PEMAKNAAN BUDAYA HUMANIS DALAM PROGRAM DAAI INSPIRASI DI DAAI TV JAKARTA (Analisa Semiotika Ferdinand de Saussure)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMAKNAAN BUDAYA HUMANIS DALAM PROGRAM DAAI INSPIRASI DI DAAI TV JAKARTA (Analisa Semiotika Ferdinand de Saussure)"

Transkripsi

1 PEMAKNAAN BUDAYA HUMANIS DALAM PROGRAM DAAI INSPIRASI DI DAAI TV JAKARTA (Analisa Semiotika Ferdinand de Saussure) Ellen Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, Telp. (62-21) , Ellen, Rahmat Edi Irawan. ABSTRACT Many television stations which only pay attention to rating and share without having a good quality of the content program became the concern of DAAI TV. Therefore, DAAI Inspirasi was created, a program which was trying to spread humanist culture value. The purpose of this research is to see how humanist is defined in DAAI Inspirasi by using semiotic analyst. The research method used was qualitative with library study, observation, and documentation. Data analysis in this research used signifier and signified as in semiotic theory Ferdinand de Saussure. By adding humanis concept theory, the achieved result was defining humanist culture in DAAI Inspirasi that could be seen from voice over, bite interview, and scene in program. The conclusion of this reseacrh was defining strong humanist culture in DAAI Inspirasi created because of Buddha Tzu Chi Foundation volunteers as the main role of this program doing humanist behaviors in every activity. Keywords: Humanist Culture, DAAI TV, Ferdinand de Saussure s semiotic. ABSTRAK Banyaknya stasiun televisi yang hanya mementingkan rating dan share tanpa melihat kualitas konten acara menjadi perhatian DAAI TV. Maka dibentuklah program DAAI Inspirasi, sebuah tayangan yang berusaha menyebarkan nilai nilai budaya humanis. Tujuan penelitian adalah untuk melihat bagaimana pemaknaan humanisme di dalam program DAAI Inspirasi dengan menggunakan analisa semiotika. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan studi pustaka, observasi, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan penanda dan petanda seperti dalam teori semiotika Ferdinand de Saussure. Dengan menambahkan teori konsep humanisme, hasil yang dicapai adalah pemaknaan budaya humanis dalam program DAAI Inspirasi dapat terlihat dari voice over, bite wawancara, dan scene dalam tayangannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemaknaan budaya humanis yang kuat dalam program DAAI Inspirasi tercipta karena memang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi sebagai tokoh utama program ini melakukan sikap sikap humanis dalam setiap kegiatannya. (E) Kata kunci: Budaya Humanis, DAAI TV, Semiotika Ferdinand de Saussure 1

2 PENDAHULUAN Televisi sebagai sebuah media massa, menggunakan iklan sebagai sumber pendapatan dan keuntungan. Televisi juga menggunakan rating untuk menjual airtime kepada pengiklan untuk meningkatkan pendapatan tersebut. Pendapatan stasiun televisi bersumber dari pasar spot nasional dan local. (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2005) Pengiklan hanya akan mendatangi stasiun televisi jika stasiun televisi tersebut memiliki rating yang tinggi. Maka dengan tingginya jumlah khalayak atau rating yang dimiliki oleh satu stasiun televisi, akan semakin besar juga keuntungan stasiun televisi tersebut. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia penyiaran, membuat banyak stasiun televisi berusaha manghadirkan banyak acara yang dapat menarik banyak khayalak. Pola berpikirnya adalah jika suatu program acara di sebuah stasiun televisi mendapatkan rating yang tinggi dari lembaga riset, dan karenanya banyak perusahaan yang beriklan, maka stasiun televisi atau production house (PH) lain akan segera berlomba-lomba membuat program yang serupa dengan harapan mendapat bagian iklan. Dengan pertimbangan iklan inilah rating tiba-tiba menjadi sebuah sabda yang harus dituruti dalam sebuah perayaan ritual industry. (Panjaitan dan Iqbal, 2006) Akibat bertumpu pada rating sebagai alat control dan standarisasi utama, industry televisi terjebak pada pola pikir yang penting sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya. (Panjaitan dan Iqbal, 2006) Hal ini tentunya menyebabkan banyak stasiun televisi yang berusaha untuk mencapai rating acara tanpa mementingkan kualitas dari program itu sendiri. Acara-acara yang ditampilkan oleh televisi menjadi tidak mendidik dan banyak mengandung unsur kekerasan yang kemudian ditiru oleh banyak khalayaknya. Sebab pada dasarnya, televisi sebagai media komunikasi memiliki dampak untuk mengubah sikap, perilaku, dan perbuatan seseorang (Suprapto, 2009). Sebelum menggambarkan fenomena yang ada di Indonesia, kita perlu melihat bahwa Gerbner melalui West dan Turner (2008) menggarisbawahi keunikan dari televisi dalam analisis teori kultivasi. Gerbner mengatakan televisi merupakan senjata budaya utama dari budaya kita. Karena pada dasarnya, untuk menikmati tayangan yang ada pada televisi, kita tidak membutuhkan kemampuan membaca, sebagaimana dengan media cetak. Tidak seperti film, televisi pada dasarnya gratis (selain biaya yang dikeluarkan pertama kali untuk pesawat televisi dan biaya iklan yang ditambahkan pada produk-produk yang kita beli). Tidak seperti radio, televisi mengombinasikan gambar dan suara. Televisi adalah satusatunya medium yang pernah diciptakan yang tidak memiliki batasan usia. Orang dapat menggunakan televisi dalam tahun-tahun awal dan akhir dari kehidupan mereka, dan juga tahun-tahun diantaranya. Di Indonesia, tingginya permintaan untuk acara-acara seperti pencarian bakat dan humor, menyebabkan banyak stasiun televisi yang berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut tanpa mementingkan kualitas dari program itu sendiri. Banyak stasiun televisi yang terbutakan oleh rating sehingga menampilkan budaya-budaya tidak mendidik yang tentunya dapat merusak moral masyarakat. Beberapa budaya yang tidak mendidik seperti kekerasan, baik verbal maupun non-verbal, ditunjukkan maupun diselipkan dalam konten acara, akan tertempel pada benak masyarakat. Kemungkinan bagi masyarakat untuk meniru hal-hal seperti itu pun menjadi semakin meningkat dengan ditayangkannya tayangan tersebut setiap hari disertai dengan jam tayang yang panjang. Melihat mulai menurunnya kepedulian masyarakat mengenai pendidikan moral dan budaya humanis, Yayasan Buddha Tzu Chi berusaha untuk menanamkan budaya humanis kedalam setiap insan manusia. Istilah budaya dapat digunakan untuk menggambarkan keseluruhan cara hidup, berkegiatan, keyakinan, dan adat kebiasaan sejumlah orang, kelompok, atau masyarakat. (Williams dalam Sutrisno, 2005) Kata humanis sendiri merupakan hasil adaptasi dari humanisme. Humanisme berarti berkaitan dengan konsentrasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang biasanya dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. (Tjaya, 2004) Jadi pada intinya, budaya humanis merupakan tindakan membiasakan atau membudayakan sikap menghormati nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka membangun masyarakat yang lebih manusiawi berdasakan nilai-nilai alami manusia. Budaya humanis yang selalu dibawa oleh seluruh insan Tzu Chi dapat dimulai dari bagaimana cara berjalan yang baik, cara duduk, cara berpakaian, cara meminum teh, cara menulis kaligrafi, dan cara merangkai bunga. Yayasan Buddha Tzu Chi sendiri membuka kelas-kelas khusus bagi masyarakat yang ingin mempelajari budaya humanis khusus seperti merangkai bunga dan menulis kaligrafi. Namun itu bukan berarti budaya humanis tidak dapat kita 2

3 terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya humanis dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dalam rasa cinta kasih dan sikap tolong-menolong ( Salah satu cara untuk menyebarkan dan menanamkan budaya humanis yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi adalah dengan mendirikan stasiun televisi non komersial, DAAI TV. Selain itu, kurangnya perhatian televisi komersial pada mutu konten setiap tayangannya pun menjadi alasan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk mendirikan DAAI TV di Indonesia. Berdirinya DAAI TV ini memang bukan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan komersial atau hiburan semata. Sesuai misinya, DAAI TV memfokuskan diri dalam bidang kemanusiaan yang menitikberatkan pada penyebaraan cinta kasih lintas agama, suku, bangsa, dan negara. Slogan dan motto DAAI TV sebagai Televisi Cinta Kasih, berusaha diwujudkan melalui tayangan DAAI Inspirasi. DAAI Inspirasi merupakan salah satu program motivasi dan spiritual yang dimiliki DAAI TV. Program motivasi dan spiritual sendiri dimaksudkan sebagai program yang membawa manfaat positif bagi masyarakat Indonesia. Biasanya dengan mengangkat cerita nyata yang digali dari kisah perjuangan hidup dan jalinan kasih antara manusia untuk memberikan inspirasi serta mencerminkan keindahan dan kehangatan kehidupan ( Konten dari acara DAAI Inspirasi lebih fokus kepada semua kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, seperti kegiatan amal dan bakti sosial. DAAI Inspirasi yang merupakan salah satu sarana bagi DAAI TV untuk menyebarkan budaya humanis, memiliki liputan liputan khusus yang membahas mengenai budaya humanis yang dimiliki Yayasan Buddha Tzu Chi. Tayang dengan format tapping setiap hari Senin - Kamis pada pukul WIB, Program DAAI Inspirasi berusaha menyajikan kisah keteladanan hidup agar para insan dapat meraih kebijaksanaan kedamaian hati, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui kepedulian terhadap sesama dan lingkugngan. Tayang dengan durasi 12 menit setiap Senin hingga Kamis, DAAI Inspirasi terus berusaha untuk menyebarkan nilai nilai kebaikan. Paket berita yang tayang setiap harinya berdurasi kurang lebih 3 5 menit yang terus memuat kegiatan kegiatan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi. Hal ini juga membuktikan bahwa DAAI Inspirasi merupakan salah satu wadah bagi Yayasan Buddha Tzu Chi untuk terus menmberitakan kegiatan kegiatan sosialnya. Melihat adanya keinginan DAAI TV untuk menyebarkan budaya humanis melalui program DAAI Inspirasi, maka peneliti ingin memfokuskan penelitian pada bagaimana pemaknaan budaya humanis yang sesungguhnya dalam tayangan DAAI Inspirasi. Melalui gambar (scene) dan audio (naskah), peneliti akan menganalisa tanda tanda yang ada pada program DAAI Inspirasi menggunakan semiotika perspektif Ferdinand de Saussure. Bagi Saussure sendiri, dalam teori semiotik ada dua istilah yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu: penanda dan petanda. Penanda dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang petanda dapat dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan/atau nilai - nilai yang terkadung didalam karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikansi. Objek bagi Saussure disebut referent. Saussure memaknai objek sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Maka tujuan dari penggunaan semiotika perspektif Saussure adalah untuk menunjukkan bagaimana tergambarnya tanda tanda yang ada pada program DAAI Inspirasi sehingga pada akhirnya khalayak akan paham mengenai pesan yang disampaikan karena ada tanda dan referen atau objek yang menghasilkan makna. METODE PENELITIAN Penelitian ini yang berusaha untuk menjabarkan penanda dan petanda dibalik gambar gambar yang masuk ke dalam tayangan DAAI Inspirasi. Penjabaran mengenai tanda ini tidaklah melalui proses yang mudah, melainkan harus menggunakan teknik analisa yang tajam untuk menjabarkan kompleksitas yang ada di dalam setiap interaksi manusia. Penelitian yang akan menganalisa paket berita DAAI Inspirasi menggunakan semiotika ini akan menggunakan metode kualitatif. Karena peneliti melihat dari sifat realitas metode kualitatif yang tidak hanya tampak (teramati), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Sugiyono (2012), memberikan contoh mengenai perbedaan mengenai penelitian kualitatif dan kuantitatif seperti ini; jika penelitian 3

4 kuantitatif melihat orang memancing, maka ia akan menganggap bahwa memancing merupakan kegiatan mencari ikan. Namun penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia memancing. Melihat kepentingan penelitian ini adalah untuk menjabarkan tanda tanda yang ada dalam paket berita yang mengandung nilai budaya humanis, maka peneliti memilih metode kualitatif sebagai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. Karena pada penelitian ini, peneliti ingin menggali mengenai apa saja tanda tanda yang menunjukkan bahwa DAAI Inspirasi adalah sebuah program televisi yang bermaksud untuk menyebarkan budaya humanis. Untuk mencapai pemecahan masalah, atau penjelasan mengenai fenomena yang berusaha diangkat oleh peneliti, penelitian ini akan menggunakan pendekatan semiotika yang akhirnya akan membantu peneliti untuk menjelaskan tanda tanda yang ada pada tayangan DAAI Inspirasi. Pendekatan semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure, yang sudah dikenal sebagai pencetus dari teori semiotika itu sendiri. Semiotika Ferdinand de Saussure menyoroti mengenai tanda sebagai sebuah kesatuan dari bentuk penanda dengan sebuah ide atau petanda. Penanda sendiri berupa apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang dituliskan atau dibaca. Sedangkan petanda sendiri adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Metode semiotika ini pada akhirnya akan digunakan untuk menganalisa bagaimana pemaknaan humanis yang ada dalam episode Cinta Kasih untuk Korban Banjir Cirumpak. Penelitian ini akan menilai melalui gambar (scene) dan audio (narasi) yang ada pada tayangan tersebut apakah dapat menggerakan hati penonton untuk menerapkan budaya humanis dalam kehidupannya. Penelitian ini akan menggunakan metode observasi terstruktur, dimana peneliti sudah mengetahui dari awal mengenai apa yang akan di amati, yaitu salah satu episode dalam DAAI Inspirasi yang berjudul Cinta Kasih untuk Korban Banjir Cirumpak. Selain itu juga penelitian akan menggunakan teknik dokumentasi, dimana peneliti akan menganalisa scene dan naskah yang ada pada paket berita DAAI Inspirasi untuk melihat bagaimana sebenarnya pemaknaan humanisme yang terdapat dalam program tersebut. Setelah kedua teknik tersebutnya, selanjutnya penelitian ini akan menggunakan teknik studi pustaka karena peneliti tidak turun ke lapangan seperti penelitian penelitian lainnya. Namun seperti yang dikatakan oleh Prof.Dr. Nyoman Kutha Ratna di dalam bukunya, penggunaan metode pustaka bukan karena dalam metode tersebut peneliti tidak perlu terjun ke lapangan sehingga penelitian dapat diselesaikan secara relatif lebih cepat. Hal ini lebih disebabkan karena masalah hakikat objek. Penelitian ini akan menggunakan semiotika perspektif Ferdinand de Saussure untuk menganalisa bagaimana pemaknaan budaya humanis yang terkandung pada tayangan DAAI Inspirasi khususnya episode Cinta Kasih untuk Korban Banjir Cirumpak. Ferdinand de Sauusure sendiri terkenal sebagai salah satu pencetus utama teori semiotika. Pada teori semiotikanya, hal hal pokok yang dapat ditangkap adalah prinsip Saussure yang mengatakan bahwa bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda tersebut tersusun dari dua bagian, yakni penanda dan petanda. Melalui penanda dan petanda tersebut, penelitian ini akan berusaha menganalisa pemaknaan humanisme dalam sebuah program televisi yang menyatakan dirinya sebagai program yang berbudaya humanis. Penelitian yang berusaha memaknai humanisme dalam sebuah acara televisi ini akan menggunakan triangulasi sumber. Dimana penelitian ini akan menggunakan penelitian penelitian sebelumnya sebagai bahan untuk menganalisa dan juga video tayangan program serta naskah dari episode Cinta Kasih untuk Korban Banjir Cirumpak. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan Tanda 1 Dengan mengatakan bahwa kapanpun dan dimanapun relawan Tzu Chi dengan sigap turun kelapangan untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan, jelas bagaimana DAAI Inspirasi menggambarkan pemaknaan humanis dalam acaranya. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Syariati (1996) mengenai konsep humanisme, bahwa salah satu contoh sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dapat ditunjukkan dengan gemar melakukan kegiatan kemanusiaan contohnya memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. 4

5 Dengan membuat naskah yang menyatakan bagaimana relawan Tzu Chi dengan sigap membantu orang yang membutuhkan bantuan, maka kita bisa tarik kesimpulan bahwa ada pemaknaan humanisme yang sangat kuat dalam program DAAI Inspirasi episode Cinta Kasih untuk Korban Banjir Cirumpak. Pembahasan Tanda 2 Dari naskah penutup yang digunakan dalam paket berita ini, kita bisa melihat semakin kuatnya pemaknaan budaya humanis yang ditunjukkan oleh DAAI Inspirasi. Pada naskah penutup, DAAI Inspirasi menyatakan bahwa relawan Tzu Chi terus memberikan bantuan tanpa melihat perbedaan status sosial. Semua itu juga memang benar dilakukan, bukan hanya rekayasa atau cerita belaka, dan juga dilakukan atas dasar rasa kasih sayang terhadap sesama. Di dalam paket berita ini sendiri memang tergambar jelas bahwa mayoritas warga Desa Cirumpak beragam Islam. Juga bisa dilihat bagaimana kondisi sosial Desa Cirumpak yang masih cukup tertinggal. Namun dengan adanya perbedaan suku, agama, dan juga status sosial tidak menghalangi niat baik Yayasan Buddha Tzu Chi untuk terjun langsung memberikan bantuan langsung ke tangan warga Desa Cirumpak. DAAI Inspirasi juga menggambarkan bahwa kegiatan sosial yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi selalu dilandasi dengan rasa cinta kasih kepada sesama. Hal ini juga sesuai dengan bagaimana konsep humanisme yang dikatakan oleh Syariati (1996) bahwa humanisme bukan saja sekedar gemar melakukan kemanusiaan namun juga mengenai bagaimana kita mengakui persamaan derajat dan terus mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pembahasan Tanda 3 Makna yang muncul dari hasil wawancara antara tim DAAI Inspirasi dengan Lu Lian Chu selaku ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang adalah bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi terus membantu orang orang yang membutuhkan. Pada saat pembagian kupon untuk bakti sosial untuk kepentingan pasca-banjir, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi menemukan bahwa banyak warga Desa Cirumpak yang terkena penyakit hernia, terutama anak-anak kecil. Fasilitas kesehatan terdekat yang ada di desa tersebut juga tidak memadai dan tidak bisa menangani penyakit penyakit tersebut. Melihat bahwa kondisi sosial warga Desa Cirumpak masih cukup tertinggal, maka relawan Tzu Chi mengundang warga datang ke kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang untuk kemudian dibawa ke dokter dokter yang bisa menangani dan menyembuhkan penyakit mereka. Dikala menawarkan hal tersebut, kondisinya adalah relawan Yayasan Buddha Tzu Chi sedang membagikan kupon untuk bakti sosial ke rumah rumah warga. Namun bantuan yang diberikan tidak berhenti sampai di kegiatan bakti sosial tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi sudah langsung menawarkan diri untuk memberikan bantuan berikutnya bagi warga Desa Cirumpak yaitu bantuan kesehatan. Tergambarkan dengan jelas bagaimana Yayasan Buddha Tzu Chi gemar melakukan kegiatan kemanusiaan sesuai dengan konsep humanisme yang dikatakan oleh Syariati (1996) pada point keempat. Pembahasan Tanda 4 Sebelum kegiatan bakti sosial dimulai, Yayasan Buddha Tzu Chi melakukan simbolisasi kegiatan pembagian paket bantuan pasca banjir. Pada simbolisasi tersebut, para relawan melakukan penghormatan kepada para penerima bantua. Penghormatan tersebut dilakukan dengan membungkuk 90 sambil menyerahkan paket bantuan yang akan diberikan kepada warga Desa Cirumpak. Penghormatan dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi sebagai pemberi kepada warga Desa Cirumpak sebagai penerima. Hal ini dilakukan karena dengan mereka mau menerima bantuan yang diberikan, maka Yayasan Buddha Tzu Chi berkesempatan untuk melakukan kebaikan dan mendapatkan pahala. 5

6 Di dalam agama Buddha sendiri, sikap membungkuk merupakan salah satu bagian dari praktik penting dalam agamanya. Dimana membungkuk itu sendiri umumnya ditujukan kepada tiga pelindung di dalam agama Buddha (Buddha, Dhamma, dan Sangha) sebagai tanda penghormatan dan kesetiaan kepada ajaran Buddha. Maka disini direpresentasikan bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi adalah sebuah yayasan yang menghormati sesamanya dan juga menyatakan diri akan terus setia membantu orang orang yang membutuhkannya. Pada scene yang dijadikan tanda ini juga kita bisa melihat bahwa ada warga Desa Cirumpak yang menggunakan kerudung, yang merepresentasikan bahwa warga tersebut beragama Islam. Namun demikian, Yayasan Buddha Tzu Chi tetap menghormati mereka tanpa membedabedakan suku maupun agama. Jelas tergambar bagaimana pemaknaan budaya humanis pada program DAAI Inspirasi. Pembahasan Tanda 5 Representasi budaya humanis pada objek diatas terlihat melalui bagaimana cara relawan Buddha Tzu Chi membagikan paket bantuan kepada Desa Cirumpak. Mereka membagikan paket langsung dari tangan mereka, diserahkan ke tangan penerima bantuan. Tidak membuat para penerima bantuan memperebutkan paket tersebut, juga tidak meminta orang lain melakukan hal tersebut. Bisa digambarkan bagaimana pemaknaan budaya humanis melalui tanda berikut. Kita lihat mereka memperlakukan Desa Cirumpak sebagai manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya dimana paket bantuan harus diberikan langsung ke tangan penerimanya, selain untuk menghindari tidak sampainya paket bantuan kepada orang yang dimaksud, juga untuk menunjukkan bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi akan memperlakukan semua orang sama rata, walaupun konteksnya disini Buddha Tzu Chi lah yang memberi sesuai dengan yang diungkapkan Syariati (1996) mengenai konsep humanisme. Pembahasan Tanda 6 Tanda berikut menunjukkan bahwa seorang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi yang merepresentasikan agama Buddha, berinteraksi dengan warga Desa Cirumpak yang menggunakan kerudung dan merepresentasikan agama Islam. Bukan hanya saling berinteraksi, namun tanda diatas juga menunjukkan bagaimana ekspresi kedua pihak yang gembira dan saling tersenyum satu sama lain. Di belakang relawan Buddha Tzu Chi dan warga yang sedang berinteraksi ini kita bisa melihat juga warga lain yang juga menggunakan kerudung. Tergambarkan sekali bagaimana mayoritas warga Desa Cirumpak beragama Islam, namun Yayasan Buddha Tzu Chi tetap melakukan bakti sosial disini, tanpa memandang adanya perbedaan agama. Maka pemaknaan humanisme dalam tanda ini terlihat sangat kental, dimana bukan hanya gemar melakukan kegiatan kemanusiaan seperti membantu orang yang membutuhkan, namun Yayasan Buddha Tzu Chi juga melakukan kegiatan kemanusiaan tersebut tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, maupun agama. Sama seperti apa yang dinyatakan dalam konsep kemanusiaan Syariati (1996). Pembahasan Tanda 7 Sebelum melakukan penghormatan dengan membunguk 90, relawan Buddha Tzu Chi melakukan sikap anjali, yaitu sikap dimana kedua tangan mengatup tepat di depan dada. Di dalam agama Buddha sendiri, sikap anjali dimaksudkan untuk memberikan penghormatan tertinggi kepada tiga pelindung di dalam agama Buddha. Selain itu, mengatupkan kedua tangan di dada juga di maksudkan sebagai pemusatan dan penenangan pikiran. Sehingga ketika melakukan penghormatan, pikiran kita tenang dan terpusat kepada tiga pelindung. 6

7 Dengan melakukan sikap anjali sebelum menunjukkan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada orang lain, kita bisa menggambarkan bagaimana cara Yayasan Buddha Tzu Chi bersungguh sungguh, memusatkan dan menenangkan pikiran sebelum melakukan penghormatan kepada orang orang lain. Dari penjabaran diatas, kita bisa melihat Yayasan Buddha Tzu Chi mengakui persamaan derajat manusia tanpa membedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, maupun kedudukan sosial warga Desa Cirumpak yang berada di bawah mereka. Ini merupakan salah satu contoh penggambaran makna humanisme di dalam program DAAI Inspirasi karena sesuai dengan point kedua pada konsep humanisme yang dinyatakan Syariati (1996), bahwa menunjukkan sikap dan perilaku positif yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dapat dilakukan dengan cara mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan sebagainya. Pembahasan Tanda 8 Berjalannya kegiatan bakti sosial di Desa Cirumpak bukan sepenuhnya atas nama Yayasan Buddha Tzu Chi semata namun juga dengan bantuan pihak pihak lain. Maka dengan suksesnya kegiatan bakti sosial saat itu, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi merasa perlu mengucapkan terima kasih mereka dengan sekali lagi melakukan penghormatan 90 yang kali ini ditujukan untuk para pihak yang sudah membantu berjalannya kegiatan bakti sosial. Dari scene yang dijadikan tanda berikut, kita bisa melihat ada seorang pria dari pihak yang telah membantu Yayasan Buddha Tzu Chi, menggunakan peci berwarna hitam. Representasi agama Islam sebagai agama yang dianut oleh pria tersebut tampak jelas dalam tanda berikut. Namun dengan adanya perbedaan agama tersebut, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi, yang merepresentasikan agama Buddha, tidak ragu untuk memberikan penghormatan 90 (yang merupakan tanda penghormatan tertinggi dalam agamanya) kepada orang lain dengan agama yang berbeda. Dapat dilihat bagaimana pemaknaan humanisme yang kuat pada tayangan ini. Dimana relawan Yayasan Buddha Tzu Chi sendiri memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan (Syariati:1996), yaitu wajib untuk dihormati dan diakui. Pembahasan Tanda 9 Dari tanda 9, kita bisa melihat seorang relawan Tzu Chi sedang membantu warga Desa Cirumpak membawa paket bantuan yang sudah diterimanya. Kita bisa melihat bahwa warga yang dibantu adalah seorang wanita yang sudah cukup berumur. Juga ditangan kiri wanita tersebut dia menggendong seorang anak kecil yang bisa jadi merupakan anak atau cucunya. Dengan umur yang sudah tidak muda, juga dengan anak kecil ditangan kirinya, tidaklah mudah bagi wanita tersebut untuk mengangkat paket bantuan yang dibagikan. Yang menjadi perhatian pada tanda ini adalah bahwa yang membantu wanita tersebut adalah bukan hanya sekedar relawan Yayasan Buddha Tzu Chi namun juga merupakan ketua dari Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang. Namun melihat ada warga yang membutuhkan bantuannya, ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang langsung turun tangan membantu orang tersebut, terlepas dari jabatannya sebagai orang tertinggi dari Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang. Lu Lian Chu sendiri selaku ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang merupakan salah satu dari beberapa relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang langsung didatangkan dari Taiwan (pusat Yayasan Buddha Tzu Chi) untuk menangani Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Perbedaan suku, agama, dan juga status tidak menghalangi ketua Tzu Chi Tangerang untuk memberikan tenaganya membantu orang yang membutuhkan. Disini tergambar dengan jelas bagaimana Buddha Tzu Chi tidak pernah memandang jabatan maupun perbedaan suku, agama, maupun ras untuk memberikan bantuan. Juga tidak semena mena Tzu Chi sudah memberikan bantuan berupa paket pasca banjir, maka pertolongannya berhenti sampai 7

8 disitu. Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi tanpa ragu terus membantu mereka yang membutuhkan bantuan. Maka sekali lagi kita bisa melihat bagaimana humanisme yang tergambarkan dalam paket berita DAAI Inspirasi, bahwa salah satu contoh sikap humanis adalah gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; menolong orang lain dan memberi bantuan kepada yang membutuhkan (Syariati: 1996). Scene ini juga menggambarkan bahwa menolong dan membantu orang lain hatus dilakukan tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, maupun kedudukan sosial. Pembahasan Tanda 10 Pada kegiatan bakti sosial di Desa Cirumpak ini, Yayasan Buddha Tzu Chi mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan bendera milikinya. Seperti yang kita tahu selama ini, pengibaran bendera sebuah organisasi lain disamping bendera merah putih merupakan sebuah tanda dimana sedang ada kerja sama yang terjadi antara organisasi tersebut dengan Indonesia. Yayasan Buddha Tzu Chi mengibarkan bendera tersebut tepat saat kegiatan bakti sosial berlangsung yang bisa kita lihat sebagai sebuah pernyataan bahwa sebagai sebuah yayasan yang berasal dari Taiwan, Buddha Tzu Chi tidak ragu untuk bekerja sama dengan Indonesia, membantu masyarakat Indonesia yang sedang membutuhkan bantuan, seperti contohnya adalah warga Desa Cirumpak yang membutuhkan bantuan berisi paket pasca banjir untuk membersihkan rumahnya yang baru saja dilanda banjir. Sebenarnya makna humanisme tidak hanya tergambar dari kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi itu sendiri, namun tergambar juga dari seragam dan logo yang digunakan oleh mereka. Pertama kita lihat bahwa relawan Yayasan Buddha Tzu Chi menggunakan seragam berwarna biru. Dalam agama Buddha sendiri, warna biru melambangkan pengabdian. Hingga kita bisa tarik kesimpulan bahwa dengan warna biru sebagai warna seragam mereka, Yayasan Buddha Tzu Chi, sebagai sebuah yayasan sosial, menyatakan dirinya akan terus mengabdikan diri membantu masyarakat masyarakat yang membutuhkan bantuan. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Syariati (1996), bahwa memberikan bantuan kepada yang membutuhkan termasuk ke dalam konsep humanisme pada point gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Selanjutnya kita melihat logo Yayasan Buddha Tzu Chi, bagi Buddha Tzu Chi sendiri, bentuk utama logo Buddha Tzu Chi yang berupa bunga teratai, bagi Tzu Chi sendiri bunga teratai melambangkan bahwa Buddha Tzu Chi dapat menjadikan dunia lebih baik dengan menanam benih kebajikan. Karena jika dilihat dari sudut pandang agama Buddha, bunga teratai dipercaya sebagai tempat dilahirkannya Sang Buddha, yang kemudian seiring berjalannya waktu Ia membawa dunia kita ke arah yang lebih baik. Di tengah bunga teratai pada logo Yayasan Buddha Tzu Chi, terdapat gambar perahu yang bagi Buddha Tzu Chi sendiri melambangkan bagaimana Tzu Chi mengemudikan sebuah perahu cinta kasih untuk menyelamatkan semua makhluk hidup dari penderitaan ( Delapan kelopak melambangkan Delapan Ruas Jalan Mulia bagi umat Buddha yang dijadikan panduan bagi anggota Buddha Tzu Chi dalam melangkah. Delapan Ruas Jalan Mulia tersebut meliputi pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar. Dari keseluruhan seragam dan juga logo Yayasan Buddha Tzu Chi, tergambar dengan jelas bagaimana keinginan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk mengabdikan dirinya kepada kegiatan kegiatan sosial. Mulai dari logonya yang melambangkan keinginan untuk menyelematkan makhluk hidup dari penderitaan, hingga seragam warna birunya yang melambangkan pengabdian dalam agama Buddha. Namun demikian, meskipun program DAAI Inspirasi ini menunjukkan unsur unsur yang dapat dimaknai sebagai tanda tanda humanisme, tidak ada maksud agenda setting dari DAAI Inspirasi. Karena memang sebenarnya, tanda tanda humanis di dalam paket berita DAAI Inspirasi sendiri tergambarkan melalui relawan Yayasan Buddha Tzu Chi sebagai pemeran utama dari seluruh tayangan paket berita DAAI Inspirasi. Sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa meskipun program DAAI Inspirasi menggambarkan sisi humanisme yang tinggi namun program ini tidak memiliki tujuan lain selain menjadi 8

9 media penyiaran kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas mengenai masih banyaknya orang di dunia ini yang melakukan kebaikan. SIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan menganalisa tanda menjadi dua bagian yaitu penanda dan petanda sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Ferdinand de Saussure, maka kita dapat melihat bagaimana pemaknaan budaya humanis yang kuat dalam tayangan DAAI Inspirasi episode Cinta Kasih untuk Korban Banjir Cirumpak. Pemaknaan ini bisa terlihat jelas dalam voice over, bite wawancara, maupun gambar dalam program DAAI Inspirasi itu sendiri. 2. Walaupun banyak menampilkan sisi humanisme sebuah yayasan sosial, DAAI Inspirasi sendiri tidak memiliki maksud tersembunyi atau agenda setting dalam penayangan programnya. Karena sebenarnya ciri humanis itu sendiri keluar dari relawan Yayasan Buddha Tzu Chi sebagai karakter utama dalam program DAAI Inspirasi, bukan hasil rekayasa dan tidak ditayangkan secara berlebihan. Saran bagi obyek penelitian 1. DAAI Inspirasi harus terus mengembangkan teknik pengambilan gambar dan teknik wawancaranya, agar kualitas acara tetap meningkat. Karena acaranya yang sangat spesifik terhadap kegiatan relawan yang rata rata sama dan terus berulang, maka kemungkinan penonton bosan dan tidak tertarik lebih tinggi. Jadi lebih baik tingkatkan kualitas pengambilan gambar dan teknik wawancara agar bisa menarik banyak penonton. 2. Konten acara DAAI Inspirasi yang sudah berisikan hal hal positif sebaiknya dipertahankan. Karena mengingat banyaknya acara acara di televisi Indonesia yang menayangkan hal hal negatif seperti kekerasan verbal dan non-verbal, maka sepertinya acara seperti DAAI Inspirasi dipertahankan dan ditiru oleh stasiun televisi swasta lainnya. Saran bagi penelitian selanjutnya 1. Melihat adanya usaha program feature (jurnalistik) seperti DAAI Inspirasi untuk menyebarkan budaya humanis, maka penelitian selanjutnya bisa berfokus pada analisa program program lain diluar program berita yang ada di DAAT TV. Apakah program- program non jurnalistik juga memiliki unsur unsur budaya humanis atau tidak. 2. Penelitian selanjutnya juga bisa mencoba menganalisa DAAI TV sebagai media yang tidak menayangkan iklan iklan non komersial atau dalam arti kata tidak memiliki pengiklan. Jika sebuah stasiun televisi tidak memiliki pengiklan, maka darimana pendapatan perusahaan didapatkan untuk menggaji pekerja, menutupi biaya produksi, dan biaya biaya perusahaan lainnya. REFERENSI Buku Abidin, Zainal. (2000). Filsafat Manusia. Bandung: Remaja Rosda. Ahmadi, Rulam. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Ar-buzz Media. Ardianto, E., Lukiati Komala, Siti Karlinah. (2012). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Ardianto, E., Bambang Q-Anees. (2010). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hoed, B.H. (2011). Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas Bambu. 9

10 Danesi, Marcel. (2011). Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra. Effendy, O.U. (2006). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Fachruddin, A. (2012). Dasar dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta : Prenada Media Group. Morissan. (2009). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Rasio & Televisi. Jakarta : Prenada Media Group. Panjaitan, E.L., TM. Dhani Iqbal. (2007). Matinya Rating Televisi: Ilusi Sebuah Netralitas. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian : Kajian Budaya dan Ilmu-ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Soepardjo, Djodjok. (2008). Hegemoni BudayaMelalui Bahasa. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Penerbit Alfabeta Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo. Sutrisno, M., Hendar Putranto. (2009). Teori teori Kebudayaan. Jakarta : Penerbit Kanisius. Syari ati, Ali. (1996). Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat. Bandung: Pustaka Hidaya. Tjaya, T.H. (2008). Humanisme dan Skolastisisme, Sebuah Debat. Jakarta : Penerbit Kanisius. West, R., Lynn H. Turner. (2008). Introducing Communication Theory: Analysis and Application. Diterjemahkan oleh: Maria Natalia Damayanti Maer. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. Wibowo, F. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Pinus Book Publisher. Wibowo, I.S.W. (2013). Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi). Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media. Wiryanto. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Grasindo Jurnal Astuti, Santi Indra. (2005). Komodifikasi Khalayak (Audience) dalam Rating Televisi. Komunika: Warta Ilmiah Populer Komunikasi dalam Pembangunan. 8 (1). 26. RIWAYAT PENULIS Ellen lahir di kota Jakarta pada 25 Januari Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Broadcasting pada tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai sebuah media massa, menggunakan iklan sebagai sumber pendapatan dan keuntungan. Televisi juga menggunakan rating untuk menjual airtime kepada pengiklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Televisi dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya, tampaknya memiliki sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 Guntamas Halim Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui bagaimana strategi produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan sosial maupun moral kepada khalayak dengan tujuan memberikan informasi, hiburan, dan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan manusia. Dapat dikatakan mendasar karena, sikap individu baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan segala bentuk peristiwa yang terjadi di belahan dunia melalui televisi. Kehadiran stasiun

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM Rey Erlingga Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 ABSTRAK Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RCTI mulai mengudara pada tahun 1992 dengan bantuan decoder. Berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. RCTI mulai mengudara pada tahun 1992 dengan bantuan decoder. Berdirinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun internet telah menjadi komunikasi massa yang lebih menjamur, tetapi televisi sudah hadir terlebih dahulu sebagai pemenuhan kebutuhan informasi. Sifat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi A. Visi 1. Dalam jangka panjang, TRANS7 menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi A. Visi 1. Dalam jangka panjang, TRANS7 menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1. Profil Singkat TRANS7 TRANS7 yang pada awalnya bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang didapat ketika melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya remaja sering melupakan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat. Dimana para remaja sering melupakan dan tidak perduli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah televisi yang menyiarkan acaraacara yang menjunjung tinggi konten acara yang bermanfaat bagi masyarakat dan negaranya. Televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. Kehadiran media massa membawa dunia kepada era dengan pertukaran informasi dengan cepat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kompetisi program televisi yang dibuat oleh stasiun televisi menjadi sebuah perlombaan untuk mengambil simpati atau minat para audiens untuk melihat dan menyaksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Di samping kebutuhan mereka akan sandang, pangan, dan papan,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI VISI DAN MISI TELEVISI LOKAL DI KOTA MEDAN (Studi Analisis Isi DAAI TV Medan Dalam Program Siaran Lokal) ABSTRAK

IMPLEMENTASI VISI DAN MISI TELEVISI LOKAL DI KOTA MEDAN (Studi Analisis Isi DAAI TV Medan Dalam Program Siaran Lokal) ABSTRAK IMPLEMENTASI VISI DAN MISI TELEVISI LOKAL DI KOTA MEDAN (Studi Analisis Isi DAAI TV Medan Dalam Program Siaran Lokal) ABSTRAK Skripsi ini berjudul Implementasi visi dan misi televisi lokal di Kota Medan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan dan kelestarian lingkungan, sebenarnya masalah kecepatan, daya

Lebih terperinci

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K)

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K) MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K) Calzulina WIDODO Binus University, Jakarta, Indonesia,

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan peneliti, maka dapat diambil beberapa hal yang menjadi kesimpulan dan saran peneliti. Walaupun terbatasnya waktu penelitian dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Acara televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan yang hanya mengejar rating dan share yang berorientasi kepada keuntungan saja. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah salah satu alat media penyiaran yang ditampilkan secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan mudah untuk para penonton

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program dengan jumlah yang sangat banyak dan beragam. Setiap program dibuat dengan seunik mungkin agar dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar umat manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi bisa terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Harold

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa adalah alat atau perantara untuk proses pengiriman atau penyampaian sebuah pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdapat pada komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukakan secara

PENDAHULUAN. aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukakan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam hidup, apa saja yang dapat kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukakan secara verbal dan non-verbal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Setyobudi, 2005:2). Televisi sebagai media komunikasi, diakui telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. (Setyobudi, 2005:2). Televisi sebagai media komunikasi, diakui telah banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah salah satu jenis media massa yang menyampaikan pesan-pesan melalui gambar dan suara secara bersamaan, sangat cepat dan hidup, serta menggunakan sinyal-sinyal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pertelevisian semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan makin bermunculannya stasiun-stasiun televisi baru, baik lokal maupun nasional, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri televisi yang terus berkembang dari tahun ke tahun kian menarik untuk diamati. Setiap daerah terdapat banyak televisi swasta yang melakukan siaran secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media elektronik, merupakan sebuah media komunikasi yang dinilai paling berhasil dibandingkan dengan media massa lainnya dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari masyarakat karena memiliki daya tarik berupa program audio visualnya yang mampu menjangkau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan kita sehari hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk yang memiliki derajat yang paling tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal budi yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penyajian, analisis dan interpretasi data diketahui, bahwa tanggapan siswa-siswi SMA Negeri 1 Kupang terhadap tayangan sinetron Cerita SMA pada stasiun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN SHANDY ARISAPUTRA 1401081936 Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyampaian informasi melalui media massa sangat beragam, salah satunya adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews melainkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana-sarana tertentu guna untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Iklan dikenal berperan sebagai salah satu sarana komunikasi untuk mengomunikasikan produk yang ditawarkan kepada masyarakat luas melalui berbagai jenis media.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, budaya adalah hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan nilai. Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi bukan hanya sekedar sebuah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat perkembangannya, salah satunya yaitu media elektronik televisi. Televisi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai perkembangan televisi pastinya terdapat banyak program,dan tidak semua program terlihat menarik. Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah program

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM OTOBLITZ DI METRO TV TERHADAP MINAT KHALAYAK MEMODIFIKASI MOBIL (STUDI KASUS TERHADAP KOMUNITAS FEVER PECINTA MOBIL DI JAKARTA)

PENGARUH PROGRAM OTOBLITZ DI METRO TV TERHADAP MINAT KHALAYAK MEMODIFIKASI MOBIL (STUDI KASUS TERHADAP KOMUNITAS FEVER PECINTA MOBIL DI JAKARTA) PENGARUH PROGRAM OTOBLITZ DI METRO TV TERHADAP MINAT KHALAYAK MEMODIFIKASI MOBIL (STUDI KASUS TERHADAP KOMUNITAS FEVER PECINTA MOBIL DI JAKARTA) Evan Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudahkan setiap orang untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini komunikasi merupakan kegiatan yang pasti dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara yang digunakan manusia untuk bisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada. suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud

Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada. suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud oleh penutur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan kebutuhannya pada informasi membuat media massa saat ini dapat dikatakan sebagai Primadona pencarian informasi. Media massa adalah alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu, manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha BAB I PENDAHULUAN Salah satu TV Lokal yang konsisten dalam mengangkat isu/konten daerah adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Yayasan Buddha Tzu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu berangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada

BAB I PENDAHULUAN. informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi menjadi hal penting di dalam kehidupan masyarakat. Komunikasi menjadi sumber inspirasi yang sangat menguntungkan bagi masyarakat. Setiap tindakan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah euforia masyarakat yang sangat mengutamakan hal yang bersifat baru dan kekinian, ilmu komunikasi seolah hadir sebagai disiplin ilmu modern yang paling

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci