JST Kesehatan, April 2016, Vol.6 No.2 : ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JST Kesehatan, April 2016, Vol.6 No.2 : ISSN"

Transkripsi

1 JST Kesehatan, April 2016, Vol.6 No.2 : ISSN PENGARUH PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING TERHADAP DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA MERAWAT PASIEN STROKE DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO The Influence of the Implementation of Discharge Planning on Family Psychosocial Support in Caring for Stroke Patients in dr. Wahidin Sudirohusodo Regional Publik Hospital of Makassar Nurul Fuady F.A 1, Elly L. Sjattar 1, Veni Hadju 2 1 Bagian Magister Manajemen Ilmu Keperawatan, Universitas Hasanuddin 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin ( nrlnunu@gmail.com) ABSTRAK Perencanaan pulang ( discharge planning) perlu disusun sejak pasien masuk ke rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan discharge planning berbasis teknologi terhadap dukungan psikososial keluarga dalam merawat pasien stroke di ruang Lontara 3 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental dan menggunakan one group pretest-posttest design. Penelitian dilaksanakan di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jumlah sampel sebanyak responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan observasi. Data dianalis dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan dischargeplanning terhadap dukungan informasional (p=0,000), dukungan instrumental (p=0,001), dukungan penilaian (p=0,003), dukungan emosional (p=0,001). Implementasi discharge planning harus selalu dilaksanakan oleh perawat untuk membantu pasien dan keluarga dalam menyiapkan kepulangan pasien. Pelaksanaan discharge planning harus diberikan kepada orang terdekat dengan pasien. Kata Kunci: Dukungan Psikososial, discharge planning ABSTRACT Discharge planning must be planned since a patient is hospitalized. The aim of the research was to find out the influence of the implementation of discharge planning technology based on family psychological support in caring for stroke patients in the room of Lontara 3 of Dr. Wahidin Sudirohusodo Regional Public Hospital of Makassar. The research was conducted in Dr. Wahidin Sudirohusodo Regional Public Hospital of Makassar. The sample consisted of respondents. The data were obtained through questionnaire and observation. They were analyzed using Wilcoxon test. The results of the research indicate that there is an influence of the implementation of discharge planning on informational support (p=0,000), instrumental support (p=0,001), assessmet support (p=0,003), and emotional support (0,001). The implementation of discharge planning should always be done by nurses to help patients and their families prepare the patients to go back home. The implementation of discharge planning must be given to people closest to patients. Keywords: Psychosocial Support, Discharge Planning PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi dibidang kesehatan, pola penyakit dalam masyarakat telah berubah dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak menular dan degeneratif antara lain penyakit jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal, hal tersebut disebabkan karena perubahan gaya hidup dan perilaku masyarakat (Rahajeng, 2011). Data WHO tahun 2004 diperkirakan 15 juta orang tersebar di seluruh dunia menderita stroke, dimana kurang lebih 5 juta orang meninggal dan 5 172

2 Nurul Fuady F.A ISSN juta orang mengalami cacat permanen, diperkirakan setiap 3 menit 1 orang meninggal oleh karena penyakit tersebut. Di Indonesia menurut survey tahun 2004 stroke merupakan pembunuh nomer satu di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia (Pambudi,2009). Manifestasi klinis penyakit stroke diantaranya adalah kehilangan fungsi motorik, kehilangan komunikasi, gangguan persepsi, kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik dan disfungsi kandung kemih (Smeltzer & Bare, 2009). Penderita stroke pada awal terkena stroke perlu penanganan secara cepat dan tepat agar tidak menyebabkan keadaan yang lebih parah atau bahkan kematian. Pada fase lanjutan atau perawatan lanjutan, diperlukan penanganan yang tepat karena dapat menimbulkan komplikasikomplikasi. Kejadian stroke di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dari catatan Instalansi Rekam Medik tahun 2010 sampai 2012 mencapai 1634 jiwa. Pada tahun 2010 penderita stroke mencapai 549 jiwa, dan pada tahun 2011 terjadi peningkatan yaitu mencapai 641 jiwa, tetapi pada tahun 2012 pasien stroke menurun mencapai 444 jiwa (Sahmad, 2013). Kejadian stroke tidak hanya menimpa penderitanya melainkan juga mempengaruhi kehidupan keluarga. Salah seorang anggota keluarga mendadak menjadi tidak berdaya, menghilang perannya di keluarga dan menjadi beban keluarga. Readaptasi merupakan hal yang penting dalam mempertahankan kehidupan keluarga menghadapi keadaan baru. Keluarga perlu didorong dan dimotivasi untuk menghadapi keadaan secara nyata. Saat salah satu anggota keluarga mengalami stroke maka seluruh keluarga kadang-kadang ikut menderita. Situasi ini akan bertambah sulit apabila hanya ada satu anggota keluarga yang merawat penderita stroke (Kusumaningrum, 2012). Sejalan dengan penelitian Pambudi (2009), di Ruang HND (High Nursing Dependancy) Santo Lukas Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang dengan penelitian fenomenoligis mengenai pengalaman kecemasan keluarga pada saat anggota keluarganya menderita penyakit stroke dan dirawat, diperoleh hasil bahwa respon psikologis keluarga dalam menghadapi pasien stroke yang dirawat di ruang HND didapatkan dua tingkat kecemasan. Tingkat kecemasan sedang ditandai dengan sedih, berdebar-debar, sulit tidur. Sedangkan tingkat kecemasan berat ditandai keluarga mengalami gelisah, bingung, sulit berkonsentrasi, takut kehilangan keluarga. Perilaku yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah ini pasrah, berdoa, mempunyai keyakinan yang kuat serta konsultasi dengan keluarga lain dan mengikuti perkembangan pasien sesuai aturan rumah sakit. Stress tidak hanya terjadi pada pasien tetapi juga keluarga yang merawat. Peran perawat mempunyai peranan yang sangat besar dalam memberikan dukungan dan asuhan keperawatan kepada pasien stroke dan keluarga. Peran utama perawat terhadap keluarga pasien stroke yaitu meningkatkan koping keluarga melalui penyuluhan kesehatan (Smeltzer & Bare, 2009). Perencanaan pulang ( discharge Planning) perlu disusun sejak pasien masuk ke rumah sakit. Perencanaan pulang ( discharge Planning) yang dilakukan dengan baik bermanfaat antara lain pasien dan keluarga merasa siap untuk kembali ke rumah, mengurangi stress, meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga dalam menerima pelayanan perawatan, serta meningkatkan koping pasien (Kozier, 2010). Keluarga membutuhkan bimbingan untuk mengantisipasi dan memprioritaskan kebutuhan, mempelajari strategi dan mengatasi masalahmasalah yang ditimbulkan. nya informasi yang diberikan oleh perawat, dimana perawat cenderung memberikan informasi secara pasif bukan aktif untuk memfasilitasi keluarga dalam memperoleh informasi dan keterampilan dalam pemecahan masalah dan penyesuaian diri dengan peran baru mereka. Penelitian tentang optimalisasi penggunaan discharge planning terhadap perubahan psikososial keluarga sangat penting. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan model discharge planning terhadap dukungan psikososial keluarga dalam merawat pasien stroke di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar BAHAN DAN METODE Lokasi dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang Lontara 3RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Penelitian ini menggunakan metode preeksperimental dan menggunakan one group pretest-posttest design.pengumpulan data 173

3 Dukungan Psikososial, discharge planning ISSN dilakukan melalui kuesioner dan observasi. Data dianalis dengan menggunakan uji Wilcoxon. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh keluarga pasien di ruang ruang Lontara 3 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassardengan jumlah populasi rata-rata perbulannya sebanyak 12 orang (Rekam Medik, 2014). Sampel sebanyak orang selama waktu penelitian yang dipilih secara purposive sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi yaitu keluarga pasienyang membantu merawat pasien selama pasien di rumah sakit. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dengan melakukan pre test dan post test. Keluarga pasien diberikan pre test, setelah itu dilakukan intervensi. Setelah melakukan intervensi maka akan dilakukan post test.kuesioner yang digunakan sebelumnya telah memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas. Analisis Data Data dianalisis berdasarkan skala ukur dan tujuan penelitian dengan menggunakan perangkat lunak program komputerisasi.data dianalisis secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi dari karakteristik responden dan setiap variabel.data dianalisa berdasarkan skala ukur dan tujuan penelitian.adapun uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dan jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji wilcoxon. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur dewasa awal (26-36 tahun) yaitu 11 orang (34,4%), responden yang berpendidikan SMA/SMK ada 16 orang (49,9%) sebagian responden bekerja sebanyak 8 orang (25%) dan berdasarkan hubungan keluarga dengan pasien sebagian besar anak pasien yaitu 18 orang (56,3%). Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan Dan Hubungan Keluarga (n=) Karakteristik responden f % Umur (tahun) Remaja akhir Dewasa awal Dewasa akhir Lansia awal Lansia akhir ,5 34,4 28,1 15,6 9,4 Pendidikan SMP SMA/SMK Diploma Sarjana Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Hubungan keluarga Anak Istri Keponakan Menantu Sumber: data primer ,9 49,9 9,4 18, ,3 28,1 3,1 12,5 174

4 Nurul Fuady F.A ISSN Tabel 2. Distribusi Rata-Rata Responden Skor Dukungan Psikososial dan Observasi Responden dan Sesudah Diberikan Intervensi di Ruang Perawatan Lontara 3 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (n=) No. Dukungan Psikososial n Median (Min- Maks) 1 Dukungan Informasional Sesudah 21,5 (17-31) 27 (17-) 2 Dukungan Instrumental Sesudah 3 Dukungan Penilaian Sesudah 4 Dukungan Emosional Sesudah 5. Observasi Sesudah *uji Wilcoxon Sumber: data primer ,5 (22-) (29-) 28,5 (23-) (24-) 29(24-) (24-) 7(4-9) 15 (9-15) Mean Rank 95% CI p 14,00 20,94-23,87 25,73-28,65 8,00 28,71-30,91 31,27-31,85 6,00 27,35-29,59 29,02-30,98 7,00 27,29-29,65 29,52-31,54 16,50 6,09-7,10 12,59-14,28 0,000 0,001 0,003 0,001 0,000 Distribusi Rata-Rata Responden Skor Dukungan Psikososial dan Observasi Responden dan Sesudah Diberikan Intervensi Pada tabel 2 diketahui bahwa dari hasil analisismenunjukan terdapat pengaruh pelaksanaan discharge planning terhadap dukungan informasional (p=0,000), dukungan instrumental (p=0,001), dukungan penilaian (p=0,003), dukungan emosional (p=0,001) keluarga dalam merawat pasien stroke diruang Lontara 3 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Nilai mean rank yang positif pada dukungan psikososial bermakna bahwa nilai posttest lebih besar dari nilai pretest. Frekuensi Perubahan Skor Dukungan Psikososial dan Observasi Responden dan Sesudah Diberikan Intervensi Pada tabel 3 diketahui bahwa terdapat perbedaan setelah diberikan discharge planning. Dukungan psikososial mengalami peningkatan terutama pada dukungan instrumental semua responden mengalami peningkatan.sedangkan untuk dukungan informasional, dukungan penilaian dan dukungan emosional masih terdapat sebagian responden yang termasuk kategori kurang. PEMBAHASAN Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan discharge planning terhadap dukungan psikososial keluarga dalam merawat pasien stroke. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon, diperoleh nilai significancy dukungan informasional 0,000 (p < 0,05), nilai significancy dukungan penilaian 0,003 (p < 0,05), nilai significancy dukungan instrumental 0,001 (p < 0,05), nilai significancy dukungan emosional 0,001 (p < 0,05) dan nilai significancy observasi keterampilan 0,000 (p < 0,05). Dukungan keluarga dalam bentuk pemberian informasi seperti meminta penjelasan tentang terapi yang harus dijalani oleh pasien pasca stroke pada petugas kesehatan, mencari informasi tentang jenis rehabilitasi yang sesuai untuk pasien, mencarikan keuntungan dan kerugian tindakan rehabilitasi. 175

5 Dukungan Psikososial, discharge planning ISSN Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perubahan Skor Dukungan Psisososial Observasi Responden dan Sesudah Diberikan Intervensi di Ruang Perawatan Lontara 3 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (n=) No. Dukungan Psikososial Pre test Post test 1 Dukungan Informasional Dukungan Instrumental 3 Dukungan Penilaian 4 Dukungan Emosional 5 Observasi Sumber: data primer Hasil penelitian Yuniarsih (2009), menyatakan bahwa informasi dan perencanaan pulang bermanfaat terhadap kemampuan keluarga dalam merawat pasien stroke pasca akut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan dukungan informasional yang bermakna setelah dilakukan discharge planning yang berbasis teknologi terhadap dukungan informasional dimana rata-rata sebelum 22,41 dan rata-rata setelah intervensi 27,19. Meningkatnya skor dukungan informasional ini disebabkan karena peneliti sering melakukan diskusi dan memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang penyakit stroke. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Sahmad (2013), menyatakan bahwa dengan pemberian discharge planning berbasis teknologi informasi terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam merawat pasien stroke (p=0,000). Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahmi (2011), menyatakan pasien stroke iskemik yang dilakukan discharge planning terstruktur memiliki peluang lebih besar untuk memiliki perubahan ke arah kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan tanpa dilakukan discharge planning. Dukungan keluarga menurut Francis dan Satiadarma (2004), merupakan bantuan/sokongan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga.dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan. Pendapat diatas diperkuat oleh pernyataan dari Commission on the Family (1998) dalam Dolan dkk (2006), bahwa dukungan keluarga dapat memperkuat setiap individu, menciptakan kekuatan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri, mempunyai potensi sebagai strategi pencegahan yang utama bagi seluruh keluarga dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari serta mempunyai relevansi dalam masyarakat yang berada dalam lingkungan yang penuh dengan tekanan. Stroke merupakan salah satu penyakit kronik yang membutuhkan pemulihan dan penyembuhan yang lama. Proses pemulihan stroke membutuhkan waktu yang lama sehingga keluarga perlu mendorong pasien untuk melakukan terapi lanjutan setelah di rumah dan membutuhkan dorongan keluarga secara finansial terhadap biaya pengobatan dan perawatan pasien stroke (Lumbantobing, 2007). Nurdiana dkk (2007), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa keluarga berperan penting 176

6 Nurul Fuady F.A ISSN dalam menentukan cara atau asuhan keperawatan yang diperlukan oleh pasien di rumah sehingga akan menurunkan angka kekambuhan. Hasil penelitian tersebut dipertegas oleh penelitan lain yang dilakukan oleh Dinosetro (2008), menyatakan bahwa keluarga memiliki fungsi strategis dalam menurunkan angka kekambuhan, meningkatkan kemandirian dan taraf hidupnya serta pasien dapat beradaptasi kembali pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.pada saat pasien sakit, bantuan langsung yang diberikan oleh keluarga adalah dengan membawa langsung ke petugas kesehatan atau ke rumah sakit. Selain itu keluarga juga membantu pasien dengan melakukan rentang gerak sendi sesuai dengan yang telah diajarkan oleh petugas kesehatan di daerah yang lemah. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian dukungan instrumental ini diberikan secara penuh ada juga yang oleh karena ingin membalas kebaikan kepada orang tua. Dukungan emosional dianggap mencegah atau mengurangi efek stress serta meningkatkan kesehatan mental individu atau keluarga secara langsung (Roth 1996 dalam Friedmandkk., 2010). Mengurangi stress yang terjadi merupakan salah satu factor yang diperlukan dalam perawatan pasca stroke untuk mencapai penyembuhan dan mencegah kekambuhan. Hasil penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon diperoleh hasil 19 responden (59,4%) yang memiliki dukungan emosional tetap dan pada tabel distribusi frekuensi perubahan dukungan penilaian masih terdapat 6 responden yang masih memberikan dukungan emosional masih kurang setelah diberikan intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa dari keluarga mempunyai cara koping tertentu dalam menghadapi masalah emosi penderita. Sebagian keluarga lebih memilih diam atau menghindar ketika penderita sedang emosi. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pertengkaran antar anggota keluarga. Sejalan dengan penelitian Silaendkk (2008), pengasuh umumnya sering merasakan adanya perubahan kepribadian pada pasien- pasien pasca stroke. Perubahan kepribadian yang dirasakan ini berhubungan dengan gangguan emosional pada pengasuh dan pasien dan tingkat disabilitas pada pasien. Sehingga perlu diberikan keperdulian, edukasi, dan perhatian terhadap pengasuh sebagaimana pada pasien stroke untuk mencegah terjadinya gangguan emosional. Dalam melakukan intervensi peneliti menggunakan alat bantu untuk pembelajaran yaitu CD interaktif multimedia dengan cara memberi nonton video discharge planning. Menurut Hariyati dkk (2008), pasien dan keluarga terbantu dengan adanya media pembelajaran discharge planning, CD media juga membantu perawat dalam memberikan edukasi pada pasien sehingga ada pengaruh penerapan discharge planning berbasis CD media pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan perawat dalam melaksanakan discharge planning dan juga mempunyai pengaruh dalam meningkatkan praktek dalam pelaksanaan discharge planning. Menurut Logan (2012), penggunaan video dapat menjadi metode yang bermanfaat untuk meningkatkan proses berpikir kritis, membuat keputusan serta kreativitas, selain itu video dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan. Menurut (Nugroho & Fatchur, 2010), perkembangan dalam teknologi multimedia menjanjikan potensi yang besar dalam merubah cara tiap individu baik untuk belajar maupun mengajar. Multimedia juga menyediakan berbagai peluang kepada para pendidik untuk mengaplikasikan berbagai teknik pengajaran dan pelajar pula diberi peluang untuk menentukan teknik belajar yang bersesuaian dengan mereka, membentuk pengetahuan berdasarkan keperluan masing-masing serta mengalami suasana belajar yang lebih menarik dan berkesan. Peneliti melakukan redemonstrasi ulang isi dari video discharge planning, melakukan peragaan dan praktik langsung terhadap keluarga pasien kemudian peneliti memberi kesempatan secara langsung kepada keluarga untuk mempraktekan setelah peneliti memberi contoh terlebih dahulu. Hal ini sangat membantu keluarga untuk memahami kembali isi dari video tersebut.menurut Hariyati dkk (2008), pelaksanaan discharge planning menggunakan CD peran perawat untuk mengkomunikasikan isi CD tetap diperlukan, pendampingan dan konseling terhadap isi materi discharge planning akan melengkapi persiapan pulang pasien. Sehingga peneliti berasumsi dengan pemberian penguatan kepada keluarga pasien tentang kemajuan yang telah dicapai, maka keluarga akan lebih bersemangat dalam 177

7 Dukungan Psikososial, discharge planning ISSN pembelajaran discharge planning sehingga memberikan dukungan maksimal terhadap pasien dalam proses penyembuhannya. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan terdapat pengaruh pelaksanaan model discharge planning berbasis teknologi terhadap dukungan psikososial keluarga dalam perawatan penyakit stroke di Ruangan Lontara 3 Syaraf RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.Discharge planning sangat membantu keluarga dalam perawatan pasien stroke dan mempersiapkan untuk rencana pemulangan pasien ke rumah, selain itu CD media pembelajaran juga membantu perawat dalam memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi rumah sakit dalam melakukan discharge planning yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. DAFTAR PUSTAKA Dinosetro. (200 8). Hubungan antara peran keluarga dengan tingkat kemandirian kehidupan sosial bermasyarakat pada klien Skizofrenia post perawatan di Rumah Sakit Jiwa Menur. Dolan, P., Canavan, J., Pinkerton, J. (2006). Family Support as Reflective Practice. London : Jessica Kingsley Publishers. Francis, S., Satiadarma, M.P. (2004). Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kesembuhan Ibu yang Mengidap Penyakit Kanker Payudara. Jurnal Ilmiah Psikologi ARKHE, Th.9 no.1 Friedman, M. M., Boeden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga riset, teori dan praktek edisi 5. Jakarta: EGC. Hariyati, T. S., Afifah, E., & Handiyani, H. (2008). Evaluasi model perencanaan pulang yang berbasis teknologi informasi. Makara kesehatan, Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik (7 ed., Vol. 1). (D. Widiarti, E. A. Mardella, N. B. Subekti, L. Helena, Eds., P. E. Karyuni, D. Yulianti, Y. Yuningsih, A. Lusyana, & W. Eka, Trans.) Jakarta: EGC. Kusumaningrum, O. D. ( 2012). Regulasi emosi istri yang memiliki suami stroke. Desember; Emphaty. Logan, R. (2012). Using youtube in perioperative nursing education. AORN Journal. Lumbantobing, S. M. (2007). Stroke bencana peredaran darah otak. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Nugroho, F. A., & Fatchur, A. (2010). Pembelajaran berbasis multimedia. Nurdiana, Syafwani, Umbransyah. (2007). Peran Serta Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Klien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, vol.3 no.1. Pambudi, H. A. (2009). Studi fenomenologis : kecemasan keluarga pada pasien stroke yang dirawat di ruang HND Santo Lukas Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang. Universitas Diponegoro. Rahajeng, E. (2011). Upaya pengendalian penyakit tidak menular di Indonesia. Buletin jendela data & informasi kesehatan Volume 2. Rahmi, U. (2011). Pengaruh discharge palinning terstruktur terhadap kualitas hidup pasien stoke iskemik di RSUD Al-Ihsan dan RS Al- Islam Bandung. Rekam Medik. (2014). RSWS. Sahmad. (2013). Potensi peran kelu arga dalam perawatan penyakit stroke melalui pengembangan model discharge planning berbasis teknologi informasi di ruang perawatan lontara 3 saraf RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Universitas Hasanuddin. Silaen, B. M., Rambe, A. S., & Nasution, D. (2008). Hubungan antara perubahan kepribadian pasca-stroke dengan ansietas dan depresi pada pengasuh. Majalah kedokteran nusantara, 41. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2009). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner & suddart (8 ed., Vol. 3). (M. Ester, Ed., A. Hartono, H. Y. Kuncara, E. S. Siahaan, & A. Waluyo, Trans.) Jakarta: EGC. Yuniarsih, W. (2009). Pngalaman caregiver keluarga dalam konteks asuhan keperawatan pasien stroke tahap pasca akut di RSUP Fatmawati. Depok: Universitas Indonesia. 178

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KRATON PEKALONGAN Wahyu Suci Priyanti ABSTRAK Hemodialisis merupakan suatu proses pengobatan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP KEMANDIRIAN PASIEN HEMIPARISE PASCA STROKE NON HEMORAGIK DI RS DR. KARIADI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Data epidemiologis menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan penyakit cerebrovaskular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH (Games Therapy Towards to Psychologic Adaptation in School Age Children) Retno Twistiandayani*, Siti Mahmudah** * Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, peningkatan kadar gula darah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit ini juga dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, dirawat inap dan jenis operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013 STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013 Oleh : Basuki dan Urip Haryanto Abstrak Stroke dapat mengenai semua usia dan

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSUD MEURAXA BANDA ACEH

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSUD MEURAXA BANDA ACEH DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSUD MEURAXA BANDA ACEH FAMILY SUPPORT IN TREATING STROKE PATIENTS AT NEUROLOGY POLYCLYNIC OF MERAXA HOSPITAL, BANDA ACEH Fahrizal ; Devi

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen miokardium yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. cukup besar (Kulik & Mahler et al, 1989; dalam DiMatteo,

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. cukup besar (Kulik & Mahler et al, 1989; dalam DiMatteo, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA 30-50 TAHUN TENTANG ASAM URAT DI DUSUN JATISARI SAWAHAN PONJONG GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *) Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain penyakit jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. antara lain penyakit jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal, hal tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi dibidang kesehatan, pola penyakit dalam masyarakat telah berubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan kenormalan aliran darah ke otak. Stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. food, workaholic style, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, polusi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. food, workaholic style, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, polusi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju dan teknologi yang semakin canggih membuat gaya hidup manusia menjadi lebih modern. Gaya hidup modern belum tentu membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan kondisi sehat baik secara emosional, psikologi, perilaku, koping yang efektif, konsep diri yang positif, kestabilan emosional serta hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pasien pre operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian secara global. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan gawat yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan cermat serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN Nofrida Saswati Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Ibu Jambi E-mail: nofridasaswati@gmail.com Abstrak Tujuan: Adapun tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung, juga merupakan penyebab kecacatan nomor satu baik di negara maju maupun di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kecacatan fisik dan mental pada usia produktif dan usia lanjut. Stroke juga merupakan penyebab kematian dalam waktu yang singkat, sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

Siti Damawiyah, Nur Ainiyah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Jln. Smea no 57 Surabaya

Siti Damawiyah, Nur Ainiyah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Jln. Smea no 57 Surabaya EFEKTIVITAS PENERAPAN PERENCANAAN PULANG DENGAN METODE TERSTRUKTUR TERHADAP KESIAPAN KELUARGA DALAM MEMBERIKAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN CEREBRO VASKULER ATTACK DI RS. ISLAM SURABAYA Siti Damawiyah,

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke... HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid* *Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH DISCHARGE PLANNING

PENGARUH DISCHARGE PLANNING PENGARUH DISCHARGE PLANNING OLEH PERAWAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DALAM PERAWATAN LANJUTAN PENDERITA STROKE DI RUANG DAHLIA RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh (Nugroho, 2007). Semakin bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN PASCA STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN PASCA STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PASIEN PASCA STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI Renni Okwari 1, Wasisto Utomo 2, Rismadefi Woferst 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email : rennibm123ha@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi eksperiment).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan asupan darah di otak yang sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah tersebut mengganggu

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada

Lebih terperinci

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP PENURUNAN RESPON DEPRESI PADA PASIEN KUSTA Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep. Sp.Kep.J 0028108104 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaera adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Angka sectio caesarea terus meningkat dari insidensi 3-4%

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TATAP MUKA DENGAN MEDIA SOSIAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TATAP MUKA DENGAN MEDIA SOSIAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TATAP MUKA DENGAN MEDIA SOSIAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA Andi kamariah Hayat 1, Huriati 2, Nur Hidayah 3 1, 2, 3 Program Studi

Lebih terperinci

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT Arif Bachtiar, Nurul Hidayah, Ratih Poltekkes Kemenkes Malang Jl.Besar Ijen No 77 C Malang e-mail: nh_07@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa peneliti melaporkan kasus gangguan jiwa terbesar adalah skizofrenia. Menurut capai

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR 892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan

Lebih terperinci

GAMBARAN STRES KELUARGA YANG MERAWAT PASIEN STROKE PASCA PERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN STRES KELUARGA YANG MERAWAT PASIEN STROKE PASCA PERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN STRES KELUARGA YANG MERAWAT PASIEN STROKE PASCA PERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: ENDANG PURWANTI 080201109 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA DURASI KEKAMBUHA PASIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA DURASI KEKAMBUHA PASIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA DURASI KEKAMBUHA PASIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Irma Wahyuningrum * ) Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita *** ). *) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik yang selanjutnya disebut CKD (chronic kidney disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi penderita akan meningkat

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Konsep dasar mengenai isu psikososial dalam perawatan paliatif. Rosiana Eva Rayanti

Konsep dasar mengenai isu psikososial dalam perawatan paliatif. Rosiana Eva Rayanti Konsep dasar mengenai isu psikososial dalam perawatan paliatif Rosiana Eva Rayanti PSIKOSOSIAL 2/11/2017 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 2 2/11/2017 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 3 Palliative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di Asia, karena berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar & Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir (End Stage Renal Desease/ESRD) merupakan gangguan penurunan fungsi ginjal yang progresif serta irreversible

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Lebih terperinci