BAB IV ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN KHITĀBAH DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA DESA PANDANSARI KECAMATAN
|
|
- Erlin Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 53 BAB IV ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN KHITĀBAH DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA DESA PANDANSARI KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Huda Pandansari Warungasem Batang, penulis akan menganalisis mengenai Kegiatan Khitābah di Pondok Pesatren Nurul Huda, Rasa Percaya Diri Santri Pondok Pesatren Nurul Huda dan Kontribusi Kegiatan Khitābah dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Santri Pondok Pesantren Nurul Huda. A. Analisis Kegiatan Khitābah Pondok Pesatren Nurul Huda Desa Pandansari Kec. Warungasem Kab. Batang Pondok merupakan simbol untuk mengekspresikan dan menciptakan konteks atau suasana kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai Islami. 1 Pondok pesantren sangat berperan besar dalam pengembangan akhlak dan mental masyarakat, untuk mengasilkan manusia yang berbudi tinggi, tahu nilainilai yang berhubungan dengan manusia, alam, dan Tuhan yang merupakan tujuan akhir hidup dan kehidupan. 2 Pondok pesantren Nurul Huda Pandansari tidak hanya menjadi wahana dan sarana dalam menuntut ilmu agama dan berupaya untuk mencetak santri- 1 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga), hlm Adi Sasono, Didin Hanifudin, Saefudin dkk, Solusi Islam Atas Problematika Umat (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm
2 54 santrinya menjadi baik, namun ia juga memainkan peran sebagai lembaga pelatihan dan salah satunya pelatihan cara berdakwah melalui kegiatan khitābah. Pondok Pesantren Nurul Huda mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler dan salah satunya kegiatan khitābah yang mana dilaksanakan setiap 2 minggu sekali setiap malam jum at, kegiatan khitābah ini diperuntukkan bahkan diwajibkan bagi para santri putra maupun putri guna melatih mereka untuk berani tampil di depan halayak ramai. Zaman sekarang manusia membutuhkan sosok manusia yang berani tampil didepan umum menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam dan saling mengingatkan dalam hal amar ma ruf nahi munkar. Maka dari itu keberadaan para santri diharapkan untuk dapat meneruskan dakwah Islam dengan ilmu mereka, yaitu dengan mengamalkan ilmu yang pernah mereka pelajari selama di pondok. Dan kegiatan khitābah ini bisa menjadi sarana penyampaian informasi ajaran Islam. Proses kegiatan khitābah sendiri dimulai dengan mengundi siapa yang akan maju, kemudian santri yang terpilih akan menentukan sendiri tema khitābah yang akan disampaikan, mereka membuat sendiri bahan pidato yang akan mereka khitābahkan. Dalam prosesnya, kegiatan khitābah ini dilakukan layaknya acara-acara formal lainnya (pengajian atau ceramah), meliputi: pembukaan, pembacaan ayat suci alqur an, sholawat badar, sambutansambutan, kegiatan inti (khitābah), lain-lain yang biasanya diisi pengumumanpengumuman dan penutup.
3 55 Khitābah itu sendiri sesuai dengan hasil wawancara Musrifah: Ya... proses kegiatan khitābah itu ya latihan berpidato mbak, menurut saya ya latihan bagaimana cara berbicara terhadap orang banyak dalam menyampaikan ilmu yang sudah kita dapat selama di pondok ini mbak. 3 Demikian pula dalam teori, mengatakan bahwa khitābah adalah latihan berpidato yang dilaksanakan dengan tujuan melatih mental, keberanian dan kemampuan para siswa untuk bisa berda wah/berpidato di depan orang banyak. 4 Jadi khitābah merupakan latihan berpidato atau berda wah guna melatih mental, keberanian dan kemampuan berbicara di depan orang banyak. Dalam pelaksanaannya khitābah yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Huda itu adalah khitābah bentuk ta tsîriyyah, dimana khitabah bentuk ta tsîriyyah ini prosesnya tidak terikat secara langsung dengan ibadah mahdhah, dalam artian hanya bersifat sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang memang disediakan sebagai sarana mencetak para santri untuk berani tampil didepan orang banyak dan terampil dalam mengolah kata dengan ilmu yang mereka dapatkan selama di Pondok Pesantren Nurul Huda ini. 3 Musrifah, op.cit.., 25 Mei op.cit.., Diakses 08 November 2014 jam13.14.
4 56 B. Analisis Rasa Percaya Diri Santri Pondok Pesatren Nurul Huda Desa Pandansari Kec. Warungasem Kab. Batang Rasa percaya diri merupakan kebutuhan bagi setiap individu. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut. Rasa percaya diri merupakan kualitas personal yang dibutuhkan. Dengan merasa percaya diri berarti manusia sudah memulai perjalanan hidup yang berlandaskan pada keunggulan-diri, arah kiblat (direction) yang sudah ditentukan, fokus hidup yang telah dipilih, keputusan hidup yang telah diambil dan kemudian membuat manusia merasa punya hak untuk mendapatkan apa yang benar-benar mereka inginkan. Kekuatan percaya diri juga membuat mereka yakin bahwa tantangan apapun yang menghadang masih berada dalam kapasitas untuk bisa diselesaikan. Hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu terlebih ketika dihadapkan pada tantangan ataupun situasi baru. Orang yang tidak percaya diri itu mereka akan merasa khawatir salah dalam menyampaikan materi, cemas dan tidak tenang manakala diperhatikan.
5 57 Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri santri Pondok Pesantren Nurul Huda ini dapat di ukur melalui aspek-aspek percaya diri, meliputi: keyakinan kemampuan diri, optimis, objektif, tanggung jawab dan rasional atau realistik. 1. Keyakinan kemampuan diri Keyakinan kemampuan diri atau self-efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuan diri sendiri dalam mengatur dan melaksanakan suatu seri tindakan yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kerja yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan perkataan lain yaitu keyakinan pribadi seseorang akan seberapa besar kemungkinan dirinya akan berhasil, berdasarkan keyakinan kemampuan dirinya dalam mengatasi situasi yang sulit. Seperti halnya dalam kegiatan khitābah ini, seorang santri dituntut untuk bisa membuat materi khitābah kemudian maju berkhitābah didepan teman-temannya, dengan begitu mereka harus mempunyai sikap keyakinan kemampuan diri yang baik. dan keyakinan kemampuan diri santri Pondok Pesantren Nurul Huda sudah cukup baik dan dapat dibuktikan dengan mereka membuat sendiri materi yang akan dikhitābahkan walaupun pada kenyaataannya ada beberapa santri yang meminta bantuan temannya untuk bersama-sama membuatkan materi khitābah. 2. Rasa optimis Optimis merupakan suatu sikap pada bagian individu dalam menghadapi kehidupan atau kejadian-kejadian yang cenderung kadang-
6 58 kadang kuat untuk menduduki sisi yang penuh harapan. Dan orang yang optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandagan) baik dalam menghadap segala hal atau persoalan. Dengan begitu Optimis berarti harapan, pandangan yang positif untuk menjalankan aksi yang lebih baik guna meraih hasil atau yang lebih baik lagi. Sebagian besar santri Pondok Pesantren Nurul Huda mempunyai perilaku tidak ragu-ragu dan selalu percaya bahwa sesuatu yang diinginkan pasti akan tercapai. terbukti dengan mereka bersungguh-sungguh latihan memahami materi khitābah dan menghafalnya, dan terkadang tercetus ideide inovatif dengan menambahkan beberapa syi ir-syi ir atau lelucon ringan dalam materi khitābah yang disajikan didepan teman-temannya. 3. Objektif Objektif merupakan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Dan secara umum berarti bersifat faktual atau berpatokan pada kenyataan yang ada. Dalam kegiatan khitābah di Pondok Pesantren Nurul Huda ini aspek objektif kurang maksimal, mereka membuat khitābah mencontoh dari kisah-kisah telah yang kurang jelas keabsahannya. Yanng mana hanya bisa diambil hikmahnya saja, walaupun ceritanya hanya fiktif belaka. 4. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga betanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya Atau memberikan jawab
7 59 dan menanggung akibatnya.rasa tanggung jawab itu orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan sebab ia dapat menunaikan kewajibannaya dengan baik. Tanggung jawab dalam kegiatan khitābah ini adalah santri yang membuat sendiri materi khitābahdan kemudian maju berkhitābah. Dari hasil penelitian mereka menjawab bahwa mereka bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugasnya dan mereka melakukkannya sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban mereka. 5. Rasional/ Realistik Rasional merupakan pikiran dan pertimbangan yang logis, menurut fikiran yang sehat, dan cocok dengan akal serta berdasarkan fakta. Kegiatan khitābah di Pondok Pesantren Nurul Huda ini tidak rasional, dikarenakan santri masih dalam tahap belajar berkhitābah, jadi mereka masih kurang dalam pengalaman dan pengetahuan. Jadi, dengan begitu rasa percaya diri santri Pondok Pesantren Nurul Huda ini kurang baik, melihat dari aspek-aspek percaya diri yang meliputi keyakinan kemampuan diri, rasa optimis, objektif, tanggung jawab dan rasional/realistik yang kesemuanya tidak terpenuhi. Para santri membuat sendiri materi khitābah, berusaha belajar memahami dan menghafalkannya dan bertanggung jawab atas semuanya sampai maju berkhitābah. akan tetapi, mereka kurang objektif dan tidak rasional dalam membuat khitābah. Dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan santri.
8 60 C. Analisis Kontribusi Kegiatan Khitabah dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Santri Pondok Pesantren Nurul Huda Desa Pandansari Kec. Warungasem Kab. Batang Orang-orang yang tumbuh dan berkembang secara wajar, senantiasa berusaha untuk dapat nasib kehidupannya ke arah yang lebih baik. Mengingat hal ini merupakan sifat manusia yang wajar. Manusia memang memiliki potensi atau bekal yang berupa akal sehat yang diberikan allah sehingga dapat digunakan untuk berfikir, bereksperimen, berusaha dan merencanakan hari esok. Percaya diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. percaya diri merupakan suatu sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri atau situasi yang dihadapinya. Sehingga dengan alasan ini, ia akan mampu melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ia inginkan, rencanakan dan harapkan. Tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak masalah akan timbul pada manusia. Dengan adanya rasa percaya diri maka Mereka akan berani menampakkan dirinya secara apa adanya, tanpa menonjol-nonjolkan kelebihan serta menutup-nutupi kekurangan. Ini disebabkan orang-orang yang percaya diri telah benar-benar memahami dan mempercayai kondisi dirinya, sehingga telah bisa menerima keadaan dirinya apa adanya. Percaya diri adalah sikap batin yang dimiliki seseorang yang didasarkan pada keyakinan diri sendiri sehingga mampu menanggani segala sesuatu
9 61 dengan tenang. Biasanya, sukses dan suasana yang menggemberikan akan menambah kepercayaan pada diri dan akan mempengaruhi pulaa kemungkinan sukses dimasa yang akan datang, dan sebaliknya, situasi dan kegagalan yang mengecewakan akan mengurangi kepercayaan diri dan akan mengakibatkan oula kegagalan kegagalan berikutnya. Dalam kegiatan khitābah diperlukan rasa percaya diri yang baik, karena dengan rasa percaya diri yang baik maka seorang santri akan lebih mudah menyampaikan maksud dan tujuan dari pada materi yang mereka buat. Akan tetapi jika rasa percaya diri yang mereka miliki itu kurang baik maka akan timbul beberapa gejala-gejala yang tidak diinginkan seperti: muncul rasa panik yang sangat mengganggu pikiran, ragu-ragu dalam berbicara, tubuh yang belum siap akan mulai menunjukkan tanda-tanda awal dari reaksi panik seperti: jantung menjadi semakin cepat, telapak tangan mulai berkeringat, saat berdiri kepala terasa pusing dan kedua kaki gemetar. sehingga menyebabkan fikiran buyar dan materi yang sudah difahami dan dihafal pun menjadi hilang. Dengan begitu kegiatan khitābah ini membantu dalam meningkatkan rasa percaya diri para santri Pondok Pesantren Nurul Huda, antara lain dalam hal : 1. Melatih mental Mental merupakan bentuk kepribadian yang kuat dari seseorang dalam memperlihatkan segala kemampuannya. Ketika seseorang memiliki mental yang kuat dan baik, maka seseorang itu akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
10 62 Begitu juga dalam kegiatan khitābah ini, ketika seorang santri memiliki mental yang kuat mereka akan memiliki semangat tersendiri dalam menyampaikan khitābah yang mereka buat. Namun jika mental mereka lemah, maka mereka kurang maksimal dalam dalam menyampaikan khitābah dan biasanya mengalami gelisah, minder, grogi dan lai-lain. 2. Melatih kemampuan berbicara di depan umum Tentunya perlu latihan untuk mampu berbicara di depan umum dengan percaya diri, dan yang santri Pondok Pesantren Nurul Huda lakukan diantaranya: melakukan persiapan sebaik mungkin. Seperti yang dikatakan Sholihati sebagai berikut: mempersiapkan materinya dan terus menghafalnya mbak.. 5 latihan berbicara dengan sedikit orang (teman), seperti yang dikatakatan Shohifatul Mukaromah: meminta dukungan dari teman dan latihan di depannya atau minta disimakkan 6 dan berdo a, Nur Khasanah menyatakan: berdo a mbak, dan menganggap kalau saya tidak mengenal pendengar didepan saya dan mencontoh atau melihat dari peserta yang lebih baik dari saya, juga dengan berfikir kalau dia bisa, mengapa saya tidak 7 Selain itu, juga memiliki perilaku keyakinan kemampuan diri, rasa optimis dan tanggung jawab atas apa yang menjadi tugas mereka. Sedang perilaku objektif dan rasional atau realistik dalam kegiatan khitābah berjalan kurang maksimal. Dan santri yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, 5 Solikhati, Op. cit., 25 Mei Shohifatul Mukaromah, Op. cit., 25 Mei Nur Khasanah, Op. cit., 27 Mei 2015
11 63 mereka tidak menjadi manusia yang penakut dan minder dan diharapkan mereka tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Membangun rasa percaya diri sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi, dan dalam membangun rasa percaya diri dasar keimanan tetap berperanan didalam pengendalian kualitas. 8 Meningkatkan percaya diri dalam penelitian ini adalah untuk menaikkan dan memperhebat keyakinan dalam diri santri dimana mereka memiliki kemampuan diri sehingga percaya bahwa mereka bisa karena dukungan dari pengalaman, potensi, prestasi dan harapan yang realistik terhadap diri sendiri. selain itu juga didukung dengan rasa optimis dan tanggung jawab yang mereka miliki. Dengan adanya rasa percaya diri, maka seseorang akan berani menampakkan dirinya secara apa adanya tanpa menonjolkan serta menutupi kekurangan, karena orang-orang yang percaya diri telah benar-benar memahami dan mempercayai kondisi dirinya, sehingga bisa menerima keadaan diri dengan apa adanya. Sementara itu, Islam juga menjelaskan percaya terhadap diri sendiri tanpa adanya keyakinan terhadap Allah SWT merupakan kesombongan diri yang akan berakibat ujub atau bangga dengan kelebihan yang dimilikinya, akal dan ilmunya, karena itulah Islam melarang umatnya untuk bangga dengan dirinya meskipun mempunyai ilmu, fisik, akhlak dan harta yang banyak. 9 8 Maimunah Hasan, op.cit., hlm Khalil Al-Musawi, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, alih bahasa Anwar Subandi. (Jakarta: Lentera, 1990), hlm
12 64 Jadi, Kegiatan khitābah ini sanget membantu dalam meningkatkan rasa percaya diri santri Pondok Pesantren Nurul Huda Pandansari, ada perbedaan antara santri yang sudah beberapa kali mengikuti kegiatan khitābah ini, dalam arti sudah pernah mendapatkan jatah maju untuk berkhitābah. Mereka lebih percaya diri sehingga bisa menampilkan khitābah sesuai dengan yang diharapkan oleh mereka. Sedang bagi santri yang baru pertama kali atau pun baru satu kali mendapatkan jatah maju, mereka masih kurang percaya diri, suara sedikit gemetar, penyampaian agak terbata-bata atau kurang nyambung, diam dalam waktu agak lama dan lain-lain.
commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang paling penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang
Lebih terperinciBAB II KHITĀBAH DAN RASA PERCAYA DIRI
21 BAB II KHITĀBAH DAN RASA PERCAYA DIRI A. Khitābah 1. Pengertian Khitābah Khitābah adalah latihan berpidato yang dilaksanakan dengan tujuan melatih mental, keberanian dan kemampuan para siswa untuk bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Fokus Masalah Banyak orang beranggapan bahwa berkomunikasi/berpidato adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Tetapi ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang mendesak dan menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk mencetak lulusan yang tidak saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang berlangsung pada saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku peserta didik. Perubahan yang sangat cepat dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dibentuk. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang sangat penting karena melalui pendidikan watak, tingkah laku serta kepribadian manusia dapat dibentuk.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL
86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan sikap dan kepribadian wirausaha dilakukan di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan dan harapan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam sekaligus mencetak kaderkader
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang lahir sejalan dengan perkembangan agama Islam dan kebutuhan masyarakat. Menurut Hasbullah, pondok
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperincibagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan Berpijak dari uraian di atas, baik dari landasan teori maupun dari
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berpijak dari uraian di atas, baik dari landasan teori maupun dari hasil penelitian yang penulis laksanakan dan telah diadakan pembahasan sepenuhnya, maka dapat diambil sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi seluruh aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. non-formal, dan informal (ayat 3) (Kresnawan, 2010:20).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dan tidak bisa diabaikan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri juga harus mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh suatu lembaga.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan presentasi maupun diskusi biasanya melibatkan guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dalam suatu proses belajar mengajar, di dalam kegiatan presentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pondok pesantren Al-Mardhiyatul Islamiyyah yang berada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan salah satu dari lembaga non formal yang ada di Indonesia diantaranya pondok pesantren Al-Mardhiyatul Islamiyyah yang berada di Desa Cileunyi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN
BAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN A. Analisis Kriteria Profil Muballigh Berwawasan Kebangsaan Muballigh adalah pembawa ilmu yang berkewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan berdakwah dalam kehidupan manusia merupakan suatu hal yang penting. Banyak orang yang
Lebih terperinciPERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI
PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai
69 BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai Rehabilitasi Data hasil penelitian lapangan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa pada awal anak tuna netra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual a. Kepercayaan Diri Elfiky (2009) mengemukakan bahkan percaya diri adalah berbuat dengan penuh keyakinan. Rasa percaya diri adalah kekuatan yang mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang keberadaannya sangat penting dalam sejarah perkembangan agama Islam dan juga perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO
75 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO Setelah dilakukan penelitian dan pengkajian adapun kandungan dalam novel Nak,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Manusia hidup di dunia pada dasarnya untuk beribadah kepada Allah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia hidup di dunia pada dasarnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Manusia di tuntut untuk menuntut ilmu terutama ilmu agama, akan tetapi sebagaian masyarakat
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF
52 LAMPIRAN A Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 53 LAMPIRAN A-1 Data Try Out KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS 54 55 LAMPIRAN A-2 Data Try
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. ditunjukkan kepada orang lain), membuat pendengar memahami yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif akan selalu mudah menyampaikan dan menerima pesan atau ide terhadap orang lain dalam segala hal dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung sepanjang hayat, berlangsung di rumah, di sekolah, di unit-unit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Yang mana tujuan dari pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pemahaman-pemahaman yang. dilakukan kadangkala sering ditolak kemunculannya oleh masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak muncul paham keagamaan yang berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pemahaman-pemahaman yang dilakukan kadangkala sering ditolak kemunculannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an al-karim adalah firman Allah SWT yang berisi serangkaian ajaran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam pendidikan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6
BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara merupakan salah satu aktivitas penting dalam kehidupan manusia. Karena dengan berbicara dapat berkomunikasi dengan orang lain. Tanpa komunikasi, seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan sebab pendidikan dapat membuat manusia menjadi cerdas,
Lebih terperincidiri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia adalah unik, dan peserta didik yang memasuki masa remaja harus dapat menyadari hal tersebut. Melalui layanan bimbingan konseling disekolah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperinciBAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT
34 BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT A. Syarat-Syarat Menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur Dalam proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu seni mengunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di peperangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak kejahatan atau perilaku kriminal selalu menjadi bahan yang menarik serta tidak habis-habisnya untuk dibahas dan diperbincangkan, masalah ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Offset, 2014, hlm Ibid, hlm Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat esensial dalam kehidupan manusia untuk membentuk insane yang dapat memecahkan permaslahan dalam kehidupannya. Tiga tempat pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu negara ialah faktor pendidikan di dalam negara itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,
Lebih terperinciAssalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
KEYNOTE SPEECH MENTERI KEUANGAN PADA ACARA ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TINGKAT SARJANA KEMENTERIAN KEUANGAN DI GEDUNG DHANAPALA KEMENTERIAN KEUANGAN SENIN, 29 NOVEMBER 2010 Yang kami hormati Wakil
Lebih terperinciTINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA
ARTIKEL ILMIAH TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI OLEH : IIN ERA 1D010090 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 0 TINGKAT
Lebih terperinciKhatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)
Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendikan Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas anak didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, terampil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipercayai tentang diri sendiri akan membentuk kepribadian diri dalam berkreasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang terlahir dengan berbagai macam karakteristik. Karakteristik tersebut memberikan konsekuensi bagi perkembangan pribadi. Setiap
Lebih terperinciDengan Nama Allah Azza wa Jalla
Dengan Nama Allah Azza wa Jalla Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia di permukaan bumi. Perkembangan pendidikan
Lebih terperinci2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alasan rasional dan esensial peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dikarenakan bahwa setiap individu diharuskan untuk melakukan adaptasi terhadap
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum muslimin untuk meyampaikan, menyeru serta mengajak umat manusia kepada jalan kebenaran dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki rasa minder untuk berinteraksi dengan orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyandang tuna netra tidak bisa dipandang sebelah mata, individu tersebut memiliki kemampuan istimewa dibanding individu yang awas. Penyandang tuna netra lebih
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Munif Chatib yang dikutip oleh Sitiava Rizema Putra menyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, yakni antara pendidik sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembeda. Berguna untuk mengatur, mengurus dan memakmurkan bumi. sebagai pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik lagi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Diciptakan dengan istimewa serta sempurna. Dengan memiliki akal pikiran dan hati yang dapat
Lebih terperinciManusia hidup di dunia ini tidak hanya cukup
BAB I PENDAHULUAN Manusia hidup di dunia ini tidak hanya cukup makan, papan, dan sandang saja, tetapi manusia hidup harus mempunyai pegangan yang dapat dijadikan pedoman dalam menempuh kehidupan di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan mampu untuk menjawab
Lebih terperinciPELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM
PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT BAGIAN PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP BEKERJASAMA DENGAN RS. HERMINA BANYUMANIK SEMARANG PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM SEMARANG, 23 AGUSTUS 2014
Lebih terperincimeningkatkan perilaku terpuji di MA Salafiyah Syafi iyah Hadirul Ulum Tasikrejo Kec. Ulujami, Kab. Pemalang, mengacu pada data utama yaitu data
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN PERILAKU TERPUJI DI MA SALAFIYAH SYAFI IYAH HADIRUL ULUM TASIKREJOKEC. ULUJAMI, KAB. PEMALANG Pembahasan mengenai pelaksanaan pembelajaran
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, Maka penulis dapat menyimpulkan : 1. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu hal penting yang harus
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.
56 BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. Analisis Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for problems (Gravemeijer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dulu selalu ada orang-orang yang berusaha untuk mencari-cari kelemahan, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an mempunyai kelebihan akan selalu utuh sampai kapanpun. Sejak dulu selalu ada orang-orang yang berusaha untuk mencari-cari kelemahan, atau merubah Al-Qur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan pendidikan Integratif di Sekolah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan merupakan wahana untuk menciptakan manusia yang berbudi luhur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciREVITALISASI USAHA PEDAGANG KLITHIKAN PASCA GEMPA BUMI 27 MEI 2006 di DIY (Tinjauan Aspek psikologis)
REVITALISASI USAHA PEDAGANG KLITHIKAN PASCA GEMPA BUMI 27 MEI 2006 di DIY (Tinjauan Aspek psikologis) Oleh: Kartika Nur Fathiyah, M.Si Disampaikan dalam acara seminar tentang Revitalisasi Usaha Pedagang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan kita ditandai pencapaian academic standard dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan kita ditandai pencapaian academic standard dan performance standard. Faktanya, banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik
Lebih terperinciKepemimpinan Kyai..., Elly Nurmaningtyas Fajarwati, Program Pascasarjana UI, Universitas Indonesia
128 Lampiran 1. Transkrip Pertanyaan Wawancara A. Informan : Bapak Wahrodi 1. Apakah jabatan bapak di Pondok Pesantren Maslakul Huda? Dari sejak kapan bergabung? 2. Bagaimanana sejarah berdirinya pesantren
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Percaya Diri Menurut Rini (2002) percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan itu sendiri bisa didapatkan melalui pembelajaran
Lebih terperinciLAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )
100 101 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II ) 102 IDENTITAS DIRI Nama (inisial) : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : PETUNJUK PENGISIAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
110 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini secara garis besar menunjukkan bahwa: Pondok Pesantren merupakan sebuah lembaga dakwah Islam, yaitu lembaga yang kegiatannya bertujuan mengajak manusia kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas proses. konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk
Lebih terperinciNO : TB : BB : PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri.
NO : TB : BB : PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri. Pilihan jawaban sebanyak empat buah, yaitu: SS : Bila pernyataan tersebut
Lebih terperinci