KERANGKA KERJA KOMITE ETIK RS BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERANGKA KERJA KOMITE ETIK RS BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 KERANGKA KERJA KOMITE ETIK RS BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan mata rantai di dalam Sistem Kesehatan Nasional di dalam memberikan pelayanan di dalam bidang promatif, preventif, kuratif, kuratif dan rehabilitatif. Kemajuan dibidang teknologi modern, alam bidang kesehatan akan mempengaruhi perilaku rumah sakit di dalam memberikan pelayananannya. Lain daripada itu jenis dan bentuk sifat rumah sakit sangat homogen sesuai dengan sejarah dan perkembangan rumah sakit di Indonesia. Sedangkan petugas yang memberikan pelayanan di rumah sakit juga sangat heterogen, baik kualitas maupun jenis ragam untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal diperlukan adanya rasa kebersamaan dari seluruh petugas di rumah sakit maupun antara rumah sakit itu sendiri. Seiring dengan kemajuan zaman, serta kemudahan dalam akses informasi, era globalisasi atau kemajuan membuat akses informasi tanpa batas, serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat semakin kritis. Disisi lain menyebabkan timbulnya berbagai masalah etik. Selain itu perubahan gaya hidup, budaya dan tata nilai masyarakat, membuat masyarakat semakin peka menyikapi berbagai persoalan, termasuk memberikan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan oleh medis, paramedis, dan non medis. Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat yang optimal, membuat perkembangan ini juga diikuti oleh ilmu hukum di bidang kesehatan, sehingga secara bersamaan petugas kesehatan menghadapi masalah hukum terkait dengan aktifitas, perilaku, sikap dan kemampuannya dalam menjalankan profesi kesehatan. Ketika masyarakat merasa ketidakpuasan terhadap pelayanan atau apabila medis atau paramedic merugikan pasien tidak menutup kemungkinan dimeja hijaukan bahkan 1

2 didukung semakin tinggi peran medis baik media masa maupun elektronik dalam menyerap berbagai masalah yang timbul. Dalam pelayanan, perlu didukung pemahaman mengenai etik profesi dan hukum kesehatan, dasar kewenangan dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang komprehensif dan integratif untuk mendukung sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh medis, paramedis, dan non medis di Rumah Sakit Pertamina Jaya. B. TUJUAN a. Tujuan Umum Tujuan penyusunan kerangka kerja, pengolahan etika rumah sakit ini agar terciptanya rumah sakit memiliki tanggung jawab etik dan hukum terhadap pasien dan masyarakat serta pimpinan rumah sakit memahami tanggung jawab dalam melaksanakan dan melakukan bisnis dan asuhan klinis di rumah sakit. b. Tujuan Khusus 1. Tercapainya perilaku yang terpuji didalam memberikan pelayanan kepada pasien atau keluarganya dengan tingkat atau mutu profesionalisme yang tinggi 2. Tercapainya peningkatan tanggung jawab professional pada dasarnya mengandung 2 unsur pengertian yang saling berkaitan, yaitu tanggung jawab dalam unsur etika dan tanggung jawab dalam unsur kemampuan profesi 3. Terlaksananya prosedur penanganan penyelesaian konfrontasi etik dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Pertamina Jaya 4. Terlaksananya tanggung jawab etik dan hukum terhadap pasien dan masyarakat 5. Terlaksananya pembinaan dan pengendalian penanganan penyelesaian konfrontasi etik dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Pertamina Jaya. 6. Terwujudnya koordinasi penanganan penyelesaian konfrontasi etik dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Pertamina Jaya. 2

3 C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari kerangka kerja ini mencakup pelaksanaan Etik Rumah Sakit mencakup : 1. Penanganan masalah etika rumah sakit 2. Penanganan pelanggaran etika profesi medis 3. Penanganan pelanggaran etika profesi keperawatan 4. Penanganan pelanggaran etika profesi kesehatan lain 5. Etika promosi rumah sakit 6. Etika dan tata laku bisnis D. DASAR HUKUM Adapun yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan kerangka kerja pegelolaan etika Rumah Sakit di RSPJ adalah sebagai berikut. 1. Undang-undang RI Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2. Undang-undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran; 3. Undang-undang RI Nomor: 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 4. Undang-undang RI Nomor: 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 5. Undang-undang RI Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 6. Undang-undang RI Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 7. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 10 Tahun 1996 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran; 8. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit 10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis 11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran 3

4 12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran 13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1787/MENKES/PER/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Layanan Kesehatan 14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1691/MENKES/PER/VIII/2001 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit 15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2166/MENKES/PER/X/2011 tentang Standar Layanan Informasi Publik di Kementrian Kesehatan 16. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia RI No: 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi 17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit 18. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medis Departemen Kesehatan RI No: YM tanggal 10 Juni 1997 tentang Pedoman dan Kewajiban Pasien Dokter dan Rumah Sakit 19. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) Tahun Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Tahun Kode Kedokteran gigi Indonesia Tahun Kode Etik Keperawatan Indonesia Tahun Kode Etik Farmasi Indonesia Tahun Kode Etik Kebidanan Indonesia Tahun Kode Etik Laboratorium Kesehatan Indonesia Tahun

5 BAB II KETENTUAN UMUM A. PENGERTIAN Di dalam kerangka kerja pengelolaan etika rumah sakit, yang dimaksud dengan : 1. Etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku seseorang 2. Etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengorganisasian) rumah sakit 3. Rumah Sakit Pertamina Jaya yaitu salah satu rumah sakit milik PT. PERTAMEDIKA yang memberikan layanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik 5

6 BAB III KERANGKA KERJA PENGELOLAAN ETIK RUMAH SAKIT Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai suatu organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan dengan policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit termasuk juga tindakan dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan tenaga administrasi) bias sampai bias menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit sebagai institusi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian pelayanan yang baik kepada para pasiennya. A. PENANGANAN MASALAH ETIK RUMAH SAKIT 1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi, humas, dan komite etik dari : - Media massa - Kotak saran - Keluhan pasien - Laporan staf - Telepon pengaduan - Somasi pasien/ kuasa hukum - Tokoh masyarakat - LSM 2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal-hal : - Mencacat dan mengkaji informasi : a. Identitas b. Kondisi pasien c. Peristiwa atau kejadian d. Tuntutan pasien - Menanggapi keluhan : 6

7 a. Mengucapkan terima kasih dan laporan b. Membuat penjelasan sementara c. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti d. Menenangkan pelapor e. Member tanda terima kasih laporan - Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain - Mengisi formulir sesuai keluhan : a. Member pertimbangan b. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi c. Menindaklanjuti instruksi dari direksi 3. Investigasi kasus - Membahas kebeneran informasi tentang : a. Identitas pasien b. Peristiwa c. Rekam medis - Penataan dokumen a. Dokumen informasi b. Berkas Rekam Medis c. Dokumen persetujuan tindakan medis d. Second opinion e. Resume medis f. Pendapat organisasi profesi g. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan - Rapat dengan satuan kerja terkait 4. Analis kasus - Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus : 1) Kasus etika ditangani oleh KE 2) Kasus administrasi ditangani bagian SDM 3) Kasus hukum ditangani oleh KE 4) Kasus gabungan ditanganin KE - Telaah kasus : a. Kebenaran identitas pasien b. Kebenaran peristiwa c. Barang bukti 7

8 d. Pertimbangan prosedur tindak lanjut - Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari : a. Kewenangan dan kompetensi b. Indikasi dan Kontrak indikasi c. Persetujuan tindakan medis d. Kesesuaian dengan tindakan SOP e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya f. Hukum dan perundang-undangan - Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi - Dokumen kasus : a. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan diberikan pengkodean khusus b. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus dianggap selesai c. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam Medis. B. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI MEDIS Masalah etika profesi medis dapat berasal dari : 1. Dalam rumah sakit, dimana komite medik menerima permintaan peninjauan penanganan masalah etika profesi medis dari direktur atau dari ketua SMF 2. Luar rumah sakit dimana masalah disampaikan langsung dari pasien atau masyarakat berusaha surat complain, dll kepada direktur, kemudian direktur akan meminta komite medik untuk menangani masalah tersebut. 3. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi melakukan investigasi terhadap laporan pelanggaran etika profesi medik, bila perlu dengan komite medik 4. Rekomendasi dari komite medik disampaikan ke Direktur dan tembusannya disampaikan ke Komite Medik. 5. Bilamana berkaitan dengan aspek medikolegal, maka komite medik berkoordinasi dengan rumah sakit dan komite etik RS. C. PENANGANAN PELANGGARAN ETIK PROFESI KEPERAWATAN 8

9 1. Setiap pelanggaran etika profesi keperawatan yang dilakukan oleh staf keperawatan kepada pasien, keluarga atau rekan kerja segera dilaporkan melalui coordinator ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor. 2. Dalam waktu 24 jam kronologis kejadian harus disampaikan kepada coordinator ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor dan segera mengumpulkan data untuk kelengkapan laporan. 3. Melakukan koordinasi dengan Komite Keperawatan untuk menelaahan terhadap pelanggaran etika profesi keperawatan 4. Penyelesaian masalah pelanggaran etika berdasarkan buku Pedoman Etika Profesi Keperawatan 5. Pembinaan atau bimbingan oleh coordinator ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan yaitu pelanggaran ringan, pelaggaran sedang, dan pelanggaran berat 6. Pelaksanaan evaluasi selama 3 bulan D. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI KESEHATAN LAIN 1. Pelanggaran etika profesi bisa dilaporkan oleh pasien atau keluarga pasien atau rekan se profesi atau profesi lain, dapat disampaikan melalui complain kepada humas atau langsung disampaikan kepada penanggungjawab etika profesi 2. Penanggung jawab etika profesi membuat laporan dan disampaikan kepada komite etik RS untuk dilakukan penelaahan atau investigasi 3. Dalam penyelesaian dugaan pelanggaran etika profesi bila perlu meminta pendapat profesi tersebut atau perkumpulan atau ikatan profesi terkait. 4. Rekomendasi yang dibuat disampaikan ke direktur oleh komite etik E. ETIKA PEMASARAN/ PROMOSI RUMAH SAKIT 1. Pengiklanan Menyadari cermat baiknya media cetak dan elektronik sebagai sarana untuk pendidikan masyarakat, dan sebagai peranan untuk pemberian informasi kepada masyarakat secara bertanggungjawab, tetapi harus dihargai bahwa rumah sakit mempunyai tanggung jawab yang besar kepada pasien dan terhadap golongan professional yang terwakili dalam rumah sakit dan mempunyai etika professional perlu dihormati. Informasi yang berhubungan dengan pasien kecuali yang disahkan oleh perundang-undangan dilarang diberikan kepada pihak ketiga tanpa izin dan 9

10 persetujuan dari pasien/ keluarganya dari dokter yang merawatnya. Informasi untuk penelitian dan proyek ilmiah dilarang diumumkan kepada masyarakat tanpa persetujuan dari pasien yang bersangkutan dan dilarang diumumkan dengan cara yang bertentangan dengan etika dari golongan yang bersangkutan. Informasi yang berhubungan dengan kegiatan rumah sakit dilarang ditunjukkan untuk menunjukkan keunggulan komparatif terhadap rumah sakit lain atau keunggulan dan murni tanpa melebih-lebihkan dan membesar-besarkan kenyataan tanpa pernyataan yang kurang lengkap, menyesatkan atau salah. 2. Promosi pemasaran Rumah sakit dalam promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan dan berdasarkan kode etik rumah sakit Indonesia. Dalam pelayanan kesehatan konsep pemasaran (marketing) nampaknya lebih berkonotasi negative daripada positif karena membangkitkan ke arah promosi periklanan dan penjualan (sales) padahal inti pemasaran adalah komunikasi. Dengan demikian, promosi sebagai alat pemasaran rumah sakit secara umum harus bersifat formatif, edukatif, preskriptif, dan preparative bagi khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya. Informatif Edukatif Preskriptif Preparatif : Memberikan pengetahuan mengenai hal ihwal yang ada relevansinya dengan berbagai pelayanan dan program rumah sakit yang efektif bagi pasien atau konsumen. : Memperluas cakrawal khalayak ramai tentang berbagai fungsi dan program rumah sakit, penyelenggaraan kepada upaya kesehatan mengikuti perbekalan kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan : Pemberian petunjuk petunjuk kepada khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya tentang peran pencari pelayanan kesehatan dalam proses diagnosis dan terapi : Membantu pasien/keluarga pasien dalam proses pengambilan keputusan Dalam tantangan strategis munculnya era globalisasi yang ditandi oleh persaingan bebas, perkembangan teknologi, tranportasi dan telekomunikasi informasi yang mengarah kepada terbentuknya dunia tanpa batas. 10

11 Dalam melakukan promosi pemasaran rumah sakit diperlukan strategi promosi layanan kesehatan agar pelaksanaannya tidak keluar dari tata cara berkompetisi yang sehat sehingga menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat khususnya bagi pengguna layanan kesehatan, maka perlu memperhatikan beberapa aspek berikut : a. Promosi yang dilakukan harus tetap memiliki tanggung jawab social - Layanan yang ditawarkan harus professional dan bermutu. Setiap institusi atau pelayanan kesehatan harus selalu mengacu pada etika profesi dan etika rumah sakit, serta harus bekerja sesuai dengan pedoman dan standar pelayanan yang ada. - Tarif layanan yang ditawarkan harus terjangkau oleh masyarakat termasuk oleh anggota masyarakat berpenghasilan rendah/miskin. - Layanan yang ditawarkan harus merata dan ditunjukkan kepada seluruh anggota masyarakat. - Layanan yang ditawarkan harus mampu merata memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna pelayanan b. Proses pelayanan kesehatan adalah fundamental, yang mengacu kepada : - Falsafah promosi. Setiap institusi atau selaku pelayanan kesehatan harus berada pada koridor kompetisi yang sama - Misi promosi. Tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pengguna jasa (yang sekaligus akan meningkatkan pendapatan), akan tetapi juga harus sejalan dengan manfaat sosialnya. - Sistem promosi. bukan hanya menjual, tetapi sekaligus akan meningkatkan pengetahuan anggota masyarakat untuk memilih bentuk layanan kesehatan yang paling teapat bagi dirinya. c. Asas-asas umum dalam promosi pelayanan Rumah Sakit: - Promosi/iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentengan dengan hukum yang berlaku. 11

12 - promosi/iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat Negara, agama susila, adat, budaya, suku dan golongan. - promosi/iklan harus dijiwai oleh asas persaingan yang sehat. 1) INISIATIF RUMAH SAKIT a) Promosi dilakukan di dalam Rumah Sakit Untuk masyarakat pengunjung Rumah Sakit: Brosur/leaflet Buku saku CCTV CD Seminar untuk awam Poster Majalah Rumah Sakit Pameran Gathering pasien TV Home Video Majalah dinding Radio local Rumah Skit Lab pemeriksaan gratis (tertentu) Umbul-umbul Ceramah/pertemuan Audio visual Kemasan produk b) Promosi dilakukan di luar Rumah Sakit: Media cetak, terbatas pada surat kabar/tabloid majalah, jurnal kesehatan Radio/TV 12

13 o o Pengumuman tentang seminar Talkshow Dokter hanya menyampaikan masalah teknis medis Fasilitas adan saran Rumah Sakit disampaikan oleh Humas Rumah Sakit petugas yang ditunjuk Tidak boleh didampingi oleh perusahaan obat Kegiatan Sosial Telemarketing Website Pameran perdagangan o Audio visual o Leafet o Brosur o Lab gratis o Ceramah o Poster o Spanduk o Tidak melakukan transaksi Press release peliputan event, press conference Advertorial tanpa menulis nama dokter dan jadwal dokter serta pengalaman Billboard hanya berupa petunjuk arah Telepon, SMS, , Direct Mail hanya relasi pasien dan mantan pasien Lain-lain o Program khusus potong harga, namun tidak dari rumah sakit, misalnya dengan menggunakan credit card bank tertentu biaya lebih murah 5% o Rumah sakit dapat menjadi sponsor kegiatan jalan sehat dll. 2) PETUNJUK MATERI PROMOSI RUMAH SAKIT a) Yang boleh dilakukan Bila diminta wawancara untuk coverstory oleh media cetak dapat diberikan penjelasan bersifat informasi dan edukasi tentang 13

14 permasalahan pelayanan yang diberikan, sejarah rumah sakit, fasilitas, lokasi dan cara menghubungi rumah sakit tersebut (Alamat, nomer telefon, fax, , website, dll) dapat disertai foto, foto ruangan, foto direktur, foto tampak depan rumah sakit. Khusus leaflet dan brosur penjelasan tentang biaya harus dijelas dan harus disebutkan biaya tersebut mencakup biaya apa saja. Bila kita lebih murah dapat ditulis harga khusus. Dapat menyampaikan kualitas mutu pelayanan yang dicapai, seperti: o Telah mengikuti dan lulus akreditasi o Telah mendapat sertifikat ISO, dll o telah mendapat award dalam pelayanan Khususnya untuk leaflet dan brosur dapat menyebutkan nama dan keahlian dokter serta jam praktek o Bila ada penjelasan yang lebih mendetail dapat ditulis: untuk keterangan lebih lanjut, anda dapat menghubungi dalam kurung petugas rumah sakit b) Yang tidak boleh dilakukan: Membandingkan dengan instruksi lain Mengatakan kita hanya satu-satunya, yang pertama, terbaik dan ter dan ter lainnya Membujuk, misalnya: o Diskon o Voucher o 5x berobat gratis 1x 3) PELANGGARAN Dalam pelanggaran pada pelaku usaha/rumah Sakit yang tercantum pada bab IV pasal 8 pada umumnya telah tercakup pada keputusan KEPKES dan Dir.Jen.Yanmed. dengan berlaku nya undang-undang 8 tahun 1999 tentang perlindungann konsumen, maka pelaksanna ketentuan ini lebih diperkuat, sehingga terasa positif di lapangan. Dalam masalahnya promosi rumah sakit atau dokter, selalu akan terkait dengan etika rumah sakit maupun etika kedokteran. Dilain pihak konsumen atau penderita memang 14

15 sangat memerlukan informasi yang benar tentang produk jasa layanan kesehatan dilain pihak konsumen atau penderita memang sangat memerlukan informasi yang benar tentang produk layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen/ penderita. PERSI sebagai institusi yang menghasilkan produk jasa layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen atau penderita, pada dasarnya kegiatan promosi dapat dilaksanakan. sehingga mengacu pada etika yang ada, kebutuhan konsumen dan keterbatasan biaya yang di miliki oleh rumah sakit, kegiatan promosi, iklan dan lain-lain harus memperhatikan: Promosi/iklan harus murni bersifat informative promosi/iklan tidak bersifat komparatif artinya membadingkan dengan institusi rumah sakit/ dikter lain dan mengisyaratkan bahwa dirinya lah yang terbaik dan yang lain jelek Promosi/iklan harus berpijak pada dasar kebenaran promosi/ iklan tidak berlebihan Dengan memperhatikan hal tersebut maka kegiatan promosi, iklan dan kegiatan lain dalam rangka memperkenalkan produk rumah sakit/dokter tidak dianggap melanggar etik. Pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku tentang promosi/iklan rumah sakit akan diberikan sanksi etik berupa: 1. Teguran lisan maupun tertulis 2. Informasi kepada masyarakat melewati media massa F. ETIKA DAN TATA LAKU BISNIS Rumah Sakit Pertamina Jaya sebagai sarana pelayanan kesehatan adalah merupakan unit sosio-ekonomi dan berkomitmen menjalankan dengan penuh kejujuran dan integritas serta patuh terhadap semua peraturan yang berlaku. 1. Komitemen pada perilaku beretika Perilaku beretika adalah tanggung jhawab setiap orang. Perilaku beretika diharapkan dari semua direktur, karyawan, dan lainnya. - Tanggung jawab manajemen dalam hal etika Semua kepala, kordinator dan pws bertanggung jawab atas tindakan karyawan bawahanya dan bertanggung jawab untuk memastikan dipatuhi nya aturan dan kebijakan rumah sakit lainnya serta hukum yang berlaku, yaitu: 15

16 a. Memberitahukan karyawan mengenai kebijakan perusahaan, termasuk yang berkaitan dengan perilaku legal dan etis; b. Memastikan pelaksanaan pelatihan karyawan yang berkesinambungan dan bahwa pelanggaran terhadap aturan-aturan mendapatkan tindakan disipliner yang sesuai; c. Tidak merekrut karyawan dengan kecendrungan melanggar hukum atau peraturan-peraturan yang berlaku; d. Menyelenggarakan lingkungan kerja dimana diskusi membangun jujur, dan terbuka 2. Melaporkan adanya kecurigaan terhadap kemungkinan adanya pelanggaran - Pelaporan terhadap pelanggran yaitu sebagai berikut: a. Laporan karyawan setiap karyawan yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap aturan rumah sakit harus segera melaporkannya b. Kerahasiaan para penyidik tidak akan mengungkap identitas orang yang melaporkan pelanggaran yang mencurigakan atau identitas mereka yang terlibat yang terlibat dalam penyelidikan tersebut c. Perlindungan terhadap ancama terlapor dilarang melakukan ancaman dalam bentuk apapun kepada orang yang telah melaporkan pelanggran terhadap aturan-aturan rumah sakit, walaupun ternyata laporan tersebut salah. Setiap karyawan dapat melaporkan pelanggaran tanpa harus takut akan ancaman oleh rekan kerja, penyelia atau pihak lain yang terlibat d. tindakan disipliner terhadap pelanggaran setiap pelanggaran terhadap aturan-aturan rumah sakit akan dikenakan tindakan disipliner yaitu teguran sampai dengan PHK dan dapat diajukan tuntutan perdata atau pidana. 3. Menjaga dan menghargai hubungan dengan pelanggan Tujuan dalam mencapai layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik, dan hal ini dilakukan dengan cara menghasilkan hubungan kerja sama dan kepercayaan yang langgeng. Memperlakukan pelanggan dengan adil yang jujur dan dengan cara yang memenuhi semua hukum yang berlaku dan sesuai dengan praktek bisnis yang baik. tidak memberi pernyataan yang salah atau menyesatkan mengenai rumah sakit atau karyawan atau pelayannya. dalam menjalankan bisnis 16

17 rumah sakit dengan menghormati keselamatan mereka yang menggunakan pelayanan dan layanan dirumah sakit. 4. Mematuhi hukum kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan Berkomitmen untuk melindungi lingkungan serta keselamatan karyawan, komunitas, serta masyarakat umum dengan sepenuhnya mematuhi semua hukum yang berlaku dan ters memperbaiki kinerjan dalam hal lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan kesejahteraan serta keselamatan karyawan, masyarakat umum. Kinerja kesehatan, keselamatan, kemanan dan lindungan adalah nilai-nilai inti dari rumah sakit dan akan di kelolah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bisnis rumah sakit untuk memberikan manfaat kepada karyawan dan pelanggaran. Semua karyawan rumah sakit bertanggung jawab untuk dapat mewujudkan perbaikan yang berkelanjutan dan terukur. - Menjalankan bisnis rumah sakit dengan cara yang melindungi kesehatan umum dan di tempat kerja, keselamatan lingkungan dan karyawan - Semaksimal mungkin menghilangkan semua kecelakaan dan insiden lingkungan - Mematuhi semua hukum dan peraturan lingkungan, kesehatan dan keselamatan. - Mengurangi emisi dan limbah serta menggunakan energy dan sumber daya alam secara efisien dan cermat 17

18 BAB IV PENUTUP Kerangka kerja pengelolaan rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi Komite Etika RSPJ dalam menjalankan peran dan fungsinya. Pedoman ini memberikan panduan bagi semua pihak yang berkepentingan pengelolaan etika di RSPJ yang selanjutnya perlu dijabarkan dalam bentuk standar prosedur operational guna kelancaran pelaksaannya. Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada kerangka kerja pengelolaan etika di RSPJ ini maka akan dilakukan penyempurnaan pada penyusunan petunjuk teknis selanjutnya. Kerangka kerja ini digunakan sebagai acuan Komite Etika. RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA Direktur dr. Duta Liana, MARS 18

19 19

PROGRAM KERJA TIM PROMOSI TAHUN 2017

PROGRAM KERJA TIM PROMOSI TAHUN 2017 PROGRAM KERJA TIM PROMOSI TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO 2017 i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA PROMOSI RUMAH SAKIT SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK

PEDOMAN ETIKA PROMOSI RUMAH SAKIT SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK PEDOMAN ETIKA PROMOSI RUMAH SAKIT SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan yang langsung berhadapan dengan masyarakat yang menggunakannya, selain

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) 444168, Fax. (0342) 444289 Kembangarum - Sutojayan - Blitar PERJANJIAN KERJA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM AULIA DAN DOKTER No. Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN -1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi: Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,

Lebih terperinci

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Pelayanan Kesehatan Memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau merupakan hak dasar

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA Menimbang : Bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu, profesional,

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N No.308, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Keselamatan Pasien. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB III TINJAUAN TEORITIS BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Sosial 1. Hukum Kesehatan Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Iklan. Publikasi. Pelayanan Kesehatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Iklan. Publikasi. Pelayanan Kesehatan. No.673, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Iklan. Publikasi. Pelayanan Kesehatan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1787/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG IKLAN DAN

Lebih terperinci

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan

Lebih terperinci

vii DAFTAR WAWANCARA

vii DAFTAR WAWANCARA vii DAFTAR WAWANCARA 1. Apa upaya hukum yang dapat dilakukan pasien apabila hak-haknya dilanggar? Pasien dapat mengajukan gugatan kepada rumah sakit dan/atau pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PRAKTEK TENAGA MEDIS DAN TENAGA KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PRAKTEK TENAGA MEDIS DAN TENAGA KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PRAKTEK TENAGA MEDIS DAN TENAGA KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat akan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BAGI TENAGA KESEHATAN, PENYELENGGARA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN, PENYELENGGARA SATUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SURAT KEPUTUSAN No.../.../.../.../2015 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna BAB I. PENDAHULUAN Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

Lebih terperinci

UU PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN DAMPAKNTA KEFADA PELAYANAN RUMAH SAKIT. dr. A.W.Budiarso - Persi Pusat

UU PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN DAMPAKNTA KEFADA PELAYANAN RUMAH SAKIT. dr. A.W.Budiarso - Persi Pusat UU PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN DAMPAKNTA KEFADA PELAYANAN RUMAH SAKIT dr. A.W.Budiarso - Persi Pusat I. Pendahuluan Pendirian sebuah rumah sakit antara lain bertujuan untuk melayani masyarakat akan kebutuhan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT... MEDAN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.617, 2015 KKI. Pelanggaran Disiplin. Dokter dan Dokter Gigi. Dugaan. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas

Lebih terperinci

PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL

PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL KODE ETIK KEMEMBERAN PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL BAB I KETENTUAN UMUM Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan adalah PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL didirikan berdasarkan Hukum Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit sebagai satu lembaga sosio-ekonomi juga lembaga kemanusiaan yang memiliki nilai-nilai dan martabat luhur, sebaiknya mengutamakan nilai-nilai moral dan tidak

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP No. Dokumen : 440/C.VII.SOP.431.05/436.6.3.7/2015 No. Revisi : - SOP Tanggal Terbit :2 Mei 2015 Halaman : 1 UPTD Puskesmas KOTA SURABAYA Sememi dr. Lolita Riamawati NIP196908262002122003 1. Pengertian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sejarah peradaban umat manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sejarah peradaban umat manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lembaga perumahsakitan telah tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari sejarah peradaban umat manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih sayang kesadaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN Lampiran 6 No. No. RM IDENTITAS PASIEN Nama TTL JK Pekerjaan SP Agama Ayah Ibu Alamat anamnesis diagnosis Tindakan/ Pengobatan Dokter/

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan karakteristik responden tentang kelengkapan rekam medis, didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia diatas 50 tahun, berjenis kelamin laki-laki,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ 2010. TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang

Lebih terperinci

Kebijakan Pengungkap Fakta

Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1128, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Perekam Medis. Pekerjaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya.

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR Jln. Dg. Ngeppe No. 14 Telp. 856091 855894 Fax. (0411) 855934 Makassar 90224 KEPUTUSAN Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP ) SK Direktur Nomor 036.1/DIR/RSIA-PPA/I/2015 Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP ) BAB I Pendahuluan 1. Latar belakang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter

Lebih terperinci

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat

Lebih terperinci

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis

Lebih terperinci

KODE ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA (KODERSI) MUKADIMAH

KODE ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA (KODERSI) MUKADIMAH KODE ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA (KODERSI) MUKADIMAH Bahwa lembaga perumahsakitan telah tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari sejarah peradaban manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih sayang,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L Inform Consent Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L 1 PENDAHULUAN Malpraktek pada dasarnya adalah tindakan tenaga profesional (profesi) yang bertentangan dengan Standard Operating Procedure

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) Piagam Audit Internal ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 Tahun 2015 tanggal

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Status hukum dan peraturan tentang catatan kesehatan harus dijaga oleh institusi pelayanan kesehatan. Istitusi kesehatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.954, 2013 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Surat Keterangan. Sehat Fisik. Mental. Penanganan. Laporan. Gangguan Kesehatan Serius. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 103/PMK.09/2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /SEOJK.04/2017 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan akan pelayanan rumah sakit yang bermutu seiring dengan semakin baiknya kesadaran masyarakat tentang mutu, membuat rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN I. Latar Belakang Rekam medis berdasarkan sejarahnya sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN A Tujuan Sebagai proses pemberian informasi kepada pasien agar pasien memahami hak dan kewajibannya sebagai pasien

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk :

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : KODE ETIK Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : 1. Memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi

Lebih terperinci

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal 1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

KEBIJAKAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG KEBIJAKAN KOMITE ETIK NOMOR : 01/KBJ/SDI/RSI-SA/IV/2013 Tindakan Nama Jabatan Tandatangan Tanggal Disiapkan Hj. Miftachul Izah, SE, M. Kes Manajer SDI 1 April 2013 Diperiksa Dr. H. Makmur Santosa, MARS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

MEKANISME KELUHAN PEKERJA

MEKANISME KELUHAN PEKERJA PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan

Lebih terperinci

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS Pendahuluan Rumah Sakit yang salah satu pelayanannya adalah menyelenggarakan pelepasan informasi isi Rekam Medis pasien yang sesuai dengan standar yakni berisi informasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA PEMASARAN RS. PUSAT PERTAMINA

PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA PEMASARAN RS. PUSAT PERTAMINA PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA PEMASARAN RS. PUSAT PERTAMINA 2013 RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA Jl. Kyai Maja No.43, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Jakarta, 12120 Indonesia BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.673, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Perawat Anestesi. Penyelenggaraan. Pekerjaan. Pengawasan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA

KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA Bismillaahirrahmaanirrahiim KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA Menimbang : 1. Bahwa Pendelegasian

Lebih terperinci

Pesan CEO. Rekan kerja yang terhormat,

Pesan CEO. Rekan kerja yang terhormat, Pesan CEO Rekan kerja yang terhormat, Tradisi bisnis Zuellig Pharma di Asia, yang kita emban selama puluhan tahun dalam melayani para mitra dan para pemangku jabatan dalam bidang kesehatan, dibangun di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang. meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang. meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan juga tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu aktifitas untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan yang bertujuan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( No.276, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Apotek. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis rumah sakit swasta di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Di kota kota besar hingga ke pelosok daerah bermunculan

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng No.1036, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA OMBUDSMAN. Sistem Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran Internal. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PELAPORAN

Lebih terperinci

Pemerintah? UU RI No

Pemerintah? UU RI No Mau ngapain Dinamika Globalisasi Pemerintah? UU RI No 44. 2009 Krisis Ekonomi AKIBAT THD RS 1. Tak mampu membiayai pembangunan kesehatan dari sektor pajak/usaha 2. Pemerintah menjauhi bentuk negara kesejahteraan

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003, berarti Indonesia bebas dimasuki oleh investor asing termasuk

Lebih terperinci

2 1. Pelayanan Kesehatan Tradional Empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris. 2. Pelayanan K

2 1. Pelayanan Kesehatan Tradional Empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris. 2. Pelayanan K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.369, 2014 KESRA. Kesehatan. Tradisional. Pelayanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5643) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KODE ETIK FLASHIN. BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1

KODE ETIK FLASHIN. BAB I Ketentuan Umum. Pasal 1 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Perusahaan adalah PT. Flavia Sejahtera Indonesia didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama

Lebih terperinci

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik.

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV Pedoman Perilaku Nilai & Standar Kita Dasar Keberhasilan Kita Edisi IV Perusahaan Kita Sejak awal, perjalanan MSD dituntun oleh keyakinan untuk melakukan hal yang benar. George Merck menegaskan prinsip

Lebih terperinci

Kebijakan Privasi (Privacy Policy)

Kebijakan Privasi (Privacy Policy) Halaman 1 Kebijakan Privasi (Privacy Policy) Tanggal perubahan terakhir: 18 Mei 2017 Mitrateladan.org merupakan layanan yang memberikan informasi secara umum dan khusus kepada anggota, dan menjadi aset

Lebih terperinci

15 Februari apa isi rpm konten

15 Februari apa isi rpm konten 15 Februari 2010 http://www.detikinet.com/read/2010/02/15/125757/1299704/399/seperti apa isi rpm konten MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci