EFEKTIVITAS RELOKASI PASAR BALEDONO DI KABUPATEN PURWOREJO
|
|
- Budi Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Efektivitas Relokasi Pasar Baledono Di Kabupaten Purworejo ( Fitria Molandari dan EFEKTIVITAS RELOKASI PASAR BALEDONO DI KABUPATEN PURWOREJO EFFECTIVENESS OF BALEDONO MARKET RELOCATION IN PURWOREJO REGENCY Oleh: Fitria Molandari, FIS UNY, Fitria.mulan@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas relokasi Pasar Baledono di Kabupaten Purworejo beserta faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Tujuan selanjutnya untuk memberi masukan kepada pemerintah daerah dalam penyediaan fasilitas terkait dengan program relokasi Pasar Baledono ke tempat yang baru. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian adalah Kepala Diskopperindagpar, Kabid dan staff bidang Pengelolaan Pasar Diskopperindagpar, Kepala Dishubkominfo, Kabid dan staff bagian LLAJ Dishubkominfo, Sekda Kabupaten Purworejo, serta masyarakat sekitar Pasar Baledono. Peneliti bertindak sebagai instrument penelitian. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber dipilih sebagai teknik uji keabsahan data. Teknik analisis data menggunakan teknik interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relokasi Pasar Baledono di Kabupaten Purworejo tidak efektif dilihat dari 3 (tiga) indikator yaitu: 1) Lokasi usaha yang strategis dan menguntungkan dimana pedagang yang direlokasi di belakang ruko Plaza merasa rugi akibat sepi pembeli dan lokasi tersebut dianggap sangat tidak strategis karena posisi pasar darurat yang tertutup oleh ruko Plaza, 2) Pembinaan terhadap pengelola pasar dilakukan oleh Diskopperindagpar dan pembinaan terhadap pedagang pasar dilakukan oleh pengelola pasar sudah sesuai dengan tujuan kebijakan. 3) Penyediaan sarana dan prasarana pasar tradisional. Kata Kunci: Efektivitas, Relokasi Pasar Baledono Abstract The aims of this research is to understand the effectiveness of Baledono Market relocation in Purworejo Regency along with its supporting and inhibiting factors. The next objective is to give inputs to the local government in providing facilities related to the relocation program of Baledono Market to a new place. The research design used is descriptive research with qualitative approach. The research informants are Head of Diskopperindagpar, Market Management staff of Diskopperindagpar, Head of Dishubkominfo, Head of LLAJ Dishubkominfo, Sekda of Purworejo District, market traders, buyers, drivers and community around Baledono Market. Researcher as instrument of this research. Data collection by interview, observation and documentation. Triangulation of the source is chosen as a test technique of data validity. Data analysis techniques using interactive techniques of data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. Testing data validity using source triangulation 13
2 Efektivitas Relokasi Pasar Baledono Di Kabupaten Purworejo ( Fitria Molandari dan technique. The result of the research shows that the effectiveness of Baledono Market relocation in Purworejo Regency is less effective from 3 (three) indicators: 1) Strategic and profitable business location where the merchants who are relocated behind the Plaza's shop feel the loss due to the lack of buyers. And the location is considered at least Strategic because of the emergency market position covered by the shop 2) Guidance to market managers conducted by Diskopperindagpar and guidance to market traders conducted by market managers. 3) Assist the improvement of traditional market facilities and infrastructure. Keywords: Effectiveness, Baledono Market Relocation. PENDAHULUAN Pasar Baledono merupakan pasar tradisional yang dijadikan pusat kegiatan jual beli terbesar di Purworejo dan ditempati pedagang yang terdiri atas 319 pedagang menempati kios dan pedagang menempati los. Menurut Suyanto (2004:8) Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta, koperasi, atau swadaya masyarakat dengan tempat usaha berupa kios, toko, los dan tenda, dikelola oleh pedagang kecil, menengah, dan koperasi, dengan usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui tawar-menawar. Sejalan dengan pendapat Suyanto tersebut, Pasar Baledono merupakan pasar tradisional yang dibangun oleh Pemerintah Daerah yang bekerja sama dengan pihak swasta yaitu PT Karsa Bayu Bangun Perkasa selaku kontraktornya dan dikelola oleh SKPD yang menanganinya yaitu Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Purworejo. Pasar Baledono mengalami musibah kebakaran besar pada tanggal 27 Juli 2013 hingga tanggal 28 Juli 2013 dan menghanguskan seluruh badan pasar, akibatnya pihak Pemerintah Daerah Purworejo melakukan upaya dengan mengeluarkan kebijakan relokasi Pasar Baledono berupa SK Bupati Purworejo Nomor 188.4/479-/2013 tentang relokasi sementara pedagang Pasar Baledono. Berdasarkan SK Bupati Purworejo Nomor 188.4/479-/2013 tentang relokasi sementara pedagang Pasar Baledono, Pemda Purworejo menyediakan kios dan tenda darurat di beberapa titik lokasi penampungan diantaranya di terminal non bus Kongsi, terminal non bus Suronegaran, lahan belakang bangunan rumah toko (ruko) Purworejo Plaza, Jalan Pramuka, jalan Kemuning 14
3 dan Jalan Pahlawan. Berikut tabel lokasi dan masing-masih jumlah pedagang yang direlokasi. Menurut James E Anderson (2009:17) kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu. Penempatan tersebut dilakukan oleh tim-tim khusus yang bertugas sesuai SK Bupati No / 65/ 2014 dengan dibantu petugas satpol PP, para relawan dan masyarakat. Untuk mengukur efektivitas relokasi Pasar Baledono tersebut, peneliti menggunakan teori dari FX. Suwarto (1999: 5-8) dengan pendekatan tujuan. Dalam hal ini tujuan yang hendak dicapai dalam program relokasi Pasar Baledono berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 6 Tahun 2014 yaitu memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada Pasar Tradisional dan pelaku-pelaku usaha yang ada di dalamnya, dengan indikator berupa yaitu: lokasi usaha yang strategis dan menguntungkan, pembinaan terhadap pengelola pasar tradisional serta pelaku-pelaku usaha yang ada didalamnya, dan membantu penyediaan sarana dan prasarana pasar tradisional. Menurut Ibu Hartini, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pariwisata Kabupaten Purworejo, relokasi tersebut hanya untuk sementara waktu. Namun adanya relokasi Pasar Baledono di Desa Baledono Kabupaten Purworejo tersebut memberikan dampak terhadap para pedagang maupun masyarakat. Dampak tersebut berupa dampak ekonomi dan dampak sosial. Akibat dari relokasi ini pedagang perlu menyesuaikan kembali dengan keadaan lingkungan pasar yang baru agar kesejahteraan pedagang meningkat dan aktivitas ekonomi pun stabil Secara fisik dampak yang terjadi di enam lokasi penampungan pasar dinilai mengganggu aktivitas kerja operasional lingkungannya. Kondisi lingkungan menjadi lebih sempit dan padat akibat adanya aktivitas jual beli. Selain itu terdapat salah satu lokasi penampungan yang kurang strategis sebab posisi pasar berada di belakang Ruko Plaza, sehingga tidak banyak pembeli. Kios kios yang telah disediakan oleh Pemkab banyak yang kosong dan tidak 15
4 digunakan oleh para pedagang. Para pedagang lebih memilih berjualan di pinggiran jalan terminal non bus Kongsi sebab mudah terlihat orangorang sehingga banyak menarik pembeli. Padahal kios-kios di belakang Ruko Plaza yang telah disediakan Pemkab tersebut telah diblok-blok dan dinamai untuk setiap para penjual yang mejadi korban kebakaran Pasar Baledono. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk dapat melakukan penelitian yang berjudul Efektivitas Relokasi Pasar Baledono di Kabupaten Purworejo INSTRUMEN PENELITIAN Dalam penelitian ini, instrumen atau alat pengumpul data utama adalah peneliti sendiri dengan alat bantu yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi. DATA DAN SUMBER DATA 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh melalui informan atau subyek penelitian. Peneliti memperoleh data primer didapat melalui proses wawancara kepada informan dan observasi. 2. Data Sekunder Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dokumendokumen seperti Perda Purworejo No.6 tahun 2014 tentang tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional, Penataan dan Pengendalian Pasar Modern bab III pasal 4 yang mana Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada Pasar Tradisional dan pelakupelaku usaha yang ada di dalamnya, SK Bupati berupa SK Bupati No.188.4/479/2013 tentang penetapan lokasi pasar darurat, SK Bupati No / 65/ 2014 tentang tim koordinasi penanganan Pasar Baledono, Buku Pedoman Penanganan Pasar Pasar Baledono, Data Retribusi UPT Terminal Kabupaten Purworejo, dan data pendukung lainnya. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Wawancara Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dengan mempersiapkan pedoman 16
5 wawancara yang berisi pertanyaan yang mengarah pada informasi guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang informasi secara lebih jauh dan mendalam. Wawancara tak terstruktur dilakukan untuk menemukan informasi atau data pendukung yang berkaitan dengan efektivitas relokasi Pasar Baledono Kabupaten Purworejo. 2. Observasi Dalam penelitian ini peneliti mengamati keadaan lingkungan sekitar Pasar Baledono dan enam titik tempat relokasi Pasar Baledono, seperti kondisi lingkungan dan sosial semenjak dijadikan tempat relokasi Pasar Baledono dan dampak yang terjadi setelah dilakukannya relokasi, yang dapat dijadikan bahan pertanyaan dan analisis terkait dengan hasil wawancara dari narasumber dengan keadaan lapangan yang didapat. Dengan hal tersebut, dapat dijadikan sebagai data tambahan selain melalui proses wawancara. 3. Dokumentasi Dokumentasi diperoleh dari Perda Purworejo No.6 tahun 2014 tentang tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional, Penataan dan Pengendalian Pasar Modern bab III pasal 4 yang mana Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada Pasar Tradisional dan pelaku-pelaku usaha yang ada di dalamnya, SK Bupati berupa SK Bupati No.188.4/479/2013 tentang penetapan lokasi pasar darurat, SK Bupati No / 65/ 2014 tentang tim koordinasi penanganan Pasar Baledono, Buku Pedoman Penanganan Pasar Pasar Baledono, Data Retribusi UPT Terminal Kabupaten Purworejo, dan data pendukung lainnya. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber yang telah membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengamatan, keadaan data penelitian dengan pendapat informan dan hasil wawancara dengan data yang 17
6 diperoleh tentang efektivitas relokasi Pasar Baledono di kabupaten Purworejo. TEKNIK ANALISIS DATA Penelitian ini menggunakan model analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Herdiansyah (2010:164) dimana terdapat empat alur kegiatan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui efektivitas program relokasi Pasar Baledono. Untuk mengukur efektivitas tersebut, peneliti menggunakan Teori dari FX. Suwarto (1999: 5-8) dengan pendekatan tujuan. Dalam hal ini tujuan yang hendak dicapai dalam program relokasi Pasar Baledono berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 6 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional, Penataan dan Pengendalian Pasar Modern bab III pasal 4 yang mana Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada Pasar Tradisional dan pelakupelaku usaha yang ada di dalamnya, dalam aspek : a) Lokasi Usaha yang Strategis dan Menguntungkan Berdasarkan SK Bupati Purworejo Nomor 188.4/479- /2013 tersebut Pemda Purworejo menyediakan kios dan tenda darurat di beberapa titik lokasi penampungan. Penempatan ke lokasi-lokasi tersebut yaitu di Terminal Non Bus Kongsi, Terminal Non Bus Suronegaran, Lahan Belakang Bangunan Rumah Toko (Ruko) Purworejo Plaza, Jalan Pramuka, Jalan Kemuning dan Jalan Pahlawan. Lokasi tersebut strategis dan telah dipertimbangkan karena enam lokasi tersebut berdekatan satu sama lain dan tidak jauh dari lokasi Pasar Baledono. b) Pembinaan Terhadap Pengelola Pasar Tradisional Serta Pelaku- Pelaku Usaha yang Ada Didalamnya Pembinaan yang dimaksud adalah pembinaan terhadap pengelola pasar dan pembinaan kepada pedagang. 18
7 1) Pembinaan Terhadap Pengelola Pasar Pembinaan terhadap pengelola pasar dalam hal ini dilakukan oleh SKPD terkait yaitu Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Purworejo kepada pengelola pasar yaitu tim pengelolaan pasar yang bertugas turun ke lapangan. Tim pengelolaan pasar yang akan ditugaskan ke lapangan terlebih dahulu diberikan pembinaan khusus oleh Kepala Diskoperindagpar. Beliau memberikan pelatihanpelatihan singkat dan beberapa pengarahan tentang prosedur dan tugas teknis yang harus dilakukan di lokasi-lokasi pasar darurat. Wujud pembinaan tersebut berupa cara sosialisasi dan pengarahan kepada pedagang, cara melakukan monitoring dan pengecekkan terhadap aspek-aspek kondisi pasar darurat, prosedur penyusunan laporan dan pelaporan kepada Kabid. Tujuan dari pembinaan kepada pengelola pasar tidak lain untuk mencetak individuindividu yang terampil, maksudnya terampil mengendalikan para pelaku usaha (pedagang) tanpa merasa diatur-atur atau dikuasai. Para pengelola pasar diberikan pembinaan agar pada saat terjun ke lapangan mereka bisa membaur dan lebih akrab dengan masyarakat (pedagang). Masyarakat yang telah akrab dengan pengelola pasar akan dapat diarahkan dan tidak akan melakukan penolakan ataupun penentangan. 2) Pembinaan Kepada Pedagang Pembinaan terhadap pedagang pasar dalam hal ini dilakukan oleh pengelola pasar. Program pembinaan terhadap pedagang telah dilakukan pertama kali pada tanggal 15 Januari 2014 yaitu satu hari setelah pedagang direlokasi lokasi baru. 19
8 Pembinaan tersebut dilakukan langsung di lapangan yaitu di Terminal Non Bus Kongsi, Terminal Non Bus Suronegaran, Lahan Belakang Bangunan Rumah Toko (Ruko) Purworejo Plaza, Jalan Pramuka, Jalan Kemuning dan Jalan Pahlawan. Pembinaan dilakukan oleh tim pengelolaan pasar yang berjumlah 5 orang dengan didampingi Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pariwisata dan Kasi bidang Pengelolaan Pasar. Dalam melakukan pembinaan, tim pengelola pasar tradisional memberikan bimbingan teknis kepada para pedagang yang direlokasi di enam titik lokasi penampungan. Bimbingan teknis tersebut dilakukan melalui sosialisasi dan dialog yang berkaitan dengan operasional pasar berupa pemeliharaan bangunan pasar, mengupayakan dan memelihara kebersihan pasar, menjaga keamanan, menjaga dan meningkatkan ketertiban berdagang, cara berdagang yang baik dengan penataan barang dagangan yang menarik pembeli sehingga walaupun para pedagang ditempatkan di lokasi baru, mereka tetap dapat menarik pembeli tanpa khawatir akan mengalami kerugian pendapatan. c) Membantu Penyediaan Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional Pemerintah Daerah sudah berupaya menyediakan pasar darurat berupa kios-kios semi permanen untuk membantu para pedagang dalam melanjutkan usahanya. Pemerintah bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan pasar darurat tersebut dengan menerjunkan tim pengelolaan pasar yang tugasnya memantau secara berkala bangunan pasar dan melakukan upaya perbaikan apabila terdapat kerusakankerusakan bangunan pasar. 20
9 Pemerintah Daerah juga telah menyediakan fasilitas pendukung yang terdapat pada tiap lokasi pasar darurat, yaitu: 1) Memiliki tempat parkir kendaraan yang mencukupi keluar masuknya kendaraan tidak macet. 2) Sistem penataan sangat rapi dan efektif sehingga mempermudah konsumen dalam menemukan jenis barang yang dibutuhkan. 3) Penerapan zoning mixed used atau menggabungkan peletakan los dan kios dalam satu area yang saling menunjang. 4) Memiliki tempat penimbunan sampah sementara (TPS) yang mencukupi. 5) Terdapat berbagai fasilitas umum: ATM Centre, pos jaga kesehatan, mushola, toilet, dll. 6) Memiliki bangunan kantor untuk pengelola pasar, keamanan, organisasi pedagang. Dalam hal penyediaan sarana dan prasarana pasar tradisional tersebut maka perlu pemeliharaan dan penyediaan ketertiban dengan upaya yang harus dilakukan yaitu: 1) Pemeliharaan dan peningkatan ketertiban di lingkungan pedagang harus melibatkan semua pihak terkait. 2) Tugas keamanan dan ketertiban secara umum dilakukan oleh security atau pihak yang bertugas mengamankan pasar. 3) Pembersihan tempat dilakukan secara terus menerus, tidak berdasarkan jadwal, tetapi situasional berdasar keadaan di tempat. 4) Setiap kelompok kios terdapat tempat penampungan sampah sementara,kemudian secara berkala dipindahkan ke tempat penampungan akhir oleh petugas dari manajemen pasar. 5) Tempat parkir harus tersedia cukup luas untuk menampung kendaraan para pengunjung. Bentuk tanggung jawab dan perhatian pihak pengelola pasar terhadap lokasi-lokasi pasar darurat tersebut yaitu dengan pemeliharaan sarana prasarana pasar dilakukan secara rutin. Manajemen pasar terus menerus melakukan pengecekan terhadap kondisi fisik bangunan dan sarana fisik lainnya. Pada saat melakukan pengecekan, petugas harus mengisi check list yang dibawanya 21
10 dan langsung melakukan pelaporan begitu pengecekan selesai dilakukan. Setelah menerima laporan maka bagian pemeliharaan harus segera melakukan tindakan. Faktor Pendukung Efektivitas Relokasi Pasar Baledono di Kabupaten Purworejo a. Adanya Aturan Hukum yang Jelas b. Koordinasi dengan Tim Khusus c. Adanya Partisipasi Masyarakat Faktor Penghambat Efektivitas Relokasi Pasar Baledono di Kabupaten Purworejo a. Keterbatasan Lahan b. Kurangnya Komitmen Pedagang terhadap Program c. Terbatasnya Anggaran Daerah KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa relokasi Pasar Baledono di Kabupaten Purworejo belum sepenuhnya efektif. Hal ini diukur oleh indikator-indikator yang menunjukkan bahwa pedagang yang direlokasi di belakang ruko Plaza merasa rugi akibat sepi pembeli. Lokasi tersebut dianggap paling tidak strategis karena posisi pasar darurat yang tertutup oleh ruko Plaza. Perbedaan kondisi lokasi tersebut mengakibatkan terjadinya ketidakmerataan pendapatan pedagang pada tiap titik lokasi pasar darurat. Terdapat beberapa rekomendasi saran yang diberikan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut: 1. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengelola pasar terhadap para pelaku usaha perlu ditingkatkan, agar kegiatan pasar dapat berjalan tertib tanpa adanya pelanggaran sehingga tujuan kebijakan relokasi pasar dan tercapai. 2. Perlu adanya pemberian sanksi kepada pedagang yang berjualan di lokasi yang tidak ditentukan sebelumnya. 3. Pihak pengelola pasar perlu melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada beberapa pedagang yang tidak mau memanfaatkan kios yang telah disediakan oleh pihak Pemerintah Daerah. 22
11 DAFTAR PUSTAKA Anderson, James E, Public Policy Making: An Introduction, Boston: Houghton Mifflin Company. Budi Winarno Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo Gibson, James L. et al Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Diterjemahkan oleh Ninuk Adriani. Jakarta: Binarupa Aksara. Howlett, Michael and M. Ramesh Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy Subsystem. Oxford: Oxford University Press Leo Agustino Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta. Lexy J. Moleong Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soewarno Handayaningrat Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta : Gunung Agung. Suyanto, M Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi. The Liang Gie Ensiklopedia Administrasi. Jakarta: Gunung Agung Winardi Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan Pengembangan). Bandung: Mandar Maju SK Bupati Purworejo Nomor 188.4/479-/2013 tentang Relokasi Sementara Pedagang Pasar Baledono. SK Bupati No / 65/ 2014 tentang tim koordinasi penanganan Pasar Baledono Perda Purworejo No. 6 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional, Penataan dan Pengendalian Pasar Modern. Buku Pedoman Relokasi Pasar Baledono dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pariwisata. Solichin Abdul Wahab Analisis kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Sri Suwitri Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Steers, M Richard Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 23
BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan pusat kegiatan jual beli antara pedagang dan pembeli. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TRAYEK KENDARAAN OLEH DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KABUPATEN SLEMAN
Efektivitas Pemungutan Retribusi... (Septiana dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si) 1 EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TRAYEK KENDARAAN OLEH DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KABUPATEN SLEMAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan
Lebih terperinciEVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA
EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PEDAGANG KAKI LIMA SIMPANG LIMA SEMARANG Oleh : Christine Gitta Candra Puspita,
Lebih terperinciOtniel Handityasa P 1), Hartuti Purnaweni 1,2) Universitas Diponegoro
Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Peraturan Izin Usaha Toko Modern Minimarket Waralaba/Cabang di Kecamatan Depok terkait Perda Kab.Sleman No.18 tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan
Lebih terperinciPERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS
PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS Sirajuddin Saleh, & Hariati Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA ABSTRACT
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA Oleh : Yustisia Prajna Paramita, Aufarul Marom, Dewi Rostyaningsih Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK
IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK Veronika Erlin Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas
Lebih terperinciJISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)
KESIAPAN PEMERINTAH DESA LANDUNGSARI MENGHADAPI IMPLEMENTASI ALOKASI DANA DESA SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 Akasius Akang Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana
Lebih terperinciPERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM
PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh Oka Deva Yunianto NIM 07110241029 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Lebih terperinciKINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG
KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti fisik maupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 1 Metode penelitian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju
Lebih terperinciMANAJEMEN MUTU SEKOLAH MELALUI KEGIATAN PADUAN SUARA DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA TAHUN 2016/2017
MANAJEMEN MUTU SEKOLAH MELALUI KEGIATAN PADUAN SUARA DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA TAHUN 2016/2017 Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciPerforma Kekuasaan dalam Revitalisasi Pasar Tradisional (Studi Deskriptif di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto)
Performa Kekuasaan dalam Revitalisasi Pasar Tradisional (Studi Deskriptif di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto) Muhammad Budi Santosa Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang perumusan kebijakan revitalisasi
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL BANGSRI DI DINAS KOPERASI, UMKM DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN JEPARA
ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL BANGSRI DI DINAS KOPERASI, UMKM DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN JEPARA Oleh: Ferninda Arlisa Widyasari, Tri Yuniningsih Jurusan Administrasi Publik Fakultas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM DIKLAT DASAR PENDIDIK PAUD DI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016
Implementasi Program Diklat... (Lailatis Sa adah) 351 IMPLEMENTASI PROGRAM DIKLAT DASAR PENDIDIK PAUD DI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 IMPLEMENTATION OF BASIC TRAINNING FOR PAUD EDUCATORS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN
HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN Yulita Atik Marchita, Asih Widi Lestari Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu
58 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitian ini bersifat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
Lebih terperinciANALISIS PAJAK HOTEL DALAM PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BATU
ANALISIS PAJAK HOTEL DALAM PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BATU Efi Sanius Fani, Ignatius Adiwidjaja, Firman Firdausi Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J. Moleong (2004: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang
Lebih terperinciPERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Alfi Hidayatur Ramadhlani Dra Sri Hartini, M.Pd ABSTRAK Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciOleh : ADE ARUM PERTIWI A
STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PEMINAT DAN DAYA TARIK UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK KE SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciPEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN Divya Amrita, Sutaryadi, Padni Ninghardjanti Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK PAP FKIP UNS Email : mentari_bersinar60@yahoo.com
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ALOR
PEMERINTAH KABUPATEN ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang: a. bahwa Pasar Desa, yang diatur dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar tradisional merupakan tempat (lokasi) bertemunya penjual dan pembeli yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola tawar-menawar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedagang kaki lima adalah bagian dari aktivitas ekonomi yang merupakan kegiatan pada sektor informal. Kegiatan ini timbul karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan
Lebih terperinciPelaksanaan Public Relations... (Tusri Suharyadi)
174 PELAKSANAAN PUBLIC RELATIONS DALAM RANGKA MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA DI BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Penulis 1: Tusri Suharyadi Penulis 2: Muhyadi Prodi Pendidikan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENATAAN KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN KLATEN TESIS
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENATAAN KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN KLATEN TESIS Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciRatna 1. Universitas Mulawarman
ejournal Administrasi Negara Volume 5, (Nomor 2 ) 2017: 5909-5921 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 STUDI TENTANG PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA (BMN) DALAM MENGOPTIMALISASI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DAN PENATAAN PASAR MODERN DI KABUPATEN BURU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciUKDW. Tahap Pengumpulan Data
Peta Kota Magelang Bangunan Fisik Pasar terbakar. Tempat relokasi pedagang g tidak memadai. Tidak tersedia lahan parkir di area pasar. Banyak pedagang tidak tertampung dalam pasar. Pasar tradisional tetap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 1 yaitu semua data yang terkumpul diperoleh dari lapangan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. logika, dikenali sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran. 1
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metodemetode penelitian, ilmu tentang alat penelitian. Di lingkungan filsafat, logika, dikenali
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BELITUNG TIMUR,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
Lebih terperinciBUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017)
PERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciBUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SALINAN BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN PASER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBIJAKAN RELOKASI PASAR (Studi Kasus Relokasi Pasar Dinoyo Malang)
DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBIJAKAN RELOKASI PASAR (Studi Kasus Relokasi Pasar Dinoyo Malang) Aldinur Armi, Saleh Soeaidy, Ainul Hayat Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA
IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN
Lebih terperinciHimpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
Lebih terperinciEVALUASI KEBIJAKAN PENGATURAN PASAR TRADISIONAL PASAR BULU DI KOTA SEMARANG
EVALUASI KEBIJAKAN PENGATURAN PASAR TRADISIONAL PASAR BULU DI KOTA SEMARANG Oleh : Intan Agustina Dwirahayu, Aufarul Marom, Ari Subowo Administrasi Publik Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Diponegoro Jl. H.
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG Ananda Suryo Adi Prayogo, Antono Suryoputro, Ayun Sriatmi Bagian Administrasi
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT
324 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT Lilis Wahyuni Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Muh. Rifai Sahempa irahmidar@yahoo.com (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Negeri Jetis Sukoharjo Jalan Brigjen Katamso No. 88 Jetis Sukoharjo. Alasan penelitian
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
PERAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DESA BIWINAPADA KABUPATEN BUTON SELATAN Muhamad Yasir Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan terkait dengan metode yang akan digunakan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang ada dan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Boyolali khususnya di Pasar Kota Boyolali. Alasan pemilihan tempat penelitian yaitu Pasar Kota Boyolali yang
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
46 BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profil Dinas Perhubungan 1. Sejarah Dinas Perhubungan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI PADA PASAR, TERMINAL, DAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.
BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI PADA PASAR, TERMINAL, DAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI
Lebih terperinciPROGO. Oleh AN PENDIDIKAN
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA JENJANG SMA NEGERI DI KABUPATEN KULON PROGO ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan hasil penelitian pada
58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif etnografi, penelitian kualitatif adalah suatu strategi yang dipilih oleh penulis untuk mengamati suatu
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA
21 Desember 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 2/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.
Lebih terperinciPARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR
www.jim.unsyiah.ac.id/ PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Almunadia 1 Drs. Amsal Amri, M.Pd 2 Program Studi Ilmu Sosiologi, Fakultas ISIP, Universitas Syiah
Lebih terperinci2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian yang peneliti lakukan Menggunakan pendekatan kualitatif yang dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga
Lebih terperinciBUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR TAHUN TENTANG : PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG
BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR TAHUN TENTANG : PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG/KELURAHAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode
Lebih terperinciMOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG
MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG MOTIVATION OF CITIZENS WHO RUN FOR VILLAGE CHIEF IN THE VILLAGE OF RANDUAGUNG, SUBDISTRICT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muslimat NU Palangka Raya kelas VIII C semester I tahun ajaran 2015/2016. Waktu penelitian mulai tanggal 19
Lebih terperinciTRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA Maryeta Ernesta Ndiki Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Email: ernesta.melo@yahoo.com
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.208, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Petunjuk Teknis.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.208, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04/M-DAG/PER/1/2010 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
98 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode deskriptif,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Alasan peneliti
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Perumahan Bulak Kapal Permai Bekasi Timur yang terletak di RW 014 Kelurahan Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Tugas Pembantuan. Pembangunan. Pengembangan. Pengelolaan.
No.26, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Tugas Pembantuan. Pembangunan. Pengembangan. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/M-DAG/PER/10/2010
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI
Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy
Lebih terperinciAN EXPLORATORY STUDY OF THE FACTORS AFFECTING THE LEVELS OF INCOMES AMONG TRADERS IN TUMENGGUNGAN MARKET, KEBUMEN REGENCY
Studi Eksplorasi Faktor...(Devi Nabela) STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR TUMENGGUNGAN KABUPATEN KEBUMEN Devi Nabela Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah field research atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Menurut Moleong, penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena
Lebih terperinciKUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta
Lampiran 1 KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : Jl. RT./ RW. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta 3. Status gender : 1. Lelaki / 2. Perempuan 4.
Lebih terperinciOleh: Ignatius Yunar Ardi Nugrahanto, FIS, UNY, ABSTRAK
Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 1 EFEKTIVITAS REVITALISASI LAHAN BEKAS TAMBANG GALIAN C DI DESA CANDIMULYO KECAMATAN KERTEK KABUPATEN WONOSOBO THE EFFECTIVENESS
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG PENGELOLAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN SARANA DISTRIBUSI MELALUI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmiah untuk
Lebih terperinciPERAN STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DALAM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH JENJANG SMA DI KOTA YOGYAKARTA
PERAN STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DALAM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH JENJANG SMA DI KOTA YOGYAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 Menimbang TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : a.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada
Lebih terperinciMATRIK CASCADING KINERJA DINAS PASAR TAHUN 2016
MATRIK CASCADING KINERJA DINAS PASAR TAHUN 2016 Isu Startegis Tujuan Indikator Tujuan 1. Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan pasar tradisional 2. Rendahnya kualitas sumber daya aparatur 3. Belum optimalnya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan daerah dan meningkatnya
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROGRAM REVITALISASI PASAR KLIWON DI KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA
EFEKTIVITAS PROGRAM REVITALISASI PASAR KLIWON DI KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA Oleh : Agus Transivo Risdiyanto D1113001 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian dan empiris dalam penelitian sangat diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pangan dan Gizi (SKPG) merupakan kebijakan yang bersifat teknis untuk
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Permentan No. 43 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) merupakan kebijakan yang bersifat teknis untuk mengatur monitoring kondisi pangan dan gizi.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. bahwa pedagang
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KULON PROGO Peneliti : Sugi Rahayu Utami Dewi Fajrul Falah MA (NIM: 0941144003)
Lebih terperinci