RUANG SOSIAL RUMAH TRADISIONAL BAANJUNGAN DI BANJARMASIN
|
|
- Agus Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RUANG SOSIAL RUMAH TRADISIONAL BAANJUNGAN DI BANJARMASIN Muhammad Rifqi, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jln. Mayjen Haryono No. 167 Malang ABSTRAK Manusia mempunyai naluri dan akal untuk mempertahankan dirinya yang diwujudkan dengan aktivitas seperti makan, beribadah, beristirahat. Semua aktivitas ini memperlukan tempat berupa ruang. Manusia juga memiliki kebutuhan sosial yang juga memperlukan ruang, karena hakikat manusia sebagai makhluk sosial, sehingga dapat disimpullan bahwa, ruang sosial merupakan ruang yang tidak dapat dilepaskan dari ilmu arsitektur maupun kehidupan manusia. Terbentuknya 11 tipe Rumah Tradisional Banjar tidak dapat dilepaskan dari aspek sosial. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis ruang sosial pada rumah tradisional Baanjungan. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah deskriptif kualitatif yang membantu dalam proses mengidentifikasi dan menganalisis ruang sosial rumah Baanjungan secara langsung dengan pendekatan naturalistik. Hasil studi menunjukan bahwa terdapat beberapa unsur pembentuk ruang sosial dalam rumah Baanjungan, namun yang paling penting merupakan unsur non fixed berupa aktivitas. Kata kunci: ruang sosial, aktivitas, rumah Baanjungan. ABSTRACT Human have instinct and mind to defend him that realized with activity like eat, worship, rest and etc. All of this activity needs some space. Human also have social needs that also need space, because of human nature as social creature, so that can concluded social space is space cannot be separated from architecture or human life. Formation of 11 type Banjar tradicional house cannot be separated from social aspect. This method of this study use descriptif qualitative that help processing on identificating and analyzing on social space of Baanjungan house directly with a naturalistic approach. The results of the study show that there are some elements forming social space in the Baanjungan house, but the most important element is the non-fixed elements such as activity. Keywords: social space, activity, Baanjungan house. 52 arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni 2014
2 Pendahuluan Perbedaan identitas, geografis ekologis, pengalaman sejarah, sistem sosial, kepercayaan menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yang berlainan. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari bagian pulau terbesar di Indonesia, yaitu Pulau Kalimantan. Suku Banjar adalah suku yang hidup sejak dulu dan mendominasi Pulau Kalimantan khususnya Provinsi Kalsel. Banyak hasil budaya sejak berdirinya Kesultanan Banjar, salah satunya adalah Rumah Tradisional Banjar Baanjung. Rumah Banjar atau Rumah Baanjung adalah rumah tradisional Suku Banjar. Perkembangan arsitektur dari jaman dahulu sampai sekarang merupakan usaha mewadahi aktivitas manusia, sehingga arsitektur berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan manusia. Manusia mempunyai naluri dan akal untuk mempertahankan dirinya yang diwujudkan dengan kebutuhan fisik dan nonfisik seperti makan, minum, beribadah, beristirahat, rasa aman. Semua aktivitas ini memperlukan tempat berupa ruang. Selain kedua kebutuhan tersebut, manusia juga memiliki kebutuhan sosial yang juga memperlukan ruang, dikarenakan hakikat manusia sebagai makhluk sosial, sehingga dapat disimpullan ruang sosial merupakan ruang yang tidak dapat dilepaskan dari ilmu arsitektur maupun kehidupan manusia. Studi ini mengambil ruang sosial yang dipengaruhi oleh aspek sosial masyarakat Banjar sebagai objek studi, dikarenakan ruang sosial sangat penting bagi rumah-rumah tradisional manapun, tidak terkecuali Rumah Banjar. merupakan unsur pokok dalam memahami arsitektur, ruang berfungsi sebagai wadah aktivitas manusia baik secara fisik maupun nonfisik. Arsitektur tidak bisa dilepaskan dari aspek sosial yang merupakan bagian nonfisik dari arsitektur. Rumah Baanjungan yang berjumah 11 tipe (Seman 2001) mengakibatkan perbedaan ruang sosial yang dipengaruhi oleh aspek sosial masing-masing keluarga yang menarik untuk dilakukan penelitian. Rumah tradisional yang masih bertahan berada dalam kondisi yang memprihatinkan, banyak bagian-bagian rumah tersebut yang sudah rusak sama sekali. Pemerintah sudah mengusahakan subsidi untuk perawatan bangunan-bangunan tersebut. Namun tidak jarang anggota keluarga pemilik rumah menolak bantuan Pemerintah tersebut karena alasan-alasan tertentu, seperti malu atau gengsi. Nilai-nilai yang ada dalam Rumah Tradisional Banjar pun sudah banyak terkikis dikarenakan perubahan zaman. Nilai yang menitikberatkan pada tata karma, kesopansantunan dalam kegiatankegiatan masyarakat zaman dahulu sudah banyak yang hilang. Padahal nilai-nilai tersebut adalah warisan kekayaan budaya yang harus dijaga oleh generasi penerus. Berdasarkan latar belakang yang ada, permasalahan yang diungkapkan pada studi adalah Bagaimana Sosial Pada Rumah Tradisional Baanjungan di Banjarmasin?. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis ruang sosial rumah tradisional Baanjungan. Metode Penelitian Studi ini dilakukan dengan tujuan pokok mengetahui ruang sosial dalam rumah Baanjungan di Kota Banjarmasin dengan cara mengamati aspek sosial pada ruang dalam setiap sampel lewat gambar denah atau pengamatan langsung dan wawancara dengan penghuni untuk menggali data dokumenter, yaitu dengan metode deskriptif kualitatif. Metode ini menggunakan data-data yang ada berdasarkan survei primer maupun sekunder, menganalisis dan menginterpretasi data-data yang ditemukan dengan pendekatan secara naturalistik (fenomena yang ada di lapangan). Data-data yang ada merupakan hasil observasi lapangan, wawancara, pengambilan foto, dokumen pribadi atau resmi dan data lain yang mempunyai hubungan dengan studi ini. sosial diidentifikasi dengan menganalisis gambar denah dari segi peletakan ruang yang satu dengan ruang yang lain, dengan dasar teori aspek sosial ruang yang sudah diambil, sehingga akan diketahui ruang sosial yang terbentuk pada arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni
3 rumah Baanjungan tersebut. Jika semua variabel studi telah ditemukan, maka selanjutnya akan dianalisis untuk mencari kesimpulan dari sampel ruang sosial dalam rumah tradisional ini. Dalam studi ini, nantinya akan digunakan gambar denah yang telah terkumpul dari kasus yang diambil. Tidak semua contoh denah pada akan dibahas, namun akan terwakili oleh sampel. Aspek Sosial Rumah Tinggal Rumah merupakan institusi, tidak hanya sebuah struktur yang dibuat untuk tujuan yang komplek. Membangun rumah merupakan fenomena budaya, bentuk dan organisasinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan budayanya berasal. Rapoport (1969) berpendapat bahwa bentuk sebuah rumah tidak secara sederhana hasil dari faktor kekuatan fisik atau sebab yang lain, tetapi merupakan konsekuensi jangkauan yang luas dari faktor sosial-budaya yang terlihat pada masa tersebut. Menurut Rapoport (1969) aktivitas merupakan faktor penting yang mempengaruhi bentukan ruang sosial. Ketika melihat aktivitas dari istilah yang umum, akan memberikan informasi yang sedikit, akan menarik jika melihatnya dari istilah yang spesifik. Jika kita mempertimbangkan bernafas sebagai istilah yang spesifik, kita akan sadar itu akan memberikan efek yang komplek pada sebuah bentuk. Kita telah melihat bagaimana agama dapat memengaruhi cara makan dan masih banyak contoh aspek keperluan dari cara makan yang dapat memengaruhi bentukan rumah. Kesimpulannya adalah aktivitas dasar seperti tidur, makan, berkumpul dengan keluarga dan orang lain, menerima tamu, beribadah dan faktor-faktor lain dapat berpengaruh besar terhadap bentukan, organisasi, tata letak ruangan maupun rumah itu sendiri jika dilihat dari sudut pandang yang lebih luas. Hasil dan Pembahasan Ada kalanya ruang tidak dapat dibedakan dengan tegas, jika dalam pengelolaan desain dan penataan elemen-elemen tidak menggunakan elemen-elemen pembatas secara tegas. Rapoport dalam Triyanto (1980) menyatakan bahwa ruang terbentuk karena adanya tiga hal, yaitu a. yang dibentuk oleh unsur-unsur tetap (misalnya dinding, lantai, plafon) yang mencakup organisasi ruang, orientasi, ukurannya, lokasi dan hierarki. b. yang dibentuk oleh unsur-unsur semi tetap (misalnya pola taman dalam dan tabir pembatas), bahkan furnitur/perabot dalam sebuah ruangan. c. yang dibentuk unsur-unsur tidak tetap, yakni ruang yang ditimbulkan oleh kerumunan orang (aktifitas) dan ini lebih bersifat abstrak. aktivitas merupakan ruang yang terbentuk dari keberagaman aktivitas pengguna dalam menyikapi suatu lingkungan dan saling tumpang tindih antar aktivitas yang terbentuk. yang terbentuk karena aktivitas bermasyarakat merupakan ruang sosial. Pemanfaatannya tidak bersifat pribadi, namun dilakukan oleh beberapa orang. Terbentuknya ruang sosial dimungkinkan karena adanya proses pembentukan hunian sebagai wadah fungsional yang dilandasi oleh pola aktifitas/kegiatan dan pewadahannya (Indeswari 2013). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa ruang sosial merupakan ruang yang bisa dibatasi oleh salah satu maupun ketiga unsur pembentuk ruang, yaitu unsur tetap, semi tetap dan tidak tetap. Adapun ruang sosial juga dipengaruhi oleh aspek-aspek sosial dalam rumah tinggal. Tata Dalam Rumah Tradisional Banjar secara umum dapat dibagi menjadi (Seman 2011): a. Pelatar/Teras pada bagian paling depan seletah melewati tangga hadapan/tangga naik, dengan ukuran cukup besar. an ini didukung oleh empat batang tiang panjang yang kokoh. 54 arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni 2014
4 b. Penampik Besar, merupakan tamu yang besar dan lebar setelah melewati Lawang Hadapan/pintu masuk. Lawang hadapan bisa terletak di tengah, atau berjejer sebagai lawang kembar tiga c. Palidangan atau Ambin Dalam, ruangan setelah melewati tawing halat, permukaan lantainya sama tinggi dengan Penampik Besar. Palidangan merupakan ruang tengah yg berisi kamar tidur dan ruang keluarga. d. Padapuran, ruang belakang setelah melalui Palidangan. Lantai pada ruang ini lebh rendah daripada Palidangan. Pada zaman dahulu bagian belakang ruang ini terdapat tangga yang menuju keluar rumah yang dimaksudkan untuk jalan keluar masuk kaum perempuan saat melangsungkan acara yang memanggil banyak orang, misalnya Salamatan atau Batasmiyahan. Studi ini mengambil kota Banjarmasin sebagai lokasi studi, dikarenakan merupakan daerah asal mula dari berdirinya Rumah Adat Banjar. Objek studi yang diambil merupakan rumah yang memiliki ruang dalam yang tidak terlalu banyak mengalami perubahan, hal ini bisa dilihat dari jenis ruang yang ada, yaitu Padapuran, Palidangan, Anjung (Jika rumah menggunakan Anjung), Panampik, Palataran (Jika rumah menggunakan Palataran). Umur objek studi minimal berusia 50 tahun, karena menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya rumah Baanjungan merupakan cagar budaya. Keluarga yang menempati rumah tidak hanya keluarga inti (Ayah, Ibu dan Anak), namun juga terdapat seperti keponakan, kakek, nenek dan hubungan kekerabatan yang lain. Batasan selanjutnya, yaitu mengenai urgensi tipe rumah, misalkan terdapat satu-satunya rumah dengan tipe tertentu, maka akan diambil sebagai sampel studi. Batasan terakhir mengenai temuan-temuan menarik yang ada di lapangan, yang mungkin tidak termasuk dalam salah satu batasan, tetapi terdapat keunikan ruang dalam rumah tersebut. (Gambar 1). Kecamatan Banjar Utara Kecamatan Banjar Tengah Kecamatan Banjar Timur Kecamatan Banjar Barat Kecamatan Banjar Selatan Gambar 1. Peta Kota Banjarmasin. Aktivitas dasar Aktivitas Dasar masyarakat Banjar dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti aspek sosial dan religi. Aktivitas dasar dapat membentuk suatu aktivitas yang berulang, sehingga menghasilkan ruang-ruang sosial. arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni
5 56 arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni 2014
6 berada di bagian tengah rumah dengan dibatasi unsur tetap yang berupa dinding kayu. Hal ini menandakan ruang Palidangan yang berada di tengah rumah bukan merupakan ruang yang sembarangan untuk dimasuki. Unsur fixed berupa yang berupa denah rumah memposisikan ruang Palidangan berada pada bagian tengah rumah. Hal ini mengidentifikasikan bahwa ruang Palidangan bukan merupakan ruang publik, karena terdapat batasan berupa dinding melintang pada tiap-tiap ruangan seperti ruang Palataran dan Panampik besar. Ukuran ruang Palidangan juga merupakan ruang yang cukup besar dalam rumah ini, hal ini membuktikan ruangan ini memungkinkan untuk digunakan dalam aktivitas yang diikuti seluruh anggota keluarga. (Gambar 4) Gambar 4. Penjelasan ruang sosial kebutuhan dasar aktivitas beribadah. Aktivitas makan Peletakan ruang makan pada rumah Bapak H. Karim berada pada ruang Palidangan bagian belakang yang berdekatan dengan dapur. Biasanya aktivitas ini dilakukan bersamaan di Palidangan, namun seringkali juga dilakukan di ruang lain, seperti di padapuran. Padapuran sangat sering digunakan oleh kaum ibu yang terbiasa memasak dan menyajikan makanan, hal ini juga dipengaruhi oleh peletakan meja makan yang berada di padapuran. Jika terdapat keluarga besar yang datang mereka menggunakan ruang palidangan namun secara lesehan. (Gambar 5) arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni
7 Palidangan Panampik Besar Padapuran makan yang berada di Palidangan makan tamu makan yang berada di Padapuran Gambar 5. Penjelasan ruang sosial kebutuhan dasar aktivitas makan. sosial untuk aktivitas makan sangat dipengaruhi oleh aktivitas penghuni. Aktivitas ini memiliki kecenderungan berdekatan dengan ruang Padapuran, untuk mempermudah melakukan aktivitas. Unsur semi fixed dapat ditandai dengan terdapatnya meja makan, baik di Palidangan bahkan di ruang Panampik. Aktivitas menerima tamu Peletakan ruang menerima tamu dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Lakilaki biasanya berbicara di ruang palataran, apabila merupakan hal penting dipersilahkan masuk ke ruang tamu, hal ini berbeda apabila tamu merupakan wanita yang dipersilahkan duduk ke panampik besar, sedangkan tamu yang merupakan keluarga biasanya langsung dipersilahkan ke ruang Palidangan. sosial pada variabel aktivitas dasar-menerima tamu sangat dipengaruhi hakikat aktivitas ini sendiri. Menerima tamu berarti mempersilahkan orang lain yang bukan penghuni rumah untuk memasuki rumah, sehingga terdapat batasan ruang untuk menerima tamu. (Gambar 6) 1 Sekat berupa dinding Panampik Besar: yang digunakan untuk menerima tamu wanita. Palataran: yang digunakan untuk menerima tamu laki-laki Gambar 6. Penjelasan ruang sosial kebutuhan dasar aktivitas menerima tamu. arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni 2014
8 sosial untuk aktivitas menerima tamu sangat dipengaruhi oleh aktivitas penghuni. Aktivitas ini memiliki kecenderungan untuk berada pada bagian depan rumah, baik di ruang Panampik maupun Palataran. Unsur semi fixed ditandai oleh terdapatnya meja dan kursi tamu pada ruang Palidangan, dan kursi panjang pada Palataran. Unsur fixed terlihat dengan jelas, bahwa tiap ruangan dibatasi oleh dinding kayu, terlebih pada ruangan Panampik terdapat pintu untuk menuju ruangan palidangan, hal ini menandakan adanya batasan antara penghuni dan tamu. Dapat disimpulkan ruang Panampik merupakan ruangan semi publik dan ruang Palataran merupakan ruang publik. Aktivitas beristirahat Peletakan ruang beristirahat secara umum berada di bagian tengah rumah. Peletakan ini dikarenakan bagian tengah dari sebuah rumah Baanjungan merupakan ruang paling kondusif untuk beristirahat, karena ruang ini tidak terlalu bising seperti pada ruang Panampik dan Padapuran. Peletakan ruang beristirahat pada bagian tengah ditemukan pada ruang Palidangan samping atau berada pada ruang Anjung. (Gambar 7) beristirahat privat beristirahat privat beristirahat privat beristirahat yang terdapat di Palidangan. Gambar 7. Penjelasan ruang sosial kebutuhan dasar aktivitas beristirahat. sosial dalam aktivitas beristirahat sangat dipengaruhi oleh sifat aktivitas tersebut yang memperlukan ketenangan, sehingga peletakannya berada di samping Palidangan. Aktivitas beristirahat merupakan aktivitas yang sangat privat tergantung dengan siapa penghuni melakukan aktivitas ini, sehingga aktivitas ini juga dibatasi oleh unsur-unsur fixed seperti dinding kayu. Terdapat aktivitas beristirahat yang tidak dilakukan dalam kamar masing-masing, yaitu berada pada ruang Palidangan tengah pada siang hari, yang ditandai oleh unsur semi fixed berupa kasur dimana penghuni yang melakukan aktivitas ini adalah kaum wanita atau beberapa anggota keluarga. Unsur fixed sangat terlihat pada aktivitas bersistirahat, yaitu terdapa dinding yang membatasi ruang beristirahat dengan ruang yang lain. Pada ruang ini juga terdapat pintu yang mengisyaratkan bahwa harus ada izin jika ingin memasuki ruangan ini, bahkan bagi sesama penghuni rumah. Aktivitas berkumpul Berkumpul disini merupakan kegiatan yang mempererat hubungan keluarga dan tetangga. Kegiatan berkumpul antar keluarga dilakukan sehabis makan atau kapan pun terdapat waktu luang, biasanya menanyakan kabar dan bercerita aktivitas sehari-hari, sehingga peletakannya pada ruang Palidangan, panampik besar, padapuran dan palataran. Kegiatan ini dipengaruhi oleh waktu, dan dapat mempengaruhi ruang-ruang arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni
9 yang digunakan. sosial dalam variabel kebutuhan dasar-berkumpul dipengaruhi oleh aktivitas berkumpul yang mempunyai sifat bersama-sama, sehingga ruang yang digunakan bukan ruang yang bersifat privat. (Gambar 8) Padapuran Padapuran Palidangan belakang Aktivitas: Memasak, makan pagi, menonton TV bersama Aktivitas: Memasak, Menerima tamu, Berinteraksi dengan tetangga Panampik Besar Palataran Pagi Hari Sore Hari Padapuran Palidangan Palidangan Siang Hari Aktivitas: Memasak, makan siang, menonton TV bersama Malam Hari Aktivitas: Makan bersama, Menonton TV Gambar 8. Penjelasan ruang sosial kebutuhan dasar aktivitas berkumpul. Kesimpulan sosial pada rumah Baanjungan meliputi ruang Palataran, Panampik dan Palidangan, sedangkan ruang lainnya terdapat semakin banyak batasan bagi orang yang ingin memasukinya. sosial kebutuhan dasar masyarakat Banjar dipengaruhi oleh beberapa aktivitas utama yaitu beribadah, menerima tamu, beristirahat, makan dan berkumpul. Hasil studi dapat disimpulkan bahwa ruang yang terbentuk karena aktivitas bermasyarakat merupakan ruang sosial. Pemanfaatannya tidak bersifat pribadi, namun 60 arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni 2014
10 dilakukan oleh beberapa orang. Terbentuknya ruang sosial karena adanya proses pembentukan hunian sebagai wadah fungsional yang dilandasi oleh pola aktifitas/kegiatan dan pewadahannya. sosial rumah Baanjungan mempunyai sifat semakin ke dalam maka akan semakin terasa lebih privat. Daftar Pustaka Indeswari, A Pola Bersama pada Permukiman Madura Medalungan di Dusun Baran Randugading. Malang. Rapoport, A. Cross-Cultural Aspect of Environmental Design. Makalah dalam Seminar tentang Rancang Bangun. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Rapoport, A. House Form and Culture. University of Winconsin-Millwaukee. PRENTICE- HALL, INC, Englewood Cliff, N. J. Seman, S Arsitektur Tradisional Banjar Kalimantan Selatan. Banjarmasin. Ikatan Arsitek Indonesia. Antariksa 2014 arsitektur e-journal, Volume 7 Nomor 1, Juni
POSISI WANITA PADA RUMAH TRADISIONAL BAANJUNGAN DI BANJARMASIN
POSISI WANITA PADA RUMAH TRADISIONAL BAANJUNGAN DI BANJARMASIN Muhammad Rifqi 1, Antariksa 2 dan Noviani Suryasari 3 1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Jurusan Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciSUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU
SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU Maharani Puspitasari 1, Antariksa 2, Wulan Astrini 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciPOLA RUANG DALAM BANUA TONGKONAN DAN BANUA BARUNG- BARUNG DI DUSUN TONGA, KELURAHAN PANTA'NAKAN LOLO, TORAJA UTARA
POLA RUANG DALAM BANUA TONGKONAN DAN BANUA BARUNG- BARUNG DI DUSUN TONGA, KELURAHAN PANTA'NAKAN LOLO, TORAJA UTARA Christabel Annora P. Parung¹, Antariksa², Noviani Suryasari² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Lebih terperinciSirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang
Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciPerubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)
Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciPOLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA
POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA Yazid Dwi Putra Noerhadi 1, Antariksa 2, dan Abraham Mohammad Ridjal 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES Agustina Putri Ceria, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145
Lebih terperinci+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00
LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya
Lebih terperinciEKSISTENSI RUMAH TRADISIONAL BANJAR SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN BERSEJARAH DI KELURAHAN KUIN UTARA, BANJARMASIN
Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin (Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)
Lebih terperinciPerubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo
Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo Damianus Andrian 1 dan Chairil Budiarto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG
PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG Parada Ichwan Parnanda, Herry Santosa, Iwan Wibisono Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciRUANG TRANSISI PADA RUMAH TINGGAL SUKU TENGGER DESA NGADAS
RUANG TRANSISI PADA RUMAH TINGGAL SUKU TENGGER DESA NGADAS Mochammad Naruseito 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciAPLIKASI PENGARUH ISLAM PADA INTERIOR RUMAH BUBUNGAN TINGGI DI KALIMANTAN SELATAN
APLIKASI PENGARUH ISLAM PADA INTERIOR RUMAH BUBUNGAN TINGGI DI KALIMANTAN SELATAN Sriti Mayang Sari Dosen Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya Sherly Melinda
Lebih terperinciPola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang
Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang Adisty Yoeliandri Putri 1, Jenny Ernawati 2 dan Subhan Ramdlani 2 1Mahasiswa, Jurusan arsitektur/ Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen,
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Jurnal Ilmiah Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: PIPIET GAYATRI SUKARNO 0910651009 KEMENTERIAN
Lebih terperinciMorfologi Spasial Hunian di Desa Wisata Sendangduwur Kabupaten Lamongan
Morfologi Spasial Hunian di Desa Wisata Sendangduwur Kabupaten Lamongan Meirinda Putri Aristyani 1, Lisa Dwi Wulandari 2, Sri Utami 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA
PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA Karina Yunita Sari, Chairil B. Amiuza, Noviani Suryasari Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167,
Lebih terperinciPOLA PERMUKIMAN RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS DI KOTA SORONG
Oleh : Devy Sarah Sahambangun ( Mahasiswa Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi ) Fella Warouw ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik / Prodi Magister Arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu
Lebih terperinciGENDER DALAM TERITORI
GENDER DALAM TERITORI Oleh Dina Fatimah Abstrak. Teritori merupakan suatu wujud pembagian wilayah kekuasaan. Teritori sangat berkaitan dengan pemahaman akan keruangan. Pada manusia, teritorialitas ini
Lebih terperinciADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA
647 ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA SPATIAL ADAPTATION OF RESIDENT IN DABAG SIMPLE FLATS SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Muhamad Arif Afandi, Pendidikan Seni Rupa,
Lebih terperinciRenny Melina. dan bersosialisasi antara keluarga dapat terganggu dengan adanya kehadiran pekerja dan kegiatan bekerja di dalamnya.
Rumah + Laundry : Strategi Privasi pada Ruang Tinggal dan Bekerja Renny Melina sebagai tempat beristirahat dan bersosialisasi di antara anggota keluarga. Ketika rumah tinggal juga dijadikan sekaligus sebagai
Lebih terperinciBENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO
BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO Wahyuni Eka Sari¹, Antariksa², Abraham Mohammad Ridjal² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ²Dosen
Lebih terperinciLAMPIRAN. Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : they do. How do activities relate to one another spatially. And how do spatial
LAMPIRAN Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : Observing behavior means systematically watching people use their environments: individuals, pairs of people, small groups, and large groups. What
Lebih terperinciRUMAH BATU DI PESAYANGAN MARTAPURA SEBUAH KARYA ARSITEKTUR EKLEKTIK DI KALIMANTAN SELATAN
RUMAH BATU DI PESAYANGAN MARTAPURA SEBUAH KARYA ARSITEKTUR EKLEKTIK DI KALIMANTAN SELATAN Pakhri Anhar dan Muhammad Tharziansyah Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : aksesibilitas, kenyamanan spasial, area publik, pengunjung.
ABSTRAK Tempat makan dengan konsep yang tertata ditunjang makanan enak tidaklah cukup untuk memenuhi kriteria menjadi sebuah tempat makan yang baik. Visualisasi yang baik bukan merupakan jaminan bagi sebuah
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI
BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI 8.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitan ini maka dibuat kesimpulan dari fokus kajian mengenai, perubahan ruang hunian, gaya hidup dan gender,
Lebih terperinciJawa Timur secara umum
Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)
BAB III ANALISIS BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS BATAS DAN BENTUK TAPAK 3.1.1 Desain Eksisting Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir.
Lebih terperinciKonsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya
Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya Ratna Puspitasari 1, Faza Wahmuda 2 Jurusan Desain Produk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email: ratna.puspitasari03@gmail.com
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep Desain Hijau atau green design yang mengarah pada desain berkelanjutan dan konsep energi. Dalam penelitian ini mengkajiupaya terapan
Lebih terperinciPENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI
PENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI Ratna Puspitasari 1 *, Muhammad Faqih 2, Happy Ratna Santosa 3 Pascasarjana Arsitektur,
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang perilaku warga di rumah tinggal di kawasan pantai Purus kota Padang, maka telah di dapatkan jawaban tentang bagaimana orang
Lebih terperinciTERITORI RUANG PADA RUMAH PRODUKTIF BATIK DI KAUMAN, PEKALONGAN JAWA TENGAH
TERITORI RUANG PADA RUMAH PRODUKTIF BATIK DI KAUMAN, PEKALONGAN JAWA TENGAH Space Territory of Batik Productive House in Kauman, Pekalongan - Central Java Etty. R. Kridarso 1 1 Dosen Biasa Jurusan Arsitektur
Lebih terperinciPRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG
PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG 1 Ita Roihanah Abstrak Hunian merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari dasar kebutuhan hidup pertama manusia. Hunian berada pada
Lebih terperinciPeranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar
Received: March 2017 Accepted: March 2017 Published: April2017 Peranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar Indah Sari Zulfiana 1* 1 Program
Lebih terperinciCiri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciARSITEKTUR SUKU BANJAR
ARSITEKTUR SUKU BANJAR 1. Jenis Arsitektur Suku Banjar Suku Banjar sebagaimana suku-suku lainnya di Nusantara memiliki karya arsitektur yang berakar dari tradisi-budaya lokal dan merupakan salah satu wujud
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masuknya kebudayaan baru dan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masuknya kebudayaan baru dan munculnya peningkatan kebutuhan mendorong terjadinya perubahan pada karakteristik lamban baik secara bentuk
Lebih terperinciStudi Elemen Interior Rumah Adat Sumbawa
Studi Elemen Interior Rumah Adat Sumbawa Depri Satriawan 1 dan Chairil Budiarto Amiuza 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Program Sarjana Arsitektur,
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT) PENGARUH POLA TATA RUANG RUMAH DERET TERHADAP KUANTITAS PENGGUNAAN RUANG
PENGARUH POLA TATA RUANG RUMAH DERET TERHADAP KUANTITAS PENGGUNAAN RUANG Zuraida Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No 59 Surabaya *Email: daizza.zura@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan produk budaya yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Permukiman, perkotaan dan lansekap suatu daerah terbentuk sebagai hasil dari sistem kebudayaan
Lebih terperinciTeritori pada Rumah Tradisional Mandar, di Desa Napo, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Teritori pada Rumah Tradisional Mandar, di Desa Napo, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar Idham Munady Barlim (1), Afifah Harisah (1), Abdul Mufti Radja (1) imbarlim3@gmail.com
Lebih terperinciMakna Ruang Rumah Berlabuh Masyarakat Serui Ansus di Kota Sorong
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Makna Ruang Rumah Berlabuh Masyarakat Serui Ansus di Kota Sorong Devy S. Sahambangun (1), Fella Warouw (2), Judi O. Waani (2) (1) Mahasiswa, Prodi Magister Arsitektur, Pascasarjana,
Lebih terperinciPERUBAHAN RUANG PADA BANGUNAN RUMAH PANJAE SUKU DAYAK IBAN KALIMANTAN BARAT
PERUBAHAN RUANG PADA BANGUNAN RUMAH PANJAE SUKU DAYAK IBAN KALIMANTAN BARAT Muammar Ardli Hafiid 1, Antariksa 2, Abraham Mohammad Ridjal 3 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SPASIAL BANGUNAN GEREJA IMMANUEL JAKARTA
KARAKTERISTIK SPASIAL BANGUNAN GEREJA IMMANUEL JAKARTA Muhammad Gardian Novandri 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur/Fakultas
Lebih terperinciSiti Sarwati Departement of Architecture, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Jalan, 16424, Depok, Indonesia
PRODUKSI DAN REPRODUKSI RUANG SOSIAL DI PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK STUDI KASUS : PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK JALAN GANG AUT RT 04 RW 04 KELURAHAN GUDANG, BOGOR Siti Sarwati Departement of Architecture, Faculty
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis metode penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mencari studi-studi literatur
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciPELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT
PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT Dion Farhan Harun, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang
Lebih terperinciASPEK-ASPEK PERANCANGAN RUMAH TINGGAL. Oleh : Glinggang Setiyoko. Abstract
ASPEK-ASPEK PERANCANGAN RUMAH TINGGAL Oleh : Glinggang Setiyoko Abstract Rumah Tinggal adalah produk arsitektur yang paling dasar dan lengkap. Rumah tinggal mewakili pelaku aktifitas di dalamnya, yaitu
Lebih terperinciFleksibilitas Interior Unit Hunian pada Rumah Susun di Kota Malang
Fleksibilitas Interior Unit Hunian pada Rumah Susun di Kota Malang Ahsana Nurul Fauzia, Rinawati P. Handajani, Agung Murti Nugroho Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Home, Hijau pastel, bentuk
ABSTRAK Berbicara kesehatan, tidaklah hanya kesehatan fisik saja melainkan kesehatan jiwa juga harus diperhatikan. Pada umumnya masyarakat tidak begitu memperhatikan keadaan kejiwaan dari masih normal
Lebih terperinciCozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini.
APARTEMEN LU: 140 m² Cozy Urban Loft Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI DESAIN INTERIOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap lingkungan budaya senantiasa memberlakukan nilai-nilai sosial budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap lingkungan budaya senantiasa memberlakukan nilai-nilai sosial budaya yang diacuh oleh warga masyarakat penghuninya. Melalui suatu proses belajar secara berkesinambungan
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN
PENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN Ronim Azizah Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417
Lebih terperinciWahyudin Ciptadi Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak
PERUBAHAN POLA ORGANISASI, HIRARKI DAN ORIENTASI RUANG RUMAH TINGGAL TRADISIONAL MELAYU PONTIANAK TIPE POTONG LIMAS DI SEKITAR KOMPLEK KRATON KADRIYAH PONTIANAK Wahyudin Ciptadi Jurusan Teknik Arsitektur
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan, deskripsi serta analisis pada Bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa tungku perapian di desa Tieng memiliki fungsi dan peranan yang sangat
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PERILAKU
BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara
Lebih terperinciTIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan)
TIANG Setelah pondasi yang berada di dalam tanah, bagian selanjutnya dari struktur Rumah Bubungan Tinggi adalah tiang. Tiang merupakan struktur vertikal yang menyalurkan beban dari bagian atap hingga ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balikpapan merupakan salah satu kota yang terletak di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Timur. Balikpapan terdiri dari 5 kecamatan, diantaranya kecamatan
Lebih terperinciKONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH DI DESA BAHU PALAWA
Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 ISSN 1907-8536 KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH DI DESA BAHU PALAWA Petrisly Perkasa 1) Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan atau perubahan pola tata
Lebih terperincicontoh rumah minimalis sederhana
contoh rumah minnimalis contoh rumah minimalis sederhana contoh rumah minimalis 01 contoh rumah minimalis tampak depan contoh rumah minimalis type 45 contoh rumah minimalis 014 contoh rumah minimalis modern
Lebih terperinciKata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Lindawati : Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat : 105 halaman ABSTRAK Perkembangan kota Jakarta
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui telah terjadi suatu pola perubahan pada unit hunian rumah susun sewa Sombo. Perubahan terjadi terutama pada penataan ruang hunian yang
Lebih terperinciTEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 MAKNA FUNGSI Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan Fungsi timbul sebagai akibat
Lebih terperinciTIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG
TIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG Vivi Sintiasari 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Univesitas Brawijaya 2 Dosen
Lebih terperinciTATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo)
TATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo) Dyan Agustin Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UPN
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix
DAFTAR ISI halaman SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI i DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Permasalahan.. 5 1.3 Keaslian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pada Bab IV yaitu analisis kebudayaan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada Bab IV yaitu analisis kebudayaan masyarakat Nias, mengacu pada sebuah Hoho yang menceritakan tentang leluhur masyarakat Nias, implementasinya terhadap
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. ruangan. Aktifitas yang dilakukan oleh siswa didalam ruang kelas merupakan
BAB IV ANALISA Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang di dalam ruangan. Aktifitas yang dilakukan oleh siswa didalam ruang kelas merupakan kegiatan yang sedikit banyak menuntut kenyamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti
Lebih terperinciSetting dan Atribut Ruang Bersama di Permukiman Madura Medalungan di Dusun Baran Randugading
Setting dan Atribut Ruang Bersama di Permukiman Madura Medalungan di Dusun Baran Randugading Ayu Indeswari, Antariksa, Galih Widjil Pangarsa, Lisa Dwi Wulandari Program Magister Arsitektur Lingkungan Bangunan
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri dari dua kata yaitu,- Geo yang berarti
Lebih terperinciMATA KULIAH: PSIKOLOGI DAN BUDAYA OLEH: DR. ASIH MENANTI, MS PERTEMUAN 1 (LANJUTAN): KONSEP PSIKOLOGI DAN BUDAYA
MATA KULIAH: PSIKOLOGI DAN BUDAYA OLEH: DR. ASIH MENANTI, MS PERTEMUAN 1 (LANJUTAN): KONSEP PSIKOLOGI DAN BUDAYA MATERI: 1) Psychology and culture 2) Cultural psychology 3) Cross-cultural psychology 4)
Lebih terperinciKonsep Design Mikro (Bangsal)
Panggung tempat acara adat Konsep Design Mikro (Bangsal) Pintu masuk utama Ruang Tunggu / lobby dibuat mengelilingi bangunan, hal ini sesuai dengan kebuadayaan masyarakat yang menggunakan ruang ruang teras
Lebih terperinciStudi Evaluasi Elemen Pendukung Taman Dalam Mendukung Aktifitas Pengguna. Studi Kasus : Taman Lawang, Jakarta Pusat
LAPORAN PENELITIAN Studi Evaluasi Elemen Pendukung Taman Dalam Mendukung Aktifitas Pengguna. Studi Kasus : Taman Lawang, Jakarta Pusat PENELITI: Resi Hari Murti Adjie (NIM: 41211010013) PERNYATAAN Saya
Lebih terperinciSoedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)
CHAPTER 1 Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) Kepala Sekolah Soedjono-Tresno Private High School atau STPHS, Christoper Rumbewas, menerima sejumlah buku, berkas siswa, dan juga seragam sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Permukimam Tradisional
TINJAUAN PUSTAKA Permukimam Tradisional Menurut Aryaoka (2009) rumah-rumah membentuk suatu pola perumahan yang menempati suatu wilayah yang disebut permukiman. Masing-masing permukiman mempunyai konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciPerkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo
Lebih terperinciTATA LETAK RUANG HUNIAN-USAHA PADA RUMAH LAMA MILIK PENGUSAHA BATIK KALANGBRET TULUNGAGUNG
TATA LETAK RUANG HUNIAN-USAHA PADA RUMAH LAMA MILIK PENGUSAHA BATIK KALANGBRET TULUNGAGUNG Rizky Amelia, Antariksa, Noviani Suryasari 3 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,3
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinciSTUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu
STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat
Lebih terperinciPOLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU
POLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU Oleh : Boby Samra boby@unilak.ac.id Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Unilak Jalan Yos Sudarso km 8 Pekanbaru Abstrak Bangunan rumah lama kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan di suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, kebudayan tersebut senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan berkembang di sebabkan
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam
Lebih terperinciEVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA
EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem kekerabatan yang dianut masyarakat Indonesia umumnya adalah masyarakat patrilineal. Patrilineal adalah kekuasaan berada di tangan ayah atau pihak laki-laki.
Lebih terperinciSTRATEGI PENYELESAIAN RUMAH TINGGAL ISLAMI BERLAHAN SEMPIT DI KAMPUNG CEMANI (Desain Kreatif Perumahan Berbasis Keterbatasan)
STRATEGI PENYELESAIAN RUMAH TINGGAL ISLAMI BERLAHAN SEMPIT DI KAMPUNG CEMANI (Desain Kreatif Perumahan Berbasis Keterbatasan) Muhammad Haedar Anas 1, Yusuf Eko Utomo 2 dan Qomarun 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinci