BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dibuat berdasarkan acuan dan keterkaitan teori dan penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu, beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini. 1. Wisudanto, Soeharto, Ismiyanti, dan Narsa (2016) Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan mentukan tingkat Overconfidence dari investor generasi Y. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independen meliputi pendidikan, Overconfidence. Sedangkan variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah generasi Y. Penelitian ini adalah penelitian survey yang melibatkan mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis dengan rentan umur antara dua puluh sampai 35 tahun yang ada di Universitas Airlangga. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah t-test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dari investor generasi Y maka investor generasi Y tidak Overconfidence dan sebaliknya apabila tingkat pendidikan rendah maka generasi Y semakin Overconfidence. 13

2 14 Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian dahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu melibatkan partisipan dari investor non profesional. 2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang menggunakan variabel independen tingkat overconfidence. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel independen pada penelitian terdahulu merupakan tingkat overconfidence, pendidikan. Sedangkan penelitian sekarang variabel independen yang digunakan adalah pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++-- ) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (-- ++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan kesalahan prediksi dan kesalahan harga, sedangkan dalam penelitian sekarang menggunakan variabel dependen meliputi pengambilan keputusan investasi.

3 15 2. Luciana Spica Almilia dan Supriyadi (2013) Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji pengaruh efek urutan terhadap pengambilan keputusan investasi serta mencoba menjelaskan penelitian dari Pinsker (2007), dengan melihat recency effect dalam pola pengungkapan Step by Step (SbS) danend of Sequence (EoS) sehubungan dengan keputusan perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news(++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan 173 partisipan namun yang dapat diuji hanya berjumlah 93 partisipan dari mahasiswa jurusan akuntansi universitas swasta di Surabaya. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++).Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah Univariate Analysis of Variance (ANOVA) dan t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan keputusan investasi antara pertisipan yang menerima urutan informasi good news diikuti bad news dibandingkan dengan partisipan yang menerima urutan informasi bad news diikuti good news untuk penyajian informasi Step by Step (SbS). Ketika informasi

4 16 penyajian menggunakan End of Sequence (EoS) tidak terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang menerima urutan informasi good news diikuti bad news dibandingkan dengan partisipan yang menerima urutan informasi bad newsdiikuti good news. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah pengambilan keputusan investasi, dan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah pengambilan keputusan investasi. 2. Penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu termasuk ke dalam penelitian eksperimen, sedangkan pada penelitian ini juga termasuk ke dalam penelitian eksperimen. 3. Partisipan penelitian yang digunakan dalam penelitian dari terdahulu merupakan investor non profesional, sedangkan dalam penelitian sekarang menggunakan sampel yang sama yaitu investor non profesional. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan desain eksperimen 2x2 meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news(++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), sedangkan untuk penelitian ini menggunakan desain eksperimen 2x2x2x2

5 17 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news(--++),seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 2. Seri informasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan seri informasi panjang, sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan seri informasi panjang dan seri informasi pendek. 3. Luciana Spica Almilia, Jogiyanto Hartono, Supriyadi, dan Ertambang Nahartyo (2013) Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk: (1) menguji pengaruh urutan penyajian informasi dalam pengambilan keputusan investasi, (2) Menguji pola penyajian informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel independen meliputi pola penyajian (Step by Step (SbS)dan End of Sequence (EoS)), urutan informasi dan jenis informasi (akuntansi, non akuntansi, dan gabungan). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan mahasiswa Akuntansi. Teknik analisis data yang digunakan t-test. Hasil penelitian dari penelitian ini yaitu: (1) terdapat efek urutan recency dalam pengambilan keputusan investasi jika informasi disajikan secara sekuensial (Step by Step (SbS)), (2) tidak terdapat efek urutan dalam pengambilan

6 18 keputusan investasi jika informasi disajikan secara simultan (End of Sequence (EoS)). Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Partisipan penelitian yang digunakan dalampenelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah investor non profesional yang berasal dari mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen. 2. Grand theory yang digunakan penelitian terdahulu dan sekarang yaitu menggunakan The Belief Adjustment Theory. 3. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yakni menggunakan pengambilan keputusan investasi. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Desain eksperimen penelitian terdahulu 2x2x3 yaitu pola penyajian informasi (SbS dan EoS), Urutan Bukti (++-- atau --++) dan Jenis Informasi (Informasi Akuntansi, Informasi Non Akuntansi dan Kombinasi Keduanya). Sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan desain eksperimen 2x2x2x2 yaitu meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

7 19 2. Jenis informasi yang digunakan pada penelitian terdahulu merupakaninformasi akuntansi, informasi non akuntansi dan kombinasi keduanya.sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan satu jenis informasi saja yaitu Informasi Non Akuntansi. 3. Seri informasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan seri informasi pendek. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan seri informasi panjang dan seri informasi pendek. 4. Dipankar Ghosh dan Anne Wu (2012) Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengkaji hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan dari ukuran kinerja keuangan dan non keuangan di sebuah perusahaan pada rekomendasi analisis keuangan untuk melakukan invetasi atau divestasi dalam suatu perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen meliputi pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan dan tingkat keuntungan/kerugian). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan sebanyak 104 partisipan dari analis keuangan yang membuat rekomendasi dengan menyediakan skala 11 poin yang memiliki jarak dari pasti menjual ke menyimpan lalu pasti membeli. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan) dan tingkat keuntungan/kerugian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ANOVA dan t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan pengukuran kinerja

8 20 keuangan dan non keuangan dan tingkat keuntungannya mempunyai dampak terhadap analisis rekomendasi yang interaktif. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian dahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang termasuk ke dalam penelitian eksperimen. 2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang menggunakan dependen yang sama yaitu keputusan investasi. 3. Penelitian terdalu dan penelitian sekarang menggunakan data yang diambil berasal dari partisipan secara langsung. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitianterdahulu merupakan pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan dan tingkat keuntungan/kerugian), sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++),Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence).

9 21 2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan tingkat keuntungan. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel dependen meliputi pengambilan keputusan investasi. 3. Partisipan yang terlibat dalam penelitian terdahulu merupakan investor profesional, sedangkan untuk penelitian sekarang melibatkan pertisipan yakni investor non profesional yang meliputi mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen. 5. Robert Pinsker (2011) Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji kembali penelitiannya pada tahun 2007 dengan menambahkan dua puluh informasi pada penelitian ini untuk menentukan 1) jika dari rencency menjadi primacy, 2) adanya perbedaan atau potensi memperburuk efek urutanketika membandingkan pola pengungkapan. Variabel yang yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++). Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah penilaian akhir saham. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan 127 mahasiswa jurusan bisnis yang ada di University of South Florida. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news(++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++). Teknik

10 22 analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah Univariate Analysis of Variance (ANOVA).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek resensi pada pengungkapan informasi dengan rangkaian panjang serta efek resensi relatif lebih signifikan pada pengungkapan informasi secara bertahap (Step by Step (SbS)) daripada pengungkapan informasi secara simultan (End of Sequence (EoS)). Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian dahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Sampel penelitian pada penelitian terdahuludan penelitian sekarang adalah investor non profesional. 2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang termasuk dalam jenis penelitian yang sama yaitu penelitian eksperimen. 3. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarangmenggunakan Grand Theory yang sama yaitu model Belief Adjustment. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu merupakan penilaian akhir saham, sedangkan untuk penelitian sekarang variabel dependennya adalah pengambilan keputusan investasi. 2. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian terdahulumenggunakan metode penelitian 2x2 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--

11 23 ) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (-- ++), sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan desain eksperimen 2x2x2x2 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 3. Seri informasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan seri informasi panjang. Sedangkan seri informasi yang digunakan dalam penelitian sekarang merupakan seri informasi panjang dan seri informasi pendek. 6. Mahatma Kufepaksi (2010) Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk menjawab apakah investor laki-laki atau perempuan cenderung lebih percaya diri di pasar modal. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independennya tingkat overconfidence. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesalahan prediksi atau kesalahan harga. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan tiga puluh partisipan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lampung jurusan manajemen. Eksperimen ini menggunakan desain 3x2 yang mengkombinasikan antara designwithin dan between subject. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis hipotesis penelitian ini adalah uji beda rata rata (Uji Levene), uji F dan t-test.

12 24 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika pasar tidak menyediakan informasi apapun seperti pada sesi Pra-Pembukaan, investor pria dan wanita yang masuk dalam kategori investor yang berinformasi kurang (less informed investor) ternyata memiliki tingkat overconfidence yang relatif sama sehingga tidak mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan. Pada kelompok investor berinformasi lebih (more informed investors), investor pria lebih overconfidence dibandingkan dengan investor wanita karena memiliki rata-rata kesalahan prediksi yang lebih tinggi sehingga temuan ini mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan. Pada kelompok investor berinformasi kurang (less informed investors), pedoman prediksi meningkatkan rata-rata kesalahan harga investor pria dan menurunkan rata-rata kesalahan harga investor wanita. Pedoman prediksi menyebabkan investor pria menjadi lebih overconfidence dibandingkan dengan investor wanita dan hasil ini mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan. Pada kelompok investor berinformasi lebih (more informed investors), pedoman prediksi mampu menurunkan rata-rata kesalahan harga investor pria dan investor wanita secara signifikan. Meskipun demikian, rata-rata kesalahan harga investor pria lebih tinggi dibandingkan dengan investor wanita sehingga dapat disimpulkan bahwa investor pria lebih overconfidence dibandingkan dengan investor wanita. Dikalangan kelompok investor berinformasi kurang (less informed investors), berita bagus secara signifikan menurunkan rata-rata kesalahan harga investor pria dan meningkatkan rata-rata kesalahan harga investor wanita sehingga investor wanita lebih overconfidence dibandingkan dengan investor pria. Pada kelompok investor berinformasi lebih (more informed investors), berita bagus menyebabkan

13 25 rata-rata kesalahan harga investor pria sama dengan investor wanita sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua investor memiliki tingkat overconfidence relatif sama. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan tidak terbukti. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu termasuk ke dalam penelitian eksperimen. 2. Partisipan yang terlibat didalam penelitian terdahulu dan penelitian sekarang adalah investor non profesional. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel independen pada penelitian terdahulu merupakan tingkat overconfidence, sedangkan penelitian sekarang variabel independen yang digunakan adalah pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan kesalahan prediksi dan kesalahan harga, sedangkan dalam penelitian sekarang menggunakan variabel dependen meliputi pengambilan keputusan investasi.

14 26 3. Desain eksperimen dari penelitian terdahulu merupakan3x2 yang mengkombinasikan antara designwithin dan between subject. Sedangkan desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah 2x2x2x2 meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 7. Abhijeet Chandra (2009) Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi individual investor dalam melakukan perdagangan saham. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen meliputi umur, pendapatan dan tingkat kommpetensi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan investasi (kompetensi perdagangan). Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan melibatkan 250 investor individu di Delhi- NCR (National Capital Region). Teknik analisis data yang digunnakan untuk menguji hipotesis hipotesis dalam penelitian ini adalah uji korelasi dan empirical analysis.hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Pendidikan, bahwa tingkat pendidikan individu berperan penting pada tingkat keyakinan atau tingkat confidence investor individu, semakin tinggi klasifikasi individu maka individu memiliki kompeten untuk sering melakukan perdagangan saham

15 27 2. Usia, investor individual tiga puluh sampai empat puluh tahun cenderung memilkiki kompetensi yang tinggi yang berdampak pada sering melakukan perdagangan saham. 3. Pendapatan, bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan investor akan cenderung overconfidence maka berdampak sering melakukan perdagangan saham. 4. Tingkat kompetensi, semakin tinggi investor memiliki tingkat kompetensi cenderung berperilaku overconfidence berdampak sering melakukan perdagangan saham. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Penelitian terdahulu dan penelitian ini menggunakan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian Chandra dan penelitian sekarang yaitu pengambilan keputusan investasi. 2. Penelitian terdahulu dan penelitian ini menggunakan Grand Theory yang sama yaitu The Excessive Traiding Theory. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel independen yang digunakan penelitian terdahulu merupakan umur, pendapatan dan tingkat kompetensi. Sedangkan untuk penelitian sekarang variabel independen yang digunakan adalah pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news

16 28 (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 2. Jenis penelitian dari penelitian terdahulu termasuk ke dalam penelitian survei, sedangkan penelitian sekarang termasuk ke dalam penelitian eksperimen. 8. Robert Pinsker (2007) Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji model revisi keyakinan yang menyatakan bahwa individu lebih merespon bagian terakhir dari informasi yang diterima ketika informasi tersebut dilakukan secara Step by Step (SbS) (informasi disajikan satu persatu). Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news(++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++). Sedangkan variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah keputusan harga saham. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan 129 mahasiswa jurusan bisnis yang ada di University of South Florida. Eksperimen ini menggunakan desain eksperimen 2x2 yaitu pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++). Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian ini adalah ANCOVA dan t-test.

17 29 Hasil penelitian menunjukkan ketika pengungkapan informasi dengan informasi dengan rangkaian pendek pada urutan informasi konsisten (good news atau bad news atau sebaliknya), maka model belief revisionmenunjukkan hasil yang signifikan pada pengungkapan informasi secara sekuensial (Step by Step (SbS)) dibandingkan dengan pengungkapan informasi secara simultan (End of Sequence (EoS)). Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Partisipan penelitian pada penelitian terdahuludan penelitian sekarang adalah investor non profesional. 2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang termasuk ke dalam penelitian eksperimen. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel dependen pada penelitian terdahulu adalah keputusan harga saham, sedangkan untuk penelitian sekarang variabel dependennya adalah pengambilan keputusan investasi. 2. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian terdahulumenggunakan metode penelitian 2x2 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), sedangkan untuk penelitiansekarang menggunakan desain

18 30 eksperimen 2x2x2x2 yang meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 3. Penelitian terdahulu menggunakan seri informasi seri informasi pendek. Sedangkan penelitian sekarang menggunakan seri informasi pendek dan seri informasi panjang. 9. Gongmeng Chen, Kenneth A. Kim, John R Nofsinger, Oliver M Rui (2007) Peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk menguji pengambilan keputusan investasi di negara berkembang seperti Cina. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen meliputi efek disposisi, overconfidence, dan representative bias. Variabel dependen dalam peelitian ini adalah Keputusan investasi (perdagangan). Penelitian ini merupakan penelitian survei yang melibatkan investor individual di Cina. Teknik analisis data yang digunakan dalamm pennelitian ini untuk menguji hipotesis hipotesis dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan empirical analysis.hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Investor di Cina cenderung bias (desposition effect), bahwa investor individual di Cina mengalami desposition effectlebih tinggi dibandingkan dengan investor institusional

19 31 2. Percaya bahwa kinerja masa lalu mempengaruhi atau mengidentifikasikan kinerja masa depan. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Berikut ini adalah persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang menggunakan variabel dependen yang sama yaitu pengambilan keputusan investasi. 2. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang menggunakan data yang sama yaitu data primer dan berasal dari kuesioner. 3. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang mempunyai tujuan yang sama yaitu menguji pengaruh dari overconfidence. Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu denga penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan efek disposisi, overconfidence, dan representative bias. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++),Seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 2. Jenis penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu merupakan penelitian survei, sedangkan penelitian yang dilakukan dalam penelitian sekarang termasuk jenis penelitian survei.

20 Yenshan Hsu dan Cheng-Yi Shiu (2007) Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah invetor di pasar primer juga menunjukkan sikap overconfidence. Variabel yang digunakan dalam penelitin ini adalah variabel independen perilaku penawaran (bidding behaviour) untuk tiga jenis investor yaitu: individu laki laki, individu perempuan dan investor institusi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kepercayaan diri (overconfidence). Penelitian ini melibatkan 77 investor yang melakukan lelang IPO di Taiwan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis hipotesis penelitian ini adalah uji beda rata-rata dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki, perempuan,dan investor institusi dalam sampel memang menunjukkan terlalu percaya diri (overconfidence) dalam melakukan penawaranuntuk saham IPO. Laki-laki memiliki tingkat percaya diri (overconfidence) lebih tinggi daripada perempuandan investor institusi. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang mempunyai tujuan yang sama yaitu menguji pengaruh overconfidence terhadap pengambilan keputusan investasi. 2. Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang termasuk dalam penelitian penelitian eksperimen.

21 33 Berikut ini adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu: 1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakanperilaku penawaran (bidding behaviour) untuk tiga jenis investor yaitu: individu laki laki, individu perempuan dan investor institusi. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel independen meliputi pola penyajian (SbS dan EoS) dan urutan informasi positif/good news diikuti informasi negatif/bad news (++--) serta informasi negatif/bad news diikuti informasi positif/good news (--++), seri informasi (informasi panjang dan informasi pendek), tingkat overconfidence (overconfidence dan tidak overconfidence). 2. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian terdahulu merupakan Overconfidence. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan variabel dependen yaitu pengambilan keputusan investasi. 3. Sampel yang digunakan dalam penelitian terdahulu yaitu dengan melibatkan investor profesional yang melakukan lelang IPO di Taiwan. Sedangkan dalam penelitian ini melibatkan partisipan dari investor non profesional yaitu dari mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen Landasan Teori Pada sub bab ini akan diuraikan beberapa teori pendukung yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kerangka pemikiran maupun perumusan hipotesa.

22 34 1. Belief Adjusment Model Hogarth dan Einhorn (1992), mengembangkan model Belief Adjusment untuk memberikan penjelasan komprehensif mengenai cara informasi diintrepretasikan dan diproses. Model belief adjusment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn berdasarkan asumsi bahwa individu memproses informasi secara berurutan dan memiliki keterbatasan kapasitas memori. Individu mengubah keyakinan mereka berdasarkan proses anchoring dan adjustment. Model belief edjustment ini mempertimbangkan tiga karakteristik yang juga berperan penting dalam Bayes Theorem, yaitu: (1) arah; (2) kekuatan; dan (3) tipe. Arah dari bukti menunjukkan apakah bukti mendukung atau tidak mendukung keyakinan individu saat ini. Bukti tambahan yang mendukung keyakinan adalah bukti positif, sementara bukti tambahan yang tidak mendukung keyakinan adalah bukti negatif. Bukti positif atau good news dinyatakan dengan informasi mengenai kinerja perusahaan yang baik (seperti: peningkatan aset, peningkatan kinerja perusahaan). Sedangkan bukti negatif atau bad news dinyatakan dengan informasi mengenai kinerja perusahaan yang tidak baik atau buruk (seperti: penurunan profitabilitas, penurunan kinerja perusahaan). Karakteristik kedua adalah kekuatan atau tingkatan bukti yang dapat mendukung atau tidak mendukung keyakinan saat ini. Terakhir, tipe bukti dapat dikategorikan sebagai bukti yang konsisten dan gabungan.bukti konsisten adalah bukti yang hanya menampilkan informasi akuntansi saja atau informasi non akuntansi saja. Sedangkan untuk bukti gabungan adalah bukti yang menampilkan informasi keduanya yaitu informasi akuntansi dan informasi non akuntansi.menurut

23 35 Sharralisa (2012), menyatakan informasi akuntansi adalah informasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan (seperti: laba bersih, penjualan). Sedangkan untuk informasi non akuntansi merupakan informasi yang tidak terdapat dalam laporan keuangan. Informasi non akuntansi ini dapat berupa laporan kepada pemegang saham, informasi bagi pemegang saham, pembahasan dan analisis manajemen, tata kelola perusahaan, informasi mengenai penerapan Corporate Social Rensponsibility (CSR). Menurut Demirag (2005) menjelaskan bahwa Corporate Social Responsibility adalah sikap perusahaan dan tanggungjawab kepada masyarakat sosial, etika dan permasalahan lingkungan dan termasuk pengembangan berkelanjutan. Pinsker (2007), memberikan kesimpulan tentang model belief adjustment bahwa ketika sekumpulan informasi seri pendek (informasi yang terdiri atas < 12 informasi) secara konsisten positif (negatif) menerima secara berurutan, dibandingkan dengan pengungkapan simultan dan sebaliknya ketika informasi seri panjang (informasi yang terdiri atas > 17 informasi) secara konsisten positif (negatif) menerima secara berurutan, dibandingkan dengan pengungkapan simultan. Disamping arah, kekuatan dan tipe, model belief adjustment memperluas bayes theorem dengan menambahkan dua karakteristik baru yaitu urutan (++--/--++) dan pola penyajian informasi (SbS dan EoS). Pola penyajian yang digunakan diantaranya Step by Step (SbS), End of Sequence (EoS) (EoS) dan Self Review. Pola Step by Step (SbS) adalah pola penyajian informasi ketika investor memiliki transaksi berdasarkan informasi yang sederhana dan dilakukan secara berurutan. Informasi sederhana adalah informasi yang terdiri atas

24 36 satu jenis informasi saja (misalnya, laporan keuangan atau informasi non keuangan triwulanan yang diperoleh dari media massa). Pola End of Sequence (EoS) adalah pola penyajian informasi ketika investor memiliki transaksi berdasarkan informasi yang lengkap dan seluruh laporan yang diperoleh pada garis waktu tertentu (misalnya, laporan tahunan lengkap yang tidak hanya laporan keuangan). Sedangkan pola Self Review Debiaser adalah pola penyajian informasi ketika investor melakukan review terhadap keseluruhan informasi yang didapatnya dalam pengambilan keputusan investasi. Komponen dalam teori belief adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn(1992), adalah sebagai berikut: 1. Sequential Process. Hogarth dan Einhorn(1992), berargumentasi bahwa penyesuaian terhadap keyakinan pada kenyataanya adalah aktivitas umum yang dilakukan oleh manusia. Proses berurutan adalah asumsi yang mendasari teori belief adjustment. 2. Task Variables. Teori belief adjustment mempertimbangkan tiga variabel tugas, yaitu: kompleksitas tugas, panjangnya seri bukti, dan pola penyajian informasi. a) Kompleksitas tugas adalah fungsi penurunan familiaritas tugas. b) Panjang seri bukti menunjukkan jumlah bukti yang akan dievaluasi. Tugas yang mengevaluasi bukti antara dua sampai dengan 12 bukti merupakan seri bukti pendek, sementara jika

25 37 jumlah bukti terdiri dari lebih 17 bukti diklasifikasikan sebagai seri bukti panjang. c) Pola penyajian informasi merupakan prosedur bagaimana bukti akan dievaluasi. Dua pola penyajian informasi yang diperkenalkan dalam teori belief adjustment yaitu: Step by Step (SbS) atau pola penyajian berurutan dan End of Sequence (EoS) atau pola penyajian simultan. Dalam pola penyajian informasi Step by Step (SbS), bukti dievaluasi satu persatu secara berurutan, sedangkan pola penyajian informasi End of Sequence (EoS) seluruh bukti dievaluasi dalam waktu yang bersamaan. 2. Recency Effect dan primacy effect Teori belief adjustment mengklasifikasikan dua kemungkinan efek urutan pada bukti gabungan yaitu: primacy effect dan recency effect. Primacy effect terjadi karena adanya keterbatasan individu dalam mengolah informasi yang diterimanya sehingga ketika menerima informasi dalam jumlah tertentu maka kecenderungan individu akan lebih mempertimbangkan informasi pertama dibandingkan informasi yang didapat informasi pertama dibandingkan informasi yang didapat terakhir. Sedangkan recency effect terjadi karena penyajian informasi secara berurutan (SbS) memberikan kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan penyesuaian, dan investor sering melakukan penyesuaian berlebihan ke arah item-item informasi.

26 38 Primacy effect terjadi ketika bukti sebelumnya dipertimbangkan lebih penting dari pada bukti yang terakhir diterima. Sedangkan recency effect terjadi karena bukti yang diterima terakhir lebih dipertimbangkan dibandingkan bukti yang pertama diterima. Prediksi primacy dan recency tergantung terhadap properti dari variabel-variabel tugas. Recency effect diprediksikan akan terjadi untuk pola penyajian Step by Step (SbS) atau berurutan dengan seri informasi pendek dan sederhana. Model belief adjustment yang dikembangkan oleh Hogarth dan Einhorn (1992), dapat memberikan proporsi ekspetasi efek berurutan seperti tabel berikut: TABEL 2.1 EKSPETASI EFEK URUTAN BERDASARKAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT End of Sequence (EoS) Mixed Information Set Simple Step by Step (SbS) End of Sequence (EoS) Complex Step by Step (SbS) Short Primacy Recency Recency Recency Long Primacy Primacy Primacy Primacy Consisten Information Set Short Primacy No Effect No Effect No Effect Long Primacy Primacy Primacy Primacy Tabel 2.1 menunjukkan bahwa ketika seperangkat informasi campuran (urutan ++-- atau --++) maka prediksi efek urutan yang terjadi adalah: 1. Pada informasi sederhana, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi pendek maka terjadi primacy effect.

27 39 2. Pada informasi sederhana, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect. 3. Pada informasi sederhana, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi recency effct. 4. Pada informasi sederhana, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect. 5. Pada informasi kompleks, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi pendek maka terjadi recency effect. 6. Pada informasi kompleks, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect. 7. Pada informasi kompleks, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi pendek maka terjadi recency effect. 8. Pada informasi kompleks, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect. Pada tabel 2.1 juga menunjukkan prediksi efek urutan yang terjadi ketika seperangkat informasi konsisten (dengan urutan ++++ atau ----) yaitu: 1. Pada informasi sederhana, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi pendek maka terjadi primacy effect. 2. Pada informasi sederhana, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi panjang terjadi primacy effect. 3. Pada informasi sederhana, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi pendek maka tidak terjadi efek urutan.

28 40 4. Pada informasi sederhana, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect. 5. Pada informasi kompleks, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seru informasi pendek maka tidak terjadi efek urutan. 6. Pada informasi kompleks, pola penyajian End of Sequence (EoS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect. 7. Pada informasi kompleks, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi pendek maka tidak terjadi efek urutan. 8. Pada informasi kompleks, pola penyajian Step by Step (SbS), dan seri informasi panjang maka terjadi primacy effect. 3. Self Deception Theory/Teori Pengelabuan Diri Perilaku overconfidence akan menyebabkan kecenderungan investor untuk melakukan strategi perilaku perdagangan yang agresif dan berlebihan. Ratarata perilaku overconfidence di pasar modal dapat menyebabkan efek berbahaya, tetapi dalam beberapa kasus mungkin menghasilkan keuntungan lebih dari investor yang rasional. Klaymen et al. (1999) menyatakan bahwa kombinasi tingkat pengetahuan dan tingkat keyakinan akan menentukan tingkat overconfidence seseorang. Perbedaan tingkat atau level overconfidence akan menimbulkan perbedaan dalam mengintrepretasikan dan mengevaluasi informasi sehingga akan menghasilkan perbedaan dalam mencari solusi. Hampir semua temuan psikologi menyimpulkan bahwa perilaku overconfidence cenderung mendorong pengambil keputusan untuk menentukan prediksi dengan tidak akurat sehingga menghasilkan kesalahan prediksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

29 41 mereka yang lebih rasional. Kesimpulan ini mengkonfirmasi Teori Penipuan Diri (Self Deception Teory) yang dikembangkan oleh Trivers (2004). Self Deception Theory atau Teori Pengelabuan Diri (Trivers, 2004), memprediksi bahwa ketika seseorang secara tidak sadar mempersiapkan dirinya memiliki kemampuan di atas rata-rata dan kemudian pola pikirnya mengerahkan dan mengelola persepsinya sedemikian rupa sehingga cenderung mencari informasi yang mendukung perilakunya maka indvidu tersebut akan terperangkap pada pembentukan keyakinan yang keliru yang selanjutnya akan mengarah kepada pembentukan perilaku overconfidence yang berdampak pada pengelabuan diri atau self deception. Self Deception Theory didasarkan pada argumentasi bahwa ketika seseorang berperilaku overconfidence dan memperoleh umpan balik maka dirinya akan mengetahui kesalahan yang telah dilakukannya. Secara spesifik, ketika orang yang bersangkutan mengetahui hasil prediksinya dan prediksi standarnya maka akan timbul kesadaran bahwa dirinya telah terjebak pada pembentukan keyakinan yang tidak tepat. Pada tahap ini, indvidu yang bersangkutan akan menyadari bahwa dirinya telah melakukan pengelabuhan diri yaitu dengan memberikan penilaian yang berlebihan pada ketepatan tingkat pengetahuan yang dimilikinya melebihi tingkat pengetahuan yang sebenarnya sehingga cenderung memberi probabilitas yang tinggi pada kebenaran penilaiannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penyimpangan prediksi yang relatif tinggi dari prediksi rataratanya prediksi standarnya sehingga menempatkan dalam posisi yang memperoleh kerugian.

30 Kerangka Pemikiran Skema kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut: SKENARIO I Pola Penyajian: Step by Step (SbS) Urutan Informasi: good newsdiikuti bad news(++--) Seri Informasi: Panjang Pengambilan Keputusan Skenario I Uji Beda Hipotesis SKENARIO II Pola Penyajian: Step by Step (SbS) Urutan Informasi: bad newsdiikuti good news(--++) Seri Informasi: Panjang Pengambilan Keputusan Skenario II SKENARIO III Pola Penyajian: Step by Step (SbS) Urutan Informasi: good newsdiikuti bad news(++--) Seri Informasi: Pendek SKENARIO IV Pola Penyajian: Step by Step (SbS) Urutan Informasi: bad newsdiikuti good news(--++) Seri Informasi: Pendek Pengambilan Keputusan Skenario III Pengambilan Keputusan Skenario IV Uji Beda Hipotesis SKENARIO V Pola Penyajian: End of Sequence (EoS) Urutan Informasi: good newsdiikuti bad news(++--) Seri Informasi: Panjang SKENARIO VI Pola Penyajian: End of Sequence (EoS) Urutan Informasi: bad newsdiikuti good news(--++) Seri Informasi: Panjang Pengambilan Keputusan Skenario V Pengambilan Keputusan Skenario VI Uji Beda Hipotesis SKENARIO VII Pola Penyajian: End of Sequence (EoS) Urutan Informasi:good newsdiikuti bad news(++--) Seri Informasi: Pendek Pengambilan Keputusan Skenario VII SKENARIO VIII Pola Penyajian: End of Sequence (EoS) Urutan Informasi: bad newsdiikuti good news(--++) Seri Informasi: Pendek Pengambilan Keputusan Skenario VIII Uji Beda Hipotesis TEKNIK KALIBRASI Individu Overconfidence Individu Tidak Overconfidence Pengambilan Keputusan Investasi Sumber: diolah GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

31 43 Pada skenario I partisipan cenderung memberikan proporsi yang lebih tinggi untuk informasi yang diterima diawal (primacy) yaitu good news pada urutan informasigood news diikuti bad news pada pola penyajian Step by Step (SbS) dan seri informasi panjang. Sedangkan partisipan yang mendapatkan skenario II cenderung memberikan proporsi lebih untuk informasi yang diterima diawal (primacy) yaitu bad news pada urutan informasi bad news diikuti good newsdengan pola penyajian Step by Step (SbS) dan seri informasi panjang.pada skenario III, partisipan cenderung memberikan proporsi yang lebih tinggi untuk informasi yang diterima diakhir (recency) yaitu bad news pada urutan informasi good news diikuti bad news dengan pola penyajian Step by Step (SbS) dan seri informasi pendek. Sedangkan untuk partisipan yang memperoleh skenario IV, cenderung memberikan proporsi lebih tinggi informasi yang diterima diakhir (recency) yaitu good news pada urutan informasi bad newsdiikuti good newsdengan pola penyajian Step by Step (SbS) dan seri informasi pendek. Pada skenario V, partisipan cenderung memberikan proporsi yang lebih untuk informasi yang diterima diawal (primacy) yaitu good news pada urutan informasi good newsdiikuti bad news dengan pola penyajian End of Sequence (EoS) dan seri informasi panjang. Sedangkan untuk partisipan yang memperoleh skenario VI, partisipan cenderung memberikan proporsi lebih tinggi untuk informasi yang diterima diawal (primacy) yaitu bad news pada urutan informasi bad news diikuti good newsdengan pola penyajian End of Sequence (EoS) dan seri informasi panjang.pada skenario VII, partisipan cenderung memberikan proporsi lebih tinggi untuk informasi yang diterima diawal (primacy)

32 44 yaitu good news pada urutan informasi good news diikuti bad news dengan pola penyajian End of Sequence (EoS) dan seri informasi pendek. Sedangkan untuk partisipan yang memperoleh skenario VIII, partisipan cenderung memberikan proporsi lebih tinggi untuk informasi yang diterima diawal (primacy) yaitu bad news pada urutan informasi bad news diikuti good news dengan pola penyajian End of Sequence (EoS) dan seri informasi pendek. Selain itu, dari skenario tersebut juga akan memberikan tes kalibrasi untuk mengukur tingkat overconfidence dari masing-masing individu apabila hasil menunjukkan seluruh dari partisipan adalah overconfidence atau tidak overconfidence, maka akan dilakukan uji beda pada seluruh hasil overconfidence atau tidak overconfidence. Apabila hasil menunjukkan sebagian dari partisipan adalah overconfidence atau tidak overconfidence, maka akan dilakukan uji beda pada proporsi hasil yang lebih besar. Sedangkan apabila hasil menunjukkan setengah dari partisipan (50:50) adalah overconfidence dan tidak overconfidence, maka seluruhnya akan dilakukan uji beda Hipotesis Penelitian Pada dasarnya pengambilan keputusan dibutuhkan pertimbangan yang cukup sulit dalam memutuskan keputusan yang terkait dengan keputusan investasi. Investor atau individu yang akan membuat keputusan informasi harusnya dapat mengevaluasi dan menganalisis informasi yang disajikan berdasarkan bukti pendukung sehingga keputusan akhiryang diambil berdasarkan informasi dan bukti yang diperoleh. Urutan penyajian informasi dalam lingkungan

33 45 yang kompleks mungkin juga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan akhir yang akan diambil oleh setiap individu atau investor. Karena urutan informasi sangat berpengaruh terhadap pergerakan saham. Pada penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica et al. (2013), menunjukkan bahwa terjadi efek urutan recency jika informasi disajikan secara sekuensial (Step by Step) dalam pengambilan keputusan investasi.pinsker (2007), menyimpulkan bahwa revisi keyakinan dan keputusan harga saham secara signifikan lebih besar atau lebih kecil dalam kondisi berurutan, ketika seperangkat informasi seri pendek secara konsisten positif atau negatif yang diungkapkan secara berurutan (Step by Step), dibandingkan dengan pengungkapan secara simultan. Berdasarkan latar belakang dan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H1: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang memperoleh informasi good news diikuti bad news (++--) dibandingkan dengan partisipan yang memperoleh informasi bad newsdiikuti good news (--++) pada pola penyajian Step by Step (SbS) dan seri informasi panjang. H2: Terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang memperoleh informasi good news diikuti bad news (++--) dibandingkan dengan partisipan yang memperoleh informasi bad news diikuti good news (--++) pada pola penyajian Step by Step (SbS) dan seri informasi pendek.

34 46 Pada penelitian dari Gosh dan Anne Wu (2012), mengatakan bahwa tidak ada pengaruh dalam rekomendasi analisis investasi ketika pengukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan tidak menguntungkan, sedangkan keuntungan pada kinerja non keuangan tampaknya tidak relevan ketika kinerja keuangan tidak menguntungkan. Namun ketika pengukuran kinerja keuangan menguntungkan, maka efek rekomendasi berbeda pada rekomendasi analisis investasi.pinsker (2011), yang meneliti mengenai respon investor terhadap informasi panjang yang diberikan dengan pola penyajian Step by Step (SbS) atau pola penyajian End of Sequence (EoS), sehingga memberikan bukti bahwa terdapat efek resensi pada pengungkapan informasi dengan rangkaian panjang serta efek resensi relatif lebih signifikan pada pengungkapan informasi secara bertahap (Step by Step) daripada pengungkapan informasi secara simultan (End of Sequence). Berdasarkan latar belakang dan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H3 : Terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang memperoleh informasi good newsdiikuti bad news (++--) dibandingkan partisipan yang memperoleh informasi bad newsdiikuti good news (--++) pada pola penyajian End of Sequence (EoS) dan seri informasi panjang. H4 : Terdapat perbedaan keputusan investasi antara partisipan yang memperoleh informasi good news diikuti bad news (++--) dibandingkan partisipan yang memperoleh informasi bad news diikuti good news (--++) pada pola penyajian End of Sequence (EoS) dan seri informasi pendek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang secara garis besar membahas mengenai penelitian sebelumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang secara garis besar membahas mengenai penelitian sebelumnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini disusun berdasarkan acuan dan keterkaitan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang telah dilakukan dan dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang telah dilakukan dan dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini disusun dengan merujuk pada beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Luciana Spica Almilia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan berinvestasi di negara-negara yang maju karena Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan berinvestasi di negara-negara yang maju karena Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah berhasil menunjukkan bahwa investasi saham menjadi sangat menguntungkan. Oleh karena itu, hal ini merupakan peluang

Lebih terperinci

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT TERHADAP INVESTOR OVERCONFIDENCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT TERHADAP INVESTOR OVERCONFIDENCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT TERHADAP INVESTOR OVERCONFIDENCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Oleh : FAIRITA DEWI ROFIYAH NIM: 2013310407 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI: EKSPERIMENTASI RANGKAIAN INFORMASI PENDEK ARTIKEL ILMIAH

PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI: EKSPERIMENTASI RANGKAIAN INFORMASI PENDEK ARTIKEL ILMIAH PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI: EKSPERIMENTASI RANGKAIAN INFORMASI PENDEK ARTIKEL ILMIAH Oleh: AULIDA KHOLIFATUN NISA NIM: 2013310420 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. keputusan investasi antara partisipan yang memperoleh informasi good news

BAB V PENUTUP. keputusan investasi antara partisipan yang memperoleh informasi good news BAB V PENUTUP Bab V memaparkan tentang simpulan penelitian, keterbatasanketerbatasan dan saran-saran. Bagian awal dipaparkan simpulan hasil penelitian berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sangat pesat dan kebutuhan investor akan informasi sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sangat pesat dan kebutuhan investor akan informasi sebagai acuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang sangat pesat membuat investor harus membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi. Keputusan investasi yang tepat membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang cukup besar. Akan tetapi, fluktuasi tersebut juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang cukup besar. Akan tetapi, fluktuasi tersebut juga memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting sebagai alternative bagi pendanaan dan sarana berinvestasi. Pergerakan indeks dan fluktuasi pergerakan harga saham memberikan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk diikuti. Terutama bagi para pelaku ekonomi khususnya para

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk diikuti. Terutama bagi para pelaku ekonomi khususnya para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia investasi selalu memiliki kharismanya yang selalu membuat menarik untuk diikuti. Terutama bagi para pelaku ekonomi khususnya para investor. Fluktuasi pergerakan

Lebih terperinci

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA MITIGASI EFEK URUTAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI A R T I K E L I L M I A H

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA MITIGASI EFEK URUTAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI A R T I K E L I L M I A H RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA MITIGASI EFEK URUTAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI A R T I K E L I L M I A H Oleh : AURAVITA ASTANIA NIM 2012310779 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Luciana Spica Almilia dan Supriyadi (2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Luciana Spica Almilia dan Supriyadi (2013) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu a. Luciana Spica Almilia dan Supriyadi (2013) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efek urutan dan mode respons (Step by Step /SbS dan End of

Lebih terperinci

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT PADA INFORMASI AKUNTANSI SERI PANJANG TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI HALAMAN JUDUL ARTIKEL ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi tersebut tidak terlepas dari perkembangan pasar modal dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi tersebut tidak terlepas dari perkembangan pasar modal dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kegiatan investasi pada era globalisasi saat ini memiliki peran penting sebagai alternatif bagi para investor untuk pengalokasian dananya. Kegiatan investasi tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan penjelasan secara garis besar mengenai penelitian. 1. Tri IkaAyuananda dan Intiyas Utami (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan penjelasan secara garis besar mengenai penelitian. 1. Tri IkaAyuananda dan Intiyas Utami (2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini disusun merujuk berdasarkan pada penelitian terdahulu. Berikut ini merupakan penjelasan secara garis besar mengenai penelitian terdahulu

Lebih terperinci

MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI BERDASARKAN INFORMASI NONAKUNTANSI

MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI BERDASARKAN INFORMASI NONAKUNTANSI MODEL BELIEF ADJUSTMENT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI BERDASARKAN INFORMASI NONAKUNTANSI Anita Angraeni STIE Perbanas Surabaya Luciana Spica Almilia STIE Perbanas Surabaya lucy@perbanas.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Pergeseran perspektif mengenai peran akuntan manajemen dalam suatu perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab V memaparkan tentang simpulan, keterbatasan-keterbatasan dan

BAB V PENUTUP. Bab V memaparkan tentang simpulan, keterbatasan-keterbatasan dan BAB V PENUTUP Bab V memaparkan tentang simpulan, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran. Bagian awal dipaparkan simpulan hasil penelitian berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan; bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan tentu tidak terlepas dari penelitianpenelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan obyek yang akan diteliti. Berikut uraian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu. Berikut akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu secara garis besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu. Berikut akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu secara garis besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini disusun dan merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu. Berikut akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu secara garis besar mengenai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hasil-hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran. Pada bagian

BAB V PENUTUP. hasil-hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran. Pada bagian BAB V PENUTUP Bab V memaparkan tentang simpulan penelitian, pemaparan implikasi hasil-hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran. Pada bagian awal dipaparkan simpulan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. informasi yang berbeda serta framing effect pada informasi seri panjang dan tipe

BAB V SIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. informasi yang berbeda serta framing effect pada informasi seri panjang dan tipe BAB V SIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN 5.1 Simpulan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan keputusan investasi yang disebabkan oleh urutan informasi dan pola penyajian

Lebih terperinci

PENGARUH ORDER EFFECT DAN POLA PENGUNGKAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

PENGARUH ORDER EFFECT DAN POLA PENGUNGKAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Jurnal InFestasi Vol. 8 No.2 Desember 2012 Hal. 123-136 PENGARUH ORDER EFFECT DAN POLA PENGUNGKAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Barbara Gunawan M. Hendra Yusuf Program Studi Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA INVESTOR NON-PROFESIONAL ARTIKEL ILMIAH Oleh : TAUFAN HANAFI NIM : 2013310216

Lebih terperinci

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA POLA PENYAJIAN INFORMASI, URUTAN INFORMASI DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA POLA PENYAJIAN INFORMASI, URUTAN INFORMASI DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA POLA PENYAJIAN INFORMASI, URUTAN INFORMASI DAN FRAMING EFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Oleh: MOCHAMMAD ZAHID MUZAMMIL HADI 2013310164 SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. implikasi hasil-hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran. Pada

BAB V PENUTUP. implikasi hasil-hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran. Pada BAB V PENUTUP Bab V memaparkan mengenai simpulan penelitian, pemaparan implikasi hasil-hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran. Pada bagian awal dipaparkan simpulan hasil penelitian

Lebih terperinci

POLA PENYAJIAN INFORMASI DAN KEPUTUSAN INVESTOR YANG IRASIONAL A R T I K E L I L M I A H

POLA PENYAJIAN INFORMASI DAN KEPUTUSAN INVESTOR YANG IRASIONAL A R T I K E L I L M I A H RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA POLA PENYAJIAN INFORMASI DAN KEPUTUSAN INVESTOR YANG IRASIONAL A R T I K E L I L M I A H Oleh : HERLA KUSUMAWARDHANI NIM : 2012310496 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

PENGARUH ORDER EFFECT DAN POLA PENGUNGKAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Luciana Spica Almilia STIE Perbanas Surabaya

PENGARUH ORDER EFFECT DAN POLA PENGUNGKAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Luciana Spica Almilia STIE Perbanas Surabaya PENGARUH ORDER EFFECT DAN POLA PENGUNGKAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Luciana Spica Almilia STIE Perbanas Surabaya Abstract: Hogarth and Einhorn's Model (1992) predicted that judgment after

Lebih terperinci

PENGARUH POLA PENYAJIAN END OF SEQUENCE (EoS) DAN SERI INFORMASI PENDEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

PENGARUH POLA PENYAJIAN END OF SEQUENCE (EoS) DAN SERI INFORMASI PENDEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2015, Hal. 129 139 Vol. 22, No. 2 129 ISSN: 1412-3126 PENGARUH POLA PENYAJIAN END OF SEQUENCE (EoS) DAN SERI INFORMASI PENDEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konflik organisasi dapat muncul ketika suatu inisiatif baru mulai diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. konflik organisasi dapat muncul ketika suatu inisiatif baru mulai diperkenalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan yang dinamis menuntut organisasi untuk dapat melakukan penyesuaian dengan cepat. Salah satu penyesuaian yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan

Lebih terperinci

PENGARUH URUTAN PENYAJIAN INFORMASI DAN PERSONALITAS TERHADAP REVISI KEYAKINAN INVESTOR SEBUAH EKSPERIMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENGARUH URUTAN PENYAJIAN INFORMASI DAN PERSONALITAS TERHADAP REVISI KEYAKINAN INVESTOR SEBUAH EKSPERIMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGARUH URUTAN PENYAJIAN INFORMASI DAN PERSONALITAS TERHADAP REVISI KEYAKINAN INVESTOR SEBUAH EKSPERIMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN THE INFLUENCE OF SEQUENTIAL OF INFORMATION PRESENTATION AND PERSONALITY ON

Lebih terperinci

PERAN MODERASI FRAMING DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP BIAS EFEK URUTAN BUKTI DALAM KEPUTUSAN PENGANGGARAN

PERAN MODERASI FRAMING DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP BIAS EFEK URUTAN BUKTI DALAM KEPUTUSAN PENGANGGARAN Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393 Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012 PERAN MODERASI FRAMING DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP BIAS EFEK URUTAN BUKTI DALAM KEPUTUSAN PENGANGGARAN Wulandari Fitri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

BAB V PENUTUP. dalam penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. BAB V PENUTUP Bab V ini menjelaskan tentang simpulan hasil penelitian, keterbatasanketerbatasan dalam penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. Bagian awal menjelaskan simpulan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan keputusan investasi, memilih merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi investor terutama dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Pilihan terhadap

Lebih terperinci

Self-Review Sebagai Metode Mitigasi Efek Resensi Pada Informasi Audit Seri Panjang

Self-Review Sebagai Metode Mitigasi Efek Resensi Pada Informasi Audit Seri Panjang Self-Review Sebagai Metode Mitigasi Efek Resensi Pada Informasi Audit Seri Panjang Abstract The purpose of this study is to observe the order effect and the presentation of long series information and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap anchoring bias, maka halhal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: 1. Anchoring bias ada pada jawaban partisipan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi harga saham di bursa efek, kemungkinan tergantung dari persepsi para

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi harga saham di bursa efek, kemungkinan tergantung dari persepsi para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fluktuasi harga saham di bursa efek, kemungkinan tergantung dari persepsi para pemodal terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga tersebut. Ada 2 faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

POLA PENYAJIAN INFORMASI DAN KEPUTUSAN INVESTOR YANG IRASIONAL

POLA PENYAJIAN INFORMASI DAN KEPUTUSAN INVESTOR YANG IRASIONAL 140 Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2015, Hal. 140 153 Vol. 22, No. 2 ISSN: 1412-3126 POLA PENYAJIAN INFORMASI DAN KEPUTUSAN INVESTOR YANG IRASIONAL Herla Kusumawardhani Luciana Spica Almilia

Lebih terperinci

INVESTOR OVERCONFIDENT DALAM PENILAIAN SAHAM: PERSPEKTIF GENDER DALAM EKSPERIMEN PASAR

INVESTOR OVERCONFIDENT DALAM PENILAIAN SAHAM: PERSPEKTIF GENDER DALAM EKSPERIMEN PASAR Investor Overconfident Dalam Penilaian Saham: Perspektif Gender Dalam Eksperimen Pasar (Mahatma Kufepaksi) INVESTOR OVERCONFIDENT DALAM PENILAIAN SAHAM: PERSPEKTIF GENDER DALAM EKSPERIMEN PASAR Mahatma

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme penerapan corporate governance terhadap kualitas laba. Fokus utama dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 54 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik serta pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan usaha menuntut banyak perusahaan di Indonesia untuk lebih transparan dalam mengungkap informasi perusahaan (Fuad,2006). Dalam menghadapi dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kandungan informasi bila publikasi laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kandungan informasi bila publikasi laporan keuangan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna kepada perusahaan, investor, kreditor dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan investasi dan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, menyebabkan begitu banyak perusahaan manufaktur bertumbangan. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA

RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA RISET KOLABORASI DOSEN DAN MAHASISWA PENGUJIAN MODEL BELIEF ADJUSTMENT TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI BERDASARKAN POLA PENYAJIAN, URUTAN INFORMASI, JENIS INFORMASI SERTA TINGKAT OVERCONFIDENCE DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan; bagian kedua

BAB V PENUTUP. berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan; bagian kedua BAB V PENUTUP Bab V memaparkan tentang simpulan penelitian, keterbatasanketerbatasan dan saran-saran. Bagian awal dipaparkan simpulan hasil penelitian berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori keuangan konvensional menganggap individu bertindak rasional dalam mengidentifikasi dan menggunakan informasi yang relevan sehingga mampu membuat keputusan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan negara,

BAB V PENUTUP. manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan negara, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh konsentrasi kepemilikan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan negara, leverage, ukuran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin memiliki kehidupan yang lebih baik dan layak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan investasi. Pemilihan investasi

Lebih terperinci

PENGARUH URUTAN PENYAJIAN INFORMASI DAN PERSONALITAS TERHADAP REVISI KEYAKINAN INVESTOR (SEBUAH STUDI EKSPERIMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN) Full Paper

PENGARUH URUTAN PENYAJIAN INFORMASI DAN PERSONALITAS TERHADAP REVISI KEYAKINAN INVESTOR (SEBUAH STUDI EKSPERIMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN) Full Paper 1 PENGARUH URUTAN PENYAJIAN INFORMASI DAN PERSONALITAS TERHADAP REVISI KEYAKINAN INVESTOR (SEBUAH STUDI EKSPERIMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN) Abdul Hamid Habbe University of Hasanuddin hamidhabbe@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini dilakukan, belum banyak peneliti yang meneliti tentang pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor pada instrumen pasar uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap orang perlu melakukan investasi, karena nilai uang yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap orang perlu melakukan investasi, karena nilai uang yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berinvestasi adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan keuangan. Setiap orang perlu melakukan investasi, karena nilai uang yang dimiliki akan selalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara perusahaan dan pihak eksternal. Dalam asimetri informasi, perusahaan diasumsikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara perusahaan dan pihak eksternal. Dalam asimetri informasi, perusahaan diasumsikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan terdorong untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Hal ini disebabkan karena terdapat asimetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama 10 tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama 10 tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama 10 tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Perkembangnnya ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan dan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai masyarakat ekonomi, akhir-akhir ini kita mengetahui terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di mana hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

DAMPAK PENGUMUMAN PERUBAHAN DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM

DAMPAK PENGUMUMAN PERUBAHAN DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM DAMPAK PENGUMUMAN PERUBAHAN DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar di BEI) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlihat dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlihat dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pasar modal mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha menuntut adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha menuntut adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha menuntut adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Perusahaan seringkali menghadapi peluang atau kebutuhan untuk

BAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Perusahaan seringkali menghadapi peluang atau kebutuhan untuk BAB I PE DAHULUA 1.1. Latar Belakang Perusahaan seringkali menghadapi peluang atau kebutuhan untuk melakukan investasi dalam aktiva atau proyek untuk memaksimumkan nilai perusahaan/kekayaan pemegang saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak menjadikan jarak dan waktu sebagai hal yang dapat menghambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang didirikan memiliki tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang diantaranya yaitu untuk mencapai keuntungan yang maksimal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pasar modal dan pasar uang selama ini dikenal secara luas sebagai sarana investasi. Alternatif pilihan investasi lainnya adalah berinvestasi di pasar derivatif (pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungannya, yaitu : Perseroan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungannya, yaitu : Perseroan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) adalah sebuah tanggung jawab diberikan perusahaan kepada sosial lingkungannya. Gagasan CSR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan cara melakukan ekperimen pada investor yang akan melakukan investasi saham pada emiten. Pelaksanaan eksperimen dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor, calon investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang diukur menggunakan analisis rasio keuangan, untuk mengetahui kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di suatu negara selalu dikaitkan dengan keberhasilan pengusaha-pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya. Dalam upaya pengembangan bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CSR, leverage, dan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CSR, leverage, dan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CSR, leverage, dan proporsi komisaris independen terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak

Lebih terperinci

memublikasikan laporan keuangan lebih awal awal dengan perusahaan dengan risiko finansial rendah yang memublikasikan laporan keuangan di akhir.

memublikasikan laporan keuangan lebih awal awal dengan perusahaan dengan risiko finansial rendah yang memublikasikan laporan keuangan di akhir. 63 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian tersebut dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Perusahaan yang memiliki risiko finansial yang rendah akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menyebabkan suatu perusahaan membutuhkan suatu pendanaan yang lebih besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kalinya pada satu hari perdagangan di bursa efek. Penetapan opening price

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kalinya pada satu hari perdagangan di bursa efek. Penetapan opening price 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opening price atau harga pembukaan merupakan harga yang terbentuk pertama kalinya pada satu hari perdagangan di bursa efek. Penetapan opening price didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini, dilaksanakan di Jakarta. Penelitin ini mulai dilakukan pada bulan Juli 2016. Objek penelitian adalah manajer investasi yang berdomisili

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan berbasis perilaku Sebelum pandangan mengenai keuangan berbasis perilaku muncul, keuangan konvesional berpandangan bahwa investor dalam membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemegang saham dan calon investor untuk mengambil keputusan dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemegang saham dan calon investor untuk mengambil keputusan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Laba/Rugi berisi informasi laba yang bermanfaat bagi pemakai informasi laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini, pasar modal menjadi salah satu primadona bagi perekonomian karena pasar modal merupakan sumber alternatif bagi perusahaan yang ingin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Capital Market Research. Chp 12

Capital Market Research. Chp 12 Capital Market Research Chp 12 1 Philosophy Teori akuntansi Positif Mencari pemahaman phenomena akuntansi dengan melakukan observasi pada kejadian empiris dan hasilnya digunakan sebagai dasar prediksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berturutturut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi, sejalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi, sejalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan pasar modal dalam penyediaan dana jangka panjang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas atau perusahaan dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham serta nilai perusahaan (value of the firm) (Brigham dan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham serta nilai perusahaan (value of the firm) (Brigham dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran utama dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham serta nilai perusahaan (value of the firm) (Brigham dan Houston, 2006:68). Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan dalam kegiatan di pasar modal. Investor membutuhkan informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. keputusan dalam kegiatan di pasar modal. Investor membutuhkan informasi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di pasar modal sangat terpengaruh oleh adanya peran dari pemodal (investor) yang melakukan transaksi jual beli saham. Investor sangat membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Laporan keuangan merupakan informasi yang menyangkut posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, tuntutan untuk mengelola suatu entitas adalah dengan akuntabilitas dan transparansi sangat diperlukan. Akuntabilitas dan transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum, intellectual capital, corporate social responsibility dan corporate governance sebagai unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Good Corporate Governance mulai dikenal pada tahun Istilah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Good Corporate Governance mulai dikenal pada tahun Istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Istilah Good Corporate Governance mulai dikenal pada tahun 1997. Istilah Good Corporate Governance ini lebih dikenal pada waktu munculnya skandal yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diera global seperti sekarang ini, persaingan dalam usaha semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN. Diera global seperti sekarang ini, persaingan dalam usaha semakin terbuka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diera global seperti sekarang ini, persaingan dalam usaha semakin terbuka lebar bagi para pelaku usaha. Banyak perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu perusahaan dibutuhkan banyak dana. Melalui pembenahan struktur modal inilah yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak perubahan yang terjadi dalam ruang lingkup perekonomian Indonesia yang menyebabkan para pelaku ekonomi dari dalam maupun luar negeri tidak ragu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, karena melalui pasar modal tersebut perusahaan dapat memperoleh sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahan ini telah menjadi perusahaan go-publik yang sahamnya juga. perusahaan, BAPEPAM dan BEJ mengharuskan perusahaan publik

BAB I PENDAHULUAN. perusahan ini telah menjadi perusahaan go-publik yang sahamnya juga. perusahaan, BAPEPAM dan BEJ mengharuskan perusahaan publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaaan yang telah mencatatkan sahamnya di pasar bursa, perusahan ini telah menjadi perusahaan go-publik yang sahamnya juga menjadi milik publik.

Lebih terperinci