BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi sekarang adalah dasar perusahaan untuk melakukan perbaikan dan melakukan langkah-langkah yang akan diambil pada tahap berikutnya. Keberhasilan perusahaan pada masa yang akan datang akan ditentukan oleh bagaimana investasi dan pengelolaan aset intelektual atau tak berwujud seperti kompetensi pekerja, loyalitas pelanggan dan pengendalian mutu, daripada fokus pada bagaimana pengelolaan dan investasi pada aset fisik. Dalam melakukan investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan tidak dapat diukur dalam jangka pendek dengan model keuangan tradisional. Seluruh perusahaan pastinya menginginkan kinerja yang maksimal. Tanpa terkecuali perusahaan yang bergerak pada industri konstruksi, seperti diketahui bahwa industri konstruksi memang menjadi industri yang memiliki perkembangan cukup pesat. Lembaga riset konstruksi PT BCI Asia Indonesia memperkirakan nilai pasar konstruksi nasional di sektor pembangunan gedung dan proyek sipil, mencapai Rp 446 triliun pada tahun depan. Nilai pasar ini naik 14,3 persen dari tahun ini sebesar Rp 390 triliun. Peningkatan ini didorong oleh kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan baru. Country manager PT BCI Asia Indonesia Agus Dinar mengungkapkan pertumbuhan pasar konstruksi tahun depan lebih tinggi dari pertumbuhan tahun ini yang hanya 5,7 persen. Adapun nilai pasar konstruksi gedung naik 7,13 persen menjadi Rp 260,2 triliun. Sedangkan proyek sipil naik 26 persen menjadi Rp 147,5 triliun. (Sumber: Melihat dari perkembangan yang terjadi pada perusahaan konstruksi, memperlihatkan bagaimana perusahaan yang bergerak pada jasa konstruksi dituntut untuk bersaing antar sesama perusahaan konstruksi. Salah satu cara bersaing yang dapat dilakukan adalah dengan berlomba-lomba menunjukkan kinerja yang maksimal di depan rekan bisnis atau client. Karena dengan kinerja yang maksimal akan membuat perusahaan mampu untuk bertahan atau memiliki sustainability yang kuat di persaingan. Berlawanan dengan hal di atas, apabila perusahaan tidak mampu 1

2 2 menunjukkan kinerja yang maksimal, perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lain. Banyak cara untuk dapat mengukur kinerja sebuah perusahaan. Salah satu alat yang mampu diterapkan sebagai metode untuk mengukur kinerja dengan dasar ilmu kewirausahaan adalah metode balanced scorecard. Balanced scorecard menurut pendapat Gaspersz (2011:20), adalah suatu konsep manajemen yang membantu menerjemahkan strategi kedalam tindakan yang lebih dari sekedar suatu sistem pengukuran operasional atau taktis. Dalam Balance Scorecard, pengukuran kinerja dibagi menjadi 4 perspektif meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced scorecard suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. balanced scorecard adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. Berdasarkan hasil riset dari beberapa penelitian ditemukan bahwa pada tahun 2001 sekitar 44% perusahaan di seluruh dunia telah menggunakan balanced scorecard dengan rincian 57% perusahaan di Inggris, 46% di Amerika Serikat, dan sebanyak 26% di Jerman dan Austria. Pada penelitian oleh Bain & Company juga memperlihatkan bahwa dari 708 perusahaan di lima benua sebanyak 62% telah menggunakan Balanced Scorecard (Hendricks, 2004). Survey lain di Amerika Serikat oleh majalah Fortune mengestimasikan bahwa 60% dari 1000 perusahaan telah mencoba menggunakan BSC. Survey pada perusahaan Finlandia juga memperlihatkan 31% dari responden memiliki beberapa macam jenis sistem BSC dan 30% mengeimplementasikan satu macam saja (Silk, 1998 dalam Hallman, 2005). Hal ini disebabkan karena pihak manajemen di dalam perusahaan mengerti secara jelas bahwa aktifitas yang mereka lakukan berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian visi dan misi serta strategi perusahaan, dengan kata lain bahwa aktifitas strategi telah menjadi kegiatan seluruh karyawan dalam perusahaan. Sehingga mereka menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan dengan suatu hubungan yang terjadi dalam perusahaan. Melihat dari pengertian tersebut, dapat dipastikan bahwa penerapan balanced scorecard pastinya sangat bermanfaat bagi perusahaan, terutama perusahaan konstruksi yang sedang berlomba-lomba memaksimalkan kinerja masing-masing.

3 3 PT Jaya Sakti Konstruksi adalah suatu perusahaan infrastruktur yang bergerak dibidang industri konstruksi yang beralamat di Jalan Hibrida Raya, Sido Mulyo Gading Cempaka, Bengkulu. Perusahaan yang bergerak pada jasa konsultasi bangunan dan konstruksi ini merupakan salah satu perusahaan yang hingga saat ini belum menerapkan sistem balanced scorecard di dalam perusahaan. Dari penjabaran perspektif pada balanced scorecard yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penelitian ini akan dilanjutkan dengan menganalisa setiap perspektif pada PT Jaya Sakti Konstruksi. Perspektif keuangan merupakan perspektif yang paling mendasar pada sebuah perusahaan. Pada perspektif keuangan, saat ini perusahaan melakukan pengukuran kinerja dengan perhitungan laporan posisi keuangan (balance sheet) atau yang biasa dikenal sebagai neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana menunjukkan posisi atas keuangan perusahaan tersebut pada akhir periode akuntansi tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis. Posisi Neraca Keuangan terdiri atas dua pos yaitu Aktiva dan Pasiva. Dua pos tersebut terdiri atas 3 unsur yang terdiri atas aktiva dan pada pos pasiva terdiri atas kewajiban atau hutang dan ekuitas atau modal (equity). Bentuk Neraca dalam laporan keuangan perusahaan umumnya lebih sering menggunakan bentuk yang memanjang kebawah dan ada pula yang menggunakan bentuk neraca keuangan kesamping. Kesemuanya diperbolehkan saja diterapkan dalam neraca. Dalam penerapan bentuk suatu neraca keuangan hendaknya disesuaikan bentuknya dengan jumlah pos akun yang digunakan oleh perusahaan. Berikut adalah neraca tahun 2014 PT. Jaya Sakti Konstruksi: Tabel 1.1 Neraca 2014 PT. Jaya Sakti Konstruksi PT. JAYA SAKTI KONSTRUKSI NERACA Per Desember 2014 Aktiva Passiva Aktiva Lancar Kewajiban Jk Pendek 1. Kas Hutang Usaha Piutang Usaha Hutang Bank - 3. Persediaan Hutang Lain Biaya YMH dibayar

4 4 Aktiva Tetap Kewajiban Jk Panjang 1. Peralatan Kekayaan Bersih Gedung Ekuitas Investaris TOTAL AKTIVA TOTAL PASSIVA Dari tabel di atas, terlihat contoh neraca per Desember 2014 PT. Jaya Sakti Konstruksi. Laporan perubahan modal diperlukan untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan tersebut. Jika modal perusahaan bertambah pada akhir tahun berarti terdapat kemajuan. Jika modal awal lebih besar daripada modal akhir maka hal ini menunjukkan perusahaan mengalami kemunduran. Dalam penelitian balanced scorecard perpektif keuangan dilihat dari debt ratio, increase of cash dan increase of account receivable. Pada perspektif pelanggan, saat ini perusahaan menggunakan sistem atribut produk dan jasa. Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tetang produk itu sendiri. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Menurut pihak perusahaan atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Berikut adalah jasa yang dapat ditawarkan oleh perusahaan: Tabel 1.2 Daftar Peralatan PT. Jaya Sakti Konstruksi NO JENIS ALAT JUMLAH KAPASITAS MERK TAHUN 1 Dump Truck 8 unit 5 ton Mitsubishi/Toyota Flat Bed Truck 1 Unit Kg Hino Water Tank Truck 1 Unit 5000 Ltr Izusu Motor Grader 1 Unit Hp Komatsu Hydraulic Exavator 2 Unit Hp Cat/Cobelco Wheel Loader 1 Unit 1.6 M3 Caterpillar Tandem Roller 1 Unit 8 Ton Sakai Asphalt Sprayer 1 Unit 1,5 Ton Lonrace Asphalt Finisher 1 Unit 10 ton Sumitomo 2003

5 5 10 Pheumatic Tire Roller 1 Unit 10 Ton Sakai Vibro Roller 1 Unit 8 Ton Dynapac Tree Wheel Static Roller 1 Unit 3,5 Ton Louyang Stone Crusher 1 Set 50 M3/Jam Sanbao Asphalt Mixing Plant 1 Unit 50 Ton/Jam Tanaka Welding Set 2 Set 3KW Amico/Yangma Materials Lab test equip. 1 Set - Portable Buldozer 1 Unit 130 HP Komatsu Jack Hammer 1 Unit 2,7 HP Wacker Neuson Temper 2 Unit - Mikasa Water Pump 4 Unit mm Honda Compressor 1 Unit 5500 L/M Ingersoll Rand Concreate Mixer 3 Unit M3 Hangtian/YMD Generator set 2 Unit KVA Perkins/Cummins Concreate Vibratory 2 Unit 5.5 HP Honda/Robin 2008 Dari tabel di atas, terlihat bahwa jasa yang ditawarkan oleh PT Jaya Sakti Konstruksi Desember Penilaian perfektif pelanggan tidak hanya dengan masalah atribut peralatan. Dalam penelitian balanced scorecard perspektif pelanggan dilihat dari costumer satisfaction dan increase the number of costumer yang lebih menitik beratkan kepada kepuasan pelanggan dan peningkatan jumlah pelanngan. Pada perspektif bisnis internal, saat ini perusahaan menggunakan perhitungan market share dimana bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan penjualan seluruh industrinya total penjualan perusahaan yang sejenis dikenal sebagai market share. Sehingga dapat dikatakan bahwa market share merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan penjualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri. Berikut adalah market share PT. Jaya Sakti Konstruksi:

6 6 Tabel 1.3 Market Share PT Jaya Sakti Konstruksi Tahun Proyek Berjalan Total Proyek Dari tabel di atas, terlihat bahwa market share PT. Jaya Sakti Konstruksi dari 2011 s/d Dalam penelitian balanced scorecard, market share masuk dalam perspektif bisnis internal. Perspektif bisnis internal harus di sertai dengan increase productivity. Berikut adalah increase productivity PT. Jaya Sakti Konstruksi: Tabel 1.4 Increase Productivity PT Jaya Sakti Konstruksi Tahun Proyek Terselesaikan Pertumbuhan Proyek Dari tabel di atas, terlihat bahwa incrase productivity PT. Jaya Sakti Konstruksi dari 2011 s/d Dalam penelitian balanced scorecard, increase productivity masuk dalam perspektif bisnis internal. Dari 2 indikator dalam perspektif bisnis internal yaitu increase market share dan increase productivity PT. Jaya Sakti Konstruksi masuk dalam kriteria penerapan balance scorecard. Perspektif terakhir yang dianalisis adalah pertumbuhan dan pembelajaran PT. Jaya Sakti Konstruksi masih terfokus pada pendidikan akhir, pengalaman kerja dan keahlian karyawan. Hingga saat ini, perusahaan belum menerapkan sistem penilaian lain seperti kapabilitas kerja karyawan serta keadaan lingkungan kerja, melainkan penilaian hanya dilihat dari pendidikan dan pengalaman kerja. Berikut adalah daftar personil inti karyawan pada PT Jaya Sakti Konstruksi:

7 7 Tabel 1.5 Daftar Personil Inti PT. Jaya Sakti Konstruksi NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN PENGALAMAN PROFESI 1 Apip Subhan Strata Satu (S1) Project Manager 10 Tahun Jalan & Jembatan 2 Dudy Ismail Strata Satu (S1) Site Manager 8 Tahun Jalan & Jembatan 3. Ahmad Iksan Diploma III Pelaksana Jalan 6 Tahun Jalan 4. Bambang Sugianto Diploma III Pelaksana Jalan 6 Tahun Jalan 5. Pelita Sitorus SMU Pelaksana 5 Tahun Surveyor 6. Dion Airlangga Strata Satu (S1) Petugas K3 3 Tahun K3 Konstruksi 7. Hendra Hernawan SMA Logistik 6 Tahun Adm. Logistik 8. Lidya Ramadaniaty DIII Akuntansi Adm. Keuangan 3 Tahun Adm. Keuangan 9. Jajang SMK Drafter 3 Tahun Juru Gambar Nurmansyah 10. Zainal Aripin SMK Pekerja Aspal 7 Tahun Pelaksana Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat pendidikan akhir, pengalaman kerja dan keahlian karyawan PT. Jaya Sakti Konstruksi. Dalam penelitian balanced scorecard, employees skill digunakan untuk menyebarkan kuesioner. Perspektif perumbuhan dan pembejaran harus di sertai dengan improve the quality of service. Improve the quality of service bisa dilihat dari keluhan yang masuk dalam keluhan pasca proyek. Berikut adalah keluhan dan yang teratasi pasca proyek tahun 2011 s/d 2014 PT. Jaya Sakti Konstruksi: Tabel 1.6 Jumlah Keluhan Masuk dan Teratasi PT. Jaya Sakti Konstruksi Tahun Keluhan Masuk Keluhan Teratasi

8 8 Dari tabel di atas, terlihat bahwa keluhan masuk dan keluhan teratasi pasca proyek PT. Jaya Sakti Konstruksi dari 2011 s/d Dalam penelitian balanced scorecard, improve the quality of service untuk meneliti berapa persentase pencapaian dengan pendekatan balanced scorecard. Melihat dari permasalahan yang terjadi pada PT Jaya Sakti Konstruksi dimana hingga saat ini belum ada metode khusus untuk penilaian kinerja pada PT Jaya Sakti Konstruksi, maka penelitian ini dijalankan untuk memberikan penerapan balanced scorecard untuk PT Jaya Sakti Konstruksi dan selanjutnya akan diberi judul: Penerapan Balanced Scorecard Guna Mengevaluasi Kinerja Pada PT Jaya Sakti Konstruksi 1.2 Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja PT Jaya Sakti Konstruksi saat ini? 2. Bagaimana penerapan balanced scorecard yang harus diterapkan pada PT Jaya Sakti Konstruksi? 3. Alternatif strategi apa saja yang belum berjalan dengan maksimal pada PT Jaya Sakti Konstruksi dilihat dari hasil perhitungan balanced scorecard? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah seluruh aspek dalam PT Jaya Sakti Konstruksi. Penelitian ini akan menganalisi kinerja dari setiap perspektif dalam perusahaan dan memberikan gambaran tentang pengukuran kinerja selama periode awal tahun melalui empat perspektif yang menjadi tolak ukur kinerja, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan menganalisa keempat perspektif tersebut maka akan diperoleh gambaran tentang kemajuan yang telah dan yang dapat dicapai oleh PT. Jaya Sakti Konstruksi. Data yang digunakan adalah data perusahaan yang didapatkan pada waktu penelitian dilakukan, dimana perusahaan bergerak di bidang konstruksi. Penelitian mengalisis kinerja PT. Jaya Sakti Konstruksi dan menerapkan Balanced Scorecard sesuai dengan yang tujuan visi dan misi yang telah dibuat oleh PT. Jaya Sakti Konstruksi agar nantinya dapat diketahui perspektif yang sudah dan belum berjalan dengan maksimal.

9 9 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Melihat dari rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kinerja PT Jaya Sakti Konstruksi saat ini 2. Untuk memberikan penerapan balanced scorecard yang harus diterapkan pada PT Jaya Sakti Konstruksi. 3. Untuk mengetahui alternatif strategi yang belum berjalan dengan maksimal pada PT Jaya Sakti Konstruksi dilihat dari hasil perhitungan balanced scorecard Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini memberikan manfaat, diantaranya: A. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai metode Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang manajemen strategi. B. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan akan mampu membantu perusahaan dalam menyediakan gambaran yang memperlihatkan aspek Balanced Scorecard yang mempengaruhi perkembangan bisnisnya. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi dan bahan pertimbangan untuk penambilan keputusan bagi pihak manajemn dalam penerapan Balanced Scorecard yang dapat meningkatkan kompetensi dalam dunia bisnis. C. Bagi pembaca dan dunia pendidikan Sebagai sumber informasi tambahan mengenai Balanced Scorecard dalam memeberikan informasi bagi pihak pihak yang memerlukan. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang membahas lingkup penelitian yang sama di masa mendatang.

10 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu menjadikan dasar pustaka yang berasal dari penelitian penelitian yang sudah pernah dilakukan. Fakta-fakta atau data yang dikemukakan diambil dari sumber aslinya. Adapun penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan pustaka penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1.7 Penelitian Terdahulu Jurnal Metode Penelitian Kesimpulan Effects of balanced scorecard on performance of firms in the service Sector, Kairu (2013) Balanced Scorecard Dari hasil penelitian ini, ditemukan penemuan-penemuan baru terutama mengenai kemampuan metode balanced scorecard dalam memecahkan permasalahanpermasalahan yang bersifat mikro dalam sebuah perusahaan. Balanced Scorecard: A New Tool for Performance Evaluation, Poureisa (2013) Balanced Scorecard Penelitian ini menjelaskan bahwa balanced scorecard menjadi sebuah metode modern yang dapat digunakan sebagai landasan sebuah perusahaan guna meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri. Balanced scorecard for Entrepreneurial strategic marketing in Colombia, Garcia (2013) Balanced Scorecard Penelitian ini membahas pentingnya metode balanced scorecard sebagai salah satu metode untuk mengevaluasi strategi yang diterapkan sebuah perusahaan. Problems and perspectives of balanced scorecard implementation in Serbia, Domanovic (2012) Balanced Scorecard Dalam penelitian ini ditemukan simpulan bahwa koordinasi dalam value chain dan perspektif strategi perusahaan dapat diukur keberhasilannya melalui metode balanced scorecard. Sumber : Penulis (2015)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA

DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA BIAYA No. URAIAN KODE HP KAPASITAS HARGA SEWA KET. ALAT ALAT/JAM (di luar PPN) 1. ASPHALT MIXING PLANT E01 125.0 50.0 T/Jam 1,710,625,000 1,217,541.46 Alat Baru

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : DAU + DAK Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015 LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI HARGA BARANG/JASA UNTUK PELAKSANAAN KEPERLUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI HARGA BARANG/JASA UNTUK PELAKSANAAN KEPERLUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI HARGA BARANG/JASA UNTUK PELAKSANAAN KEPERLUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang

Lebih terperinci

DOKUMEN LELANG BAB XI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DOKUMEN LELANG BAB XI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG BINA MARGA UNIT LAYANAN PENGADAAN ( ULP ) BARANG DAN JASA PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR KELOMPOK KERJA ( POKJA ) I DOKUMEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 6

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PEMANFAATAN KENDARAAN / ALAT-ALAT BERAT MILIK PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN KODE PAKET : 15.2028 LOKASI KABUPATEN : BOGOR PROPINSI No. URAIAN TANDA PERIKSA 1 Rekaman Surat Perjanjian Kemitraan KSO (Bila diperlukan) 2 Surat Kuasa (Bila diperlukan) 3 Jaminan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA Pada bab IV ini ditampilkan data-data yang diperlukan untuk pengerjaaan pengolahan data dan analisis. Data-data yang didapatkan merupakan data sekunder yang diantaranya bersumber

Lebih terperinci

BERITA ACARA HASIL RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

BERITA ACARA HASIL RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) BERITA ACARA HASIL RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor : 03.5/PP-JALAN.2/BM-DPU/2011 Pekerjaan : Peningkatan /Pelebaran Jalan Perumnas - Sigam SMK Total HPS : Rp. 1.509.907.000,00 Sumber Dana

Lebih terperinci

ANALISIS PEMENUHAN DAN PEMANFAATAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN JALAN

ANALISIS PEMENUHAN DAN PEMANFAATAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN JALAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS PEMENUHAN DAN PEMANFAATAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN JALAN Ni Luh Putu Shinta 1 dan Widodo Kushartomo 2 1 Program

Lebih terperinci

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ)

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ) Program : PEMBANGUNAN/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN Kegiatan : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN KARAOYA - GUNUNG JALU Lokasi : MANDALAWANGI

Lebih terperinci

Bengkulu, 24 September Kepada Yth. Sdr. Direktur CV. Gilang Pratama Jl. M. Yamin, SH No.50 Painan Pessei Sumatera Barat di Painan : : : :

Bengkulu, 24 September Kepada Yth. Sdr. Direktur CV. Gilang Pratama Jl. M. Yamin, SH No.50 Painan Pessei Sumatera Barat di Painan : : : : PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KELOMPOK KERJA (POKJA) VII Jalan Prof. Dr. Hazairin, SH No. 901 Telp. (0736) 21224 Fax. (0736) 23747 Bengkulu 38114 Bengkulu, 24 September 2013

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN : PENINGKATAN JALAN MESJID GUNUNG MERIAM TEMBUS JL. JAMBU GN. SETELENG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur prasarana jalan merupakan salah satu faktor pendukung

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

FORMULIR PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

FORMULIR PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH FORMULIR PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SKPD I : Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran : 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya Rehabilitasi/

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN PEKERJAAN NO. DIVISI URAIAN JUMLAH 1 2 3 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UMUM DRAINASE PEKERJAAN TANAH PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN PERKERASAN BERBUTIR PERKERASAN ASPAL

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA 24 PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA Amalia Trinoviyanti Pratiwi, Ahmad Masyhad, Widya Susanti

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang baik, untuk periode tahun tertentu pertumbuhan ini terlihat sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

Direktur. Bagian Personalia

Direktur. Bagian Personalia Lampiran Direktur Bagian Akuntansi Bagian Pembelian Bagian Personalia Bagian Pabrik Bagian Pemasaran Sub. Bag. Akuntansi Umum Sub. Bag. Produksi Sub. Bag. Adm. Penjualan Sub. Bag. Biaya Sub. Bag. Gudang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara NERACA KONSOLIDASI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA KETERANGAN 2006 2007 2008 AKTIVA AKTIVA TETAP (NETTO) 2,482,713,066,583 2,518,816,537,493 2,492,265,069,386 Aktiva Tetap (Bruto) 3,348,544,604,735

Lebih terperinci

PT BUMI INFRASTRUKTUR

PT BUMI INFRASTRUKTUR PT BUMI INFRASTRUKTUR Making the Difference www.bumi-infrastruktur.com www.bumi-infrastruktur.com Head Office : Jl. Sorong No. 9 Abepura Jayapura Head Papua Office Indonesia : Ph. 62-967-584054 Jl. Sorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat. Keinginan publik yang semakin meningkat, kompetisi yang semakin banyak, tingkat inflasi

Lebih terperinci

SENSUS EKONOMI 2006 PERUSAHAAN KONSTRUKSI

SENSUS EKONOMI 2006 PERUSAHAAN KONSTRUKSI SE06-UMB-F REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN KONSTRUKSI 1. PROPINSI BLOK I. PENGENALAN TEMPAT (1) (2) (3) 2. KABUPATEN / KOTA *)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 1991

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 1991 PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 1991 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN ALAT-ALAT BESAR DAN ALAT-ALAT ANGKUTAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA ACARA HASIL RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

BERITA ACARA HASIL RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) BERITA ACARA HASIL RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor : 03.11/PP-JALAN.2/BM-DPU/2011 Pekerjaan : Peningkatan Ruas Jalan Tanjung serdang - Lontar Total HPS : Rp. 6.000.000.000,00 Sumber Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

ADENDUM S1 (REVISI) DOKUMEN PENGADAAN

ADENDUM S1 (REVISI) DOKUMEN PENGADAAN POKJA BPBJ SETDA KOTA KAYAPURA PENINGKATAN JALAN YOKA EXPO, EXPO DAN BELUT Jl. Balai Kota Entrop Jayapura Selatan ADENDUM S1 (REVISI) DOKUMEN PENGADAAN Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN YOKA EXPO, EXPO DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan keadaan perekonomian semua negara. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia, dibanding dahulu kala,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat berkembang secara pesat. Khususnya yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat, oleh karena itu

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITY (BQ)

BILL OF QUANTITY (BQ) BILL OF QUANTITY (BQ) RUAS JALAN LINGKAR BR. BINGIN LOKASI HARGA NO. BAB U R A I A N 1 UMUM 0,00 2 DRAINASE 0,00 3 TANAH 0,00 4 BAHU JALAN 0,00 5 PERKERASAN BERBUTIR 0,00 6 PERKERASAN ASPAL 0,00 7 STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan makhluk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Air adalah salah satu sumber daya alam yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life Indonesia yang berkedudukan di Allianz Tower Jl. HR Rasuna Said Kawasan Kuningan Persada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain setiap perusahaan

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN :

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN : ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk NAMA NPM JURUSAN : HERU HERMAWAN : 23210282 : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Di era sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur. 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR 66153 Jawa Timur. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Kompleksitas bisnis tersebut terjadi dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

a. BAB IV. Lembar Data Pemilihan (LDP) Point K mempunyai pengalaman pekerjaan sejenis Riwayat pekerjaan; KTP; NPWP, Ijazah dan SKA

a. BAB IV. Lembar Data Pemilihan (LDP) Point K mempunyai pengalaman pekerjaan sejenis Riwayat pekerjaan; KTP; NPWP, Ijazah dan SKA I. DASAR 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 berikut perubahan-perubahannya tentang pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2. Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Program Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: LAPORAN KEUANGAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada

Lebih terperinci

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP TUGAS AKHIR - RC090412 ANALISA PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PERKERASAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET I) KABUPATEN SIDOARJO-PROPINSI JAWA TIMUR NAMA MAHASISWA : ADALEA

Lebih terperinci

pemasukan Dokumen Penawaran, yaitu dari tanggal s.d (lihat Jadwal)

pemasukan Dokumen Penawaran, yaitu dari tanggal s.d (lihat Jadwal) PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA SEKRETARIAT DAERAH UNIT LAYANAN PENGADAAN POKJA III Jl. Soekarno Hatta Pematang Aur Tais telp (0736) Kode Pos 38576 Berita Acara Penjelasan (aanwijzing) Dokumen Lelang Nomor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Kreo Tangerang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Kreo Tangerang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama bulan Mei sampai dengan Agustus 2013, tempat penelitian di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Kreo Tangerang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA TUGAS AKHIR OLEH : MUHAMMAD RIDWAN 3111040602 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Pelaksanaan Pembangunan jalan di Ruas Jalan Trenggalek Pacitan STA 15+ 000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang. Semakin sedikit perencanaan semakin sedikit kemungkinan untuk jaya. Jadi, bagaimana dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang When you can measure what you are speking about, and express it in numbers, you know somethig aboutit; but when you cannot measure it, when you cannot express it in

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

R E K A P I T U L A S I DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

R E K A P I T U L A S I DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA R E K A P I T U L A S I DAFTAR KUANTITAS DAN PROGRAM : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KEGIATAN : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN NAMA PAKET PEKERJAAN : PENINGKATAN RUAS JALAN DALAM KOTA KAPAN

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR PRESENTASI TUGAS AKHIR ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM 186+940- KM 191+940 PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : Junaidi Abdillah NRP : 31120404505 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan laju pembangunan di Indonesia yang terasa semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan laju pembangunan di Indonesia yang terasa semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan laju pembangunan di Indonesia yang terasa semakin cepat akhir-akhir ini, menuntut akan kebutuhan transportasi barang maupun transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin meningkatnya proses globalisasi ekonomi yang melanda dunia saat ini, telah banyak menimbulkan perdagangan internasional yang bebas dan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan secara tradisional yang hanya mengandalkan kinerja keuangan memiliki banyak kelemahan. Kelemahan yang utama adalah ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pemeliharaan suatu property diperlukan untuk memperpanjang siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk. Salah satu property

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia usaha yang berlangsung saat ini di Indonesia berjalan dengan sangat pesat. Sehingga persaingan bisnis menjadi semakin ketat sebagai akibat masuknya

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor sosiologis, teknologi, ekonomi dan

Lebih terperinci

R E K A P I T U L A S I RENCANA ANGGARAN BIAYA

R E K A P I T U L A S I RENCANA ANGGARAN BIAYA R E K A P I T U L A S I RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KEGIATAN : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN NAMA PAKET PEKERJAAN : PENINGKATAN RUAS JALAN DALAM KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengingat perusahaan ekspedisi semakin banyak bermunculan dan menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat perusahaan ekspedisi semakin banyak bermunculan dan menawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri jasa logistik pada saat ini di dunia usaha semakin meningkat mengingat perusahaan ekspedisi semakin banyak bermunculan dan menawarkan berbagai pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber dayamanusia, dan penanganan

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek keuangannya saja. Masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangPenelitian Dalam perkembangan era globalisasi ini, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan atau laba yang tinggi, akan tetapi bukan itu tujuan utama satu-satunya

Lebih terperinci

TANGGAL : 14 AGUSTUS 2012 NOMOR : 14/VIII/8/PK 2-ULP/2012

TANGGAL : 14 AGUSTUS 2012 NOMOR : 14/VIII/8/PK 2-ULP/2012 LAMPIRAN :BERITA ACARA PENJELASAN / AANWIJZING DOKUMEN PENGADAAN KONTRAK HARGA SATUAN KEGIATAN : Peningkatan Jalan Buduk-Tiying Tutul, Jalan Tiying Tutul Puri- Pura Dalem Pererenan, Jalan Tumbak Bayuh-Uma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara, bergerak di bidang jasa komunikasi pos dan giro yang melayani seluruh lapisan masyarakat. Untuk dapat mencapai keberhasilan jangka panjangnya,

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN

PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN Suandriski Eka Putra 1, Bakhtiar A Wahab 2, Munardy 3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan

Lebih terperinci

R E K A P I T U L A S I RENCANA ANGGARAN BIAYA

R E K A P I T U L A S I RENCANA ANGGARAN BIAYA R E K A P I T U L A S I RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KEGIATAN : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN NAMA PAKET PEKERJAAN : PENINGKATAN RUAS JALAN DALAM KOMPLEKS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berny Johnson Pakpahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berny Johnson Pakpahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di masa kini dan di masa depan, perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan turbulen karena meningkatnya proses globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan para pelaku usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember L1 PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember 2005-2006 Keterangan 2005 2006 Penjualan 11,552,652,345.00 12,501,522,540.00 Harga pokok penjualan Persediaan awal barang 2,010,628,560.00

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci