FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU MAWAR 1 PUSTU PRADAH PUSKESMAS DUKUH KUPANG SURABAYA

Transkripsi

1 FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU MAWAR 1 PUSTU PRADAH PUSKESMAS DUKUH KUPANG SURABAYA 1. YUSTINA NANI SUMARTI 2. BUDI ARTINI ABSTRACT Exclusive breastfeeding is the only breast-fed infants without additional food such as water, milk, honey and other food and administered to infants 6 months of age. As for the factors that influence exclusive breastfeeding among others, changes in socio-cultural factors, psychological factors, psychological factors, physical factors, economic factors, factors of family support, and knowledge factors. Purpose of the study to determine the dominant factors affecting exclusive breastfeeding in the IHC Health Center Rose 1 Pradah Hamlet Kupang Surabaya. The study design used was descriptive. Samples were taken from mothers who had infants aged <1 year as many as 28 respondents, the sampling means using a purposive sampling. Based on the factors influencing the results showed that exclusive breastfeeding cultural factors of social change as many as 20 people (71%), psychological factors as many as 27 people (96%), physical factors as many as 27 people (96%), economic factors as much as 28 people (100% ), the factor of family support as many as 23 people (82%), and the knowledge factor as many as 24 people (86%). Of the six factors above the dominant factor affecting exclusive breastfeeding in the Rose 1 IHC Health Center Hamlet is the economic factor. This can be due to mothers who do not work tend to give exclusive breastfeeding because it has a lot of time together with his son, otherwise it can save the cost of household expenses. While working mothers have less time with their children, and busy with his work. Therefore, they tend to give formula instead of Exclusive Breastfeeding. Key words: Exclusive breastfeeding, economic factors. PENDAHULUAN ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi sampai berumur 6 bulan (DinKes, 2008). Menurut Siswanto, 2005 ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara Eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan lain sampai 6 bulan dan disusui sedini mungkin. Ada beberapa yang. Pertama faktor dari ibu sendiri yaitu psikis : karena seorang ibu takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita dan tekanan batin, fisik: karena seorang ibu panas misalnya mastitis, panas dan pengetahuan: dapat dilihat dari umur, pendidikan, pengalaman, dan pekerjaan ibu. Kedua dari dukungan keluarga yaitu dukungan keluarga/suami menentukan apakah ibu menyusui atau tidak. Ketiga faktor sosial budaya yaitu ibu bekerja, meniru teman, merasa ketinggalan zaman. Keempat faktor pelayanan kesehatan, partisipasi masyarakat, Komunikasi dan Edukasi (KIE) yang memadai dan persiapan antenatal yang adekuat (Suharyono, 1993). Pemberian ASI

2 Eksklusif pada saat sekarang semakin menurun, beberapa alasan seorang ibu menghentikan pemberian ASI diantaranya : produksi ASI berkurang, pengaruh iklan susu formula di media masa yang gencar, kondisi puting susu yang kurang baik, anak tidak mau menyusui, dan ibu dalam kondisi sakit (Suharyono, 1992). Seperti halnya kenyataan yang peneliti temukan di Posyandu Mawar 1, banyak ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini dapat dilihat dari ibu pada saat datang ke Posyandu mereka memberikan susu formula pada bayi mereka. Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun , pemberian ASI pada bayi berumur 2 bulan 64%, bayi berusia 2-3 bulan 45%, dan bayi berumur 4-5 bulan 74%, sedangkan pemberian ASI Eksklusif di Kota Surabaya dari bayi berusia 6 bulan, hanya 3302 bayi yang mendapat ASI Eksklusif (Ririn Nur Febriani, 2009). Hasil wawancara dengan 10 orang ibu yang menyusui pada saat datang ke Posyandu Apakah ibu memberika ASI Eksklusif? didapatkan 3 orang memberikan ASI secara Eksklusif sampai usia 6 bulan, 3 orang ibu memberikan ASI sampai usia 3 bulan, kemudian didampingi susu formula, sedangkan 4 orang ibu hanya memberikan ASI saat bayi baru lahir, kemudian memberikan susu formula sebagai pendamping ASI. ASI Eksklusif paling baik diberikan sampai berumur 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun, karena pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama terbukti menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Manfaat ASI sendiri bagi bayi : menutrisi secara optimal, mengandung anti bodi, menurunkan resiko mortalitas dan infeksi, serta meningkatkan kecerdasan. Apabila bayi tidak diberi ASI Eksklusif dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan bayi sehingga berisiko terhadap infeksi saluran pernafasan seperti batuk, pilek, diare dan alergi (Soekirman, 2006 : 48-51). Dari segi ekonomi harga susu formula mahal sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membeli susu formula. Untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan diatas, puskesmas menjalankan program pemerintah yang mendukung pemberian ASI Eksklusif melalui pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI Eksklusif, seminar dan penyuluhan tentang manfaat ASI Eksklusif, poster tentang ASI Eksklusif, dan pelatihan kader posyandu untuk memotivasi ibu dalam meningkatkan pemberian ASI Eksklusif, serta memotivasi agar ibu yang bekerja untuk tetap memberikan ASI Eksklusif dengan cara menyimpan ASI yang telah diperas di freezer. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengidentifikasi apakah faktor perubahan sosial budaya mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Kupang Surabaya. 2. Mengidentifikasi apakah faktor psikologis di posyandu Mawar 1 Pustu Pradah Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya. 3. Mengidentifikasi apakah faktor fisik di Posyandu Mawar 1 Pustu Pradah Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya. 4. Mengidentifikasi apakah faktor ekonomi di Posyandu Mawar 1 Pustu Pradah Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya. 5. Mengidentifikasi apakah faktor dukungan keluarga mempengaruhi pemberian ASI Surabaya.

3 6. Mengidentifikasi apakah faktor pengetahuan mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Kupang Surabaya. 7. Mengidentifikasi apakah faktor dominan yang mempengaruhi pemberian ASI Surabaya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan tujuan utama memberikan gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Nursalam, 2001). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1. Populasi dan sampel Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang akan diselidiki yang berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnya serta peristiwa dari gejala yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2002) populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang mempunyai bayi < 1 tahun di Posyandu Mawar 1 Pustu Dukuh Kupang Surabaya. Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Ibu menyusui yang bersedia diteliti. 2) Ibu yang bisa membaca dan menulis. 3) Ibu yang mempunyai bayi < 1 tahun Besar Sampel Untuk menentukan sampel minimal yang dipandang sesuai, diambil dengan menggunakan rumusan populasi sebagai berikut : n = N Instrumen Penelitian Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah kuesioner yang akan diisi oleh responden, jenis daftar pertanyaan kuesioner diberi kode tertentu (Notoatmodjo, 2003) Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan subjek dan proses pengumpulan data karateristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003). Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari Dinas Kesehatan Surabaya dan Ketua Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya serta Direktur Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. Karena pelaksanaan Posyandu balita di Posyandu Mawar 1 telah dilaksanakan sebelum surat izin penelitian keluar, lalu peneliti menghubungi kader Posyandu Mawar 1 Pustu Pradah untuk meminta keterangan tentang ibu menyusui yang mempunyai bayi berusia < 1 tahun. Setelah mendapat data, kemudian peneliti mendatangi rumah ibu menyusui yang mempunyai bayi < 1 tahun. Peneliti melakukan pendekatan kepada ibu-ibu untuk mendapatkan persetujuan menjadi responden. Setelah responden bersedia, peneliti memberikan lembar kuesioner yang berisi pernyataan tentang faktor yang yaitu faktor perubahan sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisik, faktor ekonomi, faktor dukungan keluarga/suami, dan faktor

4 pengetahuan. Responden tinggal memilih jawaban yang tersedia. Metode Analisa Data Data yang diperoleh dikumpulkan, diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel guna kepentingan analisis. Pengolahan data meliputi kegiatan sebagai berikut : data yang telah dikumpulkan dilakukan pengecekan/pengoreksian karena kemungkinan data yang masuk tidak logis/meragukan, kemudian data yang telah terkumpul diberi tanda bagi tiap-tiap kata yang termasuk dalam kategori yang sama. Lalu data yang serupa akan dikelompokkan dengan cara teliti dan teratur, kemudian dihitung dan dijumlahkan berapa banyak item yang termasuk dalam satu kategori yang sama. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya diberi skor. Jika pernyataan positif : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan jika pernyataan negatif : SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4. Kemudian dilakukan perhitungan dengan rumus : P = 100% Keterangan : P = Porsentase F = Jumlah nilai yang didapat N = Jumlah nilai yang maksimal Jika hasilnya 50% tid ak, dan jika hasilnya > 50%. HASIL PENELITIAN DATA UMUM Data umum ini menggambarkan tentang karakteristik responden berdasarkan pendidikan, pekerjaan dan umur. Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Posyandu Mawar 1 Pendidikan Jumlah Prosentase SD 3 11% SMP 10 36% SMA 14 50% PT/ 1 3% AKADEMI Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 28 responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 14 orang (50%). Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Posyandu Mawar 1 Pekerjaan Jumlah Prosentase Buruh 3 11% Swasta 8 29% PNS/ABRI 1 3% Tidak 16 57% bekerja Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja yaitu 16 orang (57%)

5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel Karateristik Responden Berdasarkan Umur di Posyandu Mawar 1 Umur Jumlah Persentase (tahun) < % % % % Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa dari 28 responden yang berusia tahun yaitu sebanyak 12 orang (43%). DATA KHUSUS Data ini menggambarkan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pemberian ASI Surabaya. Faktor Perubahan Sosial Budaya Tabel Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Pustu Pradah Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya April 2012 Sosial Jumlah Porsentase Budaya Berpengaru 20 71% h Tidak 8 29% Faktor Psikologis Tabel Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Psikologis Jumlah Porsentase Berpengaru 27 96% h Tidak 1 4% Total Berdasarkan tabel diatas menunjukan menyatakan bahwa faktor perubahan psikologis mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 yaitu sebanyak 27 orang (96%). Faktor Fisik Tabel Faktor Fisik yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Pustu Pradah Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya April 2012 Fisik Jumlah Porsentase Berpengaru 26 93% h Tidak 2 7% Berdasarkan tabel diatas menunjukan menyatakan bahwa faktor fisik di Posyandu Mawar 1 yaitu sebanyak 27 orang (96%). Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa dari 28 responden sebagian besar menyatakan bahwa faktor perubahan sosial budaya mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 yaitu sebanyak 20 orang (71%).

6 Faktor Ekonomi Tabel Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Pustu Pradah Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya April 2012 Ekonomi Juml Porsentase ah Berpengaruh % Tidak 0 0% Berdasarkan tabel menunjukan bahwa dari 28 responden seluruhnya menyatakan bahwa faktor ekonomi di Posyandu Mawar 1 yaitu sebanyak 28 orang (100 %). Faktor Dukungan Keluarga Tabel Faktor Dukungan Keluarga yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Dukungan keluarga Jumlah Porsent ase Berpengaruh 23 82% Tidak 5 8% Berdasarkan tabel menunjukan menyatakan bahwa faktor dukungan keluarga mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 yaitu sebanyak 23 orang (82%). Faktor Pengetahuan Tabel Faktor Pengetahuan yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Pengetahua Jumlah Porsentase n Berpengaru 24 86% h Tidak 4 14% Berdasarkan tabel menunjukan menyatakan bahwa faktor pengetahuan di Posyandu Mawar 1 yaitu sebanyak 24 orang (86%). Faktor Dominan Tabel Faktor Dominan yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif Mempe ngaruhi Porsent ase Tidak Mempengaruhi Porsentas e Jum lah Porsenta se Faktor 20 71% 8 29% % Perubahan Sosial Budaya Faktor 27 96% 1 4% % Psikologis Faktor Fisik 26 93% 2 7% % Faktor Ekonomi % 0 0% % Faktor 23 82% 5 8% % Dukungan Keluarga Faktor Pengetahuan 24 86% 4 14% %

7 Berdasarkan tabel menyatakan bahwa faktor yang paling mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah faktor ekonomi yaitu dari 28 responden seluruhnya menyatakan bahwa faktor ekonomi (100%). PEMBAHASAN Faktor Perubahan Sosial Budaya Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 28 responden sebagian besar responden menyatakan faktor perubahan sosial budaya mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif yaitu sebanyak 20 orang (71%). Menurut Perinasia, 2003 Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Perilaku dibentuk oleh kebiasaan yang diwarnai oleh sosial budaya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan lingkungan serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor perubahan sosial budaya mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Hal ini dapat dikarenakan bahwa pada masa sekarang ini sudah banyak orang yang menyadari pentingnya ASI. Seperti halnya pada ibu menyusui dengan kesibukan sosial dia tetap berusaha memberi ASI seperti menyimpan ASI di freezer atau diberi waktu untuk pulang menyusui bagi yang rumahnya dekat. Pemerintah juga telah mendukung pemberian ASI Eksklusif ini dengan menyediakan pojok laktasi ditempat umum seperti di mall-mall dan tempat umum lainnya, sehingga ibu tidak malu jika harus menyusui bayinya ketika bapergian ke tempat umum dan tetap memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Faktor Psikologis Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan responden menyatakan bahwa faktor psikologis mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif yaitu sebanyak 27 orang (96%). Menurut M.Siregar tahun 2006 Faktor psikologis seperti kekuatiran dan ketidakbahagiaan adalah paling efektif untuk mengurangi atau menghilangkan sekresi susu. Seorang ibu yang mau menyusui harus yakin bahwa dirinya bisa. Stress, cemas dan ketidakyakinan sangat mempengaruhi produksi hormon yang berperan dalam proses menyusui. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor psikologis. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang menyusui bayinya memiliki kecenderungan untuk selalu dekat dengan bayinya dan akan berusaha memberikan yang terbaik untuk bayinya. Mereka tidak akan memikirkan dirinya sendiri dan tidak takut akan kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita, bahkan dengan memberi ASI Eksklusif seorang ibu merasa lebih bangga. Dengan keyakinan seperti ini membuat ibu terbebas dari rasa stres dan tertekan sehingga produksi ASI tetap cukup untuk bayinya. Faktor Fisik Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan responden menyatakan bahwa faktor fisik yaitu sebanyak 26 orang (93%).Menurut Soetjiningsih, 1997 faktor fisik ibu seperti ibu sakit panas, mastitis dan sebagainya akan menyebabkan ibu tidak dapat memberikan ASI. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor fisik. Hal ini dapat dikarenakan pada masa sekarang banyak penyakit yang dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya melalui ASI, misalnya mastitis yang membuat seorang ibu tidak boleh memberikan ASI pada bayinya dan mengharuskan ibu untuk

8 memberikan susu formula sebagai pengganti ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya. Mengetahui hal tersebut membuat ibu yang memiliki bayi harus tetap menjaga kondisi kesehatannya agar ia tetap memberikan ASI pada bayinya. Faktor Ekonomi Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa dari 28 responden sebagian besar responden menyatakan bahwa faktor ekonomi mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif yaitu sebanyak 28 orang (100%). Amirudin, 2007 berpendapat bahwa ibu yang mempunyai ekonomi rendah mempunyai peluang menyusui 4-6 kali memberi ASI dibanding sosial tinggi/bertambah pendapatan keluarga serta lapangan pekerjaan bagi perempuan berhubungan dengan cepatnya pemberian susu botol, artinya mengurangi kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu lama. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Hal ini dapat dikaitkan dengan hasil penelitian berdasarkan tabel 4.2 ibu yang bekerja sebanyak 12 orang (43%) dan ibu yang tidak bekerja sebanyak 16 orang (57%). Ibu yang bekerja cenderung memberikan susu formula sebagai pengganti ASI karena mereka memiliki sedikit waktu bersama anaknya. Selain itu secara ekonomi mereka mampu membeli susu formula. Ibu yang tidak bekerja mempunyai lebih banyak waktu bersama anaknya sehingga mereka lebih memiliki peluang dalam memberikan ASI Eksklusif karena selain dapat menghemat biaya pengeluaran rumah tangga, mereka telah memberikan yang terbaik untuk bayinya yaitu ASI. Faktor Dukungan Keluarga Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan responden menyatakan bahwa faktor dukungan keluarga mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif yaitu sebanyak 23 orang (82%). Menurut Swasono (2008) faktor dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif menjadi faktor kunci keberhasilan untuk memberikan gizi yang baik bagi bayi. Dari hasil penelitian faktor dukungan suami mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Hal ini dapat dikarenakan suami adalah orang yang paling dekat dengan istrinya dan sebagai ayah dari bayinya. Sebagai seorang suami mereka ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Selain itu pada masa sekarang ini, banyak suami yang mengerti tentang pentingnya ASI Eksklusif untuk bayinya sehingga mendukung istrinya dalam memberikan ASI Eksklusif Faktor Pengetahuan Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa faktor pengetahuan mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif sebanyak 24 orang (86%). Dikaitkan dengan hasil penelitian tabel 4.1 sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 14 orang (50%) dan tabel 4.3 sebagian besar responden berusia tahun sebanyak 12 orang (43%). Menurut Y.B Mantra yang dikutip oleh Notoatmojo (1985) pedidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan SMA sudah memiliki pengetahuan yang cukup baik dan wawasan yang luas. Sehingga mereka lebih mudah menerima dan mengerti tentang informasi yang diberikan mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif. Selain itu mereka mampu mempunyai inisiatif untuk mencari informasi baik melalui petugas kesehatan,

9 media massa maupun media elektronik. Selain dari tingkat pendidikan, dapat juga dikaitkan dengan umur. Dari hasil penelitian tabel 4.3 sebagian besar berusia tahun yaitu sebanyak 12 orang (43%). Menurut Hucklok 1998, Sermakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dengan demikian ibu yang berusia tahun sudah memiliki kematangan dalam berfikir dan menanggapi masalah kesehatan dalam keluarganya khususnya tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayinya. Faktor Dominan Dari keenam faktor yang, faktor ekonomi merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian dari 28 responden menyatakan bahwa faktor ekonomi mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar I yaitu sebanyak 28 orang (100%). Hal ini dapat dikarenakan pada masa sekarang ini harga susu formula mahal sehingga mendorong ibu menyusui untuk tetap memberikan ASI pada bayinya karena disamping dapat menghemat pengeluaran rumah tangga, mereka juga telah memberikan yang terbaik bagi bayinya dengan memberikan ASI Eksklusif. SIMPULAN Faktor perubahan sosial budaya mempengaruhi pemberian ASI Surabaya yaitu sebanyak 20 orang (71%). Faktor psikologis mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di posyandu Mawar 1 Kupang Surabaya yaitu sebanyak 27 orang (96%). Faktor fisik mempengaruhi pemberian ASI Surabaya yaitu sebanyak 26 orang (93%). Faktor ekonomi mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Kupang Surabaya yaitu sebanyak 28 orang (100%). Faktor dukungan keluarga/suami mempengaruhi pemberian ASI Surabaya yaitu sebanyak 23 orang (82%). Faktor pengetahuan mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Pustu Pradah Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya yaitu sebanyak 24 orang (86%). Faktor dominan yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Mawar 1 Pustu Pradah Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya adalah faktor ekonomi, yang diambil dari 28 responden menyatakan bahwa faktor ekonomi adalah faktor dominan yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif yaitu sebanyak 28 orang (100 %).

10 DAFTAR PUSTAKA Arini H.(2012). Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Jogjakarta : Flashbooks Arikunto S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.Rhineka Cipta Notoatmodjo. (2003). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jogjakarta : Andi Offset Nursalam. (2001).Pendekatan Praktis : Metode Riset Keperawatan.CV.Jakarta : CV.Sagung Seto. (2003).Konsep Dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Raden. KTI-Pengetahuan Ibu Menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif. Bejocommunity.blogspot.com diakses 3 Maret 2012 Suhariyono. (2008). Manajemen Laktasi. Majalah Nirmala http// diakses.1 maret 2012 Soetjiningsih.(1997) ASI Petunjuk Tenaga Kesehatan. Jakarta :EGC Utami, Roesli.Mengenal ASI Eksklusif. book.google.com diakses 3 Maret 2012 Weni k. (2009). ASI, Menyusui & Sadari. Jogjakarta : Nuha Medika