BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
|
|
- Teguh Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan dunia industri yang diiringi dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pola hidup konsumsi tak terbatas membuat meningkatnya konsumsi energi dan mengurangi cadangan energi khususnya energi yang berasal dari minyak. Energi yang berasal dari minyak bumi ini sulit sekali diperbaharui. Karena energi yang berasal dari minyak bumi berasal dari fosil-fosil mahluk hidup yang berusia ribuan tahun. Oleh karena itu, sulit dan hampir tidak bisa diperbaharui. Kebutuhan akan energi baru sedang gencargencarnya di promosikan. Energi baru yang efisien dan murah dijadikan priorotas utama untuk menjadi pilihan bagi masyarakat. Upaya pencarian sumber energi baru sudah harus dikembangkan dan dikuasai sejak dini, dengan mengubah pemikiran bahwa energi baru bukan lagi sebagai energi alternatif dari bahan bakar fosil tetapi harus menjadi pasokan energi nasional. Di Indonesia sendiri telah dilakukan berbagai cara dalam mengembangkan sumber energi baru. Energi yang berasal dari bio energi, hidrogen, panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, dan nuklir. ( 1
2 2 Sumber energi diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan pembangkit listrik. Prinsip kerja pembangkit listrik adalah menggunakan sumber energi potensial untuk menggerakan generator yang akan memutar turbin dan menghasilkan energi listrik. Indonesia memiliki rencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia sebagai salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, menyatakan bahwa energi nuklir merupakan bagian dari energi baru yang dihasilkan dari teknologi baru baik yang berasal dari energi terbarukan maupun energi tak terbarukan. Berdasarkan pasal 2 ayat 2b diketahui bahwa energi nuklir merupakan salah satu jenis energi baru untuk mewujudkan bauran energi. ( ) Energi nuklir menjadi salah satu pilihan karena dalam proses perubahan energinya, energi nuklir ramah lingkungan. Energi nuklir tidak menimbulkan pencemaran polusi udara dari proses pembuatannya. Akan tetapi radiasi yang mungkin dapat ditimbulkan menghambat proses pelaksanaan penggunaan energi ini sebagai sumber energi baru sehingga membuat rencana pembangunan PLTN di Indonesia menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kardaya Warnika menjelaskan, walaupun pembangunan PLTN sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan merupakan suatu alternatif dalam penyediaan listrik nasional, namun saat ini belum dapat dilakukan."pembangunan PLTN masih timbul
3 3 tenggelam, utamanya disebabkan karena penerimaan publik terhadap PLTN," kata Kardaya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin 21 Mei (Harian Kompas edisi 21 Mei 2012) Masyarakat Indonesia masih memiliki persepsi bahwa nuklir sesuatu yang menakutkan, membahayakan, tidak aman. Masyarakat melihat dari berbagai kejadian di dunia mengenai dampak akibat dari radiasi nuklir yang bocor. Seperti kejadian Chernobyl, Rusia atau yang paling baru adalah kejadian di Fukushima, Jepang. Peristiwa meledaknya PLTN Fukushima yang disebabkan oleh tekanan uap dari dalam yang mengandung unsur Hidrogen bercampur dengan unsur Oksigen. Hal ini dapat menyebabkan rusaknya struktur beton. ( Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Desiderato dalam Rahmat, 2005:51). Pola pikir masyarakat mengenai nuklir berasal dari informasi-informasi yang didapatnya. Informasi-informasi tersebut sebagai stimulus yang kemudian di olah menjadi persepsi dan pola pikir. Media sebagai penyebar informasi memiliki peranan penting dalam membentuk pola pikir masyarakat. Pemberitaan mengenai pembangunan PLTN di Indonesia dibingkai berbeda-beda oleh berbagai media massa. Masing-masing media memiliki pandangan tersendiri bagaimana memberitakan suatu peristiwa. Peristiwa banyak sekali terjadi dalam 24 jam sehari, namun
4 4 tidak semua peristiwa dapat dijadikan berita. Peristiwa tersebut harus memiliki nilai berita agar dapat dijadikan berita. Menurut Shoemaker dan Reese, nilai berita adalah elemen yang ditujukan pada khalayak. Nilai-nilai berita menentukan bukan hanya peristiwa apa saja yang akan diberitakan, melainkan juga bagaimana peristiwa tersebut dikemas. (Eriyanto : 2008 : 40 ). Peristiwa ini mengandung nilai berita pertentangan (conflict), luas akibat (impact), penting (important). konflik yang terjadi adalah mengenai pro dan kontra masyarakat mengenai pembangunan PLTN di Indonesia. Sudah menjadi sesuatu yang umum bahwa nuklir merupakan sesuatu yang berbahaya terlebih lagi ketika sebelumnya ada peristiwa meledaknya PLTN Fukushima di Jepang. Hal ini yang menjadikan semakin berkembangnya opini masyarakat mengenai pembangunan PLTN di Indonesia. Rencana pembangunan PLTN di Indonesia juga mendapat tanggapan dari pihak WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia). Pihak WALHI menyatakan menolak rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Penolakan WALHI terhadap rencana pembangunan PLTN berdasarkan dampak pencemaran yang akan ditimbulkan pada lingkungan. Pengolahan limbah nuklir membutuhkan waktu yang cukup lama sampai level radiasi nuklir mencapai level yang aman. (Hasil wawancara dengan Advokasi WALHI Jabar, Sawung pada tanggal 21 Maret 2013) Peristiwa pembangunan PLTN di Indonesia ini juga akan menghasilkan dampak yang besar di kemudian hari. Jika berhasil dibangun, krisis energi akan teratasi, namun tidak dapat dipungkiri
5 5 masalah lingkungan akan menjadi persoalan yang besar juga di masa mendatang. Peristiwa ini penting karena menyangkut banyak aspek di negara Indonesia, aspek ekonomi dan teknologi misalnya. Pakar ekonomi memaparkan bahwa jika PLTN dibangun akan menjadi alternatif sumber energi yang akan menekan cost production. Jika cost production berhasil ditekan akan mengakibatkan proses produksi semakin efisien. Akibatnya adalah harga pokok penjualan menurun dan daya beli masyarakat terjangkau. Selain itu juga akan mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang memiliki keuntungan kompetitif, tetapi dalam penggunaan sumber energi baru perlu diperhatikan teknologi dan resiko yang akan didapat. Jika teknologi dan resiko dapat diatasi, penggunaan sumber energi baru nuklir ini bisa menjadi alternatif. (Hasil wawancara dengan dosen ekonomi Universitas Djuanda, Dr. Lucky Hikmat Maulana, pada tanggal 31 Maret 2013) Sedangkan dalam aspek teknologi, menjelaskan perbedaaan sumber energi nuklir dan sumber energi lain dalam menghasilkan listrik. Energi nuklir memiliki potensi menghasilkan 2000 MWe (Mega Watt elektrik). (Hasil wawancara dengan Eko Mahdi Kepala Bidang Promosi PDIN BATAN pada tanggal 2 April 2013) Sumber energi yang berasal dari nuklir mampu menghasilkan energi lebih besar dibandingkan dengan sumber energi yang berasal dari batubara, natural gas, dan panas bumi. Sumber energi nuklir mampu menghasilkan 2000 MWe (Mega Watt elektrik). Dalam ratarata produksi listrik yang dihasilkan energi nuklir menghasilkan listrik
6 6 lebih besar dibandingkan sumber energi yang berasal dari batubara, natural gas, dan panas bumi. Berikut adalah tabel data kapasitas daya pembangkit listrik Tabel 1.1 Kapasitas Daya Pembangkit Listrik Sumber Batubara Panas Natural Nuklir energi Bumi Gas Kapasitas Daya Pembangkit (MWe) Rata-rata produksi listrik/tahun (kwh/tahun) 7.00E E E E+10 Sumber: Jurnal Perbandingan Biaya Pembangit Listrik Nuklir dan Fosil dengan Mempertimbangkan Aspek Lingkungan oleh Mochammad Nasrullah, Suparman Penggambaran media membingkai kejadian atau peristiwa dalam cara-cara yang dapat membatasi bagaimana audiens menafsirkan kejadian tersebut. Peristiwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia tidak luput dari perhatian khalayak luas termasuk media cetak baik yang berskala nasional maupun lokal.
7 7 Dalam periode Maret April, ada 6 media cetak yang memberitakan rencana peristiwa pembangunan PLTN di Indonesia dengan jumlah berita 16 berita. Berikut adalah daftar media cetak yang meliput pemberitaan peristiwa rencana pembangunan PLTN di Indonesia periode Maret -April.
8 8 Tabel 1.2 Judul Berita Rencana Pembangunan PLTN Media Cetak 18 Maret 19 Maret 20 Maret 21 Maret 23 Maret 30 Maret 16 April 20 April 21 April Harian Umum Kompas Manfaat dan dampak PLTN Warga Tolak Rencana PLTN Penolakan PLTN Mulai Dikampan Perdebatan Soal PLTN Diharap Diakhiri tidak yekan sebanding Koran Tempo Walhi Tolak Pembangu Kebutuhan akan PLTN nan PLTN Belum Mendesak 1
9 9 Media Cetak 18 Maret 19 Maret 20 Maret 21 Maret 23 Maret 30 Maret 16 April 20 April 21 April Suara Merdeka Hapuskan Saja Ide Soal PLTN Penolakan Pembangu nan PLTN Gedung BATAN Diserahka Tolak PLTN Muria Ansor Tolak PLTN Muria Masyaraka n ke Desa Ajukan Muria t Muria Lewat Membaca Amdal Tragedi Fukushima
10 10 The Jakarta Post Japan weighs need to bury nuclear power plant Japan quake focuses antinuclear message Media Cetak 18 Maret 19 Maret 20 Maret 21 Maret 23 Maret 30 Maret 16 April 20 April 21 April Seputar Indonesia Eropa Desak Dunia Indonesia Tak Butuh PLTN Bebas Hingga Nuklir 2030 Investor Hindari Pembangu
11 11 Daily nan PLTN RI Harus Batasi Ekspor Batubara Sumber: Guntingan Berita Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas BATAN
12 12 Harian Umum Kompas merupakan media cetak nasional, pendistribusian koran Kompas menyebar di seluruh provinsi di Indonesia. Sebagai koran nasional, Harian Umum Kompas memiliki pembaca yang tersebar di seluruh Indonesia. Harian Umum Kompas turut memberitakan menganai peristiwa rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Pada periode Maret - April Harian Umum Kompas menerbitkan 4 berita mengenai rencana pembangunan PLTN. Salah satu judul berita di Harian Kompas mengenai peristiwa pembangunan PLTN di Indonesia yaitu Perdebatan PLTN Diharap Diakhiri. Peristiwa yang diliput adalah mengenai diskusi yang dilakukan di Universitas Indonesia, Depok. Diskusi tersebut membahas rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Koran Tempo juga turut memberitakan mengenai rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Koran Tempo menerbitkan dua berita mengenai rencana pembangunan PLTN di Indonesia pada periode Maret -April. Distribusi Koran Tempo adalah nasional. Koran Tempo menempati posisi kedua media koran nasional dengan oplah mencapai eksemplar/hari. Koran Tempo turut memberitakan peristiwa diskusi tersebut, Headline yang ditampilkan adalah Kebutuhan akan PLTN Belum Mendesak. Koran Tempo membingkai peristiwa tersebut melihat dari berbagai sisi, Koran Tempo membingkai setiap narasumber yang menyampaikan pendapatnya dalam seminar tersebut. 1
13 13 Analisis framing (pembingkaian) sebagai suatu metode analisis teks, mendapat banyak pengaruh dari teori sosiologi dan psikologi. Analisis framing termasuk dalam paradigma konstruksionisme. Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tertentu tentu saja melalui proses konstruksi. Di sini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Peristiwa dipahami dengan bentukan tertentu. Hasilnya, pemberitaan media pada sisi tertentu atau wawancara dengan orang-orang tertentu (Eriyanto, 2008:3) Dalam pemberitaan rencana pembangunan PLTN di Indonesia, penulis ingin melihat bagaimana kenetralan media menkonstruksi peristiwa tersebut. Peristiwa kontroversi mengenai sesuatu marak terjadi di negeri ini. Kontroversi mengenai kepentingan masyarakat luas yaitu energi ini menimbulkan keingintahuan bagi penulis bagaimana media yang cukup besar membingkai peristiwa tersebut. Oleh karena itu, penulis akan melihat dari dua media yang berbeda yaitu media Harian Umum Kompas dan Koran Tempo dengan berita sebagai berikut Harian Umum Kompas 18 Maret Manfaat dan Dampak PLTN Tidak Sebanding 21 Maret Warga Tolak Rencana PLTN Koran Tempo 30 Maret Walhi Tolak Pembangunan 20 April Kebutuhan akan PLTN Mulai Mendesak
14 14 16 April Penolakan PLTN Mulai Dikampanyekan 20 April Perdebatan Soal PLTN Diharap Diakhiri 1.2 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, permasalahan yang ingin diangkat oleh penulis adalah analisis framing (pembingkaian) terhadap berita rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia pada Harian Umum Kompas dan Koran Tempo 1. Bagaimana peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dibingkai oleh Harian Umum Kompas dan Koran Tempo dilihat dari cara wartawan menyusun fakta (sintaksis)? 2. Bagaimana peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dibingkai oleh Harian Umum Kompas dan Koran Tempo dilihat dari cara wartawan mengisahkan fakta (skrip)? 3. Bagaimana peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dibingkai oleh Harian Umum Kompas dan Koran Tempo dilihat dari cara wartawan menulis fakta (tematik)? 4. Bagaimana peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dibingkai oleh Harian Umum
15 15 Kompas dan Koran Tempo dilihat dari cara wartawan menekankan fakta (retoris)? 5. Bagaimana perbedaan pembingkaian peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dari Harian Umum Kompas dan Koran Tempo? 1.3 Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengatahui analisis framing terhadap berita pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dibingkai oleh Harian Umum Kompas dan Koran Tempo dilihat dari cara wartawan menyusun fakta (sintaksis)? 2. Mengetahui peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dibingkai oleh Harian Umum Kompas dan Koran Tempo dilihat dari cara wartawan mengisahkan fakta (skrip)? 3. Mengetahui peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dibingkai oleh Harian Umum Kompas dan Koran Tempo dilihat dari cara wartawan menulis fakta (tematik)? 4. Mengetahui peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dibingkai oleh Harian Umum
16 16 Kompas dan Koran Tempo dilihat dari cara wartawan menekankan fakta (retoris)? 5. Mengetahui perbedaan pembingkaian peristiwa rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dari Harian Umum Kompas dan Koran Tempo? 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Khusus Manfaat khusus dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bingkai berita dari dua media massa yang berbeda membingkai berita yang sama menggunakan analisis framing Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah kajian studi ilmu komunikasi serta rujukan tentang pembingkaian berita dengan metode analisis framing Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi masukan dan referensi bagi praktisi atau pelaku media. Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi pembaca yang ingin mengetahui pembingkaian berita yang dilakukan oleh Harian Umum Kompas dan Harian Umum Koran Tempo. 1.5 Tahapan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis membaca berita-berita perkembangan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
17 17 Nuklir di Indonesia. Peneliti lalu mencari teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori framing yang digunakan adalah analisis Pan dan Kosicki. Penulis juga mencari teori-teori lain yang relevan dengan penelitian ini. Selanjutnya peneliti melakukan analisis framing Pan dan Kosicki untuk melihat pembingkaian berita yang dilakukan oleh Harian Umum Kompas dan Koran Tempo. Setelah analisis dilakukan, peneliti menyimpulkan hasil analisis. 1.6 Waktu Penelitian Waktu Penelitian Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlangsung selama 7 bulan, dimulai dari Desember 2012 hingga Juni Rincian kegiatan penelitian terdapat dalam tabel berikut:
18 18 Tabel 1.3 Waktu Penelitian Bulan No Tahapan Desember Januari Februari Maret April Juni Pengumpulan data berupa berita pembangunan PLTN di Indonesia dari Harian Umum Kompas dan Koran Tempo 2 Persiapan penyusunan proposal skripsi Bab 1 sampai III 3 Analisis data berdasarkan variabel, sub variabel, dan indikator yang sudah ditentukan 4 Penyelesaian data meliputi kesimpulan penelitian dan saran
19 19
peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif dengan menggunakan studi dokumentasi yang diperoleh berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga menimbulkan pro dan kontra. Karena perkembangan kehidupan manusia seirama dengan kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya digunakan untuk komunikasi massa atau sebagai sarana penyampaian pesan saja, tetapi juga sebagai penghubung antar berbagai elemen di
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRACT... ii DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian Fokus Penelitian dan Peranyaan Penelitian...
DAFTAR ISI ABSTRAKSI..... i ABSTRACT..... ii KATA PENGANTAR.... iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN. viii... xii... xiv... xv DAFTAR LAMPIRAN. xvi BAB I PENDAHULUAN. 1 1.1 Konteks Penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah energi merupakan salah satu hal yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia, ketergantungan kepada energi fosil masih cukup tinggi hampir 50 persen
Lebih terperinci13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI
13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI KELOMPOK 12 : DEWI KUSUMA ( 056182 ) DEWI PUSPITA ( 056058 ) MOCH. AKBAR ( 056179 ) NURMAWATI D. LIANA ( 056080 ) SUCHI MAHADEWI ( 056067 ) Zhongdang Pan dan Gerald
Lebih terperinciKonsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom
Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kenaikan harga BBM terjadi kembali di tahun 2013. Dikutip dari tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik yang mengumumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peristiwa Bom Thamrin yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2016 ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan banyak pihak karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung yang menuai polemik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung yang menuai polemik di kalangan publik, belakangan telah menjadi isu hangat dan terus menjadi sorotan pemberitaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.
Lebih terperinciKONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012
0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciKONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA
KONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA Yudin Taqyudin dan Rulli Nasrullah Abstrak Berita tidak sekadar merupakan realitas dari peristiwa yang ada di lapangan dan dilaporkan oleh wartawan dan media. Dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciGUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Minggu, 10 Mei 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Sumber Berita Selasar.com Hal. -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada 22 Juni 2013, pemerintah melakukan sebuah kebijakan yaitu menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan ini merupakan kenaikan harga BBM pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid (2001: 1-2) mengatakan, semenjak tahun 1970an persoalan ini menjadi krusial karena Soeharto
Lebih terperinciSD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.1
SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.1 1. Dalam penulisan laporan percobaan. Hal hal yang tidak perlu dicatat dalam laporan percobaan adalah... Nama percobaan Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini mengangkat tema mengenai pemberitaan kabut asap yang mulai muncul di pemberitaan media nasional pada awal September dan mulai redup akhir Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada bingkai sosok Jokowi sebagai Presiden dalam pemberitaan setahun pemerintahan pasangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Jusuf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang
Lebih terperinciBAB IV. KESIMPULAN dan SARAN
BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh pada level teks dan konteks di masing-masing Koran, peneliti kemudian memperbandingkan temuan-temuan tersebut khususnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Dalam bab sebelumnya penulis menguraikan bangunan konsep dan teori-teori yang relevan sebagai bahan rujukan berkaitan dengan topik penelitian. Selanjutnya dalam bab tiga ini, penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, kemacetan bukan hal yang asing lagi. Hampir setiap hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah atau biasa disebut pemilukada merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian kepala daerah baik itu gubernur,
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, penggunaan sumber energi fosil tak pelak lagi merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh umat manusia. Dalam penggunaan energi nasional di tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian. Pertama, hadirnya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan simpulan dan saran penelitian ini. Simpulan dan saran diberikan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta Utara yang sudah berdiri lama. Awal mula Kalijodo merupakan tempatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalijodo adalah lingkungan prostitusi dan perjudian di daerah Penjaringan, Jakarta Utara yang sudah berdiri lama. Awal mula Kalijodo merupakan tempatnya para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan pertentangan antara warga setempat dengan perusahaan swasta terkait dengan akses dan kepemilikan lahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tepat 15 Oktober 2014, Pemerintahan Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama sudah melewati masa dua tahun. Dalam pekan yang sama, kepemimpinan di DKI pun beralih kepada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi
Lebih terperinci2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau
Lebih terperinciABSTRAK. JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045
ABSTRAK JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) NAMA NIM : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045 Pembekuan PSSI oleh Menpora merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah , 2014 Rancang Bangun Simulator Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini terus berkembang dengan pesat. Teknologi telah menjadi bagian dari hidup manusia sejak dulu, hal ini telah
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi krisis energi yang dihadapi Indonesia. Energi nuklir yang seringkali dicap jelek sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 subsidi ini meningkat menjadi 61 trilyun 1. Masalah ini sebenarnya bisa
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pemanfaatan listrik telah demikian luas. Mulai dari aktifitas rumah tangga hingga aktifitas perindustrian, semuanya membutuhkan listrik. Kebutuhan ini, dalam kenyataannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian itu merupakan usaha menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA PAPA MINTA SAHAM PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id)
PERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA PAPA MINTA SAHAM PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id) Oleh : Asri Saraswati 1B815842 Dosen Pembimbing : Dr. Edy Prihantoro Kasus Papa Minta Saham Media Online
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen yang selalu dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena hampir semua kegiatan manusia bergantung pada ketersediaan energi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki,
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK Lembar Persetujuan... Lembar Pengesahan... Riwayat Hidup... iii Motto dan Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...
DAFTAR ISI ABSTRAK Lembar Persetujuan... Lembar Pengesahan... Riwayat Hidup... Motto dan Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iii iv vi ix xiv xviii BAB
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Temuan
BAB V PENUTUP A. Temuan Harian Jogja merupakan media lokal yang cukup aktif dalam memantau berbagai perkembangan mengenai pembangunan bandara di Kulon Progo. Arah pemberitaan (September 2014 - Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan energi listrik, seperti saat kita berangkat dari rumah untuk bekerja, kuliah, rekreasi, acara keluarga ataupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Akan tetapi, sumberdaya alam yang melimpah ini belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumberdaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan Analisis framing adalah analisis untuk mengetahui perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Asumsi dasar
Lebih terperinci10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.
Hari, Tanggal: Minggu, 21 Oktober 2012 Hal/Kol : http://zonapencarian.blogspot.com/2012/10/10- negara-yang-punya-reaktor-nuklir.html Sumber: WWW.ZONAPENCARIAN.BLOGSPOT.COM 10 Negara yang Punya Reaktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi
BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini cukup berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media konvensional terpaksa harus beralih
Lebih terperinciInilah 6 Fakta Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia, No 3 Potensi Babel, No 6 Paling Ditunggu
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/11/2017 Hari, tanggal Senin, 6 November 2017 07:36 WIB Sumber Berita http://bangka.tribunnews.com/2017/11/06/inilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total. Perkiraan ini tidak dapat dianggap sebagai perhitungan asal-asalan karena tercatat ada dua situs
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA
NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I 1. PENDAHULUAN
BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi bauran energi primer Indonesia pada tahun 2010 masih didominasi oleh energi dari bahan bakar fosil khususnya minyak bumi seperti diberikan pada Tabel 1.1
Lebih terperinci2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fenomena ini diawali ketika Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mulai menyusun dan mengumumkan nama-nama kabinet dengan nama Kabinet Kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang tidak lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan
Lebih terperinciPEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi
41 PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS (Studi Analisis Framing head line Pemberitaan Kasus Korupsi Sport Center di Hambalang Pada Surat
Lebih terperinciBAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik
BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan energi yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Banyak masyarakat aktifitasnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per tahun. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang ratarata 6% per tahun. Setiap tahun
Lebih terperinciFAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada)
1 Formatted: Font: 10 pt, Italic, FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR Formatted: Not Different first page Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah
Lebih terperinciPEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI
PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya
Lebih terperinciSkripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1
JURNAL PEMBINGKAIAN METROTVNEWS.COM DAN SINDONEWS.COM MENGENAI MUNDURNYA HARY TANOESOEDIBJO DARI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Uraian ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Konteks Penelitian... 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai
9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai
Lebih terperinciSumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan
Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan memiliki lembaga-lembaga khusus berdasarkan tugas masing-masing. Dalam rangka untuk memahami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Selama ini manusia bergantung pada energi yang berasal dari minyak bumi untuk menjalankan sistem transportasi
Lebih terperinciBAB V PEMBINGKAIAN KOMPAS.COM DAN DETIK.COM TERHADAP SBY PASCA PEMILU 2014
BAB V PEMBINGKAIAN KOMPAS.COM DAN DETIK.COM TERHADAP SBY PASCA PEMILU 2014 Pada bab ini, penulis ingin menguraikan data hasil dari penelitian dan memulainya dengan pembahasan. Hal yang akan dibahas disini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan
Lebih terperinci2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar
- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. - PLTN dikelompokkan
Lebih terperinciAnalisis Isi Media Judul: MIP No Teror Paris Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 16/11/2015
Analisis Isi Media Judul: MIP No 257 Teror Paris Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 16/11/2015 Sebaran Media Pemberitaan pada hari ini mengenai Teror Paris Media online yang paling banyak mengangkat berita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang penulis (wartawan) untuk menuangkan ide masing-masing dalam analisis data-data yang
Lebih terperinciPEMBINGKAIAN BERITA TERPILIHNYA DARMIN SEBAGAI GUBERNUR BANK INDONESIA PERIODE
PEMBINGKAIAN BERITA TERPILIHNYA DARMIN SEBAGAI GUBERNUR BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014 (Studi Analisis Framing Tentang Berita Terpilihnya Darmin sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2010-2014 pada
Lebih terperinci