WALI NAGARI TARATAK TINGGI KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN NAGARI TARATAK TINGGI NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G PUNGUTAN NAGARI

Transkripsi

1 WALI NAGARI TARATAK TINGGI KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN NAGARI TARATAK TINGGI NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G PUNGUTAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI NAGARI TARATAK TINGGI, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan di Nagari perlu adanya sumber sumber pendapatan Nagari sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku; b. bahwa pungutan Nagari merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Nagari yang pemungutannya dilaksanakan berdasarkan Peraturan Nagari; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Nagari tentang Pungutan Nagari Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4348); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaiman telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);

2 Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok Pokok Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2007 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 21); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Penataan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 21). Dengan Persetujuan Bersama BADAN MUSYAWARAH NAGARI TARATAK TINGGI dan WALI NAGARI TARATAK TINGGI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN NAGARI TENTANG PUNGUTAN NAGARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Nagari ini yang dimaksud dengan : 1. Nagari adalah Nagari Taratak Tinggi. 2. Wali Nagari adalah Wali Nagari Taratak Tinggi. 3. Badan Permusyawaratan Nagari yang selanjutnya disebut Bamus Nagari, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Nagari sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Nagari, yang keanggotaannya dapat mencerminkan keterwakilan yang berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah dan/ atau terdiri dari unsur-unsur masyarakat yaitu Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang serta Pemuda yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat oleh masing masing unsur. 4. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkat Nagari sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari. 5. Pemerintah Nagari adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Pungutan Nagari adalah pungutan yang berupa uang maupun benda atau barang yang dilakukan oleh Pemerintah Nagari terhadap masyarakat Nagari dan Perusahaan yang berada diwilayah Nagari berdasarkan pertimbangan kemampuan social ekonomi masyarakat di Nagari yang ditetapkan melalui Peraturan Nagari dalam rangka peningkatan

3 - 3 - Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan Pemberdayaan Masyarakat Nagari. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan tujuan ditetapkannya Peraturan Nagari ini adalah sebagai pedoman dan acuan bagi Nagari dalam melakukan Pungutan. BAB III PUNGUTAN NAGARI Pasal 3 Untuk penyelenggaraan Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Nagari memiliki sumber pendapatan yang berasal dari pungutan. Pasal 4 Azas Pungutan Nagari sebagaimana dimaksud dalam Pasl 3 terdiri atas : a. tidak bertentangan dengan kepentingan umum; b. tidak membebani masyarakat; c. memenuhi aspek keadilan. Pasal 5 Objek Pungutan Nagari adalah Pelayanan yang diberikan setiap individu, kelompok dan/ atau Pengusaha dapat dipungut biaya sebagai pengganti biaya operasional dan pelayanan serta untuk meningkatkan pendapatan Nagari. BAB IV JENIS BENTUK DAN BESARAN PUNGUTAN NAGARI Pasal 6 Jenis Pungutan Nagari meliputi : a. Pungutan untuk keterangan Usaha; b. Pungutan untuk surat keterangan perizinan. c. Pungutan Jasa Usaha d. Pungutan Jasa Aset Desa e. Pungutan Lainnya yang sah Pasal 7 Bentuk Pungutan Nagari sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 adalah berupa uang sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Pasal 8 Besaran Pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 adalah sebagai berikut:

4 - 4 - a. Pungutan untuk surat keterangan usaha dan lain-lain No Jenis Pelayanan Besaran (Rp) 1. Surat Keterangan Usaha /surat 2. Pas Ternak /surat 3. Surat Keterangan Ahli Waris/ Hibah /surat 4. Jual beli tanah/ bangunan /surat 5. Surat Pegang Gadai yang diketahui / Surat Pemerintahan Nagari 6. Surat Keterangan Jalan /surat 7. Surat Keterangan Pemghasilan /surat b. Pungutan untuk surat keterangan perizinan No Jenis Pelayanan Besaran (Rp) 1. Surat Pengantar IMB /surat 2. Pengantar Izin Tempat Usaha /surat 3. Rekomendasi Izin Keramaian /surat c. Pungutan Jasa Usaha No Jenis Usaha Besaran (Rp) 1. Ram/ Timbangan Sawit /Kapleng/Bulan 2. Toke Sawit 5.000/ Bulan 3. Kapleng/ Lahan Sawit yang Bukan Milik 5000/Hektar/ Bulan Masyarakat Nagari Taratak Tinggi yang berada diwilayah Nagari Taratak Tinggi 4. BP-SPAM Rp. 500/ Meteran 5. UED-SP Rp / Tahun d. Pungutan Jasa Aset Nagari - Pasar Desa No Jenis Aset Besaran (Rp) 1. Kontrak Pasar Permanen /Tahun 2. Lapak Los Pasar /Tahun 3. Lapak Los Pasar / Layang / Tahun laying 4. Tempat Tinggal / Rumah / Tahun dalam Pasar - Sarana Prasarana 1. Gedung / Hari 2. Ginset / Hari 3. LCD Proyektor / Hari 4. Sewa Molen / Hari 5. Kursi Rapat / Hari - Tanah Fasilitas Umum a) Tanah Fasilitas Umum yang sudah ditempati warga dipungut Rp setiap Tahun nya b) Tanah Fasilitas Umum yang sudah ditempati warga dan memiliki usaha seperti bengkel, ruko, rumah makan dan lainlain dipungut Rp setiap tahun nya c) Tanah Fasilitas Umum yang sudah ditanami warga berupa sawit, sawah serta tanaman lainnya dipungut 15% setiap kali panennya - Lapangan Lapangan apabila digunakan oleh pihak ketiga seperti pengadaan pasar malam ataupun acara tertentu yang tidak ada hubungan

5 - 5 - dengan kepentingan masyarakat nagari akan dipungut Rp / hari BAB V PENGELOLAAN PUNGUTAN NAGARI Pasal 9 1. Pungutan Nagari dimaksud dalam Pasal 8 dipungut oleh Wali Nagari melalui Perangkat Nagari atau Petugas yang ditugaskan. 2. Perangkat Nagari atau petugas yang ditugaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk dan ditetapkan oleh Wali Nagari. 3. Tata cara Pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Wali Nagari. Pasal Hasil Pungutan Nagari disetor ke Rekening Kas Umum Nagari melalui Bendahara Nagari secara bruto dan dicatat kedalam buku administrasi Keuangan Nagari. 2. Perencanaan dan Penggunaan Pungutan Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan kedalam APB Nagari. Pasal Hasil Pungutan Nagari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 digunakan untuk ayat 1 dan 2 dipergunakan untuk penyelenggaran Pemerintah Nagari 2. Hasil Pungutan Nagari sebagaimana yang dimaksud pasal ayat 2 dan 3 dipergunakan untuk Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari 25% dan 75 % Akan dikembalikan ke wilayah jorong masing masing berupa Bagi Hasil PAN dan dipergunakan untuk Pembangunan yang ada di masing masing jorong sesuai hasil retribusi yang didapatkan dijorong masing masing 3. Besaran Hasil Pembagian Retribusi sebagaiman yang dimaksud ayat 2 ditetapkan dengan keputusan wali nagari setiap tahun nya Pasal 12 BAB VI KETENTUAN SANKSI Pasal 12 Dalam hal wajib pungutan tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa penangguhan segala urusan yang sedang diproses di Nagari sampai yang bersangkutan memenuhi kewajibannya. Pasal Barang siapa dengan sengaja atau tidak sengaja menyalahgunakan atau menghilangkan uang pungutan diwajibkan untuk mengganti atau mengembalikan sesegera mungkin; 2. Batas waktu pengembalian paling lambat 1 (satu) bulan sejak uang dihilangkan atau berdasarkan kesepakatan pihak terkait;

6 Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) tidak terpenuhi maka proses penyelesaian selanjutnya dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal Wali Nagari bertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Pungutan Nagari. 2. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) disampaikan kepada: a. Bupati melalui Camat; dan b. Bamus Nagari. BAB VIII PENGAWASAN Pasal 15 Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Pendapatan Asli Nagari terdiri dari: a. Pengawasan fungsional; b. Pengawasan melekat; c. Pengawasan masyarakat; dan d. Pengawasan umum. Pasal Pengawasan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a dilakukan oleh aparat pengawasan dari Inspektorat Daerah, BPKP dan Instansi pemeriksa lainnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 2. Pengawasan melekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dilakukan oleh Camat. 3. Pengawasan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c dilakukan oleh masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat. 4. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) dapat berupa kritikan, saran atau masukan terhadap pungutan kepada Bupati melalui Camat. 5. Pengawasan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d dilakukan oleh Bamus Nagari. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 Dengan berlakunya Peraturan Nagari ini maka semua ketentuan yang mengatur mengenai Pungutan Nagari dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB X KETENTUAN PENUTUP

7 - 7 - Pasal 18 Peraturan Nagari ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan perundangan Peraturan Nagari ini dengan penempatannya dalam Lembaran Nagari Taratak Tinggi. Ditetapkan di Taratak Tinggi pada tanggal 5 Juni 2017 WALI NAGARI TARATAK TINGGI, AHMAD SADAR DT. TUMANGGUNG Diundangkan di Taratak Tinggi pada tanggal 5 Juni 2017 SEKRETARIS NAGARI TARATAK TINGGI, INDRIA WARDHANA LEMBARAN NAGARI TARATAK TINGGI NOMOR 8 TAHUN 2017 Tembusan disampaikan Kepada Yth : 1. Bupati Dharmasraya di Pulau Punjung 2. Inspektur Daerah Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung 3. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Pulau Punjung 4. Kepala Bagian Hukum Daerah Kabupaten Dharmasraya 5. Camat Timpeh di Tabek 6. Ketua Bamus Nagari Taratak Tinggi

8 - 8 - WALI NAGARI TARATAK TINGGI KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN NAGARI TARATAK TINGGI NOMOR 8 TAHUN 2017 T E N T A N G PEMBAGIAN PENDAPATAN ASLI NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI NAGARI TARATAK TINGGI, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan di Nagari perlu adanya sumber sumber pendapatan Nagari sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku; b. bahwa pungutan Nagari merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Nagari yang pemungutannya dilaksanakan berdasarkan Peraturan Nagari; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Nagari tentang Pungutan Nagari Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4348); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaiman telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

9 - 9 - Indonesia Nomor 5495); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158); 5. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok Pokok Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2007 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 21); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Penataan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 21). Dengan Persetujuan Bersama BADAN MUSYAWARAH NAGARI TARATAK TINGGI dan WALI NAGARI TARATAK TINGGI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN NAGARI TENTANG PUNGUTAN NAGARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Nagari ini yang dimaksud dengan : 7. Nagari adalah Nagari Taratak Tinggi. 8. Wali Nagari adalah Wali Nagari Taratak Tinggi. 9. Badan Permusyawaratan Nagari yang selanjutnya disebut Bamus Nagari, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Nagari sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Nagari, yang keanggotaannya dapat mencerminkan keterwakilan yang berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah dan/ atau terdiri dari unsur-unsur masyarakat yaitu Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang serta Pemuda yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat oleh masing masing unsur. 10. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkat Nagari sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari.

10 Pemerintah Nagari adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 12. Pungutan Nagari adalah pungutan yang berupa uang maupun benda atau barang yang dilakukan oleh Pemerintah Nagari terhadap masyarakat Nagari dan Perusahaan yang berada diwilayah Nagari berdasarkan pertimbangan kemampuan social ekonomi masyarakat di Nagari yang ditetapkan melalui Peraturan Nagari dalam rangka peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan Pemberdayaan Masyarakat Nagari. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan tujuan ditetapkannya Peraturan Nagari ini adalah sebagai pedoman dan acuan bagi Nagari dalam melakukan Pungutan. BAB III PUNGUTAN NAGARI Pasal 3 Untuk penyelenggaraan Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Nagari memiliki sumber pendapatan yang berasal dari pungutan. Pasal 4 Azas Pungutan Nagari sebagaimana dimaksud dalam Pasl 3 terdiri atas : d. tidak bertentangan dengan kepentingan umum; e. tidak membebani masyarakat; f. memenuhi aspek keadilan. Pasal 5 Objek Pungutan Nagari adalah Pelayanan yang diberikan setiap individu, kelompok dan/ atau Pengusaha dapat dipungut biaya sebagai pengganti biaya operasional dan pelayanan serta untuk meningkatkan pendapatan Nagari. BAB IV JENIS BENTUK DAN BESARAN PUNGUTAN NAGARI Pasal 6 Jenis Pungutan Nagari meliputi : f. Pungutan untuk keterangan Usaha; g. Pungutan untuk surat keterangan perizinan. h. Pungutan Jasa Usaha i. Pungutan Jasa Aset Desa j. Pungutan Lainnya yang sah

11 Pasal 7 Bentuk Pungutan Nagari sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 adalah berupa uang sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Pasal 8 Besaran Pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 adalah sebagai berikut: e. Pungutan untuk surat keterangan usaha dan lain-lain No Jenis Pelayanan Besaran (Rp) 1. Surat Keterangan Usaha /surat 2. Pas Ternak /surat 3. Surat Keterangan Ahli Waris/ Hibah /surat 4. Jual beli tanah/ bangunan /surat 5. Surat Pegang Gadai yang diketahui / Surat Pemerintahan Nagari 6. Surat Keterangan Jalan /surat 7. Surat Keterangan Pemghasilan /surat f. Pungutan untuk surat keterangan perizinan No Jenis Pelayanan Besaran (Rp) 1. Surat Pengantar IMB /surat 2. Pengantar Izin Tempat Usaha /surat 3. Rekomendasi Izin Keramaian /surat g. Pungutan Jasa Usaha No Jenis Usaha Besaran (Rp) 1. Ram/ Timbangan Sawit /Kapleng/Bulan 2. Toke Sawit 5.000/ Bulan 3. Kapleng/ Lahan Sawit yang Bukan Milik 5000/Hektar/ Bulan Masyarakat Nagari Taratak Tinggi yang berada diwilayah Nagari Taratak Tinggi 4. BP-SPAM Rp. 500/ Meteran 5. UED-SP Rp / Tahun h. Pungutan Jasa Aset Nagari - Pasar Desa No Jenis Aset Besaran (Rp) 1. Kontrak Pasar Permanen /Tahun 2. Lapak Los Pasar /Tahun 3. Lapak Los Pasar / Layang / Tahun laying 4. Tempat Tinggal / Rumah / Tahun dalam Pasar - Sarana Prasarana 1. Gedung / Hari 2. Ginset / Hari 3. LCD Proyektor / Hari 4. Sewa Molen / Hari 5. Kursi Rapat / Hari - Tanah Fasilitas Umum

12 d) Tanah Fasilitas Umum yang sudah ditempati warga dipungut Rp setiap Tahun nya e) Tanah Fasilitas Umum yang sudah ditempati warga dan memiliki usaha seperti bengkel, ruko, rumah makan dan lainlain dipungut Rp setiap tahun nya f) Tanah Fasilitas Umum yang sudah ditanami warga berupa sawit, sawah serta tanaman lainnya dipungut 15% setiap kali panennya - Lapangan Lapangan apabila digunakan oleh pihak ketiga seperti pengadaan pasar malam ataupun acara tertentu yang tidak ada hubungan dengan kepentingan masyarakat nagari akan dipungut Rp / hari BAB V PENGELOLAAN PUNGUTAN NAGARI Pasal 9 4. Pungutan Nagari dimaksud dalam Pasal 8 dipungut oleh Wali Nagari melalui Perangkat Nagari atau Petugas yang ditugaskan. 5. Perangkat Nagari atau petugas yang ditugaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk dan ditetapkan oleh Wali Nagari. 6. Tata cara Pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Wali Nagari. Pasal Hasil Pungutan Nagari disetor ke Rekening Kas Umum Nagari melalui Bendahara Nagari secara bruto dan dicatat kedalam buku administrasi Keuangan Nagari. 4. Perencanaan dan Penggunaan Pungutan Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan kedalam APB Nagari. Pasal 11 Hasil Pungutan Nagari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 digunakan untuk kepentingan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di Nagari. BAB VI KETENTUAN SANKSI Pasal 12 Dalam hal wajib pungutan tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa penangguhan segala urusan yang sedang diproses di Nagari sampai yang bersangkutan memenuhi kewajibannya. Pasal Barang siapa dengan sengaja atau tidak sengaja menyalahgunakan atau menghilangkan uang pungutan diwajibkan untuk mengganti atau mengembalikan sesegera mungkin;

13 Batas waktu pengembalian paling lambat 1 (satu) bulan sejak uang dihilangkan atau berdasarkan kesepakatan pihak terkait; 6. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) tidak terpenuhi maka proses penyelesaian selanjutnya dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal Wali Nagari bertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Pungutan Nagari. 4. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) disampaikan kepada: c. Bupati melalui Camat; dan d. Bamus Nagari. BAB VIII PENGAWASAN Pasal 15 Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Pendapatan Asli Nagari terdiri dari: e. Pengawasan fungsional; f. Pengawasan melekat; g. Pengawasan masyarakat; dan h. Pengawasan umum. Pasal Pengawasan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a dilakukan oleh aparat pengawasan dari Inspektorat Daerah, BPKP dan Instansi pemeriksa lainnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 7. Pengawasan melekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dilakukan oleh Camat. 8. Pengawasan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c dilakukan oleh masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat. 9. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) dapat berupa kritikan, saran atau masukan terhadap pungutan kepada Bupati melalui Camat. 10. Pengawasan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d dilakukan oleh Bamus Nagari. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 Dengan berlakunya Peraturan Nagari ini maka semua ketentuan yang mengatur mengenai Pungutan Nagari dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

14 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Nagari ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan perundangan Peraturan Nagari ini dengan penempatannya dalam Lembaran Nagari Taratak Tinggi. Ditetapkan di Taratak Tinggi pada tanggal 5 Juni 2017 WALI NAGARI TARATAK TINGGI, AHMAD SADAR DT. TUMANGGUNG Diundangkan di Taratak Tinggi pada tanggal 5 Juni 2017 SEKRETARIS NAGARI TARATAK TINGGI, INDRIA WARDHANA LEMBARAN NAGARI TARATAK TINGGI NOMOR 8 TAHUN 2017 Tembusan disampaikan Kepada Yth : 7. Bupati Dharmasraya di Pulau Punjung 8. Inspektur Daerah Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung 9. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Pulau Punjung 10. Kepala Bagian Hukum Daerah Kabupaten Dharmasraya 11. Camat Timpeh di Tabek 12. Ketua Bamus Nagari Taratak Tinggi