PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 031 TARAIBANGUN KAMPAR

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 031 TARAIBANGUN KAMPAR Oleh Ria Yulaiana¹, Daman Huri Daud², Otang Kurniaman³, Absrtack Background research internal issue is. lowering of result learn class student of V SD Country 031 Taraibangun with average value 67,08 from 36 student which not yet reached KKM counted 15 student ( 41,67%), while tired KKM counted 21 student ( 58,33%). this Formula research internal issue do applying of study of model of inkuiri guided can improve result learn IPA class student of V SD Country 031 Taraibangun? Target of this research to increase result of learning IPA class student of V SD Country 031 Taraibangun [pass/through] applying of study of model of inkuiri guided. This research [is] executed [by] [at] even semester of School Year 2012 / 2013 in Maret-April Research Subjek is class student of V SD Country 031 Taraibangun counted 36 student. this Research Desain is Research Of Action Class ( PTK). Instrument data collecting at this research is observation sheet learn and student and also tes result of learning. After diterapakan study of model of inkuiri guided by hence result of research indicate that result learn natural student [is] make-up of from elementary score 67,08 mounting to become 75,41 ( 12,42%) at UAS cycle of I and hereinafter at UAS cycle of II assess student mount to become 81,80 ( 8,47%). Keyword : inquiry terbimbing, study results of sience PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah satu istilah yang bermula dari kata latin scientia yang berarti saya tahu, dalam bahasa inggris kata science berarti pengetahuan. Menurut Powler (Usman Samatowa:2006:2) ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum berupa kumpulan dari hasil percobaan dan eksperimen. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di kelas V SDN 031 Taraibangun pada tahun 2012/2013, apakah penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah dalam pelajaran dengan tujuan dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Dalam pembelajaran di sekolah guru tidak menerapkan model pembelajaran dan keterlibatan anak dalam belajar sangat sedikit sehingga hasil belajar IPA siswa masih tergolong rendah. Dari 36 siswa, yang tuntas hanya 15 orang atau 41,67% dan siswa yang tidak tuntas ada 21 orang atau 58,33%. Dari persentase ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA SDN 031 Taraibangun belum mencapai ketuntasan klasikal, karena siswa dinyatakan tuntas secara klasikal apabila 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM. 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, NIM Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau. Sebagai Pembimbing I 3. Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau. Sebagai Pembimbing II

2 Mengatasi rendahnya hasil belajar IPA, maka peneliti mencari solusi lain untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri tebimbing. Karena inkuiri terbimbing adalah suatu cara dengan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang diajukan. Enjah Takari menyatakan bahwa inkuiri terbimbing adalah guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan, yang diawali dengan pertanyaan untuk didiskusikan dan membuka percobaan. Dalam pembelajaran ini guru tidak membiarkan saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, tetapi guru memberikan pengarahan melakukan kegiatan sehingga siswa yang memiliki daya serap rendah tetap dapat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan. Penerapan model inkuiri terbimbing dapat memberikan aktivitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPA karena inkuiri terbimbing menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan rasa ingin tahu siswa sehingga belajar menjadi lebih bermakna karena anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Bagi guru dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok siswa atau peserta didik. Penelitian ini berlokasi di SDN 031 Taraibangun Kampar Provinsi Riau, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai dengan April Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dan dalam empat tahap, yaitu. Menetapkan kelas sebagai tempat penelitian yaitu kelas V SDN 031 Taraibangun. Menetapkan jadwal penelitian yaitu semester genap tahun ajaran 2012/2013. Menetapkan materi yang akan dijadikan bahan penelitian yaitu sifat-sifat cahaya. Menetapkan jumlah siklus yaitu dua siklus. Adapun penelitian ini dilakukan berdasarkan observasi dan tes, adapun observasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru didalam kelas sedangkan tes yang dilakukan guru berupa ulangan harian dalam bentuk objektif untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan anak terhadap materi yang telah diajarkan. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tes Ulangan harian yang diberikan dalam bentuk objektif untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. b. Non Tes Pengamatan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar. Lembar observasi aktifitas guru digunakan untuk melihat aktifitas yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar. Pengamatan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar

3 mengajar. Lembar observasi aktifitas siswa digunakan untuk melihat aktifitas yang dilakukan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Teknik Analisis Data Aktifitas Guru dan Siswa Observasi kegiatan guru dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada kegiatan belajar mengajar menggunakan model inkuiri terbimbing. Kriteria untuk menentukan keberhasilan guru dalam aktifitasnya. Rumus : P = X 100% (KTSP, 2007:367) Keterangan: P= Angka presentase aktivitas guru/siswa F= Total aktivitas yang diperoleh guru N= Jumlah nilai tertinggi Hasil Belajar Hasil belajar dapat dilihat dari nilai setiap tindakan. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa tes hasil belajar siswa yang meliputi ketuntasan individu dan klasikal untuk meningkatkan hasil belajar IPA. a. ketuntasan hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan rumus: S = X 100 (Purwanto, 2006:112) keterangan: S = Nilai yang diharapkan R = Jumlah skor N = Skor maksimal b. Ketuntasan belajar klasikal tercapai 75% dari seluruh siswa menguasai materi pelajaran dengan nilai minimal 62. Untuk mengetahui presentase ketuntasan kalsikal siswa dapat digunakan rumus sebagai berikut: KK = X 100 (KTSP, 2007: 382) Keterangan: KK = Presentase ketuntasan belajar klasikal JT = Jumlah sisw yang tuntas JS = Jumlah seluruh siswa c. Peningkatan Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan rumus: P = Posrate Baserate x 100% Baserate Keterangan: P = Presentase peningkatan Posrate = Nilai sesudah diberikan tindakan Baserate = Nilai sebelum tindakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 031 Taraibangun. Tindakan Siklus I. Perencanaan tindakan siklus I Pada tahap persiapan / perencanaa, peneliti telah merancang perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari bahan ajar berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan, Lembar kerja siswa untuk 2 kali pertemuan, Lembar soal latihan sebanyak 2 kali pertemuan, Lembar observasi guru sebanyak 2 kali pertemuan. Lembar aktivitas siswa untuk 2 kali pertemuan, kisi-kisi soal ulangan harian I, alternatif jawaban ulangan harian I. Pelaksanaan Tindakan Siklus I. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum at tanggal 01 Maret 2013 selam 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit) jam pelajaran ke 1 dan 2, dengan materi perambatan cahaya. Penyajian materi dilaksanakan oleh peneliti di kelas V dengan jumlah siswa 36 orang. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berpedoman pada RPP yang telah dibuat dengan langkah-langkah inkuiri terbimbing. Pada awal pembelajaran guru memulai dengan apersepsi dan mengajukan pertanyaan bagaimanakah arah rambatan cahaya yang masuk melalui celah ventilasi rumah mu? dari pertanyaan yang diberikan guru diharapkan siswa memberikan jawaban sementara, kemudian guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis yang relevan. Pada kegiatan selanjutnya guru membagi siswa menjadi 9 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Kemudian siswa melengkapi alat dan bahan yang telah dibawa siswa dari rumah dan melakukan percobaan perambatan cahaya dengan bimbingan guru untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diberikan, siswa menuliskan hasil pengamatan pada LKS. Selanjutnya setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan ke depan kelas dalam bentuk laporan dan siswa dari kelompok lain diperbolehkan memberikan tanggapan atau saran. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi peramabatan cahaya, siswa mengumpulkan LKS dan pada akhir pembelajaran siswa diberikan latihan berupa soal objektif. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum at 15 Maret 2013 selama dua jam pelajaran ( 2 X 35 menit ) jam pelajaran ke 1 dan 2, dengan materi bendabenda yang dapat ditembus cahaya. Penyajian materi dilaksanakan oleh peneliti di kelas V dengan jumlah siswa 36 orang. Pada awal pembelajaran guru memulai dengan apersepsi dan mengajukan pertanyaan benda-benda apa sajakah yang dapat ditembus cahaya? dari pertanyaan yang diberikan guru diharapkan siswa memberikan jawaban sementara, kemudian guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis yang relevan. Pada kegiatan ini guru membagi siswa menjadi 9 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Kemudian siswa melengkapi alat dan bahan yang telah dibawa siswa dari rumah dan melakukan percobaan benda-benda yang

5 dapat ditembus cahaya dan siswa menuliskan hasil pengamatan pada LKS. Setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan ke depan kelas dalam bentuk laporan dan siswa dari kelompok lain diperbolehkan memberikan tanggapan atau saran. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi peramabatan cahaya, siswa mengumpulkan LKS dan pada akhir pembelajaran siswa diberikan latihan berupa soal objektif. Pengamatan aktivtas guru dilakukan oleh guru kelas VI SD Negeri 031 Taraibangun. Skor yang menjadi acuan semua kegiatan yakni : angka 1 berarti kurang, angka 2 berarti cukup, angka 3 berarti baik, angka 4 berarti baik sekali. Untuk mengetahui skor penelitian tersebut mengacu pada rubrik penilaian disiapkan sebelumnya. Jenis pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh guru kelas II yang diamati adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran. Pada pertemuan ketiga guru mengadakan ulangan harian pertama dengan jumlah siswa 36 orang hadir semua, yang dilaksanakan I kali pertemuan. Soal dan lembar jawaban disediakan oleh guru dan dibagikan kepada siswa. Soal ulangan harian dengan jumlah 20 butir berbentuk objektif. Refleksi Siklus I Adapun hasil refleksi Siklus I yang dilakukan dua kali pertemuan sudah cukup baik tetapi disamping kelebihan masih terdapat kelemahan yang peneliti temukan. Kebaikan yang peneliti temukan yaitu selama proses pembelajaran penerapan inkuiri terbimbing, guru telah berusaha untuk membuat siswa aktif dalam rasa ingin tahu untkuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diberikan, dan termotivasi dengan penerapan model inkuiri terbimbing sesuai materi yang diajarkan, dalam kegiatan pembelajaran yang selama ini siswa hanya sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Dari hasil refleksi siklus I, maka perencanaan perbaikan yang akan peneliti lakukan pada siklus II semakin meningkat. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 03 April 2013 dengan materi pemantulan cahaya pada cermin datar, dan pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Jum'at tanggal 05 April 2013 dengan materi pemantulan cahya pada cermin cekung dan cembung. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 36 orang. Pada siklus II ini sudah banyak siswa yang dapat belajar dengan menggunakan penerapan model inkuiri terbimbing. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jum'at 19 April 2013 selama dua jam pelajaran ( 2 x 35 menit ) jam pelajaran ke 1 dan 2, dengan materi pembiasan cahaya. Penyajian materi dilaksanakan oleh peneliti di kelas V dengan jumlah siswa 36 orang. Pada awal pembelajaran guru memulai dengan apersepsi dan mengajukan pertanyaan bagaimanakah pembiasana cahaya pada pipet yang berisi air bersih? dari pertanyaan yang diberikan guru diharapkan siswa memberikan jawaban sementara, kemudian guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis yang relevan.

6 Pada kegiatan ini guru membagi siswa menjadi 9 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Kemudian siswa melengkapi alat dan bahan yang telah dibawa siswa dari rumah dan melakukan percobaan pembiasan cahaya, dengan bimbingan guru unruk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diberikan, kemudian siswa menuliskan hasil pengamatan pada LKS. Setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan ke depan kelas dalam bentuk laporan dan siswa dari kelompok lain diperbolehkan memberikan tanggapan atau saran. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi pembiasan cahaya, siswa mengumpulkan LKS dan pada akhir pembelajaran siswa diberikan latihan berupa soal objektif. Pengamatan aktivtas guru dilakukan oleh guru kelas VI SD Negeri 031 Taraibangun. Skor yang menjadi acuan semua kegiatan yakni : angka 1 berarti kurang, angka 2 berarti cukup, angka 3 berarti baik, angka 4 berarti baik sekali. Untuk mengetahui skor penelitian tersebut mengacu pada rubrik penilaian disiapkan sebelumnya. Jenis pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh guru kelas II yang diamati adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran. Pertemuan keempat dilaksanakan pada Rabu tanggal 23 April 2013 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 36 orang. Pada pertemuan ini diadakan ulangan harian II dengan jumlah soal 20 butir soal objektif. Hasil ulangan harian II diperiksa berdasarkan kunci jawaban ulangan harian. Suasana ulangan harian II berjalan dengan tenang, siswa dengan serius mengerjakan soal ulangan dan tidak ada siswa yang mencoba meminta jawaban dari teman lain. Setelah selesai mengerjakan ulang guru menyuruh siswa mengumpulkan lembar soal dengan tertib. Berdasarkan hasil ulangan diperoleh dari siswa pada siklus pertama, setelah siklus pertama diakan refleksi untuk siklus berikutnya. Refleksi Siklus II Refleksi dilakukan setelah ulangan harian dilaksanakan. Hasil refleksi II secara klasikal ulangan harian dinyatakan tuntas, karena jumlah presentase tuntas lebih dari 75%, yaitu 100% dari seluruh siswa. Kemudian dari refleksi siklus II diketahui bahwa siswa sudah memahami langkah-langkah penerapan model inkuiri terbimbing. Berdasarkan lembar aktivitas guru dan siswa terjadi peningkatan dari pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Ini menunjukkan, siswa mulai terbiasa pembelajaran penerapan inkuiri terbimbing. Dari refleksi tersebut maka penelti tidak melanjutkan pada siklus berikutnya. Analisis Deskripsi Hasil Penelitian Data Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Data hasil observasi siklus I dan siklus II tentang aktivitas guru yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa, aktivitas guru dan siswa, serta dalam proses pembelajaran dengan strategi penerapan model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar.

7 Tabel 1 Rata-rata Presentase Aktivitas Guru Siklus I dan II dalampenerapan Model Inkuiri Terbimbing Siklus Pertemuan Presentase Kategori I Pertama 60% Cukup Kedua 70% Baik II Pertama 80% Baik Kedua 85% Baik Ketiga 95% Baik Sekali (Sumber: Ria yuliana, 21 April 2013) Berdasarkan tabel 4.1 di atas pada siklus (pertemuan 1 dan 2) mengalami peningkatan. Siklus I aktivitas guru yaitu 60% meningkat menjadi 70%. Pada pertemuan pertama guru belum dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan baik. Siklus II pertemuan 1 dan 2 rata-rata aktivitas guru semakin meningkatyaitu pertemuan pertama 80%, pertemuan kedua 85% dan pertemuan ketiga 95%, di siklus II ini aktivitas guru lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Data aktivitas siswa ynag diperoleh selama pembelajaran dengan penerapan model inkuiri terbimbing di SDN 031 Taraibangun dimulai dari pertemuan I siklus I sampai dengan pertemuan III siklus II mengalami peningkatan. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 Rata-rata Presentase Aktivitas Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Siklus Petemuan Presentase Kategori I 1 60% Kurang 2 65% Cukup II 1 75% Baik 2 80% Baik 3 90% Baik sekali (Sumber: Ria Yuliana, 21 April 2013) Berdasarkan rata-rata hasil presentase aktivitas siswa selama proses belajar mengajar pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Pada pertemuan pertama di siklus I rata-rata aktivitas siswa 60% dengan kategori cukup, pertemuan kedua meningkat menjadi 65% dengan kategori cukup.pada siklus II pertemuan pertama rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 75% dengan kategori baik, dan pertemuan kedua meningkat dari pertemuan sebelumnya yaitu rata-rata aktivitas siswa 80% dengan kategori baik dan pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan menjadi 90% dengan kategori baik. Jadi aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas siswa ini dikarenakan siswa telah terbiasa dengan penerapan model pembelajaran dan karena siswa langsung terlibat dalam penyelidikan yang

8 nyata dengan percobaan yang dilakukan, sehingga siswa mudah untuk mengingat materi yang diajarkan. Hasil Belajar Ketuntasan hasil belajar siswa ditentukan berdasarkan hasil UAS I dan UAS II. Hasil analisis ketuntasan belajara siswa secara individu dan secara klasikal pada siklus I dan siklus II pada materi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN 031 Taraibangun tahun pelajaran 2012 / 2013 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Ketuntasan Belajar Siswa setelah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di kelas V SDN 031 Taraibangun Tahun Pelajaran 2012/2013 Siklus Jumlah Siswa Tuntas Individu Ketuntasan Belajar Tidak Tuntas 15 (41,67%) Persen Klasikal Kategori 21 Skor Dasar 36 58,33% (58,33%) 30 UAS I 36 6 (16,67%) 83,33% (83,33%) UAS II (100%) 0 (0%) 100% (Sumber:Ria Yuliana, 21 April) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 031 Taraibangun. Pada siklus I ulangan akhir siklus I yang tuntas sebanyak 30 orang (83,33%) dan yang tidak tuntas 6 orang (16,67%). Sedangkan pada siklus II Ulangan akhir siklus II yang tuntas 36 orang, dan yang tidak tuntas tidak ada. Jadi ketuntasan semakin bertambah sampai ulangan akhir siklus I dan ulangan akhir siklus II pada siklus II. Peningakatan Hasil Belajar Dari data yang didapat setelah melaksanakan Ulangan Akhir Siklus (UAS) I dan Ulangan Akhir Siklus (UAS) II dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing didapat hasil bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari perbandingan antara skor dasar ke Ulangan Akhir Siklus (UAS) I dari Ulangan Akhir Siklus (UAS) I ke Ulangan Akhir Siklus (UAS) II, dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4 Peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap skor dasar, UAS I, dan UAS II Skor Dasar (SD) UAS I Peningkatan UAS I- UAS II UAS II 67,08 75,41 12,42% 81,80 8,47% Peningkatan UAS I- UAS II (Sumber: Ria Yuliana, 21 april) Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa rata-rata skor dasar sebesar 67,08 dikategorikan cukup, tetapi setelah

9 diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing meningkat menjadi 12,42% ke ulangan akhir siklus (UAS) I dengan rata-rata menjadi 75,41 dan meningkat lagi menjadi 8,47% ke ulangan akhir siklus (UAS) II dengan rata-rata 81,80. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahsan dapat disimpulkan bhwa: Penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada aktivitas guru siklus I pertemuan I sebesar 60% dan pada pertemuan II meningkat menjadi 70%, dan pada siklus II pertemuan I sebesar 80%, pada pertemuan II meningkat menjadi 85% dan pada pertemuan III terjadi peningkatan menjadi 95%. Persentase aktivitas siswa siklus I 65% dan siklus II meningkat menjadi 90%, penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA, hal ini dapat dilihat pada ketuntasan individu dan klasikal siswa, dimana ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I secara individu 83,33% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Melalui tulisan ini peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA yaitu: Bagi guru penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dijadikan sebagai salah satu strategi bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA di SDN 031 Taraibangun, untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal hendaknya mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas keberhasilan pengajaran di sekolah sehingga dapat meningktkan mutu pendidikan terutama pada pembelajaran IPA, bagi peneliti lain, pembelajaran dengan penerapan model inkuiri terbimbing ini dapat juga diteliti untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pelajaran lain. DAFTAR PUSTAKA Daryanto Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: PT. Gaya Media. Dimyati. Erlisnawati Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Erlisnawati Kajian dan Pengembangan IPS SD. Pekanbaru: Cendikia Insani. Hamalik Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hamruni Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Jauhar Mohammad Implementasi Paikem dari Behavioristik sampaikonstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya. Mulyatiningsih Endang Metodologi Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Purwanto, Ngalim Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja. Samatowa Usman Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

10 Sardiman Interaksi Dan Motivasi Bekajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sukarno Dasar-Dasar Pendidikan Sains. Jakarta: PT. Bhatara Karya Aksara. Suryabrata Sumadi Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syahrilfuddin, dkk Penelitian tindakan kelas. Pekanbaru: Cendikia Insani. Takari Enjah Metodologi Pembelajaran IPA. Bandung: PT. Genesindo.