Perubahan Atap Masjid Agung Garut

Transkripsi

1 SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perubahan Atap Masjid Agung Garut Devinna Febrianni dev Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Studi kasus bertujuan untuk menjelasan perubahan atap bangunan Masjid yang merupakan tempat peribadatan dan pengajaran agama di Garut. Atap dalam bangunan menjadi komponen yang cukup penting karena fungsinya sebagai pelindung dari bangunan. Atap memiliki b entuk yang beragam dilihat dari sisi budayanya. Khususnya pada tempat ibadah, atap dibangun dengan teknologi terbaru dan mengambil nilai-nilai budaya sekitar. Studi kasus dilakukan dengan studi pustaka. Masjid Agung Garut merupakah masjid yang terletak di wilayah alun-alun kota Garut. Sebagai bangunan heritage, Masjid Agung Garut sudah mengalami perubahan bentuk atap secara signifikan. Bentuk atap asli adalah atap tajuk tumpang tiga yang merupakan atap khas masjid agung di daerah Priangan yang kemudian mengalami beberapa kali perubahan hingga akhirnya menjadi atap dengan kubah seperti tipologi masjid pada umumnya. Perubahan terakhir inilah yang paling menyeluruh dan total hingga menimbulkan identitas baru bagi bangunan masjid. Artikel dibuat untuk mata kuliah Arsitektur Islam ITB oleh dosen Bambang Setiabudi. Kata-kunci : atap, arsitektur, Garut, masjid Pendahuluan Masjid adalah tempat peribadatan umat Muslim. Pembangunannya selalu menggunakan teknologi dan desain tercanggih karena fungsinya sebagai termpat peribadatan dan juga pusat pengajaran agama. Di Indonesia (dahulu disebut Nusantara) sendiri masjid mulai dibangun sejak masuknya agama Islam. Begitu juga dengan pembangunannya di berbagai tempat sejalan dengan penyebaran agama Islam sendiri. Bentuk bangunan masjid juga mendapat banyak pengaruh sesuai dengan lokasi terbangunnya. Seiring dengan penyebaran agama Islam di tanah Jawa, bangunan masjid juga mendapat sentuhan Jawa di tiap elemennya. Pembangunan masjid di Jawa, khususnya di wilayah Priangan terjadi seiring dengan dibangunnya Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer sampai Panarukan. Pembangunan jalan ini memicu tumbuhnya pusat kota dan pemerintahan di mana salah satu elemennya diantaranya adalah masjid. Salah satu masjid di wilayah Priangan Timur adalah Masjid Agung Garut. Masjid ini mengalami beberapa kali renovasi sehingga bentuk yang berada di Jalan Ahmad Yani sekarang berbeda dengan aslinya ketika pertama kali dibangun. Salah satu elemen masjid yang mengalami perubahan besar adalah atap masjid. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk membahas perubahan atap pada masjid tertua di kota Garut dan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Arsitektur Islam ITB oleh dosen Bambang Setiabudi. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 479

2 Perubahan Atap Masjid Agung Garut Kegiatan Masjid Agung Garut terletak di Jalan Ahmad Yani Garut. Mesjid ini merupakan masjid utama di Kabupaten Garut dan juga sebagai pusat kegiatan keagamaan yang dipimpin oleh seorang penghulu. Masjid Agung Garut dibangun sekitar abad ke-19 seriring dengan pembentukkan kabupaten Garut itu sendiri. Masjid Agung Garut terletak di sebelah Barat dan menyatu dengan alun alun Garut. Pelajaran Masjid Agung Garut mengalami perubahan yang cukup besar dari segi arsitekturnya. Perubahan besar terjadi pada bentuk atapnya. Aspek yang dipertahankan adalah tiang-tiang yang berada di sebelah kiri dan kanan masjid. 1. Bentuk Atap Tajuk Tumpang Tiga Merupakan atap asli dari Masjid Agung Garut sejak pertama kali dibangun. Atap berbentuk tajuk tumpang tiga merupakan bentuk khas dari masjid agung di tanah Jawa. Atap tajuk tumpang tiga biasa disebut juga dengan atap nyungcung. Atap tajuk merupakan atap berbentuk limas dengan alas bujur sangkar atau bisa disebut bentuk piramidal. Bentuk piramidal didapat dari tiga tumpukan atap dengan bagian bawah tiap tumpukan atap bersudut lebih datar. Meski secara keseluruhan atap bangunan Masjid Agung Garut ini terlihat sama dengan masjid Priangan secara umum, tetapi secara detail terdapat perbedaan proporsi at ap yang lebih besar atau tinggi. Gambar 1. Masid Agung Garut 1880 (sumber: Album Garoet Tempo Doeloe) A 480 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

3 Dev inna Febrianni Gambar 2. Masjid Agung Garut (sumber: collectie.wereldculturen.nl) Gambar 3. Masjid Agung Garut (sumber: collectie.wereldculturen.nl) 2. Bentuk Atap Kubah Beton Bertulang Pada tahun 1979, atap asli Masjid Agung Garut mengalami perubahan. Bentuk atap yang semula adalah tajuk tumpang tiga dirubah menjadi kubah dengan plat beton. Perubahan kubah juga dilakukan pada tahun 1981 menjadi bentuk kupiah dengan atap seng bergelombang. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 481

4 Perubahan Atap Masjid Agung Garut Gambar 4. Atap kupiah Masjid Agung Garut. (sumber: M. Moriyama) 3. Bentuk Kubah Renovasi total pada bangunan Masjid Agung Garut dilakukan pada tahun Pada renovasi tersebut atap masjid berubah mengacu pada gaya masjid Timur Tengah. Selain atap dibangun juga empat menara mengelilingi kubah. Gambar 5. Pembangunan Masjid Agung Garut 1994, pemasangan ornamen pada ujung minaret (sumber: naratasgaroet.wordpress.com) A 482 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

5 Dev inna Febrianni Gambar 6. Bentuk Masjid Agung Garut sekarang (sumber: Endy Muhardin, Flickr.com) Kesimpulan Bedasarkan pembahasan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk atap asli dari Masjid Agung Garut adalah atap tajuk tumpang tiga. 2. Bentuk atap mengalami perubahan dari atap tajuk menjadi kubah. 3. Renovasi total bangunan masjid tahun 1994 merujuk bentuk masjid Timur Tengah Gambar 7. Perubahan bentuk atap Masjid Agung Garut. Kelebihan dari tulisan di atas adalah terkumpulnya pengetahuan mengenai perubahan bentukkan atap dari masjid tertua Garut yaitu Masjid Agung Garut. Tulisan di atas juga memiliki beberapa kekurangan terutama dalam hal penyebab dan dampak perubahan bentukkan atap Masjid Agung Garut. Kedepannya dapat dikembangkan dengan menambahkan informasi terkait ukuran spesifik atap dan penyebab perubahan bentuk atap. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 483

6 Perubahan Atap Masjid Agung Garut Acknowledgement Tugas ini juga diperuntukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Arsitektur Islam ITB oleh dosen Bambang Setiabudi. Terima kasih kepada Bapak Bambang Setiabudi yang dalam penulisan artikel ini telah memberi banyak masukan serta koreksi. Daftar Pustaka Istiqomah, E. (2013). Architectural Charateristics Study on Community Mosques in Priangan Jurnal of Islamic Architecture Volume 2 Issue 4. Katam, S. (2012). Album Garoet Tempo Doeloe. Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut. Moriyama, M. (2005). Sundanese Print Culture and Modernity in Nineteenth-century West Java. NUS Press. Setia Budi, B. (2006). A Study on the History and Development of the Javaness Mosque: Part 3: Typology of the Plan and Structure of the Javanese Mosque and Its Distribution. Journal of Asian Architecture and Building Engineering 4 (1), 1-8. Suganda, D. (2016). Visualisasi: Tinggalan Sejarah Islam di Tatar Sunda ( ). Pusat Kajian Lintas Budaya Universitas Padjajaran. Nationaal Museum van Wereldculturen Moskee in Garoet. Naratas Garoet Pemasangan Minaret Mesjid Agung Garut. Wikipedia Masjid Agung Garut. A 484 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017