Oleh: Ignatius Yunar Ardi Nugrahanto, FIS, UNY, ABSTRAK

Transkripsi

1 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 1 EFEKTIVITAS REVITALISASI LAHAN BEKAS TAMBANG GALIAN C DI DESA CANDIMULYO KECAMATAN KERTEK KABUPATEN WONOSOBO THE EFFECTIVENESS REVITALIZATION OF THE FORMER QUARRY LAND C IN CANDIMULYO VILLAGE ON KERTEK DISTRICT WONOSOBO Oleh: Ignatius Yunar Ardi Nugrahanto, FIS, UNY, Ignatiusyonar@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program revitalisasi lahan bekas tambang galian C di Desa Candimulyo Kecamatan Kertek Wonosobo dan faktor penghambat dan faktor pendukung program tersebut. Tujuan dari kebijakan revitalisasi adalah untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat penutupan pertambangan liar di Desa Candimulyo dan mencegah pertambangan liar dilakukan kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga April 2016 di dinas terkait dan lokasi lahan bekas Galian C. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian dalam penelitian ini adalah staff ESDM BAPPEDA, Satpol PP, Kabid SDM DPUK, Staff Konservasi SDA, Dinas Kehutanan, Kades Candimulyo, Pemilik Lahan, warga Penambang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi dengan instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri dengan dibantu pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi data. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis interaktif melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kebijakan revitaliasi belum efektif. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan indikator 5 (lima) tepat yaitu tepat kebijakan, tepat target, tepat lingkungan, tepat proses dan tepat pelaksana. Dari kelima indikator tersebut, kebijakan revitalisasi lahan bekas tambang galian C di Desa Candimulyo telah mencapai tepat proses, tepat lingkungan dan tepat pelaksana. Akan tetapi kebijakan revitalisasi belum mencapai tepat target dan tepat kebijakan. Adanya ketidaktepatan beberapa indikator membuat kebijakan revitalisasi belum berjalan efektif. Faktor penghambat dari kebijakan ini adalah terdapat beberapa program yang belum sesuai dengan kuantitas target dan kurangnya antusias warga penambang terhadap program. Faktor pendukung dari kebijakan revitalisasi yaitu adanya respon yang positif dari masyarakat. Kata Kunci : Efektivitas, Revitalisasi, Galian C

2 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 2 ABSTRACT This research aims to observe the effectiveness of revitalization program of a former quarry land C in Candimulyo Village, Kertek district in Wonosobo along with its inducement and constraint factors to the pogram. The goal of the revitalization program is to solve the rising problems due to the closing of the illegal mining in Candimulyo Village and to prevent the re-rise of the illegal mining. The research is taken in January to April 2016 in the related office department and in the location of the ex-quarry land C. The research design used is descriptive qualitative research. The informants in this research are ESDM BAPPEDA staffs, Satpol PP, Chief Department of SDM DPUK, The staff of SDA observation from forestry service, The head chief of Candimulyo Village, land owners and miners. The data collecting technique used are interview, observation and documentation. The researcher is the main instrument which is helped by the guidance from the interview and observation results. Otherwise, to check the validity of the data, researcher uses triangulation. As the data analysis techniques, there are data collection, data reduction, data serving and conclusion drawing. The research shows that the revitalization program is not too effective. It is measured through 5 measurements which are: proper policies, precise target, right environment, proper process, and proper implementation. Indeed from the five measurements, the revitalization program in the ex-quarry land C has got the proper process, right environment, and proper implementation. However they have not got the precise target and proper policies. There are some indicators which make the program could not run effectively. The constraint factors are: there are some programs which are not match with the quantity target and the minimum enthusiasm from the miner to join in it. Otherwise the inducement factor is that the revitalization program got a positive response from the citizen. Keywords: effectiveness, revitalization, mining quary c

3 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 3 PENDAHULUAN Menurut data Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah terdapat 640 pertambangan tanpa izin (Peti) yang tersebar di 22 kabupaten/kota yang memiliki luas lahan sekitar 664 hektare. Dari seluruh pertambangan yang ada, yang mengajukan izin resmi tidak sampai setengahnya ( besar-besaran tanpa menghiraukan dampak dan kerusakan yang akan ditimbulkan. Pertambangan liar pun juga dilakukan tanpa perhitungan yang matang dari ahli, sehingga selain dapat merusak lingkungan dan ekosistem juga dapat membahayakan para penambang tersebut. Tidak hanya berdampak pada hutan yang menjadi gundul namun juga dapat berpengaruh pada air tanah yang ada di bawah pertambangan. liar/). Hal itu menunjukkan masih Sejak pergantian kurangnya pengawasan dari pemerintah mengenai pertambangan galian C. Luas pertambangan liar semakin bertambah hingga mendekati titik vital seperti sumber air, jalur lalu lintas utama dan pemukiman. Para penambang liar tersebut dikhawatirkan melakukan pertambangan pasir dan batu secara pemerintahan banyak dilakukan upaya-upaya untuk menutup pertambangan liar yang ada. Pada tahun 2008 Bupati Wonosobo telah menginstruksikan penutupan seluruh pertambangan liar yang ada di Kabupaten Wonosobo. Pertambangan galian c di Kabupaten Wonosobo tersebar di beberapa kecamatan antara lain: Kecamatan

4 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 4 Kertek, Kecamatan Kejajar dan Kecamatan Kalikajar. Pertambangan terbesar berada di Kecamatan Kertek yang mencapai sekitar 25,1 Ha di 7 Desa dengan jumlah 95 titik tambang. Lahan yang menjadi bekas pertambangan tentunya telah mengalami kerusakan yang cukup mengatasi dampak penutupan pertambangan galian C. Terdapat beberapa instansi yang dilibatkan langsung yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas parah akibat pertambangan yang Tenaga kerja dan Transmigrasi, dilakukan. Tidak hanya daerah hijau yang telah habis dibabat untuk pertambangan, namun juga masalah air tanah yang rusak. Tanah bekas pertambangan pun juga mengalami kerusakan dimana tanah tidak lagi Satpol PP, dan Badan Lingkungan Hidup. Instansi-instansi tersebut dituntut untuk mengadakan program sesuai dengan bidang dan wewenangnya untuk mengatasi permasalahan akibat penutupan menjadi subur. Selain masalah pertambangan galian C melalui lingkungan, terdapat berbagai masalah lainnya yang cukup penting yaitu masalah sosial ekonomi para bekas penambang. Revitalisasi. Akan tetapi dalam menjalankan program tersebut pemerintah mendapatkan berbagai hambatan. Revitalisasi merupakan Hal itu dapat mengindikasikan segala upaya yang dilakukan instansi pemerintah yang terlibat untuk bahwa terdapat masalah dalam program revitalisasi, baik dari

5 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 5 perencanaan, sosialisasi, bahkan dari isi program tersebut sehingga warga permasalahan yang timbul dalam program revitalisasi lahan bekas penambang kurang memberikan tambang galian C di Desa feedback atau respon yang positif terhadap program tersebut. Oleh karena itu diperlukan penilaian kembali dan kajian ulang terhadap program revitalisasi tersebut untuk dapat menemukan sumber permasalahan dari program revitalisasi di Desa Candimulyo Kecamatan Kertek Wonosobo. Salah satu metode untuk mengkaji ulang yaitu melalui metode evaluasi yang sekaligus menjadi titik fokus peneliti dalam melakukan penelitian ini. Evaluasi dipilih karena metode tersebut dapat melihat suatu program Candimulyo Kecamatan Kertek Wonosobo. Metode evaluasi tersebut akan lebih difokuskan pada efektivitas dari program revitalisasi karena melalui efektivitas dapat dilihat bagaimana pemerintah menggunakan sumber daya yang ada untuk menghasilkan program revitalisasi yang tepat untuk masyarakat Desa Candimulyo Kecamatan Kertek Wonosobo. Selain itu metode efektivitas juga dapat melihat seberapa tepat perencanaan, metode, dan implementasi dari program revitalisasi tersebut. secara keseluruhan mulai dari perencanaan, implementasi, hingga proses monitoring sehingga diharapkan dapat menilai dan melihat keberhasilan maupun berbagai

6 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 6 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Sumber Data Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instansi Pemerintahan yang terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Bappeda, dan di Desa Candimulyo Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo pada bulan Januari 2016 hingga april a. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi b. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari dokumen dan peraturan yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik Pengmpulan Data 1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi Informan Penelitian Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Informan penelitian,staff ESDM Teknik pemeriksaan keabsahan data BAPPEDA, Satpol PP, Kabid SDM yang digunakan dalam penelitian ini DPUK, Staff Konservasi SDA Dinas adalah teknik triangulasi sumber. Kehutanan, Kades Candimulyo, Pemilik Lahan, warga Penambang Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek prosentase kepercayaan suatu informasi yang

7 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 7 diperoleh melalui waktu dan alat pertanyaan yang berbeda. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah mengikuti model analisis interaktif yang dikemukakan oleh Milles dan Huberman (1994:7). Analisis dalam penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu:pengumpulan Data, Reduksi Data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kebijakan revitalisasi merupakan suatu kebijakan pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk mengembalikan fungsi lahan yang tadinya menjadi lahan penopang dan penadah hujan yang telah beralih dan menjadi rusak serta mengatasi berbagai masalah lain seperti sosial dan ekonomi yang timbul dari pengembalian fungsi lahan tersebut. Adapun program-program yang telah dirancang dalam program revitalisasi sebagai berikut: a) Penertiban Kegiatan Pertambangan yang Masih Beroperasi Apabila penutupan pertambangan berjalan dengan baik dan berhasil maka kegiatan lain yang terkait dengan revitalisasi dapat dilaksanakan. Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOLPP) merupakan instansi yang bertanggung jawab dan berwenang dalam melaksanakan kegiatan tersebut. b) Reklamasi Lahan Bekas Tambang Reklamasi wajib dilakukan oleh pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk memberikan sanksi terhadap pemegang IUP yang tidak melakukan reklamasi dan pascatambang serta pemerintah berhak melakukan kegiatan reklamasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 8 c) Pengiriman Tenaga Kerja Lokal ke Luar Daerah Program ini dibuat melalui program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) d) Penghijauan Penghijauan merupakan penanaman pada lahan kosong di luar kawasan hutan terutama pada tanah milik rakyat dengan tanaman keras seperti jenis pohon hutan, tanaman buah, tanaman penguat keras, tanaman pupuk hijau dan tanaman pakan ternak dengan tujuan lahan tersebut dapat dipulihkan, ditingkatkan, dan dipertahankan kesuburannya. e) Pengadaan Bantuan Ternak Melalui Dinas Pertanian dan Peternakan diadakanlah program pelatihan dan bantuan ternak.program ini dilakukan dengan penanaman tanaman rumput gajah sebagai pakan ternak di lahan bekas tambang dan pemberian bantuan ternak kambing. Program ini telah direncanakan sejak tahun 2010 dan baru terealisasikan pada pertengahan tahun f) Penentuan Wilayah Tambang (WP) Kegiatan ini tentunya bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan para penambang untuk mengelola lahan pertambangan dengan lebih baik dan sesuai dengan peraturan yang ada sehingga resiko-resiko seperti kerusakan alam hingga resiko keselamatan bagi para penambang dapat terhindar. Setelah pemetaan wilayah pertambangan selesai, para penambang dapat melakukan penambangan di wilayah yang telah diijinkan dan diawasi ketat oleh pemerintah. Berikut deskripsi efektivitas dari revitalisasi di Desa Candimulyo sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan: 1. Tepat Kebijakan Kebijakan revitalisasi telah dirancang dengan tepat sesuai dengan karakteristik masyarakat dan permasalahan yang ada. Namun terdapat beberapa program yang belum sesuai dengan target

9 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 9 utama yaitu warga penambang khususnya dalam hal kuantitas. Program tersebut belum mampu mencakup seluruh warga penambang sehingga warga penambang kembali melakukan aktivitas pertambangan liar. 2. Tepat Target Target dari kebijakan revitalisasi adalah mengatasi permasalahan yang timbul dari penutupan pertambangan liar di Desa Candimulyo. Warga yang menjadi sasaran utama adalah warga penambang. Dalam perencanaan, target yang ditetapkan sudah tepat namun dalam pelaksanaan target tersebut belum dapat tercapai. Masih terdapat permasalahan sosial ekonomi yang belum dapat diatasi dan warga penambang kurang antusias dengan program yang diberikan. 3. Tepat Lingkungan Lingkungan internal dari kebijakan revitalisasi yaitu instansi-instansi yang berperan. Lingkungan internal sangat mendukung proses perancangan kebijakan. Terdapat koordinasi dan keterbukaan informasi antar instansi sehingga pembuatan program lebih mudah dan tepat. Sedangkan lingkungan eksternal kebijakan revitalisasi yaitu warga masyarakat. Respon positif dan antusias warga yang tinggi berpengaruh pada implementasi kebijakan. Implementasi lebih mudah dilakukan dengan adanya penerimaan masyarakat terhadap kebijakan. 4. Tepat Proses Pemerintah telah menunjuk masing-masing instansi untuk membuat program sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dari setiap instansi. Proses perancangan berjalan dengan baik terlebih lagi dengan adanya koordinasi antar instansi sehingga memudahkan dalam membuat program yang tepat. Implementasi dari setiap program dapat berjalan dengan baik karena adanya penerimaan masyarakat akan kebijakan revitalisasi. Akan tetapi proses kebijakan hanya berjalan hingga implementasi. Tidak adanya monitoring dan evaluasi dari setiap

10 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 10 program membuat kebijakan belum efektif untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. 5. Tepat Pelaksana Kebijakan ini dilaksanakan oleh beberapa instansi yaitu Satpol PP, Bappeda, DPU, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Disnakertrans, dan Dinas Peternakan Pertanian. Pemilihan instansi didasarkan pada permasalahan yang muncul pada lapangan. Dilihat dari wewenang dan tanggung jawabnya, aktor pelaksana kebijakan sudah sesuai dan tepat dengan karakter program dan permasalahan. 6. Faktor Penghambat Faktor penghambat dalam kebijakan revitalisasi yaitu a) Kurang antusiasnya warga penambang pada program b) Ketidaksesuaian program dengan target dalam hal kuantitas 7. Faktor Pendukung Sedangkan faktor pendukung kebijakan revitalisasi yaitu respon yang positif dan penerimaan masyarakat akan kebijakan revitalisasi. Warga Desa Candimulyo sangat antusias dengan kebijakan revitalisasi. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi warga dalam setiap program. Warga juga turut serta dalam pengawasan terhadap pertambangan. Dengan adanya respon yang positif dan partisipasi dari warga membuat implementasi dari kebijakan revitalisasi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efektif. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian kebijakan revitalisasi di Desa Candimulyo Kecamatan Kertek Wonosobo belum efektif. Tujuan dari kebijakan revitalisasi yaitu mengatasi permasalahan yang timbul dari penutupan pertambangan liar dan mencegah agar pertambangan liar tidak dilakukan kembali. Akan tetapi tujuan tersebut belum dapat tercapai. Permasalahan utama seperti ekonomi sosial dan lingkungan belum sepenuhnya teratasi walaupun program-program yang

11 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 11 telah dirancang dinilai tepat. Terdapat program yang telah mencapai keberhasilan dan berjalan efektif yaitu penghijauan. Beberapa program telah berhasil dijalankan namun belum efektif, yaitu pengiriman tenaga kerja lokal ke luar daerah, penertiban pertambangan liar dan pengadaan bantuan ternak. Sedangkan program reklamasi lahan bekas tambang belum dapat dilakukan oleh pemerintah dan program penentuan wilayah tambang masih dalam proses implementasi. dapat beralih dari kegiatan pertambangan. 2. Perlu dibuatnya peraturan yang jelas sehingga kebijakan revitalisasi dapat ditegakkan dan mempunyai kekuatan hukum. 3. Pemerintah hendaknya mengalokasikan dana yang cukup dalam kebijakan revitalisasi. Sehingga kebijakan revitalisasi dapat dijalankan secara maksimal dan memberikan manfaat yang cukup bagi masyarakat. Terdapat beberapa 4. Perlu adanya intensitas koordinasi rekomendasi saran yang diberikan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut: 1. Perlu adanya pengadaan program yang dapat mencakup seluruh kebutuhan antar lembaga sehingga kerjasama dapat ditingkatkan dan keberhasilan suatu program dapat didukung oleh antar lembaga. masyarakat sehingga masyarakat DAFTAR PUSTAKA AG Subarsono Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anonim Pedoman Penataan & Revitalisasi. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Danisworo M Martokusumo W. Revitalisasi Kawasan Kota: sebuah Catatan dalam Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota.info:URDI vol.19:2008 Edy Sutrisno Budaya Organisasi.Jakarta: Kencana Prenadamedia

12 Efektivitas Revitalisasi Lahan (Ignatius Yunar A N dan Marita Ahdiyana, M.Si ) 12 F Rangkuti Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Fx Suwarto Perilaku keorganisasian. Yogyakarta: UNY Press Gibson, dkk Organisasi dan Manajemen perilaku Struktur Proses.Edisi keempat (terjemahan : Djoerban Wahid). Jakarta: Penerbit Erlangga Miriam Budiarjo Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Laretna Adisakti. Revitalisasi Kawasan Pusaka di Berbagai Belahan Bumi. Harian Kompas,13 November 2005 Lexy J.Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Peter Hagul Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta: CV Rajawali Riant Nugroho Public Policy. Jakarta: PT. Elec Media Komputindo Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Sutrisno Manajemen Keuangan. Ekonesia: Yogyakarta