BAB I PENDAHULUAN. 1983:2). Keluarga merupakan suatu satuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1983:2). Keluarga merupakan suatu satuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah kelompok yang disebut dengan istilah keluarga. Keluarga adalah suatu lembaga sosial yang berkembang dalam masyarakat (William, 1983:2). Keluarga merupakan suatu satuan tempat tinggal yang ditandai oleh adanya kerja sama ekonomi, dan keluarga juga merupakan satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia. Keluarga menurut Befu dalam Tobing (1999:18) adalah merupakan suatu unit kehidupan rumah tangga yang anggota-anggotanya terdiri atas individu-individu yang mempunyai hubungan darah atau ikatan perkawinan. Masyarakat dinegara-negara barat juga memakai istilah keluarga, tetapi pada Negara tersebut memakai istilah kata keluarga dengan sebutan family. Keluarga adalah suatu pranata yang sangat penting artinya bagi kehidupan sosial, dimana pada sejak dini masyarakatnya dipersiapakan untuk kelak dapat melakukan peranya dalam dunia bahasa (Ihromi, 1999:284). Masyarakat merupakan struktur yang terdiri dari keluarga, dan ciri khas dari suatu masyarakat dapat digambarkan dengan hubungan kekeluargaan. Seperti yang dikatakan Goode dalam tobing (1999:29), semua orang yang hidup terikat dalam jaringan hak dan kewajiban yang disebut dengan hubungan peran. Dalam keluarga juga terdapat suatu proses sosialisasi, dimana berlangsung sejak anak-anak, yaitu proses tempat seseorang belajar, untuk mengetahui apa yang dikehendaki oleh anggota keluarga lain. Dalam bahasa Jepang keluarga biasa disebut dengan kazoku, menurut Kiyomi dalam Hasibuan (2001:5) adalah, kelompok yang membentuk hubungan saudara dekat yang penting

2 seperti kakak, adik, dan orang tua, anak dengan suami istri sebagai dasar dan didukung dengan rasa persatuan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan. Kazoku terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Kazoku merupakan keluarga yang dasarnya adalah perkawinan dan melahirkan suatu keluarga baru, dimana terdapat keluarga yang berasal dengan yang tidak ada hubungan darah. Keluarga yang berhubungan darah ini dapat dibagi menjadi vertical dan horizontal. Hubungan vertical seperti hubungan ego dengan kakek, ayah, anak, dan cucu. Sementara yang dimaskusd dengan hubungan horizontal yaitu hubungan antar ego dengan saudara-saudara kandung atau dengan saudara sepupu. Di dalam kehidupan sosial atau keluarga kita juga dapat mengetahui mengenai sastra, secara intuitif, memang kita mengetahui apa yang disebut sastra itu. Namun, deskripsi dari pengertian yang ada pada pikiran kita itulah yang masih sulit dirumuskan dalam bentuk kalimat yang tepat.. Sastra misalnya dalam bahasa Sansekerta berasal dari kata sas yang berarti mengarahkan, memberi petunjuk atau instruksi, sedang tra berarti alat atau sarana (Teeuw, 1984: 23). Padahal dalam pengertian sekarang (bahasa Melayu), sastra banyak diartikan sebagai tulisan. Pengertian ini kemudian ditambah dengan kata su yang berarti indah atau baik. Jadilah susastra yang bermakna tulisan yang indah. Panuti Sudjiman mendefinisikan sastra sebagai "karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya" (1986 : 68). Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan salah satu karya sastra yang dijadikan media untuk mengabadikan sesuatu yang menarik atau luar biasa atau untuk merekam zaman dan juga digunakan sebagai media untuk menggambarkan situasi yang terjadi saat itu dan melihat kehidupan tokoh utama dalam novel. Novel adalah jenis sastra berupa cerita yang mudah dibaca dan dicerna ( Jacob sumarjo:11-12 ). Novel menyuguhkan tokoh-

3 tokoh dan menampilkan serangakaian peristiwa secara umum tetapi jalan ceritanya bisa menjadi pengalaman hidup yang nyata dan mempunyai tugas mendidik bagi para pembacanya. Novel karya salah satu sastrawan Jepang adalah kitchen karya Banana Yoshimoto. Novel berisi 143 halaman menceritakan tentang seorang gadis yang bernama Mikage Sakurai yang hidup sebatang kara sejak neneknya meninggal, neneknya adalah keluarga yang dimiliki satusatunya, setelah kehilangan kakeknya diwaktu ia masih duduk dibangku SMP, sementara ayah dan ibunya sudah meninggal sewaktu ia masih kecil akibat kecelakaan. Dan saat ini pun ia juga harus kehilangan satu-satunya keluarga yang dimilikinya selama ini. Seorang nenek yang telah membesarkannya sebagai pengganti kedua orangtuanya yang telah tiada, nenek yang sangat mikage sayangi. Ia pun harus kehilangan satu-satunya sosok yang menjadi pegangan hidupnya selama ini. Mikage tidak bisa merasakan lagi kehadiran keluarga, ia pun tak mengerti arti keluarga yang sesungguhnya itu seperti apa. Mikage harus tinggal sendirian diapartemennya yang luas peninggalan neneknya. Satusatunya tempat diruangan yang paling mikage sukai diapartemenya adalah dapur. Dapur menjadi satu-satunya tempat dimana mikage tidak merasa kesepian, dimana saja ia dikelilingi panci bekas pakai dan sisa ceceran sayur,serta ditemani sepetak langit malam berbintang dijendela. Namun rasa kesepiannya tidak berlangsung lama karena tidak lama setelah mikage kehilangan neneknya ia menemukan keluarga baru yaitu keluarga Tanabe. Disana pula ia temukan sebuah keluarga yang tak pernah dimilikinya selama ini yaitu keluarga, bersama Yuichi Tanabe yang dingin dan Eriko Tanabe yang mempesona. Eriko merasa ia harus membesarkan Yuichi dengan sosok sebagai seorang ibu dan juga sebagai seoarang ayah. Dirumah keluarga Tanabe lah ia benar-benar bias merasakan arti kelyarga yang sesungguhnya seperti apa.

4 Namun tidak berapa lama Eriko meninggal, hal ini yang menyebabkan Mikage dan Yuichi menjauh dan saling terasing dalam kesedihan namun hal ini juga yang membuat mereka bersatu kembali dan mencoba bangkit dari kesdihan mereka karena harus kehilangan keluarga yang sangat mereka sayangi. Hal ini lah yang membuat mereka bersatu kembali dan membuat keluarga baru yang baru lagi sebagai ganti keluarga mereka yang hilang. Dengan demikian penulis dalam penulisan skripsi ini ingin mencoba membahas tentang kosep kazoku yang, melalui analisis teks novel kitchen dengan judul Analisis Konsep Kazoku dalam Novel Kitchen Karya Banana Yoshimoto. 1.2 Perumusan Masalah untuk memberikan arahan pada suatu penelitian, maka perlu dibuat sesuatu rumusan masalah. Hal ini penting untuk mempermudah penulis untuk menemukan permasalahan yang lebih terfokus. Dengan adanya perumusan masalah suatu penelitian akan lebih terarah dan spesifik, sehingga permasalahan aka lebih mudah untuk dipahami. Sesuai dengan judul skripsi, yaitu Analisis Konsep Kazoku dalam Novel Kitchen Karya Banana Yoshimoto, maka skripsi ini akan membahas mengenai konsep kazoku dalam masyarakat Jepang melalui analisis cerita dalam novel Kitchen. Konsep kazoku di dalam masyarakat Jepang sangat beragam, dimana bagi masyarakat Jepang konsep kazoku berperan besar di dalam keluarga, serta kazoku di Jepang dewasa ini. Adapun rumusan masalah bagi penulis untuk diteliti lebih lanjut lagi dalam penulisan skripsi ini adalah:

5 1. Seperti apa konsep kazoku dalam masyarakat Jepang dewasa ini? 2. Seperti apa konsep kazoku yang tercermin dalam novel kitchen karya Banana Yoshimoto? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Agar masalah penelitian tidak berkembang terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang masalah konsep Kazoku didalam masyarkat Jepang melalui analisis cerita dalam novel Kitchen karya Banana Yoshimoto. Penulis juga membatasi ruang lingkup pembahasan ini hanya terbatas pada penerapan konsep Kazoku dalam masyarakat Jepang berdasarkan kepustakaan. Penelitiam dilakukan melalui analisis-analisis tokoh dalam cerita pada novel Kitchen 1.3 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka Menurut Freeman, (1973:109) hubungan kekerabatan merupakan aksioma kesetiakawanan (the axiom of family). Kesetakawanan mengacu pada saling membantu (mutual support) diantara kerabat yang satu dengan kerabat yang lainya, sepreti halnya keluarga. Menurut Ihrom dalam Tobing (1999:3) mengatakan, keluarga merupakan tempat untuk bersosialisasi bagi setiap anggotanya, dan didalam keluarga juga anggota-anggotanya sudah sejak dini dipersiapkan untuk melakukan peran-peranya kelak di dalam masyarakat, dan melalui pelaksanan peran-perannya itu nilai-nilai budaya dapat tercapai didalam masyarakat. Suparlan dalam Tobing (1999:73) mengatakan,bentuk dasar dalam sebuah keluarga terdiri dari seorang laki-laki yang berperan sebagai suami dan ayah, seorang perempuan yang berperan sebagai

6 seorang istri dan ibu, dan ditambah dengan anak-anak yang semuanya tinggal dalam satu rumah dan didakam ilmu antropologi disebut dengan keluarga. Seperti ysng dikatakan goode dalam Tobing (1999:29), semua orang yang hidup terikat dalam jaringan hak dan kewajiban yang disebut dengan hubungan peran.sedangkan menurut Goode dalam Hasibuan (2001:1), keluarga adalah kelompok yamg terkecil dalam suatu masyarkat yang dapat digambarkan dengan hubungan kekelurgan yang berlangsung didakamnya. Keluarga merupakan sistem universal yang terlihat dalam masyarakat. Hanya melalui keluarga, masyarakat dapat memperoleh dukungan yang diperlukan, dan keluarga dapat bertahan jika didukung oleh masyarakat yang lebih luas. Seperti yang dikemukakan Brown dalam Tobing (1999:53) manusia merupakan kelompok manusia yang hidup bersama dan tidak mempermasalahkan mengenai jumlah, ada tiga faktor terbentuknya keluarga, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari satu suami, atau suami yang istrinya lebih dari satu, atau suami yang mempunyai satu anak atau lebih. Mudokc dalam Tobing 1999:58) membagi keluarga kedalam tiga jenis, yaitu keluarga batih yaitu keluarga yang anggota-anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah. Kelompok keliarga batih merupakan kelompok yang bersifat universal dan bukan satu-satunya bentuk keluarga yang ada didalam masyarakat, tapi keluarga batih juga sebagai unit dasar penggabung unruk keluarga komplek yaitu keluarga luas (extended family) dan keluarga polygami (polygamus family). Keluarga batih ini masih hidup terus didalam masyarakat. Jadi sebagaimana dipahami keluarga adalah kelompok kecil dalam masyarakat yang mempunyai fungsi pengantara pada masyarakat besar. Horton dan Hunt (1999: ) mengemukakan bahwa keluarga sebagai lembaga masyrakat mempunyai beberapa fungsi yaitu :

7 1. Fungsi pengaturan seksual, yaitu keluarga sebagai lembaga pokok yang merupakan wahana bagi masyarakat untuk mengatur dan mengorganisasikan kepuasan dan keinginan seksual. 2. Fungsi reproduksi, yaitu keluarga sebagai lembaga utama dalam hal memproduksi anak sebagai penerus keluarga. 3. Fungsi sosialisasi, yaitu keluarga sebagai lembaga utama untuk mensosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat kepada anak-anak. Sehingga menjadi pedoman bagi meraka menuju alam dewasa. 4. Fungsi afeksi, yaitu salah satu fungsi yang dimiliki keluarga dalam pemenuhan kebutuhan akan kasih sayangatau rasa dicintai. 5. Fungsi penerus status, yaitu keluarga berfungsi sebagai dasar untuk memberikan beberapa status sosial kepada anggotanya, karena setiap proses kehidupan dan pertumbuhan dalam keluarga adalah persiapan bagi status kelasnya, sedangkan status kelas keluarga yang dimiliki seseorang akan sangat menentukan peluang yang akan diperoleh dalam masyarakat. 6. Fungsi perlindungan, yaitu keluarga memberikan perlindungan fisik, ekonomi, dan psikologis bagi seluruh keluarga. 7. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga merupakan unit ekonomi dasar dalam masyarakat. Anggota keluarga sebagai astu tim dalam menghasilkan sesuatu. Fungsi keluarga diatas tidak brsifat statis melaainkan akan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Mayashi oscada (1991:9-10) mengemukakan bahwa pada umunya ada lima fungsi keluarga dalam masyarakat Jepang dewasa ini yaitu, fungsi ekonomi, fungsi seksual, fungsi reproduksi, fungsi pendidikan, dan fungsi afeksi serta rasa aman.

8 Istilah pemakaian kata keluarga berbeda-beda pada setiap masyrakat, dimana pada setiap suku bangsa dan negara memiliki pengertian keluarga masing-masing, sedangkan pada masyrakat Jepang memakai istilah kata keluarga dengan sebutan Kazoku. Menurut Befu dakam Tobing (1999:2), kazoku adalah suatu unit kehidupan rumah tangga yang anggotaanggotanya terdiri dari individu-individu yang ada hubungan darah atau perkawinan. Menurut Hasibuan (2001:6), kazoku berfungsi sebagai tempat dilaksanakanya proses sosialisasi anak, alat untuk menstabilkan moril dan materil anggotanya, serta pemenuhan kebutuhan seksual. Melalui perkawinan, akan melahirkan sebuah keluarga yang disebut dengan inzoku, yaitu dari pihak keluarga istri. Maka, hubungan keluarga dalam keluarga Jepang ada yang disebut dengan shinrui, enrui, dan enja. Shunrui adalah hubungan keluarga yang dibentuk oleh orangorang yang mempunyai hubungan darah langsung berdasarkan garis keturunan patrilineal. Enrui adalah hubungan keluarga yang terjadi dengan para sepupu. Sedang yang dimaksud dengan enja adalah hubungan keluarga yang terjadi karena adanya ikatan perkawinan (Situmorang, 2004:49). Sedangkan menurut kiyomi dalam Hasibuan (2001:5) kazoku adalah kelompok yang membentuk hubungan sauadara yang penting seperti kakak, adik dan orang tua, anak dan suami istri sebagai dasar dan dengan didukung oleh rasa kesatuan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan. 2. Kerangka Teori Setiap penelitian memiliki titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti (Nawawi,2001:39-40).

9 Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Penelitian merupakan sarana bagi ilmu pengetahuan untuk mengembangkan ilmu yang bersangkutan. Penelitian kebudayaan ini dilakukan melalui sebuah novel yang merupakan sebuah karya sastra. Imajinasi pengarang dalam karya sastra tersebut sebenarnya mengandung nilainilai budaya yang tinggi. Sastra dapat dipandang sebagi suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu. Sastra pun dipergunakan sebagai sumber untuk menganalisa system masyarakat. Sastra juga mencerminkan kenyataan dalam masyarakat dan merupakan sarana untuk memahaminya Dengan demikian teori yang dipakai penulis adalah teori pendekatan sosiologis, yaitu telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat. Menurut Rene wellek (1972:109) bahwa sastra adalah lembaga sosial yang memakai medium bahasa dalam menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah gambaran sosial 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Sesuai dengan pokok masalah sebagaimana dengan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan tentang konsep kazoku dalam masyarakat Jepang dewasa ini.

10 2. Mendeskripsikan konsep kazoku yang terdapat dalam novel Kitchen karya Banana Yoshimoto. 2.Manfaat Penelitian Suatu penelitian dapat bermanfaat baik bagi orang lain, maupun bagi diri sendiri. Dengan mengadakan penelitian pada novel Kitchen karangan Banana Yoshimoto diharapkan dapat memberikan manfaat yakni : 1. Bagi penulis dan masyarakat umum diharapkan dapat menambah informasi mengenai konsep kazoku dalam masyarakat Jepang. 2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan Sastra Jepang sebagai Referensi dalam menganalisis novel Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak mengutamakan angka-angka, tapi menggunakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji secara empiris (Endraswara 2004:5). Dalam novel ini cocok dengan menggunakan metode kualitatif karena penelitian kualitatif cocok dengan fenomena sastra, sehingga perlu ditafsirkan maknanya agar mudah dipahami. Dalam penelitian ini penulis juga banyak menggunakan metode penelitian kepustakaan, metode penlitian kepustakaan adalah dengan menggunakan penelitian

11 kepustakaan dengan jalan menyelusuri referensi-referensi yang terkait dengan tema permasalahan. Study kepustakaan merupakan suatu aktifitas yang penting dalam kegiatan penelitian. Beberapa aspek yang perlu dicari dan diteliti meliputi: masalah, teori, konsep dan penarikan kesimpulan (Nasution,1996:14). Adapun teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku atau referensi yang berhubungan dengan penulisan ini, kemudian membaca dan menganalisis masalah-masalah yang ada dengan teori-teori yang berhubungan dengan penulisan ini.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari

Bab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke -8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik (zaman Heian), sastra pertengahan (zaman Kamakura, zaman Namboku-cho dan zaman Muromachi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu bentuk media yang digunakan untuk menerjemahkan ide-ide pengarang. Di dalam karya sastra, pengarang merefleksikan realitas yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar 8.2 Pengertian Keluarga

BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar  8.2 Pengertian Keluarga BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dan merupakan gejala yang universal. Dewasa ini, lembaga keluarga banyak mengalami perubahan baik dalam struktur maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu karya sastra prosa yang menggambarkan tentang permasalahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993: 12), novel merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia, yang berupa pengalaman, perasaan, pemikiran, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ijime atau penganiayaan merupakan fenomena sosial yang tidak dapat diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara maju juga

Lebih terperinci

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual BAB 5 Ringkasan Pada bab ini yang juga merupakan bab terakhir dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual pada tokoh Yuriko Hirata

Lebih terperinci

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani Just remember, there's a right way and a wrong way to do everything and the wrong way is to keep trying to make everybody else do it the right way (Colonel Potter) Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai ia meninggal. Biasanya pada usia

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pandangan para tokoh dalam novel Kicchin

Bab 4. Simpulan dan Saran. penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pandangan para tokoh dalam novel Kicchin Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Melalui analisis yang dilakukan oleh penulis pada bab 3, secara keseluruhan penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pandangan para tokoh dalam novel Kicchin secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci

di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang

di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang seperti itulah hidup yang harus dijalani ketika ditakdirkan menjadi wanita miskin di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL secara umum. Ketika di dalam sejarah adanya permasalahan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya manusia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya tentang tipe introvert pada tokoh

Bab 4. Simpulan dan Saran. Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya tentang tipe introvert pada tokoh Bab 4 Simpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya tentang tipe introvert pada tokoh Yuichi Tanabe dalam novel Kitchen karya Yoshimoto Banana, dapat diambil kesimpulan dan saran yang

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO BANANA YOSHIMOTO NO SAKUHIN NO KITCHEN NO

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO BANANA YOSHIMOTO NO SAKUHIN NO KITCHEN NO ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO BANANA YOSHIMOTO NO SAKUHIN NO KITCHEN NO SHOUSETSU NI OKERU SHUJINKOU NO SHINRITEKI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ). BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI 2.1. Masyarakat Agraris Sejak zaman tokugawa sampai akhir perang dunia II, sistem keluarga Jepang diatur oleh konsep Ie dan bahkan mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE. belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE. belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE 2.1 Konsep Ie Dalam tradisi masyarakat Jepang hubungan sosial tidak hanya di latar belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan diikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Moral, kebudayaan, kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki ruang lingkup yang luas di kehidupan masyarakat, sebab sastra lahir dari kebudayaan masyarakat. Aspek

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang penulis kemukakan terdahulu, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Istilah sapaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra pada dasarnya mengungkapkan kejadian, namun kejadian tersebut bukanlah fakta yang sesungguhnya melainkan fakta dari hasil pemikiran pengarang. Pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan peristiwa hukum yang terjadi didalam hidup bermasyarakat yang menyangkut nama baik keluarga ataupun masyarakat. Hal ini diterangkan dalam buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu hal yang bersifat indah. Keindahan yang terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang kemudian lahir sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan wujud gagasan pengarang dalam memandang lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu karya yang sifatnya estetik. Karya sastra merupakan suatu karya atau ciptaan yang disampaikan secara komunikatif oleh penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan pencerminan masyarakat, melalui karya sastra, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang banyak memiliki sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di terjemahkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Manusia dilahirkan dengan berbagai permasalahan hidup yang dihadapinya. Perasalahan hidup manusia dapat

Lebih terperinci

Keluarga inti merupakan kelompok primer yang dapat dikatakan sebagai institusi dasar berkembangnya institusi sosial yang lain.

Keluarga inti merupakan kelompok primer yang dapat dikatakan sebagai institusi dasar berkembangnya institusi sosial yang lain. Pranata Keluarga Istilah keluarga dapat berarti : 1. Keluarga besar (extended/consanguine family), yang dapat terdiri dari kakeknenek, mertua, bapak-ibu, anak kandung dan menantu, cucu, saudara sepupu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang undang No. 1 Tahun 1974 dinyatakan bahwa: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA

POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA Artikel POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA Oleh Mardiya Dahulu kala, ketika orang-orang masih hidup secara nomaden dan agama belum diturunkan ke bumi, masih belum ada keluarga dalam arti sebenarnya. Karena

Lebih terperinci

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya (Panuti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Cerpen atau cerita pendek termasuk salah satu karya sastra fiksi yang berbentuk prosa naratif. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlawanan budaya merupakan perjuangan hak yang bertentangan agar terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan untuk melakukan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, khususnya daerah di sekitar Danau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bukan merupakan hal yang tabu ketika terdapat fenomena pernikahan dini yang masih terjadi dewasa ini, pernikahan dini yang awal mulanya terjadi karena proses kultural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memenuhi hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang engkaji aspek psikologi tokoh dalam karya sastra (Endraswara, 2011:97). Penilitan psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah usaha untuk merekam isi jiwa sastrawannya yang berupa ungkapan pribadi manusia yang terdiri dari dari pengalaman, pemikiran, perasaan, ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan seorang diri, tetapi manusia adalah makhluk sosial yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup bermasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia saling membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia saling membutuhkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa hidup sendiri, begitu juga dalam kehidupan manusia yang berlainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hidup berbudaya dan berkomunikasi. Salah satu cara manusia untuk berkomunikasi yaitu melalui sastra. Sastra merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga ( 漫画 ) merupakan komik yang dibuat di Jepang. Kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pelanggaran kawin sasuku pada masyarakat Minangkabau dianggap sebagai perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG UPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT JEPANG DAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG UPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT JEPANG DAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG UPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT JEPANG DAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN 2.1 Perkawinan pada Masyarakat Jepang Perkawinan di Jepang ada dua, yaitu berdasarkan agama dan pemerintah/hukum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam (intrinsik) dan luar (ekstrinsik). Pada gilirannya analisis pun tidak terlepas dari kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang merupakan bagian dari masyarakat, dan hidup dalam masyarakat dengan beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan pencerminan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selain dapat hadir sebagai sebuah dunia yang memiliki totalitas dan mengemban makna sebagai mana dirinya sendiri, juga dapat dijadikan sebagai objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. psikosastra b. kesepian c. frustasi d. kepribadian a. Psikologi Sastra

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan

Lebih terperinci

Bab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)

Bab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle) Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu karya sastra yang didalamnya terdapat unsurunsur pembangun seperti, plot, tema, penokohan, dan latar belakang. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya sastra berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara nyata atau

Lebih terperinci