IMPLEMENTATION OF PROVISION OF LEGAL ASSISTANCE FREE OF CHARGE TO DEFENDANT IN COURT KLAS IA PADANG.
|
|
- Yuliana Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IMPLEMENTATION OF PROVISION OF LEGAL ASSISTANCE FREE OF CHARGE TO DEFENDANT IN COURT KLAS IA PADANG Mila Artika 1, Syafridatati 1, Yetisma Saini 1 1 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta andha2805@yahoo.co.id ABSTRAK Law no. 16 of 2011 on Legal Aid is legal services provided by legal aid free of charge to the recipient of legal aid. Free legal aid is given to defendants who can not afford. The formulation of the problem is 1) How can the implementation of the provision of free legal aid to the accused in the Court of Class 1A Padang? 2) what are the constraints encountered by the Padang Legal Aid Institute in the implementation of free legal aid. This type of research is a socio-juridical. Sources of data are primary data and secondary data. The technique of collecting data by interviews and document research. Analysis of qualitative data. Conclusions of the research 1) the implementation of the provision of free legal assistance to the defendant in the District Court of Class IA Champaign that judges appoint legal counsel for the defendant directly, after determination of the defendant was read, accompanied by legal counsel from the beginning of the trial until the case is disconnected.2)the constraints encountered by Padang Legal Aid Institute of funding is still minimal budget funds given to the government's legal aid legal aid agencies to handle cases which were given free legal aid. Keywords: Implementation, legal, aid, the defendant. PENDAHULUAN Bantuan hukum cuma-cuma berdasarkan Undang-undang No 16 Tahun 2011 Pasal (1) adalah jasa hukum yang diberikan oleh pemberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum. Bantuan hukum merupakan media yang dapat digunakan oleh semua orang dalam rangka menuntut haknya atas adanya perlakuan yang tidak sesuai dengan kaedah hukum yang berlaku. Bantuan hukum (baik yang berbentuk pemberian nasehat hukum, maupun yang berupa menjadi kuasa dari pada seseorang yang berperkara) yang diberikan kepada orang yang
2 tidak mampu ekonominya, sehingga ia tidak dapat membayar biaya (honorarium) kepada seorang pembela atau advokat. Indonesia sebagai negara hukum yaitu negara yang menjamin hak konstitusional setiap orang untuk mendapatkan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum sebagai sarana perlindungan hak asasi manusia. Bantuan hukum ini bersifat mendampingi masyarakat yang bermasalah dengan hukum tidak melihat dari latar belakang sosialnya, menjamin dan memenuhi hak bagi penerima bantuan hukum untuk mendapatkan akses keadilan dan mewujudkan hak konstitusional segala warga negara sesuai dengan prinsip persamaan kedudukan di dalam hukum. Dalam kenyataan sehari-hari dalam praktek peradilan masih banyak dilihat sekelompok masyarakat miskin atau tidak mampu yang sedang berperkara pidana baik sebagai tersangka maupun terdakwa apakah itu dalam penyidikan, penuntutan, ataupun di persidangan di pengadilan tidak dapat memperoleh keadilan hanya gara-gara tidak mampu membayar seorang Penasihat Hukum (Advokat), sehingga hak-hak mereka dalam proses mencari keadilan sering dilanggar dan terkadang banyak terabaikan. Untuk mewujudkan terselenggaranya gagasan negara hukum (konstitusionalisme) tersebut, maka negara perlu campur tangan karena hal itu menjadi kewajiban negara untuk menjamin hak setiap orang mendapatkan keadilan. Dengan kata lain, negara harus menjamin terselenggaranya bantuan hukum kepada orang miskin atau orang yang tidak mampu sehingga tidak ada yang luput dari akses keadilan yang merupakan amanat konstitusi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Mendapatkan jaminan akses terhadap keadilan agar hak-hak mereka atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
3 dihadapan hukum dapat diwujudkan dengan cara memperoleh bantuan hukum dari seorang advokat atau pembela umum (access to legal counsel) adalah hak asasi setiap orang dan merupakan salah satu unsur untuk memperoleh keadilan bagi semua orang, oleh karena itu peranan lembaga bantuan hukum dalam memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma dalam proses perkara pidana bagi orang yang tidak mampu/golongan lemah adalah sangat penting. Seorang penasihat hukum (Advokat) dalam menjalankan propesinya harus selalu berdasarkan pada suatu kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan guna mewujudkan suatu pemerataan dalam bidang hukum yaitu kesamaan kedudukan dan kesempatan untuk memperoleh suatu keadilan sebagaimana yang telah diatur Pasal 22 ayat (1) Undang-undang No. 18 Tahun 2003 tentang advokat yang berbunyi Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu. Bantuan hukum merupakan hak dari tersangka atau terdakwa guna untuk kepentingan pembelaan, jaminan perlindungan untuk mendapatkan kepastian hukum secara adil mulai dari tingkat penyelidikan, penyidikan, penuntutan, persidangan, dan tingkat pelaksanaan putusan pengadilan. Hal tersebut dilaksanakan sebab dalam kenyataannya masih ada perlakuan yang tidak baik terhadap tersangka/terdakwa yang miskin/tidak mampu, sehingga ini merupakan fenomena yuridis yang membutuhkan suatu sarana atau alat yang kiranya mampu untuk memberikan perlindungan dari penegak hukum untuk menegakkan hak-hak para tersangka/terdakwa. Selama Tahun 2013 sudah 79 kasus yang telah mendapatkan Bantuan Hukum cuma-cuma di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang baik kasus itu telah diputus maupun belum diputus. Salah satu kasusnya adalah penggelapan yang dilakukan oleh Yenni Roza. Terdakwa Yenni Roza panggilan Ica dengan sengaja dan melawan hak sesuatu barang yang
4 sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan orang lain dan barang itu ada dalam tanganya bukan karena kejahatan, yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan oleh ada hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu. Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam Pasal 374 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi sebagai berikut: Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang menguasai barang itu karena jabatannya atau karena pekerjaannya atau karena mendapat upah dari itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum Cuma-cuma terdapat dalam Pasal 1 angka 1 yang berbunyi: Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada Penerima Bantuan Hukum. Di dalam KUHAP diatur dalam Pasal 54 yaitu yang berbunyi sebagai berikut: Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapatkan bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tatacara yang ditentukan dalam Undangundang ini. Ketentuan pasal-pasal diatas jelas bahwa, setiap orang termasuk orang yang tidak mampu, mempunyai hak untuk dibela (access to legal counsel), diperlakukan sama di muka hukum (equality before the law), dan keadilan untuk semua (justice for all). Maka berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang diangkat pada tulisan ini adala 1) Bagaimanakah implementasi pemberian bantuan hukum cuma-cuma kepada terdakwa di Pengadilan Negeri Klas IA Padang, 2) Kendala-kendala apa sajakah yang ditemui oleh Lembaga Bantuan Hukum Padang dalam implementasi bantuan hukum cuma-cuma? METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan hukum yuridis sosiologis (empiris),yaitu suatu penelitian yang menggunakan bahan
5 kepustakaan atau data sekunder sebagai data awalnya kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan. Penelitian yuridis sosiologis digunakan untuk melihat aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial dan masyarakat. 2. Sumber Data a. Data Primer Data yang diperoleh langsung di lapangan melakukan wawancara dengan hakim yang bernama Ibu Asmar dan bapak Mahyudin di Pengadilan Negeri Klas IA Padang dan 5 orang advokat yang bernama bapak Rianda Seprasia, Ardyan, Deddi Alparesi, Surya Candra, Friska Yulia Sari yang telah memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada terdakwa. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang berupa kasus-kasus yang diberikan bantuan hukum kepada terdakwa di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang oleh Lembaga Bantuan Hukum Padang. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis mengumpulkan data sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi secara langsung antara si pewawancara dengan informan di Pengadilan Negeri Klas IA Padang dan Lembaga Bantuan hukum Padang. b. Observasi Observasi yang berarti pengamatan yaitu bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya. c. Studi Dokumen Teknik pengumpulan data dengan diperoleh dokumen
6 yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian. 4. Analisis Data Dari data yang diperoleh baik melalui wawancara kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif yaitu dengan mengelompokkan data menurut aspek-aspek yang diteliti, sehingga dapat diberikan jawaban terhadap permasalahan yang akan dituangkan dalam skripsi ini. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Implementasi Pemberian Bantuan Hukum Cuma-cuma Kepada Terdakwa Di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-undang No 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum menyatakan, Pemberi bantuan hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan yang memberi layanan bantuan hukum berdasarkan Undang-undang ini. Berdasarkan wawancara dengan Hakim ibu Asmar dan bapak Mahyudin di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang proses pemberian bantuan hukum cuma-cuma kepada terdakwa yaitu: a. Dalam persidangan majelis hakim menanyakan kepada terdakwa yang tidak mempunyai penasihat hukum, terdakwa yang tidak mampu dan ingin didampingi oleh penasihat hukum. b. Majelis Hakim menetapkan dan menunjuk penasihat hukum yang terdaftar di Pengadilan Negeri Klas IA Padang untuk memberikan jasa bantuan hukum dan membuat surat kuasa khusus guna bertindak mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lainnya untuk kepentingan
7 terdakwa selaku Pemohon Bantuan Hukum. c. Hakim membuat penetapan penunjukannya, setelah penetapan dibacakan terdakwa didampingi oleh penasihat hukum dari awal persidangan sampai perkara tersebut telah diputus. d. Berdasarkan penetapan hakim di atas, ada terdakwa yang tidak ingin didampingi oleh penasihat hukum. Alasan terdakwa tidak ingin didampingi oleh penasihat hukum karena proses pemberian bantuan hukum yang lama dan terkadang terdakwa beranggapan tidak ada gunanya didampingi oleh penasihat hukum. 2. Kendala-Kendala Yang ditemui oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang Dalam Implementasi Bantuan Hukum Cuma-cuma kepada Terdakwa di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang Kendala-kendala dalam pemberian bantuan hukum cuma-cuma oleh LBH Padang membuat LBH Padang tidak dapat bekerja secara maksimal. Berdasarkan hasil penelitian penulis, beberapa kendala-kendala yang ditemui oleh LBH Padang dalam implementasi pemberian bantuan hukum cuma-cuma kepada terdakwa di Pengadilan Negeri Padang Klas 1A Padang ialah: a. Anggaran Pendanaan Setelah lahirnya Undang-undang No 16 tahun 2011 tentang bantuan hukum cuma-cuma kendala keuangan tidak dipersoalkan lagi, tetapi hanya untuk bantuan hukum dalam kota sedangkan dana untuk bantuan hukum di luar kota tidak mencukupi, karena biaya transportasi dan biaya lainnya untuk pergi keluar kota lebih besar, kalaupun didampingi oleh penasihat hukum tidak akan maksimal hanya untuk beberapa kali sidang saja. Ini membuat kinerja penasihat hukum yang ditunjuk oleh LBH Padang tidak
8 maksimal, karena anggaran dana untuk bantuan hukum cumacuma sebesar Rp , (lima juta rupiah) dana tersebut sudah termasuk ke dalam biaya untuk membayar administrasi di Pengadilan. Untuk mengatasi kekurangan dana tersebut LBH Padang menggunakan biaya anggarannya. Salah satu contoh anggaran pendanaan LBH Padang mengenai masalah bantuan hukum cuma-cuma adalah saat memberikan bantuan hukum cuma-cuma terhadap kasus pidana yang berada di Pengadilan Negeri Solok, dana yang tidak mencukupi mengakibatkan LBH Padang menggunakan biaya anggaran LBH Padang itu sendiri untuk memenuhi kekurangan dana dalam proses persidangan tersebut. b. Belum adanya harmonisasi atau kerjasama antara lembaga bantuan hukum dengan pengadilan. Pengadilan Negeri Padang belum melakukan pertemuan dengan lembaga bantuan hukum Padang mengenai pemberian bantuan hukum cuma-cuma, sehingga pengadilan masih menggunakan Pasal 56 KUHAP yaitu hakim yang menunjuk langsung penasihat hukum untuk terdakwa, sementara di dalam Undang-undang No 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum yang berhak menunjuk penasihat hukum untuk terdakwa adalah lembaga bantuan hukum. c. Penasihat hukum yang masih sedikit atau keterbatasan penasihat hukum yang ada di lembaga bantuan hukum Padang hanya ada 2 (dua) penasihat hukum tetap. Ini mengakibatkan kinerja LBH Padang tidak dapat bekerja dengan maksimal. SIMPULAN 1. Implementasi pemberian bantuan hukum cuma-cuma kepada
9 terdakwa di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang adalah: a. Majelis hakim menunjuk langsung penasihat hukum untuk terdakwa dalam menangani kasusnya di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang. b. Majelis Hakim menetapkan dan menunjuk Advokat untuk memberikan jasa bantuan hukum dan membuat surat kuasa khusus guna bertindak mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lainnya untuk kepentingan Terdakwa selaku Pemohon Bantuan Hukum c. Hakim membuat penetapan penunjukannya, setelah penetapan dibacakan terdakwa didampingi oleh penasihat hukum dari awal persidangan sampai perkara tersebut telah diputus. d. Dasar hukum hakim memberikan bantuan hukum cuma-cuma kepada terdakwa adalah Pasal 56 KUHAP. e. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum oleh advokat di pengadilan Negeri Klas 1A Padang ternyata tidak melalui penunjukkannya melalui lembaga bantuan hukum, karena hakim melihat tidak ada aturan hukum yang khusus untuk mengatur hal tersebut. 2. Kendala-kendala yang ditemui oleh Lembaga bantuan hukum Padang dalam implementasi bantuan hukum cuma-cuma kepada terdakwa di pengadilan Negeri Klas 1A Padang. a. Anggaran pendanaan yaitu masih minimnya dana yang di berikan pemerintah terhadap lembaga bantuan hukum untuk menangani kasus-kasus yang diberi bantuan hukum cuma-cuma. Membuat kerja advokat yang memberikan bantuan hukum cuma-cuma tidak maksimal. b. Belum adanya harmonisasi antara lembaga bantuan hukum dengan pengadilan
10 c. Advokat-nya yang masih sedikit atau keterbatasan advokat yaitu hanya 2 orang advokat tetap. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Abdul Hakim, Dalam suatu Negara Hukum, Jakarta: Rineka Cipta. Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum di Indonesia, LBH, Jakarta., 2013, Neraca Timbangan Bagi Si Miskin, LBH, Jakarta. Bambang Sunggono, Aries Harianto Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bandung: Mandar Maju. Martiman Prodjohamidjojo Penasehat dan Organisasi Bantuan Hukum. Ghalia Indonesia. Soerjono Soekanto, Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio Yuridis. Ghalia Indonesia Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Tudung Mulia Lubis Bantuan Hukum Dan Kemiskinan Struktural. Bandung: Alumni Gerakan Bantuan Hukum di Indonesia. Bandung: Alumni Yudha Pandu, Klien dan Advokat Dalam Praktek, PT. Abadi. B. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang-undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat
11 Undang-undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan dan Kehakiman Undang-undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum C. Sumber Lain n_lembaga_bantuan_huk um_indonesia elbh.html Bantuan-Hukum. ukum/implementasi- 5/pengertian-dan-definisiobservasi.htm1. diakses pada tanggal 14 Desember 2013, pukul
BAB III PENUTUP. simpulkan menjadi tiga, legal aid yaitu bantuan hukum yang diberikan
46 BAB III PENUTUP A. kesimpulan Dari Uraian yang telah dijabarkan, maka dapat diambil kesimpulan dalam penulisan ini adalah : 1. Peran lembaga bantuan hukum dalam memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma
Lebih terperinciBAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang
BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM UNTUK TERSANGKA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DALAM PROSES PENYIDIKAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA JUNCTO UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akses kepada keadilan (access to justice) dan kesamaan di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, yang mana hal itu terdapat dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum 1. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1945), di dalam Pembukaan alinea pertama menyatakan bahwa sesungguhnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), di dalam Pembukaan alinea pertama menyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
Lebih terperinciJURNAL. Diajukan Oleh : SANGSENA CAHYA KARTIKA
JURNAL PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA KLIEN TIDAK MAMPU YANG DIANCAM PIDANA LEBIH DARI 5 TAHUN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM Diajukan Oleh : SANGSENA CAHYA
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian dan pembahasan yang penulis sajikan dari hasil
61 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang penulis sajikan dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Lebih terperinciA. Penerapan Bantuan Hukum terhadap Anggota Kepolisian yang. Perkembangan masyarakat, menuntut kebutuhan kepastian akan
BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PENERAPAN BANTUAN HUKUM DAN EFEKTIFITAS BANTUAN HUKUM BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA A. Penerapan Bantuan Hukum terhadap Anggota
Lebih terperinciSKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA- CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA
SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA- CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai
Lebih terperinciHAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN
HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN Oleh Maya Diah Safitri Ida Bagus Putu Sutama Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The right to obtain legal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat) 1. Konsekuensi dalam suatu
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA
PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA Sean Faddillah NIM : 201116149 Fakultas Hukum Universitas Surakarta seanfadd@yahoo.com
Lebih terperinciPOLA PEMBELAAN DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM TERHADAP TERDAKWA DALAM PROSES PEMERIKSAAN DI PENGADILAN. Kuswindiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta
POLA PEMBELAAN DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM TERHADAP TERDAKWA DALAM PROSES PEMERIKSAAN DI PENGADILAN Kuswindiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Sesuai dengan semangat dan ketegasan pembukaan Undang
Lebih terperinciPOLA PEMBELAAN DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM TERHADAP TERDAKWA DALAM PROSES PEMERIKSAAN DI PENGADILAN. Kuswindiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta
POLA PEMBELAAN DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM TERHADAP TERDAKWA DALAM PROSES PEMERIKSAAN DI PENGADILAN Kuswindiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Sesuai dengan semangat dan ketegasan pembukaan Undang
Lebih terperinciPENUNJUKAN PENASEHAT HUKUM SECARA PRODEO OLEH HAKIM UNTUK TERDAKWA PEMBUNUHAN. (Studi Di Pengadilan Negeri Padang)
PENUNJUKAN PENASEHAT HUKUM SECARA PRODEO OLEH HAKIM UNTUK TERDAKWA PEMBUNUHAN (Studi Di Pengadilan Negeri Padang) A. Latar Belakang Masalah Pengukuhan Indonesia sebagai negara hukum pada Pasal 1 ayat (3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila tepatnya pada sila kelima yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum yang menjunjung tinggi nilainilai keadilan sesuai dengan ideologi negara kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila tepatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum. Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum. Negara Indonesia sebagai Negara hukum mempunyai konsekuensi bahwa menempatkan hukum di tempat yang tertinggi
Lebih terperinciKONSEKUENSI TIDAK DIDAMPINGINYA TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU OLEH PENASEHAT HUKUM DALAM TAHAP PERSIDANGAN (STUDI DI PENGADILAN NEGERI KEPANJEN)
KONSEKUENSI TIDAK DIDAMPINGINYA TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU OLEH PENASEHAT HUKUM DALAM TAHAP PERSIDANGAN (STUDI DI PENGADILAN NEGERI KEPANJEN) JURNAL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB III PENGATURAN TERHADAP HAK-HAK TERSANGKA YANG TIDAK MAMPU DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA
BAB III PENGATURAN TERHADAP HAK-HAK TERSANGKA YANG TIDAK MAMPU DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA 3.1 Hak-Hak Tersangka Tidak Mampu Dalam Perundang-Undangan Indonesia Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah
Lebih terperinciKEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA BANTUAN HUKUM DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT YANG KURANG MAMPU 1 Oleh: Ricko Mamahit 2
KEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA BANTUAN HUKUM DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT YANG KURANG MAMPU 1 Oleh: Ricko Mamahit 2 ABSTRAK Bantuan hukum adalah bagian dari profesi advokat yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum guna menjamin adanya penegakan hukum. Bantuan hukum itu bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bantuan hukum merupakan suatu media yang dapat digunakan oleh semua orang dalam rangka menuntut haknya atas adanya perlakuan yang tidak sesuai dengan kaedah
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang: a. bahwa setiap orang berhak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD
Lebih terperinciBEBERAPA HAMBATAN YANG DIHADAPI HAKIM DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA KORUPSI DI PENGADILAN NEGERI JAMBI
BEBERAPA HAMBATAN YANG DIHADAPI HAKIM DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA KORUPSI DI PENGADILAN NEGERI JAMBI Oleh : Islah.SH.MH 1 Abstract Judges are required to be fair in deciding a case that they
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pengakuan terhadap HAM terkait dengan equality before the law (persamaan
Lebih terperinciPERAN BANTUAN HUKUM TERHADAP PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU
Al-Qishthu Volume 13, Nomor 1 2015 1 PERAN BANTUAN HUKUM TERHADAP PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU Pitriani Dosen Jurusan Syari ah dan Ekonomi Islam STAIN Kerinci natzimdarmawan@yahoo.com
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM TERHADAP TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DALAM PERKARA PIDANA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM TERHADAP TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DALAM PERKARA PIDANA DI KOTA BANDAR LAMPUNG The Implementation of the Giving of Legal Aid to Indigent Defendants to Criminal Case
Lebih terperinciPEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN DI KOTA AMBON
PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN DI KOTA AMBON Yonna Beatrix Salamor 1 1 Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Pattimura Email: yonnahukum@gmail.com ABSTRAK Mendapatkan jasa bantuan hukum
Lebih terperinciPENDAHULUAN ABSTRAK. Pengadilan Negeri Gorontalo. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terhadap penerapan Pasal 56 KUHAP tentang
ABSTRAK Ririn Yunus, Nim : 271409027. Hukum Pidana, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penerapan Pasal 56 KUHAP Tentang Hak Terdakwa Untuk Mendapatkan Bantuan Hukum Dalam Proses Peradilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu merasakan adanya gejolak dan keresahan di dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUUXIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan I. PEMOHON Muhamad Zainal Arifin Kuasa Hukum Heru Setiawan, Novi Kristianingsih, dan Rosantika Permatasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Pengantar 1) kepentingan-kepentingan keadilan, dan 2) tidak mampu membayar Advokat.
BAB I PENDAHULUAN A. Pengantar Hukum telah diterima secara universal yang dijamin dalam Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR)).
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
Pelaksanaan Diversi oleh Jaksa Penuntut Umum di Kejaksaan Negeri Padang Terhadap Anak yang Melakukan Tindak Pidana Penganiayaan ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPERAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PERADILAN PIDANA DI KABUPATEN BLORA Ahmad Muntolib *, Sri Endah Wahyuningsih **
Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol. 12. No. 3 September 2017 Peran Bantuan Hukum Dalam Proses Peradilan Pidana (Ahmad Muntolib) * PERAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PERADILAN PIDANA DI KABUPATEN BLORA Ahmad Muntolib
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG BANTUAN HUKUM
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG BANTUAN HUKUM A. Pengertian Bantuan Hukum Istilah bantuan hukum merupakan hal yang baru bagi bangsa Indonesia. Masyarakat baru mengenal dan mendengarnya pada sekitar tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip persamaan di hadapan hukum (Equality Before The Law), diatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahnwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sederajat dengan individu. Hak-hak individu selalu dilindungi Undang-Undang. Perlindungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa indonesia adalah negara hukum dan fakir miskin adalah tanggung jawab negara. Dalam negara hukum (rechsstaat), negara
Lebih terperinciBANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN BERMARTABAT
BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN BERMARTABAT Tri Astuti Handayani Advokat di Bojonegoro, Jawa Timur Korespondensi: handayani.astuti61@yahoo.com Abstrak Bantuan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI TINGKAT PENYIDIKAN ( STUDI : POLRESTA PADANG) ARTIKEL
PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI TINGKAT PENYIDIKAN ( STUDI : POLRESTA PADANG) ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUUXIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan I. PEMOHON Muhamad Zainal Arifin Kuasa Hukum Heru Setiawan, Novi Kristianingsih, dan Rosantika Permatasari
Lebih terperinciIMPLEMENTASI BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA TERHADAP MASYARAKAT TIDAK MAMPU DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
Prosiding SNaPP2016 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 IMPLEMENTASI BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA TERHADAP MASYARAKAT TIDAK MAMPU DI PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 Mona Wulandari, 2 Arief
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS HAK MEMPEROLEH BANTUAN HUKUM BAGI TERSANGKA DALAM PROSES PENYIDIKAN DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 56 UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981
BAB III ANALISIS HAK MEMPEROLEH BANTUAN HUKUM BAGI TERSANGKA DALAM PROSES PENYIDIKAN DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 56 UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (STUDI KASUS
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA YANG DIBERIKAN OLEH ADVOKAT KEPADA MASYARAKAT YANG KURANG MAMPU
JURNAL ILMIAH PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA YANG DIBERIKAN OLEH ADVOKAT KEPADA MASYARAKAT YANG KURANG MAMPU Disusun Oleh: Gabriella Bethsyeba N P M : 09 05 10052 Program Studi : Ilmu Hukum Program
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur menurut Undang-Undang ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penahanan Tersangka Penahanan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 21 KUHAP adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau
Lebih terperinciRANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN
RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sama oleh hakim tersebut (audi et alterampartem). Persamaan dihadapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum (Pasal 1 ayat (3) UUD 1945). Terdapat tiga prinsip dasar negara hukum yaitu: supremasi hukum, persamaan dihadapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah Negara hukum, dimana setiap orang dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa penerapan peraturan dalam
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan pemberian Bantuan Hukum secara Cuma-Cuma bagi Terdakwa yang tidak mampu di Pengadilan Negeri Salatiga, kesimpulan-kesimpulan
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017 Keterangan Saksi Yang Diberikan di Bawah Sumpah dan Tidak Hadir Dalam Persidangan Disamakan Nilainya dengan Keterangan Saksi Di Bawah Sumpah Yang Diucapkan
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN
- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Hukum. Hal ini ditegaskan pula dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) yaitu Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3) yang berbunyi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA- CUMA KEPADA TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT
PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA- CUMA KEPADA TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT Nike Sepvinasari, Zulfikar Judge Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi gambaran mengenai hasil penelitian dan analisis Penulis terhadap peraturan peraturan yang mengatur tentang Bantuan Hukum yang berlaku hingga saat ini
Lebih terperinciTanggung Jawab Negara terhadap Bantuan Hukum Masyarakat Miskin. Oleh. Ummi Kalsum
Tanggung Jawab Negara terhadap Bantuan Hukum Masyarakat Miskin Oleh Ummi Kalsum Abstract For the benefit of the defense, suspect or the accused are entitled to legal assistance from the one or more legal
Lebih terperinciPeran Advokat Dalam Pendampingan Hukum. Oleh: Dr. Sahuri Lasmadi, S.H., M.Hum. 1. Abstrak
59 Peran Advokat Dalam Pendampingan Hukum Oleh: Dr. Sahuri Lasmadi, S.H., M.Hum. 1 Abstrak Prinsip negara hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, mememerlukan peran Advokat sebagai profesi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. persamaan perlakuan (equal treatment). Berdasarkan Pasal 34 ayat (1) Undang-
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara hukum mengakui dan melindungi hak asasi manusia setiap individu. Pengakuan negara terhadap hak secara tersirat di dalam kedudukan dihadapan hukum bagi semua orang.
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN JASA ADVOKAT DALAM PERKARA PIDANA BAGI ORANG TIDAK MAMPU
BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN JASA ADVOKAT DALAM PERKARA PIDANA BAGI ORANG TIDAK MAMPU A. Bantuan Jasa Advokat dalam Perkara Pidana Bagi Orang Tidak Mampu Negara yang menganut prinsip negara hukum
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MENDAPATKAN PENDAMPINGAN PENASIHAT HUKUM MENURUT KUHAP 1 Oleh : Teafani Kaunang Slat 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Urgensi Peran Penasihat Hukum dalam Mendampingi Terdakwa Kasus. Narkotika pada Proses Pemeriksaan di Pengadilan
129 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Urgensi Peran Penasihat Hukum dalam Mendampingi Terdakwa Kasus Narkotika pada Proses Pemeriksaan di Pengadilan Terdakwa kasus narkotika dalam menghadapi proses peradilan
Lebih terperinciWALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM
WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hukum, untuk itu advokat menjalankan tugas profesinya demi tegaknya keadilan berdasarkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
Lebih terperinciMekanisme Pemberian Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin Di Pengadilan Negeri Samarinda
97 Mekanisme Pemberian Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin Di Pengadilan Negeri Samarinda Jaidun, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda ABSTRACT The court is a space
Lebih terperinciPARNINGOTAN TUA MARBUN
JURNAL SKRIPSI PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM KEPADA ORANG YANG TIDAK MAMPU SETELAH DIUNDANGKANNYA UNDANG- UNDANG BANTUAN HUKUM NOMOR 16 TAHUN 2011 Disusun oleh: PARNINGOTAN
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENJAMIN APABILA TERSANGKA ATAU TERDAKWA MELARIKAN DIRI DALAM MASA PENANGGUHAN PENAHANAN
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENJAMIN APABILA TERSANGKA ATAU TERDAKWA MELARIKAN DIRI DALAM MASA PENANGGUHAN PENAHANAN Oleh: Anak Agung Linda Cantika I Wayan Wiryawan Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Anak Nakal diatur dalam Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 3
19 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak Pelaku Tindak Pidana 1. Pengertian Anak Nakal Pengertian Anak Nakal diatur dalam Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997 sebagai berikut: Anak Nakal
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak atas perlindungan
Lebih terperinciPEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN DALAM PERKARA PIDANA (Suatu Penelitian di Kabupaten Pidie)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA Vol. 1(1) Agustus 2017, pp. 23-33 ISSN : 2597-6893 (online) PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN DALAM PERKARA PIDANA (Suatu Penelitian di Kabupaten Pidie)
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadilan (access to justice) bagi semua warga negaranya, sebab di dalam negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara hukum, negara wajib memberikan akses terhadap keadilan (access to justice) bagi semua warga negaranya, sebab di dalam negara hukum semua warga negara
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara
RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara I. PEMOHON Bachtiar Abdul Fatah. KUASA HUKUM Dr. Maqdir Ismail, S.H., LL.M., dkk berdasarkan surat
Lebih terperinciProsedur Bantuan Hukum
Prosedur Bantuan Hukum PENDAHULUANProgram pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu telah berlangsung sejak tahun 1980 hingga sekarang Dalam kurun waktu tersebut, banyak hal yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak bisa terhindar dari adanya hukum yang berlaku. Hukum telah ada sejak manusia ada, sesuai dengan asas ubi societa ibi ius, dimana
Lebih terperinciKAJIAN FUNGSI PENTINGNYA PENASIHAT HUKUM DI DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA (Studi Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta) Oleh :
1 KAJIAN FUNGSI PENTINGNYA PENASIHAT HUKUM DI DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA (Studi Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta) Oleh : DANIS ARDANIL ABSTRAK Penelitian yang disusun dalam bentuk
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai. berikut:
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai berikut: 1. Peranan dari advokat dalam memberikan perlindungan hukum selama proses penyidikan di Kepolisian sampai
Lebih terperinciJAMINAN PERLINDUNGAN HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM KUHAP DAN RUU KUHAP. Oleh : LBH Jakarta
JAMINAN PERLINDUNGAN HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM KUHAP DAN RUU KUHAP Oleh : LBH Jakarta 1. PENGANTAR Selama lebih dari tigapuluh tahun, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau KUHAP diundangkan
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2014
PELAKSANAAN KEWAJIBAN DOKTER DALAM MEMBERIKAN KETERANGAN AHLI DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1A PADANG ARTIKEL Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Diajukan oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung pelaksanaan dan penerapan ketentuan hukum pidana materiil,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kedudukannya sebagai instrumen hukum publik yang mendukung pelaksanaan dan penerapan ketentuan hukum pidana materiil, maka Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha dalam penegakan hukum dalam masyarakat lewat peradilan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan advokat dalam menangani suatu perkara perdata merupakan usaha dalam penegakan hukum dalam masyarakat lewat peradilan maupun diluar pengadilan sebagai
Lebih terperinciKEABSAHAN PERNYATAAN MAJELIS HAKIM SIDANG TERBUKA DAN TERBATAS UNTUK UMUM (STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA)
KEABSAHAN PERNYATAAN MAJELIS HAKIM SIDANG TERBUKA DAN TERBATAS UNTUK UMUM (STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA) Oleh : Made Sinthia Sukmayanti I Ketut Mertha Bagian Hukum Acara Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 BAB XA tentang Hak Asasi Manusia serta Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap warga negara memiliki hak yang melekat pada dirinya. Baik itu orang yang berpangkat maupun orang dari kalangan bawah sekalipun. Hak yang dimiliki oleh setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Hukum dibentuk agar negara dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Hukum dibentuk agar negara dapat mengatur perilaku masyarakat dan menjatuhi sanksi bagi orang-orang yang bertindak
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Didalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Didalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 28 D Ayat 1 tertulis bahwa Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
1 BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciNETWORK BENEFITS FOR BLACKBERRY MESSENGER INVESTAGITIOS THEFT CRIMINAL INVESTIGATIONS IN THE BLACKBERRY.
NETWORK BENEFITS FOR BLACKBERRY MESSENGER INVESTAGITIOS THEFT CRIMINAL INVESTIGATIONS IN THE BLACKBERRY Yully Efita 1, Fitriati 2, Yetisma Saini 1 Jurusan 1 IlmuHukum, FakultasHukum,Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biaya untuk pemanggilan, pemberitahuan para pihak serta biaya materai 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mempertahankan hukum yang dilanggar melalui pengadilan pada umumnya dikenakan biaya. Biaya tersebut meliputi biaya kepaniteraan dan biaya untuk pemanggilan, pemberitahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Hal ini berarti bahwa Republik
Lebih terperinciFUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA
FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA Disusun Dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) mengatur bahwa dalam beracara pidana, terdapat alat bukti yang sah yakni: keterangan Saksi,
Lebih terperinciKONSEKUENSI HUKUM PENGINGKARAN ISI BERITA ACARA PEMERIKSAAN OLEH TERDAKWA DI PERSIDANGAN Oleh :
KONSEKUENSI HUKUM PENGINGKARAN ISI BERITA ACARA PEMERIKSAAN OLEH TERDAKWA DI PERSIDANGAN Oleh : Cintya Dwi Santoso Cangi Gde Made Swardhana Bagian Hukum Peradilan, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari aspek yuridis maka pengertian anak dalam hukum positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/ minderjaring, 1 orang yang di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari segi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang bersifat individual dan juga bersifat sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing yang tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun Negara hukum. Dalam negara hukum (rechsstaat), Negara berada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD RI 1945) mengatur bahwa Indonesia adalah Negara hukum. Dalam negara hukum (rechsstaat),
Lebih terperinciKEKUATAN HUKUM SAKSI A DE CHARGE DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN DIPENGADILAN NEGERI KISARAN JURNAL
KEKUATAN HUKUM SAKSI A DE CHARGE DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN DIPENGADILAN NEGERI KISARAN JURNAL Oleh: EKA PUJI ASTUTI SITORUS NIM. 120200002 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) diberlakukan pertama kali pada tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah memiliki kesadaran
Lebih terperinciBAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia
BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan I. PEMOHON Barisan Advokat Bersatu (BARADATU) yang didirikan berdasarkan
Lebih terperinci