IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan Ibu kotanya Indramayu. Kabupaten Indramayu berada pada 6º15 sampai 6º40 Lintang Selatan dan pada 107º52 sampai 108º36 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Indramayu adalah ha terdiri dari tanah darat ha dan tanah sawah ha. Luas hutan rakyat ha, hutan negara ha, dan areal perkebunan ha. Tidak kurang dari 98,7% wilayah Kabupaten Indramayu berada pada ketinggian kurang dari 3 meter di atas permukaan laut (DPL). Luas wilayah pesisir seluruhnya adalah ha, dengan panjang garis pantai lebih dari 114 km, mencakup 11 kecamatan atau 35 Desa pantai (BPS. Kab. Indramayu 2007). Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 kecamatan, 302 desa, dan 8 kelurahan. Wilayah Kabupaten Indramayu sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Laut Jawa, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Subang, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon. Jarak dari pusat Ibu kota Indramayu ke pusat kota Jakarta tidak kurang dari 207 km; dan ke pusat kota Bandung tidak kurang dari 180 km. Semua desa dalam wilayah Kabupaten Indramayu dapat dicapai dengan angkutan darat. Kabupaten Indramayu, berdasarkan klasifikasi Köppen, termasuk pada wilayah dengan iklim tropis. Suhu di Kabupaten Indramayu pada siang hari berkisar antara 18 0 C dan 28 0 C dengan kelembaban udara antara 70 dan 80%. Angka curah hujan rata-rata per tahun adalah mm; dan jumlah hari hujan rata-rata 91 hari per tahun. Angin Barat dan angin Timur bertiup secara bergantian setiap 6 bulan, angin Barat bertiup dari bulan Desember sampai dengan bulan April dan angin Timur dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Di antara semua kecamatan se Kabupaten Indramayu kecamatan yang mendapat curah hujan di atas mm pada tahun 2007 yaitu Kecamatan Indramayu sebesar mm, Kecamatan Bungodua mm, Kecamatan Lelea ha, Kecamatan Widasari sebesar mm, Kecamatan Gabus Wetan sebesar 1.932

2 72 mm, Kecamatan Bongas mm, dan Kecamatan Sukra sebesar mm. Di antara semua kecamatan, terdapat 7 kecamatan yang mendapat hari hujan di atas 90 hari per tahun, yaitu Kecamatan Terisi 96 hari, Kecamatan Anjatan 92 hari, Kecamatan Indramayu 102 hari, Kecamatan Sindang 101 hari, Kecamatan Pasekan 101 hari, Kecamatan Kertasemaya 94 hari, dan Kecamatan Patrol 83 hari (BPS. Kab. Indramayu 2007). Dari segi topografi, sebagian besar wilayah pesisir Kabupaten Indramayu merupakan dataran dengan kemiringan tanah antara nol dan 2%. Ketinggian wilayah berkisar antara 8 dan 100 meter DPL; bagian Barat Daya ketinggian wilayah antara nol dan 3 meter DPL, bagian tengah antara 3 dan 25 meter DPL, bagian Selatan antara 25 dan 100 meter DPL. Keadaan topografi tersebut berpengaruh terhadap terjadinya luapan air jika curah hujan tinggi, atau terjadinya kekeringan atau kekurangan air bersih jika musim kemarau. Kecamatan yang termasuk rawan banjir ialah Kecamatan Sindang, Cantigi, Arahan, Losarang, Bongas, Anjatan, dan Sukra. Jumlah penduduk Kabupaten Indramayu pada akhir tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008 berturut-turut , , , , dan jiwa. Laju pertumbuhan penduduk periode dari tahun 2000 sampai 2006 rata-rata adalah 1,32. Kepadatan penduduk per km 2 adalah 837,67 jiwa; tertinggi di Kecamatan Balongan jiwa per km 2 dan terrendah di Kecamatan Cantigi 260,01 jiwa per km 2. Jumlah keluarga se Kabupaten Indramayu pada tahun 2007 adalah ; dengan jumlah ini maka kepadatan penduduk per keluarga adalah 3,83 jiwa (BPS. Kab. Indramayu 2008). Proporsi penduduk menurut agama pada tahun 2007 yaitu Islam 99,7%; Katholik 0,10%; Protestan 0,16%; Hindu/Budha/Konghuchu 0,02%. Proporsi penduduk menurut mata pencaharian: petani 45,5% dan selebihnya 54,5% terdiri atas PNS, TNI, POLRI, pensiunan, wiraswasta, pedagang, nelayan. Proporsi keluarga miskin tahun 2005; 2006; dan 2007 berturut-turut adalah 50,5%; 32,1%; dan 61,9% (BPS. Kab. Indramayu 2007). Gambaran pendidikan penduduk, hingga tahun 2008 proporsi angka melek huruf (AMH) usia 15 tahun ke atas adalah sebesar 88,58% penduduk; proporsi terrendah di Kecamatan Bongas 63,6% dan tertinggi di Kecamatan Bungodua

3 73 100%. Pada tahun 2007 jumlah Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) ada 246 unit; Sekolah Dasar (SD) 880 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 148 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 52 unit, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 45 unit dan Perguruan Tinggi 3 unit (BPS Kab.Indramayu 2007). Angka Partisipasi Sekolah (APS), yang menggambarkan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah atau angka yang menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah, pada tahun 2008 yaitu: 7-12 tahun; tahun; tahun; dan tahun berturut-turut 98,94%; 82,58%; 39,49%; 6,45%. Proporsi penduduk usia di atas 15 tahun yang tamat SD dan tidak tamat SD sebesar 58,87%. Keadaan umum kesehatan masyarakat di Kabupaten Indramayu menunjukkan paningkatan dari tahun ke tahun. Angka kematian bayi atau AKB dan kematian ibu hamil atau AKIH yang menjadi bagian indikator derajat kesehatan masyarakat menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. AKB yang pada tahun 2000 sebesar 68,27 0 / 00 kelahiran hidup turun menjadi 46,33 0 / 00 pada tahun 2005 sementara UHH masyarakat yang pada tahun 1996 sebesar 56,37 tahun naik menjadi 64,21 tahun pada tahun Dalam rangka peningkatan layanan kesehatan masyarakat, Pemerintah dengan dukungan masyarakat dan swasta, terus mengembangkan atau meningkatkan jumlah, jenis, dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan termasuk sumber daya manusia atau tenaga kesehatan. Jumlah RS di Kabupaten Indramayu, hingga akhir tahun 2008, ada lima unit yaitu satu unit RSU Pemerintah Daerah type C, satu unit RS Bhayangkara Kepolisian, satu unit RS Pertamina, dan dua unit RS swasta (RSS). Jumlah PUSKESMAS ada 49 unit tersebar di semua kecamatan, tiga di antaranya dilengkapi dengan fasilitas perawatan sederhana. Jumlah PUSKESMAS Pelayanan Obstetri Neonatus Esensial Dasar (PONED) ada 5 unit. Jumlah PUSKESMAS Pembantu (PUSTU) 67 unit, PUSKESMAS Keliling (PUSLING) kendaraan roda empat 44 unit, Pondok Bersalin Desa (POLINDES) 20 unit, POSYANDU buah, Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN) 112 unit, Rumah Bersalin (RB) swasta ada 8 unit, Balai Pengobatan (BP) swasta 8 unit, dan pengobat tradisional

4 74 (BATTRA) 55 buah. Jumlah dokter umum dan dokter gigi 96 orang dan paramedis orang (Dinkeskab. Indramayu 2007). Gambaran umum mengenai air bersih dan air minum, jamban keluarga, rumah sehat, sarana pengolahan air limbah (SPAL), dan tempat pembuangan sampah dapat diketahui dari hasil pemeriksaan Dinkeskab. Indramayu di seluruh kecamatan tahun 2006 dan hasil RISKESDAS JABAR (2007). Dari hasil pemeriksaan Dinkeskab. Indramayu terhadap keluarga, ada 53,26% yang memiliki sarana air dengan proporsi 2,14% tercemar sangat tinggi; 7,54% tercemar tinggi; 38,47% tercemar sedang; dan 52,54% tercemar rendah. Hal ini berarti kualitas sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat masih relatif rendah (Dinkeskab. Indramayu 2007). Hasil RISKESDAS JABAR (2007) menunjukkan proporsi penduduk Kabupaten Indramayu yang menggunakan air bersih lebih dari 100 liter per orang per hari sebesar 48,2%; antara 20 hingga 99,9 liter sebesar 47,4%; dan di bawah 20 liter sebesar 4,4%. Proporsi sumber air bersih, dari sumur bor atau pompa air tanah 46,8%; sumur terlindungi 14,7%; ledeng meteran 14,6%; ledeng eceran 10,9%; sumur tidak tertutup 3,1%; air sungai 2,0%; air hujan 0,2%; air kemasan 7%; dan lainnya 0,7%. Proporsi penduduk yang dapat menjangkau sumber air dengan waktu kurang dari 30 menit sebesar 99,8% dan dengan jarak kurang dari 1 km sebesar 99,2%. Proporsi ketersediaan air, mudah diperoleh sepanjang tahun sebesar 69,9%; sulit diperoleh pada musim kemarau 29,7%; dan sulit sepanjang tahun sebesar 0,4%. Proporsi kualitas fisik air sebesar 82,5% baik; 6,9% keruh; 3,8% berwarna; 9,8% berrasa; 1,4% berbusa; dan 5,6% berbau. Proporsi TPA adalah 83,4% tertutup; 4,8% terbuka; dan 11,8% tidak ada wadah. Tentang tempat pembuangan kotoran manusia, hasil pemeriksaan Dinkeskab. Indramayu terhadap jamban keluarga, hanya 44% yang memenuhi syarat kesehatan. Hasil RISKESDAS JABAR (2007) proporsi tempat pembuangan tinja 61,2% ke dalam tangki atau SPAL; 11,7% ke kolam dan sawah; 14,0% ke laut dan sungai; 10,2% ke lobang tanah; 2,5% ke pantai; dan 0,4% ke tempat lainnya. Jenis kakus yang digunakan 87,8% menggunakan leher angsa; 12,2% menggunakan plengsengan dan lainnya. Tentang SPAL, dari hasil pemeriksaan Dinkeskab. Indramayu terhadap

5 rumah, hanya 62,5% rumah memiliki SPAL memenuhi syarat kesehatan. Hasil RISKESDAS JABAR (2007) menunjukkan proporsi rumah dengan SPAL terbuka 63,1%; SPAL tertutup 27,4%; dan rumah tanpa SPAL 9,5%. Tentang tempat pembuangan sampah, hasil pemeriksaan Dinkeskab. Indramayu terhadap keluarga, hanya 40,9% keluarga yang memiliki tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan. Hasil RISKESDAS JABAR (2007) menunjukkan proporsi rumah tangga tanpa tempat pembuangan sampah di dalam rumah ada 67,4%; dengan tempat sampah terbuka 27,1%; dan dengan tempat sampah tertutup 5,5%. Tentang rumah sehat, menurut hasil pemeriksaan Dinkeskab. Indramayu dari rumah terdapat 55,6% rumah dengan kondisi memenuhi syarat kesehatan. Menurut hasil RISKESDAS JABAR (2007) proporsi rumah tak padat atau sehat sebesar 94,1% dan padat atau tidak sehat sebesar 5,9%; rumah dengan lantai tanah sebesar 5,8% dan lantai bukan tanah sebesar 84,2%. Gambaran PHBS masyarakat, dari hasil survei Dinkeskab. Indramayu tahun 2003 di seluruh wilayah, diketahui bahwa proporsi tempat buang air besar masyarakat 53,5% di kebun atau sawah; 32,9% di sungai; dan 4,1% di tanggul. Konsep sehat sakit masyarakat masih dipengaruhi oleh faktor adat istiadat dan struktur sosial masyarakat. Banyak kebiasaan masyarakat yang hingga kini kurang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat seperti pantangan makanan bagi ibu hamil dan nifas. Gambaran gaya hidup masyarakat, khususnya tentang pola pengeluaran pangan dan non pangan rumah tangga, dari hasil Susenas tahun 2001 diketahui bahwa proporsi pengeluaran masyarakat adalah 67,8% untuk pangan; 5,9% untuk kesehatan; 10,6% untuk tembakau; 0,01% untuk alkohol dan 0,9% untuk pesta. Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada masyarakat, dari hasil Susenas 2001, diketahui bahwa 20% masyarakat yang sakit melakukan pengobatan sendiri; 0,2% mencari pengobatan ke dukun atau sinshe; 4% ke PUSKESMAS; 0,6% ke PUSKESMAS pembantu; 0,3% ke RS Pemerintah; 5,4% ke praktek dokter dan 0,3% ke RSS. Pola penyakit yang diderita masyarakat dan dilayani di sarana kesehatan setiap tahun relatif tidak berubah. Pada penduduk usia 5 tahun ke bawah, didominasi penyakit infeksi yaitu, berurut mulai dari kejadian terbanyak: demam

6 76 yang tidak diketahui penyebabnya, diare, batuk, infeksi saluran pernapasan bagian atas atau ISPA dan influenza. Pada usia 5 sampai 59 tahun didominasi penyakit yaitu berurut mulai dari kejadian terbanyak: batuk, tukak lambung, demam yang tidak diketahui sebabnya, influenza, dan dermatitis lain yang tidak spesifik. Pada usia di atas 60 tahun didominasi penyakit hipertensi, tukak lambung, myalgia, influenza, dan batuk (Dinkeskab. Indramayu 2007). Secara umum, jumlah penderita penyakit yang dilayani dengan rawat jalan di PUSKESMAS dan Rumah Sakit Umum Kabupaten Indramayu tahun 2005 sampai 2007 tertera pada Tabel 8. Tabel 8. Penderita penyakit yang dilayani dengan rawat jalan di PUSKESMAS dan RS Kabupaten Indramayu dalam tahun No Penyakit Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Jumlah penderita proporsi (%) Jumlah penderita proporsi (%) Jumlah penderita proporsi (%) 1 Infeksi Saluran pernapasan , , ,99 2 Kulit/Dermatitis , , ,08 3 Influenza , , ,10 4 Batuk , , ,84 5 Tukak Lambung , , ,76 6 Diare , , ,87 7 Common Cold , , ,54 8 Mata , , ,92 9 Kepala , , ,97 10 Typhus 942 0, , ,30 11 DBD 440 0, , ,10 12 Penyakit lainnya: , , ,53 Jumlah penderita , , ,00 Sumber : Dinkeskab. Indramayu Besarnya IR DBD Kabupaten Indramayu tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008 berturut-turut 49,74; 26,09; 35,92; 60,26; dan 50,01 atau rata-rata 44,40 per tahun. Besarnya CFR DBD tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008 berturutturut 2,76; 3,41; 5,74; 5,15; dan 4,89 atau rata-rata 4,39. Tiga besar kecamatan dengan IR DBD rata-rata tinggi dalam periode tahun 2004 sampai 2008 yaitu Kecamatan Sindang, Indramayu, dan Jatibarang masing-masing berturut-turut

7 135,47; 103,21; dan 82,64. Tiga besar kecamatan dengan IR DBD rata-rata rendah dalam periode yang sama yaitu Kecamatan Terisi, Sukagumiwang, dan Tukdana berturut-turut 7,66; 12,28; dan 16,84. Perincian IR dan CFR DBD per kecamatan tahun 2004 sampai 2008 selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 9 dan 10. Tabel 9. Incidence rate (IR) penyakit DBD di Kabupaten Indramayu tahun No. Kecamatan IR pada tahun: Rata-rata per tahun 1 Balongan 59,10 20,39 45,56 77,96 32,53 47,11 2 Indramayu 134,61 74,72 76,19 127,83 102,72 103,21 3 Pasekan 80,05 43,30 35,84 112,39 98,92 74,10 4 Sindang 253,84 109,62 78,64 108,17 127,56 135,57 5 Cantigi 34,47 21,37 21,22 21,09 75,53 34,74 6 Lohbener 52,59 20,49 42,56 77,09 69,40 52,43 7 Arahan 39,82 39,48 3,02 23,98 26,84 26,63 8 Karangkeng 21,55 7,63 7,58 73,81 5,99 23,31 9 Karangampel 28,95 19,14 44,35 105,44 31,32 45,84 10 Kedokanbunder 88,39 9,23 71,03 136,58 47,56 70,56 11 Juntinyuat 29,63 33,06 97,30 129,29 16,83 61,22 12 Jatibarang 62,36 27,32 88,56 105,03 129,91 82,64 13 Sliyeg 45,06 10,31 34,14 44,09 91,12 44,94 14 Kertasemaya 77,70 1,71 34,02 65,90 35,31 42,93 15 Sukagumiwang 0,00 0,00 32,31 11,67 17,42 12,28 16 Bungodua 33,21 21,96 10,90 32,50 21,56 24,03 17 Tukdana 0,00 0,00 7,55 20,64 56,00 16,84 18 Losarang 17,75 33,26 48,58 28,24 59,70 37,51 19 Lelea 102,75 31,19 26,85 67,71 26,54 51,01 20 Terisi 0,00 3,88 7,70 13,39 13,32 7,66 21 Cikedung 44,69 13,03 12,95 36,01 51,18 31,57 22 Kandanghaur 46,95 32,23 21,35 31,81 35,16 33,50 23 Gabuswetan 31,89 15,81 19,20 38,14 22,42 25,49 24 Kroya 8,19 30,85 9,68 40,06 27,10 23,18 25 Anjatan 38,18 23,66 23,50 24,52 29,04 27,78 26 Haurgeulis 31,43 40,07 17,69 37,34 26,23 30,55 27 Gantar 3,13 3,11 1,54 46,01 21,36 15,03 28 Widasari 40,67 11,52 54,37 51,17 59,40 43,43 29 Bongas 62,96 17,84 42,08 46,21 131,35 60,09 30 Sukra 27,29 31,57 8,96 20,03 22,14 22,00 31 Patrol 19,09 7,57 22,56 20,54 61,32 26,22 Rara-rata : 49,74 26,09 35,92 60,26 50,01 44,40 Sumber: Dinkeskab. Indramayu,

8 Tabel 10. Case fatality rate (CFR) penyakit DBD di Kabupaten Indramayu dalam tahun No. Kecamatan CFR pada tahun Rata-rata per tahun 1 Balongan 0,00 0,00 5,56 0,00 0, Indramayu 2,24 1,33 5,19 1,54 5, Pasekan 13,64 0,00 10,00 11,54 4, Sindang 0,81 1,85 5,13 3,70 1, Cantigi 0,00 0,00 0,00 20,00 5, Lohbener 3,57 0,00 4,35 4,76 7, Arahan 7,69 0,00 0,00 0,00 0, Karangkeng 14,29 0,00 20,00 6,12 0, Karangampel 0,00 8,33 3,57 7,46 0, Kedokanbunder 0,00 0,00 3,23 8,33 0, Juntinyuat 0,00 0,00 5,00 2,80 0, Jatibarang 6,98 0,00 3,23 2,70 3, Sliyeg 3,85 16,67 0,00 7,69 1, Kertasemaya 2,22 0,00 0,00 7,69 14, Sukagumiwang 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Bungodua 0,00 0,00 33,33 11,11 16, Tukdana 0,00 0,00 0,00 9,09 6, Losarang 11,11 5,88 8,00 6,25 5, Lelea 2,04 13,33 7,69 12,12 0, Terisi 0,00 0,00 0,00 28,57 0, Cikedung 5,88 0,00 20,00 0,00 5, Kandanghaur 2,56 3,70 0,00 7,41 10, Gabuswetan 0,00 0,00 9,09 4,55 15, Kroya 20,00 5,26 0,00 4,00 5, Anjatan 3,13 10,00 15,00 0,00 0, Haurgeulis 0,00 5,56 6,25 2,94 8, Gantar 0,00 0,00 0,00 3,33 14, Widasari 0,00 0,00 5,26 11,11 4, Bongas 0,00 25,00 10,53 9,52 8, Sukra 8,33 0,00 0,00 11,11 0, Patrol 0,00 0,00 33,33 0,00 3, Rata-rata : ,41 5,74 5,15 4,89 4,39 Sumber : Dinkeskab. Indramayu Kecamatan Sindang, Indramayu, Jatibarang, Terisi, Sukagumiwang, dan Tukdana Gambaran khusus keadaan Kecamatan Sindang, Indramayu, Jatibarang, Terisi, Sukagumiwang, dan Tukdana Kabupaten Indramayu tertera dalam Lampiran 4. 78

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN BAB III III.1 Gambaran Umum Kabupaten Indramayu III.1.1 Kondisi Geografis dan Topografi Kabupaten Indramayu berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada

Lebih terperinci

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Penutupan lahan didapatkan dari interpretasi citra Landsat wilayah Kabupaten Indramayu tahun 2009. Citra Landsat yang digunakan adalah citra saat musim hujan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 55 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografis dan Cuaca Kabupaten Indramayu sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Ibukotanya adalah Indramayu, Indramayu sebagai pusat pemerintahan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah di Kabupaten Indramayu. Berdasarkan data dalam Profil Kesehatan Kabupaten Indramayu, Incidence rate (IR) DBD

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 29 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografi, dan Iklim Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107 52-108 36 bujur timur dan 6 15-6 40 lintang selatan.

Lebih terperinci

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI 8.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kejadian kekeringan di Kabupaten Indramayu merupakan penyebab utama (79.8%)

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 73 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Kebijaksanaan Pembangunan Pada Sub-Sektor Perikanan Di Kabupaten Indramayu Sesuai dengan arahan kebijaksanaan pusat dan Provinsi Jawa Barat (Laporan tahunan Dinas

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak 166.527 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak 56 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM

IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM 4.1. Pendahuluan Ketersediaan data curah hujan dalam jangka panjang secara runut waktu (time series) sangat diperlukan dalam analisis,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

Kecamatan. Terisi (n = 113)

Kecamatan. Terisi (n = 113) Lampiran 1. ekapitulasi deskripsi hasil penelitian dalam rangka penyusunan model kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten esponden penelitian Variabel (n = 109) (n = 111)

Lebih terperinci

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan 68 Lampiran Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas 2007 No Kode Quesioner Pertanyaan Karakteristik Keluarga. RKD07.RT Blok I No.5 Klasifikasi desa/ kelurahan. Perkotaan 2. Pedesaan 2.

Lebih terperinci

Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/ Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat

Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/ Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/2015 3 Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Yang terhormat, (Terlampir) Dalam mendukung program Kementerian Pertanian terutama dalam pencapaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

V. DAN PEMBAHASAN. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu

V. DAN PEMBAHASAN. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu V. DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu Analisis Data Hasil Wawancara dengan Responden Masyarakat Kecamatan Indramayu,

Lebih terperinci

III. ANALISIS DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM

III. ANALISIS DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM III. ANALISIS DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM 3.1. Pendahuluan Salah satu indikator terjadinya perubahan iklim adalah semakin meningkatnya kejadian iklim ekstrim

Lebih terperinci

Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/ April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat

Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/ April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/2015 2 April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Yang terhormat, (Terlampir) Dalam mendukung program Kementerian Pertanian terutama dalam pencapaian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data Potensi Desa (PODES) 2006, pengambilan datanya dilakukan tahun 2005. Data PODES berisi data tentang keterangan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.1.1 Kabupaten Subang Kabupaten Subang adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat terletak di antara 107 o 31 107 0 54 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan untuk mencapai Indonesia

Lebih terperinci

ADMINISTRASI Profil Kota

ADMINISTRASI Profil Kota KOTA JEMBER ADMINISTRASI Profil Kota Kota Ibukota Administratif Jember merupakan pusat kota Kabupaten Jember. Posisi ketinggian 83 meter dari permukaan air laut dengan lokasi koordinat 7º59 6 8º33 56 Lintang

Lebih terperinci

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN REF S/D 3 DESEMBER 04 5. - A PENDAPATAN,530,737,967,000.00,578,54,65,554.00 0.88,,308,065,74.00 Realisasi pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk Profil Barito Utara 00 SUMBER DAYA MANUSIA A. Penduduk. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk, maka semua Kecamatan yang berada di Kabupaten Barito Utara mempunyai kepadatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 go.id :// pp uk ab.b ps. ht tp Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 i Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WARU No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409020 Naskah

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 63 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini akan membahas gambaran umum Kabupaten Indramayu sebagai wilayah kajian. Kabupaten Indramayu memiliki tiga jenis area yaitu kelautan, pertanian dan kehutanan.

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas wilayah 106.970,997 Ha terletak antara 7 o 12 sampai 7 o 31 Lintang Selatan dan 109 o 20 sampai 109 o 45

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Kota Depok 5.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o 19 00 sampai 6 o 28 00 Lintang Selatan dan 106 o 43 00 sampai 106

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan

Lebih terperinci

Lingkungan Permukiman

Lingkungan Permukiman 8 Lingkungan Permukiman Lingkungan permukiman adalah lingkungan buatan, bukan lingkungan alami. Lingkungan permukiman merupakan salah satu komponen pembentuk perkampungan / kota. Secara garis besar, lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG 2015 No Publikasi : 2171.15.24 Katalog BPS : 1102001.2171.041 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 9 hal. Naskah

Lebih terperinci

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Ari Shobri B 1), Septiadi Padmadisastra 2), Sri Winarni 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kecamatan Cikalong 4.1.1 Luas dan Letak Geografis Kecamatan Cikalong merupakan satu dari 39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Secara geografis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR SUNGAI LAU GERBONG DAN KELUHAN KESEHATAN KULIT DI DESA PERBESI KECAMATAN TIGA BINANGA KABUPATEN KARO TAHUN 2010 No. Responden : IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kelurahan Tamansari 3.1.1 Batas Administrasi Kelurahan Tamansari termasuk dalam Kecamatan Bandung Wetan, yang merupakan salah satu bagian wilayah

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS II DENPASAR UTARA

PROFIL PUSKESMAS II DENPASAR UTARA PROFIL PUSKESMAS II DENPASAR UTARA GAMBARAN UMUM 1. Geografi A.Batas Wilayah Puskesmas II Denpasar Utara terletak di pusat Kota Denpasar, yaitu Jalan Gunung Agung Gang II Nomor 8 Denpasar. Selain Puskesmas

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG 2015 ISSN : No Publikasi : 2171.15.21 Katalog BPS : 1102001.2171.020 Ukuran Buku: 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 20 hal. Naskah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-nya kepada kita sekalian.

SAMBUTAN. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-nya kepada kita sekalian. KATA PENGANTAR Kecamatan Adiwerna Dalam Angka Tahun 2008, merupakan publikasi data statistik dan data sekunder yang memuat data lengkap dan diterbitkan secara series setiap tahunnya tentang Kacamatan Adiwerna.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS IV.1 Uji Sensitifitas Model Uji sensitifitas dilakukan dengan menggunakan 3 parameter masukan, yaitu angin (wind), kekasaran dasar laut (bottom roughness), serta langkah waktu

Lebih terperinci

Lampiran K Tabel Jumlah Penduduk, Luas Sawah dan Produksi Padi Tahun 1998

Lampiran K Tabel Jumlah Penduduk, Luas Sawah dan Produksi Padi Tahun 1998 105 Lampiran K Tabel Jumlah Penduduk, Luas Sawah dan Produksi Padi Tahun 1998 No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Sawah (Ha) 1998 Jumlah Produksi Padi (Ton) KAB. BEKASI 1 Babelan 98.136 4.751,57

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jangka Menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi 20%, maupun target

BAB I PENDAHULUAN. Jangka Menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi 20%, maupun target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia prevalensi balita gizi buruk adalah 4,9% dan gizi kurang sebesar 13,0% atau secara nasional prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang adalah sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Dengan Semangat Kebersamaan Menciptakan Desa Petak Kaja Bersih,Sejahtera, dan Produktif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Dengan Semangat Kebersamaan Menciptakan Desa Petak Kaja Bersih,Sejahtera, dan Produktif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Dengan Semangat Kebersamaan Menciptakan Desa Petak Kaja Bersih,Sejahtera, dan Produktif. 1.2 Tema Kegiatan Meningkatkan Rasa Kebersamaan Desa Petak Kaja Guna Menciptakan Desa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang lingkup Kabupaten Klaten Gambar 3.1 : Lokasi Kab. Klaten Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/14/lo cator_kabupaten_klaten.gif

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Lokasi Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata yaitu di Padukuhan 3 Sepaten, Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah melakukan survey lapangan untuk

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang mempunyai potensi sumber daya pesisir dan lautan yang berlimpah dan beragam sehingga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1615 Katalog BPS : 1101002.5314030 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 8 halaman

Lebih terperinci