BAB 3 PERANCANGAN SISTEM
|
|
- Sugiarto Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi visualisasi 3D. Pada tujuan utamanya, sistem yang akan dibuat mengacu kepada pembuatan sebuah kerangka yang dapat digunakan, dikembangkan, dan dimodifikasi dengan mudah diwaktu yang akan datang, oleh karena itu dibutuhkan perancangan sistem yang benar benar baik dan cermat agar tujuan utama tersebut dapat tercapai. Sistem yang direncanakan adalah sistem yang mempunyai data sumber berupa file gambar grayscale yang digunakan sebagai peta ketinggian dan file shp serta file dbf yang digunakan untuk menyimpan data-data layer seperti area, obyek, label, dan lain-lain. Desain ini berbeda dengan desain yang diajukan pada proposal proyek akhir, dimana data ketinggian didapatkan melalui pendefinisian secara manual pada sebuah file shp. Berikut dibawah ini adalah gambar desain sistem yang telah dibuat : Gambar 3.1 Desain sistem 13
2 Berikut adalah penjelasan gambar 3.1: 3.1 Pembacaan Citra Grayscale Dalam proyek akhir ini digunakan citra grayscale sebagai data sumber untuk peta ketinggian, berbeda dengan rencana yang dicantumkan pada proposal proyek akhir sebelumnya, dimana ketinggian wilayah didefinisikan pada sebuah file shp. Dalam pembacaan citra ini, yang dilakukan hanyalah mendapatkan salah satu nilai dari komponen R, G, atau B dalam sebuah pixel, untuk kemudian disimpan dan digunakan sebagaidata ketinggian pada sebuah elemen dalam matriks peta 3D. Proses pembacaan data ketinggian dapat dilihat pada gambar 3.2. Pada gambar Gambar 3.2 Pembacaan Citra Grayscale Gambar 3.3 Matriks Peta 3.2 Pembacaan File SHP Untuk pembacaan file shp, perlu untuk mengetahui secara pasti struktur dari sebuah file shp, setelah itu melakukan pembacaan file byte 14
3 demi byte untuk mendapatkan semua data yang ada didalamnya. Data yang tersimpan dalam sebuah file shp adalah data berupa koordinat dari titik-titik penyusun sebuah bentuk geometri, sebagai contoh adalah bentuk polygon dan polyline. Berikut ini adalah struktur sebuah file shp untuk memudahkan ilustrasi dari sebuah struktur file shp, dapat dilihat pada gambar 3.3. File Header Record Header Record Data Record Header Record Data Gambar 3.4 Struktur File SHP Berikut ini adalah potongan program untuk membaca header dan record sebuah file shp : bb.order(byteorder.big_endian); FileCode = bb.getint(0); FileLength = bb.getint(24); bb.order(byteorder.little_endian); Version = bb.getint(28); ShapeType = bb.getint(32); BoundingXMin = bb.getdouble(36); BoundingYMin = bb.getdouble(44); BoundingXMax = bb.getdouble(52); BoundingYMax = bb.getdouble(60); BoundingZMin = bb.getdouble(68); BoundingZMax = bb.getdouble(76); BoundingMMin = bb.getdouble(84); BoundingMMax = bb.getdouble(92); Gambar 3.5 Listing Program Pembaca Header SHP Pada potongan program diatas, yang dilakukan adalah mengambil informasi header file shp. Pada header tersebut ada beberapa informasi antara lain informasi tentang bersi shp yang digunakan, koordinat bounding box yang dipakai, serta beberapa informasi lainnya. switch(shapetypetemp) { case DataType.POINT: Double x = bb.getdouble(); Double y = bb.getdouble(); points.add(new Point(x, y, this.dbf.records.get(datacount))); break; 15
4 case DataType.POLY_LINE: getboundingboxdata(); getnumpartsdata(); getnumpointsdata(); getpartsdata(); getpointsdata(); polylines.add(new PolyLine(Box, numparts, numpoints, Parts, Points)); break; Gambar 3.6 Listing Program Pembaca Informasi SHP Berdasarkan gambar 3.3, pada potongan program diatas dilakukan pembacaan record file shp, dimana dilakukan pengecekan terhadap tipe bentuk yang sedang dibaca, hasilnya akan menentukan obyek apakah yang akan ditambahkan kedalam program, kemungkinannya antara lain adalah polygon, polyline, dan point. 3.3 Pembacaan File DBF Untuk file dbf, informasi yang perlu diambil adalah attribut atau informasi tambahan dari masing-masing data yang terdapat pada file shp, untuk kemudian dipasangkan dengan data yang bersesuaian pada file shp. Untuk mempermudah ilustrasi, dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini : Header Column 1 Definition Column n Definition Record 1 Column 1 Data Record m Column 1 Data Record 1 Column n Data Record m Column n Data Gambar 3.7 Struktur File DBF Berikut ini adalah potongan program untuk membaca definisi kolom pada tabel file dbf : byte[] namebuffer = new byte[11]; sourcebuffer.get(namebuffer); this.fieldname = new String(nameBuffer); int limit = this.fieldname.indexof(0x00); if(limit>1) this.fieldname = this.fieldname.substring(0, 16
5 limit); sourcebuffer.order(byteorder.little_endian); this.fieldtype = sourcebuffer.getchar(); sourcebuffer.order(byteorder.big_endian); /* skip byte ke-12 s/d 15 (3 byte) */ sourcebuffer.position(sourcebuffer.position()+3); this.fieldlength = sourcebuffer.get() & 0xFF; this.decimalcount = sourcebuffer.get(); /* skip byte ke-18 dan 19 (2 byte) */ sourcebuffer.position(sourcebuffer.position()+2); this.workareaid = sourcebuffer.get(); /* skip byte ke-21 dan 22 (2 byte) */ sourcebuffer.position(sourcebuffer.position()+2); this.flagforsetfield = sourcebuffer.get(); Gambar 3.8 Listing Program Pembaca Definisi Kolom DBF (sambungan) Pada potongan program diatas, yang dilakukan adalah mengambil informasi yang terkandung dalam sebuah file dbf, informasinya antara lain adalah mengenai nama field, tipe data field, dan panjang field. dbf : Berikut ini adalah potongan program untuk membaca record dari file this.fields = fields; this.deletedflag = sourcebuffer.get(); this.maindata = new String[fields.size()]; byte buffer[] = new byte[recordlength-1]; sourcebuffer.get(buffer); this.mainstring = new String(buffer); this.maindata = new String[fields.size()]; int offset = 0; for (int i = 0; i < this.maindata.length; i++){ this.maindata[i] = this.mainstring.substring(offset, offset + fields.get(i).fieldlength); offset += fields.get(i).fieldlength; 17
6 if(fields.get(i).fieldtype==dbffield.type_numeric{ this.maindata[i] = this.maindata[i].trim(); } if(fields.get(i).fieldtype==dbffield.type_character) {this.maindata[i] = StringUtils.trimRight(this.mainData[i]); } } Gambar 3.9 Listing Program Pembaca Data DBF Mekanisme atau urutan penyimpanan record pada file dbf sama persis dengan urutan yang digunakan dalam penyimpanan shape pada file shp, oleh karena itu untuk memasangkan atrribut pada masing shape, perlu untuk mengetahui index dari masing-masing shape pada file shp. Gambar 3.10 Relasi Antara Data SHP dan DBF 3.4 Layer Area Layer ini adalah layer yang digunakan untuk menyimpan informasi mengenai area suatu wilayah dan atributnya, misalkan area kabupaten atau kecamatan. Tipe data dari file shp tyang digunakan pada layer ini adalah polygon. Layer ini mempunyai beberapa fitur antara lain animasi, kemampuan menampilkan attribut dari masing-masing area yang didefinisikan, serta merepresentasikan sebuah keadaan yang berkaitan dengan attribute bertipe numerik pada masing-masing area. Layer ini dirancang untuk bisa menentukan kolom attribut manakah yang ditampilkan, setiap pilihan berubah, maka layer ini akan memberikan animasi berupa naik turunnya masing-masing area yang mempunyai nilai attribut yang berbeda. 18
7 Gambar 3.11 Polygon Gambar 3.12 Attribut File SHP 3.5 Layer Obyek Layer obyek adalah layer yang dibuat untuk menampilkan obyek, seperti rumah, pohon, gedung, dan sebagainya. Layer ini menggunakan tipe data point yang didefinisikan pada file shp, untuk attribut yang digunakan, tidak ada perbedaan dengan attribut yang digunakan pada layer area,yaitu 19
8 attribut bertipe numerik atau string. Gambar 3.13 Definisi Point Untuk Layer Obyek. 3.6 Layer Disaster Layer disaster ini berbeda dengan 2 layer yang lain, karena data yang digunakan bukan hanya merupakan data yang didefinisikan pada sebuah file shp, tetapi merupakan data yang beraneka ragam, antara lain data hotspot pada kebakaran hutan, dan data wilayah air pada bencana banjir. 3.7 Mapping Koordinat Setelah semua data berhasil diambil, yang kemudian dilakukan dalam proyek akhir ini adalah mengolah data-data tersebut agar bisa digunakan pada base-map yang berupa matriks ketinggian yang diperoleh dari sebuah gambar graysale. Pengolahan yang dilakukan cukup sederhana, hanya mengkonversi atau menyesuaikan nilainya (mapping) dengan ukuran matriks yang digunakan. 20
9 Gambar 3.14 Matriks Hasil Mapping Nilai yang digunakan dalam pemetaan nilai kedalam matrix adalah nilai dari varibel bounding box yang didapat dari header file shp, dari nilai bounding box tersebut, dapat diketahui nilai koordinat minimum pada sumbu x dan y, serta nilai koordinat maksimum pada sumbu x dan y. Jadi, yang perlu dilakukan hanya melakukan mapping nilai-nilai koordinat tersebut kedalam matriks dengan resolusi yang telah ditentukan. Untuk menentukan ukuran matrix dalam proyek akhir ini, yang digunakan adalah data bounding box yang didapat dari header file shp, caranya adalah dengan mengalikan dengan sebuah bilangan agar didapatkan ukuran matriks yang sesuai untuk kemudian divisualisasikan. Berikut ini adalah contoh data bounding box dari file kalteng.shp : Xmin : Ymin : Xmax : Ymax : Dari data tersebut, maka bisa diketahui ukuran peta yang digunakan, dengan mencari selisih antara nilai maksimum dengan nilai minimum : lebar = Xmax Xmin = tinggi = Ymax Ymin = Dengan mempertimbangkan kemampuan komputasi dari hardware yang dipakai pada proyek akhir ini, maka dipilih ukuran matrix dibawah x , oleh karena itu pada proyek akhir ini dipilih bilangan 1000 untuk dikalikan dengan ukuran peta sebenarnya (satuan dalam latittude dan 21
10 longittude), sehingga peta yang dihasilkan mempunyai resolusi 5116x4340. Gambar 3.15 Matriks Ukuran 5116x Penggambaran Pada OpenGL Dalam proyek akhir ini dipilih OpenGL sebagai library untuk pemrosesan visualisasi karena beberapa hal. Salah satu yang utama adalah ketersediaan binding oleh bahasa pemrograman JAVA (JOGL) yang digunakan dalam proyek akhir ini. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penggambaran antara lain sebagai berikut : Penggambaran Base Map Dalam melakukan penggambaran base map, yang bisa dilakukan adalah mengatur resolusi dari map yang ditampilkan, caranya adalah dengan menentukan setiap berapa elemen matrix dilakukan penggambaran. 22
11 Gambar 3.16 Cara Penggambaran Base Map Gambar 3.17 Hasil Base Map 23
12 3.8.2 Penggambaran Layer Data Layer data didesain agar fleksibel dalam kemampuan menampilkan data GIS yang disimpan didalam sebuah file shp, oleh karena itu desainnya dibuat seperti berikut : Base Layer Area Layer Object Layer Disaster Layer a. Area Layer Gambar 3.18 Area Layer Data 24
13 Tipe data yang digunakan dalam definisi data area adalah tipe bentuk polygon, data yang dipakai dalam proyek akhir ini adalah data kecamatan dan kabupaten propinsi kalimantan tengah, yang meliputi 123 kecamatan dan 7 kabupaten. Visualisasi 3D pada layer ini menggunakan salah satu fitur yang ada pada opengl, yaitu tesselation, yang berfungsi untuk melakukan triangularization pada bentuk yang sulit seperti yang digunakan pada bentuk diatas. b. Object Layer Gambar 3.19 Polygon Dan Point Didalamnya Tipe data yang digunakan dalam pendefinisian obyek adalah tipe data Point, yang berisi koordinat latittude dan longittude dari sebuah Point. Layer ini digunakan untuk menyimpan lokasi sebuah obyek, misalkan rumah, pos pemantau bencana alam, dan lain-lain. Dalam proyek akhir ini data yang digunakan adalah data simulasi, yang digunakan untuk merepresentasikan lokasi dari titik-titik obyek c. Disaster Layer 25
14 Pada proyek akhir ini, layer disaster ini digunakan untuk menyimpan definisi tentang berbagai macam bencana alam yang terjadi, antara lain banjir dan kebakaran hutan. Pendefinisiannya bukan melalui file shp, tetapi dihasilkan pada saat program berjalan, inputnya bisa berbeda tergantung dari macam bencana alamnya, misalkan untuk kasus kebakaran hutan, data definisinya didapat dari hasil pendeteksian hotspot. Dalam penggambaran layer data (Area dan Obyek), langkah-langkahnya bisa dilihat pada gambar 3.15 : File SHP Ekstraksi Data (Point, Polygon) Matriks Mapping Penggambaran Gambar 3.20 Skema Penggambaran Data File SHP Selain hal-hal diatas, pada proyek akhir ini juga dirancang sebuah shp viewer sederhana yang dapat menampilkan bentuk geometri yang telah didapatkan oleh library shp yang telah dibuat. Pada shp viewer ini, disediakan fitur zoom-in, zoom-out, serta informasi mengenai koordinat latittude dan longittude. 26
15 Halaman ini sengaja dikosongkan 27
VISUALISASI BENCANA LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN JAVA APPLET
VISUALISASI BENCANA LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN JAVA APPLET Khusnul Arifin 1, Arna Fariza 2, Rizky Yuniar Hakkun 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika Negeri
Lebih terperinciBAB 3 PE GEMBA GA METODE DA ALGORITMA PEMESI A MULTI AXIS
BAB 3 PE GEMBA GA METODE DA ALGORITMA PEMESI A MULTI AXIS File STL hanya memuat informasi mengenai arah vektor normal dan koordinat vertex pada setiap segitiga / faset. Untuk mengolah data ini menjadi
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015
Sistem Informasi Geografis Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 5 Cara Memperoleh Data / Informasi Geografis 1. Survei lapangan Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan
Lebih terperinciINFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN
INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Persyaratan minimum perangkat keras agar nantinya dapat bekerja optimal adalah : a.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan,
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB 2 TEORI PENUNJANG Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang teori teori penunjang dalam menyelesaikan proyek akhir ini. Beberapa teori penunjang pada proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi
Lebih terperinciPENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0
PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 Riyan Nusyirwan [1.01.03.019] fastrow88@gmail.com Pembimbing I : Nana Juhana, M.T Pembimbing
Lebih terperinciPengertian Sistem Informasi Geografis
Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
Lebih terperinciLOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN
LOCUS GIS Oleh : IWAN SETIAWAN FORUM FUNGSIONAL TERTENTU PROVINSI SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2016 LOCUS GIS Locus GIS adalah program GIS berbasis Android yang dibuat oleh Asamm Software, Praha, Republik
Lebih terperinci3 MEMBUAT DATA SPASIAL
3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3.1 Pengertian Digitasi Peta Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu
Lebih terperinciSistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang
Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciKONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis
KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis Company LOGO Sistem Informasi Geografis ibi Basis data spasial yaitu: sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi tetap maupun tidak tetap
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1
Lebih terperinciGEOPROCESSING. Geoprocessing
GEOPROCESSING Geoprocessing Geoprocessing adalah sekumpulan fungsi yang melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis layer-layer input. Ada 6 fungsi dalam geoprocessing yaitu Dissolve Merge
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
ABSTRAK Pembuatan Aplikasi denah kampus Maranatha ini dibangun dengan menggunakan teknologi Web Mapping, yang artinya hasil implementasi peta mulai dari tahap pengumpulan data, pemrosesan data, dan penyimpanan
Lebih terperinciPengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO
Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Outline presentasi Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Komponen SIG Pengertian data spasial Format data spasial Sumber
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Agustus 2010 hingga bulan Maret 2011 di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial, Departemen Ilmu
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang
Lebih terperinci17.2 Pengertian Informasi Geografis
Bab 17 Sistem Informasi Geografis 17.1 Pendahuluan Sistem informasi geografis atau SIG merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur mentransformasikan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering
Perangkat lunak: Sistem operasi: Windows XP Home Edition, WEKA versi 3.5.7, ArcView GIS 3.3, Map Server For Windows (ms4w) 2.3.1 Chameleon 2.4.1 Perangkat keras: Prosessor intel Pentium 4 ~2GHz Memory
Lebih terperinciInformasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas
Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas I Wayan S. Wicaksana, Anastasia, Eko Sri, Indah Kusuma Wardani, Nicky Suryo, Prima Gusti Hanum Program Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma iwayan@staff.gunadarma.ac.id,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN Sistem informasi geografis persebaran hotspot di Indonesia merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memantau dan memberikan informasi mengenai persebaran hotspot yang ada
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.
Lebih terperinciGambar 4.1 Macam-macam Komponen dengan Bentuk Kompleks
BAB 4 HASIL DA A ALISA Banyak komponen mesin yang memiliki bentuk yang cukup kompleks. Setiap komponen tersebut bisa jadi memiliki CBV, permukaan yang berkontur dan fitur-fitur lainnya. Untuk bagian implementasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra
BAB IV ANALISA 4.1 Analisa teknik pengolahan citra Pada proses pengolahan citra ada beberapa teknik lain yang digunakan selain teknik restorasi citra blur untuk memperjelas citra blur, seperti proses grayscale
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan
Lebih terperinciMODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA
MODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan dapat memahami cara menggunakan database untuk memasukkan data atribut peta. - Praktikan mampu melakukan pengolahan data menggunakan
Lebih terperinciIV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk
IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat
Lebih terperinciInstruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3
INSTRUKSI KERJA PROGRAM ArcGIS 9.3 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 i Instruksi Kerja PROGRAM ArcGIS 9.3 Laboratorium Pedologi & Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM PEMBANGKIT PETA WEB SVG DARI ARCVIEW : FITUR POLYGON
ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM PEMBANGKIT PETA WEB SVG DARI ARCVIEW : FITUR POLYGON Surya Afnarius Jurusan Teknik Elektro Univ. Andalas, Padang s_afnarius@yahoo.com ABSTRACT A program that is able to
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan... 3 1.5 Manfaat...
Lebih terperinciPraktikum Dasar Pemrograman
Praktikum Dasar Pemrograman Minggu : 04 sesi 3 Topik : 1. For 2. Break 3. Continue Aktifitas : coding Waktu pengerjaan : 110 menit Setoran PrakDaspro_04_3_DY_NIM.rar, yang terdiri dari file: 1. simple_for_dy_nim.c
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berdasarkan hasil analsis dan perancangan serta pengujian sistem aplikasi yang akan ditawarkan kepada instansi, maka dapat ditampilkan beberapan screen
Lebih terperinciPengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS
Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of
Lebih terperinciMENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA)
MENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA) Setelah semua kebutuhan software diatas telah di Install, maka aplikasi Database Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dapat dijalankan
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN PENGEKSPOR DATA ARCVIEW: FITUR POLYGON KE POSTGRESQL
ANALISA DAN PERANCANGAN PENGEKSPOR DATA ARCVIEW: FITUR POLYGON KE POSTGRESQL Surya Afnarius Jurusan Teknik Elektro Univ. Andalas, Padang s_afnarius@yahoo.com ABSTRACT A program that is able to export ArcView
Lebih terperinciadalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler
159 Selain alat Bantu (tool) seperti yang telah disebutkan di atas, ada juga tomboltombol (buttons) yang berfungsi untuk melakukan beberapa analisis peta. Di bawah ini adalah jenis-jenis tombol-tombol
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum tahun 1940-an analisis geografis dilakukan dengan melakukan tumpung tindih (overlay) beberapa jenis peta pada area tertentu. Namun sejak tahun 1950- an dikembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Marka Jalan Marka jalan merupakan suatu penanda bagi para pengguna jalan untuk membantu kelancaran jalan dan menghindari adanya kecelakaan. Pada umumnya marka jalan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Kejahatan di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan
Lebih terperinciBUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK
BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK 1. Pendahuluan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) merupakan institusi pemerintah di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Lebih terperinciBab IV. Pengenalan ArcGIS
Bab IV. Pengenalan ArcGIS Kerangka Dasar ArGIS merupakan software GIS yang dikeluarkan oleh ESRI. Proses instalasi ArcGIS akan menginstall beberapa program seperti ArcMap, ArcCatalog, ArcGlobe dan ArcScene,
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plat nomor kendaraan bermotor merupakan ciri atau tanda pengenal suatu kendaraan yang diberikan oleh kepolisian. Setiap plat nomor kendaraan memiliki kombinasi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa
Lebih terperinciLAYERING INFORMASI PETA DAN TABULASI UNTUK INFORMASI KEPADATAN LALU LINTAS
LAYERING INFORMASI PETA DAN TABULASI UNTUK INFORMASI KEPADATAN LALU LINTAS 1 Anastasia, Eko Sri, Indah Kusuma Wardani, Nicky Suryo, Prima Gusti Hanum 2 I Wayan S. Wicaksana 1 Program Studi Teknik Informatika,
Lebih terperinciDigitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1
Digitasi Peta Tujuan 1. Mampu membuat peta baru di Aplikasi Arcview 3.3 & mengetahui proses pen-digitasi-an 2. Memahami konsep shape file (*shp) 3. Mampu menginput data attribute ( field dan record) ke
Lebih terperinciHierarki organisasi data tersebut terdiri dari enam tingkatan, yaitu : bit, byte/karakter, field/elemen data, rekord, file dan data base.
Pertemuan 11 Sistem Data Base Hierarki Data Data merupakan representasi dari fakta, yg dapat diperoleh darimana saja yang dapat dimengerti oleh komputer. Manajemen data dapat dilakukan dgn atau tanpa komputer
Lebih terperinciMasukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe
Epi Info Instalasi File Installer Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe File installer versi terbaru dapat diperoleh melalui situs
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN
16/09/2012 DATA Data adalah komponen yang amat penting dalam GIS SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN Kelas Agrotreknologi (2 0 sks) Dwi Priyo Ariyanto Data geografik dan tabulasi data yang berhubungan akan
Lebih terperinciBAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING
BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING APLIKASI GIS UNTUK PEMBUATAN PETA INDIKATIF BATAS KAWASAN DAN WILAYAH ADMINISTRASI DIREKTORAT PENGUKURAN DASAR DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN
Lebih terperinciSteganografi Menggunakan Teknik Substitusi LSB pada Peta Vektor Digital
Steganografi Menggunakan Teknik Substitusi LSB pada Peta Vektor Digital Rita Wijaya (13509098) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN PRE-DISASTER MAP BERBASIS WEB
BAB III PEMBANGUNAN PRE-DISASTER MAP BERBASIS WEB 3.1 Data Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari : No. Data Asal Data 1 Peta Batas Administrasi Propinsi Jawa BAPEDA Jawa Barat Barat skala
Lebih terperinciPengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan
Pengumpulan dan Integrasi Data Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengetahui sumber data dari GIS dan non GIS data Mengetahui bagaimana memperoleh data raster dan vektor Mengetahui
Lebih terperinciKarena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?
PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah
Lebih terperinciKlik (berikan tanda checklist) pada text. box pilihan layer. yang akan dilakukan. perbesaran. pengecilan
LAMPIRAN 11 Lampiran 1 Deskripsi kebutuhan fungsional sistem. Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses 1 1 Menampilkan Ketik alamat pada Informasi peta Menyediakan informasi
Lebih terperinciSUMBER DATA GIS SUMBER DATA GPS PENGENALAN GPS KONVEKSI DATA DARI GPS KE GIS ENTRY MANUAL DATA EXCEL SATRIA WIRA BUANA
SUMBER DATA GIS SUMBER DATA GPS PENGENALAN GPS KONVEKSI DATA DARI GPS KE GIS ENTRY MANUAL DATA EXCEL SATRIA WIRA BUANA 2015.28.0006 SUMBER DATA GIS Sistem informasi geografis adalah suatu sistem yang terdiri
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN SRI MELATI SAGITA melati_sms@yahoo.com Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBab II Mendesain Peta
Bab II Mendesain Peta Pada bab ini anda akan mempelajari seluruh tahapan yang dibutuhkan untuk menyusun tampilan peta yang banyak digunakan secara umum berdasarkan layerlayer peta yang tersedia. Salah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem
ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play sehingga ada kemungkinan beberapa komponen
Lebih terperinciJurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR
KARTOGRAFI DIGITAL Oleh Gondang Riyadi hal 1 Perkembangan Teknologi Pemetaan Teknologi pemetaan yang pada awalnya dilakukan secara manual (konvensional) bergeser kearah digital. Termasuk di dalamnya teknik
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu preprocessing citra, ekstraksi citra, SIFT, dan pencocokan citra.
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu preprocessing citra, ekstraksi citra, SIFT, dan pencocokan citra. Gambar 3.1 Kerangka penelitian 42 43
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN DESAIN. Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik
Lebih terperinci12/19/2011. Polygon Arc Topology SPATIAL DATABASE MANAGEMENT. Konektivitas (Arc Node Topology) & Contiguity:
TAHAPAN PEMBANGUNAN DATA SIG TAHAPAN PEMBANGUNAN DATA SIG SPATIAL DATABASE MANAGEMENT CLEAN : Menbangun polygon topology BUILD : Membangun point & Line topology STORE : menyimpan data EDIT : melakukan
Lebih terperinciMODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL.
MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE A. Tujuan Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL. B. Tools a. MapInfo 10.5 b. PostgreSQL c. PostGIS C. Teori
Lebih terperinciGRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Output Primitive dan Atributnya Pengenalan Titik dan Garis. Atribut Output Primitive: Line Attributes,
Lebih terperinciLaporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE
Mata Kuliah Dasar Sistem Informasi Geografi dan Lingkungan [PSL640] Dosen : Prof.Dr.Ir. Lilik B. Prasetyo Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE Oleh : Muhammad Ramdhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dinas Pertanian adalah sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian
Lebih terperinciPENDAHULAUAN. Suatu project baru dapat dibuat dengan cara membuat perintah : OpenJump. File - NewProject
PENDAHULAUAN Suatu project baru dapat dibuat dengan cara membuat perintah : OpenJump File - NewProject OpenJump merupakan salah satu program GIS (Geographic Information System) yang berbasiskan Bahasa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Formulasi
6 a Perancangan Isi Pada tahapan ini dilakukan perancangan isi dan informasi yang akan disajikan. Penyajian peta dilakukan melalui tema-tema yang berbeda. Di lain pihak, halaman tekstual menyajikan informasi
Lebih terperinciPEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMETAAN LOKASI PASAR DAN PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA SOLO
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMETAAN LOKASI PASAR DAN PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA SOLO Murinto, Arya Yugi B Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Dr.
Lebih terperinciAlgoritma Brute Force dalam Pattern Matching pada Aplikasi Pendeteksian Potongan Citra
Algoritma Brute Force dalam Pattern Matching pada Aplikasi Pendeteksian Potongan Citra Ananta Pandu Wicaksana 13510077 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program aplikasi dengan baik adalah : a. Processor Intel Pentium 1.66 GHz atau yang setara. b. Memori sebesar 512 MB
68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi hardware minimum yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan baik
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Ika Arum Puspita, Budi Sulistyo, Devi Pratami Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Bandung,
Lebih terperinciBAB 1 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 1. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan laporan dari
Lebih terperinciPERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA. Oleh: Andri Oktriansyah
PERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA Oleh: Andri Oktriansyah JURUSAN SURVEI DAN PEMETAAN UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2017 1. QUERY DATA 1.1 Bekerja dengan Data Atribut Seperti yang
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III. 1. Analisa Sistem ng Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum Sistem informasi geografis letak lokasi rumah sakit di Deli Serdang.kni menganalisis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pulau Bintan yang terdiri dari dua daerah administratif yaitu Pemerintah Kabupaten Bintan dan Pemerintah Kota Tanjungpinang merupakan daerah tujuan wisatawan
Lebih terperinci5 Patahan. Gambar 5-1: Jenis patahan
5 Patahan Patahan (fault) didefinisikan sebagai sebuah elemen garis dalam design file yang dapat terdiri dari beberapa vertex hingga maksimum 5 buah. Patahan disimpan sebagai objek graphics dalam design
Lebih terperinci5 BEKERJA DENGAN FEATURES
5 BEKERJA DENGAN FEATURES 5.1 Tujuan: 1. Mahasiswa dapat mengubah data koordinat dalam bentuk tabel menjadi spasial 2. Mahasiswa mampu untuk melakukan geoprocessing 3. Mahasiswa dapat melakukan konversi
Lebih terperinciPENGENALAN APLIKASI ILWIS
PENGENALAN APLIKASI ILWIS ILWIS (Integrated Land and Water Informastion System) merupakan aplikasi Geographic Information System (GIS) yang berdiri sejak tahun 1988. ILWIS merupakan aplikasi GIS dengan
Lebih terperinciPencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG
Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Kemajuan teknologi informasi yang dalam beberapa dekade ini berkembang sangat pesat, baik dalam hal perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak seolah mengikis masalah
Lebih terperinciTujuan. Dunia Nyata dan SIG. Arna fariza. Mengubah dunia nyata menjadi informasi geografis di komputer 3/17/2016
Dunia Nyata dan SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengubah dunia nyata menjadi informasi geografis di komputer 1 Materi Representasi dunia nyata Representasi geometri Representasi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE
LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : SELASA, 25 MARET 2014 JAM : 07.30-10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
Lebih terperinciSIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto
SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto Pengertian SIG Sistem informasi yang menggunakan komputer untuk mendapatkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data yang mengacu pada lokasi geografis
Lebih terperinci