LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
|
|
- Susanti Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KELAS VII SMP NEGERI 10 TEBING TINGGI OLEH: MASPURI ANDEWI, S.Kom NIP PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 10 TEBING TINGGI 2009
2 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KELAS VII SMP NEGERI 10 TEBING TINGGI Oleh : MASPURI ANDEWI, S.Kom NIP PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 10 TEBING TINGGI 2009
3 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Karya Tulis: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KELAS VII SMP NEGERI 10 TEBING TINGGI 2. Penulis: Maspuri Andewi, S.Kom (Guru SMP Negeri 10 Tebing Tinggi) NIP Keterangan: Karya Tulis tersebut dibuat dan disahkan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA se-kota Tebing Tinggi Tebing Tinggi, 22 Oktober 2009 Yang mengesahkan Kepala SMP Negeri 10 Tebing Tinggi, M. Rusli Harahap, S.Pd NIP
4 ABSTRAK Maspuri Andewi, S.Kom Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Sebagai Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kelas VII SMP Negeri 10 Tebing Tinggi. Hasil belajar siswa yang belum mencapai Ketuntasan Kelulusan Minimal (KKM) dapat disebabkan cara atau metode yang diterapkan dalam pembelajaran tidak tepat. Sehingga di dalam pemahaman suatu materi pembelajran siswa mendapatkan kesulitan. Proses pembelajaran yang masih menggunakna pendekatan tradisional pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi nyata berpotensi menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan minat dan motivasi belajar siswa. Yang akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak membosankan serta meningkatkan mutu pembelajran. Sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, mengajak siswa untuk turut berpartisipasi serta dapat meningkat hasil belajar siswa pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Make A Match, dimana masing-masing siswa diberikan sebuah kartu/kertas yang berisikan soal serta jawaban dari materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setelah kartu diberikan masing-masing siswa berusaha menemukan pasangan sesuai dengan isi soal atau membuat pasangan yang tepat akan diberikan poin atau reward. Langkah analisis dilakukan dengan dialog awal, perencanaan, tindakan dilakukan dengan 2 siklus. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian ini menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar. Persentasi peningkatan rata-rata siklus I 37,67% dan rata-rata nilai siklus II 66,01%. Berdasarkan hasil penelitian ini sangat diharapkan agar para guru menggunakan model pembelajaran seperti ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan disarankan untuk menggunakan model pembelajaran lainnya sehingga lebih bervariasi. Kata kunci : pembelajaran, make a match, hasil belajar, teknologi informasi dan komunikasi.
5 KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah, atas izin dan rahmat-nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Sebagai Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kelas VII SMP Negeri 10 Tebing Tinggi. Walaupun dalam penelitian ini peneliti mengalam kesulitan dan hambatan namun alhamdulillah berkat dukungan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini 1. Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Tebing Tinggi yang terus menerus memberi saran, kritikan serta masukan atas penelitian ini. 2. Rekan-rekan guru/pegawai SMP Negeri 10 Tebing Tinggi atas segala partisipasinya. 3. Semua pihak yang telah dukungan baik moril maupun materil kepada peneliti. Semoga apa yang peneliti lakukan dapat menjadikan pengalaman yang berarti bagi peneliti dan sesuatu yang bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa. Tebing Tinggi, 22 Oktober 2009 Tim Peneliti,
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran siswa dituntut agar dapat mencapai kompetensi. Seperti yang tercantum dala Permendiknas No.23 Tahun 2006, kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Untuk mencapai kompetensi ini tidak hanya tertumpu pada siswa saja namun guru serta elemen-elemen yang ada juga harus diikutsertakan. Jika bicara tentang proses pembelajaran di sekolah sering kita merasa kecewa apalagi bila dikaitkan dengan hasil belajar siswa. Banyak siswa saat tes berlangsung hanya mampu menjawab soal yang materinya telah dihafal sementara materi tidak hafal maka soal yang berkaitan tidak akan terjawab dengan mudah. Hal ini merupakan sesuatu yang telah biasa terjadi di kalangan siswa. Siswa akan menemukan kesulitan dalam memahami konsep suatu ilmu jika yang diajarkan pada mereka adalah sesuatu yang abstrak dan menggunakan metode ceramah. Kebosanan dan kejenuhan siswa juga terhadap pembelajaran akan muncul, aktivitas menurun dan berakibat pada hasil belajar siswa yang menurun. Pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sering dianggap sebagai suatu pelajaran yang mudah karena dominan mengutamakan kegiatan praktik daripada teori. Namun keadaan sebenarnya tidaklah demikian, hal ini terbukti pada hasil belajar siswa pada pelajaran TIK. Hasil belajar siswa pelajaran TIK SMP Negeri 10 Kelas VII semester 1 pada ulangan harian I sangat rendah dengan rata-rata 37,77. Dalam proses pembelajaran, siswa juga tidak menunjukkan aktivitas yang berarti dan partisipasi dalam proses pembelajaran. Siswa lebih banyak menunggu penjelasan dari guru tentang materi yang sedang dipelajari. Saat guru bertanya siswa tidak segera berusaha untuk menjawab, sumber belajar yang dimiliki siswa yang juga tidak dipergunakan secara maksimal. Terkesan siswa hanya menunggu
7 guru menginstruksikan agar mencatat apa yang disampaikan pada buku. Sehingga suasana pembelajaran menjadi cepat membosankan dan membuat siswa jenuh. Hal diatas terjadi oleh beberapa faktor penyebab yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang masih rendah, strategi pembelajaran yang belum mampu meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa. Akibat dari kurangnya pemahaman siswa tentang materi pelajaran dan merasa bosan dalam proses pembelajaran adalah hasil belajar yang tidak memuaskan. Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman snediri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Agar pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi lebih menyenangkan dan hasil belajar siswa lebih meningkat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu penerapan model pembelajaran Make A Match (mencari pasangan). Oleh karena itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi. B. Identifikasi Masalah Memperhatikan kondisi yang ada saat ini, adapun identifikasi masalah yang didapatkan peneliti adalah 1. Pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di kelas masih berjalan monoton 2. Siswa belum sepenuhnya memahami tujuan pembelajaran 3. Strategi pembelajaran yang dilakukan belum tepat 4. Metode yang digunakan bersifat konvensional
8 5. Sedikitnya informasi tentang sumber pembelajaran yang dimiliki siswa 6. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan penggunaan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi? 2. Bagaimana menerapkan model pembelajaran Make A Match agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi? D. Cara Memecahkan Masalah Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu model pembelajaran Make A Match (membuat pasangan). Dengan pemodelan ini, diharapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi meningkat. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan dari uraian diatas maka penelitian ini direncanakan terbagi dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : 1. Dengan diterapkannya model pembelajaran Make A Match dapat mengurangi kebosanan serta kejenuhan siswa dalam pembelajaran
9 teknologi informasi dan komunikasi khususnya teori di SMP Negeri 10 Tebing Tinggi. 2. Dengan diterapkannya model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Negeri 10 Tebing Tinggi. F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan dengan latar belakang, identifikasi masalah dan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Siswa tidak lagi merasakan pembelajaran yang membosankan dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi 2. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok 4. Seluruh siswa menguasai materi pelajaran secara tuntas sehingga hasil belajar lebih meningkat. G. Manfaat Penelitian Setelah selesai penelitian ini dilakukan maka manfaat yang diperoleh antara lain : a. Bagi siswa 1) Proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi lebih menyenangkan dan tidak membosankan, 2) Lebih aktif dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, 3) Lebih memahami materi pelajaran, dan 4) Hasil belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkat.
10 b. Bagi guru 1) Membantu guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran, 2) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, 3) Meningkatkan profesionallitas guru, 4) Meningkatkan rasa percaya diri guru, 5) Meningkatkan makna bekerjasama, 6) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. c. Bagi Guru Lain 1) Meningkatkan pemahaman tentang penelitian, 2) Meningkatkan makna bekerjasama, 3) Membangkitkan minat untuk melakukan penelitian.
11 BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Hakikat Pembelajaran Menurut Wina Sanjaya belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia ataupun antara manusia dengan lingkungan. Proses interaksi ini diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, misalkan yang berhubungan dengan tujuan perkembangan kognitif, afektif atau psikomotor. Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan penuh inovasi adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. 2. Model Pembelajaran Make A Match Banyak model pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tidak membosankan, dan bermutu sehingga aktivitas belajar siswa lebih baik yang akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Salah satunya adalah model pembelajaran Make A Match. Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan metode pembelajaran make a match. Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu
12 siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin (Ramadhan, 2008). Model pembelajaran Make A Match adalah suatu model pembelajaran dimana guru mempersiapkan kartu yang berisi persoalan permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa. Yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan, evaluasi dan refleksi (Akhmad Sudrajat, 2009). 3. Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada masa sekarang ini kegiatan sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Walaupun begitu masih ditemukan individu yang belum dapat menggunakan teknologi secara maksimal sehingga mengalami kesulitan dalam kegiatan sehari-hari. Begitu juga dalam dunia pendidikan teknologi terus berkembang seiring dengna kemajuan pemikiran para pakar pendidik. Di dalam proses pendidikan telah banyak teknologi komunikasi adalah teknologi yang memungkinkan seseorang dapat mengirim dan menerima informasi dari tempat yang letaknya berjauhan. Jika memperhatikan defenisi diatas maka dapat diringkaskan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi. Teknologi ini dapat digunakan untuk membawa data (teks atau simbol), suara(audio), dan gambar bergerak(video). 4. Hasil Belajar dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengna menggunakannya alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
13 Untuk melihat hasil belajar dapat dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah tengah semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif) B. Rencana Pemecahan Masalah Rencana pemecahan masalah dan gambaran langkah-langkah pemecahannya adalah sebagai berikut : Keadaan sekarang Tindakan Hasil 1. Pembelajaran TIK monoton 2. Belum ditemukan strategi yang tepat 3. Metode pembelajaran konvensional 4. Rendahnya kualitas pembelajaran TIK 5. Rendahnya hasil pembelajaran TIK 1. Penjelasan pembelajaran 2. Pelatihan pembelajaran Make A Match 3. Simulasi pembelajaran dengan model Make A Match 1. Guru mampu menerapkan pembelajaran dengan model Make A Match 2. Kualitas pembelajaran TIK meningkat 3. Hasil pembelajaran TIK meningkat Rancang Pemecahan Masalah Rancang Pemecahan Masalah Evaluasi Awal Rancang Pemecahan Masalah Evaluasi Akhir
14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Tebing Tinggi untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Tempat penelitian ini saya pilih karena merupakan tempat saya bertugas sehari-hari. Selain itu pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian juga bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yang hasil akhirnya berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini saya lakukan setelah melakukan ulangan ketuntasan kompetensi 1 atau ulangan harian 1. Waktu pelaksanaan penelitian di mulai bulan Agustus hingga September Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena penelitian tindakan kelas membutuhkan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Persiapan awal dilakukan bulan Juli Siklus Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui model pembelajaran Make A Match.
15 B. Subjek Penelitian Sebagai subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII (tujuh) yang terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 22 siswa dan lakilaki 18 siswa. C. Persiapan Penelitian Sebelum dilakukannya penelitian tindakan kelas dibuat berbagai input instrumental dan media pembelajaran pendukung yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan penelitian tindakan kelas. Khususnya kompetensi dasar (KD) : (1) Mendeskripsikan sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari masa lalu sampai sekarang; (2) Menjelaskan peranan teknologi informasi dan komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu akan dibuat juga perangkat pembelajaran yang berupa : (1 ) Lembar Pengamatan Siswa; (2) Lembar Observasi; (3) Lembar Wawancara; (4) Lembar Evaluasi. D. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas VII (tujuh) yang sekaligus menjadi proyek penelitian, yakni berupa data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara. a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam PBM dan implementasi model Make A Match.
16 c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran inovatif model Make A Match. 2. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi : a. Tes : menggunakan butir-butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa b. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. c. Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa tentang pembelajaran model Make A Match d. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa tentang pembelajaran model Make A Match. F. Indikator Kinerja Sebagai indikator kinerja yang dilihat dalam penelitian tindakan kelas ini selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang memiliki pengaruh terhadap kinerja siswa. 1. Siswa Indikator kinerja pada siswa yaitu : - Tes, rata-rata nilai ulangan harian - Observasi : keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi 2. Guru Indikator kinerja pada guru, yaitu : - Dokumentasi, berupa daftar kehadiran siswa - Observasi, hasil observasi.
17 G. Analisis Data Dalam penelitian ini kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif dan komperatif. Hasil observasi yang telah dilakukan diolah dan dianalisis secara deskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai antar siklus maupun indikator dalam penelitian. Observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi tiap siklus. 1. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi : dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. 2. Hasil belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. 3. Implementasi pembelajaran model Make A Match : dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi model Make A Match. H. Prosedur Penelitian Siklus I Siklus pertama dalam penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut. 1. Perencanaan (Planing) a. Tim peneliti menganalisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran model Make A Match. b. Membuat rencana pembelajaran model Make A Match c. Membuat kartu/media belajar yang akan digunakan pada pembelajaran Make A Match d. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran 2. Pelaksanaan (Acting) a. Guru mempersiapkan siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran serta menjelaskan model pembelajaran Make A Match. b. Guru menyampaikan mata pelajaran
18 c. Guru membagikan kartu yang berisikan materi-materi sesuai dengan kompetensi yang dipelajari pada seluruh siswa. d. Siswa diminta berpartisipasi untuk menjawab beberapa pertanyaan dari guru yang berkaitan dengan materi yang disampaikan e. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab f. Membuat kesimpulan secara bersama-sama g. Melakukan pengamatan dan observasi terhadap proses pembelajaran. 3. Pengamatan (Observation) a. Situasi kegiatan belajar mengajar b. Kemampuan siswa dalam memahami model pembelajaran Make A Match c. Keaktifan siswa 4. Refleksi (Reflecting) Dari hasil pengamatan penelitian pada siklus ini maka dihasilkan : a. Sebagain besar (85% dari siswa) belum memahami model pembelajaran Make A Match. b. Hanya sebagian kecil (15% dari siswa) yang memiliki kemampuan untuk memahami dan menguasai materi yang dijelaskan guru. c. Sebagian besar (80% dari siswa) masih bingung saat membaca isi kartu. d. Sebagian besar (80% dari siswa) masih menunggu instruksi guru untuk membuat pasangan terhadap kartu yang mereka miliki. e. Sebagian besar (70% dari siswa) belum berani dan mampun bertanya tentang materi pelajaran pada hari itu. f. Penyelesaian tugas masih belum sesuai dengan waktu yang disediakan
19 Siklus 2 Siklus kedua merupakan putaran kedua dari model pembelajaran Make A Match dengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama 1. Perencanaan (Planning) Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua. 2. Pelaksanaan (Acting) Guru melaksanakan pembelajaran Make A Match berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua. 3. Pengamatan (Observation) Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran Make A Match 4. Refleksi (Reflecting) Peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran siklus kedua dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran Make A Match dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah Menengah Pertama.
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini. A. Siklus Pertama (dua pertemuan) Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, seperti berikut : 1. Perencanaan (Planning) Peneliti melakukan pengamatan awal terhadap hasil belajar siswa pada tahun pelajaran sebelumnya. Kemudian melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. Membuat rencana pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make A Match Membuat lembar pengamtan kegiatan siswa Membuat kartu yang akan digunakan dalam pembelajaran Make A Match Menyusun alat evaluasi pembelajaran 2. Pelaksanaan (Acting) Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan : a. Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar model Make A Match b. Sebagian siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran Make A Match secara utuh dan menyeluruh. Untuk mengatasi masalah di atas dilakukan upaya sebagai berikut : 1) Guru dengan intensif memberi pengertian kepada siswa tentang kondisi belajar mandiri, kerjasama, serta pengetahuan awal siswa terhadap materi pelajaran.
21 2) Guru membantu siswa yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran Make A Match. Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dapat disimpulkan: a. Siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang disajikan. b. Siswa tidak mampu memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru secara utuh dan menyeluruh. c. Siswa tidak memiliki sumber belajar yang cukup untuk mendukung proses pembelajaran. 3. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation) a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Perolehan Skor Pengamatan Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I Nama Siswa Skor Skor Ideal Persentase Keterangan Perolehan Adam Ahva Ade Anugerah Siahaan Adinda Eka Kusuma Afrilita Yolanda Agung Prasetyo Agung Septiawan Ahmad Fauzi Harahap Ahmad Ridho Nst Aisyah Rahmayani Aji Utomo Wicaksono Amatul Basit An Nur Fadilla Andini Rahayu
22 Azyra Elma Baqizzarqoni Charolina Br Sembiring Dimas Firmansyah Eggi Yudistia Erma Putri Fauziah Fenni Dwi Harsika Hayatin Nisa Indah Permata Sari Juli Fitriani Sitorus Kartika Rahmadani P Mhd. Try Fahmil SA Mhd. Fadli Ginting Terendah Mhd. Faisal Bangun Raovonauli Simbolon Riska Adela Riski Wulanita Septian Chandra Damanik Septian Hidayat Shahida Subhan Mantavani Tia Afrilia Anggita Tito Sukmadeni Yosia Basana Arga PS Yusi Elvira Zahrotul Uyun Lubis
23 b. Hasil Observasi Siklus 1. Aktivitas Guru dalam PBM Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama masih tergolong rendah dengan perolehan skor 26 atau 59,09% sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaiman melakukan pembelajaran Make A Match. c. Hasil Evaluasi Siklus 1. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Selain aktivitas guru dalam PBM, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 62,73 atau 62,73%. 4. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning) Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adalah sebagai berikut : a. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah kekpada pendekatan pembelajaran Make A Match. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 59,09%. b. Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan pembelajaran model Make A Match. Mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 56,45%. c. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 62,73. d. Masih ada siswa yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan. Hal ini karena siswa kurang mampu dalam mempresentasikan kegiatan. Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut : a) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. b) Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan. c) Memberi pengakuan atau penghargaan (reward)
24 B. Siklus Kedua (satu pertemuan) Pada siklus kedua ini, mulai dilakukan penerapan model pembelajaran Make A Match. Terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan reflecting serta replaning. 1. Perencanaan (Planing) Planning pada siklus kedua ini berdasarkan hasil dari siklus pertama yaitu : a. Melakukan analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. b. Membuat rencana pembelajaran model pembelajaran Make A Match. c. Membuat lembar observasi siswa d. Membuat kartu dengan model yang lebih menarik dan tampilan yang berbeda dari siklus pertama. e. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus Make A Match f. Menyusun alat evaluasi pembelajaran. 2. Pelaksanaan (Acting) Pada saat awal siklus kedua pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan : a. Suasana pembelajaran yang telah menggunakan pembelajaran model Make A Match. Tugas diberikan guru kepada siswa dengan menggunakan agar mampu menemukan/membuat pasangan yang sesuai. Siswa secara mandiri menunjukkan penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan guru melalui pencarian pasangan kartu yang sesuai. b. Sebagian siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi model pembelajaran yang telah dilakukan. c. Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta. 3. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation) a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini :
25 Tabel 2 Perolehan Skor Pengamatan Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II Nama Siswa Skor Skor Ideal Persentase Keterangan Perolehan Adam Ahva Ade Anugerah Siahaan Adinda Eka Kusuma Afrilita Yolanda Agung Prasetyo Agung Septiawan Ahmad Fauzi Harahap Ahmad Ridho Nst Aisyah Rahmayani Aji Utomo Wicaksono Amatul Basit An Nur Fadilla Andini Rahayu Azyra Elma Baqizzarqoni Charolina Br Sembiring Dimas Firmansyah Eggi Yudistia Erma Putri Fauziah Fenni Dwi Harsika Hayatin Nisa Indah Permata Sari Juli Fitriani Sitorus Kartika Rahmadani P Mhd. Try Fahmil SA Tertinggi
26 Mhd. Fadli Ginting Terendah Mhd. Faisal Bangun Raovonauli Simbolon Riska Adela Riski Wulanita Septian Chandra Damanik Septian Hidayat Shahida Subhan Mantavani Tia Afrilia Anggita Tito Sukmadeni Yosia Basana Arga PS Yusi Elvira Zahrotul Uyun Lubis b. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor ideal 10 nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%. c. Hasil evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran pada siklus kedua juga tergolong sedang yakni dari nilai skor ideal 100 nilai rata-rata skor perolehan adalah 69,30 atau 69,30%. d. Hasil Ulangan Harian Kedua juga mengalami peningkatan dari yang sebelumnya yaitu 62,73 menjadi 69,30 setelah dilakukan pembelajaran Make A Match. Ini berarti naik 6,58%. 4. Refleksi (Reflecting) Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai berikut : a. Aktivitas siswa dalam PBM sudah lebih dengan model pembelajaran Make A Match. Siswa mampu membangun pemahaman dan kerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu
27 berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan pemahaman dengan baik. Hasil ini dapat dilihat dari data observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 56,45% pada siklus pertama menjadi 77,02% pada siklus kedua. b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran model pembelajaran Make A Match. c. Meningkatnya aktivitas guru dalam melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 62,73 pada siklus pertama meningkat menjadi 69,30 pada siklus kedua. d. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 37,68 (ulangan harian sebelum menggunakan pembelajaran metode Make A Match) lalu meningkat lagi menjadi 69,30 (ulangan harian II setelah menggunakan pembelajaran Make A Match).
28 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar. 2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa yang pada siklus I hanya rata-rata 56,45 menjadi 77,02 pada siklus kedua. 3. Aktivitas siswa dalam mencapai kesempurnaan setelah siklus II. Ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas siswa mencapai 77, Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian (rata-rata ulangan harian I 62,73 menjadi 69,30 ulangan harian II) setelah menggunakan pembelajaran model Make A Match). 5. Pembelajaran Make A Match relevan dengan pembelajaran konstekstual. 6. Melalui pembelajaran Make A Match, siswa membangun sendiri pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok. 7. Pembelalajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi lebih menyenangkan dengan pembelajaran Make A Match. B. SARAN Setelah dapat dibuktikan bahwa pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka disarankan hal-hal berikut : 1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model pembelajaran Make A Match sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran TIK untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
29 2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara kesinambungan dalam pelajaran TIK maupun pelajaran lain.
30 DAFTAR PUSTAKA Ramadhan, Tarmizi, 2008, Pembelajaran Kooperatif Make A Match, Jakarta: Sanjaya, Wina,Dr. M.Pd, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:Kencana , Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2008, Jakarta: Kencana. Santosa, Singgih, Teknologi Informasi dan Komunikasi : Kelas VII Untuk SMP/MTs, Jakarta: Andi dan Intan Pariwara. Sudrajat, Akhmad, 2008, Model Pembelajaran Inovatif , 2008, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) , 2008, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran,
BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian PTK ini dilaksanakan di MI Subulussalam Anjir Serapat Baru Kecamatan Anjir Muara. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. September 2015 selama 2 x 30 menit dari pukul sampai dengan 08.30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Prasiklus Proses Kegiatan Prasiklus dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 September 2015 selama 2 x 30 menit dari pukul 07.30 sampai dengan 08.30 WIB.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus Pertama (satu pertemuan) a. Planing 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIS Sullamut Taufiq yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIS Sullamut Taufiq yang terletak di Jalan Manggis Gang Taufiq Rt. 27 No. 11 Banjarmasin.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Lebih terperinciYANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode tertentu sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rustini Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu
Lebih terperinciPENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI
PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD 166492 TEBING TINGGI Usdin Simbolon Surel: usdinsimbolon23@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.
35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitihan Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciOleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara
Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses
Lebih terperinciFariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari penelitian
Lebih terperinciJEMBER TAHUN PELAJARAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Data yang didapat sebelum melaksanakan penelitian, ditemukan permasalahan yang perlu diberikan solusi untuk
Lebih terperinciSuharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinciMondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40 Metode yang digunakan pada penelitian
Lebih terperinciLathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUANYAR II SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif dan kondusif dan proses belajar mengajar yang dapat berlangsung sesuai dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan kelas ( classroom action research) yang dilakukan dengan tujuan
Lebih terperinciDeliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Lebih terperinciKata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar
Lusi Hidayati dan Sukati Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciPENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO
PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai April 2013 di
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Alat Pernapasan Manusia Dan Hewan Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Ampibabo Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan
Lebih terperinciWAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciEsthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE MAKE-A MATCH BERBANTUAN MEDIA KOMIK INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris yaitu Classroom
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri
Lebih terperinciLinda Ratnaningtyas D.W. 34
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD MATA PELAJARAN IPS MATERI DOKUMEN DAN BENDA PENTING KELUARGA PADA SISWA KELAS II SDN TANGGUL WETAN 02 JEMBER Linda Ratnaningtyas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini terbagi atas 3 bagian sebagaimana berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklussiklus pembelajaran yang dilakukan. Siklus pembelajaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dimensi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar memiliki beberapa ciri khas, yang mengharuskan pembelajaran dengan pola kreatif dan komprehensif. Kreatif mengharuskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIIIA SMP N 2 Sokaraja Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Alasan melaksanakn
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).
Lebih terperinciBAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. and Satisfaction) ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul; Peningkatan Motivasi Belajar Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas V MI H. Achmad Ali Benowo - Surabaya melalui
Lebih terperinciAGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS VII B SMP NEGERI 2 TOROH TAHUN AJARAN 2012/2013 AGUNG SUPRIYANTO
Lebih terperinciErna Lukitawati Guru SMP NEGERI I Turen
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MEDIA BENDA ASLI Erna Lukitawati Guru SMP NEGERI I Turen Abstrak
Lebih terperinciMaulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA) DI KELAS VII SMP N KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE Maulizar STKIP Bina Bangsa Meulaboh,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. Gambaran Umum Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Randu 3 berlokasi di Desa Randu, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah. Subyek dalam
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, hal ini berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP Sofrowati Inayatun 148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciKata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar
PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran
Lebih terperinciPENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI
PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian tindakan
Lebih terperinciUGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI PENTINGNYA KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu dan tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai
Lebih terperinciMuhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUKAN MEDIA REALIA SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Muhamad Mahmud Surel : muhamadmahmud28@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
34 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan penerapan metode make a match, yang dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Semua penelitian memang berupaya untuk memecahkan suatu problema. Dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan suatu tindakan reflektif guna untuk memperbaiki
Lebih terperinciElistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa
Lebih terperinciKhoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2
Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Indarwati Rohana, Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: indarwatirohana@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Penetapan Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1 Limboto, khususnya di Kelas X THP-1
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN
PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN Elza Yeni Guru Matematika Kelas VIII-2 SMP Negeri 4
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Lawiran Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Negeri Lawiran Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Kenconorejo 03 dan berjalan dalam 2 siklus. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciDwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN
TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
Lebih terperincioleh; Utun Cahyaman T; 1 H. Budi Indrawan, M.Pd.; 2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.; 3 dan
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/ 2014) oleh;
Lebih terperinciEti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Eti
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. tanggal 5 Mei 1951 dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum dan
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Ibridaiyah Negeri (MIN ) Rangas Dalam yang didirikan pada tanggal 5 Mei 1951 dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum dan diresmikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, yang beralamat di
Lebih terperinciPROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
41 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( action research ) karena penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH
Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA
PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA Fuadil Kirom, Hasan Mahfud, Hadiyah PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: fuadilkirom@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang harus diserap siswa dalam kurun waktu yang relatif terbatas, menjadikan ilmu ekonomi merupakan
Lebih terperinci3.1.2 Subyek Penelitian
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kambangan 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Adapun dipilihnya
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres Despot Posona Menemukan Pikiran Pokok Melalui Metode Inkuiri
Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres Despot Posona Menemukan Pikiran Pokok Melalui Metode Inkuiri Tiwi Etika Sari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus sebagaimana diuraikan
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. PENYAJIAN DATA Data yang diperoleh didalam melakukan penelitian ini akan menghasilkan suatu hasil dari penelitian yang diuraikan dalam beberapa tahapan berupa
Lebih terperinci