BAB III METODE PENELITIAN. Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Herdjan, Jakarta Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Herdjan, Jakarta Barat"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Herdjan, Jakarta Barat 2. Waktu Penelitian Sesuai dengan kebutuhan dan kedalaman masalah yang di teliti penelitian dilaksanakan pada bulan Januari s/d Maret 2013 dengan perlakuan dalam penelitian ini di tetapkan sebanyak delapan kali (8 x) perlakuan, dua kali (2 x) dalam seminggu secara berurutan. B. Metode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Time Series Designs yang termasuk kategori quasi eksperimental. Time Series Designs mengacu pada pretesting dan posttesting dari satu kelompok subjek pada interval yang berbeda. Tujuannya untuk menentukan efek dari treatment yaitu pemberian latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseptif dan karenanya nilai pra-dan posttest dapat bervariasi dari masing-masing subjek. (AllPsych and Heffner Media Group, Inc., 2011) Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan kontrol postural anak dengan autism dalam melakukan stabilitas postur saat berdiri statik dan saat merubah posisi tanpa adanya perubahan Base Of Support, desain 54

2 55 penelitian yang digunakan adalah A-B Design dimana kesimpulan penelitian di ambil dari perbandingan nilai pada periode baseline atau periode pengumpulan data dasar sebelum perlakuan diberikan dengan periode pengukuran setelah perlakuan diberikan. (AllPsych and Heffner Media Group, Inc., 2011) Nilai postural control di ukur dan dievaluasi dengan menggunakan pediatric reach test. Hasil pengukuran dilakukan terhadap stabilitas postur saat berdiri statik dan saat perubahan posisi tanpa merubah BOS nya. yang secara konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Skema 3.1 Metode Penelitian Postural Control Sebelum Perlakuan Sesudah perlakuan

3 56 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Adalah jumlah pasien yang terdaftar di tempat penelitian yang terdiagnose autism. Diagnose telah ditegakkan oleh dokter yang berkompeten di bidangnya melalui rekam medik pasien. 2. Sampel Adalah sebagian atau seluruh populasi yang akan diteliti yaitu pasien yang datang di tempat penelitian dengan diagnose autism dan memenuhi pertimbangan, kriteria dan syarat yang ditetapkan berdasarkan variabel yang di teliti. Jumlah sampel ditentukan dengan cara Total Sampling (Sampling Jenuh). Adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. (Hendry, 2010) Sampel yang telah lolos kriteria yang ditetapkan berjumlah 13 orang dan akan dilakukan pengukuran selama dua periode yaitu periode pertama sebelum perlakuan dan periode terminasi yaitu pengukuran setelah pemberian perlakuan. adapun kriteria sample diambil berdasarkan hal-hal sebagai berikut: a. Diagnose autism telah ditegakkan oleh dokter. b. Tidak ada cacat fisik dan kelaianan neurologis lain yang mengganggu proses penelitian ini dan telah ditetapkan oleh dokter yang berwenang. c. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan observasi dengan memberikan pertanyaan dan lembar kuestioner dalam menggali

4 57 faktor-faktor yang mendukung kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini. d. Berdasarkan pengukuran awal sebelum perlakuan dengan instrument pengukuran pediatric reach test 3. Kriteria Penerimaan a. Sampel usia 5 s/d 12 tahun, jenis kelamin laki-laki dan atau perempuan. b. Mampu berespons terhadap objek dan suara. c. Tidak tantrum (menyakiti diri sendiri, mengamuk tidak terkontrol) dan atau kejang. d. Hasil pengamatan dan observasi minimal anak di level kemampuan mampu di berikan intruksi berulang-ulang. e. Saat pengambilan data awal dengan pengukuran pediatric reach test memenuhi syarat nilai yaitu di bawah nilai normal. f. Keluarga mengijinkan sampel untuk mendapatkan perlakuan sebanyak delapan kali (8 x), dua kali (2 x) seminggu selama satu bulan dan menandatangani informed consent. 4. Kriteria Penolakan a. Usia diatas 12 tahun atau kurang dari 5 tahun. b. Sampel dinyatakan oleh dokter dalam keadaan sakit dan butuh istirahat.

5 58 5. Kriteria Pengguguran a. Sampel meninggal dunia b. Saat penelitian berlangsung sampel dinyatakan sakit dan harus istrirahat dalam waktu yang lama oleh dokter. c. Keluarga menolak dan atau mengakhiri program sebelum penelitian berakhir d. Tidak mengikuti program latihan selama tiga kali (3 x) berturutturut e. Selama penelitian sampel tetap tidak mampu merespons intruksi selama tiga kali pertemuan berturut-turut.

6 59 Formulir 3.1 Form Penilaian Pediatric Reach Test FORMULIR PENILAIAN PEDIATRIC REACH TEST Nama Lengkap Tgl Lahir/ Umur Tinggi Badan Tanggal Periksa Pemeriksa : : : : : NO NILAI PRT NILAI PRT NORMAL 1 Catatan :.... Paraf pemeriksa ( )

7 60 Formulir 3.2 Lembar Pengamatan dan Observasi FORMULIR KEMAMPUAN ANAK Nama : Jenis kelamin : Umur : Tanggal : NO DESKRIPSI A B C Pemahaman Akademisi 1 Anak mampu berhitung minimal Anak mampu mengenal bentuk objek sederhana 3 Anak mampu membedakan arah kiri, kanan, atas dan bawah 4 Anak mampu memberikan jumlah objek benda yang diminta Mampu mengenal warna 6 Mampu mengenal bentuk 7 Mampu mengenal symbol sederhana Jumlah Gerak Motorik Dan Penglihatan Terhadap Objek 1 Ada Kontak mata 2 Mampu diam dan menunggu 3 Mampu meraih benda di semua posisi sepanjang lingkup gerak sendinya 4 Mampu melempar bola pada objek yang dituju 5 Mampu meraih benda pada jarak tertentu 6 Mampu berjalan di titian. 7 Mampu berdiri tegak pada ketinggian minimal 20 cm 8 Anak mampu meraih objek 9 Anak mampu mengambil dan melempar bola pada arah yang dituju 10 Anak berespon terhadap cahaya dan atau objek berwarna Jumlah

8 61 Pelaksanaan Kegiatan Aktifitas Sehari-hari di Rumah 1 Apakah anak mampu melepas dan memakai pakaian 2 Apakah anak bisa mengancing baju sendiri 3 Apakah anak mampu mandi dan menggosog gigi sendiri 4 Apakah anak mampu melakukan aktifitas yang berhubungan dengan toileting 5 Apakah anak mampu mengutarakan kehendaknya ketika ingin makan dan minum 6 Apakah anak menunjuk benda atau objek saat meminta 7 Apakah anak berespon sesuai, ketika diperintah mengambil sesuatu benda 8 Apakah anak anda bisa memegang remot tv dan memindahkan chanel tv 9 Apakah anak mampu berinisiatif memilih objek sendiri Jumlah Keterangan : A: Mampu/ Mandiri B: Diarahkan C: Dibantu/ tidak mampu Kesimpulan :.. Interpretasi data adalah dengan menjumlahkan kemampuan bernilai A, B dan atau C 1. Level I Jika A berjumlah termasuk anak yang mampu instruksi 2. Level II Jika A berjumlah termasuk Anak membutuhkan intruksi berulang-ulang. 3. Level III Jika B berjumlah Termasuk anak membutuhkan instruksi berulang-ulang 4. Level IV Jika A berjumlah < 11 termasuk Anak kurang mampu diberikan instruksi. 5. Level V Jika C berjumlah > 11 termasuk anak kurang mampu diberikan intruksi

9 62 D. Instrumen Penelitian 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yang digunakan yaitu variabel dependent dan variabel independent. Variabel dependent pada penelitian ini adalah nilai postural control yaitu stabilitas postural posisi berdiri statis sedangkan variabel independent adalah pemberian latihan kesimbangan dan stimulasi proprioseptif. 2. Defenisi Konseptual Latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseprtif adalah pendekatan terapi physical exercise yang diberikan untuk melatih keseimbangan postural. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. menurut O Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh

10 63 dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. (Irfan, Muh, 2010) Sistem vestibular adalah komponen utama dan bekerjasama dengan system visual dalam membangun keseimbangan tubuh, Sistem vestibular ini sebagai business center, karena semua sistem sensorik berkaitan dengan sistem ini. Sistem vestibular ini terletak pada labyrinth di dalam telinga bagian tengah. Fungsinya meneruskan informasi mengenai gerakan dan gravitasi. Sistem ini sangat mempengaruhi gerakan kepala dalam hubungannya dengan gravitasi dan gerakan cepat atau lambat (Accelerated or decelerated movement), gerakan bola mata (okulomotor), tingkat kewaspadaan (level of arousal) dan emosi. (Gunadi, Tri, 2008) Stimulasi proprioseptif adalah adalah rangsangan yang diberikan pada system proprioseptif untuk membangun kesadaran akan informasi rasa gerak, posisi, lokasi dan postur tubuh dari tendon, otot dan persendian. Stimulasi/ input proprioseptif ini menyampaikan informasi ke otak tentang kapan dan bagaimana otot berkontraksi (contracting) atau meregang (stretching), serta bagaimana sendi dibengkokkan (bending), diperpanjang (extending), ditaril (being pull) atau ditekan (compressed). Melalui informasi ini, individu dapat mengetahui dan mengenal bagian

11 64 tubuhnya dan bagaimana bagian tubuh tersebut bergerak (Gunadi, Tri, 2008). Postural Control adalah Gerakan korektif yg di perlukan untuk menjaga pusat gravitasi tubuh, memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai stabilitasi guna menjaga keseimbangan tubuh dan orientasi guna memelihara hubungan yg tepat antar segmen tubuh, antara tubuh dengan lingkungan, membangun orientasi vertikal untuk menjaga tubuh terhadap kekuatan gravitasi, dan membangun persepsi dan aksi dalam interaksinya dengan dunia luar. Proses penelitian dilakukan dari tanggal 28 Januar s/d 7 maret 20013, di awali dengan proses identifikasi psien dilakukan dari tanggal 28 Januari 2013 s/d 1 Februari 2013 dengan mengidentifikasi populasi berdasarkan kriteria anak yang terdiagnose autism, dalam penentuan diagnose peneliti bekerja sama dengan dokter spesialis kesehatan jiwa anak, populasi berdasarkan diagnose yang telah teridetifikasi lalu dilakukan pengamatan dan observasi dengan mengisi formulir kemampuan anak, formulir tersebut berisi kemampuan anak dalam melakukan aktifitas di kelas dan akifitas di rumah. Formulir pengamatan dan observasi berisi tentang pemahaman akademisi, gerak motorik, focus visual, dan kegiatan aktifitas sehari-hari di rumah. Dalam mengamati aktifitas di rumah peneliti berdiskusi dengan orangtua untuk mengetahui interaksi anak sekaligus juga peneliti meminta persetujuan orangtua dengan terlebih dahulu peneliti menjelaskan tentang tujuan serta manfaat

12 65 dari penelitian ini. Hasil dari pengamatan dan observasi didapatkan level anak dalam memahami instruksi, ada 26 item dalam formulir tersebut dengan penilain A jika anak mampu mandiri, penilaian B jika anak hanya mampu dengan arahan dan penilaian C jika anak tidak mampu atau di bantu. Penilaian dengan ceklist poin lalu di jumlahkan dan hasil penjumlahan tersebut di konversikan berdasarkan level kemampuan anak. Level I jika jumlah nilai A berjumlah point, Level II jika jumlah nilai A berjumlah point, Level III jika nilai B berjumlah poin. Syarat dalam penentuan populasi berdasarkan formulir pengamatan ini akan memenuhi syarat jika anak mampu di level I hingga Level III, adapun yang dimaksud dengan Level I adalah anak mampu mengerti intruksi secara baik dan mampu mandiri.level II anak membutuhkan interuksi berulang-ulang. Level III anak membutuhkan interuksi berulangulang. Populasi yang telah memenuhi krieria berdasarkan level perkembangan akan diukur kemampuan stabilitas posturnya dengan menggunakan instrument pediatric reach test yaitu dengan cara mengukur jarak capaian lengan dari posisi awal berdiri diam dengan posisi akhir yaitu saat anak mampu mencondongkan badannya dengan lengan lurus kedepan tanpa terjatuh. Prosedur dalam pengukuran ini adalah anak dalam posisi berdiri tegak di samping alat ukur yang telah disiapkan, alat ukur ditempatkan disamping anak setinggi bahu, dalam posisi ini anak diminta meluruskan lengan searah penggaris lalu anak diminta mencondongkan

13 66 tubuhnya kedepan dengan lengan lurus sejauh kemampuan tanpa adanya perubahan base of support. Penilaian diukur dari ujung jari ke tiga saat posisi diam sebagai titik awal sampai dengan capaian akhir saat anak mencodongkan tubuhnya kedapan sebagai titik akhir, peneliti menandai kedua posisi tersebut lalu diukur dengan meteran, nilai yang diambil dari jarak yang terjauh yang mampu dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3x. Syarat dan kriteria penelitian berdasarkan pengukuran pediatric reach test adalah nilai sebelum perlakuan adalah memenuhi syarat dan kriteria jika jarak yang mampu dilakukan anak dibawah angka normal, baik angka normal berdasarkan usia maupun angka normal berdasarkana tinggi badan. Untuk pengukuran pediatric reach test setelah perlakuan juga dilakukan prosedur yang sama ketika dilakukan pengkuran pediatric reach test sebelum perlakuan. Populasi yang telah terkumpul dan memenuhi syarat serta kriteria penelitian sebanyak 13 orang dan oleh karena populasi berjumlah sedikit maka penentuan sampel di ambil dengan tehnik total sampling yaitu populasi tersebut seluruhnya diambil oleh peneliti untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Perlakuan adalah kegiatan latihan fisik guna melatih keseimbangan dan pemberian stimulasi proprioseptif. Penelitian dimulai dari tanggal 4 Februari 2013 s/d 7 Maret 2013, perlakuan dilakukan terhadap 13 orang sampel sebanyak 8 kali pertemuan, dengan frekuensi 2 kali seminggu.

14 67 Latihan diberikan selama 45 menit dengan beberapa bentuk latihan yang telah disiapkan, tidak semua bentuk latihan diberikan pada anak namun telah mewakili semua bentuk yang ada dengan tujuan yang sama yaitu keseimbangan dan stimulasi proprioseptif, bentuk latihan yang diberikan masing-masing individu pun tidak dilakuan seragam, bentuk latihan yang telah disiapkan merupakan pilihan dari banyaknya kegiatan latihan yang mampu direspons dan mampu dilakukan oleh anak, kegiatan fisik tersebut dalam bentuk melonpat di trampolin, berayun, meloncat, naik turun tangga, berdiri diatas ketinggian, duduk diatas bola, berdiri diatas rolling board dan berjalan pada titian, di kombinasikan dengan focus visual yaitu meraih dan melempar bola. Bentuk latihan adalah kegiatan fisik yang telah disiapkan, terdiri dari 8 bentuk yaitu bentuk latihan 1 di sebut dengan rebounder adalah bentuk latihan fisik dengan melompat-lompat diatas trampoline, prosedur pelaksanaan kegiatan ini cukup sederhana yaitu peneliti mencontohkan bentul latihan ini kemudian anak diarahkan atau di intruksikan untuk beridir diatas trampoline dan melakukan sesuai contoh yang telah diberikan. Bentuk latihan 2 yaitu swing adalah kegiatan latihan dalam bentuk ayunan, prosedur yang dilakukan adalah peneliti mencotohkan bentuk latihan ini lalu anak di arahkan naik ke ayunan dalam posisi diam, sebelum di ayun anak dipastikan dalam posisi berpegangan dengan tali dan posisi tapak kaki selebar bahu anak, dalam melakukan bentuk latihan

15 68 ini dikombinasikan dengan meraih dan melempar bola kedalam keranjang/tong sejauh 1 meter atau jarak dapat disesuaikan. Bentuk latihan 3 yaitu jump adalah kegiatan latihan berupa melompat balok kayu setinggi 20 cm atau dapat disesuaikan berdasarkan respons anak, prosedur kegiatan ini di contohkan terlebih dahulu lalu anak diminta melakukan prosedur tersebut yaitu dengan melompati titian lalu berdiri di atas balok dan turun dengan cara melompat, latihan ini di kombinasikan dengan melempar bola kedalam tong dengan jarak 1 meter atau disesuaikan dengan respons anak. Bentuk latihan 4 yaitu naik tangga adalah kegiatan naik dan turun tangga, prosedur dalam melakukan kegiatan ini adalah dengan menaik tangga secara mandiri, posisi diperhatikan saat naik tangga untuk anak yang sudah mampu anak diminta naik tangga tanpa berpegangan anak tangga yang lainnya, sedangkan anak yang masih takut saat naik tangga diizinkan untuk berpegangan dengan anak tangga lainnnya. Bentuk latihan 5 yaitu meraih dan melempar bola adalah kegiatan latihan dengan berdiri pada balok dengan ketinggian kurang dari 30 cm, prosedur kegiatan anak diminta naik dan berdiri diatas balok kemudian pelatih memberikan bola dalam jarak tertentu agar anak meraih bola yang di pegang pelatih lalu anak diminta melempar bola tersebut kedalam tong dengan jarak sekitar 1 meter. Bentuk latihan 6 yaitu physioball adalah kegitan latihan duduk diatas bola besar, prosedur kegiatan latihan ini pelatih meletakkan/

16 69 mendudukkan anak diatas bola, agar anak tidak takut dipastikan pegangan pelatih cukup kuat, aman dan nyaman bagi anak, dalam posisi duduk diatas bola pelatih mengawali dengan memantulkan tubuh anak lalu saat diam anak di lakukan perubahan posisi dengan menggulirkan bola ke berbagai arah. Bentuk latihan 7 yaitu rolling board adalah kegiatan latihan berupa berdiri diatas rollboard, prosedur kegiatan latihan ini pelatih meletakkan anak diatas rollboard dalam posisi berdiri, agar anak tidak takut dipastikan pegangan pelatih cukup kuat, aman dan nyaman bagi anak, pelatih memegang pinggul anak lalu satu kaki pelatih berada diatas rollboard untuk menstabilkan rollboard dan melakukan perubahan posisi dengan mendorong rollboard kedepan dan kebelakang. Benuk latihan ke 8 yaitu walking board adalah kegiatan latihan berupa jalan pada titian, prosedur kegiatan latihan ini adalah dengan cara anak diminta berjalan pada titian, kegiatan ini dapat di kombinasikan dengan meraih dan memasukkan bola kedalam tong. 3. Defenisi Operasional a. Prosedur Tindakan Adalah tata cara pemberian modalitas/ metode latihan yang diberikan pada pasien autism yang mengalami gangguan postural control dengan pemberian latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseptif. Jenis latihan telah disiapkan dan dikemas dengan

17 70 mengandung unsur vestibular, visual dan proprioseptif. Pemberian jenis latihan diberikan sesuai dengan kebutuhan anak, tidak semua jenis latihan ini diberikan karena masing-masing anak memiliki kemampuan dan kecocokan yang berbeda terhadap setiap jenis latihan, namun minimal 3 jenis yang akan diberikan sudah cukup mewakili kriteria latihan yaitu latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseptif. Waktu yang dibutuhkan dalam latihan ini adalah 45 menit. b. Prosedur Pengukuran Tehnik pengambilan data dari instrument ini adalah dengan melihat dari samping anak, anak berdiri tegak dengan tangan lurus kedepan, kemudian mencondongkan badannya sejauh kemampuan maksimal tanpa ada perubahan base of support. Nilai yang diukur ditandai dari patokan awal yaitu ujung jari ke 3 dalam posisi lurus sampai sepanjang patokan akhir yang di tandai dari jari yang sama yaitu ujung jari ke 3 atau disebut juga sebagai pengukuran fingerto-finger, (Kage, 2009) Pengukuran dilakukan sebanyak 3x dengan nilai yang digunakan adalah nilai terpanjang yang mampu dicapai oleh sampel. sebagai contoh ketika pengukuran pertama di diperoleh selisih 20 cm, pengukuran ke 2 selisih 22 cm dan pengukuran ke 3 selisih 24 cm maka yang di pakai adalah nilai 24 cm.

18 71 Sebagai patokan nilai normal dalam pengukuran ini adalah sebagai berikut (Danahoe,1994) : 1.) Nilai Normal Berdasarkan Umur a.) Usia 5-6 tahun nilai normal 21,17 cm b.) Usia 7-8 tahun nilai normal 24, 21 cm c.) Usia 9-10 tahun nilai normal 27, 97 cm d.) Usia tahun nilai normal 32, 79 cm 2.) Nilai Normal Berdasarkan Tinggi Badan a.) < cm nilai normal 23,07 cm b.) cm nilai normal cm c.) nilai normal d.) >168.5 nilai normal Gambar 3.1 Functional Reach Test Sumber : Kage,2009

19 72 E. Teknik Analisa Data Data berasal dari pengukuran instrumen Pediatric Reach Test sebelum dan sesudah perlakuan, selanjutnya data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS 13, untuk menganalisa data yang diperoleh, peneliti melakukan pengujian sebagai berikut: 1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Distribusi. Sample berjumlah 13 orang setelah dilakukan pengujian dengan uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk Test didapatkan variabel tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas. Untuk menguji homogenitas dua variabel yaitu sebelum dan sesudah perlakuan peneliti menggunakan uji homogenitas yaitu dengan Leven s test dan hasil yang diperoleh dari pengujian tersebut adalah homogen, 2. Pengujian Hipotesis Penelitian Untuk menguji signifikasi dua variabel sebelum dan sesudah perlakuan dan berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan variabel tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan Wilcoxon signed ranks test. dengan ketentuan Ho ditolak bila p<α(0.05).

20 73 Adapun hipotesis yang ditegakkan adalah : 1) Hipotesis nol (Ho) : Pemberian latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseptif terhadap tidak meningkatan postural control pada anak dengan autism. 2) Hipotesa kerja (Ha) : Pemberian latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseptif meningkatan postural control pada anak dengan autism.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Remaja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sejak 28 Januari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Remaja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sejak 28 Januari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Penelitian dilakukan di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak Dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sejak 28 Januari 2013 hingga 7 Maret 2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh ideal merupakan impian semua orang di dunia ini, tidak termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu mereka tidak segan- segan melakukan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Tahun BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pertengahan bulan Mei sampai pertengahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu fisiologi Kedokteran Olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Autism spectrum disorder atau biasa disebut dengan istilah autism adalah

BAB V PEMBAHASAN. Autism spectrum disorder atau biasa disebut dengan istilah autism adalah BAB V PEMBAHASAN Autism spectrum disorder atau biasa disebut dengan istilah autism adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan gangguan perkembangan yang mempengaruhi otak. Gangguan pada otak ini mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sehat yaitu slogan baru untuk Negara Indonesia dalam upaya mensejaterahkan dan menyehatkan warga negaranya. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan The Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini memiliki skema

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2014 hlm. 3). Adapun cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala bidang salah satunya dalam bidang kesehatan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan suatu penelitian, perlulah adanya suatu metode penelitian untuk memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan data hasil penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai lanjut usia (lansia). Lanjut usia (lansia) merupakan kejadian yang pasti akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu/quasy eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu/quasy eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu/quasy eksperimental dengan rancangan penelitiannya berupa pre and post test two group design. Pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian memerlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi fisiologi terutama bidang fisiologi olahraga (exercise physiology). 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat studi eksperimental untuk melihat perbedaan pemberian antara latihan eksentrik m.gastrocmineus dan latihan plyometric dengan latihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Single Subject Research (SSR), yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat akibat dari pemberian perlakuan

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Kuningan, Kecamatan Cilimus.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 9 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan teknik

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan teknik 30 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan teknik cross-sectional untuk meneliti besarnya VO 2 maks dan daya ledak otot antara atlet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makhluk hidup tumbuh dan berkembang sesuai dengan fase tumbuh dan kembang setiap makhluk tersebut. Demikian pula dengan manusia sebagai makhluk hidup. Manusia tumbuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Sampel Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Kegiatan Meronce Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang, memiliki dua variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keseimbangan merupakan salah satu hal penting dalam proses pertumbuhan anak usia 10-12 tahun karena pada usia tersebut anak mulai mengalami perubahan baru, baik secara

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen, dimana subjek penelitian diberikan treatment berupa latihan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan 22 kali pertemuan, setiap minggu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan 22 kali pertemuan, setiap minggu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian a. Waktu Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan 22 kali pertemuan, setiap minggu sebanyak 3 kali pertemuan. b. Tempat Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design yaitu membandingkan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia di masa yang modern dan berkembang seperti saat ini banyak memiliki aktivitas yang beragam dan berbeda-beda, tentunya harus memiliki energi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak dan berpindah tempat dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan baik secara volunter

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian metode kuantitatif jenis eksperimental, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental, dimana 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental, dimana metode ini menuntut peneliti diminta untuk melakukan dan mengatur kondisi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah kelimuan fisiologi olahraga dan kedokteran olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di MAN Model Gorontalo pada siswa kelas XI putera. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Torsi merupakan ukuran kuantisasi kecenderungan suatu gaya untuk menimbulkan rotasi terhadap suatu titik. Satuannya Newton-Meter (Nm) τ= F.d τ positif jika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang lansia dengan usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bergerak dalam menjalankan aktivitasnya. Sering kita jumpai seseorang mengalami keterbatasan gerak dimana hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah kemampuan keterampilan tiger sprong siswa yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) merupakan indikator keberhasilan pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh penurunan angka kematian serta

Lebih terperinci

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY)

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY) TITIK BERAT TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY) Definisi titik berat Lokasi titik berat pada manusia STABILITAS DAN EQUILIBRIUM Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates. pengobatannya (Waluyo, 2013). Di Indonesia stroke

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates. pengobatannya (Waluyo, 2013). Di Indonesia stroke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit sudah sejak zaman dahulu yaitu sekitar 2400 tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates yaitu ditemukannya gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau sebab-akibat. Penelitian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ; 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara, proses, dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian M e t o d e p e n e l i t i a n a d a l a h s u a t u c a r a a t a u t e k n i k y a n g d i g u n a k a n u n t u k m e m e c a h k a n s u a t u m

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua individu ingin dilahirkan dalam keadaan sempurna baik secara fisik maupun mental, namun kenyatannya tidak semua individu lahir dalam keadaan sempurna, terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Peak Flow Meter Penggunaan instrumen untuk mengukur Arus Puncak Ekspirasi pada peserta. 1. Peserta diminta untuk berdiri dan memegang peak

LAMPIRAN 1 Peak Flow Meter Penggunaan instrumen untuk mengukur Arus Puncak Ekspirasi pada peserta. 1. Peserta diminta untuk berdiri dan memegang peak LAMPIRAN 1 Peak Flow Meter Penggunaan instrumen untuk mengukur Arus Puncak Ekspirasi pada peserta. 1. Peserta diminta untuk berdiri dan memegang peak flow meter. 2. Mouth Piece dimasukan kedalam mulut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola voli SD Negeri Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemain bola voli putra Universitas Negeri Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai Perbandingan Antara Lansia Yang Melakukan Olahraga Jalan Kaki dengan Tenis terhadap Kebugaran Jasmani (Health Related Physical

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang drastis pada pertumbuhannya, baik pertumbuhan fisik, mental dan psikis. Pertumbuhan fisik yang cepat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. ajaran-ajaran mengenai metode-metode yang dipergunakan di dalam proses

III. METODE PENELITIAN. hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. ajaran-ajaran mengenai metode-metode yang dipergunakan di dalam proses III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang di pergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh untuk memperoleh hasil yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan anak usia sekolah dasar disebut juga perkembangan masa pertengahan dan akhir anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak. Permulaan masa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan rancangan penelitian two group pre and post test control group design (Pocock, 2008)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surakarta dan dilakukan pada bulan Febuari one group with control design. Metode pendekatan yang akan digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surakarta dan dilakukan pada bulan Febuari one group with control design. Metode pendekatan yang akan digunakan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di SMP Al-Firdaus Mendungan Surakarta dan dilakukan pada bulan Febuari 2011. B. Metode Penelitian Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat 34 BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian April 2016. Penelitian dilakukan di SMA Kesatrian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi dan frekuensi berdasarkan nilai mean dan persentase penelitian untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji program pembinaan kebugaran jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352). 0 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanna perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:35). Bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang diambil merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post test control

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan pada kelompok I (Box Jump /K1) dan kelompok II

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi. 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

PERSETUJUAN DAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Jenis Kelamin. Alamat

PERSETUJUAN DAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Jenis Kelamin. Alamat Lampiran PERSETUJUAN DAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jenis Kelamin Umur Alamat : : : : Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada keseimbangan gaya berdiri (center of gravitiy) dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada keseimbangan gaya berdiri (center of gravitiy) dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam era tahun sekarang banyak perkembangan anak menuju dewasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya sehingga perkembangan pemikiran anak atau sistem pemikiran seorang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas 36 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari DIY 37 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Magelang 38 Lampiran 4. Surat Keterangan Melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian PS PADMA berdiri pada tanggal 20 Juni 1982 yang beralamat di Jl. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas olahraga sudah dikenal sejak jaman dulu kala. Olahraga memiliki sekumpulan peraturan, kebiasaan, sampai aktifitas tubuh yang sudah diatur sedemikian rupa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa. 3.1.2 Waktu Waktu penelitian selama 2 bulan dengan frekuensi latihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Sukakerta Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Peneliti memilih SD Negeri

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global angka pertumbuhan lansia semakin hari semakin meningkat dan sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, atau 58 juta

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya : ANALISIS MATERI Dalam buku Anak Prasekolah (2000), masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik ataupun segala kemampuan

Lebih terperinci

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik. Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 9: Peseptual Motorik HAKIKAT PERSEPTUAL MOTORIK Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang menggunakan 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 41 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian merupakan langkah tindak lanjut dari rasa keingintahuan penulis dalam masalah ilmu pengetahuan. Dengan kata lain penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai dewasa terutama laki-laki. Banyak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, yakni mempelajari perbandingan variabel-variabel dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik No.140-142 Medan, Sumatera Utara. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Poltekkes YRSU Dr.Rusdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di kehidupan masyarakat. Kemajuan teknologi dan informasi dalam ilmu kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah di Lapangan Gasmin yang beralamat di Jln. Kuningan Antapani, Bandung.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan korelasional.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Proses suatu penelitian hendaknya dapat ditentukan suatu metode penelitian yang akan digunakan, hal ini berdasarkan pada suatu pemahaman bahwa metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik korelasional. Secara operasional tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan : RINGKASAN MATERI A. Pola Gerak Dasar Anak Usia Dini Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan : 1. Proses pengembangan syaraf

Lebih terperinci