Kata Kunci : pelayanan publik, kinerja pegawai, KTP elektronik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : pelayanan publik, kinerja pegawai, KTP elektronik"

Transkripsi

1 Kinerja Pegawai Dalam Pelayanan Pengurusan Ktp Elektronik Di Kantor Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng Oleh : Kadek Artini* 1 dan I Nyoman Mudarya* 2 Abstraksi Pegawai pemerintahan adalah aparat birokrasi yang juga sebagai abdi masyarakat harus memiliki kinerja yang baik agar mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat khususnya dalam pengurusan KTP elektronik. Dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan pengurusan KTP di Kantor Kecamatan Busungbiu sudah sesuai dengan indikator seperti ketepatan pelayanan, efektivitas, kualitas dan kuantitas pelayanan, kemandirian pegawai dalam memberikan pelayanan, serta adanya hubungan interpersonal antar pegawai. Hal-hal yang menjadi pendukung dan penghambat pelayanan yang diberikan oleh pegawai kepada masyarakat di Kantor Kecamatan Busungbiu adalah kualitas dan kuantitas SDM pegawai, kerjasama antara pegawai dalam memberikan pelayanan, sikap pegawai dalam memberikanpelayanan, dan status kepegawaian dari pegawai pemberi pelayanan. Sedangkan solusi dalam mengatasi hambatan yang ada adalah dengan menambah jumlah pegawai dan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai, memperbaiki sikap pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta memperpanjang masa kontrak bagi pegawai yang berkinerja baik. Kata Kunci : pelayanan publik, kinerja pegawai, KTP elektronik * 1 Alumni Fisip Unipas * 2 Staf Pengajar Universitas Panji Sakti 1. Pendahuluan Dalam perkembangan zaman sekarang ini salah satu masalah yang kerap dihadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah adalah bagaimana menciptakan aparatur yang profesional, hebat, memiliki etos kerja tinggi, keunggulan kompetitif dan kemampuan memegang teguh etika birokrasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam memenuhi aspirasi masyarakat serta terbebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Tantangan tersebut merupakan hal yang beralasan mengingat masyarakat di daerah menginginkan agar aparat pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat bekerja secara maksimal yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat. Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

2 Menurut pasal 6 dan 7 Undang-Undang nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), bahwa Pegawai ASN terdiri atas PNS dan PPPK. PNS merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah dan ketentuan Undang-Undang. Sebagai bagian dari Aparatur Sipil Negara, pegawai kecamatan memiliki kewajiban melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab, serta melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang ( Pasal 23 huruf c dan e UU No. 5 Tahun 2014 ) Adapun masyarakat sangat ingin pelayanan yang optimal dan memuaskan dari para aparatur pegawai Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan publik. Hal ini menuntut aparatur agar mempunyai ikatan psikologis terhadap perkembangan zaman sekarang ini sehingga bisa menyesuaikan sikap dalam melakukan pelayanan publik. Dalam konteks ini pelayanan menjadi kewajiban dan tanggungjawab birokrasi dalam mengadopsi perubahan dan kebutuhan sosial yang berdasarkan atas profesionalisme dan nilai-nilai kemanusiaan. Mengingat sangat pentingnya eksistensi Sumberdaya Manusia dalam bidang kegiatan pemerintahan disebutkan dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 bahwa kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur, khususnya pegawai negeri. Dalam kenyataannya hal tersebut tidaklah mudah untuk terbentuk dengan sendirinya. Banyak hal yang terjadi malah sebaliknya, dimana banyak aparatur pemerintah daerah kurang mampu dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintah dengan kredibilitas yang tinggi, sehingga proses pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menjadi relatif kurang optimal. Tugas dari Pemerintah adalah memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dalam menjalankan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan Kecamatan dalam melayani masyarakat juga tidak Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

3 terlepas dari permasalahan yang berkenaan dengan kondisi pelayanan yang relatif belum memuaskan. Hal ini terutama berkaitan dengan kualitas sumber daya aparatur pemerintah yang profesional. Salah satu kerja birokrasi dapat dilihat dari bagaimana birokrasi tersebut dalam hal ini Kecamatan bekerja sama dengan Kepala Desa melaksanakan tugasnya dalam mengeluarkan Kartu Tanda Penduduk ( KTP ). Bagi masyarakat. KTP merupakan suatu hal yang dekat dengan masyarakat dan dapat dikatakan pembuatan KTP ini pelayanan dasar pemerintah kepada masyarakatnya, KTP meski kelihatannya sepele tetapi merupakan unsur penting dalam administrasi kependudukan. Alasannya adalah karena menyangkut masalah legitimasi seseorang dalam eksistensinya sebagai penduduk dalam suatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan sesuai dengan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1997 yang di dalamnya disebutkan bahwa setiap penduduk yang berusia 17 tahun atau pernah menikah wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk ( KTP ). Adapun syarat-syarat sesorang berhak mempunyai KTP salah satunya adalah apabila sudah genap 17 tahun dan bagi yang berstatus menikah tapi usianya belum mencapai 17 tahun juga berhak mempunyai KTP. Tata cara pembuatan atau perpanjangan KTP adalah harus mengajukan permohonan tertulis kepada camat dengan menggunakan formulir yang disediakan dilampiri persyaratan surat pengantar dari Kepala desa dan pas photo, pengesahan dari desa, pengesahan dari Kecamatan kemudian ke Catatan Sipil. Melalui prosedur dan persyaratan seseorang berhak memiliki KTP, namun kenyataannya masih banyak yang telah memenuhi syarat tetapi belum mempunyai KTP dari data kependudukan yang diperoleh dari Kantor Camat Busungbiu. Dari jumlah penduduk kecamatan Busungbiu yang sudah wajib dan berhak memiliki KTP sebanyak jiwa, baru jiwa ( 78,75 ) yang sudah memiliki KTP. Sisanya jiwa ( 21,25 % ) belum memiliki KTP, ada yang masih dalam proses dan ada juga yang memang belum mengurusnya. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :1).Bagaimanakah kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pengurusan Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

4 Kartu Tanda Penduduk di Kantor Kecamatan Busungbiu?; 2).Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk yang diberikan oleh pegawai Kantor Kecamatan Busungbiu?; dan 3).Bagaimanakah solusi dalam mengatasi faktor penghambat dalam pelayanan KTP oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu? 2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Arikunto (2006 : 12) mengemukakan bahwa, penelitian kualitatif tidak menggunakan angka-angka tetapi hanya menggunakan kata-kata. Sedangkan menurut Bungin (2012 : 32), penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari orangorang yang diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah Camat Busungbiu Kabupaten Buleleng, Pegawai Kantor Camat Busungbiu Kabupaten Buleleng dan anggota masyarakat Kecamatan Busungbiu. Dalam memilih dan menentukan informan, peneliti mengacu pada teknik purposive sampling, dimana peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang benar dan mengetahui masalahnya secara mendalam. Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1).Kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk di Kantor Kecamatan Busungbiu, seperti: kualitas dan kuantitas pelayanan, ketepatan waktu pelayanan, efektivitas, kemandirian, dan hubungan interpersonal; 2)Faktor pendukung dan penghambat pelayanan yang diberikan oleh Pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu, yang meliputi : a) Kualitas dan kuantitas SDM Pegawai Kantor Kecamatan Busungbiu; b) kerjasama antar pegawai dalam memberikan pelayanan; dan c) sikap pegawai dalam memberikan pelayanan.3). Solusi dalam mengatasi faktor penghambat pelayanan pengurusan KTP oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu, yang meliputi : a)meningkatkan kualitas dan kuantitas pegawai; b)meningkatkan kerjasama antar Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

5 pegawai dalam memberikan pelayanan; dan c)memperbaiki sikap pegawai dalm memberikan pelayanan. Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng, dengan tujuan untuk mengetahui kinerja pegawai dalam pemberian pelayanan pengurusan KTP kepada masyarakat. Selanjutnya menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen. Analisis data dilakukan dengan analasis data kualitatif dengan prosedur : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan serta verifikasi ( Sugiyono, 2013) 3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3.1 Kinerja Pegawai dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat dalam Pengurusan Kartu Tanda Penduduk di Kantor Kecamatan Busungbiu Kinerja merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang, yang merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Kinerja juga diharapkan memiliki atau menghasilkan kualitas yang baik dan tetap melihat jumlah atau kuantitas yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara kualitas terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan. Sehubungan dengan kinerja pegawai kantor kecamatan sebagai ujung tombak birokrasi pelayanan publik di kecamatan, selalu berpedoman pada asas pelayanan publik yakni : transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, dan keseimbangan hak dan kewajiban. Karena dalam hal ini, hakekat pelayanan publik yang diberikan oleh pegawai kecamatan kepada masyarakat adalah berupa pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat ( Rahmayanty, 2013 : 86). Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

6 Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu khususnya dalam pelayanan pengurusan KTP adalah berupa perekaman data dari masyarakat pemohon KTP yang untuk selanjutnya diberikan rekomendasi oleh Camat untuk kemudian dibawa ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Singaraja. Dari hasil wawancara dengan para informan tersebut, dan didukung oleh hasil pengamatan peneliti langsung di kantor Camat Busungbiu, dapat dipahami bahwa kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diberikan oleh pegawai kantor Camat Busungbiu adalah yang utama, tetapi tetap mengikuti prosedur pelayanan yang telah ditetapkan yang tentunya telah diketahui oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Dwiyanto ( 2011 : 77 ), bahwa dalam pelayanan publik diperlukan adanya standar pelayanan, dimana pencari layanan dapat mengetahui dengan pasti prosedur pelayanan yang diselenggarakan oleh birokrasi publik. Selanjutnya berkaitan dengan kinerja pegawai dalam hal ini pegawai di kantor Kecamatan Busungbiu khususnya dalam pelayanan pengurusan KTP,dapat diukur dari efektifitas yang meliputi tingkat penggunaan sumber daya organisasi ( tenaga, uang, teknologi, bahan baku). Di Kantor Kecamatan Busungbiu, saat ini ada 3 ( tiga ) orang pegawai yang menangani masalah perekaman data penduduk untuk pengurusan KTP. Dengan didukung oleh peralatan berupa komputer perekam data sebanyak 2 ( dua ) unit. Tetapi yang digunakan sehari-hari untuk merekam data penduduk hanya 1 ( satu) unit komputer saja. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dengan ketersedian tenaga dan teknologi yang dimiliki oleh Kantor Kecamatan Busungbiu, pegawai dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Ini berarti bahwa efektivitas sebagai salah satu kriteria kinerja pegawai di kantor Kecamatan Busungbiu sudah bisa berjalan maksimal. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh B.Jhon (Rivai, 2008 : 287), bahwa efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

7 Secara kualitas, pelayanan yang diberikan oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu kepada masyarakat dalam pengurusan KTP sudah bisa dikatakan maksimal meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan tersebut bersifat manusiawi karena keterbatasan yang dimiliki oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu. Dalam pelayanan yang diberikan, berapapun jumlah masyarakat yang datang untuk mengurus KTP, baik yang datang langsung ke kantor camat atau yang datang saat ada program jemput bola ke desa-desa, semua dapat dilayani dengan baik. Ini menunjukan bahwa secara kualitas dan kuantitas kinerja pegawai kantor Kecamatan Busungbiu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah cukup maksimal. Menurut B.Jhon ( Rivai, 2008), kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan salah satu indikator dalam mengukur kinerja pegawai. Selanjutnya yang dijadikan indikator untuk melihat kinerja seorang pegawai adalah kemandirian, dalam hal ini dilihat kemampuan seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan, bimbingan dan pengawasan atau meminta turut campur pengawas guna menghindari hasil yang merugikan. Sehubungan dengan hal tersebut, apa yang dilakukan oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu, khususnya pegawai yang menangani proses perekaman data KTP sudah mengarah pada kemandirian. Dengan jumlah personil yang hanya 3 (tiga) orang, mereka dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara mandiri dalam melayani masyarakat. Kerjasama diantara mereka sesama operator ataupun dengan pegawai di bagian lain, tetap ada sebagai bagian dari hubungan interpersonal. Karena bagaimanapun setiap manusia selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Kerjasama dengan sesama teman kerja dalam satu unit kerja memang dimungkinkan dalam konsep kemandirian dan hubungan interpersonal. Bagaimanapun juga, sebuah instansi seperti Kantor Kecamatan Busungbiu adalah sebuah unit kerja yang merupakan satu kesatuan, dan saling terkait satu sama lain. Saling membantu antara rekan kerja dalam unit kerja bukanlah bukti mereka tidak memiliki kemandirian. Karena dalam beberapa kondisi seseorang tidak mungkin bisa melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Misalnya ketika seorang operator komputer perekam data KTP sedang melayani masyarakat Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

8 memerlukan alat atau benda lain yang tidak ada didekatnya, dia bisa minta bantuan kepada teman lainnya untuk mengambilkannya. Selanjutnya yang dijadikan tolok ukur dalam pelayanan kepada masyarakat oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu adalah hubungan interpersonal dalam pelayanan. Dalam hal ini para pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu selalu bersosialisasi dengan sesama rekannya, saling mengemukakan perasaan, berkeluh kesah, saling membantu, dan selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Kerjasama diantara mereka tetap ada sebagai bagian dari hubungan interpersonal. Karena bagaiamanapun setiap manusia selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Kerjasama dengan sesama teman kerja dalam satu unit kerja memang dimungkinkan dalam konsep kemandirian dan hubungan interpersonal. Dari hasil wawancara serta didukung oleh hasil pengamatan di lokasi penelitian, dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selalu dilandasi oleh adanya hubungan interpersonal dimana dalam hal ini pegawai bisa mengemukakan perasaaan, harga diri, menghormati jasa baik, dan kerjasama antara rekan kerja untuk tercapainya keberhasilan dalam pekerjaan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh B. Jhon ( Rivai, 2008 ) yang mengatakan bahwa salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pegawai adalah hubungan interpersonal, tingkat dimana pegawai mengemukakan perasaan, harga diri, jasa baik, dan kerjasama antara rekan kerja dalam unit kerjanya. 3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan yang diberikan oleh Pegawai Kantor Kecamatan Busungbiu Faktor Pendukung Pelayanan oleh Pegawai Kantor Kecamatan Busungbiu Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pegawai membutuhkan dukungan yang maksimal dari berbagai sisi. Berhasil tidaknya seorang pegawai melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya sangat tergantung adanya Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

9 berbagai faktor yang mendukung kinerja pegawai tersebut. Dan sebaliknya, gagalnya suatu pekerjaan diselesaikan oleh seorang pegawai sangat tergantung pada adanya faktor-faktor penghambat yang mengganggu kinerja pegawai. Sehubungan dengan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam pengurusan KTP, maka yang menjadi faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut adalah, kualitas dan kuantitas SDM pegawai tersebut, kerjasama antar pegawai, dan sikap pegawai dalam memberikan pelayanan Secara kualitas khususnya dari segi pendidikannya, maka pegawai yang melayani masyarakat dalam pengurusan KTP di Kantor Kecamatan Busungbiu yang berjumlah 3 (tiga) orang, seorang berpendidikan sarjana, seorang berpendidikan Diploma, serta seorang lagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan tingkat pendidikan seperti itu memang dirasa cukup memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian dilihat dari semangat kerja dan keenerjikan, khususnya dari segi umur, ketiga orang staf pegawai tersebut rata-rata berusia masih muda dan masih memiliki energi yang sangat tinggi untuk menunjang produktivitasnya. Gairah kerjanya juga masih mengebu-gebu. Ini tentunya sangat mendukung kinerja pegawai tersebut dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Untuk pegawai yang menangani teknologi yang lumayan canggih seperti operator komputer perekam data KTP, memiliki tingkat pendidikan seperti tersebut di atas memang sudah cukup. Jika ditambah lagi dengan pengalaman yang dimilikinya dalam berhubungan dengan masyarakat, maka kualitas seseorang dengan tingkat pendidikan seperti tersebut sudah dirasa mampu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Faktor pendukung lainnya bagi maksimalnya pemberian layanan kepada masyarakat khususnya dalam pengurusan KTP oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu adalah karena adanya kerjasama yang terjalin baik selama ini. Hal itu terjadi karena mereka merasa sama-sama sebagai pegawai di kantor yang sama, sama-sama mengabdi untuk melayani masyarakat. Usia mereka juga sebaya Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

10 sehingga mereka gampang berkomunikasi dan gampang bekerja sama. Apalagi nasib mereka tentang status kepegawaiannya sama yakni sama-sama pegawai kontrak. Akhirnya diantara mereka tumbuh rasa persaudaraan, tidak lagi hanya sebatas teman kerja. Hal terakhir yang menjadi pendukung pelayanan yang diberikan pegawai kepada masyarakat adalah sikap pegawai dalam memberikan pelayanan. Sikap seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri pegawai itu sendiri dan faktor lingkungan. Faktor dari dalam dapat berupa karakter dari pegawai tersebut, keadaan kejiwaan yang sedang terjadi dalam diri pegawai tersebut, dan faktorfaktor lainnya. Sedangkan faktor dari luar yang berupa lingkungan kerja dapat berasal dari teman kerja, juga dari masyarakat yang mencari pelayanan. Karakter orang yang memang dalam kesehariannya ramah dan murah senyum, maka akan berpengaruh terhadap sikapnya ketika berhadapan dengan masyarakat yang mencari layanan. Ramah, murah senyum, dan penuh canda akan menjadikan pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan membuat masyarakat puas. Sikap melayani harus ditumbuhkan dalam diri pegawai yang merupakan abdi negara dan abdi masyarakat. Dari pendapat para informan, dapat dipahami bahwa sikap seorang pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berpengaruh pula terhadap kinerja pegawai tersebut. Sikap seorang pegawai yang baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu bagian dari komitmennya sebagai seorang pegawai, dimana dia memiliki tanggung jawab kepada pekerjaan dan instansi tempatnya bekerja. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat dimana pegawai atau karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab terhadap kantor ( B.Jhon dalam Rivai, 2008 ) Faktor Penghambat Pelayanan oleh Pegawai Kantor Camat Busungbiu Salah satu faktor yang bisa menjadi penghambat kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam pengurusan KTP di Kantor Kecamatan Busungbiu adalah masih terbatasnya jumlah dan kemampuan Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

11 yang dimiliki oleh pegawai yang bertugas di bagian pelayanan pengurusan KTP. Meskipun dengan jumlah dan kualitas yang dimiliki oleh pegawai di bagian pelayanan pengurusan KTP untuk saat ini dirasa sudah cukup, tetapi menghadapi tantangan kedepan dibutuhkan jumlah yang lebih dengan kualitas yeng lebih pula. Faktor lain yang bisa menyebabkan terhambatnya pelayanan yang oleh pegawai berikan kepada masyarakat, adalah status kepegawaian mereka tersebut yang masih berstatus sebagai pegawai kontrak. Ini tentunya menjadi hambatan secara psikologis bagi para pegawai tersebut untuk melaksanakan pekerjaannnya. Seperti diketahui, status sebagai pegawai kontrak dengan penghasilan yang masih tergolong rendah, bahkan masih di bawah upah minimum, tentunya akan berdampak negatif terhadap kinerja seorang pegawai. Dari pemaparan yang disampaikan oleh informan, status kepegawaian dari pegawai yang bertugas di bagian pelayanan pengurusan KTP di Kantor Camat Busungbiu yang masih berstatus sebagai pegawai kontrak menjadi penghambat secara psikologis terhadap pelayanan yang diberikannya kepada masyarakat. Hal terakhir yang menjadi penghambat pelayanan yang diberikan pegawai kepada masyarakat adalah sikap pegawai dalam memberikan pelayanan. Sikap seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri pegawai itu sendiri dan faktor lingkungan. Faktor dari dalam dapat berupa karakter dari pegawai tersebut, keadaan kejiwaan yang sedang terjadi dalam diri pegawai tersebut, dan faktorfaktor lainnya. Sedangkan faktor dari luar yang berupa lingkungan kerja dapat berasal dari teman kerja, juga dari masyarakat yang mencari pelayanan. Karakter dan sikap seseorang yang dalam kesehariannya selalu menampakkan sikap judes dan gampang emosi biasanya akan dapat menghambat seorang pegawai dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pelayan masyarakat. Pegawai yang memiliki sikap seperti itu akan sulit beradaptasi dengan pekerjaan dan lingkungan sekitarnya. Dari pendapat beberapa orang informan, dapat dipahami bahwa sikap seorang pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berpengaruh pula terhadap kinerja pegawai tersebut. Sikap seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain atau dengan lingkungan sekitarnya memang dipengaruhi oleh Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

12 karakter dari orang bersangkutan. Sikap yang tidak baik dapat menjadi penghambat kinerja pegawai tersebut. Sikap seorang pegawai yang tidak baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu bagian pengingkaran terhadap komitmennya sebagai seorang pegawai, dimana dia seharusnya memiliki tanggung jawab kepada pekerjaan dan instansi tempatnya bekerja. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat dimana pegawai atau karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab terhadap kantor ( B.Jhon dalam Rivai, 2008 ). Itu yang harus ditumbuhkan dalam diri seorang pegawai, terlebih dia adalah pegawai yang bertugas sebagai pelayan masyarakat. 3.3 Solusi dalam mengatasi faktor penghambat pelayanan pengurusan KTP oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu Untuk meminimalisir berbagai faktor penghambat yang bisa menyulitkan dalam proses pelayanan kepada masyarakat, berbagai solusi diterapkan oleh Kantor Kecamatan Busungbiu agar pelayanan tetap berjalan baik dan masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Solusi yang dilakukan adalah yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas pegawai pemberi layanan adalah tentunya dengan menambah jumlah pegawai yang bertugas di bagian pelayanan khususnya di pelayanan perekaman data KTP. Hal ini dimaksudkan supaya semakin banyak masyarakat yang bisa dilayani. Dari hasil wawancara dengan para informan, dapat dipahami bahwa solusi yang dilakukan oleh Kantor Kecamatan Busungbiu untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas pegawai adalah dengan menambah jumlah pegawai serta melaksanakan diklat atau pengembangan pegawai. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Irawan (2007), bahwa pengembangan pegawai merupakan suatu proses merekayasa perilaku kerja pegawai sedemikian rupa sehingga pegawai dapat menunjukkan kinerja yang optimal dalam pekerjaannya. Memperbaiki sikap pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan solusi dari ditemukannya hambatan dalam pelayanan Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

13 kepada masyarakat yang berkaitan dengan sikap pegawai yang kurang bersahabat dalam memberikan pelayanan. Dari hal-hal yang disampaikan oleh para informan yang merupakan pejabat teras di Kantor Kecamatan Busungbiu, dapat dipahami bahwa sikap yang ramah dengan berusaha selalu tersenyum ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan solusi bagi pegawai dalam mengatasi hambatan pelayanan yang berkaitan dengan sikap pegawai yang terkadang tidak ramah dan tidak bersahabat kepada masyarakat yang datang ke Kantor Camat mencari pelayanan. Berkaitan dengan hambatan pelayanan administrasi kependudukan di Kantor Kecamatan Busungbiu berupa status pegawai pemberi pelayanan yang sebagian besar masih berstatus sebagai pegawai non PNS atau pegawai kontrak, maka solusi yang bisa dilakukan adalah dengan mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui pemerintah kabupaten untuk melaksanakan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil kepada pegawai kontrak yang berkinerja baik dengan masa kerja yang sudah cukup lama. Dari hal-hal yang disampaikan oleh para informan, dapat diketahui bahwa solusi yang dilakukan oleh pihak Kantor Kecamatan Busungbiu untuk mengatasi hambatan pelayanan yang berkaitan dengan status kepegawaian dari staf pegawai khususnya yang bertugas di bagian pelayanan, yang lebih realistis adalah dengan selalu memperpanjang masa kontrak para pegawai tersebut setiap tahunnya. Sambil berharap pemerintah pusat segera mencabut moratorium pengangkatan CPNS, sehingga pegawai yang saat ini berstatus non PNS bisa segera diusulkan menjadi CPNS, dan tentunya kesejahteraan pegawai tersebut bisa lebih terjamin kedepannya. Dengan demikian mereka diharapkan akan lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat. 4. Simpulan dan Saran Dari hal-hal yang diperoleh lewat hasil penelitian dan telah dijelaskan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

14 1. Kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu dapat dinyatakan cukup baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk elektronik ( e-ktp), hal ini dapat dilihat dari ketepatan pelayanan dimana proses perekaman data KTP tidak lebih dari satu jam, efektivitas pelayanan yakni semua sumber daya yang ada bisa digunakan secara efektif, kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikan dimana semua masyarakat yang datang bisa terlayani dngan baik, kemandirian pegawai dalam memberikan pelayanan, serta hubungan interpersonal para pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kinerja pegawai tersebut terbilang sudah cukup baik meskipun memang belum sempurna. Tetapi paling tidak sudah mampu memuaskan masyarakat yang mencari pelayanan ke Kantor Kecamatan Busungbiu. 2. Faktor pendukung dan penghambat pelayanan yang diberikan oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu meliputi : kualitas dan kuantitas SDM pegawai pemberi layanan, kerjasama antar pegawai dalam memberikan pelayanan, sikap pegawai dalam memberikan pelayanan, serta status kepegawaian dari pegawai pemberi layanan kepada masyarakat. Kualitas SDM yang kurang memahami tugas-tugasnya serta jumlah SDM yang sedikit menjadi faktor penghambat. Kerjasama yang baik dan harmonis diantara sesama pegawai menjadi faktor pendukung. Sikap pegawai yang ramah menjadi faktor pendukung, sebaliknya yang terkesan kasar dan judes kepada masyarakat tentunya menjadi penghambat. Status pegawai pemberi layanan yang sebagian besar masih berstatus sebagai pegawai kontrak menjadi penghambat dalam pemberian layanan kepada masyarakat, karena pegawai tersebut bekerja sambil memikirkan nasib masa depannya. 3. Solusi dalam mengatasi faktor penghambat pelayanan pengurusan KTP oleh pegawai di Kantor Kecamatan Busungbiu adalah : meningkatkan jumlah pegawai yang bertugas di bagian pelayanan yang tentunya selalu atas dasar analisis jabatan dan analisis beban kerja dan melakukan pengembangan pegawai melalui berbagai pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kerjasama antar pegawai dalam memberikan pelayanan, memperbaiki sikap pegawai dalam Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

15 memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta solusi jangka pendek berupa memperpanjang masa kontrak pegawai yang berstatus non PNS setiap tahunnya. Daftar Pustaka Arikunto,Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Raja Grafindo : Jakarta Bungin,Burhan, 2012, Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Raja Grafindo Perkasa : Jakarta Dwiyanto, Agus, 2011, Manajemen Pelayanan Publik : Peduli,Inklusif, dan Kolaboratif, Gajah Mada University Press : Yogyakarta Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2011 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan Berbasis Nasional. Rahmayanty,Nina, 2013, Manajemen Pelayanan Prima, Graha Ilmu : Yogyakarta Rivai, 2008, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Raja Grafindo : Jakarta Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif dan R&D, Alfabeta : Bandung Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 7 No. 1- Pebruari

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN) HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN) Oleh : Dias Prihantoro Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) memiliki liku perjalanan yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA No.1065, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.64/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR)

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR) KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR) Oleh ROZA CLAUDIA SANGER 090 813 048 Abstrak Fungsi pelayanan public

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan PROFESIONALISME KINERJA PERANGKAT KELURAHAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus di Kelurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

STRATEGI PELAYANAN PRIMA

STRATEGI PELAYANAN PRIMA STRATEGI PELAYANAN PRIMA oleh : Drs. M.P. SIMANJUNTAK UPTD. PENGEMBANGAN PRODUKTIVITAS DAERAH DISNAKERTRANS. PROP. KALTIM A. Pendahuluan Pemberian pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat adalah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1-7 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan tentunya tidak selalu berjalan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan tentunya tidak selalu berjalan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pemerintahan tentunya tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya dan banyak menemui kendala yang membuat laju pemerintahan menjadi tertunda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan citacita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Penjelasan Undang- Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa berpendapatan menengah dan memiliki tingkat pendidikan semakin tinggi, mempunyai kehidupan politik yang semakin demokratis, serta rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan negara tidak lepas dari peran birokrasi sebagai penggerak utama berjalannya roda pemerintah. Peran birokrasi selain melakukan pengelolaan pelayanan, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan era reformasi yang menuntut adanya perubahan dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi (Hasibuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Apalagi

Lebih terperinci

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017 MODUL KEPEGAWAIAN Jakarta, 18 Juli 2017 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN MATERI 1. Konsep-konsep dan Istilah-istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban dan Hak PNS 2. Pengadaan PNS 3. Pembinaan dan Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan daerah mengatur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Penyelenggaraan pemerintahan lebih ditunjukkan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik. Dilingkungan birokrasi juga telah dilakukan sejumlah inisiatif

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik. Dilingkungan birokrasi juga telah dilakukan sejumlah inisiatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi di Indonesia telah berjalan selama tujuh belas tahun, berbagai usaha dan inovasi telah dilakukan untuk mencari model yang lebih efektif dalam mewujudkan

Lebih terperinci

M A N A J E M E N A S N

M A N A J E M E N A S N ader PNS BAHAN AJAR PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III M A N A J E M E N A S N Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si Widyaiswara Ahli Utama NIP. 19561112 198503 1 006 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kinerja secara umum dapat dipahami sebagai besarnya kontribusi yang diberikan pegawai terhadap kemajuan dan perkembangan di lembaga tempat dia bekerja. Dengan demikian

Lebih terperinci

= Eksistensi KORPRI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

= Eksistensi KORPRI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Tema = Eksistensi KORPRI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) KORPRI Cilacap, Dekat, Merekat, dengan Prioritas

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kualitas organisasi dalam keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau organisasi bisnis membutuhkan berbagai jenis sumber daya, seperti modal, bahan baku material,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka di bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah satu perubahan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan,

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS. PRAJABATAN GOLONGAN III Angkatan 3. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang.

AKUNTABILITAS. PRAJABATAN GOLONGAN III Angkatan 3. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. AKUNTABILITAS PRAJABATAN GOLONGAN III Angkatan 3 Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. Oleh : Nama : Dr. Lilin Budiati, SH, MM NIP : 19610210 198603 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan Publik adalah suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

Lebih terperinci

BUPATI BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 45 TAHUN 2014

BUPATI BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 45 TAHUN 2014 SALINAN BUPATI BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

Lebih terperinci

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE

KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE KINERJA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN MERAUKE Oleh : Rino Bahari Adi Pradana, Email: rinobahari.adi@gmail.com Ilmu Administrasi Negara,

Lebih terperinci

BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN

BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN 91 BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN Raja Hasnizar Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kependudukan Banyak hal yang terkait bilamana kita akan membahas topik kependudukan terlebih pada wilayah administrasi kependudukan dengan berbagai hal yang melekat di dalamnya

Lebih terperinci

2 Dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona

2 Dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1626, 2014 LAN. Prajabatan. CPNS. Golongan III. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

ejournal Ilmu Pemerintahan Volume 5, Nomor 2, 2017, Pendahuluan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawa

ejournal Ilmu Pemerintahan Volume 5, Nomor 2, 2017, Pendahuluan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawa ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (2) : 661-672 ISSN 2477-2458 (online), ISSN 2477-2631 (Print), ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi

Lebih terperinci

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2015 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DAN BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan nilai-nilai luhur dan prinsip tata kelola dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan nilai-nilai luhur dan prinsip tata kelola dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sedang menghadapi gelombang besar pada reformasi berupa meningkatnya tuntutan demokratisasi, desentralisasi dan globalisasi. Sekalipun keadaan serupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN Teguh Kurniawan Kepala UPMA & SPI, FIA Universitas Indonesia teguh.kurniawan@ui.ac.id; http://kurniawans.id OUTLINE Pengertian Nilai Dasar,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola yang baik (good governance) adalah suatu sistem manajemen pemerintah yang dapat merespon aspirasi masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Kementerian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi

Lebih terperinci

KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI DI KELURAHAN SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI DI KELURAHAN SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4): 1679-1692 ISSN 2477-2458 (online), ISSN 2477-2631 (cetak), ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4. Eksistensi KORPRI Dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sejalan Dengan Amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Oleh : Failasufah, S.Pd Perkenalan pertama saya dengan KORPRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada sejumlah masyarakat yang berkepentingan sesuai dengan tata cara dan aturan pokok yang

Lebih terperinci

Selviana Anggraini 1. Universitas Mulawarman.

Selviana Anggraini 1. Universitas Mulawarman. ejournal Pemerintahan Integratif, 2018, 6 (1): 53-63 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2018 PERBANDINGAN ETOS KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA ANTARA PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi dari berbagai faktor. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan publik dan

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH SERTA PENCANTUMAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2016 i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, akhirnya Kami

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu instansi pemerintahan. Arti penting dari sumber daya manusia terletak pada kemampuannya untuk bereaksi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah Dalam suatu pemerintahan apabila ingin berjalan dengan baik maka harus ada unsur 3P (Personil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini memungkinkan memacu perkembangan teknologi yang sangat pesat terutama teknologi peralatan

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: 2407-3881 PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA KANTOR KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KATINGAN Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan professional dalam pengelolaannyasangat diperlukan, karena. tanggungjawab yang diberikan oleh atasannya langsung.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan professional dalam pengelolaannyasangat diperlukan, karena. tanggungjawab yang diberikan oleh atasannya langsung. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan fungsi pemerintahan untuk memenuhi tuntutan pembangunan dan pelayanan pada masyarakat di era reformasi ini, pemerintah dihadapkan pada

Lebih terperinci

Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5

Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5 Renja 2017 1 Renja 2017 2 Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5 Bab II Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Tahun lalu..... 6 Bab III Tujuan

Lebih terperinci

Oleh Veronica Lesyani Monintja 1 Sarah Sambiran 2 Michael S. Mantiri 3

Oleh Veronica Lesyani Monintja 1 Sarah Sambiran 2 Michael S. Mantiri 3 PROFESIONALISME APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (Studi Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Minahasa ) Oleh Veronica Lesyani Monintja

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 A. LATAR BELAKANG Meningkatnya tuntutan masyarakat atas kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah seperti diatur dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah seperti diatur dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan otonomi daerah seperti diatur dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang luas nyata

Lebih terperinci

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP ABSTRAK Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

Lebih terperinci

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya da

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya da BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pegawai adalah aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Pegawai mempunyai pikiran, dorongan perasaan,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sebagai wadah kegiatan manusia yang memiliki tujuan tertentu, secara absolut sangatlah tergantung dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.

Lebih terperinci

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA tukangteori.com I. PENDAHULUAN Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan daerah, dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat reformasi telah mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan sistem pemerintahan negara dalam pembangunan, perlindungan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 281 TAHUN 2015 281 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN DENGAN STATUS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PENUH

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur PEMERINTAH ADALAH PELAYAN MASYARAKAT SETUJUKAH ANDA?? Kantor Pemerintah Kantor Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN

Lebih terperinci

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol SINOPSIS Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi

Lebih terperinci

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Lebih terperinci