BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Potanga adalah desa hasil pemekaran dari Desa Diloniyohu, yang terletak disebelah barat desa tersebut dan menjadi desa definitive. Tepatnya pada bulan Desember 2003 dengan luas wilayah saat itu yaitu 392,25 Ha. Saat itu terdiri atas empat dusun yaitu : 1) Dusun Loji 2) Dusun Bulia 3) Dusun Mekar Jaya 4) Dusun Hunggaluwa Pada tahun 2004 Dusun Hunggaluwa dimekarkan menjadi 2 dusun, masing-masing Dusun Hunggaluwa Utara dan Hunggaluwa Selatan, sehingga pada tahun 2004 Desa Potanga menjadi 5 Dusun. Nama Potanga berasal dari Bahasa Gorontalo yang artinya persimpangan, oleh karena secara geografis Desa Potangan merupakan persimpangan sungai Hunggaluwa dan Sungai Bulia sehingga wilayah ini dinamakan Desa Potanga. 1) Keadaan Geografis Dilihat dari segi geografis, Desa Potanga diapit oleh dua desa, yakni Desa Pilomonu Kecamatan Mootilango dan Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto dengan luas wilayah 392,25 M 2 yang terdiri dari : 1) Persawahan :119,6 Ha

2 2) Perkebunan : 120,75 Ha 3) Lainnya : 151, 9 Ha. Batas wilayah Desa Potanga adalah sebagai berikut : 1) Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Pilomonu Kecamatan Mootilango 2) Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Paris Kecamatan Mootilango 3) Sebelah Selatan: berbatasan dengan Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto 4) Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula 2) Keadaan Demografis Jumlah penduduk di Desa Potanga yang tersebar di lima dusun dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Potanga tahun 2011 No Nama Dusun Banyak Jiwa (L) Banyak Jiwa (P) Jumlah 1 Mekar jaya Loji Bulia Hunggaluwa Selatan Hunggaluwa Utara Jumlah Sumber Data : Profil Desa Potanga Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Tahun 2011

3 4.1.2 Deskripsi Keberadaan Paket A Desa Potanga Program Paket A yang berada di Desa Potanga didirikan pada bulan Februari tahun Program Paket A ini berada dibawah naungan SKB Kecamatan Boliyohuto akan tetapi dalam proses pembelajarannya dilaksanakan di Desa Potanga dan bertempat di rumah salah seorang warga belajar. Jumlah tutor yang mengajar pada pada program Paket A ini sejumlah 2 orang yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Keadaan Tutor Paket A No Nama L/P Pendidikan Jabatan 1. Yulin T Udjaili S.Pd P S1 Tutor 2. Wati Matani P SMA Tutor Sumber Data : Profil Paket A Desa Potanga Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Keadaan warga belajar yang mengikuti program Paket A ini sebagian besar berprofesi sebagai petani, sebagian lagi sebagai Ibu Rumah Tangga dan beberapa orang adalah pengangguran. Data mengenai keadaan warga belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

4 Tabel 3. Keadaan Warga Belajar Paket A No Nama L/P Tanggal Lahir 1 Yanti Suma P 1 Juni Sartin K Isa P 12 Maret Elen Laingo P 2 Januari Olan Laingo P 5 Februari Nuni Dalanggo P 14 Mei Saleh Abas L 8 November Andi Kasim L 15 Juli Uni Paise L 10 November Ika Suleman P 2 Oktober Widyawati Ibrahim P 5 November Dewi Husain P 15 Desember Elis Rahman P 3 Juli Asna Suleman P 6 April Azis Lukman L 18 Mei Enda Nasir P 5 Agustus Simin Abas L 10 Oktober Ison Rajak L 19 November Ipin Mahjani L 27 April Irfan Moha L 14 Juli Wahyu Saputra L 15 Juni 1990 Sumber Data : Profil Paket A Desa Potanga Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Aktifitas pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran Paket A dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran Paket A hanya seadanya. Data mengenai saran dan prasarana yang dimiliki oleh program Paket A ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

5 Tabel 4. Sarana dan Prasarana Pembelajaran No Sarana Prasarana dan Media Pembelajaran Keterangan 1 Gedung pembelajaran Menggunakan rumah salah seorang warga belajar 2. Meja dan kursi belajar Kurang memadai, pembelajaran yang dilakukan lebih sering melantai 3 Papan tulis, kapur tulis, Tersedia penghapus 4 Modul / buku pembelajaran Tersedia Sumber Data : Profil Paket A Desa Potanga Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Tahun Hasil Penelitian Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia diibaratkan sebagai jantung dari keseluruhan proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula. Demikian pula, sebaliknya. Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Sebagian besar peserta didik belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Karenanya, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi

6 peserta didik dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Program Paket A yang diselenggarakan di Desa Potanga Kecamatan Boliyohuto bertujuan untuk memberikan dasar-dasar kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bagi masyarakat yang putus sekolah pada jenjang Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran Paket A ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang mandiri dan produktif, memberikan dasar-dasar kecakapan hidup, memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap yang bermanfaat untuk mengikuti pendidikan lanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada warga belajar Paket A ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Pembelajaran yang terjadi ketika mata pelajaran ini berlangsung menjadi perhatian peneliti untuk diadakan penelitian lebih lanjut sehingga menghasilkan hasil penelitian yang akan dijelaskan sebagai berikut : Hasil Penelitian Pada Indikator Metode Pembelajaran Mengenai implementasi pembelajaran PAKEM yang diselenggarakan oleh Paket A di Desa Potanga pada mata pelajaran PAI, dapat dilihat pada hasil wawancara dengan tutor Paket A sebagai berikut : Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran PAI selama ini kami sering menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan topik pelajaran PAI yang akan diajarkan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat membantu warga belajar untuk memahami materi yang diajarkan. Beberapa metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran Paket A ini adalah metode ceramah, metode diskusi, dan metode tanya jawab.(ww.y.u, Senin 5 Maret 2012).

7 Metode merupakan usaha yang dilakukan tutor untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mempengaruhi motivasi belajar warga belajar. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap salah seorang warga belajar sebagai berikut : Setiap melakukan pembelajaran PAI, kami sangat menyukai jika tutor menggunakan metode diskusi. Karena dengan metode diskusi ini kami sebagai warga belajar merasa lebih antusias untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran ini. Dalam menggunakan metode diskusi ini, ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi berlangsung tanpa tekanan (WW.Y.S, Rabu 28 Maret 2012). Pendapat lain dikemukakan oleh salah seorang Tutor Paket A yang dapat dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut : Dalam melakukan pembelajaran mata pelajaran PAI, tutor seringkali menerapkan metode ceramah daripada metode lainnya karena dirasa lebih mudah dan tidak sulit. Namun setelah menerapkan pembelajaran PAKEM, kegiatan pembelajaran yang dilakukan mulai beragam dalam menggunakan metode pembelajaran. Saat ini yang lebih sering digunakan adalah metode diskusi dan tanya jawab (WW.WM. Kamis 29 Maret 2012). Hal senada dikemukakan oleh seorang warga belajar ditengah-tengah kegiatan belajarnya, yang dapat dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut : Kami sangat menyukai metode diskusi dan Tanya jawab dibandingkan dengan metode ceramah. Dulu pembelajaran lebih sering menggunakan metode ceramah yang membosankan. Namun beberapa waktu terakhir ini metode pembelajaran yang kami laksanakan semakin bervariasi. Bahkan kadang-kadang kami di ajak melakukan metode karya wisata dengan mengunjungi sekolah Agama yang ada di Kecamatan Boliyohuto (WW.EL, Selasa 27 Maret 2012). Dengan melaksanakan metode karya wisata diharapkan warga belajar dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut

8 menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran. Hampir sebagian besar warga belajar lebih menyukai penerapan metode diskusi pada setiap kegiatan pembelajaran PAI. Terdapat beberapa kelebihan metode diskusi, yakni a) Menyadarkan warga belajar bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan b). Menyadarkan warga belajar bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. c). Membiasakan warga belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. Selain metode diskusi tutor Paket A sering pula menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga warga belajar tidak jenuh dengan metode yang digunakan mengingat pembelajaran yang dilakukan adalah 3 kali pertemuan dalam seminggu Hasil Penelitian Pada Indikator Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas merupakan salah satu kegiatan yang perlu dipersiapkan sedemikian rupa untuk mendukung pembelajaran PAKEM. Pengelolaan kelas disebut pula sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan tutor dalam upaya menciptakan kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan tutor dalam

9 menciptakan kondisi kelas adalah melakukan komunikasi dan hubungan interpersonal antara tutor dengan warga belajar secara timbal balik dan efektif, selain melakukan perencanaan/persiapan mengajar. Hasil wawancara dengan salah seorang tutor di sela-sela kegiatan mengajar sebagai berikut : Dalam pengelolaan kelas tutor mengatur kegiatan belajar warga belajar menjadi bervariatif. Kegiatan belajar yang dilakukan berganti-ganti, kadang secara individual, berpasangan, kelompok, namun lebih sering secara klasikal. Pemilihan kegiatan belajar ini kami sesuaikan dengan kondisi warga belajar saat mengikuti pembelajran. Misalnya ketika ada warga belajar yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan, maka tutor akan menggunakan kegiatan individual. Namun kegiatan belajar yang lebih sering digunakan adalah kegiatan belajar secara klasikal dan kelompok mengingat keterbatasan sarana pembelajaran. (WW. W.M, Selasa 13 Maret 2012). Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengelolaan kelas dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling mempengaruhi. Keberhasilan pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan tujuan instruksional sangat bergantung pada kemampuan mengelola kelas. Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan warga belajar untuk belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengelolaan kelas atau pengelolaan ruang belajar. Wawancara yang dilakukan peneliti terhadap salah seorang warga belajar tentang pengelolaan kelas yang selama ini dilakukan pada pembelajaran Paket A adalah sebagai berikut : Pembelajaran Paket A khususnya pada mata pelajaran PAI yang kami laksanakan selama 3 kali dalam seminggu selalu bervariatif dalam pengelolaan kegiatan belajarnya. Secara umum kegiatan belajar yang

10 sering dilakukan adalah kegiatan belajar klasikal karena dapat mengakomodir semua warga belajar. Namun sering pula dilakukan kegiatan belajar kelompok berupa diskusi - diskusi. Sedangkan pembelajaran individual maupun berpasangan dilaksanakan sesekali seperti ketika ada tugas untuk menghafal surat pendek atau ayat Al_Quran karena mengingat keterbatasan waktu belajar yang ada. (WW.S.I, Rabu 28 Maret 2012). Sedangkan menurut penuturan warga belajar yang lain bahwa : Pembelajaran kelompok yang kami lakukan juga bervariatif dalam arti keanggotaan kelompok belajar selalu berubah-ubah sesuai kebutuhan pembelajaran PAI saat itu. Seperti disesuaikan dengan materi ajar, apakah materi tersebut cocok untuk dilakukan secara berkelompok atau klasikal ataukah metode yang digunakan lebih sesuai bila kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara individual. Sehingga semua kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (WW. O.L, Selasa 13 Maret 2012). Hal senada dikemukakan oleh Elen Laingo, seorang warga belajar Paket A disela-sela aktifitas belajarnya sebagai berikut : Dalam membentuk kelompok belajar selama ini selalu dilakukan berubah-ubah dengan maksud agar warga belajar tidak mengalami kejenuhan dalam satu kelompok belajar. Keanggotaan kelompok belajar dibuat bervariasi dengan berbagai karakteristik warga belajar di dalamnya (WW.EL.Rabu 28 Mareet 2012). Pembelajaran klasikal yaitu pembelajaran yang dilaksanakan secara klasikal atau diikuti seluruh warga belajar. Kelebihan pembelajaran ini adalah efisien dan murah. Sedangkan kelemahannya adalah kurang dapat memperhatikan kebutuhan individual. Kelemahan ini dapat diatasi dengan memberikan pembelajaraan individual dalam pembelajaran klasikal. Pembelajaran secara individual adalah kegiatan pembelajaran yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Pemberian bantuan dan bimbingan secara individual dapat dilakukan pada pembelajaran individual ataupun pembelajaran klasikal. Pembelajaran kelompok adalah pembelajaran

11 dengan cara kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Penekanan pembelajaran ini pada peningkatan kemampuan individu sebagai anggota kelompok. Tujuan pembelajaran kelompok adalah memberi kesempatan kepada setiap warga belajar untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional. Baik pembelajaran klasikal, kelompok maupun individual, ketiganya pernah digunakan tutor dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini Hasil Penelitian indikator Keterampilan Bertanya Warga Belajar Pembelajaran Paket A yang baik adalah yang berorientasi pada warga belajar dimana warga belajar aktif belajar dalam suasana yang menyenangkan. Untuk menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan tutor harus menguasai strategi dan teknik atau metode mengajar, diantaranya teknik bertanya dan memberi penguatan agar dapat mengeksplorasi kemampuan warga belajar. Eksplorasi kemampuan warga belajar diantaranya dapat dilakukan dengan tanya jawab karena dapat memusatkan perhatian warga belajar pada kemajuan yang sudah dicapai, menyelingi pembicaraan untuk mengaktifkan warga belajar, dan mengarahkan pengamatan dan pemikiran warga belajar. Berikut hasil wawancara peneliti dengan tutor Paket A tentang keterampilan bertanya warga belajar pada saat pembelajaran berlangsung : Dalam kegiatan belajar PAI tutor selalu mendukung pengembangan keterampilan warga belajar untuk bertanya maupun membangun konsep karena hal itu berguna bagi warga belajar kelak mereka berada ditengahtengah masyarakat. Tutor akan memancing respon warga belajar agar mereka menjadi terampil dalam bertanya dan mengemukakan konsep yang ada pada diri mereka terutama pemahaman mereka terhadap mata pelajaran PAI ( WW.Y.U, 5 Maret 2012). Selain tutor, peneliti juga mewawancarai warga belajar sebagai berikut :

12 Kami merasa antusias mengikuti pembelajaran PAI karena tutor selalu mendorong kami sebagai warga belajar untuk bertanya, ataupun memberikan pendapat dan gagasan pada warga belajar lain. Selain itu kami sebagai warga belajar juga didorong agar dapat mempertanyakan pendapat warga belajar lain karena ini melatih kami untuk berfikir kritis dan kreatif (WW.O.L, Rabu 28 Maret 2012). Sementara itu menurut salah seorang tutor Paket A bahwa dalam meningkatkan keterampilan bertanya warga belajar ada beberapa hal yang dapat dilakukan yakni sebagai berikut : Guna menstimulasi keterampilan bertanya warga belajar agar meningkat lebih baik lagi, maka tutor harus memperhatikan beberapa hal berikut yaitu menunjukkan sikap baik waktu bertanya dan menerima jawaban, mengatur intonasi suara, memperhatikan ekspresi wajah, mengatur gerakan saat bertanya, serta posisi badan pun harus dijaga agar warga belajar tetap fokus (WW.WM, Selasa 6 Maret 2012). Beberapa komponen keterampilan bertanya dasar harus di perhatikan tutor, hal ini telah dipahami sepenuhnya oleh tutor dan dijelaskan pada saat wawancara berlangsung, sebagai berikut : Ketika tutor menghendaki adanya peningkatan keterampilan bertanya pada warga belajar, maka ada beberapa komponen keterampilan bertanya dasar yang harus diperhatikan oleh tutor, yakni sebagai berikut 1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat, 2) Pemberian acuan, 3) Pemindahan giliran, 4) Penyebaran pertanyaan, 5) Pemberian waktu berpikir, 6) Pemberian tuntunan. Beberapa komponen tersebut akan menjadi acuan bagi tutor ketika akan mengajukan pertanyaan pada warga belajar. (WW.Y.U, 5 Maret 2012). Penggunaan metode tanya jawab pada mata pelajaran PAI dapat merespon kemampuan bertanya warga belajar. Pemberian pertanyaan kepada warga belajar pada dasarnya untuk menggali pengetahuan warga belajar tentang materi yang sedang dipelajari. Sehingga pemberian pertanyaan kepada warga belajar sangat

13 bermanfaat dan berfungsi untuk memberikan penghargaan atas pengetahuan yang sudah dimilikinya Hasil Penelitian Indikator Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran Tutor dikatakan sebagai seseorang yang mengelola kegiatan pembelajaran bagi para peserta didiknya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas menjadi wewenang dan tanggung jawab tutor. Sumber-sumber belajar apa saja yang akan dimanfaatkan di dalam kelas Paket A ini sepenuhnya berada di tangan tutor. Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh warga belajar dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah warga belajar dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Wawancara yang dilakukan peneliti kepada tutor Paket A di Desa Potanga juga membahas pemanfaatan sumber belajar dan alat bantu pembelajaran sebagai berikut : Menurut saya bahwa proses pembelajaran di Paket A yang baik apabila memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada guna menunjang proses pembelajaran tersebut. Lingkungan (fisik, sosial atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar warga belajar. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga dapat sebagai objek kajian (sumber belajar). (WW.WM, Senin 5 Maret 2012). Ditambahkan oleh tutor yang lain mengenai pemanfaatan sumber belajar sebagai berikut :

14 Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat warga belajar merasa senang dalam belajar karena membuat warga belajar menjadi tidak jenuh. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak harus selalu keluar kelas. Bahan dari lingkungan sering pula dibawa oleh tutor ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat mengembangkan sejumlah keterampilan warga belajar seperti mengamati dan merumuskan pertanyaan, maupun mengklasifikasikan. Pemanfaatan sumber belajar dan alat bantu belajar pada mata pelajaran PAI ini dapat mendorong keaktifan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran.(ww.yu, Selasa 13 Maret 2012). Sumber belajar terbagi atas dua jenis, pertama sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), merupakan sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Kedua sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran Hasil wawancara bersama warga belajar dapat dilihat sebagai berikut : Setiap proses pembelajaran PAI dilaksanakan maka tutor Paket A ini selalu berusaha untuk mampu dan terampil dalam menguasai setiap alat bantu pembelajaran yang tersedia sesuai materi yang diajarkan. Selama ini kami melihat bahwa tutor selalu menguasai alat bantu belajar yang ada dan semua itu selalu disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Dengan menggunakan alat bantu belajar kami sebagai warga belajar merasa terbantu dan mudah dalam menerima materi pembelajaran. Beberapa alat bantu pembelajaran yang sering digunakan oleh tutor seperti Juz Amma, Al Quran, modul, gambar-gambar yang sesuai dengan materi ajar serta beberapa alat peraga yang sederhana (WW.S.I, Selasa 13 Maret 2012).

15 Sedangkan menurut warga belajar yang lain mengenai alat bantu pembelajaran yang selama ini digunakan dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut : Alat bantu pembelajaran yang selama ini dipakai untuk menunjang pembelajaran yang dilaksanakan masih sederhana dan terbatas. Tutor lebih banyak menggunakan alat bantu belajar yang telah tersedia dan biasanya berasal dari alam. Untuk menggunakan alat bantu belajar yang bertekhnologi terasa masih belum memungkinkan melihat minimnya dana untuk menyediakan hal tersebut (WW.YS. Selasa 13 Maret 2012). Secara umum banyak manfaat yang diperoleh dengan memanfaatkan sumber belajar saat pembelajaran berlangsung misalnya 1) Sumber belajar dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat. 2) Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. Misalnya buku teks, buku bacaan, film dan lain-lain, yang mengandung daya penalaran, sehingga dapat merangsang warga belajar untuk belajar berfikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut. 3) Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas. Misalnya buku-buku teks, foto, film, nara sumber majalah dan sebagainya. 4) Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru misalnya buku-buku bacaan, ensyclopedia, majalah dan sebagainya Hasil Penelitian Indikator Memberi Umpan Balik dan Evaluasi Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar antara tutor dan warga belajar. Hasil wawancara dengan seorang warga belajar pada saat pembelajaran berlangsung dapat diuraikan berikut ini : Kami merasa termotivasi saat pembelajaran belangsung karena tutor selalu memberikan stimulasi ataupun saran-saran yang dapat membuat warga belajar untuk belajar dengan lebih baik. Tutor selalu memberikan umpan balik yang mendorong kami untuk berfikir lebih lanjut dan

16 memberikan gagasan-gagasan ataupun melatih kami untuk mempertanyakan gagasan warga belajar lain dengan demikian warga belajar menjadi lebih kreatif dalam berfikir (WW. YS, Senin 5 Maret 2012). Pemberian umpan balik dari tutor Paket A kepada warga belajar merupakan salah satu bentuk interaksi antara tutor dan warga belajar. Umpan balik yang diberikan tutor hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan warga belajar. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar warga belajar lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Tutor harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan warga belajar dan memberikan komentar dan catatan. Catatan tutor berkaitan dengan pekerjaan warga belajar lebih bermakna bagi pengembangan diri warga belajar daripada hanya sekedar angka. Hasil wawancara dengan salah seorang warga belajar sebagai berikut : Pada setiap akhir pembelajaran mata pelajaran PAI ini, tutor sering memberikan umpan balik untuk menilai pemahaman kami terhadap materi yang telah diajarkan. Kadang umpan balik yang dilakukan tentang hafalan surat-surat pendek alquran atau doa sehari-hari. (WW.SI, Selasa 13 Maret 2012). Salah satu tugas tutor yang penting saat pembelajaran adalah melakukan evaluasi pembelajaran dan memberi umpan balik pada warga belajar yang mendorong warga belajar untuk berfikir lebih lanjut secara kritis dan tanggap. Dari hasil wawancara berikut ini bersama tutor Paket A dapat dilihat kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh tutor selama ini adalah sebagai berikut : Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat kemajuan dan keberhasilan belajar warga belajar. Tentang jenis evaluasi yang saya lakukan, dengan cara: 1) tes formatif secara berkala dan berkesinambungan setiap akhir kegiatan pembelajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan dan indikator

17 pembelajaran, 2) evaluasi sumatif, yaitu setelah beberapa pokok bahasan telah diajarkan kepada warga belajar, bisa berupa ujian tengah semester atau ujian akhir semester. Kegiatan evaluasi pada mata pelajaran PAI ini biasanya berupa mengulang hafalan ayat al Quran, gerakan solat, doa-doa serta tes tertulis (WW. WM, 5 Maret 2012). Berdasarkan informasi di atas, kesimpulan yang dapat ditarik adalah evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan tutor melalui dua cara, yaitu: 1) evaluasi formatif yang merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkala setiap akhir kegiatan pembelajaran, baik dalam bentuk tanya jawab antara tutor dengan warga belajar, pemberian tugas rumahan individu atau kelompok, 2) evaluasi sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan setelah beberapan materi pokok pelajaran telah diajarkan kepada warga belajar, baik ulangan harian, tengah semester dan ulangan akhir semester. Evaluasi sumatif juga merupakan acuan penilaian yang digunakan untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan warga belajar pada akhir semester Hasil Penelitian Indikator Keterlibatan Warga Belajar Dalam Pembelajaran Dalam pembelajaran PAKEM, aktif mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan gagasan, merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, yakni perasaan tidak takut salah, tidak takut ditertawakan, tidak takut disepelekan, tidak takut dimarahi jika salah. Tutor hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datangnya dari tutor itu sendiri maupun dari temannya.

18 berikut : Hasil wawancara peneliti dengan informan yaitu tutor Paket A sebagai Keterlibatan warga belajar yang terjadi pada pembelajaran Paket A selama ini lebih sering mengutamakan aktifitas fisik semata. Namun pada pembelajaran yang kami lakukan pada pelajaran PAI ini, saya berusaha agar antara aktifitas fisik dan aktifitas mental terjadi secara seimbang. Aktifitas fisik dapat dilihat dari keaktifan warga belajar dalam pembelajaran yang kelihatan sibuk bekerja dan bergerak apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta warga belajar duduk saling berhadapan. Sedangkan aktif mental lebih pada kemampuan warga belajar agar sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan mereka sebagai warga belajar (WW.YU, Selasa 13 Maret 2012). Menurut tutor Paket A lainnya, mengenai keterlibatan warga belajar secara aktif dalam pembelajaran dapat dilihat pada hasil wawancara sebagai berikut : Dalam mata pelajaran PAI ini ada kegiatan praktek melakukan gerakan ibadah sekaligus menghafal bacaan-bacaan Solat. Dengan melakukan gerakan ibadah dan bacaan solat sekaligus, maka warga belajar telah terlibat dalam kegiatan belajar baik aktif secara fisik maupun aktif secara mental. (WW, WM, Selasa 13 Maret 2012). Sedangkan menurut seorang warga belajar mengenai keterlibatan mereka dalam kegiatan belajar, dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut : Tutor selalu menekankan kepada kami untuk selalu terlibat dalam pembelajaran terutama dalam kegiatan diskusi untuk aktif menjawab atau aktif bertanya, sehingga pembelajaran yang kami lakukan tidak hanya aktif secara fisik, namun juga aktif secara mental. (WW.OL, Kamis 15 Maret 2012). Dari hasil wawancara tersebut nampak bahwa antara aktivitas fisik dan mental keduanya saling menunjang dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PAI. Aktivitas fisik diperlukan karena menunjukkan gairah belajar warga belajar serta motivasi warga belajar. Sedangkan aktifitas mental dibutuhkan

19 untuk melihat sejauhmana warga belajar dapat memahami materi yang telah diajarkan oleh tutor yang dapat terlihat ketika warga belajar berani bertanya atau berani memberi pendapat dan gagasan, tidak takut untuk mempertanyakan gagasan warga belajar lain. Apabila aktivitas secara fisik dan mental telah terjadi dalam suatu pembelajaran, maka pembelajaran tersebut akan menjadi pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan kreatif Hasil Penelitian Terhadap Indikator Hasil Belajar Hasil belajar warga belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendapat lain mengatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap tutor Paket A mengenai hasil belajar adalah sebagai berikut : berikut ini : Saya melihat pada beberapa warga belajar selama ini ternyata hasil belajar yang diharapkan sudah nampak meskipun hal itu tidak terjadi pada semua warga belajar. Dari beberapa warga belajar ada yang mengalami peningkatan kompetensi sosial seperti kemampuan kerjasama yang meningkat, ada pula warga belajar yang kompetensi kepemimpinannya semakin terasah, ada pula warga belajar yang mampu menyelesaikan konflik dengan baik dimana semua itu adalah hasil dari kegiatan belajar (WW.W.M, Rabu 28 Maret 2012). Sementara itu hasil wawancara dengan seorang warga belajar dpat dilihat Selama mengikuti pembelajaran Paket A disini, kami merasakan ada perubahan yang terjadi dalam diri kami. Terkait dengan hasil belajar yang anda tanyakan tadi, menurut saya bahwa hasil belajar yang telah kami

20 peroleh selama ini lebih pada peningkatan rasa percaya diri yang ada dalam diri kami seperti kemampuan bertanya yang semakin baik lalu keberanian dalam menjawab berbagai pertanyaan serta rasa percaya diri ketika harus maju dan tampil didepan kelas. Sebelum mengikuti program Paket A ini rasa percaya diri kami belum seperti ini (WW.YS, Selasa 13 Maret 2012). Lebih lanjut lagi menurut tutor Paket A mengenai Hasil belajar warga belajar ini sebagai berikut : Kebanyakan masyarakat menilai hasil belajar cenderung pada hasil pada bidang akademik saja, namun sebenarnya hasil belajar yang dinilai pada pembelajaran Paket A ini lebih pada peningkatan kompetensi personal maupun kompetensi sosial. Bila sebelum mengikuti pembelajaran pada Paket A ini warga belajar kurang memiliki rasa percaya diri, lalu ketika mereka telah mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka, inilah hasil belajar yang telah mereka dapatkan. Demikian pula dengan kompetensi lainnya.(ww.yu, Rabu 28 Maret 2012). berikut : Menurut salah seorang warga belajar mengenai hasil belajar sebagai Saya sering mengalami kesulitan dalam meningkatkan hasil belajar saya, terutama dalam bidang akademik. Beberapa warga belajar juga mengalami hal yang sama dengan yang saya alami. Namun ada beberapa kemampuan saya yang mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran seperti dalam hal menyelesaikan masalah terutama kemampuan saat bertanya dan menjawab pertanyaan saat berdiskusi. Dan hasil belajar ini dapat saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk menyelesaikan masalah. (WW.YS.Rabu 28 Maret 2012). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki warga belajar setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat digunakan oleh tutor untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila warga belajar sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian

21 dalam kehidupan warga belajar tersebut. Hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. 4.3 Pembahasan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) merupakan salah bentuk inovasi dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Dan pembelajaran ini telah diterapkan pada program Paket A yang diselenggarakan di Desa Potanga Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Implementasi pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) selama ini telah dilaksanakan secara baik pada pembelajaran Paket A di Desa Potanga tersebut. Hal ini terlihat berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara yang dilaksanakan terlihat dari segi proses kegiatan pembelajaran, pengelolaan kegiatan belajar, keaktifan tutor dan warga belajar, pemilihan metode belajar, penyesuaian sumber belajar yang digunakan, serta hasil belajar yang dicapai menunjukkan pelaksanaan PAKEM pada program kesetaraan Paket A sudah cukup baik. Untuk melihat implementasi pembelajaran PAKEM pada mata pelajaran PAI program PAket A di Desa Potanga Kecamatan Boliyohuto dilakukan melalui beberapa indikator yang akan dijelaskan berikut ini Hasil Pembahasan Indikator metode pembelajaran Hasil penelitian pada indikator metode pembelajaran nampak bahwa selama ini kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada program Paket A di

22 Desa Potanga khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam nampak bahwa penggunaan metode pembelajaran sudah cukup bervariatif. Pemilihan metode pembelajaran oleh tutor Paket A disesuaikan dengan materi PAI yang diajarkan saat itu. Pada awalnya penggunaan metode ceramah mendominasi kegiatan pembelajaran pada Paket A ini, akan tetapi saat ini tutor telah memahami bahwa metode pembelajaran ceramah yang konvensional kurang memberi motivasi belajar pada warga belajar. Oleh karena itu saat ini penggunaan metode ceramah semakin dikurangi sedangkan implementasi metode diskusi serta metode tanya jawab lebih lebih sering digunakan dalam proses pembelajaran karena selain memotivasi warga belajar ternyata lebih efektif dalam mengembangkan kemampuan bertanya dan kemampuan menjawab warga belajar. Berdasarkan hasil penelitian nampak bahwa penggunaan metode pembelajaran pada pembelajaran PAI program Paket A di Desa Potanga telah terselenggara cukup baik Hasil Pembahasan Pada Indikator Pengelolaan Kelas Indikator berikutnya adalah indikator pengelolaan kelas dimana dalam kegiatan pembelajaran PAKEM, pengelolaan kelas penting dilakukan karena pengelolaan kelas yang baik dapat menjadi komunikasi non verbal antara tutor dengan warga belajar. Pada pengelolaan kelas yang diamati oleh peneliti nampak bahwa selama ini kegiatan warga belajar telah dilakukan cukup bervariatif. Sebelum adanya PAKEM ini pengelolaan kelas dalam hal kegiatan belajar warga belajar hanya dilakukan secara klasikal. Namun saat ini kegiatan belajar secara klasikal mulai dirasakan memiliki banyak kelemahan karena tidak mampu mengakomodir semua kebutuhan belajar warga belajar sehingga kegiatan belajar

23 yang dilakukan saat ini cenderung pada kegiatan belajar kelompok yang dimaksudkan agar komunikasi antar warga belajar dan tutor dapat terjalin dengan baik. Selain kegiatan belajar kelompok, pembelajaran berpasangan dan kegiatan belajar individual dilakukan untuk menghindari kejenuhan warga belajar. Berdasarkan hasil penelitian nampak bahwa pengelolaan kelas dalam hal kegiatan belajar warga belajar pada pembelajaran PAI pada program Paket A telah terselenggara cukup baik Hasil Pembahasan Indikator Keterampilan Bertanya Warga Belajar Indikator selanjutnya adalah keterampilan bertanya warga belajar. Kemampuan bertanya warga belajar dapat ditingkatkan apabila pembelajaran yang dilakukan efektif. Berdasarkan hasil penelitian nampak bahwa selama ini tutor memberikan rangsangan / stimuli dalam rangka meningkatkan keterampilan bertanya warga belajar melalui beberapa cara yakni 1) penggunaan metode tanya jawab dimana warga belajar diberi kesempatan yang sama untuk bertanya jika ada materi yang sulit dipahami, 2) penggunaan metode diskusi dimana antara sesama warga belajar dapat saling mengajukan atau memberikan pertanyaan kepada warga belajar yang lain sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan keterampilan bertanya mereka. 3) Tutor mengajukan pertanyaan kepada warga belajar dan memberi keempatan bagi mereka untuk menjawab. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan nampak bahwa pada indikator meningkatkan keterampilan bertanya warga belajar khususnya dalam pembelajaran PAI sudah dilakukan oleh tutor dengan cukup baik.

24 4.3.4 Hasil pembahasan Indikator Sumber Belajar Dan Alat Bantu Pembelajaran Indikator berikutnya adalah indikator sumber belajar dan alat bantu pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama ini terutama dalam mata pelajaran PAI memanfaatkan sumber belajar dan alat bantu pembelajaran yang sederhana dan lebih banyak memanfaatkan bahan dari alam. Hal ini karena dipengaruhi oleh kekurangan biaya untuk menyediakan alat bantu pembelajaran yang lebih modern seperti penggunaan laptop, OHP dan sejenisnya. Alat bantu pembelajaran selain yang berasal dari alam, beberapa diantaranya berasal dari bantuan masyarakat setempat berupa buku, majalah, koran bekas maupun juz amma. Sedangkan sumber belajar yang dimanfaatkan oleh tutor dalam pembelajaran PAI ini cukup variatif berupa sumber data maupun sumber belajar berupa orang, sumber belajar berupa tempat. Sumber belajar data yang digunakan dalam pembelejaran PAI ini berupa Alquran, kitab hadits, maupun juz amma, buku / modul pelajaran Agama islam serta majalah ataupun koran yang memuat masalah-masalah agama. Sumber berupa orang yang digunakan dalam pembelajaran PAI ini selain tutor itu sendiri, juga termasuk mengundang ustadz atau tokoh agama setempat. Sedangkan sumber belajar berupa tempat yang digunakan dalam pembelajaran PAI ini adalah mesjid serta musshola yang ada di Desa Potanga. Pemanfaatan sumber belajar seperti ini cukup efektif karena selain memberi suasana baru dalam kegiatan belajar, juga menambah pengalaman warga belajar ketika berinteraksi dengan nara sumber lain. Melihat hasil penelitian ini

25 maka peneliti menyimpulkan bahwa pada indikator sumber belajar ini masih mengalami beberapa kekurangan dalam penyediaannya, namun untuk tahap implementasinya sudah cukup baik Hasil Pembahasan Indikator Memberi Umpan Balik Dan Evaluasi Belajar Warga Belajar Indikator selanjutnya adalah memberi umpan balik dan evaluasi belajar warga belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar Paket A pada mata pelajaran PAI ini, umpan balik belajar sering dilakukan tutor saat pembelajaran sedang berlangsung. Cara yang sering dilakukan adalah dengan memberikan pertanyaan yang menarik serta mudah sehingga warga belajar tertarik untuk menjawab. Untuk evaluasi belajar, tutor menggunakan dua jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh tutor usai membahas satu pokok bahasan pada mata pelajaran PAI dengan cara melakukan tanya jawab antara tutor dengan warga belajar serta memberi tugas seperti hafalan surat-surat pendek, menulis ayat ayat al Quran membaca Al Quran dan sebagainya. Sedangkan evaluasi sumatif yang dilakukan berupa ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Umpan balik dan evaluasi belajar dilakukan tutor untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan warga belajar dalam menerima materi yang telah diajarkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa indikator memberi umpan balik dan evaluasi belajar telah diimplementasikan tutor dengan cukup baik.

26 4.3.6 Hasil Pembahasan Indikator Keterlibatan Warga Belajar Indikator berikutnya adalah keterlibatan warga belajar dalam pembelajaran dalam hal ini yang dimaksud dengan keterlibatan warga belajar adalah terlibat aktif secara mental maupun aktif secara fisik. Dalam pembelajaran PAKEM pada program Paket A khususnya mata pelajaran PAI, warga belajar lebih ditekankan pada keterlibatan secara mental. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti melihat keterlibatan warga belajar masih kurang dalam aktifitas mental karena beberapa warga belajar kurang memberi respon ketika tutor bertanya atau saat melaksanakan diskusi. Namun tidak sedikit pula warga belajar yang terlibat aktif secara mental dalam pembelajaran dan selalu memberi tanggapan bahkan sanggahan terhadap pertanyaan yang timbul saat pembelajaran berlangsung. Selain itu keterlibatan warga belajar yang aktif secara mental terlihat pada saat mereka memperoleh tugas untuk menghafal surat-surat pendek Al- Quran. Sedangkan Keterlibatan warga belajar yang aktif secara fisik terlihat ketika diskusi berlangsung. Bahkan ketika tutor memberikan praktek tentang gerakangerakan solat warga belajar terlihat antusias dalam mengikuti praktek tersebut. Hasil penelitian dan pembahasan ini menunjukkan indikasi bahwa keterlibatan warga belajar yang terlibat aktif secara mental sudah sebagian besar dari keseluruhan warga belajar, sedangkan keterlibatan warga belajar yang aktif secara fisik sudah cukup baik. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa pada indikator ini implementasi PAKEM harus lebih ditingkatkan agar keterlibatan warga belajar baik secara mental maupun fisik semakin terlibat aktif.

27 4.3.7 Hasil Pembahasan Indikator Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud disini bukan hanya sekedar hasil belajar secara akademik namun lebih kepada bentuk pengembangan diri dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang awalnya tidak mengerti menjadi lebih mengerti dan dari yang awalnya tidak faham menjadi lebih memahami. Tingkat perkembangan mental akan berubah seiring dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hasil belajar dikatakan baik apabila dari warga belajar Paket A ini terlihat perubahan yang positif pada ranah kognitif, afektif dan psikimotor. Bila melihat hasil penelitian maka akan terlihat bahwa selama mengikuti pembelajaran PAI pada Paket A di Desa Potanga nampak bahwa telah terjadi beberapa peningkatan terhadap warga belajar seperti peningkatan kemampuan bekerjasama meskipun tidak semua warga belajar mengalami hal tersebut. Selain itu beberapa warga belajar yang diwawancarai mengenai hasil belajar yang mereka peroleh selama mengikuti pembelajaran PAI mengatakan bahwa rasa percaya diri dan kemampuan kompetensi sosial lainnya pun ikut mengalami perubahan dan mengalami peningkatan. Kompetensi sosial yang dimaksud disini adalah kemampuan dalam bertanya, kemampan kerjasasa, kepemimpinan dan sebagainya. Meskipun hasil belajar warga belajar tidak homogen karena ada beberapa warga belajar yang belum menunjukkan hasil belajar yang baik, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap indikator hasil belajar maka dalam implementasi PAKEM pada program Paket A ini masih kurang baik.

28 Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa temuan yang ditemukan oleh peneliti berupa faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran PAKEM. Hambatan tersebut ditemukan peneliti pada saat melakukan penelitian. Beberapa temuan peneliti terkait dengan faktor yang menghambat implementasi PAKEM pada pembelajaran mata pelajaran PAI pada PAKET A di Desa Potanga akan diuraikan sebagai berikut : 1. Dari aspek Tutor a) Tipe kepemimpinan tutor (dalam mengelola proses belajar mengajar) yang kadang-kadang otoriter dan kurang demokratis akan menimbulkan sikap pasif warga belajar. b) Gaya tutor yang monoton dapat menimbulkan kebosanan bagi warga belajar, baik berupa ucapan ketika menerangkan pelajaran ataupun tindakan. Ucapan tutor dapat mempengaruhi motivasi warga belajar. Misalnya katika tutor menggunakan metode ceramah dalam mengajarnya, suaranya terdengar datar, lemah, dan tidak diiringi dengan gerak motorik/mimik. Hal inilah yang dapat mengakibatkan kebosanan belajar. c) Kepribadian tutor dituntut untuk bersifat hangat, adil, obyektif dan bersifat fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. d) Terbatasnya pengetahuan tutor terutama dalam menguasai materi yang diajarkan. 2. Warga belajar

29 Kurangnya motivasi warga belajar dalam mengikuti pembelajaran dapat merupakan faktor utama penyebab hambatan pembelajaran PAKEM di kelas. 3. Fasilitas Fasilitas yang ada merupakan faktor penting bagi upaya tutor untuk memaksimalkan programnya, fasilitas yang kurang lengkap sering menjadi kendala yang berarti bagi tutor Paket A dalam beraktivitas. Kendala tersebut karena: a) Jumlah warga belajar di dalam kelas yang cukup banyak b) Kondisi ruangan kelas yang tidak memadai karena meja dan kursi yang tidak sesuai dengan jumlah warga belajar dan lebih sering melantai saat belajar. c) Keterbatasan alat penunjang pembelajaran (media pembelajaran) yang dimiliki. Untuk meminimalisir faktor penghambat implementasi PAKEM pada pembelajaran Paket A, maka peneliti memberikan beberapa saran terhadap tutor Paket A tersebut yakni sebagai berikut : a) Tutor selalu memperhatikan gaya kepemimpinannya saat mengajar dan berusaha agar bersikap demokratis dan tidak otoriter saat pembelajaran berlangsung. b) Tutor berusaha untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat menguasai materi dengan baik dan dapat menggunakan berbagai sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

30 c) Tutor dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam menggunakan alat bantu pembelajaran d) Tutor dapat membantu meningkatkan motivasi belajar warga belajar melalui motivasi eksternal seperti memberikan pujian atas keberhasilan warga belajar, memberi hadiah ketika warga belajar memperoleh nilai yang bagus dan sebagainya. e) Mengenai fasilitas belajar maupun alat bantu pembelajaran tutor dapat memanfaatkan benda-benda di lingkungan sekitar meskipun sederhana namun dapat membantu warga belajar. Selain itu dapat pula memanfaatkan media belajar yang tidak lagi dipakai di rumah seperti koran bekas, majalah bekas, film dan sebagainya dimana benda-benda tersebut memiliki informasi yang dapat disampaikan pada warga belajar. f) Sedangkan dalam pemanfaatan ruang belajar apabila meja dan kursi tidak mencukupi maka pembelajaran bisa dilakukan dengan cara melantai. Dari beberapa indikator penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa implementasi PAKEM pada pembelajaran Paket A pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan metode yang bervariatif sesuai dengan materi yang dibahas, proses kegiatan pembelajaran mulai dari pengelolaan kelas, penentuan strategi pembelajaran, penentuan sumber belajar dan alat bantu, memberi umpan balik dan evaluasi bagi warga belajar serta keaktifan tutor dalam setiap melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga hasil belajar yang dihasilkan maksimal.

31

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Interaksi antara pendidik dengan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis, seperti yang tercantum pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 15,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhaan proses pendidikan dan tidak terlepas dari peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan juga mengalami perubahan-perubahan ke arah yang maju. Perubahan ini ditandai dengan gejolak berbagai macam kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang bertujuan agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya diperuntukkan bagi manusia dalam mencapai perkembangan maksimal sesuai dengan potensi dan eksistensinya sebagai manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO A. Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMP Raudlatul Jannah Waru Sidoarjo Melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3). 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL Data-data yang telah diperoleh akan penulis analisa dalam Bab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Penggunaan Metode SAS di dalam pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan, khususnya yang dilakukan di SD Negeri Percobaan Cileunyi Kabupaten Bandung berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Bahasa digunakan sebagai alat untuk komunikasi. Tentu saja proses komunikasi akan berjalan dengan baik. Kalau kedua pihak yang berkomunikasi dibekali

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daya saing merupakan indikator untuk dapat bersaing dengan negaranegara lain di dunia pada era globalisasi. Daya saing akan lahir dari sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini cenderung kembali kepada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik lagi jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif. 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam situasi dan kondisi. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap

BAB I PENDAHULUAN. beragam situasi dan kondisi. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran IPS mengajarkan kepada siswa tentang bagimana cara hidup berinterkasi, bersosialisasi, berkomunikasi, berhubungan dengan alam sekitar dan dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, karena melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Rojoimo. SD Negeri 1 Rojoimo terletak di Desa Mirombo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan tuntutan Kurikulum KTSP yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah mengharapkan agar penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan aktif dalam pembangunan negara. Untuk mengimbangi pembangunan di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia sekolah dasar adalah masa yang paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi usia itu berada pada masa yang penting untuk merangsang perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan 309 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan simpulan penelitian sesuai dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang baik dan bermutu dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh 103 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh Tanggunggunung Tulungagung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa karena melalui pendidikan warga negara akan siap dalam menghadapi setiap perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berkelakuan baik dan mandiri. Permasalahan dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Kompetensi Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran. Kemampuan guru memanfaatkan media sangat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Guru

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI KELAS

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI KELAS MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI KELAS Cholifatut Diniyah (11130036 ST) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang pelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembelajaran merupakan penguasaan konsep keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran merupakan proses peralihan yang teratur dan sistematis dari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang digunakan manusia untuk memecahkan persoalan sehari-hari dan persoalan ilmu lainnya. Para ahli yang mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

BAB II KAJIAN TEORI. belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang menggunakan paham kontruktivisme pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rosita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rosita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam rangkaian peristiwa sejarah, sejarah identik dengan konsep perubahan dimana konsep ini mengindikasikan bahwa segala hal yang ada didunia ini pasti mengalami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, tercantum tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu hidup seseorang. Pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin meluas mengakibatkan munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama lapangan kerja, dibutuhkan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Potret pembelajaran sastra di berbagai sekolah (di Indonesia) selama ini terlihat buram dan sedih. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Alwasilah (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

SETI YANINGSIH NIM : A

SETI YANINGSIH NIM : A PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR SEMESTER I

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana Selvi T. Usman, Amran Rede, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi kehidupan nyata sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan tujuan proses pembelajaran yang terdiri dari 3 ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotoris. Ranah kognitif (cognitive) berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam peningkatan daya saing suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah. Proses belajar ini merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dan masyarakat belajar

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan 1. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan

Lebih terperinci