KEAMANAN DAN KENYAMANAN KLIEN DALAM MENGGUNAKAN TELENURSING. Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah SIM. Koordinator:
|
|
- Sudirman Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEAMANAN DAN KENYAMANAN KLIEN DALAM MENGGUNAKAN TELENURSING Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah SIM Koordinator: Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp.MARS Disusun Oleh : RINA NUR HIDAYATI NPM : PROGRAM MAGISTER KEKHUSUSAN KEPERAWATAN KOMUNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
2 ABSTRAK Keamanan Dan Kenyamanan Klien Dalam Menggunakan Telenursing Oleh: Rina Nur Hidayati Layanan keperawatan jarak jauh (telenursing) menjadi alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan. Telenursing dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Klien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via telephon, internet atau melalui video conference untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan. Namun demikian, faktor kemanan dan kenyamanan klien dalam menggunakan telenursing harus diperhatikan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan telenursing. Telenursing masih diragukan masyarakat tentang keamanan dan kenyamanan klien. Isuisu yang berkembang seputar keamanan dan kenyamanan terkait dengan badan yang mengatur transmisi elektronik, biaya telenursing, credentialing dalam telenursing, skill perawat, standar prosedur/telenursing Practice Standar, keamanan, kerahasiaan dan motivasi perawat. Adopsi telenursing di pengaruhi oleh factor demand (permintaan). Di Indonesia, penerapan telenursing di dunia pendidikan telah diterapkan di beberapa perguruan tinggi melalui distance learning. Sedangkan dalam pelayanan keperawatan sebagian besar masih terbatas pada telephon atau SMS. Pasien merasa lebih aman dan nyaman, jika bertatap muka langsung dengan petugas kesehatan. Dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan klien yang di dukung oleh regulasi, standar, penelitian keperawatan telenursing merupakan alat bantu yang menawarkan beberapa peluang untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Kata Kunci: Telenursing, Keamanan, Kenyamanan. 1
3 KEAMANAN DAN KENYAMANAN KLIEN DALAM MENGGUNAKAN TELENURSING I. Latar Belakang Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga karena adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi. Pada era globalisasi ini, perawat semakin di tuntut untuk profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dengan cepat dan tepat, tanpa mengabaikan aspek keamanan dan kenyamanan bagi klien. Dengan demikian maka layanan keperawatan jarak jauh (telenursing) menjadi alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan. Layanan kesehatan khususnya telenursing dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via telephon, internet atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan. Menurut penelitian dari Ian George, MD et all. (2009) tentang How save is telenursing from home menyebutkan dengan menggunakan telenursing terdapat 0,023% risiko insiden. Telenursing fleksibel dan mempunyai dampak positif bagi kehidupan dirumah, serta mempunyai keuntungan dari segi waktu, biaya dan keamanan ( diperoleh tanggal 28 Oktober 2010). Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD menyebutkan telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien ( diperoleh tanggal 25 Oktober 2010). Penelitian yang dilakukan Bohnenkam, et al menyebutkan bahwa pasien yang menerima perawatan dengan menggunakan telenursing mengatakan bahwa pengetahuan mereka 2
4 meningkat dan merasa lebih nyaman dengan yang disarankan oleh perawat. Tetapi mereka masih percaya bahwa face to face adalah yang terbaik ( diperoleh tanggal 25 Oktober 2010). ). Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam menerapkan telenursing. Penggunaan telenursing di Indonesia dapat meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan keperawatan dan dunia pendidikan, tanpa ada batasan geografis. Dengan demikian dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga dari klien sehingga diharapkan terjadi peningkatan aspek kenyamanan dan keamanan klien. Dari beberapa uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui gambaran keamanan dan kenyamanan klien dalam menggunakan telenursing. II. Tinjauan Teori A. Definisi Telenursing Menurut National Council of State Boards of Nursing, telenursing di definisikan praktik keperawatan jarak jauh dengan menggunakan teknologi komunikasi. ( Menurut Telenursing Practice Standar tahun 2005, Telenursing adalah ekspresi khusus keperawatan yang berfokus pada kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pemanggil melalui penilaian, triage dan penyediaan informasi, menggunakan sistem telekomunikasi, termasuk teknologi berbasis web. Telenursing di definisikan suatu proses telepon atau konsultasi berbasis web yang dilakukan oleh perawat terdaftar dengan menggunakan sistem telekomunikasi yang spesifik, termasuk keterampilan teknologi berbasis web untuk menyediakan akses ke saran kesehatan. Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer ( diperoleh tanggal 25 Oktober 2010). 3
5 Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth ( diperoleh tanggal 25 Oktober 2010). B. Dampak positif dan negatif Telenursing Menurut Britton et all (1999), ada beberapa dampak positif/keuntungan telenursing yaitu : 1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home) 2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis 3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit 4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi 5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan. Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning. Sedangkan menurut Ian St. George, MD, FRNZCCP, et all (2009) dampak negative telenursing adalah: 1. Perawatan berbasis rumah bukan untuk orang-orang muda kurang motivasi dan baru pertama kali bekerja. 4
6 2. Dibutuhkan ruang yang tenang, bebas dari gangguan dan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan. 3. Organisasi pekerja: manajer mungkin kurang percaya diri untuk mengelola di kejauhan, atau mencurigai pekerja berbasis rumah mungkin mempunyai kinerja yang lebih buruk. 4. Dalam bekerja, dibutuhkan sinergi pada interaksi tim pekerja secara berkesinambungan. 5. Dalam telenursing, ada kebutuhan tambahan untuk memastikan keamanan klinis dan privasi data. ( di peroleh tanggal 28 Oktober 2010). C. Aplikasi Telenursing System telenursing merupakan sistem yang berbasis internet di desain untuk membantu pasien dengan penyakit kronis belajar cara mengatur kondisi mereka. System arsitektur ditunjukkan pada figure 1. Database server yang berlokasi di regional university health care centre, berfungsi untuk mengumpulkan dan meneruskan dan memenuhi autorisasi pasien, perawat dan dokter memasuki dan melihat informasi pada website, ditunjukkan pada figure 2. Subcentre kesehatan dengan stafnya adalah seorang perawat professional yang mengetahui tentang teknik telekomunikasi. Perawat ini secara regular mengunjungi pasien yang terdaftar dan juga memberikan perawatan berkelanjutan melalui system telenursing. System ini mempunyai tiga jenis informasi. Pertama dari pasien yang melaporkan status kesehatan mereka dan hal lainnya. Kedua meliputi data vital sign: monitoring tekanan darah secara regular, nadi dan temperature. Ketiga adalah video-mail, yang meningkatkan evaluasi pasien. Pasien mengakses informasi kesehatan pada website sebelum tidur malam. Informasi kemudian dikumpulkan pada regional health-care centre pada keesokan harinya oleh perawat, yang memutuskan apakah memberikan perawatan melalui telenursing atau mengunjungi pasien. 5
7 Pasien dapat mengisi pada lembar pertanyaan tentang kesehatan. Mereka dapat memberikan score pada status kesehatan mereka saat ini dengan visual analogue scale dari 1 (excellent) sampai 5 (poor), ini menjadi dasar pada pemberi perawatan untuk mengkaji dan merespon kebutuhan perawatan kesehatan pasien. Vital sign data: Tekanan darah, denyut nadi dan temperature dapat diukur oleh pasien. Vital sign data diketik oleh pasien. Sebagai tambahan finger plethysmography dapat ditunjukkan dan non linier time waveform dianalisis sebagai indicator status kesehatan. 6
8 Video-mail: Video-mail dapat direkam menggunakan USB yang disambung ke PC camera dan Windows Moviemaker. Panjangnya perekaman tergantung pada informasi yang dibutuhkan untuk dikirim. Penggunaan video-mail membantu menyampaikan informasi nonverbal seperti perubahan ekspresi dan penampilan yang sulit untuk di jelaskan dengan kata-kata. D. Riset Tentang Telenursing Menurut penelitian dari Ian George, MD (2009) tentang How save is telenursing from home menyebutkan dengan menggunakan telenursing terdapat 0,023% risiko insiden. Telenursing fleksibel dan mempunyai dampak positif bagi kehidupan dirumah, serta mempunyai keuntungan dari segi waktu, biaya dan keamanan ( diperoleh tanggal 28 Oktober 2010). Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM (2002) dengan judul Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi. Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. bahwa pasien yang menerima perawatan dengan menggunakan telenursing mengatakan bahwa pengetahuan mereka meningkat dan merasa lebih nyaman dengan yang disarankan oleh perawat. Selain itu pengunaan system ini lebih mudah di akses dan mereka umumnya lebih menyukai telenursing daripada harus menunggu untuk kunjungan 7
9 face to face. Tetapi mereka masih percaya bahwa face to face adalah yang terbaik ( di peroleh tanggal 25 Oktober 2010). Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD (2003) dengan judul A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators. Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan kekambuhan CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-based home telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF menurun lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian ini juga menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua group tidak ada perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien. ( diperoleh tanggal 25 Oktober 2010). III. Pembahasan Praktik telenursing memperlihatkan banyak kesempatan dalam meningkatkan akses keperawatan, biaya dan outcomes. Namun peningkatan penggunaan teknologi dan efek dehumanizing akan mempengaruhi hubungan nurse/client dan kualitas perawatan. Untuk tetap mempertahankan nursing-client center, teknologi seharusnya tidak menggantikan perawatan. Tetapi sebagai alat untuk memperluas dan meningkatkan penerimaan perawatan (ANA, 1996). Amy Rader, BSN, RN, direktur senior operasi untuk layanan Johns Hopkins Home Kesehatan, di Baltimore dengan tegas menyatakan "Videoconferencing tidak akan menggantikan kunjungan perawat. Rader mengungkapkan unit perawat berbasis interaktif yang dilengkapi dengan system. Sistem tersebut dihubungkan ke saluran telepon di rumah pasien. Pada saat jadwal kunjungan, pasien mengaktifkan sistem. Untuk itu, pasien perlu diajarkan manfaat dari sistem dan diyakinkan bahwa mereka kerahasiaan dan privasi akan dilindungi. 8
10 Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara strategi dan kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan. Dalam pelaksanaan telenursing, agar keamanan serta kenyamanan klien terlindungi, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian : 1. Dibutuhkan suatu badan yang mengatur transmisi elektronik Transmisi elektronik keperawatan diatur oleh NCSBN. NCSBN menyatakan dengan jelas bahwa transmisi elektronik keperawatan diatur dewan keperawatan negara. Namun, dengan adanya perusahaan perawatan berhasil memberikan pelayanan kepada pasien di beberapa negara, peraturan menjadi lebih rumit. Untuk itu di perlukan Multistate Compact Lisensi yang melindungi praktik keperawatan lintas Negara. 2. Faktor financial Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing. 3. Credentialing dalam telenursing Penggunaan telenursing semakin luas dan jumlah perawat masuk semakin menjamur, sehingga ada kebutuhan untuk keseragaman. Baru-baru ini standar praktek untuk telenursing telah dipublikasikan dan tersedia melalui American Academy of Ambulatory Care Perawat (AAACN). Untuk memastikan praktisi yang kompeten, perawat didorong untuk menjadi terpercaya. Dalam waktu dekat, Credentialing Center Perawat Amerika akan menawarkan ujian dalam asuhan keperawatan rawat jalan. 4. Faktor Skill Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi. Dibutuhkan temperamen tertentu untuk menjadi perawat telenursing. Perawat harus yakin tentang pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dikuasai, memiliki kemampuan verbal yang baik dan suka mengajar. Kadang-kadang dibutuhkan 9
11 sentuhan perawat sedikit lebih lama untuk beradaptasi. Ketrampilan lain yang harus di miliki perawat telenursing adalah mendengarkan responsive. Kemampuan mendengarkan responsive baik untuk penilaian terhadap suatu kondisi, meskipun telah ada pedoman ketat dan protokol yang mengatur tindakan medis perawat. 5. Standar prosedur/telenursing Practice Standart Hamilton menjelaskan bahwa perawat mengikuti protokol diatur pada pohon keputusan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Satu pertanyaan mengarah ke pertanyaan lain ditetapkan sebagai perawat. Penilaian ini selesai dan masalah diidentifikasi melalui sebuah proses deduktif, protokol ini akan menjelaskan tindakan yang sesuai. 6. Keamanan dan kerahasiaan Tindakan perawat terorganisir, ada protokol medis dan pedoman yang spesifik. Panduan ini melindungi perawat dalam memberikan praktek keperawatan aman di telenursing. Arahan dokter, catatan penilaian komputerisasi dan dokumentasi panggilan lebih melindungi para perawat karena melalui suatu arahan. 7. Faktor Motivasi Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik. Telenursing hanya dapat dilakukan oleh perawat yang mempunyai motivasi tinggi dan kurang sesuai untuk perawat muda yang baru pertamakali bekerja (belum mempunyai pengalaman). Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Telenursing masih diragukan oleh masyarakat soal keamanan pasien. Selain itu, adopsi telenursing juga di pengatuhi oleh factor demand (permintaan). Di kota-kota besar di Indonesia, sudah banyak pasien berkomunikasi dengan perawat melalui telephon atau sms. Tetapi di pedesaan dan daerah terpencil penggunaan telenursing kurang, karena akses multimedia terbatas. Pasien merasa lebih aman dan nyaman, jika bertatap muka langsung dengan petugas kesehatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care. UGM memperkenalkan telenursing melalui e-learning dan model e-lisa. Seperti model perawatan luka bakar bisa di lihat di e-lisa UGM studi dengan 10
12 terlebih dahulu menjadi anggota. Telenursing di dunia pendidikan penerapannya sudah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi melalui pembelajaran jarak jauh (distance learning). IV. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Layanan keperawatan jarak jauh (telenursing) menjadi alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan. Telenursing dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Klien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via telephon, internet atau melalui video conference untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan. 2. Telenursing masih diragukan masyarakat tentang keamanan dan kenyamanan klien. Beberapa artikel riset menyebutkan adanya keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan telenursing. Di Indonesia, penerapan telenursing di dunia pendidikan telah diterapkan di beberapa perguruan tinggi melalui distance learning. Sedangkan dalam pelayanan keperawatan sebagian besar masih terbatas pada telephon atau SMS. Pasien merasa lebih aman dan nyaman, jika bertatap muka langsung dengan petugas kesehatan. 3. Isu-isu yang berkembang seputar keamanan dan kenyamanan terkait dengan badan yang mengatur transmisi elektronik, biaya telenursing, credentialing dalam telenursing, skill perawat, standar prosedur/telenursing Practice Standar, keamanan, kerahasiaan dan motivasi perawat. 4. Telenursing merupakan alat bantu yang menawarkan beberapa peluang untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Untuk itu perlu kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. 11
13 V. Daftar Pustaka Anthony F. (2003). A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators, dalam diperoleh tanggal 25 Oktober 2010 Arnold, W. (2000). Telenursing and Telphone Triage, dalam di peroleh tanggal 26 Oktober American Nurses association. (1996). Telehealth-Issues for Nursing, dalam Diperoleh tanggal 25 Oktober Ball. (2000). A Study of Home Telenursing. Dalam Diperoleh tanggal 25 Oktober Bensing,K. (2000). Telehealth Nursing: A Journal Connection. Dalam Diperoleh tanggal 24 Oktober 2010 George,I.S.et.all. (2009). How Safe is Telenursing from Home. Dalam diperoleh tanggal 25 Oktober Hoglaund, A (2000). Ethical issue in Telenursing, dalam diperoleh tanggal 12 Oktober ICN. (2001). Telenursing, dalam diperoleh tanggal 25 Oktober Johnson, R. (2000). Safety and Health Benefit of Telecommuting for Nursing, dalam di peroleh tanggal 24 Oktober RNANS. (2000). Guidelliness for Telenursing Pracrice, dalam diperoleh tanggal 24 Oktober Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi dalam content/ f /, diperoleh tanggal 25 Oktober William, A. and Marie,A. (2008). Implementasi of Telenursing Within Home Health Care, dalam diperoleh tanggal 24 Oktober
BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. Telenursing Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh globalisasi dimana tuntutan masyarakat
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI TELENURSING DI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI TELENURSING DI RUMAH SAKIT Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SIM Keperawatan Dosen pembimbing: Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp.,
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA. Disusun oleh: DENI SUWARDIMAN NPM.
1 UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan Dosen Pengampu dan Koordinator
Lebih terperinciTREN DAN ISU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1.Anita Puspitasari Disusun Oleh : 2.Arinda putri Marlita 3.Ayu Istighfarina Shandi 4.Dayu Okta Laksmana 5.Dea Aulia F 6.Devita Permatasari TREN DAN ISU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Issue aspek legel dalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan
Lebih terperinciELECTRONIC HEALTH RECORD FOR NURSING
ELECTRONIC HEALTH RECORD FOR NURSING Tugas Take Home diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Information Technology II oleh: Claudia Olivia 30120110026 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING. Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah SIM KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah SIM KEPERAWATAN Disusun Oleh : DWI HEPPY ROCHMAWATI NPM : 0906 5737 42 PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Sigli, 25 November Penyusun
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Masalah Dalam Penerapan Serta Mamfaat Telenursing
Lebih terperinciUniversitas Indonesia
Universitas Indonesia PEDOMAN NURSING TELEPRACTICE Disusun untuk memenuhi tugas M.A Sistem Informasi Manajemen Koordinator: Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS Disusun Oleh : SULASTRI NPM: 1006834044 PROGRAM
Lebih terperinciELECTRONIC MAIL ( ): IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
ELECTRONIC MAIL (E-MAIL): IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN Oleh: Asih Fatriansari NPM. 0906594892 Program Magister Keperawatan Kekhususan Anak FIK - UI ABSTRAK Perkembangan bidang teknologi dan informasi
Lebih terperinciPANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciKEPERAWATAN TELEPON TRIASE, SEBUAH PELUANG DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN Oleh : Wayunah ( )
KEPERAWATAN TELEPON TRIASE, SEBUAH PELUANG DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN Oleh : Wayunah (0906575644) Abstrak Teknologi informasi dimanfaatkan dunia kesehatan untuk memberikan pelayanan yang cepat, efisien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Ikesutiyaningsih (2003), aplikasi telemedicine di Indonesia sudah berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa tahun kedepan,
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)
PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas
Lebih terperinciDOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER. Oleh Yoani Aty
DOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER Oleh Yoani Aty INTRODUCTION Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan Perawat memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif
Lebih terperinciTelemedicine : dalam tinjauan teknologi informasi Oleh : Hanif Al Fatta
Telemedicine : dalam tinjauan teknologi informasi Oleh : Hanif Al Fatta Abstraks Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi cara manusia dalam melakukan kegiatan bisnisnya termasuk pada dunia
Lebih terperinciPANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN
PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan. dilakukan dengan observasi, focus group discussion dengan tim
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Cara pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paradigma yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) TENAGA KEPERAWATAN NOMOR:.../RSNH/SK-DIR/XII/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH Menimbang : 1. Bahwa setiap tenaga keperawatan
Lebih terperinci`MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE
`MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE A. PENDAHULUAN Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)
PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER) BAB I DEFINISI A. Manajemen Pelayanan Pasien: - Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap rumah sakit pada saat ini sudah berubah, dari yang sebelumnya hanya sebagai sarana untuk mendapatkan kesembuhan atas penyakit
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai
Lebih terperinciBIODATA Pendidikan Terakhir Pekerjaan
BIODATA NamaLengkap : Sri Wianti Nama Panggilan : Sri Tempat,Tanggal Lahir: Ciamis,17 Desember 1975 No HP : 082129969909 Alamat Email : wianti17@yahoo.com Pendidikan Terakhir Nama : Fakultas Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciTUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT
TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT PENYUSUN : INDAH WIYANTI 201431350 UNIVERSITAS ESAUNGGUL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Buatlah prosedur pelayanan administrasi disertai langkah-demi langkah
Lebih terperinciPANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================
PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ========================== I. STANDAR PMKP A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN 1.
Lebih terperinciMANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo 2 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan SPO 3 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hanya rumah sakit milik pemerintah, rumah sakit swasta juga mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Industri pelayanan kesehatan saat ini semakin berkembang pesat. Tidak hanya rumah sakit milik pemerintah, rumah sakit swasta juga mengalami pertumbuhan yang terus meningkat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang
Lebih terperinciBAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)
BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM) GAMBARAN UMUM Informasi diperlukan untuk memberikan, mengordinasikan, dan juga mengintegrasikan pelayanan rumah sakit. Hal ini meliputi ilmu pengasuhan
Lebih terperinciKOMPETENSI 6 Organisasi dan Managemen Pelayanan. Elise Garmelia
KOMPETENSI 6 Organisasi dan Managemen Pelayanan Elise Garmelia Kompetensi 6 Organisasi dan Manajemen a. sistem asuhan pelayanan kesehatan b. privasi, konfidensialitas, hukum dan isu etik c. Mengelola sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pada era globalisasi, teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat. Perkembangannya dapat dilihat pada berbagai bidang, seperti bidang usaha, komunikasi, industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya adalah
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN TNS ( TELEPHONE NURSING SERVICE) DALAM PERAWATAN KLIEN LANSIA DI KOMUNITAS. Oleh : Diyah Yulistika Handayani NPM
KAJIAN PEMANFAATAN TNS ( TELEPHONE NURSING SERVICE) DALAM PERAWATAN KLIEN LANSIA DI KOMUNITAS Oleh : Diyah Yulistika Handayani NPM 1006833634 Program Pasca Sarjana Kekhususan Keperawatan komunitas Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan
Lebih terperinciBETI, DALLY, DEDEH, DEVI, FITRIA, GINANJAR, JUNAEDI, LIDYA, RANI
BETI, DALLY, DEDEH, DEVI, FITRIA, GINANJAR, JUNAEDI, LIDYA, RANI Advokasi Tenaga Kesehatan lini pertama Konstan Mayoritas Kontinyu Koordinatif The Baccalaureate Degree in Nursing as Minimal Preparation
Lebih terperinciTATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) STANDAR EP DOKUMEN KETERANGAN Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) sampai dengan g) yang ada di dalam maksud dan tujuan yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemangku kepentingan pemberi pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tingkat
Lebih terperinciMemanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam bidang mobile adalah solusinya. Aplikasi mobile berbasis Android untuk memanggil ambulans masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor telekomunikasi saat ini berkembang pesat karena adanya kemajuan teknologi global khususnya di bidang handphone dan internet. Salah satunya adalah kemajuan pada
Lebih terperinciKompetensi, Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien
Kompetensi, Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien Zubairi Djoerban zubairidjoerban.org Tantangan kedokteran sekarang: Memberikan layanan kesehatan dg kualitas yang terbaik (EBM, KOMPETEN), yg komprehensif
Lebih terperinciTujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime
PEMBAHASAN Tujuan: Suatu persyaratan untuk melaksanakan praktek bidan perorangan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai degan ketentuan 2 yang sudah ditetapkan dalam per undang-undagan serta memberikan
Lebih terperinciMANFAAT TELEMEDICINE BAGI MASYARAKAT
MANFAAT TELEMEDICINE BAGI MASYARAKAT Disusun oleh : Bagus Tri Joko - 12122016 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2016 PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG
PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users
JARINGAN KOMPUTER APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users APA ITU JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer (jaringan) adalah jaringan telekomunikasi
Lebih terperinciHUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA
HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA Anindini Winda Amalia 1, Rr. Tutik Sri Hariyati 2 1 Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Lebih terperinciPANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG
PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di Indonesia akan dihadapkan pada satu tantangan utama yaitu globalisasi yang mau tidak mau akan membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan setiap umat manusia karena aktivitasnya dapat terhambat apabila kondisi kesehatan tidak baik.
Lebih terperinciMANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM) MANAJEMEN INFORMASI Standar MIRM 1 Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS) harus mengacu peraturan perundang-undangan. Elemen Penilaian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan
Lebih terperinciKOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti
KOMUNIKASI MANAJEMEN Oleh : Elisabeth Herwanti Tujuan Umum Mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang relevan dengan kegiatan komunikasi manajemen Tujuan Khusus Mahasiswa mampu memahami
Lebih terperinciTEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh
TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh Intan Dwi Arini (142310101016) Inthoriqotul Khoiriah (152310101217)
Lebih terperinciBAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada
Lebih terperinciPERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep
PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH 1. PENDAHULUAN Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan
Lebih terperinciREKAM MEDIS BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN)
UNIVERSITAS INDONESIA REKAM MEDIS BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN) Koordinator MA; Rr.Tutik Haryati, MARs Disusun Oleh ; USMAN SASYARI 1006834100 *)Mahasiswa Program Magister Manajemen Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien adalah mengurangi risiko tindakan yang tidak perlu ke tingkat seminimal mungkin dalam pemberian pelayanan
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciPANDUAN PENILAIAN KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT QIM
PANDUAN PENILAIAN KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT QIM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan jiwa manusia sebagai sasaran kegiatannya,
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG Jalan W.R. Supratman No.100 KM. 8 Tanjungpinang Telp/ Fax. 0771-733 5203 E-mail: sekretariat@rsudtpi.kepriprov.go.id SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN
Lebih terperinciPENGENALAN JARINGAN KOMPUTER
PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER Oleh : Reza Chandra Jaringan Komputer (JarKom) adalah sekumpulan komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya berbagi sumber daya
Lebih terperinciPANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG
PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG Seiring perkembangan tekologi dan tingkat pendidikan masyarakat dewasa ini yang semakin maju maka rumah sakitpun dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat-tempat praktik kesehatan lainnya. Berbagai macam pelayanan ditawarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hirarki Maslow dijelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia menyangkut didalamnya pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I DEFINISI A. DEFINISI
A. DEFINISI BAB I DEFINISI Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care- PCC) adalah istilah yang terkait, yang mengandung aspek pasien merupakan pusat pelayanan,
Lebih terperinciA. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu dan berkelanjutan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri maka perlu dilakukan discharge planning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari tujuan utama rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pharmaceutical care menggeser paradigma praktik kefarmasian dari drug
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pharmaceutical care menggeser paradigma praktik kefarmasian dari drug oriented menjadi patient oriented (Hepler dan Strand, 1990). Perubahan paradigma tersebut mempengaruhi
Lebih terperinci- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG
- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciPENDOKUMENTASIAN TINDAKAN KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER MATA AJAR : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENDOKUMENTASIAN TINDAKAN KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER MATA AJAR : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DISUSUN OLEH : SRI ATUN WAHYUNINGSIH NPM : 0906594753 PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN JIWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan 1. Merancang dan merealisasikan
Lebih terperinciDokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan
Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan 2. pedoman kerja cakupan rs, strategi komunikasi 3. Kebijakan cakupan RS 4. Dokumen informasi seperti brosur, dll 5. Dokumen informasi kepada keluarga pasien 6.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya
Lebih terperinciMATA KULIAH INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER E-HEALTH DALAM DUNIA KESEHATAN. Dosen : WAHYUDIN
MATA KULIAH INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER E-HEALTH DALAM DUNIA KESEHATAN Dosen : WAHYUDIN JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang di harapkan dapat memberikan kepuasan pelayanan bagi pasien. Pelayanan kesehatan
Lebih terperinciTENTANG KEBIJAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor: 585B/SK/R/UI/2006 TENTANG KEBIJAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang: a. bahwa penyediaan fasilitas komputer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Pada penelitian sebelumnya dengan judul pengaruh keberadaan apoteker terhadap mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikhususkan untuk pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan sebutan lain dari teknologi komputer, yang dikhususkan untuk pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi organisasi. Teknologi
Lebih terperinciDIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED
DIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED DISAMPAIKAN PADA FORUM MUTU PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA, 19 JULI 2006, HOTEL KARTIKA PLAZA, KUTA BALI 1 of The Facilities of The Environment
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PEMBELAJARAN SISTEM JARAK JAUH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN KARYA ILMIAH
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PEMBELAJARAN SISTEM JARAK JAUH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit pasal 1 adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan merupakan visi dari Kementerian Kesehatan RI dan telah dirumuskan dalam UU RI No. 36 tahun 2009
Lebih terperinciLAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)
L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi
Lebih terperinciAPK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.
APK.1 Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di identifikasi dan pada misi serta sumber daya
Lebih terperinciCODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan
Standar Prosedur Operasional (SPO) PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Diperiksa Oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan
Lebih terperinciBAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP)
BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP) GAMBARAN UMUM Memberikan pelayanan prima kepada pasien menuntut adanya kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan ini dalam sebuah rumah sakit dapat
Lebih terperinciSEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER
SEJARAH PROSES KEPERAWATAN RAHMAD GURUSINGA Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan
Lebih terperinciEtika, Hukum dan Regulasi terkait Informatika Kesehatan. Anis Fuad
Etika, Hukum dan Regulasi terkait Informatika Kesehatan Anis Fuad anisfuad@ugm.ac.id Contoh data entry di aplikasi PCare PCare Screen Shot Data tidak terstruktur, terapi tidak lengkap Vital sign tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI no 44 tahun 2009, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan, maka perlu diselenggarakan sarana kesehatan yang mampu melayani masyarakat
Lebih terperinciMANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)
MANAJEMEN INFMASI AN EKAM MEIK (MIM) Standar MIM 1 Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMS) harus mengacu peraturan perundangundangan. Maksud dan Tujuan MIM 1 : Lihat SNAS 1 Elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan tentang informasi awal mengenai aplikasi Aplikasi M- Learning Berbasis Windows Phone Untuk Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Udayana yang meliputi
Lebih terperinci