BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dirancang sebagai analisis isi tayangan televisi, dengan tujuan deskriptif analisis, yaitu melihat gambaran kecenderungan topik dan arah isi berita politik yang ditayangkan program selamat pagi di Trans 7 periode oktober Tipe penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik berita politik pada program selamat pagi secara faktual dan cermat. 1 Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data data. penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. 2 Pendekatan kuantitatif adalah merupakan pendekatan penelitian yang dalam menjawab permasalahan penelitian memerlukan pengukuran yang cermat terhadap variabel variabel dari obyek yang diteliti, guna menghasilkan kesimpulan kesimpulan yang dalam digeneralisasikan. 3 1 Dadan iskandar. metode penelitian komunikasi, 2005, Hal Ibid Hal Cholid N & H. Abu M. Metodologi penelitian. Jakarta : bumi aksara, 2004, Hal

2 46 Metode penelitian deskriptif memiliki beberapa ciri umum, antara lain: 4 1. penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 2. Metode deskriptif mencari teori, bukan menguji teori. 3. Metode deskriptif bertitik berat pada observasi dan suasana alamiah 46 (naturalistis setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasinya. 3.2 Metode penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan metode analisis isi. Menurut berelson, analisis isi sebagai teknik untuk mendeskripsikan secara objektif, sistematik, dan kuantitatif isi komunikasi yang tampak. 5 analisis isi (content analysis) adalah sebuah metode analisis isi pesan dari komunikator tertentu. 6 Penggunaan analisis isi yang canggih memasangkan isi komunikasi dengan informasi tambahan tentang sumber, jaringan, penerima, balikan, atau kondisi kondisi situasi komunikasi yang lain, seperti tingkah laku, kepribadian, atau ciri ciri demografis. Hal ini memungkinkan penyusunan prediksi untuk proses komunikasi. 7 4 Bambang prasetyo & lina miftahul jannah. Metode penelitian kuantitatif : teori dan aplikasi. Raja grafindo persada, jakarta, 2005, Hal Alex sobur. Analisis teks media. Bandung : remaja rosdakarya, Werner j. Severin & james w. Tankard, jr. Teori komunikasi (sejarah, metode, dan terapan didalam media massa) Jakarta : kencana, 2008, Hal Ibid Hal 41.

3 47 Analisis isi ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis isi menifes dari siaran media. 8 Analisis ini juga digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi juga digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Sebuah penelitian analisis isi memenuhi persyaratan apabila sifat sifatnya terpenuhi yakni objektif, sistematis serta kuantitatif. Prinsip obyektif, hasilnya tergantung pada prosedur penelitian bukan pada orangnya. Yaitu dengan ketajaman kategorisasi yang ditetapkan adalah isi yang sama dengan prosedur sama, maka hasilnya harus sama pula walaupun penelitinya berbeda. 9 Analisis isi ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis isi manifes dari siaran media. Kerliner dalam (wimmer dan dominick 2000) merumuskan analisis isi sebagai suatu metode untuk mengkaji dan menganalisi komunikasi dengan cara sistematis, objektif, dan kuantitatif untuk variabel. Krippendorf (1993) mengungkapkan analisis isi adalah suatu model penelitian dalam ilmu komunikasi massa untuk membuat inferensi inferensi yang dapat ditiru dan sahih dari data yang memperhatikan konteksnya. Bungin (2001) mendefinisikan sebagai teknik penelitian untuk membuat inferensi inferensi yang dapat ditiru dan sahih data dengan memperlihatkan konteknya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. 8 Jalaludin rakhmat. Metode penelitian komunikasi. Bandung : remaja rosdakarya, 2004, Hal Bagong suyanto & sutinah. Metode penelitian sosial. Jakarta : kencana, Hal 127.

4 48 Analisis isi juga digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi juga dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. 10 Metode penelitian analisis isi adalah metode yang mengamati dan mengukur isi komunikasi. tidak seperti mengamati secara langsung perilaku orang, atau meminta orang untuk menjawab skala skala, atau mewawancarai orang, seorang peneliti hanya mengambil komunikasi komunikasi yang telah ada dan mengajukan pertanyaan pertanyaan tentang komunikasi komunikasi itu. 11 Pada analisis isi unitnya adalah isi media yaitu berita, artikel, dan lain sebagainya pada surat kabar. Sedangkan pada televisi yang menjadi unit analisisnya adalah program hiburan, pendidikan, berita, dan lain sebagainya. Jadi dapat disimpulkan, objek analisis isinya adalah isi media massa baik radio, surat kabar, majalah, televisi, dan sebagainya. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah isi tayangan program hiburan, pendidikan, berita berita politik pada program magazine ditelevisi selamat pagi periode oktober Jadi dapat disimpulkan objek analisisnya adalah isi pesan media baik radio, surat kabar, majalah, televisi,dll. Analisis ini berfungsi paling baik dalam skala besar: makin banyak yang dianalisis, makin akurat analisisnya Klaus krippendorf, analisis isi : pengantar teori dan metodologinya. Rajawali pers, 1993, Hal Ferd and kerlinger. Foundation of behavioral research. Hold: rinchard and winston inc, 1973, Hal John fiske. Cultural and communication studies. Jala sutra. Yogyakarta. 2004, Hal 188.

5 49 Sebuah penelitian analisis isi memenuhi persyaratan apabila sifat sifatnya terpenuhi, yakni objektif, sistematik, dan kuantitatif. Prinsip objektif, hasilnya tergantung pada prosedur penelitian bukan pada orangnya. Yaitu dengan ketajaman kategorisasi yang ditetapkan sehingga orang lain dapat menggunakannya. Dan jika digunakan adalah isi yang sama, maka hasilnya harus sama pula walaupun penelitinya berbeda. 13 Sedangkan sistematik oleh berelson, diartikan bahwa ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Peneliti tidak dibenarkan melakukan analisis hanya pada isi yang sesuai pada perhatian dengan perhatian dan minatnya tetapi harus pada keseluruhan isi yang ditetapkan untuk diteliti. 14 Sistematis maksudnya pilihan pesan yang dianalisis harus berdasarkan perencanaan dan tidak mengandung bias, prosedur yang dipakai dalam analisis isi ditetapkan pada isi yang dianalisa, dan dikategorisasi dibuat sedemikian rupa sehingga semua isi yang relevan dapat dianalisa. Analisa dirancang untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui kecenderungan berita magazine dalam program selamat pagi di Trans 7, maka ada beberapa tahap tahap yang akan dilalui penulis dalam menjalankan analisis isi ini, yaitu: Bagong suyanto dan sutinah. Metode penelitian sosial. Kencana. Jakarta.2004, Hal Bagong suyanto dan sutinah. Metode penelitian sosial. Kencana. Jakarta.2004, Hal Jalaludin rakhmat. Metode penelitian komunikasi. Bandung : remaja rosdakarya, 2004.

6 50 1. Perumusan masalah 2. Perumusan hipotesis 3. Penarikan sampel 4. Pembuatan alat ukur koding 5. Pengumpulan data 6. Analisis isi 3.3 Populasi dan Sampel Populasi populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dalam penelitian. Atau dengan kata lain populasi adalah kumpulan objek penelitian. Pada penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah program magazine selamat pagi yang ditayangkan setiap hari sabtu dan minggu, pukul pagi periode oktober 2013 yang berjumlah 6 episode Sampel sampel adalah bagian yang diamati. 16 Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah informasi informasi yang disampaikan dalam program selamat pagi selama periode oktober 2013 dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yakni seluruh populasi dijadikan sampel. 16 Jalaludin rakhmat. Metode penelitian komunikasi. Bandung : remaja rosdakarya,

7 51 Penggunaan total sampling sebagai teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah agar terlihat kekonsistenannya penelitian selama periode yang telah ditentukan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah agar terlihat kekonsistensinannya penelitian selama periode penelitian. Sampel tersebut adalah: NO EPISODE TEMA 1 05-Okt Okt-13 Terkena percikkan air keras di berbagai daerah Berbagai macam pengemudi yang mengantuk saat berkendara 3 12-Okt-13 Penyelidikan jumlah harta kekayaan atut 4 13-Okt-13 Penyelundupan aksi narkoba di gagalkan 5 26-Okt-13 Beberapa aksi kejahatan di dunia 6 27-Okt-13 Rencana Jokowi menjadikan Jakarta maju

8 Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel dilakukan dengan metode non probabilitas : total sampling. Menurut Endraswara penyampelan dilakukan dengan menyesuaikan gagasan, asumsi, sasaran, tujuan, manfaat yang hendak dicapai dan diteliti Definisi konsep dan Operasionalisasi konsep Definisi konsep News magazine Jenis berita yang menjadi perhatian peneliti adalah jenis berita magazine. Majalah (magazine) adalah gabungan uraian fakta atau pendapat, yang dirangkai dalam satu wadah atau mata acara. 18 program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit, mingguan, bulanan, dwi bulanan tergantung dari kemauan produser. Dalam program itu juga terdapat rubrik rubrik tetap yang berisi bahasan bahasan. Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaannya, kalau program feature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok perm,asalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubrik rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format Endraswara, Suwardi. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta Hal j.b. wahyudi. Dasar dasar jurnalistik radio & televisi. Jakarta : grafiti, 1996, hal Fred wibowo. Teknik produksi program televisi. Yogyakarta : pinus, 2007, hal 196.

9 53 Biasanya program magazine berdurasi antara 30 menit sampai 50 menit. Setiap rubrik dapat disajikan dengan format yang berbeda beda, misalnya wawancara, uraian, vox-pop, dan pergelaran. Sebagaimana dalam feature, sajian program magazine diantarkan oleh satu atau dua presenter (penyaji) yang sekaligus menjadi link (penghubung) antara rubrik yang satu ke rubrik yang lain. Program magazine bukan siaran berita. Oleh karena itu, gaya sajian, penampilan dan kostum penyaji juga perlu menyesuaikan dengan spesifikasi program itu. 20 Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Pada umumnya memang sebagian besar dari contoh jenis program diatas tersebut adalah acara acara yang disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi. 21 Analisis isi Menurut berelson & kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Wimmer & Dominick, 2000:135). Sedangkan menurut budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih Fred wibowo. Teknik produksi program televisi. Yogyakarta : pinus, 2007, hal Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005, Hal Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta : 2007, Hal 228.

10 54 Prinsip analisis isi berdasarkan definisi diatas antara lain adalah: 23 Prinsip sistematik Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk riset. Prinsip objektif Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda. Prinsip kuantitatif Mencatat nilai nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode dedukatif. Prinsip isi yang nyata Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak. 23 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta : 2007, Hal 229.

11 55 Secara umum analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest). 24 Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis ini adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik simbol koding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosiantropologis (27,7%), komunikais umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%). 25 Penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya. Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu yang muncul, lalu dengan alat bantu statistik dihitung Eriyanto. Analisis isi. Jakarta : kencana, 2011, Hal Pengertian analisis isi (2008, 28 januari). Diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul WIB dari 26 Bambang prasetyo & lina miftahul jannah. Metode penelitian kuantitatif : teori dan aplikasi. Raja grafindo persada,jakarta, 2005, Hal 49.

12 56 Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut: 27 a. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript). b. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut. c. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan bahan/data data yang dikumpulkannya karena sebagaian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik. Jurnalistik Seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi, maka definisi jurnalistikpun semakin berkembang. Hal ini juga sesuai dengan perkembangan media pers. Tetapi akar definisi jurnalistik yang perlu dicatat adalah definisi jurnalistik sebagai kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas lekasnya agar tersiar seluas luasnya. 28 Sementara itu, definisi jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari hari yang umum dan aktual secepat cepatnya Jalaludin rachmat. Metode penelitian komunikasi. Remaja rosdakarya. 2004, Hal Askurifai Baskin. jurnalistik televisi, Bandung, 2006, Hal Ibid Hal 47.

13 57 Istilah jurnalistik sendiri bersumber dari bahasa belanda, journalistiek. Dalam pendekatan bahasa, dikenal pula istilah journalistic atau journalism yang dalam bahasa inggris berarti harian atau setiap hari. Sedangkan dalam pengertian operasional, menurut Onong U. Effendy, jurnalistik adalah ilmu yang merupakan keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita, mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Menurut F. Fraser Bond dalam An introduction to journalism (1961:1) menulis: jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati. Sedangkan Ronald E. Wolseley dalam understanding magazines (1969:3) menyebutkan, jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi secara umum. 30 Secara umum, jurnalistik dapat diartikan sebagai teknik mengolah berita, mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarkannya kepada khalayak. Apa saja yang terjadi didunia, apakah itu fakta peristiwa atau pendapat yang diucapkan seseorang, jika diperkirakan menarik perhatian khalayak, bisa dijadikan bahan berita untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat, dengan menggunakan sebuah media. Seperti yang dikemukakan Sumadiria, dalam bukunya jurnalistik Indonesia, menulis berita dan feature sebagai berikut: jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, 30 Onong Uchjana Effendy. televisi siaran, teori dan praktek, jakarta, 2009, Hal 96.

14 58 menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas luasnya dengan secepat cepatnya. 31 Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa jurnalistik adalah sebuah proses pencarian berita sampai berita tersebut disebarluaskan kepada khalayak dengan menggunakan sebuah media berkala. Suhandang dalam buku pengantar jurnalistik, seputar organisasi, produk atau kode etika memberikan pengertian jurnalistik sebagai berikut: jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya. 32 Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa jurnalistik mengandung unsur seni atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati sehingga bermanfaat bagi segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak. 33 Kode Etik Jurnalistik ialah ikrar yang bersumber pada hati nurani wartawan dalam melaksanakan kemerdekaan mengeluarkan pikiran yang dijamin sepenuhnya oleh Pasal 28 UUD 1945, yang merupakan landasan konstitusional wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya. 31 Sumadiria, As Haris. jurnalistik indonesia, 2006, bandung : simbiosa RM, Hal Kustadi suhandang. pengantar jurnalistik : seputar organisasi, produk, & kode etik, penerbit : nuansa cendekia, jakarta, 2004, Hal Ibid Hal 21.

15 59 Kode etik jurnalistik dibuat untuk menjaga standar kualitas dari para pekerja media dalam menjalankan pekerjaannya agar tidak salah langkah, profesional, dan bertanggung jawab. Etika jurnalistik sekaligus pula untuk melindungi masyarakat luas dari kemungkinan timbulnya dampak negatif dari konstruksi realitas pada pekerja media, sehingga integritas dan reputasinya tetap terjaga. Meskipun ada berbagai rumusan kode etik, namun isinya tidak jauh berbeda. Dalam kode etik jurnalistik, umumnya jurnalis tidak diperkenankan menulis berita bohong, fitnah, menjiplak, dan menerima sogokan. Untuk lebih memperkuat rambu rambu bagi pekerja media, pada tanggal 6 Agustus 2009, 26 organisasi wartawan Indonesia menyusun kode etik pers yang juga mempunyai kode etik jurnalistik. 34 Masing masing organisasi wartawan memiliki badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan kode etik. Badan ini juga bertugas mengumpulkan bukti apabila terjadi pelanggaran kode etik jurnalistik, hingga permintaan penjatuhan sanksi atau pemulihan nama baik pada pengurus. Wartawan penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik media elektronik tunduk kepada Kode Etik jurnalistik dan peraturan perundang undangan yang berlaku, seseuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai 34 Dewan pers merupakan lembaga independen yang dibentuk pada 19 april Pembentukannya berdasarkan ketentuan pasal 15 UU 40/1999 tentang pers.

16 60 kegiatan jurnalistik dalam pasal 42, undang undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran. 35 P3SPS (Pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran) Pedoman perilaku penyiaran merupakan panduan tentang batasan batasan mengenai apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan (produksi) program siaran, sedangkan standar program siaran merupakan panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran. Dalam hal ini P3SPS adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi acuan bagi stasiun penyiaran dan KPI untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran nasional di Indonesia. 36 Pedoman perilaku penyiaran adalah ketentuan ketentuan bagi lembaga penyiaran yang ditetapkan oleh komisi penyiaran indonesia sebagai panduan tentang perilaku penyelenggaraan penyiaran dan pengawasan penyiaran nasional. Pedoman perilaku penyiaran (P3 dan standar program siaran (SPS) juga telah mengeluarkan pasal pasal yang berkenaan dengan pelanggaran pelanggaran jurnalistik tersebut, terhadap penayangan televisi. 35 Undang undang nomor 32 tahun 2002, tentang penyiaran. 36 Morissan. Manajemen media penyiaran : strategi mengelola radio dan televisi. Jakarta : 2009, Hal 316.

17 61 Dalam memproduksi program faktual, stasiun penyiaran harus senantiasa menerapkan ketentuan atau etika jurnalistik dengan mengindahkan prinsip akurasi, keadilan, ketidakberpihakan (imparsialitas) serta prinsip menghormati narasumber. 37 Kekuatan kode etik terletak dalam hati nurani masing masing wartawan. Karena itu diperlukan hati nurani yang bersih dan itikad baik dari wartawan untuk mentaati kode etik tersebut. karena jurnalistik adalah profesi yang mengembangkan ide, mengemban perjuangan, dan cita cita bangsa dan negara dalam idiil dan sprituil. Disamping itu diperlukan suatu ketaatan wartawan terhadap kode etik serta tanggung jawab yang besar, sebagai wartawan dengan sistem pers sehat: (pers bebas dan bertanggung jawab) yang tidak hanya bertugas memberikan informasi semata, akan tetapi juga bertugas sebagai pendidik. Hal ini seperti yang tersirat dalam UU pers nomor 40 tahun 1990 pasal 7, yakni: 38 Wartawan bebas memilih organisasi wartawan Wartawan memiliki dan mentaati kode etik jurnalistik Sesuai dengan tujuan penelitian untuk menganalisis penayangan penulis memilih materi pada bab tiga pasal lima kode etik jurnalistik sebagai bahan skripsi diantaranya adalah: 37 Morissan. Manajemen media penyiaran : strategi mengelola radio dan televisi. Jakarta : 2009, Hal Sumandiria. Jurnalistik indonesia, simbiosa rekatama media, 2005, Hal 526.

18 62 62 BAB III (CARA PEMBERITAAN) Pasal 5 Dalam menayangkan sumber dan bahan berita secara akurat, jujur, dan berimbang, jurnalis televisi indonesia: a. Selalu mengevaluasi informasi semata mata berdasarkan kelayakan berita, menolak sensasi, berita menyesatkan, memutar balikkan fakta, fitnah, cabul, dan sadis. b. Tidak menayangkan materi gambar maupun suara yang menyesatkan pemirsa. c. Tidak merekayasa peristiwa, gambar maupun suara untuk dijadikan berita. d. Menghindari berita yang memungkinkan benturan yang berkaitan dengan masalah SARA. e. Menyatakan secara jelas berita berita yang bersifat fakta, analisis, komentar, dan opini. f. Tidak mencampur adukkan antara berita dengan advertorial. g. Mencabut atau meralat pada kesempatan pertama setiap pemberitaan yang tidak akurat dan memberikan kesempatan hak jawab secara proporsional bagi pihak yang dirugikan.

19 63 h. Menyajikan berita dengan menggunakan bahasa dan gambar yang santun dan patut, serta tidak melecehkan nilai nilai kemanusiaan. i. Menghormati embargo dan off the record Operasionalisasi konsep Operasionalisasi konsep adalah upaya menerjemahkan konsep atau sesuatu yang abstrak ke dalam bentuk yang kongkrit agar tidak terjadi tumpang tindih. Maka dari itu operasionalisasi konsep yang dibuat oleh penulis adalah dengan cara menggambarkan pengelompokkan kategori berdasarkan jenis kelamin dan usia. Pengelompokkan tersebut dapat dilakukan sesuai dengan hasil yang di peroleh oleh rating acara selamat pagi trans 7 sebesar 1.1% dan di peroleh dari PT. AC. NIELSEN INDONESIA. Analisisnya dapat di jelaskan sebagai berikut: Program Program Type Channel Target Index SELAMAT PAGI Entertainment Reality Show/News Magazine TRANS 7 Male 102 Female years years years years years years years 106 SES AB 118 SES CDE 93

20 64 Profil Penonton Selamat Pagi yang dominan:laki laki dan berusia tahun dan 30 tahun ke atas berasal dari kelas sosial ekonomi menengah ke atas. Catatan: Index: angka yang menggambarkan profil pemirsa, yang juga mengidentifikasi efektifitas suatu program pada target pemirsa tertentu. Jika index <100 kurang efektif >100 sangat efektif = 100 efektif Status sosial ekonomi (SES) adalah penggolongan kelas dalam masyarakat berdasarkan besarnya pengeluaran rutin bulanan rumah tangga, seperti: listrik, air,bahan bakar, makanan, belanja bulanan, cicilan, seperti kredit mobil, kredit rumah, kartu kredit dll. Penggolongan status sosial ekonomi adalah sebagai berikut: SES AB atau menengah atas: pengeluaran di atas Rp ,- SES CDE atau menengah bawah: pengeluaran di bawah Rp ,- 3.5 Reliabilitas koding Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, dan keakuratan sebuah instrumen. 39 dalam analisis isi sangat diharapkan reliabilitas dan validitas. Suatu instrumen dikatakan valid jika yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak 39 Jalaludin rachmat. Metode penelitian komunikasi. Remaja rosdakarya. 2004, Hal 77.

21 65 diukur. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid untuk tujuan tertentu saja. Reliabilitas adalah fungsi dari keseluruhan rancangan studi yang menyangkut prosedur sampling, prosedur perhitungan, prosedur pengkodean, dan reliabilitas kategori. 40 isi pesan yang diteliti harus memiliki reliabilitas dan validitas yang tinggi. Salah satu uji reliabilitas yang dapat digunakan adalah berdasarkan rumus ole R. Holsty. Disini penulis melakukan pretest dengan cara mengkoding sampel ke dalam kategorisasinya. 41 untuk menghitung kesepakatan hasil penilaian para koder digunakan rumus holsty yaitu: Cofisien reliability = 2M N1+N2 C.R = Cofisien Reliability M = jumlah kasus (dimana/jika) kedua koder setuju pada penggolongan mereka. N1, N2 = jumlah item yang dibuat oleh tim koder Menurut holsty dalam buku rakhmat kriyantono, ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji reliabilitas kategorisasi adalah 0,75 atau 75%. Artinya jika hasil perhitungan menunjukkan angka reliabilitas diatas 0,75, berarti alat ukur itu benar benar reliabel. 40 Rachmat kriyantono. Teknik praktis riset komunikasi. Cetakan 3. Jakarta : kencana prenada media group. 2008, Hal Ibid hal 238..

22 66 Dalam penelitian ini dilakukan koding, yaitu suatu data mentah yang secara sistematis ditransformasikan dan dikelompokkan kedalam unit unit yang memungkinkan membuat deskripsi karakteristik isi yang relevan. Untuk kehandalan peneliti terlebih dahulu meminta orang lain dengan cara mengkode item item yang kemudian dikumpulkan dan selanjutnya diberikan kepada kedua orang koder yaitu: 1. Drs. Andi Fachrudin, M.Si (Praktisi TVRI) 2. Afdal makkuraga, M.Si (Dosen tetap Universitas Mercu Buana) Menurut peneliti, kedua koder tersebut dianggap memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan pengkodean. Uji reliabilitas yang dilakukan oleh kedua koder dipadukan dan dibandingkan terhadap isi berita pada program selamat pagi. Hasil perhitungannya sebagai berikut: a. Hasil dari berita yang mengandung tema berita CR= 2M N1+N2 = 2 (98)

23 67 = = 0,93 = 93% Berdasarkan rumus holsty, maka dapat dikatakan bahwa cerita yang mengandung Tema Berita adalah reliabel karena menunjukkan 0,93 yang sama dengan 93% pengamatan cocok antar kedua koder. b. Hasil dari berita yang mengandung nilai berita CR = 2M N1+N2 = 2 (225) = = 0,91 = 91%

24 68 maka dapat dikatakan bahwa berita yang mengandung Nilai Berita adalah reliabel karena menunjukkan angka 0,91 yang sama dengan 91% pengamatan cocok antar kedua koder. Berdasarkan rumus R. Holsty tersebut akan ditemukan observaced agreement persetujuan yang diperoleh dari penelitian. Penyempurnaan untuk memperkuat hasil reliabilitas, maka digunakan rumus Scott: Pi = % observaced agreement - % expected agreement 1-% expected agreement Keterangan: Pi = nilai keterdalaman Observaced agreement = jumlah pernyataan yang disetujui oleh antar pengkode, yaitu nilai C.R Expected agreement = persetujuan yang diharapkan atas banyaknya tema dalam suatu operasionalisasi yang sama nilai matematisnya, dinyatakan dalam jumlah hasil pengukuran dari proporsi seluruh tema. 3.6 Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara antara lain: 1. Data primer Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber utama. Dengan observasi atau pengamatan secara langsung dengan

25 69 menonton program selamat pagi pada tanggal tanggal penelitian yang menjadi sample selama periode oktober Data sekunder Data sekunder yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data yang diperoleh dari dokumen dokumen dan kepustakaan yang berkaitan dengan pengumpulan data tertulis berbagai bentuk cetakan yaitu seperti buku referensi, karya ilmiah, dan media online (internet). 3.7 Teknik analisa data Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Teknik analisis data dilakukan melalui tahap tahap analisis. Tahap tahap analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat definisi konsep dan operasionalisasi konsep untuk kecenderungan isi tayangan dan arah isu berita politik pada program selamat pagi di Trans 7 periode oktober Mengumpulkan bahan seperti sampel yang dijadikan objek penelitian. 3. Membuat sampel dokumen, dimana penelitian ini dokumen yang dibuat adalah rekaman tayangan selamat pagi pada sampel yang telah ditentukan.

26 70 4. Membuat lembar koding (coding sheet). Koding adalah suatu proses dimana data mentah secara sistematis diubah dan dikelompokkan kedalam unit unit yang memungkinkan membuat deskripsi karakteristik isi yang relevan. 5. Menetapkan coder 6. Coder menetapkan atau menilai definisi 7. Menguji reliabilitas 8. Peneliti melakukan analisis isi 9. Data diolah dengan menggunakan tabel tabel dan mendeskripsikannya. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Dengan analisis deskriptif berdasarkan tabel tabel yang telah diperoleh, maka akan dijadikan dasar untuk mengambil kesimpulan hasil penelitian.

Bab III. Objek Penelitian

Bab III. Objek Penelitian Bab III Objek Penelitian 3.1 Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan sebuah penyelidikan mengenai masalah sosial atau masalah manusia yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penalitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola 35 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian Deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 55. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 55. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitan deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Riset penelitian deskriptif ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dulu perlu dipahami metode penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

Diaz Lambri. Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480

Diaz Lambri. Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 KECENDERUNGAN KATEGORI BERITA YANG DIANGKAT PADA PROGRAM BERITA TV (ANALISIS ISI BERITA PADA SEGMEN 7 PILIHAN BERITA DALAM PROGRAM SUARA ANDA DI METRO TV) Diaz Lambri Binus University, Jakarta, Indonesia,

Lebih terperinci

Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik

Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik (Presenter Tv One keceplosan bilang Golkar-nya gak usah di sebut saat breaking news) Oleh : Putu Dea Chessa Lana Sari 201311018 Televisi dan Film Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang akan digunakan bersifat Deskriptif yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam mengkaji sebuah penelitian terdapat dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF

ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF 1 Haris Jauhari IKN (Institut Komunikasi Nasional) Materi Internal Pelatihan Jurnalistik IJTI JURNALISTIK TV Jurnalistik ialah kegiatan meliput, mengolah, dan

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.2 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.2 Metode Penelitian 33 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dirancang sebagai analisis isi tayangan televisi, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah Deskriptif, penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis disini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu merupakan penelitian yang hasilnya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

merupakan suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Sifat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis isi yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan perangkat statistik sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

Kode Etik Jurnalistik

Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik KEPRIBADIAN WARTAWAN INDONESIA Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak bertindak buruk. Penafsiran a. Independen berarti

Lebih terperinci

Etika Jurnalistik dan UU Pers

Etika Jurnalistik dan UU Pers Etika Jurnalistik dan UU Pers 1 KHOLID A.HARRAS Kontrol Hukum Formal: KUHP, UU Pers, UU Penyiaran Tidak Formal: Kode Etik Wartawan Indonesia 2 Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik dikembangkan sebagai

Lebih terperinci

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas (Analisis Isi Penerapan Etika Jurnalistik pada Berita Daerah Istimewa Yogyakarta di Portal Komunitas Suarakomunitas.net periode Januari Desember 2013) Yosephine

Lebih terperinci

DASAR DASAR JURNALISTIK

DASAR DASAR JURNALISTIK DASAR DASAR JURNALISTIK Perkembangan jurnalistik Sekilas tentang pengertian dan perkembangan jurnalistik, Assegaff sedikit menceritakan sedikit sejarah. Bahwa jurnalistik berasal dari kata Acta Diurna,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif yang memaparkan suatu situasi atau peristiwa. Tipe penelitian ini merupakan cara analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode analisis isi yang secara umum, analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan analisis isi deskriptif kuantitatif dipakai untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari isi yang dilakukan secara kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian skripsi ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian skripsi ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian skripsi ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode analisis isi kuantitatif. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

Lebih terperinci

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) KOMISI PENYIARAN INDONESIA Lembaga Negara Independen Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) Bimo Nugroho Sekundatmo Semarang, 14-15 Oktober

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers Media Siber Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers 2013-2016 Bagian 1 Platform Pers Cetak Radio Televisi Online UU 40/1999 tentang Pers Kode Etik Jurnalistik Pedoman Pemberitaan Media Siber Media Siber Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatus atau communicatio atau communicare yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian, kata komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian berdasarkan uraian-uraian dan penjelasan pada bab sebelumnya, khususnya pada bab IV tentang pembahasan dan hasil analisis penelitian data. Ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah hal yang mendasar yang tidak dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian atau Metodologi Riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang tingkat pengetahuan penonton di Surabaya mengenai Program acara MTMA di Trans TV, maka didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern saat ini, televisi dapat memberikan nilai-nilai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern saat ini, televisi dapat memberikan nilai-nilai kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini, televisi dapat memberikan nilai-nilai kehidupan yang baik untuk ditiru dan diambil sisi positifnya bagi penonton, namun belakangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian komunikasi khususnya media massa kompas TV dengan menggunakan analisis isi kualitatif untuk memahami produk isi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. kuantitatif.penelitian ini dirancang sebagai analisis isi tayangan televisi dengan

BAB III METODOLOGI. kuantitatif.penelitian ini dirancang sebagai analisis isi tayangan televisi dengan 44 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.penelitian ini dirancang sebagai analisis isi tayangan televisi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teori tanggungjawab sosial dapat diterapkan secara luas karena teori ini meliputi beberapa jenis media massa dan lembaga siaran publik, salah satunya yaitu media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses komunikasi antar manusia relatif rumit. Tingkat kerumitan ini seiring dengan masing-masing konteks, dimana dengan cirinya menunjukkan bahwa kerumitan

Lebih terperinci

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan Abstrak Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan cepat dan praktis. Kecil kemungkinan media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, kasus kejahatan begitu marak terjadi dalam hitungan detik dan meniti di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan di berbagai media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

researc yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan

researc yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani: methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dirancang untuk analisis tayangan televisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, 58 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau bisa disebut juga metode riset ini memiliki makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, yang berarti ilmu yang menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa adalah alat atau perantara untuk proses pengiriman atau penyampaian sebuah pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdapat pada komunikasi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31

BAB III PEMBAHASAN. penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31 BAB III PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan memuat penjelasan secara rinci mengenai hasil penelitian berkaitan dengan jenis-jenis pelanggaran iklan jasa periode 1 Agustus 31 Agustus 2016 berdasarkan Etika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena media massa dianggap paling sukses dalam menyebarkan informasi secara cepat kepada khalayak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hanya memapaparkan situasi yang didapat atau peristiwa yang diperoleh dari data

Lebih terperinci

PESAN PROSOSIAL DAN ANTISOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film Minggu Pagi di Victoria Park Karya Lola Amaria)

PESAN PROSOSIAL DAN ANTISOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film Minggu Pagi di Victoria Park Karya Lola Amaria) PESAN PROSOSIAL DAN ANTISOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film Minggu Pagi di Victoria Park Karya Lola Amaria) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan Metode penelitian adalah sebagai penuntun peneliti tentang bagaimana langkah langkah penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

PENULISAN BERITA TELEVISI

PENULISAN BERITA TELEVISI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi PENULISAN BERITA TELEVISI KAIDAH DAN PRINSIP JURNALISTIK, KODE ETIK JURNALISTIK TELEVISI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian berguna untuk membantu penulis dalam menyusun penelitian, sehingga proses penelitian dapat terarah dan sistematis. Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

KODE ETIK JURNALISTIK

KODE ETIK JURNALISTIK KODE ETIK JURNALISTIK APA ITU KODE ETIK JURNALISTIK? Acuan moral yang mengatur tindak tanduk seorang wartawan. Kode etik jurnalistik bisa berbeda dari satu organisasi ke organisasi yang lain, dari koran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada BAB IV PEMBAHASAN A. HASIL UJI RELIABILITAS Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada penafsiran antara satu coder dengan coder yang lain. Reliabilitas ini melihat apakah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penilitian Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Film Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale) S K R I P S I

KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Film Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale) S K R I P S I KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Film Tanah Air Beta Karya Ari Sihasale) S K R I P S I Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

Metode Penelitian Komunikasi

Metode Penelitian Komunikasi Modul Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi Disusun oleh: Yearry Panji, M.Si Modul II (Minggu 2) Pokok Bahasan: Pendekatan dalam Penelitian Sosial Sub Pokok Bahasan: Pendekatan Kuantitatif Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif. Dalam Eriyanto (2010: 47) analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang

Lebih terperinci

Media dan Kekerasan Terhadap Anak. (Analisis Isi Berita Kekerasan Terhadap Anak dalam Harian Medan Pos) Anggi Azhari Siregar ABSTRAK

Media dan Kekerasan Terhadap Anak. (Analisis Isi Berita Kekerasan Terhadap Anak dalam Harian Medan Pos) Anggi Azhari Siregar ABSTRAK Media dan Kekerasan Terhadap Anak (Analisis Isi Berita Kekerasan Terhadap Anak dalam Harian Medan Pos) Anggi Azhari Siregar 070904067 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Media dan Kekerasan Terhadap Anak (Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian mengenai Sikap Mahasiswa terhadap pemberitaan Joko Widodo menjadi Capres dalam Pemilu 2014 pada media online liputan6.com (Survey terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metodologi 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan penelitian Metode penelitian merupakan cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian dalam rangka memperoleh fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan manusia dalam berbagai hal, salah satunya kebutuhan akan informasi. Informasi adalah data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita cukup penting peranannya bagi kehidupan kita sehari-hari. Berita dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sebagai hiburan bagi pembacanya. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memberikan banyak sekali kemudahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa elektronik modern yang sangat efektif karena memiliki kandungan informasi yang jauh lebih besar dari pada media lain nya, baik itu media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat evaluatif dimana riset penelitian ini mengkaji efektivitas atau keberhasilan suatu program. 23 Peneliti ingin mengetahui sejauh

Lebih terperinci

BAB III SEGEMENTASI PASAR DAN BERITA

BAB III SEGEMENTASI PASAR DAN BERITA BAB III SEGEMENTASI PASAR DAN BERITA 3.1 SEGMENTASI PASAR Perusahaan yang memutuskan untuk beroperasi dalam pasar yang luas hendaknya menyadari bahwa tidak mungkin dapat melayani seluruh pelanggan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005. DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005. Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Atas peran penting tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Atas peran penting tersebut maka BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa sebagai sarana pemberian informasi mempunyai peran penting dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Atas peran penting tersebut maka media massa sangat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai Opini Artis Pada Pasangan Capres & Cawapres 2014 (Analisis Isi Status Twitter Artis Pada Masa Kampanye Periode 22 Juni s/d 5 Juli 2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan jurnalistik sebenarnya telah lama dikenal manusia di dunia ini. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 96 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 Riska Septiana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Deskriptif berarti bersifat menggambarkan atau melukiskan sesuatu hal. Menggambarkan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci