ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA PRIME TIME DI BERITA SATU NEWS CHANNEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA PRIME TIME DI BERITA SATU NEWS CHANNEL"

Transkripsi

1 ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA PRIME TIME DI BERITA SATU NEWS CHANNEL Agus Salim Jurusan Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Telp. (62-21) Fax. (62-21) (Agus Salim; Heribetus Sunu Budihardjo) Abstract The goal of this research is to know the whole process production of Prime Time news tv program from pre-production, production, until post-production stage, as well as analyzing SWOT strategy of the Prime Time news tv program from Berita Satu news channel. The methodology that used in this research was qualitative descriptive, this method outlining the findings of qualitative descriptive. The analyses were done by direct observation and indepth interview with five related speakers. The information from the speakers was selected by doing categorization (coding), examining the validity of the data, analyzing and presenting the data. The three categories theories that applied as analysis factor were the news theory, process production theory, and analysis SWOT theory. The result shows that the process production of Prime Time news tv program begins with an explanation of the background of the program, pre-production stage, production stage, to the post-production stage. Moreover, there is also a SWOT analysis program which is used as the basis of a strategy to run the production process in order to improve the quality of the Prime Time news tv program in Berita Satu news channel. In conclusion, the production process in the program Prime Time in Berita Satu news channel in accordance with the theory production that has been used. The difference is in the difference between the production stage and postproduction stage among the live and tapping news tv program. Keywords : production, Program, News, Prime Time, Berita Satu Abstrak TUJUAN PENELITIAN adalah untuk mengetahui proses produksi dari tahap pra produksi, produksi hingga paska produksi program berita Prime Time, serta menganalisis strategi SWOT program Prime Time di Berita Satu News Channel. METODE PENELITIAN yang telah dilakukan adalah kualitatif deskriptif, menjabarkan temuan berupa uraian deskriptif. ANALISIS dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara mendalam dengan lima narasumber terkait dan informasi narasumber diseleksi dengan kategorisasi (coding), memeriksa keabsahan data, menganalisa dan menyajikan data. Kategori teori yang diaplikasikan sebagai faktor analisis adalah teori berita, teori proses produksi dan teori analisis SWOT. HASIL YANG DICAPAI, proses produksi program Prime Time dimulai dengan penjelasan tentang latar belakang program, tahap pra produksi, tahap produksi, hingga tahap paska produksi. Selain itu juga terdapat analisis SWOT program, yang

2 dijadikan dasar dari strategi untuk menjalankan proses produksi agar dapat meningkatkan kualitas program Prime Time di Berita Satu News Channel. SIMPULAN, proses produksi program Prime Time di Berita Satu News Channel sesuai dengan teori produksi yang digunakan, yang membedakan adalah ada perbedaan urutan tahap produksi dan paska produksi antara program berita yang live dengan yang tidak live (tapping). (AS) Kata Kunci : Produksi, Program, Berita, Prime Time, Berita Satu PENDAHULUAN Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada kecepatan penyampaian pesan informasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dapat disampaikan dalam waktu beberapa menit saja. Tidak cukup dengan hanya kecepatan saja, informasi yang sampai ke audience pun semakin jelas dan lengkap dengan efek kombinasi audio visual melalui teknologi satelit melalui media televisi. Perkembangan televisi di Indonesia sendiri juga sangat pesat, maka tak heran banyak media media bersaing untuk menarik perhatian audience dengan memberikan program-proram dengan berbagai tayangan dengan tujuan untuk menarik perhatian dan mempengaruhi masyarakat. Salah satu program televisi yang banyak diminati oleh pemirsa terutama untuk kalangan menengah ke atas adalah program berita. Menurut Assegaf (dalam Sumadiria 2005: 64-65) Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termassa, yang dapat menarik perhatian pembaca atau penonton, karena sesuatu yang luar biasa, penting, mencakup sisi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan. Jenis-jenis berita diantaranya terdapat berita hangat (hard news),berita ringan(soft news), feature dan dokumenter. Diantara beberapa jenis berita tersebut berita hangat atau hard news sering dijadikan program utama disetiap stasiun televisi khususnya untuk televisi berita seperti Berita Satu News Channel, Metro TV, TV One, dan Kompas TV. Contoh nama program yang ada seperti Jurnal Siang, Metro Hari Ini, Kabar Petang, dan Kompas Siang. Fokus pembahasan pada penelitian ini adalah tentang sebuah program berita hangat di BeritaSatu News Channel, yaitu: PRIME TIME. PRIMETIME merupakan salah satu program unggulan Berita Satu News Channel. Sesuai namanya, program ini disiarkan pada jam unggulan, mulai Pukul WIB setiap hari dari Senin hingga Minggu. PRIME TIME terbagi dalam tiga blok program. Blok pertama, PRIMETIME NEWS menyajikan bulletin berita dan peristiwa penting hasil liputan para jurnalis BeritaSatu dan laporan langsung dari tempat kejadian, tayang 1 jam dari pukul WIB. di blok pertama ini 1 jam tayang memiliki 9 segmen, dari kesembilan segmen ini per segmennya memiliki durasi waktu lima hingga tujuh menit, belum termasuk iklan komersial dan topik berita yang dibahas dari senin hingga minggu adalah membahas isu-isu atau peristiwa yang sedang hangat dan penting di hari itu juga. Dilanjutkan Blok kedua, PRIMETIME TALK dari pukul WIB, secara khusus menyajikan dialog dengan isu terhangat hari itu. Terakhir, PRIMETIME CONNECT dari pukul WIB, membahas dan menyajikan isu-isu paling hot dari berbagai media online, dan social media. Dengan penyajian berita yang dibagi menjadi 3 blok, tentu memiliki proses produksi yang berbeda dengan program berita lainnya yang hanya menyajikan bulletin ragam peristiwa penting yang dikemas dengan durasi 30 menit hingga 60menit. Proses produksi yang dimulai dari tahap Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi memiliki teknik yang berbeda diantaranya seperti tim dan produser harus menentukan dan mencari narasumber yang cocok untuk mengisi segmen Talk Show membahas isu atau polemik peristiwa hangat. Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti proses produksi program berita PRIME TIME mulai dari proses Pra Produksi, Produksi hingga proses akhir di Paska Produksi. Dan menjabarkan stategi Program PRIME TIME terkait dengan proses produksi untuk meningkatkan kualitas program berdasarkan penjabaran kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Analisis SWOT) Program berita PRIME TIME. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Peneliti ingin mengetahui proses tahapan produksi program berita PRIME TIME di Berita Satu, dimulai dari tahap pra produksi, produksi dan tahap paska produksinya. (2) Peneliti ingin mengetahui analisis

3 SWOT, kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dimiliki oleh program PRIME TIME yang menjadi dasar dari strategi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas program. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui proses produksi (tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap paska produksi) program berita PRIME TIME di Berita Satu News Channel. (2) Untuk mengetahui stategi analisis SWOT program PRIME TIME di Berita Satu News Channel sebagai dasar dari strategi untuk menjaga dan meningkatkan mutu kualitas program. Landasan Teori Proses Produksi Proses produksi program acara televisi dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Pra Produksi Pra produksi merupakan tahap pertama dalam proses produksi yang didalamnya mencakup segala perencanaan dan persiapan yang akan dilakukan oleh tim produksi, sebelum memulai aktifitas mereka didalam studio atau lapangan untuk melakukan produksi. Tetapi sebelum melakukan perencanaan dan mempersiapkan segala peralatan barang dan jasa untuk proses produksi, tim terlebih dahulu harus menemukan dan menentukan ide atau gagasan untuk membuat suatu program acara. Andi Fachruddin (2012: 63), menjabarkan tahap pra produksi program berita di televisi mencakup beberapa kegiatan, yaitu: a. Tahap perencanaan (Planning), adalah: mencari atau mendata informasi yang masuk dari beberapa sumber media cetak atau audio visual dari dalam atau luar negeri. Mencarai dan mendata informasi berasal dari fakta peristiwa, pendapat realita yang ada disekitarnya atau dari narasumber terpercaya. b. Rapat redaksi (production meeting), adalah: rapat redaksi berita biasa diadakan untuk membicarakan atau membahas informasi yang masuk sebagai bahan berita liputan, kemudian mendata dan membahas seluruh informasi berita yang masuk ke ruang produksi, membicarakan nilai berita yang akan diliput, dan menentukan jenis-jenis berita yang akan diliput. c. Penugasan kru peliputan (Program planning), adalah: menentukan atau memerintahkan petugas reporter dan camera person berita yang akan melaksanakan liputan dilapangan. 2. Tahap Produksi Menurut Zettl (Zettl, 2009: 4), tahap produksi merupakan tahapan ketika berada di studio untuk latihan atau sesi perekaman gambar, atau memuat kamera video ke dalam mobil barang (van) untuk pengambilan gambar dilapangan. Produksi mencakup perlengkapan dan kru yang mengoperasikan perlengkapan tersebut. Produksi adalah segala aktifitas diseputaran perekaman gambar. Beberapa hal didalam tahapan produksi adalah: peralatan kamera, audio, pencahayaan, rekaman video, properti, talent, make up dan kostum, persiapan dan pengarahan director. 3. Tahap Paska Produksi Menurut Abidin paska produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap produksi yang lebih sering dilakukan pada produksi tidak langsung (siaran tunda). Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap paska produksi, yaitu penyuntingan (editing), pemaduan, pencampuran (mixing), rekayasa kreatif (manipulating, montage) (Abidin, 2009: 32). Analisis SWOT Analisis SWOT adalah suatu metode penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Treats (T), yaitu terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau kendala. Analisis ini digunakan dengan tujuan untuk memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Menggunakan analisis SWOT secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar atau eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor faktor didalam atau internal perusahaan

4 (kekuatan dan kelemahan). Menurut Rangkuti (2010), kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Pada penelitian ini, paradigma yang akan digunakan oleh peneliti adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis adalah paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau pengetahuan. paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka (Dedy N. Hidayat, 2007: 3). Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menganalisis proses produksi program PRIME TIME di Berita Satu TV. Paradigma konstriktivis sendiri merupakan bagian dari paradigma postpositivisme. Paradigma ini selalu digunakan pada penelitian dengan metode kualitatif, yang dengan mengandalkan pengamatan atau observasi secara langsung pada objek penelitian. Di penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung mengenai proses produksi program berita PRIME TIME di Berita Satu News Channel. Mengamati langsung realitas yang ada serta terlibat langsung bagaimana proses dari pra hingga paska produksi program tersebut. Pendekatan Penelitian Moleong (2009: 6) menuturkan pendekatan kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk kata-kata, gambaran holistik, dan rumit. Menurutnya, pendeketan kualitatif bermaksud memahami fenomena, persepsi, motivasi, perilaku, tindakan, dan sebagainya dengan cara yang utuh dan holistik. Berdasarkan definisi tersebut, peneliti menggunakan penelitian kualitatif untuk memahami fenomena yang dialami subjek (tim produksi PRIME TIME) dan objek (program berita PRIME TIME) untuk dapat mendeskripsikan bagaimana proses produksi dan analisis SWOT program PRIME TIME di Berita Satu News Channel secara holistic atau menyeluruh yang digambarkan dalam bentuk kata-kata secara tertulis. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini akan memfokuskan pada program berita PRIME TIME di Berita Satu News Channel, sebagai pihak stasiun televisi yang menyiarkan sekaligus merupakan program unggulan dari stasiun televisi berita ini. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di PT Berita Satu Media Holdings (Berita Satu News Channel) yang beralamat di Gedung Berita Satu Plaza, jalan Jendral Gatot Subroto Kav 35 36, Jakarta Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder : a. Data Primer Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data primer adalah dengan menggunakan observasi langsung oleh peneliti sendiri dan melakukan wawancara mendalam (in-depth interviewer) dengan sumber pertama (responden). Metode observasi merupakan cara yang baik untuk mengetahui dan mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan, ruang, waktu dan keadaan (Ghony dan Almanshur, 2012: 165). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau pengamatan secara langsung ke objek penelitian yaitu program PRIME TIME di Berita Satu News Channel, dengan mengikuti dan mengamati secara langsung proses pra produksi, produksi dan paska produksinya selama 3 bulan, sejak maret hingga juni Proses pra produksi yang diamati langsung adalah persiapan tim untuk mencari, mengumpulkan dan melaksanakan tugas memburu berita. Peneliti mengikuti reporter turun ke lapangan untuk mempersiapkan berita sebelum diangkat ke program PRIME TIME. Proses produksi, peneliti

5 mengamati proses syuting pengambilan gambar di dalam studio. Proses paska produksi, peneliti mengamati proses editing khusus untuk liputan VO (Voice Over). b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian orang lain atau sumber yang telah dipublikasikan atau biasanya melalui kajian pustaka. Data sekunder juga dapat diperoleh dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti selama melakukan kerja peraktek di lapangan dalam bentuk catatan lapangan. Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis sendiri oleh peneliti ketika melihat atau sedang mengamati peristiwa, fenomena dan proses yang terjadi dilapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Lofland (Moleong, 2009: 157) mengatakan sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, statistik, sumber tertulis, dan grafis(foto dan video). Serta dari Ghony dan Almanshur tentang data kualitatif yang berupa fotografi, dokumen personal peneliti, dan catatan lapangan (Ghony dan Almanshur, 2012: 121). Analisis Data Menurut Patton dalam Moleong (2009: 280) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Maka, untuk dapat mempermuda peneliti dalam menyajikan hasil data penelitian, peneliti akan melakukan analisis data dengan melalui berbagai tahapan sebagai berikut: 1) Mencari, mengidentifikasikan, dan mencatat hasil yang telah didapatkan dilapangan, hasil dilapangan berupa hasil dari data primer dan sekunder, seperti wawancara dengan informan mengenai proses produksi, analisis SWOT program. Observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi baik dari perusahaan langsung ataupun yang bersumber dari buku, literature, dan foto. 2) Setelah melakukan indentifikasi dan mencatat hasil dari lapangan, peneliti akan mengklarifikasi data yang masuk dengan memilih data yang yang benar dan tepat dan membuang data yang tidak terlalu penting atau yang kurang cocok dan tidak berhubungan dengan penelitian, dengan maksud untuk melakukan penyesuaian dengan permasalahan dan tujuan penelitian. 3) Melakukan kategorisasi. Data yang telah masuk dan sudah melalui tahap yang diatas, akan dikategorisasikan dengan melakukan pengkodean (coding). Menurut Edelman (Eriyanto, 2002: 156), kategori dapat membantu memahami realitas yang beragam dan tidak beraturan menjadi realitas yang bermakna. Miles dan Huberman (1994) seperti yang dikutip oleh Ghony dan Almanshur, mengemukakan bahwa pemberian kode dengan memberikan label untuk menandai unit-unit makna pada setiap informasi deskriptif yang disepakati dan disetujui selama berlangsungnya kajian tersebut (Ghony dan Almanshur, 2012: 231). Berikut adalah 3 bentuk coding yang akan dibuat peneliti dalam penelitian ini: - Koding terbuka atau Open Coding. - Koding aksial atau Axial Coding. - Koding selektif atau Selective Coding. Kriteria Keabsahan Data 4 criteria keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2011: ). 1) Credibility: data yang diperoleh harus kredibel, hasil penelitian bisa diterima dan dapat dipercaya kebenarannya sebagai sesuatu yang akurat, valid dan dapat dipertanggung jawabkan dari segala sisi. Kredibelitas dapat dicapai dengan menggunakan teknik keabsahan seperti trigulasi, tekun dan serius dalam melakukan pengamatan, serta dari kajian pustaka atau refrensi. 2) Transferability: generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sempel yang secara representative mewakili populasi itu. Penelitian ini hatus bisa diterapkan pada situasi yang lain dan pada penelitian yang lain sebagai bahan referensi, khususnya untuk penelitian mengenai proses produksi program acara televisi. 3) Dependability: hasil penelitian harus bergantung dengan teori-teori yang digunakan. Hasil penelitian tidak berdiri sendiri, tetapi memiliki dasar teori yang digunakan, dengan cara mengaitkan penelitian yang dilakukan dengan dasar teori-teori yang digunakan. Misalnya pada penelitian ini teori yang dapat digunakan dan berhubungan dengan proses produksi program televisi dan analisis SWOT adalah teori komunikasi massa, media massa, televisi, berita, teori

6 proses produksi televisi, broadcasting management, dan analisis SWOT. Dari patokan dan dasar teori ini lah, suatu hasil penelitian dapat dipercaya, valid dan dapat dipertanggung jawabkan. 4) Confirmability: suatu hasil penelitian seperti hasil wawancara, bukti telah melakukan observasi dapat dikonfirmasi secara resmi oleh instansi atau perusahaan ditempat si peneliti melakukan observasi. Untuk bisa mendapatkan bukti kebenarannya harus adanya kesepakatan dengan beberapa key informan. Bukti-bukti tersebut seperti, surat pernyataan yang sudah disetujui dan ditanda tangani oleh informan (surat bukti telah melakukan wawancara dengan informan, surat bukti bahwa peneliti benar telah melakukan observasi di tempat yang terkait, dan hasil wawancara yang telah ditranskrip telah disetujui dan diparaf oleh informan). Teknik Keabsahan Data Agar suatu penelitian dapat dipercaya kebenaranya, keakuratannya, validitasnya, dan dapat dipertanggung jawabkan adalah salah satunya dengan menggunakan teknik Triagulasi. Triagulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2011: 330). Triagulasi menurut Denzin (1878) dikutip oleh Moleong ada tiga teknik Yaitu: (juga diterapkan dalam penelitian ini) a. Triagulasi Sumber: menguji kredibilitas data dengan cara mengecek kebenaran hasil pengamatan di lapangan melalui beberapa sumber yang berkaitan langsung dengan proses produksi program berita PRIME TIME melalui wawancara. Teori yang pernah didapatkan, komentar dari orangorang, melihat langsung di lapangan, dicocokan atau dibandingkan dengan hasil dari wawancara dengan beberapa informan. Peneliti membandingkan jawaban-jawaban informan. Dan jika jawaban antara para informan sama dan cocok, maka penelitian ini akan semakin dipercaya dan kredibel. b. Triagulasi Metode: menguji kredibilitas hasil penemuan dalam penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data. Dengan cara melakukan wawancara dengan lengkap, melakukan observasi terus menerus dan sungguh-sungguh, mencatat hal-hal kecil yang dilihat dilapangan, dan dengan dukungan berbagai dokumen yang dapat dijadikan referensi oleh peneliti. c. Triagulasi Teori: menguji kredibilitas data dengan teori-teori yang dapat dipercaya sumbernya. Teori-teori tersebut harus berkaitan atau berhubungan dengan kasus atau fenomena yang sedang diteliti. Teori tersebut yang akan menjadi dasar untuk memperkuat hasil penelitian dan dapat dipercaya. Teori itu seperti teori komunikasi massa, media massa, televisi, berita, broadcasting management, dan analisis SWOT. Teknik triagulasi yang akan digunakan dalam penelitian proses produksi program berita Prime Time di Berita Satu News Channel adalah dengan menguji kredibilitas data dari 5 narasumber yang akan diwawancara, kemudian hasil wawancara akan dikategorisasikan dengan memberikan kode atau dengan sistem Coding. kedua, peneliti akan melakukan observasi secara mendalam dan serius, melakukan wawancara dan memperoleh data dari berbagai dokumentasi untuk memastikan kredibilitas data yang telah dikumpulkan. Ketiga tentu dengan menghubungkan data dengan berbagai teori yang telah disebutkan diatas yang saling berkaitan, sebagai dasar untuk memperkuat hasil penelitian. Setelah itu, peneliti akan menguji keabsahan data melalui konfirmability. Mastikan peneliti memperoleh bukti bahwa peneliti benar telah melakukan observasi dan wawancara dan telah terkonfirmasi oleh para key informan. HASIL DAN BAHASAN Profil Umum Program Prime Time 1. Nama Program : Prime Time 2. Stasiun Televisi : Berita Satu News Channel 3. Pertama Tayang :- 4. Pencetus : Hasil Rapat Redaksi 5. Hari dan Jam Tayang : Setiap Hari, Pukul WIB 6. News Presenter : Zona Petang (Donny de Keizer, Veronica Moniaga, Fitri Megantara, Ratu Nabila, Dora Edward, Tasya Lutmila 7. Target audience - Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

7 - Umur : 17 tahun keatas - SES : A dan B (menengah keatas) 8. Jenis Program : News (live atau siaran langsung) 9. Format Program : Prime Time News, tayang selama 1 jam terdiri dari 9 segmen, 1 segemen durasi antara 5 sampai 7 menit, kemudian dilanjutkan dengan dialog selama 1 jam juga. 10. Deskripsi Singkat Program : Prime Time terbagi dalam tiga blok program. Blok pertama, Prime Time News menyajikan bulletin berita dan peristiwa penting hasil liputan para jurnalis BeritaSatu dan laporan langsung dari tempat kejadian, tanyang 1 jam dari pukul WIB. Dilanjutkan Blok kedua, Prime Time Talk dari pukul WIB, secara khusus menyajikan dialog dengan isu terhangat hari itu. Terakhir, Prime Time Connect yang kini telah berubah nama menjadi Connect 360 dari pukul WIB, membahas dan menyajikan isu-isu paling hot dari berbagai media online, dan social media. Kedua jenis Blok program ini berdiri sendiri, tetapi dengan produser yang sama dan menggunakan satu nama utama yaitu, Prime Time. Untuk Prime Time Connect telah berubah nama menjadi Connect 360, dan tidak lagi menggunakan nama Prime Time. 11. Struktur Jabatan - Pemimpin Redaksi : Don Bosco Selamun - Wakil Pemimpin Redaksi News : Claudius Boekan - Wakil Pemimpin Redaksi CA : Nunung Setiyani - Manager Produksi News : Hamdani S. Rukiah - Manager peliputan & Pemberitaan : Muzakkir Husein - Kepala Depatermen Talent (Presenter) : Rike Elvira Amru - Eksekutif Produser : Fahruri - Produser : Syifa Hamdhani, Dita Febrika, Haris Badillah, Herry Lesek, Jackson Simanjuntak, Niken Dyah Arumsari, Nurhaeni Amir. - Coordinator Liputan : Dian Setia Palupi, Wahid Ahmad Hariono, Pratomo Setiogroho, Ruby R. Matondang, Agus Subekti. - Kepala Studio : Didi Herdiansya - Coordinator kamera : Edward Agus Raleo - Reporter : Tim Lapangan - Camera Person : Tim Lapangan - Editor : Tim Editor Tabel 1 Rating & Share Periode 3-9 Mei 2015 (AC Nielsen) Counter Description Channel TVR (Rating) Share 1 Prime Time Talk Berita Satu 0,57 3,58 2 Prime Time Berita Satu 0,57 3,96 3 Dialog Pagi Berita Satu 0,52 7,18 4 Berita Satu Highlights Berita Satu 0,52 5,98 5 Money Report Berita Satu 0,32 6,69 6 DBS To The Point Berita Satu 0,32 2,87 7 Connect 360 Berita Satu 0,25 1,51 8 Jurnal Siang Berita Satu 0,18 2,19 9 Market Corner Berita Satu 0,16 1,30 10 Jurnal Pagi Berita Satu 0,15 1,69 Tahap Pra Produksi Proses pra produksi merupakan proses persiapan sebelum melakukan produksi. Semua hal mengenai perencanaan dan persiapan berita-berita yang akan diangkat di lakukan di dalam tahap pra produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Zettl (2009) bahwa, pra produksi adalah proses yang mencakup segala persiapan dan aktifitas sebelum kita benar-benar masuk dalam studio atau lapangan untuk produksi.

8 Berdasarkan penjelasan dari keempat informan yaitu HSR, F, SH/A, dan NM, dapat disimpulkan bahwa proses pra produksi prime time secara umum ialah: a. Rapat Redaksi (Evaluasi, Perencanaan atau proyeksi, dan Budgeting). Proses pra produksi program prime time dimulai dari melakukan rapat redaksi yang dilakukan oleh tim produksi seperti para manager, eksekutif produser, produser, koordinator liputan, guest relation. Rapat redaksi dilakukan pada malam hari setelah program acara selesai. Rapat dimulai dari evaluasi terhadap tayangan yang telah berjalan. Kemudian dilanjutkan dengan rapat perencanaan atau proyeksi. Didalam rapat ini menentukan terkait dengan apa yang akan ditayangkan esok hari. Memetakan peristiwa yang akan terjadi esok hari, memetakan isu-isu yang sedang berjalan selama beberapa hari terakhir. biasanya sudah ada berita yang dapat diperediksi untuk diangkat besok, tentu dilihat dari hasil evaluasi dan perkembangan informasi terkini. Kemudian juga menentukan topik dialog yang akan diangkat mengenai isu apa, yang mereka sebut sebagai tagline dialog, dan juga sekaligus membahas narasumber yang akan diundang untuk berbicara siapa. Rapat kedua diadakan lagi keesokan hari 4 jam sebelum acara on air, yaitu rapat budgeting. Didalam rapat itu, produser yang menjadi runner akan mempresentasikan rundown. Tim produser setelah melakukan rapat perencanaan di malam hari, yang telah menentukan berita apa saja yang akan diangkat, telah memperdalam pemahaman-pemahaman, persepektif-perspektif mengenai persoalan tersebut, kemudian produser yang menjadi runner melakukan penyusunan rundown. Setelah disetujui maka masing-masing produser akan langsung bekerja, bertanggung jawab terhadap berita-berita yang akan ditanganinnya. b. Plotingan Di dalam rapat perencanaan atau proyeksi para produser menentukan isu-isu apa yang akan dimainkan untuk program besok, dimulai dari diskusi-diskusi membicarakan suatu peristiwa yang sedang hangat terjadi, menentukan berita apa yang menarik dan layak untuk diangkat. Setelah topik-topik berita sudah ditentukan, maka dengan dasar itu tim koordinator liputan melakukan jadwal plotingan besok untuk tim lapangan,ada reporter dan kamera men. Disana mereka akan ditentukan reporter A dengan Kamera men A akan dijadwalkan ke lokasi mana, apakah ke bareskrim, atau KPK sesuai dengan tema atau isu berita yang akan diangkat. c. Persiapan Peralatan Proses selanjutnya setelah topik ditentukan, jadwal plotingan telah disebar ke tim lapangan, selanjutnya persiapan dilakukan oleh reporter dan kamera men. Reporter yang telah mengetahui besok akan mencari berita dimana, akan segera melakukan riset tentang apa yang akan diliput. Memperdalam pemahaman dan persepektif tentang suatu isu yang akan diliput dengan melakukan riset dari online, Koran dan sebagainnya. Kemudian sebelum pergi ke lapangan, reporter diharuskan ke news room terlebih dahulu untuk berdiskusi dengan koordinator liputan mengenai materi yang akan diliput. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperdalam ilmu reporter di lapangan nanti harus seperti apa dan sebagainnya. Sedangkan kamera man akan mempersiapkan peralatan-peralatan yang berhubungan dengan liputan di lapangan nanti, seperti menyiapkan dan mengecek kamera, tripod, mic, clip-on, kabel SDI, HT, Lampu, P2card, Baterai cadangan dan peralatan untuk live dan kirim gambar dari lapangan ke kantor menggunakan Aviwest dan bisa juga menggunakan SNG (Satellite News Gathering). Tahap Produksi Menurut Zettl (Zettl, 2009: 4), tahap produksi merupakan tahapan ketika berada di studio untuk latihan atau sesi perekaman gambar, atau memuat kamera video ke dalam mobil barang (van) untuk pengambilan gambar dilapangan. Produksi mencakup perlengkapan dan kru yang mengoperasikan perlengkapan tersebut. Produksi adalah segala aktifitas diseputaran perekaman gambar. Beberapa hal didalam tahapan produksi adalah: peralatan kamera, audio, pencahayaan, rekaman video, properti, talent, make up dan kostum, persiapan dan pengarahan director. Dari penjelasan yang di sampaikan oleh tiga informan F, NM dan BS, dapat disimpulkan bahwa dalam proses produksi program news secara live seperti Prime Time terdapat pengelompokan tugas dan tanggung jawab kru di tiga bagian produksi, yaitu ada di News Room, lapangan dan di studio. Di tiga bagian devisi itu memiliki tugas yang berbeda untuk memproduksi verita, berikut uraian tugas pada 3 bagian devisi ini pada saat proses produksi:

9 a. News Room Di news room terdapat manager, eksekutif produser, para produser, korlip dan editor. Mereka yang berada di news room, akan menjalankan semua kegiatan dari hasil rapat. Rundown yang telah disetujui dari hasil rapat akan langsung ditindak lanjuti oleh para produser, mengerjakan tugasnya masing-masing disetiap segmen. Di tahap produksi program prime time produser akan membuat beberapa bentuk atau jenis berita. Bentuk-bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser yang bertanggung jawab atau yang menjadi PIC di berita segmen satu akan mencari dan membuat bentuk berita sesuai dengan isi di rundown. Bentuk berita bisa berupa VO, SOT, grafik ataupun bisa dalam bentuk paket dan live. Tahap produksi selanjutnya yang dikerjakan oleh para produser adalah memeriksa dan mengedit naskah berita yang dibuat oleh reporter di lapangan. Berita-berita dari reporter dilapangan akan masuk didalam redaksi Berita Satu. Setelah itu produser yang akan memproduksi berita tersebut dapat mencari nya di software Dalet, di dalam dalet terdapat folder pool. Di dalam folder pool selain naskah berita dari perolehan reporter juga sudah ada SOT dari hasil door stop narasumber dan gambar-gambar hasil dari liputan kamera men di lapangan, sehingga produser yang bertanggung jawab dapat langsung menyerahkan gambar tersebut kepada editor untuk diselesaikan visualnya yang dilapangan. Di edit oleh editor agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat. b. Lapangan Kru di lapangan ada reporter dan kamera men yang memproduksi berita. kru di lapangan khususnya untuk reporter dalam proses produksi hal pertama yang dilakukan ketika sampai dilokasi adalah melakukan koordinasi dan diskusi mencari info terbaru dari isu yang akan dibahas dengan korlip dan dengan rekan-rekan wartawan yang berada di lapangan. Tugas reporter, misalnya ditugaskan di istana, berarti reporter itu akan memproduksi berita di istana, mencari info apa yang sedang terjadi, dan isu apa yang sedang berkembang. Setelah informasi telah banyak yang terkumpul dan semakin jelas, maka reporter akan langsung membuat naskah berita, setalah selesai, naskah akan dikirim ke kantor. Dari naskah reporter ini lah produser akan mengembangkan berita, mulai dari diedit, berkoordinasi dengan editor untuk mengedit gambar video, kemudian hasil naskah dan gambar di panduin dan jadilah sebuah berita televisi. Tugas dari kamera men dalam proses produksi adalah pertama menginstalasi atau pemasangan alat-alat untuk liputan seperti mengatur settingan kamera, tripod, baterai dan memory card. Kedua melakukan pengambilan gambar di lokasi, dan yang ketiga mengirimkan gambar hasil liputan ke kantor redaksi dengan mengunakan alat aviwest. Proses produksi selanjutnya adalah melakukan live report. Live report bersifat tidak mengikat atau tidak pasti. Ada atau tidaknya live report dilihat dari situasi di lapangan. Jika perkembangan isu yang sedang dicari kuat dan perlu disampaikan langsung dari lapangan, maka akan diadakan live report. Sebelum live report reporter akan mempersiapkan dulu materi-materi yang ada dengan teliti dan matang, dan kamera men akan mempersipakan alat live dimulai dari kamera, mic, lampu, dan aviwest yang menghubungkan gambar dilapangan ke studio secara langsung. c. Studio Studio merupakan tempat terakhir dalam proses produksi. Didalam studio sudah berhubungan dengan proses penyiaran suatu program. Jika program sudah dibawa ke studio berarti semua isi berita sesuai yang ada di rundown sudah terpenuhi, siap untuk ditayangkan. Kru di dalam studio terutama program director (PD) sebelum memproduksi penayangan terlebih dahulu akan melakukan briefing dengan produser yang menjadi runner di show on air hari ini, terkait berita apa yang akan ditayangkan, urutan segmen, bentuk berita yang akan ditayangkan, apakah ada live dan ada di segmen berapa. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadi kesalahan pada saat sedang live on air. Kesalahan pada program live harus diusahakan seminimal mungkin, karena apa yang ditayangkan terjadi secara langsung, langsung ditonton oleh pemirsa di rumah, sehingga tidak akan ada pengulangan, jika terjadi kesalahan, kesalahan itu tidak dapat dihilangkan. Setelah briefing, PD akan langsung menyiapkan peralatan untuk siaran dan berkoordinasi dengan kru yang ada di studio control room.

10 Tahap Paska Produksi Untuk program berita langsung seperti program Prime Time, memiliki perbedaan isi atau atau cara kerja dengan program yang tidak disiarkan secara langsung. Untuk di tahap paska produksi pada umunya di program tapping itu ada proses editing sebelum ditayangkan. Tetapi untuk program live, karena acara atau gambar telah ditayangkan, telah diangkat, telah diputar dan informasi yang dibuat tim produksi sudah sampai di masyarakat, maka sudah selesai juga tugas para kru produksi. Hal yang dilakukan dalam tahap paska produksi ini yaitu melakukan evaluasi. Evaluasi terhadap isi konten dan dari sisi teknis. a. Evaluasi konten Evaluasi konten maksudnya adalah mengevaluasi atau me review apakah ada kesalahan dalam tayangan prime time barusan, dilihat dari isi berita yang diangkat, apakah materi berita mengandung materi yang paling baru atau justru mengulang yang sudah ada. Informasi harus yang terbaru. Jika terjadi kesalahan, maka akan dievaluasi, diberi solusi, sambil berdiskusi di dalam rapat tersebut, agar nanti bisa diperbaiki untuk besoknya lagi. b. Evaluasi tayangan Apakah tayangan barusan tadi berjalan lancar atau tidak, apakah ada kendala, jika ada akan dibahas dan diskusikan bersama besok harus seperti apa agar tidak terulang, dan solusinya apa, itu dibahas bersama dengan manager, eksekutif produser, para produser, dan korlip. c. Evaluasi teknis Mengevaluasi apakah ada terjadi kesalahan-kesalahan atau gangguan secara teknis ketika sedang on air. Seperti misalnya audio kurang bagus, ada materi berita yang tidak bisa di putar, pada saat live, terjadi gangguan sinyal, sehingga menggangu proses penyiaran atau ada peralatan yang eror ketika sedang live. Semua hal dibahas dan diutarkan, serta ada masukan solusi-solusi, agar semuanya dapat segera untuk diperbaiki, dan diharapkan tidak terulang atau terjadi lagi hal yang sama keesokan harinya. Analisis SWOT Menurut Freddy Rangkuti (2010), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang untuk memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis SWOT digunakan sebagai dasar dari strategi program Prime Time dalam meningkatkan kualitas program dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman dari program Prime Time. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi tim yang terkait dengan proses produksi program Prime Time, yaitu merumuskan proses produksi terbaik berdasarkan keempat indikator tersebut. Tabel 2 Analisis SWOT Eksternal Internal Strengths (S) Kekuatan - Kecepatan penyajian berita - Konten dan isi berita akurat, dan tidak dipengaruhi kepentingan pemilik. - Kulaitas gambar Hight Definition (HD) - Presenter handal Weakness (W) Kelemahan - Jangkauan siaran terbatas (Segmented) - Umur TV masih baru - Slot jaringan tv free to air penuh - Kesulitan mengundang narasumber

11 Opportunities (O) Peluang Banyak media atau tv berita yang partisan, memiliki kepentingan terhadap suatu isu. Threats (T) Ancaman - head to head dengan program lain - narasumber dapat memilih Strategi SO Selalu Memberikan sajian berita yang objektif, independen. Mengutamakan netralitas, dan mengabarkan sesuai fakta Strategi ST - pergantian berita dalam satu segmen cepat, namun akurat, tidak bertele-tele, passingnya cepat. termasuk isi berita yang terbaru dan terhangat - menampilkan kualitas tampilan gambar yang lebih jernih, berkualitas HD Strategi WO - Melakukan promosi dengan membentuk devisi khusus promosi program - Membangun positioning tv yang tidak partisan, selalu menyajikan konten yang berkualitas Strategi WT - melebarkan jangkau dengan memanfaatkan teknologi yang sedang tren sekarang - menargetkan audience kelas menengah ke atas, prime time sudah memiliki target yang jelas. Audience kelas premium SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Prime Time di Berita Satu News Channel. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada program berita Prime Time, maka dapat disimpulkan : a. Tahap pra poduksi program Prime Time Berita Satu dimulai dari melakukan rapat redaksi perencanaan yang dilakukan oleh tim produksi seperti para manager, eksekutif produser, produser, koordinator liputan, guest relation. Rapat redaksi dilakukan pada malam hari setelah program acara selesai sekitar pukul 8. Rapat dimulai dari evaluasi terhadap tayangan yang telah berjalan. Kemudian dilanjutkan dengan rapat perencanaan atau proyeksi. Didalam rapat ini menentukan terkait dengan apa yang akan ditayangkan esok hari. Memetakan peristiwa yang akan terjadi esok hari, memetakan isu-isu yang sedang berjalan selama beberapa hari terakhir. Rapat kedua diadakan lagi keesokan hari 4 jam sebelum acara on air, yaitu rapat budgeting. Didalam rapat itu, produser yang menjadi runner akan mempresentasikan rundown. Runner mempresentasikan rundown dari awal sampai akhir, konten berita apa saja yang akan di angkat, urutannya seperti apa, menentukan akan dilakukan live dimana saja, disegmen berapa, kemudian dialog dengan narasumber siapa saja. Tahap pra produksi akhir adalah tim lapangan akan melakukan persiapan. Untuk reporter mereka akan mempersiapkan materi mengenai isu yang

12 akan diliput di lapangan dan kamera men akan mempersiapkan peralatan syuting di lapangan seperti kamera, mic, clip on, lampu, aviwest, HT dan sebagainya. b. Tahap produksi Prime Time dibagi menjadi 3 bagian kerja, yaitu ada di bagian news room, lapangan dan penyiaran di studio. tahap produksi di news room, tim produser akan membuat beberapa bentuk atau jenis berita. Bentuk-bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. editor menyelesaikan visual gambar yang dilapangan. Di edit oleh editor agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Tahap poduksi di lapangan reporter akan melakukan koordinasi dan diskusi mencari info terbaru dari isu yang akan dibahas dengan korlip dan dengan rekan-rekan wartawan yang berada di lapangan. Setelah informasi telah banyak yang terkumpul dan semakin jelas, maka reporter akan langsung membuat naskah berita, setalah selesai, naskah akan dikirim ke kantor. Kamera men pertama menginstalasi atau pemasangan alat-alat untuk liputan seperti mengatur settingan kamera, tripod, baterai dan memory card. Kedua melakukan pengambilan gambar di lokasi, dan yang ketiga mengirimkan gambar hasil liputan ke kantor redaksi dengan mengunakan alat aviwest. melakukan live report. Live report bersifat tidak mengikat atau tidak pasti. Ada atau tidaknya live report dilihat dari situasi di lapangan. Jika perkembangan isu yang sedang dicari kuat dan perlu disampaikan langsung dari lapangan, maka akan diadakan live report. Tahap produksi di studio Kru di dalam studio terutama program director (PD) sebelum memproduksi penayangan terlebih dahulu akan melakukan briefing dengan produser yang menjadi runner di show on air hari ini, terkait berita apa yang akan ditayangkan, urutan segmen, bentuk berita yang akan ditayangkan, apakah ada live dan ada di segmen berapa. Setelah briefing, PD akan langsung menyiapkan peralatan untuk siaran dan berkoordinasi dengan kru yang ada di studio control room. c. Tahap paska produksi program Prime Time, memiliki perbedaan isi atau atau cara kerja dengan program yang tidak disiarkan secara langsung. Untuk di tahap paska produksi pada umunya di program tapping itu ada proses editing sebelum ditayangkan. Tetapi untuk program live, karena acara atau gambar telah ditayangkan, telah diangkat, telah diputar dan informasi yang dibuat tim produksi sudah sampai di masyarakat, maka sudah selesai juga tugas para kru produksi. Hal yang dilakukan dalam tahap paska produksi ini yaitu melakukan evaluasi. Evaluasi terhadap isi konten dan dari sisi teknis. Mengevaluasi program yang sudah berjalan apakah ada gangguan ketika proses produksi dari awal hingga akhir, kemudian terjadi diskusi dengan membeberkan solusisolusi yang ada untuk menghindari kesalahan atau gangguan kembali terjadi untuk tayangan selanjutnya. d. Analisis SWOT dalam program Prime Time digunakan sebagai dasar dari strategi yang terkait dengan proses produksi untuk meningkatkan kualitas program. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan proses produksi terbaik menghadapi keempat indikator yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Strategi yang digunakan dari SWOT ini untuk dapat di jadikan panduan produksi untuk meningkatkan kualitas program adalah Selalu Memberikan sajian berita yang objektif, independen. Mengutamakan netralitas, dan mengabarkan sesuai fakta (SO), Melakukan promosi dengan membentuk devisi khusus promosi program, Membangun positioning tv yang tidak partisan, selalu menyajikan konten yang berkualitas (WO), pergantian berita dalam satu segmen cepat, namun akurat, tidak bertele-tele, passingnya cepat. termasuk isi berita yang terbaru dan terhangat, menampilkan kualitas tampilan gambar yang lebih jernih, berkualitas HD (ST), melebarkan jangkau dengan memanfaatkan teknologi yang sedang tren sekarang, menargetkan audience kelas menengah ke atas, prime time sudah memiliki target yang jelas. Audience kelas premium (WT). Saran a. Saran Akademis Penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian yang lebih mendalam pada program berita Prime Time Berita Satu. Melakukan pengembangan penelitian dari sudut pandang yang berbeda yaitu, meneliti pengaruh program Prime Time terhadap audiens, atau persepsi penonton terhadap program Prime Time menggunakan metode kuantitatif. Hal ini sebagai kontribusi untuk mengembangkan ilmu komunikasi yang terkait dengan penyiaran televisi. b. Saran Praktis - Tim produksi di news room harusnya melibatkan reporter dalam mentukan topic berita yang akan diangkat besok hari dalam forum rapat redaksi, agar reporter juga bisa memahami dan

13 memperdalam apa yang harus mereka lakukan saat di lapangan nanti, sehingga berita yang dilaporkan pun bisa lebih akurat dan berkualitas. - Ruang reporter seharusnya satu ruangan dengan news room atau ruang koordinator liputan, agar mereka yang di lapangan dapat berkoordinasi terlebih dahulu dengan para produser dan korlip sebelum menuju ke lokasi. Hal ini dapat memperdalam persepektif-persepektif pemahaman terhadap suatu isu yang akan di angkat. - Produser runner, PD dan semua kru studio harus lebih sigap dan cekatan dalam hal penyiaran, sebisa mungkin harus dikurangi atau diminimalkan segala kesalahan yang sering terjadi saat penyiaran sedang berlangsung. c. Saran Sosial Diharapkan dari penelitian ini agar untuk masyarakat luas bisa mengetahui bagaimana proses pembuatan berita televisi itu dari awal hingga akhir, dari suatu peristiwa bisa menjadi berita televisi. Banyak proses yang dilakukan oleh para kru dimulai dari tahap perencanaan hingga proses penyiaran kepada seluruh masyarakat. Untuk masyarakat luas agar bisa lebih cerdas dalam mengolah berita yang dilihat di televisi, bisa menerjemahkan berita dengan baik, yang mana berita yang berpihak dan yang mana berita yang berimbang, supaya masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh pemberitaan-pemberitaan yang kurang sesuai dengan kode etik yang berlaku di undang-undang. REFERENSI Fachruddin, Andi. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi : Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana. Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Hidayat, Dedy N. (2007). Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Moleong, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Moleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Morissan. (2008). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana. Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana. Morissan. (2011). Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi Edisi Revisi. Jakarta: Kencana. Klasik. Jakarta: Depatermen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Rangkuti, Freddy. (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sumadiria, A.S. Haris. (2008). Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Zettl, Herbert. (2009). Television Production Handbook : Tenth Edition. USA: Wadsworth Cengage Learning. RIWAYAT PENULIS Agus Salim lahir di kota Muntok pada 07 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran (Broadcasting) pada tahun 2015.

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Prime Time di Berita Satu News Channel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Sexophone di TRANS TV. Berdasarkan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tahapan Pra Produksi pada program Reportase Sore dimulai dengan rapat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tahapan Pra Produksi pada program Reportase Sore dimulai dengan rapat BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peneliti menyusun kesimpulan ini berdasarkan tujuan penelitian, dan dari penelitian yang sudah dilakukan pada program berita Reportase Sore di Trans TV, maka dapat

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini sebuah informasi sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat luas. Semakin pesatnya pertumbuhan media massa membuat minat masyarakat menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sugiyono menjelaskan bahwa: Paradigma penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era seperti saat ini, masyarakat di Indonesia dituntut untuk semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Salah satu perkembangan yang terjadi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 24 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab 3 ini, menjelaskan tentang metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam proses pengolahan editing berita (pasca produksi) di LPP TVRI D.I.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV JENIS-JENIS BERITA Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan Mengenal berbagai jenis wawancara antara lain : Jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan visual memiliki berbagai macam program yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan definisinta penelitian dengan metode kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan definisinta penelitian dengan metode kualitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Metedelogi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Berdasarkan definisinta penelitian dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan dalam program ini (Planet Remaja) adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi (TV) merupakan salah satu media massa yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia. Ketika TV diciptakan, media massa seperti radio dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality Show Bagi-Bagi Berkah di Trans TV dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian deskriptif ialah salah cara penelitian dengan menggambarkan serta menginterpretasikan suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa dilebih-lebihkan.

Lebih terperinci

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 Guntamas Halim Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui bagaimana strategi produksi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP Kesimpulan

BAB IV PENUTUP Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Penulis melakukan kegiatan kerja praktek di Metro TV Jawa Timur Biro Surabaya selama tiga bulan, yaitu sejak 02 Juni 29 Agustus 2014 sebagai audioman, namun penulis lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi menayangkan berbagai jenis program acara setiap harinya dalam jumlah yang banyak dan beragam. Ada program berita yang terbagi menjadi hardnews dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualilatif yang bertujuan untuk mengembarkan status atau fenomena dalam suatu penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DERTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal... 2015 Randy Monthonaro Tampubolon DIREKTUR UTAMA 1 PT NUSANTARA

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV. 138 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini merupakan bab penting bagi skripsi penulis, Setelah melakukan wawancara dan observasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, jenis Studi Kasus (Case Studies). Metode studi kasus

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial berinteraksi langsung

BAB 3 METODOLOGI. Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial berinteraksi langsung BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial berinteraksi langsung dengan manusia, subjektif, memiliki jiwa, tanggapan, keinginan dan kemauan yang bebas. Hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PARADIGMA PENELITIAN Fokus utama dari penelitian ini adalah membahas strategi proses produksi suatu program dalam membidik target penonton remaja. Untuk mendapatkan data dan

Lebih terperinci

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

BAB II PROFILE PERUSAHAAN BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah BCTV (Bussiness Channel Television) adalah salah satu televisi lokal di Surabaya, Indonesia. Memulai siarannya pada tanggal 7 Juli 2009 mulai pukul 08.00 24.00 WIB

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan berdasarkan subjek penelitan, data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian post positivisme. Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: Paradigma ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai Peran Tim Kreatif Rumah Produksi Ekomando Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat dewasa ini mulai berkembang ke arah masyarakat informasi. keberadaan sebuah informasi dianggap sangat penting. Sehingga dengan demikian masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menurut Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, dalam bukunya mediating

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menurut Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, dalam bukunya mediating BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma merupakan cara peneliti memandang atau pendekatan dalam mengamati suatu kenyataan tentunya akan menentukan pengetahuan yang peneliti peroleh.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa meraih rating share yang mencapai atau melebihi target.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa meraih rating share yang mencapai atau melebihi target. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiburan menjadi sesuatu hal yang penting di era globalisasi seperti sekarang ini. Media komunikasi berperan besar dalam menyajikan hiburan yang tidak hanya menarik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyampaian informasi melalui media massa sangat beragam, salah satunya adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews melainkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya NO Judul Program Isi Program 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis *Dipresenteri oleh satu presenter laki laki yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang Bandung TV 3.1.1 Bandung TV PT. Bandung Media Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal Bandung TV merupakan afiliasi dari PT. Bali TV Narada. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme. Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik Televisi merupakan perkembangan dari berbagai penemuan di dunia sebelumnya, yang mulai di awali dari penemuan teleskop, telegraf, telefon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian ini, meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA Tugas Akhir Penciptaan Karya merupakan perwujudan konsep dan ide berdasarkan teori-teori yang telah diterima oleh Mahasiswa selama melaksanakan tugas Perkuliahan. Penciptaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan BAB 3 PENDAHULUAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1 Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti sama, lalu menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai perkembangan televisi pastinya terdapat banyak program,dan tidak semua program terlihat menarik. Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian 3.1.1 Kualitatif Adapun metodologi dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN DAKWAH KULIAH ANGKASA SORE RADIO PTDI UNISA 205 SEMARANG 1.1. Analisis Proses Produksi Siaran Dakwah Kuliah Angkasa Sore Radio PTDI UNISA 205 Semarang a. Pra Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yaitu paradigma postpositifisme. Menurut Sugiyono 1 paradigma post-positifisme merupakan pandangan

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM Rey Erlingga Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 ABSTRAK Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program tayangan Professor Cilik. Praktikan bekerja pada bagian perencanaan pra production, creative production

Lebih terperinci

Penulisan Naskah Berita Televisi

Penulisan Naskah Berita Televisi Modul ke: Penulisan Naskah Berita Televisi Live on tape dan Live Report Fakultas KOMUNIKASI Syaefurrahman Al-Banjary, SH. M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Live on tape Live on tape adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam Tanya : Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai eksekutif produser?

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kompas Sport merupakan sebuah program berita olahraga baik dari luar maupun dalam negeri yang dikemas secara ringan dan lengkap. Dalam Kompas Sport berita olahraga

Lebih terperinci