Indah Kusuma Wardani
|
|
- Veronika Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Indeks Minuman Sehat Apakah Terkait dengan Mengurangi Risiko kardio metabolik pada orang dewasa di Amerika Serikat: Sebuah Analisis Awal Indah Kusuma Wardani
2 Abstrak rekomendasi Minuman Mengevaluasi sedikit keseluruhan kualitas asupan minuman
3 mengembangkan algoritma scoring untuk menilai kuliatas asupan minuman antara orang dewasa di AS (berusia 19 tahun), dan untuk memeriksa asosiasi antara kualitas minuman secara keseluruhan dan risiko kardiometabolik
4 Menurunkan berat badan dan tekanan darah pencegahan obesitas dan treatment Menurunkan risiko kardiovaskuler Keuntungan mengkonsumsi air bagi kesehatan
5 Indeks minuman sehat mengevaluasi minuman keseluruhan kualitas asupan untuk menentukan apakah perbaikan pola asupan minuman yang berhubungan dengan perbaikan dalam kesehatan
6 mengembangkan mencetak sebuah sistem untuk memberikan indeks keseluruhan kualitas asupan minuman, termasuk indikator total kecukupan asupan cairan, menggunakan ada minuman kuantitatif dan cairan asupan recommendations mengevaluasi validitas dari HBI dengan memeriksa hubungan antara HBI skor dan hasil kardiometabolik di kalangan orang dewasa
7 Bahan dan metode Data diet dan kardiometabolik dari orang dewasa (berusia 19 tahun) yang diambil dari perwakilan nasional gabungan Kesehatan Nasional dan Survei Pemeriksaan Gizi (NHANES) (N¼16,22). Deskripsi rinci dari metode sampling dan desain survei disediakan ditempat lain
8 NHANES Data asupan makanan dikumpulkan secara pribadi oleh teknisi terlatih menggunakan beberapa metode multi pass otomatis.28,29 Sebuah rata-rata digunakan dua kali berturut-turut 24 jam penarikan
9 Kelompok minuman kopi dan teh tanpa gula; rendah lemak (<1,% dan kedelai) dan susu skim (susu akhirat rendah lemak) minuman diet (termasuk tanpa kalori seperti kopi dan teh) Jus buah 100%, dan susu (1,% lemak) alkohol (termasuk bir, anggur, dan minuman keras)
10 - kita pisahkan level ini menjadi tiga komponen individu: susu lemak, jus buah 100%, dan konsumsi alkohol (per Popkin dan colleagues7). -mengidentifikasi dua komponen tambahan, termasuk memenuhi total kebutuhan cairan, yang kita didefinisikan sebagai mengkonsumsi 1 ml cairan untuk setiap makanan 1 kkal dikonsumsi per Institute of Medicine, 20,30 dan mengkonsumsi antara 10% dan 14% dari energi dari minuman. -10 komponen akhir yang terdiri air setidaknya 20% asupan cairan harian; kopi tanpa gula dan teh terdiri 0%-40% dari kebutuhan cairan; <1,%, skim, dan / atau susu kedelai (susu rendah lemak) terdiri 0% sampai 16% dari kebutuhan cairan; minuman pemanis buatan terdiri 0% sampai 16% dari cairan persyaratan; Jus buah 100% terdiri 0% sampai 8% cairan persyaratan; account alkohol untuk nol sampai satu (perempuan) atau nol kedua (laki-laki) minuman; tidak ada konsumsi 2% atau full-fat susu; 0% sampai 8% dari kebutuhan cairan berasal dari SSB; total energi dari minuman adalah <14%; dan individu bertemu mereka Total kebutuhan cairan sehari-hari
11 komponen yang mewakili aspek asupan minuman yang lebih penting untuk kesehatan (misalnya, air menyumbang sedikitnya 20% dari asupan cairan Total 7 atau pertemuan Total kebutuhan cairan) ditimbang lebih berat dibandingkan yang mewakili perilaku asupan minuman yang kurang tentang (misalnya, mengkonsumsi> 20 ml [8 oz]) 100% jus buah). Penuh deskripsi kriteria penilaian HBI akhir dapat ditemukan di Tabel 1. Rata-HBI berkisar dari 0 sampai 100, dengan tinggi skor menunjukkan kepatuhan yang lebih baik untuk pedoman minuman dan sehat pola asupan minuman
12 Hasil Kardiometabolik pemeriksaan fisik dari NHANES berikut procedures. lingkar pinggang diukur tepat di atas puncak iliaka dengan ketelitian 0,1 cm. Total kadar kolesterol serum puasa diukur secara enzimatis dalam serangkaian reaksi digabungkan yang menghidrolisis ester kolesterol. Serum high-density lipoprotein (HDL) kolesterol langsung diukur dan nilai-nilai di dan disesuaikan oleh Centers for Disease Pengendalian dan Pencegahan untuk memperhitungkan bias yang tidak diinginkan bila dibandingkan dengan HDL laboratorium melaporkan ini kualitas kolesterol controls.34,3 Puasa serum trigliserida nilai diukur dengan menggunakan serangkaian reaksi enzimatik
13 Low-density lipoprotein (LDL) kolesterol kemudian dihitung dari nilai-nilai yang diukur dari kadar kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol HDL menggunakan calculation. Glukosa dan insulin diuji di sampel darah puasa dengan glukosa ditentukan oleh reaksi heksokinase-dimediasi dan tingkat insulin oleh enzim immunoassay dua situs enzyme-linked Immunosorbent Assay. Protein C-reaktif (CRP) nilai yang kuantitatif menilai oleh lateks yang disempurnakan nefelometri. Tekanan darah diukur setelah menit istirahat di posisi duduk dengan rata-rata semua darah yang tersedia pengukuran tekanan (hingga empat) digunakan. Dari semua langkah yang terus menerus tersedia, berikut hasil dikotomis didefinisikan: lingkar pinggang yang tinggi, laki-laki:> 102 cm (40 in), perempuan:> 89 cm (3 in); hipertensi, 140/90 mm Hg37; glukosa puasa tinggi konsentrasi,, mmol / L (100 mg / dl); puasa tinggi
14 Beverage component Description Points Water Water comprises at least 20% of fluid requirements No water consumption Water <20% of fluid requirements 1 0 Proportional points for intake >0%-<20% a Coffee and tea Low-fat milk Unsweetened coffee and tea comprise 0%-40% of fluid requirements <1.%, fat-free, and/or soy milk comprises 0%-16% of fluid requirements Artificially sweetened beverages, including coffee and tea, comprise 0%-16% of fluid requirements 100% fruit juice comprises 0%-8% of fluid requirements Between 0-1 drinks b for women, 0-2 drinks for men 0% of fluid requirements come from 2% or full-fat milk Sugar-sweetened beverages 0%-8% of fluid requirements come from sugar-sweetened carbonated beverages, fruit drinks, sweetened coffee or tea, other sweetened beverages, c other beverages d 1 Total beverage energy Energy from beverages <10% of total energy 20 Diet drinks 100% Fruit juice Alcohol Full-fat milk Energy from beverages 10% but <1% of total energy _ Energy from beverages _1% of total energy Met fluid requirements Amount of beverages (ml) consumed was greater than or equal based Proportional points a on reported intake 0 20 to fluid requirements Amount of beverages (ml) consumed was less than fluid requirements Proportional points based on reported intake a
15 usia Jenis Kelamin ras/ etnis (putih non-hispanik, hitam non-hispanik, Hispanik, atau Meksiko Amerika) ukuran rumah tangga; total asupan energi sehari-hari; dan aktivitas fisik (kuartil metabolik setara per minggu) perkawinan Status (menikah / hidup sebagai menikah, tunggal / bercerai / berpisah, tidak pernah menikah, atau hilang atau menolak) tingkat pendidikan selesai (kurang dari SMA, SMA / pengembangan pendidikan umum, beberapa perguruan tinggi, gelar sarjana atau pendidikan tinggi)
16 Deviasi Meanstandard HBI skor dan skor dari 10 komponen dihitung. Kami menghitung ini untuk sampel penuh serta di kuartil HBI untuk mengidentifikasi yang komponen dibedakan sehat dari kurang skor HBI sehat. Untuk memperkirakan asosiasi antara tinggi Skor HBI dan kemungkinan hasil kardiometabolik, kami berlari disesuaikan Poisson model regresi multivariabel dari kontinyu skor HBI (skala untuk mewakili peningkatan 10 poin) pada hasil kardiometabolik dikotomis mengendalikan untuk kovariat yang tercantum di atas. Indeks massa tubuh
17 Tabel 2. Contoh asupan minuman harian dari National Health dan Nutrition Examination Survey (NHANES) peserta yang akan memberikan yang sehat dan khas Minuman Indeks Sehat (HBI) tinjauan untuk dewasa US (usia 19 tahun) dengan energi harian kebutuhan kkal Healthy Beverage Pattern Category Beverage consumed (kcal) Water Tap water Fluid per component (ml) b 1,000 Typical Beverage Pattern HBI score Beverage consumed (amount) 1 Fluid per component (ml) b HBI score Tap water 20 9 Black coffee Bottled water 00 Black coffee 00 Green tea 20 Low-fat milk Diet drinks Skim milk (90 kcal) None 20 0 None Diet soda 100% Fruit juice None 0 None 0 Alcohol Red wine (106 kcal) 148 None 0 Full-fat milk None 0 None 0 Sugar-sweetened None 0 1 Soda (200 kcal) 00 0 Vanilla latte (290 kcal) 20 Coffee and tea beverages Total beverage energy <10% total energy intake 20 >14% total energy intake Met total fluid requirements (2,000 ml needed) 20 (2,000 ml needed) 17 Total fluids consumed 2,648 1,737 Total beverage energy (kcal) Total HBI score
18 minuman sehat dan khas pola untuk mengkonsumsi kkal / hari dewasa dan AS Skor terkait HBI disajikan pada Tabel 2. Jenis dan jumlah minuman yang dikonsumsi didasarkan pada aktual, pola asupan diamati individu dalam NHANES
19 Skor HBI lebih tinggi dikaitkan dengan lebih menguntungkan hasil kesehatan kardiometabolik untuk pria dan wanita, dengan beberapa perbedaan dengan kelebihan berat badan / obesitas Status (Tabel 4). Dalam model disesuaikan dan antara laki-laki dengan berat badan normal, sebuah 10-Titik tinggi skor HBI dikaitkan dengan rata-rata 36% kemungkinan lebih rendah dari memiliki lingkar pinggang yang tingg (rasio odds [OR] 0,64, 9% CI 0,47-0,88]; P <0,0), dan kemungkinan 7% lebih rendah dari memiliki tingkat CRP yang tinggi (OR 0,93, CI 0,86-0,99 9%; P <0,0). Di antara kelebihan berat badan / pria obesitas, setiap kenaikan 10 poin di HBI Rata dikaitkan dengan kemungkinan 4% lebih rendah memiliki tinggi puasa insulin dan kadar kolesterol LDL tinggi dan 3% lebih rendah kemungkinan memiliki total kolesterol yang tinggi
20 Kemungkinan memiliki tinggi Tingkat CRP juga lebih rendah dengan setiap kenaikan 10 poin di HBI mencetak gol dalam kelebihan berat badan / pria obesitas (OR 0,91, 9% CI 0,83-0,98;P <0,0). Terlepas dari status berat badan, setiap kenaikan 10 poin dalam skor HBI dikaitkan dengan kemungkinan 4% lebih rendah memiliki hipertensi (P <0,10) (Tabel 4). Di antara perempuan, ada interaksi yang signifikan antara Rata HBI dan status berat badan selama dua hasil kesehatan: lingkar pinggang tinggi dan tingkat trigliserida tinggi,meskipun hanya signifikansi statistik terakhir meraih wanita dengan berat badan normal (OR 0,89, 9% CI 0,80-1,00; P <0,0).Di antara semua perempuan tanpa memandang status berat badan, masing-masing 10 poin peningkatan nilai HBI dikaitkan dengan rata-rata 4% kemungkinan lebih rendah memiliki kadar insulin puasa tinggi (OR 0,96, 9% CI 0,93-0,99; P <0,0), rata-rata kemungkinan 3% lebih rendah dari LDL tinggi kadar kolesterol (OR 0,97, 9% CI 0,94-1,00; P <0,0), sebuah rata odds % lebih rendah dari yang memiliki tingkat kolesterol HDL rendah (OR 0.9, 9% CI, 0,90-1,00; P <0,0), dan rata-rata 3% kemungkinan lebih rendah memiliki hipertensi (OR 0,97; 9% CI 0,93 untuk 1.00; P <0,10)
21 menggunakan model yang tidak mengontrol untuk total energi atau indeks massa tubuh kita menemukan banyak sama asosiasi yang diamati untuk pria: kemungkinan lebih rendah memiliki tinggi insulin puasa, kolesterol total, kolesterol LDL yang tinggi dan tingkat antara pria kelebihan berat badan dan obesitas dan kemungkinan lebih rendah dari tingkat CRP tinggi di antara semua orang. Bagi wanita, kemungkinan hanya lebih rendah kadar insulin puasa tinggi dan trigliserida tinggi mencapai signifikansi statistik
22 Tabel. 4 Odds ratio (OR) dari hasil kardiometabolik terkait dengan 10 poin lebih tinggi Indeks Minuman Sehat (HBI) antara orang dewasa AS (berusia 19 tahun), National Health dan Nutrition Examination Survey (NHANES) Men Cardiometabolic outcome b Normal weight Women Overweight/obese Normal weight Overweight/obese ( ) 1.00 ( ) OR (9% CI)! High waist circumference 0.64 ( )* Hypertension 0.96 ( )* High fasting glucose 1.01 ( ) ( )* 0.97 ( )** 0.98 High fasting insulin 1.01 ( ) 0.96 ( )* High total cholesterol 1.00 ( ) 0.97 ( )* High low-density lipoprotein 1.07 ( ) 0.96 ( )* ( ) 0.96 ( )* 1.00 ( ) 0.97 ( )* cholesterol Low high-density lipoprotein 0.99 ( ) 0.9 ( )* cholesterol High triglycerides 0.98 ( ) Metabolic syndrome 1.01 ( ) High C-reactive protein 0.93 ( )* ( )* ( )* 1.00 ( ) 1.01 ( ) 0.97 ( )
23 Tabel. spesifikasi model alternatif dari hubungan antara setiap kenaikan 10 poin di Minuman Indeks Sehat (HBI) skor dan dikotomis hasil kardiometabolik antara orang dewasa AS berusia 19 tahun, Kesehatan dan Gizi Nasional Pemeriksaan Survey, Men Cardiometabolic outcome Normal weight Overweight/obese Women Normal weight CI)! odds ratio (9% High waist circumference 0.6 ( )* 1.02 ( )* Overweight/obese 0.96 ( ) 1.00 ( ) Hypertension 0.97 ( ) 0.98 ( ) High fasting glucose 1.02 ( )* 0.99 ( ) High fasting insulin 1.02 ( ) 0.97 ( )** High total cholesterol 1.00 ( ) 0.97 ( )* 1.00 ( ) High low-density lipoprotein cholesterol 1.07 ( )** 0.97 ( )** 0.97 ( ) 0.9 ( ) Low high-density lipoprotein cholesterol 1.01 ( ) High triglycerides 1.01 ( ) Metabolic syndrome b 1.0 ( )* High C-reactive protein 0.94 ( )** 0.93 ( )** 0.96 ( )* 0.90 ( )** 1.00 ( ) 1.02 ( ) 1.00 ( )
24 Meskipun keterbatasan ini, sistem penilaian ini merupakan upaya pertama di kuantitatif mengevaluasi minuman secara keseluruhan kualitas. Alat ini bisa berharga dalam klinis dan publik pengaturan kesehatan, dan dalam uji intervensi untuk menilai keseluruhan kualitas konsumsi minuman dan mengidentifikasi target untuk perbaikan. Selain mereplikasi temuan kami, masa depan Studi harus mengevaluasi sensitivitas HBI perubahan konsumsi minuman dari waktu ke waktu dan memeriksa apakah perubahan komponen HBI-dan secara keseluruhan scorecard HBI berhubungan dengan perbaikan di bidang kesehatan
25
BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang dan membangun, Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan dengan negara lain yang sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit metabolik dan obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius. Pada penyakit metabolik dapat ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan dan obesitas menjadi masalah kesehatan yang serius di berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh obesitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasma trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang bersirkulasi dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan kalori dari makanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat gizi, termasuk air merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Drink 2.1.1 Pengertian Soft Drink Soft drink ialah minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula. Soft drink terdiri dari sugar-sweetened
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lemak adalah substansi yang tidak larut dalam air dan secara kimia mengandung satu atau lebih asam lemak. Tubuh manusia menggunakan lemak sebagai sumber energi, pelarut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi kegemukan dan obesitas terus meningkat sangat tajam di seluruh dunia, dan mencapai tingkatan yang membahayakan. Kejadian obesitas di negara-negara maju seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi muncul masalah gizi lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa serum yang terjadi akibat adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar trigliserida
Lebih terperinciMitos dan Fakta Kolesterol
Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang artinya masalah gizi kurang belum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi obesitas dewasa (>18 tahun) di Indonesia mencapai 19,7% untuk laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.
Lebih terperinciCIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Karakteristik subyek yang diamati adalah karakteristik individu dan karakteristik keluarga. Karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin, dan pengeluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber
Lebih terperinciRESEARCH ORIGINAL RESEARCH
RESEARCH ORIGINAL RESEARCH Pengurangan Makanan luar rumah, Apakah Terkait dengan Peningkatan berat badan anak yang relatif,hasil komposisi tubuh dan Hubungan ini dimediasi oleh Kualitas Perubahan Diet
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga menderita sindroma metabolik. Seluruh subyek penelitian adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi
0 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciPada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita
12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas fisik yang teratur mempunyai banyak manfaat kesehatan dan merupakan salah satu bagian penting dari gaya hidup sehat. Karakteristik individu, lingkungan sosial,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Secara fisiologis,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2.
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT, INDEKS MASSA TUBUH, DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PEGAWAI DINAS
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT, INDEKS MASSA TUBUH, DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR MADE NARINIRMALA CRESTI NIM. 1220025064 PROGRAM
Lebih terperinciEFEKTIVITAS TEH HIJAU (Camellia sinensis) KONDISI ASAM UNTUK PENCEGAHAN KELAINAN TERKAIT SINDROMA METABOLIK PADA TIKUS Sprague-Dawley MIRA DEWI
EFEKTIVITAS TEH HIJAU (Camellia sinensis) KONDISI ASAM UNTUK PENCEGAHAN KELAINAN TERKAIT SINDROMA METABOLIK PADA TIKUS Sprague-Dawley MIRA DEWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL. Aming Tohardi, dr.
ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL Marissa Johannes, 2006 Pembimbing: Suhendar A.G.,dr.FCCP. FACA Aming Tohardi,
Lebih terperincidan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang sehat, di tahun 2011 dicanangkan peningkatan derajat kesehatan sebagai salah satu fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam aktifitas yang cukup seperti pada umumnya yang dianggap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sedentary lifestyle adalah sebuah pola hidup dimana manusia tidak terlibat dalam aktifitas yang cukup seperti pada umumnya yang dianggap hidup sehat. Orang dengan sedentary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu masalah gizi yang paling umum di Amerika merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam populasi dunia saat ini, kelebihan berat badan dan obesitas sudah mulai menggeser kedudukan kekurangan gizi dan penyakit menular sebagai penyebab kondisi kesehatan
Lebih terperinciHubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah
Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, PhD; Dra Eti Yerizel, MS; dr Zulkarnain Edward,MS, PhD dan Intan Widuri, Sked Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di. berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan aktivitas fisik di berbagai kalangan usia. Data susenas (Survei
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di negara miskin, negara berkembang, maupun negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 30% dan angka kejadiannya lebih tinggi pada negara berkembang. 1 Menurut. diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom metabolik merupakan suatu kumpulan kelainan metabolik yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang bermakna. Cameron dkk memperkirakan prevalensi sindrom
Lebih terperinciMulai Gaya Hidup Aktif dan Sehat Bersama Keluarga dengan Sarapan Setiap hari
Mulai Gaya Hidup Aktif dan Sehat Bersama Keluarga dengan Sarapan Setiap hari 1 KONSUMSI 3 Porsi Gandum Utuh Dapat Membantu Meningkatkan Asupan Serat Makanan yang mengandung gandum utuh adalah sumber dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi dan defisiensi menjadi penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian).
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4. 1 Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21-31 Mei 2008 untuk wawancara dengan kuesioner dan tanggal 26 Mei 3 Juni 2008 untuk pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah di bidang kesehatan. Hipertensi yang dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi, adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nefrolitiasis adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit ini bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut WHO tahun 2005 terdapat 1,6 milyar penduduk dunia mengalami kelebihan berat badan pada
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...
Lebih terperinciFREDYANA SETYA ATMAJA J.
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fruktosa merupakan gula yang umumnya terdapat dalam sayur dan buah sehingga sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa fruktosa sepenuhnya aman untuk dikonsumsi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25
57 BAB 5 PEMBAHASAN Subjek penelitian adalah 62 pasien pasca stroke iskemik. Variabel independen adalah asupan lemak, yang terdiri dari asupan lemak total, SFA, MUFA, PUFA dan kolesterol. Variabel dependen
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN Berkaitan dengan penelitian Hubungan Aktivitas Fisik dan Pola Makan dengan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang pada Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen utama pada tubuh manusia. Pada orang dewasa, air menyumbang sebanyak 60% berat badan total, dan persentase tersebut lebih tinggi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia pada saat ini menghadapi permasalahan ganda berupa kasus-kasus penyakit menular yang masih belum terselesaikan sekaligus peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diakses sejak awal sebelum terjadinya diabetes untuk pencegahan penyakit. Selain itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resistensi insulin merupakan prediktor yang kuat untuk terjadinya diabetes pada orang obese sehingga derajat resistensi insulin pada individu obese perlu diakses sejak
Lebih terperinciPROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH ( IMT ) DAN LINGKAR LENGAN ATAS ( LILA ) DENGAN KADAR GULA DARAH DAN KOLESTEROL PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan disertai dengan peningkatan perekonomian mengubah gaya hidup masyarakat (terutama diperkotaan) dari traditional lifestyle menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam
Lebih terperinciEsti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH
Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH Suatu model problem solving yang sistematis, menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat keputusan menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan nutrisi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi beberapa tahun terakhir mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang mengalami perubahan yang menonjol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur adalah kondisi istirahat alami yang dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Tidur merupakan aktifitas fisiologis yang penting bagi kesehatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang
Lebih terperinciHUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peningkatan prevalensi tiap tahunnya. Sindrom metabolik merupakan sekumpulan
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sindrom Metabolik Sindrom Metabolik merupakan salah satu masalah kesehatan metabolik di zaman modern yang kompleks dan banyak penyebabnya serta mengalami peningkatan prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah penumpukan lemak secara abnormal yang berlebihan pada tubuh sehingga dapat mempengaruhi kesehatan. BMI (Body Mass Index) adalah standar ukuran internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis didefinisikan sebagai kondisi rendahnya kepadatan mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang, peningkatan kerapuhan tulang dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi luar biasa dibidang ekonomi dan urbanisasi telah mengubah struktur demografi sosial di Indonesia sehingga menyebabkan pergeseran besar dalam pola makan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan sosial. Semua aspek tersebut akan mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat jiwa raga sepanjang kehidupan adalah impian dari setiap orang. Sejak kemerdekaan Indonesia berkembang menjadi negara yang mempunyai visi menjadi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan menjadi salah satu hal penting dalam penentu kesehatan dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang sehat masih rendah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang dengan mudah mengakses segala media elektronik. Hal itu juga menjadikan seseorang tidak asing lagi dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciEnergi dan Fruktosa Dari Minuman Manis Dengan Gula atau sirup jagung fruktosa tinggi menimbulkan risiko kesehatan bagi sebagian orang.
Energi dan Fruktosa Dari Minuman Manis Dengan Gula atau sirup jagung fruktosa tinggi menimbulkan risiko kesehatan bagi sebagian orang. Abstrak Asupan gula di Amerika Serikat telah meningkat> 40 kali lipat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat
Lebih terperinciDIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?
DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperinciTingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya
Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat moderen seperti saat ini cenderung menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Perubahan gaya hidup yang kurang sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, saat ini paradigma pelayanan kefarmasian telah bergeser dari pelayanan yang berorientasi pada obat (drug oriented)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tinggi badan merupakan total dari panjang ekstremitas, panjang trunkus, leher dan kepala (Indriati, 2010). Stunting didefinisikan sebagai tinggi badan kurang dari
Lebih terperinciTHE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013
THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 Ercho, NC, Berawi K, Susantiningsih T Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity
Lebih terperinci