BAB IV PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA AWAL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA AWAL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK"

Transkripsi

1 BAB IV PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA AWAL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Urgensi Pendidikan Akhlak dalam Keluarga terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Seperti yang telah dijelaskan di bab II bahwa, akhlak adalah kehendak jiwa atau kelakukan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran dan perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk satu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu, lahirlah perasaan moral (moral sence) yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat, mana yang cantik dan mana yang buruk. Dari sana timbul bakat akhlaki yang merupakan kekuatan jiwa dari dalam yang mendorong manusia untuk melakukan yang baik dan mencegah perbuatan buruk. Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan manusia dengan makhluk lainya. Oleh karena itu, jika manusia tanpa akhlak hilanglah derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah swt. yang paling mulia di antara makhluk yang lain. Manusia yang berbudi pekerti atau bermoral baik, pasti segala sikap dan tingkah laku perbuatannya menjadi baik. Sebab di dalam hatinya selalu tertanam ajaran moral sebagai suatu kesatuan yang mendorong ke arah kebaikan. Dengan adanya akhlak manusia bisa berhubungan baik dengan sang khalik (Tuhannya) dan antar sesama makhluk. Untuk terciptanya hubungan yang harmonis anatara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya, maka perlu adanya pendidikan. Dan pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak memang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun keluarga. Dalam hal ini yang pertama 50

2 51 kali menentukan adalah pendidikan akhlak yang diterima seseorang dalam keluarga. Oleh sebab seseorang atau individu, pertama kali berkomunikasi dan mendapat rangsangan dari keluarga. Jika dalam keluarga itu, anggota keluarga tidak dapat melakukan fungsinya sebagai pendidik (pendidikan akhlak), maka keberhasilan pendidikan di luar keluargapun akan sulit tercapai. Hal ini dikarenakan pendidikan akhlak dalam keluarga, merupakan dasar dari ajaran seseorang dan merupakan faktor penting dalam pembentukan akhlak seseorang. 1 Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak didik pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikannya (orang tua dan saudaranya atau anggota lain). Sebagai pusat pendidikan pertama, keluarga mempunyai tugas fundamental dalam mempersiapkan anak bagi peranannya di masa depan. Dasar-dasar perilaku, sikap hidup dan berbagai kebiasaan ditanamkan kepada anak dalam lingkungan keluarga. Semua dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pribadinya itu tidak mudah berubah. Oleh sebab itu, penting sekali diciptakan lingkungan keluarga yang baik, dalam arti menguntungkan bagi kemajuan dan perkembangan pribadi anak serta mendukung tercapainya tujuan yang dicita-citakan. Pergaulan anak seharihari dengan lingkungan keluarganya itu akan membentuk karakter, watak dan sikap serta kepribadian anak. 2 Oleh karena itu, keluarga harus membentuk dan menumbuhkan kepribadian anak ke arah yang kuat dengan memberikan pengalaman atau kebiasaan yang baik, nilai-nilai akhlak yang tinggi serta kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama (Islam). Nilai-nilai akhlak yang ditanamkan 1980), hlm Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islam, (Surabaya: Pustaka Pelajar, 1987), hlm Faried Ma ruf Noor, Menuju Keluarga Sejahtera dan Bahagia, (Bandung: Al-Ma arif,

3 dalam keluarga sejak dini pada anak-anak dengan sendirinya akan menjadi bagian dari unsur-unsur kepribadiannya. Apabila jiwa anak dididik untuk mengutamakan kemuliaan, mencintai kebajikan, dan membenci kejelekan, maka akan lahir darinya perbuatan-perbuatan yang lebih baik dan tidak sulit melakukan apa yang disebut akhlak baik seperti pemurah, lemah lembut, sabar, bertanggung jawab dan perbuatan yang mencerminkan kemuliaan akhlak. Sebaliknya jika jiwa ditelantarkan, tidak dibina dengan unsur yang baik dan membenci kebaikan, maka akan muncul perkataan-perkataan dan perbuatan yang hina dan cacat yang disebut akhlak buruk, seperti: hianat, berdusta, rakus dan sebagainya. Begitu pentingnya akhlak dan penanamannya dalam jiwa anak, maka Rasulullah saw. Jauh-jauh hari telah menganjurkan kepada orang tua agar mendidik anaknya dengan akhlak mulia. Sebagaimana beliau bersabda:!"# 52 -,*+)$ %&'(# Dari Anas bin Malik sesungguhnya ia telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan akhlak yang baik. (H.R. Ibnu Majah). Hadits di atas merupakan peringatan langsung dari Rasulullah saw. Jika anak tidak pernah disayangi dan dididik akhlak yang baik, maka dampaknya akan bisa dirasakan langsung oleh orang tua. Tepat sekali kalau Rasulullah saw menganjurkan kepada orang tua agar memberi contoh tingkah laku yang baik pada anaknya, seperti berbakti kepada orang tua. Memberikan pendidikan akhlak kepada anak harus diajarkan sejak kecil, agar mereka terbiasa berlaku sopan dan punya kepribadian luhur. Penanaman akhlakul karimah sejak kanak-kanak merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian anak. 3 Al- Hafidz Abi Abdillah Muhammad Ibnu Yazid Al-Quzwin, Sunan Ibnu Majah, Jilid II, (Maktabah Dahlan: Indonesia, t.th.), hlm

4 53 Oleh karena itu, Islam menekankan akhlak baik dan menyeru kaum muslimin untuk senantiasa membinanya serta menanamkannya di dalam jiwa anak dan akhlak menempati posisi yang paling penting setelah orang beriman. Ajaran Islam sangat mengutamakan terbinanya akhlak yang baik pada manusia. Setiap orang Islam wajib membentuk pribadinya dengan hiasan akhlak al-karimah. Berhubungan dengan hal tersebut, maka apabila manusia khususnya keluarga dapat menanamkan sifat-sifat yang terpuji dalam kehidupan masyarakat, maka akan terbentuk kepribadian yang harmonis dengan memperhatikan unsur-unsur pendidikan akhlak yang sesuai dengan dasar, tujuan, materi dan metode pendidikan akhlak. Dengan menanamkan pendidikan serta menumbuhkan akhlak pada pribadi anak secara umum seorang anak adalah sosok individu yang cinta damai, bertutur kata yang lemah lembut, tidak menyinggung, tidak menyakiti dan menghujat orang lain. Lebih dari itu hatinyapun senantiasa dipelihara agar tidak tumbuh rasa iri, hasad, dengki, dendam dan sebagainya. Dengan menjaga diri untuk tidak melakukan hal-hal yang demikian, diharapkan seorang anak dan manusia lain disekitarnya akan terpelihara. Tidak terusik oleh gangguan tangan kata-kata maupun hatinya. Sehingga pendidikan akhlak dalam keluarga mempunyai arti penting bagi pembentukan kepribadian anak, yaitu merupakan kebutuhan ideal sebagai pedoman dan pegangan dalam mengarungi kehidupannya mencapai tingkat kedewasaan yang Islami. Karenanya pendidikan akhlak harus diberikan kepada anak sedini mungkin untuk dapat dipahami, dihayati dan diamalkan. Sebab permasalahan-permasalahan yang dihadapinya sangatlah kompleks sehingga persiapan mental spiritual harus dipersiapkan. Tanpa landasan mental spiritual ini manusia tidak mampu mewujudkan keseimbangan antara dua kekuatan yang saling bertentangan yaitu kekuatan kebaikan dan kejahatan.

5 54 B. Peranan orang tua dan saudara dalam pendidikan akhlak terhadap pembentukan kepribadian anak. 1. Peranan orang tua. Keluarga yang menghadirkan anak ke dunia ini, secara kodrat bertugas mendidik anak. Sejak kecil, anak hidup, tumbuh dan berkembang di dalam keluarga. Seluruh isi keluarga yang mula-mula mengisi pribadi anak. Orang tua dengan secara tidak direncanakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi nenek moyang dan pengaruh-pengaruh lain yang diterima dari masyarakat. Orang tua memiliki kedudukan tersendiri dimata anak, bagi anak keduanya merupakan rujukan pertama di saat anak sedang menghadapi persoalan. Dilain pihak karena orang tua dituntut pertanggungjawabannya dalam mendidik dan membimbing anak. Orang tua wajib mengarahkan masa depan anak yang harus disesuaikan dengan masing-masing kepribadian anak tersebut, karena arahan dan motivasi orang tua sangatlah penting untuk masa depan anak. Karena tanpa itu semua dikhawatirkan anak akan salah dalam menentukan masa depannya. Sehingga berakibat tidak baik terhadap masa depan anak itu sendiri. Seorang anak pertama kali bertemu dengan manusia lain adalah dengan orang tuanya. Ayah dan ibu secara bersama memberikan dasar didikan akhlak kepada mereka. Perilaku keseharian orang tua yang disaksikan dan dirasakan anak mempunyai pengaruh tersendiri di dalam jiwa dan kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tua harus menyadari, bahwa dari interaksi sehari-hari antara orang tua anak itulah terjadi proses peneladanan (modelling). Akhlak, perilaku dan kepribadian orang tua seperti pemurah, jujur, pemberani, teguh, mengemban dan menjalankan amanah, menghormati yang lebih tua, mengasihi yang lebih muda, dan seterusnya, akan berdampak positif terhadap pembentukan kepribadian anak. Pengalaman anak dalam keluarganya akan tetap melekat dalam jiwanya sehingga membentuk suatu watak dan kepribadian yang tidak

6 55 terhapuskan. Dengan demikian wajib bagi orang tua mendidik akhlak anaknya. Pendidikan akhlak ini bertujuan menciptakan sosok yang berakhlakul karimah adalah menuju dan menghampiri diri seseorang dan umat kepada Allah swt Yang Maha Karim atau istilah akhlakul karimah menuju pribadi taqwa. 4 Ada beberapa kewajiban keluarga terutama orang tua dalam memberikan pendidikan akhlak kepada anak, yaitu: a. Memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam berpegang teguh pada akhlak yang mulia. b. Menyediakan peluang-peluang dan suasana praktis dimana mereka dapat mempraktekkan akhlak yang diterima dari orang tuanya. c. Memberi tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anaknya supaya mereka merasa bebas memilih dalam tindak tanduknya. d. Menunjukkan bahwa keluarga selalu mengawasi mereka dengan sadar dan bijaksana. e. Menjaga mereka dari teman-temannya yang nyeleweng dari tempattempat kerusakan, dan lain-lain lagi cara dimana keluarga dapat mendidik akhlak anak-anaknya. 5 Upaya pendidikan akhlak terhadap anak tersebut harus mendapatkan perhatian, karena mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan. Dan akhlak merupakan dasar pembentukan sikap dan watak yang baik bagi anak yang sedang masa pertumbuhan. Orang tua harus benar-benar memperhatikan, membimbing dan mengarahkan pendidikan akhlak anak-anaknya agar mereka mempunyai budi pekerti yang mulia dalam kehidupannya. Sebab orang tua merupakan pembina pribadi pertama dalam kehidupan anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung yang 4 Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, (Semarang: Aneka Ilmu,, 1973), hlm Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Husna Zikra, 1995), hlm

7 56 dengan sendirinya akan masuk dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh. 6 Oleh karena itu, orang tua mempunyai peran penting dalam memberikan pengajaran kepada anak dalam hal akhlak, dimana keluarga sebagai institusi yang mula-mula sekali berinteraksi dengannya, dengan interaksi itu, anak-anak memperoleh pengaruh dari orang tua atas segala tingkah lakunya. Orang tua harus mengajari mereka akhlak mulia yang sesuai dengan ajaran agama Islam, melatih anak membiasakan hal-hal yang baik, menghormati kepada kedua orang tua, bertinglah laku yang sopan baik dalam perilaku keseharian maupun dalam bertutur kata. Apabila sikap hidup dan perilaku seperti itu dikembangkan sejak dini akan sangat membekas pada diri anak dan merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju terbentuknya kepribadian anak yang memiliki kepribadian anak yang utuh. Kepribadian anak yang utuh itulah yang nantinya akan membentuk kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku, kegiatan-kegiatan jiwanya maupun filsafat hidupnya dan kepercayaan menunjukkan pengabdian kepada Tuhan penyerahan diri kepadanya. Peran orang tua dalam menumbuhkan perangai akhlak mulia bukanlah tugas ringan. Pertumbuhan fisik, intelektual, emosi dan sikap sosial anak harus diukur dengan kesesuaian nilai-nilai agama melaui jalan yang diridloi oleh Allah swt. Oleh sebab itu, orang tua perlu menumbuhkan kepribadian anak dengan memfokuskan sifat akhlak mulia, sebagai khalifah dimuka bumi ini, bukan anak bangsa yang liar, bebas tanpa ikatan kepada hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, peranan orang tua dalam pendidikan akhlak untuk pembentukan kepribadian anak adalah: 6 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 71.

8 57 a). Sebagai orang tua, mereka membesarkan, merawat, memelihara, dan memberikan kesempatan berkembang menuju terbentuknya kepribadian anak. Suatu kenyataan bahwa manusia diusia kecilnya sangat membutuhkan pertolongan dari kelangsungan hidupnya. Orang tualah yang mempunyai hubungan fitri dengan anak untuk memelihara dan melindunginya, sudah merupakan naluri sejak pertama dengan seluruh potensinya sangat terkait dengan orang tuanya. Islam mengajarkan agar manusia mengingatkan kewaspadaannya untuk memelihara diri dan meningkatkan langkah-langkah potensinya sangat terkait dengan orang tuanya. Jadi jelaslah bahwa memelihara dan melindungi keluarga sangat penting sekali dengan jalan membekali mereka dengan iman yang kokoh untuk berbuat yang baik dan meninggalkan yang dilarang Allah. b). Sebagai pendidik, mengajarkan ketangkasan motorik, ketrampilan melalui latihan-latihan, mengajarkan peraturan-peraturan, tata cara keluarga, tatanan lingkungan masyarakat, menanamkan pedoman hidup bermasyarakat. Di sepanjang waktu orang tua selalu dituntut untuk bertanggung jawab atas pendidikan anaknya tetutama pendidikan akhlak. Hari depan seorang anak apakah akan bahagia atau menderita, apakah ia menjadi orang yang taat beramal atau tidak orang tualah yang berperan penting dalam hal ini. c). Sebagai tokoh teladan, orang tua sebagai tokoh yang ditiru pola tingkah lakunya, cara berekspresi, cara berbicara dan sebagainya. d). Sebagai pengawas, orang tua memperhatikan, mengamati kelakuan, tingkah laku anak. Mereka mengawasi anak agar anak tidak melanggar peraturan di rumah maupun di luar lingkungan keluarga. e). Orang tua sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian anak

9 58 Anak berakar dalam diri orang tuanya, sedangkan orang tua merupakan faktor pendidik bagi anak dan memainkan peranan paling utama dalam pertumbuhan kepribadiannya. Dengan kata lain, disatu sisi orang tua memberikan faktor lingkungan. Mereka adalah faktor dimana ciri-ciri khas, baik fisik maupun mental nenek moyangnya diwariskan kepada anak. Juga menyangkut sisi lingkungan, maka dipangkuan orang tualah anak diberikan pendidikan pertama dan tempat bagi pertumbuhan kepribadiannya. Dengan menanamkan nilai-nilai akhlak yang mulia, tingkah laku yang baik, kepedulian terhadap orang lain, akan terbentuklah kepribadian anak yang berakhlakul karimah. 2. Peranan saudara Anak tumbuh, semenjak awal belajar berinteraksi dengan orang lain, setelah dengan orang tua, ia melangkah lebih jauh, pertama interaksi dengan kakak, nenek, tante, paman, dan saudaranya yang lain di dalam rumah. Semua interaksi awal ini merupakan tahap awal bagi anak mengenal dunia sekitarnya. Pada dasarnya setiap anak secara tidak sengaja akan menyerap pendidikan dari saudara-saudaranya. Anak belajar dalam keluarga saling tukar menukar pengalaman, sehingga semakin banyaklah hal-hal yang diketahui tentang mana ynag baik dan mana yang buruk, tentang mana yang hak dan mana yang kewajiban, saling menyayangi dan sebagainya. Pergaulan semacam ini terjadi di antara sesama saudara yang hidup dilingkungan keluarganya. Antara seorang kakak dengan adiknya dan sebaliknya antara adik dengan kakaknya dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari antara adik dan kakak akan selalu ada hubungan dan kerjasama dalam pergaulan untuk melaksanakan keperluan keluarga. Dari interaksi tersebut, seorang anak akan selalu meniru apa yang dilakukan oleh saudara-saudaranya, karena pada masa ini, anak

10 senang meniru apa yang dilihat di dalam lingkungannya. Meniru terlihat jelas pada anak-anak dalam ibadah, akhlak juga tingkah laku. Karena meniru adalah cara mendidik yang paling efektif untuk anak kecil terhadap orang tua atau orang lain di sekelilingnya. Seorang anak mula-mula hanya meniru orang tuanya atau saudaranya pada saat ia kecil, ia akan berusaha meniru mereka dalam hal yang kecil maupun besar dan mengambil jalan hidupnya dengan mengikuti perilaku, kebiasaan serta sifat 59 orang yang disukainya. Sehingga kepribadiannya akan diwarnai kepribadian orang yang menguasai pikiran dan perasaannya. 7 Setiap anak yang akan menjalani proses kehidupannya., mereka memerlukan keteladanan yang baik dan saleh. Keteladanan dari saudara dan semua anggota keluarga yang lain, mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Anak akan meniru tingkah laku mereka, baik secara sadar ataupun tidak. Karena manusia itu memiliki kebutuhan psokologis untuk menyerupai dan mencontoh orang yang dicintai dan dihargainya. Apabila anak dibesarkan dengan bimbingan akhlak yang baik dari saudaranya dan semua anggota keluarga yang lain serta lingkungan muslim yang baik, maka ia akan mendapat banyak contoh atau keteladanan yang baik untuk perkembangan jiwanya. Yang berarti bahwa saudaranya dan semua anggota keluarga yang lain haruslah dapat memberi contoh yang baik, mengajari mereka akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran agama Islam seperti kejujuran, keberanian, keikhlasan, kesabaaran, kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah, berani dan sebagainya. Dalam hal ini Al-Ghazali mengatakan: Apabila anak dibiasakan untuk mengamalkan apa-apa yang baik, diberi pendidikan ke arah itu, pastilah ia akan tumbuh di atas kebaikan tadi akibat positifnya ia akan selamat sentosa di 7 Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, terj. Arum Titisari, (Jakarta: Ba adillah Press, 2002), hlm. 80.

11 60 dunia dan akhirat. Kedua orang tua dan semua pendidik, pengajar serta pengasuhnya ikut serta memperoleh pahalanya, Sebaliknya jika anak itu sejak kecil sudah dibiasakan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja tanpa dihiraukan pendidikan dan pengajarannya, yakni sebagaimana halnya seorang yang memeliahara binatang, maka akibatnya anak itupun akan celaka dan rusak binasa akhlaknya. Sedang dosanya yang utama tentulah dipikulkan kepada orang ( orang tua, pendidik) yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mengasuhnya. 8 Dengan demikian anggota keluarga harus menyadari bahwa dalam pembentukan kepribadian anak sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. Dalam ikatan keluarga yang akrab dan hangat, seorang anak akan memperoleh pengertian tentang hak dan kewajiban, tanggung jawab yang diharapkan. Anak belajar bekerjasama, membagi rasa kepada yang lainnya, selalu ingat akan adanya saudara-saudaranya sehingga membentuk sikap sosial yang memudahkan hubungan sosial. Seorang anak dalam keluarga dimana terlihat ikatan keluarga yang diwarnai kehangatan dan keakraban akan membentuk azas hidup berkelompok yang baik sebagai landasan hidupnya di masyarakat. Untuk dapat melaksanakan pergaulan sesama saudara, antara saudara yang satu dengan saudara yang lainnya haruslah memperhatikan hal-hal yang ada di antaranya: a. Hak dalam harta hlm Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

12 61 Bahwa antara saudara hendaklah saling memberi apa yang dipunyainya. Jika hal ini dapat terjadi, maka saudara itu akan dapat terjalin ikatan persaudaraan yang sangat baik, karena mereka merasa saling membutuhkan dan merasa bahwa dirinya itu adalah satu badan. b. Hak dalam memberikan pertolongan Dalam persaudaraan, ada hak-hak sebagimana tersebut di atas, yakni dalam upaya memenuhi segala macam keperluan saudaranya dan ikut mengusahakan apa-apa yang dibutuhkan sebelum saudaranya itu meminta bantuannya. c. Hak dalam mendo akan Mendo akan itu maksudnya adalah sewaktu saudara-saudaranya itu masih hidup ataupun sesudah meninggal dunia. d. Hak dalam memenuhi kecintaan dan keikhlasan Buah dari adanya saling mencintai ini dilakukan semata-mata karena Allah ta ala adalah tidak adanya kedengkian yang mendalam baik dalam soal agama maupun masalah dunia. Sebab sebagimana seseorang akan dengki dan iri hati kepada saudarnya, padahal segala sesuatu yang menjadi milik saudaranya itu faedahnya akan kembali pula kepada dirinya sendiri. e. Hak dalam lidah dan hati Ada dua macam cara dalam melaksanakan hak-hak di atas, yakni yang pertama dengan cara berdiam diri dan yang kedua adalah dengan cara berkata-kata. f. Hak memberikan pengampunan Memaafkan itu merupakan sikap yang terpuji. Memaafkan dari kesalahan saudara-saudaranya baik yang dilakukan dengan sengaja maupun yang tidak sengaja. Dalam hal ini ada dua macam, yaitu yang ada hubungan dengan persoalan agama dan yang berhubungan dengan hak diri sendiri. Kasalahan saudara apabila ada hubungan

13 62 dengan keagamaan, maka wajiblah hatinya dengan ramah dan lemah lembut untuk memohon ampun kepada Allah. 9 Hak tersebut harus menjadi perhatian dalam pergaulan keluarga. Kesemuanya itu dilakukan berdasarkan pendidikan akhlak yang ada dalam keluarga. Jika pendidikan akhlak itu berjalan dengan baik, maka pergaulan dalam keluarga juga akan berjalan sesuai dengan akhlak yang baik. Pergaulan yang diwarnai dengan akhlak yang baik dalam keluarga dapat menimbulkan sikap saling menghormati dan saling mengasihi antara sesama anggota keluarga. Sehingga peranan saudara dalam mendidik akhlak terhadap pembentukan kepribadian anak sangat penting juga yaitu membimbing anak dengan membiasakan anak untuk melakukan akhlak yang terpuji yang nantinya terbentuklah kepribadian anak sebagai pribadi yang berakhlakul karimah, sebagai teladan bagi anak-anak setelah orang tua, saudara dan anggota keluarga yang lain juga sebagai tokoh yang ditiru pola tingkah lakunya, cara berbicara, cara menghormati yang lebih tua, dan cara berbakti kepada kedua orang tuanya, dan sebagainya. Berangkat dari uraian di atas, jelas bahwa pendidikan akhlak dalam keluarga mempunyai peranan yang penting bagi kepribadian anak, yaitu: sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian anak, dengan pemberian pendidikan akhlak dalam keluarga sejak dini akan terbentuklah kepribadian anak yang utuh yang nantinya akan membentuk kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspekaspeknya yakni, tingkah laku, kegiatan-kegiatan jiwanya maupun filsafat hidupnya dan kepercayaan menunjukkan pengabdian kepada Tuhan penyerahan diri kepadanya M. Al-Ghazali, Etika Bergaul, Terj. A. Soeharto, (Jakarta: Pustaka Amin, 1990), hlm.

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

Kata Mutiara Sebaik-baik orang adalah membaca Al-Qur an dan sekaligus mengamalkannya (H.R. Bukhari Muslim)

Kata Mutiara Sebaik-baik orang adalah membaca Al-Qur an dan sekaligus mengamalkannya (H.R. Bukhari Muslim) Kata Mutiara Sebaik-baik orang adalah membaca Al-Qur an dan sekaligus mengamalkannya (H.R. Bukhari Muslim) Hiasilah Rumahmu dengan sholat dan bacaan Al-Qur an (H.R. Muslim) Imam Ibnu Ath-Thoohiri PART

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi. Modul ke: Kesalehan Sosial Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Secara bahasa makna kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan dalam hidup bersama, berkelompok baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cahny Sudiarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cahny Sudiarni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

E٤٢ J٣٣ W F : :

E٤٢ J٣٣ W F : : [ ] E٤٢ J٣٣ W F : : Masyarakat yang bersih, yang tidak dipenuhi berbagai berita adalah masyarakat yang selamat serta terjaga, dan yang melakukan maksiat tetap tertutup dengan tutupan Allah atasnya hingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)

Lebih terperinci

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

AKHLAK PRIBADI ISLAMI AKHLAK PRIBADI ISLAMI Modul ke: 06Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi Salah satu kunci sukses di dunia dan akhirat karena faktor

Lebih terperinci

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD Pencapaian Proses pendidikan yang berkarakter dalam kitab At-Tahliyatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI Disampaikan pada diskusi publik PSGA Ruang Teater Psikologi Ciputat, 22 Desember 2014 MENGAPA PERLU PENGURANGAN

Lebih terperinci

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan didefinisikan dengan educations, is a process or an activity which is directed at producing desirable changes in the behavior of human beings 1 (pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadapkarakteranak didik,karena guru itu menjadi ikutan dan contoh teladan murid.mereka contoh perkataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unsur penentu pertama dan utama keberhasilan pembinaan anak sebagai generasi penerus. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Jawa yang tidak bisa lepas dari pengaruh Hindu-Budha, Cina, Arab (Islam) dan Barat telah menjadikan Jawa sebagai tempat persilangan budaya antar etnik secara

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Pribadi Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religius (religiosity) merupakan ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku. Religiusitas diwujudkan dalam

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Allah SWT yang harus dijaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Pada dasarnya anak harus memperoleh

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 78 BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Hubungan Konsep Rabbani dengan Kepribadian guru Sebagaimana telah dimaklumi bahwa pada hakikatnya seorang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan 105 BAB V PEMBAHASAN A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya Sebagaimana yang telah di konsepkan dalam penanaman pendidikan karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV URGENSI PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB IV URGENSI PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK BAB IV URGENSI PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK A. Pendidikan Agama Pada Anak Usia 6-12 Tahun Anak merupakan amanah Allah swt. kepada tiap orang tua, dan tiap orang tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain-nya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS - 1677 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akhlak Sosial Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Akhlak Sosial Islami Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain,

Lebih terperinci

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM A. Persamaan Konsep Pendidikan Akhlak Prespektif Para Ahli dengan KH.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Allah SWT yang harus di jaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya, anak pada dasarnya harus memperoleh

Lebih terperinci

BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA. A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun

BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA. A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun 1. Pengertian hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun Perilaku sosial merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at-

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at- BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at- Tahrim ayat 6 tersebut semestinya sudah familiar di telinga seluruh muslimin dan muslimah. Penggalan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Sosial Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar

Lebih terperinci

Hanifah Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini permsalahan ini ialah, kehadiran seorang ibu di dalam keluarga. sebagai ibu menjadi sumber rasa kasih da

Hanifah Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini permsalahan ini ialah, kehadiran seorang ibu di dalam keluarga. sebagai ibu menjadi sumber rasa kasih da PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK USIA DINI DI KELUARGA KARIR (Studi Kasus di RW 03 Kelurahan Skabungah Kecamatan Sukajadi) Oleh: Hanifah Abstrak Dalam konteks kehidupan berbangsa, pembinaan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada konsep al-nas lebih ditekankan pada statusnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendikan Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas anak didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, terampil

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya untuk seluruh umat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa Perencanaan yang dilakukan guru Pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

OLEH: DUSKI SAMAD. Ketua MUI Kota Padang

OLEH: DUSKI SAMAD. Ketua MUI Kota Padang OLEH: DUSKI SAMAD Ketua MUI Kota Padang Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan ash-shidqu atau shiddiq yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

Modul ke: AKHLAK ISLAMI. Drs. SUMARDI, M. Pd. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKHLAK ISLAMI. Drs. SUMARDI, M. Pd. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKHLAK ISLAMI Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Mengapa kita perlu membahas mengenai akhlak pribadi Islami? Akhlak Jawabannya karena,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

و إ نك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ يم

و إ نك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ يم 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Misi utama Rasulullah di utus ke dunia adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang pendidik untuk menanamkan pondasi-pondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makluk sosial yang mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Selain sebagai makhluk individu yang memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak, yang dapat menyeret mereka

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak, yang dapat menyeret mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak, yang dapat menyeret mereka pada keterpurukan moral dan perilaku yang buruk. Hal itu terlihat dalam

Lebih terperinci

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak Aspek Akhlak 4 Qana ah dan Tasamuh Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa akan mengetahui tentang pengertian qanaah dan tasamuh, menampilkan contoh perilaku qanaah dan tasamuh serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Islami merupakan masyarakat yang dekat dengan Allah Swt dalam segala kegiatannya di dunia. Asas pertama kali yang tegak dalam sebuah masyarakat adalah aqidah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi setiap pasangan pengantin yang telah disahkan dalam perkawinan suci yaitu pernikahan, kehadiran seorang bayi mungil tentu dinantikan, sebab merekalah lambang cinta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian studi kasus yang telah dipaparkan pada bab-bab di atas, mengenai Pendidikan Kepribadian Dan Pembinaan Mental Spiritual Melalui Ilmu

Lebih terperinci

Ramah adalah sesuatu yang berhubungan dengan senyum dan sapaan hangat.

Ramah adalah sesuatu yang berhubungan dengan senyum dan sapaan hangat. MOTTO Kelurahan yang BAROKAH - Berkualitas Berkualitas artinya bermutu (baik) Seluruh aparatur dan masyarakat Kelurahan Benteng harus mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik, kaya akan ilmu serta mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak 83 BAB IV ANALISIS A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak Dari apa yang telah diuraikan, pemahaman qaulan dalam al-qur an memiliki beberapa

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan;

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan; 01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan; 04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan; 05. Jangan membiarkan hati larut dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Efektivitas Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang berarti taraf sampai atau sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuan. pengertian

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional di Negara Indonesia. Tanpa adanya pendidikan tentu Negara akan lemah

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimpa kehidupan manusia khususnya pada masa-masa remaja. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menimpa kehidupan manusia khususnya pada masa-masa remaja. Hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang menimpa kehidupan manusia khususnya pada masa-masa remaja. Hal tersebut dikarenakan pada fase

Lebih terperinci