COELENTERATA. Endah Rosa, Lidya Paramitha, Novi Risdayanti, Tiwi Noviyanti
|
|
- Devi Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 COELENTERATA Endah Rosa, Lidya Paramitha, Novi Risdayanti, Tiwi Noviyanti Program Studi Biologi, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi, Jambi ABSTRAK Coelenterata disebut hewan berongga karena bentuknya yang simetri radial dan hanya memiliki sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron. Filum Coelenterata dibedakan menjadi 2 fila yakni Ctenophora dan Cnidaria dan diklasifikasikan berdasarkan perbedaan bentuk tubuhnya. Metode studi pustaka yang digunakan didasarkan atas hasil studi terhadap berbagai literatur yang telah teruji validitasnya, berhubungan satu sama lain, relevan dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau analisis pembahasan. Keywords: Cnidaria, Coelenterata, Ctenophora PENDAHULUAN Coelenterata sering disebut hewan berongga (Yunani, koilos yang berarti lubang, dan enteron, yang berarti usus) karena bentuknya yang simetri radial, tidak memiliki rongga tubuh yang sebenarnya (acoelomata) dan hanya memiliki sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron (rongga gastrovaskuler, tempat terjadinya pencernaan dan peredaran sari-sari makanan). 1 Filum Coelenterata dibedakan menjadi 2 fila yakni Ctenophora dan Cnidaria. Ctenophora merupakan kelas yang tidak memiliki knidoblast sedangkan Cnidaria mempunyai knidoblast. 2 Ctenophora terbagi menjadi 6 kelas; Cydippida, Platyctenida, Beroida, Thalassocalycida, Cestida, dan Lobata. Sedangkan Cnidaria terbagi menjadi 5 kelas; Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, Cubozoa dan Staurozoa. METODOLOGI Data-data yang dipergunakan bersumber dari berbagai referensi atau literatur seperti jurnal, majalah ilmiah, dan buku-buku pendukung yang relevan dengan topik yang dibahas. Validitas dan relevansi referensi yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Metode studi pustaka yang digunakan didasarkan atas hasil studi terhadap berbagai
2 literatur yang telah teruji validitasnya, berhubungan satu sama lain, relevan dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau analisis pembahasan. PEMBAHASAN Filum Ctenophora dikarakterisasi dengan adanya delapan baris silia gabungan yang membentuk sisir (ctenes) dan digunakan untuk pergerakan. Beberapa spesies juga memiliki tentakel panjang yang membantu proses penangkapan mangsa (copepoda, ikan plankton dan larva moluska). Kebanyakan Ctenophora dapat mengeluarkan cahaya dan tidak memiliki nematosit (kecuali Haeckelia) yang bersifat menyengat. 1 Sedangkan Cnidaria dicirikan dengan bentuk simetri radial, memiliki nematosit yang digunakan untuk menyengat dengan struktur lengket yang disebut cnidae, lubang gastrovaskular yang tidak lengkap sebagai satu-satunya lubang pada tubuh, dan lapisan tengah (disebut mesenkim atau mesoglea) berasal dari ektoderm. Tidak memiliki sistem saraf pusat, pernapasan, sirkulasi dan organ ekskresi. 3 Ada 2 aspek fundamental dari siklus hidup Cnidaria. Pertama, kecenderungan membentuk koloni melalui reproduksi aseksual. Kedua, banyak spesies cnidaria mengalami siklus hidup dimorfik, termasuk di dalamnya terdapat 2 perbedaan struktur morfologi dewasa: bentuk polip dan bentuk medusa. 3 Hydrozoa (Hydra & Koral Api) mencakup hewan-hewan dengan jaringan-jaringan yang mencolok, membedakan mereka dengan Porifera. 1 Hydrozoa merupakan anggota terbanyak dari filum ini terdiri dari 10 bangsa, 108 suku, 540 marga dan kurang lebih 3400 jenis yang semuanya hidup di laut kecuali Limnomedusae. 4 Pada umumnya Hydrozoa dapat dikenali dari tubuhnya yang transparan dengan ukuran yang relatif kecil (kurang dari 10 cm), walaupun yang berupa koloni dapat mencapai ukuran lebih besar seperti pada bangsa Siphonophorae. 5 Hydrozoa diklasifikasikan menjadi 5 ordo, yakni Trachylinida, Hydroida, Milleporina dan Stylasterina, Siphonophorida. 2
3 Salah satu organisme yang paling dikenali dalam kelas ini yaitu Physalia physalis, spesies yang termasuk ke dalam ordo Siphonophorida, merupakan organisme kompleks yang hidup berkoloni, dengan polip yang telah terspesialisasi untuk memberi makan, berenang, menangkap mangsa dan reproduksi. 1 Jenis ini diketahui dapat menimbulkan efek sengatan yang cukup berbahaya bagi manusia. 5 Scyphozoa (Ubur-ubur) dicirikan dengan memiliki fase medusa yang lebih besar dibandingkan fase polyp (kecuali Stauromeduasae). 1 Scyphozoa memiliki 3 ordo (Coronatae, Rhizostomeae, dan Semaeostomeae), 21 family, 66 genus dengan kurang lebih 165 spesies dan ukurannya cukup besar (dari cm sampai m). 5 Ubur-ubur merupakan organisme yang termasuk dalam filum Coelenterata yang mampu menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan gangguan dalam tubuh. 5 Salah satu contoh yang penyebarannya cukup luas adalah Aurelia aurita dari bangsa Semaestomeae. 5 Anthozoa (Anemon Laut & Karang) meliputi anemone laut, koral batu, koral tanduk, bulu laut atau pena laut. Hewan yang termasuk golongan ini tidak mempunyai bentuk medusa, semuanya berbentuk polip. Anthozoa hidup secara soliter atau berkoloni. Polip hewan karang dapat menghasilkan CaCO 3, hal inilah yang dapat membantu pembentukan batu karang. 2 Selain itu, Hydrozoa, Scyphozoa dan Cubozoa mempunyai fase medusa (fase dewasa sebagai plankton) sementara Anthozoa tidak mengalami fase medusa. 4,5 Kelas Anthozoa terdiri atas spesies dan dibagi menjadi tiga subkelas; Octocorallia, Hexacorallia, dan Ceriantipatharia. Subkelas Octocorallia terdiri atas 6 ordo: Stolonifera, Telestacea, Alcynacea, Coenothecalia, Gorgonacea, Pennatulacea. Subkelas Hexacorallia terdiri atas 6 ordo: Rugosa, Tabulata, Actinaria, Zoanthidia, Scleractinia, dan Zoanthiniaria. Sedangkan subkelas Ceriantipatharia hanya terdiri atas 2 ordo, yakni Antipatharia (karang hitam) dan Ceriantharia (tabung anemone). 2,5 Yang disebut sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo Scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. Salah satu sifat dari karang 3
4 disebut akresi. Akresi adalah bentuk pertumbuhan koloni dan terumbu ke arah vertikal maupun horizontal. 6 Cubozoa (Ubur-ubur Kotak) sebelumnya termasuk ke dalam Scyphozoa atau ubur-ubur sejati, namun dikarenakan kelompok ini memiliki siklus hidup dan struktur yang khas, para taksonomi memisahkannya ke dalam ordo khusus yakni Cubozoa, dengan 1 ordo yaitu Cubomedusae. Sekitar 20 spesies dari Cubozoa lebih banyak menunjukkan kekerabatan dengan Hydrozoa dibandingkan dengan Scyphozoa. Spesies Cubozoa yang paling banyak dikenali yakni Chironex fleckeri (lebah laut), dengan panjang 5 meter, diameter 30 cm dan 60 tentakel. Seseorang dapat meninggal hanya dalam waktu beberapa menit setelah terinjeksi oleh racun yang berasal dari nematosit ubur-ubur ini. 1 Jenis Cubozoa yang diketahui ada di Indonesia adalah Carybdea alata dari Philippines Expedition di perairan Indonesia timur, Chiropsalmus buitendijk, dan sejenis ubur-ubur yang mirip dengan Carukia barnesi yang ditemukan di Papua pada waktu Perang Dunia II. 7,5 Staurozoa (Ubur-ubur Pengintai) merupakan kelas baru dalam filum Cnidaria, yang ditambahkan pada tahun ,9 Kelas ini hanya memiliki 1 ordo, Stauromedusae, 6 family, 15 genus, dan sekitar 50 spesies. Kelas ini masih belum memiliki kerangka filogenetik dan termasuk ke dalam kelompok non-monofiletik. Sekitar 80% spesiesnya ditemukan di belahan bumi utara, seperti Pasifik Utara, Atlantik Utara, Laut Arktik, dan Mediterrania. Hanya sekitar 11 spesies yang ditemukan di belahan bumi Selatan. Stauromedusae masih belum banyak dipelajari dan diketahui terkait dengan persebarannya yang terbatas di daerah belahan bumi selatan. Dua spesies yang paling dikenali dari kelas ini yakni Haliclystus californiensis dan Haliclystus sanjuanensis. 9 KESIMPULAN Coelenterata merupakan filum yang memiliki 2 fila yakni Ctenophora dan Cnidaria. Ctenophora terbagi menjadi 6 kelas; Cydippida, Platyctenida, Beroida, Thalassocalycida, Cestida, dan Lobata. Sedangkan Cnidaria terbagi 4
5 menjadi 5 kelas; Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, Cubozoa dan Staurozoa. REFERENSI 1. Lewbart, G.A Invertebrate Medicine. Iowa, USA: Blackwell Publishing. 2. Rusyana, A Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta. 3. Moore, J An Introduction to the Invertebrates, Second Edition. Cambridge: Cambridge University Press. 4. Nishikawa, J Presentasi Gelatinous zooplankton: their biology and ecology. LIPI-JSPS Training Course on Methods of Zooplankton Ecology and Identification Cibinong (tidak dipublikasikan) 5. Sidabalok, C.M Ubur-ubur di Indonesia. Fauna Indonesia, 8(1): Papu, A Kondisi Tutupan Karang Pulau Kapoposang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Sains, 11(1): NMNH Department. of Invertebrate Zoology, Smithsonian NMNH Department. of Invertebrate Zoology Collections Smithsonian. Diakses kembali pada tanggal 13 Maret s/nmnh/iz/resultslist.php. 8. Marques, A.C. & Collins, A.G Cladistics analysis of Medusozoa and Cnidarian Evolution. Invertebrate Biology, 123: Miranda, L.S., Morandini, A.C., dan Marques, A.C Taxonomic review of Haliclystus antarcticus Pfeffer, 1889 (Stauromedusae, Staurozoa, Cnidaria), with remarks on the genus Halyclystus Clark, Polar Biol 32:
KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.
KLASIFIKASI CNIDARIA By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan klasifikasi Cnidaria Menjelaskan daur hidup hewan yang
Lebih terperinciFilum Cnidaria dan Ctenophora
Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum CTENOPHORA dan CNIDARIA dikelompokkan dalam COELENTERATA (berasal dari kata coelos = rongga tubuh atau selom dan enteron = usus). Coelenterata hidupnya di perairan laut
Lebih terperinciCOELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.
COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA (= CNIDARIA) Cnido = penyengat Multiseluler Tubuh bersimetri radial Diploblastik (ektoderm dan endoderm) Diantara
Lebih terperinciCIRI-CIRI COELENTERATA :
FILUM COELENTERATA Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selom dan ENTERON = usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang berfungsi sebagai usus. Sering juga disebut CNIDARIA CIRI-CIRI
Lebih terperinciANIMALIA. STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati
ANIMALIA STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan. CIRI CIRI UMUM KINGDOM ANIMALia Eukariot,
Lebih terperincibiologi SET 21 ANIMALIA 1 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera
21 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 21 ANIMALIA 1 A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera Porifera memiliki permukaan tubuh yang berpori (ostium; ostia (jamak)). Setiap
Lebih terperinciKAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU
KAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SEMINAR
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemon Laut Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Anemon laut ditemukan hidup secara soliter (individual) dengan bentuk tubuh
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem klasifikasi bagi karang lunak Sinularia dura adalah sebagai berikut
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karang Lunak Sinularia dura Sistem klasifikasi bagi karang lunak Sinularia dura adalah sebagai berikut : (Hyman, 1940; Bayer 1956 in Ellis and Sharron, 2005): Filum : Cnidaria Kelas
Lebih terperinciKINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai..
KINGDOM ANIMALIA Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai.. CIRI-CIRI UMUM : Eukariotik, multiseluler tidak memiliki dinding sel Tidak berklorofil dan bersifat heterotrof Dapat bergerak
Lebih terperinciPORIFERA DAN COELENTERATA
PORIFERA DAN COELENTERATA PORIFERA pori= lubang-lubang kecil, dan faro= membawa, jadi porifera adalah hewan yang membawa/memiliki lubang-lubang kecil pada tubuhnya. Porifera adalah metazoa bersel banyak
Lebih terperinciEvolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata
Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic) Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama, yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tercemar adalah plankton. Plankton adalah organisme. mikroskopik yang hidup mengapung atau melayang di dalam air dan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Plankton Salah satu organisme yang dapat berperan sebagai bioindikator perairan tercemar adalah plankton. Plankton adalah organisme mikroskopik yang hidup mengapung atau melayang
Lebih terperinci" KAPAL PERANG PORTUGIS " (Physalia, HYDROZOA )
Oseana, Volume XVII, Nomor 1 : 9-19 ISSN 0216-1877 " KAPAL PERANG PORTUGIS " (Physalia, HYDROZOA ) oleh Nurachmad Hadi 1) dan Giyanto 1) ABSTRACT Sometimes, people get confused to distinguish between Physalia
Lebih terperinciKONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN
KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN Adelfia Papu 1) 1) Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado 95115 ABSTRAK Telah dilakukan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem laut dangkal yang terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat (CaCO 3 ) yang dihasilkan terutama
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG PENA LAUT (PENNATULACEA) Nurachmad Hadi *)
Oseana, Volume XIX, Nomor 2 : 17-22 ISSN 0216-1877 SEKILAS TENTANG PENA LAUT (PENNATULACEA) oleh Nurachmad Hadi *) ABSTRACT A GLIMPSE OF THE PENNATULACEA. The Pennatulacea, as like as alcyonacea and gorgonacea
Lebih terperinciEkosistem dan Sumberdaya Utama Pesisir dan Laut
Ekosistem dan Sumberdaya Utama Pesisir dan Laut SUMBERDAYA UTAMA PESISIR DAN LAUT Dari sudut ekologi, wilayah pesisir dan laut merupakan lokasi beberapa ekosistem yang unik dan saling terkait, dinamis
Lebih terperinciMODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)
MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR) Benteng, Selayar 22-24 Agustus 2006 TRANSPLANTASI KARANG Terumbu
Lebih terperinciKlasifikasi Sarcophyton dalam sistem taksonomi adalah sebagai berikut. Sub-kelas : Octocorallia (Alcyonaria) Ordo : Alcyonaceae
4 2.1.1 Taksonomi Klasifikasi Sarcophyton dalam sistem taksonomi adalah sebagai berikut (Fabricius dan Alderslade, 2001): Kingdom : Animalia Filum : Coelenterata (Cnidaria) Kelas : Anthozoa Sub-kelas :
Lebih terperinciB. Ekosistem Hutan Mangrove
B. Ekosistem Hutan Mangrove 1. Deskripsi merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh di daerah pasang surut pantai berlumpur. umumnya tumbuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Karang Target
3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Karang Target Secara taksonomi phylum Coelenterata atau Cnidaria memiliki ciri khas yakni sengat yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya. Sel sengat ini dikenal dengan nama
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. biota-biota penyusunnya, dengan keanekaragaman jenis yang tinggi. Salah satu
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karang Lunak Lobophytum strictum Terumbu karang merupakan ekosistem di perairan tropis yang kaya akan biota-biota penyusunnya, dengan keanekaragaman jenis yang tinggi. Salah satu
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR
1 LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR Laporan ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Kelulusan Mata Kuliah Avertebrata Air OLEH : ARDANA KURNIAJI I1A2 10 097 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau berbintil yang termasuk dalam filum echinodermata. Holothuroidea biasa disebut timun laut (sea cucumber),
Lebih terperinciPorifera dan Coelenterata
Porifera dan Coelenterata Pandangan para ahli: 1.Sponge jar.masih sederhana sehingga koordinasi antar sel belum begitu baik. 2.Belum memiliki jar. yg bertanggung jawab terhadap penghantaran impul dan pergerakan
Lebih terperinci9/28/2016 BIOSISTEMATIKA HEWAN. Simetri. Kingdom animalia (Dunia hewan)
U1 Kingdom animalia (Dunia hewan) Ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 1,3 juta spesies hewan. BIOSISTEMATIKA HEWAN Hewan merupakan organisme multiselular dan heterotrof Reproduksi umumnya secara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN KARANG JENIS Lobophyllia hemprichii YANG DITRANSPLANTASIKAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN KARANG JENIS Lobophyllia hemprichii YANG DITRANSPLANTASIKAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA Oleh: WIDYARTO MARGONO C64103076 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI CITRA KARANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN: KASUS FAMILY POCILLOPORIDAE RONI SALAMBUE
IDENTIFIKASI CITRA KARANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN: KASUS FAMILY POCILLOPORIDAE RONI SALAMBUE SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11 1. Bagian sel yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan sel adalah http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio-7-11a.png
Lebih terperinciJAKARTA (22/5/2015)
2015/05/22 14:36 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan SELAMATKAN TERUMBU KARANG JAKARTA (22/5/2015) www.pusluh.kkp.go.id Istilah terumbu karang sangat sering kita dengar, namun belum banyak yang memahami
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi
Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi Kelas : 7 Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.
Lebih terperinciTujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang klasifikasi umum, biologi (yang meliputi deskripsi morfologi, anatomi, sistem pencernaan, reproduksi, daur hidup, integrasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Bahan Ajar Sains A. Kajian Teori Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Karang Cara Makan dan Sistem Reproduksi
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Karang Suharsono (1996) menyatakan karang termasuk binatang yang mempunyai sengat atau lebih dikenal sebagai cnidaria (Cnida = jelatang) yang dapat menghasilkan kerangka
Lebih terperinciBahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha
Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA Pisces: Evolusi Kelas Agnatha Kelas Agnatha Merupakan vertebrata pertama kali muncul Muncul pada 500
Lebih terperinciPOTENSI ANCAMAN LEDAKAN POPULASI ACANTHASTERPLANCI TERHADAP KELESTARIAN TERUMBU KARANG DI WILAYAH LAUT JAKARTA DAN UPAYA PENGENDALIANNYA
POTENSI ANCAMAN LEDAKAN POPULASI ACANTHASTERPLANCI TERHADAP KELESTARIAN TERUMBU KARANG DI WILAYAH LAUT JAKARTA DAN UPAYA PENGENDALIANNYA http://7.photobucket.com Oleh: Rizka Widyarini Grace Lucy Secioputri
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terumbu Karang. Anatomi dan Morfologi Karang
TINJAUAN PUSTAKA Terumbu Karang Anatomi dan Morfologi Karang Terumbu (reef) terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh hewan karang (Filum Cnidaria, Kelas Anthozoa,
Lebih terperinciBAB I. SIMBIOSIS DAN PARASITISME. A. Pendahuluan
BAB I. SIMBIOSIS DAN PARASITISME A. Pendahuluan Parasitologi adalah suatu ilmu cabang biologi yang membatasi diri untuk pelajari organisme yang hidupnya tergolong bersifat parasitisme yaitu parasit. Kehidupan
Lebih terperinciEKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL
EKOSISTEM LAUT DANGKAL Oleh : Nurul Dhewani dan Suharsono Lokakarya Muatan Lokal, Seaworld, Jakarta, 30 Juni 2002 EKOSISTEM LAUT DANGKAL Hutan Bakau Padang Lamun Terumbu Karang 1 Hutan Mangrove/Bakau Kata
Lebih terperinciSimetri. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/29/2016. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 12 BIOSISTEMATIKA & EVOLUSI: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Ilmuwan telah
Lebih terperincitelur, dimana setelah jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas
Siklus hidup Artemia (gambar 3) dimulai pada saat menetasnya kista atau telur, dimana setelah 15-20 jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas manjadi embrio. Selanjutnya dalam waktu beberapa jam
Lebih terperinciZOOLOGI INVERTEBRATA (BI402) 3 SKS. OLEH: TIM ZOOLOGI INVERTEBRATA (Nono Sutarno, Ammi Syulasmi, Rini Solihat)
ZOOLOGI INVERTEBRATA (BI402) 3 SKS OLEH: TIM ZOOLOGI INVERTEBRATA (Nono Sutarno, Ammi Syulasmi, Rini Solihat) JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UPI 2007 Pendahuluan Invertebrata/Avertebrata: Merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan berlangsung dalam suatu proses yang disebut dengan belajar. Menurut Syah (2010), belajar merupakan kegiatan yang berproses dan menjadi unsur
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella) Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella) menurut Ruppert dan Barnes (1994); adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI PERBANDINGN
PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI PERBANDINGN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA 2012 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGII FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA IKIP SARASWATI TABANANN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizhopoda merupakan satu kelas dari lima pembagian kelas yang termasuk dalam protozhoa. Ukuran protozoa bervariasi, yaitu mulai kurang dari 10 mikron(µm) dan ada yang
Lebih terperinci1.Klasifikasi dan Nomenklatur a.macam-macam Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli taksonomi b.nomenklatur
Khusus I. Tujuan Umum (TPU) mengkomunikasikan tentang Klasifikasi dan Nomenklatur. Tujuan Khusus (TPK) mahasiswa diharapkan dapat: 1.mendeskripsikan mbali pengertian klasifikasi 2.menjelaskan prinsip dasar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Terumbu Karang Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem daerah tropis yang memiliki keunikan dan keindahan yang khas yang pemanfaatannya harus lestari. Ekosistem terumbu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan negara kepulauan dengan hamparan pulau-pulau dan garis pantai yang sepanjang 81.000 km.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. (Aziz, 1981). Tubuhnya berbentuk segilima, mempunyai lima pasang garis
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bulu Babi Bulu babi merupakan organisme dari divisi Echinodermata yang bersifat omnivora yang memangsa makroalga dan beberapa jenis koloni karang (Aziz, 1981). Tubuhnya berbentuk
Lebih terperinciKode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1
S A T U A N A C A R A P E R K U L I A H A N Mata Kuliah : Zoologi Invertebrata Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1 Semester : Ganjil/Genap Jumlah SKS : 3 Mata Kuliah
Lebih terperinciKomposisi dan Kelimpahan Larva Invertebrata Planktonik pada Tiga Desain Terumbu Buatan di Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Situbondo, Jawa Timur.
SIDANG TUGAS AKHIR (SB-9 1351) Komposisi dan Kelimpahan Larva Invertebrata Planktonik pada Tiga Desain Terumbu Buatan di Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Situbondo, Jawa Timur. Dosen Pembimbing : 1. Dra.
Lebih terperinciAdina Rizka Amalia. Hafizhuddin Wafi. Annisa Putri Ningsih FILLUM PORIFERA. Nurul Hasna K. Bunga Amalia. Ulya Amalia
Adina Rizka Amalia Hafizhuddin Wafi Annisa Putri Ningsih Nurul Hasna K Bunga Amalia Ulya Amalia FILLUM PORIFERA Istilah porifera berasal dari bahasa latin, yaitu Pori yang artinya lubang dan Fere yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perairan laut Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut yang hidup di sekitarnya. Ekosistem
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN ORGANISME
KEANEKARAGAMAN ORGANISME SEJARAH KLASIFIKASI ORGANISME SISTEM KLASIFIKASI ORGANISME PENAMAAN SPESIES HIRARKI TAKSONOMI SEJARAH KLASIFIKASI ORGANISME ARISTOTELES (Yunani), 2000 tahun yang lalu di populerkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kalsium karbonat (CaCO3) yang dapat dihasilkan oleh hewan karang bekerjasama
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Habitat, dan Tipe Terumbu Karang Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas perairan tropis. Menurut Timotius (2003), terumbu karang merupakan struktur dasar lautan
Lebih terperinciI MA Y UDHA P E R W I R A
PORIFERA IMA YUDHA PERWIRA Porifera (Latin, Phorus = pori-pori, ferre = pembawa) adalah hewan invertebrata yang mempunyai tubuh berpori-pori. Bentuk tubuh hewan ini tidak hanya kotak, tapi bermacam macam.
Lebih terperinciLAJU PERTUMBUHAN KARANG Porites Sp. PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA DI PULAU GILI RAJEH KABUPATEN SUMENEP
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 216 LAJU PERTUMBUHAN KARANG Porites Sp. PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA DI PULAU GILI RAJEH KABUPATEN SUMENEP Moh. Imron Faqih 1, Mahfud Effendy 2, Insafitri 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Karang
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Karang Terumbu karang merupakan kumpulan komunitas karang, yang hidup di dasar perairan, berupa batuan kapur (CaCO 3 ), dan mempunyai kemampuan untuk menahan gaya gelombang
Lebih terperinciHIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER VI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kedalaman laut dan salinitas air laut. 2.
Lebih terperinciModul III : Animalia 1 hal 1
PENDAHULUAN Assalamu alaikum Wr Wb, Selamat bertemu dengan modul yang ketiga ini. Modul ini merupakan modul ketiga dalam mata pelajaran Biologi. Yakni Animalia/ Hewan 1. Dan selamat mempelajari modul Biologi
Lebih terperinciJURNAL JENIS LOBSTER DI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA. Disusun oleh : Mesi Verianta
JURNAL JENIS LOBSTER DI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA Disusun oleh : Mesi Verianta 090801117 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOBIOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI YOGYAKARTA 2016 JENIS LOBSTER
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG KERANG LENTERA FILUM BRAKHIOPODA. Mudjiono dan Maryoto Suparman ABSTRACT
Oseana, Volume XVII, Nomor 4 : 159-166 ISSN 0216-1877 SEKILAS TENTANG KERANG LENTERA FILUM BRAKHIOPODA Oleh Mudjiono dan Maryoto Suparman ABSTRACT BRIEF INFORMATION ON LAMP-SHELL, PHYLUM BRACHIPODA. The
Lebih terperinciPENGENALAN BEBERAPA KARANG LUNAK (OCTOCORALLIA, ALCYONACEA), DI LAPANGAN. oleh : Anna E.W. Manuputty 1} ABSTRACT
Oseana, Volume XXI, Nomor 4, 1996 : 1-11 ISSN 0216-1877 PENGENALAN BEBERAPA KARANG LUNAK (OCTOCORALLIA, ALCYONACEA), DI LAPANGAN oleh : Anna E.W. Manuputty 1} ABSTRACT THE SOFT CORALS (OCTOCORALLIA, ALCYONACEA),
Lebih terperinciSistematika dan Teknik Identifikasi Karang
Sistematika dan Teknik Identifikasi Karang (Oleh: Ofri Johan M.Si.) * Keahlian identifikasi karang hingga ke tingkat spesies masih tergolong langka di Indonesia. Berbeda dengan identifikasi pada ikan karang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia membentang 6 0 LU 11 0 LS dan 95 0-141 0 BT, sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua Australia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menahan gelombang laut yang kuat. Hewan karang ini termasuk ke dalam
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Terumbu Karang Terumbu karang merupakan ekosistem khas di perairan tropis. Menurut Timotius (2003), terumbu karang merupakan struktur dasar lautan yang terdiri dari deposit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati adalah seluruh keanekaan bentuk kehidupan di bumi, merujuk pada keberagaman bentuk-bentuk kehidupan tanaman, hewan dan mikroorganisme, termasuk
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terumbu Karang
9 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terumbu Karang Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO 3 ) yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu (hermatifik) yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang secara geografis memiliki daerah pesisir yang sangat panjang. Di sepanjang daerah tersebut hidup beranekaragam biota laut (Jati dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu makhluk hidup yang ekosistemnya berada di bawah air adalah terumbu karang. Terumbu karang adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari sekelompok binatang
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA. DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU
PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS
Lebih terperinciPENGARUH PEMANASAN TERHADAP POTENSI TOKSIN UBUR-UBUR (Physalia physalis) PADA HEMOLISIS ERITROSIT MANUSIA SKRIPSI
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP POTENSI TOKSIN UBUR-UBUR (Physalia physalis) PADA HEMOLISIS ERITROSIT MANUSIA SKRIPSI Oleh Laurencia Febrina Ruth Suwarso NIM 072010101043 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
Lebih terperinci- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SHARIF C. SUTARDJO
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/KEPMEN-KP/2013 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Terumbu Karang
6 2.1 Terumbu Karang 2 TINJAUAN PUSTAKA Terumbu karang merupakan kumpulan organisme karang yang hidup diperairan laut dangkal terutama di daerah tropis. Ekosistim terumbu karang komponen utamanya disusun
Lebih terperinciAdanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan aboral (yang tidak memiliki mulut). Pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Arikunto (2010) menjelaskan metode deskriptif bertujuan untuk menilai
Lebih terperinciApakah terumbu karang?
{jcomments on} Apakah terumbu karang? Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Bayangkanlah terumbu karang sebagai sebuah kota yang
Lebih terperinciTHE CORAL REEF CONDITION IN CEROCOK BEACH WATERS OF PAINAN, WEST SUMATERA PROVINCE By : Khairil ihsan 1), Elizal 2), Thamrin 2)
THE CORAL REEF CONDITION IN CEROCOK BEACH WATERS OF PAINAN, WEST SUMATERA PROVINCE By : Khairil ihsan 1), Elizal 2), Thamrin 2) ABSTRAK The research of coral reef was conducted in october 2013 in Tikus
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGARUH ANEMON (Heteractis magnifica) TERHADAP VITALITAS IKAN BADUT (Amphiprion oscellaris) UNTUK MEMINIMALISASI PENGGUNAAN KARANG HIDUP DALAM USAHA BUDIDAYA
Lebih terperinciNEMATOSIT KARANG SCLERACTINIA, Pocillopora eydouxi
NEMATOSIT KARANG SCLERACTINIA, Pocillopora eydouxi (Nematocysts of the Scleractinian Coral, Pocillopora eydouxi) Husen Rifai 1*, Carolus P. Paruntu 1, Janny D. Kusen 1 1 Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas
Lebih terperinciAkumulasi Logam Berat Pb pada Karang Acropora aspera: Studi Pendahuluan
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 153-158 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr Akumulasi Logam Berat Pb pada Karang Acropora aspera: Studi Pendahuluan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes
Lebih terperinciKONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU-PULAU KECIL KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA. Laporan Penelitian Kerjasama UNIPA & Pemerintah Kabupaten Sarmi
KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU-PULAU KECIL KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA Laporan Penelitian Kerjasama UNIPA & Pemerintah Kabupaten Sarmi Oleh THOMAS F. PATTIASINA RANDOLPH HUTAURUK EDDY T. WAMBRAUW
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekosistem Terumbu Karang Biologi karang
5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Terumbu Karang 2.1.1 Biologi karang Terumbu karang merupakan endapan-endapan masif yang penting dari kalsium karbonat yang terutama dihasilkan oleh hewan karang dengan
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1
MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA MADRASAH ALIYAH NEGERI SURADE 2016 KATA PENGANTAR Assallamu alaikum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Seribu adalah kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia yang terletak kurang lebih 150 km dari pantai Jakarta Utara. Kepulauan Seribu terletak pada 106
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Wilayah Penelitian Wilayah tempat substrat batu berada bersampingan dengan rumah makan Nusa Resto dan juga pabrik industri dimana kondisi fisik dan kimia perairan sekitar
Lebih terperinciKondisi Eksisting Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Dok II Kota Jayapura Provinsi Papua
The Journal of Fisheries Development, Juli 2015 Volume 2, Nomor 3 Hal : 39-44 Kondisi Eksisting Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Dok II Kota Jayapura Provinsi Papua Triana Mansye Kubelaborbir 1 1 Program
Lebih terperinciPROTOZOA. Otot-rangka. Pencernaan. Saraf. Sirkulasi. Respirasi. Reproduksi. Ekskresi
PROTOZOA Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme
Lebih terperinciLAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA
39 LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA K.D 3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumberdaya pesisir dan laut, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang adalah struktur di dasar laut
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS OPHIUROIDEA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI BAMA TAMAN NASIONAL BALURAN SKRIPSI. oleh Indrianita Wardani NIM
KEANEKARAGAMAN JENIS OPHIUROIDEA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI BAMA TAMAN NASIONAL BALURAN SKRIPSI oleh Indrianita Wardani NIM 091810401017 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciSILABUS SMA Kelas X. [Tahun]
[Tahun] SILABUS SMA Kelas X [Ketik abstrak dari dokumen di sini. Abstrak biasanya merupakan ringkasan singkat dari isi dokumen. Ketik abstrak dari dokumen di sini. Abstrak biasanya merupakan ringkasan
Lebih terperinciLEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )
LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Estradivari et al. 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Seribu merupakan salah satu kawasan pesisir terletak di wilayah bagian utara Jakarta yang saat ini telah diberikan perhatian khusus dalam hal kebijakan maupun
Lebih terperinciDISTRIBUSI UKURAN KARANG PORITES SEBAGAI PENYUSUN UTAMA MIKROATOL DI DAERAH RATAAN TERUMBU (REEF FLAT) PERAIRAN KONDANG MERAK KABUPATEN MALANG
DISTRIBUSI UKURAN KARANG PORITES SEBAGAI PENYUSUN UTAMA MIKROATOL DI DAERAH RATAAN TERUMBU (REEF FLAT) PERAIRAN KONDANG MERAK KABUPATEN MALANG Kuncoro Aji, Oktiyas Muzaky Luthfi Program Studi Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang dari pulau dengan luasan km 2 yang terletak antara daratan Asia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki tidak kurang dari 17.500 pulau dengan luasan 4.500 km 2 yang terletak antara daratan Asia
Lebih terperinci