ANALISIS DESKRIPTIF SEBARAN KASUS RAWAT INAP PASIEN BPJS GOLONGAN PBI DI BANGSAL OBSGYN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA DEMAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DESKRIPTIF SEBARAN KASUS RAWAT INAP PASIEN BPJS GOLONGAN PBI DI BANGSAL OBSGYN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA DEMAK"

Transkripsi

1 ANALISIS DESKRIPTIF SEBARAN KASUS RAWAT INAP PASIEN BPJS GOLONGAN PBI DI BANGSAL OBSGYN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA DEMAK TRIWULAN I TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (A.Md.RMIK) dari Program Studi DIII RMIK Oleh : SILMI DYNA ISNAYA D PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG i

2 HALAMAN HAK CIPTA 2016 Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah ada Pada Penulis ii

3 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 HALAMAN PERSEMBAHAN Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(Qs. Al Luqman;27) Alhamdulillahirobbil alamin.. Sujud syukurku kusembahkan KepadaMu Tuhan Yang Maha Agung nan Maha Penyanyang, semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untukku meraih cita-cita besarku. Kupersembahkan karya kecil ini untuk Bapak dan Ibu tersayang, yang tak henti-hentinya memberiku semangat, doa, nasehat dan pengorbanan yang tak mungkin tergantikan. Untuk kakak dan adik makasih ya buat segala dukungan dan doa. Teman teman ku kelas 6.1 khususnya (Diyan, Hanak, Izza, Vita), dan semuany yg gak bisa ku sebut semua, syukran banget atas supportnya.sahabat-sahabat ku smua yang membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti. Semoga tak ada lagi duka tapi suka dan bahagia juga tawa dan canda. oh ya buat (Tian) juga temen yang banyak ide-ide saat di jalan, temen makan, dan temen yg sering ajak pergi gk jelas penting happy... Untuk Bu Kriswi sebagai pembingbing yang sangat baik hati, terimakasih sudah sabar membimbingku, menyemangati, sampai akhir perjuangan KTI ini. vii

8 RIWAYAT HIDUP Nama : Silmi Dyna Isnaya Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 20 April 1995 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Purwosari RT 01 RW 02 Sayung Kabupaten Demak Riwayat Pedidikan : 1. TK Purwosari tahun SDN 1 Purwosari tahun SMPN 1 Demak tahun SMAN 1 KarangTengah tahun Universitas Dian Nuswantoro Fakultas Kesehatan Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan tahun 2013 viii

9 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Analisa Sebaran Kasus Rawat Inap Pasien BPJS Golongan PBI Di Bangsal Melati RSUD Sunan Kalijaga Demak Triwulan I Tahun 2016 ini. Karya tulis ini merupakan syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Ttulis Ilmiah ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Ketua Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang dan Pembimbing Karya Tulis Ilmiah. 4. Kriswiharsi K.S,SKM,M.Kes selaku Pembimbing Akademik. 5. Dr. Deby Armaswati, Sp.M selaku Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak. 6. Nurkhayati, SH selaku Kepala Instalasi Rekam Medis RSUD Sunan Kalijaga Demak. ix

10 7. Seluruh Staf Karyawan dan Karyawati Bagian Rekam Medis di Rumah Sakit Sunan Kalijaga Demak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun diharapkan dari pembaca demi perbaikan menjadi masukan untuk peningkatan pelayanan di rumah sakit agar lebih baik. Semarang, November 2016 Penulis x

11 Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2016 ABSTRAK Silmi Dyna Isnaya ANALISIS DESKRIPTIF SEBARAN KASUS RAWAT INAP PASIEN BPJS GOLONGAN PBI DI BANGSAL OBSGYN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA DEMAK TRIWULAN I TAHUN 2016 Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Hasil survey menunjukkan pada tahun 2016 triwulan pertama, bangsal Obsgyn adalah bangsal yang paling banyak pasiennya yaitu mencapai 746 pasien. 57,4 % pasien bangsal Obsgyn menggunakan cara pembayaran BPJS jenis PBI (Penerima Bantuan Iuran). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sebaran kasus rawat inap pasien BPJS golongan PBI di bangsal Obsgyn RSUD Sunan Kalijaga Demak. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini adalah 81 pasien rawat inap dengan cara bayar BPJS jenis PBI (Penerima bantuan Iur) dengan kasus obsgyn di bangsal Obsgyn pada triwulan I tahun Metode pengumpulan data adalah observasi laporan rekapitulasi sensus harian pasien rawat inap triwulan I tahun 2016, index penyakit, dan dokumen rekam medis pasien serta wawancara dengan petugas indexing dan analising reporting.analisa data secara deskriptif. Rata-rata lama perawatan Pasien BPJS PBI dengan kasus obsgyn adalah 5 hari. Selama bulan Januari Maret 2016, jumlah pasien kasus obsgyn sebanyak 746 pasien, jumlah pasien BPJS jenis PBI dibangsal Obsgyn sebanyak 428 pasien ( 57,4%). Terdapat 24,7% pasien BPJS PBI kasus obsgyn diagnosa utama Ketuban Pecah Dini. Terdapat 18,7% pasien BPJS PBI kasus obsgyn diagnosa sekunder lacerasi perinium dan oligohidramnion. Terdapat 37,2% Pasien BPJS PBI kasus obsgyn dengan jenis tindakan Sectio Cecarea Transperitoneal Profunda dan Medis Operasi Wanita. Identifikasi dokumen rekam medis seharusnya disesuaikan dengan klasifikasi pasien BPJS atau umum, untuk kemudian dikelompokkan kedalam 10 besar diagnosa kasus pada laporan bulanan, tribulan, dan tahunan, Petugas medis harus memastikan penegakan diagnosa dengan sebaik-baiknya. Persiapan peralatan dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk pasien dengan kasus obsgyn ketuban pecah dini perlu ditingkatkan mengingat kasus tersebut cukup tinggi, Kata kunci : Sebaran kasus, BPJS, Obsgyn. Kepuatakaan : 19 ( ) xi

12 Diploma Degree (D-3) of Medical Records and Health Information Faculty of Health, Dian Nuswantoro University Semarang 2016 ABSTRACT Silmi Dyna Isnaya Descriptive Analysis Distribution of BPJS Inpatient PBI group cases in Obsgyn Ward Sunan Kalijaga Regional Public Hospital Demak, 1 st Quarter of Hospital were health care facility that have most strategic role on improving public health status in Indonesia. Preliminary survey showed that Obsgyn ward have the highest number of patient on 1 st quarter of There were 746 patients (54,4%) in Obsgyn ward used BPJS PBI group as payment methods. The purpose of this study was to determine the distribution of cases in BPJS PBI group inpatient in Obsgyn Ward Sunan Kalijaga Regional Public Hospital Demak. This study used descriptive study. Sample of this study was 81 inpatient with BPJS PBI Group payment method to obsgyn cases on Melati ward in the 1 st quarter of Data collection used observation on daily recapitulation of inpatient cencus, patient indexs, medical records and interviewed with indexing and analising reporting officers. Data were analized in descriptive. The average length of stay BPJS PBI group patient with obsgyn cases were 5 days. On january-march 2016, the number of patient with obsgyn cases were 746 patients, the numer of BPJS PBI group patient in Melati ward were 428 patients (57,4%). %). There were 24,7% patients of BPJS PBI group with obsgyn cases have had primary diagnostic as Preterm premature rapture of membrane. There were 18,7% patients of BPJS PBI group with obsgyn cases have had Secodary diagnostic as perineal laceration and oligohidramnion (18,7%). There were 37% patients of BPJS PBI group with obsgyn cases have had primary treatment in sectio caesarea transperitoneal profunda and woman medical operation. Medical records identification should be adjusted by classification of BPJS or general patients, for then grouped into 10 major cases diagnosis in the monthly, quarterly, and annual reports, medical officer should ensure the enforcement of the diagnosis as well as possible. Preparation of equipment and drugs needed for obsgyn case patients with premature rupture of membranes need to be improved considering the case is quite high. Keyword : The distribution of cases, BPJS, Obgyn. Literature : 19 ( ) xii

13 DAFTAR ISI HALAMAN HAK CIPTA... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... vii RIWAYAT HIDUP... viii PRAKATA... ix ABSTRAK... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR SINGKATAN... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Ruang Lingkup... 4 F. Keaslian Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit B. Rekam Medis C. Standar Pelayanan di Rumah sakit D. Indikator Kinerja Rumah sakit E. BPJS F. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) G. Sistem Informasi Rekam Medis H. INA CBG s I. Instalasi Pemeriksaan Penunjang J. LOS (Length Of Stay) K. Gangguan Kehamilan L. Kerangka Teori BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep B. Jenis dan Metode Penelitian C. Identifikasi Variabel xiii

14 D. Definisi Operasional E. Populasi dan Sampel F. Instrumen Penelitian G. Cara Pengumpulan Data H. Pengolahan Data I. Analisa Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak B. Struktur organisasi RSUD Sunan kalijaga Demak C. Gambaran Khusus Instalasi Rekam Medis di RSUD Sunan Kalijaga Demak D. Struktur Organisasi Unit Rekam Medis E. Hasil Penelitian BAB V PEMBAHASAN A. Jumlah Pasien dengan Kasus obsgyn B. Diagnosa Utama C. Diagnosa Sekunder D. Diagnosa Tindakan E. Lama Dirawat BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori...29 Gambar 3.2 Kerangka Konsep...30 Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Sunan Kalijaga Demak...42 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis RSUD Sunan Kalijaga Demak...44 xv

16 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian... 5 Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 4.1 Sejarah RSUD Sunan Kalijaga Demak Tabel 4.2 Jumlah Pasien BPJS PBI Bangsal Obsgyn Triwulan Pertama Tabel 4.3 Diagnosa Utama Pasien Bangsal Obsgyn Tabel 4.4 Jumlah Diagnosa Sekunder Yang Menyertai Pasien Obsgyn Tabel 4.5 Sepuluh Diagnosa Sekunder Terbanyak Diderita Pasien Obsgyn Tabel 4.6 Diagnosa Tindakan Terbanyak Diderita Pasien Obsgyn Tabel 4.7 Distribusi Lama Dirawat (LOS) Pasien Kasus Obsgyn Tabel 5.1 Diagnosa Utama Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pada Tabulasi Silang Antara Diagnosa Sekunder dengan Lama Dirawat Pada Pasien BPJS PBI Bangsal Melati Kasus Obsgyn Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pada Tabulasi Silang Antara Tindakan dengan Lama Dirawat Pada Pasien BPJS PBI Bangsal Melati Kasus Obsgyn xvi

17 DAFTAR SINGKATAN BPJS PBI Non PBI CPD KPD HT Betastorial SCTP-MOW SCTP-IUD : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. : Penerima Bantuan Iuran. : Bukan Penerima Bantuan Iuran. : Chepalo Pelvic Disproportion : Ketuban Pecah Dini. : Hipertensi Betastorial. : Sectio Cesarea Transperitoneal Profunda - Medis Operatif Wanita. : Sectio Cesarea Transperitoneal Profunda Intra Uterine Device. xvii

18 DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian 2. Hasil Wawancara 3. Hasil Observasi 4. Rekapitulasi Sensus Harian Pasien Rawat Inap Triwulan I Tahun Rekapitulasi Sensus Harian Pasien Rawat Inap Bulan Januari Tahun Rekapitulasi Sensus Harian Pasien Rawat Inap Bulan Februari Tahun Rekapitulasi Sensus Harian Pasien Rawat Inap Bulan Maret Tahun 2016 xviii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.. Fasilitas tersebut semakin penting mengingat perkembangan epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga mengubah struktur sosial ekonomi masyarakat. Rumah sakit dituntut dapat membangun sistem pelayanan yang lebih baik lagi dimana pelayanan dapat ditingkatkan dengan pengelolaan rekam medis terutama bagian pelaporan secara lebih cepat dan tepat sesuai ketetapan yang berlaku di rumah sakit tersebut. (1) Data rekam medis yang dihasilkan dari pelayanan kesehatan pada pasien dapat dimanfaatkan untuk bermacam-macam kegiatan di rumah sakit, salah satunya yaitu untuk perhitungan statistik rumah sakit. (1) Menurut UU RI No.16 tahun 1997, pasal 1 poin 1 statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam penyelenggaraan statistik. (2) Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), maka terbentuklah BPJS yang berlaku mulai Januari 2014 dan menjanjikan kesejahteraan kesehatan 1

20 2 bagi masyarakat Indonesia. BPJS merupakan lembaga baru yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia yang bersifat nirlaba berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). (3) Pada hasil survey awal di Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak terhadap data rekapitulasi pasien rawat inap pada triwulan pertama bulan januari- maret tahun 2016, jumlah pasien BPJS golongan PBI sebanyak 1828 pasien (36,3%), pasien BPJS golongan Non PBI sebanyak 1301 pasien (25,8%), dan jumlah kasus pasien rawat inap terbanyak untuk golongan PBI adalah pasien kasus obsgyn berjumlah 428 pasien (57,4%). Dari data diatas jumlah kasus pasien BPJS PBI lebih banyak dibandingkan jumlah kasus pasien Non PBI yang berarti harus dibuatkannya laporan tentang kasus penyakit khusus pasien BPJS PBI. Selama ini, di RSUD Sunan Kalijaga Demak tidak pernah dilakukan analisis tentang sebaran kasus pasien BPJS dengan alasan terkendalanya waktu, dimana laporan dicampur antara pasien BPJS ataupun umum. Jadi jika ingin mengetahui jenis sebaran kasus pasien BPJS harus melihat dibuku bagian indeksing kemudian memilih satu persatu pasien sehingga membutuhkan waktu cukup lama. Hal tersebut menunjukkan permasalahan kurangnya pemanfaatan data rekam medis khususnya data morbiditas pasien. Padahal data morbiditas sangat penting artinya dalam pengambilan keputusan manajemen untuk pengelolaan rumah sakit. Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk mendeskripsikan sebaran kasus pasien rawat inap golongan PBI yang

21 3 dirawat dibangsal Obsgyn yang merawat pasien dengan kasus obsgyn, mengingat kasus obsgyn adalah kasus terbanyak yang dijumpai pada triwulan pertama tahun B. Rumusan Masalah Adanya kasus pasien PBI yang yang rawat inap di RSUD Sunan Kalijaga Demak maka memunculkan sebaran kasus. Bagaimana sebaran kasus penyakit rawat inap pasien BPJS golongan PBI di bangsal Obsgyn RSUD Sunan Kalijaga Demak? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui sebaran kasus rawat inap pasien BPJS golongan PBI di bangsal Obsgyn RSUD Sunan Kalijaga Demak. 2. Tujuan Khusus a. Menghitung jumlah pasien rawat inap dengan cara pembayaran BPJS jenis PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang dirawat di bangsal Obsgyn. b. Mengidentifikasi diagnosa utama pasien rawat inap BPJS golongan PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang dirawat di bangsal Obsgyn. c. Mengidentifikasi diagnosa sekunder pasien rawat inap BPJS golongan PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang dirawat di bangsal Obsgyn. d. Mengidentifikasi jenis tindakan pasien rawat inap BPJS golongan PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang dirawat di bangsal Obsgyn

22 4 e. Menghitung rerata lama hari dirawatnya seorang pasien BPJS golongan PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang dirawat di bangsal Obsgyn. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan rumah sakit dalam menentukan suatu kebijakan pengelolaan rumah sakit. 2. Bagi Institusi Sebagai bahan referensi di perpustakaan dan informasi tentang pengembangan ilmu statistik rumah sakit dan dijadikan bahan pertimbangan penelitian selanjutnya dengan topik statistik. 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan ilmu rekam medis khususnya di bidang statistik rumah sakit. E. Ruang Lingkup 1. Lingkup keilmuan Lingkup penelitian ini meliputi lingkup ilmu rekam medis dan informasi kesehatan. 2. Lingkup materi Lingkup materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik rumah sakit.

23 5 3. Lingkup lokasi Penelitian ini dilakukan di RSUD Sunan Kalijaga Demak khususnya pada instalasi rekam medis bagian indeksing. 4. Lingkup metode Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara. 5. Lingkup objek Objek yang diamati yaitu indeks penyakit pasien BPJS golongan PBI, dokumen rekam medis, dan rekapitulasi sensus harian rawat inap tahun Lingkup waktu Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian NO Peneliti Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Clara Rahayuningtyas 2015 Analisis Lama Perawatan Dan Epidemiologi Kasus Hernia Inguinalis Pasien BPJS DiRSUD Tugurejo Semarang Tahun 2014 Metode Observasi Dari 71 pasien hernia inguinalis tahun 2014 terdapat 67,61% yang tidak sesuai (>3hari), dan 32,39% yang sesuai (<3hari). Jenis

24 6 2 Dian Aristika 2014 Deskripsi Karakteristik Penderita, Lama Dirawat (LOS) Dan Epidemiologi Penyakit Metode Observasi kelamin yang paling sering terjadi ada pada jenis kelamin lakilaki yaitu 97,18% dan pada rentang umur tahun (30,99%). Diagnosa utama yang paling sering terjadi adalah hernia inguinalis scrotalis sinistra (69,01%), diagnosa sekunder adalah hipertensi (14,01%), diagnosa komplikasi adalah incarcerate dan permagna (8,45%). Dimana level1 sebanyak 33,08%, level 2 sebanyak 29,58%, level 3 sebanyak 36,63%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil dimana jumlah penderita DM pada triwulan I

25 7 Diabetes Mellitus Pada Pasien JKN Di RSUD Tugurejo Semarang Triwulan I Tahun Essi Mazidah 2014 Tinjauan Deskriptif Karakteristik Penderita, LOS,Dan Epidemiologi Penyakit Pada Metode Observasi terbanyak pada bulan Februari sebesar 44,83%, yang terbanyak diderita oleh pasien dengan jenis kelamin pria dengan prosentase sebesar 51,73%, yang terdapat pada kelompok umur tahun yaitu sebesar 34,48%. Tipe DM yang paling sering diderita tipe II dengan komplikasi terbanyak adalah Ulcer of lower limb, not elswhere classified. LOS yang sering terjadi 8 hari, LOS yang tidak sesuai dengan LOS INA-CBG s pada saverity level I (47,62%). Hasil penelitian didapatkan bahwa pada bulan Januari April 2014 terdapat 62

26 8 Kasus Thypoid Pasien BPJS PBI Di RSUD Dr.M.Ashari Kabupaten Pemalang Bulan Januari- April Tahun 2014 kasus dan paling banyak pada bulan Februari yaitu 21pasien, menyerang pada golongan umur 5-14 tahun (39%), dengan jenis kelamin lakilaki (58%), lama dirawat maksimum 3 hari (27%), keparahan level I yaitu sebesar 71%, memiliki diagnosis lain sebesar 62,9%, yang memiliki diagnosa lain pada kelompok yang sesuai LOS INA- CBG s (41,5%) lebih besar dari pada yang tidak sesuai LOS INA- CBG s (33,3%). Penderita Thypoid yang memiliki komplikasi lebih kecil (9,7%) daripada yang tidak memiliki komplikasi (90,3%). Persentase yang memiki komplikasi padakelompok

27 9 yang tidak sesuai LOS INA-CBG s (22,2%) lebih besar dari pada kelompok yang sesuai LOS INA- CBG s (7,5%). Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang adalah lokasi yang berbeda dimana penelitian yang sekarang dilakukan di RSUD Sunan kalijaga Demak, waktu penelitian yang dilakukan berbeda yaitu tahun 2016 dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif.

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. (4) 2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka rumah sakit umum menyelenggarakan kegiatan : a. Pelayanan medis. b. Pelayanan dan asuhan keperawatan. c. Pelayanan penunjang medis dan non medis. 10

29 11 d. Pendidikan, penelitian dan pengembangan. e. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan. f. Administrasi umum dan keuangan. (5) Sedangkan menurut undang-undang RI No 44 tahun 2010 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit yaitu : a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan tingkat ketiga sesuai kebutuhan medis. b. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. (5) 3. Rawat Inap Pengertian rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. Ruangan rawat inap adalah ruang pasien dirawat, ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan di unit rawat

30 12 jalan, akan mendapatkan surat perintah dirawat dari dokter yang memeriksa, bila pasien tersebut memerlukan perawatan didalam rumah sakit, atau menginap di rumah sakit. (6) B. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Menurut PERMENKES No 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis a. Tujuan Rekam Medis Rekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (7) Tujuan utama dari rekam medis ini adalah sebagai dokumen kehidupan pasien yang memadai dan akurat sebagai sejarah kesehatannya, yang mencakup penyakit-penyakit dan perawatan-perawatan yang diberikan pada masa lampau dan pada saat ini (Huffman,1994). (8) b. Kegunaan Rekam Medis Menurut seorang pakar Gibony, menyatakan kegunaan rekam medis mengunakan singkatan ALFRED, yaitu :

31 13 1) Administration (Administrasi) Data dan informasi yang dihasilkan dalam rekam medis dapat digunakan menejemen untuk melaksanakan fungsinya guna pengelolaan berbagai sumber daya. 2) Legal (Hukum) Rekam medis dapat digunakan sebagai alat bukti hukum yang dapat melindungi pasien, provider (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya) serta pengelolaan dan pemilik sarana pelayanan kesehatan terhadap hukum. 3) Financial (Keuangan) Catatan yang ada dalam dokumen rekam medis dapat digunakan untuk memprekdisikan pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan. 4) Research (Penelitian) Dapat dilakukan penelusuran terhadap berbagai macam penyakit yang telah dicatat kedalam dokumen rekam medis guna kepentingan penelitian. 5) Education (Pendidikan) Dokumen rekam medis dapat digunakan untuk pengembangan ilmu. 6) Documentation (Dokumentasi) Dapat digunakan sebagai dokumen karena menyimpan sejarah medis seseorang.

32 14 C. Standar Pelayanan di Rumah sakit 1. Standar Pelayanan Rumah sakit Standar pelayanan sangat berpengaruh pada kondisi tingkat ekonomi, pendidikan dan sosial suatu masyarakat semakin tinggi tingkatannya maka tuntutan masyarakat terhadap kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan semakin tinggi pula. Untuk dapat menilai mutu pelayanan mutu rumah sakit diperlukan suatu standar pelayanan yang baku. Standar pelayanan rumah sakit terdiri dari 2 hal, yaitu: a. Standar pelayanan rumah sakit, meliputi: 1) Administrasi dan manajemen 2) Pelayanan medis 3) Pelayanan gawat darurat 4) Pelayanan itensif 5) Kamar operasi 6) Pelayanan perinatal resiko tinggi 7) Pelayanan keperawatan 8) Pelayanan aneshtesia 9) Pelayanan radiologi 10) Pemeliharaan sarana 11) Perpustakaan 12) Pengendalian infeksi di rumah sakit 13) Pelayanan sentralisasi sentral 14) Pelayanan gizi 15) Pelayanan laboratorium

33 15 16) Pelayanan rehabilitasi medis 17) Pelayanan farmasi 18) Keselamatan kerja, kebakaran, kewaspadaan bencana 2. Standar pelayanan Medis Merupakan pedoman yang dijalankan berguna meningkatkan mutu untuk menjadi semakin efektif dan efisien. Efisiensi pelayanan medis dapat dilihat dari tingkat jumlah hari pasien rawat inap tinggal dirumah sakit, tidak termasuk bayi lahir di rumah sakit. Angka rata-rata jumlah hari pasien rawat inap tinggal di rumah sakit merupakan informasi yang penting untuk menilai atau mengevaluasi efisiensi pelayanan yang telah diberikan. (9) D. Indikator Kinerja Rumah sakit Rumah sakit salah satu institusi pemberian pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelayanan dengan pengelolaan secara profesional. Keberhasilan dalam pengelolaan rumah sakit didukung adanya sumber daya manusia sebagai tenaga kerja profesional sarana dan prasarana yang memadai serta beberapa faktor yang lebih dikenal indikator kinerja rumah sakit, antara lain : 1. Kepuasaan Pasien 2. Kualitas pelayanan medis 3. Efisiensi pelayanan medis 4. Kepuasan pegawai rumah sakit terhadap pekerjaan

34 16 5. Kualitas limbah cair di rumah sakit. E. BPJS 1. Pengertian BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia sesuai dengan undang undang No 40 Tahun 2004 tentang sitem jaminan sosial nasional yang merupakan badan hukum nirlaba. Berdasarkan undang undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia seperti lembaga asuransi jaminan kesehatan PT Askes Indonesia menjadi BPJS kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT Jamsostek menjadi BPJS ketenagakerjaan. (10) Peserta BPJS dibagi menjadi dua kelompok pertama PBI (Penerima Bantuan Iuran) jaminan kesehatan adalah peserta jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu dimana iurannya dibayar oleh pemerintah. Sedangkan peserta bukan penerima bantuan iuran (Non PBI) meliputi pekerja penerima upah dan keluarganya yaitu seseorang yang bekerja dengan menerima gaji secara rutin seperti PNS, Polri, dan semua pekerja yang menerima upah atau gaji dan pekerja bukan penerima upah dan keluarganya seperti pekerja mandiri.

35 17 Landasan hukum BPJS Kesehatan : a. UUD 1945 amandemen Pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan dan ayat 3 bahwa setiap penduduk berhak atas jaminan sosial. b. PP Nomor 2/2003 tentang Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri. c. UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2. Manfaat BPJS Kesehatan Manfaat adanya BPJS kesehatan dapat membantu masyarakat karena iuran yang ditetapkan sangat terjangkau dan dapat memilih sesuai kondisi ekonomi. Manfaat lain kepesertaan BPJS yaitu : a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan non spesialistik terdiri dari : 1) Administrasi pelayanan. 2) Pelayanan promotif dan preventif. 3) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis. 4) Transfusi darah sesuai kebutuhan medis. 5) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. 6) Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi. 7) Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif.

36 18 8) Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama. b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi : 1) Rawat jalan, terdiri dari : a) Administrasi pelayanan. b) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis. c) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. d) Pelayanan darah e) Rehabilitasi medis. f) Pelayanan alat kesehatan implant. g) Pelayanan kedokteran forensik. h) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan. 2) Rawat inap, terdiri dari : a) Perawatan inap di ruang intensif. b) Perawatan inap non intensif. F. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) 1. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit (SIM RS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara ceat, tepat dan akurat.

37 19 Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan mutlak sebagai operasional rumah sakit. (11) Informasi yang digunakan secara optimal, dengan sistem informasi manajemen yang terencana akan mendukung keberhasilan manajemen disebuah rumah sakit yang dapat dimanfaatkan untuk : a. Meningkatkan mutu pelayanan medik b. Memudahkan dalam sistem pelaporan. c. Mengendalikan biaya dan meningkatkan produktifitas. d. Penelitian medik. e. Pendidikan. 2. Sistem Informasi Rumah Sakit Sebagai Suatu Sistem. Sistem informasi manajemen rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Sehingga dapat dicapai pemanfaatan sarana rumah sakit secara optimal. Sistem informasi manajemen rumah sakit adalah suatu sistem yang dibentuk untuk manajemen dan melaksanakan fungsinya. 3. Kegunaan Sistem Informasi Rumah sakit (11) Kegunaan sistem informasi rumah sakit dapat dibedakan menjadi :

38 20 a. Sistem informasi untuk pembangunan rumah sakit Sistem informasi ini, informasi yang dikirim dari sumber informasi (rumah sakit) ke pusat (Depkes) dapat digunakan sebagai pedoman. b. Sistem informasi untuk manajemen rumah sakit Informasi yang dihasilkan oleh rumah sakit dapat dipakai untuk keperluan manajemen dalam rangka mencapai tujuan pembangunan rumah sakit yaitu peningkatan mutu, cakupan, dan efisiensi pelayanan. G. Sistem Informasi Rekam Medis Pengertian rekam medis itu sendiri adalah keterangan yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, Sistem informasi ini termasuk dalam hal-hal yang berhubungan pengolahan data yang ada pada status pasien, kemudian termasuk pula bagaimana pengelolaan dan pencarian kembali status pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien, serta pengobatan baik rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat. (12)

39 21 H. INA CBG s 1. Pengertian INA CBG s Sistem Casemix INA CBg s adalah suatu pengklasifikasian dari episode perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasienpasien dengan karakteristik klinik yang sejenis. Case Base Groups (CBG s) yaitu cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan diagnosis atau kasus yang relatif sama.rumah sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan untuk suatu kelompok diagnosis.pengklasifikasian setiap tahap pelayanan kesehatan sejenis kedalam kelompok yang mempunyai arti relatif sama. Setiap pasien yang dirawat di sebuah rumah sakit diklasifikasikan kedalam kelompok yang sejenis dengan gejala klinis yang sama serta biaya perawatan yang relatif sama. Dalam pembayaran menggunakan CBG s, di rumah sakit tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan yang di berikan, melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien dan kode DRG. Besarnya penggantian biaya untuk diagnosis tersebut telah disepakati bersama antara provider/asuransi atau ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Yang terjadi selama ini, pembiayaan kesehatan pasien di sarana pelayanan kesehatan adalah menggunakan Free-For- Service (FFS) yaitu provider layanan kesehatan menarik biaya pada pasien untuk tiap jenis pelayanan yang diberikan. Setiap

40 22 pemeriksaan dan tindakan akan ditentukan setelah pelayanan dilakukan, dengan sistem ini kemungkinan moral hazart oleh pihak rumah sakit relatif besar, karena tidak ada perjanjian dari awal antara ihak rumah sakit dengan pasien. Tentang standar biaya maupun lama hari perawatan. 2. Manfaat a. Bagi pasien 1) Pasien menerima kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. 2) Adanya kepastian dalam pelayanan dengan prioritas pengobatan berdasarkan derajat keparahan. 3) Mengurangi pemeriksaan serta penggunaan alat medis yang berlebihan oleh tenaga medis sehinngga mengurangi resiko yang dihadapi pasien. b. Bagi rumah sakit 1) Dapat meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. 2) Rumah sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja sebenarnya. 3) Rumah sakit dapat merencanakn budget anggaran pembiayaan dan belanja yang lebih akurat. 4) Dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kualitas pelayanan lebih baik berdasarkan derajat keparahan. Juga meningkatkan komunikasi antar spesialisasi atau multidisiplin ilmu agar perawatan dapat

41 23 secara komprehensif serta dapat memonitor Quality Assurance dengan cara yang lebih objektif. c. Bagi penyandang dana pemerintah (provider) 1) Dengan anggaran pembiayaan yang efisien, terhadap masyarakat luas akan terjangkau. 2) Dapat meningkatkan efisiensi dalam pengalokasian anggaran pembiayaan kesehatan. 3) Secara kualitas pelayanan yang diberikan akan lebih baik seingga meningkatkan kepuasan pasien dan provider. I. Instalasi Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan medis atas indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap. Tujuan dan manfaat dilakukannya pemeriksaan penunjang : a. Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik. b. Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis pemeriksaan lanjutan dilakukan ketika data medis yang mendukung dalam pemeriksaan fisik dirasa kurang. c. Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit yang diderita pasien. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah Pemeriksaan Penunjang (IPP) adalah pengelompokan unit

42 24 atau bagian pelayanan penunjang medis yaitu laboratorium klinis, radiology, dan elektro medik. Dalam melayani rekam medis, tugas pokoknya adalah mencatat hasil-hasil pemeriksaan atau pengobatan penunjang berdasar permintaan dokter, menyampaikan hasil-hasil tersebut kepada dokter yang meminta atau ke unit rawat jalan, rawat darurat, rawat inap. Peran fungsi utamanya adalah melakukan pencatatan-pencatatan guna melengkapi data rekam medis dalam pelayanan pasien. (13) 2. Pencatatan Pelayanan Penunjang Semua kegiatan pelayanan yang ada di laboratorium tentang pengisian form hasil pemeriksaan mulai dari identitas pasien sampai nomor register rumah sakit atau laboratorium yang kemudian akan di cek ulang kelengkapannya agar terhindar dari kekeliruan hasil pemeriksaan dan untuk mempermudah dalam pengarsipan. (14) J. LOS (Length Of Stay) 1. Pengertian Menurut Depkes RI adalah rata-rata lama rawat seorng pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai LOS yang ideal berdasarkan Depkes antara 6-9 hari, sedangkan menurut Barber Johnson 3-12 hari.

43 25 2. Rumus LOS Untuk memberikan gambaran pelayanan pada diagnose dengan kasus obsgyn. Rumus lama dirawat = Tanggal pasien keluar Tanggal pasien masuk K. Gangguan Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan adalah tumbuhnya janin dalam rahim seorang ibu.tanda-tanda fisik yang terjadi pada ibu hamil yaitu pembesaran rahim dan perut, payudara mengeras,keadaan lemas, mudah lemah,berat badan bertambah, gerakan janin dalam rahim terasa dan teraba, dan terdengar denyut jantung janin. Kasus obsgyn adalah kasus yang terjadi pada ibu hamil mulai gangguan ringan sampai dengan gangguan berat. Semua gangguan yang terjadi sebaiknya diwaspadai dan diketahui. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerjasama penanganannya seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsia, dan kondisi-kondisi lain yang dapat memburuk selama kehamilan. (15) Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera misalnya perdarahan, eklamsia,

44 26 ketuban pecah dini, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi. (16) 2. Anatomi Dan Fisiologi Organ Reproduksi Wanita (17) Organ perempuan untuk pembentukan keturunan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu : a. Genitalia externa Meliputi semua organ yang didapatkan antara os pubis, ramus inferior dan perineum. Pada umumnya disebut vulva ialah : 1) Mons veneris / mons pubis (tundun) adalah sebuah bantalan lemak yang terletak di depan simfisis pubis. 2) Labia mayora adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva dan terdiri atas kulit dan lemak, jaringan otot polos, pembuluh darah dan serabut saraf. 3) Labia minor merupakan lipatan kulit yang terdapat diantara kedua labium minora. Pada bagian ini terdapat banyak pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf. 4) Clitoris mengandung banyak urat-urat saraf sensoris, dan pembuluh darah. Letaknya dalam vestibula dan berukuran sebesar kacang hijau sampai cabai rawit dan ditutupi frenulum clitoridis. 5) Vestibulum merupakan rongga yang berada disebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, disebelah

45 27 anterior dibatasi oleh clitoris, disebelah dorsal dibatasi oleh fourchet. 6) Glandula vestibularis majora merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina. Terletak di kanan dan kiri ostium vagina. 7) Hymen berupa lapisan tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vaginae. Lubang-lubang pada hymen berfungsi sebagai tempat keluarnya sekret dan darah haid. 8) Urethra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. b. Genitalia interna Suatu alat reproduksi yang berada di dalam, yang tidak dapat dilihat kecuali dengan jalan pembedahan. Alat genitalia bagian dalam terdiri dari : 1) Vagina yaitu saluran musculo-membranosa yang menggabungkan uterus dengan vulva. Terletak antara kandung kencing dan rectum. 2) Uterus adalah organ otot yang berdinding tebal yang berfungsi tempat implantasi ovum yang sudah dibuahi dan sebagai tempat perkembangan dan pemberian makanan kepada janin yang berada di dalamnya.

46 28 3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Faktor ibu : 1) Keadaan kesehatan ibu saat hamil. 2) Kelainan pada uterus. 3) Kebiasaan ibu merokok, alkohol. b. Faktor janin : 1) Jenis kelamin janin. 2) Penyimpangan genetik kelainan kongenital, pertumbuhan abnormal. 3) Infeksi intrauterine. c. Faktor plasenta. : Plasenta adalah akarnya janin yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu plasenta memiliki peran penting untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim. Setiap ibu hamil beresiko mengalami komplikasi yang tidak dapat diprediksi. Sehingga setiap ibu hamil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Kegawat daruratan maternal dan neonatal adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa dan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan bagian tubuh pada ibu atau janin.

47 29 L. Kerangka Teori SHRI a. Jumlah pasien BPJS RI tahun b. Bangsal Melati Indeks penyakit : a. Lama dirawat (LOS) b. Nomor RM c. Diagnosa utama Sebaran Kasus a. Diagnosa sekunder. b. Tindakan. Mutu Pelayanan Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : (10,12,13,14)

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Jumlah pasien RI BPJS PBI bangsal melati 1. Lama dirawat (LOS) 2. Diagnosa utama 3. Diagnosa sekunder. 4. Tindakan. Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Jenis dan Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan hasil hasil yang telah didapatkan sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian. 30

49 31 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode observasi, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung dilapangan. C. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah : 1. Jumlah pasien BPJS PBI rawat inap triwulan I tahun Lama dirawat (LOS) 3. Diagnosa utama 4. Diagnosa sekunder 5. Tindakan. D. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1 Jumlah pasien BPJS PBI RI Jumlah seluruh pasien yang menjalani rawat inap di bangsal melati pada tahun 2015, dengan cara pembayaran BPJS PBI berdasarkan observasi data rekapitulasi sensus harian tahun Lama dirawat (LOS) Rerata lama hari dirawatnya seorang pasien di Bangsal Melati triwulan I tahun Diagnosa utama Suatu diagnosis / kondisi kesehatan yang menyebabkan pasien memperoleh perawatan atau pemeriksaan, yang ditegakkan pada akhir episode pelayanan dan bertanggung jawab atas kebutuhan sumber daya pengobatannya, yang diperoleh berdasarkan observasi pada buku indeks penyakit bangsal melati dan DRM RM 1. 4 Diagnosa sekunder Diagnosis yang menyertai diagnosis utama

50 32 atau kondisi pasien saat masuk yang terjadi selama episode pelayanan, yang diperoleh berdasarkan observasi pada DRM RM 1. 5 Tindakan Suatu intervensi medis yang dilakukan pada seseorang berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat mengakibatkan integritas jaringan atau organ terganggu, berdasarkan observasi pada DRM RM 1. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang diteliti pada penelitian ini adalah DRM pasien BPJS PBI (Penerima bantuan Iuran) dengan jenis kasus penyakit obsgyn pasien rawat inap berjumlah 428 pasien pada bangsal melati triwulan I tahun 2016 di RSUD Sunan Kalijaga Demak. 2. Sampel Sampel merupakan total populasi yaitu sebanyak jumlah kunjungan pasien bangsal melati triwulan pertama tahun 2016 (N) sebanyak 428 pasien, tingkat ketepatan absolut (d) 10% dengan rumus n = N 1 +N(d 2 ) = (10 2 ) = 81 maka didapat hasil jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 81 DRM.

51 33 F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan check list untuk mengambil dan mengumpulkan data yang didapat dari indeks penyakit yaitu mencatat No.RM pasien BPJS PBI dan mengamati pada dokumen rekam medis RM 1. G. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan secara observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap data pasien BPJS PBI kasus obsgyn pada triwulan I tahun 2016 dari indeks penyakit dan RM 1. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu dokumen rekam medis dan indeks penyakit pada bangsal melati triwulan I tahun H. Pengolahan Data Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan Pengolahan Data Dari hasil pengumpulan data instrumen penelitian data, maka peneliti menggunakan pengolahan data dengan : 1. Colecting yaitu pengolahan data data meliputi data identitas, identitas klinis. 2. Editing yaitu mengoreksi data yang telah dikumpulkan. 3. Klasifikasi yaitu pengelompokan data data menurut kategori dan klasifikasi tertentu.

52 34 4. Tabulating yaitu menampilkan data data dalam bentuk tabel untuk memudahkan analisis. I. Analisa Data Dalam penelitian ini data dianalisis secara deskriptif, yaitu menguraikan hasil pengamatan sebaran kasus obsgyn pasien BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) untuk memudahkan analisis.

53 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak 1. Sejarah RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak terletak di Jl. Sultan Fatah Nomor 669/50 Demak seluas + 4 hektar. RSUD Sunan Kalijaga berada di Kota Demak dan juga berada di jalur utama pantai utara Jawa Tengah. RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak pada awalnya didirikan oleh Pemerintah Belanda tahun 1938 yang lokasinya di sekolahan Ongko Loro (saat ini masih digunakan sebagai gedung pertemuan rumah sakit dan ruang Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit). Kepala Rumah Sakit Demak yang pertama di jabat oleh dokter Sastro berdasarkan Surat Keputusan Departemen Van Gezondheid Semarang. Perubahan status Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Kabupaten Demak sejak tahun 1938 hingga tahun 2008 adalah sebagai berikut : 35

54 36 Tabel 4.1 Sejarah RSUD Sunan Kalijaga Demak Tahun Tahun Tahun Balai Kesehatan. Status Rumah Sakit Umum Kabupaten. Status Rumah Sakit Umum Demak kelas D. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 51/Menkes/SK/ II/1979 tentang Rumah Sakit Umum Kelas D untuk Pemda Tingkat II. Tahun Status Rumah Sakit Umum Demak kelas C. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 204/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 Pebruari 1993 tentang Persetujuan Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Demak milik Pemda Tk II Demak. Tahun 2010 (tanggal26juli2010) Rumah Sakit Lulus Penuh akreditasi 16 Pokja pelayanan Tahun 2011 Status Rumah Sakit Umum Demak menjadi Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan SK Bupati No.900/607/2010. Pada tahun 1997, dalam rangka mendukung slogan Demak Beramal, H.DJOKO WIDJI SUWITO, SIP sebagai Bupati Demak telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 445.1/1.500 / 1997 tanggal 12 Nopember 1997 tentang Penetapan Nama RSU Kabupaten Demak dengan nama RSUD Bhakti Karya Husada. Selanjutnya, karena dipandang nama Bhakti Karya Husada di pandang belum sesuai dengan ciri khas Daerah Kabupaten Demak, guna menumbuhkan kebanggaan masyarakat di daerah tersebut di

55 37 ganti dengan nama Rumah Sakit Daerah Sunan Kalijaga Kabupaten Demak berdasarkan Perda Nomor 7 tahun 2008, maka berubah menjadi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak. 2. Visi, Misi, dan Motto a. Visi Rumah Sakit Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Wilayah Utara Jawa Tengah b. Misi Rumah Sakit 1) Mengutamakan kepuasaan pelanggan sesuai standar pelayanan Rumah Sakit. 2) Mengembangkan pelayanan Trauma Center dan Rumah Sakit jemput pasien. 3) Mengembangkan Sumber Daya Manusia berkelanjutan. 4) Menciptakan suasana dan lingkungan Rumah Sakit yang aman dan nyaman. 5) Menjalin kerja sama antar mitra kerja. c. Motto Rumah Sakit Senyum Untuk Kesembuhan Anda 3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit a. Pelayanan Rawat Jalan : 1) Poliklinik Umum 2) Poliklinik DOTS

56 38 3) Poliklinik Gigi 4) Poliklinik VCT/HIV/AIDS 5) Poliklinik spesialis: a) Penyakit dalam. b) Kesehatan anak. c) Kebidanan dan penyakit kandungan. d) Bedah. e) Syparaf. f) Penyakit mata. g) Telinga, hidung, tenggorokan (THT). h) Penyakit kulit dan kelamin. i) Kesehatan jiwa. j) Rehabilitasi medik. k) Gigi (konservasi gigi, bedah mulut dan orthodonti). b. Pelayanan Rawat Inap 1) VIP A 2) VIP B (Wijaya Kusuma) 3) Ruang penyakit dalam (Mawar). 4) Ruang anak (Dahlia). 5) Ruang bedah (Kenanga). 6) Ruang bersalin / obsgyn (melati). 7) Ruang perinatal (Bougenvile). 8) Ruang intensive care unit (ICU).

57 39 9) Ruang THT, Penyakit mata, Penykit syaraf (Sokka) 10) Ruang khusus pasien Jamkesmas dan Jamkesda (cempaka) 11) Ruang THT, penyakit mata, penyakit dalam (teratai) 12) Ruang Lily c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat : 1) Pengembangan trauma centre. 2) Pengembangan rumah sakit jemput pasien. 3) One Day Care. d. Instalasi Radiologi : 1) Pemeriksaan kontras dan non kontras. 2) USG konvensional dan non konvensional 3 dimensi. 3) Pemeriksaan EKG dan EEG. e. Instalasi Laboratorium : 1) Kimia klinik 2) Hematologi klinik 3) Urine rutin 4) Unit bank darah f. Instalasi Farmasi : 1) Instalasi farmasi satelit di poliklinik. 2) Instalasi farmasi satelit gedung lantai III 3) Instalasi farmasi satelit di IBS. g. Instalasi Gizi : 1) Konsultasi gizi rawat jalan dan rawat inap.

58 40 2) Asuhan gizi klinik. h. Instalasi intensif care unit. i. Instalasi bedah sentral. j. Instalasi pemeliharaan sarana. k. Instalasi pendidikan dan pelatihan. Jenis Pelayanan Penunjang Rumah Sakit. a. EKG (Elektrokardiogram). b. EEG (Electronecephalogram / electroencephalograph). c. Laboratorium. d. Pelayanan Laboratorium (24jam) meliputi : 1) Hematologi. 2) Kimia klinik. 3) Bakteriologi. 4) Serologi. 5) Urinalisa. 6) Narkoba. 7) Tes HIV e. Radiologi. f. Pelayanan radiologi (24jam) meliputi : 1) Radiologi 2) USG 3 dimensi. 3) Mobile X ray.

59 41 g. Farmasi Pelayanan farmasi memberikan layanan untuk pembelian obat-obatan, baik obat generik maupun obat paten dan alat kesehatan, bahan habis pakai. h. Rehabilitasi medik/ fisioterapi 1) Konsultasi dokter spesialis rehabilitasi medik. 2) Pelayanan fisoterapi. Pelayanan terapi wicara.

60 42 B. Struktur organisasi RSUD Sunan kalijaga Demak SATUAN PENGAWAS INTERN DIREKTUR KOMITE MEDIS KOMITE KEPERAWATAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KABAG TATA USAHA KASUBAG UMUM & KEPEGAWAIAN KASUBAG KEUANGAN KASUBAG PROGRAM KABID PELAYANAN KABID PERAWATAN KABID PEMASARAN & REKAM MEDIS KASIE PELAYA NAN MEDIS KASIE PELAYANAN PENUNJANG & NON MEDIS KASIE ASUHAN KEPERA WATAN KASIE SDM PERAWA TAN KASIE PEMASA RAN KASIE REKAM MEDIS Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Sunan Kalijaga Demak

61 43 C. Gambaran Khusus Instalasi Rekam Medis di RSUD Sunan Kalijaga Demak Visi Rekam Medis Terwujudnya rekam medis sebagai sumber daya manusia pelayanan kesehatan dan manajemen di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak Misi Rekam Medis a. Melaksanakan sistem rekam medis sesuai dengan buku pedoman dan standar yang ditetapkan. b. Memberikan pelayanan rekam medis yang bermutu tinggi sesuai standar profesional tertinggi. c. Penataan sistem administrasi dan manajemen rekam medis. d. Mengembangkan pola pendidikan dan pelatihan petugas rekam medis untuk mencapai kinerja profesional. e. Meningkatkan jalinan kerjasama antar bagian di rumah sakit. Motto " Rekam medis anda bagi kami paling utama".

62 44 D. Struktur Organisasi Unit Rekam Medis DIREKTUR KABID PEMASARAN & RM KA.INSTALASI REKAM MEDIS TPPRJ TPPRI ASSEMB LING KODING/ INDEKSING ANALISING/ REPORTING FILLING ADM.ASURA NSI &VISUM ET REPERTUM Gambar 4.2 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis RSUD Sunan Kalijaga Demak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian integral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian integral BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Nomor 669/50 Demak seluas + 4 hektar. RSUD Sunan Kalijaga berada di

BAB IV HASIL PENELITIAN. Nomor 669/50 Demak seluas + 4 hektar. RSUD Sunan Kalijaga berada di BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak 1. Sejarah RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak terletak di Jl. Sultan Fatah Nomor 669/50 Demak seluas + 4 hektar. RSUD Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak 1. Profil RSUD Sunan Kalijaga Demak RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor 669/50 Demak dengan luas + 4 hektar. RSUD

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) telah menjawab prinsip dasar Universal Health Coverage dengan mewajibkan setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis menurut Permenkes 269 tahun 2008 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan, pengobatan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah

BAB I PENDAHULUAN. No.983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian rumah sakit berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No.983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. ObyekPenelitian Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Slogan Perusahaan :Melayani dengan Ramah, Sabar, Kasih, Sayang Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 Telp :(021)

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG Retno Dwi Vika Ayu*), Dyah Ernawati**) *) Asri Medical Center Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep D. Pertanyaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep D. Pertanyaan Penelitian... v DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Persetujuan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar... viii Daftar Singkatan... ix Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah instansi pemberi pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan yang sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Berdasarkan Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN TIDAK MAMPU DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TONGAS KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat

Lebih terperinci

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, pengertian rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Berdasarkan PerMenKes Nomor:269/Menkes/PER/III/2008 tentang rekam medis menjelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DASAR PENDUDUK KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya peyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN PENGGUNAAN DANA PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan Wongkaditi Timur

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MALINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TARIP PELAYANAN KESEHATAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN MISKIN/TIDAK MAMPU DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro TINJAUAN SPESIFISITAS PENULISAN DIAGNOSIS PADA SURAT ELIGIBILITAS PESERTA (SEP) PASIEN BPJS RAWAT INAP BULAN AGUSTUS DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2015 Molek Dua na Ahlulia*), Dyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PENGERTIAN Clinical Pathway (Jalur Klinis) adalah: Suatu cara untuk menstandarisasikan praktik klinis dan umumnya dilaksanakan di rumah sakit Clinical Pathway dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA DI RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RANCANGAN PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURI HUSADA TEMBILAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkatnya pula tuntutan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Setiap tindakan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. No.734, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.05/2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengakibatkan terjadinya perubahan dalam pola hidup masyarakat. Dengan adanya kemudahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci