Kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan. Dalam agama islam di anggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b. Puerpurium Intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c. Remote Puerpurium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna biasanya berminggu-minggu, bulanan, bahkan bisa tahunan.

16 23 3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas a. Perubahan Sistem Reproduksi 1) Involusi Merupakan proses pengerutan uterus dimana uterus kembali kekondisi sebelumnya yaitu sebelum hamil dengan berat kira-kira 60 gram. Proses ini di mulai segera setelah plasenta lahir karena kontraksi otot-otot polos uterus. Proses involusi uterus pada akhir kala 3 persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus berada pada promotorium sakralis. Berat uterus waktu ini sama dengan berat uterus saat hamil 16 minggu yaitu 1000 gram (Wulandari, 2009, p.73). Perubahan uterus masa nifas, menurut Anggraini, Yetti (2010, pp.37). Involusi uteri Tinggi fundus Berat Diameter Palpasi Cervix uteri uterus uterus Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm Lembut/ lunak 7 hari (minggu) Pertengahan antara pusat dan shympisis 500 gr 7,5 cm 2 cm Tidak teraba 350 gr 5 cm 1 cm 14 hari (minggu2) 6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm Menyempit 2) Lokhea Lokhea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Lokhea mempuyai bau yang khas yang beda dengan bau menstruasi. Lokhea di mulai sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah yang banyak pada jam-

17 24 jam pertama setelah melahirkan. Jumlah rata-rata pengeluaran lokhea adalah kira-kira ml. Berikut ini adalah beberapa jenis lochea yang terdapat pada wanita masa nifas (Saleha, 2009, pp.55-56) yaitu: a) Lokhea rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium. Ini berlangsung sampai 2-3 hari paska persalinan. b) Lokhea sanguilenta berwarna merah kecoklatan, berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 setelah melahirkan. c) Lokhea serosa cairan berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan plasenta. Lendir ini keluar pada hari ke-7 hingga hari ke-14 postpartum. d) Lokhea alba atau putih, mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan yang mati. Ini berlangsung selama 2-6 minggu setelah melahirkan. 3) Cerviks Serviks mengalami involusi bersama dengan uterus. Warna servik menjadi merah kehitaman karena penuh oleh pembuluh darah. Serviks berbentuk seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri yang berkontraksi. Setelah bayi lahir servik masih

18 25 dapat dimasuki 2-3 jari, pada minggu ke-6 postpartum serviks menutup. 4) Vulva dan vagina Pada saat persalinan mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan, tetapi dalam 6-8 minggu secara berangsur dapat kembali semula. b. Perubahan Sistem Pencernaan Setelah melahirkan biasanya ibu mengalami konstipasi, karena disebabkan pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapatkan tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan banyak pada waktu proses persalinan membuat dehidrasi, kurang makan, haemorroid, dan laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur maka diberikan diit makanan yang banyak mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Tapi bila 2-3 hari belum berhasil maka bisa diberikan huknah gliserin spuit atau obat pelancar lainnya (Ambarwati and Wulandari, 2009, p.80). c. Perubahan Sistem Perkemihan Pada saat masa nifas sering mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi dan adanya odema kandung kemih selama proses persalinan. Urine biasanya berlebih (poliurie) antara hari ke-2 dan ke-5, diakibatkan oleh retensi air dalam kehamilan. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan,

19 26 diperlukan kira-kira 2 sampai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali keadaan sebelum hamil (Anggraini, Yetti, 2010, pp ). d. Perubahan Tanda-tanda Vital 1) Suhu Badan Dalam 24 jam pertama pada masa nifas suhu badan akan naik 37,5 0 C 38 0 C karena kehilangan cairan dan kelelahan saat melahirkan. Tapi suhu akan kembali normal seperti semula. Bila kenaikan melebihi 38 0 C maka curigai adanya infeksi atau sepsis nifas. 2) Nadi Setelah melahirkan denyut nadi akan lebih cepat, nadi yang melebihi 100 kali per-menit adalah abnormal bisa disebabkan karena infeksi yang tertunda. Denyut nadi orang dewasa normal berkisar antara kali per menit. 3) Tekanan Darah Tekanan darah tidak berubah, kemungkinan rendah karena perdarahan. Tekanan darah yang tinggi saat masa nifas menandakan terjadinya pre-eklamsi postpartum. 4) Pernafasan Keadaan pernafasan berkaitan erat dengan suhu dan denyut nadi. Apabila denyut nadi dan suhu tidak normal maka pernafasan mengikuti. Bila pernafasan pada postpartum cepat (>30 X per

20 27 menit) maka curigai adanya tanda-tanda syok (Ambarwati dan Wulandari, 2009, p.84-85). e. Proses Laktasi Menyusui Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Payudara adalah salah satu tanda pertumbuhan sekunder untuk mempertahankan hidup keturunannya, karena ASI merupakan makanan terbaik yang dibutuhkan oleh bayi, terutama pada bulanbulan pertama kehidupan bayi. Menurut penelitian Cohen dkk, 1995 di Amerika menunjukkan bahwa 75% bayi yang di beri ASI jarang sakit di banding bayi yang di beri susu formula. Kolostrum merupakan cairan kental yang berwarna kekuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan. Kolostrum juga merupakan cairan makanan yang baik bagi bayi. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan hingga bayi berusia 2 tahun secara baik dan benar anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Ambarwati, 2009, p.6). 4. Perubahan Adaptasi Psikologi pada Nifas Perubahan psikologi masa nifas menurut Suherni, et al (2008, p.87-89) yaitu:

21 28 a. Penyesuaian Psikologi 1) Fase taking in Merupakan periode yang berlangsung dari hari pertama hingga kedua selesai melahirkan. Masa ini ibu fokus pada diri sendiri, merasa sangat kelelahan serta mudah tersinggung. Fase ini ibu perlu diperhatikan untuk peningkatan ekstra makanan untuk pemulihan. 2) Fase taking hold Masa ini ibu merasakan sangat hawatir terhadap ketidak mampuan dan tanggung jawabnya dalam merawat bayinya. Fase ini berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. 3) Fase letting go Merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran baru menjadi seorang ibu yang berlansung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah menyesuaikan diri dan keinginan merawat bayinya meningkat. b. Depresi Postpartum Adalah gangguan psikologis yang sering ditemui dalam masa nifas. Tanda-tanda dari depresi postpartum seperti perasaan sedih dan kecewa, sering menangis, gelisah, cemas, tidak bisa tidur, dan memperlihatkan bahwa tidak bisa mengurus bayinya (Saleha, 2009, p.63-69).

22 29 5. Kebutuhan Dasar Masa Nifas a. Gizi Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme. Kebutuhan nutrisi ibu masa nifas terutama bila menyusui meningkat 25%, karena berguna untuk proses pemulihan dan memproduksi ASI untuk bayinya. b. Ambulasi Dini Yaitu kebijakan untuk sedini mungkin membimbing ibu bangun dari tempat tidur selekas mungkin untuk berjalan. Ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam jam postpartum. Ambulasi dini tidak dibenarkan bila ibu mengalami penyulit seperti anemia, penyakit jantung, penyakit paru, dan lainlain (Setiawan, et al, 2009, p.105). c. Kebersihan Diri Ibu dalam masa nifas sangat rentan terhadap infeksi, seperti perawatan perineum harus dibersihkan secara rutin dengan sabun minimal satu kali sehari. Menyarankan ibu untuk cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan perineum. Pembalut yang sudah kotor hendaknya diganti paling sedikit 4 kali sehari. Perwatan payudara juga harus diperhatikan terutama puting susu dan dengan menggunakan BH yang menyokong payudara.

23 30 d. Aktivitas Seksual Coitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu setelah melahirkan, atau bila perdarahan telah berhenti dan episiotomy telah sembuh. e. Latihan Senam Nifas Senam kegel akan membantu penyembuhan postpartum dengan cara membuat kontraksi-kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot dasar panggul. Beberapa manfaat dari senam kegel pada masa nifas yaitu mengencangkan otot-otot dasar panggul setelah melahirkan, menjadikan jahitan-jahitan lebih rapat, mempercepat penyembuhan, membantu melancarkan keluaran urin, membantu mengembalikan bentuk tubuh langsing seperti semula (Ambarwati and Wulandari, 2009, p ). f. Rencana KB Pemilihan alat kontrasepsi dini setelah melahirkan harus dipertimbangkan secara matang antara suami istri. Apabila akan memakai kontrasepsi dan ibu menyusui bayinya hendaknya memakai kontrasepsi yang baik yang tidak mengganggu produksi ASI (Anggraeni, 2010, pp.62). 6. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas dan Penanganannya. a. Patologi yang sering terjadi saat masa nifas menurut Saleha (2009, pp.95) yaitu sebagai berikut:

24 31 1) Infeksi masa nifas Infeksi nifas atau sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalis setelah persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Bakteri penyebab infeksi seperti, streptococcus haemolyticus aerobicus, stapylococcus aereus, E.Colli, clostridium welchii, clamidia dan gonococcus (saleha, 2009, pp.96-97). Gejala klinis dari infeksi nifas seperti, uterus agak membesar dan lembek, nyeri pada perabaan, suhu tubuh 39 0 C-40 0 C, nadi cepat dan menggigil, lokia banyak dan berbau, dan lainnya. Penatalaksanaannya infeksi dengan pemberian antibiotik dan masih diperlukan beberapa tindakan khusus untuk mempercepat penyembuhan infeksi tersebut (saleha, 2009, pp.99). 2) Perdarahan dalam masa nifas Menurut Anggraeni (2010, pp.89-90) perdarahan ini bisa terjadi segera setelah ibu melahirkan, terutama kemungkinan sangat tinggi pada 2 jam pertama setelah melahirkan, tetapi tidak menutup kemungkinan perdarahan bisa terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 setelah melahirkan. Penyebab dalam perdarahan masa nifas seperti, sisa plasenta dan polip plasenta, endometritis puerpuralis, sebab-sebab fungsional, perdarahan luka. Menurut Anggraeni (2010, pp.90) perdarahan masa nifas terdapat 2 macam yaitu perdarahan primer (early postpartum haemorrhage) atau perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama, penyebab utama

25 32 yaitu antonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir dan terbanyak pada 2 jam pertama. Sedangkan perdarahan ke-2 yaitu perdarahan sekunder (late postpartum haemorrhage) atau perdarahan masa nifas lambat yaitu perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama, disebabkan oleh robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran. Penatalaksanaan dengan perlindungan antibiotik, rahim bisa di masase hingga rahim berkontraksi mengeras tidak lembek dan perdarahan kembali normal, sisa plasenta bisa dikeluarkan dengan tangan atau kuretase. Bila demam ditunggu hingga suhu turun kemudian rahim dibersihkan, tapi bila perdarahan sangat banyak rahim segera dibersihkan walaupun demam (saleha, 2009, pp.100). 3) Infeksi Saluran Kemih Kejadian infeksi saluran kemih saat nifas ini masih relatif tinggi, karena ini bisa dihubungkan dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma saat persalinan, pemeriksaan dalam yang terlalu sering, kontaminasi kuman dari perineum, atau katerisasi yang sering. Gejala sistitis yang sering timbul pada infeksi ini seperti nyeri saat berkemih, sering berkemih, dan tidak dapat menahan untuk berkemih, dan gejala yang ditimbulkan dari pielonefritis yaitu gejala lebih berat, demam, menggigil, serta perasaan mual dan muntah. Penatalaksanaan yaitu pemberian

26 33 antibiotik yang terpilih meliputi, nitrofurantoin, sulfonamid, trimetoprim, sulfametoksazol atau sefalosporin. Pielonefritis membutuhkan penanganan lebih awal yaitu pemberian dosis awal antibiotik tinggi secara intravena. 4) Masalah dalam Pemberian ASI Masalah menyusui pada umumnya terjadi dalam dua minggu pertama masa nifas. Berikut ini masalah-masalah yang terjadi dalam pemberian ASI, yaitu: a) Putting susu lecet Menurut Saleha (2009, pp ) sebanyak 57% ibu menyusui menderita kelecetan pada putting. Ini disebabkan salah satunya kesalahan dalam tehnik menyusui yaitu bayi tidak menyusui sampai areola tertutup oleh mulut bayi, biasanya bayi hanya menyusu pada putting susu saja, sedangkan ASI hanya sedikit yang dihisap karena gusi bayi tidak menekan sinus latiferus dan putting akan nyeri/lecet. Pencegahannya, sebaiknya posisi menyusu harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai kekalang payudara dan menggunakan kedua payudara secara bergantian dalam menyusu. b) Payudara bengkak Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusui dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem

27 34 duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ke-3 atau ke- 4. Payudara sering terasa penuh, tegang, serta nyeri yang kemudian diikuti oleh penurunan produksi ASI dan penurunan let down. Payudara ini sulit disusui oleh bayi karena kalang payudara lebih menonojol besar, kulit payudara lebih mengkilap, ibu merasa demam, dan nyeri. Yang harus dilakukan sebaiknya melakukan perawatan payudara pascapersalinan secara teratur. c) Mastitis Adalah radang pada payudara, payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis. Gejala yang ditimbulkan biasanya bengkak, payudara keras dan berbenjol-benjol, nyeri, kemerahan pada lokal atau seluruh payudara, panas badan dan lainnya. d) Abses payudara Abses payudara merupakan kelanjutan atau komplikasi dari mastitis, hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara semakin meluas. Gejala yang timbul yaitu ibu tampak lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap, dan benjolan lebih lunak karena berisi nanah, sehingga perlu di insisi untuk mengeluarkan nanah tersebut. Penatalaksanaan pada abses dengan tehnik menyusu yang

28 35 benar, kompres payudara dengan air panas dan dingin, terus menyusu pada mastitis, rujuk, pada pengeluaran nanah bisa diberikan antibiotik. Bila terjadi abses sebaiknya menyusui dihentikan tetapi ASI tetap dikeluarkan (Saleha, 2009, pp ).

29 36 D. Kerangka Teori Perilaku Kesehatan Predisposing factor 1. Sikap 2. Kepercayaan 3. Pengetahuan 4. Tradisi/nilai Enabling factor (Ketersediaan sumbersumber/fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, Polindes, Bidan Praktek Swasta, Dokter, dll) Reinforcing factor (sikap dan perilaku petugas kesehatan, peraturan UU, meliputi Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dll ) Komunikasi ( penyuluhan ) Pemberdayaan masyarakat Training Promosi kesehatan Keterangan : yang di teliti Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian upaya peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang masa nifas. Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007)

30 37 E. Kerangka Konsep Variabel Bebas: Penyuluhan tentang masa nifas Variabel Terikat: Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Masa Nifas Gambar 2.2 : Kerangka konsep F. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan Ibu hamil tentang masa nifas sebelum dan sesudah di beri penyuluhan.

Referat Fisiologi Nifas

Referat Fisiologi Nifas Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA A. å B. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA Jln. Ringroad Barat Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta 59242 Telp. (0274)4342000, Fax. (0274)434542 Email : info@stikesayaniyk.ac.id

Lebih terperinci

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015 LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015 SATUAN ACARA PENYULUHAN MASA NIFAS Disusun oleh : DIANI NURCAHYANINGSIH 1211030043 PROGRAM

Lebih terperinci

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Perawatan Masa Nifas Hari Tanggal : Waktu : Sasaran : Ibu nifas Tempat : I. Latar belakang Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Nifas Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak et al, 2005: 492). Masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI MEDIS 1. Nifas a. Pengertian Nifas yaitu 1) Masa nifas yaitu masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama

Lebih terperinci

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas MASA NIFAS NIFAS NORMAL Defenisi dan Tujuan Masa nifas ( puerperium ) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

Lebih terperinci

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) Pengertian Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo masih mengenal kala IV, yaitu satu jam setelah placenta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian ibu yang cukup tinggi. Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 248 kematian per 100.000 kelahiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nifas 1. Definisi Nifas Nifas disebut juga post partum atau puerpurium adalah masa atau waktu sejak bayi lahir dan plasenta keluar sampai enam minggu disertai dengan pulihnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah-masalah yang sering terjadi pada menyusui, terutama terdapat pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting susu lecet, payudara

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS I. PENGUMPULAN DATA A. Identitas Nama Ibu : Marni Umur : 26 Tahun Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Tebing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas 2.1.1 Masa Nifas Masa nifas dimulai sejak bayi dilahirkan dan setelah plasenta keluar dari rahim, kemudian berakhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kunjungan Nifas Pada Ibu Nifas (Post Partum) 1. Pengertian Masa Nifas (Puerperium) Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas SELAMA KEHAMILAN Ada 6 (enam) tanda bahaya dalam masa periode antenatal 1. Perdarahan pervagina 2. Sakit kepala

Lebih terperinci

Mata Kuliah Askeb III (Nifas)

Mata Kuliah Askeb III (Nifas) No Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok/Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber T P K Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat : Menjelaskan konsep dasar masa nifas. Pengertian masa nifas. tujuan masa nifas. peran dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Nifas 2.1.1 Pengertian Masa Nifas Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Nifas. rahim, kemudian berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Nifas. rahim, kemudian berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Nifas 2.1.1. Masa Nifas Masa nifas dimulai sejak bayi dilahirkan dan setelah plasenta keluar dari rahim, kemudian berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010; h.357). Selama masa nifas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nifas 1. Pengertian Nifas Masa nifas adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

PENGERTIAN MASA NIFAS

PENGERTIAN MASA NIFAS PENGERTIAN MASA NIFAS Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku konsumsi makan seperti halnya perilaku lainnya pada diri seseorang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku konsumsi makan seperti halnya perilaku lainnya pada diri seseorang, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.2.1. Perilaku Konsumsi Makanan Perilaku konsumsi makan seperti halnya perilaku lainnya pada diri seseorang, satu keluarga atau masyarakat dipengaruhi oleh wawasan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS MASALAH MASA NIFAS Disusun Oleh : MUHAMMAD JAMAL MISHBAH NIM : 6143027 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS 2015/2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok BAB V PEMBAHASAN A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tinggi fundus uteri awal pada kelompok eksperimen sebesar 14,47

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil

Lebih terperinci

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007).

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007). 1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007). Menurut Bobak (2005) periode post partum merupakan jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode post partum merupakan masa lahirnya plasenta, selaput janin, dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita yang hamil akan

Lebih terperinci

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014 GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 214 Aini Yusra, Sri Dewi, Fitri Yoska Widiasari (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker Leher Rahim Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG Rifatul Bafiroh Farida Arintasari *) *) Akademi Kebidanan Abdi

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama. masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998).

BAB I KONSEP DASAR. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama. masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998). BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir (Mochtar, 1998: 91). Masa nifas atau

Lebih terperinci

Oleh Ni Ketut Alit Armini

Oleh Ni Ketut Alit Armini dengan KOMPLIKASI POST PARTUM Oleh Ni Ketut Alit Armini PSIK FK UNAIR SURABAYA Hemoragik Post Partum (HPP) Perdarahan yang melebihi 500 cc segera setelah lahir Perubahan kondisi ibu, tanda- tanda vital,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, Y, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, Y, 2010). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Nifas 1. Pengertian Nifas Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Lampiran 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Asuhan Pelayanan Kebidanan Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Kehamilan Waktu : 16.00 WIB Sasaran : Ny.M Tanggal : 15 Agustus 2015 Tempat : Klinik Sumiariani A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode masa nifas (post partum) dimulai tidak lama setelah kelahiran plasenta. Periode masa nifas biasanya berakhir dalam 6 minggu setelah melahirkan. Pada masa ini

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS A. Petunjuk 1. Susunlah alat secara ergonomis dan mudah dijangkau 2. Bertindaklah dengan lembut dan hati-hati 3. Perhatikan kondisi alat sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO 2008 perbandingan kematian ibu di negara berkembang 240 per 100.000 kelahiran dibandingkan 16 per 100.000 kelahiran di negara maju. Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal adalah

Lebih terperinci

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang) PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang) Esyuananik, Anis Nur Laili Prodi Kebidanan, Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp ASUHAN KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp TANDA PERSALINAN : KELUAR LENDIR BERCAMPUR DARAH (BLOODY SHOW) TERDAPAT HIS YANG ADEKUAT DAN TERATUR TERDAPAT PEMBUKAAN/DILATASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2016 Husnul Muthoharoh* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan RINGKASAN

Lebih terperinci

KASUS III. Pertanyaan:

KASUS III. Pertanyaan: KASUS III Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, hamil 40 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan mulas-mulas sejak 7 jam yang lalu, dari kemaluannya keluar lendir bercampur darah. Klien terlihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm.3-4). telinga (Notoatmodjo, 2003, hlm. 121).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm.3-4). telinga (Notoatmodjo, 2003, hlm. 121). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN 2017 (Lina Fitriani,S.ST.,M.Keb) Salah satu komplikasi nifas adalah proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kepuasan Kepuasaan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Kebidanan 1. Defenisi Mutu Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu merupakan hasil dari perhatian yang tinggi, upaya yang sungguh-sungguh,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Senam nifas a. Pengertian nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Marmi,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (NIFAS)

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (NIFAS) LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (NIFAS) A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air susu ibu sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Menyusui banyak manfaatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa disebut masa puerperineum

Lebih terperinci

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF ASI EKSKLUSIF A. PENGERTIAN Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain. ( www.tabloid- nakita.com, 2005 )

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teknik Menyusui yang Benar a. Pengertian Beberapa pengertian menyusui dari beberapa sumber, antara lain: 1) Menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Masa Nifas Masa nifas disebut juga masa postpartum yaitu waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Masa Nifas a. Pengertian 1) Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2010).

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rini Purnamasari *, Sarkiah 1, Nordiansyah Firahmi 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses persalinan hampir 90% yang mengalami robekan perineum, baik dengan atau tanpa episiotomi. Biasanya penyembuhan luka pada robekan perineum ini akan sembuh bervariasi,

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai progresif

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous artinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pernikahan Usia Dini/ Usia Muda a. Pengertian Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada wanita dengan usia kurang dari 16 tahun dan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. melahirkan.( Suherni, Widyasih, Rahmawati, 2009, p.1).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. melahirkan.( Suherni, Widyasih, Rahmawati, 2009, p.1). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Masa Nifas a. Pengertian masa nifas Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila : 4 Oksigen / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Rekreasi / Aman & 5 Promotif / Preventif/ Kuratif/Rehabilitatif 6 Pengkajian/Penentuan Diagnosis/Perencanaan/ Implementasi/Evaluasi/Lainlain 7 Maternitas/Anak/KMB/Gadar/Jiwa/Keluarga/Komunitas/Gerontik/Manajemen

Lebih terperinci

PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER

PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER A. Pengertian Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 1. Definisi Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi Menyusu Dini ( early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah mulai menyusu sendiri segera setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. NIFAS 1. Definisi Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal, masa nifas berlangsung selama 6 minggu

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan

Lebih terperinci

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1 NAMA : LAUREN LITANI NIM : 09033 SEMESTER : 1 ANGKATAN : XII Setelah saya melihat dan mempelajari hasil yang dikerjakan oleh Triana Wahyuning Pratiwi dari kelompok 7 pada nomor 4, menurut saya pekerjaannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA Siti Aisyah* Titi Sri Budi** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepasnya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan, masa nifas berangsur

Lebih terperinci