BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan strategi kampanye yang dilakukan oleh sebuah partai politik dalam pemilu untuk mendudukkan kadernya di kursi parlemen. Dalam sebuah negara demokrasi, partai politik memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga sirkulasi kekuasaan agar tetap berjalan. Maka diadakanlah pemilihan umum secara periodik untuk memilih wakil rakyat di parlemen. Dalam hal ini partai politik akan berkompetisi untuk meraih dukungan sebanyak-banyaknya dari para pemilih agar dapat menempatkan kandidat-kandidatnya di parlemen. Upaya yang dilakukan yaitu dengan merumuskan strategi kampanye. Kampanye merupakan metode yang dilakukan oleh partai politik untuk mengenalkan partainya dan membujuk masyarakat agar memilih partainya maupun kadernya. Kampanye memiliki arti penting karena dengan adanya kampanye maka masyarakat akan diperkenalkan dengan platform, program, visi, misi serta kandidat yang dicalonkan oleh partai tersebut. Dalam kampanye, partai politik juga menebar citra yang baik. Hal ini didasari oleh adanya fenomena dalam perjalanan demokrasi di Indonesia saat ini dimana sistem pemilihan cenderung open list-individual maka pembentukan citra yang baik oleh partai partai politik maupun calon anggota legislatif menjadi penting pada saat kampanye. Penelitian ini mengambil obyek salah satu partai politik yaitu Partai Amanat Nasional yang telah mengikuti 4 periode pemilu legislatif sejak tahun 1999 sampai Berikut Tabel Perolehan Suara PAN dari Pemilu 1999 sampai 2014: Tahun Perolehan Suara Persentase Jumlah Kursi % % 52 1

2 ,01% ,59% 49 Pada pemilu tahun 1999, partai ini untuk pertama kalinya mengikuti pemilu dan memperoleh suara sebanyak atau 7.12 % suara nasional dengan perolehan kursi legislatif 34. PAN memduduki peringkat 5 besar setelah PDIP, Partai Golkar, PPP, dan PKB. Pada pemilu 2004 perolehan suara PAN menurun yaitu memperoleh suara atau 6.44% suara nasional dengan perolehan kursi leglatif 52. Pada periode tersebut PAN menduduki peringkat ke 6 setelah Partai Golkar, PDIP, PPP, Partai Demokrat, dan PKB. Pada pemilu 2004, PAN memang mengalami penurunan perolehan suara sebesar , akan tetapi PAN mengalami peningkatan perolehan jumlah kursi, dari 34 kursi pada pemilu 1999 menjadi 52 kursi pada pemilu Kemudian pada pemilu periode berikutnya yaitu tahun 2009, perolehan suara PAN juga menurun yaitu hanya memperoleh atau 6,01% suara nasional dan menduduki peringkat ke 5 setelah Partai Demokrat, Partai Golkar, PDIP, dan PKS. PAN mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu sebesar , perolehan kursi di tingkat DPR pusatpun juga mengalami penurunan yang cukup banyak dari 52 kursi menjadi 42 kursi. Namun, pada pemilu 2014 ini, PAN dapat meningkatkan jumlah perolehan suaranya menjadi atau 7,59% suara nasional dan menempati ururan ke 6 setelah PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat dan PKB. Peningkatan perolehan suara PAN pada pemilu 2014 ini yaitu sebanyak , perolehan kursi di DPR juga meningkat dari 42 menjadi 49. Sedangkan di tingkat lokal yaitu di D.I Yogyakarta, perolehan suara PAN juga mengalami hal yang serupa seperti kondisi di nasional. Berikut Tabel Perolehan suara PAN di DIY: Tahun Perolehan Suara

3 Pada pemilu tahun 1999 PAN di DIY memperoleh suara sebanyak dan menduduki peringkat dua besar setelah PDIP. Pada pemilu 2004 PAN berhasil menaikkan perolehan suaranya menjadi Namun pada pemilu ketiga tahun 2009 PAN mengalami penurunan jumlah perolehan suara yaitu hanya memperoleh sebanyak suara dan menduduki peringkat empat besar setelah Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP. Kemudian pada pemilu tahun 2014 ini, perolehan suaranya kembali naik yaitu sebesar dan kembali menduduki peringkat dua setelah Partai Golkar. Dari naik turunya perolehan suara PAN ini, menjadikan topik mengenai strategi kampanye menjadi menarik untuk dikaji. Dimana perolehan suara menjadi alat ukur keberhasilan atau kegagalan penerapan strategi kampanye dari partai politik tersebut di ranah lokal yaitu di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu strategi kampanye PAN di DIY juga menjadi menarik untuk dikaji mengingat PAN sangat dekat dengan Muhammadiyah, sebuah organisasi massa yang lahir, tumbuh dan berkembang di Yogyakarta ini. Maka tidak salah jika dikatakan bahwa PAN bagai berada di rumah sendiri. PAN di katakan dekat dengan Muhammadiyah dikarenakan cikal bakal keberadaan PAN berkat Muhammadiyah dan kebanyakan pengurus PAN merupakan warga Muhammadiyah. Nama besar Amien Rais sebagai pendiri PAN juga mampaknya menjadi alasan mengapa topik strategi kampanye PAN di DIY ini dipilih. Amien Rais yang merupakan tokoh PAN nampaknya masih disegani terutama di DIY. Pemikiran-pemikiran politis Amien Rais secara tidak langsung tercermin dalam sikap partai yang mengedepankan persaudaraan yang bersifat lintas etnis, agama, dan kedaerahan serta menjadi salah satu cirikhas dari PAN. Dari hasil perolehan suara pemilu legislatif di DIY untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014 dapat menggambarkan peta politik DIY. Pada Pemilu 1999, ada tiga partai yang memimpin. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memperoleh suara terbanyak (35,6 persen), kemudian Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 17,2 persen suara, dan Partai Golkar (14,3 persen). Komposisi serupa terulang pada Pemilu 2004, tetapi persentase perolehan suara ketiga partai itu bergeser. PDI-P menang, tetapi jumlah suaranya menurun (26 persen). PAN menyusul dengan 20,5 persen suara, dan Partai Golkar berkurang (13,8 persen). Pemilu 2009 memberi kejutan. Partai Demokrat (PD), yang sebelumnya berada pada urutan keenam, mengantongi suara terbanyak (18,7 persen). PDI-P pada urutan kedua (15,6 persen), lalu Partai Golkar (14,7 persen), dan PAN (13,8 persen). Kemudian pada 2014 PDI-P kembali unggul, disusul oleh PAN di 3

4 peringkat kedua dan Golkar pada peringkat ketiga. Dari penjabaran tersebut dapat diketahui bahwa peta politik di DIY didominasi oleh tiga partai yaitu PDI-P, PAN, dan Golkar. Secara ideologis, partai-partai terasebut terpolarisasi dalam dua kelompok: nasionalis dan Islam-modernis. Dua ideologi itu dipegang sebagian masyarakat, terutama pemilih tradisional. Kelompok nasionalis tersebar, terutama dalam PDI-P dan Golkar. Sementara Islam-modernis merapat pada PAN dan PKS. Munculnya PKS sebagai pesaing PAN untuk meraih simpati pemilih kalangan islam-modernis tak terkecuali dari warga Muhammadiyah dimungkinkan terjadi karena beberapa orang Muhammadiyah masuk menjadi pengurus PKS, implikasinya tentu tidak sedikit warga Muhammadiyah yang mencoblos PKS. PKS secara eksplisit berideologi islam dengan berciri khas gerakan tarbiyah dan berasal mula dari gerakan dakwah para mahasiswa di kampus. Basis massa PKS sebagian besar adalah kalangan muda dan aktivis kegiatan islam di kampus. Image Yogyakarta sebagai kota pelajar dengan banyak universitas yang ada di DIY menjadikan kedua partai ini bersaing ketat untuk berstrategi membidik kalangan muda terpelajar dan aktivis kegiatan islam di kampus.disinilah letak daya tarik penelitian ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana strategi kampanye Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilu Legislatif tahun 2014 di daerah pemilihan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memetakan strategi kampanye yang dilakukan oleh Partai Amanat Nasional pada pemilu legislatif tahun 2014 di daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Menganalisis penerapan strategi kampanye yang dilakukan oleh Partai Amanat Nasional pada pemilu legislatif tahun 2014 di daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta terutama bagaimana PAN berstrategi di basis sosial Muhammadiyah dan melihat bagaimana PAN menghadapi partai lain. 4

5 D. Kerangka Pikir 1. Strategi Kampanye Secara harfiah Stenberg menyatakan bahwa, strategi bermakna sebuah pemikiran dan perencanaan yang terfokus pada tujuan akhir. Tanpa sebuah strategi yang jelas sebuah partai politik akan mengalami kesulitan dalam berkompetisi dalam arena pemilu. Penyusunan dan pelaksanaan strategi dapat mempengaruhi sukses dan gagalnya pencapaian tujuan. Dalam sebuah kampanye ada beberapa stratregi yang bisa digunakan untuk mengklasifikasikan jenis kampanye yang dilakukan oleh partai politik. Menurut schroeder, jenis strategi yang diterapkan tergantung dari citra yang diinginkan dan tujuan-tujuan dari organisasi itu sendiri..strategi dibagi menjadi strategi ofensif dan defensif. Strategi ofensif terdiri dari strategi memperluas dan menembus pasar, sementara strategi defensif merupakan strategi menutup dan menyerahkan pasar (Schroeder hal 104). a. Strategi Ofensif yaitu apabila sebuah partai politik ingin menambah jumlah pemilihnya atau meningkatkan perolehan suaranya. Untuk menjalankan strategi ini dibutuhkan sumberdaya manuasia yang memiliki pandangan positif terhadap partai sehingga kampanye dapat berhasil. Pada dasarnya model strategi ini lebih ditujukan pada adanya perbedaan-perbedaan yang jelas dan menarik antara partainya dan partai dan partai p[olitik yang lain yang tujuannya untuk mengambil alih pemilihnya. Artinya bahwa mereka harus mampu menunjukkan perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu beserta keuntungan-keuntungan yang diharapkan darinya. Strategi Perluasan Pasar Strategi perluasan pasar yang ofensif bertujuan untuk membentuk kelompok pemilih baru disamping para pemilih yang telah ada. Oleh sebab itu, harus ada suatu penawaran yang lebih baik bagi para pemilih yang selama ini memilih partai pesaing. Strategi semacam ini perlu dipersiapkan melalui sebuah kampanye, untuk menjelaskan kepada publik tentang penawaran baru dan penawaran mana saja yang lebih baik dibanding dengan penawaran partai-partai lainnya. Perluasan pasar tidak mungkin dapat dicapai dengan isu atau agenda yang tidak bermutu. Jadi, yang menjadi focus dari strategi ini adalah strategi yang factual dimana berbagai partai bersaing untuk kelompok pemilih dalam sebuah kompetisi. Strategi seperti ini perlu 5

6 dipersiapkan melalui sebuah kampanye pengantar untuk menjelaskan kepada public tentang penawaran apa saja dan penawaran mana saja yang lebih baik disbanding dengan penawaran partai lain. Dalam implementasinya, produk yang ditawarkan adalah keuntungan yang dihasilkan perlu diiklankan. Untuk itu, pertama-tama penawaran tersebut harus dirumuskan secara jelas. Strategi Menembus Pasar Strategi menembus pasar bukan menyangkut ditariknya pemilih lawan atau warga yang selama ini tidak aktif dengan memberikan penawaran yang lebih baik atau baru, melainkan penggalian potensi yang sudah ada secara optimal. Hal ini salah satu contohnya adalah menyangkut pemasaran program-program yang dimiliki secara lebih baik dan peningkatan intensitas keselarasan antara program dan individu terhadap, seperti halnya memperbesar tekanan terhadap kelompok-kelompok target. Pertama, peningkatan motivasi multipikator dan pemegang jabatan melalui iklan keuntungan yang ditawarkan secara lebih baik. Kedua, pemanfaatan jalur komunikasi yang baru, ketiga, perbaikan argumentasi melalui pembinaan. Keempat, penggerakan emosi kelompok target dengan memanfaatkan iklan/keadaan tertentu atau dengan menciptakan gambaran musuh bersama (common enemy) b. Strategi Defensif, yaitu apabila partai politik yang berkuasa atau koalisi pemerintahan ingin mempertahankan mayoritasnya atau jika pangsa pasar politik hendak dipertahankan. Stategi ini juga dapat muncul apabila sebuah pasar tidak akan dipertahankan lebih lanjut atau akan ditutup, dan penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan yang sebesar-besarnya. Stategi ini meliputi: Strategi Mempertahankan Pasar Strategi inimerupakjan strategi yang khas untuk mempertahankan mayoritas pemerintah. Dalam hal ini, partai akan memelihara pemilih tetap mereka dan memperkuat pemahaman pemilih musiman mereka sebelumnya akan situasi yang sedang berlangsung. Terhadap partai oposisi yang menyerang partai, pemerintah akan berusaha mengaburkan perbedaan yang ada dengan pembuat perbedaan tersebut tidak dikenali lagi. Partai yang ingin mempertahankan pasar akan memilih sikap yang bertentangan dari partai yang menerapkan strategi ofensif. Apabila yang satu ingin menonjolkan perbedaan yang ada untuk memberikan 6

7 penawaran yang menarik, maka partai yang menerapkan strategi devensif justru menginginkan agar perbedaan yang ada tidak dikenali. Dengan hubungannya dengan multipikator dan aliansi, partai-partai yang menerapkan strategi devensif, menjalankan sebuah pemeliharaan secara intensif terhadap multipikator yang ada serta menawarkan intensif kepada mereka. Data tentang keberhasilan yang diperoleh disebarluaskan di lingkungan sekitar, investasiterutama dilakukan dalam bidang kehumasan. Dalam organisasi, proses semakin dipermudah, rutinitas dikembangkan, dan dengan demikian pengeluaran ditekan. Strategi Menyerahkan Pasar Strategi menyerahkan pasar dapat memiliki dua arti. Pertama, partai ingin menyerah dan dalam keadaan tertentu melebur ke partai lain (koalisi). Kedua, dalam pemilu yang menggunakan ballot, dimana ada ada tahap pemungutan suara yang diikuti oleh kandidat-kandidat terkenal dalam pemilu tahap pertama. Namun jika para kandidat harus menyerahkan pasarnya maka harus mempertegas ketidakikutsertaan mereka dengan memberikan alas an yang mendasar, dan mengusulkan pilihan lainnya. Hal ini dapat mencakup masalah persetujuan politik hingga pembagian kekuasaan, dan perlu disertai dengan sebuah kampanye informasi bagi para multipikator. Penutupan pasar juga terjadi apabila pemerintah dalam tingkat mana pun juga menarik diri dari sebuah kegiatan yang sebelumnya dijalankan oleh negara. Sebagai contoh adalah program privatisasi. Fakta bahwa korupsi meningkat dalam proses-proses semacam ini memperjelas tidak adanya strategi dalam langkah-langkah pelaksanaannya, yang dalam bergai kasus juga telah memprediksikan seluruh proses. Kedua strategi diatas tidak serta merta dapat diterapkan begitu sajha dalam sebuah pertarungan politik. Strategi ofensif justru lebih banyak dilakukan oleh partai baru yang belum memiliki basis yang kuat sehingga berusaha merebut basis masa dari partai lain yang sudah mapan. Sementara strategi defensif menitik beratkan pada penguatan pemahaman para pemilih tentang situasi yang sedang berlangsung dan menyuarakan agar pemilih memilih partai politik yang menggunakan strategi ini. Strategi defensif ini biasa dilakukan oleh partai lama ataupun partai koalisi pemerintah yang ingin mempertahankan konstituen mereka. 7

8 Kaitannya dengan strategi politik, penulis berpendapat bahwa strategi kampanye ini merupakan cara atau upaya yang harus dilakukan oleh partai polik melalui kandidat-kandidatnya untuk memperoleh dukungan yang sebesarbesarnya dari calon konstituen. Oleh karena itu, cara yang dimaksut adalah dengan memaksimalkan fungsi partai politik bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat adanya partai politik. Fungsi-fungsi tersebut tidak hanya diimplementasikan menjelang pemilu tetapi juga pasca pemilu. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah partai politik cenderung meninggalkan konstituennya pada saat kekuasaan telah diraih sehingga timbul kecurigaan dalam masyarakat terhadap perjuangan partai politik. 2. Kampanye Politik Kampanye politik merupakan usaha yang terorganisir untuk mengikhtiarkan orang yang dicalonkan, dipilih, atau dipilih kembali dalam suatu jabatan resmi.dalam hal ini sebuah partai politik dalam pemilu membutuhkan dukungan pemilih agar kandidat-kandidat yang dicalonkan dapat menduduki kursi di parlemen. Sebuah kampanye memiliki arti penting karena dalam kampanye pemilih yang selama ini masih terombang ambing (swing voters) dapat berubah pikirannya apabila sebuah partai politik melakukan upaya persuasi, bujukan, ajakan, pencitraan kepada pemilih sehingga menjadi tertarik dan kemudian memberikan suaranya kepada partai tersebut. Kampanye politik tidak hadir di ruang hampa, namun sangat dipengaruhi oleh lingkungan politik yang berubah-ubah. Atau dalam kata lain, kampanye politik itu tidak bisa lepas dari sebuah realitas tetapi menjadi bagian dari dan bergantung pada apa yang terjadi disebuah daerah pemilihan. Lingkungan ini, juga turut menentukan strategi kampanye yang dimungkinkan dapat diterapkan oleh patai politik. Kampanye politik juga disebut candidate oriented campaign yang bertujuan untuk meraih kekuasaan politik. Tujuan utama dari kampanye politik yaitu untuk membentuk citra baik dari partai politik maupun kandidat yang dicalonkan di hadapan khalayak sehingga mampu menduduki kursi parlemen. Citra ini dapat dibentuk berdasarkan informasi yang diterima oleh pemilih baik langsung maupun tidak langsung.kampanye politik digunakan sebagai suatu bentuk komunikasi politik yang tidak dapat secara langsung menimbulkan perilaku politik tertentu, tetapi akan cenderung mempengaruhi cara khalayak dalam mengordinasikan citra dari suatu obyek tertentu, kemudian citra 8

9 itulah yang akan mempengaruhi perilaku khalayak termasuk dalam menentukan pilihan politiknya. Dalam pemilu sekarang citra baik dari para caleg sangat penting karena sistem suara terbanyak menyebabkan setiap caleg berlomba untuk meraih simpati sebanyak-banyaknya. Dalam kampanye ini ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk melihat sebuah strategi kampanye. Hal yang tidak kalah penting yang harus dilakukan baik oleh partai politik maupun kandidat yaitu penggunaan media kampanye. Media kampanye ini sebagai operasionalisasi dari strategi kampanye politik. Setidaknya ada lima alat yang dapat digunakan yaitu: 1. Iklan dengan memasang iklan di media baik cetak maupun maupun elektronik seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, maupun media on line. 2. Direct Marketing yaitu mengkomunikasikan gagasan melalui alat-alat kontak personal seperti surat, telpon, sms yang bertujuan untuk mempengaruhi pemilih. 3. Special event biasamya ditempuh dengan mengumpulkan massa untuk mensosialisasikan program partai atau visi-misi kandidat guna meraih simpati pemilih. 4. Personal contact yaitu interaksi langsung dengan pemilih melalui pertemuan yang diadakan masyarakat baik individu maupun kelompok. Ini biasanya memanfaatkan forum warga seperti arisan, rembug desa, forum keagamaan, dll. 5. Public relation yaitu penggunaan buku, pamphlet, baliho, dll sebagai media kempanye. E. Definisi Konseptual 1. Strategi Kampanye adalah serangkaian perencanaan yang terfokus pada tujuan untuk menciptakan dampak tertentu. 2. Kampanye Politik adalah serangkaian upaya untuk menciptakan makna politik tertentu dihadapan pemilih (dalam segmen tertentu) dengan tujuan agar pemilih akan mendukung dengan berbagai dimensinya khususnya dalam menjatuhkan pilihan pada saat pemungutan suara. 9

10 F. Definisi Operasional 1. Strategi kampanye, meliputi: Strategi Ofensif dan Strategi Devensif a. Strategi Ofensif adalah strategi yang digunakan oleh partai politik untuk meningkatkan jumlah polehan suaranya. b. Strategi Defensif adalah strategi upaya yang ditempuh partai politik yang berkuasa atau koalisi pemerintahan untuk mempertahankan mayoritasnya atau jika pangsa pasar politik hendak dipertahankan. 2. Dalam penelitian ini yang dimaksud kampanye politik adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh Partai Amanat Nasional dalam melakukan kampanye untuk memenangkan Pemilu Legislatif 2014 dengan tujuan agar pemilih akan mendukung dan menjatuhkan pilihan pada Partai Amanat Nasional saat pemungutan suara. Ada lima alat kampanye politik yang bisa digunakan, meliputi: a. Iklan dengan memasang iklan di media baik cetak maupun maupun elektronik seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, maupun media on line. b. Direct Marketing yaitu mengkomunikasikan gagasan melalui alat-alat kontak personal seperti surat, telpon, sms yang bertujuan untuk mempengaruhi pemilih. c. Special event biasamya ditempuh dengan mengumpulkan massa untuk mensosialisasikan program partai atau visi-misi kandidat guna meraih simpati pemilih. d. Personal contact yaitu interaksi langsung dengan pemilih melalui pertemuan yang diadakan masyarakat baik individu maupun kelompok. Ini biasanya memanfaatkan forum warga seperti arisan, rembug desa, forum keagamaan, dll. e. Public relation yaitu penggunaan buku, pamphlet, baliho, dll sebagai media kempanye. 10

11 G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Sugiyono mendefinisikan penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi 1, dalam penelitian ini menggunakan studi kasus eksploratif analitis. Pemilihan metode studi kasus eksploratif analitis ini ditujukan agar mendapatkan pemaparan tentang strategi kampanye yang digunakan oleh PAN. Strategi yang diterapkan akan dideskripsikan secara menyeluruh dan disertai dengan proses analitis. Analisis ini dimaksudkan untuk mengkaji strategi kampanye sehingga data dan fakta dapat dikupas secara jelas. 2. Jenis Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.data primer yaitu data yang diperoleh dari lapangan.dalam penelitian ini adalah keterangan atau pernyataan dari tim pemenangan pemilu DPW PAN DIY, caleg terpilih, dan tim suksesnya yang dilakukan melalui wawancara terstruktur. Sedangkan data-data sekunder berupa berita-berita di media, pamflet kampanye, rekaman orasi kampanye, dll. 3. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang mampu menjelaskan mengenai strategi kampanye Di DPW PAN DIY. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data meliputi: Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data meliputi: - Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen terkait strategi kampanye. Dokumentasi merupakan setiap bahan tertulis ataupun film. Dokumentasi dibagi menjadi dua, yakni dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen tersebut menjadi sumber data untuk menguji, menafsirkan, bahkan 1 Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hlm

12 meramalkan (Lexy J. Moloeng, 2010: 216). Dokumen yang dimaksud yaitu bahan tertulis dan gambar-gambar atau symbol yang mendukung kelengkapan data dari obyek penelitian. Dokumen ini berupa: alat peraga kampanye seperti pamphlet/leflet, stiker, foto-foto kampanye, maupun berita dari surat kabar cetak maupun on line. Data ini dapat diperoleh melui surat kabar, arsip tim sukses, arsip KPU. - Interview Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara atau bertanya secara langsung kepada responden guna mendapatkan informasi yang diperlukan. Menurut Lexy J. Moloeng (2010: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang melibatkan dua pihak yakni pewawancara dengan terwawancara. Wawancara ini dilakukan dengan wawancara terbuka yang disertai dengan interview guide. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat menyatakan fakta maupun opini dari responden. Responden yang dimaksud meliputi pengurus partai, caleg terpilih, tim sukses. 4. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode induktif. Metode induktif merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan fakta dan peristiwa kongkrit kemudian ditarik kesimpulan secara umum dengan manyajikan data dan menganalisis data dalam bentuk deskriptif. Teknik analisis data secara umum dapat digambarkan dengan empat langkah sebagai berikut: a. Reduksi Data Reduksi data diperlukan sebagai langkah awal dalam analisis data dalam penelitian kualitatif karena dimungkinkan data yang diperoleh peneliti sebagai hasil wawancara dan dokumentasi sangat banyak dan terkadang bersifat umum (kurang fokus pada permasalahan). Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan kejelasan dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya 12

13 apabila diperlukan. Data hasil wawancara pertama penelitian ini masih tergolong umum, sehingga data direduksi pada wawancara kedua sehingga masalah menjadi lebih fokus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. b. Kategorisasi Kategorisasi merupakan upaya memilah setiap satuan ke dalam bagianbagian yang memiliki kesamaan. Setiap kategori diberi nama yang disebut label (Lexy J. Moloeng, 2010: 289). Dalam penelitian ini, labelisasi merupakan hal penting terutama terkait dengan labelisasi mengenai kategori (aspek) yang menjadi acuan dalam memetakan pola kampanye PAN. c. Display Data Setelah melakukan reduksi data dan kategorisasi, maka data yang diperoleh kemudian disajikan (display data). Dalam penelitian kualitatif, display data dapat dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami (Sugiyono, 2012: 249). Display data yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan dengan tabel, antara lain nama-nama calon legislatif PAN. d. Kesimpulan Tahap terakhir yang dilakukan dalam teknik analisis data adalah penarikan kesimpulan (conclusion). Kesimpulan yang dikemukakan bersifat sementara dan dapat berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan tersebut bersifat kredibel (Sugiyono, 2012: 252). Kesimpulan disajikan dengan mendiskripsikan hasil display data yang telah dilakukan Dari uraian di atas disimpulkan bahwa teknik analisa data melalui reduksi data yaitu proses pemilihan, penyederhanaan, dan penyaringan data yang diperoleh. 13

14 Data-data tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu.setelah itu dianalisis dan langkah akhir adalah penarikan kesimpulan dengan disertai dengan verifikasi dan analitis kritis terhadap hasil-hasil temuan baik yang bersifat teoritik dan temuan lapangan berdasarkan pertanyaan penelitian dan tujuan. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini akan dibagi menjadi lima bab yang saling terkait satu sama lain sehingga akan membentuk sebuah kesatuan yang utuh dan dapat menunjukkan adanya keruntutan alur berpikir dengan didukung oleh data-data temuan. Selain itu akan diperoleh bangun argumentasi yang runtut dan sistematis. Adapun pembagian tersebut adalah: Bab I Pendahuluan. Bab ini membahas mengenai latar belakan, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka konseptual, definisi konseptual, definisi operasional, metodologi dan sistematika bab. Bab II Profil Partai Amanat Nasional dalam Konteks Daerah Istimewa Yogyakarta. Bab ini membahas tentang profil Daerah Istimewa Yogyakarta yang berpengaruh terhadap kondisi politik dari obyek penelitian yaitu Partai Amanat Nasional, misalnya data demografis, sosial budaya dan ekonomi juga peta politik di DIY. Selain itu bab ini juga menjelaskan mengenai profil PAN seperti sejarah, platform, visi,misi serta profil DPW PAN provinsi DIY. Bab III Kampanye Partai Amanat Nasional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bab ini akan menjelaskan data-data yang diperoleh di lapangan berdasarkan kerangka konseptual yang telah disusun, lembaga pemenangan PAN dalam pemilu 2014 serta kategorisasi bentuk-bentuk strategi kampanye PAN di DIY. Bab IV Strategi Kampanye Partai Amanat Nasional Menghadapi Partai Lain Dalam Pemilu Legislatif DIY Tahun Bab ini akan melihat bagaimana PAN menghadapi partai lain dalam konteks strategi kampanye di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran. 14

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil

Lebih terperinci

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Jakarta, 14 Desember 2010 Mengapa Keterwakilan Perempuan di bidang politik harus ditingkatkan? 1. Perempuan perlu ikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2014:1) penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAFTAR ISI Persembahan.................................... i Abstrak.................................... ii Ringkasan Eksekutif.................................... iii Lembar Pengesahan........................................

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum kepala daerah wakil kepala daerah atau seringkali disebut pilkada atau pemilukada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah wakil kepala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian, metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif yakni metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

Lebih terperinci

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas pada saat ini. Beraneka ragam partai politik yang bersaing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, yang juga menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, telah mengalami banyak perkembangan. Walaupun

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berpolitik di Indonesia banyak mengalami perubahan terutama setelah era reformasi tahun 1998. Setelah era reformasi kehidupan berpolitik di Indonesia kental

Lebih terperinci

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1 Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)

Lebih terperinci

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Metodologi kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan Menjadi pemain baru dalam pemilu di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Semua hal mulai dari syarat untuk menjadi partai, syarat lolos verifikasi untuk menjadi peserta pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui dampak kebijakan affirmative action kuota 30%

METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui dampak kebijakan affirmative action kuota 30% III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Data serta argumentasi yang dibangun dalam penelitian ini, menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dikarenakan dari 4 Kabupaten/Kota di DIY. yang memiliki basis masa tidak sebanyak partai pesaingnya.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dikarenakan dari 4 Kabupaten/Kota di DIY. yang memiliki basis masa tidak sebanyak partai pesaingnya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bantul, peneliti menentukan Kabupaten Bantul sebagai lokasi penelitian dikarenakan dari 4 Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century

Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century INSENTIF POLITIK PARTAI OPOSISI: Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng Jakarta Pusat 10310, Indonesia Telp. (021) 391 9582, Fax (021) 391 9528 Website: www.lsi.or.id

Lebih terperinci

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik Koalisi Pemantauan Dana Kampanye Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Corruption Watch Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana

Lebih terperinci

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap kedudukan di pemerintahan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Kepala Daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk mengatur bentuk pemerintahan sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian lapangan (field research).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keinginan dan tuntutan adanya pemilihan langsung sebenarnya diilhami praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah

Lebih terperinci

ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013

ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013 ANATOMI CALEG PEMILU 2014 FORMAPPI 3 Oktober 2013 I. Pengantar Alasan melakukan kajian: Membantu pemilih mendapatkan informasi yang utuh tentang Caleg dalam Pemilu 2014. Lingkup kajian: Profil Caleg Pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : BAB V Kesimpulan Pembahasan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana Strategi Marketing Politik Partai Amanat Nasional Kabupaten Banjarnegara dalam memenangkan pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan

Lebih terperinci

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan x 2.2.2. Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis... 224 3. Ringkasan... 226 BAB IV. ELECTORAL VOLATILITY NASIONAL DAN LOKAL: SEBUAH PERBANDINGAN... 228 A. Membandingkan Electoral Volatility

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdasarakan Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia setiap 5 tahun sekali mempunyai agenda besar dalam pesta demokrasinya dan agenda besar tersebut tak lain adalah Pemilu. Terhitung sejak tahun 2004

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada babbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam pemenangan pemilu kepala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian sangatlah berpengaruh terhadap hasil penelitian. Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam pembelajaran peraturan-peratuan yang terdapat dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis sering kali dijadikan isu atau komoditi utama untuk mencapai suatu tujuan dalam masyarakat. Dalam konteks Pilkada, etnis dimobilisasi dan dimanipulasi sedemikian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon 95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada

Lebih terperinci

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk didiskusikan pada setiap momen pemilihan umum baik nasional maupun di daerah. Jumlah mereka yang sangat besar bagaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode atau pendekatan kualitatif yaitu; penelitian yang tidak menggunakan perhitungan statistik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami

Lebih terperinci

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014 EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014 Temuan Survei di 45 Dapil April 2013 Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng - Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 3919582, Fax

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Partai politik sebagai kekuatan politik mempunyai hak dan bagian dalam setiap pemilihan umum. Pada setiap partai politik menganut ideologinya masing-masing

Lebih terperinci

BAB 7 PENUTUP. dalam studi ini berikut argumentasinya. Saya juga akan membingkai temuantemuan

BAB 7 PENUTUP. dalam studi ini berikut argumentasinya. Saya juga akan membingkai temuantemuan BAB 7 PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dalam bab ini, saya akan akan mengambarkan ikhtisar temuan-temuan dalam studi ini berikut argumentasinya. Saya juga akan membingkai temuantemuan ini dari sudut metodologi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009

HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009 HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat S-1 Oleh : ISTIYANI PRATIWI F 100 040 087 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang berjudul Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang ini merupakan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi tentang marketing politik merupakan suatu kajian yang menarik untuk dibahas dalam era demokrasi yang dianut Indonesia saat ini. Dimana dalam sebuah negara demokrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif

Lebih terperinci

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007 KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA Temuan Survei 22 25 Juli 2007 Ringkasan temuan utama Secara umum, kampanye yang sedang berlangsung tidak merubah perilaku pemilih. Kampanye

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media massa, baik elektronik maupun cetak mengalami pertumbuhan luar biasa. Indikasinya, bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah media massa yang terus mengalami

Lebih terperinci

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok' Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok' TEMPO.CO 15 Oktober 2012 Lihat Foto TEMPO.CO, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia memprediksi nasib partai Islam pada Pemilu 2014 bakal melemah.»partai dan tokoh

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada politisi dibandingkan dengan masa Orde Baru. Politisi unjuk gigi dengan kedudukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan pesta, yang di tunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2014. Pemilu

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Sebagaimana diungkapkan oleh Rudy (2007 : 87)

Lebih terperinci

BAB III DATA RESPONDEN

BAB III DATA RESPONDEN BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden

Lebih terperinci

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang sering kali diperdebatkan. Sejak tahun 2002, mayoritas para aktivis politik, tokoh perempuan dalam partai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2014, hlm. 15) mengemukakan

Lebih terperinci

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 Paska Munaslub : Golkar Perlu Branding Baru? Paska Munaslub dengan terpilihnya Setya Novanto (Ketum) dan Aburizal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih memiliki signifikansi yang kuat. Terdapat hubungan positif antara konsumsi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan konsep sumber daya, maka peneliti dapat mendeskripsikan kesimpulan sebagai berikut : sumber daya yang menjadi faktor kekalahan dari caleg perempuan adalah informasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca reformasi bangsa kita sudah berhasil melaksanakan pemilihan umum presiden yang di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses pengambilan hak suara

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan

Lebih terperinci

06ILMU. Komunikasi Pemasaran Politik. Product Development and Political Branding. Dr. Achmad Jamil M.Si KOMUNIKASI. Modul ke: Fakultas

06ILMU. Komunikasi Pemasaran Politik. Product Development and Political Branding. Dr. Achmad Jamil M.Si KOMUNIKASI. Modul ke: Fakultas Komunikasi Pemasaran Politik Modul ke: Fakultas 06ILMU KOMUNIKASI Product Development and Political Branding Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi MAGISTER KOMUNIKASI Sumber: Lilleker and Less-Marshment,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena partai politik merupakan prasyarat utama di dalam sebuah Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Karena partai politik merupakan prasyarat utama di dalam sebuah Negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik adalah suatu keniscayaan dalam sebuah Negara demokrasi. Karena partai politik merupakan prasyarat utama di dalam sebuah Negara yang mengaku menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Gunungkidul yang berlokasi di Jl. Ring

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. PEMBAHASAN Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses Pencalonan Non Partai Pemilihan Kepala Daerah (Tanggapan Partai Politik Khusus DIY) dapat dijabarkan

Lebih terperinci

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN

Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik - FISIP Universitas Indonesia (PUSKAPOL FISIP UI) Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta

Lebih terperinci