TELEMETRI ARAH MATA ANGIN DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TELEMETRI ARAH MATA ANGIN DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS"

Transkripsi

1 Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS.. (Imam Tazi) TELEMETRI ARAH MATA ANGIN DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS 1. Imam Tazi, 1. Dosen Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang Abstrak Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil teknologi yang bertujuan untuk dapat berkomunikasi. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, ponsel tidak hanya mengirim data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut SMS (Short Message Service). Saat ini dibutuhkan alat yang dapat membaca dengan cepat dan mudah serta menghasilkan data akurat. Maka dalam penelitian ini dibuat alat yang bisa mengukur arah dan kecepatan angin yang menggunakan sensor optocoupler, dengan menggunakan HP (Handphone) dan PC (Perconal Computer) sebagai alat komunikasi pembacaannya sehingga datanya dapat ditampilkan langsung di PC dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi SMS pada telepon genggam. Untuk mengetahui seberapa besar akurasi alat pengukur arah dan kecepatan angin dengan memanfaatkan fasilitas SMS (Short Message Service) pada HP (Handphone) yang diharapkan bisa bermanfaat untuk menginformasikan arah dan kecepatan angin sejak dini melalui SMS. Hasil analisis data pengujian sensor didapatkan hubungan yang linier antara alat pengukur kecepatan angin dengan kecepatan angin anemometer dan hasil data dari pengujian dengan menggunakan alat ini dan menggunakan anemometer sebagai kalibrator menunjukkan bahwa prosentase kesalahan relatif rata-rata terhadap Anemometer ( KRan ) sebesar 3, 42 %. Kata Kunci: Telemetri, Angin, SMS (Short Message Service), Optocoupler. 1. LATAR BELAKANG Cuaca sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Salah satunya yang dapat kita lihat adalah kehidupan para nelayan di daerah pantai yang mana mereka sangat tergantung pada cuaca untuk melakukan kegiatan mereka. Selain kehidupan para nelayan tersebut, masih terdapat bidang-bidang kehidupan lain seperti bidang penerbangan, meteorologi, pengawasan cuaca, dan pertanian. Cuaca yang akan terjadi selain tergantung pada intensitas dan durasi harian dari energi radian matahari yang diterima di atmosfer di atas permukaan daerah, juga dipengaruhi oleh faktor arah dan kecepatan angin, dimana angin berfungsi sebagai penyebar suhu secara mendatar. Kondisi pengontrolan pengukuran arah dan kecepatan angin pada kehidupan masyarakat saat ini khususnya di BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) masih tergolong konvensional (berdasarkan kondisi) yaitu hanya menggunakan prinsip pengontrolan jarak dekat (manual) atau bisa dikatakan prinsip pengontrolan yang belum mampu dilakukan dalam jarak jauh. Hal ini merupakan alasan utama untuk membuat sebuah alat pengendali pengukuran arah dan kecepatan angin yang prinsip pengontrolannya bisa dilakukan dari jarak jauh dengan harapan dapat memudahkan dan mempercepat dalam memberikan informasi tentang kekuatan arah dan kecepatan angin. BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) dan Departemen 63

2 JURNAL INTAKE ---- Vol. 2, Nomor 1, April 2011 Perhubungan bagian penerbangan mempunyai kendala waktu dan jarak dalam hal mengontrol atau mengendalikan pengukuran arah dan kecepatan angin di lapangan. Sehingga membutuhkan sistem pengukuran kecepatan angin seperti ini. Melihat permasalahan di atas dan perkembangan teknologi elektronika pada saat ini, banyak dibuat alat yang dapat membantu kegiatan manusia. Begitu pula untuk mengetahui berapa besarnya arah dan kecepatan angin, maka dapat diketahui dengan teknologi elektronika yang ada, bisa dengan sistem analog atau digital. Sedangkan peralatan yang menggunakan sistem analog mempunyai banyak kelemahan antara lain : data yang dihasilkan berupa skala, kemungkinan besar banyak terjadi kesalahan dalam pembacaan sehingga tidak dapat dibaca dengan tepat dan mudah. Hal ini dapat mengurangi keakuratan atau ketelitian data yang dihasilkan. Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil teknologi yang bertujuan untuk dapat berkomunikasi dimanapun dan kapanpun juga. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, ponsel tidak hanya mengirimkan data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut SMS (Short Message Service). Saat ini dibutuhkan alat pengukur arah mata angin dan kecepatan angin melalui SMS yang dapat membaca dengan cepat dan mudah serta menghasilkan data akurat. Maka dibuatlah alat yang bisa mengukur arah dan kecepatan angin yang menggunakan komputer dan printer port yang datanya ditampilkan di komputer dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi SMS pada telepon genggam. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Angin Pada prinsipnya angin atau aliran udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Angin adalah pergerakan udara pada arah horisontal, sedangkan aliran udara adalah pergerakan udara arah vertikal. Angin diberi nama berdasarkan dari mana arah angin itu bertiup. Udara yang bergerak dekat permukaan bumi yang tidak tetap kecepatan dan arahnya dinamai turbulensi. Terjadinya turbulensi disebabkan oleh gesekan udara dengan permukaan. Gesekan ini sangat dipengaruhi oleh kekasaran permukaan, lebih kasar permukaan bumi lebih besar pula turbulensi. Turbulensi kecil terjadi pada permukaan laut oleh karena kecilnya gesekan. Ada beberapa jenis angin yang diketahui antara lain sebagai berikut: a. Angin Laut dan Angin Darat Angin laut dan angin darat terjadi dari perbedaan sifat thermal daratan dan lautan. Dikarenakan kecilnya daya hantar dan panas jenis dari permukan daratan, maka terjadi perbedaan suhu di darat dan di atas lautan. Akibatnya di daratan pada siang hari lebih panas dan pada malam hari lebih dingin. Pada siang hari udara di daratan mengembang dan naik karena mempunyai berat jenis yang kecil. Akibatnya tekanan udara di atas daratan menjadi lebih kecil. Sedangkan proses yang terjadi di atas lautan pada saat yang sama suhunya lebih rendah dari pada di daratan karena mempunyai kerapatan dan tekanan lebih besar, akibatnya terjadi pergerakan udara dari laut ke darat, angin ini dinamai angin laut. b. Angin Lembah dan Angin Gunung Di siang hari terdapat pemanasan yang lebih cepat di tepi lembah atau lereng gunung, akibatnya udara di atas lereng gunung mengembang dan naik begitu pula terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara pada lembah dan di atas lereng gunung mengakibatkan udara akan bergerak dari lembah ke lereng gunung dan dinamai angin lembah. c. Angin Musim 64

3 Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS.. (Imam Tazi) Perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam skala besar terjadi antara benua dan samudera. Sistem yang terjadi dinamakan angin musim (monsoon). d. Angin Pasat Perbedaan panas yag terjadi terus-menerus antara daerah pada khatulistiwa dan daerah bertekanan tinggi pada sub tropis menyebabkan adanya perbedaan tekanan udara antara kedua daerah itu. Akibatnya timbul pergerakan udara dari kedua daerah sub tropis dikedua belahan bumi mengalir ke khatulistiwa. Pergerakan udara itu kekal sepanjang tahun dan dinamakan angin pasat. e. Angin Lokal Angin merupakan proses cuaca yang sangat peka terhadap indra perasa manusia sehingga terdapatlah ratusan nama lokal dari angin yang sangat berkesan bagi sesuatu daerah. Pada umumnya ada dua tipe angin lokal yakni angin panas dan angin dingin. Angin panas dapat berasal dari daerah sumber panas maupun oleh karena adanya pemanasan dinamis dari udara yang turun dari daerah yang lebih tinggi. 2.2 Optocoupler Optocoupler (disebut juga optoisolator atau isolator yang tergandeng optik) menggabungkan LED (Light Emitting Diode) dan fotodioda dalam satu kemasan. Gambar dibawah menunjukkan salah satu contoh dari optocoupler, optocoupler mempunyai LED pada sisi masukan dan fotodioda pada sisi keluaran. Gambar 1. Optocoupler Tegangan sumber V 1 dan tahanan seri R 2 menghasilkan arus melalui LED. Sebagai gantinya, cahaya dari LED mengenai fotodioda, dan ini menyebabkan timbulnya arus balik. I 2 Dengan menambahkan tegangan-tegangan melingkari simpal keluaran diperoleh: Optocoupler merupakan gabungan dari sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah fototransistor dalam satu paket. Optocoupler memiliki LED di sisi input dan transistor di sisi output. Tegangan sumber kiri (V in ) dan resistor seri memberikan sebuah arus ke LED. Kemudian cahaya dari LED mengenai fototransistor, sehingga menimbulkan perubahan arus pada sisi kolektor, dan ini menimbulkan perubahan tegangan pada terminal kolektor-emitor. Gambar dibawah menunjukkan gambar sebuah optocoupler. 65

4 JURNAL INTAKE ---- Vol. 2, Nomor 1, April 2011 Gambar 2. Optocoupler dengan fototransistor 2.3. PORT Printer Port paralel printer adalah sebuah port yang umumnya sudah disediakan oleh komputer untuk berhubungan dengan printer. Port ini biasanya terdiri atas 3 alamat (untuk mode ECP dan EPP, port printer yang lebih lanjut, terdapat 8 alamat), yaitu Port Data, Port Status, dan Port Kontrol. Port printer biasanya memiliki alamat standar, yaitu: Tabel 1. Port Printer dan Alamat Standarnya Port Alamat Banyaknya Jalur Port Data H Port Status H Port Kontrol H037A Telepon Genggam Telepon genggam adalah suatu jenis telepon bergerak yang menggunakan teknologi cellular sebagai akses komunikasinya, sehingga memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dimanapun dan dalam kondisi apapun. Sebuah telepon genggam dapat mengirim dan menerima data suara dengan menggunakan pemancar RF (Radio Frekuensi). Dengan adanya telepon genggam, maka komunikasi lebih mudah dan lebih efisien tetapi lebih mahal. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, telepon genggam tidak hanya mengirim data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut Short Message Service (SMS). Disamping itu, pesatnya perkembangan teknologi saat ini menyebabkan telepon genggam tidak hanya dapat berkomunikasi antar sesama telepon genggam, tetapi juga dapat berkomunikasi dengan komputer. Hal ini menyebabkan pengiriman data antara komputer dan telepon genggam dapat dilakukan. 2.5 PDU (Protocol Data Unit) untuk kirim SMS ke SMS Centre PDU untuk mengirim SMS terdiri dari 8 sub header, yaitu: 1. Nomer SMS center. Terdiri dari 3 sub header: Jumlah pasangan SMS center dalam bilangan heksa. Nasional/Internasional kode (81 kode Nasional, 91 kode Internasional). No SMS centre sendiri dalam pasangan heksa dibolak balik, jika ada bilangan heksa yang tidak memiliki pasangan maka dipasangkan dengan huruf F didepannya. 2. Tipe SMS Untuk SEND tipe SMS=, jadi bilangan heksanya adalah Nomer referensi SMS Nomer referensi otomatis oleh ponsel atau gateway. 4. Nomer ponsel penerima 5. Bentuk SMS iasanya diberikan secara 66

5 Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS.. (Imam Tazi) a. b. telex c. fax 6. Skema enkonding I/O, ada dua skema enconding, yaitu: a. b. 7. Jangka waktu sebelum expired 8. Isi SMS, terdiri dari 3 subheader, yaitu: a. b. Isi SMS sesuai dengan skema enconding yanhg dipakai dalam pasangan bilangan heksa. Contoh: untuk nomor SMS Center Telkomsel dapat ditulis dengan dua cara, yaitu: Cara 1: diubah menjadi: a. 06, artinya 6 pasang b. 81, artinya 1 pasang c , artinya 5 pasang Digabung menjadi: dan total 6 pasang. Cara 2: diubah menjadi: a. 07, artinya 7 pasang b. 91, artinya 1 pasang c F0, artinya 6 pasang Digabung menjadi: F0 dan total 7 pasang. 3 METODE PENELITIAN Secara umum sistem pengukuran arah dan kecepatan angin dan pendeteksi arah angin dapat digambarkan secara blok diagram sebagai berikut: Gambar 3. Blok diagram umum system pengukur arah dan kecepatan angin a. Optocoupler 1 bit : Untuk menghasilkan pulsa sesuai dengan putaran dari piringan pendeteksi kecepatan angin dan untuk mengetahui adanya penghalang atau tidak adanya penghalang dari piringan kecepatan angin. b. Optocoupler 5 bit : Sensor pendeteksi arah angin terdiri dari 5 buah fotodioda yang berfungsi untuk menghasilkan data arah angin sesuai dengan pola pada piringan pendeteksi arah angin. c. Personal computer : Menerima, memproses, dan menyimpan data arah dan kecepatan angin yang ditransferkan ke handphone. d. Handphone 1 : Berfungsi sebagai menerima request SMS yang diterima dari pemantau komputer dan mengirim data arah dan kecepatan angin ke HP pengguna. e. Handphone 2 : Berfungsi mengirim SMS permintaan hasil pengukuran berupa kode ke HP alat pengukur arah dan kecepatan angin dan menerima SMS data arah dan kecepatan angin dari komputer ke HP alat pengukur arah dan kecepatan angin. 67

6 JURNAL INTAKE ---- Vol. 2, Nomor 1, April CARA KERJA ALAT Untuk mengaktifkan alat ini, telepon genggam dihidupkan terlebih dahulu supaya komputer dapat menginisialisasi data yang diterima oleh telpon genggam, disediakan sebuah saklar (switch) yang berfungsi untuk menyambung atau memutus arus (rangkaian). Light Emitting Diode (LED) yang berfungsi sebagai cahaya infra merah akan memancarkan cahaya yang kemudian ditangkap oleh fotodioda sebagai pendeteksi cahaya. Jika cahaya yang dipancarkan melewati lubang pada piringan maka cahaya akan diterima dan diteruskan oleh fotodioda. Namun jika cahaya terhalang maka fotodioda tidak dapat mendeteksi cahaya tersebut. Apabila baling-baling belum berputar maka pada komputer akan muncul tampilan: Arah: (Sesuai dengan arah yang ditunjuk oleh penunjuk arah sebelum terkena angin), kecepatan: 0 Km/h. Alat ini bisa diamati dengan dua cara. Pertama dengan cara pengamatan langsung, apabila baling-baling pengukur kecepatan angin terkena tiupan angin maka akan berputar menghitung kecepatan angin secara otomatis yang dapat dilihat pada komputer, sama halnya dengan penunjuk arah angin akan menunjukkan arah angin yang berhembus yang dapat dilihat pada komputer. Kedua dengan cara pengamatan jarak jauh dengan cara mengirimkan sms pada alat tersebut yang sudah dilengkapi telepon genggam sebagai komunikasi jarak jauh, isi sms request adalah dengan mengetik paswordnya, jam dan menit contohnya (BMG 08.30) dan nomor telepon genggam harus sama dengan yang terprogram pada komputer, jika sms dan nomor telepon genggam ditulis selain itu maka alat tidak akan mengirimkan umpan balik, apabila baling-baling pengukur kecepatan angin terkena tiupan angin maka akan berputar menghitung kecepatan angin secara otomatis, kemudian hasil dari kecepatan tersebut akan dikonversi kebilangan septet sehingga dapat dibaca oleh telepon genggam, sebelum dikirim hasil akan disimpan diregister terlebih dahulu, kemudian penunjuk arah angin akan menunjukkan arah angin yang berhembus, hasil dari sensor penunjuk arah angin berupa arah angin akan menentukan pilihan PDU yang sudah diprogram di komputer terlebih dahulu sehingga mempercepat proses pengiriman. Setelah semua selesai maka data siap dikirimkan melalui sms kepada telepon genggam yang merequest. 5 Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin Piringan untuk pendeteksi kecepatan angin dibuat dengan diameter 9 cm, dan diberi celah pada pinggirannya sebanyak 32 celah (n=32). Secara keseluruhan piringan pendeteksi kecepatan angin ini memiliki 64 buah pola yang masingmasing terdiri dari 32 buah pola terang dan 32 buah pola gelap. Lebar masingmasing pola adalah sama. Jadi besarnya sudut interval dari tiap pola adalah 360/64 = 5,625. Pada piringan ini dipasang satu buah optocoupler, yang mengeluarkan jumlah pulsa sesuai dengan jumlah putaran piringan berlubang tersebut. Karena pada piringan terdapat 32 celah, maka dalam satu kali putaran, optocoupler akan mengeluarkan pulsa sebanyak 32 pulsa. Gambar 4. Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin 68

7 Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS.. (Imam Tazi) Jika banyaknya pulsa dihitung dalam satuan waktu, maka dengan mengabaikan faktor gesekan pada poros didapat persarsamaan kecepatan angin sebagai berikut : Sedangkan persamaan kecepatan linear dari angin yang diukur memenuhi persamaan: 6 PIRINGAN PENDETEKSI ARAH ANGIN Piringan untuk pendeteksi arah angin dibuat dari bahan mika yang tembus cahaya, namun untuk bit gelap diberi tanda hitam dengan menggunakan tinta. Piringan yang digunakan untuk mendeteksi arah angin adalah sebuah piringan tipis dengan diameter piringan 9 cm dan dibagi menjadi 32 bagian, dimana masing-masingg bagian sebesar 11,25 o dan terdiri dari 5 jalur dengan pola tertentu. Sensor yang digunakan pada piringan pendeteksi arah angin ini adalah lima buah photodioda yang disusun dalam sate garis, sehingga masing-masing sensor akan berada di tiaptiap jalur pada pola piringan. Jika piringan berputar maka masing-masing photodioda akan mengeluarkan output yang mewakili 1 bit kode biner sesuai dengan pola yang dideteksinya. Jika photodioda mendeteksi pola terang, maka outputnya berupa tegangan dengan kondisi tinggi (1) dan jika photodioda mendeteksi pola gelap, maka outputnya berupa tegangan dengan kondisi rendah ( 0 ) Gambar 5. Piringan Pendeteksi Arah Angin 7 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditentukan. Pengujian dilakukan untuk mengatahui kerja perangkat keras pada masing-masing blok rangkaian penyusun sistem, antara lain pengujian dengan menggunakan balingbaling mangkuk sebagai penggerak pengukur kecepatan angin bersamaan itu pula piringan yang tembus cahaya dapat berputar sehingga sensor optocoupler dan photodioda mendeteksi perubahan pola gelap-terang dan piringan. Untuk komunikasi jarak jauh memanfaatkan teknologi SMS (Short Message Service) pada telpon genggam. Telepon genggam ini digunakan sebagai menerima request dari telepon genggam 69

8 JURNAL INTAKE ---- Vol. 2, Nomor 1, April 2011 user dan digunaan sebagai output pada saat mengirim data arah dan kecepatan angin setelah menerima SMS request. Tabel 2. Hasil Pengukuran Arah dan Kecepatan Angin Tabel 3. Hasil Pengujian Alat dengan Anemometer 8 PEMBAHASAN Bagian yang diuji pada sensor arah dan kecepatan angin adalah pada tegangan output photodioda dan optocoupler. Pengujian penunjuk arah angin disini untuk mengetahui simpangan dan piringan penunjuk arah angin. Sensitivitas dari piringan arah angin itu adalah sebagai berikut: Apabila sensor tepat berada di tengah-tengah sensitivitas maka akan ditampilkan arah angin sesuai dengan program. Tapi bila arah angin bergeser ke kiri atau ke kanan maka akan terjadi simpangan sebesar 11,25. Piringan untuk pendeteksi kecepatan angin dibuat dengan diameter 9 cm, dan diberi celah pada pinggirannya sebanyak 32 celah (n=32). Secara keseluruhan piringan pendeteksi kecepatan angin ini memiliki 64 buah pola yang masingmasing terdiri dari 32 buah pola terang dan 32 buah pola gelap. Lebar masingmasing pola adalah sama. Jadi besarnya sudut interval dari tiap pola adalah 360/64 = 5, Pada piringan ini dipasang satu buah optocoupler, yang mengeluarkan jumlah pulsa sesuai dengan 70

9 Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS.. (Imam Tazi) jumlah putaran piringan berlubang tersebut. Karena pada piringan terdapat 32 celah, maka dalam satu kali putaran, optocoupler akan mengeluarkan pulsa sebanyak 32 pulsa. Adapun cara pengambilan data sensor ini adalah sebagai berikut: Menghubungkan alat arah mata angin dan kecepatan angin dengan sumber tegangan 220 volt dari adaptor dan keluarannya menghasilkan tegangan +5 volt, kemudian menyalakan Handphone pada alat pengukur arah mata angin dan kecepatan angin. Kemudian alat dinyalakan, lalu meletakkan alat pada ketinggian tertentu supaya tertiup angin. Namun dalam pengkalibrasian (perbandingan), pengujian pengukuran alat arah mata angin dan kecepatan angin terhadap anemometer ini menggunakan gaya kipas angin (fan) yang mempunyai tegangan masukan 100volt sampai 300volt dikarenakan dalam pencarian kipas (fan) tidak ada yang mempunyai ukuran tegangan tinggi yang bisa dirubah-rubah sampai lebih dari 300 volt, maka peneliti menggunakan kipas yang berukuran tegangan 100 volt sampai 300 volt. Kipas (fan) mempunyai tegangan 100 volt, 200 volt, 300 volt dan dalam setiap tegangan 100 volt yang terdiri dari 5 bit atau 2 n (2 5 ) terdapat 32 biner data pada alat arah mata angin dan kecepatan angin berdasarkan SMS (Short Message Service) dapat menghasilkan 3 data arah mata angin (derajat) dan kecepatan angin dengan nilai yang berbeda dengan menggunakan papan yang digeser-geser di belakang kipas (fan) untuk menghasilkan data arah mata angin (derajat) dan data kecepatan angin yang dibandingkan terhadap anemometer. Apabila menggunakan 6 bit atau 2 n (2 6 ) terdapat 64 biner data, tetapi pada alat pengukur arah mata angin dan kecepatan angin ini cukup menggunakan 5 bit atau 2 n (2 5 ) karena sudah menghasilkan data yang teliti terhadap anemometer standar. Hasil Durasi pada harga mutlak antara nilai alat pengukur kecepatan angin dengan anemometer standar menghasilkan data relatif yang kurang sistematis terjadi karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah kesalahan dalam mengatur papan di belakang kipas (fan). Kesalahan dalam mengatur papan atau hembusan angin di belakang kipas yang menjadi patokan nilai data kecepatan angin yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena kurang ketelitian dalam mengatur papan di belakang kipas (fan). Sehingga mempengaruhi pembacaan sensor optocoupler yang kurang stabil. Berdasarkan sensivitas 11,25 0 nilai percelah pada piringan arah angin dan pada nilai besarnya sudut interval dari tiap pola pada sensor optocoupler alat pengukur kecepatan angin yang terdiri dari 1 bit adalah 360/64 = 5, Kemudian pada tegangan 200 volt juga menghasilkan 3 data arah mata angin dan kecepatan angin dengan nilai yang berbeda dengan menggunakan papan yang digeser-geser di belakang kipas (fan). Tegangan 300 volt terakhir menghasilkan 4 data arah mata angin dan kecepatan angin dengan nilai yang berbeda, sehingga menghasilkan nilai data arah mata angin dan kecepatan angin keseluruhan sebanyak sepuluh data. Kemudian mengirim SMS (Short Message Service) request ke telepon genggam yang terpasang pada alat arah mata angin dan kecepatan angin, tunggu balasan dari telepon genggam yang terpasang pada alat tersebut. Dari hasil pengukuran, pada kecepatan angin (V alat) 0,65 m/s, 0,86 m/s, 1,02 m/s, 1,22 m/s, 1,39 m/s, 1,69 m/s, 1,88 m/s, 2,23 m/s, 2,39 m/s, 2,59 m/s mempunyai nilai kedekatan yang sangat signifikan dengan pengukuran menggunakan Anemometer (V anemometer) 0,62 m/s, 0,82 m/s, 0,99 m/s, 1,18 m/s, 1,38 m/s, 1,62 m/s, 1,82 m/s, 2,11 m/s, 2,34 m/s, 2,54 m/s. Dengan demikian sensor dapat bekerja dengan baik karena terlihat dari garis lurus linier yang dibentuk. 9 KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS (Short Message Service) yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 71

10 JURNAL INTAKE ---- Vol. 2, Nomor 1, April Sistem yang dibuat ini dapat bekerja dengan baik. Sensor optocoupler dan photodiode dapat menerima sinyal dari efek putaran baling-baling, sehingga mampu menghasilkan nilai arah dan kecepatan angin pada komputer dan HP. 2. Alat ini mampu mengukur arah dan kecepatan angin dengan nilai minimal untuk arah angin ,25 0 dan nilai maksimum , sedangkan untuk kecepatan angin dengan nilai minimal 0,65 m/s dan nilai maksimal 2,59 m/s dan memiliki Kesalahan Relatif Rata-rata terhadap Anemometer ( KR ) sebesar 3,42% 10. DAFTAR PUSTAKA ETSI, 1996, Technical Realization of the Short Message Service (SMS) Pont-to-Pont (PP) (GSM 03.40).>(Didownload 12 Juni 2008). Green, DC, Komunikasi Data. Yogyakarta: Andi Hogenboom Data Sheet Book 4 Peripheral Chips. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo. Hartono, J., Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Ismail, A. A. F., Tafsir Ibnu Kasir. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Kartasapoetra, Ance G., 2004, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kang, Bustam, 2003, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS. Jakarta: PT Elex Media Computindo. Lakitan, Benyamin, 1994, Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: Raja Grafindo. Malvino, Barmawi., Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga. Manan, M., dkk., Alat Pengukuran Cuaca di Stasiun Klimatologi. Bogor: IPB Bogor. Petruzella, Frank D., Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi. Solihat I., Port Paralel. Bandung: Universitas Islam Bandung. Sanggala, E., Aplikasi SMS Dengan VB dan Mobile FBUS 1.5 ActiveX Control. Bandung: Universitas Pasundan Bandung. Wardhana, L., Mikrokontroler AVR Seri ATMMega8535. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Zakaria, T.M., Aplikasi SMS Untuk Berbagai Keperluan. Bandung: Informatika Bandung. 72

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 1. Perumusan Masalah Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengidentifikasian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Fasinmirin dkk. (2011) merancang anemometer mangkok untuk mengukur kecepatan angin. Dimana sensor yang digunakan adalah kombinasi antara LED dan fototransistor.

Lebih terperinci

PENGUKUR KECEPATAN ANGIN BERBASIS RASPBERRY PI

PENGUKUR KECEPATAN ANGIN BERBASIS RASPBERRY PI PENGUKUR KECEPATAN ANGIN BERBASIS RASPBERRY PI Siswoko ; Muhamad Mujahidin ST, MT ; Dr. Irdam Adil MT ; Moh. Iqbal Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail : wokobros@gmail.com

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN. Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko.

PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN. Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko. PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko Abstrak Sistem peringatan dini kebakaran sangat diperlukan pada bidang-bidang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X RANCANG BANGUN ALAT UKUR GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) PADA BIDANG MIRING BERBASIS ARDUINO [1] Vionanda Sheila Deesera, [2] Ilhamsyah, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) 1 Nelly Astuti Hasibuan, 2 Surya Darma Nasution 1 STMIK Budi Darma Medan, 2 STMIK Budi

Lebih terperinci

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER Hasani 20108927 Latar Belakang Teknologi dan inovasi alat yang menggunakan sistem kendali jarak jauh, turut mengalami

Lebih terperinci

Input ADC Output ADC IN

Input ADC Output ADC IN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen

Lebih terperinci

Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir. Berbasis Mikrokontroler ATmega : Ayudilah Triwahida Npm : : H. Imam Purwanto, S.Kom., MM.

Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir. Berbasis Mikrokontroler ATmega : Ayudilah Triwahida Npm : : H. Imam Purwanto, S.Kom., MM. Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir (Passive Infrared) Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535 Nama : Ayudilah Triwahida Npm : 21109416 Jurusan Pembimbing : Sistem Komputer : H. Imam Purwanto, S.Kom.,

Lebih terperinci

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada sistem pringatan dini bahaya banjir, terdapat beberapa pengujian yang telah dilakukan yaitu pengujian terhadap sensor Ultrasonik SRF02, sensor pembaca kecepatan air,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL Eka Wahyudi 1, Desi Permanasari 2 1,2 Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi, Purwokerto 1 ekawahyudi@akatelsp.ac.id

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis)

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis) LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis) Irfan Syafar Farouk S.Si November 27, 2016 Asisten Praktikum : Dyah Ayu Lutfiana (1147030017) Disusun Oleh : Isnaini

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) A. TUJUAN. Merancang sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor cahaya LDR, phototransistor,

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MELALUI LAYANAN SMS

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MELALUI LAYANAN SMS RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MELALUI LAYANAN SMS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi DIII Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Oleh Ade Silvia Handayani Email: ade_silvia_armin@yahoo.co.id; armin.makmun@londonsumatra.com ABSTRAK Informasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION A. Sofwan dan Artdhita F. P. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Bhumi Srengseng Sawah - Jagakarsa - Jakarta Selatan, 12640 E-mail:

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Impelementasi Mikrokontroler Arduino Mikrokontroller berbasis Arduino merupakan bagian utama dan terpusat dari keseluruah alat yang didalamnya

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 27 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Umum Didalam perancangan alat dirancang sebuah alat simulator penghitung orang masuk dan keluar gedung menggunakan Mikrokontroler Atmega 16. Inti dari cara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KEAMANAN RUANG BERBASIS SMS MENGGUNAKAN MODUL GSM DAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KEAMANAN RUANG BERBASIS SMS MENGGUNAKAN MODUL GSM DAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 PERANCANGAN SISTEM KONTROL KEAMANAN RUANG BERBASIS SMS MENGGUNAKAN MODUL GSM DAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Furrita Upik P.S. NRP. 2408 030 017 Dosen Pembimbing I: Dr.Ir.Aulia Siti Aisjah,.MT Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai, salah satu faktor cuaca yang mempengaruhi debit sungai adalah hujan.

BAB I PENDAHULUAN. sungai, salah satu faktor cuaca yang mempengaruhi debit sungai adalah hujan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran tinggi sungai merupakan salah satu aspek meteorologi yang berkaitan dengan hidrologi debit dan banjir. Dalam kaitannya dengan debit sungai, salah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan kebutuhan energi listrik saat ini terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut eksploitasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUKURAN TEMPERATUR JARAK JAUH VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANG BANGUN PENGUKURAN TEMPERATUR JARAK JAUH VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANG BANGUN PENGUKURAN TEMPERATUR JARAK JAUH VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun oleh : Mustaghfiri Asror

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Sun Purwandi 1) Haryanto 1) 1) Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya Email:

Lebih terperinci

REALISASI PERANGKAT PENGENDALI ON-OFF LAMPU PENERANGAN MELALUI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DENGAN UMPAN BALIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

REALISASI PERANGKAT PENGENDALI ON-OFF LAMPU PENERANGAN MELALUI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DENGAN UMPAN BALIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 Realisasi Perangkat Pengendali I Made Agustina P, dkk REALISASI PERANGKAT PENGENDALI ON-OFF LAMPU PENERANGAN MELALUI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DENGAN UMPAN BALIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 I Made

Lebih terperinci

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar. PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Arduino Uno

Gambar 2.1 Arduino Uno BAB II DASAR TEORI 2.1. Arduino UNO Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

SISTEM ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Budi Rahmani, Djoko Dwijo Riyadi ABSTRAK

SISTEM ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Budi Rahmani, Djoko Dwijo Riyadi ABSTRAK SISTEM ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 Budi Rahmani, Djoko Dwijo Riyadi ABSTRAK Robot Pengikut Garis merupakan suatu bentuk robot bergerak otonom yang mempunyai misi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan sistem ini memerlukan sensor penerima radiasi sinar infra merah yang dapat mendeteksi adanya kehadiran manusia. Sensor tersebut merupakan sensor buka-tutup yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

COOLING PAD OTOMATIS BERBASIS ATMEGA328

COOLING PAD OTOMATIS BERBASIS ATMEGA328 COOLING PAD OTOMATIS BERBASIS ATMEGA328 Latar Belakang Saat ini hampir semua perangkat mobile computing membutuhkan pendingin untuk menurunkan suhu panas yang dikeluarkan oleh komponen elektronika yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari Sistem Pendorong pada Model Mesin Pemilah Otomatis Cokorda Prapti Mahandari dan Yogie Winarno Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma J1. Margonda Raya No.100, Depok 15424

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER Sonty Lena, S.Kom., MM., MCAS. 1 Aditya Perdana 2 Konsentrasi Teknik Informatika Program Studi

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori atau hukum rangkaian elektronika dan teori komponen komponen yang digunakan sebagai alat bantu atau penunjang pada proses analisa Photodioda. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE F.6. Rancang Bangun Model Sistem Pengendali Dan Pengamanan Pintu... (Jaenal Arifin) RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Prosedur Perancangan Prosedur perancangan merupakan langkah langkah dalam pembuatan tugas akhir ini. Dan prosedur perancangan ini digambarkan pada diagram alir berikut:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN STASIUN KLIMATOLOGI OTOMASI PENDETEKSI INTENSITAS RADIASI MATAHARI MENGGUNAKAN TELEMETRI WI-FI

RANCANG BANGUN STASIUN KLIMATOLOGI OTOMASI PENDETEKSI INTENSITAS RADIASI MATAHARI MENGGUNAKAN TELEMETRI WI-FI RANCANG BANGUN STASIUN KLIMATOLOGI OTOMASI PENDETEKSI INTENSITAS RADIASI MATAHARI MENGGUNAKAN TELEMETRI WI-FI Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana S-1 Disusun oleh

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

Gambar 1 Tampilan alat

Gambar 1 Tampilan alat SENSOR PARIKIR INFRAMERAH Iswan Apriyanto (12111060) Program Studi Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta Jl. Sisingamangaraja No. 76 Karangkajen Yogyakarta Email : iswanapriyanto@yahoo.com.id ABSTRACT

Lebih terperinci

PENCATAT VOLUME KENDARAAN OTOMATIS BERBASIS PC PADA PINTU JALAN TOL

PENCATAT VOLUME KENDARAAN OTOMATIS BERBASIS PC PADA PINTU JALAN TOL PENCATAT VOLUME KENDARAAN OTOMATIS BERBASIS PC PADA PINTU JALAN TOL Joko Haryono 1, Heru Supriyono 2 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Surakarta e-mail: herusupriyono@yahoo.com ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada rancang bangun pengukur kecepatan kendaraan menggunakan sensor GMR adalah metode deskriftif dan eksperimen. Melalui

Lebih terperinci

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011 CREW 2 CREW 11240/102.EI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya

Lebih terperinci

Rancang Bangun Detektor Gerak Menggunakan Infra Merah Dengan Memanfaatkan Layanan Sms Pada Telepon Seluler Berbasis Mikrokontroler AT89S52

Rancang Bangun Detektor Gerak Menggunakan Infra Merah Dengan Memanfaatkan Layanan Sms Pada Telepon Seluler Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 12., No.1, Januari 2009, hal 15-20 Rancang Bangun Detektor Gerak Menggunakan Infra Merah Dengan Memanfaatkan Layanan Sms Pada Telepon Seluler Berbasis Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Langkah pengujian bertujuan untuk mendapatkan data-data sejauh mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak kesalahan bila sistem yang dibuat ternyata

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengukuran Catu Daya Pada pengujian catu daya dilakukan beberapa pengukuran terhadap IC regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L78012. Maka untuk regulator

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015 SISTEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER AT8535 Rifa Turaina 1 ABSTRACT The influence of sunlight in Indonesia is hot enough it can sometimes cause the air temperature in Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Latar Belakang Pralatan-peralatan modern yang ada saat ini baik dalam bidang perkantoran, perumahan, pertokoan, perindustrian maupun

Lebih terperinci

Perancangan Alat Ukur Kecepatan dan Arah Angin

Perancangan Alat Ukur Kecepatan dan Arah Angin 30 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 1, April 2010 Perancangan Alat Ukur Kecepatan dan Arah Angin Ery Safrianti, Feranita dan Hendra Surya Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Sistem akuisisi data ekonomis berbasis komputer atau personal computer (PC) yang dibuat terdiri dari beberapa elemen-elemen sebagai berikut : Sensor, yang merupakan komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35D DAN SENSOR ASAP

PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35D DAN SENSOR ASAP Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasif 2010) ISSN: 19792328 PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35D DAN SENSOR ASAP Ahmad Faishal 1), Maun Budiyanto 2) 1)2) Program Diploma Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Diagram Alir yang akan dilakukan pada penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian. 32 33 3.1.1 Penjelasan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel Menggunakan Remote Control

Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel Menggunakan Remote Control 1 Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel Menggunakan Remote Control F.D. Rumagit, J.O. Wuwung, S.R.U.A. Sompie, B.S. Narasiang Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: frekarumagit@yahoo.com

Lebih terperinci

2 - anakuntukmengetahuidanmelihats ecaralangsungbinatangbinatangbukanhanyabinatang masihbanyakterdapat di alam liar tetapijugabinatang hampirpunah. Te

2 - anakuntukmengetahuidanmelihats ecaralangsungbinatangbinatangbukanhanyabinatang masihbanyakterdapat di alam liar tetapijugabinatang hampirpunah. Te Mara Nugraha 21107044 ABSTRAK ROBOT PEMANDU WISATA KEBUN BINATANG MENGGUNAKAN ATMEGA8535 DENGAN SISTEM SUARA Tugas Akhir, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Jurusan Sistem Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci