BAB I PENDAHULUAN. makin banyak lokasi, semakin banyak bahan dan alat yang digunakan dan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan industri pekerjaan dibawah permukaan air laut makin banyak lokasi, semakin banyak bahan dan alat yang digunakan dan mempunyai resiko terhadap para pekerja penyelam. Pekerjaan penyelaman mempunyai tingkat risiko bahaya yang sangat tinggi. Aktifitas penyelam yang tidak tepat adalah salah satu bahaya yang paling sering dihadapi oleh penyelam di bawah air. Aktifitas penyelaman tersebut antara lain Underwater Inspections Services, Underwater Repair and Maintenance. Penyelaman dibawah permukaan dimana para penyelam menyelam semakin dalam, maka tekanan yang diterimanya menjadi semakin besar maka mengakibatkan berubahnya tekanan, maka volume udara atau gas-gas di dalam tubuh juga akan berubah. Perubahan volume tersebut terjadi pada penyelam/descent (volume berkurang) dan pada penyelaman (volume bertambah). Aktivitas penyelaman yang mengakibatkan berubah tekanan akan terjadi peristiwa seperti memeras. Istilah memeras dipergunakan untuk melukiskan pengaruh penurunan ambang dengar pada penyelam akibat terjadinya peningkatan tekanan gas dan dapat berkurangnya volume gas yang bersangkutan. Rasa sakit pada telinga adalah indicator (petunjuk) yang cukup sensitif untuk menunjukan bahwa tubuh belum berhasil melaksanakan adaptasi terhadap perubahan tekanan. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja penyelam terhadap tekanan tinggi bawah air yang tidak tepat akan 1

2 mengakibatkan timbulnya masalah atau kerugian berupa penurunan ambang dengar. Penyelaman menurut Maulana & Susanto (1989) ada 3 cara yang dipergunakan yaitu : Penyelaman tahan nafas (Breath Hold Diving, Skin Diving), penyelaman SCUBA (Scuba Diving), penyelaman SSBA ( Serfased Supply Breathing Apparatus Diving). Pekerja penyelam PT. Cakrawala Amartha Jaya melakukan penyelaman dengan cara SCUBA karena melakukan kegiatan pemeriksaan, penelitian, perbaikan, atau perawatan ringan. Menurut survey dari 251 responden penyelam di 9 propinsi di Indonesia, teknik menyelam yang digunakan 56,6% peselam tahan nafas, 33,9% peselam kompresor dan 9,6% peselam dengan SCUBA. Keluhan yang sering didapat 251 responden peselam tersebut antara lain 21,2% pusing atau sakit kepala, 12,6% lelah, 12,5% pendengaran berkurang, nyeri sendi 10,8% pendarahan hidung 10,2%, 9,7% sakit dada atau sesak, 6,4% penglihatan berkurang, 6,0% bercak merah dikulit, 5,6% gigitan binatang, 3,2% lumpuh dan 1,7% hilang kesadaran (Subdit Kesehatan Matra Tahun 2009). Mawle S.E & Jackson C.A telah melakukan sebuah penelitian tentang trauma telinga pada penyelaman. Sampel terdiri dari 142 penyelaman termaksud teknisi, penyelam amatir, dan instruktur diperiksa dengan kuesioner untuk menentukan prevalensi telinga, nyeri (47,9%), ketulian sementara dengan tinnitus (berdenging) (27,5%) dan vertigo (9,9%). Prevalensi infeksi telinga tengah terjadi pada lebih dari 1/3 sampel (37,3%), dan lebih signifikan sering pada telinga kiri daripada telinga kanan (p=0,016). 2

3 Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian tentang Hubungan Pekerjaan Dibawah Permukaan Air Laut Dengan Keluhan Penurunan Ambang Dengar Pekerja Penyelam Service Bawah Air Di PT. Cakrawala Amartha Jaya Kota Bekasi Tahun B. Identifikasi Masalah Pada saat melakukan survey di PT. Cakrawala Amartha Jaya pada bulan April 2014, ditemukan keluhan terhadap penyelam yaitu penurunan ambang dengar karena pengaruh pekerjaan dibawah permukaan air laut. Sehingga perlu dilakukan penilitian keluhan penurunan ambang dengar dan seberapa besar pengaruhnya terhadap penyelam service bawah air. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada pekerja penyelam yang bekerja di PT. Cakrawala Amartha Jaya, karena pekerja di PT. Cakrawala Amartha Jaya ini didominasi oleh aktivitas penyelaman. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hubungan pekerjaan dibawah permukaan air laut dengan keluhan penurunan ambang dengar pekerja penyelam service bawah air di PT. Cakrawala Amartha Jaya. 3

4 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dibawah permukaan air laut dengan keluhan penurunan ambang dengar pekerja penyelam service bawah air di PT. Cakrawala Amartha Jaya. 2. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi ( umur, lama bekerja, pendidikan ) hubungan pekerjaan dibawah permukaan air laut dengan keluhan penurunan ambang dengar pekerja penyelam service bawah air di PT. Cakrawala Amartha Jaya 2. Mengidentifikasi pekerjaan dibawah permukaan air laut 3. Mengidentifikasi keluhan ambang dengar penyelam PT. Cakrawala Amartha Jaya 4. Menganalisis hubungan pekerjaan dibawah permukaan air laut dengan keluhan penurunan ambang dengar F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penyelam Dengan diketahuinya factor-faktor resiko yang menyebabkan keluhan penurunan ambang dengar maka dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian faktor resiko, sehingga penyelam bisa terhindar dari penurunan ambang dengar yang dapat menimbulkan tuli berat 4

5 2. Bagi Perusahaan Data hasil dari penelitian akan menjadi masukan bagi perusahaan guna meningkatkan upaya perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi para karyawan sehingga dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. 3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan bisa dijadikan sebagai salah satu acuan untuk penelitian berikutnya 4. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan kemampuan analisis dalam memahami faktor-faktor resiko yang dapat menimbulkan penurunan ambang dengar pada penyelam sehingga dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama dalam proses perkuliahan. 5