BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota
|
|
- Susanto Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Sejarah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang Undang undang nomor 22 tahun 1999 yang diperbaharui dengan undang undang 32 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah maka dibentuklah Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Semarang yang lebih dikenal dengan DPKAD Kota Semarang.yang merupakan organisasi baru hasil penggabungan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Semarang dengan Bagian Keuangan Setda Kota Semarang. Aturan yang mendasari pembentukan organisasi ini adalah perda tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas Daerah kota Semarang yang ditindaklanjuti dengan aturan pelaksanaan yang berupa Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor : 061.1/188/2001 tanggal 25 April Peraturan Walikota Semarang Nomor : 42 tahun 2008 tanggal 24 Desember tentang penjabaran tugas dan fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang. Namun perkembangan waktu dan berubahnya peraturan peraturan baru tentang pengelolaan keuangan daerah menuntut DPKAD Kota Semarang untuk eksis dalam menjalankan misinya untuk menjadi
2 penggerak dalam pengelolaan keuangan daerah yang profesional dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan terlaksananya tertib administrasi pengelolaan aset daerah sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan sistem pengelolaan keuangan daerah yang lebih adil dan rasional. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang memiliki peran ganda yaitu sebagai SKPD dan PPKD yang berperan dalam mengelola belanja gaji PNS, belanja rutin SKPD, belanja kegiatan SKPD dan mengelola aset kota Semarang dan mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Semarang. DPKAD berperan dalam PPKD yaitu mengelola pendapatan, perimbangan, dan pendapatan lain lain, belanja tidak langsung dan pembiayaan daerah. DPKAD juga berperan sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD) Visi dan Misi Visi: Menjadi motor dalam pengelolaan Keuangan Daerah yang profesional dalam rangka meningkatkan kemampuan Keuangan Daerah dan terlaksananya tertib administrasi pengelolaan aset daerah. Misi : 1. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan penyusunan perangkat hukum yang mengkait pendapatan sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3 2. Optimalisasi pendapatan daerah dari dana perimbangan melalui keterlibatan secara aktif dan fiskus, masyarakat/wajib pajak dan koordinasi yang intensif dengan pemerintah agar dapat memperoleh bagian yang proposional. 3. Efektifitas dan efisiensi dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran melalui penerapan anggaran yang berbasis kinerja dan Standar Analisa Belanja. 4. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melalui penerapan Standar Akuntansi Publik (SAP) dalam penatausahaan penerimaan dan belanja daerah. 5. Peningkatan tertib administrasi pengelolaan aset daerah dalam rangka menyusun laporan keuangan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat, terhadap wajib pajak maupun terhadap pengguna anggaran sesuai dengan Standar Penyelenggaraan Pelayanan Publik (SP2) dinas Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) kota Semarang
4 Gambar 4.1 Struktur Organisasi DPKAD Kota Semarang 1. Kepala Dinas: A. Yudi Mardiana. SH. MM 2. Sekretaris: Drs. Agung Hardjito,MM a. Ka Sub Bag Perencanaan: Ambrina Hardhayani, S.Psi b. Ka Sub Bag Umum dan Kepegawaian: Margaretha Mita Dewi Sopa, SE c. Ka Sub Bag Keuangan: Srini Poerwati, SE. Msi.Ak 3. Kabid. Pajak Daerah: Drs. Agus Wuryanto. Msi a. Ka. Sie Pendaftaran & Pendataan: Elly Asmara,S.STP b. Ka. Sie Penagihan: Dra. Sri Hastiyati,SH,MM c. Ka. Sie Penetapan: Iwan Boedi P.P,SE 4. Kabid Akuntansi: Endang Sarwiningsih,SE,MM
5 a. Ka. Sie Analisa: Miftukah, SH,MH b. Ka. Sie Penatausahaan Keuangan: Mieke Ismeina S, SE c. Ka. Sie Pelaporan Keuangan: Kiss Miarso, SE 5. Kabid Anggaran: Drs. Saryono,MSi a. Ka. Sie Perencanaan Anggaran: Bambang Prihartono, Se b. Ka. Sie Administrasi Anggaran: Istianah, Se c. Ka. Sie Penyusunan Anggaran: Paijo, Se 6. Kabid Perbendaharaan: Tuning S,S.Sos,MM a. Ka. Sie Belanja Non Gaji: Khabib Burrochman, SH.MSi b. Ka. Sie Verifikasi & Evaluasi: H. Chandra Hasan,SE,MM c. Ka. Sie Belanja Gaji: Winarti, SE, MM 7. Kabid Perimbangan dan lain-lain Pendapatan: Gunarti Listyo Utami,SH a. Ka. Sie Bagi Hasil Pajak: Suswati Ety Puspa Ningsih, SH b. Ka. Sie Pinjaman dan lain-lain Pendapatan: Sutanto, SH,MH c. Ka. Sie Bagi Hasil Bukan Pajak: Heni Arustiati, SE,MM 8. Kabid Aset Daerah: Drs. YF Satrio Imam P,M.Si a. Ka. Sie Administrasi Aset: Dwi Eny Sukowati, S.Sos, MM b. Ka. Sie Penilaian Aset: Dra. Dwi Budi Wahyuningsih c. Ka. Sie Pengamanan Aset: Agung Sriratmono, SE, MM 9. Plt.Ka.UPTD Kas Daerah: Paijo, SE a. Ka. Sub TU UPTD Kas Daerah: Yulia Adityorini,S.IP
6 4.2 Analisis Data Hasil Penelitian Analisis kinerja keuangan DPKAD kota Semarang dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian tentang tingkat kemajuan pencapaian pelaksanaan pekerjaan/ kegiatan DPKAD kota Semarang dalam bidang keuangan untuk jangka waktu Terdapat 4 macam rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pada DPKAD kota Semarang untuk tahun diantaranya: 1. Rasio Efektivitas PAD Rasio Efektivitas PAD menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah Tabel 4.1 Rasio Efektivitas PAD DPKAD kota Semarang Tahun PAD Target Penerimaan PAD % Kriteria ,616,535, ,883,642, Sangat Efektif ,919,310, ,866,930, Sangat Efektif ,138,367,228, ,280,705, Sangat Efektif Sumber: DPKAD Semarang (diolah) Dapat diketahui dari tabel 4.1 bahwa kinerja keuangan DPKAD Semarang melalui Rasio Efektivitas PAD terus mengalami peningkatan dari tahun Di tahun 2012
7 nilai persentase Rasio Efektivitas PADsebesar 116,7%. Di tahun 2013 persentase efektivitas PAD kembali mengalami peningkatan sebesar 118,9% dan di tahun 2014 merupakan puncak peningkatan persentase efektivitas PAD yaitu sebesar 127,7%. Ini menunjukkan tingkat efektivitas PAD dari tahun dikatakan sangat efektif karena melebihi 100%. 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan kemampuan daerah membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Tabel 4.2 Rasio Kemandirian DPKAD Semarang Tahun PAD Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi dan Pinjaman % Pola Hubungan ,616,535,593 1,667,822,677, Konsultatif ,919,310,506 1,787,969,405, Partisipatif ,138,367,228,493 1,958,242,860, Partisipatif Sumber: DPKAD Semarang (Diolah) Dapat diketahui dari tabel 4.2 bahwa kemampuan keuangan DPKAD kota Semarang melalui Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan nilai persentase yang terus mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun Ditahun 2012 persentase nilai kemandirian sebesar 46,7% dikatakan pada kategori rendah dan pola
8 hubungannya konsultatif dimana peran pemerintah pusat mulai berkurang dan pemerintah daerah dianggap sedikit mampu melaksanakan otonomi daerah. Adapun ditahun 2013 dan 2014 nilai kemandirian meningkat dimana persentase rasio kemandirian ditahun 2013 sebesar 51,8% dan ditahun 2014 persentase rasio kemandirian keuangan daerah kembali meningkat sebesar 58,1% dan ini dapat dikatakan pada kategori sedang dan pola hubungannya partisipatif dimana peran pemerintah pusat mulai berkurang dan pemerintah daerah mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah. 3. Rasio Pajak Daerah terhadap PAD Rasio ini mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam menghasilkan pendapatan dari pajak daerah. Tabel 4.3 Rasio Pajak Daerah terhadap PAD DPKAD Semarangtahun Tahun Pajak Daerah PAD % kriteria ,519,522, ,616,535, Sangat Baik ,708,489, ,919,310, Sangat Baik ,509,586,089 1,138,367,228, Sangat Baik Sumber : DPKAD Semarang (diolah) Dapat diketahui dari tabel 4.3 bahwa kinerja keuangan DPKAD kota Semarang diukur dengan Rasio Pajak Daerah terhadap PAD dari tahun dapat dikategorikan sangat baik karena nilai persentase melebihi 50% walaupun selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2014 terus mengalami penurunan. Ini ditunjukkan dengan nilai persentase pajak daerah terhadap PAD di tahun 2012 sebesar 76,6%. Ditahun 2013
9 persentase rasio pajak daerah terhadap PAD mengalami penurunan menjadi sebesar 73,8% dan ditahun 2014 nilai persentase kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 69,5%. 4. Analisis Pertumbuhan PAD Analisis pertumbuhan PAD dimaksudkan mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang dicapai dari periode ke periode berikutnya.analisis pertumbuhan dikatakan baik, jika setiap tahunnya mengalami pertumbuhan positif atau mengalami peningkatan. PAD tahun t = PAD tahun berjalan PAD tahun t-1 = PAD periode tahun lalu Tabel 4.4 Analisis pertumbuhan PAD DPKAD Semarang tahun Tahun PAD t - PAD t-1 PAD t-1 Pertumbuhan (% ) ,078,477, ,538,058, ,302,774, ,616,535, ,447,917, ,919,310, Sumber: DPKAD Semarang (diolah) Dapat diketahui dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa rasio pertumbuhan PAD dari tahun 2012sampai dengan tahun 2014 cenderung menurun dan dan dikatakan mengalami tren negatif. Di tahun 2012 persentase pertumbuhan PAD sebesar 49,5%. Di tahun 2013 persentase pertumbuhan PAD mengalami penurunan menjadi sebesar 18,8 % walaupun di tahun 2014 nilai persentase pertumbuhan PAD meningkat menjadi sebesar 22,9%.
10 4.2.2 Pembahasan 1. Rasio Efektivitas PAD Dapat diketahui dari tabel 4.1 bahwa target PAD DPKAD kota Semarang setiap tahun dari tahun mengalami peningkatan. Ditahun 2012 target PAD sebesar Rp ,00 atau 29,3% dari total target pendapatan. Di tahun 2013 target PAD mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 atau 30% dari total target pendapatan dan di tahun 2014 target PAD kembali mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 atau 31,1% dari total target pendapatan. Untuk realisasi PAD DPKAD kota Semarang dari tahun juga mengalami peningkatan. Di tahun 2012 realisasi PAD sebesar Rp ,00 atau 30,8% dari total realisasi pendapatan. Di tahun 2013 juga mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 atau 33,1% dari total realisasi pendapatan dan di tahun 2014 penerimaan PAD kembali meningkat sebesar Rp ,00 atau 33,1% dari total realisasi pendapatan. Berdasarkan perhitungan dari tabel 4.1 bahwa puncak kinerja keuangan DPKAD Semarang dilihat dari Rasio Efektivitas PAD terjadi pada tahun 2014 kembali yaitu persentase nilai Rasio Efektivitas PAD sebesar 127,7% dan dikatakan pada kategori sangat efektif karena persentase efektivitas PAD melebihi 100%. Ini dikarenakan realisasi penerimaan PAD tahun 2014 dari pos-pos seperti Pajak Daerah, RetribusiDaerah, Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain PAD yang sah selalu
11 melebihi target yang telah ditentukan. Adapun target pendapatan dari Retribusi daerah di tahun 2012 dan juga di tahun 2013 tidak dapat terealisasi. 2. Analisis Kemandirian Keuangan Daerah Dapat diketahui dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa realisasi PAD DPKAD kota Semarang dari tahun mengalami peningkatan. Di tahun 2012 realisasi PAD sebesar Rp ,00 atau 30,8% dari total realisasi pendapatan. Di tahun 2013 juga mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 atau 33,1% dari total realisasi pendapatan dan di tahun 2014 penerimaan PAD kembali meningkat sebesar Rp ,00 atau 36% dari total realisasi pendapatan. Adapun pendapatan dari bantuan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi di setiap tahunnya juga selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 pendapatan transfer sebesar Rp ,00. Ditahun 2013 pendapatan transfer meningkat sebesar Rp ,00 dan di tahun 2014 kembali meningkat sebesar Rp ,00. Dapat diketahui dari tabel 4.2 bahwa puncak kinerja keuangan DPKAD kota Semarang dilihat dari Rasio Kemandirian Keuangan Daerah terjadi pada tahun 2014, dimana pada tahun tersebut nilai persentase Kemandirian Keuangan Daerah sebesar 58,1% dikatakan pada kategori sedang dengan pola hubungan partisipatif dimana peran pemerintah pusat mulai berkurang dan pemerintah daerah dikatakan mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah.terjadi peningkatan nilai persentase Kemandirian Keuangan Daerah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dikarenakan realisasi
12 PADdari tahun ke tahun selalu meningkat dan realisasi penerimaan PAD mulai mampu mengimbangi pendapatan dana bantuan dari Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Provinsi dalam menjalankan otonomi daerah. 3. Rasio Pajak Daerah terhadap PAD Dapat diketahui dari tabel 4.3 bahwa realisasi Pajak Daerah dari tahun pada DPKAD kota Semarang selalu mengalami peningkatan pendapatan. Di tahun 2012 realisasi pajak daerah sebesar Rp ,00 atau 76,6% dari realisasi PAD. Di tahun 2013 realisasi pajak daerah sebesar Rp ,00 atau 73,8% dari realisasi PAD dan di tahun 2014 realisasi pajak daerah sebesar Rp ,00 atau.69,5% dari realisasi PAD. Untuk realisasi PAD DPKAD kota Semarang dari tahun mengalami peningkatan. Di tahun 2012 realisasi PAD sebesar Rp ,00 atau 30,8% dari total realisasi pendapatan. Di tahun 2013 juga mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 atau 33,1% dari total realisasi pendapatan dan di tahun 2014 penerimaan PAD kembali meningkat sebesar Rp ,00 atau 36% dari total realisasi pendapatan. Dilihat dari tabel 4.3 bahwa nilai persentase terendah kinerja keuangan DPKAD Kota Semarang dilihat dari Rasio Pajak Daerah terjadi pada tahun 2014 yaitu nilai persentase sebesar 69,5% walaupun nilai persentase tersebut masih dikategorikan sangat baik karena masih lebih dari 50%.Persentase nilai Pajak Daerah mengalami penurunan dikarenakan pos-pos seperti pendapatan dari Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
13 Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain PAD yang sah juga mampu menjadi tumpuan dari penerimaan PAD. 4. Analisis Pertumbuhan PAD Dapat diketahui dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase terendah Pertumbuhan PAD terjadi pada tahun 2013 yaitu persentase nilai pertumbuhan PAD sebesar 18,8%. Terjadi penurunan persentase nilai pertumbuhan PAD pada tahun 2013 dikarenakan pendapatan dari Retribusi Daerah pada tahun 2013 tidak dapat terealisasi dari target yang ditetapkan Rekomendasi 1. Rasio Efektivitas PAD Untuk terus mempertahankan kinerja yang baik dari sektor efektivitas PAD, Pemerintah Daerah melalui DPKAD Kota Semarang harus tetap memksimalkan potensi pendapatan yang ada salah satunya dengan cara sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah karena Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan sumber utama penerimaan PAD agar pelaksanaan otonomi daerah berjalan dengan baik. 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Untuk terus meningkatkan kemandirian keuangan daerah, Pemerintah Daerah melalui DPKAD Kota Semarang diharapkan mampu memaksimalkan potensi PAD yang ada salah atunya dengan cara pendirian BUMD sektor potensial.
14 3. Rasio Pajak Daerah terhadap PAD Untuk dapat terus meningkatkan penerimaan Pajak Daerah, Pemerintah melalui DPKAD Kota Semarang diharapkan memaksimalkan potensi pendapatan yang ada.inisiatif seperti sosialisasi kepada masyarakat/wajib pajak tentang pentingnya membayar Pajak Daerah demi mensukseskan pelaksanaan otonomi daerah. 4. Analisis Pertumbuhan PAD Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan PAD, Pemerintah Daerah melalui DPKAD Kota Semarang diharapkan mampu memaksimalkan potensi pendapatan yang ada salah satunya dengan cara pendirian BUMD sektor potensial.
15
PAJAK & RETRIBUSI PARKIR
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PAJAK & RETRIBUSI PARKIR PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2011 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jl. Pemuda 148 Telp. (024)
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH VISI MENJADI MOTOR DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG PROFESIONAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah DPPKAD Kab. Karawang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, adanya desentralisasi pengelolaan pemerintah di daerah dan tuntutan masyarakat akan transparansi serta akuntabilitas memaksa pemerintah baik
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan dinas pemerintahan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN 2012-2014 Baskoro Budhi Aji Dr. Nila Tristiarini, SE.,M.Si Program Studi Akuntansi S-1, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dikelola pemerintah semakin besar jumlahnya. Semakin besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI
BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kebumen Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang sering di singkat DPPKAD
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten DATI II Boyolali
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kabupaten Gresik merupakan salah satu wilayah yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi pemerintah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KENDAL
BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KENDAL 2.1 Sejarah Umum Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kendal Dikeluarkannya UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Sejarah singkat berdirinya UP3AD Kabupaten Semarang Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) merupakan Unit Pelaksanaan Teknis pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Lebih terperinciRINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Lampiran III Peraturan Daerah Kab. Demak Nomor Tanggal : 12 TAHUN 2016 : 23 DESEMBER 2016 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011-2015 3.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah. Implementasi otonomi daerah menuntut terciptanya performa keuangan daerah yang lebih baik. Namun pada
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum Kota Tangerang III.1.1.1. Proses Terbentuknya Kota Tangerang Pembangunan kota administratif Tangerang secara makro
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta DPPKA dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mengatur, memanfaatkan serta menggali sumber-sumber. berpotensi yang ada di daerah masing-masing. Undang-undang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur serta mengatur sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung
65 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung Pemberlakuan kebijakan Otonomi Daerah mendorong Pemerintah Daerah untuk mandiri dalam segala hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan tata cara pemerintahan terwujud dalam bentuk pemberian otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Konsekuensi
Lebih terperinciPembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada
1.1. Gambaran Umum Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas-Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah merupakan sub-sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah
Lebih terperinciLAMPIRAN I.2 : JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN Pendapatan , , ,45 8.
LAMPIRAN I.2 : PEMERINTAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINCIAN LAPORAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN 2014 PERIODE BULAN : DESEMBER URUSAN PEMERINTAHAN : ORGANISASI
Lebih terperinciBAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Rokan Hulu Pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD)
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang adalah salah satu struktur organisasi tata kerja
Lebih terperinciLaporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006
43 Lampiran 1 Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi I PENDAPATAN DAERAH 1.142.122.565.100 1.153.474.367.884
Lebih terperinciCAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN
CAPAIAN KINERJA Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Pekanbaru Pada mulanya Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru (selanjutnya disingkat Dipenda) merupakan Sub Direktorat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR Drs. I S M U N I, MM Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar 2017 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Pada mulanya Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru (selanjutnya disingkat Dipenda) merupakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI
LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DINAS DAERAH KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan akan menjadi salah satu bahan penilaian yang penting, karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran tersebut tercantum
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Walikota Pekanbaru, Drs Herman Abdullah meresmikan pemakaian kantor tiga dinas, yakni
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dijadikan studi kasus adalah Dinas Pendapatan,
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dijadikan studi kasus adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Belitung. III.1.1. Sejarah
Lebih terperinciSISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) TAHUN 2017 BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) TAHUN 2017 BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH TINDAK LANJUT REKOMENDASI EVALUASI SAKIP No Rekomendasi 2016 Tindak Lanjut 1 Renstra
Lebih terperinciBAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN
BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana
Lebih terperinciWALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2013
WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2013 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DINAS DAERAH KOTA JAMBI DENGAN
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pemerintah Kota Bengkulu 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Otonomi daerah yang merupakan bagian dari reformasi kehidupan bangsa oleh Pemerintah
Lebih terperinciDINAS KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI GORONTALO
1.Tugas : DINAS KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI GORONTALO Melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka tugas desentralisasi dan dekonsentrasi dibidang keuangan daerah.fungsi : 1 4 5 7 8 9 10 Menyusun
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN DAN KEUANGAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN DAN KEUANGAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak Kabupaten Siak merupakan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah terdiri dari tiga kelompok, yaitu Pendapatan Asli
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA TASIKMALAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era reformasi telah memberikan peluang bagi perubahan cara-cara pandang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi telah memberikan peluang bagi perubahan cara-cara pandang terhadap pembangunan nasional dari cara pandang yang berorientasi pada pemerataan pembangunan
Lebih terperinciANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 333 ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Vidya Vitta Adhivinna Universitas PGRI Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah memberikan agenda baru dalam pemerintahan Indonesia terhitung mulai tahun 2001. Manfaat ekonomi diterapkannya otonomi daerah adalah pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan
Lebih terperincikapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian kebutuhan pendanaan berdasarkan prioritas dan kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.27. Kerangka Pendaaan Kapasitas Riil kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Temanggung
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di Kota Malang serta tantangan-tantangan riil yang di hadapi dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Gambaran pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian
Lebih terperinci, ,00 10, , ,00 08,06
E. AKUNTABILITAS KEUANGAN Perkembangan realisasi pendapatan daerah selama 5 (lima) tahun terakhir sejak Tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 selalu menunjukkan peningkatan. Berdasarkan realisasi pendapatan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Dasar 1945 antara lain menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
Lebih terperinciAntara : KEPALA DPPKA KOTA MOJOKERTO (AGUNG MOELJONO SOEBAGIJO, SH., MH.) Dengan : WALIKOTA MOJOKERTO (Drs. H. MAS UD YUNUS)
Antara : KEPALA DPPKA KOTA MOJOKERTO (AGUNG MOELJONO SOEBAGIJO, SH., MH.) Dengan : WALIKOTA MOJOKERTO (Drs. H. MAS UD YUNUS) a. Nama : AGUNG MOELJONO SOEBAGIJO, SH., MH. b. Tempat/Tgl/lahir : Surabaya,
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat,
BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Kota Bekasi 3.1.1.1. Proses Terbentuknya Kota Bekasi Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan makna otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab, pelaksanaan desentralisasi sebagai asas penyelenggaraan
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri
BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Lebih terperinciFORUM SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN T.A 2018 RADYOSUYOSO 30 MARET 2017
FORUM SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN T.A 2018 RADYOSUYOSO 30 MARET 2017 DRS. BAMBANG WISNU HANDOYO EVALUASI KINERJA SKPD TAHUN 2014, 2015, 2016 No 1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang menjadi landasan utama dalam mendukung penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta 1. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta (DPPKA) Sejarah
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. Pendahuluan Kebijakan anggaran mendasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Anggaran kinerja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian penting dari pembangunan nasional. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari terwujudnya
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUN
RENJA RENCANA KINERJA TAHUN 2015 DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LUMAJANG JALAN ALUN ALUN UTARA NO.7 LUMAJANG 1 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan good governance, maka setiap Satuan
Lebih terperinciANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)
ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN Haryani 1*) 1) Dosen FE Universitas Almuslim Bireuen *) Haryani_68@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG KELEMBAGAAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 Jalan Raya Soreang KM.17- Komplek Pemda Kabupaten Bandung Telp./Fax.022-5892926
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi yang tergambar dalam pelaksanaan APBD merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG PENUNJUKAN SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (SKPKD), PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD) DAN BENDAHARA UMUM DAERAH (BUD)
Lebih terperinciBAB VII PERANCANGAN PROGRAM
BAB VII PERANCANGAN PROGRAM Mardiasmo dan Makhfatih (2000) mengatakan bahwa potensi penerimaan daerah adalah kekuatan yang ada di suatu daerah untuk menghasilkan sejumlah penerimaan tertentu. Untuk melihat
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2012
Halaman : DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 0 Formulir DPPA-SKPD. Urusan Pemerintah Organisasi :.0. - OTONOMI
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN KOORDINASI ANTAR SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben
- 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
SALINAN NOMOR 24, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA CIREBON
BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA CIREBON 2.1 Sejarah Singkat Badan Keuangan Daerah Kota Cirebon Badan Keuangan Daerah (BKD) merupakan Instansi Pemerintah yang didirikan bersama dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal. daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 07 TAHUN 2001 T E N T A N G PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD
ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD 2009-2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
BAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Berdasarkan UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU no 33 tahun 2004
Lebih terperinciSemarang, Juni 2016 KEPALA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG
KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Nikmat serta KaruniaNya, sehingga penyusunan Buku PROFILE / SELAYANG PANDANG
Lebih terperinciBADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 101 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan Aceh, Badan Pengelolaan
Lebih terperinciKandangan, September 2015 Pihak Pertama. Pihak Kedua. H. FAJAR ABDI, ST AHMAD MUJAHID, SH Penata Tingkat I
SEKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH 1 Meningkatnya tata kelola layanan -Cakupan layanan intensifikasi Jenis 23 Peningkatan dan Pengembangan Penyediaan cetak, cetak SPTPD dan 146,034,800 pendapatan asli daerah
Lebih terperinciPROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014
PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 1. SEJARAH DPPKA Salah satu kebijakan pemerintah Kabupaten Tanah Datar dalam usaha peningkatan pendapatan daerah ini
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN NOMOR 40/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa harapan akan terciptanya good governance yang terbebas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi akuntansi pemerintahan daerah Indonesia saat ini telah membawa harapan akan terciptanya good governance yang terbebas dari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme,
Lebih terperinciPROFIL KEUANGAN DAERAH
1 PROFIL KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang adalah menyelenggarakan otonomi daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SAMARINDA
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci