DEWA DAPUR DALAM PERSPEKTIF UMAT TRIDHARMA DI INDONESIA. (Studi Kasus Di Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEWA DAPUR DALAM PERSPEKTIF UMAT TRIDHARMA DI INDONESIA. (Studi Kasus Di Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi)"

Transkripsi

1 DEWA DAPUR DALAM PERSPEKTIF UMAT TRIDHARMA DI INDONESIA (Studi Kasus Di Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Disusun Oleh: TRI INDAH ANNISA AS NIM: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017

2

3

4

5 ABSTRAK Tri Indah Annisa As Judul skripsi Dewa Dapur Dalam Perspektif Umat Tridharma di Indonesia, Studi Kasus di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data, guna memperoleh jawaban secara konseptual mengenai bagaimana perspektif umat Tridharma di Indonesia, studi kasus di kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi tentang doktrin dan praktik ritual tentang Dewa Dapur. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dewa Dapur adalah salah satu dari banyaknya para dewa yang dihormati oleh umat Tridharma yang berketurunan Tionghoa. Dewa Dapur merupakan salah satu banyak dewa penjaga rumah dari yang bertugas untuk mengawasi dan menjaga anggota keluarga. Dewa Dapur merupakan dewa yang memiliki peranan yang penting dalam kehidupan mereka. Dewa Dapur dipercaya sebagai pemberi keberkahan suatu keluarga dan penentu suatu kemakmuran untuk anggota keluarga. Oleh karena itu, setiap tahun selalu diadakan penghormatan persembahyangan kepada Dewa Dapur. Kepercayaan terhadap Dewa Dapur merupakan suatu mitologi yang berasal dari Cina dan menjadi tradisi dari zaman dahulu hingga sekarang. Begitu pula dengan masyarakat Tionghoa yang beragama Tridharma di Indonesia di kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi yang masih memegang teguh tradisi dan kepercayaan leluhur mereka. Kajian ini menggunakan penelitian kepustakaan dan studi kasus lapangan dengan menggunakan metode deskriptif dan analisis-kritis. Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk menguraikan (mendeskriptifkan) masalah yang sedang dibahas secara teratur mengenai seluruh pengetahuan tentang persepsi umat Tridharma kepada Dewa Dapur di kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, dan meninjau perkembangan kepercayaan ini pada masa sekarang. Dengan demikian masalah akan lebih jelas. Sedangkan, metode analisis-kritis digunakan untuk menganalisis pengetahuan-pengetahuan umat Tridharma di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi terhadap kepercayaan Dewa Dapur. v

6 KATA PENGANTAR Tak henti-hentinya penulis bersyukur kepada Allah SWT bahwa atas pertolongan dan petunjuk-nya skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam teruntuk Nabi agung Muhammad SAW. yang telah membimbing manusia menuju jalan Rida-Nya. Penulisan skripsi ini melalui serangkaian upaya dan kajian yang melibatkan banyak pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu terimakasih yang sebesar-besarnya pertama kepada pembimbing skripsi penulis Prof. Ikhsan Tanggok, MA. yang dengan penuh teliti dan telaten memberikan bimbingan, wawasan, dan solusi kesulitan penulis serta tetus memotivasi agar program S1 ini terselesaikan dengan sempurna. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada segenap citivas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terutama Prof. Dede Rosyada, MA. (Rektor UIN Syarif Hidatullah Jakarta), Pimpinan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidatullah Jakarta, terutama Prof. Dr. Masri Mansoer (Dekan Fakultas Ushuluddin), dan Dr. Media Zainul Bahri (Ketua Jurusan Studi Agama-Agama) dan Dra. Halimah SM,. M.Ag. (Seketaris Jurusan Studi Agama- Agama). serta jajaran pimpinan seluruh dosen yang telah mentransformasikan ilmu pengetahuan dengan tulus ikhlas dan penuh perhatian. vi

7 Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Amin Nurdin, MA. (Pembimbing Akademik), Abdul Hakim Wahid, MA., Bu Dra. Siti Nadrah, MA. dan Pak Toto, S. TH, I. yang membantu semangat skripsi penulis dengan baik. Sejumlah senior sekaligus teman yang juga turut mendorong terselesainya skripsi ini seperti Bang Uki, Kak Feby dan Kak Roman. Teman-teman jurusan Studi Agama-Agama seperjuangan angkatan 2013 seperti Ririn, Adiba, Ilawati, Yuliana, Fuji, Novi, Nevar, Ana, Pipit, Rahmat, Riki, Fauzi dan lain-lain. Sahabat-sahabat dekat yang memberikan dorongan dan semangat seperti Nur Syamsyiah, Annisa Rizki Amalia, Rayyan Adilla Anwar, Mawaddah Salimah dan lain-lain. Terimakasih juga kepada Ach. Faizal yang memberikan semangat dan kasih sayangnya yang setia menemani penulis dalam suka dan duka dalam meyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa kepada teman-teman KKN Merpati Pelan 2016 yang tetap kompak dan memberikan semangat seperti Bang Zaki, Rifani, Asep, Putra, Koko, Ovi, Ayu, Rara, Sukma dan Bella. Serta mereka yang turut memberikan dukungan yang tidak bisa penulis sebutkan kepada mereka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penghargaan dan terimakasih yang tiada tara kepada kedua orang tua, papah Ady Sanusi dan mamah Ida Masjidah serta kakak saya Laela Mathofani (Aa Lela), Siti Khodijah (Ka Iid), Kak Siti, Nada Silvia (adik Nada), Husnul Khotimah (adik Usnul), dan Adinda Sholehatusyarifah (adik Dinda). Kasih sayang, doa dan restu mereka yang selalu mengiringi langkah penulis demi keberhasilan studi dan kemanfaatan ilmu yang penulis peroleh kepada keluarga tercinta skripsi ini penulis persembahkan. vii

8 Kepada semuanya semoga Allah menerima amal kebaikannya. Jazakumullah khairan katsiran penulis menyadari dalam penulis ini masih belum mencapai kesempurnaan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan tulisan ini berguna bagi siapapun yang membaca dan berkah untuk penulis Amin. Jakarta, 20 Juni 2017 Penulis viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERYATAAN... iii PENGESESAHAN PENGUJI... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan Masalah... 7 D. Kajian Pustaka... 8 E. Metodologi dan Tehnik Penulisan... 9 F. Sistematika Penulisan BAB II SELAYANG PANDANG AGAMA TRIDHARMA A. Pengertian dan Dasar Keimanan Agama Tridharma B. Selayang Pandang Kemuculan Tridharma C. Agama-Agama dalam Perkumpulan Tridharma Agama Tao Agama Khonghucu ix

10 3. Agama Buddha BAB III PENGERTIAN, MITOLOGI, FUNGSI, DAN PERAN DEWA DAPUR A. Pengertian dan Kemunculan Awal Dewa Dapur B. Mitologi (Kisah Asal-Usul) Kepercayaan Masyrakat Cina Terhadap Dewa Dapur C. Hari Raya Untuk Pemujaan Dewa Dapur Menghantar Dewa Dapur Penyambutan Dewa Dapur D. Fungsi dan Peran Dewa Dapur dalam Kehidupan BAB IV PERSEPSI UMAT TRIDHARMA DI KLENTENG HOK LAY KIONG BEKASI DALAM RITUAL PERSEMBAHYANGAN DEWA DAPUR A. Definisi Pengentahuan Dewa Dapur B. Ritual Persembahyangan Dewa Dapur C. Prosesi Pelaksanaan Ritual Persembahyangan Kepada Dewa Dapur D. Relevansi Perayaan Dewa Dapur Pada Zaman Sekarang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN x

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Surat Izin Penelitian Lampiran Bukti Wawancara Lampiran Pertanyaan Wawancara Hasil Wawancara Bapak Jayasena Hasil Wawancara Bapak Ingsuhendi Hasil Wawancara Bapak Drajat Hasil Wawancara Bapak Agus Hasil Wawancara Bapak Sulai Lampiran Foto kegiatan Lapangan xi

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cina adalah sebuah negara yang mempunyai sejarah cukup panjang yang konon dimulai sekitar tahun 2700 SM. Pada waktu itu tradisi dan lembaga-lembaga di Cina sudah dibakukan, sudah membudaya dan tersusun secara rapi. Sekalipun demikian, tidak diketahui secara pasti bagaimana semua itu terjadi. Beberapa sumber kuno, seperti Sje-tsing, 1 buku tentang pujian, dan Shu Ching, 2 buku tentang sejarah yang memberi kesan bahwa bangsa Cina purba adalah monoteis, yakni percaya kepada satu Tuhan. Nama-nama yang mereka berikan kepada Tuhan itu adalah Shang-ti yang berarti Penguasa Tertinggi dan Tien yang berarti surga. 3 Menurut Irene Dea Collier, bangsa Cina dipenuhi dengan berbagai dongeng, dewa-dewi, figur-figur historis, para penyair, penulis, filosof, naga, burung api (phoenix), kura-kura darat, unicorn, dan juga pohon-pohon buah yang berbunga. Tokoh-tokoh dari periode yang penuh dengan konflik, perbedaan agama, dan pertentangan filsafat, saling berinteraksi dalam dongeng-dongeng (mitos) bangsa Cina. Tak ada pemisahan yang jelas antara 1 Sje-tsing adalah Sebuah buku yang berisi tentang puji-pujian yang ditunjukan kepada tuhan dalam sebuah ritual-ritual keagamaan di Cina. Agussalim Sitompul, Agama Konfusius, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1997), h Shu Ching adalah sebuah buku sejarah perjalanan agama Khonghucu yang awalnya memiliki kepercayaan monoteisme. Agussalim Sitompul, Agama Konfusius, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1997), h Agussalim Sitompul, Agama Konfusius, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia, h

13 2 fakta dan hayalan dalam dongeng-dongeng bangsa Cina, antara langit dan bumi, lalu antara sejarah dan dongeng, antara masa lalu dan masa kini. Orang-orang Cina dahulu adalah orang yang memiliki kepedulian kuno terhadap roh jahat maupun yang baik. Agama yang dipercayai oleh kaum petani adalah kepercayan animisme, yang dalam artinya bahwa agama ini percaya kepada roh yang berada di mana-mana. Dipercayai pohon-pohon dan aliran sungai mempunyai roh sendiri, dan memiliki sumber kehidupan dan kekuatan mereka sendiri. Benda-benda yang berada di alam semesta dianggap memiliki kekuatan roh dan dianggap memiliki sumber pengetahuan, dan kekuatan yang menjadi kebutuhan sekaligus ketakutan spritual manusia. Para ahli nujum dipuja dimasa Cina kuno, karena mereka dapat berhubungan dengan roh-roh ini. Leluhur yang sudah meningal ditakuti dan sekaligus dihormati, karena orang Cina mengganggap mereka dapat tetap berada dalam rumah ditengah-tengah keluarga, dan menyebabkan orang Cina memiliki kepercayaan akan mendapatkan banyak kesulitan jika mereka tidak ditenangkan. Pada suatu ketika roh jahat dapat menguasai tubuh dan hidup seseorang. Dalam perjalanan sebuah kepercayaan orang Cina pada masa gerakan (penghormatan untuk jalan) yang dikenal sebagai Taoisme Religius menjadi terorganisasi, para pendeta bersedia untuk mengusir setan. Roh dapur, Dewa rumah keluarga, Dewa kebaikan dihormati siang dan malam dengan persembahan kecil, hadiah nasi dan bunga. 4 Disisi lain, Etnis Cina merupakan etnis yang mengalahkan jumlah etnis lain di planet bumi ini, karena kita sudah mengetahui secara formal dan 4 Dennis Lardner dan John Tully, Jejak Rohani Sang Guru Suci Memahami Spritualitas Buddha, Konfusius, Yesus, Muhammad (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 79.

14 3 informal dari data jumlah kependudukan yang selalu diduduki rengking satu oleh negeri Tirai Bambu Republik Cina. Cina bisa dianggap sebagai etnis dan juga bisa dianggap sebagai sebuah kebudayaaan. Kebudayaan kehidupan orang-orang Cina yang sangat menarik untuk dikaji dan diteliti dari berbagai aspek, yang salah satunya yaitu tentang cara hidup dan cara berkeyakinan orang-orang Cina awam. Orang-orang Cina awam adalah kelompok yang terbenam di dalam misteri, legenda, dan dongeng rakyat tradisional yang sudah berusia ribuan tahun. Sebagian dari misteri, legenda dan dongeng ini tidak bisa dijelaskan oleh apapun dalam khazanah ilmu pengetahuan Barat atau budaya lainnya. Sebagian besar dari misteri, legenda, dan dongeng itu bahkan lebih mirip tahayul atau klenik. 5 Ada banyak keyakinan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari komunitas etnis Cina ini. Beberapa keyakinan terkait dengan kewajibankewajiban religius atau dengan misteri keberuntungan di masa depan. Lainnya terkait dengan hal-hal yang dianggap orang lain sebagai tahayul tanpa basis aktual. Maka akan tampak jelas bahwa religi sejati dari orang Cina awam ini sangat terkait dengan upaya mengejar kesuksesan duniawi, menenangkan arwah orang-orang yang sudah mati, dan mengungkap misteri tersembunyi masa depan. Ketiga hal di atas bisa dikendalikan dengan cara memberi penghormatan ritualistik pada mereka yang sudah mati sehingga arwah mereka tenang dan senang, dengan cara mengupayakan harmoni dan keberimbangan dalam kehidupan sehari-hari, dan dengan mengunakan 5 Frena Bloomfield, Chinese Beliefs, terj Teguh W. Utomo (Surabaya: Liris, 2010), h. 3.

15 4 berbagai metode ramalan. Dalam lingkungan hal-hal seperti itu lah kehidupan komunitas Cina dibangun. Adat, kebiasaan, dan cara hidup seperti itulah yang selalu dibawa-bawa orang Cina ke mana saja. 6 Masyarakat Cina percaya bahwa kekuatan dan usaha manusia tidak akan mampu untuk menjamin kesehatan, kesuksesan dalam hal ekonomi, dan keharmonisan rumah tangga. Mereka menyakini bahwa kegagalan dan kesuksesan manusia tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh manusia, namun manusia membutuhkan kekuatan supranatural dan spritual lain yang lebih besar dan berkuasa. Dalam hal ini, yang membuat masyarakat Cina mempercayai keberadaan dewa-dewi sebagai pelindung alam semesta dan pengontrol kehidupan manusia. Oleh sebab itu, kehidupan bangsa Cina selalu diwarnai oleh kepercayaan religi terhadap dewa-dewi. Kepercayaan atas dewa-dewi yang dibangun oleh orang Cina, awalnya dianggap sebagai bentuk kepercayaan tipe politeisme. Poloteisme merupakan fenomena kepercayaan kepada berbagai dewa personal, yang masing-masing dewa tersebut memegang kekuasaan atas bidang kehidupan manusia. Sebuah kepercayaan politeisme dimiliki oleh suatu sekelompok orang, karena memiliki beberapa alasan seperti: pertama, politeisme dianggap sebagai bentuk kesadaran religius seluruh jalan hidup eksistensi manusia berada dalam hubungan dengan Tuhan. Kehidpuan sehari-hari mempunyai arti religius dan segala sesuatu dipandang sebagai bagian dari keagungan Tuhan, dari sini berkembang suatu praktik yang cenderung ke arah politeisme. Kedua, pemahaman religius tentang alam, terutama di antara masyarakat kuno, telah 6 Frena Bloomfield, Chinese Beliefs, h. 5-6.

16 5 mengantar pada pemikiran bahwa fenomena alam merupakan manifestasi Tuhan. 7 Dari latar belakang kepercayaan tersebut yang membuat kepercayaan orang Cina mengangap setiap aspek kehidupan memiliki nyawa, roh yang disebut dewa. Dari pemikiran di atas yang menjadikan orang Tionghoa menghormati para dewa dan yang salah satunya yaitu Dewa Dapur. Dewa Dapur adalah salah satu dewa yang termasuk dalam katagori Dewa Penjaga Rumah. Dewa Penjaga Rumah dipercaya dan dipuja oleh seluruh keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Dipercayai bahwa Dewa Dapur dapat memberikan perlindungan, keamanan, kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan setiap rumah tangga dan anggotanya. Dan salah satu dewa yang bisa memberikan banyak keberkahan jika kita menghormatinya. Orentasi di atas menandakan bahwa Perayaan kuno dalam setiap budaya adalah sumber dari religi, berkarakter ritualistik, dan memenuhi semua tujuan kekuatan ghaib, ini juga berlaku bagi perayaan-perayaan besar oleh orang Cina seperti perayaan terhadap dewa-dewa, khusunya Dewa Dapur. Dewa Dapur adalah Dewa yang memiliki tugas melapor ke langit tentang tingkah pola penghuni rumah selama setahun. Maka, ketika tepat perayaan Dewa Dapur, bibir dari patung Dewa Dapur perlu diusap dengan madu untuk membuat Dewa Dapur berkata-kata yang manis ketika melapor, kecuali yang baik-baik yang sesuai dengan keinginan penghuni rumah kepada penguasa langit. Bahkan, ada yang menyajikan makanan berbahan ketan sehingga mulut Dewa Dapur lengket dan tidak bisa melapor apapun kepada penguasa langit. 7 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 140.

17 6 Dari semua prilaku tersebut diasosiasikan dengan nasib baik dan datangnya kesejahteraan. Dalam gaya khas orang Cina, mereka bisa mempertahankan sebagian besar tradisi meski mereka sudah tidak lagi punya pemahaman penuh atas penyembahan tersebut. 8 Bertitik tolak pada pola pikir di atas, penulis tertarik mengali lebih dalam lagi mengenai ajaran tentang doktrin serta praktik pemujaan atas dewa-dewa khususnya Dewa Dapur dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa yang beragama Tridharma. Untuk itu saya mengambil penelitian ini dengan judul Dewa Dapur Dalam Perspektif Umat Tridharma di Indonesia, Studi Kasus Di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi. Topik ini menarik untuk dikaji karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang doktrin pemujaan terhadap Dewa Dapur serta ingin melihat persepsi orang Cina yang beragama Tridharma dalam memaknai perayaan Dewa Dapur. Serta nantinya dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya. B. Pembatasan dan Rumusan Masalah Kepercayaan terhadap Tuhan, Dewa, Roh bahkan kepada Lelulur adalah salah satu aspek terpenting dalam penyembahan ibadah penganut agama Tridharma. Disisi yang lain, tidak kalah penting yaitu penyembahan kepada Dewa Dapur. Dewa Dapur dianggap sebagai salah satu dari sekian banyak dewa yang dipercaya oleh masyarakat Cina khususnya penganut agama kepercayaan Tridharma sebagai pembawa rejeki serta penentu kemakmuran sebuah keluarga. Pentingnya Dewa Dapur untuk penganut agama Tridharma 8 Frena Bloomfield, Chinese Beliefs, h. 76

18 7 sehingga ada hari raya besar umat Cina yang disebut Tahun Baru Imlek untuk menghormati Dewa Dapur dalam setahun sekali. Banyak hal yang dapat diangkat sebagai bahan penelitian perihal Wajah Dewa Dapur dalam kepercayaan umat Tridharma ini. Maka agar dalam pembahasan skripsi ini tidak melebar, penulis membatasinya pada masalahmasalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keyakinan umat Tridharma terhadap penyembahan Dewa Dapur? 2. Bagaimana praktik perayaan Dewa Dapur oleh umat Tridharma? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui, mempelajari, serta untuk mengenal Wajah Dewa Dapur dalam perspektif umat Tridharma. Dan disisi lain bertujuan untuk mendapat gambaran secara objektif mengenai penyembahan Dewa Dapur oleh umat Tridharma dan Pandangan umat Tridharma tentang fungi dan makna Dewa Dapur di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi yang meliputi : 1. Ingin mengetahui keyakinan umat Tridharma terhadap penyembahan Dewa Dapur. 2. Ingin mengetahui secara langsung praktik perayaan Dewa Dapur oleh umat Tridharma. Selain itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir proses pembelajaran di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

19 8 Jakarta pada jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin, yaitu berupa penulisan karya ilmiah/skripsi yang nantinya dapat dimanfaatkan kepada semua pihak yang membutuhkan referensi ini, khususnya para peneliti yang sesuai dengan topik penelitian ini. D. Kajian Pustaka Kajian pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai penelitian terdahulu yang mana bukan untuk melihat referensi buku yang ingin digunakan tetapi untuk mengetahui orisinilitas judul yang ingin diteliti, dan disisi lain ingin mengetahui sarjana siapa saja yang pernah mengkaji tema ini untuk melecaknya. Kajian pustaka ini sebagai pijakan dalam penulisan dalam mencari datadata yang mendahuluinya. Sementara berkenaan dengan tema yang penulis teliti yang membahas Dewa Dapur dalam persepsi umat Tridharma di Indonesia. Dalam penelusuran penulis, ada sarjana Pradany Hayyu dari Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Cina telah membuat skripsi yang meneliti penelitian yang berjudul Dewa Dapur Sebagai Salah Satu Mitos dalam Mitologi Cina dan Bentuk Pemujaanya pada tahun Sarjana UI yang telah meneliti dari segi pendekatan historis dalam bagaimana sejarah mitologi Dewa Dapur tersebut dan bentuk pemujaannya. Sedangkan tema yang penulis bahas adalah Dewa Dapur Dalam Perspektif Umat Tridharma di Indonesia, Studi Kasus Di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi dengan menekankan pendekatan Sosiologis dan Antropologis untuk melihat hubungan sosial dan persepsi atas ritual penganut agama

20 9 Tridharma dari adanya perayaan Dewa Dapur dalam kajian objektif di Indonesia yang berada di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi. E. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan Metode adalah rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses penelitian dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan metodologi penelitian yaitu sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan dengan suatu disiplin ilmu. Metode penelitian disini mengunakan kerangka yang telah tersistem, baik dalam bidang keilmuan maupun yang lain. penelitian ini menggunakan interaksionis simbolik, dengan menggunakan pendekatan psikologis. Di sisi lain juga mengunakan pendekatan antropologis dan sosiologis untuk menganalisa, sebagaimana pendapat Glock dan Sark dalam karya Psikologi Agama (2001), bahwa untuk melihat tingkat religiusitas dapat di lihat dengan beberapa dimensi yaitu ritual, keyakinan, intelektual (pengetahuan), pengalaman (penghayatan) dan konsekuensi. 1. Metode Penelitian Metode yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metodologi penelitian kualitatif memiliki tujuan utama mengumpulkan data deskriptif yang mendetesiskan objek penelitian secara rinci dan mendalam dengan maksud mengembangkan konsep atau pemahaman dari suatu gejala. Hal ini dilaksanakan karena disadari bahwa ada banyak hal yang tidak mungkin diungkap hanya melalui observasi dan

21 10 pengukuran-pengukuran saja. 9 Dengan metode penelitian tersebut di atas, diharapkan mendapatkan data-data sehingga penelitian ini dapat ditemukan kesimpulan yang tepat dan objektif. a. Sumber Data Adapun teknik pengumpulan data sebagai sumber penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer adalah data yang langsung dari sumber penganutnya yang menjalankan agamanya sendiri. Di lain sisi data primer yaitu sebuah data yang sebenarnya langsung dengan tema peneliti yang sumbernya berupa: a. Buku-buku yang sesuai tentang judul tesis buku Dewa Dapur dan Kebudayaan Cina seperti : 1. Frena Bloomfield. Chinese Beliefs, terj Teguh W. Utomo. Surabaya: Liris, Amy Tan. The Kitchen God s Wife (Isteri Dewa Dapur), terj Joyce K.Isa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Slayang Pandang. Jakarta: Gramedia, b. Interview (wawancara), yakni penulis mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada penganut agama Khonghucu yang ada di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi tentang Sandjaja & Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2006), h.

22 11 persepsi perayaan dan penyembahan kepada Dewa Dapur. c. Observasi yaitu penulis mendatangi langsung Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, guna memperoleh data yang konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian. d. Dokumentasi yaitu penulis mendapat data-data dari dokumentasi yang ada di Kelenteng. Seperti Berkas, arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. Data Sekunder adalah sebuah data sumber kedua dari data yang bukan dari penganutnya. Di sisi yang lain data sekunder adalah data yang relevan tapi tidak berhubungan langsung yang didapat melalui literatur kepustakaan (Library Research), seperti buku-buku, jurnal, arsip, ensiklopedi, majalah, dan sumber kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini seperti: a. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia. Jakarta: Pelita Kebijakan, b. E.T.C. Werner, Mitos dan Lengenda China. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Data komplementer, yaitu data pelengkap dari data primer yang didapat melalui website. Adapun dalam pembahasan tesis ini, penulis menggunakan metode analisa deskriptif. Deskriptif yang dimaksud adalah metode penulisan yang

23 12 berusaha menggambarkan atau menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan judul tesis ini menurut apa adanya secara jelas dan detail tanpa mengurangi ataupun menambahkan. Sebagaimana mestinya suatu penelitian tentang agama harus mengunakan medote pendekatan Studi Agama. Penulis mengunakan pendekatan Antropologis. Pendekatan antropologis yaitu salah satu konsep pandangan bahwa praktik-praktik sosial harus diteliti dalam konteks dan secara esensial dilihat sebagai praktik yang berkaitan dengan yang lain dalam masyarakat yang sedang diteliti. 10 Sedangkan teknik penulisan tesis ini, penulis merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Tesis, Tesis dan Desertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Biro Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009/2010. F. Sistematika Penulisan Untuk dapat mewujudkan dan menghadirkan penulisan yang sistematis, penulis menyusun skripsi ini berdasarkan urutan-urutan tertentu secara garis besar tentang hal-hal yang akan disajikan. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut. Bab Pertama merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini tercakup di dalamnya berisikan: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan hal Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2002),

24 13 Masalah, Tujuan Masalah, Kajian Pustaka, Metodologi dan Tehnik Penulisan, dan Sistemtika Penulisan. Bab Kedua ini mendeskripsikan tentang selayang pandang agama Tridharma yaitu terdiri dari Pembahasan Pengertian Agama Tridhama, Selayang Pandang Kemunculan Agama Tridharma, serta Agama-Agama Dalam Perkumpulan Tridharma seperti: Agama Tao, Agama Khonghucu, dan Agama Buddha. Bab Ketiga menjelaskan studi literatur atas Pengertian, Mitologi, Fungsi dan Peran Dewa Dapur dengan penjelasan di dalamnya terdapat Pengertian dan Kemunculan Awal Dewa Dapur, Mitologi Kepercayaan Masyarakat Cina Terhadap Dewa Dapur, Hari Raya Untuk Pemujaan Dewa Dapur, serta Fungsi dan Peran Dewa Dapur dalam Kehidupan. Bab Keempat membahas tentang studi lapangan atas Persepsi Umat Tridharma Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi dalam Ritual Pemujaan Dewa Dapur mengenai Persepsi Umat Tridharma Tentang Dewa Dapur, Ritual Pemujaan Dewa Dapur, Prosesi Pelaksanaan Ritual Upacara Persembahyangan Dewa Dapur, dan Relevansi Perayaan Dewa Dapur Pada Zaman Sekarang. Bab Kelima sebagai bab terakhir Penutup yang berisikan Kesimpulan dari pokok permasalahan dalam kajian skripsi ini.

25 BAB II SELAYANG PANDANG AGAMA TRIDHARMA Dalam bab ini penulis akan membahas selayang pandang agama Tridharma (Tao, Khonghucu, dan Buddha) dengan penjelasan di dalamnya terdapat Pengertian dan Dasar Keimanan Agama Tridhama, Selayang Pandang Kemunculan Agama Tridharma, serta Agama-Agama Dalam Perkumpulan Tridharma seperti: Agama Tao, Agama Khonghucu, dan Agama Buddha. A. Pengertian Agama Tridhama Menurut Irene Corner dalam bukunya Mitologi Cina menyatakan bahwa : Cina adalah mosaik dari beragam kelompok dan tradisi yang mengalir dan berjalan beriringan, yang menyatu atau menyimpang dari berbagai tempat dan realitas yang berbeda. Cina berdiri dan diperkuat dengan pengaruh agama seperti Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme. Pada abad ke 5 SM, Konfusius memperkenalkan pemikirannya, yang menekankan kepada pemenuhan kewajiban dan budi pekerti yang luhur. Konfusianisme bukanlah sebentuk agama, namun pengaruh pemikiran Konfusius amat mendalam bagi pembentukan konsep budi pekerti dan pemerintahan bangsa Cina. Dan berjalanya waktu diantara tahun SM, muncul pemikiran Taoisme. Pada mulanya, Taoisme adalah filsafat yang menganjurkan agar manusia hidup harmonis dengan Tao. Tao disini 14

26 15 memiliki makna yang disebut sebagai jalan, atau alam semesta. Namun kemudian, Taoisme berkembang pesat menjadi sistem keagamaan yang melibatkan banyak dewa dan dewi, arwah, hantu, iblis, kekuatan magis, dan pencarian keabadian. Perkembangan zaman di ikuti pula dengan perkembangan kepercayaan di Cina. munculnya agama Buddha di India dan berkembang pula di Cina menjadikan Buddhisme menjadi satu agama baru di Cina, dan figur mistisnya adalah sang Buddha, manusia biasa yang kemudian bisa menjadi dewa, dan salah satu doktrin yang kuat tentan kepercayaan Kuan Yin. Kuan Yin dipercaya sebagai dewi yang memiliki kemurahan hati. 1 Berbagai unsur dan karakter yang bersumber dari tiga sumber di atas (Konfusianisme, Taoisme dan Buddhisme) yang memunculkan pencampuran kepercayaan dari tiga agama tersebut yang disebut Tridharma. Tridharma berasal dari kata Tri dan Dharma. Tri berarti tiga dan Dharma berarti ajaran kebenaran. Secara harfiah Tridharma berarti tiga ajaran kebenaran. Yang dimaksud dengan tiga ajaran kebenaran di sini ialah ajaran Sakyamuni Buddha, ajaran Khonghucu (Kong Zi) dan ajaran Lao Zi (Lo cu). Tridharma merupakan agama yang penghayatannya menyatu dalam ajaran Buddha, Khonghucu, dan Lao Zi. Tridharma bukan sekte atau sub sekte mahzab dari Agama Buddha (Mahayana) karena mahzab Agama Buddha itu Theravada, mahayana dan Tantrayana. Tridharma juga bukan sekte atau sub sekte atau mahzab dari Agama Khonghucu (Ru Ji). Tridharma juga 1 Irene Dea Collier, Mitologi Cina (Depok: Oncor Semesta Ilmu, 2011), h. 6-7.

27 16 bukanlah sekte atau sub sekte atau mahzab dari agama Tao (Dao). 2 Bisa diambil benang merah bahwa Tridharma adalah sebuah bentuk agama yang beraliran sinkretisme dari pencampuran tiga agama Khonghucu, Tao dan Buddha. Yang mana ajarannya diambil dari tiga ajaran tersebut dengan cara menyatukan persepsi bawaan kebudayaan Tionghoa. Disisi lain, Tridharma dilihat dari suatu bentuk ajaran kebenaran, Tridharma tidak hanya dianut oleh masyarakat Tionghoa semata namun juga merupakan ajaran yang bukan hanya berkembang di negara asalnya saja di Cina. Karena Tridharma merupakan sebuah bentuk kepercayaan campuran yang memiliki dasar keimanan dari tiga kepercayaan Konfusius, Tao, dan Buddha. Keimanan Tridharma harus diyakini dan dipercayai secara holistic (utuh integral) oleh umat Tridharma tanpa mengenyampingkan salah satu dari ketiga ajaran tersebut. menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, iman atau keimanan adalah suatu keyakinan atau kepercayaan yang berhubungan dengan agama. 3 kepercayaan Tridharma memiliki lima dasar keimanan yang harus dimiliki oleh umat Tridharma (Anggota Majelis Tridharma) ialah: 1. Keimanan terhadap Thian, Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber kehidupan dan alam semesta beserta isinya. 2. Keimaanan terhadap Buddha Sakyamuni, Nabi Khong Hu Cu, Nabi Lo Cu sebagai pembabar ajaran kebenaran Marga Singgih, Tridharma Selayang Pandang (Jakarta: Perkumpulan Tridharma, 2016), h. 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 751.

28 17 3. Keimanan terhadap para Buddha/ Bodhisatva 4 / Dewata/ Sin Beng 5 / Kongco/ Makco Keimanan terhadap kitab suci Tripitaka, Su Si Ngo Keng dan To Tek Keng. 5. Keimanan terhadap kebahagiaan dan keberkahan (Po Pi Peng An) sebagai hasil dari pengalaman ajaran Tridharma. 7 Dasar keimanan Tridharma di atas menjadi jalan kehidupan bagi umat Tridharma yang dalam kesehariannya memiliki identitas administratif kependudukan yang saling berbeda satu sama lain, tetapi bisa hidup berdampingan dengan menjalankan keharmonian tiga agama dalam satu kepercayaan utuh. Makna di atas harus digaris bawahi dan diambil benang merah bahwa dasar keimanan dari ketiga ajaran agama tersebut sama sekali tidak mencampuradukan ajaran, sehingga tercipta suatu ajaran yang baru. Ketiga ajaran agama tersebut masing-masing tetap bersumber dan berpedoman pada kitab sucinya sendiri-sendiri dan menghormati kepercayaan masing-masing. Sebagai contoh tempat ibadah keagamaan Tridharma yaitu Kelenteng. Dan di dalam kelenteng tersebut mempunyai altar pemujaan terhadap masing-masing agama yang disebut Trinabi Agung (Sakyamuni Buddha, Khong Zi, dan Lao Zi). B. Selayang Pandang Kemunculan Tridharma 4 Bodhisatva adalah sebutan untuk manusia yang telah mencapai penerangan dan disebut juga sebagai seorang manusia yang mendedikasikan dirinya demi kebahagian makluk selain dirinya di alam semesta. 5 Sin Beng merupakan bentuk kepercayaan kepada dewa atau roh suci. 6 Kongco/ Makco merupakan sebutan kepada roh Leluhur (kakek leluhur/ nenek leluhur). 7 Marga Singgih, Kapita Selekta Tridharma. h. 13

29 18 Cina adalah sebuah negara yang mempunyai sejarah cukup panjang yang konon dimulai sekitar tahun 2700 SM. Pada waktu itu tradisi dan lembaga-lembaga di Cina sudah dibakukan, sudah membudaya dan tersusun secara rapi. Sekalipun demikian, tidak diketahui secara pasti bagaimana semua itu terjadi. Beberapa sumber kuno, seperti Sje-tsing 8 buku tentang pujian, dan Shu Ching 9 buku tentang sejarah yang memberi kesan bahwa bangsa Cina purba adalah monoteis, yakni percaya kepada satu Tuhan. Nama-nama yang mereka berikan kepada Tuhan itu adalah Shang-ti yang berarti Penguasa Tertinggi dan Tien yang berarti surga. 10 Disisi lain, agama di Cina selanjutnya mengalami kemerosotan. Disamping tetap percaya terhadap Shang-ti, bangsa Cina kuno kemudian percaya pula terhadap rohroh halus dan roh-roh nenek moyang, yang semuanya mereka puja dalam upacara-upacara korban. Kira-kira pada abad VI SM agama dan moral masyarakat Cina mengalami kemerosotan. Kebudayaan dan peradaban yang sebelumnya telah dibangun dengan susah payah oleh Dinasti-Dinasti sebelumnya kini tinggal hanya sekedar bayangan saja. Maksudnya bahwa yang awalnya bangsa Cina memiliki peradaban dan pengetahuan tentang agama yang monoteisme berkembang menjadi politeisme yang pada waktu 8 Sje-tsing adalah Sebuah buku yang berisi tentang puji-pujian yang ditunjukan kepada tuhan dalam sebuah ritual-ritual keagamaan di Cina. Agussalim Sitompul, Agama Konfusius, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1997), h Shu Ching adalah sebuah buku sejarah perjalanan agama Khonghucu yang awalnya memiliki kepercayaan monoteisme. Agussalim Sitompul, Agama Konfusius, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1997), h Agussalim Sitompul, Agama Konfusius, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia, h. 217.

30 19 yang sama mengalami kemerosotan moral dari beberapa ritual. Seperti contoh memberikan sebuah tumbal saat ritual pengorbanan. Dari kemerosotan peradaban dan kepercayaan di Cina munculah seorang tokoh membawa ajaran yang merubah kepercayaan bangsa Cina kuno seperti guru Khong Hu cu, guru Lao Tze dan yang terakhir Sang Buddha Gautama. Dan di tempat yang sama dengan berjalannya waktu tiga agama besar yang awalnya berdiri sendiri sebagai dasar kepercayaan para Kaisar maupun raja-raja Dinasti di Cina dengan bersamaan melebur menjadi satu kepercayaan baru yang disebut Tridharma. Istilah Tridharma (San Jiao) muncul pada masa Dinasti Doghan (sekitar abad 1) setelah agama Buddha masuk ke negeri Cina. Sebenarnya Buddhisme merupakan ajaran pertama yang berbentuk lembaga keagamaan yang pertama kali hadir di Cina, setelah itu barulah Taoisme (Dao Jiao) dan Konfusianisme (Ru Jiao). Namun pada zaman itu, urutan kronologis San Jiao ditetapkan oleh Kaisar sebagai agama Ru, Dao, dan Buddha. Semenjak awal mula masuknya Buddhisme ke Cina, berbagai usaha untuk menyatukan ketiga ajaran tersebut sudah diusahakan. Sepanjang sejarah Cina, hubungan antara ketiga ajaran tersebut memang tidak selalu mulus, tetapi hal itu umumnya diakibatkan ulah para penguasa yang menjadikannya sebagai komooditas politik. Setelah paham komunis memasuki Cina pengaruh San Jiao di Cina daratan memudar, tetapi tetap eksis di Taiwan, Hong Kong, Macau,

31 20 Singapura, Indonesia, dan negara-negara lain dimana banyak bermukim masyarakat Cina perantauan. 11 Dari literatur yang lain penulis menemukan bahwa kepercayaan Tridharma ada sebagai gabungan dari tiga ajaran Khonghucu, Tao, dan Budhha mulai ada pada Dinasti Ming tahun 1546 M yang diajarkan dan diprakarsai oleh guru Lin Zhao. Lin Chao En adalah seorang pemimpin dan pendiri agama Tridharma (San Jio) yang memiliki intelektual sangat tinggi. Beliau mempelopori agama dengan unsur-unsur gabungan Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme. Lin Chao En mengambil saripati dari tiga ajaran dan menggabungkannya sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakar setempat. Fokus Lin adalah pada budidaya pikiran umum Kong Zi, Lao Zi dan Buddha. 12 Disisi lain, kepercayaan Tridharma memasuki Indonesia yang memiliki cerita asal usul sejarah yang panjang. Tridharma disebut San Kauw dalam dialek Hokkian yang secara harfiyah tiga ajaran. Tiga ajaran yang dimaksud adalah Tao, Khonghucu, dan Buddha yang muncul dan hanya ada di Indonesia. 13 Tridharma itu mencangkup tiga ajaran (Sam Kau, Tree Hings, tiga agama, Tree Religions of Cina) yang merupakan satu dasar atau satu doktrin (Sam Kauw Hwee) karena agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia (rezim orde baru) hanya lima, maka Tridharma dikelompokkan dalam lingkup agama Buddha. Disisi yang lain, Istilah Tridharma popular 11 Dikutip dari Diakses Pada Tanggal 10 Maret 2017 Jam Marga Singgih, Tridharma Selayang Pandang, h Di Indonesia nama Tridharma yaitu Sam Kauw Hwee sedangkan di Cina San Jiao.

32 21 melalui sebuah organisasi yang berangotakan orang-orang dari penganut ajaran Khongfusius, Taoisme, dan Buddhisme. Perkumpulan yang didasarkan pada tiga ajaran (dharma) tersebut selanjutnya juga menyebut perkumpulan itu sebagai Majlis Tridharma. Namun karena hanya Buddha yang diakui sementara Khonghucu dan Tao meninduk kepada agama Buddha. Akhirnya istilah ini lebih melekat kepada agama Buddha Tridharma, yaitu agama yang penghayatannya menyatu dalam ajaran Buddha Konghucu, dan Tao. 14 Secara organisatoris dan historis Tridharma bersifat Indonesia Sentris, dalam artian sebagai sebuah Organisasi, maka Tridharma didirikan, berkembang dan kemudian memberikan pelayanan keagamaan atau kemasyarakatan, khusus hanya di Indonesia saja dan tidak mempunyai hubungan atau jejaring dengan organisasi keagamaan atau kemasyarakatan serupa di negara lain. Kwee Tek Hoay adalah tokoh sentral dalam organisasi Tridharma sejak awal pergerakan Tridharma dimulai pada awal tahun 1934 Sam Kauw Hwee menerbitkan majalah Sam Kauw Gwat Po dalam bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menyebarluaskan misi organisasi yaitu pembinaan kerohanian bagi umat atau anggota sehingga dapat mencegah kristenisasi terhadap masyarakat Tionghoa pada masa itu, yang mana akhirnya hari kelahiran Kwee Tek Hoay, 31 Juli 1889 ditetapkan sebagai Hari Tridharma Sri Susanti, Teologi Buddha Tridharma, Skripsi Jurusan Studi Agama-agamaFakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (Riau, 2014), h Marga Singgih, Tridharma The Way of Life (Jakarta: Yayasan Bakti, 2010), h. 1.

33 22 Terbentuknya keagamaan Tridharma oleh Kwee Tek Hoay memiliki harapan seperti: Pertama, memberikan pengertian atau pengajaran ajaran Tridharma agar umat dapat jadi warga masyarakat yang berguna bagi sesama dan lingkungan. Kedua, mencegah Krristenisasi di kalangan warga Tionghoa yang masa itu dilakukan oleh para misionaris Barat yang mendompleng penjajahan Portugis, Inggris dan Belanda. Dan Ketiga, memajukan bagi generasi muda agar dapat meningkatkaan taraf penghidupan. 16 C. Agama-Agama Dalam Perkumpulan Tridharma Agama Tridharma adalah agama yang telah dibakukan menjadi satu kesatuan dari agama Tao, Khonghucu, dan Buddha. Bagi umat Tridharma yang dalam keseharian memiliki identitas. 1. Agama Tao Taoisme adalah agama yang lebih menekankan keserasian hubungan antara manusia dengan alam. Taoisme juga dikenal dengan Daoisme yang diprakarsai oleh Laozi. Taoisme muncul pada tahun SM atau abad ke-6 sebelum Masehi. Taoisme merupakan ajaran Laozi karena, membahas mengenai Dao ( Jalan ) dan De (Kebajikan) yang diajarkan Laozi. 17 Kemudian Taoisme memiliki penekanan kuat terhadap keselarasan manusia dengan Dao dan alam semesta. Dao dipandang 16 Marga Singgih, Tridharma Selayang Pandang, h Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 4..

34 23 mengatasi segala hal, baik manusia maupun alam, dan sekaligus juga tersebar di dalam alam ini. Dalam Taoisme dikatakan bahwa manusia harus hidup menurut tata cara alam (Dao), memahami hakikatnya, dan hidup selaras dengannya. Agama Tao menerapkan prinsip-prinsip wu-wei (tanpa berbuat) sebagai wujud dari pengenalan terhadap Tao (jalan) yang oleh penganut Tao dianggap sumber dari segala sesuatu yang ada di alam ini. Dia merupakan sumber yang tertinggi di alam ini. Karena sumber dari ajaran Tao tersebut berasal dari Laozi, dengan kitabnya yang cukup terkenal adalah Tao-te Ching yang memiliki arti sebuah jalan dan kekuatan klasik Agama Khonghucu Munculnya agama Khonghucu yaitu sebagai respon dari sebuah masalah yang terjadi di negara Cina. Agama Khonghucu diambil dari sebutan nama seorang tokoh yang dianggap guru besar yang sangat berpengaruh terhadap religi masyarakat bangsa Cina yaitu Guru Khonghucu karena, murid-muridnya (murid Khonghucu) pada masa itu menyebutnya Khongcu atau Khonghucu yang berarti Guru Khong. Sarjana-sarjana Barat menyebutnya Konfusius. Di kalangan Majlis Tinggi Agama Khonghucudi Indonesia, ia disebut Nabi Khonghucu. 18 Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. h. 49.

35 24 Lahirnya Konfusius, atau Khong Hu Tsu atau K oeng Foe-tze, sangat berpengaruh dalam perkembangan kehidupan kepercayaan di Cina yang ajaran-ajarannya kemudian sangat berpengaruh besar dalam kehidupan bangsa Cina. Dari kejadian tersebut yang menjadikan Khonghucu dibutuhkan oleh masyarakat Cina dan ajarannya menjadi kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Cina Pula. 19 Kemunculan Konfusius menjadi sebuah bentuk gerakan perubahan besar dalam perjalanan kepercayaan orang Cina yang pendirinya yaitu guru Khonghucu. Dalam perjalan hidupnya, Khonghucu tidak hanya dikenal sebagai guru yang bijaksana, namaun juga dapat dikatakan sebagai pemimpin yang bijaksana. Bagi Khonghucu keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh power (kekuasaan), tetapi yang lebih penting adalah etika yang mulia. Etika yang mulia itu hanya didapat (diperoleh) melalui proses belajar. Oleh karena itu, dalam hidupnya Khonghucu lebih menekankan pentingnya belajar. Dalam sejarah hidupnya khonghucu selalu berpindah tempat dari suatu negeri ke negeri yang lainnya demi mengajarkan pengetahuan pada murid-muridnya. Meskipun demikian, tidak semua masyarakat pada masa itu dapat menerima ajaran Khonghucu Agussalim Sitompul, Agama Konfusius, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia, h, Ikhsan Tanggok, Menggenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia (Jakarta: Pelita Kebijakan, 2005), h. 24.

36 25 Ajaran pokok agama Khonghucu dikenal dengan sebutan hubuungan vertikal antara manusia dengan Sang Khalik dan hubungan horizontal antara sesama manusia. Agama Khonghucu disebut sebagai Zhong Shu, satya kepada (firman) Tuhan, dan tepa salira (tenggang rasa) kepada sesama manusia. 21 Konsep ketuhanan yang dianut agama Khonghucu adalah agama monoteis, yaitu agama yang percaya hanya pada satu Tuhan, yang biasa disebut sebagai Tian (Tuhan Yang Maha Esa) atau Shandi (Tuhan Yang Maha Kuasa). Dan kitab agama Khonghucu yang berisi pokok-pokok ajaran dan sabda-sabda Nabi Kongzi yang dihimpun oleh muridmuridnya dalam senuah Kitab Suci Si Shu (Su Si) yang berarti Kitab Suci Yang Empat Agama Buddha Agama Buddha adalah agama yang terakhir dalam sejarah berkembangnya keagamaan di Tiongkok setelah agama Tao dan Khonghucu. Agama Buddha merupakan bukan agama asli yang lahir dari tanah negeri Cina melainkan negeri India. Walaupun begitu, kedudukan sekarang agama Buddha di Cina memiliki pengaruh penting di Cina. Agama Buddha adalah salah satu agama yang dipercayai dan dianut oleh masyarakat di Cina. Tidak diketahui secara pasti kapan agama Buddha masuk ke Cina. 21 Yoest, Riwayat Kelenteng, Vihara, Lithang di Jakarta & Banten (Jakarta: Aksara Persada, 2008), h Yoest, Riwayat Kelenteng, Vihara, Lithang di Jakarta & Banten, h. 32.

37 26 Namun disisi lain, dari pendapat literatur yang umumnya diterima ialah pada permulaan Dinasti Han, ketika kaisar Ming Ti pada tahun M. 23 Mengirimkan utusan ke India untuk meneliti agama Buddha. Perkembangan awal agama Buddha kurang memperlihatkan hasil yang mengembirakan karena mendapat perlawanan dan tantangan dari kepercayaaan dan filsafat asli Cina yang telah berkembang sebelumnya, seperti yang di ajarkan oleh Konfusianisme dan Toisme. Berjalannya waktu dengan perkembangan yang cukup pesat mulai terjadi setelah abad kedua Masehi, yang antara lain karena jatuhnya Dinasti Han yang diikuti dengan merosotnya paham Konfusianisme dan Taoisme sehingga mengakibatkan Cina menghadapi periode kegelisahan budaya. 24 Berangkat dari situasi itulah agama Buddha dipandang muncul mampu memenuhi kebutuhan yang ada dengan menawarkan suatu upacara, keagamaan yang berbeda dari tradisi-tradisi yang sudah ada sebelumnya. Tetapi disisi lain, dari adanya tradisi-tradisi asli di Cina pula mampu membentuk kualitas agama Buddha dipercaya oleh masyarakat di Cina. Buddha adalah agama yang menggajarkan Dhamma. Dhamma disini yaitu sebuah bentuk ajaran untuk mendapatakan pencerahan dan mendapatkan penerangan sejati. Karena, agama Buddha 23 Abdurrahman, Agama Buddha, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1997), h Abdurrahman, Agama Buddha, dalam Mukti Ali, ed, Agama-Agama Dunia, h. 138.

38 27 mengajarkan Dhamma oleh sebab itu, agama Buddha disebut Agama Buddha Dhamma. Buddha Dhamma diterjemahkan sebagai agama yang memiliki sifat khas sebagaiman ia bukan disebut agama kepecayaan, melainkan agama pemikiran dan meditasi. Karena kata Buddha Dhamma mempunyai arti yang luas, meliputi Agama, Filsafat Hidup, Ilmu Jiwa dan Metafisika. 25 Dapat diambil benang merah bahwa dari ketiga agama kepercayan di atas dapat dijelaskan bahwa agama Khonghucu lebih menekankan nilai-nilai etika kehidupan, yaitu keserasian hubungan antara manusia dengan manusia termasuk hubungan manusia dengan roh leluhurnya, agama Tao lebih menekankan keserasian hubungan antara manusia dengan alam, dan Buddha lebih mengajarkan untuk pencapaian kebahagian yang sebenarnya. Tiga ajaran ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan keagamaan orang Cina, sehingga sulit bagi kita untuk memisahkan mana diantara praktek-praktek keagamaan orang Cina ini yang benar-benar bersumber pada Konfusianisme, Taoisme atau Buddhisme. 25 Majelis Budhayana Indonesia, Kebahagiaan Dalam Dharma (Jakarta: Majelis Budhayana Indonesia, 1980), h. 4.

39 BAB III PENGERTIAN, FUNGSI DAN PERAN DEWA DAPUR Dalam bab ini penulis akan membahas studi literatur atas Pengertian, Fungsi dan Peran Dewa Dapur dengan penjelasan di dalamnya terdapat Pengertian dan Kemunculan Dewa Dapur, Mitologi Kepercayaan Masyarakat Cina Terhadap Dewa Dapur, Hari Raya Untuk Pemujaan Dewa Dapur, serta Fungsi dan Peran Dewa Dapur dalam Kehidupan. A. Pengertian dan Kemunculan Dewa Dapur Sebelum membahas pengertian Dewa Dapur penulis akan memaparkan terlebih dahulu bagaimana sebuah kepercayaan di dalam agama terhadap sebuah dewa bisa menjadi ritual yang diagungkan. Masyarakat Cina percaya bahwa kekuatan dan usaha manusia tidak akan mampu untuk menjamin kesehatan, kesuksesan dalam hal ekonomi, dan keharmonisan rumah tangga. Mereka menyakini bahwa kegagalan dan kesuksesan manusia tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh manusia, namun manusia membutuhkan kekuatan supranatural dan spritual lain yang lebih besar dan berkuasa. Dalam hal ini, yang membuat masyarakat Cina mempercayai keberadaan dewa-dewi sebagai pelindung alam semesta dan pengontrol kehidupan manusia. Oleh sebab itu, kehidupan bangsa Cina selalu diwarnai oleh kepercayaan religi terhadap dewadewi. 28

40 29 Kepercayaan atas dewa-dewi yang dibangun oleh orang Cina, awalnya dianggap sebagai bentuk kepercayaan tipe politeisme. Poloteisme merupakan fenomena kepercayaan kepada berbagai dewa personal, yang masing-masing dewa tersebut memegang kekuasaan atas bidang kehidupan manusia. Sebuah kepercayaan politeisme dimiliki oleh suatu sekelompok orang, karena memiliki beberapa alasan seperti: pertama, politeisme dianggap sebagai bentuk kesadaran religius seluruh jalan hidup eksistensi manusia berada dalam hubungan dengan Tuhan. Kehidupan sehari-hari mempunyai arti religius dan segala sesuatu dipandang sebagai bagian dari keagungan Tuhan, dari sini berkembang suatu praktik yang cenderung ke arah politeisme. Kedua, pemahaman religius tentang alam, terutama di antara masyarakat kuno, telah mengantar pada pemikiran bahwa fenomena alam merupakan manifestasi Tuhan. 1 Dari latar belakang kepercayaan tersebut yang membuat kepercayaan orang Cina mengangap setiap aspek kehidupan memiliki nyawa, roh yang disebut dewa. Pilihan terhadap dewa atau dewi mana yang dipuja oleh orang Cina sangat bergantung pada personal masing-masing. Bisa jadi satu keluarga memiliki favorit tertentu atau suatu daerah memiliki satu dewa-dewi tertentu yang dianggap paling berpengaruh. Dewa atau dewi diyakini dan dipandang orang Cina punya super daya yang bisa mensejahterakan urusan individual kehidupan. Dewa dan dewi dalam kepercayaan orang Cina bisa diperdayai dan disuap untuk tujuan membantu manusia dalam soal urusan keduniawan. 1 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 140.

41 30 Misalnya Dewa Dapur yang selalu tinggal di altar masing-masing rumah, akan disuap dengan madu pada menjelang malam Tahun Baru Imlek. Menurut tradisi, pada malam seperti itu Dewa Dapur akan terbang ke surga dan membawa laporan tentang prilaku keluarga di mana dia tinggal. Karena sudah disuap madu, maka laporan yang keluar dari mulutnya akan berupa yang manis-manis saja tentang semua orang dalam keluarga itu. Dan prilaku semua keluarga yang jelek-jelek tidak Dewa Dapur laporkan kepada Tuhan. 2 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dewa adalah roh yang dianggap atau dipercayai sebagai manusia halus yang berkusa atas alam dan manusia. Dalam pengertian yang lain Dewa adalah sesuatu yang sangat dipuja dan di agungkan. 3 Menurut Wang Yi E dalam bukunya Daois in China menjelaskan tentang lima makna dewa (deities) dalam kepercayaan Daoisme yaitu pertama, Dewa memiliki pokok-pokok awal mula alam semesta karena dewa muncul dari awal mula alam semesta dan merupakan penjelmaan qi (Tuhan). Kedua, para dewa tidak meninggal dunia karena kehidupan mereka serupa dengan alam. Ketiga, dewa memiliki kekuatan yang melebihi orang biasa, seperti menyebrangi langit dengan cepat, mengatur angin dan hujan, dan menentukan siapa saja yang diberkati dan diberi hukuman. Para dewa dapat mengatur semua hal di bumi, dan manusia harus mematuhi mereka, jika tidak mendapat hukuman. Keempat, langit (Thian) yang menjadi tempat dewa bersemayam tidak jauh berbeda dengan dunia manusia yang memiliki sistem menejemen dan hirarki. Setiap dewa harus mengurus tugas masing-masing dan 2 Freena Bloomfield, Chinese Beliefs, terj Teguh W. Utomo (Surabaya: Liris, 2010), h Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta PT Balai Pustaka 2007), h. 322.

42 31 mematuhi atasan meraka. Kelima, para dewa memiliki pembagian tugas yang jelas dalam menjaga dan mengawasi dunia manusia. 4 Dewa dalam keprcayaan masyarakat Cina terdiri dari berbagai kategori. Beberapa kategori diantaranya yaitu dewa pencipta alam (yang dipimpin oleh Yuhuang 5 /Kaisar Giok/Thian), Dewa penguasa manusia (yang mengurus berbagai kehidupan manusia, seperti kematian, usia, dan lain-lain), juga terdapat dewa penjaga rumah. Dilihat dari fungsi dan tugasnya Dewa Dapur adalah salah satu dewa penjaga rumah yang memiliki peran besar dalam kehidupan keluarga masyarakat Cina. Beberapa dewa rumah lainnya antara lain Dewa Obat (Yaowang), Dewa Pintu (Menshen), Dewa Kamar Mandi (Ceshen), Dewa Sumur (Jingshen), Dewa Kesejahteraan (Caishen), Dewa Tempat Tidur (Chuangshen), Dewa Asmara (Aishen), Dewa Reuni (Tuanyuanshen), Dewa Kelahiran (Shengyushen), dan lain-lain. Dewa penjaga rumah memiliki pengertian sebagai dewa yang dipercaya dan dipuja oleh seluruh keluarga dalam kehidupan sehari-sehari. Masyarakat Cina memuja dewa penjaga rumah. Yang menjadi pokok tugas hal yang dilindunginya adalah keamanan, kesejahteraan, dan kebahagian setiap rumah tangga beserta anggotanya. 6 4 Wang Yi E, Daoism In China (Beijing: China Intercontinental Press, 2004), h Lihat di Pradnya Hayyu, Dewa Dapur Sebagai Salah Satu Mitos Dalam Mitologi Cina Dan Bentuk Pemujaannya, Skripsi Program Studi Cina Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, h Yuhuang adalah pimpinan seluruh dewa-dewi yang tinggal di Tian atau Langit. 6 Pradnya Hayyu, Dewa Dapur Sebagai Salah Satu Mitos Dalam Mitologi Cina Dan Bentuk Pemujaannya, Skripsi Program Studi Cina Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (Depok, 2009), h. 21.

43 32 Dalam Beberapa Literatur, penulis menemukan berbagai macam istilah nama Dewa Dapur seperti Zaoshen 7 (Dewa Dapur), Zao Juun Shen 8 (Dewa Dapur), Caojun 9 (Dewa Dapur), Coo-kun (Dewa Dapur), Tsou Chun 10 (Dewa Dapur), Kitchen God 11 (Dewa Dapur), Kitchen Diety (Dewa Dapur), God of Hearth (Dewa Tungku), dan di Indoneesia Dewa Dapur terkenal dengan nama Toapekong 12 Chao Kun Kong 13 (Dewa Dapur), Tjiao Kun Kong 14 (Dewa Dapur). Melihat asal usul kemunculan Dewa Dapur yaitu bahwa Dewa Dapur lebih dikenal dengan sebutan Zaoshen yang memiliki asal usul pencampuran kata Zao berarti dapur atau kompor (tungku), dengan konteks kompor sebagai instrumen utama dalam sebuah dapur. Sedangkan Shen berarti dewa atau roh. Studi tentang agama populer di Cina menunjukkan bahwa pemujaan Dewa Dapur tidak muncul langsung semata-mata dipuja dalam sejarah Cina. Dimulai dari sejarah dapur memiliki proses perkembangan yang cukup panjang. Buktibukti sejarah dapat dilacak berdasarkan penemuan fosil Manusia Yuanmou yang ditemukan di Yuanmou, provinsi Yunan, pada tahun Fosil manusia purba telah berusia tahun ini menunjukan adanya debu dan 8 Freena Bloomfield, Chinese Beliefs, h E.T.C. Werner, Mitos dan Lengenda China (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). h M. Ikhsan Tanggok. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2006), h Amy Tan, The Kitchen God s Wife (Isteri Dewa Dapur), terj Joyce K.Isa (Jakarta: Gramedia, 1994), h Toapekong adalah sebutan para dewa atau para suci yang dihormati oleh orang Indonesia yang di letakan dalam satu altar di sebuah kelenteng yang berkepercayaan Tridharma, dan Dewa Dapur pun dipanggil dengan sebutan Toapekong Dapur. 13 Marcus A.S, Hari Raya Tionghoa, h Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Selayang Pandang, h. 78.

44 33 potongan arang dilapisan tanah tempat manusia purba tersebut tertimbun selama bertahun-tahun. Para arkiolog pun menilai bahwa hal tersebut merupakan bukti manusia primitif telah mampu menggunakan api. Berdasarkan fosil yang telah ditemukan, dapat dibuktikan bahwa manusia Yuanmou yang tinggal di goa telah menciptakan api. Selain itu juga ditemukan beberapa batu berbentuk bulat yang berubah warna menjadi hitam pekat karena proses pembakaran. Bagi manusia primitif, api digunakan untuk menghangatkan badan, memasak, alat penerangan, dan melawan binatang liar di malam hari. 15 Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan tentang api telah dikenal oleh manusia primitif sejak periode batu. Setelah manusia dapat menciptakan api dengan sendiri, dengan berjalanannya waktu mereka mulai menciptakan media untuk memasak yaitu tungku. Dalam melangsungkan kehidupannya, manusia tidak bisa dipisahkan dari keberadaan api. Karena api dinilai memiliki peranan yang penting dalam berlangsungnya kehidupan. Oleh sebab itu, tulisan kuno sejarah Cina menunjukkan bahwa Dewa Api dahulu di puja dan dikenal paling awal dari pada pemujaan kepada Dewa Dapur, dipuja jauh sebelum kompor diciptakan yaitu Zhurong (Dewa Api). Dewa Api dalam kepercayaan orang Cina adalah dewa yang populer dikenal oleh rakyat dan memiliki banyak kuil yang dibangun untuk menghormatinya karena dianggap memiliki peran yang penting untuk kehidupan. Pada zaman primitif batu dibentuk berjajar menjadi bulat dengan memiliki lubang untuk menjadi tempat 15 Pradnya Hayyu, Dewa Dapur Sebagai Salah Satu Mitos Dalam Mitologi Cina Dan Bentuk Pemujaannya, Skripsi Program Studi Cina Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (Depok, 2009), h. 28.

45 34 api, dan itu bentuk awal dari kompor batu bata, yang masih umum digunakan di kalangan etnis minoritas Cina zaman dahulu. Pada waktu yang bersamaan situlah melakukan penyembahkan kepada Dewa Api. 16 Dilihat dari segi ilmu antropologi bahwa kepercayaan terhadap dewa-dewi merupakan bagian agama yang disebut sistem religi karena semua aktivitas manusia yang beragama memiliki sebuah nilai religi yang berdasarkan atas suatu getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan (religious emotion). Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi. Emosi keagamaan itulah yang menyebabkan bahwa sesuatu benda, suatu tindakan, atau gagasan, mendapat suatu nilai keramat (sacred value) dan dianggap keramat (suci). Sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikut-pengikutnya. Sistem kepercayaan secara khusus mengandung banyak subunsur. Subunsur dari suatu kepercayaan mengandung banyak konsepsi seperti konsepsi tentang dewadewa yang baik maupun yang jahat, sifat dan tanda dewa-dewa, konsepsi tentang makhluk-makhluk halus lainnya seperti roh-roh leluhur, roh-roh lain yang baik maupun yang jahat, hantu dan lain-lain, konsepsi tentang dewa tertinngi dan pencipta alam, masalah terciptanya dunia dan alam (kosmologi), masalah mengenai bentuk dan sifat-sifat dunia dan alam (kosmologi), konsepsi 16 Di kutip dari diakses pada tanggal 9 Februari 2017, pukul 21:50.

46 35 tentang hidup dan maut, konsepsi tentang dunia roh, dunia akhirat dan lainlain. 17 Dalam masalah ini kepercayaan Cina merupakan sebuah bentuk agama yang memiliki gejala kepercayaan yang begitu sering memiliki bentuk ritual yang berada di mana-mana sehingga sedikit membantu usaha-usaha untuk membuat abstraksi ilmiah yang berisi tentang mitos. Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta. Agama senantiasa dipakai untuk menanamkan keyakinan baru ke dalam sanubari terhadap alam gaib begitu pula konsep surga-surga telah didirikan di alam tersebut. Namun demikian agama juga berfungsi melepaskan belengu-belengu adat atau kepercayaan manusia yang sudah usang. 18 B. Mitologi Kepercayaan Masyarakat Cina Terhadap Dewa Dapur Sebelum membahas mitologi kepercayaan masyarakat Cina terhadap Dewa Dapur, penulis akan memaparkan terlebih dahulu mengenai kepercayaan awal orang Cina. Kita tidak dapat mengetahui secara pasti seperti apa pikiran dan kepercayaan orang Cina secara mendalam. Kesulitan akan mendapatkan data yang tepat terjadi karena kurang adanya peningalan-peningalan kepercayaan orang Cina yang tertulis yang menceritakan bentuk kepercayaan masyarakat Cina pada waktu itu. Kita hanya mendapatkan informasi dari 17 Prof. Dr. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat Suatu Pengantar Sosiologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada), h. 3.

47 36 cerita-cerita rakyat Cina yang menjadi sebuah mitologi yang dipercayai oleh orang Cina dan akan menjadi sebuah bentuk kultus yang diyakini. Mitologi sulit diterima oleh akal sehat, namun agar dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Cina pada waktu itu, mitologi tersebut disebarkan melalui ceritacerita rakyat. Menurut Irene Dea Collier dalam bukunya Mitologi Cina bangsa Cina adalah bangsa yang dipenuhi dengan berbagai dongeng, dewa-dewi, figur-figur historis, para penyair, penulis, filosof, naga, burung api (phoenix), kura-kura darat, unicorn, dan juga pohon-pohon buah yang berbunga. Tokoh-tokoh dari periode yang penuh dengan konflik, perbedaan agama, dan pertentangan filsafat, saling berinteraksi dalam dongeng-dongeng (mitos) bangsa Cina. Tak ada pemisahan yang jelas antara fakta dan hayalan dalam dongeng-dongeng bangsa Cina, antara langit dan bumi, lalu antara sejarah dan dongeng, antara masa lalu dan masa kini. 19 Dongeng-dongeng tersebut membuat masyarakat Cina seakan-akan membentuk sebuah kepercayaan dan keyakinan sendiri dengan memunculkan bentuk penyembahannya kepada yang dipercayai dari sebuah mitos dongeng cerita rakyat Cina. Kata mitos dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, yang mengandung penafsiran tentang asal usul semesta alam, manusia, dan bangsa yang mengandung arti yang mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib Irene Dea Collier, Mitologi Cina (Depok: Oncor Semesta Ilmu, 2011), h Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 749.

48 37 Di mata dunia, Cina merupakan salah satu negara yang terkenal dengan mitologinya. Masyarakat Cina percaya terhadap suatu kekuatan yang dapat mengendalikan hidup di dunia dan dianggap mampu menentukan nasib mereka yang masih hidup. Kepercayaan tersebut adalah kepercayaan yang turunmemurun yang diyakini oleh masyarakat Cina. Kekuatan tersebut dalam pandangan orang Cina diwujudkan dalam bentuk pemujaan dan pengkultusan dewa-dewa personal atau yang dalam masyarakat Cina sering disebut Shen yang berarti roh. Dari penjelasan di atas di ambil benang merah bahwa kepercayaan orang Cina yang terpaku pada tujuan dunia dilandasi oleh kosmologi orang Cina itu sendiri. Kosmologi adalah sebah teori atau seperangkat keyakinan yang berhubungan dengan alam semesta atau kosmos. Keyakinan ini dapat mencangkup dalil-dalil mengenai struktur, organisasi dan fungsi supranatural, alam dam dunia-dunia sosial. Kosmologi Cina adalah seperangkat keyakinan yang berhubungan dengan alam semesta orang Cina. Keyakinan ini dapat meliputi konsep mengenai dewa-dewa, roh-roh, roh-roh leluhur, hidup setelah kematian, hidup di dunia saat ini dan lain-lain. Dalam kosmologi orang Cina, alam dilihat sebagai wadah (tempat) dan isinya terdiri dari benda-benda nyata atau tampak dan benda-benda tidak nyata atau gaib sebagai unsur-unsurnya yang dihidupkan oleh berbagai kekuatan yang mereka kenal dengan dewa-dewa, roh-roh dan Tuhan. 21 Alam dihidupkan dan dikuasai oleh salah satu dari berbagai jenis kekuatan yang menguasai 2006), h M. Ikhsan Tanggok. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao (Jakarta: UIN Jakarta Press.

49 38 unsur-unsur alam tersebut. Dan roh tidak hanya sekedar dipuja, tapi juga dianggap menghidupkan sesuatu atau dapat juga dianggap sebagai penambah kekuatan yang ada dalam diri manusia. 22 Cara berpikir kosmologi orang Cina menjadi sebuah kisah-kisah dalam mitologi Cina yang memiliki pengaruh yang kuat dari agama rakyat di Cina, seperti Konfusianisme, Taoisme dan juga Buddhisme. Mitologi Cina mengandung bermacam-macam kisah sakral luar biasa yang menceritakan bagaimana dunia dan manusia diciptakan. Kisah-kisah tersebut dianggap sakral karena dianggap memiliki berhubungan dengan kehidupan para dewa yang menjelma menjadi sebuah nilai spitual yang mendalam bagi bangsa Cina. Dari kepercayaan tersebut memunculkan kepercayaan yang mendalam atas menghormati para roh leluhur, pemujaan terhadap roh dan alam dan pemujaan terhadap langit sebagai berikut. 1. Pemujaan terhadap alam dan roh Semua peradapan di dunia dimulai dari perkembangan bangsa primitif menuju bangsa modern. Itupun terjadi juga pada suku bangsa Cina. Bangsa Cina dahulu kala adalah kaum petani yang bercocok tanam. Masyarakat petani yang primitif erat sekali hubungannya dengan alam dan kekuatan-kekuatan kedewataan yang terdapat pada alam. Penghormatan kepada alam memunculkan perayaan ritual yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hasil pertaniaan. 22 M. Ikhsan Tanggok. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao, h. 2.

50 39 Suku bangsa Cina menaruh kepercayaan yang kuat akan berbagai bentuk pemujaan. Bentuk kepercayaan bangsa Cina tersebut yaitu dengan memuja shen 23 dan kui. 24 Kui dan shen inilah yang dapat mempengaruhi dan mengatur alam ini yang dipercaya memberikan kesejahteraan untuk bangsa Cina. Kepercayaan semacam itu, menyebabkan mereka senantiasa berusaha untuk membahagiakan dan menggembirakan kui dan shen Pemujaan terhadap roh leluhur Menurut Ikhsan Tanggok dalam bukunya Mengenal lebih dekat agama khonghucu di Indonesia: pemujaan terhadap roh leluhur sebuah bentuk ekspresi dasar etika orang Cina. 26 Pemujaan roh leluhur sebagai bentuk pemujaan dan penghormataan orang yang masih hidup terhadap orang yang meninggal yang dianggap mereka selalu hidup dan mengawasi orang-orang yang masih hidup. Pemujaan terhadap roh lelulur adalah bentuk pemujaan yang dilakukan di dalam rumah maupun dalam kultus resmi negara yang diadakan di kemudian hari. Kultus leluhur ini menunjukan bahwa suku bangsa Cina telah memberikan penghormatan yang besar terhadap orang tua baik pada saat mereka masih hidup maupun pada saat mereka sudah mati. Rasa 23 Shen yaitu sejenis semangat atau arwah nenek moyang. Shen juga disebut sebagai roh. Lihat di Ikhsan Tanggok, Menggenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia (Jakarta: Pelita Kebijakan, 2005), h Kui yaitu tenaga alam seperti matahari, bulan dan bintang. Lihat di Ikhsan Tanggok, Menggenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia (Jakarta: Pelita Kebijakan, 2005), h Ikhsan Tanggok, Menggenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia (Jakarta: Pelita Kebijakan, 2005), h Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu, h. 10.

51 40 hormat yang besar terhadap orang tua dan leluhur inilah yang telah membentuk dasar etika orang-orang Cina. 3. Pemujaan terhadap langit Langit (Tian) adalah sembahan utama bangsa Cina. Dengan tegas bisa menyebut langit sebagai satu-satuya sembahan yang dipuja karena di atas dewa tidak ada lagi keluarga dewa-dewi. Langit menerima selurh pemujaan yang dihanturkan secara langsung kepada-nya. Bagi mereka, langit adalah lengkungan cerah kebiruan yang abadi dan menyenangkan ketika dipandang. Langit bukanlah angkasa yang berangin atau awang-awang yang menjatuhkan hujan,, tapi langit adalah hal melampaui segala agitasi, 27 yang harus dipuja dan dilayani oleh semua yang terbang di udara dan berjalan di muka bumi. Langit dianggap sebagai sesuatu yang hidup. Bangsa Cina tidak memuja langit karena roh agung atau kekuatan yang ada dibelakangnya, tapi karena langit itu sendiri. Langit yang hidup seperti anggapan mereka dahulu, sebagai sesuatu yang belum terpisah antara roh dan jasadnya. Langit mengatasi, mengetahui, dan menguasai segalanya. 28 Dari dasar kepercayaan itulah juga dibangun kepercayaan orang Cina terhadap Dewa Dapur. Dewa yang dianggap penting untuk keberlangsungan hidup keluarga orang Cina. Oleh sebab itu, suatu keluarga harus memiliki 27 Agitasi adalah sebuah perasaan keresahan atau kegelisahan yang merupakan bentuk gangguan yang menunjukkan aktivitas motorik berlebihan dan tidak bertujuan atau kelelahan, biasanya berhubungan dengan keadaan tegang. 28 Allan Menzies, (History of Religion: A Sketch of Primitive Reeligious Beliefs and Practices and of the Origin and Character of the Great Systems) Sejarah Agama-Agama Studi Sejarah Karakteristik dan Praktik Agama-agama Besar Dunia, terj Dion Yulianto & EmIrfan (Yogyakarta: Forum, 2014), h. 133.

52 41 kedekatan dengan Dewa Dapur. Cerita bagaimana Dewa Dapur mulai dipuja di dalam kehidupan keluarga di Cina terdiri dari berbagai macam versi. a. Kisah Mitologi Dewa Dapur Versi Pertama Mitologi Dewa Dapur pertama Menurut E.T.C. Werner dalam bukunya Mitos dan Legenda Cina bahwa asal mula kepercayaan Dewa Dapur bermula ketika seorang pendeta Tao bernama Li Shaojun dari Negara Qi mendapatkan dua keberkahan dari Dewa Dapur, yaitu dengan tidak bisa tua dan bisa hidup tanpa makan. Li Shaojun kemudian menghadap Kaisar Xiaowudi (Memerintah pada SM) dari Dinasti Han. Li Shaojun menjanjikan kepada kaisar yang mudah percaya itu bahwa dia akan mendapat keberkahan yang sama berupa kekuatan dari dewa jika dia bersedia melindungi dan mengembangkan agama Li Shaojun itu. Li Shaojun menambahkan bahwa dengan cara inilah Kaisar Huangdi memperoleh pengetahuannya tentang hidup abadi dan sehingga bisa memperoleh emas yang banyak. Akhirnya Sang Kaisar menyuruh pendeta untuk membawakan kepadanya gambar dewa pelindungnya tersebut. Pada suatu malam bayangan seorang dewa Caoujun muncul di hadapan kaisar. Terpedaya oleh tipuan ini, dan terbuai dengan batangan emas yang akan diperolehnya, kaisar memutuskan untuk mempertaruhkan segalanya demi pil keabadian yang menjadi salah satu berkah yang dijanjikan, sang Kaisar pun mempersembahkan kurban dengan sunguh-sunguh

53 42 kepada Dewa Dapur. Inilah awal mula kurban dipersembahkan secara resmi kepada Dewa Dapur. Kaisar menunggu keberkahan yang dijanjikan ketika menyembah Dewa Dapur, teryata Kaisar dibohongi karena hasilnya tidak tercapai dan membuat Kaisar Xiaowudi kehilangan kepercayaan terhadap Li Shaoujun. Tetapi ketika pemujaan yang telah diresmikan oleh suatu pejabat kaisar akan membuat sebuah ritual atau kepercayaan akan tetap tumbuh. Dan cerita Dewa Dapur berlanjut dan meningkat, dan tetap ada sampai sekarang. 29 b. Kisah Mitologi Dewa Dapur Versi Kedua Amy Tan adalah seorang novelis wanita Cina ternama yang tinggal di Amerika, juga melukiskan tentang Dewa Dapur dalam novelnya yang berjudul The Kitchen God s Wife yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Isteri Dewa Dapur. Novel ini menceritakan tentang kehidupan keluarga Seorang wanita Cina yang tinggal di Amerika. Salah satunya menceritakan legenda kepercayaan awal mulanya memuja Dewa Dapur yang menjadi tradisi kedekatan Dewa Dapur dengan suatu keluarga yang dipuja setiap tahun ketika Hari Raya Imlek. Legeda ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan versi yang telah dijelaskan sebelumnya, hanya saja ada perbedaan nama dan gaya penceritaan. Bedasaran kisah dalam novel, kisah Dewa Dapur di bawah ini diceritakan menggunakan kalimat 29 E.T.C. Werner, Mitos dan Lengenda China (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). h.157.

54 43 langsung dari seorang nenek kepada cucunya yang penasaran akan legenda Dewa Dapur. Pada zaman dahulu ada seorang laki-laki petani kaya di Cina bernama Zhang yang sudah memiliki seorang istri. Zhang memiliki kelebihan kekayaan dengan harta berlimpah. Dengan kekayaannya Zhang menyakiti istrinya dengan memiliki niatan berselingkuh dengan wanita nakal bernama Lady Li. Bukan hanya berselingkuh, melainkan juga dengan mengusir istrinya dari rumah dan bersenang-senang dengan wanita lain di rumahnya. Beberapa waktu kemudian Zhang mendapat balasan dari prilakunya yang buruk terhadap istrinya, dan akhirnya Zhang jatuh miskin. Zhang menjadi pengemis, begitu miskinnya sampai pakaiannya penuh dengan tambalan. Pekerjaannya sekarang hanya meminta-minta dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena begitu susahnya untuk makan dan minum. Zhang jatuh sakit dan jatuh pingsan di jalan dan merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Tetapi ada seorang perempuan yang merasa iba dengan nasib zhang, lalu membawa zhang pulang kerumah. Zhang terbangun dari pingsannya dan merasa kaget bahwa ada orang baik menolongnya. Beberapa waktu kemudian datang seorang perempuan mendekat. Zhang kaget tak habis pikir bahwa perempuan itu ialah mantan istrinya yang telah disakitinya. Zhang merasa malu bahwa perempuan baik tersebut adalah mantan istrinya. Zhang melompat ke tempat pembakaran api unggun karena tidak mau bertemu dengan mantan istrinya. Zhang langsung meninggal seketika bersama rasa malunya. 30 Peristiwa tersebut dilihat dan didengar oleh Kaisar Kemala (Thian/Tuhan) tentang keberanian Zhang atas mengakui kesalahan. Dan Kaisar mengangkat Zhang menjadi Dewa Dapur, yang tugasnya memata-matai tindakan semua orang setiap tahunnya. Dan melaporkan naik ke langit kepada-ku siapa yang pantut menerima keberuntungan, dan siapa yang patut menerima sial. Atas cerita mitos kejadian tersebut 30 Amy Tan, The Kitchen God s Wife (Isteri Dewa Dapur), terj Joyce K.Isa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), h

55 44 orang-orang di Cina percaya bahwa ada Dewa Dapur yang sedang mengawasi mereka disetiap sudut rumah dan toko. Pada setiap tahun, hari ke tujuh sebelum Tahun Baru Imlek, Dewa Dapur naik ke langit dari perapian dapur untuk melaporkan nasib siapa yang patut diubah, yang baik menjadi buruk, atau yang buruk menjadi baik. Diambil benang merah dari cerita versi kedua di atas bahwa Dewa Dapur awalnya adalah seorang manusia yang berdosa. Diakhir hidupnya melakukan sebuah penyesalan dan berani membuat pengorbanan dengan menghilangkan nyawanya yang membuat Kaisar (Thian/Tuhan) memberikan penghargaan dengan mengangkatnya sebagai Dewa Dapur atas sikap yang berani tersebut. Disisi lain diangkatnya menjadi seorang Dewa Dapur yaitu dilihat dari tempat kejadian tersebut yang berada di perapian dapur. Karena, kematiannya tersebut di sebuah dapur mitologi cerita tersebut dibangun bahwa Tuhan mengangkatnya menjadi seorang Dewa Dapur. c. Kisah Mitologi Dewa Dapur Versi ketiga Dikisahkan di daerah Hokkian hidup seorang miskin bernama Thio Teng Hok. Dia miskin juga pemalas dan seorang yang gemar berjudi. Padahal setiap kali judi selalu kalah. Dia sudah memiliki isteri. Thio Teng Hok ini sangat beruntung karena isterinya seorang yang sangat bijaksana dan rajin bekerja keras mencari nafkah untuk kebutuhan rumah tangga mereka. Thio Teng Hok punya kebiasaan buruk selain senang berjudi dia juga peminum berat, malah terkadang sering

56 45 melanggar adat istiadat yang berlaku di tengah masyarakat. Kerjaan Thio Teng Hok selalu meminta uang kepada isterinya untuk berjudi, setiap kali isterinya pulang, Thio Teng Hok merayu manis untuk meminta uang. Karena, isterinya baik hati selalu merasa tak tega, isterinya selalu memberikannya uang. Sifat buruk Thio Teng Hok makin hari makin menjadi buruk yang membuat perekonomian keluarganya melarat. Diceritakan bahwa suatu hari ada saudagar yang sedang mencari seorang selir istri yang cantik rupanya dan baik akhlaknya yang bisa menemaninya di istana. Mendengar berita itu Thio Teng Hok berniat menjual istrinya ke saudagar kaya tersebut. dan merayu istrinya untuk mau menikah dengan saudagar kaya supaya perekonomian keluarganya bisa di atasi. Istrinya pun menyetujui permintaan suaminya. Sekarang istrinya Thio Teng Hok sudah menjadi istri dari saudagar kaya dan itu menjadi sebuah peluang kesempatan untuk meminta uang terus menerus kepada mantan istrinya yang baik hati. Berjalannya waktu mantan istrinya merasa takut juga selalu membantu mantan suaminya dengan memberikannya uang. Dan berinisiatif dengan memberikan mantan suaminya dengan beberapa keping uang emas untuk terakhir kalinya. Karena takut ketahuan, uang kepingan emas itu ditaruh ke dalam kue Ang-kui-ko. Thio Teng Hok tidak menyadari bahwa kue yang diberikan istrinya berisi kepingan emas. Lalu, Thio Teng Hok menjual kuenya tanpa membuka kue dengan harga yang murah. Ketika uang penjualan kue tersebut habis dimeja judi. Thio Teng Hio kembali menemui mantan istrinya untuk meminta uang tersebut. Sayang, aku perlu uang lagi! kata Thio Teng Hok tanpa malu-malu. Apakah kue yang kuberikan padamu itu tidak kau makan? tanya mantan isteriya. Semua kue itu aku jual, uangnya kujadikan modal berjudi... maafkan aku, kata Thio Teng Hok sebelum mantan isterinya berbicara lebih jauh lagi. Sungguh sial kau ini! Di dalam kue-kue itu kuisi dengan uang emas cukup banyak, dasar sial! kata mantan isterinya Marcus A, Hari Raya Tionghoa, h

57 46 Thio Teng Hok terkejut saat mendengar keterangan mantan isterinya. Teryata di dalam kue yang dia jual dengan harga tak seberapa itu terdapat uang emasnya. Thio Teng Hok sangat menyesal dan kaget mendengar kemarahan mantan isterinya. Dia jadi sangat malu. Ia anggap dirinya sangat berdosa. Karena, semua kebaikan isterinya dibalas dengan kejahatan. Thio Teng Hok jadi putus asa dan membenturkan kepalanya ke Thiang dapur hingga kepalanya pecah dan meninggal dunia seketika. Mantan Isteri Thio Teng Hok merasa bingung dengan mayat mantan suaminya. Dia berisiniatif mengkuburkan mayat suaminya itu di dapurnya. Untuk mengenang hubungan mereka, mantan isterinya membuatkan papan nama dengan tulisan Thio Teng Hok Sin Wi (papan nama almarhum Thio Teng Hok). Setiap harinya biasanya pada tanggal 1 dan 15 setiap bulan, mantan isteri Thio Hok ini menyembahyangi mantan suaminya. Seminggu kemudia akan tiba Tahun Baru Imlek, dia juga bersembahyang di dapur. 32 Dari cerita versi mitologi kemunculan Dewa Dapur ketiga di atas dapat diambil benang merah bahwa awal mula pemujaan Dewa Dapur dikarena ada seorang perempuan yang baik hati yang menguburkan mayat mantan suaminya yang buruk sifatnya di dapur. Disisi lain untuk mengenang hubungan mereka perempuan tersebut juga melakukan pemujaan secara rutin di makam suaminya di dapur. 32 Marcus A, Hari Raya Tionghoa, h. 268.

58 47 Mitologi peristiwa di atas terjadi seminggu sebelum Tahun Baru Imlek. Yang menjadikan setiap tiba Tahun Baru Imlek terdapat sebuah penyembahan terhadap Dewa Dapur dengan harapan mendapat anugrah dari Dewa Dapur. d. Kisah Mitologi Dewa Dapur Versi keempat. Dikisahkan pada buku Hari Raya Tionghoa bahwa kisah awal mula pemujaan terhadap Dewa Dapur yaitu Pada masa pemerintahan Kasiar Han Soan Tee tahun 73 sebelum Masehi, ada seorang bernama Im Chu Hong. Tanggal 24 Cap Ji Gwee (bulan dua belas Imlek), pagi-pagi sekali Im Chu Hong sedang masak di dapur. Tiba-tiba Toapekong Dapur muncul dihadapannya. Bukan main kagetnya Im Chu Hong, ia segera berlutut dan memohon ampun. Im Chu Hong menyembelih seekor kambing setelah dimasak kemudian disembahyangkan kepada Dewa Dapur tersebut. Sejak saat itu kehidupan Im Chu Hong langsung berubah, dia bisa hidup senang. Orang-orang lalu meniru tradisi dan perbuatan yang dilakukan oleh Im Chu Hong ini. Riwayat hidup Chao Kun Kong ini terdapat di kitab Khouw Ciu Lee. Chao Kun Kong ini putera Raja Coan Hiok bergelar Kho Yang Si, Kerajaannya ada di kota Kho yang, Hoo-lam. Semasa kecil dia bernama Lai dan memegang jabatan sebagai Pengawas Api Marcus A, Hari Raya Tionghoa, h. 254.

59 48 Berdasarkan keempat versi Dewa Dapur di atas, dapat diambil benang merah bahwa kemunculan mitologi awal mula Dewa Dapur dipuja dan disembah yaitu ketika awalnya Dewa Dapur seorang manusia dan diangkat oleh Tuhan (Thian) menjadi Dewa Dapur untuk mengawasi manusia. Hal ini berdasarkan dari banyaknya kisah Dewa Dapur diberbagai literatur Cina dan Barat, baik dalam buku maupun sumber elektronik. Banyaknya kisah Dewa Dapur yang berkembang diantara masyarakat Cina juga menunjukan bahwa mitos Dewa Dapur sangatlah kaya dan hidup dalam bagian masyarakat Cina. Tidak mudah untuk pasti menentukan kapan Dewa Dapur mulai dipuja dan disembah dalam kehidupan masyarakat Cina berdasarkan Kisah-kisah mitos di atas. Namun, dalam literatur di atas memuat kisah tentang Dewa Dapur hidup dan berkembang pada pemerintahan kasiar Han Soan Tee tahun 73 sebelum Masehi. Awalnya adalah seorang manusia yang diangkat oleh Thian (Tuhan) menjadi Dewa Dapur. Maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 73 sebelum masehi mitos tentang Dewa Dapur telah beredar dan berkembang di antara masyarakat Cina. C. Hari Raya Untuk Pemujaan Dewa Dapur Hari raya bangsa Tionghoa atau hari raya yang ditaati dan dirayakan oleh orang Tionghoa tidaklah banyak. Tetapi hari raya yang dirayakan oleh orang Cina pada umumnya itu selalu ditambahkan dengan hari raya yang

60 49 berhubungan dengan ritual pemujaan seperti hari ulang tahun dewa-dewa yang dipuja oleh bangsa Tionghoa dan hari peringatan berbagai tokoh bersejarah yang telah berjasa pada bangsanya. Maka, bisa dikatakan dalam hitungan penanggalan Imlek hampir setiap bulan ada hari raya yang diperingati untuk menjalani sebuah ritual pemujaan. Hari raya orang Tionghoa biasa disebut dengan festival. Festival paling populer orang Cina adalah Tahun Baru Imlek, yang perayaannya bisa berlangsung lima belas hari. Hari raya Imlek menjadi waktu berkumpul bersama keluarga yang masih sangat diritualkan, seperti Natal bagi orang Barat atau Idul Fitri untuk umat Islam. Festival Imlek menggunakan penanggalan kalender bulan (lunar). Masuknya waktu Imlek ketika ditandai dengan datangnya tanda matahari, berada di tengah jalan antara solstice (matahari terjauh dari khatulistiwa) musim dingin dan equinox (matahari tepat di atas khatulistiwa) musim semi, yang kira-kira antara pertengahan Januari dan pertengahan Februari. 34 Penanggalan Imlek dihitung berdasarkan perhitungan lunar (bulan), sehingga sangat berbeda dengan sistem solar atau yang dihitung berdasarkan peredaran matahari atau ditambah sistem lunar sangat tepat untuk berbagai pekerjaan pertanian. 35 Tiap tanggal 15 berdasarkan sistem lunar, maka rembulan terlihat purnama sempurna, dan air laut pun pasang. 34 Frena Bloomfield, Chinese Beliefs, terj Teguh W. Utomo h Karena pada masa Cina kuno rakyat Cina bersentral pada pekerjaan pertanian. Karena, pekerjaan tani tergantung pada keadaan alam. Maka, penanggalan lunar ini menjadi suatu kebutuhan yang mutlak bagi para petani. Bagi mereka perhitungan berdasarkan solar (matahari) tidak berarti sama sekali.

61 50 Hari Raya Imlek ini dimulai pada tanggal 1 Imlek dan selesai pada tanggal 15 Imlek. Hari Raya ini memulai siklus baru dari Tahun Baru Imlek. Jadi, orang Tionghoa di daratan Tiongkok menyambut kedatangan musim semi sebagai bentuk petanda masuknya Tahun Baru. Kebiasaan orang Cina pada Tahun Baru Imlek yaitu melakukan pemujaan untuk leluhurnya. Orang-orang yang tinggal di tempat yang jauh dari rumah leluhurnya, akan pulang untuk merayakan pesta ini bersama orang tuanya. Beberapa minggu sebelum hari raya, orang akan mengirim kartu ucapan selamat kepada kerabat dan handai taulannya, menghormati orang tuanya, dan kerabat-kerabat yang lebih tua. Tiap keluarga akan membersihkan rumahnya karena mereka menyakini bahwa satu minggu menjelang Hari Raya Imlek, Dewa Dapur (Caozhung atau Ts ao Chung, yang berarti Panggeran Dapur) akan berangkat ke langit untuk melaporkan semua peristiwa di dunia yang telah terjadi di tahun yang telah dilalui manusia. 36 Menurut Marcus dalam bukunya yang berjudul Hari Raya Tionghoa, sejarah Tahun Baru Imlek dirayakan karena ada tiga pendapat atau tiga versi yang berlainan alasan. Yang pertama dirayakan karena adanya musim semi atau cun, sehingga pada harian tahun baru orang Tionghoa mengucapkan selamat dengan ucapan Sin Cun Kiong Hi. Versi yang kedua pada zama kuno dikatakan, bahwa hari itu adalah harian Giok Hong Siang Tee menitis 36 Hayatun Nufus, Kebudayaan Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir Karya Clara NG dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA, Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Indonesia (Jakarta, 2014), h. 81.

62 51 ke muka bumi dan beliau menjadi seorang raja. Alasan yang ketiga adalah hari lahirnya Bi Lek Hud atau O Mi To Hud. 37 Tahun Baru Imlek sebenarnya sudah dimulai seminggu sebelum tanggalnya tiba. Yakni dengan sembahyang perjalanan Dewa Dapur (Tjiao Kun Kong) ke langit. Tempat Dewa Dapur ada di dapur-dapur orang Tionghoa. Maka kedudukan Dewa Dapur ini diyakini, banyak memperhatikan tindak-tanduk pemilik rumah. Dan tradisi ini pada akhirnya berkembang secara luas diseluruh Cina dan tetap dipertahankan hingga saat ini. 1. Mengantar Dewa Dapur Tahun Baru Imlek bisa dikatakan sebagai perayaan untuk Dewa Dapur karena serangkain aktivitas masyarakat Cina untuk merayakankan Tahun Baru Imlek yaitu dengan melakukan pemujaan menghantarkan Dewa Dapur naik ke langit. Tepat Pada tanggal 23 bulan 12 Imlek atau tanggal 24 bulan ke 12 Imlek melakukan pemujaan terhadap Dewa Dapur, tapi penulis menemukan banyak literatur yang menerangkan pemujaan Dewa Dapur terbanyak pada tanggal 23 bulan 12 Imlek dibandingkan tanggal 24 bulan 12 Imlek. Pada tanggal tersebut Dewa Dapur akan naik ke langit untuk menyampaikan berbagai laporan kepada Tuhan mengenai tingkah laku penghuni rumah tersebut. Naiknya Sang Dewa Dapur harus diantar oleh penghuni rumah dengan menyediakan pembakaran hio (dupa) harum, menyediakan sajian dan membakar mercon atau petasan. Pemujaan 37 Bi Lek Hud atau O Mi To Hud yaitu sebutan kelahiran Tuhan. Lihat di Marcus A.S, Hari Raya Tionghoa, h. 63.

63 52 kepada Dewa Dapur dilaksanakan cukup dengan bentuk Tiam-hio, 38 dihadapan altar Dewa Dapur. Adapun doa yang dipanjatkan ketika melakukan pemujaan Dewa Dapur yaitu : Hari ini tanggal 24 bulan 12 imlek ialah hari yang melambangkan bahwa Tuhan Maha Melihat, Tuhan Maha Mendengar, Tuhan menilai perbuatan insani akan kesatuannya di dalam kebajikan. Akan genap setahun menempuh penghidupan dalam tahun yang sedang berjalan dan akan kami masuki tahun yang baru. Banyak perbuatan telah kami lakukan, perbuatan yang di dalam kebajikan, yang Tuhan berkenan, maupun perbuatan yang mungkin lepas dari kebajikan, yang Tuhan tidak berkenan. Maka pada saat suci ini kami membuka hati, dengan tulus dan kerendahan hati bersujud menerima Firman akan prilaku yang bajik, semoga kami mampu meningkatkan pembinaan akan hal yang tidak bajik, semoga berkenaan Thian meneguhkan Iman kami berani mengakui dengan kesadaran dan memperbaikinya. Teguhkanlah kami untuk berbuat amal soleh kepada sesama mausia dan sesama makluk, sehingga boleh memuliakan kebesaran kebajikan Thian dan membawa berkah. 39 Ritual mengantarkan Dewa Dapur ke langit biasanya dilakukan pada malam hari setelah semua keluarga makan malam. Sebelumnya, anggota keluarga telah membeli segala perlengkapan yang diperlukan di dapur dan telah dipersiapkan beberapa meja yang diletakan di depan tungku atau kompor, yaitu dihadapan gambar Dewa Dapur. Perlengkapan yang telah disiapkan sebelumnya, seperti hio, bunga, arak lilin, permen, buah-buahan, 38 Tiam-hio yaitu bentuk pemujaan di depan patung yang dipuja dengan membakar batang dupa atau hio sebagai instrumen ritual pemujaan. 39 Matakin, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu (solo: MATAKIN, 1984), h. 86.

64 53 dan makanan manis pun mulai digunakan sebagai instrumen utama untuk menghantarkan Dewa Dapur ke langit. 40 Menurut Ikhsan Tanggok dalam bukunya yang berjudul Mengenal Lebih Dekat Agama Tao Pada saat Dewa Dapur akan naik kelangit, orang-orang Cina umumnya memakan permen untuk tujuan sama dengan mengusap patung atau gambar Dewa Dapur dengan madu yaitu agar Dewa Dapur melaporkan yang baik-baik saja pada Dewa Langit yang bertempat tinggal di langit yang amat tinggi. Sebagian besar orang-orang Cina di Indonesia, terutama pada saat Dewa Dapur akan naik ke langit, yaitu pada saat, menjelang tahun baru Imlek, melakukan upacara, dengan menyalakan beberapa batang hio, menyuguhkan sedikit sajian makanan, dan melakukan pemujaan terhadapnya di depan althar Dewa Dapur. 41 Pada tanggal 23 atau 24 bulan 12 Imlek orang Cina bukan hanya melakukan ritual menghantarkan Dewa Dapur dengan sesaji dan pembakan dupa hio. Tapi pada hari itu pula disebut sebagai Hari persaudaraan atau hari kenaikan malaikat Dapur, pada hari tersebut umat Tionghoa diwajibkan berdana (membantu fakir miskin), menjelang tahun baru Imlek, bantuan-bantuan yang berasal dari umat Tionghoa dibagikan pada fakir miskin tanpa membedakan golongan. Tempat Dewa Dapur ini adalah di dapur. ia dipercayai sepanjang tahun untuk mengawasi gerak gerik penghuni rumah. Pada tanggal 24 bulan ke 12 naiklah Dewa Dapur 40 Pradnya Hayyu, Dewa Dapur Sebagai Salah Satu Mitos Dalam Mitologi Cina Dan Bentuk Pemujaannya, Skripsi Program Studi Cina Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (Depok, 2009), h M. Ikhsan Tanggok. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao, h. 42.

65 54 ini ke langit untuk mengajukan laporan kepada Tuhan (Thian) mengenai tingkah laku penghuni rumah tersebut. naiklah Dewa Dapur ini ke langit diantar dengan membakar batang dupa, mempersembahkan sesajian dan menyembunyikan petasan. Supaya laporan Dewa Dapur ini hanya berisi kata-kata yang baik saja, orang Cina mengoleskan madu kemulut Dewa Dapur. 42 Kebiasaan mengoleskan madu ke mulut Dewa Dapur ini berasal dari orang-orang yang datang dari propinsi Fukien (Hokkian). Kebiasaan ini menginginkan agar Dewa Dapur membawa laporan yang manis-manis saja pada Tuhan tentang diri mereka. Namun caranya yang berlainan. Pada saat Dewa Dapur naik ke langit, dijalan-jalan raya banyak penjual manisan sebesar-besar buah jeruk. Manisan tersebut diberi nama manisan perekat Gigi. Makanan itu dimaksudkan untuk pelekat gigi Dewa Dapur saat memakannya, konon untuk mencegah Dewa Dapur ini mengerakan lidahya, hingga lidahnya terlalu bebas bergerak hingga bisa mengeluh keadaan rumah tangga penghuni rumah kepada Kaisar Langit Penyambutan Dewa Dapur Penyambutan Dewa Dapur disebut juga sebagai peristiwa turunnya Dewa Dapur dari langit yang mana Dewa Dapur selesai dengan pekerjaannya atas melaporkan perilaku pemilik rumah selama setahun. Penyambutan Dewa Dapur disebut juga sebagai hari Cap Ji Gwe Ji si M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu, h Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Slayang Pandang (Jakarta: Gramedia, 2013), h Cap Ji Gwe Ji si adalah sebutan untuk perayaan Dewa Dapur pada Tahun Baru Imlek dalam bahasa Cina, dan nama tersebut hanya terdapat pada penanggalan Imlek di kalender Cina.

66 55 (hari Cao Kun Kong turun) pada tanggal 30 bulan ke 12 penanggalan Cina. Berlangsung seminggu setelah Dewa Dapur naik ke langit. Ritual menyambut Dewa Dapur dilakukan secara sederhana, yaitu anggota keluarga memasang gambar Dewa Dapur yang baru ditempel di dekat tempat memasak. Masyarakat tidak menyebut istilah membeli Dewa Dapur untuk mengartikan membeli lukisan yang baru, namun mengunakan kata menyambut untuk mengundang Dewa Dapur kembali. Ada juga bentuk lain dalam menyambut datangnya Dewa Dapur ke keluarga masyarakat Cina, yaitu dengan mengganti lampu di dapur keluarga tersebut, lalu membakar hio di depan lukisan Dewa Dapur yang baru. Saat melakukan ritual ini masyarakat Cina seperti sedang sibuk menyiapkan penyambutan tamu yang datang dari jauh. Mereka melakukan usaha terbaiknya untuk menyediakan makanan, arak, dan hio yang nantinya akan dibakar sebagai penghormatan kepada Dewa Dapur, sedikit rasa cemas juga menyelimuti setiap orang, masing-masing dari mereka bertanya-tanya apakah Dewa Dapur telah mengatakan hal yang baik tentang diri mereka di hadapan Tuhan. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan yang akan mereka jalani selanjutnya, apakah bernasib baik atau buruk. 45 Adapun doa yang di ucapkan ketika ritual menyambut Dewa Dapur yaitu: Hari ini tanggal 4 Cia Gwee ialah hari yang melambangkan bahwa Tuhan Maha Kasih, Maha Adil dan Maha Suci. Tiap-tiap perbuatan akan membawa buah yang harmonis dengan kebenaran, 45 Pradnya Hayyu, Dewa Dapur Sebagai Salah Satu Mitos Dalam Mitologi Cina Dan Bentuk Pemujaannya, Skripsi Program Studi Cina Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (Depok, 2009), h. 49.

67 56 kami selaku makhluk wajib takwa dan siap menerima Firman. Yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, wajib bersedia menerima dengan takwa dan kerelaan dan menaati semuanya itu dengan siap mebina diri. Kami yakin hanya kebajikan berkenaan Thian, tiada jarak jauh tidak terjangkau. Bukanlah Tuhan itu memihak hanya kebajikan satu-satunya. Siaplah kami untuk mengerti akan Firman, bersedia menerima Firman, berusaha menegakkan Firman, dan sepenuh Iman dan semangat berusaha melaksanakan demi tegaknya Firman. Menghayati itulah rahmat yang terbesar atas hidup insani. 46 Adanya banyak toapekong yang dipuja dan dipercayai oleh orang Cina (Tionghoa), membuat banyak orang menyatakan banyak Tuhan yang disembah. Pendapat ini tidak benar. Orang Tionghoa mempunyai suatu konsepsi tentang keadaan di langit. Keadaan di langit itu dibuatnya menurut keadaan pemerintahan mereka di dunia. Jadi ada satu kekuasaan tertinggi, yaitu Kaisar. Di bawahnya Tuhan adalah dewata-dewata dan dewi-dewi, masing-masing dengan tugas kewajiban sendiri-sendiri, sebagaimana di bawahnya kaisar di dunia ada menteri-menteri, sipil, dan militer, masing-masing pun dengan tugas kewajiban sendiri-sendiri. Dewata-dewata dan dewi-dewi ini, yang di Indonesia dipuja dalam kuilkuil dan yang umummnya disebut Toapekkong, ada yang berkewajiban melakukan pengawasan terhadap perbuatan manusia dalam lingkungan kekuasaan atau lingkungan wilayah masing-masing. Seperti Toapekkong Dapur, Tjiao Kun Kong, yang dalam rumah orang Tionghoa mempunyai kedudukan di dapur, tiap tahun beberapa hari menjelang Tahun Baru Imlek naik ke langit untuk mengajukan laporan 1984), h Matakin, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu (solo: MATAKIN,

68 57 kepada Tuhan mengenai sepak terjang penghuni-penghuni rumah tempat ia dipuja. 47 D. Fungsi dan Peran Dewa Dapur dalam Kehidupan Kehidupan orang Cina adalah kelompok bangsa yang memiliki kehidupan yang selalu memelihara tradisi dan keyakinan sejak ribuan tahun lalu. Komunitas Cina sangat terkait dengan kewajiban-kewajiban tradisional, keyakinan tradisional, dan tahayul yang memunculkan sebuah tradisi-tradisi yang dibarengi dengan ritual. Tradisi-tradisi semacam itu cukup rahasia dan orang Cina enggan membicarakannya kepada orang asing. Kehidupan komunitas Cina memiliki keterkaitan keyakinan dengan kewajiban-kewajiban religius atau dengan misteri keberuntungan di masa depan. Nilai kewajiban religius mungkin dianggap sebagaian orang sebagai tahayul tanpa basis faktual (nyata). Sejatinya ritual-ritual pemujaan yang memiliki nilai religi yang dilakukan orang Cina sejatinya sangat memiliki upaya mengejar kesuksesan duniawi, menenangkan arwah orang-orang yang sudah mati, dan mengungkapkan misteri tersembunyi masa depan. Salah satu ritual untuk mengejar kesuksesan duniawi yaitu dengan cara memberi penghormatan ritualistik pada merekamereka yang sudah meninggal sehingga arwah mereka tenang dan senang. 47 Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Slayang Pandang, h. 78.

69 58 Dengan cara itu kehidupan adat, kebiasaan dan cara hidup orang Cina dibangun. 48 Bangsa Cina memang mempercayai akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang disebut dengan (Thian). Thian adalah sumber dari segala yang ada di dunia ini. Konsep Thian yang digambarkan dalam kitab-kitab suci Cina seperti kitab Ngo King dan Su Si bahwa Thien atau Thian yang bersifat roh. 49 Di waktu yang sama orang Cina percaya akan dewa-dewa yang dianggap mendapatkan mandat (amanat atau tugas) yang tinggal bersama manusia dan memiliki tugas untuk melihat perbuatan manusia yang hidup di dunia. Di negara Cina sendiri telah percaya bahwa setiap kota mempunyai toapekkong (pelindung). 50 Kepercayaan ini bersifat animisme yang bersifat dongeng. Dan salah satu toapekkong yang dipercayai yaitu Dewa Dapur. Dewa Dapur dipercayai dan dipuja oleh orang-orang Cina karna memiliki peran dan fungsi untuk berlangsungnya kehidupan dunia orang Cina. Tentu ia memiliki peranan dan manfaat bagi kehidupan sosial.fakta bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Dewa Dapur masih ada hingga saat ini membuktikan bahwa mitos Dewa Dapur tetap hidup. Berikut ini akan dijelaskan beberapa peranan Dewa Dapur dilihat dari berbagai segi. 1. Dewa Dapur dipuja dan disembah sebagai salah satu bentuk mitos Cina. Dewa Dapur dapat befungsi sebagai sarana pendidikan moral bagi masyarakat karena di dalam mitologi asal usul adanya Dewa 48 Frena Bloomfield, Chinese Beliefs, terj Teguh W. Utomo, h Ikhsan Tanggok, Menggenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, h Toapekkong adalah sebutan dewa-dewa, roh-roh yang tinggal bersama manusia. Dan sebutan para dewa yang dihormati.

70 59 Dapur mengandung pelajaran seperti: menjaga etika moral, kesetiaan dan kejujuran. Karena dari berbagai versi legenda kemunculan Dewa Dapur banyak mengandung hikmah dan makna yang dapat menjadi pelajaran untuk umat Tridharma yang berketurunan Tionghoa. 2. Dewa Dapur sebagai Dewa yang menjadi wakil Tuhan (Thian) di bumi untuk mengawasi sebuah keluarga. Seperti yang telah dijelaskan di atas dari mitos kepercayaan orang Cina terhadap Dewa Dapur yaitu bahwa Thian (Tuhan) adalah pemimpin tertinggi para dewa yang bersemayam di langit. Orang Tionghoa mempunyai suatu konsepsi tentang keadaan langit. Konsepsi keadaan langit disamakan dan dibuat seperti keadaan pemerintahan keadaan di dunia. Kekuasaan tertinggi yaitu Tuhan, sebagaimana di dunia pun ada satu kekuasaan yang tertinggi, yaitu kaisar (sistem yang dianut oleh negara Cina kuno). Di bawahnya Tuhan ada dewa-dewa dan dewi-dewi, masing-masing dengan tugas kewajiban sendirisendiri, sebagaimana di bawahnya kaisar di dunia memiliki menterimenteri, pekerja sipil dan militer, masing-masing pun dengan tugas kewajiban sendiri-sendiri. Dewa-dewa dan dewi-dewi ini, yang disebut dengan sebutan Toapekkong yang memiliki arti sebagaai pelindung. Orang Cina percaya bahwa semua aspek kehidupan memiliki toapekkongnya sendiri. Ada yang berkewajiban melakukan

71 60 pengawasan terhadap perbuatan manusia dalam lingkungan kekuasaan atau lingkungan wilayah masing-masing. 51 Begitu pula dengan Dewa Dapur yang memiliki peran untuk tinggal bersama manusia didalam rumah yang memiliki kedudukan di dapur, dan setiap tahun Dewa Dapur memiliki tugas untuk mengajukan laporan kepada Tuhan mengenai perilaku anggota keluarga tempat Dewa Dapur tinggal. Menjelang Tahun Baru Imlek Dewa Dapur naik ke langit untuk melaporkan kepada Tuhan mengenai perbuatan penghuni rumah selama setahun. Apa yang dilakukan oleh Dewa Dapur merupakan sebuah tugas untuk mengtiplifikasikan tugas sebagai toapekkong yaitu wakil Tuhan. 3. Dewa Dapur sebagai pelindung keluarga. Dewa Dapur merupakan dewa penjaga rumah yang satu-satunya dewa yang tinggal di rumah bersama keluarga. Yang menyebabkan, Ia memiliki peran kedekatan khusus dengan kehidupan masyarakat Cina dibandingkan dengan dewa-dewa lainnya, orang Cina sangat menghormati dan memuja Dewa Dapur karena dipercaya dapat melindungi dan memberikan kesejahteraan sepanjang tahun kepada keluarga tempat dimana Dewa Dapur tinggal bersama keluarga tersebut. 51 Nio Joe Lan, peradaban Tionghoa Selayang Pandang, h. 78.

72 BAB IV PERSEPSI UMAT TRIDHARMA KELENTENG HOK LAY KIONG BEKASI DALAM RITUAL PEMUJAAN DEWA DAPUR Dalam bab ini penulis akan membahas studi lapangan atas persepsi umat Tridharma kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi dalam ritual pemujaan Dewa Dapur mengenai Persepsi Umat Tridharma Tentang Dewa Dapur, Ritual Pemujaan Dewa Dapur, Prosesi Pelaksanaan Ritual Upacara Persembahyangan Dewa Dapur, dan Relevansi Perayaan Dewa Dapur Pada Zaman Sekarang. A. Persepsi Umat Tridharma Tentang Dewa Dapur Tiongkok merupakan salah satu negara yang terkenal dengan mitologinya. Arti mitologi secara etimologi berasal dari kata myth yang berasal dari kata mitos dalam bahasa Yunani yang bermakna cerita atau sejarah yang dibentuk dan diriwayatkan sejak dan tentang masa lampau. 1 Dari mitologi tersebut kepercayaan masyarakat Cina dibangun untuk mempercayai terhadap suatu kekuatan yang dapat mengendalikan hidup dan menentukan nasib mereka merupakan kepercayaan yang turun-menurun diyakini oleh masyarakat Cina. Kepercayaan tersebut dipercayai bahwa ada kekuatan yang diwujudkan dalam bentuk dewa yang berupa roh yang diyakini bisa membantu manusia dalam mengatasi permasalahan yang ada di kehidupan dunia. 1 Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h

73 62 Makna mitos dalam sebuah agama nampak memiliki fungsi dan tujuan penting dari perjalanan terbentuknya agama. Mitos memiliki serangkain simbol dari identitas agama yang disatukan dan disusun dalam bentuk cerita perjalanan agama. Adanya mitos membuat kesadaran manusia berubah-rubah menurut kebiasaan budaya yang dibangun atas kepercayaan tersebut. Suatu mitos religius bukanlah sekedar kontemplasi intelektual, bukan pula suatu hasil penalaran, melainkan lebih merupakan orientasimental dan spiritual yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan yang Ilahi (sosok yang diagungkan). 2 Mitos menjelaskan eksistensi dunia maupun manusia. Karena mitos dimengerti sebagai suatu cerita yang mengkisahkan kebenaran yang mengesampingkan metode ilmiah dan memang tidak dapat dibahasakan secara ilmiah. Mitos berfungsi sebagai pengukuh kenyataan suci. Di dalam mitos dianggap memiliki daya untuk memikat kebenaran yang berujung kepada hal yang membawa keselamatan jika mempercayainya. Mitos memiliki daya pikat dan kekuatan kepada penganut agama yang menjadikan mitos memiliki makna yang bisa mengasosiasikan sebuah ritus keagamaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. 3 Disisi lain, sebuah mitos menyebar dalam kebeberapa aspek dalam agama, salah satunya tipe ketuhanan. Masyarakat Cina merupakan masyarakat yang memiliki tipe ketuhanan bersifat politeisme, yaitu percaya Mariasusa Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Penetbit Kanisius, 1995), h. 3 Mariasusa Dhavamony, Fenomenologi Agama, h. 163.

74 63 terhadap banyak dewa. Pada awal mulanya dewa-dewi dalam mitologi Cina digambarkan berdasarkan khayalan rekayasa pikiran berupa gambaran makhluk seperti manusia atau manusia yang telah meninggal yang diberi kemampuan lebih karena perbuatan baiknya. Imajinasi ini kemudian berkembang menjadi sebuah dunia lain yang memiliki kaitan kedekatan hubungan yang mirip dengan mekanisme kehidupan dunia manusia yang nyata. Seperti penjelasan bahwa awal mulanya Dewa Dapur adalah seorang manusia biasa yang memiliki kesalahan. Tetapi, karena dipenghujung kehidupanya menyesali perbuatan atas kesalahannya. Tuhan mengangkat-nya menjadi Dewa Dapur yang memiliki tugas untuk mencatat perbuatan manusia di dalam keluarga. Ini tersebut serupa dengan yang dikatakan Bapak Agus dalam wawancara yang menyatakan: Dewa Dapur adalah Dewa yang awalnya adalah manusia biasa. Dan karena sifat penyesalan atas kesalahan atas segala dosa yang diperbuat-nya dengan bunuh diri, arwah dari manusia ini, Tuhan mengangkat-nya Menjadi Dewa Dapur. 4 Dewa Dapur disini masuk dalam kategori setengah dewa. Yang dalam bahasa inggis adalah demigods. Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echol dan Hassan Shadily, 5 kata god berarti dewa, sedangkan demigods berarti setengah dewa. Pengetahuan tentang dewa diketahui bahwa dewa tidak menjelma sebagai manusia meskipun ia 4 Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4 Mei John M. Echol & Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2010), h.173.

75 64 direpsentasikan sebagai sosok manusia yang dipuja di altar. Sedangkan setengah dewa merupakan manusia yang didewakan. Yang pada zaman dahulu pernah hidup dan disuatu zaman kemudian mulai dipuja. Oleh karena itu, Dewa Dapur berasal dari seorang manusia yang didewakan termasuk dalam kategori legendary demigods atau manusia setengah dewa. Cerita legenda kemunculan Dewa Dapur di atas menandakan adanya keanekaragaman. Dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya kisah Dewa Dapur yang berkembang di antara masyarakat Cina maupun Indonesia menunjukan bahwa kisah legenda mitos Dewa Dapur sangatlah kaya dan tetap hidup dalam masyarakat, khususnya keturunan Tionghoa seperti yang ada di Kelenteng Hok Lay Kiong, di Bekasi. Dari penjelasan di atas menjelaskan bahwa Manusia secara ilmiah memiliki konsep-konsep intristik tentang makna. Manusia membangun soal pengertian akan konsep-konsep yang ada melalui pengaruh tradisi dan pengalaman-pengalaman pribadi yang sangat terbatas. Dan dengan makna ini sesuatu memiliki arti yang berbeda-beda tergantung situasinya. Situasi disini digambarkan dari cara interpretasi yang disadarkannya oleh pengalamannya yang menjadi sejarah pengalaman hidup seseorang. Karena, sejarah adalah saksi yang setia dalam menunjukan bagaimana interprestasi subjektif tentang makna. Makna tersebut dikaitkan dengan apa yang dimaksud dengan siapakah Dewa Dapur?. Dewa Dapur dapat didefinisikan sebagai sesosok dewa yang

76 65 tinggalnya di sebuah rumah tangga yang posisinya adalah di dapur. Dewa Dapur disini memiliki posisi penting dalam kehidupan keluarga dan rumah tangga orang Cina. doktrinnya akan tetep terjaga dimanapun keturunan Tionghoa tinggal.perkembangan kepercayaan tradisi ritual Dewa Dapur di keturunan Tionghoa menjadikan banyaknya definisi yang berbeda dari para penganutnya, khusunya masyarakat yang memiliki kepercayan Tridharma. Di bawah ini merupakan definisi tentang pengetahuan yang diketahui atas Dewa Dapur yang penulis dapatkan dari penganut kepercayaa Tridharma atau masyarakat yang berketurunan Tionghoa di kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi: 1. Dewa Dapur menurut Bapak Drajat Dewa Dapur adalah salah satu dewa yang bertempat tinggalnya di rumah. Dewa Dapur adalah dewa yang memiliki tugas menata seluk beluk kehidupan yang berkaitan dengan rumah tangga. Dewa Dapur adalah dewa yang mengatur (manage) rumah tangga. Dengan tujuan supaya penghuni rumah bisa mengatur kehidupan rumah tangga dengan baik. Dengan contoh : tinggalnya Dewa Dapur ditatanan rumah tangga supaya penghuni rumah hidup rukun, prilaku berakhlak baik dan bertaggung jawab atas kewajibannya. Dewa Dapur sebagai Dewa yang mengarah kepada acuan hidup untuk memikirkan hidup setelah hari esok Dewa Dapur menurut Bapak Agus Dewa Dapur adalah: Dewa yang berasal dari ajaran tradisi Taoisme. Dewa Dapur adalah dewa yang berada di dapur yang bertugas mengawasi penghuni anggota rumah serta mencatat perbuatan prilaku keluarga pemilik rumah untuk dilaporkan kepada pengguasa langit yang berada di langit Menurut Bapak Ing Suhendi Mei Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4

77 66 Dewa Dapur adalah: sosok dewa yang hidup dari sebuah lengeda cerita rakyat. Dewa Dapur adalah dewa yang dianggap membawa keberuntungan dan keberkahan dalam sebuah kehidupan rumah tangga (keluarga). Dan lengenda yang beredar bahwa Dewa Dapur digambarkan sesesok sepasang laki-laki dan perempuan yang menjadi Dewa dan Dewi Dapur. 8 Dari beberapa keterangan definisi di atas yang dipaparkan oleh pengetahuan masyarakat kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi. Penulis mengambil benang merah bahwa Dewa Dapur adalah salah satu diantara banyaknya dewa yang dipercayai oleh orang Tionghoa. Dan Dewa Dapur adalah salah satu dewa yang termasuk dalam katagori Dewa Penjaga Rumah. Dewa Penjaga Rumah dipercaya dan dipuja oleh seluruh keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Dipercayai bahwa Dewa Dapur dapat memberikan perlindungan, keamanan, kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan setiap rumah tangga dan anggotanya. Dan salah satu dewa yang bisa memberikan banyak keberkahan jika kita menghormatinya. Disisi lain, Secara khusus agama kepercayaan orang Tionghoa menggolongkan para dewa yang dianggap Roh Suci yang dipujanya dalam 3 penggolongan utama, yaitu: 1. Dewata penguasa alam semesta yang mempunyai wilayah kekuasaan langit. Para Dewata golongan ini dipimpin oleh Dewata tertinggi yaitu Yu Huang Da Di. 8 Bapak Ing Suhendi, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei 2017.

78 67 2. Dewata penguasa bumi, yang memiliki kekuasaan di bumi,. Kekuasaan mereka adalah dunia dan manusia, termasuk akhirat. Seperti Dewa hutam, Dewa Api, Dewa Bumi dan termasuk Dewa Dapur. 3. Dewa Penguasa Manusia yaitu para dewata yang tugasnya mengurus soal-soal yang bersangkuan dengan kehidupan manusia seperti: kelahiran, perjodohan, kematian, usia, rejeki, kekayaan kepangkatan dan lainya. 9 Dari penggolongan di atas dapat diambil kebenarannya bahwa Dewa Dapur termasuk dalam kategori Dewata Penguasa Bumi yang memiliki tugas berkaitan yang ada di dunia dengan bermacam dimensi seperti dunia, manusia, dan termasuk akhirat. Walaupun sebenarnya semua Dewata termasuk malaikat langit tetapi, Dewata-dewata memiliki tugas masing-masing secara personal dalam mendapatkan mandatnya dari Tuhan. Dewa Dapur salah satu dewa pelindung yang populer dalam keluarga masyarakat Tionghoa karena, Dewa Dapur salah satu dewa penjaga yang tinggalnya di dalam rumah ditiap-tiap keluarga. B. Ritual Pemujaan Dewa Dapur Kelenteng Hok Lay Kiong adalah salah satu kelenteng besar yang ada di bagian wilayah Bekasi Timur, Kota Bekasi. Kelenteng ini adalah kelenteng yang menjadi pusat bagi orang-orang yang memiliki kepercayaan Tridharma. Tridharma berasal dari kata Tri dan Dharma. Tri berarti tiga dan Dharma 9 Ir Setiawan & Kwa Thpng Hay, Dewi-Dewi Kelenteng (Semarang: Yayasan Kelenteng Sampookong, 1990), h. 17.

79 68 berarti ajaran kebenaran. Jadi secara harfiah Tridharma berarti Tiga Ajaran Kebenaran. Yang dimaksud dengan Tiga Ajaran Kebenaran di sini ialah ajaran Sang Buddha Gautama, Ajaran Nabi Khong Hu Cu, dan ajaran Nabi Lo Cu. Tridharma merupakan agama Buddha Mahayana yang juga mempelajari Konfusianisme dan Taoisme. Kelenteng adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa di Indonesia pada umumnya. 10 Karena, di kelenteng ini memiliki fasilitas untuk sembahyang kepada kepercayaan dari Tiga Ajaran tersebut kelenteng Hok Lay Kiong dinaungi oleh yayasan yang memiliki legalitas dari kepemerintahan Kota Bekasi. Disisi lain, kelenteng Hok Lay Kiong selalu ramai oleh para pemuja agama yang memiliki kepercayaan Tridharma dari berbagai wilayah secara rutin setiap tanggal 1 dan 15, sesuai kalender Cina. karena, Kelenteng Hok Lay Kiong merupakan sebuah kelenteng yang selalu menjaga tradisi yang berasal dari negara Cina, salah satu alasannya yaitu bahwa di dalamnya terdapat patung dewa-dewa dari tiga kepercayaan kebenaran tersebut. Kelenteng Hok Lay selalu menjalankan sebuah ritual persembahyangan untuk menghormati para dewa kepercayaan masing-masing Tiga Ajaran Agama Kebenaran Tersebut (Tridharma). Salah satunya Kelenteng Hok Lay Kiong menjalankan tradisi perayaan persembahyang ritual terhadap Dewa Dapur. Ritual adalah serangkain kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk tujuan simbolis. Ritual dilaksanakan berdasarkan suatu agama atau bisa juga berdasarkan tradisi dari suatu komunitas tertentu. Kegiatan-kegiatan dalam 10 Marga Singgih, Tridharma Suatu Pengantar (Jakarta:Bakti, 1995), h. 1.

80 69 ritual biasanya sudah diatur dan dilaksanakan secara kesepakatan bersama. Menjelaskan tentang bentuk ritual, banyak para ahli menganggap konsepsi dan kepercayaan inti agama, memandang ritual hanya sebagai suatu terjemahan lahiriyah dari inti kepercayaan. Penulis menemukan berbagai definisi arti ritual dari berbagai referensi sebagai berikut: pertama, secara harfiah dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau perorangan dengan tata cara tertentu. Kedua, menurut ilmu sosiologi arti ritual adalah aturan-aturan tertentu yang digunakan dalam pelaksanaan agama yang melambangkan ajaran dan yang mengingkatkan manusia pada ajaran tersebut. ketiga, berdasarkan ilmu antropologi agama,ritual dapat diartikan sebagai perilaku tertentu yang bersifat formal, dilakukan dalam waktu tertentu secara bekala, bukan sekedar sebagai rutinitas yang bersifat teknis melainkan menunjuk pada tindakan yang didasari oleh keyakinan religius terhadap kekuasaan atau kekuatan mistis. Keempat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan arti ritual adalah hal ihwal ritus atau tata cara dalam upacara keagamaan. Yang rangkaian tindakan yang ditata oelh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. 11 Fungsi ritual memiliki kepentingan-kepentingan yang nyata seperti: pertama, bahwa ritual itu mengikat anggota-anggota klan menjadi satu, dan kedua, bahwa pelaksanaan ritual secara kolektif dalam saat-saat konsentrasi 11 Dikutip dari diakses pada tanggal 28 Mei 2017 pukul 11:00.

81 70 memperbaharui rasa solodaritas pada mereka. Ritual-ritual itu membangkitkan kegairahan, dimana semua kesadaran individualitas lenyap dan semua orang merasa dirinya sebagai kolektifitas di dalam dan melalui benda-benda suci yang mereka sediakan. 12 Dari definisi beberapa ahli tentang ritual di atas menjelaskan bahwa ritual itu sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup sebuah agama. Dan ritual dihadirkan untuk menunjukan masih eksisnya suatu agama. itu terbukti juga dalam agama Cina, ritual menjadi suatu bentuk tindakan atas eksistensi sebuah agama. Itu semua terbukti dari muncul banyaknya keyakinan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari komunitas etnis Cina. Beberapa keyakinan tersebut terkait dengan kewajiban-kewajiban religius atau dengan misteri keberuntungan di masa depan. Lainnya terkait dengan hal-hal yang dianggap orang lain sebagai tahayul tanpa basis aktual. Maka akan tampak jelas bahwa religi sejati dari orang Cina awam ini sangat terkait dengan upaya mengejar kesuksesan duniawi, menenangkan arwah orang-orang yang sudah mati, dan mengungkap misteri tersembunyi masa depan. Ketiga hal di atas bisa dikendalikan dengan cara memberi penghormatan ritualistik pada mereka yang sudah mati sehingga arwah mereka tenang dan senang, dengan cara mengupayakan harmoni dan keberimbangan dalam kehidupan sehari-hari, dan dengan mengunakan berbagai metode ramalan. Dalam lingkungan hal-hal E.E Evans Pritchard, Teori-teori Tentang Agama Primitif (Yogyakarta: PLP2M, 1984), h.

82 71 seperti itu lah kehidupan komunitas Cina dibangun. Adat, kebiasaan, dan cara hidup seperti itulah yang selalu dibawa-bawa orang Cina ke mana saja. 13 Kepercayaan yang melahirkan tradisi-tradisi orang Cina dilahirkan dari dasar pemikiran kepercayaan Tridharma (Tiga Ajaran Kebenaran) agama Tao, Khonghucu, dan Buddha. oleh sebab itu, kepercayaan orang Cina dibangun atas dasar kepercayan tiga agama tersebut. Dalam menjelaskan tradisi agama Cina yang dibangun dari dasar tiga agama tersebut. penulis mengutip pendapat Jochim dari buku Ikhsan Tanggok yang berjudul Mengenal Lebih Dekat Agama Tao yaitu: Keyakinan keagamaan di Cina memiliki serangkaian tradisi yang dibagi dalam tradisi besar (great tradition) dan tradisi kecil (little tradition). Tradisi besar sebagaimana dikatakan oleh Jochim adalah ditandai dengan praktek-praktek dan keyakian-keyakinan keagamaan yang berasal dari sumber-sumber yang di dalamnya terdapat Taoisme, Konfusianisme, dan Buddhisme yang ajarannya saling melengkapi antara satu dengan yang lainya, dan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari orang Cina.. Jika Konfusianisme lebih menekankan nilai-nilai etika kehidupan, yaitu keserasian hubungan antara manusia dengan manusia termasuk hubungan manusia dengan roh leluhurnya, Taoisme lebih menekan keserasian hubungan antara manusia dengan alam, dan Buddhisme lebih menekankan mengenai kehidupan setelah mati. Pembentukan kepercayaan tiga ajaran ini sangat berpengaruh dalam mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan keagamaan orang Cina, sehingga masyarakat Cina sulit untuk memisahkan mana di antara praktek- 13 Frena Bloomfield, Chinese Beliefs, h. 5-6

83 72 praktek keagamaan orang Cina yang sedang mereka langsungkan ini yang benar bersumber pada paham Konfusianisme, Taoisme atau Buddhisme. Semua aktivitas manusia yang bersangkutan dengan religi di atas dapat diambil benang merah, bahwa semua itu berdasarkan atas suatu getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan (religious emotion). Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakantindakan bersifat religi. Religi merupakan masalah penyebab manusia percaya pada adanya suatu kekuatan gaib yang dianggapnya lebih tinggi dari padanya. Salah satu ritual itu tersirat dari bentuk perayaan terhadap Dewa Dapur di Indonesia. Dewa Dapur adalah dewa penjaga rumah yang memiliki peranan penting dalam kehidupan keluarga Cina. Kedudukannya yang diangkat langsung oleh Tuhan yang membuat-nya memiliki wewenang khusus dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, Dewa Dapur sangat dipercayai dan dihormati oleh masyarakat Cina. Karena, Dewa Dapur mendapatkan kedudukan yang penting untuk mengawasi keluarga, maka tak heran masyarakat yang keturunan Tionghoa bila tahun baru Imlek tiba. Masyarakat Cina bersama-sama menyiapkan ritual pemujaan terhadap Dewa Dapur untuk pergi menghadap Tuhan. Dewa Dapur adalah salah satu Dewa yang dihormati oleh komunitas orang-orang Tionghoa khususnya yang beragama Tridharma. Perayaan ritual Dewa Dapur secara umum dirayakan dua kali dalam

84 73 setahun ketika seminggu menjelang Tahun Baru Imlek dan tiga hari setelah Tahun Baru Imlek. Biasanya pula perayaan Dewa Dapur juga dirayakan ketika hari ulang tahunnya, tetapi itu sangat jarang sekali dirayakan oleh masyarakat Tionghoa. Disisi lain, Penulis menemukan di dalam banyaknya literatur bahwa ritual perayaan Dewa Dapur jatuh pada tanggal 24/25 bulan 12 Imlek sebagai ritual persembahyangan naiknya Dewa Dapur dan 3 bulan 1 penanggalan Imlek sebagai ritual turunya Dewa Dapur. Tapi, disisi lain ada yang merayakan pada 23 bulan 12 Imlek dan tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek. 14 Seperti sebuah penggenalan puisi mengenai persembahyangan bagi Dewa Dapur yang ditulis oleh sastrawan dari Dinasi Song. Di tanggal 24 bulan ke-12, Dewa Dapur naik ke surga membawa laporannya berkendaraan awan yang ditiup oleh angin, ia menikmati makanan dan minuman yang melimpah,ikan segar dan kepala babi yang dimasak dengan baik. 15 Perbedaan jatuhnya perayaan ritual terhadap Dewa Dapur tersebut juga penulis temukan di masyarakat komunitas Tionghoa yang memiliki kepercayaan Tridharma di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi sebagai berikut. 14 Hal ini dapat di lihat dalam Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Slayang Pandang (Jakarta: Gramedia, 2013), h. 205., Matakin, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu (solo: MATAKIN, 1984), h. 86., M. Ikhsan Tanggok. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2006), h.193., dkk. 15 Himpunan Yayasan Tridharma, Kisah Para Suci (Jakarta: Yayasan Balai Kitab Tridharma Indonesia, 2011), h. 54.

85 74 1. Menurut bapak Agus menyatakan bahwa perayaan ritual Dewa Dapur adalah tanggal 24 bulan 12 Imlek dan tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek. Perayaan ritual sembahyang yang dilakukan untuk menghormati Dewa Dapur berlangsung 2 kali. Pertama pada tanggal 24 bulan 12 Imlek diperinggati sebagai persembahyangan dalam mengantar Dewa Dapur naik ke langit untuk melaporkan kepada pengguasa langit (Tuhan Yang Maha Esa). Kedua pada tanggal 4 bulan 1 Imlek (tiga hari setelah Imlek) diperingari sebagai persembahyangan terhadap Toapekong Dapur turun dari langit untuk bertugas kembali mengawasi manusia Menurut bapak Drajat menyatakan bahwa perayaan ritual Dewa Dapur adalah tanggal 24/25 bulan 12 Imlek dan tanggal 3 bulan 1 penanggalan Imlek. Perhitungan jatuhnya perayaan Ritual Dewa Dapur tidak mengikuti pertanggalan Nasional atau masehi melainkaan melihat pertanggalan Imlek. Yang mana penanggalan imlek dilihat dari sistem penglihatan bulan. Jatuhnya perayaan Dewa Dapur dihitung seminggu sebelum jatuhnya Hari Raya Imlek. Satu bulan dalam penanggalan imlek terdiri dari 31 atau 30 hari dan jika perayaan Dewa Dapur itu semnggu sebelum tanggal satu jadi jatuhnya pada tanggal 24/25 bulan ke 12 imlek sebagai tanggal riual kenaikan Dewa Dapur naik kelangit, dan melakukan ritual yang sama pada tanggal 3 bulan 1 imlek sebagai persembahyangan ritual menyambut turunnya Dewa Dapur dari langit Menurut bapak Agus menyatakan bahwa perayaan ritual Dewa Dapur adalah tanggal 24 bulan 12 Imlek dan tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek. Ada 2x perayaan untuk ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur yaitu yang pertama jatuh pada tanggal 24 bulan12 pada penanggalan Imlek yaitu seminggu sebelum hari raya Imlek. 16 Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4 Mei Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April 2017.

86 75 Yang mana disebut sebagai perayaan naiknya Toapekong Dapur ke langit untuk melapokan prilaku keluarga yang ada di rumah. Yang kedua, pada tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek yaitu 3 hari setelah perayaan Imlek disebut sebagai ritual persembahyangan Toapekong Dapur turun untuk bertugas kembali dan membawa berkah untuk keluarga Menurut Bapak Sulai menyatakan bahwa perayaan ritual Dewa Dapur adalah tanggal 24 bulan 12 Imlek dan tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek. Persembahyangan untuk Dewa Dapur itu pada umumnya dilaksanakan 2x yaitu seminggu sebelum hari raya Imlek pada tanggal 24 bulan 12 Imlek, dan seminggu setelah hari raya Imlek yaitu tanggal 4 bulan 1 Imlek. 19 Dari peryataan narasumber kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perayaan Dewa Dapur pada umumnya dirayakan 2x dalam setahun yang ritual persembahayangan Dewa Dapur jatuh pada tanggal 24 bulan 12 penanggalan Imlek diperingati sebagai ritual pengantaran naik-nya Dewa Dapur ke langit dan tanggal 3 bulan 1 Imlek (4 bulan 1 Imlek) atau tiga hari setelah Imlek diperingati sebagai ritual turun-nya Dewa Dapur ke bumi. Dan untuk di kelenteng Hok Lay Kiong sendiri melaksanakan perayaan ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur pada tanggal 24 bulan 12 Imlek dan tanggal 3 bulan 1 Imlek seperti. Jatuhnya waktu ritual naik dan turun- Nya Dewa Dapur diperkuat dari penjelasan menurut buku koleksi 18 Bapak Ing Suhendi, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei Bapak Sulai, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April 2017.

87 76 kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi kepercayaan Tridharma berjudul Kisah Para Suci yang penulis dapatkan yaitu: Pada tanggal 24 bulan 12 Imlek umat Tridharma melakukan persembahangan Toa Pek Kong naik dan tanggal 3 bulan 1, Toa Pe Kong turun. Yang disebut Toa Pek Kong adalah Toa Pek Kong atau Dewa Dapur. Diyakini Dewa Dapur naik dengan membawa laporan akan perilaku keluarga berikut anggota keluarga, baik dan buruknya, kehadapan Giok Hong Te. 20 C. Prosesi Pelaksanaan Ritual Upacara Persembahyangan Dewa Dapur Perayaan Dewa Dapur adalah sebuah bentuk kepercayaan orang Cina yang didapat dari sebuah mitologi yang mentradisi dan menjadi sebuah kepercayaan yang sangat penting untung keluarga Tionghoa. Menurut pengetahuan literatur yang penulis ketahui, bahwa Dewa Dapur merupakan sosok dewa yang paling memiliki kedekatan dengan keluarga orang Cina dan khususnya yang berketurunan Tionghoa. Kepercayaan mereka terhadap para dewa dianggap sebagai bentuk penghormatan, dan bukan hanya sekedar pemujaan semata. Karena kata Pemujaan dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah bentuk proses, cara, perbuatan memuja. Memuja artinya menghormati dewa-dewa dan sebagainya dengan membakar dupa, membaca mantra, dan sebagainya. 21 Peryataan tersebut berlaku pula kepada kepercayaan terhadap Dewa Dapur. Oleh sebab itu, Masyarakat Tionghoa 20 Giok Hong Tie adalah sebutan lain untuk penguasa langit (Tuhan). Giok Hong Tie adalah Dewa Pertama Alam Langit. Dewata Tertinggi yang melaksanakan pemerintahan alam semesta dan dibantu oleh para dewata lain, seperti dewa matahari, dewa bintang, dewa halilintar, dan Dewa Dapur. Dan Dewa Dapur pada tanggal 24 bulan 12 Imlek akan naik ke langit bertemu Giok Hong Tie untuk melaporkan segala perbuatan prilaku manusia di dalam keluarga tempat Dewa Dapur tinggal. Lihat di karya Himpunan Yayasan Tridharma, Kisah Para Suci, h Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 662.

88 77 sangat menghormati Dewa Dapur. Kata menghormati dilekatkan untuk para dewa sangat cocok dibandingkan hanya dengan kata memuja, karena menurut masyarakat Tionghoa cara menghormati adalah sebuah bentuk menjalankan tradisi dari nenek moyang. Cara menjalankan tradisi tersebut dengan bentuk cara menghormati yang di dalamnya mendapatkan keberkahan bukan hanya permintaan membuta seperti hanya memuja. 22 Menurut masyarakat Tionghoa persembahyangan bentuk penghormatan yang mereka lakukan untuk para dewa sebetulnya berasal dari tradisi orang Tionghoa untuk menghormati dewa tersebut. itu semua mereka kaitkan dengan sebuah masa sebagai bentuk penghormatan kepada seorang tokoh yang telah berjasa pada zaman dahulu yang melakukan perbuatan baik. Dan mereka menghormatinya dengan cara menyembayangi membuat ritual yang dikhususkan untuk mereka (para dewa) supaya manusia mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari mereka. 23 Dari peryataan di atas dapat diambil benang merah bahwa sikap manusia terhadap agama memperlihatkan suatu pikiran yang tunduk, agama diungkap dalam mitos-mitos dan upacara-upacara yang mempunyai makna sosial dan di mana seluruh keturunan ambil bagian. Agama membangun hubungan komunal dengan makhluk makhluk rohani (dewa-dewa) yang lebih dari sekedar daya-daya impersonal. Agama bisa mencari pertolongan dari dewa- 22 Bapak Jaya Sena, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4 Mei 2017.

89 78 dewa, tetapi hanya dengan memohon, bukan dengan memerintah. Tujuan agama yaitu memiliki sifat kedekatan dan kesatuan dengan yang illahi. Dari bentuk penghomatan yang dilakukan masyarakat Cina terhadap para dewa di atas menjadikan tidak adanya pengetatan di dalam penghayatan ritual kepercayaan tersebut. Maksudnya bahwa bentuk penghormatan terhadap para dewa khususnya kepada Dewa Dapur tidak memiliki keharusan dalam melakukan perayaan sembahyangan kepada-nya dan menandakan tidak ada hukuman jika tidak melaksanakan persembahyangan tersebut. Peryataan tersebut diperkuat dari peryataan penganut kepercayaan Tridharma: Menghormati atau menjalani ritual terhadap Dewa Dapur bukan sebagai bentuk keharusan yang memiliki arti wajib sebagai pemeluknya. Tetapi sebagai bentuk kesadaran diri yang berbentuk penghormatan terhadap Dewa Dapur. Karena, Dewa Dapur dianggap sebagai sewa yang memiliki tugas menjadi perwakilan Tuhan Yang Maha Esa. Kalau, mengacu kepada kebudayaan kuno itu adalah bentuk kepantasan. 24 Dewa Dapur adalah dewa yang dibangun atas dasar legenda yang tidak disyariatkan secara tertulis. Dewa Dapur merupakan dewa sebagai bentuk simbolis sebagai dewa yang berfigur mendapatkan tugas untuk mengawasi keluarga. 25 Dari bentuk kesadaran diri di atas yang menjadikan tidak ada sanksi ketika seseorang penganut Tridharma tidak menjalankan Ritual penghormatan kepada Dewa Dapur. Karena ritual menghormati Dewa Dapur adalah sifat kesadaran diri sendiri. Dan tidak memiliki hukuman (sanksi) secara tertulis. 26 Kesatuan tersebut merupakan bentuk cerminan kepercayaan. Menurut H. Richard 24 Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April Bapak Ing Suhendi, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April 2017.

90 79 Niebuhr menjelaskan tentang kepercayaan. Bahwa kepercayaan mengarahkan perhatian kita pada dinamika kepercayaan manusia yang dibentuk dan dirasakan dalam hubungan-hubungan tradisi (tiga unsur yang tergabung). Di dalam semua hubungan tersebut rasa percaya dan setia diperdalam dan diperkuat dalam upaya bersama untuk mempercayakan dan menyerahkan diri kepada suatu pusat nilai dan kekuatan yang melampaui kita manusia. 27 Kepercayaan adalah sikap dan tindakan kepercayaan dan kesetian terhadap berbagai realitas tertentu yang menjadi sumber nilai dan objek rasa setia. 28 Dari sikap kepercayaan itulah yang membentuk penghayatan kepada Dewa Dapur berupa sembahyang yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, walaupun tradisi tersebut berupa legenda zaman dahulu. Sembahyang terhadap Dewa Dapur merupakan bentuk penghormatan dan bukan bentuk keharusan, jadi tidak ada sanksi jika tidak menjalankan. Karena, ada sebuah prinsip yang mengatakatan bahwa tidak ada hukuman selama seseorang tidak melakukan kejahatan. Dan ada filosofi mengatakan pula Jangan kau mencari dewa, jikalau prilakmu baik, maka dewa yang akan mencarimu. 29 Peryataan tersebut memiliki makna bahwa ketika seseorang menghormati dewa maka seseorang itu akan mendapatkan kebaikan. Karena, sebuah penghormatan kepada dewa adalah sebuah cerminan kita melakukan kebaikan. 27 Agus Cremers, Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan menurut James W. Fowler, h Agus Cremers, Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan menurut James W. Fowler, h. 5.3 Mei Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4

91 80 Ritual persembahyangan setiap agama memiliki perbedaan masingmasing. Tetapi, ritual persembahyangan tiap-tiap agama memiliki esensi yang sama karena di dalamnya mengharapkan sebuah timbal balik kebaikan kepada penganutnya. Begitu pula pada ritual persembahyangan terhadap Dewa Dapur. Kita ketahui bahwa ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur jatuh pada tanggal 24 bulan 12 Imlek yang mana berbarengan seminggu sebelum jatuhnya hari raya Tahun Baru Imlek. Pada Tahun Baru Imlek orang-orang Cina sangat sibuk, seperti merapihkan rumah, menghias rumah, memasak makanan yang tak biasanya dari perayaan lainya. Selain itu Tahun Baru Imlek dirayakan sebagai momentum untuk menyembah dewa-dewi, arwah leluluh bahkan kepada Tuhan. Seperti memberikan penyembahan kepada Dewa-dewa rumah, khususnya Dewa Dapur, tiba-tiba Dewa Dapur mendapat perhatian khusus pada saat itu. Dewa Dapur adalah dewa yang memiliki tugas melapor ke langit tentang tingkah pola penghuni rumah dalam setahun. Maka pada penghantaran Dewa Dapur, masyarakat keturuan Tionghoa di kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi membuat sesembahan untuk persembahyangan kepada-nya. Di dalam buku Kisah Para Suci karangan Balai Kitab Tridharma Indonesia menyatakan bahwa: ketika melakukan persembahyangan kepada Dewa Dapur biasanya membawa arak sebagai persembahannya, namun ada pula yang menggunakan

92 81 air teh dengan batang hio. Ada pula membawa makanan, minuman, uang kertas, dan makanan manis-manis. 30 Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi sendiri ketika tiba seminggu sebelum masuk hari raya Tahun Baru Imlek. Pengurus kelenteng pada saat itu sangat sibuk dengan segala pekerjaan persembahyangan untuk para dewa, dan salah satunya kepada Dewa Dapur. Semua melakukan kerja bakti dengan bersihbersih kelenteng. Setelah semuanya bersih. Pengurus kelenteng menyiapkan sesembahan di depan altar Dewa Dapur seperti: Nasi beserta lauknya yang sudah matang, arak putih, buah-buahan, makanan yang manis-manis, sayuran, dan yang terakhir daging-dagingan yang memiliki tiga bentuk perwakilan perwujudan alam seperti Babi mewakili dunia darat, ikan mewakili dunia air, dan ayam mewakili tingkatan udara dunia atas. Perlengkapan di atas di sejajarkan di depan meja altar dengan pelengkap dupa hio dan kertas bentuk burung yang dibakar. 31 Kelengkapan keanekaragaman persembahyangan di atas memungkin hanya ada di kelenteng, karena di tempat ini memiliki dana yang memadai yang bersumber dari sumbangan umat Tridharma yang bersembahyang di kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi. Tetapi, perlengkapan tersebut untuk sebua keluarga yang memiliki altar Dewa Dapur di rumahnya, mungkin hanya bisa menyiapkan sesajen dari kesanggupan pemilik rumah dan tidak ada paksaan kemewahan ketika melakukan persembahyangan kepada Dewa Dapur. Seperti 30 Himpunan Yayasan Tridharma, Kisah Para Suci, h Bapak Sulai, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April 2017.

93 82 peryataan yang dikatakan oleh masyarakat Tridharma di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi. Sembahyang kenaikan Dewa Dapur ke langit dikatakan sebagai ritual Toapekong naik. Dan Alat perlengkapan untuk sembahyang kenaikan Dewa Dapur yaitu banyak variasinya tergantung daerah kebisaan adat kebiasaan yang sudah dijalankan disuatu daerah. Dan juga menyeseuaikan ekomomi yang dimiliki pemilik rumah. Kalau hanya sanggup menyediakan nasi untuk menghantarkan Dewa Dapur itupun tidak masalah. Sifat menyediakan sesaji untuk ritual tidak memaksakan. 32 Peryataan di atas dapat diambil benang merah bahwa setiap ada perayaan persembahyangan yang ditujukan kepada para dewa, masayarakat tidak dipaksa untuk membawa sesajian yang diluar kesanggupan individunya karena semua ritual ini bersifat tidak memaksa. Ada pribahasa yang menyatakan bahwa apa yang kau berikan yang ditujukan kepada dewa akan diterima walaupun hanya segelas air putih, karena itu bernilai kebaikan. Ritual Dewa Dapur disini pun tidak bernilai keharusan dan hanya kesadaran sebagai menjalankan tradisi yang menjadi kepercayaan. Karena, persembahyangan kepada Dewa Dapur tidak ada perintah secara tertulis dalam kitab suci untuk membawa sesaji yang khusus, oleh sebab itu berdasarkan kesanggupan masyarakat. Pada waktu yang sama ketika perlengkapan sesaji di atas siap, dilanjutkan dengan menjalankan prosesi persembahyangan Dewa Dapur. Dalam pelaksanaan prosesi ritual sembahyang kepada Dewa Dapur dilakukan pada pukul jam 8 malam. Kita ketahui bahwa yang dilakukan masyarakat pada 32 Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April 2017.

94 83 umumnya melakukan pembersihan rumah beserta altar yang dibersihkan, menyiapkan sajian-sajian yang di letakan meja altar, Dan tidak lupa patung Dewa Dapur diletakan ditengah-tengah yang dinaungi alikatur kakan kiri dengan atap. Selain itu, di samping patung Dewa Dapur dituliskan syair-syair sebagai bentuk sogokan (doa). Prosesi tersebut berlangsung harus dilengkapi dengan pembakan dupa hio, 33 dan kertas kuda-kudaan sebagai simbolik kendaraan Dewa Dapur terbang kelangit. 34 Dan disisi lain patung atau gambar bibir Dewa Dapur perlu diusap dengan madu untuk memastikan kata-kata yang dilaporkan yang manis-manis saja. Bahkan, ada yang menyajikan makanan berbahan ketan sehingga mulut Dewa Dapur lengket tidak bisa melaporkan apapun. 35 Adapun doa yang dipanjatkan ketika prosesi berlangsung pada umumnya yaitu untuk mendapatkan keberkahan dari Tuhan dan supaya menjalankan kehidupan kedepanya menjadi lebih baik lagi. Seperti permintaan doa masyarakat Cina pada zaman Dinasti Ching: Paduka Zao Jun, 36 yang Mulia, sebutlah kebaikan kami di langit, bawalah berkah bagi kami apabila Anda turun kembali Hio dalam persembahyangan masyarakat Tionghoa adalah perlengkapan yang wajib. karena, hio diibaratkan sebagai penghantar asap yang di terbang ke langit yang membawa sesembahan dan permohonan doa. 34 Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April Frena Bloomfield, Chinese Beliefs, terj Teguh W. Utomo, h Zao Ju adalah Nama lain dari nama Dewa Dapur. Karena, nama Dewa Dapur dalam perkembangan suku, budaya memiliki banyak panggilan. 37 Himpunan Yayasan Tridharma, Kisah Para Suci, h. 55.

95 84 Doa di atas menandakan bahwa makna dari persembahyangan ritual Dewa Dapur yaitu mendapatkan keberkahan dari Dewa Dapur. Dan menjadikan personil keluarga menjadi baik, rukun dan bertanggung jawab atas prilakunya. Disisi lain, tidak cukup perayaan ritual persembahyangan Dewa Dapur pada tanggal 24 bulan 12 Imlek yang jatuh seminggu sebelum Tahun Baru Imlek sebagai penghantaran Dewa Dapur naik ke langit. Tetapi, masyarakat Tionghoa pada umumnya harus menjemput Dewa Dapur turun ke bumi untuk menjalankan tugasnya kembali dan membawa keberkahan dari laporan yang dilaporkan kepada penguasa langit (Tuhan) yaitu pada tanggal 4 bulan 1 Imlek bertepatan 3 hari setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Sesembahan dan kemeriahan saat pengantaran Dewa Dapur naik ke langit harus sama saat turunnya Dewa Dapur ke bumi. Masyarakat Tionghoa sanggat sibuk menyiapkan perlengkapan yang sama di depan altar Dewa Dapur. Perlengkapan prosesi ritual turunya Dewa Dapur ini pada umumnya sama perlengkapan persembahan atas naiknya Dewa Dapur ke langit. Yang membedakan hanya doa yang dipanjatkan ketika prosesi turun Dewa Dapur berlangsung. Seperti kutipan syair doa dari Dinasti Song saat ritual turunnya Dewa Dapur ke Bumi : Wahai Dewa Dapur jaganlah Kau menyebutkan hal-hal tidak baik dalam laporanmu, dan bawalah keberkahan dan keberuntungan saat engkau kembali Himpunan Yayasan Tridharma, Kisah Para Suci, h. 54.

96 85 Prosesi persembahyanan naiknya atau turunya Dewa Dapur di atas pada umumnya dilakukan individu karena, orientasi dari doa yang dipanjatkan untuk keberuntungan si individu. Tetapi pada umumnya boleh dilakukan secara berjama ah seperti yang dilakukan perayaannya di kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi bersama-sama dengan umat Tridharma lainnya. 39 Dan pada umumnya pula posesi persembahyangan kepada Dewa Dapur dilakukan oleh orang tua terlebih dahulu dan lalu dilanjutkan oleh anak-anak remaja atau yang lebih muda. Dan tempat pelaksanaan prosesinya yaitu di dapur seperti namanya Dewa Dapur bertempat di dapur. Masyarakat pada umumnya membuat altar kecil di dapur untuk persembahnyan Dewa Dapur. Tetapi, untuk di kelenteng sendiri altar Dewa Dapur yaitu di ruangan paling belakang setelah altar-altar para dewa lainya. Disisi lain, karena prosesi perayaan ritual Dewa Dapur bertepatan dengan datangnya Tahun Baru Imlek, ada amalan-amalan ketika tiba perayaan ritual ini selain masyarakat Tionghoa membersihkan dan merapihkan rumah dan altar yaitu dianjurkan menjadi vegetarian. Karena, di dalamnya mengandung makna bahwa menjadi vegetarian mengkondisikan seseorang tidak membunuh. 40 Berdema dengan fakir miskin dan biasanya, melakukan sedekah kepada sesama manusia. 41 Pada momentum tersebut disebut sebagai Hari Persaudaraan (Hari Kenaikan Dewa Dapur). Pada hari ini masyarakat Tionghoa dianjurkan untuk 39 Bapak Sulai, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4 Mei Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April 2017.

97 86 berdana membantu fakir miskin dan memberikan bantuan-bantuan tanpa membedakan golongan manusia. 42 Adapun fungsi dan peran atas perayaan riual persembahyangan Dewa Dapur yang dilakukan masyarakat umat Tridharma yaitu: Pertama, Dewa Dapur secara umum adalah sebagai Dewa yang memiliki tugas perwakilan Tuhan untuk menata dan menggatur rumah tangga. Bukan hanya manata bentuk pemberian rizki dalam urusan perut saja, melainkan memiliki fungsi mengkontrol prilaku penghuni rumah yang berupa moral dan akhlak serta memberikan motivasi semangat hidup. 43 Kedua, dengan adanya kepercayaan Dewa Dapur telah Memberikan suatu peringatan atas peristiwa yang terjadi pada diri kita. Memberikan petunjuk supaya kita selalu berhati-hati dalam berprilaku. 44 Ketiga, Adanya kepercayaan adanya Dewa Dapur sebagai motivasi di dalam keluarga untuk selalu berbuat baik dan menjalankan kehidupan berkeluarga yang baik. Karena percaya bahwa Dewa Dapur sedang mengawasi dan mengevaluasi keadaan keluarga. 45 Keempat, Dari fungsi tersebut yang menjadikan keluarga mendapatkan keberkahan dan kebaikan menjadikan hidup keluarga menjadi rukun Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia (Jakarta: Pelita Kebajika, 2005), h Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4 Mei Bapak Ing Suhendi, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei Bapak Jaya Sena, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei 2017.

98 87 Dari penyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pentingnya kepercayaan terhadap Dewa Dapur itu dijalankan untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat Tionghoa ke depannya. Karena, memberikan keberkahan yang luar biasa kepada keluarga dan anggota keluarga pemilik rumah jika memberikan perayaan kepada Dewa Dapur. Dari alesan fungsi dan peran luar biasa tersebut yang menjadikan ritual penghormatan Dewa Dapur bukan dilaksakan pada tanggal 24 bulan 12 Imlek dan tanggal 4 bulan 1 Imlek saja. Melainkan ketika sepasang pengantin yang berketurunan Tionghoa ingin menikah dan melaksanakan pernikahan. Harus melakukan ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur. Alasennya, supaya sepasang pengantin ini dalam menjalankan bahtera rumah tangga mendapatkan keberkahan dari Dewa Dapur tersebut. 47 D. Relevansi Perayaan Dewa Dapur Pada Zaman Sekarang Tridharma adalah sebutan dari tiga ajaran Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme yang menjadi kesatuan dari ajaran agama orang Tionghoa di Cina maupun di Indonesia. Dari tiga ajaran itulah sebagai perwujudan dari hasil kepercayaan dan kebudayaan Tionghoa. Memunculkan nilai sinkretisme dari tiga aliran utama yang menjadi perwujudan tempat ibadah Tridharma yaitu sebuah kelenteng. Kelenteng adalah tempat ibadah yang pada umumnya dipergunakan oleh masyarakat Tionghoa yang memiliki kepercayaan Tridharma. Karena di dalam kelenteng terdapat para dewata yang dihormati dari Tiga Agama Besar di atas seperti: Dewata Buddhisme dipuja juga oleh 47 Bapak Ing Suhendi, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei 2017.

99 88 penganut agama Tao, para Dewata Tao juga mendapatkan penghormatan serupa dari penganut Buddhis, begitu pula dengan Khonghucu. Patung-patung dari tokoh tertinggi ketiga aliran kepercayaan tersebut ditempatkan dan dipuja bersama-sama di atas satu altar pemujaan. Dari latar belakang Kepercayaan Tridharma di atas, oleh sebab itu Tridharma dibangun dengan memegang prinsip-prinsip kepercayaan masingmasing, walaupun tokoh atau dewa yang mereka sembah dominan sama. Masyarakat Tionghoapun tidak mencampur adukan syariat yang fundamental dalam kepercyaan Tridharma tersebut. Gambaran prinsip tiga ajaran ini adalah satu, dan telah menjadi satu dalam segala kegiatan spritual orang Tionghoa seperti Dewa Dapur. Dewa Dapur adalah dewa penjaga rumah yang dipercayai dan disembah semua lapisan masyarakat Tionghoa. karena, Dewa Dapur dewa adalah dewa yang dianggap penting untuk kelangsungan nasib kehidupan masyarakat yang beragama Tao, Khonghucu, ataupun Buddha. Disisi lain fungsi dan peran Dewa Dapur sangat krusial dalam kehidupan masyarakat Tionghoa karena, Dewa Dapur berada pada lapisan keluarga dan posisinya sangat memiliki kedekatan dengan keluarga Tionghoa. Oleh sebab itu, yang menjadikan Dewa Dapur masih tetap eksis dipercaya dan dipuja keberadaannya di dalam keluarga masyarakat Tionghoa. Walaupun dari kebanyakan masyarakat Tionghoa tidak tahu asal-usul mula kepercayaan Dewa Dapur. Masyarakat Tionghoa seakan akan tidak peduli bagaimana kemunculan Dewa Dapur walau hanya dari sebuah mitologi legenda semata.

100 89 Dewa Dapur pada saat ini dengan perubahan zaman, dengan kemajuan kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan, semestinya kepercayaan keagamaan manusia khusunya orang Tionghoa akan peran, fungsi, dan makna Dewa Dapur mengalami kemunduran. Tetapi sekarang kita lihat dengan kaca modern upacara-upacara yang berkaitan dengan kepercayaan rakyat khususnya khas Tionghoa masih dipercayai dan berlangsung meriah dan tidak menunjukan tanda-tanda akan punah ditelan jaman. Malahan ada dewa-dewa yang pada zaman dahulu dipuja yang memiliki peran yang dipercaya oleh masyarakat tradisional Tionghoa pada zaman moderen menyesuaikan dengan zaman modern. Seperti Dewa Dapur yang dahulunya pada zaman dahulu dikenal pertama kali dengan sebutan dewa api lalu, berevolusi menjadi Dewa Dapur. Itu menandakan nilai religius dari setiap ritual agama memiliki tempat khusus dihati penganutnya. Disisi yang lain, kepercayaan ritual Dewa Dapur banyak mengalami perubahan bentuk ritual persembahyangan yang disebabkan perubahan zaman. Semua itu dibuktikan dari berubahnya bentuk dapur. Walaupun berubah bentuk dapur yang pada zaman dahulu dengan dapur pada zaman sekarang tetapi, ritual penghormatan Dewa Dapur tidak hilang dan tidak kehilangan makna. Pada zaman modern sekarang kebanyakan rumah sudah tidak ada altar di dapur. Permasalahan itu semua tidak menyebabkan hilangan perayaan Sembahyang penghormatan kepada Dewa Dapur. Ritual ini tetap dirayakan karena, kepercayaan terhadap Dewa Dapur bukan kepercayaan membuta tetapi

101 90 kepercayaan yang mendasar karena, di dalam ritual penghormatan Dewa Dapur memiliki nilai moral dan etika yang baik untuk di jalankan manusia. 48 Perubahan zaman menjadikan tradisi semakin ditinggalkan karena, dianggap tidak relevan. Itu tejadi pula pada perayaan ritual Dewa Dapur zaman sekarang. Pada umumnya zaman dahulu setiap rumah memiliki altar kecil untuk para dewa dan ada pula khusus Dewa Dapur di rumah. Tetapi, Pada rumah-rumah modern sekarang sudah tidak ada altar khusus untuk Dewa Dapur. Itu yang menjadi penyebab lunturnya kepercayaan atas penghormatan persembahyangan Dewa Dapur. Yang biasanya dilakukan di rumah, tetapi sekarang hanya di kelenteng. 49 Dapat diambil benang merah bahwa perintah ritual persembahyangan penghormatan Dewa Dapur memang tidak punya ajaran yang tertulis yang berupa fatwa atau kitab suci yang menyebabkan lunturnya tradisi tersebut. Latar belakang itulah yang menjadikan ritual ini bersifat kesadaran dan tidak memiliki keharusan wajib yang memiliki sanksi jika tidak menjalankan. Itu yang menyebabkan anak-anak muda pada zaman sekarang tidak mudah percaya akan tradisi ini dengan begitu saja terhadap Dewa Dapur. Mereka menganggap kepercayaan Dewa Dapur hanya sebuah legenda dan dongeng atas keberadaannya Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4 Mei Bapak Jaya Sena, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei 2017.

102 91 Permasalahan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa harus ada peran orang tua. Disini orang tua memiliki andil bagaimana orang tua bisa menjelaskan tradisi ritual Dewa Dapur kepada anak-anaknya supaya tetap dijalankan dan dilestarikan. Karena kepercayaan terhadap Dewa Dapur bukan kepercayaan membuta tetapi kepercayaan yang mendasar. 51 Walaupun Dewa Dapur kehilangan tempatnya di rumah pada zaman moderen sekarang dengan tidak dihormati atau diabaikan keberadaanya. Tetapi, Dewa Dapur tetap akan ada dan eksistesnsi Dewa Dapur tetap di puja dan tetap ada di dalam keluarga. 52 Kepercayaan model tersebut seperti apa yang diungkapkan oleh Fowler bahwa kepercayaan hendak dimengerti secara dinamis. Kepercayaan itu meliputi kenyataan bahwa pribadi menemukan arti atau ditemukan oleh arti itu. Kepercayaan mencangkup baik konstruksi aktif atas keyakinan dan komitmen maupun sikap pasif dalam menerimanya. Kepercayaan mencangkup segala ekspresi religius eksplisit dan seluruh pembentukan kepercayaan, dan juga segala cara untuk menemukan dan mengarahkan diri pada koherensi dalam lingkunan yang paling akhir, namun yang tidak bersifat religus. 53 Kesemua itu adalah ekspresi dari sebuah agama. karena, agama adalah sistem simbol yang berfungsi untuk menanamkan semangat dan motivasi yang kuat, mendalam, dan bertahan lama pada manusia dengan menciptakan konsepsi- 51 Bapak Jaya Sena, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei Bapak Ing Suhendi, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei Agus Cremers, Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan menurut James W. Fowler (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1995), h. 45.

103 92 konsepsi yang bersifat umum tentang eksistensi, dan membungkus konsepsikonsepsi itu sedemikian rupa dalam suasana faktualitas sehingga suasana dan motivasi itu kehihatan sangat realistis. 54 Adanya sosok Dewa Dapur yang mitologinya memberikan motivasi dan nilai moral kepada manusia yang menyebabkan Dewa Dapur masih dihormati oleh masyarakat Tionghoa khusunya di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi. 54 Roger M Keesing, Antropologi Budaya Suatu Perspeksif Kontemporer (Jakarta: Gelora Aksra Pratama, 1981), h. 95.

104 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian sebagai berikut: Dewa Dapur adalah salah satu dewa yang dipercayai oleh masyarakat keturunan Tionghoa berada. Mau beragama apapun orang Tionghoa menganut suatu kepercayaan. Pasti memiliki kepercayaan kepada Dewa Dapur. Dewa Dapur merupakan salah satu Dewata penguasa bumi, yang memiliki kekuasaan di bumi. Kekuasaan mereka adalah di alam dunia dan didekat manusia. Dewa Dapur menjadi salah satu dewa penjaga rumah dari banyak dewa seperti dewa pintu, dewa kamar, dewa obat, dewa kelahiran dan masih banyak dewa lainnya. Dewa Dapur merupakan dewa yang memiliki kedekatan sangat khusus dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Karena, Dewa Dapur adalah dewa yang bertempat tinggal di dalam rumah. Kedekatan Dewa Dapur di hati keluarga dan masyarakat Tionghoa karena, Dewa Dapur memiliki fungsi dan peran yang banyak yang mendatangkan keberkahan dan keuntungan untuk pemilik rumah yaitu: Pertama, Dewa Dapur secara umum adalah sebagai Dewa yang memiliki tugas perwakilan Tuhan untuk menata dan menggatur rumah tangga. Bukan hanya manata 93

105 94 bentuk pemberian rizki dalam urusan perut saja, melainkan memiliki fungsi mengkontrol prilaku penghuni rumah yang berupa moral dan akhlak serta memberikan motivasi semangat hidup. Kedua, dengan adanya kepercayaan Dewa Dapur telah Memberikan suatu peringatan atas peristiwa yang terjadi pada diri kita. Memberikan petunjuk supaya kita selalu berhati-hati dalam berprilaku. Ketiga, Adanya kepercayaan adanya Dewa Dapur sebagai motivasi di dalam keluarga untuk selalu berbuat baik dan menjalankan kehidupan berkeluarga yang baik. Karena percaya bahwa Dewa Dapur sedang mengawasi dan mengevaluasi keadaan keluarga. Keempat, Dari fungsi tersebut yang menjadikan keluarga mendapatkan keberkahan dan kebaikan menjadikan hidup keluarga menjadi rukun. Fungsi dan peran Dewa Dapur tersebut yang membuat Dewa Dapur Dipercayai dapat memberikan perlindungan, keamanan, kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan setiap rumah tangga dan anggotanya. Dan Dia merupakan salah satu dewa yang bisa memberikan banyak keberkahan jika kita menghormatinya. Bentuk perhormatan kepada Dewa Dapur yaitu dengan cara melakukan persembahyangan ritual kepada-nya. Perayaan Dewa Dapur pada umumnya dirayakan 2x dalam setahun yaitu pada saat seminggu sebelum tiba Hari Raya Tahun Baru Imlek dan tiga hari setalah Tahun Baru Imlek. Ritual persembahyangan Dewa Dapur itu jatuh pada tanggal 24 bulan 12 penanggalan Imlek diperingati sebagai ritual pengantaran naik-nya Dewa Dapur ke langit dan tanggal 3 bulan 1 Imlek (4 bulan 1 Imlek) atau tiga hari setelah Imlek diperingati sebagai ritual turun-nya Dewa Dapur ke

106 95 bumi. Dan untuk kelenteng Hok Lay Kiong sendiri melaksanakan perayaan ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur pada tanggal 24 bulan 12 Imlek dan tanggal 3 bulan 1 Imlek. Dan ada waktu diluar itu untuk memberikan penghormatan kepada Dewa Dapur yaitu pada saat upacara pernikahan masyarakat Tionghoa dan ulang tahun Dewa Dapur. Adapun praktiknya prosesi persembahyangan kepada Dewa Dapur yaitu pertama-mana membersihkan altar Dewa Dapur, menyediakan perlengkapan persembahyangan seperti hio untuk dibakar sebagai menghantarkan Dewa Dapur, dan yang tidak lupa sesaji makanan untuk menyuap Dewa Dapur yang salah satunya makanan yang manis-manis supaya Dewa Dapur melaporkan prilaku angota keluarga kepada Tuhan yang baik-baik. Persembahyangan kepada Dewa Dapur biasanya dilakukan individu di rumah yang dimulai dengan orang tua terlebih dahulu lalu orang yang lebih muda. Tetapi sedangkan di kelenteng pada umumnya dilakukan berjama ah. Kepercayaan terhadap Dewa Dapur merupakan tradisi kepercayaan masyarakat Cina yang sudah mentradisi. Kepercayaan masyarakat Cina disini dibangun untuk mempercayai terhadap suatu kekuatan yang dapat mengendalikan hidup dan menentukan nasib mereka merupakan kepercayaan yang turun-menurun diyakini oleh masyarakat Cina. Kepercayaan tersebut dipercayai bahwa ada kekuatan yang diwujudkan dalam bentuk dewa yang berupa roh yang diyakini bisa membantu manusia dalam mengatasi permasalahan yang ada di kehidupan dunia.

107 96 Pernyataan di atas diperkuat oleh ada banyak alasan keyakinan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari komunitas etnis Cina tersebut. Beberapa keyakinan tersebut sangat terkait dengan kewajiban-kewajiban religius atau dengan misteri keberuntungan di masa depan. Lainnya terkait dengan hal-hal yang dianggap orang lain sebagai tahayul tanpa basis aktual. Maka akan tampak jelas bahwa religi sejati dari orang Cina ini sangat terkait dengan upaya mengejar kesuksesan duniawi, menenangkan arwah orangorang yang sudah mati, dan mengungkap misteri tersembunyi masa depan. Ketiga hal di atas bisa dikendalikan dengan cara memberi penghormatan ritualistik pada mereka yang sudah mati sehingga arwah mereka tenang dan senang, dengan cara mengupayakan harmoni dan keberimbangan dalam kehidupan sehari-hari, dan dengan mengunakan berbagai metode ramalan. Dalam lingkungan hal-hal seperti itulah kehidupan komunitas Cina dibangun. Adat, kebiasaan, dan cara hidup seperti itulah yang selalu dibawa-bawa orang Cina ke mana saja. Tetapi dalam era modern sekarang ritual penghormatan terhadap Dewa Dapur mengalami kemerosotan akan eksistensi dan relevansi ritual terhadap Dewa Dapur untuk anak-anak muda yang hidup di zaman sekarang karena, salah satu penyebab kemerosotan pernghormatan kepada Dewa Dapur disebabkan bahwa perayaan Dewa Dapur bukanlah keharusan yang perintahnya tertulis di kitab suci dan merupakan hanya kesadaran kepercayaan dari menjalankan tradisi. Tetapi, disisi yang lain ritual Dewa Dapur masih tetap dijalankan oleh orang tua karena percaya bahwa Dewa

108 97 Dapur membawa keberkahan untuk keluarganya. Alesan mereka tetap berpegang teguh kepada keyakinan tersebut sangatlah sederhana. Mereka mengatakan bahwa kepercayaan terhadap dewa-dewi adalah warisan leluhur, sehingga tanpa perlu mempertanyakan lebih jauh. Walaupun banyaknya versi legenda kemunculan dari asal-usul Dewa Dapur yang belum terverifikasi kebenarannya. Analisa tersebut menjadi penutup dalam kesimpulan skripsi ini.

109 98 DAFTAR PUSTAKA Ali, Mukti. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, A.S, Marcus, Hari Raya Tionghoa,Jakarta: Suara Harapan Bangsa, Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Bloomfield, Frena. Chinese Beliefs, terj Teguh W. Utomo. Surabaya: Liris, Cremers, Agus. Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan menurut James W. Fowler. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Collier, Irene Dea. Mitologi Cina. Depok: Oncor Semesta Ilmu, Connolly, Peter. Aneka Pendekatan Studi Agama. Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, Dawson, Raymond. Khonghucu Penata Budaya Kerajaan Langit, terj Joko Suyoto. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, Dhavamony, Mariasusai. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, Echol, John M. Dkk. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia, Himpunan Yayasan Tridharma, Kisah Para Suci. Jakarta: Yayasan Balai Kitab Tridharma Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta PT Balai Pustaka Keesing, Roger M. Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: Gelora Aksara Pratama, Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, Lardner, Dennis, dkk. Jejak Rohani Sang Guru Suci Memahami Spritualitas Buddha, Konfusius, Yesus, Muhammad. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

110 99 Majelis Budhayana Indonesia, Kebahagiaan Dalam Dharma. Jakarta: Majelis Budhayana Indonesia, Matakin, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Khonghucu. solo: MATAKIN, Menzies, Allan. (History of Religion: A Sketch of Primitive Reeligious Beliefs and Practices and of the Origin and Character of the Great Systems) Sejarah Agama-Agama Studi Sejarah Karakteristik dan Praktik Agama-agama Besar Dunia, terj Dion Yulianto & EmIrfan. Yogyakarta: Forum, Nahrawi, Muh Nahar. Memahami Khonghucu Sebagai Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Slayang Pandang. Jakarta: Gramedia, Nottingham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat, terj Abdul Muis Naharong. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994, cet. V. Nottingham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat Suatu Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pritchard, E.E Evans. Teori-teori Tentang Agama Primitif. Yogyakarta: PLP2M, Setiawan, dkk. Dewi-Dewi Klenteng. Semarang: Yayasan Klenteng Sampookong, Sandjaja, dkk. Panduan Penelitian. Jakarta : Prestasi Pustaka, Singgih, Marga. Tridharma Suatu Pengantar. Jakarta:Bakti, Singgih, Marga. Tridharma Selayang Pandang. Jakarta: Perkumpulan Tridharma, Singgih, Marga. Tridharma The Way of Life. Jakarta: Yayasan Bakti, Susanti, Sri. Teologi Buddha Tridharma, Skripsi Jurusan Studi AgamaagamaFakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau, Tan, Amy. The Kitchen God s Wife (Isteri Dewa Dapur), terj Joyce K.Isa. Jakarta: Gramedia, Tanggok, Ikhsan. Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia. Jakarta: Pelita Kebijakan, 2005.

111 100 Tanggok, Ikhsan. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Yi E, Wang. Daoism In China. Beijing: China Intercontinental Press, Yoest. Riwayat Kelenteng, Vihara, Lithang di Jakarta & Banten. Jakarta: Aksara Persada, Werner, E.T.C. Mitos dan Lengenda China. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Skripsi Ahsani, Juli. Tuhan dan Penciptaan Manusia dalam Ajaran Agama Khonghucu, Skripsi Jurusan Studi Agama-agamaFakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta, Hayyu, Pradnya. Dewa Dapur Sebagai Salah Satu Mitos Dalam Mitologi Cina Dan Bentuk Pemujaannya, Skripsi Program Studi Cina Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Depok, Nufus, Hayatun. Kebudayaan Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir Karya Clara NG dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA, Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Indonesia. Jakarta, Wawancara Bapak Agus, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 4 Mei Bapak Drajat, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April Bapak Ing Suhendi, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei Bapak Jaya Sena, Wawancara Pribadi, Kantor Yayasan Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 6 Mei Bapak Sulai, Wawancara Pribadi, Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, 27 April 2017.

112 101 Website diakses pada tanggal 28 Mei 2017 pukul 11:00. Diakses Pada Tanggal 10 Maret 2017 Jam 16:10. diakses pada tanggal 28 Mei 2017 pukul 11:00. diakses pada tanggal 9 Februari 2017, pukul 21:50.

113 LAMPIRAN-LAMPIRAN 102

114 103 LAMPIRAN I SURAT BUKTI WAWANCARA

115 104 LAMPIRAN II SURAT KETERANGAN WAWANCARA

116 105

117 106

118 107

119 108

120 109 LAMPIRAN III PERTANYAAN WAWANCARA 1. Ajaran (Doktrin) apakah yang kalian percayai dari penyembahan Dewa Dapur? 2. Sebenarnya, lebih cocok (tepat) dikatakan Menyembah, Memuja atau kata Menghormati yang dikaitkan dengan ritual terhadap Dewa Dapur? 3. Bagaimana cara perhitungan tanggal Imlek dalam menentukan perayaan Dewa Dapur? 4. Apakah semua komunitas Agama Tridharma merayakan perayaan Dewa Dapur? 5. Adakah keharusan untuk menyembah Dewa Dapur untuk penganut Tridharma? 6. Jika keharusan, Apa sanksi yang didapat kalau tidak menyembah Dewa Dapur? 7. Apakah ada batasan Umat Tridharma dalam merayakan ritual Perayaan Ritual Tridharma (contoh komunitas orang Tionghoa)? 8. Fungsi dan peran apa yang kalian ketahui dari kalian menyembah Dewa Dapur? 9. Makna apa yang didapat dari penyembahan Dewa Dapur? 10. Taukah anda asal-usul (sejarah/mitologi) Dewa Dapur? 11. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan sebelum melakukan ritual penyembahan kenaikan Dewa Dapur? 12. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan dalam penyambutan ritual turunnya Dewa Dapur? 13. Dimana biasanya memuja Dewa Dapur? (menggunakan foto, patung Dewa Dapur) 14. Biasanya, bagaimana pelaksanaan berjalan prosesi ritual kepada Dewa Dapur? 15. Apakah penyembahan Dewa Dapur dilakukan seorang (individu) atau berjama ah (bersama-sama)?

121 Dewa Dapur inikan dikatakan Dewa Keluarga, apakah semua anggota keluarga memuja Dewa Dapur? Atau hanya sebagaian anggota keluarga saja? 17. Doa khusus (keinginan) apakah yang dipanjatkan (diharapkan) saat perayaan ritual Dewa Dapur? (apa yang diminta saat berdoa kepada DewaDapur) 18. Adakah amalan khusus yang dilakukan saat tiba perayaan ritual Dewa Dapur? 19. Apakah ada hari, bulan, atau tanggal khusus lagi selain hari raya Imlek dalam ritual Penyembahan Dewa Dapur? 20. Ada tidak perubahan pemujaan dari masyarakat tradisional dengan zaman modern, yang berkaitan dengan model dapur yang mana kaitan Dewa Dapur dahulunya dengan Tunggku!

122 111 HASIL WAWANCARA Pertanyaan Penelitian di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Tentang Dewa Dapur Nama (interview) : Romo Jaya Sena Asoha Jabatan : Pandita-pandita Alamat: Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Timur (Jln.Mekarsari RT 05/03 NO 17) Penganut (kepercayaan): Buddha Tridharma Tanggal: 06 Mei Ajaran (Doktrin) apakah yang kalian percayai dari penyembahan Dewa Dapur? Dewa Dapur adalah Dewa Cao Kung Kong. Dewa yang dipercayai memberikan kebaikan, kebahagiaan dan keberkahan. Yang tugasnya memperhatikan dan mengawasi prilaku keluarga agar keluarga bisa berbuat baik. 2. Sebenarnya, lebih cocok (tepat) dikatakan Menyembah, Memuja atau kata Menghormati yang dikaitkan dengan ritual terhadap Dewa Dapur? Lebih cocok dengan kata Menghormati, karena orang Tionghoa menjalankan tradisi dari nenek moyang dan menjalankanya sebagai bentuk cara menghormati. 3. Bagaimana cara perhitungan tanggal Imlek dalam menentukan perayaan Dewa Dapur? Jatuhnya ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur dilaksanakan 2x yaitu pada tanggal 24 bulan 12 bulan Imlek yaitu perayaan persembahyangan

123 112 Toapekong naik ke langit untuk melaporkan perbuatan prilaku penghuni rumah kepada Tian (Tuhan). Dan tanggal 4 bulan 1 Imlek adalah ritual persembahyangan untuk menyambut turunnya Dewa Dapur ke bumi untuk bertugas kembali dan memberikan keberkahan kepada pemilik rumah. 4. Apakah semua komunitas Agama Tridharma merayakan perayaan Dewa Dapur? Diharapkan semua Tridharma merayakan Dewa Dapur, karena itu bukan keharusan, mungkin tidak semua melakukan ritual ini. Dan biasanya hanya orang-orang tua yang melakukan ritual kepada Dewa Dapur. 5. Adakah keharusan untuk menyembah Dewa Dapur untuk penganut Tridharma? Tidak ada keharusan atau kewajiban untuk mempercayai Dewa Dapur karena bentuknya berupa penghormatan. Sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Tetapi umumnya harus menjalankannya. 6. Jika keharusan, Apa sanksi yang didapat kalau tidak menyembah Dewa Dapur? Tidak ada sanksi jika tidak menjalankan ritual perayaan kepada Dewa Dapur. Jika memang keharusan juga tidak ada sanksi tertulis jika tidak menjalankannya. 7. Apakah ada batasan Umat Tridharma dalam merayakan ritual Perayaan Ritual Tridharma (contoh komunitas orang Tionghoa)? Tidak ada batasan. Semua orang boleh menghormati dengan kembali apakah dia percaya atau tidak. Karena dasarnya kepercayaan. 8. Fungsi dan peran apa yang kalian ketahui dari kalian menyembah Dewa Dapur? Fungsi dan perannya adalah mengawasi memperhatiakan prilaku setiap orang yang ada di dalam rumah. Serta menjaga penghuni rumah untuk selalu bisa

124 113 berprilaku baik untuk bisa mengkontrol prilaku dan mengingat bahwa di dalam rumah ada Dewa Dapur yang mengawasinya. Dari fungsi tersebut yang menjadikan keluarga mendapatkan keberkahan dan kebaikan. 9. Makna apa yang didapat dari penyembahan Dewa Dapur? Makna yang didapat bahwa kita bisa menjaga prilaku dan akhlak. Dan Bisa mengkontrol perbuatan karena merasa sedang diawasi oleh Dewa Dapur. 10. Taukah anda asal-usul (sejarah/mitologi) Dewa Dapur? Hidup seorang suami istri yang sangat miskin. Karena sangat miskin kehidupannya sang suami tega menjual istrinya kepada hartawan yang sangat kaya. Uang dari penjualan istrinya dihabiskan untuk bermain judi. Akhirnya kehidupan sang suami semakin miskin dan melarat. Suatu hari hartawan yang membeli istrinya melakukan bakti sosial membagian sumbangan kepada fakir miskin. Dan suaminya yang mendengar itu langsung datang untuk mengantri. Istrinya melihat suaminya ikut mengantri. Sang istri merasa kasian atas kemiskinan yang semakin oleh mantan suaminya. Sang istri ingin memberikan sumbangan kepada sang suami, tetapi suami berada dibarisan urutan belakang karena sang istri membagikan sumbangan dari urutan barisan paling depan. Istri merasa kasihan karena sang suami tidak kebagian sumbangan. Keesokan harinya sang istri berinisiatif untuk membagian sumbangan dari barisan belakang. Tetapi suami berada dibarisan paling depan dan akhirnya sang suami tidak mendapatkan sumbangan lagi. Sang istri merasa kasihan dan merubah pemikiran bahwa besok akan membagikan sumbangan dari barisan yang tengah. Tetapi keesokan harinya sang istri tidak melihat mantan suaminya. Teryata suaminya telah meninggal dunia. Sang istri sangat terpukul dan sedih mendengar kabar tersebut. Dari kesetian tersebut Tuhan mengangkat suaminya dan istrinya menjadi Dewa Dapur. 11. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan sebelum melakukan ritual penyembahan kenaikan Dewa Dapur?

125 114 Setiap persembahan selalu menyiapkan Lilin, dupa, permen-permen, air teh, kue-kue. Dan lagi-lagi tergantung semua itu dari kesanggupan kemampuan pemilik rumah. 12. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan dalam penyambutan ritual turunnya Dewa Dapur? Alat perlengkapan ketika ritual persembayangan menyambut turunnya Dewa Dapur yatitu selalu menyiapkan lilin, dupa, permen-permen, air teh, kue-kue. Dan lagi-lagi tergantung semua itu dari kesanggupan kemampuan pemilik rumah. 13. Dimana biasanya memuja Dewa Dapur? (foto, patung) Di dapur dong karena, namanya Dewa Dapur, membuat altar kecil di Dapur dengan sebuah papan nama di atasnya. Foto ataupun patung jarang di Indonesia di temukan. 14. Biasanya, bagaimana pelaksanaan berjalan prosesi ritual kepada Dewa Dapur? Berjalannya prosesi ritual kepada Dewa Dapur yaitu ketika semua alat perlengkapan sudah dipersiapkan dan semua orang telah berkumpul (satu keluarga) maka yang dahulu melakukan sembahyang yaitu orang tua dahulu setelah itu anak-anak. Makanan yang menjadi sesembahan dimakan bersamasama karenasupaya mendapatkan berkah. 15. Apakah penyembahan Dewa Dapur dilakukan seorang (individu) atau berjama ah (bersama-sama)? Biasa umumnya dilakukan individu. Tetapi boleh dilakukan secara jama ah tergantung keadaan anggota keluarga. 16. Dewa Dapur ini kan dikatakan Dewa Keluarga, apakah semua anggota keluarga memuja Dewa Dapur? Atau hanya sebagaian anggota keluarga saja?

126 115 Baiknya semua anggota melakukan sembahyang penghormatan kepada Dewa Dapur. Tetapi karena bukan bentuk keharusan. Maka hanya sebagian orang di anggota keluarga yang menghormati Dewa Dapur. Apalagi pada zaman sekarang anak-anak muda sudah meninggalkan tradisi ini. 17. Doa khusus (keinginan) apakah yang dipanjatkan (diharapkan) saat perayaan ritual Dewa Dapur? (apa yang diminta saat berdoa kepada DewaDapur) Karena Dewa Dapur adalah dewa keluarga yang mengawasi dan menjaga prilaku keluarga. Maka oleh sebab itu permintaan yang dipanjatkan saat prosesi sembahyang kepada Dewa Dapur yaitu supaya mendapatkan keberkahan,mendapatkan kebaikan, dan supaya dijaga akhlak prilaku keluarga. Dan saat pemanjatkan doa ini ketika pada saat kenaikan Dewa Dapur ke langit dan yang dipinta yaitu supaya melaporkan prilaku anggota keluarga yang baik-baik kepada Tuhan. 18. Adakah amalan khusus yang dilakukan saat tiba perayaan ritual Dewa Dapur? Tidak ada amalan khusus yang dilakukan ketika tiba perayaan ritual Dewa Dapur. Biasanya hanya bersih-bersih rumah dan altar sembahyangan karena ritual Dewa Dapur jatuh seminggu sebelum tiba hari raya Imlek. 19. Apakah ada hari, bulan, atau tanggal khusus lagi selain hari raya Imlek dalam ritual Penyembahan Dewa Dapur? Biasanya pada tanggal hari kelahiran Dewa Dapur, anggota keluarga biasanya melakukan persembahyangan. Tetapi pada zaman sekarang sudah jarang ditemukan ritual kelahiran Dewa Dapur. 20. Ada tidak perubahan pemujaan dari masyarakat tradisional dengan zaman modern? yang berkaitan dengan model dapur, yang mana kaitan Dewa Dapur dahulunya dengan Tunggku. Jelas ada berbedaannya. Karena Dewa Dapur tidak punya ajaran yang tertulis yang berupa fatwa atau kitab suci. Anak-anak muda pada zaman sekarang

127 116 tidak mudah percaya akan tradisi ini dengan begitu saja terhadap Dewa Dapur karena mereka anggap hanya sebuah lengeda dan dongeng atas keberadaannya. Sekarang tinggal bagaimana orang tua yang bisa menjelaskan tradisi ritual Dewa Dapur.

128 117 HASIL WAWANCARA Pertanyaan Penelitian di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Tentang Dewa Dapur Nama (interview) : Pak Ing Suhendi Jabatan : Pandita Tridharma Alamat: Babelan Penganut (kepercayaan): Buddha Tridharma Tanggal: 07 Mei Ajaran (Doktrin) apakah yang kalian percayai dari penyembahan Dewa Dapur? Dewa Dapur adalah sosok dewa yang hidup dari sebuah lengeda cerita rakyat. Dewa Dapur adalah dewa yang dianggap membawa keberuntungan dan keberkahan dalam sebuah kehidupan rumah tangga (keluarga). Dan lengenda yang beredar bahwa Dewa Dapur digambarkan sesesok sepasang laki-laki dan perempuan yang menjadi Dewa dan Dewi Dapur. 2. Sebenarnya, lebih cocok (tepat) dikatakan Menyembah, Memuja atau kata Menghormati yang dikaitkan dengan ritual terhadap Dewa Dapur? Oh,, Lebih cocok dengan bahasa menghormati. Karena, orang yang kita sucikan atas perbuatannya. 3. Bagaimana cara perhitungan tanggal Imlek dalam menentukan perayaan Dewa Dapur? Ada 2x perayaan untuk ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur yaitu yang pertama jatuh pada tanggal 24 bulan12 pada penanggalan Imlek yaitu seminggu sebelum hari raya Imlek. Yang mana disebut sebagai perayaan naiknya Toapekong Dapur ke langit untuk melapokan prilaku keluarga yang

129 118 ada di rumah. Yang kedua, pada tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek yaitu 3 hari setelah perayaan Imlek disebut sebagai ritual persembahyangan Toapekong Dapur turun untuk bertugas kembali dan membawa berkah untuk keluarga. 4. Apakah semua komunitas Agama Tridharma merayakan perayaan Dewa Dapur? Kalau penganut Tridharma pada umumnya merayakan perayaan Dewa Dapur. Karena Dewa Dapur adalah sebuah legenda yang bangun oleh masyarakat Tionghoa di Cina sebagai sebuah Tradisi. Dan penganut Tridharma pasti keturunan Tionghoa yang kebanyakan akan menjalankan tradisi perayaan menghormati Dewa Dapur. 5. Adakah keharusan untuk menyembah Dewa Dapur untuk penganut Tridharma? Tidak ada kaharusan atau kewajiban dalam menghormati Dewa Dapur.karena, Dewa Dapur adalah dewa yang dibangun atas dasar legenda yang tidak disyariatkan secara tertulis. Dewa Dapur merupakan dewa sebagai bentuk simbolis sebagai dewa yang berfigur mendapatkan tugas untuk mengawasi keluarga. 6. Jika keharusan, Apa sanksi yang didapat kalau tidak menyembah Dewa Dapur? Tidak ada sanksi karena perayaan Dewa Dapur merupakan sebuah tradisi. Ketika tradisi itu tidak dijalankan tidak ada sanksi tertulis di dalamnya. 7. Apakah ada batasan Umat Tridharma dalam merayakan ritual Perayaan Ritual Tridharma (contoh komunitas orang Tionghoa)? Tidak ada batasan. Karena dasarnya adalah keyakinan. Ketika seseorang peryaca kepada Dewa Dapur maka dipersilahkan untuk menghormatinya kalaupunmereka bukan dari kalangan Tridharma atau keturunan Tionghoa.

130 Fungsi dan peran apa yang kalian ketahui dari kalian menyembah Dewa Dapur? Fungsi dan peran Dewa Dapur salah satunya sebagai motivasi di dalam keluarga untuk selalu berbuat baik dan menjalankan kehidupan berkeluarga yang baik. Mengawasi dan mengevaluasi keadaan keluarga. Apakah bersifat baik atau buruk. 9. Makna apa yang didapat dari penyembahan Dewa Dapur? Makna yang didapat dari penyembahan Dewa Dapur yaitu mendapatkan keberkahan dari Dewa Dapur. Dan menjadikan personil keluarga menjadi baik. 10. Taukah anda asal-usul (sejarah/mitologi) Dewa Dapur? Hidup seorang suami istri yang sangat miskin. Karena sangat miskin kehidupannya sang suami tega menjual istrinya kepada hartawan yang sangat kaya. Uang dari penjualan istrinya dihabiskan untuk bermain judi. Akhirnya kehidupan sang suami semakin miskin dan melarat. Suatu hari hartawan yang membeli istrinya melakukan bakti sosial membagian sumbangan kepada fakir miskin. Dan suaminya yang mendengar itu langsung datang untuk mengantri. Istrinya melihat suaminya ikut mengantri. Sang istri merasa kasian atas kemiskinan yang semakin oleh mantan suaminya. Sang istri ingin memberikan sumbangan kepada sang suami, tetapi suami berada dibarisan urutan belakang karena sang istri membagikan sumbangan dari urutan barisan paling depan. Istri merasa kasihan karena sang suami tidak kebagian sumbangan. Keesokan harinya sang istri berinisiatif untuk membagian sumbangan dari barisan belakang. Tetapi suami berada dibarisan paling depan dan akhirnya sang suami tidak mendapatkan sumbangan lagi. Sang istri merasa kasihan dan merubah pemikiran bahwa besok akan membagikan sumbangan dari barisan yang tengah. Tetapi keesokan harinya sang istri tidak melihat mantan suaminya. Teryata suaminya telah meninggal dunia. Sang istri sangat terpukul dan sedih mendengar kabar tersebut.

131 120 Dari kesetian tersebut Tuhan mengangkat suaminya dan istrinya menjadi Dewa Dapur. 11. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan sebelum melakukan ritual penyembahan kenaikan Dewa Dapur? Karena, perayaan Dewa Dapur adalah bentuk persembahyangan. Maka, Yang di persiapkan dan yang dibutuhkan adalah lilin yang memiliki arti lambang penerangan, dupa yang memiliki arti keharuman, air teh dan air putih 12. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan dalam penyambutan ritual turunnya Dewa Dapur? Sama seperti dengan ritual saat kenaikan Dewa Dapur, tidak ada perbedanya semua itu tergantung dengan kemampuannya. 13. Dimana biasanya memuja Dewa Dapur? (foto, patung) Di dapur, karena namanya Dewa Dapur, penyembahan ritualnya yah, di dapur karena,altar dibuat di dapur. Sedangkan di kelenteng tidak di dapur melainkan ditempat jajaran para Dewa. Yang membedakanya berada dibelakangdari para-para dewa. Dan tidak beruba foto atau patung melainkan tulisan nama Dewa Dapurdi depan altar. 14. Biasanya, bagaimana pelaksanaan berjalan prosesi ritual kepada Dewa Dapur? Tidak ada ritual prosesi yang khusus, karena dewa keluarga, maka sembayangan keluarga saja. Biasanya dimulai dari orang tua dan lalu anakanaknya. 15. Apakah penyembahan Dewa Dapur dilakukan seorang (individu) atau berjama ah (bersama-sama)? Pada umumnya individu. Tetapi ketika dirumah, persembahyangan dilakukan bersama anggota keluarga Pasti berjamaah. Tetapi bergantian.

132 Dewa Dapur inikan dikatakan Dewa Keluarga, apakah semua anggota keluarga memuja Dewa Dapur? Atau hanya sebagaian anggota keluarga saja? Seperti tadi yang saya katakan bahwa ada yang melaksanakan persembayangan kepada Dewa Dapur ada yang tidak. Tetapi pada umumnya kalau yang beragama Tridharma pasti menghormati Dewa Dapur. tetapi karena sebagai bentuk penghormatan maka ada yang melaksanakan ada yang tidak. Tetapi biasanya setiap pernikahan orang Tionghoa pasti semua keluarga melakukan ritual persembahyangan Dewa Dapur. karena ada nilai moral yang di ambil dari legenda Dewa Dapur seperti nilai kesetiaan. 17. Doa khusus (keinginan) apakah yang dipanjatkan (diharapkan) saat perayaan ritual Dewa Dapur? (apa yang diminta saat berdoa kepada DewaDapur) Tidak ada doa khusus yang dipanjatkan kepada Dewa Dapur. Doa yang dipanjatkan Tergantung kepada kebutuhan yang di pinta pada Dewa Dapur tergantung kebutuhan yang dibutuh oleh keluarga. 18. Adakah amalan khusus yang dilakukan saat tiba perayaan ritual Dewa Dapur? Tidak ada amalan khusus yang dilakukan saat tiba perayaan ritual Dewa Dapur. Tapi, biasanya karena ritual ini jatuhnya sebelum perayaan harai raya Imlek anggota keluarga biasanya melakukan bersih-bersih rumah dan bersihbersih altar dewa-dewa. Dan biasanya melakukan sedekah membagi-magi makanan kepada keluarga. 19. Apakah ada hari, bulan, atau tanggal khusus lagi selain hari raya Imlek dalam ritual Penyembahan Dewa Dapur? kan tadi sudah saya jelaskan bahwa yang khususnya kan pada hari raya Imlek yaitu pada tanggal 24 bulan 12 Toapekong Dapur naik, dan tanggal 4 bulan 1 Toapekong Dapur turun. Sedangkan perayaan yang tidak khususnya yaitu dirayakan pada saat ada perayaan pernikahan. Setiap pernikahan orang

133 122 Tionghoa, harus melakukan ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur supaya dalam menjalankan bahtera rumah tangga mendapatkan keberkahan. 20. Ada tidak perubahan pemujaan dari masyarakat tradisional dengan zaman modern, yang berkaitan dengan model dapur yang mana kaitan Dewa Dapur dahulunya dengan Tunggku! Jujur saya saya katakan bahwa pada umumnya pada zaman sekarang sudah tidak ada yang mengunakan tungku untuk memasak, sudah pada mengunakan kompor gas. Tetapi apapun dapurnya mengunakan tungku ataupun pakai kompor gas Dewa Dapur tetap ada. Walaupun Dewa Dapur tidak dihormati atau diabaikan, Dewa Dapur tetap ada. Esesnsinya Dewa Dapur tetap di puja dan tetap ada didalam keluarga.

134 123 HASIL WAWANCARA Pertanyaan Penelitian di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Tentang Dewa Dapur Nama (interview) : Bapak. Drajat Alamat: Jalan Pejuang No. 9 Bekasi Utara Penganut (kepercayaan) : Buddha Tridharma Tanggal: 27 April Ajaran (Doktrin) Apakah yang Bapak ketahui tentang penyembahan Dewa Dapur? Jawab : Dewa Dapur adalah Dewa yang tinggalnya dirumah yang memiliki tugas menata kehidupan yang berkaitan dengan rumah tangga yang tinggal ditatanan rumah tinggal. Dewa Dapur adalah dewa yang mengatur (manage) rumah tangga. Dengan tujuan supaya penghuni rumah bisa mengatur kehidupan rumah tangga. Dengan contoh : tinggalnya Dewa Dapur ditatanan rumah tangga supaya penghuni rumah hidup rukun, prilaku berakhlak baik dan bertaggung jawab atas kewajibannya. Dewa Dapur sebagai Dewa yang mengarah kepada acuan hidup untuk memikirkan hidup setelah hari esok. 2. Sebenarnya, lebih cocok (tepat) dikatakan Menyembah, Memuja atau kata Menghormati yang dikaitkan dengan ritual terhadap Dewa Dapur? Penyembahan ritual terhadap Dewa Dapur lebih cocok dengan bahasa Menghormati/ bentuk penghomatan, karena kata menghormati mengandung arti bukan meminta tetapi, untuk mendapatkan keberkahan dari bentuk penghormatan kepada Dewa Dapur. Sedangkan kata memuja mengandung sifat yang artinya meminta yang mengarah ke perbuatan musyrik kepada sesuatu yang ghaib yang tidak terlihat. Penghormatan kepada Dewa Dapur hanya sebuah bentuk simbolik dalam hidup untuk mendapat keberkahan.

135 Bagaimana cara perhitungan tanggal Imlek dalam menentukan jatuhnya perayaan Dewa Dapur? Perhitungan jatuhnya perayaan Ritual Dewa Dapur tidak mengikuti pertanggalan Nasional atau masehi melainkaan melihat pertanggalan Imlek. Yang mana penanggalan imlek dilihat dari sistem penglihatan bulan. Jatuhnya perayaan Dewa Dapur dihitung seminggu sebelum jatuhnya Hari Raya Imlek. Satu bulan dalam penanggalan imlek terdiri dari 31 atau 30 hari dan jika perayaan Dewa Dapur itu semnggu sebelum tanggal satu jadi jatuhnya pada tanggal 24/25 bulan ke 12 imlek sebagai tanggal riual kenaikan Dewa Dapur naik kelangit, dan melakukan ritual yang sama pada tanggal 3 bulan 1 imlek sebagai persembahyangan ritual menyambut turunnya Dewa Dapur dari langit. 4. Apakah semua komunitas Agama Tridharma merayakan perayaan Dewa Dapur? Tidak semua Komunitas atau orang yang memiliki kepercayaan Tridharma menghormati dan melalukan penyembahan ritual kepada Dewa Dapur. Karena suatu bentuk penghormatan adalah muncul dari kesadaran diri pribadi. Dan pada zaman sekarang Ritual penghormatan Dewa Dapur dianggap sebagai urusan orang tua dan orang muda yang hidup di zaman sekarang dianggap tidak memiliki keharusan, orentasi pemikiran tersebut sebagai bentuk benturan budaya. 5. Adakah keharusan untuk menyembah Dewa Dapur untuk penganut Tridharma? Menghormati atau menjalani ritual terhadap Dewa Dapur bukan sebagai bentuk keharusan yang memiliki arti wajib sebagai pemeluknya karena sebagai bentuk kesadaran diri bentuk penghormatan terhadap Dewa Dapur, tetapi kalau mengacu kepada kebudayaan kuno itu adalah bentuk kepantasan. Karena Dewa Dapur dianggap sebagai Dewa yang memiliki tugas menjadi perwakilan Tuhan Yang Maha Esa. 6. Jika keharusan, Apa sanksi yang didapat kalau tidak menyembah Dewa Dapur?

136 125 Tidak ada sanksi ketika seseorang penganut Tridharma tidak menjalankan Ritual penghormatan kepada Dewa Dapur. Karena ritual menghormati Dewa Dapur adalah sifat kesadaran diri sendiri. Dan tidak memiliki hukuman (sanksi) secara tertulis. 7. Apakah ada batasan Umat Tridharma dalam merayakan ritual Perayaan Ritual Tridharma (contoh komunitas orang Tionghoa)? Menjalankan Ritual penghomatan terhadap Dewa Dapur tidak memiliki batasan siapa saja orang bisa menjalankan ritual ini sejauh mereka menyakini. Kalau dilihat keindonesian riual ini sudah bercampur antara tradisi dan budaya. Karena kita Bhinneka jadi siapapun bebas menjalani atau tidak. 8. Fungsi dan peran apa yang kalian ketahui dari kalian menyembah Dewa Dapur? Fungsi Dewa Dapur secara umum adalah sebagai Dewa yang memiliki tugas perwakilan Tuhan untuk menata dan menggatur rumah tangga. Bukan hanya manata bentuk pemberian rizki dalam urusan perut saja, melainkan memiliki fungsi mengkontrol prilaku penghuni rumah yang berupa moral dan akhlak serta memberikan motivasi semangat hidup. 9. Makna apa yang didapat dari penyembahan Dewa Dapur? Yang didapat dari menjalankan ritual penghormatan Dewa Dapur yaitu mengandung banyak nilai positif yaitu menjadikan hidup hemat, memiliki semangat hidup, memiliki prilaku yang baik, dan menjadikan kehidupan rumah tangga yang rukun. 10. Taukah anda asal-usul (sejarah/mitologi) Dewa Dapur? Saya tahu bahwa keperyaan terhadap Dewa Dapur dibangun dari mitologi legenda zaman terdahulu. Kira-Kira 1000 SM kepercayaan terhadap Dewa Dapur telah ada dari Dinasti Sou dan Dinasti Tang. Yang mana dahulu Dewa Dapur di personifikasikan dengan Dewa dengan figur nenek-nenek yang berbaju merah. Dan merah melambangkan dengan api. Karena dahulu sebelum

137 126 adanya Dewa Dapur, manunia lebih dahulu memuja Api sebagai unsur utama di dapur. Api dilambangkan warna merah yang memiliki arti berani. 11. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan sebelum melakukan ritual penyembahan kenaikan Dewa Dapur? Sembahyang kenaikan Dewa Dapur ke langit dikatakan sebagai ritual Toapekong naik. Dan Alat perlengkapan untuk sembahyang kenaikan Dewa Dapur yaitu banyak variasinya tergantung daerah kebisaan adat kebiasaan yang sudah dijalankan disuatu daerah. Dan juga menyeseuaikan ekomomi yang dimiliki pemilik rumah. Kalau hanya sanggup menyediakan nasi untuk menghantarkan Dewa Dapur itupun tidak masalah. Sifat menyediakan sesaji untuk ritual tidak memaksakan. Dan biasanya Perlengkapan sesaji yang disuguhkan untuk Dewa Dapur yang biasa dilakukan di kelenteng yaitu : Nasi beserta lauknya yang sudah matang, arak putih, buah-buahan, makanan yang manis-manis, sayuran,dan yang terakhir daging-dagingan yang memiliki tiga bentuk perwakilan perwujudan alam seperti Babi mewakili dunia darat, ikan mewakili dunia air, dan ayam mewakili tingkatan udara dunia atas. Perlengkapan di atas di sejajarkan di depan meja altar dengan pelengkap dupa hio dan kertas bentuk burung yang dibakar. 12. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan dalam penyambutan ritual turunnya Dewa Dapur? Ritual penyambutan Dewa Dapur adalah bentuk persembahyangan untuk merayakan turunnya Dewa Dapur dari langit yang jatuh pada tangal 3 bulan 1 Imlek. Alat perlengkapan yang dipersiapkan saat ritual penyambutan Dewa Dapur turun dari langit sama seperti ritual menghantar naiknya Dewa Dapur ke langit. Nasi beserta lauknya yang sudah matang, arak putih, buah-buahan, makanan yang manis-manis, sayuran,dan yang terakhir daging-dagingan yang memiliki tiga bentuk perwakilan perwujudan alam seperti Babi mewakili dunia darat, ikan mewakili dunia air, dan ayam mewakili tingkatan udara dunia atas.

138 127 Perlengkapan di atas di sejajarkan di depan meja altar dengan pelengkap dupa hio dan kertas bentuk burung yang dibakar. 13. Dimana biasanya memuja Dewa Dapur? (ketika ritual mengunakan foto atau patung Dewa Dapur). Dewa Dapur muncul dan dibangun dari mitologi dan legenda zaman dahulu di negara Cina. Dewa Api adalah Dewa yang lebih dahulu dikenal sebelum muncul ritual sembahyang penghormatan terhadap Dewa Dapur. Api dianggap unsur elemen penting dalam dapur. Dan biasanya altar atau tempt sembahyang yang dilakukan untuk Dewa Dapur dilakukan dekat dapur. Ada yang memakai patung dan gambar. Tetapi kalau untuk disini hanya dengan mengunakan papan nama yang tergantung. Walaupun tidak mengunakan patung atau gambar yang diharapkan dari penghormatan kepada Dewa Dapur yaitu mengharapkan keberkahannya. 14. Biasanya, bagaimana pelaksanaan berjalan prosesi ritual kepada Dewa Dapur? Pelaksanaan prosesi ritual kepada Dewa Dapur jatuh seminggu sebelum jatuhnya perayaan Hari Raya Imlek. Prosesi sembahyang kepada Dewa Dapur jatuh pada pukul jam 8 malam. Sebelumnya rumah beserta altar dibersihkan, sajian-sajian disiapkan di meja altar. Patung Dewa Dapur diletakan ditengahtengah yang dinaungin oleh kakan kiri dengan atap. Disamping patung Dewa Dapur terdapat syair-syair sebagai bentuk sogokan (doa). Prosesi berlangsung dengan pembakan dupa hio dan kertas kuda-kudaan sebagai simbolik kendaraan Dewa Dapur terbang kelangit. 15. Apakah penyembahan Dewa Dapur dilakukan seorang (individu) atau berjama ah (bersama-sama)? Ketika sembahyang penghormatan Dewa Dapur dilakukan di rumah biasanya dilakukan secara individu. Karena kepercayaan terhadap Dewa Dapur bukan bentuk keharusaan. Dan ketika dilakukan di Kelenteng dilakukan bersamasama dengan penganut Tridharma lainnya.

139 Dewa Dapur inikan dikatakan Dewa Keluarga, apakah semua anggota keluarga memuja Dewa Dapur? Atau hanya sebagaian anggota keluarga saja? Jawabannya kembali lagi kepada keyakinan individu. Karena sembahnyang Dewa Dapur adalah bentuk penghormatan, maka di dalamnya tidak terdapat penekanaan (tidak diwajibkan). Kewajiban individu adalah menghormati leluhur. Maka kesimpulannya jika di dalam keluarga Cuma hanya ibunya saja yang melakukan smebahyang kepada Dewa Dapur, itu bukan sebagai masalah. 17. Doa khusus (keinginan) apakah yang dipanjatkan (diharapkan) saat perayaan ritual Dewa Dapur? (apa yang diminta saat berdoa kepada DewaDapur). Karena sembahyang kepada Dewa Dapur adalah bentuk penghormatan. Maka yang diharapkan dari ritual ini adalah ingin mendapatkan keberkahan dari Dewa Dapur. Supaya kehidupan rumah tangga sejahtera. 18. Adakah amalan khusus yang dilakukan saat tiba perayaan ritual Dewa Dapur? Tidak ada amalan khusus ketika jatuhnya perayaan Dewa Dapur, melainkan semuanya hanya berbentuk doa-doa, parita-parita sebagai bentuk bersyukur. Dan biasanya melakukan sedekah kepada sesama manusia. 19. Apakah ada hari, bulan, atau tanggal khusus lagi selain hari raya Imlek dalam ritual Penyembahan Dewa Dapur? Yang umumnya tidak ada hari khusus lainnya selain tanggal 24 bulan 12 penanggalan Imlek sebagai kenaikan Dewa Dapur naik ke langit, dan 3 bulan 1 penanggalan Imlek sebagai penyambutan turunnya Dewa Dapur turun ke bumi. Tetapi jika ingin sempurna melakukan penghormatan kepada Dewa Dapur. Dianjurkan melakukan ritual penghormatan pada tanggal 3 bulan 8 Imlek sebagai hari Ulang Tahun Cau Kung Kong (Dewa Dapur). 20. Ada tidak perubahan pemujaan dari masyarakat tradisional dengan zaman modern, yang berkaitan dengan model dapur yang mana kaitan Dewa Dapur dahulunya dengan Tunggku!

140 129 Sangat banyak perubahan bentuk ritual sembahyangan karena makin berubahnya zaman. Seperti berubahnya bentuk dapur. Walaupun berubah bentuk tetapi tidak merubah makna. Walaupun sudah tidak ada altar di dapur. Sembahyang kepada Dewa Dapur tetap dirayakan. Karena kepercayaan terhadap Dewa Dapur bukan kepercayaan membuta tetapi kepercayaan yang mendasar.

141 130 HASIL WAWANCARA Pertanyaan Penelitian di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Tentang Dewa Dapur Nama (interview) : Bapak Agus Jabatan : Ketua Yayasan Tridharma Alamat: Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Timur Penganut (kepercayaan): Buddha Tridharma Tanggal: 04 Mei Ajaran (Doktrin) apakah yang kalian percayai dari penyembahan Dewa Dapur? Dewa Dapur adalah Dewa yang berasal dari ajaran tradisi Taoisme. Dewa Dapur adalah dewa yang berada di dapur yang bertugas mengawasi penghuni anggota rumah serta mencatat perbuatan prilaku keluarga pemilik rumah untuk dilaporkan kepada pengguasa langit yang berada di langit. 2. Sebenarnya, lebih cocok (tepat) dikatakan Menyembah, Memuja atau kata Menghormati yang dikaitkan dengan ritual terhadap Dewa Dapur? Lebih cocok kaitannya dengan menghormati karena, sebetulnya ritual sembahnyang ini berasal dari tradisi orang Tionghoa untuk menghormati dewa tersebut. yang masa sebagai bentuk penghormatan kepada seorang tokoh yang telah berjasa pada zaman dahulu yang melakukan perbuatan baik. Dan kami menghormatinya dengan cara menyembayangi mereka (dewa) supaya mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari mereka. 3. Bagaimana cara perhitungan tanggal Imlek dalam menentukan perayaan Dewa Dapur?

142 131 Perayaan ritual sembahyang yang dilakukan untuk menghormati Dewa Dapur berlangsung 2 kali. Pertama pada tanggal 24 bulan 12 Imlek diperinggati sebagai persembahyangan dalam mengantar Dewa Dapur naik ke langit untuk melaporkan kepada pengguasa langit (Tuhan Yang Maha Esa). Kedua pada tanggal 4 bulan 1 Imlek (tiga hari setelah Imlek) diperingari sebagai persembahyangan terhadap Toapekong Dapur turun dari langit untuk bertugas kembali mengawasi manusia. 4. Apakah semua komunitas Agama Tridharma merayakan perayaan Dewa Dapur? Pada umumnya semuanya merayakan di kelenteng. Karena, di kelenteng ketika seseorang melakukan sembahyang kepada tuhan yang berada di depan dan mereka melakukan persembahyang ke dalam ke semua dewa-dewa yang di dalamnya termasuk Dewa Dapur. 5. Adakah keharusan untuk menyembah Dewa Dapur untuk penganut Tridharma? Tidak ada keharusan dalam menghormati Dewa Dapur. Apalagi pada zaman sekarang sudah menghilangkan tradisi-tradisi persembahyangan untuk menghormati para dewa. Karena persembahyangan identik orang tradisional untuk orang dulu. 6. Jika keharusan, Apa sanksi yang didapat kalau tidak menyembah Dewa Dapur? Karena sembahyang adalah bentuk penghormatan dan bukan bentuk keharusan, jadi tidak ada sanksi jika tidak menjalankan. Karena, memiliki prinsip bahwa tidak ada hukuman selama seseorang tidak melakukan kejahatan. Ada filosofi mengatakan Jangan mencari dewa, kalau prilaku kita baik, dewa yang akan mencari dewa yang memiliki makna bahwa ketika seseorang menghormati dewa akan mendapatkan kebaikan. 7. Apakah ada batasan Umat Tridharma dalam merayakan ritual Perayaan Ritual Tridharma (contoh komunitas orang Tionghoa)?

143 132 Tidak ada batasan dan tidak ada paksaan menghormati dewa-dewa khususnya Dewa Dapur. Karena landasannya adalah kepercayaan. Jika seseorang percaya maka mereka akan melaksanakan. 8. Fungsi dan peran apa yang kalian ketahui dari kalian menyembah Dewa Dapur? Fungsi dan peran dari melakukan sembahyang penghormatan kepada Dewa Dapur yaitu bahwa Dewa Dapur sedang mengawasi dan mencatat prilaku kita sehari-hari. Dan dengan adanya kepercayaan Dewa Dapur telah Memberikan suatu peringatan atas peristiwa yang terjadi pada diri kita. Memberikan petunjuk supaya kita selalu berhati-hati dalam berprilaku. 9. Makna apa yang didapat dari penyembahan Dewa Dapur? Makna yang didapat dari melakukan ritual dan percaya terhadap Dewa Dapur yaitu membuat hidup baik, dan akan menjadikan orang berprilaku dan berakhlak baik karena berpikir bahwa segala perbuatan yang dilakukannya dicacat oleh Dewa Dapur. Menjalani kehidupan lebih berhati-hati karena hidupnya dianggap sedang diawasi oleh Dewa Dapur. Hidup menjadi lebih waspada dengan menjalani hidup rukun. Lebih menjaga harta dijalan yang benar dengan tidak boros. 10. Taukah anda asal-usul (sejarah/mitologi) Dewa Dapur? Legenda Dewa Dapur muncul dan bisa dihormati karena mengandung pelajaran yang dapat diambil hikmat dari cerita tersebut seperti cerita di bawah ini: Dahulu hidup seorang laki-laki yang kaya memiliki istri yang sangat baik. Karena, memiliki kekayaan yang banyak suami ini berselingkuh dengan wanita lain dan menikahinya. Wanita yang menjadi istri barunya ini ternyata wanita yang tidak baik. Istri lamanya diusir dan diceraikan. Baru menikah 1 tahun suaminya jatuh miskin dan mengalami kebutaan. Istri keduanya tidak mau mengurusinya. Akhirnya suaminya mengemis dan kelaparan hingga

144 133 sakit dijalan. Istri pertamanya melihat suaminya jatuh miskin dan langsung menolong dan membawanya pulang untuk merawat dan mengobati kebutaannya. Setelah beberapa hari merawat suaminya. Akhirnya Suaminya sembuh dan bisa melihat. Suaminya penasaran wanita siapa yang telah baik merawat dan mengobatinya. Melihat kejauhan bahwa wanita tersebut adalah istrinya. Suaminya sangat malu atas segala perbuatannya terhadap istri pertamanya dan lari ke dapur lalu, ngumpet disebuah tunggu. Dan akhirnya suaminya meninggal terbakar di dalam tungku. Arwah inilah yang dianggat oleh Dewa Tertinggi menjadi Dewa Dapur karena sikap penyesalan terhadap perbuatannya kepada istrinya yang pertama. 11. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan sebelum melakukan ritual penyembahan kenaikan Dewa Dapur? Dalam tradisi Tionghoa ketika melakukan persembahyangan perlengkapannya selalu sama seperti adanya lilin, dupa hio, buah-buhan yang mani, kue-kueyang manis khusunya kue keranjang, gula batu, dan minuman teh dan air putih. 12. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan dalam penyambutan ritual turunnya Dewa Dapur? Dalam tradisi Tionghoa ketika melakukan persembahyangan perlengkapannya selalu sama seperti adanya lilin, dupa hio, buah-buhan yang mani, kue-kueyang manis khusunya kue keranjang, gula batu, dan minuman teh dan air putih. 13. Dimana biasanya memuja Dewa Dapur? (dan melakuakan pemujaan mengunakan foto atau patung) Karena namanya Dewa Dapur, melakukan ritual sembahyanganpun juga di dapur. Biasanya dibuat altar kecil di dapur untuk tempat sembahyang kepada Dewa Dapur. Dan di Indonesia tidak ada yang mengunakan patung atau foto Dewa Dapur melainkan hanya mengunakan papan gantung nama yang

145 134 bertuliskan Dewa Dapur. Sedangkan di kelenteng biasanya meja altar untuk sembahyang Dewa Dapur terdapat dibelakang. 14. Biasanya, bagaimana pelaksanaan berjalan prosesi ritual kepada Dewa Dapur? Berjalannya prosesi ritual persembahyangan kepada Dewa Dapur sama seperti persembahyangan kepada dewa-dewa lainnya dengan meyediakan persembahyangan. Bedanya persembahyan kepada Dewa Dapur menyuguhkan makanan-makanan yang manis-manis dengan tujuan Dewa Dapur ketika melaporkan kepada Tuhan yang manis-manis dan yang bagusbagus saja. 15. Apakah penyembahan Dewa Dapur dilakukan seorang (individu) atau berjama ah (bersama-sama)? Biasanya dan pada umumnya sembahyang kepada Dewa Dapur dilakukan sendiri-sendiri atau individu. Jarang melakukannya dengan jama ah. Walaupun ada tapi sedikit. Karena pengaruh perubahan zaman. 16. Dewa Dapur inikan dikatakan Dewa Keluarga, apakah semua anggota keluarga memuja Dewa Dapur? Atau hanya sebagaian anggota keluarga saja? Karena menghormati Dewa Dapur bukan sebagai bentuk ajaran keharusan dan tidak ada berupa sanksi jika tidak menjalankannya. Maka ada didalam suatu keluarga yang tidak menghormati. Karena ini semua adalah bagi yang mempercayainya. Jika tidak percaya, tidak melakukan persembahyangan. Realitanya pada zaman sekarang anak muda sudah meniggalkan tradisi tidak melakukan penyembahan kepada Dewa Dapur. 17. Doa khusus (keinginan) apakah yang dipanjatkan (diharapkan) saat perayaan ritual Dewa Dapur? (apa yang diminta saat berdoa kepada DewaDapur) Doa khusus yang biasa dipanjatkan kepada Dewa Dapur yaitu berupa keinginan dan harapan agar keluarga mendapatkan kebaikan, dilindungi, diberi rezeki, dan supaya anggota keluarga bisa berprilaku baik.

146 Adakah amalan khusus yang dilakukan saat tiba perayaan ritual Dewa Dapur? Jatuhnya ritual persembahyangan Dewa Dapur jatuh pada 7 hari sebelum hari raya Imlek biasanya amalan yang dilakukan anggota keluarga yaitu bersihbersih rumah dan membersihkan altar persembahyangan. Dan pada waktu perayaan itu dianjurkan menjadi vegetarian. Karena, di dalamnya mengandung makna bahwa menjadi vegetarian mengkondisikan seseorang tidak membunuh. 19. Apakah ada hari, bulan, atau tanggal khusus lagi selain hari raya Imlek dalam ritual Penyembahan Dewa Dapur? Biasanya pada tanggal persembahyangan tangal 1 dan 15 setiap bulannya. Walaupun itu tanggal persembahyangan kepada leluhur. Jika di kelenteng semua Dewa yang ada di kelenteng di hormati dan melakukan persembahyangan kepada semuanya termasuk Dewa Dapur. 20. Ada tidak perubahan pemujaan dari masyarakat tradisional dengan zaman modern, yang berkaitan dengan model dapur yang mana kaitan Dewa Dapur dahulunya dengan Tunggku! Ia ada perubahan karena mengikuti perubahan zaman. Perubahan zaman menjadikan tradisi semakin ditinggalkan karena dianggap tidak relevan. Biasanya dahulu setiap rumah umumnya memiliki altar kecil untuk Dewa Dapur dirumah. Pada rumah-rumah modern sekarang tidak ada. Dan sekarang penghormatan persembahyangan di lakukan di kelenteng, tidak di rumah.

147 136 HASIL WAWANCARA Pertanyaan Penelitian di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Tentang Dewa Dapur Nama (interview) : Bapak Sulai Jabatan : Ketua Yayasan Tridharma Alamat: Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Timur Penganut (kepercayaan): Buddha Tridharma Tanggal: 04 Mei Ajaran (Doktrin) apakah yang kalian percayai dari penyembahan Dewa Dapur? Dewa Dapur adalah salah satu dewa yang dipercayai oleh masyarakat Cina yang membawa keberkahan untuk keluarga yang memiliki tugas mengawasi manusia yang bertempat tinggal dirumah sebuah keluarga. 2. Sebenarnya, lebih cocok (tepat) dikatakan Menyembah, Memuja atau kata Menghormati yang dikaitkan dengan ritual terhadap Dewa Dapur? Lebih cocok menghormati untuk dilekatkan kepada Dewa Dapur dan untuk semua dewa disini. Di kelenteng ini kami menghormatinya. Menghormati disini memiliki artian bahwa kita akan mendapatkan keberkahan dari menghormati para Dewa. 3. Bagaimana cara perhitungan tanggal Imlek dalam menentukan perayaan Dewa Dapur? Perayaan ritual Dewa Dapur dalam penanggalan Imlek pada umumnya dirayakan dua kali yaitu pada tanggal 24 bulan 12 penanggalan Imlek jatuh seminggu sebelum Hari Raya Tahun Baru Imlek dan tanggal 4 bulan 1 penanggalan Imlek jatuh 3 hari setelah Hari Raya Tahun Baru Imlek.

148 Apakah semua komunitas Agama Tridharma merayakan perayaan Dewa Dapur? Kalau untuk Agama Tridharma disini seharusnya merayakan perayaan Dewa Dapur. Karena, Dewa Dapur kami anggap dewa keberuntungan buat kami dikehidupan ini. 5. Adakah keharusan untuk menyembah Dewa Dapur untuk penganut Tridharma? Ritual perayaan Dewa Dapur walaupun pada umumnya dirayakan oleh penganut Tridharma. Tetapi, tidak ada keharusan untuk melaksanakannya. Karena, penghormatan disini sesuai dengan kepercayaan pribadi masingmasing. 6. Jika keharusan, Apa sanksi yang didapat kalau tidak menyembah Dewa Dapur? Karena, ritual perayaan terhadap Dewa Dapur bukan bentuk keharusan. Maka, tidak ada sanksi jika tidak menyembah atau membuat penghormatan terhadap- Nya. 7. Apakah ada batasan Umat Tridharma dalam merayakan ritual Perayaan Ritual Tridharma (contoh komunitas orang Tionghoa)? Tidak ada batasan untuk menghormati para dewa. Siapapun boleh membuat ritual terhadap dewa. Karena dasar semua ini adalah sebuah kepercayaan. Jika mereka tidak mempercayai dan tidak menghomatipun tidak masalah dan tidak mendapat sanksi. 8. Fungsi dan peran apa yang kalian ketahui dari kalian menyembah Dewa Dapur?

149 138 Fungsi dan peran dari Dewa Dapur yaitu mendapat Keberkahan, kehidupan menjadi lebih bahagia dan dapat terkontrol semua prilaku. Karena, kita selalu berfikir bahwa kehidupan kita ada yang mengawasi. 9. Makna apa yang didapat dari penyembahan Dewa Dapur? Makna yang didapat yaitu bahwa kehidupan lebih tertata karena ada peran Dewa Dapur yang selalu melihat dan mengawasi gerak-gerik prilaku manusia khususnya dikeluarga di dalam rumah karena, Dewa Dapur adalah anggaran dasar yang ada di rumah tangga. 10. Tau kah anda asal-usul (sejarah/mitologi) Dewa Dapur? Sejauh ini saya tidak tau tentang asal usul Dewa Dapur. Saya hanya menjalankan tradisi dari leluhur saya saja. 11. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan sebelum melakukan ritual penyembahan kenaikan Dewa Dapur? Perlengkapan yang disiapkan yaitu buah-buahan, kue, manisan-manisan, uang kertas yang buat dibakar, dan baju-baju dewa untuk persembahan. Tetapi yang lebih lengkap seperti yang dikatakan pak Drajat bahwa perlengkapan sesaji yang disuguhkan untuk Dewa Dapur yang biasa dilakukan di kelenteng yaitu : Nasi beserta lauknya yang sudah matang, arak putih, buah-buahan, makanan yang manis-manis, sayuran,dan yang terakhir daging-dagingan yang memiliki tiga bentuk perwakilan perwujudan alam seperti Babi mewakili dunia darat,

150 139 ikan mewakili dunia air, dan ayam mewakili tingkatan udara dunia atas. Perlengkapan di atas di sejajarkan di depan meja altar dengan pelengkap dupa hio dan kertas bentuk burung yang dibakar. 12. Alat perlengkapan apakah yang dipersiapkan dalam penyambutan ritual turunnya Dewa Dapur? Sama seperti pengantaran kenaikan Dewa Dapur perlengkapan sesaji yang dibawa. 13. Dimana biasanya memuja Dewa Dapur? (foto, patung) Dari namanya saja Dewa Dapur. Altar Dewa Dapur diletakan di dapur. Tetapi, kalau di kelenteng altar Dewa Dapur berada di ruangan belakang, berbeda dengan dewa-dewa lain diletakan di ruangan depan. Lalu di altar Dewa Dapurpun tidak ada patungnya melainkan hanya sebuah foto atas Dewa Dapur. 14. Biasanya, bagaimana pelaksanaan berjalan prosesi ritual kepada Dewa Dapur? Prosesi ritual Dewa Dapur yaitu jatuh pada malem hari jam WIB. Semua sesaji perlengkapan di letakan di depan altar yang sudah di bersihkan. Lalu membakar hio dan uang-uangan kertas. Lalu berdoa di depan altar Dewa Dapur. 15. Apakah penyembahan Dewa Dapur dilakukan seorang (individu) atau berjama ah (bersama-sama)?

151 140 Yah, pada umumnya secara Individu karena, biasanya permintaan atau doa yang dipanjatkan lebih secara personal. 16. Dewa Dapur inikan dikatakan Dewa Keluarga, apakah semua anggota keluarga memuja Dewa Dapur? Atau hanya sebagaian anggota keluarga saja? Pada umumnya ketika orang tuanya menghormati Dewa Dapur, semua anggota keluarga seperti anak-anaknya menghormati Dewa Dapur pula. Tetapi, pada zaman sekarang anak-anak sudah menghilangkan tradisi tersebut dan hanya sebagaian anggota keluarga yang memiliki kesadaran saja. 17. Doa khusus (keinginan) apakah yang dipanjatkan (diharapkan) saat perayaan ritual Dewa Dapur? (apa yang diminta saat berdoa kepada DewaDapur) Tidak ada doa khusus yang dipajatkan. Pada umumnya hanya mengharapkan keberkahan untuk kehidupan anggota keluarga saja supaya mendapatkan keselamatan dan rejeki yang banyak. 18. Adakah amalan khusus yang dilakukan saat tiba perayaan ritual Dewa Dapur? Tidak ada amalan khusus saat tiba perayaan Dewa Dapur. Hanya saja karena perayaan ritual ini jatuh seminggu sebelum Tahun Baru Imlek biasanya hanya membersihkan altar dan rumah. 19. Apakah ada hari, bulan, atau tanggal khusus lagi selain hari raya Imlek dalam ritual Penyembahan Dewa Dapur?

152 141 Sejauh ini tidak ada dan saya tidak tahu selain dua kali selama setahun. 20. Ada tidak perubahan pemujaan dari masyarakat tradisional dengan zaman modern, yang berkaitan dengan model dapur yang mana kaitan Dewa Dapur dahulunya dengan Tunggku? Pasti ada, seperti bentuk altarnya berbeda, bentuk dapur yang lebih modern, lalu penghayatan terhadap Dewa Dapur pada zaman sekarang yang sudah berubah. Sudah banyak anak-anak keturunan zaman sekarang melupakan tradisi dari leluhur Cina ini.

153 142 LAMPIRAN IV FOTO KEGIATAN LAPANGAN Foto 1: Tampak Depan Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Foto 2: Tampak Dalam Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi

154 143 Foto 3: Patung Tokoh Tridharma yang disejajarkan seperti Agama Tao, Khonghucu, dan Buddha (Tiga Ajaran Kebenaran) Foto 4: Altar Dewa Dapur

155 144 Foto 5: Altar Berbagai Dewa Foto 6: Narasumber Bapak Sulai

156 145 Foto 7: Narasumber Bapak Drajat Foto 8: Narasumber Bapak Agus

157 146 Foto 9: Narasumber Bapak Ingsuhendi Foto 10: Narasumber Bapak Jayasena

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman etnis, budaya, adat-istiadat serta agama. Diantara banyaknya agama

Lebih terperinci

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 天公 Secara umum, orang Tionghoa biasa menyebut Tuhan Yang Maha Esa sebagai Thian Kong (Tian Gong) atau Thi Kong, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Siang Te

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya. BAB IV PENUTUP 1.1. Simpulan Agama Tao masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad 6 SM seiring dengan masuknya etnik Cina di wilayah Nusantara. Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Huang Di)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan luas 5.193.250 kilometer persegi 1 sudah pasti menyebabkan munculnya keanekaragaman dan kemajemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah suatu abstraksi untuk menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Salah satu kebebasan yang paling utama dimiliki tiap manusia adalah kebebasan beragama. Melalui agama, manusia mengerti arti dan tujuan hidup yang sebenarnya. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu yang tidak bisa terungkap secara kasat mata. Untuk mengungkapkan sesuatu kadang tabu untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33). BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN A. Aktivitas Keagamaan di Kelenteng Hwie Ing Kiong Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu filsafatnya. Cina dikenal sebagai bangsa dengan peradaban yang begitu tinggi. Cina juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki banyak pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki banyak pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik, dan memiliki banyak pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, negara

Lebih terperinci

45. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

45. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 45. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang sadar akan pentingnya waktu. Dimensi waktu yang dilalui manusia selalu menghasilkan berbagai peristiwa penting, baik itu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao. Agama Khonghucu (Ru Jiao), maka Nabi Khonghucu merupakan nabi yang

BAB I PENDAHULUAN. Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao. Agama Khonghucu (Ru Jiao), maka Nabi Khonghucu merupakan nabi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao atau Ji Kauw yang berarti agama bagi umat yang lembut hati adalah bimbingan hidup karunia Thian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kelebihan bangsa Indonesia adalah adanya keanekaragaman penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat dan tentu masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari masa kerajaan hingga komunisme. Kemasyuran peradaban masa lalu Tiongkok, dapat dilihat dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Stabat memiiliki luas daerah 90.46 km², merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus penduduk terpadat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

KEBERADAAN DAN KEGIATAN TAO SEBAGAI AGAMA TESIS. Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

KEBERADAAN DAN KEGIATAN TAO SEBAGAI AGAMA TESIS. Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains KEBERADAAN DAN KEGIATAN TAO SEBAGAI AGAMA TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: ARNIS RACHMADHANI NIM: 752011001 MAGISTER SOSIOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh wilayahnya. Berbagai suku bangsa ini ada yang dipandang sebagai penduduk asal Nusantara

Lebih terperinci

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA ADAADNAN ABDULLA ADNAN ABDULLAH MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com DAFTAR ISI Daftar Isi 3 Pendahuluan.. 5 1. Terminologi Tuhan. 10 2. Agama-agama di Dunia..

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA (ODTW) MASJID AGUNG JAWA TENGAH

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA (ODTW) MASJID AGUNG JAWA TENGAH MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA (ODTW) MASJID AGUNG JAWA TENGAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan negara yang berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa, karena

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan negara yang berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia bukanlah negara yang berdasarkan hanya kepada satu agama saja, melainkan negara yang berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa, karena terdapat banyak bermacam-macam

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui LAMPIRAN Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya ilmu ini telah mengalami perubahan

Lebih terperinci

Dewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka

Dewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka Dewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka a). Yuan Shi Tian Zun Yuan Shi Tian Zun adalah Ling Bao Tian Zun dan Tai Shang Lao Jun. Dia sering disebut juga Yuan Shi Tian Wang. Menurut Taoisme, tiga maha dewa ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap I. PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial budayanya. Kebudayaan juga berfungsi untuk membantu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan salah satu kota yang sangat heterogen dari segi penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga suku bangsa

Lebih terperinci

PRAKTIKIBADAHUMATKHONGHUCUDI KELENTENG SOETJI NURANI KOTA BANJARMASIN DAN KEPERCAYAANYANG MENDASARINYA

PRAKTIKIBADAHUMATKHONGHUCUDI KELENTENG SOETJI NURANI KOTA BANJARMASIN DAN KEPERCAYAANYANG MENDASARINYA PRAKTIKIBADAHUMATKHONGHUCUDI KELENTENG SOETJI NURANI KOTA BANJARMASIN DAN KEPERCAYAANYANG MENDASARINYA SKRIPSI Oleh: Rahmadani Nim: 1201411310 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS USHULUDDIN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1266 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu tetap berada dalam kebenaran dan kebaikan. adalah makhluk homo religious. Sebutan bahwa manusia adalah homo

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu tetap berada dalam kebenaran dan kebaikan. adalah makhluk homo religious. Sebutan bahwa manusia adalah homo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama adalah kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia, dengan agama manusia mendapatkan petunjuk dan arah dalam hidup untuk selalu tetap berada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan ghaib, luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan

Lebih terperinci

TRADISI MEMBANGUN RUMAH DI DESA SUNGAI RANGAS ULU KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR

TRADISI MEMBANGUN RUMAH DI DESA SUNGAI RANGAS ULU KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR TRADISI MEMBANGUN RUMAH DI DESA SUNGAI RANGAS ULU KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR SKRIPSI Oleh: SITI NAJIROH NIM: 1201411300 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: MASTURI NIM. 3211113120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam semua kebudayaan, manusia mempunyai kepercayaan atau

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam semua kebudayaan, manusia mempunyai kepercayaan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap masyarakat memiliki kebudayaan, kebudayaan ini tersusun karena adanya tingkat pengetahuan dan sebuah ide, keduanya akan menghasilkan sebuah perwujudan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni meramal merupakan salah satu bentuk tradisi yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul ketika manusia mulai mencari

Lebih terperinci

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK SYARIAH MANDIRI KC PEKANBARU DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK SYARIAH MANDIRI KC PEKANBARU DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BANK SYARIAH MANDIRI KC PEKANBARU DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Studi dan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka sebut sebagai kepercayaan Tri Dharma. Perpindahan masyarakat Tiongkok

BAB I PENDAHULUAN. mereka sebut sebagai kepercayaan Tri Dharma. Perpindahan masyarakat Tiongkok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mayoritas masyarakat Tiongkok memiliki tiga kepercayaan, yaitu ajaran Taoisme, Konghucu dan Buddhisme. Gabungan dari ketiga kepercayaan tersebut mereka sebut sebagai

Lebih terperinci

I. 1. LATAR BELAKANG I. 1. A. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

I. 1. LATAR BELAKANG I. 1. A. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG I. 1. A. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kelenteng adalah tempat ibadat kehadiran Tuhan Yang Maha Esa serta tempat kebaktian atau penghormatan kepada para Nabi dan

Lebih terperinci

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD 28. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnik salah satunya adalah kelompok etnik Tionghoa. Kelompok etnik Tionghoa di Indonesia adalah salah satu kelompok etnik yang

Lebih terperinci

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia BAB I Latar Belakang Masalah Tradisi sebagai Pembimbing Manusia Tradisi merupakan kebiasaan turun-temurun dalam suatu masyarakat 1, hal ini berarti dalam tradisi terdapat informasi yang diwariskan dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKAD AL-QARD WAL MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK SYARIAH MANDIRI KC. BANYUMANIK SEMARANG

IMPLEMENTASI AKAD AL-QARD WAL MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK SYARIAH MANDIRI KC. BANYUMANIK SEMARANG IMPLEMENTASI AKAD AL-QARD WAL MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK SYARIAH MANDIRI KC. BANYUMANIK SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu persyaratan Guna memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lao Zi adalah salah satu filsuf yang berpengaruh di Cina. Lao Zi (dibaca Lao Zi) atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. keatas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam, masih terdapat agama Kristen,

BAB 5 RINGKASAN. keatas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam, masih terdapat agama Kristen, BAB 5 RINGKASAN Negara Indonesia adalah negara yang memiliki beragam agama, selain 80% keatas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam, masih terdapat agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki aneka ragam budaya. Budaya pada dasarnya tidak bisa ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan individu yang ada dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai merantau ke Indonesia pada masa akhir pemerintahan dinasti Tang. Dalam masyarakat Cina dikenal tiga

Lebih terperinci

VOLUME PENJUALAN PADA PT BATIK SINUN REJEKI DI SURAKARTA

VOLUME PENJUALAN PADA PT BATIK SINUN REJEKI DI SURAKARTA ANALISIS PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT BATIK SINUN REJEKI DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci

MAKNA TASBÎH DALAM AL-QUR ÂN ( Suatu Kajian Tematik ) SKRIPSI

MAKNA TASBÎH DALAM AL-QUR ÂN ( Suatu Kajian Tematik ) SKRIPSI 485/TH-U/SU-S1/2015 MAKNA TASBÎH DALAM AL-QUR ÂN ( Suatu Kajian Tematik ) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin Oleh

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) Oleh : NELA ARMALIA NIM.

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK NASIONAL 2564 MAJELIS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh tentang upaya pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai Sembahyang Rebut kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, budaya ada di dalam masyarakat dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Feng Shui adalah pengetahuan arsitektural yang berasal dari budaya Tiongkok, dan telah dikembangkan sejak 4.700 tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan untuk menanggapi bahwa terdapat kekuatan lain yang maha besar

BAB I PENDAHULUAN. perasaan untuk menanggapi bahwa terdapat kekuatan lain yang maha besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama merupakan ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN SARANA DAN PRASARANA DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA

Lebih terperinci

ATA PENGANTAR .ا ما بعد. limpahan rahmat, karunia dan hidayah-nya, sehingga skripsi yang berjudul

ATA PENGANTAR .ا ما بعد. limpahan rahmat, karunia dan hidayah-nya, sehingga skripsi yang berjudul ATA PENGANTAR.ا ما بعد Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-nya, sehingga skripsi yang berjudul Perspektif Islam terhadap Budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama memiliki pengaruh besar terhadap tindakan dan prilaku manusia yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan aturan-aturan dan ideologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal

Lebih terperinci

FATHOR, NIM. B ,

FATHOR, NIM. B , ABSTRAKSI FATHOR, NIM. B05208022, 2012. Mempertahankan Tradisi di Tengah Industrialisasi (Studi Kasus Pelestarian Tradisi Haul Mbah Sayyid Mahmud di Desa Karangbong Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan agama menurut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan agama menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebebasan untuk memeluk dan menjalankan agama menurut kepercayaannya. Glock & Stark, (1965) mendefinisikan agama sebagai sistem simbol, sistem

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN KEGIATAN

BAB IV LAPORAN KEGIATAN BAB IV LAPORAN KEGIATAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Di dalam proyek pembuatan buku kurikulum 2013 ini saya bekerja sebagai layouter selama 5 bulan, untuk menyusun naskah dan mendesain buku sesuai dengan standar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang permasalahan 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia. Orang-orang Tionghoa asli sudah datang ke pulau Jawa jauh sebelum kedatangan orang Barat.

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE- KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK TESIS. Oleh : BUHORI NIM.

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE- KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK TESIS. Oleh : BUHORI NIM. KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE- KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK TESIS Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali telah terkenal dengan kebudayaannya yang unik, khas, dan tumbuh dari jiwa Agama Hindu, yang tidak dapat dipisahkan dari keseniannya dalam masyarakat yang berciri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Budha lahir dibagian Timur Laut India sekitar abad ke-6 SM. Setelah

BAB I PENDAHULUAN. Agama Budha lahir dibagian Timur Laut India sekitar abad ke-6 SM. Setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Budha lahir dibagian Timur Laut India sekitar abad ke-6 SM. Setelah lebih dari 2500 tahun hingga saat ini, agama Budha berkembang keluar India hingga sampai ke

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1436 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1436 H PENERAPAN REMEDIAL TEACHING SEBAGAI UPAYA KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 9 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh: NURAINI RAHAYU Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan

Lebih terperinci

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 5: 1

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 5: 1 Bab 5: 1 BAB 5 TAMADUN CHINA Bab 5: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menjelaskan sejarah dan budaya dalam tamadun China. Menjelaskan nilai-nilai murni dalam tamadun China

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, merupakan suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan segala macam legenda, misteri, dan

Lebih terperinci

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan

Lebih terperinci

SISTEM AKREDITASI KBIH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KBIH DI KOTA SEMARANG

SISTEM AKREDITASI KBIH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KBIH DI KOTA SEMARANG SISTEM AKREDITASI KBIH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KBIH DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Disusun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu Khonghucu merupakan salah satu agama yang sangat menekankan etika moral, namun

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Papua terkenal dengan pulau yang memiliki banyak suku, baik suku asli Papua maupun suku-suku yang datang dan hidup di Papua. Beberapa suku-suku asli Papua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan Islam di pulau Jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebudayaan peranakan Tionghoa merupakan kebudayaan yang paling kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan bahasanya yang merupakan sintesa

Lebih terperinci

PENETAPAN ASAL USUL ANAK YANG LAHIR AKIBAT PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN (ANALISIS PENETAPAN NOMOR: 0180/Pdt.P/2015/PA.Bjm) SKRIPSI

PENETAPAN ASAL USUL ANAK YANG LAHIR AKIBAT PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN (ANALISIS PENETAPAN NOMOR: 0180/Pdt.P/2015/PA.Bjm) SKRIPSI PENETAPAN ASAL USUL ANAK YANG LAHIR AKIBAT PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN (ANALISIS PENETAPAN NOMOR: 0180/Pdt.P/2015/PA.Bjm) SKRIPSI OLEH: NOR HABIBAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016

Lebih terperinci

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 184 - F. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

PERKAWINAN. Diajukan. Sosial. Oleh: JURUSAN

PERKAWINAN. Diajukan. Sosial. Oleh: JURUSAN EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL BEGALAN DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT DESA KEDONDONG KECAMATAN SOKARAJAA KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakartaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

29. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD

29. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD 29. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci