BAB II METODE STUDI. Data yang akan dikumpulkan dalam studi analisis meliputi data primer dan data
|
|
- Ridwan Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II METODE STUDI 3.1. Metode Pengumpulan Data Data yang akan dikumpulkan dalam studi analisis meliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder ialah yaitu data pendukung yang dipakai dalam pembuatan dan penyusunan Tugas Akhir baik dari lapangan maupun dari hasil test laboratorium serta dari literatur-literatur yang ada. Data ini tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber tetapi harus melalui proses pengolahan data untuk dapat digunakan. Data sekunder yang digunakan dalam penyusunan laporan ini yaitu, terutama yang berkaitan dengan data-data berikut. 1. Data meteorology yaitu curah hujan, suhu udara, kelembaban, kecepatan dan arah angin akan diambil dari Stasion Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta: 2. Data monografi akan diperoleh dari Kelurahan Kelapa Gading Barat Kecamatan Kelapa Gading Dan Biro Statistik. 3. Data fisiografi akan dikumpulkan dari data yang tersedia di proyek (pemrakarsa) dan hasil publikasi instasi terkait; 4. Data mengenai lahan dan tanah akan diperoleh dari Badan Pertahanan Propinsi DKI Jakarta; III-1
2 5. Data Kegiatan di sekita Lokasi proyek akan diperoleh dari pemrakarsa kegiatan dan laporan studi yang relevan; 6. Data peruntukan lahan dan aspek tata ruang di sekitar lokasi proyek akan diperoleh dari RBWK( Rencana Bagian Wilayah Kecamatan) Sedangkan data primer akan diambil bila data sekunder tidak memungkinkan dan data yang akan diambil meliputi data yang menjadi main issue dari studi ini. Data primer yang diperoleh secara langsung di lapangan dengan peninjauan langsung, pengamatan langsung di lapangan berupa, letak, luas, kondisi lokasi dan kondisi bangunan, di samping wawancara langsung dengan masyarakat atau tokoh masyrakat setempat. Metoda pengumpulan dan analisis data, baik primer maupun sekunder yang akan dilakukan untuk meneliti baik rencana kegiatan maupun komponen-komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dapat dijelaskan sebagai berikut ini Metode Pengumpulan Data Sekunder Langkah yang dilakukan setelah mengetahui data-data yang diperlukan adalah menentukan metode pengumpulan data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah III-2
3 a. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara penyelidikan, penelitian, tes atau uji laboratorium, pedoman, bahan acuan maupun standar yang diperlukan dalam Analisa. b. Data Soil Investigation dari PT. Pondasi Kisocon Raya: c. Data Teknis Adalah data yang berhubungan langsung dengan Pembuatan Andal Proyek Kelapa Gading Square yang meliputi : - Denah dan sistem struktur bangunan - Data Curah air Hujan dari BMG - Data tanah berdasarkan penyelidikan tanah - Wilayah gempa dan sebagainya. - Data Kualitas Air Tanah dan Drainase d. Data Non Teknis Adalah data penunjang dalam perencanaan, yang meliputi : - Seperti kondisi dan letak lokasi proyek - Metode analisa yang digunakan III-3
4 3.1.2 Metoda Pengumpulan Data Primer Metode pengumpulan data primer menggunakan cara observasi yang merupakan metode pengumpulan data dengan cara peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan. Contoh Data Primer a. Lokasi Proyek ( diperici pada bab 1) b. Luas Areal ( diperinci pada bab I) c. Kondisi lokasi dan kondisi bangunan disekitar lokasi ( terlampir) Secara umum wilayah DKI Jakarta mempunyai morfologi yang bervariasi mulai dari dataran rendah sampai perbukitan dengan topografi yang semakin jauh dari garis pantai ( ke araah selatan) topografinya semakin tinggi. Wilayah ini di kelompokkan berdasarkan kemiringan lerengnya yaitu: Satuan dataran dengan elevasi 0-87 m diatas permukaan laut, kemiringan lereng %. Batuan penyusun terdiri dari batuan sediment lepas yang merupakan endapan pantai, rawa fluviatif yang belum mengalami proses pembatuan sempurna. d. Denah rencana pada daerah perencanaan ( terlampir) e. Kondisi Tanah. Lokasi proyek terletak pada daerah Alluvium. Pada daerah Alluvium umumnya tanah terbentuk dari lempung, lanau, pasir krakal dan bongkah. Sebagian besar wilyah Kecamatan Kelapa Gading jenis tanahnya Alluvial kelabu dengan struktur III-4
5 bagian bawahnya agak kasar dan bagian atasnya sedang. Tanah ini terbentuk dari campuran endapan tanah liat dan pasir yang sangat halus. f. Debit pengaliran permukan Debit aliran permukan dapat diukur segera melalui saluran pembuangan yang dekat dengan lokasi proyek. Hasil pengukuran didapat debit aliran permukaan sebesar 1.1 m 3 /detik Komposisi Limbah Kamar Mandi ( diperinci pada Bab 1) 3.2 METODE ANALISIS DATA Analisa Kuantitas Air Tanah Kondisi geologi daerah proyek yang diperkirakan sebagai Zona Alluvial muda yang dipengaruhi material endapan laut, terdiri dari lapisan tanah lempung dan silt dengan kematangan rendah ( kadar air tinggi). Akibat penggalian Basement dan kondisi air tanah permukaan yang tinggi (± 1.0 meter dari permukaan tanah) maka terpaksa dilakukan pemompaan air tanah ( dewatering) untuk megeringkan ruang kerja. Hasil analisa menunjukan parameter hidrolik untuk sistem dewatering daerah proyek sebagai berikut : - Accessbillity Coefisient (T) = m 2 /jam - Penurunan muka air tanah = 5.7 meter - Debit pemompaan = ltr/detik - koefisien permeability = 2.3 x 10 5 m/dtk III-5
6 - radius pengaruh = meter - Recovery time = jam Elevasi muka air tanah setelah 12 jam adalah konstan pada elevasi 6.0 meter. Galian basement direncanakan berada pada kedalaman 7.0 meter, oleh karenanya muka air tanah perlu diturunkan sampai kedalaman 1.0 dari dasar slab basement. Untuk pekerjaan dewatering pada satu galian dibutuhkan ± 4-6 buah pompa dengan kedalaman 13 meter dari dasar galian. Dari kondisi tanah di lokasi proyek, maka dapat dikatakan kondisi tanah cukup baik dan dimungkinkan suatu galian terbuka. Dinding galian basement pada daerah proyek akan dibuat kedap air dan memakai sistem cut of wall yang memotong aliran air sehingga air didalam areal galian basement dengan air diluar areal galian saling independent. Saat dilakukan dewatering di dalam areal galian, tidak akan berpengaruh pada air tanah diluar areal basement. III-6
7 3.2.2 Analisis Kualitas Air Lingkungan Pengumpulan data fisik kimia dapat dikelompokan seperti terlihat pada table berikut : Tabel 3.1. Pengumpulan data komponen fisik kimia Jenis Data Parameter yang diamati kategori Sumber Iklim Type iklim,curah hujan Sekunder Stasion pengamatan,hari hujan,kelembaban, BMG arah dan kecepatan angin. Kualitas Air Kualitasair tanah Primer Sampling air anah 1 titik (sesuai per Menkes no.416th.1990) Kualitas air Permukaan Sekunder Sampling air drainase (sesuai SK.Gub.KDKI.Jkt kota 2 titik( sebelum dan No.582 Th.1995) setelah lokasi proyek) Morfologi, Topolografi, Studi terdahulu yang Fisiografi struktur Tanah Sekunder telah ada Metode analisis data kualitas air lingkungan : Analisis data kualitas air di lakukan dengan menggunakan metode yang telah di tetapkan dalam SNI. Untuk masing-masing parameter dan metode yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini. III-7
8 3.2.3 Analisis Air Permukaan Parameter kimia fisik air permukaan yang akan menerima beban limbah dari proyek pengembangan Kelapa Gading Square pada saat beroperasi yakni saluran kali sunter dan Kali Gendong di sebelah barat tapak proyek dengan pengambilan sampel di Kali Sunter pada titik sebelum dan sesudah tapak proyek pengembangan Kelapa Gading Square disajikan dalam tabel 3.2 Hasil pengujian dari kedua titik sampel air di Kali Sunter menunjukan bahwa hanya parameter zat padat terlarut (TDS) yang telah melibihi baku mutu sesuai SK Gub. KDKI No. 582 tahun 1995 tentang Penetapan Baku Mutu Air Sungai/ Badan Air di wilayah DKI Jakarta, sedangkan parameter yang lain masih berada di bawah baku mutu. Namun adanya beberapa parameter yang justru cenderung turun pada lokasi downstream dibandingkan lokasi sebelumnya walaupun penurunannya kecil, seperti TDS, TSS, DHL, seng, Sulfat, Zat organik, COD serta minyak lemak. Sedangkan parameter yang terlihat meningkat di lokasi down stream adalah besi. Adanya perubahan beberapa nilai parameter antara lokasi Up Stream dan Down Stream disebabkan pengaruh kegiatan domestik terdekat dari lokasi pengambilan sampel. III-8
9 Tabel 3.2 Kualitas Air Permukaan ( Up Stream & Down Stream) No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil *) Sebelum (AS1) Sebelum (As2) A Fisika 1 Suhu 0 C Normal Padatan Terlarut Mg/l Padatan Tersuspensi Mg/l Daya Hantar Listrik Umhos/cm B Kimia 1 Air Raksa (Hg) Mg/l < < Besi (Fe) Mg/l Flourida (F) Mg/l Fenol Mg/l < < PH Seng (Zn) Mg/l Sulfat (S04) Mg/l Tembaga (Cu) Mg/l 0.10 < 0.02 < Timbal (Pb) Mg/l 0.10 < 0.01 < Minyak dan Lemak Mg/l Zat Organik (KmnO4) Mg/l BOD Mg/l COD Mg/l Sumber : Hasil Analisis PT. Unilab Perdana, 2004 Keterangan : *). SK Gubenur KDKI No. 582/1995 Baku Mutu Golongan C : Perikanan dan Peternakan < = lebih Kecil Analisa Kualitas Air Tanah Parameter kimia fisik air tanah hasil analisis PT. UNILAB PERDANA atas salah satu contoh air tanah (AT) Disajikan dalam tabel 3.3 III-9
10 Tabel 3.3 Kualitas Air Tanah No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Metoda Analisis *) A Fisika 1 Padatan Terlarut Mg/l SNI Padatan Tersuspensi Mg/l 25 1 SNI Suhu 0 C Udara+3 0 C 27 SNI B Kimia 1 PH Mg/l SNI Besi (Fe) Mg/l SNI Flourida (F) Mg/l SNI Kadmium (Cd) Mg/l <0.003 SNI Kesadahan Total Mg/l SK SNI M (CaCO3) 6 Kholrida (Cl) Mg/l SNI Mangan (Mn) Mg/l SNI Nitrat (NO3-N) Mg/l SNI Nitrit (NO2-N) Mg/l 1.0 < SNI Seng (Zn) Mg/l SNI Timbal Mg/l 0.05 < 0.01 SNI Sulfat ( SO4) Mg/l SNI Surfacan Anion Mg/l SNI (MBAS) 14 Zat Organik (KMn04) Mg/l SNI Amonia bebas (NH 3 - N) Mg/l 5.0 < 0.01 Std Method NH 3 -F Sumber : Hasil Analisis PT. Unilab Perdana 2004 Keterangan : *) = permenkes RI. No.416/1990-Air Bersih < = lebih kecil III-10
11 Air Tanah yang diambil dari lokasi proyek adalah air tanah dari sumur jet pump berkedalaman 25 meter milik gedung kantor pemasaran Kelapa Gading Square (Gedung Plaza Pasifik). Hasil pengujian air tanah menunjukan bahwa kandungan zat padat terlarut (TDS) telah berada diatas baku mutu. Hal ini di pengaruhi oleh kondisi tanah setempat, mengingat kualitas air tanah dangkal untuk beberapa wilayah di daerah Jakarta Utara memang menunjukan nilai yang tinggi untuk beberapa parameter seperti TDS dan Chorida. Namun kerena tanah diambil pada kedalaman 20 meter, maka secara garis besar kualitas air tanah tersebut dapat dikatakan masih layak sebagai sumber air bersih.keadaan air tanah di sekitar lokasi berdasarkan kajian konservasi air tanah di seluruh cekungan artosis DKI Jakarta yang dilakukan oleh DGTL (1999), termasuk dalam wilayah rawan 3 yaitu rawan pada aquifer menengah dan aman pada aquifer dalam. Muka air tanah di wilayah proyek umumnya dapat dijumpai pada kedalaman meter dengan parameter TDS dan Chlorida yang biasanya tinggi. Kedalaman muka air tanah untuk aquifer dalam dijumpai pada kedalaman 50 meter di bawah permukaan laut Bidang lingkungan Binaan & Tata Ruang Pengkajian tata ruang akan dilakukan baik pada lingkup tapak proyek, maupun sekitar tapak Kelapa Gading Square. Selain akan dilakukan observasi lapangan, pengkajian tata ruang juga akan dilakukan terhadap RT/RW DKI Jakarta dan III-11
12 RT/RW Kecamatan Kelapa Gading, Kotamadya Jakarta Utara. Aspek-aspek tata ruang yang akan dikaji meliputi tata guna lahan, pemukiman dan fasilitas umum, lalu lintas, kegiatan di sekitar tapak, rencana tapak (master plan) Kelapa Gading Square, sirkulasi kendaraan dan orang di dalam tapak Kelapa Gading Square. Metode pengumpulan dan analisis data tata ruang dapat dilihat pada Tabel 3.4. di halaman berikut. Tabel 3.4 Metode Pengumpulan Analisis Tata Ruang No 1 2 Aspek Tata Ruang yang Metode Pengumpulan dan Analisis Data dikaji Pengumpula Data Analisis Data Mikro Rencana Tapak Studi Pustaka & -Indentifikasi Observasi Lapangan pengunaan lahan -Deskriptif evaluatif Sirkulasi kendaraan dan Studi Pustaka & perumahan dan orang Observasi lapangan fasilitas umum Lokasi Di dalam tapak Di dalam tapak MAKRO 1 Tata guna Lahan Studi Pustaka & -Indentifikasi Di sekitar tapak Observasi Lapangan pengunaan lahan Studi Pustaka & 2 Pemukiman dan fasilitas Observasi Lapangan -Indentifikasi kondisi Di sekitar tapak Umum Observasi perumahan dan fasilitas umum 3 Lalu lintas Observasi lapangan -Deskriptif evaluatif Di sekitar tapak -indentifikasi jenis 4 Kegiatan disekitar tapak kegiatan dan Di sekitar tapak pengaruhna III-12
13 3.3 DIAGRAM ALIR PENGENDALIAN AIR Bagan Alir Perencanaan Studi Analisis Pengendalian Komsumsi Air bersih dan pengolahan limbah cair. III-13
14 3.4 TEKNOLOGI PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH a. Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih akan digunakan pengambilan air tanah yang diperkirakan untuk memenuhi 20% dari kebutuhan total air, dan sisanya 80% diambil dari PDAM. Adapun analisa perhitungan kebutuhan air bersih akan di bahas dalam bab berikutnya. b. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Teknologi pengolahan limbah cair yang akan di lakukan analisis adalah Extended Aeration System. Yaitu sistem pengolahan limbah yang menggunakan bakteri pengolah yang membutuhkan udara. Sehingga dengan adanya bakteri tersebut kadar BOD dapat diturunkan. Setelah kadar BOD turun maka limbah cair tersebut dapat dialirkan ke saluran pembuang kota. Dalam bab berikutnya akan dibahas teknologi ini. Mengapa penulis memilih teknologi pengolahan limbah tersebut, karena teknologi tersebut lebih murah dan banyak digunakan di Indonesia. c. Teknologi Pengolahan Air limbah Alternative Lain Ada lagi teknologi yang mengolah air limbah yang ditawarkan yaitu Rotating Biodisk III-14
15 Contraktor. Dalam teknologi ini ada 4 tahap engolahan air limbah yaitu 1. Primary Clarifier/Equalization Tank Pengurangan beban Suspended Solid (SS) dan partikel kasar serta penanggulangan beban puncak 2. Multi Baffle Contact Clarifier Pengurangan beban organic (BOD) dan SS air limbah dengan mengalirkan secara upflow melalui media bakteri- bakteri mengambang (sludge blanket) 3. Four-Stange Rotating Biological Contraktor Pengurangan BOD air limbah dengan mengalirkan secara zig-zag melalui bakteri yang melekat pada Polyethylene BioMedia. 4. Final Clarifier/Effluent Tank Pengendapan, Penjernihan & Desinfeksi air limbah 5. Biosolid Storage Chorine Contact Effluent Primary Clarifier/ equalization tank Multi baflfle contact Clarifier (MBCC) Rotating Biological Contractor Final Clarifier/ Effluent Tank Effluent Kemudahan dalam pengelolaan Lumpur. Pemilihan dalam penyajian teknologi pengolahan limbah yang di sajikan oleh penulis adalah Extended Aeration System memiliki banyak nilai ekonomis yaitu. 1. Rendahnya Biaya Operasi Shaft berputar cepat dibandingkan dengan system rotating biodisk contractor sehingga proses pengolahan lebih cepat III-15
16 2. Efisien Dalam Penggunaan Operator Tidak memerlukan operator dengan keahlian tinggi. 3. Lahan Minimal Tidak memerlukan lahan luas karena system yang kompak 4. Sistem yang komplit Membutuhkan blower, kompresor dan pompa yang efisien. 5. Efisien Sistem Pengolahan 96 % Pengurangan BOD dan SS 6. Kestabilan Operasional Minimal pengaruh fluktuasi beban karena padatnya populasi bakteri. 7. Kemudahan Dalam Instalasi Semuan peralatan telah lebih dahulu difabrikasi. III-16
BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM
BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari
Lebih terperinciLampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur
LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00
Lebih terperinciPOTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA
POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA Imam Fajri D. 1, Mohamad Sakur 1, Wahyu Wilopo 2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TPST Sampah Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang meliputi tiga kelurahan,
Lebih terperinciGUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR
GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR I. DATA PEMOHON Data Pemohon Baru Perpanjangan Pembaharuan/ Perubahan Nama Perusahaan Jenis Usaha / Kegiatan Alamat........
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang dimaksud dengan Air Bersih ialah Air yang dapat di gunakan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Air Bersih Yang dimaksud dengan Air Bersih ialah Air yang dapat di gunakan dalam kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Yaitu untuk kebutuhan pangan, mandi, cuci dan
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng
59 Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 60 Lampiran 2. Diagram alir pengolahan air oleh PDAM TP Bogor 61 Lampiran 3. Perbandingan antara kualitas air baku dengan baku mutu pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN AIR BAKU
BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan
Lebih terperinciEVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Hadi Iswanto 1) dan Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciL A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH
L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia bertumpu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia bertumpu Pada 5 pilar Utama, Yaitu Jakarta sebagai pusat pelayanan pemerintahan, pusat perdagangan
Lebih terperinciEVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU
EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP
Lebih terperinciBAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK 52 3.1 Karakteristik Air Limbah Domestik Air limbah perkotaan adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan yang meliputi limbah
Lebih terperinciI. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan
I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan II. Dasar Teori Sedimentasi adalah pemisahan solid dari
Lebih terperinciPusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1
Bab i pendahuluan Masalah pencemaran lingkungan oleh air limbah saat ini sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seperti halnya di DKI Jakarta. Beban polutan organik yang dibuang ke badan sungai atau
Lebih terperinciLampiran F - Kumpulan Data
Lampiran F - Kumpulan Data TABEL 1.1.d. PEMANTAUAN KUALITAS AIR Jenis Perairan : Sungai Code Tahun Data : Desember 2006 Air Klas III Titik 1 Titik 2 1 1 Residu terlarut *** mg/l 1000 245 280 2 Residu tersuspensi
Lebih terperinciFORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...
Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tanggal : FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT I. INFORMASI UMUM A. Pemohon 1. Nama Pemohon :... 2. Jabatan :... 3. Alamat :...
Lebih terperinciBAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK
BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah
Lebih terperinciBAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM
L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik
Lebih terperinciTARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA
TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. M.T. Haryono / Banggeris
Lebih terperinciSNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-080-IDN Bahan atau produk yang Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang Kimia/Fisika Pangan Olahan dan Pakan Kadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciTARIF LINGKUP AKREDITASI
TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN PT. ENVILAB INDONESIA SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM PENGUJIAN DAN KALIBRASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI (BARISTAND) SURABAYA SEBAGAI LABORATORIUM
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN Menimbang : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui
Lebih terperinciTugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat
BAB V ANALISIS DATA 5.1 Aliran dan Pencemaran Airtanah Aliran airtanah merupakan perantara yang memberikan pengaruh yang terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah (Toth, 1984).
Lebih terperinciLAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER
LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN PT. ENVILAB INDONESIA SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga dan dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2010. 3. 2 Alat dan Bahan 3.2.
Lebih terperinciDATA KUALITAS AIR HASIL PEMANTAUAN TAHUN Tabel. 1. Data Hasil Analisis Laboratorium Pemantauan Kualitas Air Sungai Kabupaten Paniai
DATA KUALITAS AIR HASIL PEMANTAUAN TAHUN 05 Tabel.. Data Hasil Analisis Laboratorium Pemantauan Kualitas Air Sungai Kabupaten Paniai Temp TDS TSS ph BOD5 COD DO NH3-N Cl F NO3-N NO-N PO4-P SO4 S-HS 0,
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-607-IDN Fisika/Kimia/ Tepung terigu Keadaan produk: Bentuk, Bau, Warna SNI 3751-2009, butir A.1 Mikrobiologi Benda asing SNI 3751-2009, butir A.2 Serangga
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
Lebih terperinciARAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BLOK OFFICE KABUPATEN MALANG
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 0 ARAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BLOK OFFICE KABUPATEN MALANG Galih Damar Pandulu Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciAvailable online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas
Jurnal Einstein 2 (3) (2014): 33-40 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai
Lebih terperincikimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat
1 2 Dengan semakin meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maka mengakibatkan semakin meningkatnya potensi pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa
Lebih terperinciBuku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi
Lebih terperinci1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR PETA... xii INTISARI...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas manusia dan lingkungan yang sudah tidak diinginkan lagi keberadaannya. Sampah sudah semestinya dikumpulkan dalam suatu tempat
Lebih terperinciPelingkupan Dampak Penting Pelingkupan Wilayah Studi Identifikasi Dampak Potensial Langkah 1 : Identifikasi Rencana Kegiatan Proyek Langkah 2 : Identifikasi Tipe Eksosistem Langkah 3 : Identifikasi Komponen
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit
Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding
Lebih terperinciPOTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI)
POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI) Muh Bambang Prayitno dan Sabaruddin Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rencana pengembangan kawasan pantai selatan Pulau Jawa yang membentang dari Jawa Timur sampai Jawa Barat, tentu akan memberi dampak perkembangan penduduk di daerah-daerah
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air A. Daftar Kriteria Kualitas Air Golonagan A (Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
Lebih terperinciPENENTUAN STATUS MUTU AIR
PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui
Lebih terperinciRepository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya air merupakan kemampuan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan semua makhluk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk manusia dalam menunjang berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat
Lebih terperinciPERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY
PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan
Lebih terperinciBAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA
BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG BAKU MUTU LINDI BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan industri mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan lapangan kerja. Akan tetapi kegiatan industri sangat potensial untuk menimbulkan dampak
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Abstact...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Intisari... Abstact... i ii ii iv x xi xvi xviii xix BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU
85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G BAKU MUTU AIR LAUT DI PERAIRAN KOTA CILEGON Menimbang : a. bahwa air laut merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk tugas akhir ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder. 4.1.1 Data Primer Data primer adalah
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel
Lebih terperinciadalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sampingan akibat proses produksi/ kegiatan manusia yang berbentuk cair, gas dan padat. Limbah domestik/ rumah tangga adalah air yang telah dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan terutama bagi makhluk hidup, makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang
BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.
40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Aspek Teknis 5.1.1 Data Jumlah Penduduk Data jumlah penduduk Kabupaten Jembrana selama 10 tahun terakir berturut turut disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1.
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN DAERAH BUKAN PAJAK PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG BAGI INDUSTRI DAN/ATAU KEGIATAN USAHA LAINNYA
Lebih terperinciDAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG
DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Lebih terperinciPENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN
PENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN Pengumpulan data aspek abiotik (geofisik kimia), biotik dan sosial Tabel 1. Metode Pengumpulan dan Analisis Aspek Geofisik Kimia Iklim Hidrologi Kualitas Air (Sifat fisik
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERENCANAAN
BAB IV DASAR PERENCANAAN IV.1. Umum Pada bab ini berisi dasar-dasar perencanaan yang diperlukan dalam merencanakan sistem penyaluran dan proses pengolahan air buangan domestik di Ujung Berung Regency yang
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015
PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan
Lebih terperinciKonsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling
Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kimia airtanah menunjukkan proses yang mempengaruhi airtanah. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. Nitrat merupakan salah
Lebih terperinciKomponen Lingkungan Iklim Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Metode Lokasi - Suhu udara - Pengumpulan - Kelembaban nisbi data sekunder udara - Pengukuran di - Kualitas udara Lapangan
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) Diajukan oleh: Debbie Ariella Pongpalilu / 5203012037 Mujizatum Mariyah / 5203012043 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciLAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet
LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna Benda uji Tabung reaksi berisi laktosa broth Di Pipet Diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5ºC selama 24 jam Tahap Pendugaan Gas + dalam 24 jam Gas dalam
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-001-IDN Nama Laboratorium : PT. Mutuagung Lestari Fisika/ Kimia Kayu lapis (plywood ) Bonding strength JAS "Plywood " MAFF Notification No. 233-2003 Delamination
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung merupakan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup di dalamnya
Lebih terperinci