BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, target atau keinginan yang akan diharapkan (Praja, 2014).
|
|
- Devi Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Leadership atau kepemimpinan bisa diartikan sebagai teknik untuk mempengaruhi orang-orang yang berada di sekitar untuk dapat bekerjasama demi mencapai tujuan, target atau keinginan yang akan diharapkan (Praja, 2014). Karena pentingnya kepemimpinan dalam kelompok manusia maka konsep ini adalah salah satu topik organisasi yang paling banyak menarik peneliti sebagai tema penelitian. Akan tetapi, tingginya angka studi tentang kepemimpinan hanya sedikit yang berkaitan dengan dimensi moral kepemimpinan sebagai sarana untuk memahami konsep ini (Brown & Trevino, 2006). Aspek moral mulai menarik minat dari akademisi karena melihat adanya fenomena yang menyiratkan pada dua karakter yang terlibat dalam hubungan baik antara pemimpin dan bawahannya. Dua karakter tersebut adalah kepercayaan dan etika yang baik (Ruiz, Ruiz, & Martinez, 2011). Etika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, ethos artinya kebiasaan (costum), adat. Istilah etika pertama kali dalam sejarah yang tertulis diperkenalkan oleh filsuf Yunani, Aristoteles melalui karyanya yang berjudul Etika Nicomachiea. Buku tersebut berisikan tentang ukuran ukuran perbuatan. Beberapa literatur mengatakan bahwa etika sendiri adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan (moral issue). Sehingga dapat pula disebut bahwa etika adalah penyelidikan yang dilakukan dengan bijaksana atau 1
2 penyelidikan filosofis terhadap kewajiban kewajiban manusia dan segala hal yang baik dan buruk. Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) menyebutkan bahwa etika menjadi suatu hal yang paling penting dalam sebuah kepemimpinan seseorang. Selanjutnya, setiap praktisi diharapkan memiliki insentif yang kuat untuk memilih dan mengembangkan kepemimpinan etis dalam organisasi dan peneliti mereka agar memiliki keinginan belajar kepemimpinan etis untuk memahami asal-usul dan hasil. Banyak yang telah ditulis tentang etika dan kepemimpinan dari perspektif normatif atau filosofis, menunjukkan apa yang seharusnya pemimpin lakukan (Brown & Trevino, 2006). Kepemimpinan etis (Ethical Leadership) menjadi salah satu isu terbaru dari kajian kepemimpinan. Kepemimpinan etis mucul dilatarbelakangi oleh adanya pemikiran bahwa esensi dari kepemimpinan adalah pengaruh, sehingga para pemimpin yang berkuasa apakah dapat menjalankan kekuasaan dan kepemimpinannya dengan bijaksana dan baik. Menurut Yulk (2010), banyak pemikiran mengenai kepemimpinan etis diantaranya menformulasikan bahwa peran atau fungsi kepemimpinan utama adalah meningkatkan kesadaran mengenai masalah etis dan membantu orang menyelesaikan nilai-nilai yang berkonflik. Selain itu peran utama pemimpin adalah membantu para bawahan menghadapi konflik dan menemukan cara-cara yang produktif untuk menghadapinya. Lebih lanjut Yulk menjelaskan bahwa kepemimpinan etis selalu melibatkan konsep integritas pribadi. Integritas pribadi adalah sebuah atribut yang membantu menjelaskan efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan etis menekankan kejujuran dan konsistensi antara nilai dan perilaku pemimpin (Yulk, 2005). 2
3 Untuk kondisi saat ini, kepemimpinan etis memiliki peranan yang efektif dalam sebuah organisasi. Penelitian menunjukan bahwa seorang pemimpin dalam organisasi baik publik atau swasta dapat menggunakan etika dan memberdayakan perilaku tersebut dalam menciptakan hubungan yang berkualitas antara bawahan dan atasan sehingga memberikan dampak yang positif bagi organisasi. Sebuah organisasi yang dipimpin oleh pemimpin etis akan memiliki kepercayaan yang lebih besar dari bawahan kepada organisasi dan bawahan akan lebih loyal kepada organisasi (Hasan, Mahsud, Yulk, & Prussia, 2013). Hal ini dikarenakan pemimpin etis merupakan seorang individu yang memiliki integritas yang tinggi, memiliki standar etika yang baik, membuat serta memutuskan sebuah keputusan yang etis, dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap bawahannya (Brown, 2005). Kajian mengenai kepemimpinan etis telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi keberlangsungan proses dalam organisasi. Beberapa hal yang dapat dipengaruhi oleh praktik kepemimpinan etis seperti kepuasan kerja, komitmen organisasi, intensitas turnover, leader-member exchange, employee engagement, dan lain sebagainya. Berbagai penelitian tersebut menunjukan bahwa kepemimpinan etis sangatlah penting dalam mendukung perkembangan sebuah organisasi. Dalam penelitian Hassan (2015) dijelaskan bahwa pentingnya kepemimpinan etis dalam memberikan kepuasan pegawai dengan memberikan kesempatan pegawai untuk dipromosikan oleh atasannya. Sebuah kerja sama yang baik di dalam organisasi ada karena di dalamnya terdapat sebuah lingkungan yang saling menghormati, di mana mereka tumbuh secara pribadi, berkontribusi untuk 3
4 kebaikan bersama, dan berbagi dalam penghargaan pribadi, emosional dan keuangan pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Ada pemahaman bersama bahwa keberhasilan tergantung pada konstelasi hubungan, baik internal maupun eksternal, tidak semua yang berada di bawah kendali organisasi, tetapi yang dapat mempengaruhi melalui cara beroperasi dari platform prinsip-prinsip etika (Berghofer & Schwartz). Bhal dan Dadhich (2011) dalam penelitiannya mengenai dampak dari kepemimpinan etis terhadap leader-member exchange menemukan bahwa kepemimpinan etis mempengaruhi secara signifikan pada leader-member exchange. Bhal dan Dadhich menyebutkan hal yang perlu diingat adalah pemimpin etis tidak hanya berlaku untuk dirinya sendiri melainkan perlu menampilkan perilaku yang mendorong dan mendukung karyawan untuk berperilaku etis pula. Pemimpin perlu menetapkan standar etika dan memastikan setiap karyawan mengikutinya. Pemimpin etis harus secara kuat menanamkan nilai-nilai etika dan mendukung perilaku etis dari bawahannya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa aspek perilaku pemimpin etis memiliki resiko yang tinggi seperti adanya timbal balik yang diberikan oleh bawahan kepada atasan yang memperlakukan mereka dengan nilai-nilai etika. Implikasi dari penelitian ini adalah semakin rendahnya laporan terhadap tindakan-tindakan yang salah dalam organisasi (Bhal & Dadhich, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Widjaya (2013) tentang pengaruh kepemimpinan etis terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa kepemimpinan etis berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini menunjukan bahwa kepemimpinan etis 4
5 berpengaruh pada iklim etika serta keadilan interaksional memoderasi hubungan tersebut. Selanjutnya, iklim etika menjadi moderasi antara hubungan kepemimpinan etis dengan kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini dikuatkan oleh Ruiz, Ruiz, & Martinez (2011) yang menyatakan bahwa kepemimpinan etis memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan kerja karyawan. Penelitian yang dilakukan kepada karyawan ini menyimpulkan bahwa kepuasan kerja yang timbul akibat adanya seorang pemimpin yang memiliki nilai-nilai etika yang kemudian memiliki implikasi terhadap peningkatan hubungan baik antara pemimpin dan bawahan. Selain berpengaruh kepada kepuasan kerja, kepemimpinan etis juga dapat mempengaruhi karyawan dalam merespon pekerjaannya (Ruiz, Ruiz, & Martinez, 2011). Hubungan ini dimoderasi oleh kepuasan kerja dari karyawan dan perilaku. Hasil penelitian ini menguatkan pernyataan dari Brown (2005) dan Mayer (2009) yang menyebutkan bahwa dampak dari implementasi kepemimpinan etis untuk mengenalkan etika dapat diartikan dalam mempengaruhi karyawan pada tingkat rendah untuk tanggap dalam melakukan pekerjaannya. Secara ringkas dalam penelitian Ruiz, Ruiz, & Martinez mendukung peranan penting kepemimpinan etis sebagai dalah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam menjalankan sebuah organisasi. Hasan (2015) dalam artikel yang berjudul The Importance of Ethical Leadership and Personal Control in Promoting Improvement-Centered Voice among Government Employees menemukan adanya hubungan kepemimpinan etis dengan pengawasan personal. Selain itu, penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan etis dan suara karyawan 5
6 tentang persepsi keadilan, kejujuran, dan integritas dari manajer untuk membawa perubahan bagi organisasi. Kondisi tersebut akan terlihat sangat signifikan jika suatu karyawan memiliki tingkat atau jabatan yang lebih tinggi serta memiliki pengaruh pada setiap keputusan dalam kelompok kerja mereka. Kepemimpinan etis juga memiliki pengaruh secara positif terhadap hubungan karyawan, komitmen serta perilaku karyawan. Philip dan Lopez (2013) dalam penelitiannya terkait hal tersebut menyebutkan bahwa kepemimpinn etis memoderasi hubungan antara kontrak secara psikologis deengan pendapatan organisasi. Selain itu, masih berdasarkan penelitian yang sama menemukan bahwa kepemimpinan etis juga berpengaruhi secara positif terhadap komitmen karyawan dan perilaku karyawan. Persepsi tersebut berdasarkan pada tingkat komitmen karyawan, motivasi, dan perilaku dalam organisasi. Hal tersebut menjadi sebuah kritik terhadap atasan untuk lebih memperhatikan bagaimana nilai-nilai yang dimiliki, perilaku etis dan pengambilan keputusan dapat berdampak pada bawahannya di dalam satuan kerja. Kemudian Chang, Kuo, dan Cheung (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana kepemimpinan etis dapat mempengaruhi employee engagement secara signifikan dengan promosi pegawai sebagai moderator. Penelitian ini menunjukan bahwa kepemimpinan etis dapat memfasilitasi bawahannya untuk engage terhadap pekerjaannya dan mendorong bawahannya untuk mengeluarkan pendapat. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa peranan penting dari pemimpin etis dalam employee engagement yaitu sebagai faktor yang dapat menginduksi atau meningkatkan employee engagement. Selain itu, Lu dan Guy (2014) melakukan penelitian tentang hubungan antara 6
7 kepemimpinan etis dengan emosional tenaga kerja dan job engagement. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai pemerintah Republik Rakyat China. Penelitian ini menjadikan kepemimpinan etis menjadi variabel moderasi antara dua variabel lainnya. Hasil menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara emosional pekerja dengan job engagement sebagai variabel dependen dimana kepemimpinan etis menjadi variabe moderasinya. Ini membuktikan bahwa pada saat pegawai sedang menutupi perasaan mereka, kepemimpinan etis dapat mengurangi dampak negatif dari hal tersebut dan juga meningkatkan keterlibatan pegawai dalam pekerjaan. Hartog dan Belschak (2012) meneliti pengaruh dari perilaku pemimpin etis pada engagement. Penelitian ini menunjukan bahwa employee engagement sebagai mediator hubungan antara kepemimpinan etis dan inisiatif karyawan. Selain itu, peneliti ini juga menunjukan bahwa employee engagement secara signifikan berhubungan dengan variabel dependen pada saat mengendalikan kepemimpinan etis. Selanjutnya, penelitian lain menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja untuk pemimpin etis cenderung menilai tindakan penyimpangan kerja secara moral adil dan tindakan kewarganegaraan organisasi sebagai moral adil. Penilaian ini dipandu regulasi karyawan perilaku, dan dimediasi hubungan antara kepemimpinan etis dan menghindari karyawan perilaku antisosial dan keterlibatan dalam perilaku prososial (Resick, Hargis, Shao, & Dust, 2013). Namun berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya belum ada penelitian yang menjelaskan bagaimana hubungan antara kepemimpinan etis dengan employee engagement. Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana kepemimpinan etis dapat mempengaruhi employee engagement. Penelitian yang telah dilakukan 7
8 tidak menguji hubungan kedua variabel tersebut secara langsung, hanya menjadikan engagement atau kepemimpinan etis sebagai variabel intervning. Dalam membangun engagement, peran pemimpin yaitu meningkatkan motivasi, kepuasan kerja dan komitmen serta dapat mengurangi tingkat stress kerja karyawan. Kemampuan seorang pemimpin dalam sebuah organisasi merupakan faktor utama dalam membangun etos kerja dalam organisasi. Rainey dan Steinbauer (1999) telah membangun suatu kerangka teori tentang sebuah organisasi pemerintahan yang efektif. Model yang diajukan disebutkan bahwa organisasi pemerintahan yang efektif memiliki motivasi yang tinggi salah satu diantaranya adalah public service motivation (PSM). Dalam penelitian ini, PSM akan menjadi variabel mediasi antara kepemimpinan etis dan employee engagement. Perry dan Wise mengemukakan bahwa tingkat dan tipe public service motivation di kalangan pegawai sektor publik memiliki hubungan yang signifikan terhadap pilihan pekerjaan (job choice) dan kinerja seorang pegawai publik serta efektivitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat PSM seorang individu maka akan semakin tinggi pula keinginan untuk memilih pekerjaan pada organisasi sektor publik (Perry & Wise, 1990). Public service motivation, menurut Perry dan Wise, secara umum terkait dengan orientasi normatif seperti keinginan untuk mengabdi kepada kepentingan publik atau keadilan sosial dan tidak memerlukan sistem insentif atau ganjaran yang bermanfaat untuk mendorong perilaku para pegawai publik (Perry & Wise, 1990). Pendapat ini juga didukung oleh Houston dan Crewson dalam Ningrum (Ningrum, 2013) menyatakan bahwa para pegawai di sektor publik memberikan 8
9 penilaian yang lebih tinggi terhadap ganjaran kerja yang bersifat instinsik dalam bentuk pencapaian kinerja (prestasi) kerja dan harga diri ketimbang ganjaran yang bersifat ekstrinsik seperti gaji, promosi jabatan, keamanan kerja, status dan prestise. Hal ini mengindikasikan bahwa para pegawai pada organisasi atau lembaga pemerintahan nampaknya lebih termotivasi oleh kepedulian kepada masyarakat dan keinginan untuk mengabdi bagi kepentingan publik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin oleh Basuki Tjahja Purnama yang lebih dikenl dengan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo. Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said mengatakan, masyarakat tengah dikejutkan dengan gaya kepemimpinan Gubernur DKI ini. Perlawanan para DPR DKI Jakarta terhadap tuduhan Ahok mengenai rancangan APBD. Dimana Ahok menuduh para anggota DPR DKI Jakarta tersebut telah melakukan tindakan korupsi dengan menganggarkan pada rancangan APBD salah satunya biaya UPS yang tidak wajar. Hingga dari perseteruan mereka banyak reaksi masyarakat berupa dukungan terhadap aksi Ahok terhadap tindakan korupsi yang dilakukan oleh anggota DPRD DKI Jakarta. Tidak hanya itu tindakan Ahok yang memberikan sanksi terhad PNS yang ada di DKI Jakarta yang menggunakan narkoba berupa pemecatan akan jabatan, upaya ahok tentang transparansi dana, dan jejak rekam ahok selama menjadi bupati di Bangka Belitung yang dikenal bersih dan jujur oleh masyarakat sebelum ia menjadi Gubernur di DKI Jakarta (Gadi, 2015). Salah satu hal inovatif yang dilakukan oleh Ahok adalah lelang jabatan untuk posisi Lurah dan Camat DKI Jakarta. Ini merupakan terobosan reformasi birokrasi di pemerintahan Gubernur DKI Jakarta. Sistem lelang jabatan yang dicanangkan 9
10 tersebut bukan tanpa cela. Ada pro dan kontra yang muncul dalam proses pelaksanaannya. Bahkan, Lurah Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Mulyadi semula menentang kebijakan tersebut. Menurut Mulyadi, kebijakan pelaksanaan lelang jabatan itu dilandasi dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013 tentang Seleksi Terbuka Camat dan Lurah dengan mengharuskan diikuti oleh seluruh camat dan lurah yang sedang menjabat saat ini. Bagi yang tidak mendaftar dianggap mengundurkan diri. Kebijakan tersebut dianggapnya sangat berbenturan dengan sistem pengangkatan jabatan yang berlangsung selama ini. Tidak semua PNS bisa menjabat sebuah tugas struktural jika belum mengikuti persyaratan tertentu seperti Diklat Kepemimpinan IV atau III. Di sisi lain di dalam Pergub itu pada Pasal 8 dinyatakan bahwa PNS yang menduduki jabatan camat dan lurah dari hasil seleksi terbuka itu untuk camat dan lurah yang kosong. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini berfokus untuk menguji pengaruh kepemimpinan etis terhadap terciptanya employee engagement. Selain itu, penelitian ini akan menjelaskan bagaimana public service motivation memediasi hubungan antara kepemimpinan etis dan employee engagement. Diasumsikan hubungan positif antara kepemimpinan etis dan employee engagement akan diperkuat oleh variabel mediasi yang kuat. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 10
11 1. Apakah kepemimpinan etis berpengaruh positif terhadap employee engagement? 2. Apakah kepemimpinan etis berpengaruh positif terhadap public service motivation? 3. Apakah public service motivation berpengaruh positif terhadap employee engagement? 4. Apakah public service motivation memediasi hubungan kepemimpinan etis terhadap employee engagement di sektor publik? I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Menganalisis pengaruh kepemimpinan etis terhadap employee engagement. 2. Menganalisis pengaruh kepemimpinan etis terhadap public service motivation. 3. Menganalisis pengaruh public service motivation terhadap employee engagement. 4. Menganalisis public service motivation sebagai mediator antara kepemimpinan etis terhadap employee engagement. I.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran, ide, atau gagasan bagi organisasi publik dan ilmu pengetahuan pada umumnya, serta ilmu manajemen kebijakan publik khususnya terutama menyangkut studi terkait 11
12 dengan manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi. Secara khusus memberikan kontribusi untuk manajemen sumber daya manusia. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Pemerintah pusat maupun daerah dan tata kelola birokrasi Indonesia terutama terkait dengan kepemimpinan dan pelayanan publik untuk pengembangan sumber daya aparatur negara lebih lanjut. I.5 Sistematika Penulisan berikut: Dalam penyusunan penelitian ini sistematika penulisan adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang kajian dari berbagai jenis literatur serta perumusan hipotesis berdasarkan literatur dan penelitian sebelumnya BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan variabel penelitian, metode pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, dan prosedur analisis data. BAB IV GAMBARAN UMUM Bab ini mendeskripsikan Pemerintah DKI Jakarta sebagai lokasi penelitian serta gambaran terkait tata pemerintahan di DKI Jakarta. 12
13 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi analisis dari hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai hubungan antar variabel kepemimpinan etis, employee engagement, dan motivasi pelayanan publik. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan serta rekomendasi yang diberikan untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari hasil penelitian. 13
BAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan negara tidak lepas dari peran aparatur pemerintah sebagai penggerak utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah merupakan salah satu organisasi pelayanan publik yang sering dianggap belum produktif dan efisien dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sebagai penyelenggara
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan guru pada pimpinan. 2. Kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat cenderung lebih kritis terhadap pelayanan publik. Pemerintah sebagai pelayan publik merupakan subjek sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad 21, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan sistem demokrasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia handal yang menguasai lingkup kompetensi kerja secara profesional. Hal tersebut diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara. Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan
BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak sumber potensi yang mendukung keberhasilan sebuah organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari mediasi komitmen organisasional
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari mediasi komitmen organisasional dalam hubungannya antara job stress, leader member
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada BAPPEDA Pemkot Tegal)
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada BAPPEDA Pemkot Tegal) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Organisasi semacam itu bukan melihat investasi modal, melainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pegawai dalam pekerjaan menjadi bagian integral dari proses manajemen. Memahami pentingnya pegawai dalam organisasi berarti mengakui bahwa eksistensi sumberdaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki keleluasaan untuk mengelola daerah dan sumberdaya alam yang ada di daerahnya. Dengan keleluasaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leader-member exchange
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leader-member exchange terhadap job performance dan turnover intention dengan work engagement sebagai pemediasi, studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor mampu dikatakan profesional dilihat dari kinerja yang dilakukannya dalam menjalankan perintah atasan yang sesuai dengan tujuan organisasi dan sesuai dengan kode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemimpin-pemimpin pada sektor migas harus memiliki kepemimpinan yang kuat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan minyak dan gas (migas) merupakan industri yang bergerak dalam sektor strategis dan berkaitan kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Pemimpin-pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang saling bekerja sama, organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi melalui sumber daya manusia yang dimiliki. organisasi dengan individu yang di dalamnya memiliki kinerja yang baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik lembaga publik maupun lembaga bisnis, dituntut untuk mampu melakukan dinamika perubahan. Berbagai perubahan harus dilakukan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Belakangan ini, lingkunagn bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, libealisasi perdagangan, dan kemajuan teknologi informasi menciptakan realitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan satu atap memberikan tanggungjawab dan tantangan bagi Mahkamah Agung (MA), karena selain mempunyai posisi dan peran strategis di bidang kekuasaan kehakiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil adalah sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi pemerintah yang digunakan untuk menggerakkan atau mengelola sumber daya lainnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perampingan struktur organisasi pemerintah di kabupaten banyak timbulnya masalah baru seperti adanya jabatan yang dihapuskan yang memunculkan masalah tergesernya jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut profesional dalam menjalankan segala pengelolaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) menginginkan untuk memiliki seorang auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan issue
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan issue yang menonjol dalam pengelolaan administrasi publik saat ini. Tuntutan gencar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila perusahaan tersebut berhasil mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan dari perusahaan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam berbagai industri merupakan bagian yang tidak bisa dihi ndari. Banyak faktor yang mendukung tingginya persaingan di berbagai industri tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan mengindikasikan pentingnya pengajaran etika bisnis kepada para mahasiswa fakultas
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada pemerintah daerah Se-Eks Karisidenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan kerugian yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara sektor swasta dengan sektor pemerintah, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Pada sektor swasta, anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job. Perusahaan tidak lagi hanya mencari calon karyawan yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job engagement dengan pencapaian target perusahaan hasilnya sangat positif. Perusahaan tidak lagi hanya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil ataas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan menjadi semakin ketat dan hanya mereka yang siap dan mempunyai bekal serta sikap profesionalisme yang memadai saja yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
12 BAB II LANDASAN TEORI Pemerintah merupakan organisasi pelayanan publik yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Pegawai negeri sipil yang merupakan pelaksana tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalam bidang bisnis. Ada dua tanggung jawab akuntan publik dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama dengan profesinya lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perputaran karyawan (turnover intention) menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki konsekuensi negatif dan konsekuensi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menemukan kebutuhan dan harapan karyawan. Dengan demikian, ada permintaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia menghadapi tantangan untuk menyiapkan dan membawa karyawan yang pantas dan lebih baik ke dalam organisasi dan menemukan kebutuhan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompetensi a. Pengertian Kompetensi Menurut Wibowo (2011:95) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat mempengaruhi kesuksesan suatu organisasi. Karyawan menjadi salah satu asset penting yang wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat secara umum untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik dalam menjalankan aktivitas pengelolaan keuangan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan swasta maupun pemerintah berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan untuk mencapai visi, misi, strategi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan suatu instansi pemerintahan dipengaruhi oleh peran seorang pemimpin dalam mengarahkan pegawainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era Otonomi Daerah seperti sekarang ini, penerapan prinsip-prinsip good governance sangat penting dalam pelaksanaan anggaran belanja pemerintah baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.
BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan satu paket kebijakan tentang otonomi daerah yaitu: Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi yang diperjuangkan oleh seluruh lapisan masyarakat membawa perubahan dalam kehidupan politik nasional maupun di daerah. Salah satu agenda reformasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN A. Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Kepuasan komunikasi organisasional memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kepuasan kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan umum yang dihadapi institusi pendidikan dan guru berkaitan dengan salah satu dari tiga perilaku penting dari seorang pegawai dalam sebuah organisasi,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inovasi merupakan salah satu hal yang harus selalu dilakukan untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih baik, tidak terkecuali pada organisasi non profit seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting organisasi karena perannya sebagai pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional dalam mencapai tujuan organisasi. Berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis saat ini semakin kompleks dan dinamis karena selalu dituntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia bisnis saat ini semakin kompleks dan dinamis karena selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas jumlahnya. Aktivitas pemenuhan
Lebih terperinciBAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan
BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengawasan Keuangan Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN FAMILY SUPPORTIVE SUPERVISORY BEHAVIORS DAN TRUST IN SUPERVISOR DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang alasan yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian. Bab ini meliputi latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan atau organisasi berlomba-lomba untuk menjadi sebuah perusahaan atau organisasi yang menjadi pilihan bagi pegawai dimana perusahaan atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Iklim organisasi (Organizational climate) Menurut Davis dan Newstrom (1985) iklim organisasi adalah lingkungan didalam mana para pegawai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha ritel modern merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat berperan dalam mencapai tujuan. Efisien dan efektifnya suatu organisasi sangat tergantung
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan
1 BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber daya manusia tidak
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari karyawan atas hasil pekerjaanya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian prestasi kerja dilakukan oleh setiap perusahaan untuk melihat sampai sejauh mana perkembangan kualitas tenaga kerja atau karyawan. Dari hasil penilaian
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintahan DKI Jakarta adalah pemerintahan pada Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), yang berbeda dengan propinsi-propinsi lainnya. DKI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Profesi akuntan kini menjadi salah satu profesi kunci dalam perkembangan
Lebih terperinciINDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR
INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Empiris di KAP Wilayah Surakarta & Yogjakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan
Lebih terperinciPERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)
1 PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jenis jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik selanjutnya disingkat KAP adalah kantor yang menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jenis jasa audit yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada dasarnya merupakan aparatur institusi atau abdi negara yang berfungsi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemimpin menjadi penentu keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai suatu organisasi di bidang jasa keuangan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam manajemen SDM faktor yang diperhatikan adalah manusianya itu sendiri. Saat ini banyak organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lain seperti modal, investasi dan teknologi. Sebab sumber daya
Lebih terperinci