BAB I PENDAHULUAN. Islam secara bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Islam secara bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam secara bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Kata salima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Kesimpulan dari uraian di atas, bahwa kata Islam mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah Swt. dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Pengertian Islam dari segi istilah yaitu menurut Harun Nasution, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhamma Saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang tidak mengenal satu segi, tetapi mengenal banyak segi dari kehidupan manusia. Adapun menurut Maulana Muhammad Ali, Islam adalah agama perdamaian, dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia, ini menjadi bukti bahwa agama Islam selaras dengan namanya. 1 Salah satu tujuan ajaran Islam adalah untuk membebaskan manusia dari penyakit mental spiritual serta mengatur tingkah laku perbuatan manusia agar tidak terjerumus kejalan yang tidak benar, sehingga tercapai kesejahteraan dan 1 Rosihon Anwar, Badruzzaman M. Yunus, dan Saehudin, Pengantar Studi Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h

2 kebahagiaan hidup, baik dunia dan akhirat. 2 Dimensi-dimensi ajaran Islam secara garis besar terhimpun dalam tiga hal pokok, salah satu dimensi pokok tersebut adalah akhlak. Akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, demikian juga dengan makhluqun yang berarti diciptakan. Adapun definisi akhlak dari beberapa tokoh diantaranya, menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dahulu. Sedangkan menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yang disebut akhlak adalah kehendak yang dibiasakan. Kehendak adalah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah bimbang, dan kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya. 3 Akhlak mempunyai peranan penting dalam membentuk perbuatan manusia, baik apa saja yang lahir dari manusia berupa sikap, perkataan atau perbuatan adalah lahir dari pembawaan dan sifat akhlaknya. Perbuatan baik sesuai dengan akhlaknya yang baik, begitu juga sebaliknya perbuatan buruk sesuai dengan akhlaknya yang buruk. 4 Adapun tujuan akhlak adalah agar setiap orang 2 Rosihon Anwar, Badruzzaman M. Yunus, dan Saehudin, Pengantar Studi Islam, h A. Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h M. Asywadi Syukur, Ilmu Tasawuf (Surabaya: Bina Ilmu, 1980), h

3 berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau berwatak yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam. 5 Salah satu tokoh intelektual, cendikiawan dan pemikir yang banyak menyumbangkan pemikirannya mengenai akhlak adalah Imam al-ghazali. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-ghazali, di lahirkan di Thus, salah satu kota di Khurasan (Persia) pada pertengahan abad ke 5 Hijriyah (450 H/1058 M). Wafat pada tanggal 14 Jumadil Akhir 505 H (19 Desember 1111 M) di Thus. 6 Imam al-ghazali awalnya belajar agama di kota Thus, kemudian meneruskan di kota Jurjan, dan akhirnya di Naisabur pada Imam al-juwaini yang menjabat sebagai kepala Madrasah al-nizhamiyyah. Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqh, ushul, mantiq dan kalam, di bawah asuhan al-juwaini. 7 Konsep akhlak menurut Imam al-ghazali adalah suatu perangai, watak, tabiat yang menetap kuat dalam jiwa seseorang, dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. Apabila dari perangai tersebut timbul perbuatan-perbuatan yang baik menurut akal sehat dan syariat, maka disebut sebagai perangai atau khuluq yang baik atau terpuji. Sebaliknya, apabila yang timbul perbuatan-perbuatan yang buruk, maka disebut sebagai khuluq yang buruk 5 Ali Hasan, Tuntunan Akhlak (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h Al-Ghazali, Tahafut Al-Falasifah, terj. Ahmad Maimun (Bandung: MARJA, 2010), h. 3

4 atau tercela. Berkaitan dengan batin seseorang, diperlukan empat potensial yang semuanya harus dalam keadaan baik, sehingga akhlak baik seseorang dapat menjadi sempurna. Keempat hal potensial ini adalah: kemampuan dasar atau kekuatan pengetahuan, kekuatan emosi, kekuatan ambisi dan kekuatan yang menyeimbangkan antara ketiga potensi tersebut. Pokok-pokok atau dasar-dasar akhlak yaitu kearifan (hikmah), keadilan atau keseimbangan, keberanian, penahanan hawa nafsu ( iffah). Kearifan adalah keadaan jiwa seseorang yang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah dalam setiap perbuatan. Keadilan atau keseimbangan adalah keadaan jiwa seseorang, yang mampu membatasi kekuatan emosi dan ambisi, serta mengendalikannya supaya sejajar dengan kearifan. Adapun yang dimaksud dengan keberanian, adalah suatu keadaan jiwa yang merupakan sifat kemarahan, tetapi dituntun dengan akal fikiran untuk terus maju atau mengekangnya. Adapun yang dimaksud dengan penahan hawa nafsu adalah mendidik kekuatan ambisi oleh akal dan syariat. 8 Akhlak baik atau terpuji identik dengan keimanan, sedangkan akhlak yang buruk identik dengan kemunafikan. 9 Akhlak baik atau terpuji mencakup akhlak terhadap Allah Swt., akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap masyarakat, dan akhlak terhadap lingkungan, seperti bertauhid, tawakal, mengingat Allah Swt. (dzikrullah), sabar, syukur, amanah, benar, menepati janji, lemah lembut (al- 8 Al-Ghazali, Tahdzib al-akhlaq wa Mua alajat Amaradh al-qulub, terj. Muhammad Al- Baqir (Bandung: Karisma, 1996), h Al-Ghazali, Tahdzib al-akhlaq wa Mua alajat Amaradh al-qulub, h

5 hilm), pemalu (al-haya ), memelihara kesucian diri ( Iffah), dan lain-lain. Adapun akhlak buruk atau tercela yaitu suka makan, dusta, mengumpat (ghibah), dengki, kikir (bakhil), senang harta, gila pangkat, senang dunia, takabur, kagum (ujub), pamer (riya ) dan lain-lain. 10 Sekarang kita memasuki zaman modern, dimana kecanggihan material sebagai hasil dari kemajuan dan teknologi, telah mempermudah hidup dan kehidupan. Banyak kesenangan dan fasilitas hidup dapat dinikmati dengan bertambahnya setiap penemuan baru, dalam bidang ilmu dan teknologi. 11 Selain dampak positif dikemukakan di atas, hal ini juga menimbulkan dampak negatif terhadap sikap hidup dan prilaku manusia, baik sebagai manusia yang beragama, maupun sebagai makhluk individual dan sosial. Dampak negatif yang paling berbahaya, ditandai dengan adanya kecenderungan menganggap bahwa, satusatunya yang dapat membahagiakan hidupnya adalah nilai material. Akibatnya manusia cenderung mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual yang berfungsi untuk memelihara dan mengendalikan akhlak manusia. Nilai-nilai spiritual yang dimaksudkan dalam Islam adalah ajaran agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran. Semuanya berfungsi untuk membina kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai hamba Allah Swt. serta sebagai anggota masyarakat. Manusia pasti kehilangan kendali dan salah arah bila nilai-nilai 10 Al-Ghazali, al-arba in, terj. Ahmad Sunarto (Jakarta: Pustaka Amani, 1996), h Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf (Jakarta: Raja Grapindo, 2002), h. 1. 5

6 spiritual ditinggalkan, sehingga mudah terjerumus keberbagai penyelewengan dan kerusakan akhlak. 12 Melihat perkembangan akhlak umat Islam di Indonesia sekarang ini mengalami kemerosotan, sehingga menimbulkan krisis akhlak. Kemerosotan akhlak tersebut terjadi salah satunya dikalangan remaja. 13 Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Tingkat keyakinan dan ketaatan beragama para remaja, tergantung dari kemampuan mereka menyelesaikan karaguan dan konflik batin yang terjadi dalam diri. Usia remaja memang dikenal sebagai usia rawan. Apabila persoalan yang dialami oleh remaja gagal diselesaikan, maka para remaja cenderung untuk memilih jalan sendiri, tidak jarang para remaja mengambil jalan pintas untuk mengatasi masalah yang mereka alami. Pelarian batin ini terkadang turut menjebak mereka kearah perbuatan negatif dan merusak. Kasus narkoba, kebrutalan, maupun tindak kriminal merupakan bagian dari kegagalan remaja menemukan jalan hidup yang dapat menentramkan batin mereka. 14 Keadaan seperti itu juga terjadi pada remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. Perbuatan remaja yang kurang baik atau tercela tersebut, salah satunya dapat dilihat pada saat acara-acara hiburan atau acara perkawinan, misalnya, ada pertunjukan karaoke yang disertai dengan minumminuman keras, mengkonsumsi narkoba dan berjudi. Mereka sering mengganggu 12 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, h ( ). 14 Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h

7 orang lain dan menimbulkan perkelahian pada saat mabuk. Walaupun mereka dilarang untuk mabuk, sebagian dari mereka melakukannya ditempat-tempat yang sepi agar tidak terlihat oleh polisi. Selain itu, perbuatan kurang baik lainnya, dapat dilihat pada model berpakaian remaja yang mengikuti Barat, tidak sesuai dan bertentangan dengan kita orang Timur. Pakaian mereka banyak membuka aurat, tidak sopan dan Islami. Adapun sebagian pergaulan remaja di Desa Sungai Lulut ini, melebihi batas antara laki-laki dan perempuan. Mereka anggap pergaulan itu hal biasa, padahal hal tersebut tidak sesuai dengan aturan Agama Islam. Disatu sisi akhlak yang tidak baik ini terjadi, karena kurangnya pengetahuan agama, serta kurangnya peran orang tua dirumah dalam menanamkan akhlak. Melihat gambaran akhlak remaja tersebut, mendapat perhatian khusus dari ulama pemimpin majelis taklim yang ada di Desa Sungai Lulut ini. Ada ulama yang beranggapan bahwa, akhlak remaja sekarang ini kurang baik atau tercela dan mulai keluar dari batas, tetapi ada juga ulama yang beranggapan bahwa, akhlak remaja saat ini masih tergolong baik dan sedikit yang terpengaruh kehal-hal negatif, dan ada juga ulama yang beranggapan bahwa akhlak remaja tersebut seimbang, antara akhlak yang baik atau terpuji dan akhlak buruk atau tercela. Salah satu upaya ulama dalam membina akhlak remaja yang menarik, yaitu mendirikan bela diri dengan menggunakan metode Asmaul Husna, salah satu kegiatan untuk memberantas narkoba dan minum-minuman keras. Sebagaimana dijelaskan diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut terhadap akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur ini, kemudian penulis coba mendeskripsikan dalam sebuah skripsi yang berjudul: PERSEPSI 7

8 ULAMA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA SUNGAI LULUT KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis menyusun sebuah rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi ulama terhadap akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur? 2. Bagaimana upaya ulama dalam membina akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur? C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, khususnya mengenai masalah yang akan dibahas, maka penulis perlu jelaskan beberapa istilah sebagai berikut: Persepsi artinya tanggapan, pandangan. 15 Persepsi adalah suatu tata cara pemikiran atau pendapat tertentu yang dikemukakan berdasarkan sudut pandang 15 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h

9 tertentu pula. 16 Dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh ulama berdasarkan ilmu agama. Ulama adalah orang yang ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama Islam. 17 Ulama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ulama pemimpin majelis taklim yang ada di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. Akhlak adalah budi pekerti, kelakuan. 18 Akhlak menurut al-ghazali adalah suatu perangai, watak, tabiat yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. Apabila dari perangai tersebut timbul perbuatan-perbuatan yang baik menurut akal sehat dan syariat, maka disebut sebagai khuluq yang baik atau terpuji. Sebaliknya apabila yang timbul perbuatan-perbuatan yang buruk, maka disebut sebagai khuluq yang buruk atau tercela. 19 Akhlak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran perangai, watak, tabiat remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur, seperti akhlak baik atau terpuji mencakup akhlak terhadap Allah Swt., akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap masyarakat, dan akhlak terhadap lingkungan. Adapun akhlak buruk atau tercela seperti, suka makan, dusta, mengumpat (ghibah), dengki, kikir (bakhil), senang harta, gila pangkat, senang dunia, takabur, kagum (ujub), pamer (riya ) dan lain-lain. 16 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 18 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h Al-Ghazali, Tahdzib al-akhlaq Mua alajat Amaradh al-qulub, h

10 Remaja adalah muda mudi yang mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. 20 Dimulai sekitar umur 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada umur 18 hingga 21 tahun. 21 Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah muda mudi yang berusia sekitar 10 hingga 21 tahun, belum menikah, baik masih menempuh pendidikan atau tidak. Desa Sungai Lulut adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Banjarmasin Timur. Jadi, persepsi ulama terhadap akhlak remaja adalah tanggapan atau pandangan ulama terhadap perangai, watak, tabiat yang timbul di kalangan remaja, dan upaya ulama dalam membina akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui persepsi ulama terhadap akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. 2. Untuk mengetahui upaya ulama dalam membina akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. E. Signifikansi Penelitian 20 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h

11 Adapun signifikansi penelitian ini adalah 1. Bahan informasi dan sumbangan pemikiran dalam khazanah keilmuan Islam terutama dalam bidang akhlak. 2. Selain itu penelitian ini juga berguna sebagai bahan dasar bagi penelitian yang akan datang. F. Penelitian Terdahulu Sejauh pengamatan yang telah dilakukan penulis, belum pernah ada seorang penulis yang meneliti persepsi ulama terhadap akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur, tetapi penulis menemukan skripsi yang membahas tentang masalah akhlak yaitu: 1. Skripsi yang ditulis oleh Hairun Nisa yang berjudul, Konsep Pembinaan Akhlak menurut Hamka. Skripsi ini berisi tentang, urgensi pembinaan akhlak, metode dan faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak menurut Hamka Skripsi yang ditulis oleh Rusiannor yang berjudul, Hubungan antara Akidah dengan Akhlak (Studi Kasus pada Siswa-Siswi Madrasah Aliyah Negeri Kelua Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong). Skripsi ini berisi gambaran bahwa di Madrasah Aliyah Negeri Kelua, diajarkan pendidikan agama yang berisi tentang penanaman akidah, dari ajaran tersebut ada 22 Hairun Nisa, Konsep Pembinaan Akhlak menurut Hamka (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, 2004). 11

12 diantara siswa-siswi yang menjalankan dan melanggar ketentuan agama, padahal mereka menerima pendidikan di sekolah yang sama Skripsi yang ditulis oleh Aswandi yang berjudul, Konsep Zuhud bagi Pembinaan Akhlak menurut Hamka. Skripsi ini berisi tentang, adanya fenomena masyarakat Indonesia sekarang yang beragama Islam sedang mengalami krisis moral sehingga harus diatasi. Salah satu alternatif untuk mengatasi krisis tersebut dengan menyajikan konsep zuhud menurut pemikiran Hamka bagi pembinaan akhlak. Usaha ini sebagai wacana normatif mengenai pembinaan akhlak melalui pendekatan sufistik. 24 Berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan, penulis meneliti akhlak remaja dengan menggunakan pendapat ulama yaitu pendapat dari ulama pemimpin majelis taklim yang ada di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penulis langsung turun ke lapangan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan rumusan masalah penelitian. 2. Objek Penelitian 23 Rusiannor, Hubungan antara Akidah dengan Akhlak (Studi Kasus pada Siswa-Siswi Madrasah Aliyah Negeri Kelua Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, 2001). 24 Aswandi, Konsep Zuhud bagi Pembinaan Akhlak menurut Hamka (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, 2007). 12

13 Objek dari penelitian ini adalah akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ulama pemimpin majelis taklim yang angkat bicara tentang akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. 4. Data dan Sumber Data yaitu: Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian a. Data primer adalah data yang berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti atau objek utama yaitu persepsi ulama pemimpin majelis taklim di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. b. Data sekunder adalah sumber data yang berfungsi penunjang, pendukung dan penguat dalam penelitian ini, yaitu buku-buku yang terkait dengan masalah akhlak terutama buku-buku karya Imam al- Ghazali dan buku-buku yang memuat pendapat Imam al-ghazali. Sedangkan sumber data meliputi: a. Responden yaitu ulama pemimpin majelis taklim yang angkat bicara tentang akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. 13

14 b. Informan yaitu pegawai Kelurahan Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. 5. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan tersebut dihimpun dengan teknik-teknik sebagai berikut: a. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. 25 Disini penulis mengadakan pengamatan secara langsung di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur, untuk melihat dan mengetahui lebih dalam mengenai akhlak remaja di Desa tersebut. b. Interview yaitu penulis mengadakan serangkaian tanya jawab secara langsung kepada seluruh responden dan informan mengenai masalah yang diteliti. c. Dokumenter yaitu penulis melakukan pencarian data melalui dokumen yang berkenaan dengan gambaran umum lokasi penelitian. 6. Populasi dan Sampel 25 Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian (Banjarmasin, Antasari Press, 2011), h

15 a. Populasi dalam penelitian ini adalah ulama pemimpin majelis taklim yang berada di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur yang berjumlah 7 orang. b. Sampel dalam penelitian ini adalah hanya diambil 3 orang ulama pemimpin majelis taklim yang mewakili dari populasi yang berjumlah 7 orang ulama tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penggarapan penelitian ini. 7. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan data Setelah data terkumpul dari lapangan penelitian, proses selanjutnya adalah mengolah data yang ada dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Koleksi data yaitu mengoleksi data sebanyak-banyaknya baik data pokok atau data pelengkap. 2) Editing data yaitu penulis melakukan pengeditan terhadap data yang sudah terkumpul agar sesuai yang diharapkan dalam penelitian. 3) Klasifikasi data yaitu melakukan pengelompokan terhadap data yang sudah terkumpul sesuai dengan keperluannya masingmasing. 15

16 4) Interpretasi data yaitu menafsirkan data yang ada sepanjang data itu dianggap perlu ditafsirkan sehingga data akan lebih jelas. b. Analisis Data Setelah menempuh tahapan-tahapan dalam mengolah data, maka penulis menganalisis data secara deduktif kemudian menyajikannya secara deskriptif kualitatif sesuai permasalahan yang diteliti dengan bantuan teori yang diambil dari pendapat Imam al-ghazali maupun pendapat peneliti sendiri, setelah dianalisa kemudian data disimpulkan. H. Sistematika Penulisan Hasil dari penelitian ini akan dibahas dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab pertama, yaitu pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah sebagai gambaran tentang alasan penulis untuk melakukan penelitian ini. Kemudian dibuat rumusan masalah, penegasan judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian dan untuk menyelesaikan penelitian menggunakan metode penelitian, serta diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab kedua, akhlak menurut Imam al-ghazali berisi tentang: Pertama, biografi Imam al-ghazali, pembagian akhlak yang berisi pembahasan tentang akhlak baik atau terpuji dan akhlak yang buruk atau tercela. Kedua, tanda-tanda penyakit hati berisi tentang tanda penyakit hati dan cara mengetahui kekurangan diri. Ketiga, upaya mengubah akhlak dengan cara pelatihan. 16

17 Bab ketiga, berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, identitas responden, persepsi ulama terhadap akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur dan upaya ulama dalam membina akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. Bab keempat, Analisis berisi tentang: Pertama, persepsi ulama terhadap akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur, meliputi persepsi ulama terhadap akhlak remaja yang baik atau terpuji dan persepsi ulama terhadap akhlak remaja yang buruk atau tercela di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. Kedua, upaya ulama dalam membina akhlak remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin timur. Bab kelima, terakhir dalam penelitian ini, penulis memberikan simpulan dan saran penutup dari semua pembahasan yang telah diuraikan. 17

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sisi keistimewaan agama Islam adalah memberikan perhatian terhadap fitrah manusia dan memperlakukan secara realistis. Salah satu fitrah manusia adalah

Lebih terperinci

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) MATERI PERTEMUAN II Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Kerangka dasar Agama Islam dan Hukum Islam serta keterkaitan keduanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlak. Menurut bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Kata tersebut mengandung segi-segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ajaran Islam mewajibkan kepada setiap muslim untuk berdakwah yang ditujukan kepada seluruh manusia, baik muslim maupun kepada mereka yang belum beragama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, dan tidak dapat ditinggalkan dalam setiap kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan bahwa dengan pendidikanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia merupakan agama penutup, sekaligus sebagai penyempurna agama samawi terdahulu. Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS A. Persamaan pemikiran Imam Al Ghazali dan Syed Muhammad Naquib Al Attas. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Akhlak merupakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan sesama manusia. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu harapan bangsa dimana nantinya remaja diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, penyesuaian diri dapat menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ajaran agama Islam tidak hanya mengajarkan agar seseorang cerdas dari segi pendidikan namun juga harus memiliki akhlak terpuji seperti yang dicontohkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran sebagai kitab suci umat Islam yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah swt. kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter dan akhlak generasi muda sangatlah urgent, karena maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan,

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang fitrah. Ajarannya menghendaki agar umatnya menjalani kehidupan sejalan dengan aturan Allah dan sejalan dengan ketentuan ajaran Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting,

BAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting, hal ini yang menyebabkan adanya interaksi antara keduanya, karena satu sama lain saling membutuhkan.

Lebih terperinci

BAB I. merupakan persoalan yang belum ada jawabannya secara tuntas.

BAB I. merupakan persoalan yang belum ada jawabannya secara tuntas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah akhlak dan moralitas di kalangan muda-mudi, khususnya pelajar dan mahasiswa sudah menjadi problema umum dan merupakan persoalan yang belum ada jawabannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan dan keselamatan yang didambakan baik di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses globalisasi merupakan keharusan sejarah yang tidak mungkin dihindari. Tentunya dengan segala dampak positif dan negatifnya, bangsa dan negara akan dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Pada bab ini akan dibahas analisis dari hasil penelitian bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dakwah adalah suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan tujuan agar orang lain

Lebih terperinci

1. Pengaruh, yaitu sesuatu yang bisa memberi perubahan keadaan suatu subyek.

1. Pengaruh, yaitu sesuatu yang bisa memberi perubahan keadaan suatu subyek. PROPOSAL PENELITIAN Nama : NPM : Fak/Prodi : Ilmu Pendidikan/Bimbingan Konseling Judul : Pengaruh kehadiran guru terhadap akhlaq siswa SMP Negeri 01 Banjarnegara Tahun Pelajaran 2009/2010 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membela kebenaran, keadilan, dan perdamian masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. membela kebenaran, keadilan, dan perdamian masa depan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejala kemerosotan akhlak akhir-akhir ini benar-benar mengkhawatirkan; Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong-menolong, dan kasih saying sudah tertutup oleh penyelewengan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral, dalam arti fungsi-fungsi jiwanya saling mempengaruhi secara organik. Karenanya sepanjang perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang fundamental dalam pembangunan bangsa, karena kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan usaha mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Efektivitas Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang berarti taraf sampai atau sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuan. pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu wadah yang didalamnya terjadi proses belajar mengajar antara siswadan guru. Sekolah tidak hanya berlangsung didalam gedung sekolah, namun juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. dan mengembangkan potensi atau kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. menuju kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. dan mengembangkan potensi atau kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki fitrah, potensi dan kemampuan dasar sejak ia dilahirkan. Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia itu sendiri. Manusia mempertanyakan diri sendiri apakah ia makhluk jahat atau makhluk baik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar. Zakiah Daradjat menyebutkan ada tiga fungsi agama terhadap mereka yang meyakini kebenarannya, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2005), hlm Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2005), hlm Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana dipahami bahwa usia remaja mempunyai fungsi-fungsi jiwa yang saling terpengaruh secara organik. Oleh karena itu dalam masa perkembangannya membutuhkan bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

Modul ke: Akhlak Islami. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: Akhlak Islami. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi. Modul ke: Akhlak Islami Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Akhlak Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang pendidikan dan pengajaran adalah sebuah perintah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah pengikutnya untuk

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam ingin membangun suatu masyarakat yang patut menjadi contoh. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada penganutnya.islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang ini dapat digambarkan bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya penemuan-penemuan di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan menusia, dengan iman dan pendidikan manusia akan mencapai kehidupan yang bahagia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu interaksi manusia dewasa dengan anak didik dalam rangka menyampaikan ilmu pengetahuan serta keterampilan agar dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

B. Penegasan Istilah.

B. Penegasan Istilah. PROPOSAL PENELITIAN Nama : NPM : Fak/Prodi : Ilmu Pendidikan/Bimbingan Konseling Judul : Pengaruh kehadiran guru terhadap akhlaq siswa SMP Negeri 02 Banjarnegara Tahun Pelajaran 2009/2010 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah swt. Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah swt. Islam adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah swt. Islam adalah agama yang satu-satunya yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai Manusia, seorang pun tak dapat melepaskan dirinya dari keterkaitannya dengan agama serta ketergantungannya dengan Allah SWT, begitu pun keterkaitannya

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Pribadi Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek pribadi manusia lahir dan batin, agar terbentuk menjadi manusia seutuhnya

BAB I PENDAHULUAN. aspek pribadi manusia lahir dan batin, agar terbentuk menjadi manusia seutuhnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Setiap manusia yang lahir perlu mendapatkan pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu langkah yang tepat dalam usaha mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, sangat banyak kebiasaan yang berlangsung otomatis dalam bertingkah laku. Oleh karena itu pembinaan kehidupan beragama melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir. manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir. manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada perkembangan sains dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas meliputi kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk merenovasi hidupnya dengan membangun semua unsur terkecil sampai terbesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk merenovasi hidupnya dengan membangun semua unsur terkecil sampai terbesar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna dari pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Permasalahan moral banyak dibicarakan pada akhir abad 20 dan abad 21 ini. Dari hasil mengamati dan membaca fenomena yang akhir-akhir ini terjadi banyak peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi

Lebih terperinci

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat. Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat. 1.Kedamain 2.kesejahteraan 3.keselamatan 4.ketaatan dan 5.kepatuhan Kedamaian itu adalah ketenangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien dalam rangka menggali dan mengembangkan

Lebih terperinci

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

AKHLAK PRIBADI ISLAMI AKHLAK PRIBADI ISLAMI Modul ke: 06Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi Salah satu kunci sukses di dunia dan akhirat karena faktor

Lebih terperinci