Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 Universitas Indonesia PEDOMAN NURSING TELEPRACTICE Disusun untuk memenuhi tugas M.A Sistem Informasi Manajemen Koordinator: Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS Disusun Oleh : SULASTRI NPM: PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

2 PEDOMAN NURSING TELEPRACTICE OLEH : Sulastri Mahasiswa Pasca Sarjana Fakulas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ABSTRAKS Makalah ini menyajikan informasi tentang nursing telepractice beserta beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebagai pedoman pelaksanaannya.. Adapun tujuannya penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran tentang pengertian nursing telepractice, prinsippinsip nursing telpractice dan peningkatan kualitas nursing telepractice dan penerapan saat ini. Ada enam prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan nursing telepractice yaitu prinsip pertama : hubungan terapeutik perawat-klien, prinsip kedua : menyediakan dan mendokumentasikan perawatan, prinsip ketiga peran dan tanggung jawab, prinsip keempat : persetujuan, privasi dan kerahasiaan, prinsip kelima : pertimbangan etis dan legal, prinsip keenam : kompetensi. Implikasi dari penerapan beberapa prinsip nursing telepractice diantaranya adalah meningkatkan hubungan antara perawat dan klien sehingga terjadi rasa saling percaya, meningkatnya kenyamanan dan keamanan perawatan yang diberikan, mencegah terjadinya malpraktik keperawatan serta meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan melalui nursing telepractice.. Kata kunci : Nursing Telepractice, Pedoman, Prinsip, Asuhan Keperawatan, kualitas. A. Latar Belakang Dalam sistem kesehatan saat ini, teknologi telekomunikasi telah diintegrasikan ke dalam praktik keperawatan. Sehingga asuhan keperawatan yang diberikan lebih profesional. Dengan teknologi telekomunikasi ini akan semakin memudahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan dengan teknologi ini dapat dilakukan konsultasikosultasi dan memberikan informasi kesehatan jarak jauh secara profesional. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi tidak akan mengubah akuntabilitas perawat untuk memenuhi semua standar profesi. Perawat tetap dapat bekerja sesuai dengan standar profesi sehingga asuhan keperawatan yang diberikan tetap memberikan rasa aman, efektif dan beretika ( College of Nurses of Ontario, 2009 ). Dengan semakin berkembangnya pelayanan keperawatan seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi berupa standart praktek telenursing menuntut perawat untuk 1

3 selalu mengembangkan diri secara aktif dalam tekhnologi telenursing ini, karena informasi dan pengetahuan yang tepat diperlukan untuk mendukung perawatan yang ditargetkan, agar kualitas perawatan kesehatan yang tinggi dapat dicapai, sehingga kesehatan dan keselamatan pasien akan lebih baik. Kapanpun dan di manapun seorang perawat harus memastikan bahwa mereka akan dan dapat memberikan pelayanan keperawatan yang terbaik untuk individu dan masyarakat. Telenursing merupakan sistem pemberian pelayanan keperawatan yang efektif, dimana ini akan membuat klien lebih mudah untuk mendapatkan informasi pelayanan keperawatan dan meningkatkan kemampuan klien untuk merawat dirinya sendiri (Schlachta L, Sparks S, 1998).. Nursing telepractice merupakan salah satu penerapan layanan keperawatan yang menggunakan teknologi telenursing. Nursing telepractice adalah bentuk manajemen, koordinasi dan pengiriman dalam memberikan perawatan dan pelayanan melalui teknologi informasi dan telekomunikasi (College of Nurses of Ontario, 2009 ). Dengan Nursing telepractice juga membantu klien dan keluarga untuk ikut berpartisipasi aktif dalam perawatan terutama self-management untuk penyakit kronis dan mengurangi lama perawatan (Length of Stay). Sistem ini memungkinkan perawat memberikan informasi dan dukungan yang akurat secara online. Jadi Nursing telepractice merupakan usaha untuk menemukan cara baru di dalam memberikan pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan. Dengan nursing telepractice diharapkan perawat mampu memberikan pelayan kepada klien dan keluarganya meskipun didaerah atau jarak jauh sehingga serta mampu bekerja secara efisien dan efektif untuk membangun dunia yang sehat. B. Studi Literatur 1. Pengertian Nursing Telepractice Nursing telepractice didefinisikan sebagai suatu manajemen, koordinasi dan pengiriman perawatan dan layanan yang diberikan melalui teknologi informasi dan telekomunikasi (College of Nurses of Ontario, 2009 ). Adapun media yang digunakan dalam Nursing telepractice ini adalah a. Telepon 2

4 b. Personal Digital assistant ( PDA ) c. Faks d. Internet e. Video dan audio conferencing f. Teleradiology g. Sistem informasi computer h. Telerobotics Nursing telepractice mencakup semua jenis perawatan dan pelayanan yang diberikan melalui jarak jauh. Telepractice dapat dilakukan dalam berbagai pengaturan seperti sebagai perawatan rawat jalan, call center, unit rumah sakit, homecare, bagian gawat darurat, perusahaan asuransi, instansi keperawatani dan departemen kesehatan. Adapun contoh nursing telepractice adalah sebagai berikut : a. Menjawab pertanyaan tentang tes laboratorium b. Menyediakan informasi, pendidikan, konseling penyakit spesifik dan menghubungkan ke sumber daya ( misalnya : horline service, pusat pengawasan racun, saluran telepon untuk remaja, atau intervensi kritis kesehtan mental ) c. Memfasilitasi audio atau video untuk konsultasi d. Memberikan evaluasi dan konseling tentang imunisasi e. Membantu parawisatawan mendapatkan perawatan kesehatan f. Menyediakan informasi dan konsultasi kesehatan g. Menggunakan peralatan video, computer dan data untuk memantau status kesehatan klien di rumah h. Mengirim gambar lesi pada melalui kamera untuk mendapatkan pengobatan jarak jauh 2. Prinsip Nursing Telepractice Prinsip Nursing Telepractice menguraikan akuntabilitas perawat dalam telepractice dan dapat dijadikan tuntunan dalam praktik individu. Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 3

5 Prinsip 1: Hubungan terapeutik perawat-klien Prinsip 2: Menyediakan dan mendokumentasikan perawatan Prinsip 3: Peran dan tanggung jawab Prinsip 4: Persetujuan, privasi dan kerahasiaan Prinsip 5: Pertimbangan etis dan legal Prinsip 6: Kompetensi Prinsip 1. Hubungan terapeutik perawat klien Ketika seorang perawat memberikan pelayanan kepada klien menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi, sebuah hubungan terapeutik perawat-klien terbentuk Perawat bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan hubungan terapeutik perawat-klien. Hubungan ini didirikan dan dikelola berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap keperawatan yang professional. Hubungan professional ini didasarkan pada kepercayaan dan rasa hormat. Dalam Nursing telepractice mengharuskan perawat menempatkan kebutuhan klien yang diutamakan. Sejumlah kegiatan dapat menetapkan dan memelihara hubungan terapeutik perawat-klien dalam Nursing Telepractice. Standar praktik yang telah direvisi ( College of Nurses of Ontario, 2006) menjelaskan berkomunikasi secara efektif adalah pusat untuk membangun hubungan terapeutik perawat-klien ketika menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi. Adapun strategi yang dapat digunakan adalah : a. Menanyakan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan cukup data untuk membantu pengambilan keputusan. b. Mengajukan pertanyaan yang logis dengan perhatian dan kepekaan terhadap tingkat sensitifitas klien c. Mencari solusi bagi hambatan komunikasi, bahasa dab budaya d. Menghindari kesimpulan yang premature tentang situasi atau masalah klien e. Mendengarkan dan memperhatikan verbal, emosional isyarat perilaku yang dapat memberikan informasi penting (bahasa tubuh, nada suara, kebisingan) f. Mendengarkan dan memperhatikan verbal, emosional dan iasyarat perilaku yang dapat memberikan informasi penting ( misalnya ; bahasa tubuh, nada suara, kebisingan ) 4

6 g. Menyelusuri diagnosis klien ( misalnya : klien menyatakan nyeri dada karena gangguan pencernaan, tetapi pada saat wawancara lebuh lanjut menemukan gejala dan riwayat medis klien mengarah pada penyakit jantung ) h. Perawat menggunakan pendekatan sistematis dan kepedulian dalam mengidentifikasi kebutuhan perawtan dan menyediakan perawatan selama Nursing practice i. Perawat diharapkan dapat meyakinkan klien bahwa ia dapat menjaga rahasia Prinsip 2 : Menyediakan dan mendokumentasikan pelayanan Perawat menunjukkan pertanggungjawaban atas keputusan dan tindakan mereka dengan mendokumentasikan situasi klinis klien. Ketika panduan dan / atau protokol tidak tersedia, perawat diharapkan melakukan advokasi bagi perkembangan mereka. Langkah pelaksanaan telepractice keperawatan mungkin melibatkan pemberian saran kesehatan, informasi dan / atau konseling, mengacu ke layanan darurat atau mendorong klien untuk mengunjungi dokter mereka, perawat praktisi atau perawatan kesehatan profesional lainnya. Untuk perawat praktik di masyarakat, langkah implementasi dengan mengunjungi klien. Semua perawat yang memberikan perawatan, termasuk di telepractice, diharuskan untuk dokumentasi sesuai standar (College of Nurses of Ontario, 2008). Dokumentasi dapat menggunakan kertas atau format elektronik dan harus disimpan sesuai dengan ketentuan. Tempat terbaik untuk menyimpan informasi tentang perawatan klien dalam catatan kesehatan klien. Ketika perawat tidak memiliki akses ke catatan kesehatan klien, metode lain yang konsisten dengan mengumpulkan dan merekam informasi harus ditemukan (misalnya, log telepon). Ketika teknologi telekomunikasi digunakan untuk mencari atau memberikan saran dan / atau informasi mengenai perawatan klien, metode yang pengumpulan dan merekam informasi yang konsisten harus digunakan. Adapun halhal yang harus didokumentasikan adalah : a. Tanggal dan waktu interaksi; b. Nama penyedia pelayanan yang terlibat; c. Nama klien yang sedang dibahas d. Alasan untuk interaksi; e. Informasi yang diberikan / diterima; f. Saran atau informasi yang diberikan / diterima; 5

7 g. Setiap tindak lanjut yang diperlukan / diperoleh; h. Setiap perjanjian / konsensus tentang rencana perawatan; i. Tanda tangan perawat. Prinsip 3 : Peran dan tanggung jawab Seorang perawat bertanggung jawab untuk mengenali apakah dia memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan asesmen untuk memenuhi kebutuhan klien. Seorang perawat yang memberikan perawatan menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi bertanggung jawab untuk memberikan konsultasi dengan tepat dan perawatan kesehatan yang profesional. Adapun yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mencari nasihat, informasi atau bantuan b. Mentransfer aspek perawatan Menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk memberikan perawatan membutuhkan keterampilan komunikasi dan kompetensi canggih yang mampu mengatasi hambatan pada pengumpulan data. Kurangnya kontak tatap muka dengan klien dan ketergantungan perawat pada teknologi mempengaruhi keakuratan dan komprehensifnya informasi tentang masalah kesehatan klien menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengurangi risiko, pertimbangan harus meliputi tiga hal berikut yaitu faktor pengambilan keputusan ketika menentukan penyedia layanan yang paling tepat; pengetahuan dan keterampilan perawat; klien dan lingkungan. Untuk menentukan kreteria perawat yang sesuai untuk memberikan perawatan, dasar pertimbangnya adalah pengetahuan, pembelajaran yang sedang berlangsung, aplikasi pengetahuan, kemampuan kepemimpinan dan kompetensi dalam pengambilan keputusan. Kemampuan untuk membuat keputusan dan secara independen dalam melaksanakan tanggung jawab keperawatan secara langsung berkaitan dengan pengetahuan dasar perawat dan tingkat kemampuan kolaborasi dan konsultasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan klien. Karena lebih besar kedalaman dan luasnya pengetahuan mereka, diharapkan dapat melakukan sebuah penilaian, lebih luas lebih mendalam dan untuk menganalisis dan mensintesis data klien. Lingkungan yang mendukung dan stabil bagi perawat yang memberikan perawatan menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi termasuk hal-hal berikut: 6

8 a. Kebijakan prosedur atau prtokol b. Algoritma atau alat-alat pendukung lainnya c. Pedoman dan standar alat penilaian wawancara d. Komputer berbasis protocol e. Ketersedian ahli, perawat yang lebih berpengalaman dan professional Stabilitas lingkungan dan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan analisa perawat dikombinasikan dengan penilaian terhadap faktor klien menentukan kriteria perawat yang diperlukan untuk memenuhi perawatan klien. Sebuah lingkungan yang tidak stabil. tidak adanya dukungan alat praktek dan / atau beberapa sistem untuk konsultasi, pergantian klien dan tinggi proporsi staf pemula. Sebagai contoh, perawat memberikan pengajaran informasi kesehatan kepada klien seperti dalam praktek keluarga tentang hasil laboratorium. Dalam situasi ini, kemampuan perawat dalam pengambilan keputusan kemungkinan ditingkatkan dengan pengetahuanyan tentang konteks psikososial klien, pola penyakit dan pendekatan untuk perawatan diri. RNS berpengalaman secara mandiri dapat memberikan perawatan di mana kebutuhan perawatan klien diketahui atau terduga, ada risiko tinggi hasil yang negatif dalam menanggapi informasi /perawatan disediakan dan / atau ketika lingkungan dukungan berada di tempat terbatas. Sebagai contoh, perawat yang bekerja di call center sering menerima panggilan dari klien yang kesehatannya membutuhkan perawatan yang kompleks, bervariasi dan sering tak terduga. Dalam situasi call center, kebutuhan perawatan klien sering tidak terdefinisi dan berpotensi saling terkait, dan mekanisme klien mengatasi atau mendukung tidak diketahui. Perawat harus melakukan penilaian secara sistematis dan terampil untuk menentukan sifat masalah klien, urgensi kebutuhan perawatan kesehatan dan tindakan yang sesuai (AAACN, 2004). Seorang RN adalah yang paling sesuai dalam memberikan layanan kesehatan ketika kebutuhan perawatan klien berfluktuasi, risiko hasil yang negatif tinggi dan dukungan lingkungan yang minimal. Prinsip 4: Persetujuan, privasi dan kerahasiaan Nursing Telepractice harus menggunakan standar dan peraturan pemerintah yang sama tentang persetujuan, kerahasiaan dan privasi seperti juga semua jenis asuhan keperawatan lainnya (College of Nurses of Ontario, 2004).. Dalam UU 7

9 Kesehatan tentang Persetujuan Perawatan, persetujuan klien untuk pengobatan diperlukan dalam banyak kasus sebelum pengobatan disediakan. Informed consent diperlukan sebelum setiap penilaian dan pengobatan disampaikan melalui telepractice dan termasuk memberitahu klien tentang : a. Nama perawat, jenis dan kategori pendaftaran; b. Sifat bantuan perawat akan diberikan (misalnya,"aku akan mengajukan pertanyaan dan kemudian memberikan beberapa informasi atau saran ").; c. Bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut atau tanya jawab d. Apakah panggilan tersebut akan direkam untuk memantau kualitas tujuan, baik dengan memberitahu pemanggi langsung, memberikan pemberitahuan dicetak atau memiliki mencatat pesan bahwa pemanggil akan mendengar sebelum berbicara dengan perawat. Perawat diharapkan untuk menyimpan semua informasi kesehatan pribadi yang bersifat rahasia seperti yang dipersyaratkan oleh standar praktek dan undang-undang, termasuk yang didokumentasikan atau disimpan secara elektronik. Lihat ketentuan Personal Health Information Protection Act, 2004 (PHIPA) atau College Kerahasiaan dan Privasi. Perawat memperhatikan privasi dan kerahasiaan informasi kesehatan pribadi klien dengan: a. Menginformasikan klien bahwa tim anggota kesehatan lainnya secara langsung yang terlibat dalam perawatan mereka yang akan memiliki akses ke informasi kesehatan pribadinya b. Menginformasikan klien ketika tim perawatan kesehatan lain anggota sedang melihat atau mendengarkan sebuah interaksi telenursing. c. Memperoleh persetujuan klien sebelum melaporkannya sebagai korban pelecehan d. Menginformasikan klien tentang tujuan permanen mempertahankan telepractice sebagai sebuah interaksi ( misalnya untuk pendidikan kesehatan ). Sebuah persetuajuan tertulis untuk pertemuan video konferensi dianjurkan oleh National Initiative for Telehealth ( NIFTE, 2003). Sebuah aspek penting dari privasi telepractice adalah memastikan bahwa lingkungan, interaksi video dan visual, foto dan data aman. Untuk membantu memastikan privasi klien ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 8

10 a. Memastikan kedua ujung link telekomunikasi dalam kondisi aman b. Memstikan bahwa orang yang lewat atau personil yang tidak sah tidak hadir disekitar tempat dimana audio dan visual diterima. c. Menggunakan ponsel anda dalam kendaraan pribadi d. Menggunakan nama pertama atau nomor kode ketika membahas perawatan e. Menggunakan ponsel ditempat umum hanya untuk infoermasi yang umum f. Informasi yang spesifik disampaikan melalui tatap muka g. Tidak menggunakan tekhnologi suara ( laptop, monitor ) didaerah terbuka h. Menyimpan yang aman setiap gambar video i. Membantu sistem sumber daya untuk keamanan informasi fisik Jika menggunakan dalam telepractice klien dan perawat memastikan informasi yang mereka kirim jelas, aman, netral dan dipahami oleh pihak lain. Prinsip 5: Pertimbangan etis dan legal Dengan berkembangnya nursing telepractice masalah etika dan hukum perlu diperhatikan. Perawat berhadapan dengan dengan dilemma etik. Penggunaan informasi dan teknologi telekomunikasi dalam perawatan klien dapat meningkatkan risiko terhadap perawat. Beberapa risiko dapat dikurangi dengan membentuk dan memelihara hubungan terapeutik perawat-klien dan dengan mengeksplorasi situasi klien dan alasan untuk mencari bantuan. Risiko lainnya dapat dikurangi dengan memastikan bahwa informasi dan sistem telekomunikasi dan transmisi data aman. Perawat harus memperhatikan prinsipprinsip etik dan hukum dalam berinteraksi dengan klien melalui telepractice. Perawat perlu meminta bantuan asosiasi profesi terkait kewajiban, kebijakan, prosedur keperawatan dan perlunya asusransi terkait dengan malpraktik. Prinsip 6 : Kompetensi Dalam nursing telepractice memerlukan kompetensi, keahlian dan pengetahuan di luar yang diperoleh dalam program dasar perawatan. Perawat yang menyediakan nursing telepractice harus memiliki pengetahuan mendalam di bidang klinis yang sesuai dengan perannya. Perawatan yang aman, efisien dan etis terjadi ketika perawat memberikan nursing telepractice menunjukkan kompetensi di bidangnya seperti berpikir kritis, 9

11 penggunaan informasi berbasis EBN, keahlian pengajaran, konseling, komunikasi, keterampilan interpersonal dan penggunaan teknologi telepractice. Perawat memberikan nursing telepractice perlu untuk memperoleh pengetahuan melaui pelatihan-pelatihan atau pendidikan formal dalam rangka meningkatkan kompetensinya. Diantara kompetensi yang harus dimiliki adalah prinsip yang terkait dengan komunikasi dan wawancara, dan memperkenalkan teknologi yang digunakan dalam telepractice, menawarkan kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi. Partisipasi dalam program jaminan kualitas, yang meliputi pengembangan profesional berkelanjutan, memfasilitasi kompetensi lanjutan. Nursing telepractice adalah fenomena yang merupakan bagian integral pelayanan. Perawat pendidik dan orang lain yang terlibat dalam kurikulum pengembangan didorong untuk mengadvokasi dimasukkannya kompetensi telepractice di program dasar keperawatan. Perawat manajer dan administrator bisa menerapkan kepemimpinan dengan advokasi dan menerapkan strategi yang mendukung nursing telepractice. Berikut strategi yang dapat digunakan : a. Penggunaan yang tepat dari kemampuan berpikir 'kritis perawat dan perlunya protokol penilaian b. Memfasilitasi tindak lanjut kegiatan klien yang dianggap tepat oleh perawat, yang mungkin termasuk arahan, konsultasi dan panggilan telepon kembali. c. Perawat bekerja dengan memberikan bukti berbasis protokol, panduan dan alat dokumentasi untuk memfasilitasi wawancara, pengambilan keputusan tentang saran dan disposisi. d. Mendukung update rutin protokol klinis dan pedoman yang sesuai untuk populasi klien. e. Memastikan bahwa perubahan yang diperlukan untuk panduan dan protokol yang dibuat berdasarkan evidence base. C. Kesimpulan dan rekomendasi Prinsip-prinsip Nursing telepractice merupakan pedoman yang seharusnya digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan jarak jauh. Penggunaan pedoman ini dapat memberikan beberapa manfaat untuk klien maupun untuk perawat yang memberikan layanan keperawatan. Beberapa manfaat yang didapat adalah : 10

12 a. Meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien b. Meningkatnya kenyamanan dan keamanan klien dalam perawatan yang diberikan, c. Mencegah terjadinya malpraktik keperawatan serta d. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan melalui nursing telepractice. Namun dalam penerapannya prinsip-prinsip ini belum digunakan secara baik, sehingga menimbulkan beberapa masalah etik dan hukum yang akhirnya dapat merugikan klien maupun perawat. Beberapa kendala dalam penerapan prinsip-prinsip di atas adalah kurangnya kompetensi seorang terkait pengetahuan, keterampilan baik menyangkut konten asuhan keperawatan maupun tentang teknologi informasi dan telekomunikasi itu sendiri. Beberapa rekomendasi untuk mempertahankan kualitas pengaturan praktik nursing telepractice dalam rangka memperbaiki kondisi diatas melalui beberapa strategi, di antaranya adalah : 1. Memperbaiki system pengiriman pesan dengan menyediakan sumber daya dan system yang mendukung 2. Menciptakan berbagai strategi melalui keterampilan kepemimpinan seperti membentuk dan memelihara interdisipline, dan membuat system majemen yang profesional 3. Membuat perencanaan yang terorganisir seperti menyediakan kebijakan yang mendukung terkait dengan harapan dan peran perawat dalam telepractice dan menetapkan deskripsi posisi yang jelas, mengartikulasikan peran dan tanggung jawab perawat terlibat dalam telepractice (NIFTE, 2003, halaman 10). 4. Memperbaiki system komunikasi seperti memiliki proses komunikasi efektif dalam menginformasikan staf tentang hal yang memerlukan perhatian segera, konsultasi dan atau rujukan, serta memberikan advokasi tentang system sumber daya untuk mendukung praktek Nursing telepractice yang aman 5. Mengembangkan system yang professional dengan menyediakan perawat profesiona yang relevan dengan peluang pengembangan yang terkait dengan penggunaan teknologi telepractice dan pemberian asuhan keperawatan 11

13 Daftar Pustaka American Academy of Ambulatory Care Nursing (AAACN). (2004). Telehealth nursing practice administration and practice standards (3rd ed.).pitman, NJ: Author. American Nurses Association (2001). Developing telehealth protocols: a blueprint for success. Washington, DC: American Nurses Association. American Nurses Association. (1999). Coren principles on telehealth: Report of the interdisciplinary telehealth standards working group. Washington, DC: Author. Canadian Institute for Health Information (CIHI).(2002). Privacy and confidentiality of health information at CIHI (3rd ed.). April. Ottawa: Author College of Nurses of Ontario. (2004). Confidentiality and Privacy Personal Health Information practice standard. Toronto: Author College of Nurses of Ontario. (2008). Documentation, Revised 2008 practice standard.toronto: Author. College of Nurses of Ontario. (1999). Ethics practice standard. Toronto: Author. College of Nurses of Ontario. (2006). Therapeutic Nurse-Client Relationship, Revised 2006 practicestandard. Toronto: Author. College of Nurses of Ontario ( 2009 ) Telepractice Toronto: Author National Initiative for Telehealth Guidelines (NIFTE). (2003). National initiative for telehealth framework of guidelines. Ottawa: Author. Schlachta L, Sparks S. (1998). Definitions of telenursing, telemedicine. In:Fitzpatrick J, ed. Encyclopedia of Nursing Research. New York: Springer Publishing, Inc;.p

UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA. Disusun oleh: DENI SUWARDIMAN NPM.

UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA. Disusun oleh: DENI SUWARDIMAN NPM. 1 UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan Dosen Pengampu dan Koordinator

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI Pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Upaya pelayanan/asuhan

Lebih terperinci

NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP

NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Lebih terperinci

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework KOMPETENSI NERS BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework PARAMETER DESKRIPTOR Unsur-unsur Deskripsi DESKRIPTOR JENJANG KUALIFIKASI Ners (LEVEL 7) a Mampu melakukan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat

lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat Praktisi status akreditasi sebagai mengunjungi petugas medis (apapun namanya) pada setiap lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat praktek mereka. Praktisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas

Lebih terperinci

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN:

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN: Tradition of Excellence PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN: IMPLEMENTASI Dicky Endrian Kurniawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Melaksanakan pendokumentasian pelaksanaan tindakan keperawatan

Lebih terperinci

Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari

Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari laboratorium dan farmasi, x-ray, fotografi, video, film,

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI. Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal

PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI. Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal Disusun oleh: Ardina Putri Herlina Tri Astuti Nissa Kurniasih (P071202140)

Lebih terperinci

ELECTRONIC MAIL ( ): IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

ELECTRONIC MAIL ( ): IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN ELECTRONIC MAIL (E-MAIL): IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN Oleh: Asih Fatriansari NPM. 0906594892 Program Magister Keperawatan Kekhususan Anak FIK - UI ABSTRAK Perkembangan bidang teknologi dan informasi

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Royal Progress, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER) PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER) BAB I DEFINISI A. Manajemen Pelayanan Pasien: - Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N No.308, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Keselamatan Pasien. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan. KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) TENAGA KEPERAWATAN NOMOR:.../RSNH/SK-DIR/XII/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH Menimbang : 1. Bahwa setiap tenaga keperawatan

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Ikesutiyaningsih (2003), aplikasi telemedicine di Indonesia sudah berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa tahun kedepan,

Lebih terperinci

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF ) PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF ) No Elemen Penilaian 1 Standar KKS 1 1 Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit yang berdasar atas perencanaan strategis dan perencanaan

Lebih terperinci

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa menjadi ahli untuk

Lebih terperinci

BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP)

BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP) BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP) GAMBARAN UMUM Memberikan pelayanan prima kepada pasien menuntut adanya kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan ini dalam sebuah rumah sakit dapat

Lebih terperinci

Telemedicine : dalam tinjauan teknologi informasi Oleh : Hanif Al Fatta

Telemedicine : dalam tinjauan teknologi informasi Oleh : Hanif Al Fatta Telemedicine : dalam tinjauan teknologi informasi Oleh : Hanif Al Fatta Abstraks Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi cara manusia dalam melakukan kegiatan bisnisnya termasuk pada dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG Seiring perkembangan tekologi dan tingkat pendidikan masyarakat dewasa ini yang semakin maju maka rumah sakitpun dituntut

Lebih terperinci

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi: Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,

Lebih terperinci

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

Pekerjaan Sosial PB :

Pekerjaan Sosial PB : Pekerjaan Sosial PB : Suatu bidang praktik profesi pekerjaan sosial dimana Peksos menggunakan keahlian khusus untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melaksanakan peran sosial mereka

Lebih terperinci

DOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER. Oleh Yoani Aty

DOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER. Oleh Yoani Aty DOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER Oleh Yoani Aty INTRODUCTION Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan Perawat memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di Indonesia akan dihadapkan pada satu tantangan utama yaitu globalisasi yang mau tidak mau akan membawa

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (PROFESI NERS) SIKAP

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (PROFESI NERS) SIKAP PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (PROFESI NERS) SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR Jln. Dg. Ngeppe No. 14 Telp. 856091 855894 Fax. (0411) 855934 Makassar 90224 KEPUTUSAN Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI

Lebih terperinci

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: KENDALA DAN TANTANGANNYA Dewi Irawaty, MA, PhD PERSI, 10 November 2012 1 PERAWAT INDONESIA ADALAH PROFESI Disepakati dan dideklarasikan dalam Lokakarya Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Masyarakat semakin menuntut mutu pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo 2 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan SPO 3 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

TREN DAN ISU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

TREN DAN ISU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1.Anita Puspitasari Disusun Oleh : 2.Arinda putri Marlita 3.Ayu Istighfarina Shandi 4.Dayu Okta Laksmana 5.Dea Aulia F 6.Devita Permatasari TREN DAN ISU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Issue aspek legel dalam

Lebih terperinci

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Pelayanan Kesehatan Memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau merupakan hak dasar

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas

Lebih terperinci

ELECTRONIC HEALTH RECORD FOR NURSING

ELECTRONIC HEALTH RECORD FOR NURSING ELECTRONIC HEALTH RECORD FOR NURSING Tugas Take Home diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Information Technology II oleh: Claudia Olivia 30120110026 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning : BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan

Lebih terperinci

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK AIPNI HPEQ-DIKTI Makasar 13-14 Maret 2010 8/20/2012 INDONESIA 1 INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT

Lebih terperinci

POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS)

POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS) POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS) Elemen Penilaian KPS 1 1. Perencanaan harus mempertimbangkan misi rumah sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan dan teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien

Lebih terperinci

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) STANDAR EP DOKUMEN KETERANGAN Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) sampai dengan g) yang ada di dalam maksud dan tujuan yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Definisi Perawat Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

MODEL PRAKTIK KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

MODEL PRAKTIK KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE MODEL PRAKTIK KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE Tugas Individu Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Semester I Mata Kuliah Konsep Kebidanan yang diampu oleh Ibu Triwik Sri Mulati, M.Mid Disusun Oleh : Melisa

Lebih terperinci

Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah

Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah CAPTER 4 Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah untuk melakukan perencanaan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang di harapkan dapat memberikan kepuasan pelayanan bagi pasien. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)

KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) KOMPETENSI AN KEENANGAN STAF (KKS) PEENCANAAN Standar KKS 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit. Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNAS 1 Elemen Penilaian KKS 1 Telusur

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM) BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM) GAMBARAN UMUM Informasi diperlukan untuk memberikan, mengordinasikan, dan juga mengintegrasikan pelayanan rumah sakit. Hal ini meliputi ilmu pengasuhan

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN

PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN RUMAH SAKIT PGI CIKINI RUMAH SAKIT PGI CIKINI JAKARTA, INDONESIA 2013 RS PGI Cikini Panduan Manajemen Komplain 1 PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN A. PENDAHULUAN Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Interprofesional Education (IPE) a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE) The Interprofesional Education for Collaborative Patient-Centered

Lebih terperinci

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman dimana segalanya telah menggunakan perangkat dan alat berteknologi canggih yang dapat menunjang berbagai kemudahan. Masyarakat lebih cendrung memilih

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : A. Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya adalah kemampuan

Lebih terperinci

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan 2. pedoman kerja cakupan rs, strategi komunikasi 3. Kebijakan cakupan RS 4. Dokumen informasi seperti brosur, dll 5. Dokumen informasi kepada keluarga pasien 6.

Lebih terperinci

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang

Lebih terperinci

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas

Lebih terperinci

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1. APK.1 Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di identifikasi dan pada misi serta sumber daya

Lebih terperinci

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang

Lebih terperinci

Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam bidang mobile adalah solusinya. Aplikasi mobile berbasis Android untuk memanggil ambulans masyarakat

Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam bidang mobile adalah solusinya. Aplikasi mobile berbasis Android untuk memanggil ambulans masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor telekomunikasi saat ini berkembang pesat karena adanya kemajuan teknologi global khususnya di bidang handphone dan internet. Salah satunya adalah kemajuan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1. Pengetahuan 1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY

IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY KDRS (Kekerasan Dalam Rumah Sakit) lebih kejam daripada KDRT Safety Culture www.jcaho.org DASAR HUKUM: UU NO

Lebih terperinci

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP No. Dokumen : 440/C.VII.SOP.431.05/436.6.3.7/2015 No. Revisi : - SOP Tanggal Terbit :2 Mei 2015 Halaman : 1 UPTD Puskesmas KOTA SURABAYA Sememi dr. Lolita Riamawati NIP196908262002122003 1. Pengertian

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan No.1942, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Standar Pelayanan Rehabilitasi. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN REHABILTASI BAGI

Lebih terperinci

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu KELOMPOK 19 Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas

Lebih terperinci

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas Nama : Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : 19671215 200003 1 002 Departemen Mata Kuliah Topik : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas : Keperawatan Komunitas : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas LAPORAN WHO (2002)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

Lebih terperinci

Standar Praktik Fisioterapi

Standar Praktik Fisioterapi Standar Praktik Fisioterapi Standard of Physiotherapy Practice Dalam pelayanan jasa fisioterapi akan memiliki ruang abu-abu antara individu fisioterapis lainnya. Untuk mencegah hal tersebut perlu adanya

Lebih terperinci

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER SEJARAH PROSES KEPERAWATAN RAHMAD GURUSINGA Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN A Tujuan Sebagai proses pemberian informasi kepada pasien agar pasien memahami hak dan kewajibannya sebagai pasien

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG

Lebih terperinci

Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah

Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah Ratna Sitorus Disampaikan pada Seminar HIPMEBI, di RS Persahabatan Jakarta, 11 Februari 2017 Pembahasan 1. Pengertian terapi keperawatan 2. Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa

BAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa 11 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Manajemen melibatkan orang-orang sebagai upaya untuk bekerja dan mengelola suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dan mencapai tujuan

Lebih terperinci

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA PENYUSUN Bidang DIKLAT Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA Sekretariat: Jl. Jaya Mandala Raya

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM 1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 2. PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 647/Menkes/SK/IV/2000

Lebih terperinci

DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN. OLEH HJ. DJUMIATI, SKM, MKes

DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN. OLEH HJ. DJUMIATI, SKM, MKes DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN OLEH HJ. DJUMIATI, SKM, MKes DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN KONSEP DASAR DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN 1. DIMENSI ADALAH CARA MENILAI SESUATU DARI SUATU SISI. 2. ETIK ADALAH

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PELAPORAN PADA SISTEM INFORMASI DOKTER KELUARGA BERBASIS WEB WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010

PERANCANGAN APLIKASI PELAPORAN PADA SISTEM INFORMASI DOKTER KELUARGA BERBASIS WEB WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010 PERANCANGAN APLIKASI PELAPORAN PADA SISTEM INFORMASI DOKTER KELUARGA BERBASIS WEB WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS. Sebagai Pelayanan Terpadu Bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha)

MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS. Sebagai Pelayanan Terpadu Bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha) MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS Sebagai Pelayanan Terpadu Bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha) Tujuan Peserta mampu : 1. Menjelaskan dan menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen kasus HIV/AIDS 2. Memahami fungsi/kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Lebih terperinci