BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Direktorat Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam studi pengukuran indeks kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan konservasi energi di empat kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Dari hasil pengukuran menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat khususnya di kota-kota besar terhadap pelaksanaan kegiatan konservasi energi cukup tinggi, yaitu 80 dari range [3]. Nurhening Yuniarti, Toto Sukisno, dan Giri Wiyono dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Model Konservasi Energi pada Sektor Industri di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Melakukan dua kegiatan penelitian, yaitu pertama, penelitian untuk mengetahui tingkat dan jenis konsumsi energi industri yang terletak di Kabupaten Bantul. Kedua, penelitian untuk mengembangkan model konservasi energi yang sesuai. Hasil yang didapat adalah model konservasi energi di industri yang tepat, disesuaikan dengan jenis tarif, kapasitas daya, dan jenis beban. Berikutnya, faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan model konservasi adalah faktor human dan teknologi. Terakhir, penerapan model konservasi akan memberikan potensi penghematan 12% dari pemakaian energi total setiap tahun [4]. Lilik Noor Yuliati, Moh. Djemdjem Djamaludin, dan Anggi Mayang Sari dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Sikap dan Perilaku Penghematan Listrik pada Sektor Rumah Tangga. Menunjukkan bahwa secara umum, sikap dan 5

2 6 perilaku penghematan listrik yang dilakukan responden tergolong dalam kategori sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sikap (aspek kognitif) berhubungan signifikan dengan perilaku penghematan listrik [5]. Ardy Willyanto Tanod, Ir. Hans Tumaliang, MT, dan Lily S. Patras, S.T., M.T dalam penelitiannya yang berjudul Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu. Menunjukkan bahwa setelah melakukan perencanaan konservasi energi pada sistem tata cahaya didapat efisiensi energi sebesar 279,04 kwh/m 2 /bulan dan penghematan penggunaan daya lampu sebesar 7706 Watt [6]. Daniel Rohi dan Jandy E.Luik dalam penelitiannya yang berjudul Kesadaran Masyarakat Surabaya untuk Memiliki Gaya Hidup Ramah Lingkungan Green Living Melalui Menghemat Penggunaan Energi Listrik. Menunjukkan bahwa kesadaran menghemat energi listrik untuk masyarakat Surabaya, dalam hal ini wilayah sampling Surabaya Selatan sudah cukup baik. Terjadi kesenjangan yang tidak terlalu besar antara nilai pemahaman konseptual dengan nilai pemahaman praktikal dari indikator penggunaan energi listrik. Selain itu, nilai pemahaman konsep dan praktik berada pada level yang cukup tinggi [7]. Zulhajji (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Penghematan Energi Listrik Rumah Tangga dengan Metode Demand Side Management (DSM). Menunjukkan bahwa keberhasilan pengaturan pemakaian listrik melalui konservasi energi sangat tergantung pada kesadaran konsumen dan sosialisasi yang dilaksanakan oleh PT PLN. Dengan melaksanakan program Demand Side Management (DSM) terdapat penghematan pemakaian energi listrik oleh pelanggan per tahun sebesar MWh atau senilai Rp 62,950 miliar [8].

3 7 1.1 Konservasi Energi Listrik Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya [10]. Jadi konservasi energi listrik berarti penggunaan listrik dengan efisiensi tinggi melalui langkah-langkah penurunan berbagai kehilangan (loss) energi listrik pada semua taraf pengelolaan, mulai dari pembangkitan, pengiriman (transmisi), sampai dengan pemanfaatan. Dengan kata lain yang lebih sederhana, konservasi energi listrik adalah penghematan pemakaian energi listrik [9]. Konservasi energi listrik merupakan unsur penting dalam kebijakan konservasi energi. Berhubungan dengan hal itu, mengetahui tingkat kesadaran masyarakat terhadap konservasi energi listrik merupakan upaya untuk melihat sejauh mana tingkat kesadaran masyarakat terhadap konservasi energi listrik. Konsumsi energi nasional terbesar saat ini yaitu kelompok pelanggan rumah tangga, industri, dan bisnis. Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencanangkan Gerakan Konservasi Energi Potong 10%. Gerakan ini bertujuan untuk mendorong kesadaran mengenai efisiensi dan tanggung jawab dalam hal pemanfaatan energi [11]. Berikut panduan praktis gaya hidup hemat energi yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM: 1. Mematikan lampu saat keluar ruangan 2. Mematikan televisi saat tidak digunakan 3. Mematikan perangkat elektronik saat tidak digunakan 4. Menutup kulkas dengan rapat 5. Mematikan pendingin ruangan saat ruangan tidak digunakan

4 8 6. Menggunakan lampu hemat listrik/led 1.2 Kesadaran Konsumen Menurut Freud di dalam [12], alam sadar yang memainkan peran yang relatif kecil dalam teori psikoanalitik dapat didefinisikan sebagai elemen-elemen mental dalam kesadaran pada saat tertentu. Kesadaran merupakan satu-satunya tingkat kehidupan mental yang secara langsung tersedia bagi kita. Pikiran-pikiran dapat mencapai kesadaran dari dua arah yang berbeda. Pertama dari sistem sadar perseptual yang diarahkan ke dunia luar dan bertindak sebagai medium persepsi terhadap stimulus-stimulus eksternal. Dengan kata lain, apa yang persepsikan melalui organ-organ panca indra, bila tidak terlalu mengancam akan memasuki kesadaran. Sumber kedua dari elemen-elemen sadar berasal dari dalam struktur mental dan meliputi pikiran-pikiran yang tidak mengancam dari alam prasadar (keprasadaran), dan juga pikiran-pikiran yang mengancam tetapi tersamar dengan baik dari ketidaksadaran. Seperti telah dijelaskan, elemen-elemen terakhir ini memasuki keprasadaran dengan cara menyamar seperti gambaran-gambaran yang tidak berbahaya dan menghindari penyensor utama. Segera setelah berada dalam keprasadaran, gambaran-gambaran ini mampu memasuki kesadaran dengan cara menghindari penyensor terakhir. Pada waktu gambaran-gambaran ini mencapai sistem kesadaran, mereka sangat berubah dan menyamar, dan sering mengambil bentuk simtom-simtom neurotik atau gambaran-gambaran mimpi.

5 9 1.3 Analisis Deskriptif Menurut Iqbal Hasan di dalam [13], statistik deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistika deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan. Dengan kata statistika deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Penarikan kesimpulan pada statistika deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada. Menurut Bambang Suryoatmono di dalam [13], statistika deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja. Menurut Sugiyono di dalam [13], analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.