EFISIENSI PEMASARAN PEPAYA CALIFORNIA DI DESA RANCABUNGUR DAN DESA MEKARSARI KECAMATAN RANCABUNGUR KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT GITA NURDINIATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFISIENSI PEMASARAN PEPAYA CALIFORNIA DI DESA RANCABUNGUR DAN DESA MEKARSARI KECAMATAN RANCABUNGUR KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT GITA NURDINIATI"

Transkripsi

1 EFISIENSI PEMASARAN PEPAYA CALIFORNIA DI DESA RANCABUNGUR DAN DESA MEKARSARI KECAMATAN RANCABUNGUR KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT GITA NURDINIATI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA 1 Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efisiensi Pemasaran Pepaya California di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2015 Gita Nurdiniati NIM H Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerjasama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerjasama yang terkait

4

5 ABSTRAK GITA NURDINIATI. Efisiensi Pemasaran Pepaya California di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh RATNA WINANDI. Pepaya california merupakan salah satu komoditas unggulan yang memiliki potensi yang cukup baik untuk terus dikembangkan. Di kecamatan rancabungur terdapat petani yang bergabung dengan kelompok tani dan petani yang tidak tergabung dengan kelompok tani. Hasil analisis menunjukan bahwa saluran pemasaran yang terbentuk pada saluran pemasaran melalui non kelompok tani terdiri dari 7 saluran pemasaran. Saluran pemasaran yang relatif efisien pada saluran pemasaran melalui non kelompok tani adalah saluran pemasaran 5 (petani pedagang pengecer konsumen akhir) karena memiliki margin pemasaran terkecil, farmer s share paling besar dan rasio keuntungan terhadap biaya memiliki nilai lebih dari satu. Saluran pemasaran yang terbentuk pada pemasaran melalui kelompok tani terdiri dari 4 saluran pemasaran. Saluran pemasaran yang relatif efisien pada saluran pemasaran melalui kelompok tani adalah saluran pemasaran 1 (petani kelompok tani pedagang pengecer konsumen akhir) karena memiliki margin pemasaran terkecil, farmer s share terbesar dan rasio keuntungan terhadap biaya memiliki nilai lebih dari satu. Kata kunci: efisiensi, saluran pemasaran, pepaya california, kelompok tani ABSTRACT GITA NURDINIATI. Marketing s efficiency of papaya s california in Rancabungur and Mekarsari village, Rancabungur district, Bogor, West Java. Supervised by RATNA WINANDI Pepaya california is one of commodities that potentially to be developed. In rancabungur, there are farmer s who join with the farmer s group and individual farmer. The results of this research show that there are 7 formed marketing channels of individual farmers. The most efiicient marketing channels of individual farmer s is the fifth marketing channel (farmers retailer end consumers) because it is has the smallest marketing margin, the biggest farmer s share and π/c ratio value is more than one. There are 4 formed marketing channels of farmer s groups. The most efficient marketing channels is the first marketing channel (farmer farmer s group retailer end consumers). It is because has the smallest marketing margin, the biggest farmer s share and π/c ratio value is more than one. Keywords: efficiency, marketing channels, pepaya california, farmer s group

6 EFISIENSI PEMASARAN PEPAYA CALIFORNIA DI DESA RANCABUNGUR DAN DESA MEKARSARI KECAMATAN RANCABUNGUR KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT GITA NURDINIATI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi dan Manajemen DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

7

8

9

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunianya sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September sampai dengan bulan Desember 2014 ialah Efisiensi Pemasaran Pepaya California di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku pembimbing, Ibu Ir. Yuniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator dan dosen penguji utama serta Ibu Anita Primaswari Widhiani, SP, M.Si selaku dosen penguji akademik di Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Kiki selaku ketua kelompok tani Tirta Mekar, serta seluruh petani dan pedagang pepaya california di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu serta seluruh keluarga dan temanteman, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Maret 2015 Gita Nurdiniati

11

12 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 7 TINJAUAN PUSTAKA 7 Karakteristik Pepaya California 7 Saluran Pemasaran 8 Margin Pemasaran dan Farmer s Share 8 Fungsifungsi pada Lembaga Pemasaran 9 KERANGKA PEMIKIRAN 10 Kerangka Pemikiran Teoritis 10 Kerangka Pemikiran Operasional 16 METODE PENELITIAN 18 Lokasi dan Waktu Penelitian 18 Jenis dan Sumber Data 18 Metode Pengumpulan Data 19 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data 19 Analisis lembaga dan Saluran Pemasaran 20 Analisis Efisiensi Pemasaran 20 Analisis Margin Pemasaran 20 Analisis Farmer s share 21 Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya 21 Definisi Operasional 22 GAMBARAN UMUM 22 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 22 Karakteristik Petani Responden 24 Karakteristik Lembaga Pemasaran 28 Keadaan umum agribisnis pepaya california di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kabupaten Bogor 31 HASIL DAN PEMBAHASAN 32 Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran 32 Lembaga dan Saluran Pemasaran Melalui Non Kelompok Tani 32 Lembaga dan Saluran Pemasaran Melalui Kelompok Tani 38 Analisis Fungsi Lembaga Pemasaran Pepaya California 42 Fungsi pemasaran pada saluran pemasaran melalui non kelompok tani 42 Fungsi pemasaran pada saluran pemasaran melalui kelompok tani 52 Analisis Keragaan Pasar Pepaya California 61 Margin pemasaran 61 Farmer s share 64 Rasio keuntungan terhadap biaya 65 EFISIENSI PEMASARAN 68

13 SIMPULAN DAN SARAN 72 Simpulan 72 Saran 73 DAFTAR PUSTAKA 74 LAMPIRAN 76 RIWAYAT HIDUP 82 DAFTAR TABEL 1 Produktivitas buahbuahan di Indonesia tahun Konsumsi rumah tangga di Indonesia menurut hasil susenas komoditas pepaya tahun Penyediaan dan ketersediaan menurut hasil susenas komoditas pepaya di Indonesia 2 4 Perkembangan rata rata harga komoditas pepaya di Jawa Barat 3 5 Produksi pepaya di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat tahun Produksi pepaya california di Kabupaten Bogor tahun Keadaan penduduk Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari berdasarkan mata pencaharian 24 8 Pemanfaatan lahan di Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur 24 9 Sampel petani yang tergabung dalam kelompok tani Sampel petani non kelompok tani Gambaran usia petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Gambaran tingkat pendidikan petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Pengalaman bertani pepaya bagi petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Luas lahan petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Status kepemilikan lahan petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Responden menurut jenis lembaga pemasaran Fungsifungsi pemasaran pada masingmasing lembaga pertanian dalam sistem pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani Fungsifungsi pemasaran oleh masingmasing lembaga pemasaran dalam sistem pemasaran pepaya california kelompok tani Margin pemasaran pepaya california non kelompok tani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kabupaten Bogor Margin pemasaran pepaya california kelompok tani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kabupaten Bogor Farmer's share pada saluran pemasaran pepaya california di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kabupaten Bogor Rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran pepaya california non kelompok tani di desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran pepaya california non kelompok tani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari 67

14 24 Nilai efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Nilai efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran pepaya california melalui kelompok tani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari 70 DAFTAR GAMBAR 1 Produksi pepaya di Kecamatan Rancabungur tahun Kebun pepaya california milik anggota kelompok tani 25 3 Kebun pepaya california milik petani non kelompok tani 26 4 Struktur Organisasi Kelompok Tani Tirta Mekar 30 5 Saluran pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani 33 6 Saluran pemasaran pepaya california melalui kelompok tani 39 7 Pameran kelompok tani di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor 41 8 Fungsi penyimpanan di pedagang pengumpul besar 43 9 Fungsi sortasi dan transportasi pada pedagang pengumpul besar Fungsi penyimpanan di pedagang pengecer Fungsi fisik yang dilakukan oleh kelompok tani 53 DAFTAR LAMPIRAN 1 Rincian biaya pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani 76 2 Rincian biaya pemasaran pepaya california melalui kelompok tani 77 3 Rekapitulasi margin pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani 79 4 Rekapitulasi margin pemasaran pepaya california melalui kelompok tani 80

15 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Buahbuahan merupakan salah satu produk hortikultura yang disukai oleh masyarakat. Hal tersebut disebabkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi buahbuahan dalam rangka pemenuhan gizi dan menjaga kesehatan tubuh, sehingga menyebabkan buahbuahan sebagai salah satu bahan pangan yang dicari untuk dikonsumsi setiap harinya. Saat ini, pangsa konsumsi buah dalam negeri untuk rumah tangga mencapai sekitar 3540 persen dari total konsumsi buahbuahan nasional. Kemudian untuk konsumsi hotel, restoran dan catering mencapai 20 persen dari konsumsi buahbuahan nasional yang umumnya meliputi pepaya, semangka, melon, nenas dan alpukat. Sedangkan konsumsi buah untuk industri mencapai 30 persen antara lain untuk industri jus, minuman, buah kaleng, dan lainlain. Untuk konsumsi buah musiman atau eksotik seperti mangga, durian, rambutan mencapai sekitar 10 persen dari buahbuahan nasional 2. Tabel 1 Produktivitas buahbuahan di Indonesia tahun No Komoditas Ratarata produksi (Ton Ha 1 ) *) 1 Nenas Pepaya Apel Markisa Pisang Sumber : Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, 2013 (diolah) *) Angka Sementara Salah satu komoditas hortikultura buah yang memiliki produktivitas yang cukup tinggi adalah pepaya seperti yang terlihat pada tabel 1. Buah pepaya merupakan salah satu produk buahbuahan yang diminati masyarakat baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan nama latin Carica papaya L. Pepaya memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai buah favorit bagi masyarakat. Buah pepaya kaya akan vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin E juga mengandung enzim papain yang dapat membantu sistem pencernaan karena enzim papain bisa mencerna 35 kali lipat sehingga makanan yang mengandung protein dapat diserap oleh tubuh dengan baik dan dapat membantu tubuh dalam mengeluarkan racun, mengatur asam amino yang diproduksi dalam tubuh sehingga mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Itulah sebabnya buah pepaya yang populer sebagai buah meja sangat digemari oleh masyarakat baik kalangan atas, menengah maupun bawah sebagai buah pencuci mulut yang memiliki manfaat yang cukup besar bagi tubuh kita (Muktiani 2011). Pepaya bukanlah merupakan buah asli dari Indonesia melainkan tumbuhan yang berasal dari Amerika Selatan (Sobir 2009). Akan tetapi buah pepaya sudah 2 PerTahun

16 2 sangat familiar bagi masyarakat Indonesia, sehingga permintaan yang cukup tinggi terhadap buah pepaya dapat membuka peluang bagi peningkatan agribisnis pada budidaya buah pepaya. Pengembangan usahatani buah pepaya berhubungan positif dengan tingkat konsumsi masyarakat, apabila terjadi peningkatan konsumsi buah pepaya maka permintaan akan buah pepaya pun meningkat. Konsumsi rumah tangga pada tabel 2 menurut hasil susenas merupakan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh penduduk dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi rumah tangga akan buah pepaya pada tahun 2011 mengalami peningkatan, walaupun sempat mengalami penurunan tingkat konsumsi pada tahun 2009 dan 2010 seperti yang terlihat pada tabel 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat mengkonsumsi buah papaya dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tingkat konsumsi pada tahun Tabel 2 Konsumsi rumah tangga di Indonesia menurut hasil susenas komoditas pepaya tahun Uraian Tahun Ratarata pertumbuhan (%) Konsumsi seminggu (Kg/kapita/minggu) Pepaya Konsumsi setahun (Kg/kap/tahun) Pepaya Sumber : Kementerian Pertanian, 2012 (diolah) Setiap tahunnya ketersediaan pepaya lebih besar dibandingkan tingkat konsumsinya seperti yang terlihat pada tabel 2 dan tabel 3. Ketersediaan buah pepaya lebih besar dibandingkan tingkat konsumsinya mengindikasikan bahwa penawaran buah pepaya lebih besar dibandingkan permintaannya sehingga terjadi surplus sebesar 1 kg/kapita/tahun. Terjadinya surplus dapat disebabkan tidak meratanya pemasaran pepaya sehingga ketersediaan pepaya tidak dapat terdistribusi dengan baik sampai ke konsumen akhir. Adanya surplus dapat membuka peluang untuk ekspor ke luar negeri. Saat ini buah pepaya telah menjadi komoditi perdagangan internasional dan menjadi produk yang di ekspor ke beberapa negara, seperti Hongkong, Singapure, Malaysia, Kuwait, United Arab Emirates, Qatar, Bahrain dan Switzerland 3. Tabel 3 Penyediaan dan ketersediaan menurut hasil susenas komoditas pepaya di Indonesia Uraian Tahun Pertumbuhan (%) Penyediaan (000 ton) Ketersediaan per kapita (kg/kapita/tahun) Sumber : Kementerian Pertanian, 2012 (diolah) 3

17 3 Dapat dilihat data statistik harga komoditas pertanian yang diterbitkan oleh Pusdatin Pertanian pada tabel 4. Harga ratarata pepaya tingkat produsen dengan harga ratarata tingkat konsumen di provinsi Jawa Barat tahun 2012 diperoleh margin pemasaran sebesar Rp 1 945, atau persen. Ratarata pertumbuhan harga pepaya di tingkat produsen lebih kecil dibandingkan ratarata pertumbuhan di tingkat konsumen dapat mengindikasikan bahwa kenaikan harga di tingkat konsumen tidak diikuti dengan kenaikan harga yang cukup adil di tingkat produsen. Tabel 4 Perkembangan rata rata harga komoditas pepaya di Jawa Barat Uraian Tahun Ratarata Pertumbuhan (%) Tingkat Produsen (Rp/kg) Tingkat Konsumen (Rp/kg) Margin pemasaran (Rp/kg) Sumber : Pusdatin Kementerian Pertanian, 2013 (diolah) Beberapa tahun yang lalu konsumen lebih senang memilih buah pepaya yang bentuknya besar dan berat seperti pepaya bangkok karena selain rasanya yang manis juga lebih banyak bagian yang dapat dimakan. Akan tetapi saat ini konsumen lebih senang memilih buah pepaya yang relatif lebih kecil dan ringan, hal tersebut dikarenakan buah pepaya yang kecil lebih mudah dikonsumsi sekaligus sehingga konsumen tidak perlu menyimpan buah pepaya yang sudah dikupas mengingat karakterisitik buah pepaya yang mudah membusuk. Daya tahan buah pepaya setelah panen umumnya hanya satu minggu untuk itu diperlukan adanya saluran pemasaran yang efisien untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan pada buah pepaya (Sobir 209). Pepaya california memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan jenis pepaya lainnya dengan berat berkisar antara 0.5 sampai dengan 2 kg per buah. Hal tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen. Berdasarkan sisi harga, pepaya california juga memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pepaya lainnya (Sobir 2009). Dapat dilihat pada tabel 4 terjadi kesenjangan harga yang cukup besar antara harga di tingkat petani dengan harga di tingkat konsumen akhir pada komoditas pepaya. Kesenjangan harga yang terjadi biasanya disebabkan karena petani pepaya kurang mengetahui informasi pasar sehingga harga ditetapkan oleh lembaga pemasaran lain. Banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat dapat mempengaruhi panjang pendeknya saluran pemasaran dan fungsifungsi pemasaran yang dilakukan di setiap lembaga pemasaran akan mempengaruhi besarnya biaya pemasaran. Besarnya biaya pemasaran akan mengarah pada semakin besarnya perbedaan harga antara petani produsen dengan konsumen. Perlunya mengetahui saluran pemasaran yang efisien dalam pemasaran pepaya california sehingga dapat memberikan margin pemasaran yang adil bagi setiap lembaga yang terkait dalam pemasaran pepaya california.

18 4 Perumusan Masalah Salah satu sentra penghasil pepaya di Jawa Barat adalah Bogor terutama Kabupaten Bogor, dikarenakan kondisi iklim di daerah Bogor sangat cocok digunakan untuk budidaya tanaman pepaya. Tabel 5 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra penghasil buah pepaya dengan nilai produksi ton. Tabel 5 Produksi pepaya di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat tahun No Kabupaten Produksi (ton) per tahun Sukabumi Bogor Subang Tasikmalaya Karawang Garut Sumber : Dinas Pertanian Jawa Barat, 2012 (diolah) Salah satu kecamatan yang memiliki potensi pengembangan pepaya california di Kabupaten Bogor berada di kecamatan Rancabungur, Kemang dan Jasinga dengan produksi tertinggi pada tahun 2012 di kecamatan Rancabungur seperti yang terlihat pada tabel 6. Tabel 6 Produksi pepaya california di Kabupaten Bogor tahun 2012 No Kecamatan Desa Produksi (Ton) Potensi Pengembangan 1 Rancabungur Mekarsari Ha 2 Kemang Bojong Ha 3 Jasinga Cikopomayak Ha Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2014 Pada gambar 1 produksi pepaya di Kecamatan Rancabungur paling besar didominasi oleh pepaya california dibandingkan pepaya jenis lain seperti pepaya bangkok. Tahun 2008 buah pepaya california sudah banyak dibudidayakan oleh petani sehingga menjadikan kecamatan rancabungur sebagai ikon kecamatan yang memiliki potensi pengembangan pepaya california yang cukup besar di Kabupaten Bogor. Gambar 1 Produksi pepaya di Kecamatan Rancabungur tahun 2012

19 Pohon pepaya california dapat di panen pertama kali pada umur 7 9 bulan. Buah pepaya dapat dipanen seminggu dua kali sebanyak kilogram setiap periode dan kemudian produksi buah pepaya akan menurun setelah usia pohon pepaya di atas 3 tahun sehingga diperlukan peremajaan pohon kembali. Pepaya california dijual berdasarkan kualitasnya yaitu grade A, B dan grade C. Standar kualitas grade A adalah buah yang berukuran lonjong dengan kulit buah mulus dan berat antara 800 gram sampai dengan 1.5 kg, bentuk buah cenderung seragam. Pepaya grade B mempunyai fisik yang hampir sama dengan grade B, yang membedakan hanya bobot buahnya saja yaitu 1 2 kg. Pepaya california diluar kriteria di atas adalah pepaya california grade C (Muktiani 2011). Pepaya california kualitas grade A dijual dengan harga Rp3 500, dan pepaya kualitas grade C dijual dengan harga Rp2 000,. Biasanya pedagang membeli langsung ke lokasi petani pepaya california sehingga biaya transportasi sudah ditanggung oleh pihak pedagang. Pepaya california sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, ukurannya yang kecil dan teksturnya yang tidak mudah lembek. Para pedagang buah segar seperti toko buah, supermarket dan pasar tradisional sudah banyak yang menyediakannya dan keberadaan buah pepaya california diperlukan secara kontinu untuk memenuhi permintaan pasar (Sobir 2009). Peran lembaga pemasaran sangatlah penting agar dapat mengalirkan buah pepaya california dari petani sampai ke konsumen. Lembaga pemasaran yang berfungsi sebagai penghubung dari petani ke konsumen akhir akan membentuk pola saluran pemasaran pada pepaya california. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pepaya california adalah petani, pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul kecil, pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer termasuk supermarket. Di Kecamatan Rancabungur terdapat petani pepaya yang tergabung dalam kelompok tani dan petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani. Petani yang tergabung dalam kelompok tani berada di Desa Mekarsari dengan nama kelompok tani Tirta Mekar. Kelompok tani tersebut fokus pada komoditas pepaya california, selain mengusahakan pembudidayaan kelompok tani Tirta Mekar juga melakukan fungsi pemasaran. Adanya fungsi pemasaran menyebabkan petani anggota dapat memperoleh informasi pasar secara utuh karena melakukan pemasaran sendiri dan dapat mengambil keputusan yang menguntungkan petani dan kelompok taninya. Sedangkan petani yang berada di desa terdekat dengan Desa Mekarsari yaitu Desa Rancabungur tidak tergabung dalam suatu kelompok tani dan cenderung berdiri sendiri. Petani yang tergabung dalam kelompok tani diharapkan dapat memperoleh harga yang menguntungkan petani karena melalui kelompok tani maka dapat meningkatkan kekuatan tawar (bargaining power) petani. Sedangkan petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani biasanya memasarkan sendiri buah pepaya dan tidak memiliki kekuatan dalam posisi tawar menawar. Posisi tawar petani yang rendah dikarenakan kurangnya informasi mengenai pasar sehingga petani kesulitan menetapkan harga jualnya, selain itu adanya keterikatan antara petani dengan pedagang pengumpul yang menyebabkan petani kurang leluasa untuk menetapkan harga jual sehingga terjadi kesenjangan harga yang cukup besar antara harga yang ditetapkan petani dengan harga yang diterima oleh konsumen akhir. Harga di tingkat petani berkisar antara Rp2 000, sampai dengan Rp3 500, 5

20 6 per kg tergantung dengan kualitas yang dihasilkannya, sedangkan harga di tingkat konsumen berkisar antara Rp5 000, sampai dengan Rp12 500, per kg. Banyaknya lembaga dan fungsifungsi yang dilakukan dalam pemasaran produk pertanian sangat berpengaruh pada besarnya biaya pemasaran sehingga perbedaan harga di tingkat petani dengan harga ditingkat konsumen akhir menjadi besar. Akan tetapi perbedaan harga atau margin yang tinggi akibat banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat tidak bisa dikatakan tidak efisien, karena harus dikaitkan dengan fungsifungsi pemasaran yang terjadi pada setiap lembaga pemasaran yang menyebabkan kepuasan pada konsumen. Pemasaran yang efisien dapat mempengaruhi tingkat pendapatan petani. Agar sistem pemasaran dapat seefisien mungkin dilakukan, maka petani harus memilih saluran pemasaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan nilai yang diterima petani, memperkecil biaya pemasaran serta mampu menciptakan harga jual yang terjangkau dalam batas daya beli konsumen akhir. Pemasaran yang efisien dapat dilihat dari analisis saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran yang meliputi analisis farmer s share, analisis margin pemasaran dan analisis keuntungan terhadap biaya. Mengacu pada perumusan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dapat diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana saluran pemasaran pepaya california yang dilakukan oleh petani anggota kelompok tani dan petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani di desa mekarsari dan Desa Rancabungur? 2. Bagaimana efisiensi pemasaran pepaya california bagi petani yang tergabung dalam kelompok tani dan petani yang tidak tergabung dengan kelompok tani ditinjau dari pendekatan farmer s share, analisis margin pemasaran dan analisis keuntungan dan biaya? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi saluran pemasaran yang terbentuk pada pemasaran pepaya california di kelompok tani dan non kelompok tani di desa Mekarsari dan desa Rancabungur 2. Menganalisis efisiensi sistem pemasaran pepaya california melalui kelompok tani dan non kelompok tani berdasarkan pendekatan farmer s share, analisis margin pemasaran dan analisis keuntungan dan biaya Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihakpihak yang terkait, yaitu: 1. Para petani dan lembaga pemasaran. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam kegiatan pemasaran pepaya california. 2. Pemerintah dan instansi terkait. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dan tambahan masukan dalam melihat sejauh mana efisiensi pemasaran pepaya california serta dapat digunakan dalam mengambil

21 7 kebijakan dalam mencari alternatif pemecahan masalah pemasaran di lokasi penelitian. 3. Mahasiswa dan perguruan tinggi. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dan pembanding bagi studistudi mengenai komoditas pepaya california. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usahatani pepaya california yang tergabung dalam kelompok tani di Desa Mekarsari dan petani non kelompok tani di Desa Rancabungur Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor serta rantai pemasaran yang terdapat pada pemasaran pepaya california. Sumber komoditi adalah tanaman yang ditanam sendiri menggunakan tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja di luar keluarga dan berasal dari lahan milik sendiri maupun sewa. Petani yang dijadikan responden adalah petani pepaya california di lokasi penelitian dan pedagang yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah pedagang yang melakukan kegiatan pembelian pepaya california pada petani responden di Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur. Analisis kajian pada pemasaran pepaya california menggunakan pendekatan farmer s share, analisis margin pemasaran dan analisis keuntungan terhadap biaya untuk melihat tingkat efisiensi pada sistem pemasaran pepaya california. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Pepaya California Pepaya merupakan salah satu buah segar yang banyak di konsumsi oleh semua lapisan masyarakat. Selain karena harganya yang terjangkau, buah pepaya juga kaya akan kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Buah pepaya memiliki banyak varietas, pengelompokan tanaman pepaya ke dalam beberapa varietas didasarkan pada bentuk, ukuran, warna dan tekstur buahnya. Salah satu jenis buah pepaya yang banyak dibudidayakan adalah pepaya california, selain rasanya yang manis pepaya california juga memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan jenis pepaya yang lain. Ukuran buah pepaya california relatif kecil yaitu berkisar antara kg per buah, karena keunikannya tersebut maka buah pepaya california sangat digemari oleh masyarakat dan memiliki permintaan pasar yang cukup tinggi. Pepaya california yang saat ini dibudidayakan oleh petani adalah pepaya jenis IPB9 hasil pemuliaan PKHTIPB. Tanaman buah pepaya california tumbuh subur di dataran rendah hingga ketinggian 700 meter di atas permukan laut dengan curah hujan mm/tahun, suhu berkisar antara C dan kelembaban udara 40 persen. Bibit tanaman dapat diambil dari biji pepaya yang sudah matang dan dimasukkan kedalam polybag. Bibit pepaya dapat ditanam saat berumur 11.5 bulan ke dalam lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 50 cm dengan jarak tanam 2.5 x 2.5 m jumlah tanaman pepaya perhektar sekitar pohon. Tanaman dapat berbuah pertama kali pada umur 6 7 bulan. Pada saat panen sebaiknya buah pepaya diletakkan di tempat teduh dengan menggunakan

22 8 alas plastik dan dilakukan sortasi atau grading untuk memisahkan buah pepaya berdasarkan ukuran kualitasnya (Litbang Pertanian 2012). Saluran Pemasaran Penelitian tentang saluran pemasaran sudah dilakukan oleh Rahmawati (2013), Anwar (2011), Purba (2008), Widianingsih (2008) menunjukan bahwa besarnya biaya pemasaran pada saluran pemasaran disebabkan oleh banyaknya lembaga dan fungsifungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran untuk memperoleh kepuasan konsumen. Oleh sebab itu diperlukan identifikasi terhadap saluran pemasaran yang terbentuk pada pemasaran agribisnis. Menurut Assauri dalam Anwar (2011) terdapat 2 jenis saluran pemasaran yaitu saluran langsung (dari produsen ke konsumen) dan saluran tidak langsung (dari produsen melalui pengecer, pedagang pengumpul, pedagang besar setelah itu ke konsumen akhir). Menurut Rahmawati (2013), sebagian besar petani memilih menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul dikarenakan kemudahan dalam melakukan transaksi, waktu dan pertukaran uang yang cepat, serta adanya ikatan dengan pedagang pengumpul. Pada penelitian yang dilakukan oleh Purba (2008) saluran pemasaran yang terbentuk pada pepaya california di Desa Cimande dan Desa Lemahdulur Kabupaten Bogor adalah saluran pemasaran langsung (petani pabrik) dan saluran pemasaran tidak langsung (petani supplier pedagang pengecer konsumen akhir). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widianingsih (2008) saluran pemasaran yang terbentuk pada pepaya california di Desa Pasirgaok Kabupaten Bogor yaitu untuk pepaya california non SPO saluran pemasaran langsung (Petani konsumen akhir) dan saluran tidak langsung (petani pengumpul pedagang eceran/supermarket konsumen akhir), sedangkan untuk pepaya california SPO saluran pemasaran yang terbentuk adalah saluran pemasaran tidak langsung karena melalui pengusaha mitra (petani pengusaha mitra supplier/supermarket/toko buah konsumen akhir). Margin Pemasaran dan Farmer s Share Berdasarkan penelitian Anwar (2011), Hidayat (2010), Purba (2008), Widianingsih (2008), Suharyanto et al (2006) indikator efisiensi pemasaran menggunakan alat analisis margin pemasaran dan farmer s share. Besarnya margin pemasaran tergantung pada panjang atau pendeknya rantai pemasaran dan aktivitasaktivitas yang telah dilaksanakan serta terdiri dari biaya dan keuntungan dari setiap lembaga pemasaran yang terlibat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Anwar (2011) saluran pemasaran dinyatakan efisien jika margin pemasaran yang diperoleh dari setiap saluran pemasaran tidak terlalu besar yaitu kurang dari 50 persen sehingga pada saluran pemasaran pada komoditas cabai merah di Kecamatan Banyuasin Sumatera Selatan sudah efisien karena setiap saluran pemasaran margin pemasaran yang diperoleh kurang dari 50%, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2010) saluran tataniaga dapat dikatakan efisien jika memiliki total margin terkecil, nilai farmer s share terbesar dan rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga yang lebih merata dibandingkan dengan saluran tataniaga lainnya.

23 9 Saluran pemasaran pada komoditas pepaya california di Desa Cimande dan Desa Lemahdulur Kabupaten Bogor terdapat 2 jenis saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung, farmer s share yang paling besar terdapat pada pola saluran 2 yaitu 100 persen karena merupakan saluran pemasaran langsung (petani pabrik) namun berdasarkan rasio keuntungan dan biaya kedua jenis saluran dapat dikatakan efisien karena nilai rasio keuntungan dan biaya nilainya lebih dari satu (Purba 2008). Pada penelitian yang dilakukan oleh Widianingsih (2008) saluran pemasaran pepaya california di Desa Pasirgaok Kabupaten Bogor dibedakan antara pepaya dengan standar prosedur operasional (SPO) dan pepaya tanpa standar prosedur operasional (nonspo), untuk pepaya dengan standar prosedur operasional margin pemasaran pola I (petani pedagang pengumpul pedagang pengecer konsumen akhir) lebih besar dibandingkan dengan pola II (petani pedagang pengumpul supermarket/toko buah konsumen akhir) akan tetapi hal tersebut bukan disebabkan oleh banyaknya lembaga pemsaran yang terlibat di dalam pemasaran melainkan dikarenakan perbedaannya pada segmen pasar sehingga Widianingsih (2008) menggunakan rasio perbandingan keuntungan terhadap biaya untuk menentukan efisiensi pemasaran, saluran pemasaran pada pola I dinyatakan efisien karena memiliki rasio perbandingan keuntungan terhadap biaya yang lebih besar dibandingkan pola II. Untuk pepaya non SPO terbentuk 3 pola saluran pemasaran, pola pemasaran 2 (petani pedagang pengumpul supermarket/toko buah kosumen akhir) lebih menguntungkan bagi petani walaupun nilai farmer s share serta rasio keuntungan dan biaya lebih besar pada pola pemasaran III (petanikonsumen akhir) tetapi dari segi jumlah penjualan paling sedikit dibandingkan pola I dan pola II. Pola II dikatakan lebih menguntungkan karena jumlah penjualannya lebih banyak dibanding pola III dan nilai farmer s share serta rasio keuntungan terhadap biaya yang lebih besar dibanding pola I. Pada saluran pemasaran anggur di Buleleng Bali besarnya margin pemasaran, keuntungan dan biaya dari setiap lembaga pemasaran dan farmer s share dipengaruhi oleh saluran pemasaran yang dilalui, jumlah anggur yang dipasarkan, jumlah lembaga pemasaran yang berperan aktif dalam pemasaran, jarak petani ke konsumen, panjang saluran pemasaran yang dilalui, sistem pemasaran dan daerah tujuan pemasaran (Suharyanto et al. 2006) Saluran pemasaran yang efisien tidak hanya terlihat dari nilai total margin pemasaran dan farmer s share melainkan juga melihat rasio keuntungan dan biaya serta faktorfaktor yang mempengaruhi margin pemasaran seperti banyaknya lembaga dan fungsi fisik yang dilakukan oleh masingmasing lembaga pemasaran. Fungsifungsi pada Lembaga Pemasaran Efisiensi pemasaran tidak hanya terlihat dari panjang pendeknya saluran dan biaya pemasaran melainkan juga dilihat dari fungsifungsi pemasaran yang dilaksanakan di setiap lembaga pemasaran untuk menciptakan nilai tambah sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen akhir. Fungsifungsi pemasaran yang dilakukan meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Pada lembaga pemasaran pepaya california di Desa Cimande dan Lemahdulur (Purba 2008) fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani pepaya adalah fungsi penjualan, pembiayaan dan informasi harga. Petani melakukan

24 10 informasi harga dengan mengamati harga yang berlaku di pasar, selain itu petani juga mendapat informasi harga dari supplier. Untuk fungsi pembiayaan, petani membiayai sendiri modal yang digunakan untuk kegiatan usahatani pepaya. Sedangkan untuk fungsi pengangkutan, sortasi, grading dan penanggungan resiko hanya 10 persen petani yang melakukan fungsifungsi tersebut. Pada tingkat supplier dan pedagang supplier pada pemasaran pepaya california di Desa Cimande dan Lemahdulur fungsi pemasaran yang dilakukan adalah fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik (pengangkutan dan pengemasan) dan fungsi fasilitas (sortasi, standarisasi, pembiayaan, penanggungan resiko, dan informasi pasar). Pedagang pengecer penetapan harganya didasarkan kepada informasi harga yang berlaku di pasar. Fungsifungsi pemasaran yang dilakukan pada lembaga pemasaran pepaya California di Desa Pasirgaok (Widianingsih 2008) untuk tingkat petani fungsi pemasaran yang berlaku adalah fungsi penjualan dan fungsi fasilitas (informasi pasar). Petani mencari perkembangan harga dari pengusaha mitra dan pedagang pengumpul. Pengusaha mitra melakukan semua fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik (pengangkutan, penyimpanan dan pengemasan), fungsi fasilitas (standarisasi, pembiayaan, penanggungan resiko dan informasi pasar). Pedagang pengecer juga melakukan fungsifungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik (pengangkutan, penyimpanan dan pengemasan), dan fungsi fasilitas. Untuk informasi pasar, pedagang pengecer untuk mengetahui perkembangan harga, jumlah permintaan konsumen dan kulaitas yang diinginkan oleh konsumen. KERANGKA PEMIKIRAN Pemasaran Agribisnis Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran merupakan suatu aktivitas yang berfungsi dalam mengalirkan produk mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Definisi pemasaran pertanian menurut Limbong dan Sitorus (1985) mencakup segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari hasil pertanian dan kebutuhan usaha pertanian dari produsen ke tangan konsumen, termasuk di dalamnya kegiatankegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang dimaksud untuk memudahkan proses penyalurannya sehingga produk pertanian yang dipasarkan bukan hanya produk pertanian primer saja melainkan juga produk setengah jadi dan produk jadi sehingga dapat memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen. Rangkaian dari fungsifungsi pemasaran merupakan aktivitas bisnis dan kegiatan produktif yang dapat meningkatkan atau menciptakan nilai tambah berupa nilai guna bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan untuk tujuan mencapai kepuasan konsumen. Penciptaan nilai tambah terdiri dari nilai guna bentuk yaitu menciptakan produk yang memiliki kegunaan dan bentuk yang dapat menarik serta menciptakan kepuasan tersendiri bagi konsumen, nilai guna tempat yaitu konsumen dapat menemukan produk yang diinginkannya dengan mudah, nilai guna waktu yaitu untuk produk yang jika disimpan dalam waktu yang lama dapat

25 11 meningkatkan nilai produk tersebut, nilai guna kepemilikan yaitu barang akan mempunyai nilai tambah jika berpindah kepemilikan pada orang yang tepat. Pemasaran pada produk agribisnis dapat mencakup semua aktivitas bisnis mulai dari petani produsen primer sampai ke konsumen akhir (Purcell dalam Asmarantaka 2012). Serangkaian fungsi yang dilakukan dalam menggerakan produk dari tingkat produksi primer hingga ke konsumen akhir dilakukan oleh lembagalembaga pemasaran (Hammond dan Dahl dalam Hidayat 2010). Lembaga dan Saluran Pemasaran Keberadaan lembaga dalam sistem pemasaran sangat penting agar dapat mengalirkan produk dari petani/produsen primer sampai ke konsumen akhir. Menurut Limbong dan Sitorus (1985) lembaga pemasaran adalah suatu badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen melalui proses perdagangan. Dalam proses penyaluran produk dari produsen primer sampai ke konsumen akhir melibatkan beberapa perantara mulai dari produsen, lembagalembaga perantara sampai ke konsumen akhir. Dalam proses penyaluran selalu mengikutsertakan keterlibatan berbagai pihak, keterlibatan tersebut bisa dalam bentuk perorangan maupun kelembagaan, perserikatan atau perseroan. Timbulnya lembaga pemasaran ini disebabkan oleh adanya keinginan konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Kelembagaan pemasaran adalah berbagai organisasi bisnis, baik perorangan atau kelompok bisnis yang melaksanakan atau mengembangkan aktivitas bisnis berupa fungsifungsi pemasaran untuk meningkatkan nilai guna dari suatu barang baik nilai guna bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan. Kelembagaan pemasaran dalam Asmarantaka (2012) terdiri dari 1. Pedagang perantara (merchant middlemen) yaitu pedagang yang melakukan berbagai fungsi pemasaran dalam pembelian dan penjualan produk dari produsen ke konsumen. Pedagang perantara terdiri dari pedagang pengumpul (assembler), pedagang eceran (retailers) dan pedagang grosir (wholesalers). 2. Agen perantara (agent middlemen) yaitu individu yang merupakan perwakilan dari suatu lembaga atau insttusi dalam melakukan penanganan produk/jasa. 3. Spekulator (speculative middlemen) yaitu pedagang perantara yang membeli dan menjual produk dengan memanfatkan fluktuatif harga untuk mencari keuntungan. 4. Pengolah dan Pabrikan (processor and manufacturers) yaitu individu atau kelompok yang melakukan kegiatan perubahan bentuk dari produk primr menjadi produk setengah jadi atau produk akhir. 5. Organisasi (facilitative organization) yaitu kelompok yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan pemasaran atau pelaksanaan dari fungsifungsi pemasaran. Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung serta terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Sebuah saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orangorang yang membutuhkan atau menginginkannya (Kotler 1987).

26 12 Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih saluran pemasaran yaitu : a) adanya pertimbangan pasar, mencakup pembeli potensial, konsentrasi pasar secara geografis, volume pesanan dan kebiasaan membeli; b) Pertimbangan barang yang meliputi nilai barang per unit, besar dan berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, dan apakah barang tersebut untuk memenuhi pesanan atau pasar; c) Pertimbangan internal perusahaan yang meliputi sumber permodalan, kemampuan dan pengaiaman penjualan; d) Pertimbangan terhadap lembaga perantara, yang meliputi pelayanan lembaga perantara, kesesuaian lembaga perantara dengan kebijaksanaan produsen dan pertimbangan biaya. Saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya tingkat saluran. Panjangnya saluran pemasaran ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang/jasa. Menurut Limbong dan Sitorus (1985) saluran pemasaran terdiri dari : 1. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung (produsen konsumen), adalah saluran dimana produsen menjual produknya secara langsung kepada konsumen 2. Saluran satu tingkat (produsen pengecer konsumen), adalah saluran pemasaran yang menggunakan perantara yaitu pedagang pengecer 3. Saluran dua tingkat (produsen grosir pengecer konsumen), adalah saluran pemasaran yang menggunakan dua perantara 4. Saluran tiga tingkat (produsen grosir pedagang pemborong pengecer konsumen), adalah saluran pemasaran yang menggunakan tiga perantara selain grosir dan pengecer ditemui juga pedagang pemborong. Fungsifungsi Pemasaran Menurut Asmarantaka (2012), analisis terhadap fungsifungsi yang terjadi dalam lembaga pemasaran bertujuan untuk mempertimbangkan bagaimana fungsifungsi pemasaran dilakukan, menganalisis biayabiaya pemasaran dan memahami perbedaan biaya yang terjadi disetiap tingkat lembaga pemasaran. Fungsifungsi pada lembaga pemasaran terdiri dari : 1. Fungsi pertukaran (Exchange function) yaitu aktivitas perpindahan hak milik barang/jasa yang terdiri dari : fungsi pembelian yaitu kegiatan menentukan jenis barang yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhannya, meliputi penentuan jenis, jumlah kualitas, tempat pembelian serta cara pembelian barang. fungsi penjualan yaitu kegiatan menentukan tempat dan waktu untuk melakukan penjualan yang sesuai dengan yang diinginkan konsumen baik dilihat dari jumlah, bentuk dan kualitasnya, fungsi pengumpulan., yaitu kegiatan mengumpulkan produk agar dapat mencukupi permintaan pasar. 2. Fungsi fisik (Physical function) yaitu aktivitas penanganan, pergerakan dan perubahan fisik dari produk/jasa. Fungsi fisik terdiri dari : fungsi penyimpanan, yaitu kegiatan menyimpan barang selama belum dikonsumsi atau menunggu diangkut ke daerah pemasaran atau menunggu sebelum diolah. Selama proses penyimpanan semua biaya yang dikeluarkan termasuk kedalam biaya penyimpanan, yaitu meliputi biaya

27 13 pemeliharaan fisik gudang, resiko kerusakan selama penyimpanan dan biayabiaya kegiatan selama penyimpanan. fungsi pengangkutan bertujuan untuk menyediakan barang di daerah konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen baik menurut waktu, jumlah dan mutunya. Fungsi pengangkutan mempunyai kegiatan perencanaan jenis alat angkutan yang digunakan, volume yang akan diangkut, waktu pengangkutan dan jenis barang yang akan diangkut. fungsi pengolahan bertujuan untuk meningkatkaan kualitas barang dalam rangka memperkuat daya tahan dan memberikan nilai tambah sesuai dengan keinginan konsumen 3. Fungsi fasilitas (Facilitating functions) yaitu fungsi yang dapat memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas terdiri dari : fungsi standarisasi dan grading yaitu merupakan kesepakatan dari pembeli dan penjual terhadap dimensi ukuran dan kualitas produk ke dalam kelaskelas tertentu yang telah disepakati. Grading merupakan perlakuan terhadap produk untuk memilahmilah produk berdasarkan kelompok tertentu di dalam standarisasi tersebut. fungsi pembiayaan yaitu proses dalam penyediaan biaya untuk keperluan selama proses pemasaran. fungsi penanggungan risiko yaitu merupakan penanggungan resiko yang disebabkan oleh kerusakan, penyusutan, penurunan harga dan resiko produk tidak terjual. fungsi intelijen pasar yaitu kegiatan untuk mendapatkan informasi pasar mengenai permintaan, harga dan kualitas yang diinginkan oleh konsumen. Informasi pasar diperlukan untuk mengambil keputusan dalam perencanaan, produksi maupun pemasaran bagi konsumen maupun produsen dan lembaga yang terlibat dalam sistem tersebut. Pelaksanaan dalam aktivitas agribisnis termasuk fungsifungsi pemasaran dapat memberikan dampak terhadap biaya pemasaran dan nilai produk. Fungsifungsi dari aktivitas pemasaran dapat meningkatkan atau menciptakan nilai guna bentuk, ruang dan waktu (Asmarantaka 2012). Konsep Efisiensi Pemasaran Ukuran efisiensi adalah kepuasan dari konsumen, produsen maupun lembagalembaga yang terlibat di dalam mengalirkan barang/jasa mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Efisiensi pemasaran dapat diukur melalui dua cara yaitu efisiensi harga dan efisiensi operasional (teknis). Efisiensi harga menekankan pada kemampuan sistem pemasaran dalam mengalokasikan sumberdaya dan mengkoordinasikan seluruh produksi pertanian dan proses pemasaran sehingga efisien sesuai dengan keinginan konsumen. Efisiensi operasional berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas pemasaran yang dapat meningkatkan atau memaksimumkan rasio outputinput pemasaran. Pemasaran agribisnis dapat dikatakan efisien apabila terdapat indikatorindikator sebagai berikut : 1. Menciptakan atau meningkatkan nilai tambah (Value added) yang tinggi terhadap produk agribisnis. 2. Menghasilkan keuntungan bagi setiap lembaga pemasaran yang terlibat sesuai dengan nilai korbanannya (biayabiaya yang dikeluarkan).

28 14 3. Marketing margin (biaya dan keuntungan) yang terjadi relative sesuai dengan fungsifungsi atau aktivitas bisnis yang meningkatkan kepuasan konsumen akhir. 4. Memberikan bagian yang diterima petani produsen (farmer s share) yang relatif akan merangsang petani berproduksi di tingkat usahatani. Proses pemasaran agribisnis yang efisien adalah yang memberikan kontribusi (share) yang adil mulai dari petani, perusahaan, lembagalembaga pemasaran sesuai dengan korbanan masingmasing dan kepuasan konsumen. Efisiensi pemasaran merupakan tujuan dari produsen dan lembagalembaga pemasaran karena pemasaran yang efisien dapat menyebabkan persentase perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen tidak terlalu tinggi, biaya pemasaqran dapat ditekan seminimal mungkin sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi dan mampu menciptakan kompetisi pasar yang sehat. Pada umumnya untuk mengevaluasi efisiensi pemasaran diperlukan indikator besaran margin pemasaran, farmer s share serta rasio keuntungan terhadap biaya. Besaran dari setiap indikator tersebut harus dikaitkan kepada pelaksanaan fungsifungsi pemasaran yang dapat meningkatkan atau menciptakan nilai tambah sehingga kepuasan konsumen meningkat (Asmarantaka 2012). Margin Pemasaran Margin pemasaran dipakai untuk menganalisis efisiensi pemasaran baik efisiensi teknis maupun efisiensi harga. Perbedaan margin pemasaran disetiap lembaga pemasaran dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan atau penanganan produk untuk menciptakan nilai tambah yang menimbulkan kepuasan konsumen akhir. Konsep margin pemasaran merupakan perbedaan harga di tingkat petani produsen dengan harga di tingkat konsumen akhir atau di tingkat retail. Kegiatan untuk memindahkan barang dari titik produsen ke konsumen membutuhkan pengeluaran baik fisik maupun materi. Margin pemasaran terdiri dari dua komponen yaitu biaya pemasaran (Marketing cost) dan keuntungan pemasaran. Pengeluaran yang harus dilakukan untuk menyalurkan komoditi dari produsen ke konsumen pada waktu, bentuk, dan tempat yang diminta disebut biaya pemasaran (marketing cost). Menganalisis margin tataniaga umumnya pada komoditi yang sama, pada jumlah yang sama serta pada struktur pasar yang bersaing sempurna. Tetapi tidak selalu harus dalam komoditi yang bersaing sempurna. Margin pemasaran sering digunakan dalam analisis efisiensi pemasaran. Berdasarkan Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa besarnya nilai margin pemasaran merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat lembaga tataniaga (selisih antara harga eceran dengan harga petani) dengan jumlah produk yang dipasarkan.

29 15 P Sr Pr Sf Pf Dr Gambar 1. Hubungan antara fungsifungsi pertama dan turunan terhadap margin tataniaga dan nilai margin pemasaran. Sumber : Hammond dan Dahl 1977 dalam Asmarantaka 2012 Keterangan : Pr Pf (PrPf) Sr Sf Dr Df Qr, f Besarnya margin pemasaran pada suatu saluran pemasaran tertentu dapat dinyatakan sebagai jumlah dari margin pada masingmasing lembaga tataniaga yang terlibat. Rendahnya biaya pemasaran suatu komoditi belum tentu dapat mencerminkan efisiensi yang tinggi. Tingginya margin dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses kegiatan pemasaran meliputi penyimpanan, pengangkutan, resiko kerusakan, dll. Farmer s share Qr, f = Harga tingkat pengecer = Harga tingkat petani = Margin pemasaran = Penawaran tingkat pengecer = Penawaran tingkat petani = Permintaan tingkat pengecer = Permintaan tingkat petani = Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan pengecer Salah satu indikator yang berguna dalam melihat efisiensi kegiatan pemasaran adalah dengan membandingkan bagian yang diterima petani (farmer s share) terhadap harga yang dibayar konsumen akhir. Bagian yang diterima lembaga pemasaran sering dinyatakan dalam bentuk persentase (Limbong dan Sitorus, 1985). Besarnya farmer's share biasanya dipengaruhi oleh : (1) Tingkat pemrosesan, (2) Biaya transportasi, (3) Keawetan produk dan (4) Jumlah produk. Farmer s share mempunyai hubungan negatif dengan margin pemasaran, sehingga semakin tinggi margin pemasaran, maka bagian yang diterima oleh petani semakin rendah. Df Q

30 16 Rasio Keuntungan dan Biaya Tingkat efisiensi pemasaran dapat juga diukur melalui besarnya rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran. Rasio keuntungan dan biaya pemasaran ialah untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diterima atas biaya pemasaran yang dikeluarkan pada lembaga pemasaran. Dengan demikian semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional sistem tataniaga semakin efisien (Limbong dan Sitorus 1985). Tingkat efisiensi diukur melalui perbandingan keuntungan terhadap biaya karena pembanding opportunity cost dari biaya adalah keuntungan dan harus bernilai positif (π/c > 0). Kerangka Pemikiran Operasional Pemasaran merupakan salah satu cara petani memperoleh imbalan atas usahatani yang dilakukannya, sehingga untuk mendapatkan imbalan yang adil petani perlu mengetahui sistem pemasaran yang efisien. Sistem pemasaran yang efisien sangat mempengaruhi tingkat pendapatan petani karena dapat memperbesar bagian (share) yang diterima petani, meminimumkan biayabiaya yang terjadi pada setiap lembaga pemasaran sehingga konsumen mendapatkan harga jual yang yang sesuai dengan kemampuan daya belinya dan dapat meningkatkan kepuasan yang diterima oleh konsumen akhir. Perbedaan harga yang cukup besar pada pepaya california di tingkat petani dan konsumen akhir dapat mengindikasikan kurangnya informasi yang diperoleh oleh petani dan saluran pemasaran yang tidak efisien, sementara produktivitas pepaya yang cukup tinggi dapat menjadi peluang bisnis yang cukup bagus untuk petani sehingga diperlukan saluran pemasaran yang efisien agar petani dapat memperoleh bagian yang cukup adil. Kecamatan Rancabungur merupakan sentra produksi pepaya california di Kabupaten Bogor (Dinas pertanian 2012). Terdapat dua kelompok petani di Kecamatan Rancabungur yaitu petani yang tergabung dalam kelompok tani dan petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani. Petani yang tergabung dalam kelompok tani menjual seluruh hasil panennya kepada kelompok tani sedangkan petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul di Kecamatan Rancabungur. Perbedaan dalam pemilihan saluran pemasaran dapat menyebabkan perbedaan terhadap harga yang diterima oleh petani. Perbedaan harga tersebut dapat menyebabkan perbedaan tingkat pendapatan antara petani yang tergabung dalam kelompok tani dan non kelompok tani. Diperlukan analisis mengenai pemasaran yang efisien di antara dua kelompok petani di Kecamatan Rancabungur sehingga petani dapat memperoleh gambaran dan alternatif dalam memasarkan hasil panennya. Pemasaran yang efisien dapat dianalisis melalui analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi analisis saluran dan lembaga pemasaran serta analisis fungsifungsi yang terjadi di setiap lembaga pemasaran, sedangkan analisis kuantitatif meliputi analisis margin pemasaran, farmer s share serta keuntungan dan biaya pemasaran. Kerangka pemikiran operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.

31 17 Margin pemasaran yang cukup tinggi dalam pemasaran pepaya california Pemasaran pepaya california melalui kelompok tani dan non kelompok tani di Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur Bagaimana efisiensi pemasaran pepaya california melalui kelompok tani dan non kelompok tani di Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur Analisis sistem pemasaran Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif Analisis saluran dan lembaga pemasaran Analisis fungsi pemasaran Fungsi fisik Fungsi pertukaran Fungsi fasilitas Analisis margin pemasaran dan farmer s share Harga di tingkat petani Harga di lembaga pemasaran Harga di tingkat konsumen akhir Analisis keuntungan dan biaya Biaya pemasaran Keuntungan pemasaran Efisiensi teknis (operasional) Saluran pemasaran yang efisien agar tingkat pendapatan petani meningkat Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

32 18 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Objek penelitian yang dilakukan adalah petani buah pepaya california yang tergabung dalam kelompok tani dan non kelompok tani serta pedagang sebagai lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran pepaya california. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena pemilihan daerah tersebut merupakan salah satu sentra pertanian hortikultura di Kabupaten Bogor khususnya buah pepaya california. Pengumpulan data dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan Oktober sampai dengan Desember Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan responden menggunakan bantuan kuesioner. Data sekunder merupakan data pelengkap yang bersumber dari literaturliteratur yang relevan. Sumber data sekunder dapat berupa publikasi instansiintansi dan perusahaan seperti Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu data sekunder juga dapat diperoleh melalui jurnal, hasil penelitian, internet, dan buku yang dijadikan rujukan terkait dengan pemasaran produk pertanian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi : 1. Data untuk menganalisis saluran pemasaran, didapat melalui observasi langsung dengan bantuan kuesioner, yaitu meliputi: Karakteristik petani dan pedagang responden : nama, alamat, usia, pendidikan, lama bertani, masuk kelompok tani atau tidak beserta alasannya. Gambaran umum petani dan pedagang responden : luas lahan, status kepemilikan, jumlah pohon yang saat ini ditanam, usia tanaman (bulan) biaya usahatani per pohon, kualitas yang dihasilkan setiap kali panen. Cara penjualan petani dan pedagang responden : volume, cara pembayaran, tujuan penjualan, frekuensi pembelian setiap minggu Cara pembelian pedagang responden : volume, cara pembayaran, tujuan penjualan, frekuensi pembelian Bentuk usaha lembaga pemasaran 2. Data untuk menganalisis fungsifungsi pemasaran di setiap lembaga pemasaran melalui observasi langsung dengan bantuan kuesioner, yaitu meliputi : Fungsi pertukaran : volume penjualan petani dan pedagang responden, volume pembelian, tempat pembelian dan penjualan petani dan pedagang responden, frekuensi penjualan dan pembelian, kualitas produk yang dibeli dan dijual. Fungsi fisik : dilakukan penyimpanan atau tidak, biayabiaya yang timbul selama proses penyimpanan, lama penyimpanan, biaya transportasi, alat transportasi

33 19 Fungsi fasilitas : proses sortasi atau grading, biayabiaya yang timbul selama proses pemasaran (pemetikan, sortasi dan grading, pembungkusan, penyusutan), resiko yang ditanggung oleh petani dan pedagang, sumber informasi pasar, cara memperoleh informasi pasar. 3. Data untuk menganalisis farmer s share, margin pemasaran dan rasio keuntungan terhadap biaya melalui bantuan kuesioner, meliputi harga jual, harga beli, biaya pemasaran, dan keuntungan masingmasing lembaga pemasaran. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengamatan langsung kepada responden yaitu petani pepaya california anggota kelompok tani dan non anggota kelompok tani serta lembagalembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran pepaya california. Metode pengumpulan data dengan wawancara dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang berisi pertanyaanpertanyaan tentang saluran pemasaran, biayabiaya yang terjadi pada proses pemasaran, dan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan pemasaran pepaya california. Sedangkan metode pengumpulan data dengan pengamatan langsung yaitu mengamati kegiatankegiatan yang terjadi selama proses produksi dan pemasaran pepaya di lokasi penelitian. Di Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur terdapat dua kelompok petani yaitu yang tergabung dengan kelompok tani sebanyak 10 orang dan yang tidak tergabung dalam kelompok tani sebanyak 45 orang. Pengambilan responden untuk petani pepaya california yang tergabung dalam kelompok tani dilakukan secara sensus yaitu dengan menggunakan seluruh anggota kelompok tani yang aktif dalam budidaya pepaya california sebanyak 10 orang sedangkan untuk petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani sebanyak 11 orang dilakukan dengan cara snowball sampling yaitu berdasarkan informasi dari responden sebelumnya. Pengambilan responden petani non kelompok tani secara snowball sampling karena keterbatasan data yang diperoleh di Kecamatan Rancabungur. Pengambilan responden pada aktivitas pemasaran dipilih dengan cara mengikuti alur aliran komoditi. Penelitian diawali dengan melakukan wawancara terhadap kelompok tani kemudian ke pedagang pengumpul sampai ke pedagang pengecer. Untuk petani yang tidak tergabung dengan kelompok tani penentuan responden di awali dengan bertanya ke kelompok tani kemudian di telusuri ke petani yang tidak tergabung pada kelompok tani kemudian ke pedagang pengumpul menuju pedagang pengecer sampai ke konsumen akhir. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Metode Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Proses analisis data kualitatif menggambarkan secara deskriptif saluran tataniaga dan fungsifungsi tataniaga. Sedangkan analisis data kuantitatif dipergunakan untuk menganalisis besaran margin tataniaga, farmer s share dan rasio keuntungan terhadap biaya.

34 20 Analisis lembaga dan Saluran Pemasaran Analisis saluran pemasaran dilakukan dengan menelusuri kegiatankegiatan yang dilakukan pada lembaga pemasaran yang terlibat di lokasi penelitian baik sebagai pedagang pengumpul, supplier, pedagang pengecer sampai pada konsumen akhir. Sehingga akan didapatkan jumlah saluran pemasaran buah pepaya california dan kegiatankegiatan yang terlibat di dalam setiap saluran pemasaran. Terdapat tiga fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Analisis fungsi pada lembaga pemasaran diperlukan untuk mengetahui besarnya perbandingan biaya yang dihasilkan di setiap lembaga pemasaran dan digunakan untuk mengevaluasi biaya pemasaran. Analisis Efisiensi Pemasaran Efisiensi pemasaran merupakan ukuran dari perbandingan antara nilai output dan nilai input pada proses pemasaran. Pemasaran dapat dikatakan efisien jika dapat menyampaikan produk dari petani sampai ke konsumen akhir dengan biaya semurahmurahnya dan pembagian yang adil mulai dari petani, lembagalembaga pemasaran sesuai dengan korbanan masingmasing. Ukuran efisiensi adalah kepuasan dari konsumen, produsen maupun lembagalembaga yang terlibat di dalam mengalirkan barang/jasa mulai dari petani sampai konsumen akhir (Asmarantaka 2012). Meningkatnya efisiensi atau sistem pemasaran yang efisien merupakan keinginan atau tujuan dari setiap lembaga pemasaran yang terkait. Salah satu indikator efisiensi pemasaran adalah efisiensi teknis (operasional) yaitu merupakan ukuran dari perbandingan (rasio) dari nilai output dengan input pemasaran. Pemasaran dapat dikatakan efisien jika rasio dari nilai output terhadap nilai input dalam sistem pemasaran adalah maksimum. Analisis efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan analisis margin pemasaran, farmer s share serta rasio keuntungan dan biaya. Analisis Margin Pemasaran Analisis margin pemasaran digunakan untuk melihat tingkat efisiensi teknis pada pemasaran pepaya california. Margin pemasaran merupakan perbedaan harga di tingkat petani produsen, tingkat pedagang pengumpul, tingkat pedagang pengecer sampai harga di tingkat konsumen akhir. Margin pemasaran terdiri dari dua komponen yaitu biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. Besarnya margin pemasaran dipengaruhi oleh saluran tataniaga yang terbentuk. Perhitungan margin tataniaga secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: Mi = Hji Hbi mi = Ci + π i Hji Hbi = Ci + π i Berdasarkan persamaan diatas, keuntungan pemasaran pada tingkat kei adalah : π i = Hji Hbi Ci

35 21 Maka besarnya margin tataniaga adalah : Mi = Σ mi Keterangan : mi : Margin tataniaga pada pasar tingkat kei (Rp/kg) Hji : Harga penjualan pada pasar tingkat kei (Rp/kg) Hbi : Harga pembelian pada pasar tingkat kei (Rp/kg) Ci : Biaya pada pasar tingkat kei (Rp/kg) π i : Keuntungan pemasaran pada pasar kei (Rp/kg) i : 1, 2, 3,... n Mi : Total margin Tataniaga Analisis Farmer s share Salah satu indikator yang berguna dalam melihat efisiensi kegiatan tataniaga adalah dengan membandingkan bagian yang diterima petani (farmer s share) terhadap harga yang dibayar konsumen akhir. Besarnya farmer s share dipengaruhi oleh tingkat pemrosesan, biaya transportasi, keawetan produk dan jumlah produk. Farmer s Share berhubungan negatif dengan marjin pemasaran, artinya semakin tinggi marjin pemasaran maka bagian yang akan diperoleh petani (Farmer s Share) semakin rendah. Rumus untuk menghitung Farmer s Share adalah Fs = Dimana: Fs = Farmer s Share Pf = Harga di tingkat petani Pr = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya Analisis rasio keuntungan terhadap biaya dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diterima atas biaya yang dikeluarkan pada lembaga pemasaran.keuntungan lembaga bisanya digunakan untuk mengevaluasi sistem atau saluran pemasaran. Semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya maka dari segi operasional sistem tataniaga akan semakin efisien. Semakin tinggi nilai rasio semakin besar keuntungan yang diperoleh. Rasio tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Jika nilai rasio keuntungan terhadap biaya bernilai positif dapat disimpulkan bahwa aktivitas pemasaran tersebut relatif menguntungkan.

36 22 Definisi Operasional Batasanbatasan penggunaan istilah dalam penelitian ini adalah : 1. Lembaga pemasaran adalah pihakpihak yang melakukan kegiatan pemasaran mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam penelitian ini adalah petani pepaya, pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar, dan pedagang pengecer. Petani pepaya adalah individu yang melaksanakan kegiatan budidaya pepaya california mulai dari penyiapan lahan, pemupukan dan pemeliharaan (siap panen) dan kegiatan pemasarannya. Pedagang pengumpul adalah individu yang melakukan pembelian ke petani dan pedagang lainnya serta melakukan penjualan ke pedagang pengecer Pedagang pengecer adalah individu yang melakukan kegiatan penjualan langsung ke konsumen akhir 2. Harga jual adalah harga ratarata dari pepaya per kilogram yang diterima oleh petani, pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer. 3. Harga beli adalah harga ratarata dari pepaya per kilogram yang dibayarkan oleh pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer. 4. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk proses pemasaran pepaya california. Biaya pemasaran dalam penelitian ini sudah dikonversikan per satu kilogram. 5. Keuntungan pemasaran adalah selisih dari harga jual dan harga beli ditambah total biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk proses pemasaran. GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Bogor memiliki total luas wilayah Ha dengan luas wilayah berdasarkan pola penggunaan tanah dikelompokan menjadi kebun campuran seluas Ha (28.48 persen), kawasan terbangun/pemukiman Ha (15.99 persen), semak belukar Ha (15.03 persen), hutan vegetasi lebat/perkebunan Ha (19.33 persen), sawah irigasi/tadah hujan Ha (7.95 persen), tanah kosong Ha (12.15 persen). Kabupaten Bogor terdiri dari 411 Desa dan 17 Kelurahan (total 428 Desa/Kelurahan), RW dan RT yang tercakup dalam 40 kecamatan. Berdasarkan karakteristik wilayah dan untuk memudahkan pengembangannya, maka Kabupaten Bogor dibagi dalam 3 wilayah yaitu : 1. Wilayah Barat meliputi 13 (tiga belas) kecamatan, yaitu Kecamatan Jasinga, Parung Panjang, Tenjo, Cigudeg, Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Tenjolaya, Cibungbulang, Ciampea, Pamijahan dan Kecamatan Rumpin.

37 2. Wilayah Tengah meliputi 20 (dua puluh) kecamatan, yaitu Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Ciseeng, Kemang, Rancabungur, Bojonggede, Tajurhalang, Cibinong, Sukaraja, Dramaga, Cijeruk, Cigombong, Caringin, Ciawi, Megamendung, Cisarua, Citeureup, Babakan Madang, Ciomas dan kecamatan Tamansari. 3. Wilayah Timur meliputi 7 (tujuh) kecamatan, yaitu Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol, Sukamakmur, Tanjungsari dan Kecamatan Cariu. Secara administratif Kabupaten Bogor sebelah utara berbatasan dengan Kota Depok, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak, sebelah barat data berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang, sebelah timur daya berbatasan dengan Kabupaten Bekasi, sebelah Tenggara berbatasan dengan kabupaten Cianjur dan di tengah berbatasan dengan Kota Bogor. Suhu ratarata di Kabupaten Bogor sekitar 20º30ºC, dengan ratarata tahunan 25ºC, kelembaban udara 70% dan kecepatan angin cukup rendah dengan ratarata 1.2 m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata rata sebesar mm/bulan. Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Rancabungur wilayah tengah dari Kabupaten Bogor. Desa Mekarsari dipilih sebagai lokasi penelitian karena terdapat satu kelompok tani yang fokus pada budidaya dan pemasaran pepaya california, sedangkan Desa Rancabungur dipilih karena letaknya yang berdekatan dengan Desa Mekarsari dan petani pepaya di Desa Rancabungur tidak tergabung dalam kelompok tani. Desa Mekarsari memiliki luas wilayah Ha dengan ketinggian ± 170 mdpl curah hujan 200 mm/tahun dan kelembaban dengan suhu ratarata 29 0 C 32 0 C dengan total jumlah penduduk jiwa. Batas wilayah Desa Mekarsari sebelah utara adalah Desa Candali Kecamatan Rancabungur, sebelah timur adalah Desa Rancabungur Kecamatan Rancabungur, sebelah selatan adalah Desa Cidokom Kecamatan Rumpin dan sebelah barat adalah Desa Karihkil Kecamatan Ciseeng. Desa Rancabungur memiliki luas wilayah Ha dengan ketinggian ± 184 mdpl, curah hujan 200 mm/tahun dan kelembaban dengan suhu ratarata 27 0 C 32 0 C dengan total jumlah penduduk jiwa. Batas wilayah Desa Rancabungur sebelah utara adalah Desa Mekarsari/Cimulang Kecamatan Rancabungur, sebelah timur adalah Desa Pasirgaok Kecamatan Rancabungur, sebelah selatan adalah kali cisadane Kecamatan Ciampea dan sebelah barat adalah Desa Mekarsari Kecamatan Rancabungur. Mata pencaharian petani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari paling banyak adalah buruh tani karena lahan yang dimiliki oleh petani sudah banyak berkurang seperti yang tercantum dalam tabel 7. Berkurangnya lahan yang dimiliki oleh petani disebabkan karena petani banyak yang menjualnya untuk kemudian dibuat pemukiman atau disewakan kembali oleh pemilik tanah ntuk digarap oleh buruh tani. Itulah sebabnya mata pemacaharian terbanyak kedua adalah petanii penggarap yang menggarap lahan milik orang lain. 23

38 24 Tabel 7 Keadaan penduduk Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari berdasarkan mata pencaharian No Mata Pencaharian Desa Mekarsari Desa Rancabungur Jumlah orang % Jumlah orang % 1 Petani Petani pemilik tanah Petani penggarap Buruh tani PNS PNS Polri PNS TNI Pensiunan PNS/Polri/TNI Karyawan swasta Wiraswasta Pedagang Buruh Industri Lainlain Total Sumber : Data Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur 2014 Peruntukan lahan untuk tegalan/kebun di Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur cukup besar seperti yang terlihat pada tabel 8 dibandingkan dengan pemukiman dan perumahan hal tersebut mengindikasikan bahwa potensi perkebunan di kedua desa tersebut masih cukup besar terutama dalam hal pengembangan usahatani pepaya california. Tabel 8 Pemanfaatan lahan di Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur No Peruntukan lahan Desa Mekarsari Desa Rancabungur Luas Lahan (Ha) Luas Lahan (Ha) 1 Pemukiman dan Perumahan Tanah Sawah Empang/kolam Perkebunan Tegalan/Kebun Lainlain Total Sumber : Data Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur 2014 Karakteristik Petani Responden Petani yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 orang yang terdiri dari 10 petani anggota kelompok tani yang diambil berdasarkan sensus seperti yang terlihat pada tabel 9. Usia tanaman pada saat penelitian untuk petani anggota kelompok tani berkisar antara bulan

39 25 Tabel 9 Sampel petani yang tergabung dalam kelompok tani No Nama Luas lahan (m 2 ) Jumlah pohon (batang) Usia Tanaman (Minggu) Produksi per panen (kg) Panen per minggu (kali) 1 Kiki W M. Ruslan Edi S Kurnia Heriyanto Encep Jamal Seng Cum Didin Abdul Manaf Petani anggota kelompok tani sangat fokus dalam membudidayakan pepaya california karena kelompok tani yang terbentuk adalah kelompok tani khusus pepaya california di bawah pembinaan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor dan BP3K seperti yang terlihat pada gambar 2 Gambar 2 Kebun pepaya california milik anggota kelompok tani Petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani yang dijadikan responden adalah sebanyak 11 petani dengan cara snowball sampling seperti yang terlihat pada tabel 10. No Nama Luas lahan (m 2 ) Tabel 10 Sampel petani non kelompok tani Jumlah pohon (batang) Usia Tanaman (Minggu) Produksi per panen (kg) Panen per minggu (kali) 1 Pepen H. Enduh Sumantri A.Bandi Sama Miun Oeh Aleh Komar Atin Acep

40 26 Pada umumnya petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani melaksanakan budidaya pepaya dengan cara tumpang sari dengan menanam pohon singkong, jagung, pepaya dan kacang tanah sehingga pepaya california yang dihasilkan tidak terlalu maksimal seperti yang terlihat pada gambar 3 Gambar 3 Kebun pepaya california milik petani non kelompok tani Responden diklasifikasikan berdasarkan usia, tingkat pendidikan, lama bertani pepaya, luas lahan dan status kepemilikan lahan. Pengklasifikasian dilakukan karena berpengaruh kepada usia produktif dan proses pengambilan keputusan petani dalam proses penjualan pepaya. Berdasarkan usia petani non kelompok tani dan kelompok tani diklasifikasikan usia tahun, tahun, tahun dan diatas 60 tahun. Tabel 11 Gambaran usia petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Golongan Usia (Tahun) Kelompok Tani Non Kelompok Tani Jumlah Petani (Orang) Persentase (%) Jumlah Petani (Orang) Persentase (%) > Total Pendidikan formal juga menjadi salah satu yang mendasari keputusan petani dalam proses keputusan penjualan. Semakin tinggi pendidikan formal diharapkan petani dapat lebih terbuka dalam menyikapi informasi pasar yang didapatnya sehingga petani dapat mempunyai posisi tawar yang tinggi. Pendidikan formal untuk petani responden diklasifikasikan menjadi 3 yaitu SD, SMP dan SMA. Tabel 12 Gambaran tingkat pendidikan petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Tingkat Kelompok Tani Non Kelompok Tani Pendidikan Jumlah Petani Persentase Jumlah Petani Persentase (%) (Orang) (%) (Orang) SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Total

41 27 Dapat terlihat pada tabel 11 dan tabel 12 petani yang tergabung dalam kelompok tani masih berada pada usia produktif dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibanding petani non kelompok tani (Fajriah 2014), hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa anggota kelompok tani lebih berpikiran terbuka dalam mengolah informasi baik informasi mengenai budidaya maupun pemasaran karena kelompok tani memperoleh bimbingan baik dari dinas pertanian kabupaten bogor maupun dari BP3K. Hampir sebagian besar petani yang tergabung dalam kelompok tani memiliki lama bertani dalam usahatani pepaya lebih dari 5 tahun seperti yang dapat terlihat pada tabel 13 sedangkan petani non kelompok tani yang memiliki lama bertani sekitar 5 10 tahun sebesar 55 persen. Hal tersebut berpengaruh pada pengalaman petani dalam melakukan budidaya untuk menghasilkan buah pepaya dengan grade yang cukup baik (grade super) dan pemasaran pepaya. Petani yang lebih dari 5 tahun dalam usahatani pepaya umumnya sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam budidaya dan pemasaran pepaya, sedangkan petani yang kurang dari 5 tahun umumnya belum mempunyai cukup pengalaman dalam memasarkan dan menghasilkan buah dengan grade yang cukup baik. Tabel 13 Pengalaman bertani pepaya bagi petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Pengalaman bertani pepaya Kelompok Tani Non Kelompok Tani (Tahun) Jumlah Petani Persentase (%) Jumlah Petani Persentase (%) (Orang) (Orang) < > Total Petani responden baik petani kelompok tani maupun non kelompok tani memiliki luas lahan yang beraneka ragam. Luas lahan petani anggota kelompok tani lebih dari m 2 yaitu 40 persen sedangkan petani non kelompok tani yang memiliki luas lahan lebih dari m 2 hanya 9.09 persen. Petani non kelompok tani paling banyak memiliki luas lahan m 2 yaitu sebanyak persen seperti yang dapat dilihat di tabel 14. Petani pada kelompok tani memiliki luas lahan yang cukup besar sejak awal berdiri pengurus sudah memiliki modal yang cukup besar sehingga fokus dalam pengembangan budidaya pertanian terutama dalam mengembangkan budidaya pepaya california sedangkan petani yang tidak tergabung dengan kelompok tani memiliki keterbatasan modal dalam memperluas lahannya. Tabel 14 Luas lahan petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Luas lahan (m 2 ) Jumlah petani (Orang) kelompok tani Persentase (%) non kelompok tani Jumlah petani (Orang) Persentase (%) > Total

42 28 Status kepemilikan lahan juga berpengaruh kepada keputusan petani dalam melakukan teknik budidaya dan penjualan. Petani yang memiliki sendiri lahannya dapat leluasa dalam mengambil keputusan dibandingkan petani dengan lahan sewa ataupun penggarap. Status kepemilikan lahan pada petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15 Status kepemilikan lahan petani anggota kelompok tani dan non kelompok tani Status Kepemilikan Jumlah petani (Orang) kelompok tani Persentase (%) non kelompok tani Jumlah petani (Orang) Persentase (%) Sendiri Sewa Sendiri dan sewa Total Karakteristik Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran yang dijadikan responden sebanyak 10 orang yang diambil dengan mengikuti alur aliran produk mulai dari petani responden sampai ke pengecer. Setiap responden memiliki jenis lembaga pemasaran yang berbedabeda seperti yang terlihat pada tabel 16. Tabel 16 Responden menurut jenis lembaga pemasaran No Nama Jenis Lembaga Pemasaran 1 Jaja Pedagang pengumpul kebun 2 Mistar Pedagang pengumpul kebun 3 Iing/Irman Pedagang pengumpul desa 4 Santa Pedagang pengumpul besar 5 Mad Soleh Pedagang pengumpul besar 6 Yusuf Pedagang pengumpul besar 7 Dian Pengecer 8 Mansur Pengecer 9 Samsy Pengecer 10 H. Didi Pengecer Lembaga pemasaran di Desa Mekarsari terdiri dari kelompok tani dan pedagang pengumpul kebun. Kelompok tani menjual ke pengecer dan pasar modern (Alfamidi, Total Buah Segar, Ngesti, Istana Buah Segar, Pasar Modern di Tangerang) sedangkan pedagang pengumpul kebun menjual ke pengecer di pasar tradisional dan di toko buah pinggir jalan. Lembaga pemasaran di Desa Rancabungur terdiri dari pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul desa dan petani yang juga merangkap sebagai pedagang. Lembagalembaga pemasaran tersebut tidak hanya menjual di kawasan Rancabungur tetapi juga menjual ke daerah di luar kawasan Rancabungur seperti Jakarta, Tangerang dan Kota Bogor.

43 29 Pedagang pengumpul kebun Pedagang pengumpul kebun adalah individu yang melakukan pembelian ke petani mulai dari pemetikan dan penjualan ke pedagang pengumpul desa dan pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul kebun yang menjadi responden terdiri dari 2 orang. Pedagang pengumpul kebun membeli langsung dari petani. Dari segi karakteristik pedagang pengumpul kebun berusia 32 dan 44 tahun dengan tingkat pendidikan SMP dan SD. Pedagang pengumpul kebun 1 membeli pepaya california dari 2 petani di Desa Rancabungur dan menjual ke pedagang pengumpul desa karena volume buah yang dijual tidak terlalu banyak sedangkan pedagang pengumpul kebun 2 membeli pepaya dari 20 orang petani di Desa Mekarsari dan menjual langsung ke pedagang pengecer. Pedagang pengumpul desa Pedagang pengumpul desa adalah individu yang melakukan pembelian langsung dari petani termasuk pemetikan dan pedagang pengumpul kebun kemudian menjualnya langsung ke pengecer dan pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul desa di Desa Rancabungur yang menjadi responden terdiri dari 1 orang. Pedagang pengumpul desa membeli pepaya dari pedagang pengumpul kebun dan petani kemudian menjual ke pedagang pengumpul besar, dan pengecer. Penjualan dilakukan berdasarkan grade yang ada. Untuk grade A dan B dijual ke pedagang pengecer dan grade B dan C dijual ke pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul desa berusia 26 tahun dengan tingkat pendidikan SMP dan memiliki pengalaman berdagang pepaya california selama 5 tahun. Pedagang pengumpul besar Pedagang pengumpul besar adalah individu yang melakukan pembelian dari petani (tidak termasuk pemetikan/petani yang mengantar pepaya ke pedagang pengumpul besar), pedagang pengumpul kebun dan pedagang pengumpul desa kemudian menjualnya langsung ke pengecer dan konsumen akhir. Pedagang pengumpul besar yang menjadi responden terdiri dari 3 orang yaitu 2 orang masih berada pada usia produktif yaitu 30 dan 38 tahun sedangkan 1 orang berusia 60 tahun. Dari segi tingkat pendidikan 2 orang pedagang pengumpul besar lulusan SD/sederajat sedangkan 1 orang tidak lulus SD tetapi dari segi pengalaman berdagang lebih dari 5 tahun. Pengecer Pedagang pengecer adalah individu yang melakukan kegiatan penjualan langsung ke konsumen akhir. Pedagang pengecer yang menjadi responden terdiri dari 4 orang. Berdasarkan usia 3 orang berada di usia yang produktif yang berkisar antara tahun sedangkan 1 orang berusia 60 tahun dengan tingkat pendidikan yaitu SMA sebanyak 1 orang, SMP sebanyak 2 orang dan SD sebanyak 1 orang. Dari segi pengalaman pedagang pengecer memiliki pengalaman lebih dari 3 tahun. Pedagang pengecer menjual pepaya di Kota Bogor (Pasar Anyar), Tangerang (Pasar Modern BSD) dan Jakarta.

44 30 Kelompok Tani Tirta Mekar Dalam upaya pengembangan usahatani pepaya di Desa Mekarsari terbentuklah Kelompok Tani Tirta Mekar pada tahun 1997 dengan tujuan menciptakan sarana belajar bersama, wahana kerjasama dan menyatukan unit produksi dalam rangka mewujudkan petani dan pelaku usaha yang tangguh dan berdaya saing demi mewujudkan masyarakat tani yang sejahtera. Pergantian kepengurusan kelompok tani berlanjut pada tahun 2011 dengan susunan kepengurusan sebagai berikut : KETUA Kiki Wijarnako BENDAHARA Edy Suyanto SEKRETARIS M. Ruslan HUMAS Kurnia H RPH Manaf PEMASARAN Kiki Wijarnako ANGGOTA Gambar 4 Struktur Organisasi Kelompok Tani Tirta Mekar Kelompok Tani Tirta Mekar beranggotakan 12 orang tetapi yang saat ini aktif berjumlah 10 orang, dengan rincian 4 orang merupakan pengurus dan 6 orang merupakan anggota kelompok tani. Ketua kelompok tani selain bertani pepaya california juga sebagai pemodal yang berwenang mengatur dan mengendalikan bisnis kelompok tani. Ketua kelompok menanggung risiko atas usaha kelompok tani. Fungsi kepengurusan untuk mendukung program kerja dan pelimpahan wewenang yang diberikan ketua kelompok tani termasuk berperan aktif dalam membina hubungan baik dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan maupun BP3K. Tanggungjawab pengurus kelompok tani antara lain: a) penyediaan kebutuhan modal bertani pepaya california termasuk benih, pupuk, pengendalian penyakit selama siklus tanam berlangsung; b) pendampingan dan bimbingan teknis budidaya pepaya california dalam rangka peningkatan hasil panen dan penjadwalan area panen; c) penentuan harga beli terhadap anggota dan harga jual; d) pemasaran hasil panen baik ke pasar tradisional maupun pasar modern. Keterikatan anggota kelompok tani dengan kelompok tani Tirta Mekar diantaranya adalah harga jual hasil panen mengacu pada ketentuan yang berlaku dikelompok tani, anggota wajib menjual hasil panennya kepada kelompok tani dengan konsekuensi sangsi dikeluarkan dari keanggotaan bagi yang melanggar hal tersebut dan anggota juga dipekerjakan pada saat proses pemanenan, pengangkutan, sortasi dan grading serta transportasi dengan kompensasi yang telah ditentukan. Kelompok tani sebaiknya mempunyai aturan tertulis mengenai hak dan kewajiban anggota maupun pengurus berdasarkan kesepakatan bersama, termasuk di antaranya adalah pembagian tanggungjawab dan kompensasi yang diberikan kepada pengurus dan anggotanya. Saat ini yang lebih berperan dalam

45 31 menentukan tugas dan wewenang pengurus serta pembagian kompensasi termasuk gaji pengurus kelompok tani adalah ketua kelompok tani. Ketentuan yang berlaku dalam hal penjualan hasil panen, kelompok tani membeli pepaya dari anggota berdasarkan kualitasnya dan dihitung secara keseluruhan. Petani yang memiliki hasil panen ± 75 persen grade A maka kelompok tani akan membeli dengan harga Rp3 500, per kg. Untuk petani dengan hasil panen ± 75 persen grade B maka kelompok tani akan membeli dengan harga Rp3 000, per kg, sedangkan petani yang memiliki hasil panen ± 75 persen grade C maka kelompok tani akan membeli dengan harga Rp2 500, per kg. Kelompok tani selain membeli pepaya pada anggotanya juga membeli kepada pedagang pengumpul lainnya. Pepaya yang dibeli kepada selain anggota hanyalah pepaya grade A dengan harga Rp5 000, per kg. Kelompok tani memasarkan pepaya california berdasarkan kualitasnya. Pepaya grade A dipasarkan untuk kalangan menengah ke atas melalui pedagang pengecer yaitu Total Buah Segar, Alfamidi, The Foodhall dan Trans Market. Pepaya grade B dipasarkan untuk kalangan menengah yaitu Istana Buah Segar, Ngesti dan toko buah di pasar modern. Sedangkan sisanya yaitu grade C dijual ke pedagang pengumpul dan menjual ke pedagang pengecer untuk kalangan menengah ke bawah. Keadaan umum agribisnis pepaya california di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Kabupaten Bogor Pepaya california di Kecamatan Rancabungur mulai dibudidayakan sekitar tahun 2004 dengan bibit dari PKHT IPB yaitu IPB9. Pepaya california atau pepaya IPB9 merupakan jenis unggul dan berumur genjah dengan batang lebih pendek dibandingkan jenis pepaya lainnya. Pepaya california dapat dipanen pada umur 9 15 bulan (setiap periode 6 bulan) dengan total biaya pada periode pertama Rp50 000, per batang. Satu batang pohon pepaya dapat menghasilkan sekitar kg buah pepaya tergantung pada perawatan dan pemeliharaannya. Setelah periode pertama habis maka ada jeda sekitar 23 bulan untuk tanaman berbuah, periode kedua dapat dipanen pada umur 1824 bulan dengan total biaya pemeliharaan Rp15 000, sampai dengan Rp20 000, per batang dan dapat menghasilkan buah pepaya sekitar 4050 kg. Periode ketiga dapat dipanen pada usia 2834 bulan dengan total biaya Rp15 000, sampai dengan Rp20 000, per batang dan dapat menghasilkan buah pepaya sekitar kg. Setiap kali panen satu batang pohon pepaya dapat menghasilkan sekitar 12 kg buah pepaya. Dalam rangka pengembangan budidaya pepaya california di Kecamatan Rancabungur, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor memberikan bantuan berupa alat saprodi, benih dan pupuk. Bantuan tersebut untuk memberikan rangsangan kepada petani untuk kembali membudidayakan pepaya california. Petani pepaya california di Kecamatan Rancabungur masih cukup trauma dengan hama penyakit yang menyebabkan petani gagal panen pada tahun Itulah sebabnya Dinas Pertanian dan Kehutanan kembali mengadakan program pengembangan budidaya pepaya california di Kecamatan Rancabungur. Pada saat ini petani pepaya california sudah mulai membudidayakan kembali pepaya california, akan tetapi untuk meminimalkan resiko gagal panen petani pepaya california umumnya melakukan tumpang sari dengan singkong, jagung, dan kacang tanah.

46 32 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran Pemasaran merupakan suatu aktivitas dalam mengalirkan barang dari petani sampai ke konsumen akhir yang didalamnya terdapat banyak kegiatan produktif untuk menciptakan nilai tambah (bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan) dengan tujuan memenuhi kepuasan konsumen. Kegiatan produktif untuk menciptakan nilai tambah dapat dilakukan oleh lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan aktivitas pemasaran dalam menyalurkan jasa dan produk pertanian kepada konsumen akhir serta memiliki jaringan dan koneksitas dengan badan usaha atau individu lainnya (Limbong dan Sitorus 1985). Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pepaya california di Desa Mekarsari terdiri dari petani (anggota kelompok tani dan non kelompok tani), kelompok tani, pedagang pengumpul kebun dan pengecer. Petani responden yang tergabung dalam kelompok tani sebanyak 10 orang menjual seluruh hasil panen pepaya california melalui kelompok tani, kemudian kelompok tani menjual langsung melalui pameranpameran dan ke toko buah yang ada di Bogor, Ciputat dan pedagang pengumpul besar di Parung dan Jakarta. Petani non kelompok tani di Desa Mekarsari yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 3 orang menjual hasil panennya langsung ke pedagang pengumpul kebun untuk kemudian dijual ke pedagang pengecer. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pepaya california di Desa Rancabungur terdiri dari petani non kelompok tani, pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar dan pengecer. Petani non kelompok tani yang dijadikan responden di Desa Rancabungur sebanyak 8 orang menjual hasil panennya yaitu ke pedagang pengumpul kebun (2 orang), pedagang pengumpul desa (3 orang), pedagang pengumpul besar dan pengecer (1 orang) dan menjual langsung ke konsumen akhir (2 orang petani). Penjualan biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu dengan total dalam satu kali penjualan adalah sebanyak kg dengan bermacammacam kualitas (grade A, B dan C). Saluran pemasaran yang terbentuk dalam pemasaran pepaya california di Desa Mekarsari dan Desa Rancabungur dipengaruhi oleh kualitas yang dijual oleh kelompok tani, pedagang pengumpul desa dan pedagang pengumpul besar. Umumnya pepaya dengan grade A dan B dijual ke pedagang pengecer yang sudah memiliki kios sendiri seperti di pasar modern dan pepaya dengan grade C dijual ke pedagang pengecer yang berjualan di gerobak atau di pasar tradisional. Perbedaan kualitas yang dihasilkan membentuk saluran pemasaran yang bervariasi satu sama lain. Lembaga dan Saluran Pemasaran Melalui Non Kelompok Tani Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pepaya california untuk petani non kelompok tani terdiri dari pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar dan pengecer. Petani non kelompok tani yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 11 orang. Terdapat dua alasan yang melatarbelakangi petani responden tidak tergabung

47 33 dalam kelompok tani yaitu alasan pertama sebanyak 6 petani (54.45 persen) memilih tidak tergabung dalam kelompok tani disebabkan tidak menginginkan adanya keterikatan karena lebih mempercayakan menjual hasil panennya ke pedagang yang masih memiliki kekerabatan dan ingin mendapatkan harga yang cukup tinggi. Alasan kedua petani tidak tergabung dalam kelompok tani sebanyak 5 petani (45.55 persen) adalah tidak adanya informasi untuk bergabung dengan kelompok tani, petani sebenarnya ingin ikut bergabung dalam kelompok tani karena memiliki kepastian dalam menjual hasil panennya tetapi sungkan jika tidak atau belum mendapatkan penawaran bergabung oleh kelompok tani. Saluran pemasaran dapat dikarakteristikkan dengan jumlah tingkat saluran pemasaran. Dalam pemasaran pepaya california untuk petani non kelompok tani terdapat 7 saluran pemasaran yang terbentuk berdasarkan pilihan petani menjual hasil panennya dan kualitas yang dihasilkannya (grade A, B dan C). Saluran 7 (600 kg) (9%) Saluran 5 (600 kg) (9%) Saluran 3 (1185 kg) (45%) Petani n = 11 Saluran 4 (900 kg) (9%) Saluran 1 (510 kg) (27%) Saluran 6 (2600 kg) (18%) Pedagang Pengumpul Desa Saluran 2 (350 kg) (27%) Pedagang Pengumpul Besar Pengecer Konsumen Akhir Pedagang Pengumpul Kebun Kelompok Tani Gambar 5 Saluran pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani Keterangan : Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3 Saluran 4 Saluran 5 Saluran 6 Saluran 7 Pola saluran pemasaran pepaya california yang terbentuk untuk petani non kelompok tani dapat dilihat pada gambar 5. Pola saluran pemasaran tersebut yaitu: 1. Saluran 1: petani non kelompok tani pedagang pengumpul desa pedagang pengumpul besar pengecer 2. Saluran 2 : petani non kelompok tani pedagang pengumpul desa pengecer

48 34 3. Saluran 3 : petani non kelompok tani pedagang pengumpul kebun pengecer 4. Saluran 4 : petani non kelompok tani pedagang pengumpul besar pengecer 5. Saluran 5 : petani non kelompok tani pengecerch 6. Saluran 6 : petani non kelompok tani konsumen akhir 7. Saluran 7 : petani non kelompok tani pedagang pengumpul besar kelompok tani Total penjualan setiap kali transaksi sebanyak kg dengan rincian yaitu dari 11 petani responden petani yang menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul kebun sebanyak kg, pedagang pengumpul desa sebanyak 860 kg, pedagang pengumpul besar sebanyak 900 kg, langsung ke pengecer sebanyak 600 kg, kelompok tani sebanyak 600 kg dan menjual langsung ke konsumen akhir sebanyak kg. Terdapat 1 orang petani yang menjual hasil panennya ke dua lembaga pemasaran berdasarkan kualitas yang dijual yaitu pedagang pengumpul besar khusus pepaya dengan grade A, B dan pedagang pengecer khusus pepaya yang tidak diambil oleh pedagang pengumpul besar (grade C) sedangkan petani yang menjual langsung ke konsumen akhir terdapat 2 orang, petani tersebut menjual langsung ke konsumen akhir karena pekerjaan utamanya adalah pedagang pepaya california sedangkan bertani merupakan pekerjaan sampingannya itulah sebabnya petani tersebut langsung menjual hasil panennya sendiri. Lembaga dan saluran pemasaran 1 Lembaga pemasaran pada saluran pemasaran 1 terdiri dari petani pedagang pengumpul desa pedagang pengumpul besar pengecer. Dari 11 petani responden terdapat 3 orang petani atau 27 persen yang memasarkan hasil panennya melalui saluran pemasaran 1. Petani pada saluran pemasaran 1 memiliki luas lahan berkisar antara m m 2 dengan ratarata produksi sekali panen sebanyak 286 kg. Pepaya yang dipasarkan melalui saluran pemasaran 1 sebanyak 510 kg atau 7.6 persen dari seluruh total pepaya yang dijual. Buah pepaya california yang dijual pada saluran pemasaran 1 adalah pepaya dengan kualitas grade C. Pada saluran pemasaran 1 petani menjual pepaya california ke pedagang pengumpul desa dengan alasan kemudahan dalam melakukan transaksi dan petani sudah mempercayakan penjualan hasil panennya ke pedagang tersebut karena 2 orang petani masih mempunyai hubungan kekeluargaan dan sudah mempercayakan penjualan hasil panennya kepada pedagang pengumpul desa dengan harga jual Rp2 000, per kg dan 1 orang petani menjual ke pedagang pengumpul desa karena harga yang cukup tinggi dibandingkan menjual ke pedagang lainnya yaitu dengan harga Rp2 300, per kg. Pedagang pengumpul desa yang menjadi responden pada penelitian ini sebanyak 1 orang. Pedagang pengumpul desa membeli pepaya di kebun karena petani tidak melakukan proses pemanenan, yang melakukan proses pemanenan dan penimbangan adalah pedagang pengumpul desa sedangkan petani sudah terima bersih dari pedagang pengumpul desa. Pedagang pengumpul desa melakukan pemanenan sebanyak dua kali dalam seminggu tergantung pada kualitas pepaya yang diinginkan. Seluruh biaya yang ditimbulkan akibat pemasaran seperti biaya

49 35 pemanenan, biaya sortasi dan grading, biaya pengemasan, biaya pengangkutan dan biaya transportasi menjadi beban pedagang pengumpul desa. Pedagang pengumpul desa menjual ke pedagang pengumpul besar sebanyak 510 kg dengan harga jual Rp2 700, per kg. Buah pepaya california yang dijual ke pedagang pengumpul besar adalah pepaya dengan grade C karena sasaran konsumen pedagang pengumpul besar adalah pengecer atau tukang sayur. Pedagang pengumpul desa menjual ke pedagang pengumpul besar karena aksesnya yang mudah dan mau menerima pepaya dengan kualitas yang tidak begitu bagus (grade C). Pedagang pengumpul besar melakukan transaksi penjualan dan pembelian di Pasar Anyar Bogor, kemudian menjual ke pedagang pengecer dengan harga Rp3 600, per kg. Pedagang pengecer menjual pepaya di daerah cibinong Kabupaten Bogor. Pedagang pengecer menjual ke konsumen dengan harga jual Rp5 000, per kg. Pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer menanggung semua beban yang timbul akibat pemasaran pepaya california yaitu berupa biaya pengemasan, biaya pengangkutan dan biaya transportasi. Pedagang pengumpul besar mengeluarkan biaya penyimpanan karena sebelum dijual di pasar pepaya diberikan karbit terlebih dahulu untuk mengatur tingkat kematangan. Konsumen akhir dalam saluran pemasaran ini adalah konsumen perorangan atau konsumen rumah tangga yang membeli pepaya untuk dikonsumsi sendiri bukan untuk dijual atau untuk dibuat olahan tertentu. Lembaga dan saluran pemasaran 2 Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran 2 terdiri dari petani pedagang pengumpul desa pengecer konsumen akhir. Petani yang memasarkan pepaya dalam saluran 2 sama dengan petani dalam saluran 1 yang membedakan adalah pedagang pengumpul desa menjual pepaya ke pedagang pengecer dan memasarkan pepaya dengan kualitas grade A dan B. pedagang pengumpul desa menjual pepaya ke pedagang pengecer sebanyak 350 kg atau 5.2 persen setiap dua kali dalam seminggu dengan harga jual Rp3 500, per kg. Pedagang pengumpul desa melakukan kegiatan sortasi dan grading dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 2 orang. Seluruh biaya pemasaran yang menjadi tanggungjawab pedagang pengumpul desa meliputi biaya pemanenan, biaya sortasi dan grading, biaya angkut dan biaya transportasi. Pedagang pengumpul desa mengantarkan sendiri pepaya california ke tempat pedagang pengecer di Cibinong sehingga pedagang pengumpul desa harus mengeluarkan biaya untuk transportasi. Pedagang pengumpul desa menjual ke pedagang pengecer dengan alasan harga yang cukup tinggi dan pedagang pengecer masih mau menerima buah dengan grade B tanpa melakukan sortasi kembali. Pedagang pengecer menjual pepaya california di Pasar Cibinong dengan harga jual ratarata berkisar Rp5 500, per kg. Pedagang pengecer menjual langsung pepaya california ke konsumen akhir. Sasaran pembeli untuk pedagang pengecer adalah warga kalangan menengah ke bawah yang membeli pepaya untuk keperluan sendiri (dikonsumsi sendiri). Pedagang pengecer tidak mengeluarkan biaya pengangkutan karena pepaya sudah diangkut oleh pedagang pengumpul desa dan penyerahan pepaya dilakukan di Pasar Cibinong tempat pedagang pengecer berjualan. Penyimpanan yang dilakukan oleh pedagang pengecer hanya untuk buah pepaya yang belum terjual saja.

50 36 Lembaga dan saluran pemasaran 3 Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran 3 terdiri dari petani pedagang pengumpul kebun pengecer konsumen akhir. Petani responden yang menyalurkan hasil panennya pada saluran pemasaran 3 sebanyak 5 orang atau 45 persen dari seluruh responden petani non kelompok tani. Petani pada saluran 3 memiliki luas lahan berkisar antara m m 2 dengan ratarata produksi sekali panen sebesar 239 kg. Total penjualan pepaya pada saluran 3 adalah kg atau 17.6 persen dari total pepaya yang dijual pada saluran pemasaran melalui non kelompok tani. Pepaya yang dijual dalam saluran pemasaran ini bersifat keseluruhan, tidak di sortasi oleh pedagang pengumpul kebun dengan harga Rp2 000, per kg. Petani menjual ke pedagang pengumpul kebun karena kemudahan dalam melakukan transaksi, masih adanya hubungan kekeluargaan, dan petani sudah mengenal secara pribadi pedagang pengumpul kebun sehingga lebih mempercayakan menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul kebun. Pedagang pengumpul kebun membeli pepaya dikebun karena yang melakukan pemanenan dan penimbangan adalah pedagang pengumpul kebun. Pedagang pengumpul kebun menjual pepaya california ke pedagang pengecer dengan harga jual Rp2 650, per kg. Pedagang pengumpul kebun menanggung biaya pemasaran berupa biaya pemanenan dan biaya transportasi. Pedagang pengumpul kebun tidak mengeluarkan biaya penyimpanan karena pepaya yang telah dipanen langsung diantar ke pedagang pengecer. Pedagang pengumpul kebun menjual ke pedagang pengecer karena kemudahan dalam transaksi. Pedagang pengecer menjual pepaya dengan harga Rp4 500, per kg. Pedagang pengecer menanggung biaya pemasaran yaitu biaya pengemasan dan biaya transportasi. Pedagang pengecer menjual langsung ke konsumen akhir untuk konsumsi rumah tangga. Lembaga dan saluran pemasaran 4 Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran 4 terdiri dari petani pedagang pengumpul besar pengecer konsumen akhir. Petani responden yang menyalurkan pepaya california melalui saluran 4 sebanyak 1 orang responden atau 9 persen dari total seluruh petani responden non kelompok tani. Petani pada saluran pemasaran 4 memiliki luas lahan m 2 dengan jumlah produksi sekali panen sebanyak kg. Petani menjual hasil panennya ke dua lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer. Dalam saluran ini petani menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul besar dengan total penjualan sekali panen sebanyak 900 kg atau 13.3 persen dengan harga jual Rp3 400, (kualitas grade A dan B) per kg. Alasan petani menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul besar karena petani sudah percaya dengan pedagang tersebut dan harga yang tinggi. Petani tidak melakukan kegiatan pemanenan, yang melakukan adalah pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul besar memetik seluruh buah kemudian pedagang pengumpul besar melakukan sortasi di kebun, buah yang dianggap layak memenuhi kualitas diambil sedangkan sisanya dikembalikan ke petani. Pedagang pengumpul besar menanggung seluruh biaya yang terkait dengan pemasaran meliputi biaya pemanenan, biaya sortir dan grading, biaya

51 37 pembungkusan dan biaya transportasi. Pedagang pengumpul besar tidak mengeluarkan biaya penyimpanan karena tidak melakukan kegiatan penyimpanan. Setelah dipetik buah pepaya california disortasi kemudian langsung dijual ke pedagang pengecer. Pedagang pengumpul kebun mengantarkan pepaya california ke pedagang pengecer di daerah Tangerang dan Jakarta. Pedagang pengumpul besar menjual ke pedagang pengecer dengan harga jual Rp6 000, per kg. Alasan pedagang pengumpul besar menjual ke pedagang pengecer karena harga yang ditawarkan cukup tinggi, selain itu proses pembayarannya dibayar dimuka.. Pedagang pengecer menjual di kios sendiri di daerah Tangerang dengan harga jual Rp7 500, per kg. Pedagang pengecer mengeluarkan biaya pengemasan saja karena transportasi dan sortasi sudah dilakukan oleh pedagang pengumpul besar. Pedagang pengecer menjual pepaya kepada konsumen akhir atau rumah tangga. Lembaga dan saluran pemasaran 5 Lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran 5 meliputi petani pedagang pengecer konsumen akhir. Petani dalam saluran pemasaran 5 sama dengan petani yang menyalurkan pepaya pada saluran pemasaran 4 yang membedakan adalah jenis kualitas pepaya yang dijual ke pedagang pengecer adalah pepaya california grade C atau pepaya yang tidak masuk dalam kriteria kualitas yang diinginkan pedagang pengumpul besar. Pepaya california dijual oleh petani dengan harga Rp2 200, sebanyak 600 kg atau 8.9 persen dari total pepaya yang dijual pada saluran pemasaran melalui non kelompok tani. Alasan petani menjual ke pedagang pengecer karena harga yang cukup tinggi untuk ukuran pepaya dengan grade C, selain itu petani sudah percaya menjual ke pedagang pengecer karena pedagang pengecer tersebut adalah salah satu tetangganya. Pedagang pengecer tidak melakukan kegiatan pemanenan karena yang melakukan kegiatan pemanenan adalah pedagang pengumpul besar. Pedagang pengecer melakukan kegiatan penjualan di Pasar Anyar Bogor. Sasaran pembeli adalah maupun konsumen perorangan atau rumah tangga (untuk dikonsumsi sendiri) dengan harga jual Rp3 500, per kg. Pedagang pengecer mengeluarkan biaya penyimpanan, biaya pengemasan dan biaya transportasi. Lembaga dan saluran pemasaran 6 Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran 6 adalah petani konsumen akhir. Petani responden yang menyalurkan pepaya california di saluran ini sebanyak 2 orang atau 16 persen dari total seluruh petani non kelompok tani yang menjadi responden dalam penelitian ini. Petani pada saluran pemasaran ini memiliki luas lahan m 2 dan m 2. Petani menjual langsung ke konsumen akhir karena pekerjaan utamanya adalah pedagang pepaya california sedangkan bertani merupakan pekerjaan sampingan. Harga jual ratarata pepaya ke konsumen akhir adalah Rp4 500, per kg dengan volume penjualan pada saluran pemasaran ini sebanyak kg atau 38.5 persen dari total pepaya yang dijual pada saluran pemasaran melalui non kelompok tani. Selain menjual hasil panennya sendiri, petani juga mengambil buah pepaya dari daerah lain di luar kecamatan rancabungur. Pada saluran pemasaran ini petani mengeluarkan biaya pemasaran berupa biaya pemanenan, biaya pembungkusan, biaya angkut dan biaya transportasi. Petani menjual pepaya di

52 38 pasar ciampea dan pasar anyar bogor. Konsumen akhir dalam saluran pemasaran ini adalah konsumen perorangan atau rumah tangga untuk dikonsumsi sendiri. Lembaga dan saluran pemasaran 7 Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran 7 terdiri dari petani pedagang pengumpul besar kelompok tani. Petani yang memasarkan pepaya california pada saluran pemasaran 7 sama dengan petani yang menyalurkan pepaya california pada saluran pemasaran 4, yang membedakan adalah pada saluran pemasaran 7 pedagang pengumpul besar menjual pepaya kepada kelompok tani dengan volume 600 kg atau 8.9 persen dengan harga jual Rp5 000, per kg, pepaya yang dijual ke kelompok tani adalah pepaya california grade A. Alasan pedagang pengumpul besar menjual ke kelompok tani adalah karena akses yang mudah dan sudah terjalin kerjasama sebelumnya. Pedagang pengumpul besar menanggung biaya pemanenan, biaya pembungkusan tetapi tidak menanggung biaya transportasi ke kelompok tani karena kelompok tani membeli langsung ditempat pedagang pengumpul besar yang masih berlokasi di Kecamatan Rancabungur. Kelompok tani menyalurkan pepaya ke pedagang pengumpul di daerah Mangga Dua Jakarta. Lembaga dan Saluran Pemasaran Melalui Kelompok Tani Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pepaya california kelompok tani terdiri dari petani, kelompok tani, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 10 orang. Petani yang menjadi anggota kelompok tani merasakan manfaat bergabung dengan kelompok tani diantaranya adalah adanya kepastian dalam menjual hasil panennya (7 petani) karena anggota kelompok tani harus menjual hasil panennya melalui kelompok tani, informasi pasar yang didapat dari kelompok tani lebih terbuka karena anggota kelompok tani juga diikutsertakan dalam kegiatan pemasaran sehingga mereka mengetahui mengenai harga jual, pasar pepaya yang dituju, kualitas pepaya yang diinginkan oleh pembeli dan kuantitas yang diminta oleh pembeli. Selain itu petani anggota kelompok tani juga merasa terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh kelompok tani kepada anggota berupa bibit dan pupuk, sedangkan alasan lainnya (3 petani) adalah petani sebagai pengurus kelompok tani ingin memajukan kelompok taninya sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi anggota kelompok dan memajukan petani pepaya california di Kecamatan Rancabungur. Petani yang tergabung dalam kelompok tani mempunyai luas lahan berkisar antara m 2 dengan jumlah produksi sebanyak kg setiap minggu. Semua petani anggota kelompok tani menjual hasil panennya kepada kelompok tani, selain itu mereka aktif dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan dikelompok tani. Petani anggota kelompok tani hanya dapat memenuhi sekitar 60 persen dari total permintaan pepaya california dengan grade A dan B sehingga kelompok tani membeli pepaya grade A dari dari pedagang pengumpul besar di Desa Pasirgaok. Kelompok tani membeli dari luar anggota hanya untuk pepaya dengan kualitas super (grade A) saja. Terdapat 3 saluran pemasaran yang terbentuk dalam pemasaran pepaya california melalui kelompok tani, yaitu :

53 39 1. Saluran 1 : petani anggota kelompok tani kelompok tani pedagang pengecer konsumen akhir 2. Saluran 2 : petani anggota kelompok tani kelompok tani pedagang pengumpul besar pedagang pengecer konsumen akhir 3. Saluran 3 : petani anggota kelompok tani kelompok tani konsumen akhir 4. Saluran 4 : petani non anggota kelompok tani pedagang pengumpul besar kelompok tani pedagang pengumpul besar pedagang pengecer konsumen akhir Petani anggota n = 10 Saluran 1 (37%) Pedagang pengecer Petani non anggota n = 1 Pedagang pengumpul Saluran 4 (8%) Kelompok Tani Saluran 2 (46%) Saluran 3 (8%) Pedagang pengumpul Pedagang pengecer Konsumen akhir Keterangan Gambar 6 Saluran pemasaran pepaya california melalui kelompok tani Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3 Saluran 4 Pola saluran pemasaran pepaya california pada kelompok tani dapat dilihat pada gambar 6. Total penjualan setiap kali transaksi sebanyak kg dialirkan ke berbagai saluran pemasaran di atas. Kelompok tani membeli pepaya dari petani anggota sebanyak kg sedangkan dari non anggota sebanyak 600 kg. Pepaya yang dijual oleh kelompok tani adalah pepaya dengan grade A dan B karena sasaran pembeli dari kelompok tani adalah toko buah modern dengan segmentasi pasar kalangan menengah ke atas. Sisa pepaya yang tidak masuk grade A dan B dijual ke pedagang pengumpul dengan segmentasi pasar kalangan menengah ke bawah. Lembaga dan saluran pemasaran 1 Lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran 1 terdiri dari petani anggota kelompok tani kelompok tani pedagang pengecer konsumen akhir. Petani yang tergabung dalam kelompok tani menjual seluruh hasil panennya kepada kelompok tani, sebanyak kg setiap kali pengiriman. Pepaya yang dijual pada saluran pemasaran 1 adalah pepaya dengan grade A dan B (campuran). Pedagang pengecer yang ada di saluran pemasaran 1 adalah toko Total Buah Segar, Istana Buah Segar, Ngesti, Alfamidi dan Toko buah di Pasar Modern di Daerah Ciputat.

54 40 Petani menjual hasil panennya ke kelompok tani karena sudah ada komitmen dengan kelompok tani untuk menjual hasil panennya kepada kelompok tani. Petani menjual hasil panennya secara keseluruhan berdasarkan ratarata buah pepaya yang dihasilkannya (grade A, B dan C) kemudian harga ditentukan oleh kelompok tani. Pada saluran pemasaran ini kelompok tani membeli pepaya dengan harga ratarata Rp3 250, karena petani mempunyai hasil panen dengan ratarata kualitas grade A dan grade B. Petani tidak menanggung resiko pepaya rusak atau tidak terjual karena semua resiko sudah ditanggung oleh kelompok tani. Pada saluran pemasaran 1 kelompok tani menjual kepada pedagang pengecer dengan sistem titip jual, resiko barang tidak terjual menjadi tanggungjawab kelompok tani. Pedagang pengecer meminta pepaya dengan kualitas super (grade A dan B) karena pedagang pengecer pada saluran pemasaran ini merupakan toko buah dengan sasaran pembeli dari segmentasi menengah ke atas. Kelompok tani menanggung biaya angkut dan transportasi dari gudang ke lokasi penjualan. Pedagang pengecer hanya mengeluarkan biaya kemasan dan label harga saja. Pedagang pengecer menjual pepaya langsung kepada konsumen akhir yaitu konsumen perorangan atau rumah tangga. Lembaga dan saluran pemasaran 2 Lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran 2 terdiri dari petani anggota kelompok tani kelompok tani pedagang pengumpul pedagang pengecer konsumen akhir. Petani dalam saluran pemasaran 2 sama dengan petani dalam saluran 1 yaitu petani anggota kelompok tani yang menjadi responden sebanyak 10 orang menjual seluruh hasil panennya kepada kelompok tani. Pada saluran pemasaran ini kelompok tani menjual pepaya kepada pedagang pengumpul seminggu dua kali. Pedagang pengumpul pada saluran ini terdiri dari dua orang yaitu pedagang pengumpul di daerah Mangga Dua Jakarta dengan segmentasi pasar kalangan menengah ke atas. Pepaya yang dijual adalah pepaya california dengan grade A. Pedagang pengumpul kedua adalah pedagang pengumpul di Desa Candali dengan segmentasi pasar menengah ke bawah, pepaya yang dijual adalah pepaya california dengan grade C. Kelompok tani membeli pepaya untuk dipasarkan melalui saluran 2 kepada pedagang pengumpul di daerah Mangga dua dengan harga Rp3 500,. Harga yang cukup tinggi disebabkan karena hasil panen yang diperoleh oleh petani hampir 75 persen grade A. Sedangkan untuk pepaya yang dijual ke pedagang pengumpul di daerah Candali, kelompok tani membeli kepada petani anggota sebesar Rp2 500, karena pepaya yang dihasilkannya tidak terlalu bagus (grade C). Petani tidak menanggung resiko pepaya rusak dan tidak terjual yang menanggung resiko tersebut adalah kelompok tani. Pedagang pengumpul di daerah Mangga dua membeli sebanyak kg setiap kali pengiriman, sedangkan pedagang pengumpul di Desa Candali membeli pepaya california sebanyak kg setiap dua kali seminggu. Pedagang pengumpul di daerah Mangga dua menjual pepaya ke pedagang pengecer dengan label sendiri dan menjual ke toko buah seperti Total Buah Segar, Trans Market dan The Food Hall, sedangkan pedagang pengumpul di Desa Candali menjual ke pedagang pengecer di pasar tanah abang dengan sasaran penjualan kepada tukang sayur keliling di daerah Jakarta. Pedagang pengecer

55 41 menjual pepaya ke konsumen akhir yaitu konsumen perorangan atau konsumen rumah tangga. Lembaga dan saluran pemasaran 3 Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran 3 terdiri dari petani anggota kelompok tani kelompok tani konsumen akhir. Petani dalam saluran pemasaran ini sama dengan petani responden pada saluran pemasaran 1 dan 2 yaitu sebanyak 10 orang responden yang menjual seluruh hasil panennya kepada kelompok tani. Kelompok tani membeli kepada petani sebesar Rp3 000, dilihat dari hasil panennya sebagian besar pepaya yang dihasilkan adalah grade B. Pada saluran pemasaran 3 kelompok tani menjual langsung ke konsumen akhir melalui pameranpameran yang didirikan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor dan instansi lainnya seperti pada gambar 7. Pepaya yang dijual pada saluran pemasaran 3 sebanyak 600 kg dengan harga jual Rp6 500,. Pameran yang diikuti oleh kelompok tani setiap dua minggu sekali diadakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Pada pameran ini kelompok tani tidak perlu mengeluarkan biaya sewa tenda karena sudah difasilitasi oleh Dinas. Kelompok tani hanya mengeluarkan biaya angkut dan transportasi. Pepaya california yang dijual adalah pepaya dengan grade A dan B yang diberi label kelompok tani yaitu KN Jaya Farm. Gambar 7 Pameran kelompok tani di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Lembaga dan saluran pemasaran 4 Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran 4 terdiri dari petani non anggota kelompok tani pedagang pengumpul besar kelompok tani pedagang pengumpul pedagang pengecer konsumen akhir. Petani dalam saluran pemasaran ini adalah petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani sebanyak 1 orang. Petani menjual pepaya california kepada pedagang pengumpul besar dengan harga Rp3 400, per kg. Pepaya yang dijual adalah pepaya grade A. Pedagang pengumpul besar menjual kepada kelompok tani dengan harga Rp5 000, per kg. Kelompok tani hanya membeli pepaya california grade A dan membeli jika sedang kekurangan pasokan untuk dapat memenuhi permintaan. Kelompok tani memasarkan pepaya california sama seperti pada saluran pemasaran 2 untuk pepaya grade A, yaitu melalui pedagang pengumpul di daerah Mangga Dua Jakarta. Pada saluran pemasaran ini kelompok tani menanggung

56 42 biaya transportasi dari pedagang pengumpul ke gudang kelompok tani. Alasan kelompok tani membeli kepada pedagang pengumpul karena aksesnya yang mudah dan sudah terjalin kerjasama yang cukup lama antara kelompok tani dan pedagang pengumpul. Analisis Fungsi Lembaga Pemasaran Pepaya California Peran lembaga pemasaran adalah melakukan fungsifungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal. Saluran pemasaran yang baik tercermin dari fungsifungsi yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran. Fungsifungsi pemasaran dapat menciptakan nilai tambah berupa nilai guna, tempat maupun waktu sebelum produk sampai ke konsumen akhir. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembagalembaga pemasaran meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pemasaran pada saluran pemasaran melalui non kelompok tani Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 1 Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 1 meliputi fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani pada saluran 1 meliputi fungsi penjualan kepada pedagang pengumpul desa, petani menjual pepaya california di kebun dengan sistem kontrak sampai buah pepaya habis dipanen pada satu periode. Sistem pembayaran setelah buah habis panen dalam satu periode sekitar 34 bulan, akan tetapi sebenarnya petani dapat meminta pembayaran kapan saja kepada pedagang pengumpul desa. Sistem penentuan harga adalah dengan sistem kontrak sehingga tidak terpengaruh pada kenaikan maupun penurunan harga. Petani sudah mempercayakan penimbangan dan pencatatannya kepada pedagang pengumpul desa karena pedagang pengumpul desa mempunyai hubungan kekerabatan dengan petani sehingga timbul kepercayaan mengelola pemasaran hasil panennya kepada pedagang pengumpul desa. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul desa pada saluran 1 meliputi fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pembelian dilakukan pedagang pengumpul desa kepada petani pepaya california seperti yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa pedagang pengumpul desa membeli pepaya california kepada petani dengan sistem kontrak. Pembayaran dilakukan dengan sistem hutang yaitu setelah panen buah pertama habis. Fungsi penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul desa pada saluran pemasaran 1 yaitu dengan menjual pepaya california ke lembaga pemasaran selanjutnya yaitu pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul desa menjual pepaya dengan mengantar langsung kepada pedagang pengumpul besar, sistem pembayarannya yaitu dengan cara dibayar dimuka setelah buah pepaya ditimbang dan diantar ke rumah pedagang pengumpul besar. Sistem penentuan harga dilakukan dengan cara tawar menawar saat melakukan transaksi. Pedagang pengumpul besar melakukan fungsi pembelian dari pedagang pengumpul desa dengan sistem pembayaran dibayar dimuka. Fungsi penjualan yang dilakukan pedagang pengumpul besar yaitu dengan melakukan penjualan kembali pepaya california ke pedagang pengecer, kegiatan penjualan dilakukan di

57 43 Pasar Anyar Bogor, cara pembayaran adalah dibayar dimuka atau pembayaran secara tunai saat pepaya california diberikan di lokasi transaksi. Fungsi fisik pada saluran pemasaran 1 Fungsi fisik yang dilakukan pada saluran pemasaran 1 meliputi fungsi pengangkutan dan transportasi serta fungsi penyimpanan. Petani tidak melakukan fungsi fisik tersebut karena seluruh fungsi fisik dilakukan oleh pedagang pengumpul desa. Pada saluran pemasaran 1 pedagang pengumpul desa melakukan kegiatan pengangkutan pepaya dari kebun ke pedagang pengumpul besar, selain itu juga melakukan fungsi transportasi karena pedagang pengumpul desa mengantar sendiri pepaya california ke pedagang pengumpul besar. Pepaya dari kebun di sortasi terlebih dahulu di tempat pedagang pengumpul desa kemudian pepaya yang telah disortasi langsung dibawa ke rumah pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul desa tidak melakukan fungsi penyimpanan karena pepaya california langsung dibawa ke pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul besar pada saluran pemasaran 1 melakukan fungsi pengangkutan, fungsi transportasi dan fungsi penyimpanan. Fungsi pengangkutan dan transportasi yang dilakukan oleh pedagang pengumpul besar adalah mengangkut pepaya california dari gudang yang terletak di belakang rumah ke mobil yang akan digunakan untuk mengangkut pepaya california ke pasar anyar. Alat angkutan yang digunakan untuk mengangkut pepaya california adalah dengan menyewa mobil angkutan kota. Fungsi penyimpanan dilakukan oleh pedagang pengumpul besar seperti yang terlihat pada gambar 8. Fungsi penyimpanan dilakukan oleh pedagang pengumpul besar untuk mengatur tingkat kematangan buah pepaya yang akan dijual karena pedagang pengecer menginginkan buah pepaya yang sudah hampir matang. Pada saat penyimpanan untuk mempercepat proses pematangan pedagang pengumpul besar menggunakan bahan kimia seperti karbit. Gambar 8 Fungsi penyimpanan di pedagang pengumpul besar Pedagang pengecer pada saluran pemasaran 1 hanya melakukan fungsi pengangkutan dan transportasi. Fungsi pengangkutan dan transportasi dilakukan dari pasar anyar ke pasar cibinong menggunakan mobil angkut kemudian langsung dijual di pasar cibinong. Fungsi penyimpanan dilakukan untuk pepaya yang tidak habis terjual.

58 44 Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 1 Fungsi pemasaran meliputi fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Petani pepaya california tidak melakukan fungsi standarisasi dan grading serta fungsi penanggungan resiko, fungsi informasi pasar juga lebih diserahkan pada informasi yang didapat dari pedagang pengumpul desa. Pada saluran pemasaran 1 yang melakukan kegiatan standarisasi dan grading adalah pedagang pengumpul desa. Standarisasi dan grading dilakukan yaitu dengan memilahmilah pepaya california yang termasuk dalam grade A, B dan C. Pepaya california yang dijual pada saluran pemasaran 1 adalah pepaya dengan grade C. Fungsi informasi pasar dilakukan oleh pedagang pengumpul desa yaitu dengan bertanya atau mencari info dari sesama pedagang pepaya california dan lembaga pemasaran lainnya. Fungsi informasi pasar yang dilakukan oleh pedagang pengumpul besar dengan bertanya dari pembeli pepaya california. Pedagang pengecer melakukan fungsi informasi pasar yaitu dengan bertanya kepada pembeli dan sesama pedagang. Fungsi penanggungan resiko dilakukan oleh pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer. Penanggungan resiko tersebut meliputi buah pepaya yang rusak, menyusut dan tidak terjual. Penanggungan resiko dilakukan dengan melihat seberapa banyak kerugian yang dihasilkan jika lebih dari 100 kg maka pedagang pengumpul desa dan pedagang pengumpul besar menanggung resiko bersama, tetapi jika dibawah 100 kg maka penanggungan resiko hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul desa, biasanya pedagang pengumpul desa mengganti buah pepaya california yang rusak atau buah pepaya yang tidak terjual dikembalikan ke pedagang pengumpul besar. Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 2 Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 2 terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pertukaran pada saluran 2 hampir sama dengan fungsi pertukaran pada saluran 1 yang membedakan adalah fungsi penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul desa dilakukan kepada pedagang pengecer. Pedagang pengumpul desa menjual pepaya california kepada pedagang pengecer dua kali dalam seminggu dengan cara titip jual atau hutang, yaitu buah pepaya dibayar setelah habis terjual. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu dengan melakukan kegiatan pembelian pepaya california kepada pedagang pengumpul desa dan melakukan penjualan kepada konsumen akhir. Penjualan konsumen akhir dilakukan dipinggir jalan di daerah cibinong. Pembayaran dilakukan secara tunai pada saat transaksi di pasar. Fungsi fisik pada saluran pemasaran 2 Fungsi fisik yang dilakukan pada saluran pemasaran 2 meliputi fungsi pengangkutan dan transportasi serta fungsi penyimpanan. Petani tidak melakukan fungsi fisik tersebut karena seluruh fungsi fisik dilakukan oleh pedagang pengumpul desa. Pada saluran pemasaran 2 pedagang pengumpul desa melakukan kegiatan pengangkutan pepaya dari kebun ke pedagang pengecer, selain itu juga melakukan fungsi transportasi karena pedagang pengumpul desa mengantar pepaya california ke pedagang pengecer di daerah cibinong dengan menggunakan motor. Pepaya yang telah disortasi langsung dibawa oleh pedagang pengumpul

59 45 kebun ke pedagang pengecer sehingga pedagang pengumpul desa tidak melakukan fungsi penyimpanan. Pedagang pengecer pada saluran pemasaran 2 tidak melakukan fungsi pengangkutan dan fungsi transportasi karena kedua fungsi tersebut dilakukan oleh pedagang pengumpul desa, pedagang pengecer menerima pepaya california di kiosnya dan melakukan fungsi penyimpanan jika pepaya california tidak habis terjual Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 2 Fungsi pemasaran meliputi fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 2 sama dengan fungsi fasilitas pada saluran 1, petani pepaya california tidak melakukan fungsi standarisasi dan grading serta fungsi penanggungan resiko, fungsi informasi pasar juga lebih diserahkan pada informasi yang didapat dari pedagang pengumpul desa. Pada saluran pemasaran 2 yang melakukan kegiatan standarisasi dan grading adalah pedagang pengumpul desa. Pepaya california yang dijual pada saluran pemasaran 2 adalah pepaya dengan grade A dan B. Fungsi informasi pasar dilakukan oleh pedagang pengumpul desa yaitu dengan bertanya atau mencari info dari sesama pedagang pepaya california dan lembaga pemasaran lainnya. Fungsi informasi pasar yang dilakukan oleh pedagang pengumpul desa yaitu dengan mencari informasi dari teman sesama pedagang pepaya california. Fungsi penanggungan resiko dilakukan oleh pedagang pengumpul desa dan pedagang pengecer. Penanggungan resiko tersebut meliputi buah pepaya yang rusak, menyusut dan tidak terjual. Penanggungan resiko dilakukan dengan melihat seberapa banyak kerugian yang dihasilkan jika lebih dari 100 kg maka pedagang pengumpul desa dan pedagang pengecer menanggung resiko bersama, tetapi jika dibawah 100 kg maka penanggungan resiko hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul desa, biasanya pedagang pengumpul desa mengganti buah pepaya california yang rusak. Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 3 Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 3 meliputi fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani pada saluran 3 meliputi fungsi penjualan kepada pedagang pengumpul kebun, petani menjual pepaya california di kebun. Pembayaran dilakukan dengan cara dibayar dimuka dan hutang setelah buah pepaya california habis dijual. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul kebun pada saluran 3 terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pembelian yang dilakukan oleh pedagang pengumpul kebun yaitu pembelian pepaya california dari petani dengan cara dibayar dimuka (3 petani) dan hutang (2 petani) yaitu setelah buah habis terjual. Fungsi penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul kebun pada saluran pemasaran 3 yaitu dengan menjual pepaya california ke pedagang pengecer dengan sistem pembayaran dibayar dimuka yaitu saat buah pepaya diantar ke lokasi pedagang pengecer. Pedagang pengecer melakukan fungsi pembelian dari pedagang pengumpul kebun dengan sistem pembayaran dibayar dimuka. Fungsi penjualan yang dilakukan pedagang pengecer yaitu dengan melakukan penjualan kembali

60 46 pepaya california ke konsumen akhir di pasar Anyar dan pasar Cipulir di daerah Jakarta. Cara pembayaran adalah dibayar dimuka atau pembayaran secara tunai saat pepaya california diberikan di lokasi transaksi. Fungsi fisik pada saluran pemasaran 3 Fungsi fisik yang dilakukan pada saluran pemasaran 3 terdiri dari fungsi pengangkutan dan transportasi serta fungsi penyimpanan. Petani pada saluran 3 tidak melakukan fungsi fisik, Pedagang pengumpul kebun pada saluran pemasaran ini melakukan kegiatan pengangkutan pepaya california dari kebun ke pedagang pengecer, selain itu juga pedagang pengumpul kebun melakukan fungsi transportasi karena pedagang pengumpul kebun mengantar sendiri pepaya california ke rumah pedagang pengecer. Pedagang pengumpul kebun tidak melakukan fungsi penyimpanan karena buah pepaya california yang telah dipanen dibawa langsung seluruhnya ke pedagang pengecer. Pedagang pengecer pada saluran pemasaran 3 melakukan fungsi pengangkutan, fungsi transportasi dan fungsi penyimpanan. Fungsi pengangkutan dan transportasi yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah mengangkut pepaya california dari dari rumah ke pasar anyar dan pasar cipulir. Alat angkutan yang digunakan untuk mengangkut pepaya california adalah dengan menyewa mobil. Fungsi penyimpanan dilakukan oleh pedagang pengecer adalah dengan menyimpan buah pepaya yang tidak habis terjual. Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 3 Fungsi pemasaran pada saluran 3 meliputi fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Pada saluran pemasaran 3 setiap lembaga pemasaran yang terlibat tidak melakukan fungsi sortasi dan standarisasi karena pepaya yang dijual bersifat keseluruhan, tidak dijual berdasarkan kualitas yang dihasilkan. Fungsi informasi pasar dilakukan oleh pedagang pengumpul kebun yaitu dengan bertanya atau mencari info tentang pepaya california yang diinginkan konsumen serta harga dari pembeli pepaya california yaitu pedagang pengecer. Petani tidak melakukan fungsi informasi pasar dan percaya sepenuhnya kepada pedagang pengumpul kebun. Dalam hal ini petani sebenarnya tidak diuntungkan karena harga maupun informasi sepenuhnya berasal dari pedagang pengumpul kebun. Fungsi informasi pasar yang dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu dengan mencari informasi dari sesama pedagang pepaya california. Fungsi penanggungan resiko dilakukan oleh pedagang pengecer. Pedagang pengumpul kebun menjual dengan sistem putus sehingga resiko kerusakan, penyusutan dan buah tidak terjual menjadi tanggungjawab pedagang pengecer. Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 4 Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 4 terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani pada saluran 4 meliputi fungsi penjualan kepada pedagang pengumpul besar, petani menjual pepaya california di kebun dengan cara dibayar dimuka setelah buah pepaya selesai ditimbang. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul besar pada saluran 4 meliputi fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pembelian dilakukan pedagang pengumpul besar kepada petani pepaya california seperti yang telah dijabarkan pada paragraf sebelumnya. Fungsi penjualan yang

61 47 dilakukan oleh pedagang pengumpul besar pada saluran pemasaran 4 yaitu dengan menjual pepaya california ke lembaga pemasaran selanjutnya yaitu pedagang pengecer. Pedagang pengumpul besar menjual pepaya dengan mengantar langsung kepada pedagang pengecer, sistem pembayarannya yaitu dengan cara dibayar dimuka setelah buah pepaya ditimbang dan diantar ke kios pedagang pengecer. Pedagang pengecer melakukan fungsi pembelian dari pedagang pengumpul besar dengan sistem pembayaran dibayar dimuka. Fungsi penjualan yang dilakukan pedagang pengecer yaitu dengan melakukan penjualan kembali pepaya california ke konsumen akhir, kegiatan penjualan dilakukan di kios buah di daerah Bumi Serpong Damai Tangerang, cara pembayaran adalah dibayar dimuka atau pembayaran secara tunai saat pepaya california dibeli oleh konsumen akhir. Fungsi fisik pada saluran pemasaran 4 Fungsi fisik yang dilakukan pada saluran pemasaran 4 meliputi fungsi pengangkutan dan transportasi, fungsi penyimpanan dan fungsi pengemasan (labeling). Petani tidak melakukan fungsi fisik tersebut karena seluruh fungsi fisik dilakukan oleh pedagang pengumpul besar. Pada saluran pemasaran 4 pedagang pengumpul besar melakukan kegiatan pengangkutan pepaya dari kebun ke gudang pedagang pengumpul besar, selain itu juga melakukan fungsi transportasi karena pedagang pengumpul besar mengantar sendiri pepaya california ke pedagang pengecer di daerah Tangerang dan Jakarta. Pepaya yang telah disortasi di kebun dibawa oleh pedagang pengumpul besar untuk kemudian dilakukan kegiatan pencucian kemudian diberi label dan buah pepaya dibungkus dengan menggunakan kertas koran untuk menghindari kerusakan di jalan akibat bentiran atau gesekan dengan pepaya lainnya. Pedagang pengumpul besar tidak melakukan fungsi penyimpanan karena pepaya yang telah dicuci dan dibungkus langsung diangkut ke pedagang pengecer menggunakan mobil bok tertutup seperti yang terlihat pada gambar 9. Pedagang pengecer pada saluran pemasaran 4 hanya melakukan fungsi penyimpanan. Fungsi penyimpanan dilakukan sambil menunggu buah pepaya habis terjual. Gambar 9 Fungsi sortasi dan transportasi pada pedagang pengumpul besar Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 4 Fungsi pemasaran meliputi fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Petani pepaya california tidak melakukan fungsi standarisasi dan grading serta fungsi penanggungan resiko. Fungsi informasi pasar dan harga dilakukan petani dengan bertanya kepada

62 48 pedagang pengumpul besar karena petani sudah sangat mempercayakan penjualan kepada pedagang pengumpul besar. Kegiatan standarisasi dan grading dilakukan oleh padagang pengumpul besar yaitu dengan memilahmilah pepaya california yang termasuk dalam grade A, B dan C. Pepaya dengan grade A dan B diambil oleh pedagang pengumpul besar sedangkan sisanya diberikan kepada pedagang pengecer. Fungsi informasi pasar dilakukan oleh pedagang pengumpul besar yaitu dengan bertanya atau mencari info kepada orang pasar dan sesama pedagang pepaya california. Fungsi informasi pasar yang dilakukan oleh pedagang pengecer dengan bertanya kepada sesama pedagang pepaya california. Fungsi penanggungan resiko dilakukan oleh pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer. Penanggungan resiko oleh pedagang pengumpul besar yaitu sekitar 10% dari total pengiriman pepaya ke pedagang pengecer yaitu meliputi buah pepaya yang rusak dan menyusut. Fungsi penanggungan resiko yang dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu penyusutan berat pepaya, semakin matang buah pepaya maka berat pepaya california akan semakin kecil. Pedagang pengecer juga menanggung resiko buah pepaya yang tidak terjual karena sistem yang digunakan oleh pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer adalah sistem putus. Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 5 Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 5 terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani pada saluran 5 meliputi fungsi penjualan kepada pedagang pengecer, petani menjual pepaya california grade C kepada pedagang pengumpul karena grade A dan B sudah diambil oleh pedagang pengumpul besar. Sistem pembayaran dilakukan dengan cara hutang yaitu setelah pepaya terjual. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer pada saluran 5 meliputi fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pembelian pepaya dengan grade C dilakukan pedagang pengecer kepada petani pepaya california. Fungsi penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengecer pada saluran pemasaran 5 yaitu dengan menjual pepaya california langsung ke konsumen akhir dengan sistem pembayaran dibayar dimuka saat transaksi dilakukan di lokasi penjualan. Fungsi fisik pada saluran pemasaran 5 Fungsi fisik yang dilakukan pada saluran pemasaran 5 meliputi fungsi pengangkutan dan transportasi serta fungsi penyimpanan. Petani tidak melakukan fungsi fisik tersebut karena seluruh fungsi fisik dilakukan oleh pedagang pengumpul besar. Pedagang pengecer menerima buah pepaya grade C dari pedagang pengumpul besar berdasarkan sepengetahuan petani. Pada saluran pemasaran 5 pedagang pengecer melakukan kegiatan pengangkutan dan transportasi pepaya dari gudang ke lokasi penjualan dengan menggunakan alat angkutan dengan menyewa angkutan kota. Pedagang pengecer juga melakukan fungsi penyimpanan sebelum diangkut ke lokasi penjualan di depan rumahnya seperti yang terlihat pada gambar 10. Pedagang pengecer juga melakukan kegiatan pematangan buah pepaya dengan cara menggunakan karbit karena konsumen lebih menyukai pepaya yang sudah matang sedangkan pepaya yang dibeli dari petani belum matang.

63 49 Gambar 10 Fungsi penyimpanan di pedagang pengecer Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 5 Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 5 meliputi fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Petani pepaya california tidak melakukan fungsi standarisasi dan grading serta fungsi penanggungan resiko. Fungsi informasi pasar dan harga dilakukan petani dengan bertanya kepada pedagang pengumpul besar. Kegiatan standarisasi dan grading tidak dilakukan oleh petani dan pedagang pengecer karena pedagang pengecer menerima buah yang tidak diambil oleh pedagang pengumpul besar. Fungsi penanggungan resiko tidak dilakukan oleh petani karena petani menjual dengan sistem putus. Fungsi informasi pasar dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu dengan bertanya atau mencari info kepada orang pasar. Fungsi penanggungan resiko dilakukan oleh pedagang pengecer. Penanggungan resiko oleh pedagang pengecer yaitu sekitar 5% dari total pepaya yang dijual oleh pedagang pengecer yaitu meliputi buah pepaya yang rusak, penyusutan dan pepaya muda/tidak matang. Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 6 Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 6 terdiri dari fungsi penjualan. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani pada saluran 6 meliputi fungsi penjualan langsung kepada konsumen akhir, petani menjual pepaya secara keseluruhan ke konsumen akhir di Pasar Anyar dan Pasar Ciampea. Sistem pembayaran yang dilakukan adalah dengan cara dibayar dimuka saat proses transaksi berlangsung. Fungsi fisik pada saluran pemasaran 6 Fungsi fisik yang dilakukan pada saluran pemasaran 6 meliputi fungsi pengangkutan dan transportasi serta fungsi penyimpanan. Petani melakukan fungsi pengangkutan dari kebun ke gudang kemudian fungsi transportasi dari gudang ke lokasi penjualan menggunakan mobil boks terbuka. Petani dapat langsung memasarkan sendiri hasil panennya karena kuantitas pepaya yang dihasilkan cukup banyak. Petani melakukan fungsi penyimpanan hanya semalam untuk menunggu pepaya dijual karena petani hanya memetik pepaya yang sudah hampir matang sehingga tidak perlu dimatangkan menggunakan karbit. Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 6 Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 6 meliputi fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Petani pepaya california pada saluran ini melakukan fungsi fasilitas berupa fungsi penanggungan resiko dan fungsi informasi pasar tetapi tidak melakukan fungsi sortasi dan grading karena pepaya

64 50 dijual secara keseluruhan. Petani pada saluran pemasaran ini juga berlaku sebagai pedagang pepaya california. Fungsi informasi pasar dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu dengan bertanya atau mencari info mengenai pepaya california yang diinginkan konsumen akhir dan informasi mengenai harga kepada orang pasar, teman dan sesama pedagang. Petani juga melakukan fungsi penanggungan resiko sebanyak 15 % untuk pepaya yang tidak laku terjual dan rusak selama proses pemasaran. Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 7 Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 7 terdiri dari fungsi penjualan dan fungsi pertukaran. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani pada saluran 7 meliputi fungsi penjualan kepada pedagang pengumpul besar, petani menjual pepaya grade A dan grade B dengan sistem pembayaran yaitu dibayar dimuka setelah pepaya selesai di timbang. Pedagang pengumpul besar melakukan kegiatan pembelian dari petani pepaya california, pepaya yang dibeli dari petani adalah pepaya california dengan grade A dan grade B. Pedagang pengumpul besar melakukan kegiatan penjualan pepaya grade A ke kelompok tani dengan sistem pembayaran hutang yaitu pembayaran dilakukan sebulan sekali. Kelompok tani melakukan pembelian dari pedagang pengumpul besar dan melakukan penjualan ke Pedagang pengumpul di daerah Mangga Dua. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah cash melalui transfer via bank. Fungsi fisik pada saluran pemasaran 7 Fungsi fisik yang dilakukan pada saluran pemasaran 7 meliputi fungsi pengangkutan dan transportasi serta fungsi penyimpanan. Petani tidak melakukan fungsi fisik pada saluran pemasaran ini. Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul besar yaitu fungsi pengangkutan dari kebun ke gudang, fungsi transportasi dilakukan untuk mengangkut pepaya dari kebun ke gudang. Fungsi penyimpanan tidak dilakukan oleh pedagang pengumpul besar karena pepaya setelah dipanen di cuci dan di kemas menggunakan kertas Koran. Pada saluran pemasaran ini pedagang pengumpul besar tidak menggunakan label sendiri. Kelompok tani melakukan fungsi pengangkutan dan transportasi untuk memindahkan pepaya dari gudang pedagang pengumpul besar ke gudang yang ada di kelompok tani. Kelompok tani melakukan penyimpanan dalam menunggu proses pengangkutan, selain itu kelompok tani juga melakukan kegiatan pelabelan. Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 7 Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 7 meliputi fungsi sortasi, fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Petani pepaya california pada saluran ini hanya melakukan fungsi informasi pasar. Petani tidak melakukan fungsi resiko karena semua fungsi resiko ditanggung oleh pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul besar dan kelompok tani melakukan fungsi penanggungan resiko, fungsi informasi pasar sedangkan fungsi sortasi hanya dilakukan oleh kelompok tani agar mendapatkan pepaya dengan kualitas yang diinginkan. Fungsi penanggungan resiko yaitu sebesar 1 persen dari total buah

65 51 yang dibeli. Fungsi informasi pasar dilakukan dengan bertanya kepada sesama pedagang pepaya california. Tabel 17 Fungsifungsi pemasaran pada masingmasing lembaga pertanian dalam sistem pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani Saluran dan Lembaga pemasaran Saluran 1 Petani Pedagang pengumpul desa Pedagang pengumpul besar Pedagang pengecer Saluran 2 Petani Pedagang pengumpul desa Pedagang pengecer Saluran 3 Petani Pedagang pengumpul kebun Pedagang pengecer Saluran 4 Petani Pedagang pengumpul besar Pedagang pengecer Saluran 5 Petani Pedagang pengecer Saluran 6 Petani Konsumen akhir Saluran 7 Petani Pedagang pengumpul besar Kelompok tani Keterangan : = melakukan fungsi pemasaran = tidak melakukan fungsi pemasaran Fungsifungsi pemasaran Pertukaran Fisik Fasilitas Jual Beli Angkut Kemas simpan Sorta si resiko Informasi pasar

66 52 Saluran pemasaran dan fungsifungsi yang dilakukan oleh masingmasing lembaga pemasaran dapat dilihat pada tabel 17. Petani hanya melakukan fungsi pertukaran berupa kegiatan penjualan saja, sedangkan pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar melakukan fungsi penjualan dan fungsi pembelian tetapi tidak melakukan fungsi pengumpulan. Fungsi fisik hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul besar dan pedagang pengecer. Petani tidak melakukan fungsi fisik karena petani melakukan penjualan di kebun. Pemanenan dilakukan oleh pedagang desa, pedagang pengumpul kebun dan pedagang pengumpul besar. Kegiatan sortasi hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar dan kelompok tani. Kegiatan pengemasan dilakukan oleh pedagang pengumpul besar dengan menggunakan kertas koran dan dilakukan pelabelan pada pedagang pengumpul besar di saluran pemasaran 4 dan kelompok tani, sedangkan pada pedagang pengecer kemasan yang digunakan adalah dengan menggunakan kantong plastik. Fungsi fasilitas tidak semua lembaga pemasaran melakukannya, petani tidak melakukan fungsi sortasi dan penanggungan resiko tetapi petani hanya melakukan kegiatan mencari informasi pasar mengenai harga pepaya melalui pedagang yang membeli hasil panennya. Fungsi pemasaran pada saluran pemasaran melalui kelompok tani Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh kelompok tani meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh saluran pemasaran pada kelompok tani adalah sebagai berikut Fungsi pertukaran pada saluran pemasaran 1 Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh kelompok tani pada saluran pemasaran 1 meliputi fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani pada saluran 1 meliputi fungsi penjualan kepada kelompok tani, petani menjual dengan harga yang telah ditetapkan oleh kelompok tani berdasarkan banyaknya kualitas yang dihasilkannya. Harga ratarata untuk pepaya yang dibeli oleh kelompok tani kepada petani anggota kelompok tani adalah sebesar Rp3 250,. Petani menyerahkan pepaya di kebun karena proses pemanenan dilakukan oleh kelompok tani, cara pembayaran bersifat fleksibel jika petani minta dibayar dimuka maka bisa dibayar dimuka tetapi jika petani ingin dibayar setelah panen satu periode habis juga dibolehkan oleh kelompok tani. Kelompok tani melakukan fungsi pertukaran meliputi fungsi pembelian kepada petani anggota kelompok tani. Kelompok tani melakukan fungsi penjualan kepada pedagang pengecer, pedagang pengecer dalam saluran ini adalah toko buah dengan segmentasi konsumen adalah kalangan menengah ke atas. Kelompok tani menjual pepaya california ke pedagang pengecer dengan harga ratarata Rp5 875, per kg. Harga ditentukan dengan cara tawar menawar diantara kedua belah pihak, sistem pembayaran adalah dengan cara menukar faktur setelah 4 kali pengiriman (setiap dua minggu sekali). Kelompok tani menjual ke toko buah Total Buah Segar, Istana Buah Segar dan Ngesti dengan sistem titip jual sedangkan untuk Alfmidi dan Toko Buah di Pasar Modern Ciputat dijual dengan sistem putus. Pedagang pengecer melakukan fungsi pembelian kepada kelompok tani, sedangkan fungsi penjualan dilakukan di toko buah langsung kepada

67 53 konsumen akhir. Cara pembayaran adalah dibayar dimuka atau pembayaran secara tunai pada saat proses transaksi berlangsung. Fungsi fisik pada saluran pemasaran 1 Fungsi fisik yang dilakukan pada saluran pemasaran 1 terdiri dari fungsi pengangkutan dan transportasi serta fungsi penyimpanan seperti yang terlihat pada gambar 11. Petani anggota kelompok tani pada saluran pemasaran ini tidak melakukan fungsi fisik karena semua fungsi fisik dilakukan oleh kelompok tani. Kelompok tani melakukan fungsi fisik yaitu fungsi pengangkutan mulai dari pemanenan, pengangkutan dari kebun dan transportasi dari kebun ke gudang, kemudian kelompok tani memberikan label sendiri yaitu KN Jaya Farm dan mengantarkan pepaya ke pedagang pengecer. Pada saluran pemasaran 1 kelompok tani melakukan fungsi penyimpanan dengan tujuan untuk mengatur jumlah pemesanan sehingga kelompok tani bisa memenuhi permintaan dari pedagang pengecer. Gambar 11 Fungsi fisik yang dilakukan oleh kelompok tani Fungsi pengangkutan dan transportasi yang dilakukan oleh pedagang pengecer hanya Alfamidi saja karena kelompok tani mengantarkan pepaya california ke gudang kemudian dari gudang pihak manajemen Alfamidi melakukan pengiriman ke masingmasing toko Alfamidi di daerah Tangerang dan Jakarta. Fungsi penyimpanan dilakukan oleh semua pedagang pengecer, fungsi penyimpanan dilakukan oleh pedagang pengecer untuk pepaya yang belum terjual. Fungsi fasilitas pada saluran pemasaran 1 Fungsi pemasaran pada saluran pemasaran 1 meliputi fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Petani anggota kelompok tani tidak melakukan fungsi standarisasi dan grading serta fungsi penanggungan resiko. Petani melakukan fungsi informasi pasar karena petani anggota kelompok tani juga terlibat dalam kegiatan pemasaran pepaya california yang dilakukan oleh kelompok tani, selain itu kelompok tani juga lebih terbuka dalam menyampaikan semua informasi yang terkait dalam pemasaran pepaya california. Kelompok tani melakukan fungsi standarisasi dan grading, karena pepaya california yang dijual pada saluran pemasaran ini adalah pepaya california grade A dan grade B. Kelompok tani melakukan proses standarisasi dan grading di gudang setelah pepaya diangkut dari kebun dengan jumlah tenaga kerja sebanyak

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani Soeharjo dan Patong (1973), mengemukakan definisi dari pendapatan adalah keuntungan yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasari oleh teori-teori mengenai konsep sistem tataniaga; konsep fungsi tataniaga; konsep saluran dan

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian

Lebih terperinci

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN Tataniaga Pertanian atau Pemasaran Produk-Produk Pertanian (Marketing of Agricultural), pengertiannya berbeda

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Peningkatan

Lebih terperinci

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Pada perekonomian saat ini, hubungan produsen dan konsumen dalam melakukan proses tataniaga jarang sekali berinteraksi secara

Lebih terperinci

SISTEM PEMASARAN NENAS BOGOR (Ananas comosus) DI KABUPATEN BOGOR THE MARKETING SYSTEM OF BOGORINARIAN PINEAPPLE (Ananas comosus) IN BOGOR DISTRIC

SISTEM PEMASARAN NENAS BOGOR (Ananas comosus) DI KABUPATEN BOGOR THE MARKETING SYSTEM OF BOGORINARIAN PINEAPPLE (Ananas comosus) IN BOGOR DISTRIC SISTEM PEMASARAN NENAS BOGOR (Ananas comosus) DI KABUPATEN BOGOR THE MARKETING SYSTEM OF BOGORINARIAN PINEAPPLE (Ananas comosus) IN BOGOR DISTRIC Taufiq Surahman dan Nunung Kusnadi Departemen Agribisnis,

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju) Analisis Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju) Analysis of Green Mustard Marketing in Balun Ijuk Village, Merawang, Bangka (A case Study of Farmer

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pola Distribusi Pemasaran Cabai Distribusi adalah penyampaian aliran barang dari produsen ke konsumen atau semua usaha yang mencakup kegiatan arus barang

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Tataniaga atau pemasaran memiliki banyak definisi. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006) istilah tataniaga dan pemasaran

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Pedagang Karakteristik pedagang adalah pola tingkah laku dari pedagang yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana pedagang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskanberdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalah, Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskanberdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalah, Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan 1 BAB I PENDAHULUAN Padababiniakandibahasmengenaipendahuluan merupakanbagianawaldarisuatupenelitian. pendahuluaniniterdiridarilatarbelakangmasalah yang Bab yang menjelaskantimbulnyaalasan-alasanmasalah

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN Rokhman Permadi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Darwan Ali rokhmanpermadi@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di Indonesia, dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing. Diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Tataniaga Tataniaga adalah suatu kegiatan dalam mengalirkan produk dari produsen (petani) sampai ke konsumen akhir. Tataniaga erat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah-buahan yaitu buah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)

Lebih terperinci

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran ANALISIS PEMASARAN IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) STUDI KASUS DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CURUG JAYA II (KECAMATAN BOJONGSARI, KOTA DEPOK JAWA BARAT) Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian unggulan yang memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT 55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP , ANALISIS TATANIAGA SAYURAN KUBIS EKSPOR DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN Roma Kasihta Sinaga 1), Yusak Maryunianta 2), M. Jufri 3) 1) Alumni Program Studi Agribisnis FP USU,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 2012 di Desa Paya Besar, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan

Lebih terperinci

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Benidzar M. Andrie 105009041 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi BenizarMA@yahoo.co.id Tedi Hartoyo, Ir., MSc.,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia, baik dalam hal luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas per

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Cindy Dwi Hartitianingtias, Joko Sutrisno, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR Oleh : Rosda Malia S.P, M.Si * dan Wisnu Mulyanu Supartin, S.P ** ABSTRAK Pandanwangi adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol Karo (2010) melakukan penelitian mengenai analisis usahatani dan pemasaran kembang kol di Kelompok Tani Suka Tani, Desa Tugu Utara,

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Produk Hasil Perikanan Tangkap Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Produk hasil perikanan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi KERAGAAN PEMASARAN IKAN GURAMI (Osphrounemus gouramy) PADA KELOMPOK MINA BERKAH JAYA Irni Rahmi Zulfiyyah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Irnirahmi18@gmail.com Dedi Darusman,

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS

KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS EFISIENSI TATANIAGA BROKOLI DI LEMBANG JAWA BARAT Hesti. K 1), Marlinda Apriyani 2), Luluk Irawati 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Politeknik Negeri Lampung 2) Dosen Program Studi Agribisnis Politeknik

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu Oleh: Henny Rosmawati Abstract This research is aimed to: 1) know the banana s marketing eficiency

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Evi Naria ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Efendi H. Silitonga Staf Pengajar Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan Abstract North

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

beberapa desa salah satunya adalah Desa Yosowilangun Kidul

beberapa desa salah satunya adalah Desa Yosowilangun Kidul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila dibandingkan dengan buah-buahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu. 37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman buah-buahan tropis. Banyak buah yang dapat tumbuh di Indonesia namun tidak dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tataniaga Pertanian Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar. Pemasaran adalah kegiatan mengalirkan barang dari produsen ke konsumen akhir

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tanaman Melinjo Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dengan tanda-tanda : bijinya tidak terbungkus daging tetapi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Secara umum sistem pemasaran komoditas pertanian termasuk hortikultura masih menjadi bagian yang lemah dari aliran komoditas. Masih lemahnya pemasaran komoditas

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA UBI JALAR DI DESA PURWASARI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR. JAWA BARAT

ANALISIS TATANIAGA UBI JALAR DI DESA PURWASARI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR. JAWA BARAT ANALISIS TATANIAGA UBI JALAR DI DESA PURWASARI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR. JAWA BARAT Hariry Anwar*, Acep Muhib**, Elpawati *** ABSTRAK Tujuan penelitian menganalisis saluran tataniaga ubi jalar

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pemasaran Mubyarto (1977), mengemukakan bahwa di Indonesia istilah tataniaga disamakan dengan pemasaran atau distribusi, yaitu semacam kegiatan ekonomi yang membawa atau menyampaikan

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN 06114023 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ANALISIS TATANIAGA

Lebih terperinci

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut:

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut: Pemasaran komoditas pertanian dari proses konsentrasi yaitu pengumpulan produk-produk pertanian dari petani ke tengkulak, pedagang pengumpul dan pedagang besar serta diakhiri proses distribusi yaitu penjualan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha di bidang

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analysis Of Self-Help Pattern Of Cocoa Marketing In Talontam Village Benai Subdistrict Kuantan Singingi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi

Lebih terperinci

SISTEM PEMASARAN BERAS DI KECAMATAN CIBEBER, KABUPATEN CIANJUR

SISTEM PEMASARAN BERAS DI KECAMATAN CIBEBER, KABUPATEN CIANJUR SISTEM PEMASARAN BERAS DI KECAMATAN CIBEBER, KABUPATEN CIANJUR Alexandro Ephannuel Saragih 1), dan Netti Tinaprilla 2) 1,2) Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau

Lebih terperinci

Key Word PENDAHULUAN

Key Word PENDAHULUAN KERAGAAN PEMASARAN BERAS DARI WILAYAH PRODUSEN DI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA SAMPAI KE TANGAN KONSUMEN AKHIR DI PASAR INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA Pipit Kurniawati 1) Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menggunakan teori sistem pemasaran dengan mengkaji saluran pemasaran, fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, marjin pemasaran,

Lebih terperinci

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3) EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi (1) (ndaabbo@yahoo.com) Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN MAS KOLAM AIR DERAS DI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT NANDANG TRISATYO

ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN MAS KOLAM AIR DERAS DI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT NANDANG TRISATYO ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN MAS KOLAM AIR DERAS DI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT NANDANG TRISATYO DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO Bentuk analisis pendapatan ini mengacu kepada konsep pendapatan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A 14105605 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Armenia Ridhawardani 1, Pandi Pardian 2 *, Gema Wibawa Mukti 2 1 Alumni Prodi Agribisnis Universitas Padjadjaran 2 Dosen Dept. Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR A A Gede Ary Gunada 1, Luh Putu Wrasiati 2, Dewa Ayu Anom Yuarini 2 Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI, PROVINSI BALI NI PUTU DINDA WIED NATACHA PUTRI

ANALISIS PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI, PROVINSI BALI NI PUTU DINDA WIED NATACHA PUTRI ANALISIS PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI, PROVINSI BALI NI PUTU DINDA WIED NATACHA PUTRI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang merupakan anggota Allium yang paling banyak diusahakan dan memiliki nilai ekonomis

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN : SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN BIJI KAKAO Kasus di Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur I Made Beni Andana, S.P Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Abstrak

Lebih terperinci