TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA"

Transkripsi

1 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus, TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DI KECAMATAN DARANGDAN KABUPATEN PURWAKARTA Oleh : Achmad Ginanjar *), 1 Epon Ningrum *), 2 Lili Somantri *) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia 4ch34d@gmail.com, eponningrum@upi.edu, lilisomantri@upi.edu ABSTRAK Kecamatan Darangdan merupakan salah satu dari lokasi perkebunan teh di Kabupaten Purwakarta. Perkebunan yang berada di wilayah ini di kelola oleh rakyat dengan luas perkebunan teh seluas 1.844,94 Ha. Berdasarkan data sensus pertanian BPS jumlah petani teh berjumlah sebanyak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani teh berdasarkan indikator BPS tahun 2005 yang meliputi pendapatan pengeluaran anggota keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat petani teh di Kecamatan Darangdan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 92 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample random sampling. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yang meliputi pendapatan, pengeluaran anggota keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi dan variabel terikatnya yaitu tingkat kesejahteraan. Instrumen penelitian menggunakan angket dan pengolahan datanya menggunakan skoring. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan petani teh rendah dengan pengeluaran keluarga yang cukup tinggi, sebagian besar petani teh tinggal di rumah permanen dengan fasilitas lengkap, dilihat dari segi kesehatannya sebagian besar kesehatan anggota keluarga petani teh memiliki kesehatan yang cukup bagus dan cukup mudah mendapatkan pelayanan kesehatan, dalam hal pendidikan anak petani teh merasa cukup mudah dalam menyekolahkan anak tetapi cukup kesulitan dalam mendapatkan fasilitas transportasi. Jika diukur secara keseluruhan dari delapan indikator kesejahteraan petani teh ini sebagian besar petani teh memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi dan sebagian lagi memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Kata kunci : Perkebunan teh rakyat, Kesejahteraan *) Penulis Penanggung Jawab

2 2 Ginanjar, dkk Tingkat Kesejahteraan Petani Perkebunan Teh Rakyat di Kecamatan Darangdan ABSTRACT Darangdan is sub-district one of the locations of tea plantations in Purwakarta. Plantation in this area is managed by people with extensive tea plantations covering an area of ha. Based on BPS agricultural census data, the number of tea farmers amounted to as much as 1,184. The purpose of this study to determine the level of welfare of farmers tea BPS 2005 based on indicators which include revenue expenditure family members, place of residence, residential facilities, the health of family members, access to health care, convenience and ease of getting to send children transport facilities. This research method used is descriptive method. The study population was the whole community in the District of tea farmers Darangdan. Samples in this study amounted to 92 farmers. The sampling technique used was purposive sample random sampling. The research variables consist of independent variables which include income, expenses of family members, place of residence, residential facilities, the health of family members, access to health care, convenience and ease of getting to send children transport facilities and the dependent variable is the level of welfare. The research instrument used questionnaire and data processing using the scoring. The results showed income of tea farmers low with family expenses are high enough, the majority of tea farmers live in permanent homes with full facilities, in terms of health most of the health of family members of farmers tea has health is pretty good and fairly easy to get health care, in education of children of tea farmers find it quite easy to send children but considerable difficulty in getting transport facilities. If measured as a whole of the eight indicators of wellbeing tea farmers are mostly tea farmers have a high level of welfare and some of them have a low level of welfare. Keywords: folk tea plantations, Welfare.

3 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus, PENDAHULUAN Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menggapai cita-cita tersebut maka harus dikelola dan di kembangkan oleh sumber daya yang tersedia. Perkebunan adalah satu dari beberapa sub sektor strategis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memiliki peranan yang penting di dalam pembangunan nasional. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya penduduk Indonesia yang bergantung di sektor perkebunan. Sesuai dengan Undang - Undang Nomor : 18 tahun 2004 tentang perkebunan, pembangunan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan negara dan devisa negara; menyediakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan (Kementerian Pertanian 2012). Pentingnya pembangunan perkebunan diharapkan dapat membantu perekonomian nasional yang masih bertumpu pada sektor perkebunan dan pertanian. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian dan perkebunan, sehingga dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia masih mengandalkan sektor pertanian dan sektor perkebunan sebagai acuan sektor perekonomian. Sektor ini adalah dasar kehidupan ekonomi manusia seperti yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1989, hlm. 166) Pertanian merupakan dasar kehidupan ekonomi manusia. Sampai saat ini dan barangkali Sampai beberapa puluh atau beberapa ratus tahun mendatang, pertanian masih akan tetap menjadi sumber daya bahan makanan penduduk *) Penulis Penanggung Jawab Perkebunan merupakan bagian dari pertanian karena pada umumnya perkebunan sendiri merupakan sub bagian dari pertanian, seperti yang di kemukakan oleh Mubyarto (1989, hlm. 16) Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk di dalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut). Sebagai salah satu subsektor yang cukup besar potensinya, subsektor perkebunan memberikan kontribusi yaitu sekitar 3,77 persen dalam produk domestik bruto, subsektor ini juga memberikan kontribusi terhadap sektor industri, penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa negara (Statistik Teh 2014). Teh merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara sesudah minyak dan gas bumi. Sebagai bahan minuman teh memiliki nilai lebih di bandingkan dengan minuman lainnya, mengingat teh kaya akan mineral dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Berbagai manfaat teh untuk kesehatan juga telah diakui oleh pakar gizi. (Statistik Teh 2014) Kecamatan Darangdan merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Purwakarta tepatnya di Provinsi Jawa Barat, kecamatan Darangdan berada di sebelah barat kaki Gunung Burangrang mendapat penyinaran yang baik di siang hari dan berada di dataran yang cukup tinggi tanah yang memiliki unsur hara yang baik sehingga sangat cocok untuk tanaman teh. Kondisi tersebut dimaksimalkan oleh para petani untuk menanam teh, daripada menanam tanaman lain seperti padi dan sayuran yang keuntungannya tidak begitu menjanjikan jauh jika dibandingkan apabila

4 4 Ginanjar, dkk Tingkat Kesejahteraan Petani Perkebunan Teh Rakyat di Kecamatan Darangdan menanam teh. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk memperbaiki kesejahteraan hidup para petani yaitu dengan menanam teh. Menurut data dari BPS Kecamatan Darangdan (2014) dan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Purwakarta, Kecamatan Darangdan merupakan salah satu kecamatan yang menghasilkan produk teh terbesar dan memiliki tanaman terluas. Harganya yang tinggi sehingga hampir semua lahan dimanfaatkan untuk menanam teh karena sangat menguntungkan, tetapi komoditas teh rakyat di Kecamatan Darangdan sekarang ini bukanlah seperti ladang emas seperti pada masa lalu. Petani teh sudah banyak merugi karena timpangnya harga teh dengan ongkos produksi atau biaya yang di keluarkan untuk tanaman tehnya. Menurut Ketua Kelompok Teh Rakyat Purwakarta (Kotera) Deni Ahmad Haidar yang mewadahi petani teh di sentra Kecamatan Darangdan, Bojong, Wanayasa dan Kiarapedes, Perkebunan teh di Kecamatan Darangdan tidak seperti yang dikatakan oleh kebanyakan orang yang mengira bahwa petani teh memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi. Faktanya harga teh saat ini mengalami penurunan yaitu Rp per kg. Sebenarnya harga teh saat ini lebih baik daripada tahun yang kurang dari Rp 1.000/kg. Namun, akibat rendahnya produktivitas, keuntungan petani dengan sendirinya tak maksimal. (Kompas, 2011) Perkebunan teh di Kecamatan Darangdan mencapai puncaknya yaitu ketika tahun 2000 tetapi mengalami penurunan drastis pada tahun hingga sekarang. Hasil produksi teh pada dasarnya dipengaruhi oleh luas lahan dan jumlah tanaman teh yang ditanam berdasarkan luas lahan. Pendapatan petani dipengaruhi oleh harga teh per kilogramnya. Harga produk teh inilah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu seperti kualitas. Seiring dengan permasalahan yang ada pada saat ini membuat para petani teh di Kecamatan Darangadan menjadi resah mulai dari harga teh yang turun dan jumlah produksi yang semakin turun pula. Sampai saat ini tata niaga teh rakyat di Kecamatan Darangdan masih menggunakan sistem monopsoni yaitu penjual dengan jumlah yang banyak dengan jumlah pembeli yang sedikit. Perekonomian petani teh menjadi terombang - ambing tidak pasti. Kesejahteraan petani menjadi menurun seiring dengan adanya masalah yang muncul dan keadaan tidak berubah. Kualitas hidup setiap keluarga menjadi berbeda sesuai dengan cara setiap petani dalam mengembangkan hidup menjadi lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya. Kecamatan Darangdan yang terletak di kaki Gunung Burangrang sebagian masyarakatnya bermata pencaharian bergerak di sektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Sebanyak jiwa bekerja di sektor pertanian tanaman pangan sedangkan yang bekerja di sektor perkebunan sebanyak jiwa Mata pencaharian petani teh harapannya dapat memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Pendapatan rumah tangga sebagai petani merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil kerja sebagai petani tetapi tidak menutup kemungkinan mempunyai pendapatan lain dari pekerjaannya sebagai petani teh. Masalah kesejahteraan selalu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan, masyarakat petani dikatakan sejahtera apabila mereka mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti yang telah dijelaskan oleh Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 Bab 1 pasal 2 ayat 1 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial bahwa: Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman

5 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus, lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga untuk mengadakan usaha pemenuhan pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaikbaiknya bagi keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan Pancasila. Tingkat kesejahteraan masyarakat petani teh di perkebunan rakyat di kecamatan Darangdan dapat diukur berdasarkan beberapa indikator. Dengan upah yang didapat dari budi daya dan pengolahan teh dapat dilihat tingkat kesejahteraan petani teh, yang berdasarkan indikator menurut Badan Pusat Statistik (2005) yang terdiri dari pendapatan, pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disusun beberapa rumusan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. 2. Faktor apa saja yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. METODE PENELITIAN Pemilihan metode penelitian dilandaskan pada suatu proses permasalahan yang akan diteliti, karena penggunaan metode penelitian secara tepat dapat menunjukkan tingkat relevansi dengan tujuan yang ingin dicapai, Surakhmad, (1994, hlm. 13) Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat alat tertentu. Cara utama dipergunakan itu dipergunakan *) Penulis Penanggung Jawab setelah peneliti memperhatikan kewajaran ditinjau dari penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Tika (2005, hlm. 4) metode deskriptif yaitu penelitian lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta fakta yang ada, walaupun kadang - kadang diberikan interpretasi atau analisis. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menganalisa data hasil penelitian yang diperoleh dari masalah yang ada di lapangan. Hal ini tentunya dilakukan atas dasar asumsi bahwa penelitian ini dirancang dengan tujuan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif yaitu menggambarkan keadaan di lapangan sesuai dengan fakta, adapun data deskriptif sendiri dapat diperoleh dari angket yang kemudian digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian di lapangan. Metode deskriptif, pada teknik pengumpulan datanya dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, bagan, grafik, daftar dan peta, sehingga analisis dan interpretasi data tersebut memiliki makna dan akhirnya membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian lebih lanjut. Surachmad (1985, hlm.139) menyatakan bahwa : Metode deskriptif esensinya membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena tertentu, lalu mengambil studi komparatif atau mengukur suatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, tes, interview dan lain-lain atau mengadakan klasifikasi, ataupun mengadakan penelitian, penetapan standar (normatif), menetapkan hubungan dan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur yang lainnya.

6 6 Ginanjar, dkk Tingkat Kesejahteraan Petani Perkebunan Teh Rakyat di Kecamatan Darangdan Tujuan penulis menggunakan metode deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Alasan menggunakan metode deskriptif karena untuk mendapatkan gambaran sistematis, faktual dan akurat mengenai tingkat kesejahteraan petani teh di perkebunan rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dapat langsung dikumpulkan atau didapatkan langsung dari lapangan oleh peneliti dan dapat juga disebut sebagai data asli, data primer berupa observasi lapangan, wawancara dan angket atau kuesioner. Sedangkan data sekunder Sedangkan data sekunder adalah data yang dapat didapatkan oleh peneliti dari buku buku, jurnal atau catatan-catatan terdahulu yang berada di instansi pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder berupa studi literatur dan dokumentasi. Data yang sudah berhasil dikumpulkan, diolah terlebih dahulu untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. Pengolahan data terdiri atas Tahap persiapan atau mengoleksi data, Editing data, Coding Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Yaitu dengan menggunakan teknik scoring atau pengharkatan. Dalam menentukan jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus purposive sampling yang menghasilkan jumlah sampel sebanyak 92 responden HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Berdasarkan data yang diperoleh, tentang tingkat kesejahteraan petani teh dengan menggunakan indikator dari Badan Pusat Statistik 2005 yang terdiri dari Pendapatan, Pengeluaran, Keadaan Tempat tinggal, Fasilitas tempat tinggal, kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan akses pendidikan, kemudahan mendapatkan akses transportasi dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 1 Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2005 No Kategori Jumlah Skor Tingkat 1. Kesejahteraan Tinggi Tingkat 2. Kesejahteraan Sedang Tingkat 3. Kesejahteraan Rendah Sumber : Hasil Pengolahan data Faktor Dominan Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Tabel 2 Indikator yang paling dominan terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Perkebunan Teh Rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Sumber : Hasil Penelitian 2016 Jumlah Responden F % Berdasarkan data pada Tabel 4.33 diketahui bahwa : 1. Pendapatan utama responden masyarakat petani tergolong rendah dengan nilai skor rata-rata 1, hal ini dikarenakan harga teh yang masih rendah dan pengelolaan kebun teh yang tidak intensif serta dilakukan secara tradisional, untuk memenuhi

7 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus, No Indikator Skor Skor kesejahteraan ideal empiris 1. Pendapatan 3 1 Pengeluaran/kon 2. sumsi rumah 3 1 tangga 3. Keadaan tempat tinggal Fasilitas tempat tinggal 3 3 Kesehatan 5. anggota 3 3 keluarga kemudahan 6. mendapatkan fasilitas 3 2 kesehatan Kemudahan 7. mendapatkan akses 3 2 pendidikan Kemudahan 8. mendapatkan akses 3 2 transportasi Jumlah 17 kebutuhannya masyarakat petani teh rakyat ini memanfaatkan pendapatan lain dari hasil usaha yang mereka lakukan. selain itu sebagian masyarakat petani teh rakyat ini juga memberdayakan anggota keluarga yang lain seperti istri atau anak untuk bekerja membantu agar dapat menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 2. Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga tergolong rendah dengan nilai skor rata rata 1. Besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh suatu rumah tangga menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan. Semakin tinggi pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan nonpangan menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga tersebut. Sebagian petani teh memiliki pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah *) Penulis Penanggung Jawab pendapatan yang diterima dari hasil teh, pengeluaran petani teh sebagian besar digunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari. 3. Keadaan tempat tinggal petani teh ratarata tergolong permanen dengan nilai rata-rata 3. Keadaan tempat tinggal mencerminkan kondisi kesejahteraan seseorang, semakin baik tempat tinggalnya bisa dikatakan memiliki kesejahteraan yang baik pula. Keadaan tempat tinggal tersebut ada dilihat dari jenis bangunan. Terdapat tiga kategori pengklasifikasian jenis rumah yaitu permanen, semi permanen dan tidak permanen. Perbedaan kategori jenis tempat tinggal ini terlihat dari dinding lantai dan atap. Di kecamatan Darangdan sebagian besar petani teh rakyat menempati rumah milik sendiri dengan jenis bangunan permanen yaitu rumah yang berdinding tembok, berlantai keramik dan beratap genteng. 4. Fasilitas tempat tinggal tergolong lengkap dengan nilai skor rata-rata 3. Fasilitas tempat tinggal merupakan sarana untuk melaksanakan segala aktivitas kegiatan keluarga. Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan kesejahteraan tersebut antara lain dilihat dari luas kepemilikan pekarangan, alat elektronik, pendingin ruangan, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara memperoleh air minum, sumber air minum, fasilitas MCK dan jarak MCK dari rumah. Sebagian besar masyarakat petani teh memiliki fasilitas rumah yang cukup lengkap. Hal ini di tandai dari luas rata-rata kepemilikan pekarangan yaitu 50m, rata- rata memiliki alat elektronik yaitu berupa televisi radio ataupun DVD Player, sumber air bersih menggunakan sumur gali, dan rata-rata setiap rumah memiliki MCK di dalam rumah. 5. Kesehatan anggota keluarga tergolong bagus dengan nilai skor rata-rata 3. Kesehatan adalah salah satu aset terpenting untuk mendukung kegiatan

8 8 Ginanjar, dkk Tingkat Kesejahteraan Petani Perkebunan Teh Rakyat di Kecamatan Darangdan yang dilakukan sehari-hari. Berdasarkan UUD Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sehat secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sebagian besar kesehatan anggota keluarga petani teh sehat atau tidak memiliki penyakit tetapi masyarakat petani kurang begitu memperhatikan kesehatan, hal tersebut dilihat dari intensitas pemeriksaan kesehatan/ atau ketika sakit hanya diberi obat dari warung saja. 6. Kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan tergolong sedang dengan nilai skor rata rata 2. Kemudahan diartikan sebagai tersedianya fasilitas pelayanan (ekonomi dan sosial) sehingga masyarakat dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, seperti pelayanan pendidikan, kesehatan informasi, ibadah, dan lainnya. Seperti yang dijelaskan Adisasmita (2013) Tersedianya fasilitas mampu memberikan pelayanan pemenuhan berbagai kebutuhan kepada masyarakat, berarti masyarakat merasa berkecukupan atau berkesejahteraan karena berbagai kebutuhan, keinginan dan kepentingan hidupnya dapat terpenuhi dengan cukup, mudah dan lancar. Kemudahan dalam memperoleh fasilitas kesehatan ini didukung oleh adanya puskesmas dengan jarak tempuh rata-rata 1km dan didukung oleh toko obat/apotek yang tersedia kurang lebih 3km. Tetapi meskipun fasilitas pelayanan kesehatan tersebut lengkap yang menjadi kendala adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam mendapatkan fasilitas layanan tersebut 7. Kemudahan teh dalam memasukan anak ke jenjang pendidikan dengan nilai skor rata-rata 2. Pendidikan merupakan salah satu input dalam kegiatan produksi yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja. Seperti yang di jelaskan oleh S. Mulyadi (2008) bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada peningkatan kesejahteraan. Tingkat pendidikan anak masyarakat petani teh rakyat di Kecamatan Darangdan setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan orangtuanya, jika dilihat dari kemudian memasukan anak ke jenjang pendidikan sebagian besar petani teh rakyat cukup mudah dalam memasukan anaknya ke jenjang pendidikan berikutnya ( setingkat SMP/SMA) 8. Kemudahan mendapatkan akses transportasi dengan skor 2. Transportasi memiliki peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang semakin pesat akan berpengaruh dalam meningkatkan perekonomian di setiap daerah, yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat setempat. Sebagian masyarakat petani teh cukup mudah dalam mendapatkan sarana transportasi karena jalan yang sudah di aspal tetapi karena tidak adanya transportasi umum seperti angkot sehingga aktivitas bepergian sedikit terhambat tetapi hal ini dapat teratasi dengan adanya ojek motor. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

9 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus, Tingkat kesejahteraan petani teh perkebunan rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta dengan indikator pendapatan, pengeluaran rumah tangga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan menyekolahkan anak dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Dengan klasifikasi sebagai berikut : Kategori tinggi yaitu indikator keadaan tempat tinggal (kondisi rumah permanen) dan fasilitas tempat tinggal ( fasilitas rumah lengkap). Kategori sedang yaitu indikator kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan, indikator kesehatan anggota keluarga, kemudahan memasukan ke jenjang pendidikan dan kemudahan mendapatkan akses transportasi. kategori yang paling rendah yaitu indikator pendapatan dan pengeluaran. 2. Faktor yang paling dominan terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Perkebunan Rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta adalah indikator keadaan tempat tinggal tempat tinggal yang masuk dalam kategori permanen, indikator Fasilitas tempat tinggal yang masuk dalam kategori lengkap dan indikator kesehatan anggota keluarga petani masuk dalam kategori cukup bagus. Walaupun demikian pada umumnya petani teh berada dalam tingkat kesejahteraan tinggi. Petani teh masuk ke dalam kategori tinggi berdasar parameter BPS dengan skor rata-rata 17. Petani teh masuk ke dalam kategori tinggi yakni berada pada rentan antara sebanyak 79 % atau 65 responden REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Tingkat Kesejahteraan Petani Teh Perkebunan Rakyat di Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta penulis *) Penulis Penanggung Jawab mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut : 1. Untuk pendapatan masih rendah pemerintah diharapkan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi teh dengan cara memberikan penyuluhan dan bantuan teknis. Sedangkan untuk masyarakat petani teh diharapkan untuk mencari usaha sampingan agar memperoleh mendapatkan pendapatan tambahan selain dari usaha bertani teh. 2. Untuk tingkat kemudahan mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan yang masih ke dalam kategori sedang, diharapkan pihak Koperasi Petani Teh Rakyat dapat membuat balai khusus pengobatan untuk para petani dalam mendapatkan fasilitas kesehatan. 3. Untuk tingkat Kemudahan memasukan ke jenjang pendidikan yang masih masuk dalam kategori sedang, diharapkan kepada para orang tua petani teh untuk tidak membatasi anaknya dalam mendapatkan fasilitas pendidikan dengan membagi waktu antara bekerja dengan sekolah 4. Untuk kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi yang masih masuk dalam kategori sedang agar pemerintah daerah menyediakan fasilitas angkot agar dapat membantu warga masyarakat dalam beraktivitas bepergian DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Rahardjo. (2013). Teori Teori Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Badan Pusat Statistik. (2014d). Statistik Teh Indonesia (Indonesian Tea Statistics). Jakarta: BPS Indonesia Badan Pusat Statistik. (2014c). Kecamatan Darangdan Dalam Angka.

10 10 Ginanjar, dkk Tingkat Kesejahteraan Petani Perkebunan Teh Rakyat di Kecamatan Darangdan Purwakarta. BPS Kabupaten Purwakarta. Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press. Ebook Pembakuan Statistik Perkebunan Berbasis E-Form Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta LP3ES. Soetrisno, Loekman. (2002). Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan Sosialis. Yogyakarta: Kanisius. Suumatmadja, Nursid. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni. Tika, pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tentang Perkebunan.

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PTPN VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PTPN VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG Kanah, dkk., Tingkat Kesejahteraan Buruh Sadap Karet... 73 TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PTPN VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG Kanah 1, Epon Ningrum 2, Bagja Waluya 3 Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, di tanah subur yang mayoritas bergantung dari mata pencaharian

BAB I PENDAHULUAN. Namun, di tanah subur yang mayoritas bergantung dari mata pencaharian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Pertanian pula yang menjadi penentu ketahanan, bahkan kedaulatan pangan. Namun, di tanah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh Susi Novela FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Analisis Pendapatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 137-143 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Analysis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Nawawi dalam Tika (2005, hlm. 2) mendefiniskan bahwa metode penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali

Lebih terperinci

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 1 TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian Untuk memperoleh data dari sebuah penelitian, diperlukan suatu metode penelitian. Menurut Arikunto (2006, hlm. 26) Metode Penelitian adalah cara yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuannya (Moh. Pabundu Tika, 2005: 12).

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuannya (Moh. Pabundu Tika, 2005: 12). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganilisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013, pengambilan sampel sudah dilaksanakan di Pantai Patra Sambolo, Kecamatan Anyer Kabupaten

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Lokasi Penelitian Kecamatan Dawuan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Letak geografis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

Jurnal Buana Vol-2 No-1 tahun 2018

Jurnal Buana Vol-2 No-1 tahun 2018 PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN ANTARA PETANI SAWIT PLASMA DAN NON PLASMA DI DESA SINUNUKAN IV KECAMATAN SINUNUKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Lila Susiarti 1, Paus Iskarni 2,Yudi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

Keywords: farmer combined group, performance, trend of production, welfare, planters

Keywords: farmer combined group, performance, trend of production, welfare, planters DAMPAK KINERJA GABUNGAN KELOMPOK TANI TERHADAP TREND HASIL PRODUKSI KOMODITAS PERKEBUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PEKEBUN DI KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 (Sebagai Pengayaan Materi Ajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Selo Ngisor, Desa Batur, Kecamatan getasan terletak sekitar 15 km dari Salatiga, dibawah kaki gunung Merbabu (Anonim, 2010). Daerah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan memegang peranan penting di Indonesia. Hal ini didukung oleh faktor letak geografis Indonesia yang mendukung untuk sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

PENGARUH KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PENGARUH KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG PENGARUH KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG ASTRI ABRAM A 351 09 026 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

2014 TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG

2014 TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian di Indonesia memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Hal tersebut ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga (Khodijah) TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA SUPIR ANGKUT BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Khodijah, Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara pertanian dengan daratannya yang subur dan didukung oleh iklim yang menguntungkan. Usaha pertanian, budidaya tanaman dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan pada pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Tika

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Tika BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Tika (2005: 4) mengemukakan bahwa Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI MALUKU UTARA. Abstract

ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI MALUKU UTARA. Abstract ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI MALUKU UTARA Disusun oleh : Karmila Ibrahim Dosen Fakultas Pertanian Universitas Khairun Abstract Analisis LQ Sektor pertanian, subsektor tanaman pangan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Lokasi Lokasi penelitian berada di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa Sukasari,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Lokasi Penelitian berada di Kawasan Perkotaan Cianjur yang terdiri dari 6 Kelurahan dan 14 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi. Penelitian berlangsung pada bulan Juli sampai dengan September 0.

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Menurut Tika (2005 : 1) penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan keadilan dan kemakmuran masyarakat serta pencapaian taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani

Jurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU Fitra Yani (Pembimbing : Dra. Hj. Nursiah Chalid, MS dan Sri Endang Kornita, SE, MSi) Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension PERSEPSI PENYULUH DAN PETANI TERHADAP PENTINGNYA PERAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KOPI ARABIKA DI KECAMATAN PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA THE PERCEPTIONS AGRICULTURAL EXTENSION FIELD AND

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011) PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang 34 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang mengarah pada pengungkapkan suatu masalah atau keadaan dan menungungkapkan

Lebih terperinci

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Keterlaksanaan Usaha Kesehatan...(Rizky Mahardhani) 1 KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 The Implementation of School Health (Usaha Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap individu manusia pasti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode survey. Menurut Singarimbun (1987:3) Metode penelitian survey adalah penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk berarti jumlah kebutuhan menjadi lebih besar, salah satunya kebutuhan pada lahan. Mengingat sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian menjadi prioritas dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 2019, pada RPJMNtahap-3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan (Hadari Nawawi dalam Pabundu Tika, 2005:2).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image. Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2000-2010 Ainul

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional yang dinilai berhasil pada hakikatnya adalah yang dilakukan oleh dan untuk seluruh rakyat. Dengan demikian, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Sukajadi. Kecamatan Sukajadi merupakan salah satu kecamatan

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT Rachmat Hendayana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Jl Tentara Pelajar, 10 Bogor ABSTRAK Makalah

Lebih terperinci

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI 1 PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Desi Gustina 1, Rina Selva Johan 2, Riadi Armas 3 Email : desi.dc98@gmail.com/085365048785

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang di dapat dari alam dan merupakan barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By Irawati Puloli 1) Mahludin Baruwadi 2) Ria Indriani 3) DEPARTMENTAGRIBISNIS FACULTY OF AGRICULTURE STATE UNIVERSITYGORONTALO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN 7 IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : ANALISIS POTENSI EKONOMI DESA Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit). Tujuan : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Sebenarnya negara ini diuntungkan karena dikaruniai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma pembangunan pertanian dewasa ini telah berorientasi bisnis (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut usahatani (on-farm agribusiness)

Lebih terperinci

PENGARUH PENYIMPANGAN CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS CENGKEH DI KABUPATEN MALANG

PENGARUH PENYIMPANGAN CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS CENGKEH DI KABUPATEN MALANG Pengaruh Penyimpangan CurahHujan Terhadap Produktivitas Cengkeh di Kabupaten Malang... (Halil) PENGARUH PENYIMPANGAN CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS CENGKEH DI KABUPATEN MALANG (The Effect of Precipitation

Lebih terperinci

Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :

Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa : ISI FORM D *Semua Informasi Wajib Diisi *Mengingat keterbatasan memory database, harap mengisi setiap isian dengan informasi secara general, singkat dan jelas. A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor strategis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan penting dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG 1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGOLAH IKAN TERI ASIN DI PULAU PASARAN KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG (The Household Welfare of Salted Anchovy Fish producers in Pasaran Island, Sub-District

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di mana kondisi geografis yang berada di daerah tropis dengan iklim, tanah

Lebih terperinci

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK ANALISIS NILAI TAMBAH KELAPA DALAM DAN PEMASARAN KOPRA DI KECAMATAN NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Kartika Retno Palupi 1, Zulkifli Alamsyah 2 dan saidin Nainggolan 3 1) Alumni Jurusan Agribisnis

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat diperlukan oleh suatu negara dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci