PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT)"

Transkripsi

1 PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL Mengembangkan Kompetensi Lulusan Berkualitas melalui Studi Lapang Terintegrasi (SLT) (03/12/2017) DISUSUN OLEH : MARIA GAUDENSIA LADJA ( ) DOSEN PEMBIMBING: HUSAMAH, S.Pd, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGUARUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul: Mengembangkan Kompetensi Lulusan Berkualitas melalui Studi Lapang Terintegrasi (SLT) Tanggal Pelaksanaan: Desember 2017 Menyetujui, Dosen Pengampu Malang, 03 November 2017 Penyusun Husamah, S.Pd, M.Pd Maria Gaudensia Ladja NIDN NIM ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkat-nya proses penyusunan Proposal Studi Lapang Terintegrasi (SLT) dapat diselesaikan tepat waktu. Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, tetapi hasil dari keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesa-besarnya kepada: 1. Dr. Yuni Pantiwati, M. M., M.Pd selaku Ketua program studi pendidikan Biologi 2. Bapak Husamah, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kulia Studi lapang Terintegrasi 3. Teman-teman panitia Studi Lapang terintegrasi (SLT), serta 4. Pihak pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah memberikan bantuan, doa dan dukungan yang berhubungan dengan Penyusunan Proposal ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua. Malang, 03 November 2017 DAFTAR ISI Penulis, iii

4 COVER... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan Rumusan Kegiatan Tujuan kegiatan Manfaat kegiatan... 4 BAB II GAMBARAN UMUM INSTASI/TEMPAT KUNJUNGAN Universitas Udayana Bali Green School Kebun Raya Bali Bali Bird Park DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR iv

5 Gambar 1 Universitas Udayana... 5 Gambar 2 Bali Green School... 7 Gambar 3 Kebun Raya Bali Gambar 4 Bali Bird Park Gambar 5 Denah Bali Bird Park Gambar 6 Denah Universitas Udayana Gambar 7 Denah Kebun Raya Bali Gambar 8 Denah Bali Green School v

6 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi maupun metode pembelajaran (Utariyanti, dkk, 2015). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipungkiri lagi turut merubah paradigma pendidikan. Metodemetode pembelajaran dikaji ulang dan di telaah agar menghasilkan sesuatu ide kreatif bagi pembelajaran. Metode konvensional yang lebih bersifat behavioristik perlahan dimarginalkan. Banyak ide yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah studi lapang, dimana diharapakan mampu menunjang kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengamatan secara langsung. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan dan bertujuan untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia itu sendiri. Pendidikan memiliki peranan sangat penting bagi manusia karena dengan menempuh jalur pendidikan mampu menciptakan manusia yang berilmu, kreatif, berdaya saing tinggi, dan juga bertanggung jawab. Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada (Santika, dkk, 2017). Permasalahan dunia pendidikan Indonesia salah satunya adalah rendahnya kualitas pendidikan. Pembelajaran yang terpusat pada guru mengakibatkan peserta didik tidak terbiasa belajar secara mandiri. Peserta didik hanya menunggu materi dari guru tanpa ada usaha untuk mencari materi sendiri. Model pembelajaran seperti ini mengakibatkan aktivitas peserta didik dalam membaca kurang dan tidak memiliki kreativitas memecahkan permasalahan-permasalahan pada materi pembelajaran (Ekawati, dkk, 2015). Biologi sebagai ilmu pasti alam tidak dapat dipisahkan dari alam itu sendiri. Pembelajaran dan sumber belajar biologi banyak mengambil objek alam sebagai bahan kajiannya. Sumber belajar adalah semua jenis sumber yang ada di sekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar. Penggunaan lingkungan 1

7 sebagai sumber belajar tidak banyak mengalami kesulitan, mengingat biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang obyek dan persoalannya banyak terjadi di lingkungan alam sekitar (Setyawan, dkk, 2017). Hal inilah yang menjadi landasan utama melaksanakan Studi Lapang Terintegrasi. Pelaksanaan kegiatan ini mengambil materi keanekaragaman dunia tumbuhan dan dunia hewan, serta pengenalan lembaga yang terkait dengan Biologi. Pemilihan kota Bali sebagai tempat kunjungan didasarkan atas keanekaragaman flora dan fauna yang cukup tinggi. Kunjungan dilakukan di Universitas udayana Bali, dimana universitas ini merupakan universitas negeri di kota bali yang sudah sangat berkemajuan, selanjutnya ke Bali Green School dimana ini merupakan sekolah alam internasional yang ada di Bali. Sekolah alam merupakan salah satu sarana pendidikan yang menerapkan interaksi dengan alam sebagai media utama dalam sistem pendidikannya. Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas, para siswa belajar lebih banyak belajar di alam terbuka. Di sekolah alam metode belajar mengajar lebih banyak menggunakan metode aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman secara langsung. Perbedaan kurikulum pada sekolah alam ini membuat sekolah alam menjadi suatu sarana yang unik untuk dikembangkan (Putra, 2012). Kunjungan selanjutnya adalah Kebun Raya Bali, Kebun Raya Eka Karya Bali sebagai salah satu tempat pariwisata dan rekreasi di Bali juga memerlukan pemanfaatan teknologi untuk media informasi dan juga media promosi. Sebagai media informasi, pemanfaatan teknologi diharapkan dapat menambah wawasan pengunjung terhadap segala sesuatu yang ada di Kebun Raya Eka Karya Bali seperti informasi mengenai gedung, koleksi tanaman termasuk juga koleksi bunga yang ada disana. Saat ini Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki koleksi tumbuhan mencapai jenis dan spesies tanaman. Jumlah tersebut terus bertambah dari tahun ke tahun. Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki koleksi khusus seperti, kaktus, tumbuhan paku, tumbuhan air, tumbuhan obat dan tumbuhan upacara adat. Selain itu, Kebun Raya Eka Karya Bali juga memiliki banyak koleksi bunga yang 2

8 dikumpulkan dalam beberapa taman bunga seperti bunga anggrek, bunga mawar dan juga bunga begonia (Artawan & Crisnapati, 2015). Kunjungan terakhir adalah ke Bali Bird Park, Bali Bird Park (Taman Burung Bali) merupakan salah satu lembaga konservasi swasta di Indonesia yang telah melakukan penangkaran terhadap burung jalak bali. Taman ini sudah berhasil mengembangbiakkan burung jalak bali melalui program pengembangbiakannya (breeding). Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah burung jalak bali di Bali Bird Park dari 8 ekor menjadi 44 ekor (Putra, dkk, 2012). Oleh karena itu, Diharapkan dengan melaksanakan kegiatan Studi Lapang Terintegrasi di tempat tersebut, mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman serta skill yang baik dalam dunia pendidikan serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan lingkungan masyarakat. 1.2 Rumusan Kegiatan 1. Bagaimana administrasi dan pengamanan di laboratorium Taksonomi Hewan yang ada di Universitas Udayana Bali? 2. Bagaimana cara dan proses tenaga listrik berasal dari biogas dan panel surya di Bali Green School? 3. Apa saja tanaman hias yang ada di Kebun Raya Bali? 4. Apa saja koleksi burung yang ada di Bali Bird Park dan Bagaimana cara perkembangbiakan burung-burung terdebut? 1.3 Tujuan kegiatan Kegiatan ini bertujuan: 1. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Mahasiswa dapat mendeskripsikan administrasi dan pengamanan di laboratorium Taksonomi Hewan yang ada di Universitas Udayana Bali 2. Mahasiswa dapat mengetahui cara dan proses tenaga listrik berasal dari biogas dan panel surya di Bali Green School 3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tanaman hias yang ada di Kebun Raya Bali? 3

9 4. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja koleksi burung yang ada di Bali Bird Park dan Bagaimana cara perkembangbiakan burung-burung terdebut? 1.4 Manfaat kegiatan 1. Setelah melakukan kagiatan Studi Lapang Terintegrasi ini mahasiswa mahasiswa menjadi kader-kader mahasiswa yang cerdas dan berwawasan konservasi tinggi 2. Memperoleh pengalaman tentang pembelajaran dan penjelajahan alam 3. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah yang dihadapi 4. Menyediakan pengalaman melalui objek, tempat, situasi dan hubungan antar manusia yang tidak dapat disediakan di kelas 5. Mewujudkan kepedulian mahasiswa terhadap kekayaan alam yang dimiliki Indonesia 6. Mempererat keakraban dengan teman sesama mahasiswa dan menjalin kerja sama dalam satu kelompok 7. Memberikan suasana relaksasi ditengah rutinitas yang terkadang menjemukan. BAB II GAMBARAN UMUM INSTASI/TEMPAT KUNJUNGAN 2.1 Universitas Udayana 4

10 Universitas Udayana, disingkat Unud adalah perguruan tinggi negeri di Bali, Indonesia. Secara sah berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962 dan merupakan perguruan tinggi tertua di daerah propinsi Bali. Tetapi sebelumnya, sejak tanggal 29 September 1958 di Bali sudah berdiri sebuah fakultas yangbernama Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang dari Universitas Airlangga Surabaya Gb 1. Universitas Udayana Visi : Universitas Udayana menjadi Universitas yang Unggul, Mandiri dan Berbudaya. Misi : 1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, memiliki relevansi dan kompetensi tinggi 2. Mengembangkan kerjasama diberbagai bidang dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri guna meningkatkan mutu Tri Darma, kemandirian dalam manajemen dan keuangan dan meningkatkan mutu pelayanan 3. Memberdayakan Universitas Udayana sebagai perguruan tinggi yang aktif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan pada pengembangan dan kemajuan IPTEKS terkini untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan 4. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang menyentuh kepentingan masyarakat dan stakeholders, sehingga IPTEKS yang dikembangkan tetap tergayut dengan kebutuhan masyarakat 5. Meningkatkan kemampuan manajemen organisasi dan kepemimpinan yang berorientasi kepada pelayanan yang berkualitas, profesional, demokratis, dan berjiwa kewirausahaan 5

11 6. Mengembangkan infrastruktur pendidikan tinggi yang handal untuk penyelenggaraan fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi 7. Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga fungsional yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan ekstensi UNUD Standar operasional di laboratorium taksonomi hewan fmipa unud : 1. Sebelum masuk laboratorium mahasiswa meletakkan tas di tempat penyimpanan tas, mahasiswa hanya membawa petunjuk praktikum, buku kerja, buku catatan, dan alat tulis 2. Dosen, asisten dan mahasiswa masuk laboratorium Taksonomi Hewan dengan memakai jas laboratorium 3. Mahasiswa menempati tempat duduk masing-masing 4. Planning/ (Perencanaan). Sebelum mulai praktikum, mahasiswa sudah mempunyai rencana tentang langkah-langkah yang akan dilakukan meliputi: a. apa yang akan dilakukan b. bagaimana mengerjakannya c. mengapa mengerjakan d. siapa yang mengerjakan e. kapan harus dikerjakan f. di mana kegiatan itu harus dikerjakan 5. Keselamatan Kerja Laboratorium Mahasiswa harus mengetahui bahaya dan cara penyelamatan diri terhadap hewan penelitian, reagensia dan peralatan yang berbahaya. 6. Pelaksanaan Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap individu yang bekerja dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai 6

12 spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas Ketua Laboratorium untuk mengambil keputusan penyelesaiannya 7. Pengawasan Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. 2.2 Bali Green School Gb 2. Bali Green School Green School bertujuan membentuk siswanya menjadi warga negara dunia yang memiliki pengetahuan tentang dan turut bertanggung jawab menjaga keberlanjutan di muka bumi. Berikut beberapa poin menarik tentang Green School: 1. Dirintis tahun 2007 oleh John Hardy, seorang pengusaha perhiasan dan barang mewah dari Kanada yang telah membuka usahanya di Bali sejak tahun 1970-an. John Hardy menjual sahamnya di The John Hardy Company untuk membiayai perintisan Green School. 2. Saat ini terdapat 118 siswa dari 20 negara, 20% di antaranya adalah anak-anak Bali yang mendapatkan beasiswa dari donor. Anak-anak Bali ini mendapatkan keuntungan merasakan pendidikan internasional, sedangkan anak-anak dari negara lain mendapat pengalaman berinteraksi dengan budaya Bali melalui mereka. 7

13 3. Level kelas yang tersedia di Green School adalah mulai dari pra taman kanak-kanak sampai kelas 10. Green School berencana menambah kelas 11 di tahun 2012 dan kelas 12 di tahun Ada tiga bagian utama dari kurikulum Green School. Yang pertama adalah pelajaran-pelajaran dasar seperti Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Yang kedua, Green Studies atau pelajaran yang berkaitan dengan alam, seperti studi tentang alam, lingkungan, ekologi, dan juga sustainability. Pelajaran-pelajaran ini langsung diberikan di lapangan. Yang terakhir, pelajaran seni kreatif seperti musik, melukis, drama, mendongeng, kerajinan, dan lain-lain. 5. Untuk pra taman kanak-kanak sampai taman kanak-kanak, kurikulum yang digunakan menekankan pada seni kreatif, namun sudah memberi pengenalan dasar tentang membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dipengaruhi oleh model pedagogis Steiner. 6. Kelas 1 sampai kelas 6 menggunakan kurikulum internasional yang menggabungkan antara pelajaran dasar Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan pelajaran-pelajaran terkait dengan alam. Pada tingkatan ini, pelajaran mengenai alam dan ekologi sudah diberikan, dan juta pelajaran seni yang menekankan pada budaya dan seni Bali. Model pedagogis Steiner masih mempengaruhi pendekatan pembelajaran di tingkatan ini. 7. Kelas 7 dan kelas 8 juga mendapatkan gabungan antara mata pelajaran dasar dan yang terkait dengan alam, namun dengan tingkat yang lebih tinggi seperti pelajaran mengenai ekologi dan lingkungan. Pelajaran seni juga telah mengenalkan musik, seni lukis, dan drama dari seluruh dunia, namun tetap memberikan penekanan pada seni dan budaya Bali. 8. Kelas 9 dan 10 menggunakan panduan kurikulum dari International General Certificate of Secondary Education yang didesain oleh University of Cambridge International Examinations. Di tingkat ini, siswa mendapatkan tambahan mata studi seperti pelajaran Bisnis, 8

14 Manajemen Lingkungan, Perspektif Global, dan Drama. Pada akhir tahun siswa boleh memilih untuk mengikuti ujian. Selain itu ada juga pelajaran Seni, Olah Raga, dan Life Skills. 9. Kampus Green School memang sangat luar biasa. Mereka berusaha menjadi sekolah internasional dengan carbon footprint paling rendah di dunia. Bangunan-bangunan di kompleksnya menggunakan bambu lokal, jalan-jalannya menggunakan batu kali, mereka menanam dan menumbuhkan makanannya sendiri di kebun sekolah, dan berusaha keras menghasilkan listrik sendiri melalui tenaga air. Bangunan utama di kampus Green School adalah salah satu bangunan bambu terbesar di dunia dan sungguh cantik. Bangunan itu didesain untuk menahan hujan, memanfaatkan ventilasi alami, serta merangsang kreativitas. 10. Para siswa belajar di kelas terbuka, duduk di kursi dan menulis di atas meja yang terbuat dari bambu, menggunakan buku-buku catatan yang terbuat dari kertas daur ulang, dan memperhatikan guru menerangkan di papan tulis yang juga terbuat dari bambu (papan tulisnya hanya sesekali digunakan karena lebih banyak di studi lapangan). Para siswa juga diajarkan menanam tanaman sendiri, makan makanan organik dari kebun kampus, minum dari air sumur yang dimurnikan, mendaur ulang sampah, serta menggunakan toilet kompos yang mengubah kotoran menjadi biogas sebagai sumber energi dapur di kampus. 11. Kepentingan lokal Bali tidak diabaikan. Selain menerima 20% siswa Bali yang mendapat beasiswa, Green School membuka lapangan pekerjaan dan berencana memberi kelas Bahasa Inggris bagi penduduk setmpat, memberi bantuan pengelolaan air dan penanaman bambu bagi lingkungan sekitar kampus, mengajarkan budaya Bali dan bahasa Indonesia kepada siswa-siswanya, serta yang paling mengagumkan, hanya menyewa tanah yang digunakan Green School agar menjaga kepemilikan tetap berada di orang-orang Bali. 12. Karena merupakan sekolah internasional, maka Green School bisa dibilang relatif mahal. Sekitar 80% siswanya membayar hampir US$ per tahun. Green School juga mencari dana melalui donor, 9

15 uang bangunan, dan sumbangan-sumbangan. John Hardy berencana mengembangkan Green School ini ke banyak daerah lain. 2.3 Kebun Raya Bali Kebun Raya Bali atau Kebun Raya "Eka Karya" Bali adalah sebuah kebun botani atau taman botani tropis yang luas dan besar di pulau dewata, berlokasi di kawasan wisata Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, yang berada di bagian tengah pulau Bali kirakira 56 km dari kota Denpasar. Gb 3. Kebun Raya Bali Sejarah Kebun Raya Eka Karya Bali, pada awal tahun 1958 para pejabat yang berwenang di Bali telah menawarkan kepada Lembaga Pusat Penyelidikan Alam, Departemen Pertanian yang kini bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi di dalam lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI), untuk mempertimbangkan pendirian sebuah kebun Botani di Bali. Berdasarkan penawaran tersebut direktur Lembaga Pusat Penyelidik Alam Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwirjo disertai Kepala Kebun Raya Bogor, Kepala Penelitian Laut, Direktur Akademi Pertanian dan beberapa mahasiswa Akademi Pertanian mengadakan peninjauan ke Bali. Hasil penijauan dengan beberapa pertimbangan dari sudut lokasi, potensi dan tujuan adalah 1) Sebagai tempat pengumpulan jenis-jenis tumbuhan Gymnospermae yang ada diseluruh dunia antara lai cemara pandak(podokcarpus imbricatus); 2) Tempat pengumpulan jenis-jenis tumbuhan dari seluruh Bali dan Nusa tenggara yang tumbuh di dataran 10

16 tinggi yang beriklim basah ; dan 3) Tempat rekreasi dan kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan (Hendarti, 1997) Keinginan tersebut terwujud dengan disetujuinya pemakaian 50 ha lahan hutan reboisasi yang terletak di bagian timur Bukit Tapak. Kebun Raya ini diresmikan pada tanggal 15 juli 1959 dan oleh I Made Taman diberi nama Kebun Raya Eka Karya. Sejalan dengan perkembanganya pada tanggal 30 April 1976 diresmikan perluasan Kebun Raya Eka Karya menjadi 129,20 Ha oleh Ketua LIPI. Setelah dilakukan pengukuran ulang pada tahun 1993 luasnya 154,50 Ha, berupa kawasan hutan reboisasi Bukit Tapak pada ketinggian m dpl, dengan status pengeloaan pinjam pakai dari Departemen Kehutanan (Anonim, 1999). Kini kebun raya Eka Karya Bali mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan inventarisasi, eksplorasi, koleksi, pemeliharaan, re-introkduksi, pengembangan, pendataan, pendokumentasian, pelayanan jasa ilmiah, pemasyarakatan ilmu pengetahuan di bidang konservasi dan introduksi tumbuhan dataran tinggi kering yang mempunyai nilai ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani(sk Kepala LIPI No.1019/M/2002). Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali LIPI mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Melakukan inventarisasi berbagai jenis tumbuhan tropika yang berhabitat di dataran tinggi kering. 2. Membantu melaksanakan eksplorasi jenis-jenis tumbuhan tropika yang berhabitat di dataran tinggi kering. 3. Melakukan konservasi terhadap tumbuhan tropika yang berhabitat di dataran tinggi kering yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan potensi ekonomi dalam rangka melestarikan sumberdaya nabati di bumi Indonesia. 4. Melakukan penelitian tumbuhan terutama dalam bidang biosistematik, propagasi, re-introkduksi, ekologi dan konservasi. 5. Melakukan jasa ilmiah di bidang arsitektur lansekap pertamanan, ragam tanaman hias(florikultura) introduksi daya guna flora yang berhabitat di dataran tinggi kering dan pelayanan jasa untuk menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap alam lingkungan tropika. 11

17 6. Melakukan kerjasama dibidang kebun raya tingkat Nasional dan Internasional. 7. Melakukan evaluasi hasil inventarisasi flora yang berhabitat di dataran tinggi kering serta menyusun laporan. 8. Melakukan urusan tata usaha. Mengacu tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI sebagai instansi vertikal, maka kebun raya Eka Karya Bali menetapkan visi dan misinya sebagai berikut: Visi Menjadi kebun raya terbaik kelas dunia yang menjadi referensi nasional maupun internasional dalam bidang konservasi ex-situ tumbuhan pegunungan tropika dan pelayanan dalam aspek botani, pendidikan lingkungan, hortikultura, lansekap dan pariwisata. Misi Melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan khususnya yang berasal dari Kawasan Timur Indonesia, melalui kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kebun raya, tumbuhan dan lingkungan dalam upaya pemanfaatan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Kebun Raya Bali juga terkenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul oleh masyarakat Bali sendiri karena terletak di daerah pegunungan Bedugul dengan ketinggian diantara diatas permukaan laut, dengan luas kebun sekitar hektar, temperatur pada siang hari antara C dan pada malam hari antara C dengan kelembaban dari 70-90%. Lebih dari 2000 spesies tanaman yang diawetkan di Kebun Raya Bali, diantaranya adalah merupakan tanaman dari daerah pegunungan dari Indonesia timur seperti: Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tanaman yang baru telah diperoleh dari pembibitan komersial, arboreta, dari kebun raya lainnya dan juga dari program pemuliaan tanaman dan pengumpulan ekspedisi. Koleksi tanaman yang terdapat di Kebun Raya Bali adalah anggrek, tumbuhan paku dan lumut, Begonia, kaktus, tanaman obat, tanaman untuk 12

18 sarana upacara/ritual agama Hindu, tanaman air, bambu, Rhododendron, Araceae, Herbarium, dan juga pengamatan burung dengan spesies burung lebih dari 79 ekor yang hidup bebas di kawasan Kebun Raya Bedugul Bali. Empat fungsi utama dari kebun raya Bedugul Bali adalah: a) Eksplorasi, Inventarisasi dan Penelitian b) Konservasi c) Rekreasi d) Pendidikan Lembaga ini menawarkan sejumlah jasa ilmiah dan fasilitas untuk mendukung penelitian tanaman dan konservasi, termasuk herbarium, bank benih, perpustakaan, rumah kaca, pembibitan, dan basis data tanaman. 2.4 Bali Bird Park Gb 4. Bali Bird Park Taman Burung Bali (bahasa Inggris: Bali Bird Park) adalah atraksi wisata sekaligus tempat penangkaran berbagai jenis spesies burung di Indonesia maupun mancanegara. Taman Burung Bali berlokasi di Jalan Serma Cok Ngurah Gambir, Singapadu, Batubulan, Gianyar, Bali. Selain menampilkan kehidupan alami berbagai jenis burung, bermacam-macam fasilitas dan program spesial diselenggarakan dengan fungsi mendidik dan penangkaran. Sejak berdiri sejak Oktober 1995, kebun binatang ini memiliki luas sekitar 2 hektare dengan koleksi sekitar 1000 satwa jenis unggas yang berasal dari 250 spesies dan sejumlah besar adalah langka dan dilindungi, salah satunya adalah ikon Bali, Jalak Bali. Burung khas Papua yaitu Burung Cendrawasih, Burung Elang and Burung Rajawali, burung koleksi dari 13

19 Amerika Selatan seperti Makaw dan Toucan, dan juga Burung Beo dan lainnya yang berasal dari Afrika. Pemandangan dalamnya ditata menyerupai provinsi di Indonesia lengkap dengan hewan khas, tumbuhan, dan rumah adat seperi rumah Toraja, ada juga ruang untuk daerah lain seperti Sumatera, Borneo, Jawa, dan Amerika selatan. Terlihat pula dari dalamnya lapangan hijau di mana burung-burung berlarian dan beterbangan seperti Kakatua, dan beberapa lagi seperti burung pelican dan bangau berenang-renang atau berjalan mengitari kolam yang terletak di tengah-tengah taman.[4]tidak hanya itu, 2000 jenis tanaman tropis termasuk 50 jenis tanaman palem dengan keramaian kupu-kupu juga melengkapi taman burung ini. Pengunjung taman burung berasal dari domestik dan non domestik; dengan Rusia sebanyak 30% dan Eropa, Asia, Australia, ditambah Indonesia sejumlah 40%. Memiliki program tersendiri di setiap harinya antara lain Bali Rainforest yang berisi petualangan menyaksikan aneka burung dari Indonesia beterbangan, Basic instinct yang menampilkan aksi burung pemangsa berburu mulai dari elang, falkon, dan burung hantu. Ditambah lagi wahana Guyu-guyu Corner di mana para pengunjung dengan bebas bersentuhan dengan para burung kakak tua untuk berfoto-foto, Feed the Lory, Papua Rain Forest Feeding, Meet the Birdstar di mana akan ditampilkan burung langka sejenis beo hitam bernama Kakatua Raja dan burung Julang Emas, Feed the Pelican, The Komodo Experience yaitu kumpulan reptil dari Asia Tenggara seperti Komodo, ular piton, dan berbagai macam spesies kadal, dan bioskop empat dimensi. Tidak hanya menikmati keindahan dan bercengkrama dengan burungburung, para pengunjung juga dapat melihat pengembangbiakkan burungburung, saat para burung itu diberi makan, dan berfoto bersama dengan burung-burung yang dilepas bebas. Fasilitas lainnya yang terdapat di Taman Burung Bali adalah restoran, kafe, dan toko cenderamata yang berkaitan dengan burung. Ada juga area inkubator di mana para seniman Bali menggambar telur-telur burung di taman tersebut dengan corak tradisional. 14

20 DAFTAR PUSTAKA Artawan & Crisnapati. (2015). Pengembangan aplikasi pengenalan bunga Kebun Raya Eka Karya Bali berbasis markerless augmented. Jurnal Karmapati. Vol 4(3) : Ekawati, R., Susetyarini, E., Pantiwati, Y & Husamah. (2015). Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis dengan model pembelajaran cooperative integrated Reading and composition (circ). Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, Vol 1(3) : Husamah. (2013). PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 15

21 Putra, K, A., Watiniasih, N,L & Nuyana, I, N. (2012). Perilaku harian burung Jalak Bali (Leucopsar Rothschildi) periode breeding pada relung yang berbeda di Bali Bird Park, Gianyar, Bali. Jurnal Biologi, Vol 18(1) : 1-4. Santika, A, M., Budiningsih, D, M & Yuwono, C, S, M. (2017). Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) berbasis pelestarian Jalak bali terhadap kepedulian lingkungan dan hasil peta kognitif siswa. Jurnal Santiaji Pendidikan, Vol 7(1) : Setyawan, I, B., Prihanta, W & Purwanti, E. (2015). Identifikasi keanekaragaman dan pola penyebaran makroalga di daerah pasang surut pantai pidakan kabupaten Pacitan sebagai sumber belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, Vol 1(1) : Utariyanti, I, F, Z., Wahyuni, S & Zaenab, S. (2015). Pengembangan media pembelajaran berbasis komik dalam materi sistem pernapasan pada siswa kelas VIII MTS Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, Vol 1(3) : LAMPIRAN 16

22 Gb 5. Denah Bali Bird Park Gb 6. Denah Universitas Udayana Gb 7. Denah Kebun Raya Bali Gb 8. Denah Bali Green School 17

SMP NEGERI 3 MENGGALA

SMP NEGERI 3 MENGGALA SMP NEGERI 3 MENGGALA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. Untuk Kalangan Sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi industri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata terlihat dari munculnya atraksi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan Taman Safari Indonesia II (TSI II) merupakan suatu wahana yang berkonsep kebun binatang modern, di mana jenis satwa ditempatkan di lokasi yang

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi salah satu sarana pengembangan i1mu dan budaya yang penting. Sejak semula lembaga ini selalu bergerak

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR 5.1 Profil Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan rekreasi sekaligus dalam satu tempat. Sebelum diberi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata telah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Kawasan Penunjang Konservasi Indonesia merupakan negara yang menyimpan kekayaan keanekaragaman ekosistem yang terbentang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai nilai tinggi dalam kehidupan manusia. Potensi wisata dalam perkembangan pariwisata sebuah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu destinasi wisata kota yang paling

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM Keadaan Fisik Fungsi

KONDISI UMUM Keadaan Fisik Fungsi 19 KONDISI UMUM Keadaan Fisik Kebun Raya Cibodas (KRC) merupakan salah satu kebun raya yang terdapat di Indonesia. KRC terletak di Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pintu gerbang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI LAPANGTERINTEGRASI (SLT)

PROPOSAL STUDI LAPANGTERINTEGRASI (SLT) PROPOSAL STUDI LAPANGTERINTEGRASI (SLT) JUDUL KEGIATAN: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STUDI LAPANG MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN PADA MAHASISWA SEMESTER VII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu objek wisata di Jakarta yang banyak mendapat perhatian pengunjung adalah Kebun Binatang Ragunan. Kebun Binatang Ragunan didirikan pada tahun 1864 di Cikini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong dalam 10 negara megadiversitas dunia yang memiliki keanekaragaman paling tinggi di dunia (Mackinnon dkk dalam Primack dkk, 2007:454). Keanekaragaman

Lebih terperinci

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8. PENGANTAR PENULIS Indonesia menempati urutan ke dua di dunia, dalam hal memiliki keragaman flora dan fauna dari 17 negara paling kaya keragaman hayatinya. Brasil adalah negara terkaya dengan hutan Amazonnya.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun Raya Bogor (KRB) memiliki keterikatan sejarah yang kuat dalam pelestarian tumbuhan obat. Pendiri KRB yaitu Prof. Caspar George Carl Reinwardt merintis kebun ini

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan Taman Safari Indonesia merupakan tempat wisata keluarga yang berwawasan lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas. Taman ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT)

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL Studi Lapang Terintegrasi Berbasis Kearifan Lokal di Bali Berdasarkan Pengamatan Langsung (03/12/2017) DISUSUN OLEH : MILA AGUSTIN CAHYANI (201410070311152)

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG Menimbang : MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI TUMBUHAN DAN SATWA LIAR MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Keunikan Kawasan Gunung Merapi Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena adanya interaksi yang kuat antar berbagai komponen di dalamnya,

Lebih terperinci

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran: BAB 4 PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Mengetahui berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang mendekati kepunahan. 2. Menjelaskan pentingnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primata adalah salah satu bagian dari golongan mamalia (hewan menyusui) dalam kingdom animalia (dunia hewan). Primata muncul dari nenek moyang yang hidup di pohon-pohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu aset penting bagi negara, yang juga merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Hutan sebagai sumberdaya

Lebih terperinci

WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN. KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6)

WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN. KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6) WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6) 1 2012 Kebun Raya Eka Karya Bali LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali 82191 Telp. (0368) 2033170, Fax: (0368)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT ' BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di bagian selatan tengah Pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi. Keanekaragaman makhluk hidup yang menjadi kekayaan alam Indonesia ini dimungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA U M U M Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa kekayaan berupa

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2 1. Contoh pelestarian secara ex situ di Indonesia adalah... TN Lore Lindu SM Kutai Cagar Alam Nusa

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia kaya dan beranekaragam sumberdaya alam. Satu diantara sumberdaya alam di wilayah pesisir adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2010 telah dicanangkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Biodiversity (keanekaragaman hayati) dengan tema Biodirvesity is life, Biodirvesity is Our

Lebih terperinci

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi sumber daya alam hutan serta perairannya berupa flora, fauna dan ekosistem termasuk di dalamnya gejala alam dengan keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi objek wisata yang tersebar di seluruh pulau yang ada. Salah satu objek wisata yang berpotensi dikembangkan adalah kawasan konservasi hutan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA DAERAH SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

Lebih terperinci

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati 1 Konservasi Lingkungan Lely Riawati 2 Dasar Hukum Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber

Lebih terperinci

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ... itj). tt'ii;,i)ifir.l flni:l l,*:rr:tililiiii; i:.l'11, l,.,it: I lrl : SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI DAFTAR SINGKATAN viii tx xt xii... xviii BAB

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal Buah-buahan lokal merupakan buah yang varietas tanamannya asli dari Indonesia dan ditanam oleh petani Indonesia terlepas dari nama dan varietasnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya, BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam. Wilayahnya yang berada di khatuistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke

Lebih terperinci

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai keunggulan

Lebih terperinci

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 1 Pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA) Pengertian TAHURA Taman Hutan Raya adalah Kawasan Pelestarian Alam (KPA) Untuk tujuan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan bagi Indonesia dalam meningkatkan devisa negara. Potensi sumber daya alam Indonesia menjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua di dunia

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUN RAYA LOMBOK PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Lebih terperinci

Batu City Tour. Jatim Park 1 dikelilingi hawa pegunungan yang segar, banyak permainan dan hiburan yang dapat dipilih.

Batu City Tour. Jatim Park 1 dikelilingi hawa pegunungan yang segar, banyak permainan dan hiburan yang dapat dipilih. Batu City Tour Jatim Park 1 yang berada di Kota Wisata Batu, Malang ini memiliki aneka wahana menarik untuk Anda nikmati. Inilah tempat wisata Malang yang mengusung konsep taman bermain dan belajar. Jatim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.

I. PENDAHULUAN. perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari sumberdaya hewani, nabati, gejala dan keunikan alam atau keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, telah dikenal memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi. Kekayaan alam ini, hampir merata terdapat di seluruh wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di Lampung yaitu Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman (Tahura WAR). Tahura WAR ini sangat berpotensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya alam hayati yang melimpah. Sumber daya alam hayati di Indonesia dan ekosistemnya mempunyai

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN, Menimbang : a. bahwa jenis tumbuhan dan satwa liar

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata alam oleh Direktorat Jenderal Pariwisata (1998:3) dan Yoeti (2000) dalam Puspitasari (2011:3) disebutkan sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Heri Winarno

Oleh : Slamet Heri Winarno Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata

Lebih terperinci

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR Oleh: Nadya Tanaya Ardianti A07400018 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berada dalam sebuah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah sudah seharusnya menjadikan suatu hal yang membanggakan dan patut untuk disyukuri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TSI II Prigen ini merupakan Safari Park terbesar di Asia yang berlokasi di

BAB I PENDAHULUAN. TSI II Prigen ini merupakan Safari Park terbesar di Asia yang berlokasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Safari Indonesia II Prigen Jawa Timur merupakan salah satu lembaga konservasi flora dan fauna terbesar di Indonesia. Hanya saja, permasalahan yang tampak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi (Data Kemendagri.go.id, 2012). Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas

Lebih terperinci

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Disusun oleh: Mirza Zalfandy X IPA G SMAN 78 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang BAB V ANALISIS DATA Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang dipaparkan pada bab IV, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data berdasarkan teori. Teknik

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul

Lebih terperinci

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA KUNINGAN

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA KUNINGAN RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBUN RAYA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa Kabupaten

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Seni

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1444, 2014 KEMENHUT. Satwa Liar. Luar Negeri. Pengembangbiakan. Peminjaman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/Menhut-II/2014 TENTANG

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trend yang sedang terjadi di negara-negara industri saat ini adalah mulai mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian manufaktur yang berbasiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Potensi sumber daya alam hutan serta perairannya berupa flora, fauna dan ekosistem termasuk di dalamnya gejala alam dengan keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam dan menarik untuk di kembangkan sebagai obyek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam dan menarik untuk di kembangkan sebagai obyek dan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Indonesia yang sangat strategis karena berada di dua benoa yakni Benoa Asia dan Benoa Australia sehingga Indonesia mempunyai iklim tropis dan hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut. Hal ini didukung dengan fakta menurut Portal Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata adalah kegiatan perjalanan atau kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Pariwisata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.83/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.83/Menhut-II/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.83/Menhut-II/2014 TENTANG PEMINJAMAN JENIS SATWA LIAR DILINDUNGI KE LUAR NEGERI UNTUK KEPENTINGAN PENGEMBANGBIAKAN (BREEDING LOAN) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011. BAB I PENDAHULUAN AQUARIUM BIOTA LAUT I.1. Latar Belakang Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan perubahan kondisi sosial masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT GUGUS PENELITIAN DAN PENGABDIAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNNES 2015 KATA PENGANTAR Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh gugus Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara administratif, Pulau Samosir adalah adalah pulau vulkanik di tengah Danau Toba, danau terbesar di Asia Tenggara, yang termasuk dalam Kabupaten Samosir, Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG KEBUN RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Kebun Raya sebagai kawasan konservasi tumbuhan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 1. Wawancara dengan Bapak Agus Hidayat, penanggung jawab Museum Serangga TMII 2. Brosur dan Flyer Museum Serangga TMII 3. Angket yang disebarkan ke 50 responden

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci